disusun oleh :
D4 SISTEM KELISTRIKAN 2A
1.2. Tujuan
Tujuan inspeksi jaringan distribusi ini adalah untuk memberikan keterampilan
kepada mahasiswa agar mampu berperan aktif dalam pelaksanaan inspeksi baik sebagai
pelaksana maupun pengawas serta agar didapatkan data data yang akurat untuk
dijadikan acuan dalam perencanaan, pemeliharaan dan perbaikan sistem / jaringan ke
depan. Dengan pelaksanaan dinspeksi ini diharapkan mahasiswa memiliki kecakapan
dan siap mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh dengan harapan dapat memberikan
kontribusi positif terhadap kinerja perusahaan ketika bekerja di PLN.
TIANG
Sebagai penyangga kawat agar berada di atas tiang dengan jarak aman sesuai
dengan ketetentuan..Terbuat dari bahan yang kuat menahan beban tarik maupun tekan
yang berasal dari kawat ataupun tekanan angin.
Menurut bahannya tiang terdiri dari :
Tiang besi : dari bahan baja ( steel ) terdiri dari 2 atau 3 susun pipa dengan
ukuran berbeda bagian atas lebih kecil dari bagian di bawahnya, setiap pipa
disambung, bagian yang lebih kecil dimasukkan ke dalam bagian yang lebih
besar sepanjang 50 cm dipasang pen dan dilas.
Tiang beton : dari bahan campuran semen, pasir dan batu split, dicor dengan
kerangka besi baja.
Bentuk tiang beton ada 2 ( dua ) macam, yaitu berbentuk profil H dan berbentuk bulat.
Tiang berbentuk profil H konstruksi kerangka besi yang diregangkan dengan kekuatan
tertentu sesuai dengan kekuatan tiang, dicor dengan bahan campuran beton
menggunakan cetakan. Bahan campuara beton di pres sampai padat pada cetakannya,
dipanasi beberapa saat sampai mengeras .
Kekuatan tiang berada pada 2 ( dua ) sisi yang tidak sama besarnya.
Tiang beton berbentuk bulat lebih banyak digunakan karena mempunyai kekuatan yang
sama di setiap sisinya. Dibuat dengan kerangka baja yang dibentuk bulat dan
diregangkan sesuai kekuatan tiang yang diinginkan, kemudian dicor dengan bahan
campuran beton pada cetakan berbentuk bulat. Untuk pengerasannya dengan cara
diputar dengan kecepatan tinggi selama beberapa waktu, sampai akhirnya membentuk
seperti pipa , dimana bagian tengahnya berupa lobang. Tiang beton dapat digunakan
setelah dipanaskan denga temperatur cukup tinggi selama beberapa menit dan
kemudian didinginkan kembali secara alami
TRAVERS ( Cross – Arm )
Berfungsi untuk tempat pemasangan isolator. Beberapa konstruksi SUTM di Jawa
Tengah travers tidak diperlukan dikarenakan isolator langsung dipasang pada tiang.
Bahannya dari besi baja dilapisi galvanis berbentuk kanal U berukuran 10 x 5 x 5 cm
dengan ketebalan 5 mm atau berbentuk persegi panjang berukuran 7,5 x 7,5 x 7,5 x 7,5
cm dengan , ketebalan 5 mm.
Pemasangan travers pada tiang diikat dengan klem dan mur-baut, tetapi pada tiang
beton tidak diperlukan klem, karena baut langsung bisa menembus tiang dan travers.
Untuk menjaga agar travers tidak miring setelah dibebani isolator dan kawat, maka
dipasang konstruksi berupa besi penyangga atau berupa plat simpul.
ISOLATOR
Fungsi utamanya adalah sebagai penyekat listrik pada penghantar terhadap
penghantar lainnya dan penghantar terhadap tanah. Tetapi karena penghantar yang
disekatkan tersebut mempunyai gaya mekanis berupa berat dan gaya tarik yang berasal
dari berat penghantar itu sendiri, dari tarikan dan karena perubahan akibat temperatur
dan angin, maka isolator harus mempunyai kemampuan untuk menahan beban mekanis
yang harus dipikulnya. Untuk penyekatan terhadap tanah berarti mengandalkan
kemampuan isolasi antara kawat dan batang besi pengikat isolator ke travers,
sedangkan untuk penyekatan antar fasa maka jarak antara penghantar satu dengan yang
dilakukan adalah memberi jarak antara isolator satu dengn lainnya dimana pada kondisi
suhu panas sampai batas maksimum dan angin yang meniup sekencang apapun dua
penghantar tidak akan saling bersentuhan.
