Air dipompa sehingga tekanan dan temperaturnya naik . Proses ini terjadi
pada sistem air pengisi.
b c Air dipanaskan sehingga temperaturnya naik mendekati titik didihnya. Proses
ini terjadi ekonomiser.
c d Air dipanaskan hingga mendidih sehingga berubah menjadi uap jenuh. Proses
ini terjadi di boiler (pipa pemanas dan drum).
d e Uap jenuh dipanaskan sehingga temperaturnya naik dan menjadi uap
superheat. Proses ini terjadi di boiler (superheater).
e f
Uap superheat dari boiler ber ekspansi sehingga tekanan dan temperatur
nya turun. Proses ini terjadi di turbin.
f a Uap keluar turbin didinginkan sehingga berubah lagi menjadi air. Proses ini
terjadi didalam kondensor.
TOTO B/UNJ/2006
Kerja yang dihasilkan oleh suatu proses siklus adalah sama dengan jumlah perpindahan
panas (kalor) pada fluida kerja selama proses siklus tersebut berlangsung. Jadi untuk
proses siklus a b c d e f a adalah
W = T ds
Luas a b c d e f a pada diagram T s = kerja persatuan berat fluida kerja.
Makin besar luas diagram tersebut makin besar pula kerja yang dihasilkan.
Sedangkan energi yang dimasukkan ke dalam sistem (proses pemanasan fluida kerja)
adalah :
qw = luas m a b c d e f - n
Thermal Energy
Nozzle
Kinetic Energy
Blades
Mechanical Energy
Gambar 2. Konversi energi didalam turbin
TOTO B/UNJ/2006
Jadi didalam turbin, uap mengalami proses ekspansi yaitu penurunan tekanan dan
mengalir secara kontinyu. Akibat pengurangan tekanan uap didalam rangkaian sudu-sudu,
maka kecepatan uap meningkat sangat tinggi. Kecepatan aliran uap tersebut akan
bergantung pada selisih banyaknya panas uap sebelum dan sesudah ekspansi. Selisih
banyaknya panas uap sebelum dan sesudah ekspansi didalam turbin dinamakan
penurunan panas / heat drop.
Uap dengan kecepatan tinggi selanjutnya akan membentur (impuls) sudu-sudu gerak.
Benturan antara uap dengan sudu gerak ini menimbulkan gaya yang mengakibatkan poros
turbin berputar.
Setelah memutar sudu gerak, selanjutnya uap diarahkan masuk ke dalam sudu
tetap baris berikutnya. Selama melintasi sudu gerak tekanan dan entalpi uap tidak
berubah. Dengan demikian pada sudu impuls penurunan tekanan dan energi panas
uap hanya terjadi pada sudu-sudu tetap atau nosel.
1.2.2. Sudu Reaksi
Dalam suatu turbin yang terdiri dari 100 % sudu-sudu reaksi, maka sudu-sudu gerak juga
berfungsi sebagai nosel-nosel sehingga uap yang melewatinya akan mengalami
peningkatan kecepatan dan penurunan tekanan. Peningkatan kecepatan ini akan
menimbulkan gaya reaksi yang arahnya berlawanan dengan arah kecepatan uap.
TOTO B/UNJ/2006
Sudut dan profil sudu-sudu dibuat sedemikian rupa sehingga apabila turbin berputar pada
kecepatan rancangannya uap akan mengalir dengan mulus melewati sudu-sudu tersebut
sehingga dapat menurunkan erosi sampai pada tingkat minimum.
Pada sebuah roda/poros turbin sudu-sudu yang terpasang pada roda tersebut bisa terdiri
dari satu baris sudu atau beberapa baris sudu. Setiap baris sudu terdiri dari sudu yang
disusun melingkari roda turbin masing-masing dengan bentuk dan ukuran yang sama.
Turbin dengan hanya satu baris sudu yang terpasang pada rotornya dinamai turbin
bertingkat tunggal. Sedangkan turbin dengan beberapa baris sudu-sudu yang terpasang
pada rotornya dinamai turbin bertingkat banyak (multi stages).
Ditinjau dari tekanan uap meninggalkan turbin, maka dapat dibedakan menjadi turbin
kondensasi (condensing turbine) dan turbin tekanan lawan (back pressure turbine) . Turbin
kondensasi adalah turbin yang saluran keluarnya dihubungkan dengan kondensor,
sehingga tekanan uap pada saluran keluar lebih kecil dari 1 atmosfir, sedangkan turbin
tekanan lawan adalah turbin yang tekanan uap keluarnya diatas tekanan atmosfir. Turbin
tekanan lawan jarang sekali digunakan.
DR
Sedangkan didalam turbin impuls penurunan tekanan hanya terjadi pada nosel, pada sudu
gerak tidak terjadi penurunan tekanan (impuls 100%).
