Anda di halaman 1dari 47

Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sekarang ini energi listrik sangat dibutuhkan karena merupakan hal


yang paling penting dalam pembangunan negeri. Energi listrik sendiri
dibutuhkan pada dibidang – bidang lainnya seperti Pendidikan, industry,
perumahan, dan Kesehatan. Seiring dengan maju nya zaman dan kemajuan
teknologi yang semakin pesat maka pasti akan dibutuhkan lagi lebih
banyak energi listrik maka dari itu diperlukan pengeimbangan terhadap
kebutuhan dengan penyediaan energi listrik. Perusahaan Listrik Negara
( PLN ) yakni sebagai pendistribusi dan pembangkit energi listrik
seharusnya melakukan perencanaan yang tepat dalam proses
pembangkitan energi listrik agar energi yang dihasilkan sesuai dengan
kebutuhan konsumen.

Hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan tenaga listrik yaitu


keefiensian dan keefektivitasannya. Kebutuhan energi pada masyarakat
sangat tinggi tidak hanya untuk sebagai penerangan energi listrik sangat
berpengaruh pada bidang ekonomi. Oleh karena diperlukan strategi serta
pemikiran yang tepat dalam penggunaan tenaga listrik tersebut. Sebagai
contoh yaitu PLTGU atau kepanjangannya yaitu Pembangkit Listrik
Tenaga Gas dan Uap. PLTGU adalah suatu jenis pembangkit hasil
gabungan dari PLTU dan PLTG, yang sebagai fluida kerja di PLTU.
PLTGU sering disebut cunbine cycle ( c/c ) atau memiliki dua proses yaitu
turbin gas dan turbin uap.

Pada laporan ini focus sasaran yaitu pada PLTGU keramasan. Pada
PLTGU keramasan bekerja dengan bahan bakar gas dengan system
combine cycle dimana gas buang ( exhaust ) dari PLTGU dimanfaatkan
untuk memanaskan air diboiler atau HRSG ( Heat Recovery System
Generator ) dimana hal akan membuat steam turbin berputar.

1
Politeknik Negeri Sriwijaya

Pada PLTGU keramasan ini diperlukan juga daya suplai cadangan


jika terjadi gangguan pada PLTGU salah satu caranya yaitu dengan
mengguanakan system DC dengan sumber tegangannya berupa baterai
DC. Oleh karena itu diperlukan perawatan serta pengecekkan terhadap
system DC seperti baterai dan charger baterai agar suplai daya cadangan
pada pembangkit dapat selalu siap jika terjadi gangguan yang tidak
diinginkan. Dan karena itu penulis mengangkat judul PEMELIHARAAN
SUPLAI DC SEBAGAI DAYA CADANGAN PADA PLTGU PT.
PLN PERSERO KERAMASAN sebagai salah satu syarat kuliah Kerja
Praktek ( KP ).

1.2 Rumusan Masalah

Berikut perumusan masalah Kerja Praktek di (KP) PT. PLN


(Persero) UPDK Keramasan, yaitu :

1. Apa saja jenis pemeliharaan yang dilakukan pada baterai


PLTGU keramasan ?

2. Hal apa saja yang perlu diperhatikan pada proses pemeliharaan


baterai DC sebagai daya cadangan ?

3. Mengetahui kondisi baterai pada PLTGU keramasan sebagai


daya suplai DC cadangan?

1.3 Tujuan Penelitian

Berikut ini tujuan Kerja Praktek di PT. PLN (Persero) Unit


Pembangkit dan Pengendalian Keramasan, yaitu :

1. Untuk mengetahui jenis pemeliharaan yang dilakukan pada


baterai PLTGU keramasan.

2. Agar dapat mengatahui proses pemeliharaan DC sebagai daya


cadangan.

2
Politeknik Negeri Sriwijaya

3. Mengatahui hal – hal apa yang harus diperhatikan pada baterai


serta mengetahui proses pemeliharaan baterai DC sebagai daya
cadangan.

4. Dapat mengatahui kondisi baterai pada PLTGU keramasan.

1.4 Manfaat Peneliatian

Manfaat dari penulisan laporan kerja praktek ini yaitu :

1. Dapat mengenal lebih jauh penerapan ilmu yang telah diterima


di bangku kuliah melalui kenyataan di lapangan kerja.

2. Mahasiswa mampu memadukan dan menerapkan antara


Pendidikan di bangku kuliah dengan kerja nyata dalam dunia
industry.

3. Memperdalam dan meningkatkan keterampilan serta kreatifitas


mahasiswa, sesuai dengan bidang ilmu yang ditekuni.

4. Menyiapkan diri untuk menyesuaikan dengan lingkungan


industry pada masa yang akan datang.

5. Menambah wawasan dan selaku generasi yang dididik utnuk


siap terjun langsung di masyarakat, khususnya dilingkungan
kerja.

1.5 Batasan Masalah

Dalam laporan kerja praktek ini terdapat ini terdapat pembatasan


masalahnya yaitu :

1. Dalam laporan membahas prinsip kerja serta pemeliharaan


baterai DC pada PLTGU Keramasan.

2. Membahas cara pemeliharaan atau pengecekkan kondisi baterai


sebagai suplai daya cadangan pada PLTGU Keramasan.

3
Politeknik Negeri Sriwijaya

1.6 Metodelogi Penelitian

1.6.1 Metode Refrensi

Penulis mengumpulkan teori dasar dan teori pendukung dari


berbagai sumber dan mempeoleh materi dari buku – buku referensi yang
berkaitan dengan pemerataan beban.

1.6.2 Metode Observasi

Penulis melakukan survey ke PT. PLN (Persero) Keramasan untuk


mendapatkan data yang diperlukan dalam penulisan laporan ini.

1.6.3 Metode Diskusi

Melakukan diskusi mengenai topik yang dibahas dengan dosen


pembimbing, dosen pengajar, pegawai PT. PLN (Persero) Kermasan, dan
teman – teman seperjuangan di Politeknik Negeri Sriwijaya.

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan ini adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Menjelaskan secara garis besar latar belakang, rumusan


masalah, tujuan, manfaat, pembatasan masalah, metode
penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN UMUM

Menjelaskan tentang sejarah singkat PT. PLN (Persero)


UPDK Keramasan serta tugas dan fungsi terkait.

BAB III : TINJAUAN PUSTAKA

Menjelaskan mengenai pengertian baterai DC, prinsip


kerja baterai, jenis – jenis baterai, pengertian baterai
charger, kapasitas baterai, prinsip kerja charger, dan jenis
– jenis charger.

4
Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB IV : PEMBAHASAN

Membahas secara spesifikasi baterai DC pada PT. PLN


UPDK Keramasan, spesifikasi baterai, spesifikasi charger,
dan proses pemeliharaan baterai DC.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran dari hasil kerja
yang diperoleh selama kerja praktik pada PT.PLN
(Persero) UPDK Keramasan.

5
Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 Sejarah Singkat PT. PLN ( Persero )

Pada akhir abad 19, bidang pabrik gula dan pabrik


ketenagalistrikan di Indonesia mulai ditingkatkan saat beberapa
perusahaan asal Belanda yang bergerak dibidang pabrik gula dan pabrik
mendirikan pembangkit tenaga listrik untuk keperluan sendiri. Antara
tahun 1942-1945 terjadi peralihan pengelolaan perusahaan - perusahaan
Belanda tersebut oleh Jepang, setelah Belanda menyerah kepada pasukan
tentara Jepang di awal Perang Dunia II.

Proses peralihan kekuasaan kembali terjadi di akhir Perang Dunia


II pada Agustus 1945, saat Jepang menyerah kepada Sekutu. Kesempatan
ini dimanfaatkan oleh para pemuda dan buruh listrik melalui delegasi
Buruh/Pegawai Listrik dan Gas yang bersama-sama dengan Pemimpin
KNI Pusat berinisiatif menghadap Presiden Soekarno untuk menyerahkan
perusahaan-perusahaan tersebut kepada Pemerintah Republik Indonesia.
Pada 27 Oktober 1945, Presiden Soekarno membentuk jabatan listrik dan
gas di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga dengan kapasitas
pembangkit tenaga listrik sebesar 157,5 MW.

