Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

PROSES PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP


PT. PUSAKA JAYA PALU POWER (PLTU) & PEMBANGKIT
LISTRIK TENAGA GAS (PLTG)

Disusun oleh:
SUNDUN SADA MARIPI
F 441 15 042

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Listrik adalah bentuk energi sekunder yang paling praktis penggunaannya
oleh manusia, dimana listrik dihasilkan dari proses konversi energi. Sumber energi
primer seperti potensial air, energi angin, minyak bumi, gas dan batubara.
Kebutuhan energi listrik merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan
manusia untuk meningkatkan kesejahteraan hidup. Pemanfaatan energi listrik ini
secara luas telah digunakan untuk kebutuhan rumah tangga, komersial, instansi
pemerintah, industri dan sebagainya.
Salah satu pensuplai energi listrik di kota Palu adalah PT. Pusaka Jaya Palu
Power dengan menggunakan tenaga uap. PT. Pusaka Jaya Palu Power memiliki
empat unit pembangkit (dua unit baru dan dua unit lama) dengan daya unit lama
15 MW dan daya unit baru 18 MW. PLTU ini menyalurkan daya ke sistem
interkoneksi Palu.
Pembangkit Listrik Tenaga Uap merupakan jenis pembangkit listrik yang
menggunakan uap sebagai media untuk memutar sudu-sudu turbin, dimana uap
yang digunakan untuk memutar sudu-sudu tersebut adalah uap kering. PLTU
beroperasi pada siklus Rankine yang dimodifikasi agar mencakup proses
pemanasan lebih lanjut (super heating), pemanasan air pengisi ketel/boiler (feed
water heating) dan pemanasan kembali uap keluar turbin tekanan tinggi (steam
reheating).
Sejalan dengan berlangsungnya waktu, sumber daya manusia yang terus
bertambah ini akan menyebabkan suatu peristiwa kebutuhan sumber daya alam
yang semakin meningkat. Salah satu dari kebutuhan yang sangat penting di dunia
ini adalah sumber energi listrik, Di mana pada jaman modern ini bisa dikatakan
bahwa segala sesuatu selalu berhubungan dengan yang namanya listrik. Tidak
dapat dipungkiri bahwa semakin sulitnya menyalurkan energi listrik ini dalam
jumlah banyak, terbukti adanya jadwal pemadaman listrik secara bergilir untuk
beberapa wilayah guna mengurangi pemakaian listrik.
Di negara Indonesia sedang dalam proses pemenuhan kebutuhan dari pasokan
listrik, sehingga para ilmuwan dan pihak pemerintah sedang menjalankan suatu
solusi dimana akan membangun Pembangkit Listrik dengan bahan baku yang
tidak hanya minyak. Kita tahu bahwa Pembangkit listrik yang jumlahnya sangat
banyak di Indonesia dan mungkin seluruh dunia ialah menggunakan bahan bakar
solar, mengingat bahwa ironisnya solar merupakan SDM yang tidak dapat
diperbaharui dan mulai sedikit keberadaannya. Oleh karena itu, dalam bab
selanjutnya akan dibahas mengenai Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan beberapa
kelebihan dan kekurangannya.

1.2. Tujuan
Adapun Tujuan Kerja Praktek adalah sebagai berikut :
1) Mengetahui proses Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) khususnya
pada PT. Pusaka Jaya Palu Power.
2) Mengetahui fungsi dan prinsip kerja sistem pada PLTU.
3) Meningkatkan pengetahuan tentang PLTG.
4) Menambah cara berfikir untuk menganalisis suatu permasalahan.
5) Agar dapat mengaplikasikan dalam kehidupan bermasyaraka
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Landasan Teori


