1.1 Pendahuluan
Transformator adalah suatu alat listrik statis yang dapat mernindahkan energi
listrik dari suatu rangkaian satu ke rangkaian yang lain dengan frekuensi yang
tetap. Dapat dikatakan bahwa transforrnator adalah rnesin elektris yang
mengubah energi elektris menjadi energi elektris kembali. Berdasarkan konversi
tegangannya, transformator dapat dibedakan :
Prinsip dasar dari suatu transformator adalah induksi bersarna (mutual induction)
antara dua buah rangkian terpisah, yang diantara keduanya dihubungkan dengan
suatu fluksi magnet (magnetic flux). Transformator satu fasa yang sederhana
terdiri dari dari dua buah belitan induktif yang secara listrik terpisah,
tetapi secara rnagnetis dihubungkan dengan suatu medan magnet yang
melingkupi keduanya (magnetic linked).
1
1.2 Percobaan 1
Karakteristik Hubung Suka
2
dan terjadi pula induksi di kumparan sekunder karena pengaruh
induksi dari kumparan primer atau disebut sebagai induksi
bersama (mutual induction) yang menyebabkan timbulnya
fluks magnet di kumparan sekunder, maka mengalirlah arus
sekunder jika rangkaian sekunder di bebani, sehingga energi
listrik dapat ditransfer keseluruhan (secara magnetisasi)
3
Gambar 1.1 Transformator Dalam Keadaan Tanpa Beban
4
Ф = Фmax sin ωt (weber ) .................................. ( 2.2 )
Fluks yang sinusoid ini akan menghasilkan tegangan
induksi е1 (Hukum Faraday):
Dimana :
e1= gaya gerak listrik (Volt)
N1= jumlah belitan di sisi primer (turn)
ω= kecepatan sudut putar (rad/sec)
Φ = fluks magnetik (weber)
5
Pada rangkaian sekunder, fluks (Φ) bersama tadi juga
menimbulkan :
Harga efektifnya :
Dimana :
E1= ggl induksi di sisi primer (Volt )
E2= ggl induksi di sisi sekunder (Volt )
N1= jumlah belitan sisi primer (turn)
N2= jumlah belitan sisi sekunder (turn)
a= faktor transformasi
Apabila a < 1, atau E1 < E2 maka transformator berfungsi
menaikkan tegangan.
Apabila a > 1, atau E1> E2 maka transformator berfungsi
menurunkan tegangan.
6
Impedansi Eksitasi
7
1.2.3. Peralatan Yang Digunakan
1. Autotrafo 1 buah
2. Transformator 10 A 1 buah
3. Voltmeter digital 1 buah
4. Multimeter digital 1 buah
5. Kabel konektor 1 buah
8
1.2.6. Hasil Percobaan
1.2.7. Perhitungan
Excel......
https://www.academia.edu/4915941/4._Transformator
1.2.8. Grafik
9
10
1.3. Percobaan 2
Transformator Hubung Singkat
1.3.1. Tujuan Percobaan
Mahasiswa mengerti dan memahami tentang karakteristik
transformator hubung singkat
Mahasiswa mengerti dan memahami tentang cara mencari nilai Req
dan Xeq
Mahasiswa mengerti dan memahami tentang rugi-rugi tembaga pada
transformator satu fasa
Mahasiswa dapat menggambar rangkaian eqivalent transformator satu
fasa
11
1.3.3. Peralatan Yang Digunakan
1. Autotrafo : 1 buah
2. Transformator 10 A : 1 buah
3. Voltmeter digital : 1 buah
4. Multimeter digital : 1 buah
5. Kabel konektor : 1 buah
12
1.3.6. Hasil Percobaan
1.3.7. Perhitungan
Terlampir
1.3.8. Grafik
13
1.4 Percobaan 3
Transformator Berbeban
14
1.4.3. Peralatan Yang Digunakan
1. Autotrafo : 1 buah
2. Transformator 10 A : 1 buah
3. Voltmeter digital : 1 buah
4. Multimeter digital : 2 buah
5. Kabel konektor : 1 buah
6. Modul Beban : 1 unit
240 V 240 V
15
1.4.5. Langkah Percobaan
1. Rangkaian dibuat seperti pada gambar 1.3 di atas dengan beban lampu
pijar
2. Rangkaian dihubungkan dengan sumber tegangan dan nyalakan saklar
pada autotrafo
3. Dengan menggunakan autotrafo, tegangar sumber diatur sesuai dengan,