Pada tahun 1972, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 17,


status Perusahaan Listrik Negara (PLN) ditetapkan sebagai Perusahaan
Umum Listrik Negara dan sebagai Pemegang Kuasa Usaha
Ketenagalistrikan (PKUK) dengan tugas menyediakan tenaga listrik bagi
kepentingan umum. Seiring dengan kebijakan Pemerintah yang
memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk bergerak dalam
bisnis penyediaan listrik, maka sejak tahun 1994 status PLN beralih dari
Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dan juga
sebagai PKUK dalam menyediakan listrik bagi kepentingan umum hingga
sekarang.

6
Politeknik Negeri Sriwijaya

2.2 Makna Logo Perusahaan

Masing-masing bentuk dan warna dari elemen yang tersusun dalam


togogram memiliki makna visual yang terinspirasi dari cita dan cita insan
PLN sebagai sumber daya utama pengelola bisnis perusahaan.

Gambar 2. 1 Logo Perusahaan

Adapun elemen – elemen dasar lambang :

1. Persegi

Gambar 2. 2 Persegi

Bidang Persegi sebagai dasar, bewarna kuning, tanpa garis pinggir.


Bidang Persegi melambangkan bahwa PLN merupakan wadah atau
organisasi yang terorganisir dengan sempurna. Warna kuning
menggambarkan pencerahan, seperti yang diharapkan PLN bahwa listrik
mampu menciptakan pencerahan bagi kehidupan masyarakat. Kuning juga
melambangkan semangat yang menyala - nyala yang dimiliki insan yang
berkarya di PLN.

7
Politeknik Negeri Sriwijaya

2. Petir

Gambar 2. 3 Petir

Petir atau Kilat, bewarna merah, bentuk atas tebal, bentuk bawah
runcing, dan memotong/menembus tiga gelombang. Petir atau Kilat
melambangkan tenaga listrik yang terkandung didalamnya sebagai produk
jasa utama yang dihasilka oleh PLN. Selain itu, petir juga mengartikan
kerja cepat dan tepat para insan PLN dalam memberikan solusi terbaik
bagi pelanggannya. Warna merah memberikan representasi kedewasaan
PLN selaku perusahaan listrik pertama di Indonesia dan dinamisme gerak
laju PLN berserta insan perusahaan, serta keberanian dalam menghadapi
tantangan perkembangan zaman.

3. Tiga Gelombang ( Ujung Gelombang Menghadap Kebawah )

Gambar 2. 4 Gelombang

Tiga Gelombang, bewarna biru, berbentuk sinusodia (21 2 ⁄


perioda), ujung gelombang menghadap ke bawah, tersusun sejajar dalam
arah mendatar, dan terletak di tengah - tengah pada dasar kuning. Tiga
Gelombang memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oleh

8
Politeknik Negeri Sriwijaya

tiga bidang usaha utama yang digeluti oleh PLN yaitu pembangkitan,
penyaluran, dan distribusi yang seiring sejalan dengan kerja keras para
insan PLN guna memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya. Warna
biru melambangkan kesetiaan dan pengabdian pada tugas untuk menuju
dan mencapai kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Indonesia.

2.3 Sejarah Perusahaan PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pengendalian


dan Pembangkitan Keramasan.

Pembangunan dan trial operasi PLTU unit 1 dan unit 2. Awal mula
PLN UPDK Keramasan dibentuk ketika ada rencana pembangunan unit
PLTU Keramasan pada tahun 1962, dimana pada saat itu permintaan
tenaga listrik para konsumen tidak dapat terpenuhi secara utuh oleh PLTD
Boom baru (dibawah pengelolaan PLN Cabang Palembang) atas dasar
itulah pada tahun 1963 dimulailah perencanaan pembangunan pembangkit
keramasan yang diawali dengan pembebasan lahan didaerah
pembangunan, penimbunan rawa-rawa, dan penyediaan tempat
penampungan bahan baku yang didatangkan dari Yugoslavia, namun pada
tahun 1964 hingga tahun 1968 dana pembangunan yang minim
mengakibatkan pembangunan mengalami keterlambatan.

Gambar 2. 5 PT. PLN Persero Keramasan

9
Politeknik Negeri Sriwijaya

Trial Operation PLTU uint 1 dan unit 2 Keramasan palembang


diresmikan oleh presiden kedua Bapak Soeharto. Yang merupakan bagian
unit kerja PT.PLN (persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan yang
mengemban tugas sebagai penyedia dan pelayanan tenaga listrik didaerah
sumbagsel, khususnya kota palembang dengan sistem interkoneksi sebesar
70 KV. Pada tahun 1979 dibangunlah Pembangkit Listrik Tenaga Gas
(PLTG) Unit 3 di Keramasan yang berkapasitas 14,5 MW karena sistem
interkoneksi tersebut kurang dapat memenuhi kebutuhan konsumsi listrik
di Palembang.

Berdirinya PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian


Selatan diawali dengan pemisahan fungsi Pembangkitan dan Transmisi
(Penyaluran) pada PT PLN (Persero) Wilayah IV Tahun 1997 menjadi PT
PLN (Persero) Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Selatan
(KITLUR SBS). Dengan semakin pesatnya pembangunan di Sumatera,
dalam rangka peningkatan Efektivitas serta mengantisipasi perkembangan
sistem penyaluran ketenagalistrikan Se-Sumatera, sebagai upaya
peningkatan pelayanan, mutu, dan keandalan tenaga Listrik di Sumatera
dipandang penting untuk dilakukan pemisahan fungsi Pembangkitan dan
Penyaluran, maka dengan Keputusan Direktur Utama No.
193.K/010/DIR/2003 organisasi PLN yang bergerak dalam bidang
pembangkitan dan penyaluran tenaga listrik di sumatera dibuat menjadi 3
bagian, yaitu Pembangkitan Sumbagut, Pembangkitan Sumbagsel, serta
Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban (P3B) Sumatera.

Organisasi PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian


Selatan (KITSBS) sendiri secara resmi dibentuk berdasarkan Surat
Keputusan Direksi No. 177.K/010/DIR/2004 tanggal 24 Agustus 2004 dan
mulai beroperasi sebagai PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera
Bagian Selatan (KITSBS). Dan per- 01 Oktober 2018 sesuai dengan
Peraturan Direksi No. 0110.P/DIR/2018 Tentang Susunan Organisasi dan
Formasi Jabatan di PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian

10
Politeknik Negeri Sriwijaya

Selatan selanjutnya menjadi PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan


Sumatera Bagian Selatan (UIKSBS) yang berlokasi di Jl. Demang Lebar
Daun No.375, Ilir Barat I, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30128.

Kantor Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian selatan terletak


di Jalan Demang Lebar Daun Nomor 375 Palembang dan memiliki 11
(sebelas) Unit Pelaksana dengan wilayah kerja yang tersebar di Provinsi
Sumatera Selatan, Bengkulu, Jambi, Sumatera Barat dan Bandar
Lampung, yaitu:

1. Unit Pelaksana Pengendalian Pembangkitan Keramasan

2. Unit Pelaksana Pengendalian Pembangkitan Bandar Lampung

3. Unit Pelaksana Pembangkitan Bukit Asam

4. Unit Pelaksana Pengendalian Pembangkitan Bengkulu

5. Unit Pelaksana Pembangkitan Bukit Tinggi

6. Unit Pelaksana Pembangkitan Ombilin

7. Unit Pelaksana Pembangkitan Tarahan

8. Unit Pelaksana Pengendalian Pembangkitan Jambi

9. Unit Pelaksana Pembangkitan Teluk Sirih

10. Unit Pelaksana Pembangkitan Sebalang

11. Unit Pelaksana Pemeliharaan Pembangkitan Palembang

PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) Pengendalian dan


Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan yang mengemban tugas
melaksanakan penyediaan dan pelayanan tenaga listrik di Sumatera Bagian
Selatan, khususnya di Kotamadya Palembang dengan sistem interkoneksi
70 kV. Tetapi sistem interkoneksi tersebut belum memenuhi kebutuhan
listrik di Kotamadya Palembang sehingga tahun 1979 dibangun

11
Politeknik Negeri Sriwijaya

Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Unit III di Keramasan dengan


kapasitas 14,5 MW.

