PLN PERSERO
UP3 Medan Utara , ULP Helvetia
GARDU HUBUNG 20 kV
DIKETAHUI OLEH :
KETUA DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK USU
Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan
laporan Praktik Kerja Lapangan ini dengan baik yang berjudul “SISTEM
PENGOPERASIAN DAN PROTEKSI GARDU HUBUNG 20 kV PADA
PENYULANG GG08-HV06 DI PT PLN PERSERO UP3 MEDAN UTARA,
ULP HELVETIA.”
Praktik Kerja Lapangan ini merupakan salah satu mata kuliah yang wajib
ditempuh di Teknik Elektro. Laporan Praktik Kerja Lapangan ini disusun sebagai
pelengkap Praktik Kerja Lapangan yang telah di laksanakan selama 1 bulan di
Gardu Hubung 20 kV PT. PLN PERSERO UP3 MEDAN UTARA, ULP
HELVETIA.
Dengan selesainya laporan Praktik Kerja Lapangan ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis.
Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat dan perlindungan.
2. Kedua Orang tua dan keluarga yang selalu mengirimkan doa, dukungan
baik moril maupun materi.
3. Bapak Drs. Hasdari Helmi R, MT selaku Dosen Pembimbing Kerja
Praktek Lapangan Departemen Teknik Elektro Universitas Sumatera
Utara.
4. Bapak Dr. Fahmi, S.T, M.Sc, IPM selaku Ketua Jurusan Departemen
Teknik Elektro Universitas Sumatera Utara.
5. Bapak Donfri M. Sihombing selaku Supervisor dan Mentor Utama
Praktik Kerja Lapangan.
6. Bapak Novendra Marpaung selaku mentor pendamping selama
melaksanakan Praktik Kerja Lapangan.
7. Serta pihak-pihak yang tidak dapat dituliskan satu-persatu namanya,
yang telah membantu dan mendukung penulis secara tidak langsung
v
hingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja Lapangan
ini.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................................................ i
ABSTRAK ......................................................................................................................... xi
vii
2.4.1 Jumlah Karyawan Tetap ................................................................................... 7
2.4.2 Jumlah Tenaga Ahli Daya ................................................................................. 8
BAB III PEMBAHASAN ................................................................................................... 9
3.1 Gardu Hubung 20 kV PT. PLN Persero UP3 Medan Utara, ULP Helvetia ............ 9
3.2 Sistem Pengoperasian Gardu Hubung Helvetia .................................................... 11
3.3 Peralatan-peralatan Gardu Hubung ....................................................................... 15
3.3.1. Lightning Arrester ........................................................................................... 15
3.3.2. Cubicle ............................................................................................................ 19
3.3.3. Disconnecting Switch (PMS) .......................................................................... 20
3.3.4. Circuit Breaker (PMT) .................................................................................... 23
3.3.5. Potensial Transformer ..................................................................................... 27
3.3.6. Current Transformer ....................................................................................... 30
3.3.7. Remote Terminal Unit (RTU) ......................................................................... 33
3.4. Proteksi-Proteksi pada Gardu Hubung .................................................................. 37
3.4.1. Proteksi pada line bay ..................................................................................... 37
3.4.2. Proteksi Pada Trafo Bay: ................................................................................ 38
3.4.3 Proteksi Pada Cubicle ..................................................................................... 40
3.5. SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition) .......................................... 44
BAB IV PENUTUP .......................................................................................................... 46
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur Organisasi PT. PLN Persero UP3 Medan Utara ULP Helvetia ........... 7
Gambar 2. Gardu Hubung PT. PLN Persero UP3 Medan Utara ULP Helvetia .................. 9
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Beban Puncak Pada Penyulang Incoming Gardu Hubung Helvetia ................... 14
x
ABSTRAK
xi
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam dunia industri tenaga listrik merupakan salah satu bentuk energi yang
dibutuhkan untuk kelangsungan kegiatan manusia sehari-hari. Kebutuhan listrik di
perusahaan merupakan objek vital perusahaan saat menjalankan kegiatan
produksi. Oleh sebab itu dibutuhkan kehandalan baik dalam pemenuhan
kapasistas listrik yang dibutuhkan, maupun sistem tenaga listrik didalam
perusahaan itu sendiri.
1
1.2. Dasar dan Tujuan Pelaksanaan PKL
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam pelaksanaan Kerja Praktek ini
adalah sebagai berikut :
1.2.1. Umum
1. Terciptanya suatu hubungan yang sinergis, jelas dan terarah antara
dunia perguruan tinggi dan dunia kerja.
2. Meningkatkan kepedulian dan partisipasi dunia usaha dalam
memberikan kontribusinya pada sistem pendidikan nasional.
3. Membuka wawasan mahasiswa agar dapat mengetahui dan memahami
aplikasi ilmunya di dunia industri pada umumnya serta mampu
menyerap dan berasosiasi dengan dunia kerja secara utuh.
4. Mahasiswa mendapatkan pengalaman dan pengetahuan dasar yang
berkaitan dengan permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam
industri
5. Menumbuhkan dan menciptakan pola berpikir konstruktif yang lebih
berwawasan bagi mahasiswa.
1.2.2. Khusus
1. Untuk memenuhi beban satuan kredit semester (SKS) yang harus
ditempuh sebagai persyaratan akademis di Jurusan Teknik Elektro
Universitas Sumatera Utara.
2. Memperdalam pengetahuan mahasiswa dengan mengenal dan
mempelajari secara langsung penerapan peralatan gardu hubung.
