Anda di halaman 1dari 41

PENYEARAH GELOMBANG

PENUH TERKONTROL
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI SATU FASA
BAB VII

PENYEARAH GELOMBANG PENUH TERKONTROL SATU


FASA

7.1 Tujuan percobaan


Adapun tujuan percobaan dari pasa percobaan Penyearah Gelombang
Penuh Terkontrol Satu Fasa adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui prinsip kerja dari 4 buah SCR di di buat seperti
jembatan dioda.
2. Untuk mengetahui rangkaian dan konstruksi dari pada percobaan
Penyearah Gelombang Penuh Terkontrol Satu Fasa.

7.2 Tinjauan Pustaka


7.2.1 Umum
Kebutuhan akan sumber tegangan DC semakin meningkat,
diantaranya untuk mensuplai beban DC seperti motor yang banyak digunakan
pada pabrik – pabrik dan alat transportasi. Salah satu cara untuk mendapatkan
tegangan DC yaitu dengan merubah tegangan AC menggunakan suatu
penyearah. Rangkaian penyearah ini dapat disusun dari berbagai peralatan
elektronika daya. Rangkaian penyearah ini menggunakan empat buah thyristor
yang disusun anti parallel. Namun demikian dalam penggunaannya perlu
pertimbangan lebih jauh, karena pada umumnya penggunaan konverter sebagai
penghasil tegangan searah menyebabkan terjadinya harmonisa pada sisi
masukan terjadinya harmonisa arus masukan selanjutnya menyebabkan
terjadinya faktor kerja sistem tenaga listrik.
7.2.2 Konstruksi SCR
Adapun konstruksi pada percobaan Penyearah Gelombang Penuh
Terkontrol Satu Fasa adalah sebagai berikut.

GROUP VII Alnazir Samuel IBRHIM M.


ELEKTRONIKA DAYA 180402007
PENYEARAH GELOMBANG
PENUH TERKONTROL
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI SATU FASA

Gambar 7.1 Kontruksi Penyearah Gelombang Penuh Terkontrol Penuh Satu Fasa

7.2.3 Karakteristik SCR

Ada beberapa aspek yang perlu Anda lihat ketika mempelajari


karakteristik dari SCR:
1. Bahan
Hal pertama yang harus Anda lihat adalah bahan yang
menyusun komponen ini. SCR, seperti yang sudah disebutkan di atas, disusun
oleh 4 silikon yang menjadi lapisan. Silikon tersebut merupakan bahan semi
konduktor. Selain silikon, Anda juga perlu tahu kalau SCR punya gate.
2. Kaki
SCR sama seperti dioda pada umumnya. Hanya saja kaki yang
dimiliki oleh SCR tidak berjumlah dua seperti dioda pada umumnya. SCR
memiliki 3 kaki terminal, ketiganya kemudian disebut dengan gate atau
gerbang.Fungsi dari kaki ketiga sendiri merupakan pengendali. Sementara kaki
lainnya, yakni Anoda dan Katoda memiliki fungsi yang sama seperti dioda
pada umumnya.
3. Kemampuan
Seperti yang sudah disebut beberapa kali di atas, SCR ini
punya kemampuan mengendalikan tegangan dan juga daya yang terhitung
cukup tinggi. Kemampuan itu memang sudah ada sejak pertama kali SCR
dikenalkan yakni tahun 1956.

GROUP VII Alnazir Samuel IBRHIM M.


ELEKTRONIKA DAYA 180402007
PENYEARAH GELOMBANG
PENUH TERKONTROL
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI SATU FASA
7.2.4 Simbol – simbol pada percobaan Penyearah Gelombang
Penuh Terkontrol Penuh Satu Fasa
Adapun simbol – simbol pada percobaan Penyearah Gelombang
Penuh Terkontrol Penuh Satu Fasa adalah sebagai berikut.

Gambar 7. 2 Simbol Tegangan AC

Gambar 7. 3 Simbol SCR

7.2.5 Prinsip Kerja Penyearah Gelombang Penuh Terkontrol


Penuh Satu Fasa
Seperti halnya penyearah satu fasa gelombang penuh tak
terkontrol, penyearah ini memiliki 2 jenis, yaitu penyearah dengan tap tengah
(2 dioda) dan penyearah jembatan (bridge/ 4 dioda). Yang membedakan
antara keduanya adalah komponen penyearah yang digunakannya. Penyearah
jenis ini menggunakan komponen penyearah terkontrol, seperti thyristor atau
SCR (Silicon Controlled Rectifier), IGBT (Insulated Gate Bipolar
Transistor), MOSFET (Metal Oxide Silicon Field Effect Transistor), dll.

GROUP VII Alnazir Samuel IBRHIM M.


ELEKTRONIKA DAYA 180402007
PENYEARAH GELOMBANG
PENUH TERKONTROL
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI SATU FASA
Terkontrol dalam hal ini maksudnya adalah penyearah ini dapat
dipicu pada sudut tertentu sehingga dapat menghasilkan keluaran sesuai
dengan yang diinginkan. Untuk memicu komponen penyearah tersebut, kita
harus mengetahui terlebih dahulu karakteristik dari masing-masing
komponennya. Untuk memicu Thyristor dibutuhkan arus pemicuan,
sedangkan untuk memicu IGBT dibutuhkan tegangan pemicuan. Komponen
yang satu dengan yang lain memiliki jenis dan besar pemicuan yang berbeda-
beda. Hasil keluaran dari penyearah ini adalah berupa dua buah bagian positif
dalam satu panjang gelombang dari yang inputannya adalah berupa setengah
bagian positif dan setengah bagian negatif dalam satu panjang gelombang,
namun dapat dipicu pada sudut tertentu. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah
rangkaian dari penyearah satu fasa gelombang penuh terkontrol.

7.3 Rangkaian Percobaan


Adapun rangkaian pada percobaan Penyearah Gelombang Penuh
Terkontrol Penuh Satu Fasa adalah sebagai berikut.

Gambar 7. 4 Rangkaian Percobaan Penyearah Gelombang penuh Terkontrol


Penuh Satu Fasa

GROUP VII Alnazir Samuel IBRHIM M.


ELEKTRONIKA DAYA 180402007
PENYEARAH GELOMBANG
PENUH TERKONTROL
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI SATU FASA
7.4 Prosedur Percobaan
Adapun prosedur percobaan pada percobaan Penyearah Gelombang
Penuh Terkontrol Penuh Satu Fasa adalah sebagai berikut.
1. Siapkan aplikasi PSIM.
2. Siapkan 4 buah SCR, 2 buah pemicu, 1 buah voltmeter, 1
sumber tegangan, 1 buah resistor, 1 buah induktor dari tool
element.
3. Susun seperti Gambar 7.4.
4. Atur resistor sebesar 7 ohm, L = 6,5 mH lalu berikan C =
470uF.
5. Jalankan simulasi.
6. Catat gelombang yang terjadi.
7. Stop simulasi.