Setelah pembangunan dan uji coba operasi PLTU unit 1 dan unit 2
selesai dilaksanakan, maka dibentuk satuan organisasi dengan nama PLN
Sektor Pembangkitan Keramasan dibawah pengendalian Perum PLN
Wilayah IV Palembang, dengan wilayah kerja Sumatera Selatan, Jambi
dan Bengkulu. Selanjutnya sejak tanggal 9 Agustus 1996, PT. PLN
(Persero) UPDK Keramasan berada dibawah PT. PLN (Persero)
Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Selatan. Sejalan dengan
bertambahnya kebutuhan energi listrik di Sumatera Bagian Selatan, PT.
PLN (Persero) UPDK Keramasan mulai membangun sektor pembangkit
listrik lainnya di wilayah Sumatera Bagian Selatan.

Pada tahun 2002, didirikan PLTG I Indralaya yang saat ini


dibawah manajemen PT. Indonesia Power. Pada tahun 2005, PT. PLN
(Persero) UPDK Keramasan membangun PLTG II Indralaya yang
langsung berada dibawah manajemen Sektor Keramasan.

Kebijakan Direksi PT. PLN (Persero) untuk memisahkan pengelola


unit pembangkit dan penyaluran dalam satuan organisasi yang berbeda,
yaitu PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan dan PT.
PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Wilayah Sumatera,
maka tanggal 27 januari 2005, PT. PLN (Persero) Kitlur Keramasan
berubah menjadi PT. PLN (Persero) UPDK Keramasan.

Pada tahun 2006, PT. PLN (Persero) berencana untuk membangun


pembangkit listrik yang menerapkan prinsip siklus kombinasi Brayton dan
Rankine. Tujuan penggunaan siklus kombinasi adalah untuk
memanfaatkan panas buang dari siklus Brayton yang dimanfaatkan untuk
pemanasan awal pembuatan steam sehingga konsumsi bahan bakar lebih
ekonomis. Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap Indralaya diharapkan
dapat mengimbangi peningkatan kebutuhan listrik di Sumbagsel.

12
Politeknik Negeri Sriwijaya

Pada tahun 2008 dilakukan peresmian Pembangkit Listrik Tenaga


Gas dan Uap Indralaya. Sekitar tahun 2012, PT. PLN (Persero) Keramasan
membangun Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU). Pada
tanggal 10 februari 2014 PLTGU diresmikan dan dioperasikan untuk
pertama kalinya. PLTGU Sektor Keramasan diharapkan dapat
mengimbangi peningkatan kebutuhan listrik di daerah Sumbagsel.

Adapun pembangkit yang beroperasi pada PT. PLN (Persero)


UPDK Keramasan dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut.

Pembangkit Jumlah Kapasitas Bahan Mulai Status


Listrik Unit Daya Bakar Beroperasi
PLTU 2 12,5 MW Gas 1974 Not
Keramasan Active
PLTG 2 11,75 Gas 1976 (Unit 1) Stand
Wescan MW 1978 (Unit 2) By
Keramasan
PLTG 1 21,35 Gas 1976 Stand
Alsthom MW By
Keramasan
PLTGU 2 40 MW Gas 2013 Operati
Keramasan on
Tabel 2.1 Pembangkit Listrik PT.PLN (Persero) UPDK Keramasan

2.4 Visi, Misi, Moto dan Tujuan

2.4.1 Visi

Menjadi Perusahaan Listrik Terkemuka se-Asia Tenggara dan #1


Pilihan Pelanggan Untuk Solusi Energi.

A. Perusahaan Listrik

Perusahaan memiliki bisnis utama berupa penyediaan tenaga litsrik


dengan tetap mengembangkan bisnis disepanjang rantai nilai

13
Politeknik Negeri Sriwijaya

ketenagalistrikan mulai dari energi primer, pembangkitan, transmisi,


distribusi, dan penjualan untuk mendukung sustainabilitas industri
ketenagalistikan di Indonesia.

B. Terkemuka se – Asia Tenggara

Perusahaan mampu menyediakan tenaga listrik denga standar


kualitas pelayanan kelas dunia sehingga menjadikan Indonesia sebagai
pilihan investasi utama di Asia Tenggara. Pelayanan kelas dunia yang
dimaksud diharapkan dapat diwujudkan pada tahun 2024 dimana menjadi
Top 20 World Bank getting electricity rank.

C. Pilihan Pelanggan

Perusahaan merupakan pilihan utama pelanggan karena kualitas


dan pelayanan yang diberikan sehingga konsumen menjadi royal.

D. Solusi Energi

Perusaahaan dapat memberikan nilai kepada pelanggan berupa


solusi total terhadap setiap permasalahan terkait energi sehingga
perusahaan harus mampu mengantisipasi berbagai peluang dan tantangan
usaha, serta konsisten dalam pengembangan standar kerja.

2.4.2 Misi

Sesuai dengan Anggaran Dasar PT. PLN (Persero) maka


ditetapkan misi perusahaan sebagai berikut:

A. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi


pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.

B. Menjadi tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas


kehidupan masyarakat.

C. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.


Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

14
Politeknik Negeri Sriwijaya

2.4.3 Moto

“ Listrik Untuk Kehidupan Yang Lebih Baik”

2.4.4 Tujuan

Untuk menyelenggarakan usaha penyediaan tenaga listrik bagi


kepentingan umum dalam jumlah dan mutu yang memadai serta memupuk
keuntungan dan melaksanakan penugasan Pemerintah di bidang
ketenagalistrikan dalam rangka menunjang pembangunan dengan
menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.

2.4.5 Produk

Produk yang dihasilkan dari PLTGU PT.PLN (Persero) UPDK


Keramasan ini dengan 2 unit pembangkit menghasilkan 40 MW per unit.
Total daya terpasang sebesar 2×40 MW = 80 MW. Masing-masing unit
dengan daya sebesar 40 MW ini dihasilkan dari generator turbin gas sebesar ±
27 MW dan dari generator turbin uap sebesar ±13 MW. Namun, dari masing-
masing unit ini daya sebesar 2 MW dikonsumsi sendiri oleh PT.PLN
(Persero) UPDK Keramasan, sehingga daya yang dipasarkan/dijual sebesar
38 MW per unit. Total daya yang dipasarkan dari kedua unit di PLTGU
PT.PLN (Persero) UPDK Keramasan yaitu sebesar 2×38 MW = 76 MW.

2.4.6 Sistem Pemasaran

Tegangan yang dihasilkan generator yang berasal dari PT.PLN


(Persero) UPDK Keramasan menyalurkan listrik sebesar 150 kV menuju Unit
Penyaluran Transmisi (UPT). UPT adalah gardu induk di unit-unit
pembangkit yang terdiri dari PLTGU Keramasan, PLTU Bukit Asam, PLTU
Tarahan, PLTU Ombilin dan lain-lain. Arus dan tegangan listrik yang
dihasilkan oleh PLTGU Keramasan bagian pertama terlebih dahulu
disalurkan ke kota Palembang sebesar 70 kV dan bagian kedua aliran listrik
juga didistribusikan ke plant Sumatera seperti Banda Aceh, Medan, Jambi,

15
Politeknik Negeri Sriwijaya

Lampung sebesar 11,5 kV. Kedua bagian ini diatur oleh Unit Penyaluran
Transmisi (UPT). Distributor kota Palembang menurunkan tegangan listrik
sebesar 20 kV. Setelah diturunkan ke setiap penjulang (trafo) yang kemudian
disalurkan ke rumah-rumah masyarakat sebesar 380/220 V.

Gambar 2. 6 Pemasaran di PT.PLN ( Persero ) UPDK Keramasan.

2.5 Lokasi dan Tata Letak PT. PLN ( Persero ) UPDK Keramasan

PT.PLN (Persero) UPDK Keramasan berlokasi di Jalan Abikusno


Cokrosuyoso No.24 Kelurahan Kemang Agung, Kertapati, Palembang.
Lokasi perusahaan berada ± 6 Km dari pusat kota dan berada di sebelah
Sungai Musi. Bila ditinjau dari tata letak PT.PLN (Persero) UPDK
Keramasan berada disebelah timur sungai Keramasan. Dilihat dari depan
unit Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berada ± 100 M dari pos
keamanan, dimana sebelah kanan unit PLTU berhadapan dengan 3 unit
Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) dan berada di bagian belakang
gedung administrasi dan terdapat 2 unit Pembangkit Listrik Tenaga Gas
dan Uap (PLTGU) Keramasan yang berada di sebelah kanan ruang
operator. Peta lokasi PT.PLN (Persero) UPDK Keramasan dapat dilihat
pada gambar dibawah ini.