petunjuk asisten
4. Hasil pengukuran daya nyata P1 dan P2, tegangan V1 dan V2 serta arus I1
dan I2 diamati dan dicatat pada tabel data percobaan
5. Langkah no.2 diulangi untuk tegangan yang bervariasi naik sarnpai
tegangan tertentu sesuai dengan petunjuk asisten dari 220 Volt dan
kemudian turun bertahap sampai ke 170 Volt
6. Langkah 1 sampai 5 diulangi dengan beban induktif
7. Langkah 1 sampai 5 diulangi dengan beban lampu pijar dan kapasitor
16
Tabet 1.5 Hasil percobaan transformator satu, fasa berbeban induktif 36 Watt :
Tabet 1.6 Hasil percobaan transformator satu, fasa berbeban kapasitif dengan
kapasitor paralel 8µF dan 2,2 µF :
1.4.7. Perhitungan
17
1.4.8. Grafik
18
1.5 Percobaan 4
Kerja Paralel Transformator
19
1.5.3. Peralatan Yang Digunakan
1. Autotrafo 1 buah
2. Transformator 10 A 1 buah
3. Ampermeter 2 buah
4. Multimeter digital 2 buah
5. Kabel konektor 1 buah
1. Rangkaian dibuat seperti pada gambar 1.4 di atas dengan beban lampu
pijar
2. Rangkaian dihubungkan dengan sumber tegangan dan nyalakan saklar
pada autotrafo
3. Dengan menggunakan autotrafo, tegangar sumber diatur sesuai dengan
petunjuk asisten
4. Hasil pengukuran daya nyata P1 dan P2, tegangan V1 dan V2 serta arus I1
dan I2 serta I2A untuk arus sekunder trafo A dan I2B untuk arus sekunder
trafo B diamati dan dicatat pada tabel data percobaan
20
5. Langkah no.2 diulangi untuk tegangan yang bervariasi naik sarnpai
tegangan tertentu sesuai dengan petunjuk asisten dari 5 Volt naik bertahap
sampai ke 50 Volt
21
Tabel 1.8 Hasil percobaan kerja paralel transformator satu fasa beban kapasitif
20 µF :
Sisi Belitan Primer Sisi Belitan Sekunder
NO V1 I1 P1 V2 I2 P2 I2A I2B
Volt Ampere Watt Volt Ampere Watt Ampere Ampere
1 5 0,0040 0,02 1,5 0,01 0,02 0,020 0,003
2 10 0,0060 0,04 2,8 0,0202 0,02 0,039 0,009
3 15 0,0073 0,07 4,2 0,0301 0,02 0,054 0,015
4 20 0,0080 0,12 5,6 0,0401 0,02 0,067 0,020
5 25 0,0088 0,18 6,9 0,0497 0,02 0,079 0,025
6 30 0,0098 0,26 8,2 0,0594 0,02 0,089 0,030
7 35 0,0108 0,35 9,6 0,0691 0,02 0,098 0,035
8 40 0,0124 0,46 11 0,0795 0,02 0,105 0,039
9 45 0,0142 0,58 12,4 0,0888 0,02 0,114 0,044
10 50 0,0158 0,70 13,7 0,1004 0,02 0,120 0,049
Tabel 1.9 Hasil percobaan kerja paralel transformator satu fasa beban induktif 20
Watt :
Sisi Belitan Primer Sisi Belitan Sekunder
NO V1 I1 P1 V2 I2 P2 I2A I2B
Volt Ampere Watt Volt Ampere Watt Ampere Ampere
1 5 0,0074 0,02 1,4 0,0035 0,02 0,013 0,006
2 10 0,0124 0,04 2,8 0,0065 0,02 0,024 0,010
3 15 0,0166 0,08 4,1 0,0095 0,02 0,034 0,014
4 20 0,0199 0,13 5,5 0,0122 0,03 0,041 0,017
5 25 0,0228 0,21 6,9 0,0149 0,03 0,047 0,021
6 30 0,0253 0,30 8,2 0,0175 0,04 0,051 0,023
7 35 0,0276 0,40 9,6 0,0200 0,05 0,056 0,026
8 40 0,0297 0,52 11 0,0224 0,06 0,059 0,028
9 45 0,0315 0,64 12,4 0,0248 0,08 0,0063 0,030
10 50 0,0332 0,79 13,7 0,0272 0,09 0,066 0,033
22
1.5.7. Perhitungan
23
MODUL II
TRANSFORMATOR TIGA FASA
2. l Pendahuluan
24
Ada beberapa formasi yang dapat digunakan dalam pembentukan
transformator tiga fasa ini, antara lain :
Formasi Delta-delta (Dd)
Formasi Delta-bintang (Dy)
Formasi Bintang-delta (Yd)
Forrnasi Bintang-bintang (Yy)
Formasi hubungan V
Formasi hubungan T
Formasi hubungan Zig-zag (Z)
2.2 PERCOBAAN 1
Transformator Hubungan Delta – Delta (Dd)
2.2.1 Tujuan Percobaan
1. Untuk mengetahui dan memahami karakteristik
transformator tiga fasa hubungan delta-delta.