7.5 Data Percobaan


Adapun data percobaan dari Penyearah Gelombang Penuh
Terkontrol Penuh Satu Fasa adalah sebagai berikut.
a. Untuk R = 7 ohm , L = 6,5 mH, dan C = 470uF

Gambar 7. 1 Gelombang Vin

Gambar 7. 2 Gelombang Picu Satu

GROUP VII Alnazir Samuel IBRHIM M.


ELEKTRONIKA DAYA 180402007
PENYEARAH GELOMBANG
PENUH TERKONTROL
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI SATU FASA

Gambar 7. 3 Gelombang Picu Dua

Gambar 7. 4 Vout Dari Penyearah Gelombang Penuh Terkontrol Penuh Satu Fasa
7.6 Analisa Data
Adapun analisa data pada percobaan Penyearah Gelombang Penuh
Terkontrol Penuh Satu Fasa adalah sebagai berikut.
1. Jika picuan berbeda pada masukan Gate di SCR maka akan terjadi
Vout yang berbeda pula.
2. Kegunaan C pada percobaan Penyearah Gelombang Penuh
Terkontrol Penuh Satu Fasa adalah sebagai pengurang dari ripple.
3. Pada sumber tegangan spectrum sama dan gambar juga sama seperti
gelombang masukan.

7.7 Kesimpulan dan Saran


Adapun kesimpulan pada percobaan Penyearah Gelombang Penuh
Terkontrol Penuh Satu Fasa adalah sebagai berikut.
1. Vout pada SCR tergantung juga pada masukan pada Gate SCR.
2. Capasitor mempebaiki kualitas keluaran jembatan SCR tersebut.
3. Keluaran jembatan SCR dengan keluaran Dioda berbeda jika SCR
ada masukan dari Gate.

GROUP VII Alnazir Samuel IBRHIM M.


ELEKTRONIKA DAYA 180402007
PENYEARAH GELOMBANG
PENUH TERKONTROL
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI SATU FASA
Adapun saran pada percobaan Penyearah Gelombang Penuh
Terkontrol Penuh Satu Fasa adalah sebagai berikut.
1. Untuk praktikan harus berpakaian rapih saat masuk laboratorium
2. Untuk praktikan harus belajar sebelum memasuki laboratorium
3. Praktikan membawa modul saat memasuki laboratorium

GROUP VII Alnazir Samuel IBRHIM M.


ELEKTRONIKA DAYA 180402007
AC – AC SEMIKONVERTER
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI SATU FASA
BAB VIII
AC – AC SEMIKONVERTER SATU FASA

8.1 Tujuan Percobaan


Adapun tujuan percobaan pada percobaan AC – AC Semikonverter Satu
Fasa adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui prinsip kerja dari SCR dan dioda dalam satu rangkaian
pada percobaan AC – AC Semikonverter Satu Fasa.
2. Untuk mengetahui bentuk atau konstruksi dari AC – AC Semikonverter
Satu Fasa.

8.2 Tinjauan Pustaka


8.2.1 Umum
Frekuensi variable sangat penting digunakan dalam dunia
industry. Stasiun pembangkit listrik menghasilkan energy listrik dengan
frekuensi 50 Hz yang tidak selalu dapat digunakan untuk beberapa peralatan
listrik. Beberapa perangkat listrik membutuhkan frekuensi variabel mulai dari
seperempat sampai setengah frekuensi input. Beberapa contoh adalah motor
induksi yang digunakan di pasokan listrik pesawat, pasokan listrik mobil dan
lain-lain. Oleh karena itu, pembangkitan frekuensi variabel menjadi sangat
penting untuk memenuhi permintaan yang semakin meningkat dari aplikasi
industri tersebut. Cycloconverter pada dasarnya adalah AC-AC konverter daya
dimana frekuensi output diubah langsung ke frekuensi yang lebih rendah dari
frekuensi input tanpa melalui daya ke sinyal DC terlebih dahulu.
Cycloconverter hanya digunakan untuk peralatan dengan daya tinggi lebih dari
satu megawatt. Karena alasan teknis dan ekonomis cycloconverter tidak
digunakan untuk penggunaan komersil. Munculnya thyristor dengan daya
tinggi membuat minat terhadap rangkaian cycloconverter meningkat kembali.
8.2.2 Kontruksi AC – AC Semikonverter Satu Fasa
Adapun bentuk konstruksi dari percobaan AC – AC Semikonverter
Satu Fasa adalah sebagai berikut.

GROUP VII Alnazir Samuel IBRHIM M.


ELEKTRONIKA DAYA 180402007
AC – AC SEMIKONVERTER
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI SATU FASA

Gambar 8. 1 Konstrusi Dari AC – AC Semikonverter Satu Fasa

8.2.2 Karakteristik Dioda


Karakteristik dioda adalah adalah hubungan antara
tegangan yang diberikan pada ujung-ujung terminal dioda dan arus
listrik yang mengalir melaluinya. Karakteristik dioda ditunjukkan
Gambar 5, tiap-tiap skala untuk tegangan maju VF adalah 10 mA, untuk
tegangan mundur VR adalah -10, sedangkan IF untuk arus maju adalah
10 mA, dan untuk arus mundur iR adalah 1 A. Untuk VF = 0 sampai
dengan 0,7 V pertambahan kuat arus maju iF sangat kecil, dapat
dikatakan bahwa dalam tegangan maju ini dioda belum menghantarkan
arus listrik. Jika VF sedikit melebihi 0,7 V maka iF meningkat sangat
tajam. Tegangan ini dikatakan bahwa dioda telah mengalirkan arus
listrik dan tegangan 0,7 V sehingga disebut dengan tegangan nyala
(turn on voltage). Nilai arus mundur iR adalah sangat kecil jika
dibandingkan dengan arus maju.
Sebelum dioda menghantarkan arus dalam arah reverse terjadi arus
bocor reverse karena pembawa muatan minoritas berkisar dalam
picoampere (1 pA – 10-12 A). Apabila tegangan dioda yang polaritasnya
negatif dinaikkan terus, maka dapat menyebabkan kerusakan pada
sambungan pn sehingga dinamai tegangan rusak atau tegangan
tembus (breakdown voltage).
GROUP VII Alnazir Samuel IBRHIM M.
ELEKTRONIKA DAYA 180402007
AC – AC SEMIKONVERTER
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI SATU FASA
8.2.3 Simbol – Simbol AC – AC Semikonverter Satu Fasa
Adapun simbol – simbol dari pada percobaan AC – AC
Semikonverter Satu Fasa adalah sebagai berikut.

