Anda di halaman 1dari 32

PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT

UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN


SURALAYA

KOMPONEN UTAMA PEMBANGKIT


TURBIN UAP & TURBIN GAS

1. TURBIN UAP DAN SUDU


1.1. Konversi Energi
1.1.1. Siklus Termodinamika
Berdasarkan aliran fluida kerjanya, siklus turbin uap yang merupakan bagian dari siklus
PLTU sederhana adalah siklus Rankine. Siklus Rankine dapat digambarkan dengan
diagram T s seperti gambar dibawah. Adapun urutan kerja adalah sebagai berikut
ab

Air dipompa sehingga tekanan dan temperaturnya naik . Proses ini terjadi
pada sistem air pengisi.
b c Air dipanaskan sehingga temperaturnya naik mendekati titik didihnya. Proses
ini terjadi ekonomiser.
c d Air dipanaskan hingga mendidih sehingga berubah menjadi uap jenuh. Proses
ini terjadi di boiler (pipa pemanas dan drum).
d e Uap jenuh dipanaskan sehingga temperaturnya naik dan menjadi uap
superheat. Proses ini terjadi di boiler (superheater).
e f
Uap superheat dari boiler ber ekspansi sehingga tekanan dan temperatur
nya turun. Proses ini terjadi di turbin.
f a Uap keluar turbin didinginkan sehingga berubah lagi menjadi air. Proses ini
terjadi didalam kondensor.

Gambar 1. Diangam T s Siklus Rankine PLTU

TOTO B/UNJ/2006

PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA

KOMPONEN UTAMA PEMBANGKIT


TURBIN UAP & TURBIN GAS

Kerja yang dihasilkan oleh suatu proses siklus adalah sama dengan jumlah perpindahan
panas (kalor) pada fluida kerja selama proses siklus tersebut berlangsung. Jadi untuk
proses siklus a b c d e f a adalah
W = T ds
Luas a b c d e f a pada diagram T s = kerja persatuan berat fluida kerja.
Makin besar luas diagram tersebut makin besar pula kerja yang dihasilkan.
Sedangkan energi yang dimasukkan ke dalam sistem (proses pemanasan fluida kerja)

adalah :

qw = luas m a b c d e f - n

Kerja yang dihasilkan oleh sistem PLTU adalah w = wT - wp


Dimana,
WT = kerja yang dihasilkan oleh turbin persatuan berat fluida kerja
WP = kerja yang diperlukan untuk menggerakkan pompa persatuan berat
fluida kerja.
Kerja turbin WT adalah selish entalpi uap masuk turbin dan keluar turbin atau exhaust
steam .
WT = he hf
Sedangkan kerja pompa adalah selisih entalpi fluida keluar pompa dengan entalpi masuk
pompa. Atau
WP = hb - ha

1.1.2. Prinsip Kerja Turbin Uap


Suatu turbin dapat terdiri dari satu dua atau banyak silinder yang merupakan mesin rotasi
berfungsi untuk merubah energi panas menjadi energi mekanik. Tiap silinder memiliki
sebuah rotor yang disangga oleh bantalan-bantalan. Rotor-rotor tersebut disambung
menjadi satu termasuk rotor generator. Ruang diantara rotor dengan rumah turbin (casing)
terdiri dari rangkaian sudu-sudu tetap dan sudu-sudu gerak yang dijajarkan berselangseling.
Sudu-sudu tetap dipasang disekeliling bagian dalam rumah turbin, sedang rangkaian sudu
gerak dipasang pada rotor. Bila kedalam turbin dialirkan uap, maka energi panas yang
dikandung uap akan diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran poros.
Mula-mula energi panas dalam uap diubah terlebih dahulu menjadi energi kinetik
(kecepatan) dengan cara melewatkan uap melalui nosel-nosel. Uap berkecepatan tinggi
kemudian diarahkan ke sudu-sudu sehingga menghasilkan putaran poros turbin dimana
energi mekanik ini selanjutnya dapat digunakan untuk menggerakkan generator, pompa
dan sebagainya.
Perubahan energi panas menjadi energi kinetik terjadi didalam nosel (sudu diam) turbin,
sedangkan perubahan energi kinetik menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran rotor
turbin terjadi pada sudu jalan turbin.
TOTO B/UNJ/2006

KOMPONEN UTAMA PEMBANGKIT

PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA

TURBIN UAP & TURBIN GAS

Thermal Energy
Nozzle
Kinetic Energy
Blades
Mechanical Energy
Gambar 2. Konversi energi didalam turbin

Gambar 3. Prinsip kerja turbin uap 1 tingkat.

TOTO B/UNJ/2006

PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA

KOMPONEN UTAMA PEMBANGKIT


TURBIN UAP & TURBIN GAS

Jadi didalam turbin, uap mengalami proses ekspansi yaitu penurunan tekanan dan
mengalir secara kontinyu. Akibat pengurangan tekanan uap didalam rangkaian sudu-sudu,
maka kecepatan uap meningkat sangat tinggi. Kecepatan aliran uap tersebut akan
bergantung pada selisih banyaknya panas uap sebelum dan sesudah ekspansi. Selisih
banyaknya panas uap sebelum dan sesudah ekspansi didalam turbin dinamakan
penurunan panas / heat drop.

