Anda di halaman 1dari 15

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Fungsi

2.1.1 Transformator

a. Pengertian

Transformator atau trafo adalah komponen elektronika yang dapat memindahkan

energi listrik dari dua rangkaian listrik atau lebih melalui sistem induksi

elektromagnetik. Selain itu trafo juga dapat didefinisikan sebagai alat yang dapat

mengubah taraf suatu tegangan bolak-balik atau tegangan AC ke taraf yang lainnya.

Misalnya tegangan AC 220 volt diturunkan menjadi 10 volt atau juga bisa sebaliknya,

tegangan AC 110 volt dinaikkan menjadi 220 volt.

Seperti yang telah disebutkan tadi bahwa transformator atau trafo merupakan

sebuah komponen elektronika atau alat yang digunakan untuk menaikkan dan

menurunkan tegangan bolak-balik atau tegangan AC melalui induksi elektromagnetik.

Transformator memiliki peranan yang sangat penting dalam pendistribusian listrik

seperti yang dilakukan oleh PLN.

Kita dapat menemukan komponen transformator dengan mudah pada beberapa

rangkaian elektronika seperti rangkaian adaptor, dan rangkaian lainnya. Dalam


rangkaian adaptor, trafo berfungsi sebagai penurun tegangan AC sebelum tegangan

tersebut dikonversi menjadi tegangan searah atau tegangan DC oleh komponen dioda.

Transformator juga sering di sebut sebagai peralatan statis yang dimana terdiri

dari rangkaian magnetik dan dua jenis atau lebih belitan. Secara induksi

elektromagnetik, mentransformasikan daya (arus dan tengangan) sistem AC ke sistem

arus dan tegangan lain pada suatu frekuensi yang sama. Arti transformator atau disebut

Trafo menggunakan prinsip elektromagnetik yakni dengan hukum-hukum ampere dan

induksi faraday.

Demikian ini berarti bahwa terdapat perubahan arus atau medan listrik yang dapat

membangkitkan suatu medan magnet dan perubahan medan magnet atau fluks medan

magnet dapat membangkitkan adanya tegangan induksi. Transformator secara luas

baik digunakan dalam bidang tenaga listrik maupun elektronik. Dalam penggunaan

transformator dalam sistem tenaga memungkinkan terpilihnya tegangan yang sesuai

dan juga ekonomis bagi setiap keperluan contohnya, kebutuhan akan tegangan tinggi

dalam pengiriman daya jarak jauh. Penggunaan transformator yang begitu sederhana

dan andal adalah hal penting dalam pemakaiannya untuk menyalurkan tenaga listrik

arus bolak-balik, olehnya itu arus bolak-balik sangat banyak difungsikan untuk

membangkitkan dan penyaluran tenaga listrik.

7
b. Fungsi

Fungsi dari transformator atau trafo ini adalah untuk menaikkan dan menurunkan

tegangan bolak-balik atau tegangan AC. Seperti yang telah dikatakan tadi bahwa trafo

juga memiliki peranan penting dalam pendistribusian listrik dari PLN sampai ke

rumah-rumah. Fungsi transformer yaitu untuk menurunkan voltase AC PLN yang

besarnya 380 V atau 220 V menjadi voltase operasi yang diperlukan. Sedangkan untuk

rectifier fungsinya sebagai pengubah arus AC menjadi arus DC yang akan

dipergunakan untuk proteksi katodik.

Gambar 2.1 Transformator

8
2.1.2 Transformator Tegangan

a. Pengertian

Transformator tegangan (atau juga dikenal sebagai transformator tegangan

induksi) adalah trafo instrumen yang didesain untuk mendapatkan level tegangan

(tegangan sekunder proposional dengan tegangan primer) yang digunakan untuk

pengukuran (meter) dan proteksi.