Gambar 8. 2 Simbol – Simbol AC – AC Semikonverter Satu


Fasa

8.2.4 Prinsip Kerja


a. Kondisi Tanpa Tegangan
Pada kondisi tidak diberikan tegangan akan terbentuk suatu perbatasan
medan listrik pada daerah P-N junction. Hal ini terjadi diawali dengan proses
difusi, yaitu bergeraknya muatan elektron dari sisi N ke sisi P. Elektron-
elektron tersebut akan menempati suatu tempat di sisi P yang disebut dengan
holes. Pergerakan elektron-elektron tersebut akan meninggalkan ion positif di
sisi N, dan holes yang terisi dengan elektron akan menimbulkan ion negatif di
sisi P. Ion-ion tidak bergerak ini akan membentuk medan listrik statis yang
menjadi penghalang pergerakan elektron pada dioda.
b. Kondisi Tegangan Positif (Bias Maju)
Pada kondisi ini, bagian anoda disambungkan dengan terminal positif
sumber listrik dan bagian katoda disambungkan dengan terminal negatif.
Adanya tegangan eksternal akan mengakibatkan ion-ion yang menjadi
penghalang aliran listrik menjadi tertarik ke masing-masing kutub. Ion-ion
negatif akan tertarik ke sisi anoda yang positif, dan ion-ion positif akan tertarik
ke sisi katoda yang negatif. Hilangnya penghalang tersebut akan

GROUP VII Alnazir Samuel IBRHIM M.


ELEKTRONIKA DAYA 180402007
AC – AC SEMIKONVERTER
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI SATU FASA
memungkinkan pergerakan elektron di dalam dioda, sehingga arus listrik dapat
mengalir seperti pada rangkaian tertutup.
c. Kondisi Tegangan Negatif (Bias Mundur)
Pada kondisi ini, bagian anoda disambungkan dengan terminal negatif
sumber listrik dan bagian katoda disambungkan dengan terminal positif.
Adanya tegangan eksternal akan mengakibatkan ion-ion yang menjadi
penghalang aliran listrik menjadi tertarik ke masing-masing kutub. Pemberian
tegangan negatif akan membuat ion-ion negatif tertarik ke sisi katoda (tipe N)
yang diberi tegangan positif, dan ion-ion positif tertarik ke sisi anoda (tipe P)
yang diberi tegangan negatif. Pergerakan ion-ion tersebut searah dengan medan
listrik statis yang menghalangi pergerakan elektron, sehingga penghalang
tersebut akan semakin tebal oleh ion-ion. Akibatnya, listrik tidak dapat
mengalir melalui dioda dan rangkaian diibaratkan menjadi rangkaian terbuka.

8.3 Rangkaian Percobaan


Adapun rangkaian percobaan pada percobaan AC – AC Semikonverter
Satu Fasa adalah sebagai berikut.

Gambar 8. 3 Rangkaian Percobaan AC – AC Semikonverter Satu Fasa

GROUP VII Alnazir Samuel IBRHIM M.


ELEKTRONIKA DAYA 180402007
AC – AC SEMIKONVERTER
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI SATU FASA
8.4 Prosedur Percobaan
Adapun prosedur percobaan dari AC – AC Semikonverter Satu Fasa
adalah sebagai berikut.
1. Siapka aplikasi PSIM.
2. Siapkan 1 buah dioda , 1 buah SCR , 1 buah picu, 1 buah sumber
tegangan, 1 buah voltmeter, 1 buah resistor, 1 buah induktor pada tool
elment.
3. Susun rangkaian sesuai pada Gambar 8.3.
4. Atur R = 7 ohm, V = 220 Volt, L = 50mH dan α = 90⁰, simulation control
: 0,04.
5. Jalankan simulasi.
6. Catat gelombang yang terjadi.
7. Stop simulasi.
8. Atur R = 7 ohm, V = 220 Volt, L = 1 H dan α = 90⁰, simulation control :
0,04.
9. Jalankan simulasi.
10. Catat gelomabang yang terjadi.
11. Stop simulasi.

8.5 Data Percobaan


Adapun data percobaan dari AC – AC Semikonverter Satu Fasa adalah
sebagai berikut.
a. R = 7 ohm, V = 220 Volt, L = 50mH dan α = 90⁰, simulation
control : 0,04

Gambar 8. 4 Gelombang VP1

GROUP VII Alnazir Samuel IBRHIM M.


ELEKTRONIKA DAYA 180402007
AC – AC SEMIKONVERTER
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI SATU FASA
b. R = 7 ohm, V = 220 Volt, L = 1 H dan α = 90⁰, simulation
control : 0,04

Gambar 8. 5 Gelombang VP1

8.6 Analisa Data


Adapun analisa data dari AC – AC Semikonverter Satu Fasa adalah
sebagai berikut.
1. Pada sudut yang berbeda maka hasil dari pada gelombang akan
membuat berbeda.
2. Pada induktor juga dapat membuat hasil gelombang vout yang berbeda
juga.
3. Pemicu disi sebagai masukan dari pada Gate SCR agar dapat dikontrol.

8.7 Kesimpulan dan Saran


Adapun kesimpulan pada percobaan AC – AC Semikonverter Satu Fasa
adalah sebagai berikut.
1. Sudut dapat mengubah bentuk gelombang.
2. Hambatan seperti induktor yang besar dapat membuat gelombang yang
berbeda.
3. Picu sangat penting untuk mengendalikan SCR.
Adapun saran pada percobaan AC – AC Semikonverter Satu Fasa adalah
sebagai berikut.
1. Agar praktikan membuat jadwal masuk laboratorium dengan asisten
terlebih dahulu
2. Praktikan membaca do’a sebelum masuk laboratorium
3. Agar praktikan dan asisten menjaga kebersihan dilaboratorium

GROUP VII Alnazir Samuel IBRHIM M.


ELEKTRONIKA DAYA 180402007
AC-AC TERKONTROL PENUH
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI SATU FASA
BAB IX

AC – AC TERKONTROL PENUH SATU FASA

9.1 Tujuan Percobaan


Adapun tujuan percobaan pada AC –AC Terkontrol Penuh Satu Fasa
adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui prinsip kerja dari AC –AC Terkontrol Penuh Satu
Fasa.
2. Untuk mengetahui konstruksi dan rangkaian pada AC –AC Terkontrol
Penuh Satu Fasa.