3. Mengembangkan pengetahuan, sikap, keterampilan, kemampuan
profesi melalui penerapan ilmu, latihan kerja, dan pengamatan teknik
yang diterapkan di PT. PLN Persero UP3 Medan Utara, ULP Helvetia.
4. Mengembangkan hubungan baik antara pihak perguruan tinggi dengan
PT. PLN (Persero) UP3 Medan Utara, ULP Helvetia.
2
PT. PLN Persero UP3 Medan Utara, ULP Helvetia.
Adapun batasan masalah dari laporan praktik kerja lapangan ini yaitu:
Membahas tentang Peralatan Gardu Hubung.
Praktik Kerja Lapangan di gardu hubung PT. PLN Persero UP3 Medan
Utara, ULP Helvetia dilaksanakan selama 1 (satu) bulan mulai 05 Juli 2021
sampai dengan 06 Agustus 2021 dengan jumlah 30 hari praktik kerja lapangan.
3
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
4
Wilayah RI. Dalam SK Menteri tersebut PLN Eksploitasi I Sumatera Utara diubah
menjadi PLN Eksploitasi II Sumatera Utara.
Kemudian menyusul Peraturan Menteri PUTL No. 013/PRT/75 yang
merubah PLN Eksploitasi menjadi PLN Wilayah. PLN Eksploitasi II menjadi
PLN Wilayah II Sumatera Utara. Dengan keluarnya peraturan pemerintah No.
23/1994 tanggal 16 Juni 1994 maka ditetapkan status PLN sebagi persero.
Adapun yang melatarbelakangi perubahan status tersebut adalah untuk
mengantisipasi kebutuhan listrik yang terus meningkat dewasa ini. Dimana pada
abad 21 nanti, PLN tidak dapat tidak harus mampu menghadapi tantangan yang
ada. PLN harus mampu menggunakan tolak ukur Internasional, dan harus mampu
berswadaya tinggi, dengan manajemen yang berani transparan, terbuka,
desentralisasi, profit center dan cost center.
Untuk mencapai tujuan PLN meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan
mendorong perkembangan industri pada PJPT II yang tanggung jawabnya cukup
besar dan berat, kerjasama dan hubungan yang harmonis dengan instansi dan
lembaga yang terkait perlu dibina dan ditingkatkan terus.
Perkembangan kelistrikan di Sumatera Utara terus mengalami pertumbuhan
dan perkembangan yang begitu pesat, hal ini ditandai dengan semakin
bertambahnya jumlah pelanggan, perkembangan fasilitas kelistrikan, kemampuan
pasokan listrik dan indikasi-indikasi pertumbuhan lainnya. Untuk mengantisipasi
pertumbuhan dan perkembangan kelistrikan Sumatera Utara dimasa-masa
mendatang serta sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan jasa
kelistrikan, maka berdasarkan Surat Keputusan Nomor 078.K/023/DIR/1996
tanggal 8 Agustus 1996 dibentuk organisasi baru bidang jasa pelayanan
kelistrikan yaitu PT PLN Persero Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian
Utara.
Dengan pembentukan Organisasi baru PT PLN Persero Pembangkitan dan
Penyaluran Sumatera Bagian Utara yang terpisah dari PT PLN Persero Wilayah
II, maka fungsi-fungsi pembangkitan dan penyaluran yang sebelumnya dikelola
PT PLN Persero Wilayah II berpisah tanggung jawab pengelolaanya ke PLN
Pembangkitan dan Penyaluran Sumbagut.
5
Sementara itu, PT PLN Persero Wilayah II berkonsentrasi pada distribusi
dan penjualan tenaga listrik. Pada Tahun 2003 PT PLN Persero Wilayah II
Berubah Menjadi PT PLN Persero Wilayah Sumatera Utara.
2.2 Visi dan Misi PT. PLN Persero UP3 Medan Utara, ULP Helvetia
2.2.1 Visi
2.2.2 Misi
6
Struktur Organisai PT. PLN Persero UP3 Medan Utara, ULP Helvetia
Gambar 1. Struktur Organisasi PT. PLN Persero UP3 Medan Utara, ULP Helvetia
Adapun karyawan tetap yang bekerja di PT. PLN Persero UP3 Medan
Utara, ULP Helvetia berjumlah 9 orang yaitu :
1. Manager PT. PLN ULP Helvetia : Emmy Robyah
2. Supervisor Teknik : Donfri Sihombing
3. Supervisor TE : Karsa Nova Sinaga
4. Pejabat Pelaksan K3 : Hanif Khoirul Imdad
5. Supervisor PAD : Jkhoanes Sinaga
6. Staff Teknik : Novendra Marpaung
7. Staff TE : Kamsia Simanjuntak
8. AS Pelayanan Pelanggan : Tiur Sinurat
9. Junior Analisis Pelayanan Pelanggan : Elyas Sinaga
7
2.4.2 Jumlah Tenaga Ahli Daya
Adapun karyawan tenaga ahli daya yang bekerja di PT. PLN Persero
UP3 Medan Utara, ULP Helvetia berjumlah 16 orang yaitu :
1. Koordinator Tenaga Ahli Daya : Sri Budiman
2. K3L : Iga Ayu Anindita
3. Tenaga Ahli Daya : Wahyu
4. Tenaga Ahli Daya : Didid Darmanto
5. Tenaga Ahli Daya : Erwin Nasution
6. Tenaga Ahli Daya : Iskandar
7. Tenaga Ahli Daya : Heri Sugiarto
8. Tenaga Ahli Daya : Sukardi
9. Tenaga Ahli Daya : Junianto Sinaga
10. Tenaga Ahli Daya : Sugianto
11. Tenaga Ahli Daya : Karyadi
12. Tenaga Ahli Daya : Ahmad Fadhlist
13. Tenaga Ahli Daya : Muldiono
14. Tenaga Ahli Daya : Pandapotan Siahaan
15. Tenaga Ahli Daya : Gonaget Nainggolan
16. Tenaga Ahli Daya : Rachmad Hidayat
17. Tenaga Ahli Daya : Sutaji
18. Tenaga Ahli Daya : Syahruddin Chaniago
8
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Gardu Hubung 20 kV PT. PLN Persero UP3 Medan Utara, ULP
Helvetia
Gardu hubung yang ditunjukan pada Gambar 2 memiliki bagian yang paling
penting dari sistem tenaga listrik bagian distribusi di PT. PLN Persero UP3
Medan Utara, ULP Helvetia. Gardu Hubung (GH) berfungsi sebagai penghubung
antara dua input gardu induk yang akan dimanuver ke penyulang satu ke
penyulang lainnya serta dilengkapi oleh peralatan – peralatan gardu hubung,
transformator, peralatan pengaman, dan peralatan kontrol. Gardu Hubung PT.