2. Untuk mengetahui nilai perbandingan transformasi
transformator tiga fasa hubungan delta-delta.
25
2.2.3 Peralatan Yang Digunakan
1. Transformator 5 A : 3 buah
2. Voltmeter digital : 1 buah
3. Tangmeter : 1 buah
4. Kabel konektor : secukupnya
26
2.2.6. Hasil Percobaan
Tabel 2.1 Hasil Percobaan Transformator Tiga Fasa Hubungan Dd Sisi Primer
Tabel 2.1 Hasil Percobaan Transformator Tiga Fasa Hubungan Dd Sisi Sekunder
Tegangan antar fasa Arus fasa Arus saluran (line)
(Volt) (Ampere) (Ampere) CosΦ
Vab Vbc Vca I1S I2S P3S Ia Ib Ic
2.2.7. Perhitungan
• Perbandingan belitan transforrnasi a untuk hubungan Dd
• Daya input PIN dan daya output POUT ;
• Effisiensi η
27
2.3 Percobaan 2
Transformator Hubungan Delta – Bintang (Dy)
2.3.1 Tujuan Percobaan
Untuk mengetahui dan memahami karakteristik transformator tiga fasa
hubungan delta-bintang.
Untuk mengetahui nilai perbandingan transformator a transformator tiga
fasa hubungan delta-bintang.
2.3.2 Dasar Teori
28
2.3.3 Peralatan Yang Digunakan
1. Transformator 5A : 3 buah
2. Voltmeter Digital : 1 buah
3. Tangmeter : 1 Buah
4. Kabel konektor : Secukupnya
29
2.3.6. Hasil Percobaan
Tabel 2.3 Hasil Percobaan Transformator Tiga Fasa Hubungan Dy Sisi Primer
Tegangan antar fasa Arus fasa Arus saluran (line)
(Volt) (Ampere) (Ampere) CosΦ
VAB VBC VCA I1P I2P P3P IA IB IC
Tabel 2.4 Hasil Percobaan Transformator Tiga Fasa Hubungan Dy Sisi Sekunder
Tegangan antar fasa Tegangan fasa Arus saluran (line)
(Volt) (Volt) (Ampere) In CosΦ
Vab Vbc Vca Van Vbn Vcn Ia Ib Ic
255 256 256 149,5 149,5 150 0,30 0,33 0,32 0,30 1
2.3.7. Perhitungan
Perbandingan belitan transformas a untuk hubungan Dy
Daya input Pin dan daya output Pout
Effisiensi η
30
2.4 Percobaan 3
Transformator Hubungan Bintang – Delta (Yd)
2.4.1 Tujuan Percobaan
Untuk mengetahui dan memahami karakteristik transtormator tiga fasa
hubungan bintang-delta.
Untuk mengetahui nilai perbandinqan transformasi tranformator tiga
fasa hubungan bintang-delta.