A. Proses Produksi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
PT. Pusaka Jaya Palu Power telah direncanakan dan dibangun untuk
menggunakan batubara sebagai bahan bakar utamanya. Sedangkan sebagai
bahan bakar cadangan menggunakan bahan bakar solar. Batubara diperoleh
dari tambang Shaka, Trinesa, Kutai Energi, dan Sungai Berlian Jaya dengan
nilai kalor tinggi 5000-5500 kkal/kg.
Transportasi batubara dari mulut tambang ke pelabuhan dilakukan
dengan kereta api. Selanjutnya dibawa dengan kapal laut ke Pelabuhan Jeti
milik PT. Pusaka Jaya Palu Power.
Batubara yang dibongkar dari kapal di angkut dengan menggunakan
Ship Unloader atau dengan peralatan pembongkaran kapal itu sendiri,
dipindahkan ke hopper dan selanjutnya diangkut dengan konveyor menuju
penyimpanan sementara (temporary stock) dengan melalui Telescopic Chute
(2) atau dengan menggunakan Stacker/Reclaimer (1) atau langsung batubara
tersebut ditransfer malalui Junction House (3) ke Scrapper Conveyor (4) lalu
ke Coal Bunker (5), seterusnya ke Coal Feeder (6) yang berfungsi mengatur
jumlah aliran ke coal mill (Pulverizer) (7) dimana batubara digiling dengan
ukuran yang sesuai kebutuhan menjadi serbuk yang halus.
Gambar 2.1 Proses Produksi PT. Pusaka Jaya Palu Power
(Sumber : PT. Pusaka Jaya Palu Power, 2017)

Komponen :

1. Stacker Reclaimer 17. Reheater

2. Telescopic Chute 18. Intermediate Pressure Turbin

3. Junction House 19. Low Pressure Turbine

4. Scraper Conveyor 20. Rotor Generator

5. Coal Bunker 21. Stator Generator

6. Coal Feeder 22. Generator Transformer

7. Coal Mill 23. Condenser

8. Primary Air Fan 24. Condensate Excraction Pump

9. Coal Burner 25. Low Pressure Heater

10. Forced Draft Fan 26. Sea Water

11. Air heater 27. Deaerator


12. Induced Draft Fan 28. Boiller Feed Pump

13. Electrostatic Precipitator 29. High Pressure Heater

14. Stack 30. Economizer

15. Superheater 31. Steam Drum

16. High Pressure Turbine 32. Circulating Water Pump

Serbuk batubara ini dicampur dengan udara panas dari Primary Air Fan
(8) dan dibawa ke Coal Burner (9) yang menyemburkan batubara tersebut ke
dalam ruang bakar untuk proses pembakaran dan terbakar seperti gas untuk
mengubah air menjadi uap. Udara pembakaran yang digunakan pada ruangan
bakar dipasok dari Forced Draft Fan (FDF) (10) yang mengalirkan udara
pembakaran melalui Air Heater (11). Hasil proses pembakaran yang terjadi
menghasilkan limbah berupa abu. Abu yang jatuh ke bagian bawah boiler
secara periodik dikeluarkan dan dikirim ke Ash Valley. Gas hasil pembakaran
dihisap keluar dari boiler oleh Induce Draft Fan (IDF) (12) dan dilewatkan
melalui Electric Precipitator (13) yang menyerap 99,5% abu terbang dan
debu dengan sistem elektroda, lalu dihembuskan ke udara melalui
cerobong/Stak (14). Abu dan debu kemudian dikumpulkan dan diambil
dengan alat pneumatic gravity conveyor yang digunakan sebagai material
pembuat jalan, semen dan bahan bangunan (conblok).

Panas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar, diserap oleh pipa-
pipa penguap (water walls) menjadi uap jenuh atau uap basah yang kemudian
dipanaskan di Super Heater (SH) (15) yang menghasilkan uap kering.
Kemudian uap tersebut dialirkan ke Turbin tekanan tinggi High Pressure
Turbine (16), dimana uap tersebut diexpansikan melalui Nozzles ke sudu-sudu
turbin. Tenaga dari uap mendorong sudu-sudu turbin dan membuat turbin
berputar. Setelah melalui HP Turbine, uap dikembalikan kedalam Boiler
untuk dipanaskan ulang di Reheater (17) guna menambah kualitas panas uap
sebelum uap tersebut digunakan kembali di Intermediate Pressure (IP)
Turbine (18) dan Low Pressure (LP) Turbine (19).