Trafo instrumen tersebut dicetak dengan bahan epoxy resin menggunakan desain,

proses manufaktur, dan pengujian dengan standard teknologi tinggi, material kualitas

premium dan peralatan canggih terkini. B&D memproduksi beragam Jenis Trafo

Tegangan untuk penggunaan di dalam dan di luar gedung.

b. Fungsi

Transformator tegangan atau Potensial Transformer (PT) adalah transformator

yang berfungsi untuk :

- Mentransformasikan nilai tegangan yang tinggi pada sisi primer ke nilai tegangan

yang rendah di sisi sekunder yang digunakan untuk pengukuran (metering) dan

proteksi.

- Mengisolasi rangkaian sekunder terhadap rangkaian primer, yaitu memisahkan

instalasi pengukuran dan proteksi dari tegangan tinggi.

9
Gambar 2.2 Trafo tegangan menengah

Gambar 2.3 Transformator tegangan

2.2 Prinsip Kerja

2.2.1 Transformator

Berbicara soal prinsip kerja trafo sebenarnya tidaklah rumit. Trafo bekerja dengan

menggunakan prinsip induksi elektromagnetik. Tegangan bolak-balik pada masukan

10
yang membentang di saluran primer menimbulkan sebuah fluks magnet, yang

tersambung dengan lilitan sekunder. Fluks ini menginduksi gaya gerak listrik atau GGL

dalam sebuah lilitan sekunder.

Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa, jika efisiensi sempurna, maka semua

daya yang terdapat pada lilitan primer akan dilimpahkan menuju ke lilitan sekunder.

Inti besi yang terdapat pada trafo merupkan kumpulan lempengan besi berbentuk tipis

yang diisolasi dan ditempel berlapis-lapis untuk mempermudah jalannya fluks magnet

yang ditimbulkan oleh arus listrik pada kumparan.

Gambar 2.4 Prinsip Kerja Transformator

11
Selain itu inti besi yang ada pada transformator juga memiliki fungsi untuk

mengurangi suhu panas yang ditimbulkan oleh transformator itu sendiri. Jumlah lilitan

yang ada pada kumparan primer menentukan rasio tegangan pada kedua kumparan.

Misal, 1 lilitan kumparan primer ditambah 10 lilitan kumparan sekunder menghasilkan

tegangan 10 kali lipat dari tegangan input primer.

2.2.2 Transformator Tegangan

Transformator bekerja berdasarkan prinsip elektromagnetik. Jika pada kumparan

primer mengalir arus I1, maka pada kumparan primer timbul gaya gerak magnet

sebesar N1I1. Gaya gerak magnet ini memproduksi fluks pada inti, kemudian

membangkitkan gaya gerak listrik (GGL) pada kumparan sekunder. Jika terminal

kumparan sekunder tertutup, maka pada kumparan sekunder mengalir arus I2, arus ini

menimbulkan gaya gerak magnet N1I1 pada kumparan sekunder. Bila trafo tidak

mempunyai rugi-rugi (trafo ideal) berlaku persamaan :

Di mana,

N1 : Jumlah belitan kumparan primer

N2 : Jumlah belitan kumparan sekunder

I1 : Arus kumparan primer

12
I2 : Arus kumparan sekunder

Gambar 2.5 Prinsip Kerja Transformator Tegangan

Sedangkan pada CPT (Capasitive Potensial Transformator) dengan mengabaikan

rugi-rugi yang ada pada trafo berlaku:

Dimana,

ac = faktor pembagi tegangan kapasitor (jika tidak ada maka ac = 1)

at = faktor transformasi trafo penengah (jika tidak ada maka at = 1)

ap = faktor transformasi sistem pengukuran

13
Klasifikasi Transformator Tegangan :

a) Berdasarkan konstruksinya transformator tegangan dibedakan menjadi:

- Trafo tegangan induktif (inductive voltage transformer atau electromagnetic

voltage transformer), yang terdiri dari lilitan primer dan lilitan sekunder, dan

tegangan pada lilitan primer akan menginduksikannya ke lilitan sekunder.

Prinsip kerjanya seperti trafo daya. Meskipun demikian rancangannya berbeda

didalam beberapa hal seperti:

 kapasitasnya kecil (10 – 150 VA).