31
2.4.3. Peralatan Yang Digunakan
1. Transformator 5 A : 3 buah
2. Voltmeter digital : 1 buah
3. Tangmeter : 1 buah
4. Kabel konektor : Secukupnya
32
2.4.6. Hasil Percobaan
Tabel 2.5 Hasil Percobaan Transformator Tiga Fasa Hubungan Yd Sisi Primer
Tegangan antar fasa Tegangan fasa Arus saluran (line)
(Volt) (Volt) (Ampere) IN CosΦ
VAB VBC VCA VAN VBN VCN IA IB IC
390 391 390 223 223 225 0,12 0,09 0,14 0,35 1
Tabel 2.6 Hasil Percobaan Transformator Tiga Fasa Hubungan Yd Sisi Sekunder
Tegangan antar fasa Arus fasa Arus saluran (line)
(Volt) (Ampere) (Ampere) CosΦ
Vab Vbc Vca I1s I2s P3s Ia Ib Ic
2.4.7. Perhitungan
• Perbandingan belitan transformasi a untuk hubungan Yd
• Daya input Pin dan daya output Pout
• Effisiensi η
33
2.5 Percobaan 4
Transformator Hubungan Bintang - Bintang (Yy)
2.5.1 Tujuan Percobaan
34
2.5.3. Peralatan Yang Digunakan
1. Transformator 5 A : 3 buah
2. Voltmeter digital : 1 buah
3. Tang meter : 1 buah
4. Kabel konektor : secukupnya
35
2.5.6. Hasil Percobaan
Tabel 2.7 Hasil Percobaan Transformator Tiga Fasa Hubungan Yy Sisi Primer
Tegangan antar fasa Tegangan fasa Arus saluran (line)
(Volt) (Volt) (Ampere) IN CosΦ
VAB VBC VCA VAN VBN VCN IA IB IC
389 389 388 222 223 224 0,10 0,10 0,10 0,01 1
Tabel 2.8 Hasil Percobaan Transformator Tiga Fasa Hubungan Yy Sisi Sekunder
Tegangan antar fasa Tegangan fasa Arus saluran (line)
(Volt) (Volt) (Ampere) In CosΦ
Vab Vbc Vca Van Vbn Vcn Ia Ib Ic
150 150,2 149,6 85,8 86,3 86,9 0,22 0,22 0,22 0,01 1
2.5.7. Perhitungan
• Perbandingan belitan transformasi a untuk hubungan Yy
• Daya input Pin dan daya output Pout
• Effisiensi η
36
2.6 Percobaan 5
Transformator Hubungan V
2.6.1. Tujuan Percobaan
Untuk mengetahui dan memaharni karakteristik transformator
tiga fasa hubungan V
Untuk mengetahui nilai perbandingan transformator a transformator
tiga fasa hubungan V
37
Pada gambar diatas, merupakan hubungan belitan pada sebuah
transformator open - delta. Pada masing - masing sisi, terdapat dua belitan yang
membentuk hubungan delta dengan belitan keiga yang tidak ada, sehingga
deltanya menjadi terbuka, dan karena itu disebut sebagai open - delta.
Selain disebut open - delta, transformator dengan tipe ini sering juga
disebut dengan transformator V Connection ( koneksi V), karena kedua belitan
membentuk huruf V.
Meskipun hanya memiliki dua belitan pada setiap sisinya, transformator
open - delta tetap bisa menyuplai beban tiga phasa dan mentransformasikan
suplay tegangan tiga phasa dari sisi HV ke LV.
Penjelasan terkait kemampuan transformator dengan tipe ini untuk
menyuplai beban tiga phasa dapat dijelaskan seperti dibawah ini :
38
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, transformator open - delta
terdiri dari dua belitan pada kedua sisi HV dan LV. Pada gambar diatas, jika
belitan berwarna merah (C1 dan C2) dan garis putus - putus berwarna merah kita
hilangkan, kita akan mendapati sebuah transformator dengan koneksi Open -
Delta.
1. Tegangan Pada Transformator Open – Delta
39
Sama halnya dengan besarnya sudut antra phasa pada arus seperti yang
dijelaskan pada gambar dibawah ini.
40
Arus pada sisi sekunder masing - masing transformator menjadi :
IL = 200 kVA / 400 V
IL = 500 A
Daya transformator ketika beropasi sendiri - sendiri :
S = 200 kVA x 2
S = 400 kVA
Daya transformator ketika dioperasikan secara open -delta adalah :
S = √3 x V x IL
S = √3 x 400 x 500
S = 346 kVA
Sehinga terjadi penurunan kapasitas menjadi :
= ( 346 / 400 ) x 100%
= 86.6 %
86% merupakan penurunan kapasitas apabila transformator tersebut dioperasikan
masing -masing.