Sementara itu, uap bekas dikembalikan menjadi air di Condenser (23)


dengan pendinginan air laut (26) yang dipasok oleh Circulating Water Pump
(32). Air kondensasi akan digunakan kembali sebagai air pengisi Boiler. Air
dipompakan dari kondenser dengan menggunakan Condensate Extraction
Pump (24), pada awalnya dipanaskan melalui Low Pressure Heater (25),
dinaikkan ke Deaerator (27) untuk menghilangkan gas-gas yang terkandung
didalam air. Air tersebut kemudian dipompakan oleh Boiler Feed Pump (28)
melalui High Pressure Heater (29), dimana air tersebut dipanaskan lebih
lanjut sebelum masuk kedalam Boiler pada Economizer (30), kemudian air
masuk ke Steam Drum (31). Siklus air dan uap ini berulang secara terus
menerus selama unit beroperasi.

Poros turbin dikopel dengan Rotor Generator (20), maka kedua poros
memiliki jumlah putaran yang sama. Ketika telah mencapai putaran nominal
3000 rpm, pada Rotor generator dibuatlah magnetasi dengan Brushless
Exitation System dengan demikian Stator Generator (21) akan
membangkitkan tenaga listrik dengan tegangan 6,3 kV. Listrik yang
dihasilkan kemudian disalurkan ke Generator Transformer (22) untuk
dinaikan tegangannya menjadi 70 kV dan 20 kV.

Sebagian besar listrik tersebut disalurkan ke sistem jaringan terpadu


(Interkoneksi) Palu melalui saluran udara tegangan tinggi 70 kV dan sebagian
lainnya disalurkan ke gardu induk Talise dan gardu induk Parigi.
Berikut dapat dilihat data generator pada PLTU Palu.

Tabel 2.1 Data Generator

DATA GENERATOR

Parameter Keterangan

Rated Capacity 15 MW
Rated Voltage 6300 V

Rated Current 1718 A

Rated Power Factor 0,8

Insulation Class F/B

Ratedv Speed 3000 rpm

Serial No. QF-15-2


(Sumber : PT Pusaka Jaya Palu Power, 2017)

B. Bagian-bagian dari Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)

Gambar 2.2 BAGIAN-BAGIAN UTAMA

Pembangkit listrik Tenaga Gas terdiri atas beberapa bagian-bagian


penting yang harus ada. Adapun bagian-bagian dari Pembangkit Listrik
Tenaga Gas adalah sebagai berikut :

1. Natural Gas Line, merupakan saluran masuknya udara alami dari


luar yang membantu proses pembakaran.

2. Oil Storage, merupakan tangki yang digunakan untuk menampung


bahan bakar.

3. Air Intake, merupakan saluran masuknya udara dari atmosfer yang akan
ditekan kedalam ruang pembakaran menggunakan kompressor.
4. Compressor, merupakan alat yang digunakan untuk menekan udara
yang masuk dari air intake menuju ke ruang pembakaran. Didalam
kompressor terjadi proses kompresi, yaitu menaikkan temperatur dan
tekanan dari udara agar terjadi proses pembakaran yang sempurna.

5. Combustion Chambers, merupakan tempat yang digunakan untuk proses


pembakaran. Bahan bakar dicampurkan dengan udara yang telah
terkompresi dengan temperatur dan tekanan yang sangat tinggi
sehingga menghasilkan tenaga mekanik untuk menggerakkan turbin.

6. Turbin, berfungsi mengubah aliran air menjadi energi mekanik. Air


yang jatuh akan mendorong baling-baling sehingga menyebabkan
turbin berputar. Putaran turbin dipengaruhi oleh besarnya laju aliran
air. Semakin besar laju aliran maka putaran turbin semakin cepat
dan bila laju aliran kecil, maka putaran turbin akan lambat. Perputaran
turbin ini dihubungkan ke generator. Turbin air kebanyakan bentuknya
seperti kincir angin.