PLN Persero UP3 Medan Utara, ULP Helvetia di supplay oleh dua gardu induk
yaitu gardu induk Mabar dan gardu induk Glugur.
Gambar 2. Gardu Hubung PT. PLN Persero UP3 Medan Utara, ULP Helvetia
9
Fungsi utama dari gardu hubung di PT. PLN Persero UP3 Medan Utara,
ULP Helvetia antara lain :
10
HV06
c4
Bawah
c1
GL02
Jl.Gaperta I
Peralatan C1
TNI BB GG08-HV06
MH328 GH HELVETIA
C1
100KVA
MH329 C2/8
MH249 MH67 MH526 MH217
100KVA
1 C1 C5
100KVA 200KVA 100KVA 160 KVA
Jl. Gaperta
C5 C1 C1 C1 C1 C1/1 C1 C1 C1/7 C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1 C8
Jl. Gaperta
A DS PERTEMUAN
DENGAN HV03
C1
C1
MH445
C1
MHPK/ 100KVA
C1 C1
100KVA
C1 C1
C
KOMPLEK TNI
Jl. Beringin I
C1
Jl. Matahari 3
C1
C9 C1
C8 C1 C1 C1 C7 C7 1 C1/7
C1/7
MH105 MH530
200KVA 100KVA
C5 C1
C1 C4
Jl. Beringin 6
C1 C1
A
JL. PEMBNGUNAN
C1
MH226 C1
250KVA C1
MH571 C1
50KVA
JL. SAKURA
Jl. Sakura Raya
C
C9
C9 C1 C1
JL. PALEM
MHPK
C1 C1 C1 C1
25KVA
MH23 MH368
160KVA 100KVA
C1 C1 C1
C1
MH280 MH39 C1 C4 MH26
C1
100KVA 160KVA 100KVA
C7
C1 C1/7 C1 C5 C2 C1 C1
C1/7
C1 C1/7 C9 C9 C5 C1 C1
C1 C1
C9 Jl. KAMBOJA RAYA SIMPANG TANJUNG
C1 MH 1
MH312 C9 MH7 C1
25KVA 160KVA C1 MH38 PHASA
C1 C1 50KVA
C4
C5 LBS Motorize C4
C4
Pertemuan HVA 06 Ke
GL 06
11
penyulang GG08 sendiri dapat juga disebut penyulang langsung (express) yang
terhubung langsung pada gardu hubung Helvetia.
12
maka faktor pembebanan hanya 50%. Berdasarkan konsep spindel jumlah
penyulang pada satu spindel adalah satu penyulang operasi dan dua penyulang
cadangan sehingga faktor pembebanan konfigurasi spindel penuh adalah
85%. Ujung‐ujung penyulang berakhir pada gardu yang disebut gardu hubung
dengan kondisi penyulang operasi “NO” (Normally Open), kecuali penyulang
cadangan dengan kondisi “NC” (Normally Close).
13
Tabel 1. Rata- Rata Beban Puncak Pada Penyulang Incoming
Gardu Hubung Helvetia Pada Bulan Agustus
Kelas Pagi Malam Pagi Malam Pagi Malam
Gardu Mabar Mabar Glugur Glugur Glugur Glugur
Induk
Penyulang MA11 MA11 GG 08 GG 08 GL 02 GL 02
Inc 98.8 A 105 A 72 A 95 A 101 A 125 A
Tegangan 20.8 kV 20.4 kV 20.4 kV 20.8 kV 20.7 kV 20.8 kV
Zdasar = ……………………………………………………….(1)
Keterangan:
Zdasar = Impedansi dasar (Ω)
KV = Tegangan dasar (kV)
= Daya Hubung Singkat Tiga Fasa (MVA)
Zdasar =
= 6.67 Ω
Untuk menghitung impedansi penyulang urutan positif (Zp1) dalam per unit
(pu) adalah menggunakan persamaan 2.
14
ZP1 = = 0.07 + j 0.23 pu
15
Bagian-bagian yang penting dari lightning arrester adalah sebagai berikut :
1. Elektroda
Elektroda – elektroda ini adalah terminal dari arrester yang dihubungkan
dengan bagian yang bertegangan di bagian atas, dan elektroda bawah
dihubungkan dengan tanah.
2. Sela Percik
Apabila terjadi tegangan lebih oleh sambaran petir atau surya hubung pada
arrester yang terpasang maka pada sela percik akan terjadi loncatan busur
api. Yang terjadi tersebut ditiup keluar oleh tekanan gas yang ditimbulkan
oleh tabung fiber yang terbakar.