9.2 Tinjauan Pustaka


9.2.1 Umum

Konverter AC-AC satu fasa merupakankonverter yang dapat


menghasilkan tegangan keluaran AC (alternating current) variabel dari
sumber AC tetap. Tegangan keluaran variabel diperoleh dengan mengatur
sudut penyalaan α. karakteristik konverter satu fasa tengan tegangan keluaran
variabel. Rangkaian konverter AC-AC satu fasa merupakan rangkaian yang
dapat menghasilkan tegangan keluaran AC (alternating current) variabel dari
sumber AC tetap. Rangkaian konverter ini menggunakan dua buah komponen
pensakelaran thyristor dengan konfigurasi anti paralel, atau menggunakan
satu buah TRIAC (triode for alternating current). Konverter AC-AC satu fasa
biasa disebut juga dengan pengontrol tegangan AC-AC satu fasa Jika sebuah
sakelar thyristor dihubungkan antara sumber AC dan beban, aliran energi
dapat dikontrol oleh variasi nilai RMS dari tegangan AC yang dipakai oleh
beban. Arus bolak-balik dari sumber akan mengalir pada sisi beban setiap
setengah siklus dari periode tegangan sumber. Nilai RMS dari tegangan
beban dapat diubahc-ubah dengan cara mengubah besarnya sudut
perlambatan penyulutan thyristor 'α '.
9.2.2 Konstruksi AC –AC Terkontrol Penuh Satu Fasa
Adapun konstruksi dari percobaan AC –AC Terkontrol Penuh Satu
Fasa adalah sebagai berikut.

GROUP VII Alnazir Samuel IBRHIM M.


ELEKTRONIKA DAYA 180402007
AC-AC TERKONTROL PENUH
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI SATU FASA

Gambar 9. 1 Konstruksi Dari AC –AC Terkontrol Penuh Satu Fasa


9.2.3 Karakteristik SCR
Kurva tegangan dan arus dari sebuah SCR adalah seperti yang ada
pada gambar berikut.

Gambar 9. 2 Karaktristik SCR


Pada gambar tertera tegangan breakover Vbo, yang jika tegangan forward SCR
mencapai titik ini, maka SCR akan ON. Lebih penting lagi adalah arus Ig yang
dapat menyebabkan tegangan Vbo turun menjadi lebih kecil. Pada gambar
ditunjukkan beberapa arus Ig dan korelasinya terhadap tegangan breakover.
Pada datasheet SCR, arus trigger gate ini sering ditulis dengan notasi IGT (gate
GROUP VII Alnazir Samuel IBRHIM M.
ELEKTRONIKA DAYA 180402007
AC-AC TERKONTROL PENUH
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI SATU FASA
trigger current). Pada gambar ada ditunjukkan juga arus Ih yaitu arus holding
yang mempertahankan SCR tetap ON. Jadi agar SCR tetap ON maka arus
forward dari anoda menuju katoda harus berada di atas parameter ini.
Sejauh ini yang dikemukakan adalah bagaimana membuat SCR
menjadi ON. Pada kenyataannya, sekali SCR mencapai keadaan ON maka
selamanya akan ON, walaupun tegangan gate dilepas atau di short ke katoda.
Satu-satunya cara untuk membuat SCR menjadi OFF adalah dengan membuat
arus anoda-katoda turun dibawah arus Ih (holding current). Pada gambar-5
kurva I-V SCR, jika arus forward berada dibawah titik Ih, maka SCR kembali
pada keadaan OFF. Berapa besar arus holding ini, umumnya ada di dalam
datasheet SCR. Cara membuat SCR menjadi OFF tersebut adalah sama saja
dengan menurunkan tegangan anoda-katoda ke titik nol. Karena inilah SCR
atau thyristor pada umumnya tidak cocok digunakan untuk aplikasi DC.
Komponen ini lebih banyak digunakan untuk aplikasi-aplikasi tegangan AC,
dimana SCR bisa OFF pada saat gelombang tegangan AC berada di titik nol.
Ada satu parameter penting lain dari SCR, yaitu VGT. Parameter ini adalah
tegangan trigger pada gate yang menyebabkab SCR ON. Kalau dilihat dari
model thyristor seperti pada gambar sebelumny diatas, tegangan ini adalah
tegangan Vbe pada transistor Q2. VGT seperti halnya Vbe, besarnya kira-kira 0.7
volt. Seperti contoh rangkaian gambar dibawah ini sebuah SCR diketahui
memiliki IGT = 10 mA dan VGT = 0.7 volt.
9.2.4 Simbol – Simbol SCR
Adapun simbol – simbol dari SCR adalalah sebagai berikut.

Gambar 9. 3 Simbol Dari SCR

GROUP VII Alnazir Samuel IBRHIM M.


ELEKTRONIKA DAYA 180402007
AC-AC TERKONTROL PENUH
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI SATU FASA
9.2.5 Prinsip Kerja
Pada dasarnya, cara atau prinsip kerja dari SCR ini sama seperti
dioda lainnya. Arus listrik dialirkan secara searah dari terminal anoda menuju
katoda. Perbedaannya adalah arus yang mengalir tersebut harus melalui sebuah
perantara yaitu terminal gate. Terminal gate akan aktif apabila mendapatkan
pemicu atau trigger. Trigger tersebut berasal dari arus yang bermuatan positif.
Jika tidak demikian, gate tidak akan aktif dan SCR pun tidak dapat berfungsi.
Saat gate telah aktif, arus listrik baru dapat mengalir dari anoda menuju ke
katoda. Apabila arus listrik positif berhenti mengaliri terminal gate, listrik tetap
akan mengalir dari anoda ke katoda. Artinya, SCR masih akan tetap aktif
meskipun gate tak lagi menerima arus positif. Untuk mengakhiri atau
menghentikan fungsi dari SCR perlu dilakukan suatu metode yang berbeda.
Arus yang mengalir dari anoda menuju ke terminal katoda harus diturunkan
hingga menyentuh titik holding current SCR. Berapa titik holding current?
Nilainya akan berbeda-beda pada setiap SCR bergantung dari spesifikasinya.
Pengertian dari holding current pada SCR sendiri adalah jumlah arus paling
sedikit yang harus ada untuk memastikan SCR tetap bekerja. Intinya adalah,
arus yang maju dari terminal Anoda menuju terminal katoda harus di-nol-kan
supaya SCR berhenti berfungsi.

9.3 Rangkaian Percobaan


Adapun rangkaian percobaan pada AC –AC Terkontrol Penuh Satu Fasa
adalah sebagai berikut.

GROUP VII Alnazir Samuel IBRHIM M.


ELEKTRONIKA DAYA 180402007
AC-AC TERKONTROL PENUH
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI SATU FASA

Gambar 9. 4 Rangkain Percobaan AC –AC Terkontrol Penuh Satu Fasa

9.4 Prosedur Percobaan


Adapun prosedur percobaan dari AC –AC Terkontrol Penuh Satu Fasa
adalah sebagai berikut.
1. Siapkan PSIM.
2. Siapkan 1 sumber tegangan AC, 2 buah SCR, 2 buah picu, 1 buah
voltmeter, 1 buah resistor, 1 buah induktor, 1 buah ampermeter dari tool
element.
3. Susun rangkaian seperti Gambar 9.4.

GROUP VII Alnazir Samuel IBRHIM M.