7. Generator, generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi


listrik dari sumber energi mekanis. Generator terdiri dari dua bagian
utama, yaitu rotor dan stator. Rotor terdiri dari besi yang dililit oleh
kawat dan dipasang secara melingkar sehingga membentuk pasangan
kutub utara dan selatan. Jika kutub ini dialiri arus eksitasi dari
Automatic Voltage Regulator (AVR), maka akan timbul magnet. Rotor
terletak satu poros dengan turbin dan dihubungkan melalui gigi-gigi
putar, sehingga jika turbin berputar maka rotor juga ikut berputar.
Generator selanjutnya merubah energi mekanik dari turbin menjadi
energi listrik. Magnet yang berputar memproduksi tegangan di kawat
setiap kali sebuah kutub melewati "coil" yang terletak di stator. Lalu
tegangan inilah yang kemudian menjadi listrik.

Agar generator bisa menghasilkan listrik, ada tiga hal yang harus
diperhatikan, yaitu:
1. Putaran, putaran dari generator dipengaruhi oleh putaran dari turbin.

2. Kumparan, banyak dan besarnya kumparan dari stator akan


mempengaruhi besarnya daya listrik yang dihasilkan.

3. Magnet, magnet dihasilkan dari putaran rotor.

8. Transformator, berfungsi untuk mentransmisikan dan mengubah energi


dari ukuran satu ke ukuran yang lain. Transformator yang digunakan
adalah transformator step up. Karena digunakan untuk mengubah energi
yang dihasilkan generator menjadi energi yang lebih besar ukuranya.

9. Jalur Transmisi, berfungsi untuk mengalirkan energi listrik dari PLTA


menuju konsumen listrik yaitu rumah-rumah dan pusat industri.

10. Exhaust, merupakan saluran pembuangan udara-udara sisa yang tidak


terpakai lagi setelah digunakan untuk memutar
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Prinsip Kerja Boiler


Boiler atau ketel uap adalah suatu perangkat mesin yang berfungsi untuk
mengubah air menjadi uap. Proses perubahan air menjadi uap terjadi dengan
memanaskan air yang berada didalam pipa-pipa dengan memanfaatkan panas dari
hasil pembakaran bahan bakar. Pembakaran dilakukan secara kontinyu didalam
ruang bakar dengan mengalirkan bahan bakar dan udara dari luar.
Uap yang dihasilkan boiler adalah uap superheat dengan tekanan dan
temperatur yang tinggi. Jumlah produksi uap tergantung pada luas permukaan
pemindah panas, laju aliran, dan panas pembakaran yang diberikan. Boiler yang
konstruksinya terdiri dari pipa-pipa berisi air disebut dengan water tube boiler.

Gambar 3.1 Water Tube Boiler

Pada unit pembangkit, boiler juga biasa disebut dengan steam generator
(pembangkit uap) mengingat arti kata boiler hanya pendidih, sementara pada
kenyataannya dari boiler dihasilkan uap superheat bertekanan tinggi.
Ditinjau dari bahan bakar yang digunakan, maka PLTU dapat dibedakan
menjadi :
 PLTU Batubara
 PLTU Minyak
 PLTU gas
 PLTU nuklir atau PLTN

Jenis PLTU batu bara masih dapat dibedakan berdasarkan proses


pembakarannya, yaitu PLTU dengan pembakaran batu bara bubuk (Pulverized
Coal / PC Boiler) dan PLTU dengan pembakaran batu bara curah (Circulating
Fluidized Bed).
Perbedaan antara PLTU Batu bara dengan PLTU minyak atau gas adalah pada
peralatan dan sistem penanganan dan pembakaran bahan bakar serta penanganan
limbah abunya. PLTU batubara mempunyai peralatan bantu yang lebih banyak
dan lebih kompleks dibanding PLTU minyak atau gas. PLTU gas merupakan
PLTU yang paling sederhana peralatan bantunya.