Namun demikian didalam praktek tidak dijumpai turbin reaksi 100 % maupun impuls
100% . Hal ini disebabkan karena selalu ada gesekan antara fluida kerja dengan startor
dan rotor, sehingga didalam sudu tetap maupun sudu gerak terjadi penurunan tekanan.
Pada turbin reaksi apabila sudu-sudu tetap dan sudu-sudu gerak profilnya sama, maka
penurunan panas uap ketika melintasi tiap-tiap baris dari setiap tingkat akan menjadi sama.
Turbin semacam ini disebut turbin dengan DR setengah atau lebih umum turbin reaksi
50%.
TOTO B/UNJ/2006
2. KLASIFIKASI TURBIN
Terdapat banyak variasi susunan, karakteristik dan konstruksi turbin yang diterapkan di unit
PLTU. Oleh karena itu turbin dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok sesuai
dengan aliran uap dan casingnya. Pengelompokkan itu dapat dibedakan menjadi :
- Turbin reheat
- Turbin ekstraksi
- Turbin single casing
- Exhaust flow
- Aliran uap
TOTO B/UNJ/2006
pengatur pada saluran ekstraksi guna mengontrol tekanan/aliran uap ekstraksi. Turbin
ekstraksi seperti ini disebut Turbin Ekstraksi Otomatis (Automatic Extraction Turbine).
TOTO B/UNJ/2006
TOTO B/UNJ/2006
TOTO B/UNJ/2006
10
TOTO B/UNJ/2006
11
TOTO B/UNJ/2006
12
TOTO B/UNJ/2006
13
14
Mesin turbin gas merupakan mesin pembakaran dalam yang kontinyu. Proses pembakaran
berlangsung secara terus menerus dan terjadi pada tekanan tetap. Mesin turbin gas sering
pula disebut dengan combustion turbine.
3.2. Siklus Kerja Turbin Gas
Siklus turbin gas disebut juga siklus tekanan tetap dan merupakan penerapan siklus
Brayton. Siklus ini terdiri dari 4 langkah yang urutannya adalah sebagai berikut :
1- 2 Udara masuk dan ditekan dalam kompresor menghasilkan udara bertekanan
(langkah kompresi).
2 - 3 Udara dari kompresor dan bahan bakar bereaksi didalam ruang pembakaran
menghasilkan gas panas (langkah pembakaran/heat input)
3 - 4 Gas panas hasil pembakaran masuk dan berekspansi dalam turbin (langkah
ekspansi)
4
Gas bekas dari turbin dibuang ke udara luar (langkah pembuangan/exhaust)
15
TOTO B/UNJ/2006
16
17
b. Stator
Stator terdiri dari casing dan sudu diam serta inlet guide vane.
Casing sebagai pembungkus kompresor dan tempat kedudukan sudu-sudu diam terdiri
dari beberapa segmen secara horisontal dan vertikal.
Sudu diam dipasang pada alur-alur melingkar didalam casing. Jumlah tingkat sudu diam
sama dengan jumlah tingkat sudu gerak.
TOTO B/UNJ/2006
18
19
20
a. Combustion Liner
Combustion liner berbentuk silinder yang terdiri dari segmen-segmen
berlubang.Lubang-lubang berfungsi untuk mengalirkan udara sekunder sekaligus
sebagai pendingin dinding dan gas hasil pembakaran.Kedalam combustion liner juga
dialirkan udara primer agar aliran menjadi turbulen.
Combustion liner disambungkan dengan transition piece yang mengarahkan aliran
gas panas ke nozzle turbin.
Untuk perlengkapan proses pembakaran pada combustion liner dipasang fuel nozzle,
ignitor dan flame detector.
21
b. Fuel Nozzle
Fuel nozzle berfungsi untuk menyemprotkan bahan bakar yang akan dibakar di ruang
bakar agar mudah terbakar. Ada dua tipe, yaitu single nozzle dan dual nozzle.
Tipe dual fuel nozzle digunakan untuk mengabutkan (atomisasi) dua jenis bahan
bakar (minyak dan gas).
c. Ignitor
Ignitor berfungsi untuk menyulut bahan bakar di ruang pembakaran (combustion
chamber) agar terjadi pembakaran.
Ignitor (disebut juga spark plug) adalah dua elektrode (serupa dengan busi) yang
mendapat pasok listrik tegangan tinggi dari trafo ignitor.
Pada saat penyalaan (ignition), ignitor didorong masuk keruang pembakaran dan
pasok listrik On sehingga mengeluarkan pecikan api (busur api).
Setelah beberapa detik (sekitar 20 detik) pasok listrik diputus dan ignitor padam dan
ignitor ditarik keluar dari combustion chamber. Ignitor dipasang didekat fuel nozzle
pada dua combustion liner
d. Flame Detector
Flame detector berfungsi mendeteksi adanya nyala api didalam combustion chamber.