ELEKTRONIKA DAYA 180402007
AC-AC TERKONTROL PENUH
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI SATU FASA
4. Atur R = 7 ohm , L = 50mH , V = 220 Volt, α = 90⁰ dan simulation control
: 0,04.
5. Jalankan simulasi.
6. Catat hasil simulasi.
7. Stop simulasi.
8. Atur R = 7 ohm , L = 1H , V = 220 Volt, α = 90⁰ dan simulation control
: 0,04.
9. Jalankan simulasi.
10. Catat gelombang yang terjadi.
11. Stop simulasi.

9.5 Data Percobaan


Adapun data percobaan pada AC –AC Terkontrol Penuh Satu Fasa
adalah sebagai berikut.
a. Untuk R = 7 ohm , L = 50mH , V = 220 Volt, α = 90⁰ dan
simulation control : 0,04

Gambar 9. 5 Gelombang I1

Gambar 9. 6 Gelombang VP1

GROUP VII Alnazir Samuel IBRHIM M.


ELEKTRONIKA DAYA 180402007
AC-AC TERKONTROL PENUH
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI SATU FASA
b. Untuk R = 7 ohm , L = 1H , V = 220 Volt, α = 90⁰ dan
simulation control : 0,04

Gambar 9. 7 Gelombang I2

Gambar 9. 8 Gelombang VP1

9.6 Analisa Data


Adapun analisa data pada percobaan AC –AC Terkontrol Penuh Satu
Fasa adalah sebagai berikut.
1. Pada percobaan ini dengan percobanan 8 hasil gelomabangnya terbalik.
2. L yang dominan juga dapat merubah bentuk gelombang.
3. Picu sangat penting untuk mengendalikan SCR.

9.7 Kesimpulan dan Saran


Adapun kesimpulan pada percobaan AC –AC Terkontrol Penuh Satu
Fasa adalah sebagai berikut.
1. Picu membuat SCR dapat di kendalikan.
2. L yang dominan merubah hasil gelombang yang terjadi.
3. Percobaan 8 dengan 9 gelombangnya terbalik.
Adapun saran pada percobaan AC –AC Terkontrol Penuh Satu Fasa
adalah sebagai berikut.
1. Agar praktikan belajar sebelum masuk laboratorium

GROUP VII Alnazir Samuel IBRHIM M.


ELEKTRONIKA DAYA 180402007
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI
2. Agar praktikan mempersiapkan aplikasi PSIM sebelum masuk
praktikum
3. Agar asisten dan praktikan menjaga ruangan agar tetap bersih

GROUP VII Alnazir Samuel IBRHIM M.


ELEKTRONIKA DAYA 180402007
AC-AC TERKONTROL
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI PENUH TIGA FASA
BAB X

AC – AC TERKONTROL PENUH TIGA FASA

10.1 Tujuan Percobaan


Adapun tujuan percobaan pada AC –AC Terkontrol Penuh Tiga Fasa
adalah sebagai berikut.
1. Umtuk mengetahui prinsip kerja dari AC –AC Terkontrol Penuh Tiga
Fasa.
2. Untuk mengetahui bentuk dan konstruksi dari AC –AC Terkontrol
Penuh Tiga Fasa.

10.2 Tinjauan Pustaka


10.2.1 Umum
Tegangan, juga disebut gaya gerak listrik, adalah perbedaan
potensial muatan antara dua titik dalam medan listrik. Dengan kata lain,
tegangan adalah "energi per unit muatan". Untuk mengukur tegangan listrik
digunakan alat yang kita sebut dengan "Voltmeter". Alternating Current
(AC) adalah jenis arus listrik, di mana arah aliran elektron berubah bolak-
balik secara berkala. Satu keuntungan dari arus bolak-balik adalah relatif
murah untuk mengubah tegangan arus.
Dalam kehidupan sehari-hari kita telah memanfaatkan arus AC
(Arus Bolak Balik). Hal ini dapat kita temui pada semua peralatan yang
mengkonsumsi listrik PLN, seperti : Kulkas, TV, Setrika, Printer dll.

Berikut ini adalah beberapa contoh sumber tegangan AC:

• Arus listrik dari PLN


• Genset
• Dinamo
• Turbin angin

GROUP VII Alnazir Samuel IBRHIM M.


ELEKTRONIKA DAYA 180402007
AC-AC TERKONTROL
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI PENUH TIGA FASA
10.2.2 Konstruksi Sumber Tegangan AC
Adapun konstruksi sumber tegangan AC adalah sebagai berikut.

Gambar 10. 1 Konstruksi AC Generator


10.2.3 Karakteristik Sumber Tegangan AC
Generator adalah sebuah alat yang dapat mengubah energi
kinetik atau magnetik menjadi energi listrik. Alat ini menghasilkan listrik
dari energi gerak atau magnet lalu menyalurkannya ke peralatan listrik
lainnya. Generator menghasilkan energi listrik lewat induksi dengan
memutar kumparan antara celah kutub magnet yang terhubung
menggunakan konektor. Saat kumparan berputar, pergerakan antara
magnetnya menghasilkan energi magnetik yang ditransfer menjadi energi
listrik. Hasil listrik yang didapat dari induksi antara kumparan dan medan
magnet ini kemudian disalurkan dengan aman ke luar generator. Cara kerja
generator AC ini cukup sederhana, hanya saja perlu pemahaman yang benar
sebelum menelitinya lebih lanjut.

10.2.4 Simbol – Simbol Dari Tegangan AC

Adapun simbol dari sumber tegangan AC adalah sebagai


berikut.

GROUP VII Alnazir Samuel IBRHIM M.


ELEKTRONIKA DAYA 180402007
AC-AC TERKONTROL
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI PENUH TIGA FASA

Gambar 10. 2 Simbol Sumber Tegangan AC


10.2.5 Prinsip Kerja Dari Sumber Tegangan AC

Generator AC bekerja dengan prinsip dasar induksi


elektromagnetik yang dihasilkan oleh stator dan rotor. Saat generator AC
diputar pada sumbunya, maka generator tersebut akan menghasilkan listrik
sebanding dengan kecepatan putaran. Semakin cepat putaran yang terjadi
dalam mesin generator, semakin besar juga arus volatse yang dihasilkan
oleh mesin tersebut.

Generator AC umumnya memiliki beberapa penggerak untuk


menyalakan mesin. Penggerak generator paling umum adalah menggunakan
bahan bakar bensin atau solar sedangkan pada generator skala besar adapula
yang menggunakan penggerak air, angin atau turbin. Meski memiliki
perbedaan penggerak prinsip dasar cara kerja generator ini tetap sama.

Cara kerja generator AC ini sangat berhubungan erat dengan


konstruksi mesinnya. Cincin-cinicin yang terdapat pada mesin generator
AC masing-masing terhubung dengan sikat karbon. Sikat karbon ini
berfungsi untuk menyimpan arus listrik yang terjadi saat kumparan berputar
antara kedua cincin.