1.2. Jenis Sudu Turbin


Berdasarkan azas tekanan uap yang digunakan untuk menggerakkan roda/rotor turbin
sebelum masuk dan setelah keluar dari sudu-sudu yang terpasang pada roda tersebut,
maka dikenal sudu impuls dan sudu reaksi. Turbin uap untuk pembangkit listrik saat ini
umumnya terdiri dari kombinasi kedua macam sudu tersebut.

Gambar 4. Prinsip Sudu Reaksi dan sudu impuls

1.2.1. Sudu Impuls


Sudu impuls juga disebut sudu aksi atau sudu tekanan tetap, adalah sudu
dimana uap mengalami ekspansi hanya dalam sudu-sudu tetap. Sudu-sudu tetap berfungsi
sebagai nosel (saluran pancar) sehingga uap yang melewati akan mengalami peningkatan
energi kinetik.
TOTO B/UNJ/2006

PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA

KOMPONEN UTAMA PEMBANGKIT


TURBIN UAP & TURBIN GAS

Uap dengan kecepatan tinggi selanjutnya akan membentur (impuls) sudu-sudu gerak.
Benturan antara uap dengan sudu gerak ini menimbulkan gaya yang mengakibatkan poros
turbin berputar.

Setelah memutar sudu gerak, selanjutnya uap diarahkan masuk ke dalam sudu
tetap baris berikutnya. Selama melintasi sudu gerak tekanan dan entalpi uap tidak
berubah. Dengan demikian pada sudu impuls penurunan tekanan dan energi panas
uap hanya terjadi pada sudu-sudu tetap atau nosel.
1.2.2. Sudu Reaksi
Dalam suatu turbin yang terdiri dari 100 % sudu-sudu reaksi, maka sudu-sudu gerak juga
berfungsi sebagai nosel-nosel sehingga uap yang melewatinya akan mengalami
peningkatan kecepatan dan penurunan tekanan. Peningkatan kecepatan ini akan
menimbulkan gaya reaksi yang arahnya berlawanan dengan arah kecepatan uap.

Gambar 5. profil dan karakteristik sudu Reaksi dan impuls


Gaya reaksi pada sudu gerak inilah yang akan memutar poros turbin. Uap
selanjutnya dialirkan ke sudu tetap yang berfungsi untuk mengarahkan uap ke sudu
gerak baris berikutnya.

TOTO B/UNJ/2006

PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA

KOMPONEN UTAMA PEMBANGKIT


TURBIN UAP & TURBIN GAS

Sudut dan profil sudu-sudu dibuat sedemikian rupa sehingga apabila turbin berputar pada
kecepatan rancangannya uap akan mengalir dengan mulus melewati sudu-sudu tersebut
sehingga dapat menurunkan erosi sampai pada tingkat minimum.
Pada sebuah roda/poros turbin sudu-sudu yang terpasang pada roda tersebut bisa terdiri
dari satu baris sudu atau beberapa baris sudu. Setiap baris sudu terdiri dari sudu yang
disusun melingkari roda turbin masing-masing dengan bentuk dan ukuran yang sama.
Turbin dengan hanya satu baris sudu yang terpasang pada rotornya dinamai turbin
bertingkat tunggal. Sedangkan turbin dengan beberapa baris sudu-sudu yang terpasang
pada rotornya dinamai turbin bertingkat banyak (multi stages).
Ditinjau dari tekanan uap meninggalkan turbin, maka dapat dibedakan menjadi turbin
kondensasi (condensing turbine) dan turbin tekanan lawan (back pressure turbine) . Turbin
kondensasi adalah turbin yang saluran keluarnya dihubungkan dengan kondensor,
sehingga tekanan uap pada saluran keluar lebih kecil dari 1 atmosfir, sedangkan turbin
tekanan lawan adalah turbin yang tekanan uap keluarnya diatas tekanan atmosfir. Turbin
tekanan lawan jarang sekali digunakan.

1.2.3. Sudu Impuls Reaksi


Didalam turbin reaksi proses ekspansi (penurunan tekanan) terjadi baik didalam sudu
tetap maupun sudu gerak. Pada turbin reaksi baris sudu tetap maupun sudu gerak
berfungsi sebagai nosel sehingga kecepatan relatif uap keluar setiap sudu lebih besar dari
kecepatan relatif uap masuk sudu yang bersangkutan. Meskipun demikian kecepatan
absolut uap keluar sudu gerak lebih kecil daripada kecepatan absolut uap masuk sudu
gerak yang bersangkutan, karena sebagian energi kinetik diubah menjadi kerja memutar
roda turbin.
Tekanan uap keluar sudu lebih rendah daripada tekanan uap masuk sudu yang
bersangkutan sehingga akan memperbesar gaya aksial pada bantalan. Untuk mengetahui
berapa besar penurunan entalpi uap didalam baris sudu gerak didalam satu tingkat,
lazimnya dipakai parameter derajat reaksi (DR) yang didefinisikan sebagai