Gambar 3. 2 Tata letak PLTU Batubara


3.2. Prinsip Kerja Turbine / Generator
Turbin generator adalah sumber yang populer pembangkit listrik yang bersih
di kapal, karena kebanyakan tidak menggunakan jenis bahan bakar minyak yang
memang berat maupun menggunakan mesin diesel. Uap digunakan untuk
memproduksi listrik yang terjadi di generator turbin. Uap adalah bentuk yang
mudah dan murah dan juga ramah lingkungan sebagai bahan bakar pada kapal.
generator turbin, uap berasal dari pembangkit boiler kapal uap.
Dalam generator turbin, uap digunakan dengan bertekanan tinggi untuk
memutar turbin dimana energi panas uap akan dikonversi menjadi gerakan
berputar. Turbin dihubungkan dengan alternator's rotor, maka konsep putar dari
turbin digunakan untuk menghasilkan tenaga listrik.
Pembangkit Propeller kapal dapat digerakkan oleh turbin uap melalui motor
berkecepatan rendah. Generator turbin secara langsung memasokan listrik
terhadap motor berkecepatan lambat yang terhubung ke poros baling-baling kapal.

Gambar 3.3 Sistem Generator Turbin

Memahami Kontruksi generator Turbin :


 Turbine Prime Mover
Turbin A akan bertindak sebagai penggerak utama dalam generator turbo
dan dilengkapi di poros yang sama seperti dari alternator's rotor.
 Alternator
Alternator ini digunakan untuk mengkonversi gerak rotasi dari turbin
menjadi energi listrik dan outputnya dipasok ke papan switch utama kapal.
 Gavernor Kontrol steam
Governor digunakan untuk mengontrol kecepatan generator turbin selama
mulai, operasi normal dan menghentikan. Hal ini mengendalikan kuantitas
inlet uap untuk generator turbin.
 Steam Control Valve
Katup kontrol bertekanan yang berbeda dipasang di line uap dan
dikendalikan menggunakan governor untuk aliran uap dari sistem boiler
kapal.
 Pump Kondensat
Uap terkondensasi, setelah turbin didinginkan lebih lanjut, dipompa
kembali ke tangki cascade oleh pompa kondensat.
 Vacuum pump for glands
Poros turbin uap dilengkapi dengan kelenjar dimana uap disemprotkan
pada tekanan 0,3 ~ 0,5 bar sehingga vakum di dalam casing turbin tidak
drop.
 Kondensator
sebagai Alat penukar panas sebagai kondensor untuk mendinginkan dan
memadatkan semua uap dari turbin menjadi air sehingga dapat dipompa
kembali dengan panas dengan baik.
 Vacuum pump header tank
Sebuah pompa vakum tangki header yang disediakan untuk mendinginkan
pompa vakum karena kesepakatan kemudian bersama uap temperatur yang
tinggi.

3.3 Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)


Pusat listrik tenaga gas (PLTG) mempunyai beberapa peralatan utama seperti :

1. Turbin gas (Gas Turbine).

2. Kompresor (Compressor).

3. Ruang Bakar (Combustor).


Prinsip kerja dari sebuah PLTG didasarkan pada siklus Brayton seperti pada
diagram (p, v dan t, s) dibawah ini :