Apabila transformator tersbut dioperasikan secara tiga phasa menjadi :
S = 200 kVA x 3
S = 600 kVA
Sehingga penurunan kapsitas menjadi :
= ( 346 / 600 ) x 100%
= 57.7 %
41
2.6.3. Peralatan Yang Digunakan
1. Transformator 5 A : 3 buah
2. Voltmeter digital : 1 buah
3. Tang meter : 1 buah
4. Kabel konektor : secukupnya
42
2.6.5. Hasil Percobaan
Tabel 2.9 Hasil Percobaan Transformator Tiga Fasa Hubungan V Sisi Primer
Tegangan antar fasa Arus saluran (line)
(Volt) (Ampere) CosΦ
VAB VBC VCA IA IB IC
Tabel 2.10 Hasil Percobaan Transformator Tiga Fasa Hubungan V Sisi Sekunder
Tegangan antar fasa Arus saluran (line)
(Volt) (Ampere) CosΦ
Vab Vbc Vca Ia Ib Ic
2.6.7. Perhitungan
• Perbandingan belitan transformasi a untuk hubungan V
• Daya input Pin dan daya output Pout
• Effisiensi η
43
MODUL III
PENGASUTAN MOTOR INDUKSI 3 FASA
3.1. Pendahuluan
Dalam dunia industri, motor-motor listrik sering digunakan untuk
membarntu dan menjalankan proses produksi. Penggunaan motor listrik di dunia
industri antara lain, untuk konveyor, sebagai penggerak pompa, kompressor,
mixer, dan lain sebagainya. Motor listrik yang sering digunakan pada industri
adalah motor induksi tiga fasa, dengan alasan karena harganya rnurah,
perawatannya mudah, dan handal.
Terdapat tiga macam cara pengasutan motor induksi tiga fasa secara
konvensional, yaitu :
1. DOL (Direct On Line), adalah cara pengasutan yang menghubungkan
secara langsung sumber tenaga dengan terminal belitan motor
2. Star-Delta, adalah cara pengasutan yang menggunakan hubungan
bintang pada saat motor start dan setelah motor berputar pada kecepatan
nominalnya, hubungan belitan diubah menjadi delta
3. Autotransformator, adalah cara pengasutan di mana arus listrik yang
masuk ke terminal stator diatur dengan autotransformator
Di dalam perencanaan instalasi tenaga motor-rnotor listrik, terdapat
beberapa gambar/diagram, yang digunakan untuk mengetahui hubungan
komponen-komponennya, yaitu :
1. Diagram rangkaian tenaga (utama), adalah diagram yang
menggambarkan hubungan rangkaian dari sumber listrik sampai ke
terminal motor listrik
2. Diagram rangkaian kendali, adalah diagram yang menggambarkan
hubungan komponen-komponen yang mengatur cara xerja motor listrik
tersebut
44
3.2 PERCOBAAN 1
Instalasi Motor Induksi Tiga Fasa Dengan Pengasutan Direct On
Line Hubung Bintang
3.2.1. Tujuan Percobaan
1. Dapat memahami hubung belitan pada name plate motor induksi
tiga fasa.
2. Dapat mernbaca dan rnemahami diagram rangkaian kendali dan
tenaga.
3. Dapat memahami dan terampil rnelaksanakan pemasangan instalasi
motor induksi tiga fasa yang diasut secara DOL.
3.2.2. Dasar Teori
45
Gambar 3.2 Grafik Arus 3 Phase
46
Gambar 3.3 Konstruksi Motor Listrik 3 Phase
47
Perbedaan kecepatan antara nr dan ns disebut slip (s), dinyatakan
dengan :
S= (ns- nr)/ ns
Bila nr = ns, GGL induksi tidak akan timbul dan arus tidak mengalir
pada batang konduktor (rotor), dengan demikian tidak dihasilkan kopel.
Dilihat dari cara kerjanya, motor induksi disebut juga sebagai motor tak
serempak atau asinkron.
c. Pengasutan Motor Listrik 3 Fasa
Pengasutan merupakan metoda penyambungan kumparan-kumparan
dalam motor 3 phase. Ada 2 model penyambungan kumparan pada motor 3
phase:
1. Sambungan Bintang/Star/Y
2. Sambungan Segitiga/Delta
1. Sambungan Star
48
2. Sambungan Delta
49
kapasitar elektro motornya dibawah 10kW. Jika mesin atau elektro
motornya diatas 10kW bisa menggunakan rangkaian star delta stater atau
inverter.