DR

Penurunan _ entalpi _ didalam _ satu _ baris _ sudu _ gerak


Penurunan _ entalpi _ total _ didalam _ satu _ tingkat _ yang _ bersangku tan

Sedangkan didalam turbin impuls penurunan tekanan hanya terjadi pada nosel, pada sudu
gerak tidak terjadi penurunan tekanan (impuls 100%).
Namun demikian didalam praktek tidak dijumpai turbin reaksi 100 % maupun impuls
100% . Hal ini disebabkan karena selalu ada gesekan antara fluida kerja dengan startor
dan rotor, sehingga didalam sudu tetap maupun sudu gerak terjadi penurunan tekanan.
Pada turbin reaksi apabila sudu-sudu tetap dan sudu-sudu gerak profilnya sama, maka
penurunan panas uap ketika melintasi tiap-tiap baris dari setiap tingkat akan menjadi sama.
Turbin semacam ini disebut turbin dengan DR setengah atau lebih umum turbin reaksi
50%.

TOTO B/UNJ/2006

PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA

KOMPONEN UTAMA PEMBANGKIT


TURBIN UAP & TURBIN GAS

2. KLASIFIKASI TURBIN
Terdapat banyak variasi susunan, karakteristik dan konstruksi turbin yang diterapkan di unit
PLTU. Oleh karena itu turbin dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok sesuai
dengan aliran uap dan casingnya. Pengelompokkan itu dapat dibedakan menjadi :
- Turbin reheat
- Turbin ekstraksi
- Turbin single casing
- Exhaust flow
- Aliran uap

2.1. Turbin Reheat


2.1.1. Sirkit uap
Salah satu karakteristik yang dapat dipakai untuk mengklasifikasikan turbin adalah reheat
dan non reheat. Turbin reheat terdiri lebih dari satu silinder dan uap mengalami proses
pemanasan ulang di reheater boiler. Pada turbin reheat, uap yang keluar dari Turbin
Tekanan Tinggi (HP) dialirkan kembali kedalam ketel. Didalam ketel, uap ini dipanaskan
kembali pada elemen pemanas ulang (reheater) untuk selanjutnya dialirkan kembali
melalui saluran reheat ke Turbin Tekanan Menengah dan Turbin Tekanan Rendah.
Secara umum, ada dua keuntungan yang dapat diperoleh dari proses pemanasan ulang
uap ini yaitu : meningkatkan efisiensi siklus termodinamika dan mengurangi oproses erosi
pada sudu-sudu turbin tingkat akhir karena kualitas uap keluar dari LP turbin menjadi lebih
kering.
2.1.2. Aspek Operasi
Konstruksi turbin reheat umumnya silinder tekanan tinggi (HP) dan silinder tekanan
menengha (IP) berada dalam satu casing. Dengan konstruksi seperti itu, maka salah satu
aspek yang penting untuk diperhatikan adalah bahwa perbedaan temperatur antara main
steam dengan reheat steam tidak boleh terlampau besar. Umumnya pabrik pembuat turbin
akan merekomendasikan besarnya harga perbedaan temperatur yang masih diizinkan. Bila
harga perbedaan temperatur yang telah direkomendasikan ini terlampaui, akan terjadi
stress thermal pada casing serta rotor turbin.

2.2. Turbin Ekstraksi


2.2.1. Sirkit uap
Cara lain yang juga dipakai untuk mengklasifikasikan turbin adalah melalui sistem ekstraksi
dan non ekstraksi. Turbin ekstraksi (extraction turbine) adalah turbin yang mengekstrak
sebagian uap yang mengalir dalam turbin.
Pengekstraksian uap ini dapat dilakukan di beberapa tempat disepanjang casing turbin.
Uap yang diekstrak kemudian dialirkan ke pemanas awal air pengisi untuk memanaskan air
pengisi. Tekanan dan aliran uap ekstraksi sangat tergantung pada beban.
Pada turbin-turbin ekstraksi yang relatif kecil, variasi tekanan dan aliran uap ekstraksi tidak
terlalu signifikan sehingga tidak diperlukan katup pengatur pada saluran uap ekstraksinya.
Tetapi pada turbin ekstraksi yang besar, variasi ini cukup besar sehingga diperlukan katup

TOTO B/UNJ/2006

PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA

KOMPONEN UTAMA PEMBANGKIT


TURBIN UAP & TURBIN GAS

pengatur pada saluran ekstraksi guna mengontrol tekanan/aliran uap ekstraksi. Turbin
ekstraksi seperti ini disebut Turbin Ekstraksi Otomatis (Automatic Extraction Turbine).

Gambar 6. turbin multi silinder dengan reheat


Sedangkan pada turbin non ekstraksi, tidak dilakukan ekstraksi uap sama sekali. Jadi
seluruh uap yang mengalir masuk turbin non ekstraksi akan keluar meninggalkan turbin
melalui exhaust.
2.2.2. Aspek Operasi
Pengambilan (ekstraksi) uap dari turbin mengakibatkan kerja uap didalam turbin berkurang
sehingga kemampuan turbin juga akan berkurang. Disisi lain terjadi peningkatan panas
pada air pengisi sehingga mengurangi konsumsi bahan bakar untuk memanaskan air
tersebut.
Keuntungan lainnya adalah karena jumlah uap masuk kondensor berkurtang, maka
pembuangan panas ke air pendingin juga berkurang. Dengan demikian mengurangi jumlah
kerugian panas.
Mengingat uap ekstraksi akan mengurangi jumlah uap yang melakukan kerja dalam turbin,
maka pengaliran uap ekstraksi dilakukan apabila turbin telah berbeban diatas batas
minimumnya. Hal ini untuk menghindari ketidak stabilan operasi turbin karena ketika beban
rendah aliran uap ke turbin juga masih rendah.