Flame detector dipasang pada dua combustion liner yang letaknya berbeda 180 dari
combustion liner yang dipasangi ignitor.
TOTO B/UNJ/2006
22
Apabila flame detector tidak menangkap adanya nyala api, maka sistem akan
mengirim sinyal ke rangkaian pengaman dan selanjutnya rangkaian pengaman
memberi perintah untuk menutup (trip) katup bahan bakar PLTG.
untuk
Perubahan energi terjadi ketika gas panas melewati sudu diam dan sudu gerak. Ketika
melewati sudu diam (nozzle) tekanan gas turun tetapi kecepatanya naik. Pada saat
mendorong sudu gerak, tekanan dan kecepatan gas turun. Turbin gas terdiri dari 2 bagian
utama, yaitu casing dan rotor.
a. Stator
Stator terdiri dari casing dan sudu diam serta diapragma.
Casing turbin dapat dibongkar-pasang karena terdiri dari sambungan horisontal dan
vertikal. Pada casing terdapat alur-alur melingkar untuk tempat rangkaian sudu diam
(fixed blade) dan diapragma.
TOTO B/UNJ/2006
23
Sudu diam dipasang pada alur membentuk roda atau tingkat. Jumlah tingkat sudu
diam antara 2 sampai 6 tingkat.
Sudu diam dialiri gas panas yang suhunya tinggi sehingga perlu pendinginan.
Sudu diam merubah tekanan gas panas menjadi kecepatan
TOTO B/UNJ/2006
24
b. Rotor
Rotor turbin terdiri dari poros dan sudu gerak. Sudu gerak (moving blade/ bucket)
dipasang pada poros membentuk lingkaran roda yang biasa disebut tingkat atau disc.
Jumlah tingkat sesuai dengan jumlah tingkat pada sudu diam. Pada ujung (tip) tiap
sudu gerak tingkat ke 2 dan ke 3 dipasang shroud yang berfungsi untuk mengunci
dan meredam getaran yang timbul.
Sudu gerak merubah kecepatan gas panas menjadi putaran poros.
25
5. KOMPONEN BANTU
a. Air Inlet
Air inlet terdiri dari filter house yang berfungsi menyaring udara masuk kompresor. Kotoran
diudara tidak boleh terbawa masuk kedalam kompresor maupun turbin karena
menyebabkan deposit ataupun erosi.Filter house dapat berupa filter berputar atau filter
yang dapat membersihkan sendiri.Pembersihan otomatis bekerja apabila perbedaan
tekanan melintas filter mencapai harga set nya.Filter house dihubungkan ke saluran udara
masuk kompresor dan inlet silincer. Inlet silincer berisi akustik dan peredam berupa dinding
berlubang untuk meredam suara.
26
TOTO B/UNJ/2006
27
e. Bantalan
Rotor kompresor dan turbin disangga oleh dua atau tiga bantalan jurnal dan satu bantalan
aksial (thrust bearing). Untuk sistem dua bantalan, bantalan dipasang pada ujung poros
kompresor dan satu lagi di ujung poros turbin sisi exhaust.
Pada sistem tiga bantalan, bantalan kedua dipasang diantara kompresor dan turbin.
TOTO B/UNJ/2006
28
Rumah bantalan (Bearing housing) ditopang oleh compressor casing dan turbine casing.
Untuk mencegah kontak antara poros dengan bantalan diberi minyak pelumas
bertekanan. Untuk mencegah agar minyak pelumas tidak bocor keluar dari bantalan,
dipasang labyrint seal dan udara perapat.
Bantalan jurnal berfungsi untuk menjaga poros dari pergeseran kearah radial.
Untuk mencegah poros bergeser, pada ujung poros sisi kompresor dipasang bantalan
aksial (thrust bearing).
29
g. Starting Device
Turbin gas tidak dapat dijalankan (start) tanpa bantuan tenaga pemutar dari luar.
Sebagaimana telah disebutkan diatas turbin gas digerakkan oleh fluida kerja berupa gas
panas. Gas panas merupakan gas hasil pembakaran bahan bakar dan udara. Udara
diperoleh dari kompresor aksial yang diputar oleh turbin gas.
Pada saat mesin turbin gas stop, maka kompresor tidak menghasilkan udara. Oleh sebab
itu untuk menjalankan mesin turbin gas diperlukan alat pemutar awal. Fungsi alat
pemutar awal (starting device) adalah memutar turbin dari kecepatan nol hingga mampu
berputar dengan kemampuan sendiri.
Alat pemutar awal turbin gas dapat menggunakan :
- Mesin diesel
- Motor listrik
- Motor generator
TOTO B/UNJ/2006
30
31
TOTO B/UNJ/2006
32