 Faktor ratio dan sudut fasa trafo tegangan sisi primer dan tegangan sekunder

dirancang sedemian rupa supaya faktor kesalahan menjadi kecil.

 Salah satu ujung kumparan tegangan tinggi selalu diketanahkan.

 Trafo tegangan kutub tunggal yang dipasang pada jaringan tiga fasa

disamping belitan pengukuran, biasanya dilengkapi lagi dengan belitan

tambahan yang digunakan untuk mendeteksi arus gangguan tanah. Belitan

tambahan dari ketiga trafo tegangan dihubungkan secara serie seperti pada

gambar :

14
Gambar 2.6 Trafo Tegangan Kutub Tunggal (Induktif)

Pada kondisi normal tidak muncul tegangan pada terminal Vab, tetapi jika

terjadi gangguan tanah pada salah satu fasanya, maka tegangan yang tidak

terganggu naik sebesar √3 dari tegangan semula sehingga pada terminal Vab

akan dibangkitkan tegangan sebesar 3 Vn. Tegangan ini akan memberi

penguatan pada rele gangguan fasa ke tanah. Tegangan pengenal belitan

gangguan tanah biasanya dipilih sedemikian rupa sehingga saat gangguan tanah

Vab mencapai harga yang sama dengan tegangan sekunder fasa-fasa.

- Trafo tegangan kapasitif (capacitive voltage transformer) adalah peralatan pada

sistem tenaga listrik yang berupa transformator satu fasa step down yang

dirangkai dengan pembagi tegangan kapasitif yang mentransformasi tegangan

pada jaringan tegangan tinggi ke suatu sistem tegangan rendah yang layak

untuk perlengkapan indikator, alat ukur, rele, dan alat sinkronisasi. CVT dipilih

karena lebih ekonomis membuat pembagi tegangan kapasitif daripada membuat

transformator dengan belitan tegangan tinggi. Karena alasan ekonomis maka

15
trafo tegangan menggunakan pembagi tegangan dengan menggunakan

kapasitor sebagai pengganti trafo tegangan induktif. Pembagi tegangan

kapasitif dapat digambarkan seperti gambar dibawah ini.

Gambar 2.7 Trafo Tegangan Kapasitif

Oleh pembagi kapasitor, tegangan pada C2 atau tegangan primer trafo

penengah V1 diperoleh dalam orde puluhan kV, umumnya 5, 10, 15 dan 20 kV.

Kemudian oleh trafo magnetik tegangan primer diturunkan menjadi tegangan

sekunder standar 100 atau 100√3 Volt. Jika terjadi tegangan lebih pada jaringan

transmisi, tegangan pada kapasitor C2 akan naik dan dapat menimbulkan

kerusakan pada kapasitor tersebut. Untuk mencegah kerusakan tersebut

16
dipasang sela pelindung (SP). Sela pelindung ini dihubung serie dengan resistor

R untuk membatasai arus saat sela pelindung bekerja untuk mencecah efek

feroresonansi.

Rancangan trafo tegangan kapasitor adalah gulungan kertas yang

dibatasi oleh lembaran aluminium yang merupakan bentuk kapasitor (dua plat

paralel) sehingga bentuknya ramping dan dapat dimasukan kedalam tabung

poselin. Belitan resonansi dan belitan trafo magnetik intermediasi ditempatkan

didalam bejana logam. Terminal K dapat dikebumikan langsung atau

dihubungkan dengan alat komunikasi yang signyalnya menumpang pada

jaringan sistem. Agar efektif sebagai kopling kapasitor, maka besarnya

kapasitansi C1 dan C2 secara perhitungan harus memiliki nilai minimum 4400

pF.

Keburukan trafo tegangan kapasitor adalah terutama karena adanya

induktansi pada trafo magnetik yang non linier, mengakibatkan osilasi

resonansinya yang timbul menyebabkan tegangan tinggi yang cukup besar dan

menghasilkan panas yang tidak diingikan pada inti magnetik dan belitan

sehingga menimbulkan panas yang akan mempengaruhi hasil penunjukan

tegangan. Diperlukan elemen peredam yang akan mengahsilkan tidak ada efek

terhadap hasil pengukuran walaupun kejadian tersebut hanya sesaat.