Rangkaian Direct Online Stater secara umum bekerja langsung
memberikan tegangan 380V AC pada elektro motor jadi langsung full load
untuk menggerakan elektro motor.
Melalui sebuah rangkaian yang mempunya pengamanan short circuit
dan overload untuk mengamakan sebuah elektro motor tersebut. Sambungan
yang disarankan adalah delta tetapi tergantung pada elektro motor tersebut
ada juga yang sambungan bintang (star).
Komponen-komponen yang digunakan pada pengasutan DOL antara
lain :
1. Miniatur Circuit Breaker (MCB)
MCB ini berfungsi untuk mengamankan sebuah hubungan singkat
atau konsleting pada jalur rangkaian kontrol. Jadi tidak langsung imbas ke
MCCB utama, dan memudahkan ketika maintenence atau cuman mencoba
sebuah rangkaian kontrol direct online stater saja.
50
2. Moulded Case Circuit Breaker (MCCB)
Sama halnya MCB untuk mengamankan hubungan singkat, tetapi ini
lebih ke jalur daya atau jalur yang menyuplai untuk ke elektro motor.
MCCB ini biasanya digunakan untuk 3 phase.
3. Push Button
Komponen push button ini mendukung untuk sebuah triger atau
perintah untuk menyalakan sebuah kontrol dengan sistem kerja open close.
Push button mempunyai sebuah kontak yang dinamakan Normaly Open
(NO) dan Normaly Close (NC). Warna yang digunakan adalah hijau untuk
ON atau Start dan warna merah untuk OFF atau Stop.
51
4. Terminal Overload Relay (TOR)
Komponen ini adalah sebuah nyawa pada elektro motor, kenapa saya
bilang nyawa karena fungsi dari thermal overload relay atau biasanya bisa
disebut TOR.
Untuk mengamankan sebuah elektro motor berdasarkan ampere atau
arus, jika elektro motor melebihi arus yang sudah di tetapkan pada
nameplate elektro motor tersebut bisa terbakar.
52
3.2.3. Peralatan Yang Digunakan
97
98
53 61
54 62
53
3.2.5. Hasil Percobaan
Tabel 3.1 Hasil Percobaan Instalasi Motor Induksi Tiga Fasa Dengan Pengasutan
Direct On Line Hubungan Bintang
3.2.6. Tugas
a. Apa maksud tegangan PLN 220/380 V yang merupakan keluaran dari sisi
belitan sekunder trafo yang terhubung delta maupun bintang. Jelaskan
serta tunjukan gambar yang mendukung penjelasan tersebut.
b. Apa yang dimaksud dengan motor tiga fasa diasut hubung belitan star.
c. Apa yang dimaksud dengan motor tiga fasa diasut hubung belitan delta.
d. Komponen apa saja yang diperlukan untuk pengasutan direct on line
(DOL). Jelaskan fungsi, cara kerja, sirnbol serta gambar yang mendukung
penjelasan komponen tersebut.
2. Tambahkan pada analisa tentang :
Name plate pada motor tiga fasa merk ASEA tertera hubung belitan bintang
380 V dan hubung belitan delta 220 V.
1. Apa yang terjadi jika motor diasut dengan direct on line hubung
belitan bintang? Jelaskan !
2. Apa yang terjadi jika motor dlasut dengan direct on line hubung
belitan delta? Jelaskan !
b. Sumber tegangan PLN 220/380 V.
Name plate pada motor tiga fasa merk TECO tertera hubung belitan
delta 380V dan hubung belitan bintang 660 V.
54
1. Apa yang terjadi jika motor diasut dengan direct on line hubung
belitan bintang? Jelaskan !
