Disusun oleh:
SUNDUN SADA MARIPI
F 441 15 042
1.2. Tujuan
Adapun Tujuan Kerja Praktek adalah sebagai berikut :
1) Mengetahui proses Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) khususnya
pada PT. Pusaka Jaya Palu Power.
2) Mengetahui fungsi dan prinsip kerja sistem pada PLTU.
3) Meningkatkan pengetahuan tentang PLTG.
4) Menambah cara berfikir untuk menganalisis suatu permasalahan.
5) Agar dapat mengaplikasikan dalam kehidupan bermasyaraka
BAB II
LANDASAN TEORI
Komponen :
Serbuk batubara ini dicampur dengan udara panas dari Primary Air Fan
(8) dan dibawa ke Coal Burner (9) yang menyemburkan batubara tersebut ke
dalam ruang bakar untuk proses pembakaran dan terbakar seperti gas untuk
mengubah air menjadi uap. Udara pembakaran yang digunakan pada ruangan
bakar dipasok dari Forced Draft Fan (FDF) (10) yang mengalirkan udara
pembakaran melalui Air Heater (11). Hasil proses pembakaran yang terjadi
menghasilkan limbah berupa abu. Abu yang jatuh ke bagian bawah boiler
secara periodik dikeluarkan dan dikirim ke Ash Valley. Gas hasil pembakaran
dihisap keluar dari boiler oleh Induce Draft Fan (IDF) (12) dan dilewatkan
melalui Electric Precipitator (13) yang menyerap 99,5% abu terbang dan
debu dengan sistem elektroda, lalu dihembuskan ke udara melalui
cerobong/Stak (14). Abu dan debu kemudian dikumpulkan dan diambil
dengan alat pneumatic gravity conveyor yang digunakan sebagai material
pembuat jalan, semen dan bahan bangunan (conblok).
Panas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar, diserap oleh pipa-
pipa penguap (water walls) menjadi uap jenuh atau uap basah yang kemudian
dipanaskan di Super Heater (SH) (15) yang menghasilkan uap kering.
Kemudian uap tersebut dialirkan ke Turbin tekanan tinggi High Pressure
Turbine (16), dimana uap tersebut diexpansikan melalui Nozzles ke sudu-sudu
turbin. Tenaga dari uap mendorong sudu-sudu turbin dan membuat turbin
berputar. Setelah melalui HP Turbine, uap dikembalikan kedalam Boiler
untuk dipanaskan ulang di Reheater (17) guna menambah kualitas panas uap
sebelum uap tersebut digunakan kembali di Intermediate Pressure (IP)
Turbine (18) dan Low Pressure (LP) Turbine (19).
Poros turbin dikopel dengan Rotor Generator (20), maka kedua poros
memiliki jumlah putaran yang sama. Ketika telah mencapai putaran nominal
3000 rpm, pada Rotor generator dibuatlah magnetasi dengan Brushless
Exitation System dengan demikian Stator Generator (21) akan
membangkitkan tenaga listrik dengan tegangan 6,3 kV. Listrik yang
dihasilkan kemudian disalurkan ke Generator Transformer (22) untuk
dinaikan tegangannya menjadi 70 kV dan 20 kV.
DATA GENERATOR
Parameter Keterangan
Rated Capacity 15 MW
Rated Voltage 6300 V
3. Air Intake, merupakan saluran masuknya udara dari atmosfer yang akan
ditekan kedalam ruang pembakaran menggunakan kompressor.
4. Compressor, merupakan alat yang digunakan untuk menekan udara
yang masuk dari air intake menuju ke ruang pembakaran. Didalam
kompressor terjadi proses kompresi, yaitu menaikkan temperatur dan
tekanan dari udara agar terjadi proses pembakaran yang sempurna.
Agar generator bisa menghasilkan listrik, ada tiga hal yang harus
diperhatikan, yaitu:
1. Putaran, putaran dari generator dipengaruhi oleh putaran dari turbin.
Pada unit pembangkit, boiler juga biasa disebut dengan steam generator
(pembangkit uap) mengingat arti kata boiler hanya pendidih, sementara pada
kenyataannya dari boiler dihasilkan uap superheat bertekanan tinggi.
Ditinjau dari bahan bakar yang digunakan, maka PLTU dapat dibedakan
menjadi :
PLTU Batubara
PLTU Minyak
PLTU gas
PLTU nuklir atau PLTN
2. Kompresor (Compressor).
Seperti pada proses kerja turbin gas diatas, dimana gas panas yang
diekspansi didalam turbin akan menghasilkan gas bekas (flue gas) dengan
temperature yang masih cukup tinggi dan tekanan diatas sedikit dari
tekanan atmosfir, selanjutnya gas bekas ini dibuang atau dialirkan ke
udara luar, yang ditunjukkan seperti pada gambar dibawah.