Hasil dari arus induksi ini akan mengalir melalui sikat karbon
lantas dialirkan keluar mesin generator dan dapat menyebabkan lampu
menyala. Saat kumparan bergerak dan berposisi tegak lurus dengan medan
magnet, maka arus dalam generator akan terhenti dan menyebabkan lampu

GROUP VII Alnazir Samuel IBRHIM M.


ELEKTRONIKA DAYA 180402007
AC-AC TERKONTROL
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI PENUH TIGA FASA
padam. Ketika kumparan kembali bergerak, maka arus listrik kembali
mengalir antara dua cincin yang disalurkan ke luar generator tersebut.

Seperti namanya, generator AC menghasilkan arus bolak-


balik antara kedua cincin dan kutub magnet dalam mesin sehingga
menghasilkan voltase yang cukup untuk dialirkan ke luar generator.
Generator AC ini menggunakan induksi elektromagnetik secara langsung
melalui kontak antara cincin dan kumparan yang berputar pada mesin.

10.3 Rangkaian Percobaan


Adapun rangkaian percobaan pada pada AC –AC Terkontrol Penuh
Tiga Fasa adalah sebagai berikut.

Gambar 10. 3 Rangkaian Percobaan pada AC –AC Terkontrol Penuh Tiga Fasa

10.4 Prosedur Percobaan


Adapun prosedur percobaan pada pada AC –AC Terkontrol Penuh
Tiga Fasa adalah sebagai berikut.
1. Siapkan aplikasi PSIM.
2. Siapkan 6 buah SCR, 4 buah Picu, 3 sumber tegangan AC, 4
Voltmeter, 1 buah amperemeter, 3 buah resistor pada tool element.
3. Susun rangkaian seperti pada Gambar 10.3.
4. Atur R = 7 ohm , V= 220 volt , α= 90⁰ dan simulasi control = 0,09.

GROUP VII Alnazir Samuel IBRHIM M.


ELEKTRONIKA DAYA 180402007
AC-AC TERKONTROL
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI PENUH TIGA FASA
5. Jalankan simulasi.
6. Catat gelombang yang terjadi.
7. Stop simulasi.

10.5 Data percobaan


Adapun data percobaan pada percobaan pada AC –AC Terkontrol
Penuh Tiga Fasa adalah sebagai berikut.
a. Untuk R = 7 ohm , V= 220 volt , α= 90⁰ dan simulasi
control = 0,09

Gambar 10. 4 Gelombang Vout 1

Gambar 10. 5 Gelombang Vout 2

Gambar 10. 6 Gelombang Vout 3

Gambar 10. 7 Gelombang Vout 4


GROUP VII Alnazir Samuel IBRHIM M.
ELEKTRONIKA DAYA 180402007
AC-AC TERKONTROL
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI PENUH TIGA FASA

Gambar 10. 8 Gelombang I1

10.6 Analisa Data


Adapun analisa data pada percobaan AC –AC Terkontrol Penuh Tiga
Fasa adalah sebagai berikut.
1. Pada Vout 2 gelombang mempunyai bentuk bukit dan lembah.
2. Pada Vout 1 mempunyai sedikit saja bukit.
3. Pada Vout 3 hanya sedikit saja memiliki lembah.
4. Pada Vout 4 mencapai nilai -400 pada lembahnya.

10.7 Kesimpulan dan Saran


Adapun kesimpulan pada percobaan percobaan AC –AC Terkontrol
Penuh Tiga Fasa adalah sebagai berikut.
1. Semua Vout mempunyai kriteria masing – masing.
2. Vout 4 mencapai nilai terbawahnya.
3. Picu untuk masukan pada Gate di SCR.

Adapun saran pada percobaan percobaan AC –AC Terkontrol Penuh


Tiga Fasa adalah sebagai berikut.
1. Agar para praktikan memakai baju yang rapih saat memasuki
laboratorium
2. Agar praktikan memiliki modul saat masuk laboratorium
3. Agar praktikan menjaga tata tertib saat di laboratorium

GROUP VII Alnazir Samuel IBRHIM M.


ELEKTRONIKA DAYA 180402007
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI DC CHOPPER TIPE BUCK
BAB XI
DC CHOPPER TIPE BUCK

11.1 Tujuan Percobaan


Adapun tujuan percobaan pada DC Chopper Tipe Buck adalah
sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui prinsip kerja dari DC Chopper Tipe Buck.
2. Untuk mengetahui konstruksi dan rangkaian dari DC Chopper Tipe
Buck.

11.2 Tinjauan Pustaka


11.2.1 Umum
DC Chopper Tipe Buck merupakan salah satu jenis dari DC
Chopper. Rangkaian elektronika daya ini dapat mengubah tegangan DC
pada nilai tertentu menjadi tegangan DC yang lebih rendah. Untuk
mendapatkan tegangan yang lebih rendah daripada masukannya, DC
Chopper Tipe Buck menggunakan komponen switching untuk mengatur
duty cyclenya. Komponen switching tersebut dapat berupa thyristor,
MOSFET (Metal Oxide Semiconductor Field Effect Transistor), IGBT,
dll.
11.2.2 Kontruksi DC Chopper Tipe Buck
Adapun kontruksi pada DC Chopper Tipe Buck adalah sebagai
berikut.

Gambar 11. 1 Gambar Konstruksi DC Chopper Tipe Buck

GROUP VII Alnazir Samuel IBRHIM M.


ELEKTRONIKA DAYA 180402007
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI DC CHOPPER TIPE BUCK
11.2.3 Karakteristik DC Chopper Tipe Buck
Secara umum, komponen-komponen yang menyusun DC
Chopper Tipe Buck (Buck Converter) adalah sumber masukan DC,
MOSFET, Dioda Freewheeling, Induktor, Kapasitor , Rangkaian Kontrol
(Drive Circuit), serta Beban (R). MOSFET digunakan untuk mencacah arus
sesuai dengan duty cycle sehingga keluaran DC Chopper dapat sesuai
dengan yang diinginkan. Rangkaian Kontrol digunakan untuk
mengendalikan MOSFET, sehingga MOSFET mengetahui kapan dia harus
membuka dan kapan harus menutup. Induktor digunakan untuk menyimpan
energi dalam bentuk arus. Energi tersebut disimpan ketika MOSFET on dan
dilepas ketika MOSFET off. Dioda Freewheeling digunakan untuk
mengalirkan arus yang dihasilkan induktor ketika MOSFET off.
Untuk menghasilkan tegangan keluaran yang konstan, DC
Chopper Tipe Buck dapat ditambah dengan rangkaian feedback (umpan
balik). Pada rangkaian feedback ini, tegangan keluaran dari DC Chopper
akan dibandingkan dengan tegangan referensi, selisih keduanya akan
digunakan untuk menentukan duty cycle yang perlu ditambah atau dikurang
sehingga menghasilkan tegangan keluaran yang konstan. Berikut adalah
rangkaian DC Chopper Tipe Buck dengan feedback.
11.2.4 Simbol – Simbol DC Chopper Tipe Buck
Adapun salah satu simbol DC Chopper Tipe Buck adalah
sebagai berikut.