2.3. Turbin Single Casing


2.3.1. Single Casing
Cara berikutnya yang juga dapat dipakai untuk mengklasifikasikan turbin adalah melalui
konstruksi single casing turbine atau multy casing (compound) turbine.
Turbin single casing adalah turbin dimana seluruh tingkat sudu-sudunya terletak didalam
satu casing saja seperti terlihat pada gambar 13a. Ini merupakan konstruksi turbin yang
paling sederhana tetapi hanya dapat diterapkan pada turbin-turbin kapasitas kecil.

TOTO B/UNJ/2006

PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA

KOMPONEN UTAMA PEMBANGKIT


TURBIN UAP & TURBIN GAS

Gambar 11. Turbin multi silinder dengan beberapa uap ekstraksi


Untuk turbin-turbin kapasitas yang lebih besar, konstruksi single casing menjadi kurang
cocok. Karenya dibuatlah turbin-turbin dengan 2 casing atau lebih (multy casing). Komposisi
dari turbin multy casing ada 2 macam yaitu : Tandem Compound dan Cross Compound.
2.3.2. Turbin compound (multi) casing
Komposisi tandem compound terlihat seperti pada gambar 12b. Pada turbin tandem
compound, casing-casing dipasang secara seri antara satu dengan lain sehinggga sumbusumbu aksial casing berada dalam 1 garis. Dalam ilustrasi terlihat turbin tandem compound
dengan 2 casing. Untuk turbin-turbin yang besar dapat terdiri hingga 5 casing.
Sedangkan gambar 12c memperlihatan komposisi Cross Compound Turbine. Dalam
komposisi ini, casing turbin diletakkan dalam posisi paralel satu dengan yang lain dimana
masing-masing casing memiliki poros /rotornya sendiri -sendiri. Jadi rotor-rotor dari turbin ini
terpisah satu dengan yang lainnya.
Turbin PLTU dengan komposisi cross compound berarti juga mempunyai 2 generator.
Karena ada 2 generator yang digerakkan, maka ukuran masing-masing generator menjadi
lebih kecil dibanding apabila digunakan 1 generator dengan total kapasitas yang sama. Hal
ini memberikan keuntungan karena mempermudah pabrikasi serta transportasi.

TOTO B/UNJ/2006

PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA

KOMPONEN UTAMA PEMBANGKIT


TURBIN UAP & TURBIN GAS

Gambar 12a. Turbin satu silinder (single casing)

Gambar 12b. Turbin tandem compound.

Gambar 12c. Turbin cross compound

TOTO B/UNJ/2006

10

PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA

KOMPONEN UTAMA PEMBANGKIT


TURBIN UAP & TURBIN GAS

2.4. Exhaust Flow.


2.4.1. Single flow
Turbin juga dapat diklasifikasikan berdasarkan exhaust flow. Turbin-turbin kecil biasanya
hanya memiliki 1 saluran exhaust. Turbin semacam ini biasanya disebut Turbin Single Flow.
Tetapi untuk turbin-turbin besar, bila menerapkan rancangan seperti ini, maka dibutuhkan
exhaust yang sangat luas. Sebagaimana diketahui kondisi uap pada exhaust turbin sudah
dibawah jenuh atau uap basah, dan tekanannya dibawah tekanan atmosfir.
Perubahan tekanan dari beberapa puluh bar menjadi tekanan minus mengakibatkan
perubahan volume yang sangat besar sehingga dibutuhkan laluan yang luas agar uap dapat
melintas tanpa hambatan yang berarti. Karena keterbatasan kemampuan material, luas
laluan exhaust juga menjadi sangat terbatas, sehingga kemampuan turbin dengan exhaust
tunggal juga terbatas.
2.4.2. Two flow
Berdasarkan kondisi tersebut, maka untuk turbin-turbin kapasitas besar umumnya exhaust
dipecah menjadi dua atau lebih. Bila ternyata dibutuhkan 2 exhaust, berarti keduanya
berada dalam satu poros dengan aliran uap yang berlawanan. Rancangan turbin seperti ini
disebut turbin two flow (aliran ganda) seperti terlihat pada gambar 13. Dengan cara seperti
ini masalah keterbatasan luas laluan exhaust dapat diatasi sekaligus memberi perimbangan
terhadap gaya aksial pada poros.

Gambar 13. Turbin dengan dua exhaust

TOTO B/UNJ/2006

11

PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA

KOMPONEN UTAMA PEMBANGKIT


TURBIN UAP & TURBIN GAS

2.5. Konfigurasi Aliran Uap


Konfigurasi turbin yang beraneka ragam menimbulkan konsekuensi keaneka
ragaman sistem aliran uap pada turbin. Ditinjau dari aliran uapnya turbin dapat
dibedakan menjadi : tandem compound single flow, double flow dan reheat.
2.5.1. Single Flow.
Sistem aliran uap tandem single flow terlihat seperti ilustrasi gambar 14.
Pada turbin dengan sistem aliran uap semacam ini, timbul gaya aksial yang cukup besar
searah aliran uap.