3. Tahanan Katup
Tahanan yang dipergunakan dalam arrester ini adalah suatu jenis material
yang sifat tahanan dapat berubah bila mendapatkan perubahan tegangan
pada gambar.
...........................................................(3)
Dimana :
= Tegangan pengenal arrester
= Tegangan system
= Koefisien Pentanahan arrester
Adapun nilai harga maksimum dari tegangan lebih gelombang pada
petir yang ditunjukan pada tabel 2.
16
Tabel 2. Harga Maksimum Tegangan Lebih Gelombang Petir
Pada Bulan Agustus
10 kA Light and heavy-duty
Front
Arrester and 5 kA
steepness
rating kV rms FOW, kV,
FOW kV/µs Std, kV, peak
Peak
6 50 22.6 26
9 76 32.5 38
12 100 43 50
15 125 54 62
18 150 65 75
21 200 76 88
24 225 87 100
30 250 108 125
33 275 119 137
36 300 130 150
………...…………………………………….......………(4)
…………………………………………......……….....(5)
Keterangan:
Ia = Arus pelepasan arester (A)
E = Tegangan surja yang datang (kV)
Ea = Tegangan terminal arester (kV)
Z = Impedansi kawat transmisi (Ω)
R = Resistansi Saluran (Ω)
17
Tingkat Isolasi Dasar (TID) menyata-kan tingkat isolasi terhadap petir
agar pe-makaian arrester masih dalam koordinasi isolasi dan dapat
memberikan hasil yang maksimal, sehingga perlu berpedoman pada beberapa
asas. Pada Tabel 3 menunjukan perbandingan TID dengan tegangan sistem
maksimum.
2. Arus Pelepasan
Dari tegangan pengenal yg telah diketahui, berdasarkan tabel 2 maka
diambil tegangan pengenalnya adalah 21 kv, sehingga diketahui tegangan
surja yang datang sebesar 200 kV. Besar arus nominal trafo adalah
1732.05 A pada 60MVA, sehingga diketahui resistansi salurannya sebesar:
18
Besar impedansi surja untuk kawat udara = 400 sampai 600 ohm. Maka
besar arus pelepasannya adalah :
Nilai nominal pada arrester gardu hubung PT. PLN Persero UP3
Medan Utara, ULP Helvetia adalah sebesar ;
3.3.2. Cubicle
Cubicle adalah seperangkat panel hubung bagi dengan tegangan 20.000
volt yang terpasang didalam gardu hubung yang berfungsi sebagai pembagi,
pemutus, penghubung, pengontrol serta proteksi sistem penyaluran tenaga
listrik ke pusat beban.
Gardu hubung 20 Kv adalah sistem instalasi penyaluran tenaga listrik
tegangan menengah atau 20.000 volt ke pusat-pusat beban. Pada gardu hubung
20 Kv terdapat panel kubikel yang terdiri dari :
1. Panel in comming
Panel in comming disuplai dari output trafo tenaga atau sisi sekunder yang
berfungsi mentransformasikan dari tegangan tinggi menjadi tegangan
menengah. Panel ini merupakan induk dari out going.
2. Out Going
Panel ini berfungsi penghubung dan pemutus sumber ke gardu distribusi
3. Kopel
Panel kopel memiliki fungsi sebagai penghubung dua sumber atau tarfo
yang berbeda
4. Panel pengukuran
Berfungsi untuk mengukur daripada energi listrik yang berisi peralatan
ukur serta suplay trafo tegangan atau VT
19
Adapun jenis tipe cell yang ada pada gardu hubung 20 kV yaitu :
1. Tipe konvensional atau open type
Cell cubicle terbuka, konstruksi busbar rell yang terlihat dan biasanya
terpasang di atas. Menggunakan sekat tembok sebagai pembatas antar cel.
Cel kubikel ini dapat memungkinkan binatang bisa masuk sehingga
menyebabkan gangguan pada sistem
2. Tipe tertutup atau close type
Cell cubicle tertutup plat panel, busbar rel yang tidak terlihat, dan
pemasangannya diatas dan ada pula yang dibawah. Adanya sekat plat
sebagai pembatas antar cell. Aman dari kemungkinan masuknya binatang
namun, tidak menutup kemungkinan bisa masuk dalam cell bila lupa
menutup lubang cable in door. Gambar 7 adalah Cell Cubicle yang ada di
PT. PLN Persero UP3 Medan Utara, ULP Helvetia yang merupakan tipe
cell tertutup.
Gambar 7. Cubicle
20
(memisahkan peralatan listrik dari peralatan lain yang bertegangan). Ada 2
macam fungsi PMS, yaitu :
a. Pemisah Peralatan
Berfungsi untuk memisahkan peralatan listrik dari peralatan lain atau
instalasi lain yang bertegangan. PMS ini boleh dibuka atau ditutup hanya
pada rangkaian jaringan yang tidak berbeban.
b. Pemisah Tanah (Pisau Pentanahan/Pembumian)
Berfungsi untuk mengamankan dari arus tegangan yang timbul sesudah
saluran tegangan tinggi diputuskan atau induksi tegangan dari penghantar
atau kabel lainnya. Hal ini perlu untuk keamanan bagi orang-orang yang
bekerja pada peralatan instalasi.