16
Politeknik Negeri Sriwijaya

Gambar 2. 7 Lokasi PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pengendalian


Pembangkit Keramasan.

2.6 Struktur Organisasi dan Manajemen Perusahaan

A. Struktur Organisasi

MANAGER
PERUSHAAN

PENGENDALIAN
ANALISIS ADMINISTRASI
OPERASI DAN PJK4L
KIMIA UMUM
PEMELIHARAAN

SUPERVISOR SUPERVISOR SUPERVISOR SUPERVISOR


SUPERVISOR OPERASI OPERASI OPERASI
PEMELIHARAAN OPERASI
SHIFT A SHIFT B SHIFT C SHIFT D

Gambar 2.8 Struktur Organisasi ULPL PT. PLN ( Persero ) Keramasan

PT.PLN (Persero) UPDK Keramasan telah menerapkan standar ISO 9001:


2008, ISO 1400 : 2004 & SMK3 yang dilengkapi dengan perangkat kerja yang
disusun dalam satu susunan organisasi line and staff, dimana pimpinan tertinggi
dipimpin oleh Manager Sektor yang membawahi Asisten Manajer Engineering,
Asisten Manajer Operasi dan Pemeliharaan dan Asisten Manajer SDM &
Administrasi, dan langsung membawahi seluruh manajer-manajer pusat listrik
yaitu Manajer PLTD/PLTG Mata Merah, Manajer PLTGU Indralaya dan Manajer
PLTGU Keramasan.

17
Politeknik Negeri Sriwijaya

Manajer Sektor bertugas merumuskan rencana dan program kerja,


membina bawahan, mengkoordinir dan mengarahkan kegiatan di lingkungan
sektor serta mengendalikan penggunaan sumber daya manusia agar efisiensi dan
efektif dalam memproduksi tenaga kerja.

2.6.1 Supervisor Pemeliharaan

Pada catatan kegiatan harian kerja praktek ( KP ) di PT. PLN


( Persero ) UPDK Keramasan di bagian supervisor pemeliharaan untuk
lebih jelas uraiannya bisa di lihat di lampiran 1.

B. Sistem Kerja Pegawai

Waktu Kerja
Lembaga Jadwal
Hari Waktu
Shift 07.30 – 16.00
( Operator Senin – Minggu 16.00 – 23.00
CCR/Operator 23.00 – 07.30
Lokal/Operator WTP )
Non Shift Senin – Kamis 07.30 – 16.00
( Adminitrasi/ Karyawan Istirahat 12.00 – 13.00
OPHAR/Karyawan Jum’at 07.30 – 16.00
Engineering/Karyawan Istirahat 11.30 – 13.00
Sektor/ Pejabat kantor Sabtu Libur
sector /Pejabat kantor
pembangkit )
Sistem kerja yang digunakan oleh PT.PLN (Persero) UPDK
Keramasan Palembang adalam sistem kerja shift dan non shift, adapun
peraturan kerja yang berlaku di PT. PLN (Persero) UPDK Keramasan
adalah seperti yang dijelaskan pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.2 Sitem Kerja PT. PLN ( Persero ) Sektor Pembangkit


Keramasan

18
Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Sistem Power DC

Power DC merupakan alat utama yang sangat diperlukan guna


mendapatkan suplai arus saearah atau direct current. Arus searah sendiri
pada suatu pembangkit sering digunakan pada berbagai macam
komponen seperti peralatan proteksi, peralatan control, sebagai daya
cadangan pembangkit sendiri dan berbagai kegunaan lainnya. Dalam
system power DC terdapat berbagai perangkat atau komponen yang
digunakan yaitu baterai, charger, dan perangkat lainnya. Pada
pembangkit PLTGU keramasan, suplai DC digunakan sebagai penyuplai
cadangan beban dan peralatan penting lainnya. Sumber power DC sendiri
biasanya disesuaikan sesuai kebutuhan pada unit pembangkit sendiri,
sebagai back up atau cadangan power ataupun sebagai sumber power
start up unit.

Sumber tegangan emergency bus section A memberikan suplai


tegangan 3 fasa pada recefier atau battery charger, kemudian battery
charger mengubah tegangan AC ke tegangan DC. Berikutnya baterai di
pararel di battery charger. Battery charger digunakan untuk menyuplai
daya pada baterai. Ditunjukkan pada gambar dibawah ini:

Battery
Suplai AC
charger

Bus Beban
Battery
19
bank
Politeknik Negeri Sriwijaya

Gambar 3.1 Prinsip Kerja Sistem Power DC

3.2 Pengertian Baterai DC

Baterai adalah suatu perangkat yang berfungsi sebagai sumber


energi dimana bateri sendiri dapat mengubah energi kimia menjadi energi
listrik. Dengan menggunakan baterai kita tidak perlu menyambungkan
energi listrik ke terminal mengguanakan kabel untuk menggunakan
berbagai perangakat elektronik, maka dari itu baterai dapat dibawa dengan
mudah kemana – mana. Pada baterai sendiri terdapat dua buah terminal
yaitu positif atau katoda dan terminal negative atau anoda dan larutan
elktrolit pada baterai yang berfungsi sebagai penghantar. Keluaran atau
output dari baterai adalah arus searah atau nama lainnya arus DC ( Direct
Current ).

Baterai sendiri umumnya terdiri dari dua jenis utama yaitu baterai
primer yaitu baterai yang hanya bisa sekali atau single use battery. Lalu
ada juga baterai sekunder yaitu jenis baterai yang dapat diisi ulang atau
rechargeable battery, pada baterai sekunder ini mengguanakan perangkat
charging untuk mengisi ulang baterai.

3.3 Prinsip Kerja Baterai

Proses yang terjadi pada baterai dibedakan menjadi dua yaitu


Proses Pengisian (Charge) dan Proses Pengosongan (Discharge). 

a. Proses Pengisian ( Charge )

Pada proses ini berlangsung apabila sel dihubungkan


dengan suplai daya maka elektroda positif berubah menjadi

20
Politeknik Negeri Sriwijaya

anoda, sedangkan elektroda negatif berubah menjadi katoda.


Proses tersebut dapat dilihat seperti skema 3.2 dibawah ini.

Gambar 3.2 Skema Proses Charge pada Baterai

b. Proses Pengosongan ( Discharge )

Pada proses ini terjadi apabila sel dihubungkan pada


beban, kemudian elektron berjalan dari anoda ke katoda melalui
beban, lalu ion-ion negatif akan mengarah ke anoda, sedangkan
ion-ion positif menuju ke katoda. Prosesnya dapat dilihat seperti
Skema 3.3 dibawah ini. 

Gambar 3.3 Skema Proses Discharge pada Baterai

21
Politeknik Negeri Sriwijaya

3.4 Baterai Primer ( Single Use Battery )

Baterai primer atau single use battery sangat sering ditemukan di


pasar ataupun di pusat pembelanjaan. Baterai jenis ini sangat sering
digunakan sebagai sumber listrik untuk perangkat baerai primer sendiri
umumnya memiliki spesifikasi dengan tegangan 1,5 volt. Adapun jenis –
jenis ukuran yang dimiliki oleh baterai single use atau primer adalah
ukuran AAAA ( sangat kecil ), AA ( kecil ), C ( medium ), dan D ( besar ).
Selain jenis ini baterai primer terdapat juga baterai dengan spesifikasi
tegangan 6 sampai 9 volt dengan bentuk baterai yang berbentuk kotak.
Adapun jenis – jenis dari baterai primer yaitu sebagai berikut :

3.3.1 Baterai Lithium

Baterai lithium memiliki keuntungan dimana baterai lithium


memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan jenis baterai primr
lainnya. Baterai jenis ini biasanya berbentuk uang logam dan biasa
disebut baterai koin. Baterai lithium dapat bekerja pada suhu yang
rendah serta dapat bertahan walaupun disimpan dalam kurun waktu 10
tahun. Namun lain dari baterai jenis lithium ini yaitu baterai kancing
atau button cell. Dalam penggunaannya baterai jenis ini dipergunakan
sebagai memori backup pada perangkat mikro computer dan juga jam
tangan.