Gambar 14. Tandem Compound single flow.

2.5.2. Double Flow.


Aliran uap pada turbin jenis ini dipecah menjadi dua, dan dapat dibuat dalam arah
yang saling berlawanan seperti terlihat dalam gambar 15.

Gambar 15. Turbin dengan aliran Double Flow


Versi lain dari sistem ini adalah konstruksi turbin seperti gambar 14, tetapi dengan Reverse
flow. Pada kedua versi tersebut, gaya aksial yang timbul pada rotor boleh dikatakan
seimbang.

TOTO B/UNJ/2006

12

PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA

KOMPONEN UTAMA PEMBANGKIT


TURBIN UAP & TURBIN GAS

2.5.3. Aliran Turbin Reheat.


Pada turbin yang dipasok dengan uap superheat dan reheat, maka sistem aliran uap nya
menjadi seperti ilustrasi gambar 16.

Gambar 16. Sistem Aliran Turbin Reheat.

TOTO B/UNJ/2006

13

PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA

KOMPONEN UTAMA PEMBANGKIT


TURBIN UAP & TURBIN GAS

3. PRINSIP KERJA DAN SIKLUS PLTG


PLTG merupakan mesin konversi energi yang merubah energi kimia bahan bakar menjadi
energi listrik. Siklus fluida kerjanya merupakan siklus terbuka (open cycle) atau siklus simple
(simple cycle).
Dibandingkan dengan unit pembangkit termal lain PLTG mempunyai beberapa keuntungan.
Keuntungan tersebut antara lain adalah
1. Dapat dijalankan tanpa pasok listrik dari luar
2. Dapat start dengan cepat, hanya membutuhkan 5 menit untuk sampai sinkron
3. Konstruksinya simple dan kompak sehingga waktu pembangunannya cepat
4. Dapat dioperasikan dari lokal maupun remote
5. Harganya ( $/KW ) relatif murah
Selain keuntungan PLTG juga mempunyai kerugian, diantaranya adalah
1. Biaya operasinya mahal
2. Biaya pemeliharaannya lebih mahal
3. Efisiensi termalnya rendah
3.1. Prinsip Kerja PLTG
Turbin gas bekerja (berputar) karena mendapat energi panas berupa gas panas hasil
pembakaran bahan bakar. Pembakaran dilakukan didalam combustion chamber dengan
mengalirkan bahan bakar dicampur dengan udara. Udara diperoleh dari kompresor aksial
yang menghisap udara luar (atmosfir).
Kompresor aksial diputar oleh turbin gas yang terpasang dalam satu poros. Tenaga putar
(energi mekanik) turbin gas selanjutnya digunakan untuk memutar generator yang dikopel
langsung dengan turbin sehingga menghasilkan energi listrik. Gas bekas setelah memutar
turbin dibuang ke atmosfir dengan temperatur yang masih tinggi.

Gambar 17, diagram prinsip kerja turbin gas


TOTO B/UNJ/2006

14

PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA

KOMPONEN UTAMA PEMBANGKIT


TURBIN UAP & TURBIN GAS

Mesin turbin gas merupakan mesin pembakaran dalam yang kontinyu. Proses pembakaran
berlangsung secara terus menerus dan terjadi pada tekanan tetap. Mesin turbin gas sering
pula disebut dengan combustion turbine.
3.2. Siklus Kerja Turbin Gas
Siklus turbin gas disebut juga siklus tekanan tetap dan merupakan penerapan siklus
Brayton. Siklus ini terdiri dari 4 langkah yang urutannya adalah sebagai berikut :
1- 2 Udara masuk dan ditekan dalam kompresor menghasilkan udara bertekanan
(langkah kompresi).
2 - 3 Udara dari kompresor dan bahan bakar bereaksi didalam ruang pembakaran
menghasilkan gas panas (langkah pembakaran/heat input)
3 - 4 Gas panas hasil pembakaran masuk dan berekspansi dalam turbin (langkah
ekspansi)
4
Gas bekas dari turbin dibuang ke udara luar (langkah pembuangan/exhaust)

Gambar 18, Diagram T s siklus Brayton

4.. BAGIAN (KOMPONEN) UTAMA


PLTG terdiri dari bagian (komponen) utama dan alat bantunya yang meliputi :
1. Kompresor utama
2. Combustion chamber (ruang pembakaran)
3. Turbin gas
4. Generator
Tata Letak (Lay Out)
Tata letak PLTG bervariasi karena masing-masing pabrik pembuat (manufacture)
menetapkan letak susunan komponen yang berbeda. Pada sebagian pabrik meletakkan
generator disisi kompresor sedang pada pabrik yang lain meletakkan generator disebelah
turbinnya.
TOTO B/UNJ/2006