Umumnya antara PMS line/kabel dan PMS tanah terdapat alat yang
disebut interlock. Interlock merupakan suatu hubungan antar peralatan listrik,
sehingga peralatan tersebut bekerja sesuai dengan urutan kerjanya. Kedua
pemisah dapat dilihat pada Gambar 8 adalah Disconnecting Switch with
Earthing dan pada Gambar 9 merupakan Disconnecting Switch pemisah
peralatan di gardu induk Glugur. Untuk di gardu hubung, PMS dapat dilihat
pada Gambar 10 di bagian cubicle . Pada cubicle sendiri PMS terletak diantara
sumber tenaga listrik dan PMT serta PMT diantara beban
21
Gambar 8. Disconnecting Switch with Earthing
22
Gambar 10. Diagram Sistem PMS
Keterangan
SP = Saklar Pemutus
PD = Pemutus Daya
SB = Saklar Bumi
23
a. Berdasarkan jumlah mekanik penggerak
1. PMT Single Pole
PMT tipe ini mempunyai mekanik penggerak pada masing-masing pole.
Umumnya PMT jenis dipasang pada line bay agar PMT bisa reclose
satu fasa
2. PMT Three Pole
PMT jenis ini mempunyai satu mekanik penggerak untuk tiga fasa,
guna menghubungkan fasa satu dengan fasa lainnya dilengkapi dengan
kopel mekanik. Umumnya PMT jenis ini dipasang pada trafo bay dan
bay kopel PMT 20 kV untuk distribusi
b. Berdasarkan media isolasi
1. PMT Gas SF6
Menggunakan gas SF6 sebagai media pemadam busur api yang timbul
pada waktu memutus atau menutup arus listrik. Sebagai isolasi, gas SF6
mempunyai kekuatan dielektrik ini bertambah seiring dengan
pertambahan tekanan. Umumnya PMT ini merupakan tipe tekanan
tunggal (single pressure type). Dimana selama operasi membuka atau
menutup PMT, gas SF6 ditekan kedalam suatu tabung/silinder yang
menempel pada kontak bergerak. Pada waktu pemutusan, gas SF6
ditekan melalui nozzle dan tiupan ini yang mematikan busur api
2. PMT Minyak
Menggunakan minyak isolasi sebagai media pemadam busur api yang
timbul pada saat PMT bekerja membuka atau menutup. Ada 2 jenis
PMT minyak yaitu PMT menggunakan banyak minyak (bulk oil) dan
PMT menggunakan sedikit minyak (small oil). PMT jenis ini digunakan
mulai dari tegangan menengah 6 kV sampai tegangan ekstra tinggi 425
kV dengan arus nominal 400 A sampai 1250 A dengan arus pemutusan
simetris 12 kA sampai 50 kA.
3. PMT Air Blast
PMT ini menggunakan udara sebagai media pemadam busur api dengan
menghembuskan udara ke ruang pemutus. PMT ini disebut juga sebagai
PMT udara hembus (Air Blast).
24
4. PMT Vacuum
Ruang hampa udara mempunyai kekuatan dielektrik (dielektrik
strength) yang tinggi dan sebagai media pemadam busur api yang baik
saat ini. PMT jenis vacuum umumnya digunakan untuk tegangan
menengah (24 kV). Jarak (gap) antara kedua katoda adalah 1 cm untuk
15 kV dan bertambah 0,2 cm setiap kenaikan tegangan 3 kV. Untuk
pemutus vacuum tegangan tinggi, digunakan PMT jenis ini dengan
dihubungkan secara seri. Ruang kontak utama (breaking chambers)
dibuat dari bahan antara lain porselen, kaca atau plat baja yang kedap
udara. Ruang kontak utamanya tidak dapat dipelihara dan umur kontak
utama sekitar 20 tahun. Karena kemampuan tegangan dielektrik yang
tinggi maka bentuk fisik PMT jenis ini relatif kecil.
c. Berdasarkan Besar/Kelas Tegangan
1. PMT tegangan rendah (Low Voltage) Dengan range tegangan 0.1 s/d 1
kV (SPLN 1.1995 - 3.3).
2. PMT tegangan menengah (Medium Voltage) Dengan range tegangan 1
s/d 35 kV (SPLN 1.1995 – 3.4).
3. PMT tegangan tinggi (High Voltage) Dengan range tegangan 35 s/d 245
kV (SPLN 1.1995 – 3.5).
4. PMT tegangan extra tinggi (Extra High Voltage) Dengan range
tegangan lebih besar dari 245 kVAC (SPLN 1.1995 – 3.6).
Circuit breaker atau PMT yang ada di gardu induk Glugur ditunjukan
pada Gambar 11 merupakan circuit breaker yang menggunakan isolasi SF6.
Sedangkan di gardu hubung Helvetia, Circuit breaker atau PMT terletak di
cubicle serta PMT di gardu distribusi yaitu Fuse Cut Off (FCO).
25
Gambar 11. Circuit breaker
26
Perhitungan rating arus untuk circuit breaker secara teori ditunjukan
pada persamaan 4
..............................................................................(4)
Irating A
27
Gambar 12
Gambar 12.Potensial
PotensialTransformer
Transformer
28
Adapun Fungsi dari Potensial Transformer adalah sebagai berikut :
Pada gardu induk Glugur di PT. PLN Persero UP3 Medan Utara, ULP
Helvetia menggunakan potensial transformer Capasitive Voltage Transformer
(CVT). Dengan kelas pengukuran Cl.0,2 dan nilai burden 30 VA. Untuk kelas
proteksinya adalah Cl.3P dan nilai burden 30 VA. Dimana yang artinya Cl 0.2
merupakan akurasinya pengukuran atau metringnya dengan error sebesar 0.2
,Cl.3P yang menandakan kelas proteksinya yaitu 3P, dan nilai burden sebesar
30 VA yang berarti daya pemakaian dari alat itu sendiri atau nilai dari rasio
konvertnya.