Gambar 11. 2 Simbol Dari MOSFET

GROUP VII Alnazir Samuel IBRHIM M.


ELEKTRONIKA DAYA 180402007
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI DC CHOPPER TIPE BUCK
11.2.5 Prinsip Kerja
MOSFET yang digunakan pada rangkaian DC Chopper Tipe
Buck adalah bertindak sebagai saklar yang dapat membuka atau menutup
rangkaian sehingga arus dapat dikendalikan sesuai dengan duty cycle yang
diinginkan. Berikut adalah skema secara umum dari DC Chopper Tipe
Buck.
Kinerja dari DC Chopper Tipe Buck dapat dibagi menjadi 2
kerja utama, yaitu :
Ketika MOSFET on (tertutup) dan dioda off, arus mengalir dari
sumber menuju ke induktor (pengisian induktor), disaring dengan
kapasitor, lalu ke beban, kembali lagi ke sumber.
Ketika MOSFET off (terbuka) dan dioda on, arus yang disimpan
indukor dikeluarkan menuju ke beban lalu ke dioda freewheeling dan
kembali lagi ke induktor.

11.3 Rangkaian Percobaan


Adapun rangkaian percobaan pada DC Chopper Tipe Buck adalah
sebagai berikut.

Gambar 11. 3 Rangkaian Percobaan DC Chopper Tipe Buck

GROUP VII Alnazir Samuel IBRHIM M.


ELEKTRONIKA DAYA 180402007
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI DC CHOPPER TIPE BUCK
11.4 Prosedur Percobaan
Adapun prosedur percobaan pada percobaan DC Chopper Tipe
Buck adalah sebagai berikut.
1. Siapkan aplikasi PSIM.
2. Siapkan 1 capasitor, 3 voltmeter, 1 induktor, 1 beban RL, 1 dioda,
1 MOSFET, 1 sumber tegangan DC, 1 Picu pada tool element.
3. Atur R= 7 ohm, L= 145,8 uH, C= 200 uF, VDC= 100 volt, F
switching= 25kHz, simulation control = 0,02, Duty cycle = 0,5.
4. Jalankan simulasi.
5. Catat gelombang yang terjadi
6. Stop simulasi.

11.5 Data Percobaan


Adapun data percobaan pada DC Chopper Tipe Buck adalah
sebagai berikut.
a. Untuk R= 7 ohm, L= 145,8 uH, C= 200 uF, VDC= 100
volt, F switching= 25kHz, simulation control = 0,02,
Duty cycle = 0,5

Gambar 11. 4 Gelombang I1

Gambar 11. 5 Gelombang I2

GROUP VII Alnazir Samuel IBRHIM M.


ELEKTRONIKA DAYA 180402007
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI DC CHOPPER TIPE BUCK

Gambar 11. 6 Gelombang I3

Gambar 11. 7 Gelombang I4

Gambar 11. 8 Gelombang Vout1

11.6 Analisa Data


Adapun analisa data pada percobaan DC Chopper Tipe Buck
adalah sebagai berikut.
1. Pada I1 mencapai titik tertingginya yaitu 60.
2. pada I2 dan I3 mempunyai gelombang yang sama.
3. Vout yang di hasil kan di bawah dari 100 volt.

11.7 Kesimpulan dan Saran


Adapun kesimpulan pada percobaan DC Chopper Tipe Buck
adalah sebagai berikut.

GROUP VII Alnazir Samuel IBRHIM M.


ELEKTRONIKA DAYA 180402007
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI DC CHOPPER TIPE BUCK
1. I1 sampai pada I makasimalnya dan langsung turun di angka di
bawah 10 dengan tetap.
2. Picu digunakan memberi masukan pada Gate MOSFET.
3. Vout 1 turun di angka 95 volt.
Adapun saran dari percobaan DC Chopper Tipe Buck adalah
sebagai berikut.
1. Agar semua praktikan menjaga protokol selama berada di dalam
laboratorium
2. Agar praktikan melihat praktikum dengan baik
3. Agar praktikan membaca modul terlebih dahulu

GROUP VII Alnazir Samuel IBRHIM M.


ELEKTRONIKA DAYA 180402007
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI DC CHOPPER TIPE BOOST
BAB XII
DC CHOPPER TIPE BOOST

12.2.1 Tujuan Percobaan


Adapun tujuan percobaan pada percobaan DC Chopper Tipe
Boost adalah sebagai berikut.
1. Agar mengetahui cara kerja pada percobaan DC Chopper Tipe
Boost.
2. Agar mengetahui rangkaian dan konstruksi DC Chopper Tipe
Boost.

12.2.2 Tinjauan Pustaka


12.2.1 Umum

DC Chopper Tipe Boost merupakan salah satu jenis dari DC


Chopper. Rangkaian elektronika daya ini dapat mengubah tegangan DC
pada nilai tertentu menjadi tegangan DC yang lebih tinggi. Untuk
mendapatkan tegangan yang lebih tinggi daripada masukannya, DC
Chopper Tipe Boost menggunakan komponen switching untuk
mengatur duty cycle-nya. Komponen switching tersebut dapat berupa
thyristor, MOSFET (Metal Oxide Semiconductor Field Effect
Transistor), IGBT, dll. Komponen-komponen yang menyusun DC
Chopper Tipe Boost (Boost Converter) adalah sumber masukan DC,
MOSFET, Dioda Freewheeling, Induktor, Kapasitor, Rangkaian
Kontrol (Drive Circuit), serta Beban (R). MOSFET digunakan untuk
mencacah arus sesuai dengan duty cycle sehingga keluaran DC
Chopper dapat sesuai dengan yang diinginkan. Rangkaian control
digunakan untuk mengendalikan MOSFET, sehingga MOSFET
mengetahui kapan dia harus membuka dan kapan harus menutup aliran
arus. Induktor juga digunakan untuk menyimpan energi dalam bentuk
arus. Energi tersebut disimpan dalam inductor Ketika MOSFET on dan
dilepas Ketika MOSFET off. Dioda Freewheeling digunakan untuk

GROUP VII Alnazir Samuel IBRHIM M.