15

PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA

KOMPONEN UTAMA PEMBANGKIT


TURBIN UAP & TURBIN GAS

Gambar 19a, PLTG dan komponennya

TOTO B/UNJ/2006

16

PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA

KOMPONEN UTAMA PEMBANGKIT


TURBIN UAP & TURBIN GAS

Gambar 19b, tata letak PLTG WestingHouse

4.1. Kompresor Utama


Fungsi kompresor utama adalah menghasilkan udara bertekanan untuk digunakan
sebagai udara pembakaran, pendingin dan perapat.
Tipe kompresor adalah kompresor aksial bertingkat banyak (multi stages). Kompresor
terdiri dari sudu gerak dan sudu diam.
Udara didalam kompresor mengalir melewati sudu gerak dan sudu diam. Sudu gerak
yang mempunyai celah sempit pada sisi masuk dan lebar pada sisi keluar sehingga
kecepatan relatif udara Vr2 < Vr1, tetapi kecepatan absolut udara disisi keluar lebih besar
dari sisi masuk (V2 > V1) karena pada rotor diberikan kerja.
Kecepatan absolut udara keluar sudu diam akan berkurang, dan disini energi kinetik
diubah menjadi energi potensial atau tekanan.
Akibat dari meningkatnya tekanan pada tiap tingkat dan melewati ruang yang lebih sempit
disisi keluar kompresor, maka suhu udara keluar kompresor juga naik mencapai 280 - 315
C.
TOTO B/UNJ/2006

17

PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA

KOMPONEN UTAMA PEMBANGKIT


TURBIN UAP & TURBIN GAS

Gambar 20, Bagiandalam turbin gas (GE) secara segmented.


a. Rotor
Rotor kompresor terdiri dari poros, roda dan sudu gerak.
Pada pangkal poros (sisi udara masuk) dibuat collar untuk thrust bearing dan tempat
bantalan jurnal disebelahnya. Sudu gerak (moving blade) dipasang pada roda (disc)
mengelilingi poros sehingga membentuk roda atau disebut tingkat.
Pada sudu gerak terjadi perubahan energi mekanik menjadi energi kinetik.
Jumlah tingkat sudu kompresor tergantung kapasitas kompresor dan tekanan udara
yang diinginkan. Kapasitas kompresor harus cukup besar karena kebutuhan udara
untuk pembakaran pada turbin gas memerlukan udara lebih (excess air) yang dapat
mencapai 350 %. Sebagai contoh kompresor untuk turbin gas kapasitas 100 MW terdiri
dari 19 tingkat.

b. Stator
Stator terdiri dari casing dan sudu diam serta inlet guide vane.
Casing sebagai pembungkus kompresor dan tempat kedudukan sudu-sudu diam terdiri
dari beberapa segmen secara horisontal dan vertikal.
Sudu diam dipasang pada alur-alur melingkar didalam casing. Jumlah tingkat sudu diam
sama dengan jumlah tingkat sudu gerak.
TOTO B/UNJ/2006

18

PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA

KOMPONEN UTAMA PEMBANGKIT


TURBIN UAP & TURBIN GAS

Gambar 21, rotor kompresor aksial


Kecepatan absolut udara keluar sudu diam akan berkurang dan disini energi kinetik
diubah menjadi energi potensial atau tekanan.

Gambar 22, Casing kompresor aksial


TOTO B/UNJ/2006

19

PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA

KOMPONEN UTAMA PEMBANGKIT


TURBIN UAP & TURBIN GAS

4.2. Combustion Chamber (COMBUSTOR)


Combustion chamber adalah ruangan tempat terjadinya proses pembakaran.
Turbin gas umumnya mempunyai combustion chamber yang terdiri dari banyak combustion
basket (liner) yang dipasang melingkari compressor discharge.
Volume gas panas produksi combustion chamber jumlahnya
pembakaran nya memberikan excess air yang tinggi.

besar karena proses

Gambar 23, Combustion chamber (combustor)


TOTO B/UNJ/2006

20

PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA

KOMPONEN UTAMA PEMBANGKIT


TURBIN UAP & TURBIN GAS

a. Combustion Liner
Combustion liner berbentuk silinder yang terdiri dari segmen-segmen
berlubang.Lubang-lubang berfungsi untuk mengalirkan udara sekunder sekaligus
sebagai pendingin dinding dan gas hasil pembakaran.Kedalam combustion liner juga
dialirkan udara primer agar aliran menjadi turbulen.
Combustion liner disambungkan dengan transition piece yang mengarahkan aliran
gas panas ke nozzle turbin.
Untuk perlengkapan proses pembakaran pada combustion liner dipasang fuel nozzle,
ignitor dan flame detector.

Gambar Combustion liner (combustor basket)

Gambar 24, combustion liner (combustor basket)

Gambar 25, fuel nozzle (oil and gas)


TOTO B/UNJ/2006

21

PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA

KOMPONEN UTAMA PEMBANGKIT


TURBIN UAP & TURBIN GAS

b. Fuel Nozzle
Fuel nozzle berfungsi untuk menyemprotkan bahan bakar yang akan dibakar di ruang
bakar agar mudah terbakar. Ada dua tipe, yaitu single nozzle dan dual nozzle.
Tipe dual fuel nozzle digunakan untuk mengabutkan (atomisasi) dua jenis bahan
bakar (minyak dan gas).
c. Ignitor
Ignitor berfungsi untuk menyulut bahan bakar di ruang pembakaran (combustion
chamber) agar terjadi pembakaran.
Ignitor (disebut juga spark plug) adalah dua elektrode (serupa dengan busi) yang
mendapat pasok listrik tegangan tinggi dari trafo ignitor.
Pada saat penyalaan (ignition), ignitor didorong masuk keruang pembakaran dan
pasok listrik On sehingga mengeluarkan pecikan api (busur api).
Setelah beberapa detik (sekitar 20 detik) pasok listrik diputus dan ignitor padam dan
ignitor ditarik keluar dari combustion chamber. Ignitor dipasang didekat fuel nozzle
pada dua combustion liner