29
3.3.6. Current Transformer
Trafo Arus / Current Transformator yaitu peralatan yang digunakan
untuk melakukan pengukuran besaran arus pada intalasi tenaga listrik disisi
sekunder. Dengan melakukan transformasi dari besaran arus yang besar
menjadi besaran arus yang kecil secara akurat dan teliti untuk keperluan
pengukuran dan proteksi.
Current Transformer pada gardu induk Glugur yang ditunjukan pada
Gambar 13, terdapat 5 core, dimana core 1 dan core 2 digunakan untuk
proteksi, core 3 dan core 4 tidak digunakan , dan core 5 digunakan untuk
metering atau pengukuran. Sedangkan current transformer pada gardu
disrtibusi terletak pada trafo tiang yang ditunjukan pada Gambar 14
30
Gambar 14. Current Transformer di Gardu Distribusi
Ada tiga jenis trafo arus yaitu trafo arus wound, trafo arus
toroidal dan trafo arus batang.
Trafo arus dapat mengurangi atau "mengecilkan" level arus dari ribuan
ampere ke output standar dari rasio yang diketahui menjadi 5 Amps atau 1
31
Amp untuk operasi normal. Dengan demikian, instrumen dan perangkat kontrol
yang kecil dan akurat dapat digunakan dengan trafo arus karena mereka
terisolasi dari kabel listrik bertegangan tinggi. Ada berbagai aplikasi
pengukuran dan penggunaan untuk trafo arus seperti dengan Wattmeter, meter
faktor daya, meter , relai protektor, atau sebagai trip coil dalam pemutus sirkuit
magnetis, atau MCB.
Kelas pada trafo dibagi dua yaitu kelas PX dan PXR harus
dispesifikasikan berdasarkan:
Penulisan spesifikasi untuk trafo arus proteksi kelas PX dan PXR pada
papan pengenal (name plate) adalah sebagai berikut :
32
Kelas proteksi dan metering yang digunakan oleh PT. PLN Persero UP3
Medan Utara, ULP Helvetia adalah :
1. Proteksi Primer : Cl.PX
2. Proteksi Sekunder : 5P20 dengan burden 30 VA
3. Metering : Cl.0,2 dengan burden 30 VA
Yang artinya Cl.PX pada proteksi primer kesalahan turn rationya tidak
boleh melebihi ±0,25 %, 5P20 pada proteksi sekunder yang artinnya 20% error
pada arus nominalnya, untuk Cl.0,2 pada metering adalah tingkat akurasi
errornya sebesar 0,2 dan nilai burden 30 VA adalah daya pemakaiannya.
33
Adapun remote terminal control (RTU) pada gardu hubung Helvetia dapat
dilihat pada Gambar 15 serta Gambar 16.
34
Remote Terminal Unit tersusun dari beberapa modul, antara lain :
1. Modul Central Processing Unit (CPU)
Berfungsi untuk pengolahan data masukan. Modul CPU memiliki tugas
pokok sebagai berikut :
a. Menerima data berupa perintah dan sebagainya dari master station.
b. Mengirim data pengukuran, isyarat indikasi dari gardu hubung dan
gardu induk ke master station.
c. Membaca data dari gardu hubung dan gardu induk yang berupa besaran
listrik, status, indikasi.
d. Menyampaikan data/perintah dari master station untuk dilaksanakan
oleh peralatan pada gardu hubung dan gardu induk.
2. Modul Digital Input
Modul ini adalah yang menerima sinyal input digital yang menunjukkan
status PMT, PMS, alarm-alarm dari suatu gardu hubung dan gardu induk.
3. Modul Digital Output
Modul ini berfungsi sebagai keluaran dari fungsi telekomando. Jika ada
instruksi dari master station untuk membuka atau menutup PMT, PMS
atau relay (isyarat telekomando).
4. Modul Analog Input
Modul ini berfungsi menerima besaran - besaran analog yang berasal dari
transducer yang membangkitkan "volt" atau "milliampere" yang
menunjukkan besaran listrik MW, MVAR, Volt, Ampere.
5. Modul Analog Output
Modul ini merupakan output dari fungsi telekomando untuk data analog
yang berupa dc volt atau dc miliamper, yang dipakai master station untuk
memberikan perintah operasi ke suatu set poin controller misalnya
merubah tap trafo, pengaturan frekuensi di unit pembangkit.
6. Modul Power Supply
Modul ini sebagai penyedia sumber daya untuk semua modul di RTU.
Tegangan yang disediakan adalah tegangan dc 48 v, 24 v dan 5 v.
35
7. UPS (Uninterruptible Power Supply)
UPS merupakan bagian dari sistem yang terdapat didalam panel RTU.
UPS adalah perangkat yang biasanya menggunakan baterai backpup
sebagai catuan daya alternatif yang tidak dapat diinterupsi. Fungsi UPS
adalah sebagai penstabil listrik dan untuk membackup kebutuhan listrik
dan yang paling terpenting adalah membackup data yang ada dikomputer
didalam memori perangkat UPS.
8. Protokol Komunikasi Sistem SCADA
Berikut ini protokol komunikasi yang digunakan pada sistem SCADA PT.