22
Politeknik Negeri Sriwijaya

Gambar 3.4 Baterai Lithium

3.3.2 Baterai Zine – Carbon ( Seng – Carbon )

Baterai Zine – Carbon ( Seng – Carbon ) sering juga disebut


baterai “ Heavy Duty”. Baterai jenis ini merupakan jenis baterai yang
hargaya relative murah dibandingkan dengan berbagai jenis baterai
lainnya. Pada baterai jenis ini terminal positifnya yaitu terdiri dari
bahan karbon yang berbentuk baterai, sementara itu pada bagian
terminal negativenya berupa zinc atau seng yang berfungsi sebagai
pelindung dan pembungkus pada baterai.

3.3.3 Baterai Alkaline ( Alkali )

Baterai alkali menggunakan jenis elektrolit yaitu ptssium


hydroxide dimana merupakan zat alkali. Oleh sebab itu baterai ini
diberi nama baterai alkalin. Baterai alkaline merupakan jenis baterai
yang memiliki daya tahan yang lebih lama dibandingkan baterai zinc –
carbon tetapi harganya relative lebih mahal dibandingkan baterai zinc –
carbon. Baterai alkaline sering ditemukan karena pada baterai elektrolit
yang digunakan yaitu alkaline. Namun terdapat juga berbagi baterai
yang menggunakan bahan aktif jenis lainnya sebagai elektrodanya.

23
Politeknik Negeri Sriwijaya

Gambar 3.5 Baterai Alkaline ( Alkali )

3.3.4 Baterai Silver Oxide

Baterai silver oxide merupakan jenis baterai yang menghasilkan


energi yang tinggi dan dalam bentuk yang relative ringan dan kecil. Hal
ini disebabkan karena material yang digunakan pada baterai ini yaitu
silver ( perak ). Baterai silver oxide ini sering dibentuk dalam bentuk
baterai koin. Kekurangan dari baterai ini yaitu harganya relative mahal.

3.4 Baterai Sekunder ( Rechargeable Battery )

Baterai sekunder atau rechargeable battery pada dasarnya


memiliki prinsip kerja yang sama Seperti baterai primer atau single use
battery dengan menghasilkan arus listrik. Akan tetapi reaksi kimia yang
terdapat pada baterai sekunder bersifat reversible atau berbalik arah.
Pada baterai sekunder elktron yang bergerak dari postif ke negetif
ketika diberikan sumber engeri dari luar atau charging sehingga terjadi
pengisian muatan pada baterai hal tersebutlah yang menyebabkan
proses charging pada baterai sekunder. Ketika elketron mengalir dari
negative ke positif saat terhubung ke beban pada terminal baterai maka
proses ini disebut discharge energi.

24
Politeknik Negeri Sriwijaya

Baterai sekunder atau baterai yang dapat diisi ulang memiliki


beberapa jenis contohnya yaitu Baterai NI – cd ( Nickel – Cadmium ),
Baterai Li-Ion ( Lithium – Ion ), Baterai Ni – MH ( Nickel – Metal
Hydride ).

3.4.1 Baterai Ni – cd ( Nickel – Cadmium )

Baterai NI – cd ( Nickel – Cadmium ) merupakan jenis baterai


sekunder atau betari yang dapat di isi ulang yang bahan elektrolitnya
menggunakan Nickel Oxide Hydroxide dan Metallic Cadmium. Baterai
Ni – cd mampu beroperasi dengan siklus daya tahan yang cukup lama
dan dalam jangkauan suhu yang luas. Di sisi lain, baterai ini apabila
tidak digunakan maka akan melakukan discharge sendiri sekitar 30%
untuk tiap bulannya. Baterai ini mengandung 15% Tosik/racun dimana
terdapat bahan Carcinogenic Cadmium sehingga akan membayakan
lingkungan sekitar dan kesehatan pada manusia. Berdasarkan peraturan
“ Directive 2006/66/EC ” atau yang dikenal dengan “ Battery Directive
” berbunyi larangan oleh EU ( European Union ) dalam penggunaan
dan penjualan Baterai Ni – cd terhadap perangkat Portabel Konsumen.

Gambar 3.6 Baterai Ni – cd ( Nickel – Cadmium )

3.4.2 Baterai Li – Ion ( Lithium – Ion )

25
Politeknik Negeri Sriwijaya

Baterai Li – Ion memiliki kapasitas yang lebih tinggi sekitar


30% apabila dibandingkan dengan Baterai NI – MH. Baterai ini
memiliki siklus daya tahan yang lebih tinggi dan lebih ringan sekitar
30%. Baterai Li – Ion memiliki zat berbahaya Seperti Cadmium
sehingga lebih ramah lingkungan. Untuk mengatasi hal tersebut maka
perlu dilakukannya daur ulang ( recycle ) dan hasil sisa penggunaanya
tidak boleh dibuang disembarang tempat. Apabila tidak digunakan
maka baterai Li – Ion memiliki self – discharge sekitar 20% utnuk tiap
bulannya. Untuk penggunaannya sendiri baterai ini paling banyak
digunakan pada alat elektonika portable dapat berupa laptop, kamera
digital, handphone, kamera video dan lainnya.

3.4.3 Baterai Ni – MH ( Nickel – Metal Hydride )

Baterai Ni – MH ( Nickel – Metal Hydride ) memiliki kapasitas


30% lebih tinggi dibandingkan dengan baterai NI – cd. Baterai ini
memiliki keunggulan yang hamper sama dengan baterai Ni – cd, yang
membedakannya adalah baterai Ni – MH tidak memiliki zat berbahaya
Cadmium dimana zat tersebut dapat membahayakan lingkungan sekitar
dan kesehatan pada manusia. Keunggulan dalam menggunakan Ni –
MH adalah dapat diisi ulang atau rechargeable hingga ratusan kali dan
dapat menghemat biaya dalam pemakaian baterai. Apabila tidak
digunakan maka baterai Ni – MH memiliki Seld – discharge sekitar
40% untuk tiap bulannya. Meskipun tidak memiliki kandungan sedikit
zat berbahaya yang membahayakan lingkungan sekitar dan kesehatan
pada manusia. Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu dilakukan daur
ulang dan sisa pengguanaan baterai yang telah terpakai tidak boleh
dibuang di sembarangan tempat. Untuk penggunaannya sendiri, baterai
ini sering digunakan pada kamera dan alat komunikasi radio.

26
Politeknik Negeri Sriwijaya

3.5 Kapasitas Baterai

Kapasitas dari baterai yaitu menyatakan bersarnya arus listrik


yang diberikan atau disuplai oleh baterai ke suatu beban atau rangkaian
dalam jangka wkatu jam tertentu, biasanya dalam satuan ham.
Umumnya kapasitas dari baterai dinyatakan secara matematis sebagai
berikut C = I. t dengan satuan Ah ( ampere hour ). Untuk mengetahui
apakah baterai terisi penuh dan dalam kondisi baik dalam menyimpan
daya maka perlu dilakukan pengukuran kondisi baterai yaitu dengan
cara melakukan simulasi beban yang dimana arus dapat didaur pada
arus yang tetap maka tegangan baterai akan turun dari nominalnya ini
biasanya disebut dummy load. Waktu penurunan tegangan baterai
dibandingkan dengan karakteristik maka akan ditemukan kondisi
baterai tersebut. Apakah mempunyai kondisi baik atau buruj dimana
kondisi buruk yaitu <40%.

Pada baterai alkalin nickel – cadmium ( NiCd ) biasanya


kapasitas baterai dinyatakan dalam C5 yang menyatakan besar dari
kapasitas baterai Ah yang tersedia selama 5 jam untuk C5. Pengujian
baterai biasanya dilakukan pada saat komisioning pada baterai atau
intial charge, kemudian saat 5 tahun setelah operasi dilakukan, lalu pada
saat setiap 2 tahunan, dan yang terakhir yaitu pada saat untuk
mengetahui kapasitas baterai yang sesungguhnya. Kapasitas dari baterai
dapat mengalami penurunan, adapun contoh dari penurunannya yiatu
antara lain :

1. Pengisian yang tidak sempurna

2. Pada sel baterai terdapat banyak karpon

3. Pada saat pengisian floating yang terllau lama

4. Kerusakan material atau elektroda aktif pada baterai

5. Baterai memiliki kadar potassium yang terlalu tinggi

27
Politeknik Negeri Sriwijaya

3.6 Bagian – Bagian Baterai

Pada umumnya suatu baterai terdiri dari beberapa bagian


diantaranya yaitu elektrolit, separator, plat positif, plat negative,
penghubung sel, sel baterai, kotak baterai, terminal baterai, dan tutup
baterai.