ELEKTRONIKA DAYA 180402007
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI DC CHOPPER TIPE BOOST
mengalirkan arus yang dihasilkan inductor Ketika MOSFET off dengan
bias maju.
Boost juga memiliki efisiensi tinggi, rangkaian sederhana,
tanpa transformer dan tingkatripple yang rendah pada arus masukan.
Namun juga Boost tidak memiliki isolasi antaramasukan dan keluaran,
hanya satu keluaran yang dihasilkan, dan tingkatan ripple yang
tinggipada tegangan keluaran. Aplikasi Boost mencakup misalnya
untuk perbaikan faktor daya(Power Factor), dan untuk penaikan
tegangan pada baterai.Dibandingkan topologi standar (Boost, Buck-
Boost dan Cuk), konverter ini memilikikeunggulan antara lain
polaritas masukan-keluaran yang sama, riak tegangan keluaran
yangsangat rendah, regulasi yang baik, respon yang cepat, induktor
yang bekerja dalam daerahlinier serta strategi kontrol yang sederhana.
Pada dasarnya konverter ini bekerja berdasarkanprinsip Boost Chopper
dengan modifikasi pada rangkaian magnetik.
12.2.2 Kontruksi konstruksi DC Chopper Tipe Boost
Adapun konstruksi pada percobaan DC Chopper Tipe boost
adalah sebagai berikut.

Gambar 12. 1 Gambar Konstruksi DC Chopper Tipe Boost


12.2.3 Karakteristik DC Chopper Tipe boost

Adapun karakteristik dari buck converter sebagai berikut :

Kelebihan dari sistem Buck converter antara lain :


- Efisiensi yang tinggi.
- Rangkaiannya sederhana.
- Tidak memerlukan transformer.

GROUP VII Alnazir Samuel IBRHIM M.


ELEKTRONIKA DAYA 180402007
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI DC CHOPPER TIPE BOOST
- Tingkatan stress pada komponen switch yang rendah.
- Riak (ripple) pada tegangan keluaran juga rendah sehingga
penyaring atau filter yang diperlukan pun relatif kecil.
Kekurangannya :
- Tidak adanya isolasi antara masukan dan keluaran.
- Hanya satu keluaran yang dihasilkan.
- Metode ini sering digunakan pada aplikasi yang membutuhkan
sistem yang berukuran kecil.
12.2.4 Simbol – Simbol DC Chopper Tipe boost
Adapun simbol – simbol pada percobaan DC Chopper Tipe
boost adalah sebagai berikut.

Gambar 12. 2 Simbol Dioda

Gambar 12. 3 Simbol Resitor

Gambar 12. 4 Simbol Induktor


12.2.5 Prinsip Kerja DC Chopper Tipe boost
MOSFET yang dipakai pada rangkaian DC Chopper Tipe Buck
yaitu bertindak sebagai saklar yang sanggup membuka atau menutup
rangkaian. Sehingga keluaran tegangan dapat dikontrol sesuai dengan
duty cycle yang disetting.

GROUP VII Alnazir Samuel IBRHIM M.


ELEKTRONIKA DAYA 180402007
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI DC CHOPPER TIPE BOOST

Gambar 12. 5 DC Buck Converter Cicuit

Gambar 12. 6 Keadaan MOSFET

- Ketika MOSFET on (tertutup) dan dioda off, arus mengalir dari


sumber menuju ke induktor (pengisian induktor), disafilter oleh
kapasitor, kemudian ke beban, kembali lagi ke sumber.
- Ketika MOSFET off (terbuka) dan dioda on, arus yang disimpan
indukor dikeluarkan menuju ke beban kemudian ke dioda
freewheeling dan kembali lagi ke inductor.

GROUP VII Alnazir Samuel IBRHIM M.


ELEKTRONIKA DAYA 180402007
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI DC CHOPPER TIPE BOOST
12.3 Rangkaian Percobaan
Adapun rangkaian percobaan pada DC Chopper Tipe Boost adalah
sebagai berikut.

Gambar 12. 7 Rangkaian Percobaan DC Chopper Tipe Boost

12.4 Prosedur Percobaan


Adapun prosedur percobaan pada percobaan DC Chopper Tipe Boost
adalah sebagai berikut.
1. Siapkan PSIM.
2. Siapkan 4 buah ammeter, 2 buah voltmeter, 1 buah sumber tegangan
DC 1 buah dioda, 1 buah kapasitor, 1 buah MOSFET, 1 buah
resistor, 1 buah switch controller dan 1 buah square wave voltage
source yang digroundkan.
3. Susun seperti Gambar 12.7.
4. Atur besar Vdc sebesar 100 volt, L sebesar 10 mH, C sebesar
1000uF, R sebesar 7 ohm, frekuensi switching 25 KHz dan duty
cycle 0.5.
5. Jalankan simulasi.
6. Catat gelombang yang terjadi.
7. Stop simulasi.

GROUP VII Alnazir Samuel IBRHIM M.


ELEKTRONIKA DAYA 180402007
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI DC CHOPPER TIPE BOOST
12.5 Data Percobaan
Adapun data percobaan pada percobaan DC Chopper Tipe Boost
adalah sebagai berikut.
a. Untuk Vdc sebesar 100 volt, L sebesar 10 mH, C
sebesar 1000uF, R sebesar 7 ohm, frekuensi switching
25 KHz dan duty cycle 0.5.

Gambar 12. 8 Gelombang I1

Gambar 12. 9 Gelombang I2

Gambar 12. 10 Gelombang I3

Gambar 12. 11 Gelombang I4

GROUP VII Alnazir Samuel IBRHIM M.


ELEKTRONIKA DAYA 180402007
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI DC CHOPPER TIPE BOOST

Gambar 12. 12 Gelombang VP1

Gambar 12. 13 Gelombang VP2

12.6 Analisa Data


Adapun analisa data pada percobaan DC Chopper Tipe Buck adalah
sebagai berikut.
1. Pada gelombagn Vout mengalami penurunan.
2. Adapun analisa data pada percobaan ini adalah ketika diberikan
sumber tegangan dc sebesar 100 volt dengan duty cycle 0.5 maka akan
diperoleh tegangan keluaran sebesar 200 volt atau dua kali lipat dari
tegangan sumber sebelumnya. Semakin besar duty cycle yang
diberikan maka akan semakin besar pula tegangan keluaran yang
dihasilkan oleh DC Chopper tipe boost. Namun tegangan tersebut
selalu lebih besar atau sama dengan tegangan masukan dc chopper.

12.7 Kesimpulan dan Saran


Adapun kesimpulan pada percobaan DC Chopper Tipe Boost adalah
sebagai berikut.
1. Tegangan keluaran yang dihasilkan bergantung dari nilai duty cycle.
2. Nilai tegangan keluaran akan semakin besar apabila nilai duty cycle
semakin besar.
3. Gelombang I2 mengalami keadaan stabil.

GROUP VII Alnazir Samuel IBRHIM M.


ELEKTRONIKA DAYA 180402007
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI DC CHOPPER TIPE BOOST
Adapun saran pada percobaan DC Chopper Tipe Boost adalah sebagai
berikut.
1. Agar praktikan tidak bermain main saat di laboratorium
2. Agar semua orang di laboratorium menjaga protokol kesehatan
3. Agar praktikan lebih memahami PSIM

GROUP VII Alnazir Samuel IBRHIM M.


ELEKTRONIKA DAYA 180402007

Anda mungkin juga menyukai