PLN Persero UP3 Medan Utara,ULP Helvetia :
a. Protokol Modbus
b. Komunikasi Serial RS485
c. IEC 60870-5-101 dan IEC 60870-5-104
d. IEC 61850
e. TCP/IP
9. Topologi Jaringan
Topologi jaringan adalah sebuah pola interkoneksi dari beberapa
terminal komputer. Topologi jaringan merupakan representasi geometri
dari hubungan antar perangkat (terminal komputer, repeaters, bridges) satu
dengan lainnya. Salah satu jenis topologi yang digunakan pada penerapan
sistem SCADA di PT. PLN Persero UP3 Medan Utara,ULP Helvetia
adalah topologi jaringan tipe ring. Seluruh sistem jaringan di PT. PLN
Persero UP3 Medan Utara,ULP Helvetia dibuat redundant (jalur jaringan
alternatif), sehingga jika dalam suatu jaringan terdapat link yang terputus
maka data masih bisa terhubung tanpa mempengaruhi konektivitas
perangkat jaringan.
36
3.4. Proteksi-Proteksi pada Gardu Hubung
3.4.1 Proteksi pada line bay
1. MICOM P543 yang ditunjukan pada Gambar 16, memiliki ANSI Code
yang terdiri dari 87, 25,dan 79.
2. MICOM P142 yang ditunjukan pada Gambar 20 dimana memiliki ANSI Code
50/51, 50N/51N , dan 50 BF
37
Gambar 18. Micom 142 Line Bay
38
a. Relay Differesial (87)
Rele/Relay arus yang bekerja sesuai hukum kirchoff, dengan
menentukan jumlah arus yang mengalir. Jumlah arus yang masuk harus
sama dengan jumlah arus yang keluar. Jadi rele/relay ini bekerja
menentukan jumlah besaran arus yang mengalir pada daerah
pengamannya.
b. Ground Protective Relay ( 64HV / 64LV )
Berfungsi untuk mengamankan trafo bila terjadi gangguan satu fasa ke
tanah di dekat titik netral trafo yang tidak dirasakan oleh relay
differensial dalam mengamankan dari gangguan hubung singkat satu
phasa ke tanah di dalam belitan trafo.
39
c. Breaker Failure Relay (50BF)
Breaker Failure Relay berfungsi jika breaker utama gagal digerakkan
maka relay ini akan memberi sinyal trip untuk breaker diatasnya
(cadangan).
d. Ground Instantaneous Overcurrent (50)
Ground Instantaneous Overcurrent berfungsi untuk mengamankan
gangguan pada sistem pertanahan dengan netral ground fault (NGR)
pada trafo.
40
diharapkan dapat melindungi ketika terjadi gangguan pada peralatan ketika
perubahan daya yang sangat signifikan. Pada prinsip kerja peralatan
rele/relay ini adalah peralatan pengaman akan bekerja ketika bekerja
mencapai titik maksimumnya dalam settingannya. OVR akan bekerja
ketika tegangan yang mengalir pada peralatan melebihi batas settingannya,
sedangkan untuk UVR akan bekerja ketika tegangan dalam keadaan turun
dan kurang dari nilai settingannya.
3. Ground Fault Relay (50N/51N)
Pada rele/relay ground fault relay prinsip kerjanya sama dengan OCR
dengan melakukan pengukuran arus. Rele/Relay ini akan bekerja ketika
nilai arus melebihi besaran nilai settingannya. Pada rele/relay ini dirancang
sebagai relay cadangan yang akan bekerja ketika pengaman utama tidak
bisa mendeteksi gangguan kemudian relay ini akan bekerja sebagaimana
mestinya. Jika terjadi hubung singkat antara fasa dengan tanah relay ini
akan bekerja baik gangguan yang terjadi didalam maupun diluar. Nilai
setting pada GFR akan lebih kecil daripada nilai setting OCR karena
gangguan yang akan di alami lebih kecil daripada gangguan yang terjadi
pada fasa dengan fasa.
41
Adapun perlengkapan indikator gangguan ke bumi ini harus dipasang pada
setiap penyulang kabel keluaran terdiri dari :
b. Satu kotak untuk rele, batere yang dapat dimuati kembali dan alat
pemberi muatan (charger) yang dipasang pada dinding didalam gardu.
Satu daya sebesar 220 Volt 50 Hz.
Prinsip kerja GFR yaitu saat kondisi normal beban seimbang Ir, Is, It sama
besar, sehingga pada kawat netral tidak timbul arus dan relay hubung
tanah tidak dialiri arus. Bila terjadi ketidakseimbangan arus atau terjadi
gangguan hubung singkat ke tanah, maka akan timbul arus urutan nol
pada kawat netral, sehingga relay hubung tanah akan bekerja.
42
Iset primer = 8% x Igangguan tanah terkecil ............................................................................(5)
…………………………………………….(6)
………………...…………………(8)
43
Untuk menghitung atau mengatur Current Setting (CS) dan Time
Multiplier Setting (TMS) pada Over Current Relay (OCR) dapat
menggunakan persamaan 7 dan persamaan 8
Iset primer = 1.25 x 1732.05 A
= 2165.0625 A
44
diinstall pada perangkat keras seperti Programmable Logic Controllers (PLC) atau
modul perangkat keras komersial lainnya. Objektif dari SCADA adalah
Monitoring, Measurement, Data Acquisition, Data Communication, Control,
Automation. Bentuk monitoring daripada SCADA ditunjukan pada Gambar 25.
45
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari hasil praktik kerja lapangan di
PT. PLN Persero UP3 Medan Utara,ULP Helvetia adalah :
1. Gardu Hubung adalah komponen sistem tenaga listrik yang ditujukan
untuk memudahkan manuver pembebanan dari satu penyulang ke
penyulang lain yang dilengkapi oleh remote terminal unit yang difasilitasi
dc supply dari trafo distribusi pemakaian serta peralatan pengamanan di
PT. PLN Persero UP3 Medan Utara,ULP Helvetia.