Gambar 3.7 Bagian – Bagian Pada Baterai

1. Elektrolit Baterai

Elektrolit baterai merupakan larutan air suling dan asam sulfat.


Massa jenis atau berat jenis dari elektrolit baterai jika dalam keadaan
penuh yaitu 1.260 atau 1.280 pada suhu 20 derajat celcius. Saat terisi
penuh berat jenis dari baterai berbeda – beda hal ini dikarenakan
perbedaan dari campuran suatu air suling dan asam sulfat yang
perbandingannya berbeda – beda. Elektrolit baterai yang beratnya
memiliki berat jenis 1.260 saat dalam keadaan penuh berarti memiliki
kandungan air suling 65% dan asam sulfat 35%. Sedangkan saat berat
jenis dari larutan elektrolit pada baterai memiliki berat jenis 1.280
maka terdiri dari 63% air suling dan 37% asam sulfat.

2. Kotak Baterai

28
Politeknik Negeri Sriwijaya

Kotak baterai merupakan bagian paling luar dan merupakan


pelindung bagian – bagian lain dari baterai. Fungsi lain dari kotak
baterai yaitu untuk menampung elemen baterai dan elektrolit. Pada
suatu baterai, ruang dalam ruang kotak baterai dibagi menjadi 6 buah
bagian atau 6 sel. Pada kotak baterai terdapat tanda batas permukaan
bawah ( lower level ) dan juga terdapat tanda batas permukaan atas
( upper level ). Selain itu pada kotak baterai terdapat spesifikasi dari
baterai.

Gambar 3.8 Kotak Baterai

3. Plat Baterai

Gambar 3.9 Plat Baterai Positif, Plat Baterai

Negatif Terminal Pemisah

29
Politeknik Negeri Sriwijaya

Pada baterai terdapat dua buah jenis yaitu plat negative dan plat
positif. Bahan dari plat positif yang digunakan yaitu antimoni yang
dilapisi dengan lapisan aktif oksida timah ( lead dioxide, PbO2 )
dengan wrna cokelat. Semantara itu plat negarid berasak dari bahan
sponge lead ( Pb ) dengan warna abu. Kemampuan baterai untuk dapat
mengalirkan arus dipengaruhi oleh ukuran dan jumlah dari plat baterai
tersebut, semakin banyak plat – plat dan semakin besar ukuran dari
plat – plat tersebut maka baterai akan mengahasilkan arus yang lebih
besar.

4. Separator

Separator atau pemisah seperti yang terlihat pada gambar 3.3


merupakan komponen pada baterai yang berada dalam kotak baterai.
Separator sendiri terletak antara plat positif dan plat negative. Selain
sebagai pemisah antara plat positif dan plat negative pada baterai
separator dapat berfungsi sebagai alat pencegah terjadinya hubung
singkat antara plat negative dan plat positif.

5. Penghubung Sel

Cell conector atau penghubung sel merupakan bagian yang


menghubungkan plat negative dan plat positif pada baterai.
Penghubung antara play negative dan plat positif dihubungkan dengan
susunan seri

6. Pemisah Sel

Cell partition atau pemisah sel berfungsi untuk memisahkan atau


pemisah antara tiap – tiap sel yang berada pada suatu baterai.

7. Tutup Baterai

30
Politeknik Negeri Sriwijaya

tutup baterai adalah komponen baterai yang berfungsi untuk


menutup lubung pengisian pada elektrolit baterai. Pada tutup baterai
terdapat lubang sebagai ventilasi untuk keluarnya gas hydrogen yang
terbentuk saat proses pengisian baterai berlangsung. Karena jika gas
hydrogen tidak dikeluarkan dari baterai akan mengakibatkan baterai
meledak.

Gambar 3.10 Tutup Ventilasi Baterai

3.7 Charger Baterai

Charger atau disebut rectifier ( penyearah ) adalah sebuah alat


yang digunakan untuk mengubah arus dari bolak – balik ( AC )
menjadi arus searah ( DC ). Charger juga digunakan untuk
memberikan arus pada baterai ( charger current ). Charger pada
baterai selalu dihubungkan dengan bayerai hal ini dilakukan agar
kapasitas pada baterai selalu tejaga dan baterai dalam keadaan penuh.
Pada umumnya pada suatu pembangkit rectifier digunakan untuk
mengisi muatan pada baterai sebagai daya cadangan atau backup ke
beban dan menjaga baterai pada pembangkit selalu dalam kondisi
penuh.

Dalam pengisiannya baterai dikelompokkan menjadi 3 yaitu ada


boosting charge, floating charge, dan equalizing penjelasan dari
ketiganya adalah sebagai berikut :

31
Politeknik Negeri Sriwijaya

3.7.1 Booasting Charge

Boosting charge adalah suatu jenis pengisian baterai dimana


pengisian baterai dilakukan dengan cara yang cepat hal ini agar dapat
mengembalikan kapasitas maksimum pada baterai untuk operasi
pelayanan setelah itu baterai mengalami discharge, karena hal itu
baterai kehabisan Sebagian besar kapasitasnya saat emergency. Pada
saat boosting charge arus dan tegangan diseting lebih besar atau tinggi
dari pada saat floating charge.

3.7.2 Floating Charge

Floting charge merupakan pengisian baterai agar menjaga baterai


tetap dalam keadaan full charge, pada saat floating charge baterai
tidak menerima arus maupun mengeluarkan arus listrik, saat tegangan
floating tercapai yang besarnya telah ditentukan atau sesuai dengan
rekomendasi dari pabrik pembuatannya, baterai tetap tersambung ke
beban.

3.7.3 Equalizing

Equalizing adalah pengisian baterai untuk meretakan atau


menyamakan tegangan pada setiap sel baterai.

3.8 Jenis Rectifier/Charger

Prinsip kerja dari rectifier atau charger yaitu berdasarkan baik


sumber AC 1 fasa ataupun 3 fasa masuk melalui terminal input
berikutnya suplai akan ke trafo step – down dan tegangan 220 V/380
V kemudian diubah menjadi tegangan DC 48 V dengan sedikit ripple.
Sehingga untuk menghilangkan sedikit ripple tersebut diperlukan
penyaringan dengan filter yang terpasang pada terminal output.
Charger pada baterai atau rectifier terdapat beberapa jenis berdasarkan
dfasanya yaitu ada pada baterai atau rectifier terdapat beberapa jenis

32
Politeknik Negeri Sriwijaya

berdasarkan fasanya yaitu ada rectifier 1 fasa dan rectifier 3 fasa.


Berikut dibawah ini penjelasannya.

3.8.1 Rectifier 1 ( satu ) Fasa

Rectifier 1 fasa adalah rectifier yang rangkaian inputnya


menggunakan suplai bolak balik AC 1 fasa. Jenis rectifier inilah yang
sering digunakan pada gardu yang ada di peralatan SCADATEL.
Rectifier akan bekerja jika diberikan tegangan skotar 220 VAC.
Tegangan tersebut didapatkan dari tegangan pada SKTM ( 20 kV )
yang kemudian diturunkan trafo step down menjadi 220 VAC dengan
cara menyambungkan fasa R/S/T ke N ( netral ) kemudian
disearahkan menjadi 48 sehingga beban dapat dicatu.

3.2.1 Rectifier 3 ( tiga ) Fasa

Rectifier 3 fasa yaitu rectifier yang memiliki rangkaian input


menggunakan suplai AC 3 fasa ( 380 VAC ). Agar dapat mendapatkan
tegangan sebesar 380 VAC, maka proses penyambungannya yaitu
dengan cara konfigurasi dari fasa ke fasa ( R-S/R-T/T-R ), sehingga
rectifier 3 fasa dapat bekerja. Akan tetapi pada rectifier 3 fasa tidak
dapat digunakan pada jaringan SCADATEL.