Gambar 3.4 Siklus Brayton

Gambar 3.4 Siklus Simpel dan Siklus Brayton

Mula-mula udara dari atmosfir ditekan didalam kompresor hingga


temperature dan tekanannya naik dan proses ini biasa disebut dengan proses
kompresi dimana sebagian udara yang dihasilkan ini digunakan sebagai udara
pembakaran dan sebagiannya digunakan untuk mendinginkan bagian-bagian
turbin gas. Didalam ruang bakar sebagian udara pembakaran tersebut akan
bercampur dengan bahan bakar yang diinjeksikan kedalamnya dan dipicu dengan
spark plugakan menghasilkan proses pembakaran hingga menghasilkan gas panas
(energi panas) dengan temperature dan tekanan yang tinggi, dari energi panas
yang dihasilkan inilah kemudian akan dimanfaatkan untuk memutar turbin
dimana didalam sudu-sudu gerak dan sudu-sudu diam turbin, gas panas tersebut
temperature dan tekanan mengalami penurunan dan proses ini biasa disebut
dengan proses ekspansi. Selanjutnya energi mekanis yang dihasilkan oleh turbin
digunakan untuk memutar generator hingga menghasilkan energi listrik. Ada
beberapa macam siklus kerja turbin gas sebagai berikut :

1. Turbin Gas Siklus Terbuka (Open Cycle)

Seperti pada proses kerja turbin gas diatas, dimana gas panas yang
diekspansi didalam turbin akan menghasilkan gas bekas (flue gas) dengan
temperature yang masih cukup tinggi dan tekanan diatas sedikit dari
tekanan atmosfir, selanjutnya gas bekas ini dibuang atau dialirkan ke
udara luar, yang ditunjukkan seperti pada gambar dibawah.

Gambar 3.5 Turbin Gas Siklus Terbuka (Open Cycle).

2. Turbin Gas Siklus Tertutup (Closed Cycle)

Seperti pada proses kerja turbin gas diatas, dimana gas panas yang
diekspansi didalam turbin akan menghasilkan gas bekas (flue gas) dengan
temperature yang masih cukup tinggi dan tekanan diatas sedikit dari
tekanan atmosfir, selanjutnya gas bekas ini dialirkan ke kedalam penukar
panas (heat rejected) untuk didinginkan dengan menggunakan media
pendingin air atau udara hingga temperaturnya turun dan dialirkan lagi
kedalam sisi masuk (suction) kompresor untuk dikompresi lagi, yang
ditunjukkan seperti pada gambar dibawah.

Gambar 3.6 Turbin Gas Siklus Tertutup (Closed Cycle).

3. Turbin Gas Siklus Terbuka dilengkapi dengan Regenerator

Seperti pada kedua proses kerja turbin gas diatas, dimana gas panas
yang diekspansi didalam turbin akan menghasilkan gas bekas (flue gas)
dengan temperature yang masih cukup tinggi dan tekanan diatas sedikit
dari tekanan atmosfir, selanjutnya gas bekas (flue gas) ini dialirkan
kedalam heat exchanger yang dikenal dengan istilah regenerator dimana
didalamnya gas bekas ini digunakan untuk memanaskan udara keluar
kompresor sebelum digunakan sebagai udara pembakaran didalam ruang
bakar (combustion chamber), seperti ditunjukkan pada gambar diberikut.
Gambar 3.7 Turbin Gas Siklus Terbuka dilengkapi dengan Regenerator.