Gambar 26, Ignitor (penyala)

d. Flame Detector
Flame detector berfungsi mendeteksi adanya nyala api didalam combustion chamber.
Flame detector dipasang pada dua combustion liner yang letaknya berbeda 180 dari
combustion liner yang dipasangi ignitor.
TOTO B/UNJ/2006

22

PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA

KOMPONEN UTAMA PEMBANGKIT


TURBIN UAP & TURBIN GAS

Apabila flame detector tidak menangkap adanya nyala api, maka sistem akan
mengirim sinyal ke rangkaian pengaman dan selanjutnya rangkaian pengaman
memberi perintah untuk menutup (trip) katup bahan bakar PLTG.

Gambar .27, susunan combustion chamber dan letak flame detector.

3.3. Turbin GAS


Turbin gas berfungsi untuk merubah energi panas menjadi energi mekanik.
Gas panas hasil pembakaran dari combustion chamber diarahkan ke turbin
memutar roda turbin.

untuk

Perubahan energi terjadi ketika gas panas melewati sudu diam dan sudu gerak. Ketika
melewati sudu diam (nozzle) tekanan gas turun tetapi kecepatanya naik. Pada saat
mendorong sudu gerak, tekanan dan kecepatan gas turun. Turbin gas terdiri dari 2 bagian
utama, yaitu casing dan rotor.
a. Stator
Stator terdiri dari casing dan sudu diam serta diapragma.
Casing turbin dapat dibongkar-pasang karena terdiri dari sambungan horisontal dan
vertikal. Pada casing terdapat alur-alur melingkar untuk tempat rangkaian sudu diam
(fixed blade) dan diapragma.
TOTO B/UNJ/2006

23

PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA

KOMPONEN UTAMA PEMBANGKIT


TURBIN UAP & TURBIN GAS

Gambar 28, Sudu tetap dan sudu gerak turbin gas

Sudu diam dipasang pada alur membentuk roda atau tingkat. Jumlah tingkat sudu
diam antara 2 sampai 6 tingkat.
Sudu diam dialiri gas panas yang suhunya tinggi sehingga perlu pendinginan.
Sudu diam merubah tekanan gas panas menjadi kecepatan

TOTO B/UNJ/2006

24

PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA

KOMPONEN UTAMA PEMBANGKIT


TURBIN UAP & TURBIN GAS

Gambar 29, Sudu diam turbin gas

b. Rotor
Rotor turbin terdiri dari poros dan sudu gerak. Sudu gerak (moving blade/ bucket)
dipasang pada poros membentuk lingkaran roda yang biasa disebut tingkat atau disc.
Jumlah tingkat sesuai dengan jumlah tingkat pada sudu diam. Pada ujung (tip) tiap
sudu gerak tingkat ke 2 dan ke 3 dipasang shroud yang berfungsi untuk mengunci
dan meredam getaran yang timbul.
Sudu gerak merubah kecepatan gas panas menjadi putaran poros.

Gambar 30, sudu gerak turbin


TOTO B/UNJ/2006

25

PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA

KOMPONEN UTAMA PEMBANGKIT


TURBIN UAP & TURBIN GAS

5. KOMPONEN BANTU
a. Air Inlet
Air inlet terdiri dari filter house yang berfungsi menyaring udara masuk kompresor. Kotoran
diudara tidak boleh terbawa masuk kedalam kompresor maupun turbin karena
menyebabkan deposit ataupun erosi.Filter house dapat berupa filter berputar atau filter
yang dapat membersihkan sendiri.Pembersihan otomatis bekerja apabila perbedaan
tekanan melintas filter mencapai harga set nya.Filter house dihubungkan ke saluran udara
masuk kompresor dan inlet silincer. Inlet silincer berisi akustik dan peredam berupa dinding
berlubang untuk meredam suara.

Gambar 31, filter dan air inlet kompresor


TOTO B/UNJ/2006

26

PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA

KOMPONEN UTAMA PEMBANGKIT


TURBIN UAP & TURBIN GAS

b. Inlet Guide Vanes (IGV)


Inlet guide vanes merupakan sudu diam pertama, dipasang pada sisi masuk kompresor.
Pada umumnya IGV yang digunakan adalah variable sehingga dapat mengatur jumlah
aliran udara masuk kompresor.
IGV diatur pada posisi minimum saat start dan shut down