Bahan isolator untuk SUTM adalah porselin / keramik yang dilapisi glazur dan
gelas, tetapi yang paling banyak adalah dari porselin ketimbang dari gelas, dikarenakan
udara yang mempunyai kelembaban tinggi pada umumnya di Indonesia isolator dari
bahan gelas permukaannya mudah ditempeli embun. Warna isolator pada umumnya
coklat untuk bahan porselin dan hijau-bening untuk bahan gelas.
PENGHANTAR / KONDUKTOR
Berfungsi untuk menghantarkan arus listrik. Penghantar untuk saluran udara
biasanya disebut kawat yaitu peghantar tanpa isolasi ( telanjang ), sedangkan
untuk saluran dalam tanah atau saluran udara berisolasi biasanya disebut dengan
kabel.
Penghantar yang baik harus mempunyai sifat :
Logam Campuran
AAAC : All Aluminium Alloy Conductor
Logam Paduan
Copper Clad Steel : Kawat Baja Berlapis Tembaga
Pengertian GTT
Gardu Trafo Tiang (GTT) adalah merupakan salah satu komponen instalasi tenaga
listrik yang terpasang di jaringan distribusi. Berfungsi sebagai trafo daya penurun
tegangan dari tegangan menengah ke tegangan rendah, dan selanjutnya tegangan
tersebut disalurkan ke konsumen.
Kompenen GTT:
Gardu Tiang Trafo(GTT) berlokasi dekat dengan konsumen, trafo dipasang pada
tiang listrik dan menyatu dengan jaringan listrik. Untuk mengamankan trafo dan
sistemnya, GTT dilengkapi dengan unit-unit pengaman yang ditempatkan pada
Perangkat Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB-TR) Trafo daya step down berfungsi
untuk menurunkan dari tegangan menengah 20kV ke tegangan rendah 380/200
V(referensi tegangan trafo 400/231 V).
Komponen-komponen utama GTT:
1. Transformator : berfungsi sebagai trafo daya merubah tegangan
menengah (20kV) menjadi tegangan rendah (380/200)Volt.
2. Fuse Cut Out (CO) : Sebagai pengaman penyulang, bila terjadi
gangguan di gardu (trafo) dan melokalisir gangguan di trafo agar peralatan
tersebut tidak rusak. CO dipasang pada sisi tegangan menengah (20kV)
3. Arrester : sebagai pengaman trafo terhadap tegangan lebih yang
disebabkan oleh sambaran petir dan switching (SPLN se.022/PTS/73)
4. NH Fuse : sebagai pengaman trafo terhadap arus lebih yang terpasang
pada sisi tegangan rendah (20kV), maupun karena beban lebih.
5. Grounding Arrester : Untuk menyalurkan arus ketanah yang
disebabkan oleh tegangan lebih karena sambaran petir dan switching.
6. Grounding Trafo : Untuk menghindari tegangan lebih pada phasa yang
sehat bila terjadi gangguan satu phasa ke tanah maupun yang disebabkan oleh
beban tidak seimbang.
7. Grounding LV Panel : sebagai pengaman apabila terjadi arus bocor
yang mengalir pada LV Panel.
8. Isolasi : sebagai penyekat antara bagian bertegangan dengan tidak
bertegangan. Digunakan sebagai isolasi tegangan listrik antara kawat dengan
tiang.
Cut Out
Cut Out berfungsi untuk opersai dan sebagai unit trafo, cara kerjanya sebagai
berikut:Besar kapasitas CO tergantung dari besar Fuse Link, dan besar Fuse Link harus
disesuaikan dengan daya trafo, dan berfungsi sebagai pengaman(seperti pada fuse atau
sekering). Apabila terjadi gangguan pada unit trafo maka fuse link akan putus, dan bisa
diganti. Besar fuse link dari PLN adalah 3, 6, 10 A., karena disuaikan dengan besar
kapasitas Trafo Distribusi milik PLN.
Dari inspeksi distribusi jaringan tegangan menengah ini dapat disimpulkan bahwa
pemasangan kabel (jumper) dan pelabelan khususnya kabel TR masih sembarangan, tidak
memperhatikan segi keamanan (tegangan sentuh maupun short circuit) dan nilai
estetika/keindahan sehingga terlihat berantakan. Tiang listrik baik tiang besi maupun
beton rata-rata perlu dibersihkan akibat pamphlet dan brosur yang di tempel
sembarangan.Sedangkan khusus tiang besi rata-rata berkarat sehingga perlu di cat
ulang.Travers dan penegang tiang juga beberapa perlu pengecekan rutin karena
dikhawatirkan bisa lepas/ roboh. Untuk komponen-komponen seperti isolator, cut out
switch, LA arrester, bolt & nut, arm tie, fuse link rata-rata sudah terpasang dengan baik
dan sesuai standar
3.2. Saran