4. Turbin Gas Siklus Terbuka dilengkapi dengan Intercooler, Regerator dan


Reheater

Pada siklus ini baik kompresor maupun turbin gas masing-masing


terdiri dari 2 (dua) bagian yang terpisah dan biasa disebut dengan
kompresor tekanan rendah dan kompresor tekanan tinggi serta turbin gas
tekanan rendah dan turbin gas tekanan tinggi. Aliran udara dan gas-gas
yang dihasilkan dapat dijelaskan sebagai berikut, mula-mula udara
atmosfir masuk kedalam kompresor tekanan rendah untuk dikompresi,
dari udara tekan yang dihasilkan dialirkan kedalamintercooler untuk
didinginkan hingga menghasilkan temperature dan kelembaban serta
tekanan yang diinginkan dengan menggunakan media pendingin air atau
media pendingin lainnya, dari sini udara tersebut dialirkan kedalam
kompresor tekanan tinggi untuk dikompresi lagi hingga menghasilkan
temperature yang tinggi dan tekanan dengan kepadatan yang lebih tinggi.
Dari keluaran kompresor tekanan tinggi udara tersebut dialirkan kedalam
regenerator untuk mendapatkan temperature yang lebih tinggi lagi yang
bertujuan untuk memudahkan terjadinya proses pembakaran dengan
melalui media pemanas gas bekas/buang (flue gas) yang memanfaatkan
gas bekas hasil dari turbin tekanan rendah. Selanjutnya udara keluaran
dari regenerator dialirkan kedalam ruang bakar utama (primary
combustion chamber) yang menghasilkan proses pembakaran dan dari
proses ini dihasilkan gas panas yang digunakan untuk memutar turbin
tekanan tinggi, hasil ekspansi gas panas dari turbin tekanan tinggi ini
berupa gas bekas (flue gas)dialirkan kedalam ruang bakar kedua
(secondary combustion chamber) dan biasa disebut juga dengan reheater
chamberyang selanjutnya gas bekas tersebut digunakan untuk udara
pembakaran didalamnya yang mampu menghasilkan gas panas lagi dan
digunakan untuk memutar turbin tekanan rendah, siklus tersebut diatas
seperti ditunjukkan pada gambar dibawah.

Gambar 3.8 Turbin Gas Siklus Terbuka dilengkapi dengan Intercooler,


Regerator dan Reheater.

Dari ketiga terakhir siklus turbin gas diatas secara keseluruhan


dimaksudkan untuk menghasilkan sebuah pusat listrik tenaga gas
(PLTG) dengan tingkat efisiensi yang diharapkan lebih tinggi dari
turbin gas siklus terbuka.

Adapun sebagai pendukung pusat listrik tenaga gas ini digunakan


beberapa alat bantu (auxiliary equipments) untuk membantu proses
siklus turbin gas berjalan dengan baik, seperti :

a. Sistem pelumas (lube oil system).

b. Sistem bahan bakar (fuel system).

c. Sistem pendingin (cooler system).


d. Sistem udara kontrol (air control system).

e. Sistem hidrolik (hydraulic system).

f. Sistem udara tekan (air pressure system).

g. Sistem udara pengkabutan (atomizing air system).

3.4 Keuntungan dan Kerugian Penggunaan PLTG

Berdasarkan pembahasan dari sub bab 3.3, dapat disimpulkan beberapa


kelebihan dan kekurangan pembangunan PLTG berbahan baku gas Alam ini.
Untuk kelebihannya adalah sebagai berikut:

1. Pembakaran dengan gas alam akan berlangsung lebih sempurna dibanding


dengan minyak bakar ataupun bahan bakar padat.

2. Peralatan pembakar yang lebih sederhana, sehingga pelayanan dan perawatan


menjadi lebih sederhana.

3. Gas alam diperkirakan tidak mengandung belerang maka temperatur cerobong


dapat diturunkan, sehingga pembakaran tidak menyebabkan asap hitam yang
dapat mencemari lingungan sekitar.

4. Peralatan pembakaran untuk gas alam jauh lebih sederhana dibandingkan


dengan peralatan pembakar dari minyak bakar ataupun bahan bakar padat lainnya,
yang tidak memerlukan pengabut dan tidak memerlukan pemanasan, sehingga
akan lebih ringan biaya investasinya.

5. Harga bahan baku gas alam rata-rata lebih murah dibanding dengan minyak
bakar.

6. Menggunakan bahan bakar dengan gas alam akan lebih awet, karena gas alam
tidak mengandung belerang (S), natrium (Na) dan Vanadium (Va), serta tidak
berjelaga, sehinggatidak membawa banyak kesukaran- kesukaran.
Sedangkan kekurangan daripada pembangunan PLTG ini adalah sebagai
berikut:

1. Dari penjelasan subbab 2.1, akan didapatkan suatu tingkat efisiensi rendah.
Dengan tingkat efisiensi yang rendah hal ini merupakan salah satu dari
kekurangan sebuah turbin gas dan perkembangannya.