Gambar 32, inlet guide vane


c. Bleed (Blow off) Valve
Pada saat start up atau shut down, dimana putaran masih rendah ataumenuju rendah
tekanan udara keluar kompresor juga rendah. Sedangkan aliran udara dari arah masuk ke
sisi keluar kecepatannya cukup tinggi. Karena celah udara dalam kompresor makin kesisi
keluar makin sempit, maka akan menghambat aliran udara.
Akibatnya aliran udara dapat terhenti (stall) dan beberapa saat kemudian timbul hentakan
(surge) yang dapat menyebabkan sudu patah.
Untuk menghindari hal tersebut, maka pada kompresor tingkat tertentu dipasang saluran
pembuang udara melalui bleed valve (blow off valve). Selain itu aliran udara masuk
kompresor juga dikurangi dengan mengurangi pembukaan IGV.
d. Exhaust Gas
Setelah melakukan kerja di turbin, gas panas dibuang ke atmosfir melewati sistem
exhaust. Sistem exhaust terdiri dari expansion joint, transition duct, silincer, dan exhaust
stack.

TOTO B/UNJ/2006

27

PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA

KOMPONEN UTAMA PEMBANGKIT


TURBIN UAP & TURBIN GAS

Expansion joint merupakan sambungan antara exhaust plenum dan


silincer yang berfungsi sebagai tempat pemuaian exhaust casing.

Gambar 33, letak bleed valve

Gambar 34, exhaust


gas (plenum).

e. Bantalan
Rotor kompresor dan turbin disangga oleh dua atau tiga bantalan jurnal dan satu bantalan
aksial (thrust bearing). Untuk sistem dua bantalan, bantalan dipasang pada ujung poros
kompresor dan satu lagi di ujung poros turbin sisi exhaust.
Pada sistem tiga bantalan, bantalan kedua dipasang diantara kompresor dan turbin.

TOTO B/UNJ/2006

28

PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA

KOMPONEN UTAMA PEMBANGKIT


TURBIN UAP & TURBIN GAS

Rumah bantalan (Bearing housing) ditopang oleh compressor casing dan turbine casing.
Untuk mencegah kontak antara poros dengan bantalan diberi minyak pelumas
bertekanan. Untuk mencegah agar minyak pelumas tidak bocor keluar dari bantalan,
dipasang labyrint seal dan udara perapat.
Bantalan jurnal berfungsi untuk menjaga poros dari pergeseran kearah radial.
Untuk mencegah poros bergeser, pada ujung poros sisi kompresor dipasang bantalan
aksial (thrust bearing).

Gambar 35, casing bantalan jurnal

Gambar 36, Bantalan Jurnal dengan sistem penyangga tangensial


TOTO B/UNJ/2006

29

PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA

KOMPONEN UTAMA PEMBANGKIT


TURBIN UAP & TURBIN GAS

f. Accessory (Auxiliary) Gear


Accessory gear adalah roda gigi yang menghubungkan poros turbin dengan starting
device, turning gear atau pompa bahan bakar minyak dan peralatan lainnya.
Pada saat turbin gas beroperasi, accessory gear berfungsi sebagai gigi
penggerak peralatan bantu yang digerakkan oleh poros turbin.

Gambar 37, diagram accessories gear .

g. Starting Device
Turbin gas tidak dapat dijalankan (start) tanpa bantuan tenaga pemutar dari luar.
Sebagaimana telah disebutkan diatas turbin gas digerakkan oleh fluida kerja berupa gas
panas. Gas panas merupakan gas hasil pembakaran bahan bakar dan udara. Udara
diperoleh dari kompresor aksial yang diputar oleh turbin gas.
Pada saat mesin turbin gas stop, maka kompresor tidak menghasilkan udara. Oleh sebab
itu untuk menjalankan mesin turbin gas diperlukan alat pemutar awal. Fungsi alat
pemutar awal (starting device) adalah memutar turbin dari kecepatan nol hingga mampu
berputar dengan kemampuan sendiri.
Alat pemutar awal turbin gas dapat menggunakan :
- Mesin diesel
- Motor listrik
- Motor generator
TOTO B/UNJ/2006

30

PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA

KOMPONEN UTAMA PEMBANGKIT


TURBIN UAP & TURBIN GAS

Gambar 38, posisi load gear

h. Load Gear (Reduction Gear)


Untuk menghasilkan frekuensi listrik 50 Hz, maka generator dua kutub harus diputar pada
3000 rpm. Padahal sebagian mesin turbin menghasilkan putaran lebih dari 3000 rpm
(contohnya ALSTOM mempunyai putaran turbin 5100 rpm). Untuk itu diperlukan adanya
gigi penurun putaran yang akan menurunkan putaran turbin menjadi 3000 rpm. Alat untuk
menurunkan putaran poros turbin disebut load gear atau reduction gear.
Tetapi turbin gas Mitsubishi model 701D memiliki putaran 3000 rpm sehingga tidak
memerlukan load gear.
Contoh gambar load gear ditunjukkan pada gambar 22. Gear housing terdiri atas lower
casing dan upper casing yang dibaut menjadi satu. Untuk menghilangkan gaya aksial,
bentuk giginya dipilih miring dengan arah berlawanan.
TOTO B/UNJ/2006

31

PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURALAYA

KOMPONEN UTAMA PEMBANGKIT


TURBIN UAP & TURBIN GAS

Gambar 39, Load gear

TOTO B/UNJ/2006

32

Anda mungkin juga menyukai