2. Proteksi – proteksi pada gardu hubung PT. PLN Persero UP3 Medan
Utara,ULP Helvetia antara lain :
a. Relay Differesial (87)
b. Synchronizing and synchronism check device (25)
c. AC auto reclose (79)
d. Phase Overcurrent (50/51)
e. Earth Fault Relay (50N/51N)
f. Breaker Failure Relay (50BF)
g. Ground Protective Relay ( 64HV / 64LV )
h. Ground Instantaneous Overcurrent (50)
i. Sekering
j. Ground Fault Relay (GFR)
k. Over Current Relay (OCR)
3. Peralatan-peralatan gardu induk PT. PLN Persero UP3 Medan Utara,ULP
Helvetia antara lain :
a. Lightning Arrester
b. Cubicle
46
c. Disconnecting Switch
d. Circuit Breaker
e. Potensial Transformer
f. Current Transformer
g. Remote Terminal Unit
h. SCADA
4. Objektif dari SCADA adalah Monitoring, Measurement, Data Acquisition,
Data Communication, Control, Automation
5. Potensial Transformer dan Current Transformer digunakan sebagai alat
bantu pengukuran dan proteksi
4.2. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan selama praktik kerja lapangan di PT.
PLN Persero UP3 Medan Utara,ULP Helvetia antara lain :
1. Pelaksanaan kegiatan pemeliharaan jaringan perlu dipertahankan sehingga
dapat meningkatkan kualitas pelayanan maupun kualitas penyaluran
tenaga listrik keseluruhan.
2. Mahasiswa yang sedang praktik kerja lapangan diharapkan lebih aktif dan
antusias untuk menggali ilmu di bidang gardu induk.
3. Selalu memperhatikan K3 sesuai standar yang berlaku di perusahaan.
47
DAFTAR PUSTAKA
2018. Studi Penentuan Kapasitas Pemutus Tenaga Sisi 20 kV Pada Gardu Induk
60 MVA Wonogiri.
Agung Budhi Udiana, I., Dyana Arjana, I. and Indra Partha, T., 2017. STUDI
ANALISIS KOORDINASI OVER CURRENT RELAY (OCR) DAN
GROUND FAULT RELAY (GFR) PADA RECLOSER DI SALURAN
PENYULANG PENEBEL. Majalah Ilmiah Teknologi Elektro, 16(2), p.37.
Arfianto,, T. and Purbandoko, w., 2018. STUDI KEANDALAN SISTEM
JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DARI GANGGUAN FAKTOR ALAM DI
PT. PLN (PERSERO) RAYON CIMAHI SELATAN. PROtek : Jurnal
Ilmiah Teknik Elektro, 5(2).
Galla, W., Sampeallo, A. and Daris, J., 2020. ANALISIS GANGGUAN
HUBUNG SINGKAT PADA SALURAN UDARA 20 KV DI
PENYULANG NAIONI PT. PLN (PERSERO) ULP KUPANG UNTUK
MENENTUKAN KAPASITAS PEMUTUSAN FUSE CUT OUT
MENGGUNAKAN ETAP 12.6. Jurnal Media Elektro, pp.101-112.
Gumelar B, M. and Ariyanto, E., 2017. IMPLEMENTASI SCADA UNTUK
MONITORING DAN CONTROLING SERTA KOORDINASI SISTEM
PROTEKSI GARDU INDUK SISTEM 1,5 BREAKER PADA GARDU
INDUK TEGANGAN EKSTRA TINGGI BERBASIS ARDUINO MEGA
2560 DENGAN TAMPILAN HMI. Gema Teknologi, 19(3), p.14.
Lestari, A., Barlian, T. and Oktaviani, W., 2019. Analisis Kedip Tegangan Akibat
Gangguan Hubung Singkat pada Sistem Jaringan Distribusi 20 KV di
Penyulang Kenari Gardu Induk Seduduk Putih. Electrician, 13(1), p.24.
Nababan, T., 2011. The Demand of Household Electricity Energy (The Study
Case on Household Customers of PT. PLN (Persero) Electricity in
Medan). SSRN Electronic Journal,.
Nugorho, D., Wardhana, A. and Wahyumi, A., 2020. ANALISIS KOORDINASI
SISTEM PROTEKSI PENYULANG DIENG-2 (DNG02) TERHADAP
GANGGUAN ARUS HUBUNG SINGKAT GARDU INDUK DIENG PT
PLN (PERSERO) UP3 PURWOKERTO. Dinamika Rekayasa, 16(1).
Pardiarto, B., 2010. TINJAUAN IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG
NOMOR 4/2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN
BATUBARA TERHADAP PERATURAN PERUNDANGAN
LAINNYA. Buletin Sumber Daya Geologi, 5(2), pp.70-76.
SARIKIN, R., 2019. ANALISIS SUSUT DAYA DAN ENERGI PADA
JARINGAN DISTRIBUSI DI PT. PLN (Persero) RAYON
PANAKKUKANG. Jurnal Teknologi Elekterika, 16(1), p.43.
48
Suputra, R., Weking, A. and Rinas, W., 2018. ANALISIS
KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN PADA GARDU DISTRIBUSI KA
2085 DI PT. PLN (Persero) DISTRIBUSI BALI RAYON MENGWI
BADUNG. Jurnal SPEKTRUM, 5(1), p.62.
Wijana, W., Wijaya, I. and Mataram, I., 2018. ANALISIS KOORDINASI
RELAY ARUS LEBIH (OCR) DAN RECLOSER PADA SISTEM
EKSISTING PENYULANG BUKIT JATI. Jurnal SPEKTRUM, 5(2), p.61.
49