2. Diperlukan investasi yang lebih besar untuk peralatan pengaturan dan instalsi
pengamanannya karena gas alam jauh lebih berbahaya dibanding dengan minyak
bakar.

3. Terkadang sukar untuk mendapatkan air pengisian yang baik kualitasnya.

4. Jaringan setelah keluar dari gardu induk biasa disebut jaringan distribusi,
sedangkan jaringan antara pusat listrik dan gardu induk biasa disebut jaringan
transmisi, baik saluran transmisi atau pun saluran distribusi ada yang berupa
saluran udara dan ada yang berupa kabel tanah. Sehingga terdapat kerugian
saluran transmisi menggunakan kabel udara adalah adanya gangguan petir,
mengenai pohon dan habitat lain menyebabkan kerusakan ekosistem.

5. Sulitnya mencari lokasi penambangan gas alam, atau setidak-tidaknya dalam


jangkauan ekonomis untuk transmisi pipa-pipa gas alam.
BAB IV
KESIMPULAN

4.1. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa sistem kerja dari
PLTU dan PLTG yaitu :
a. Bagian Boiler
Pada bagian inilah dimana proses pembakaran batu bara untuk
memanaskan air agar menjadi uap yang akan memutar sudu-sudu turbine.

b. Bagian Turbine / Generator


Pada bagian ini adalah proses dimana uap tersebut akan digunakan
produksi listrik. Turbin dihubungkan dengan alternator's rotor, maka
konsep putar dari turbin digunakan untuk menghasilkan tenaga listrik.

c. Pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) merupakan salah satu dari instansi
pembangkit listrik oleh PLN dengan bahan baku gas alam.

d. PLTG adalah sebuah pembangkit energi listrik yang menggunakan


peralatan/mesin turbin gas sebagai penggerak generatornya.

e. Generator utamanya terdiri dari Turbin gas (Gas Turbine), Kompresor


(Compressor), dan Ruang Bakar (Combustor).

f. PLTG menggunakan prinsip kerja dengan siklus Brayton.

g. Terdapat 4 jenis Turbin yang digunakan pada PLTG, yaitu Turbin Gas
siklus terbuka, Turbin gas siklus tertutup, Turbin gas siklus terbuka
dengan regenerator, serta Turbin gas siklus terbuka dengan intercooler,
regenerator, dan reheater.
DAFTAR PUSTAKA

Y.G. Zhang, Q.H. Wu, J. Wang, G. Oluwande, D. Matts, and X.X. Zhou. Coal mill
modeling by machine learning based on onsite measurements. IEEE
Transaction on Energy Conversion, 17(4):549–555, 2002.

Jian Lin Wei, Jihong Wang, and Q. H. Wu. Development of a multisegment coal
mill model using an evolutionary computation technique. IEEE Transactions
on Energy Conversion, 22(3):718–727, September 2007.

Pradeebha, N Pappa, D Vasanthi. Modeling and Control of Coal Mill. 10th IFAC
International Symposium on Dynamics and Control of Process Systems
December 18-20, 2013.

Yunhui Leo, Lei Jia, Wenjian Cai, Hongbo Liu (2009), “Coal mill control and
optimization using a multilayer structure”, Global Congress on Intelligent
Systems, IEEE.

Evenly Yulianto. Sistem Kerja Coal Mill untuk efisiensi pembakaran pada
Furnace (2018), Universitas Tadulako Palu

Smith, J.M , H. C. Van Ness and M.M Abbott. Intoduction to Chemical


Engineering Thermodynamics Sixth Edition. Mc Graw Hill.

Wahyudi Slamet , Deny Widhiyanuriyaman & Mega Nursasongko.


2003. Thermodinamika Teknik II. Universitas Brawijaya.

Pedoman Effisiensi Energi Untuk Industri di Asia -


www.energyefficiencyasia.org.

Anda mungkin juga menyukai