17
b) Berdasarkan Pemasanganya dibagi menjadi:

- Trafo Pemasangan dalam (indoor) yaitu trafo yang pemasanganya di dalam

ruangan.

- Trafo Pemasangan luar (outdoor) yaitu trafo yang pemasanganya di luar

ruangan.

2.3 Komponen Utama dan Fungsi

1. Electromagnetic Circuit (Inti Besi).

Pengertian bagian Transformator ini adalah sebagai media jalannya flux yang

ditimbulkan dari akibat induksi arus bolak balik pada kumparan yang

mengelilingi inti besi sehingga dapat menginduksi kembali ke kumparan yang

lainnya.

2. Current Carying Cirucit (Winding).

Yang dimaksud Bagian transformator ini berarti belitan yang terdiri dari batang

tembaga berisolasi dengan mengelilingi inti besi sehingga terdapat arus bolak-

balik yang mengalir pada belitan tembaga dan juga inti besi. Hal demikian ini

berdampak dengan hadirnya flux magentik.

3. Bushing.

Arti Bushing adalah sarana penghubung antara belitan dengan jaringan luar.

Ciri-ciri bagian transformator ini terdiri dari sebuah konduktor yang

diselubungi oleh isolator, isolator yang berfungsi sebagai penyekat antara

konduktor bushing dengan bodi maintank transformator.

18
4. Pendingin.

Bagian transformator ini berarti bahwa suhu pada trafo yang sedang beroperasi

akan dipengaruhi oleh kualitas tegangan jaringan, rugi-rugi trafo itu sendiri dan

juga pada suhu lingkungan. Diketahui bahwa suhu operasi yang tinggi dapat

membuatnya rusak isolasi kertas dan trafo. Dengan demikian, pendinginan

yang efektif sangat diperlukan. Minyak isolasi trafo selain itu juga sebagai

media isolasi yang memiliki fungsi sebagai pendingin. Selain itu pada minyak

bersirkulasi, panas berasal dari belitan yang akan dibawa oleh minyak akan

sesuai dengan jalur sirkulasinya dan akan didinginkan pada sirip-sirip radiator.

5. Oil Preservation & Expansion (Konservator).

Saat terjadi suatu kenaikan suhu operasi pada trafo, minyak isolasi akan

memuai olehnya akan bertambahnya volume. Hal itu juga terjadi sebaliknya,

dimana saat penurunan suhu operasi, maka minyak juga akan menyusut dan

volume minyak akan turun.

6. Minyak Transformator.

Arti minyak transformator berfungsi sebagai media isolasi, pendingin dan juga

pelindung belitan dari oksidasi. Jenis-jenis minyak isolasi trafo adalah minya

mineral yang terdiri dari parafinik, napthanik dan aromatik.

7. Tap Changer

Kestabilan tegangan dalam suatu jaringan adalah sebagai salah satu hal yang

dinilai sebagai kualitas tegangan. Transformator dituntut mempunyai nilai

output yang stabil. Tidak hanya itu, padabesarnya tegangan input tidak selalu

19
sama. Dengan mengubah banyaknya belitan pada sisi primer diharapkan dapat

merubah ratio antara belitan primer dan sekunder dengan demikian tegangan

output / sekunder pun dapat disesuaikan dengan kebutuhan sistem berapapun

tegangan input / primernya.Penyesuaian ratio belitan ini dapat disebut Tap

Changer.

8. Neutral Grounding Resistant (NGR)

Salah satu metoda pentanahan adalah dengan menggunakan NGR. NGR adalah

sebuah tahanan yang dipasang serial dengan neutral sekunder pada

transformator sebelum terhubung ke ground / tanah. Tujuan dipasang NGR

adalah untuk mengontrol besarnya arus gangguan yang mengalir sisi netral ke

tanah.

20

Anda mungkin juga menyukai