BAB IV

PEMBAHASAN

5.1 Prinsip Kerja Suplai DC Pada PLTGU Keramasan

System dari suplai DC pada PLTGU Pembangkit listrik tenaga gas


dan uap yang terletak pada ULPL keramasan yaitu sebagai daya
cadangan jika terjadi gangguan pada pembangkit guna mencakupi
kelancaran penyaluran tenaga kelistrikan kepada konsumen. Prinsip

33
Politeknik Negeri Sriwijaya

suplai DC sendiri yaitu menggunakan arus bolak balik kemudian diubah


menjadi arus searah pada rctifier kemudian daya tersebut disimpan dan
pada waktu tertentu digunakan untuk mengisi daya pada beterai.
System DC pada pembangkit PLTGU keramasan ini sendiri berfungsi
sebagai suplai daya cadangan untuk turbin generator, cara kerjanya saat
terjadi gangguan pada suplai daya utama maka sumber system DC yaitu
baterai akan langsung memback – up daya utama serta menjalankan
berbagai macam mesin – mesin penunjang lainnya pada pembangkit
serta dapat menghindari gangguan yang dapat merugikan PT. PLN
Persero maupun konsumen listrik Seperti pemadaman listrik atau
blackout.

5.2 Spesifikasi Baterai dan Charger PLTGU Keramasan

4.2.1 Spesifikasi Baterai

Pada pembangkit PLTGU keramasan terdapat dua jenis baterai


yaitu pertama baterai kering yang berada pada GTG 1 Compertement
dan GTG 2 Compertement yang berfungsi sebagai daya cadangan pada
mesin – mesin pada PLTGU. Berikutnya yang kedua terdapat baterai
basah yang berfungsi sebagai daya cadangan untuk berbagai rele serta
alat penunjang lain yang terletak pada PLTGU power station.

1. Spesifikasi Baterai Kering Gas Turbin Keramasan.

Unit : PLTGU 1 dan PLTGU 2

Merk : HOPPECKE

Kapasitas Baterai : 400 Ah

Tegangan Baterai : 2,25 V ( Floating )

Tipe : SB2V400

34
Politeknik Negeri Sriwijaya

Lokasi : GTG 1 Compertement dan GTG 2


Compertement

Gambar 4.1 Baterai Kering


Pada PLTGU Keramasan ( 60
cell )

2. Spesifikasi Baterai
Basah Gas Turbin
Keramasan

Unit
: PLTGU Power
Station

Merk : HOPPECKE

Kapasitas Baterai : 2500 Ah

Tegangan Baterai : 2,23 V ( Floating )

Tipe : 20 OpzS 2500

Lokasi : Battery Room PLTGU

35
Politeknik Negeri Sriwijaya

Gambar 4.2 Baterai Basah Pada PLTGU Power Station

4.2.2 Spesifikasi Chaerger

Pada PLTGU keramasan terdapat dua jenis charger pada baterai


yaitu tipe AEG Power Solutions Model 125 TPRe 100 yang terletak
pada GTG 1 Compartement dan GTG 2 Compartement untuk unit 1 dan
unit 2 PLTGU. Charger berikutnya yaitu charger pada battery power
station dengan model STATRON 125 BDT500.

1. Charger Model AEG Power Solution Model 125 TPRE 100

Unit : PLTGU unit 1 dan unit 2

Lokasi : Battery Room Compartement GTG 1 dan 2

Merk : AEG

Tipe : 23863

Arus Input : 31,4 A

Arus Output : 100 A

Tegangan Input : 380 V

Tegangan Output : 125 V

Tahun : 2012

Frekuensi : 50 Hz

36
Politeknik Negeri Sriwijaya

Gambar 4.3 Charger 1 dan 2 Model AEG Power Solution Model 125 TPRE
100 Pada Gas Turbin 1 dan 2

Gambar 4.4
Bagian
Dalam Pada
Charger Model
AEG Power
Solution Model
125 TPRE
100 Pada Gas
Turbin 1 dan 2

2. Charg
er
model STARTON 125 BDT500

Unit : PLTGU Power Station

Lokasi : Battery Room PLTGU

Merk : STARTON

Tipe : 125BDT500

Arus Input : 142 A

Arus Output : 500 A

Tegangan Input : 380 V

Tegangan Output : 125 V

37
Politeknik Negeri Sriwijaya

Tahun : 2012

Frekuensi : 47,5 – 52,5 Hz

Float Charging : 129,3 V

Gambar 4.5 Charger 1 dan 2 Model STARTON 125BDT500

5.3 Pemeliharaan Pada Baterai

Pemeliharaan baterai sebagai daya cadangan ada beberapa macam


yaitu pemeliharaan mingguan, pemeliharaan bulanan, dan pemeliharaan
tahunan dengan pengujian dummy load.

4.3.1 Pemeliharaan Baterai Mingguan

Pada pemeliharaan baterai mingguan dilakukan beberapa


pengecekkan baterai yaitu Level air, connection pada baterai, apakah
media lain Seperti kotoran, temperature atau suhu dari tegangan supply
charger, aus charging, tegangan charging dan mode charging. Berikut
dibawah data dari pemeliharaan baterai dari PLTGU unit 1, PLTGU
unit 2 dan pada PLTGU power station.

38
Politeknik Negeri Sriwijaya

1. Gas Turbin Unit 1

o Level air dalam keadaan cukup

o Connection dalam keadaan yang kuat

o Tidak terdapat media lain ( kotoran )

o Temperature/suhu ruangan 18˚C

o Tegangan supply pada charger 380 VAC

o Arus charging 6,5/6,2 A

o Tegangan charging 132,6 V

o Mode charging float

2. Gas Turbin Unit 2

o Level air dalam keadaan cukup

o Connection dalam keadaan yang kuat

o Tidak terdapat media lain ( kotoran )

o Temperature/suhu ruangan 16˚C

o Tegangan supply pada charger 380 VAC

o Arus charging 5,4/7,3 A

o Tegangan charging 132,5 V

o Mode charging float

3. PLTGU Power Station

o Level air dalam keadaan cukup

o Connection dalam keadaan yang kuat

39
Politeknik Negeri Sriwijaya

o Tidak terdapat media lain ( kotoran )

o Temperature/suhu ruangan 19˚C

o Tegangan supply pada charger 380 VAC

o Arus charging 4A

o Tegangan charging 132,4 V

o Mode charging float

4.3.2 Pemeliharaan Baterai Bulanan

Pemeliharaan baterai bulanan PLTGU yaitu dengan mengukur


setiap tegangan pada setiap baterai dengan tegangan yang
seharusnya berkisaran 2,2 Volt. Alat ukur yang digunakan yaitu
avometer.

1. Data Pemeliharaan Bualanan Baterai Gas Turbin Unit 1

Jenis baterai kering

Jumlah cell 57

Tegangan total 128 V

Gambar 4.6 Skema Baterai PLTGU Gas Turbin 1

40
Politeknik Negeri Sriwijaya

Tabel 4.1 Data Pemeliharaan Bulanan Baterai PLTGU Unit 1

No Cell Tegangan No Cell Tegangan No Cell Tegangan


1 2,15 21 2,19 41 2,33
2 2,15 22 2,21 42 2,33
3 2,17 23 2,20 43 2,34
4 2,18 24 2,20 44 2,36
5 2,15 25 2,18 45 2,18
6 2,18 26 2,10 46 2,39
7 2,19 27 2,19 47 2,39
8 2,12 28 2,40 48 2,38
9 2,15 29 2. 2,19 49 2,4
10 2,15 30 2,17 50 2,37
11 2,15 31 2,16 51 2,35
12 2,16 32 2,19 52 2,33
13 2,15 33 2,17 53 2,01
14 2,18 34 2,27 54 2.38
15 2,17 35 2,18 55 2,38
16 2,16 36 2,20 56 2,35
17 2,15 37 2,33 57 2,36
18 2,15 38 2,31
19 2,15 39 2,34
20 2,18 40 2,33

Data Pemeliharaan Bualanan Baterai Gas Turbin Unit 2

Jenis baterai kering

Jumlah cell 57

Tegangan total 128 V

41
Politeknik Negeri Sriwijaya

Gambar 4.7 Skema Baterai Gas Turbin Unit 2

Tabel 4.2 Data Pemeliharaan Bulanan Baterai PLTGU Unit 2

No Cell Tegangan No Cell Tegangan No Cell Tegangan


1 2,24 21 2,26 41 2,24
2 2,24 22 2,24 42 2,26
3 2,23 23 2,24 43 2,26
4 2,23 24 2,24 44 2,24
5 2,24 25 2,26 45 2,24
6 2,23 26 2,24 46 2,25
7 2,24 27 2,23 47 2,24
8 2,24 28 2,25 48 2,24
9 2,23 29 2,25
49 2,25
10 2,24 30 2,24
50 2,25
11 2,24 31 2,23
51 2,26
12 2,23 32 2,24
52 2,26
13 2,23 33 2,24
53 2,26
14 2,24 34 2,24
54 2,24
15 2,24 35 2,25
36 2,24 55 2,24
16 2,24
17 2,25 37 2,25 56 2,24
18 2,25 38 2,24 57 2,24
19 2,24 39 2,25
20 2,23 40 2,26
3. Data Pemeliharaan Bulanan
Baterai PLTGU Power Station