Seperti pada proses kerja turbin gas diatas, dimana gas panas yang
diekspansi didalam turbin akan menghasilkan gas bekas (flue gas) dengan
temperature yang masih cukup tinggi dan tekanan diatas sedikit dari
tekanan atmosfir, selanjutnya gas bekas ini dialirkan ke kedalam penukar
panas (heat rejected) untuk didinginkan dengan menggunakan media
pendingin air atau udara hingga temperaturnya turun dan dialirkan lagi
kedalam sisi masuk (suction) kompresor untuk dikompresi lagi, yang
ditunjukkan seperti pada gambar dibawah.
Seperti pada kedua proses kerja turbin gas diatas, dimana gas panas
yang diekspansi didalam turbin akan menghasilkan gas bekas (flue gas)
dengan temperature yang masih cukup tinggi dan tekanan diatas sedikit
dari tekanan atmosfir, selanjutnya gas bekas (flue gas) ini dialirkan
kedalam heat exchanger yang dikenal dengan istilah regenerator dimana
didalamnya gas bekas ini digunakan untuk memanaskan udara keluar
kompresor sebelum digunakan sebagai udara pembakaran didalam ruang
bakar (combustion chamber), seperti ditunjukkan pada gambar diberikut.
Gambar 3.7 Turbin Gas Siklus Terbuka dilengkapi dengan Regenerator.
5. Harga bahan baku gas alam rata-rata lebih murah dibanding dengan minyak
bakar.
6. Menggunakan bahan bakar dengan gas alam akan lebih awet, karena gas alam
tidak mengandung belerang (S), natrium (Na) dan Vanadium (Va), serta tidak
berjelaga, sehinggatidak membawa banyak kesukaran- kesukaran.
Sedangkan kekurangan daripada pembangunan PLTG ini adalah sebagai
berikut:
1. Dari penjelasan subbab 2.1, akan didapatkan suatu tingkat efisiensi rendah.
Dengan tingkat efisiensi yang rendah hal ini merupakan salah satu dari
kekurangan sebuah turbin gas dan perkembangannya.
2. Diperlukan investasi yang lebih besar untuk peralatan pengaturan dan instalsi
pengamanannya karena gas alam jauh lebih berbahaya dibanding dengan minyak
bakar.
4. Jaringan setelah keluar dari gardu induk biasa disebut jaringan distribusi,
sedangkan jaringan antara pusat listrik dan gardu induk biasa disebut jaringan
transmisi, baik saluran transmisi atau pun saluran distribusi ada yang berupa
saluran udara dan ada yang berupa kabel tanah. Sehingga terdapat kerugian
saluran transmisi menggunakan kabel udara adalah adanya gangguan petir,
mengenai pohon dan habitat lain menyebabkan kerusakan ekosistem.
4.1. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa sistem kerja dari
PLTU dan PLTG yaitu :
a. Bagian Boiler
Pada bagian inilah dimana proses pembakaran batu bara untuk
memanaskan air agar menjadi uap yang akan memutar sudu-sudu turbine.
c. Pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) merupakan salah satu dari instansi
pembangkit listrik oleh PLN dengan bahan baku gas alam.
g. Terdapat 4 jenis Turbin yang digunakan pada PLTG, yaitu Turbin Gas
siklus terbuka, Turbin gas siklus tertutup, Turbin gas siklus terbuka
dengan regenerator, serta Turbin gas siklus terbuka dengan intercooler,
regenerator, dan reheater.
DAFTAR PUSTAKA
Y.G. Zhang, Q.H. Wu, J. Wang, G. Oluwande, D. Matts, and X.X. Zhou. Coal mill
modeling by machine learning based on onsite measurements. IEEE
Transaction on Energy Conversion, 17(4):549–555, 2002.
Jian Lin Wei, Jihong Wang, and Q. H. Wu. Development of a multisegment coal
mill model using an evolutionary computation technique. IEEE Transactions
on Energy Conversion, 22(3):718–727, September 2007.
Pradeebha, N Pappa, D Vasanthi. Modeling and Control of Coal Mill. 10th IFAC
International Symposium on Dynamics and Control of Process Systems
December 18-20, 2013.
Yunhui Leo, Lei Jia, Wenjian Cai, Hongbo Liu (2009), “Coal mill control and
optimization using a multilayer structure”, Global Congress on Intelligent
Systems, IEEE.
Evenly Yulianto. Sistem Kerja Coal Mill untuk efisiensi pembakaran pada
Furnace (2018), Universitas Tadulako Palu