Jenis Baterai Basah

Jumlah Cell 58

Tegangan 130,3 V

42
Politeknik Negeri Sriwijaya

Gambar 4.8 Skema Baterai PLTGU Power Station

Tabel 4.3 Data Pemeliharaan Bulanan Baterai PLTGU Power Station


No Cell Tegangan No Cell Tegangan No Cell Tegangan
1 2,24 21 2,24 41 2,24
2 2,24 22 2,24 42 2,24
3 2,23 23 2,24 43 2,24
4 2,24 24 2,24
44 2,24
5 2,24 25 2,24
45 2,24
6 2,24 26 2,24
7 2,24 46 2,24
27 2,27
8 2,24 28 2,24 47 2,25
9 2,24 29 2,25 48 2,25
10 2,24 30 2,25 49 2,25
11 2,24 31 2,24 50 2,25
12 2,24 32 2,25 51 2,25
13 2,24 33 2,24 52 2,25
14 2,24 34 2,25 53 2,25
15 2,24 35 2,24 54 2,25
16 2,24 36 2,25 55 2,25
17 2,24 37 2,25 56 2,25
18 2,24 38 2,24
57 2,25
19 2,24 39 2,25
58 2,12
20 2,24 40 2,25

4.3.3 Dummy Load

Dummy load adalah beban tiruan dengan fungsi untuk mengetahui


daya tahan baterai dengan cara diberikan beban tiruan. Proses dummy
load dilakukan menggunakan alat uji berupa TORKEL tujuan dari
dummy load sendiru mengukur apakah baterai mampu bekerja saat

43
Politeknik Negeri Sriwijaya

diberi beban selama waktu tertentu. Pada percobaan dummy load ini
digunakan waktu selama 5 jam karena sebagai daya cadangan jika
terjadi gangguan baterai akan bekerja selama 5 jam.

Table 4.4 Dummy Load Pada Baterai Gas Turbin Unit 1

No Pengukuran Pada Jam Ke ( VDC )


Cell 0 1 2 3 4 5
1 2,187 2,033 2,025 2,014 2,001 1,986
2 2,189 2,039 2,031 2,020 2,008 1,994
3 2,188 2,040 2,032 2,021 2,008 1,994
4 2,187 2,040 2,031 2,020 2,007 1,993
5 2,188 2,038 2,03 2,016 2,006 1,991
6 2,188 2,022 2,028 2,016 2,003 1,986
7 2,187 2,041 2,032 2,020 2,006 1,991
8 2,186 2,026 2,035 2,014 1,999 1,984
9 2,186 2,035 2,026 2,014 2,001 1,986
10 2,187 2,036 2,026 2,014 2,002 1,987
11 2,187 2,034 2,025 2,014 2,000 1,985
12 2,186 2,034 2,025 2,014 2,000 1,986
13 2,186 2,035 2,026 2,015 2,002 1,988
14 2,189 2,044 2,035 2,024 2,012 1,998
15 2,189 2,036 2,037 2,016 2,003 1,988
16 2,185 2,035 2,026 2,014 2,001 1,985
17 2,184 2,039 2,030 2,016 2,006 1,992
18 1,994 2,035 2,025 2,014 1,998 1,982
19 2,183 2,036 2,026 2,015 2,002 1,987
20 2,183 2,037 2,028 2,016 2,003 1,988
21 2,184 2,039 2,029 2,018 2,004 1,989
22 2,185 2,044 2,034 2,023 2,009 1,995
23 2,184 2,038 2,024 2,010 2,004 1,989
24 2,184 2,038 2,029 2,018 2,005 1,991
25 2,184 2,040 2,032 2,021 2,008 1,994
26 2,184 2,038 2,028 2,017 2,005 1,991
27 2,185 2,041 2,031 2,020 2,007 1,993
28 2,186 2,043 2,025 2,024 2,011 1,998
29 2,187 2,043 2,035 2,024 2,012 1,999
30 2,186 2,044 2,035 2,024 2,012 2,000
31 2,184 2,041 2,033 2,022 2,010 1,997
32 2,184 2,041 2,033 2,022 2,009 1,995
33 2,184 2,04 2,031 2,020 2,007 1,989

44
Politeknik Negeri Sriwijaya

34 2,186 2,048 2,039 2,027 2,016 2,001


35 2,184 2,041 2,032 2,021 2,008 1,994
36 2,183 2,040 2,031 2,019 2,006 1,992
37 2,184 2,039 2,030 2,019 2,005 1,988
38 2,181 2,031 2,020 2,008 1,993 1,975
39 2,181 2,032 2,022 2,010 1,996 1,979
40 2,184 2,037 2,027 2,015 2,000 1,982
41 2,182 2,035 2,025 2,013 1,992 1,981
42 2,184 2,039 2,029 2,017 2,003 1,986
43 2,184 2,034 2,025 2,013 1,999 1,982
44 2,187 2,041 2,020 2,020 2,005 1,989
45 2,134 2,027 2,013 2,007 2,003 1,976
46 2,182 2,033 2,023 2,011 1,996 1,979
47 2,182 2,037 2,027 2,016 2,002 1,984
48 2,183 2,037 2,028 2,017 2,002 1,988
49 2,184 2,043 2,033 2,020 2,008 1,993
50 2,183 2,038 2,029 2,018 2,004 1,989
51 2,179 2,016 2,015 2,019 2,006 1,99
52 2,186 2,046 2,037 2,025 2,012 1,997
53 2,185 2,046 2,037 2,026 2,013 1,999
54 2,183 2,040 2,031 2,020 2,007 1,991
55 2,185 2,038 2,029 2,022 2,008 1,992
56 2,185 2,042 2,033 2,022 2,008 1,992
57 2,186 2,046 2,037 2,028 2,01 2,002
Total 124,5 116,1 115,5 114,9 114,1 113,2

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

45
Politeknik Negeri Sriwijaya

Dari pembahasan penulis mengenai Pemeliharaan Supplai DC


Sebagai Daya Cadangan Pada PLTGU Keramasan PT. PLN Persero
Pengendalian dan Pembangkit Keramasan maka dapat ditarik kesimpulan
yaitu :

1. Pada pemelihraan yang dilakukan pada PLTGU ULPL Keramasan


yaitu pemeliharaan mingguan yang dilakukan dengan pengecekkan air,
suhu ruangan, tegangan charging, arus charging, dan tegangan input
pada charger.

2. Pada pemeliharaan bulanan dilakukan pengecekkan tegangan pada


setiap baterai hal ini berfungsi untuk memastikan agar battery tidak
ada yang berada dalam kondisi abnormal.

3. Pada percobaan dummy load dengan arus sebesar 40 A (10%)


kapasitas baterai dengan waktu 5 jam pengujian nilai tegangan akhir
113,2 VDC.

4. Kondisi baterai pada PLTGU unit 1, unit 2, dan PLTGU power


station berada dalam kondisi dan dapat digunakan sebagai daya
cadangan pada PLTGU Keramasan.

5.2 Saran

Dalam proses pembuatan laporan kerja praktek mengenai


Pemeliharaan Supplai DC Sebagai Daya Cadangan Pada PLTGU
Keramasan PT. PLN Persero Pengendalian dan Pembangkit Keramasan.
Pemeliharaan baterai sudah baik sesuai dengan data hasil pemeliharaan.
Untuk kedepannya harus konsisten agar kondisi baterai dalam kondisi
baik. Dan juga disarankan agar membuat data base secara online agar
kondisi baterai dapat dilihat setiap saat serta melakukan proses
pengecekkan jadi lebih mudah dan efisien.

46
Politeknik Negeri Sriwijaya

47

Anda mungkin juga menyukai