2. Apa yang terjadi jika motor diasut dengan direct on !ine hubung
belitan delta? Jelaskan !
c. Pada teori disebutkan bahwa pada saat pengasutan akan terjadi lonjakan
arus yang besar bisa mencapai sekian kali lipat dari arus normal motor
tiga fasa tersebut. Pada tabel percobaan apakah terlihat hal yang
disebutkan di atas ? Jelaskan !
d. Apa yang anda ketahui tentang pengasutan start delta ?
e. Jika tegangan sumber PLN 220/380 V. Motor pertama merk ASEA
dengan name plate tertera hubung belitan bintang 380 V dan hubung
belitan delta 220 V. Motor kedua merk TECO dengan name plate tertera
hubung belitan delta 380 V dan hubung belitan bintang 660 V. Motor
dengan name plate mana yang bisa diasut dengan sistem pengasutan star
delta ? Jelaskan !
f. Lengkapi gambar wiring pengawatan rangkaian kendali untuk DOL delta dan
DOL bintang.
55
MODUL IV
TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA 20 KV
4.1 Pendahuluan
Trafo Distribusi merupakan komponen yang sangat penting dalam
penyaluran tenaga listrik dari gardu distribusi ke konsumen. Kerusakan pada
Trafo Distribusi menyebabkan kontiniutas pelayanan terhadap konsumen akan
terganggu (terjadi pernutusan aliran listrik atau pemadaman). Pemadaman
merupakan suatu kerugian yang menyebabkan biaya-biaya pembangkitan akan
rneningkat tergantung harga KWH yang tidak terjual. Pemilihan rating Trafo
Distribusi yang tidak sesuai dengan kebutuhan beban akan menyebabkan
efisiensi menjadi kecil, begitu juga penempatan lokasi Trafo Distribusi yang
tidak cocok mempengaruhi drop tegangan ujung pada konsumen atau
jatuhnya/turunnva tegangan ujung saluran/konsumen.
Transformator atau trafo adalah komponen elektromagnet yang dapat
merubah tegangan tinggi ke rendah atau sebaliknya dalam frekuensi sama. Trafo
merupakan jantung dari distribusi dan transmisi yang diharapkan beroperasi
maksimal (kerja terus menerus tanpa henti). Agar dapat berfungsi dengan baik,
Maka trafo harus dipelihara dan dirawat dengan baik menggunakan sistem dan
peralatan yang tepat. Trafo dapat dibedakan berdasarkan tenaganya, trafo 500/150
kV dan 150/70 kV biasa disebut trafo Interbus Transformator (IBT) dan trafo
150/20 kV dan 70/20 kV disebut trafo distribusi.
56
4.2.2. Peralatan Yang Digunakan
1. Transforrnator 20 KV tiga fasa
57
3. Sebut dan jelaskan fungsi komponen transformator 20 KV tiga fasa.
1
5
e
s
i
58
tegangan jaringan (beban) atau karena tegangan sisi primer yang
brubah - ubah.
5. Lubang untuk tarikan
6. Penyumbat keluaran minyak
7. Bushing tegangan tinggi
Hubungan antara kumparan transformator dengan jaringan luar
melalui sebuah bushing yaitu sebuah konduktor yang diselubungi
oleh isolator. Bushing sekaligus berfungsi sebagai
penyekat/isolator antara konduktor tersebut dengan tangki
transformator. Pada bushing dilengkapi fasilitas untuk pengujian
kondisi bushing yang sering disebut center tap. Bushing untuk TT
8. Bushing tegangan rendah
Sebuah konduktor yang diselubungi isolator yang berfunsi sebagai
penyekat/isolator antara konduktor TR tersebut dengan tangki
transformator di sisi Sekunder.
9. Konservator
Alat ini merupakan tabung berisi minyak transformator yang
disimpan (diletakan)pada bagian atas tangki. Konservator
berfungsi untuk menjaga ekspansi atau meluapnya minyak
akibat pemanasan, selain itu dapat juga menjadi saluran
pengisian minyak transformator
10. Indikator minyak
Alat indikator berungsi untuk memonitor kondisi komponen
utama atau media bantu yang ada pada transformator (Trafo) saat
beroperasi
11. Katup pengaman
Berfungsi sebagai pengaman
59
12. Terminal pembumian
Terminal untuk pembumian trafo, saat dihubungkan dengan
jaringan
13. Name plate
Plat nama biasa terletak dibagian luar trafo, sebagai pedoman
saat pemasanganmaupun perbaikan. Data - data yang biasa
ter!antum pada plat tersebut antaranya jumlah fasa, frekuensi,
tegangan primer, tegangan sekunder, hubungan, dan sebagainya
14. Merek trafo
15. Tanki minyak
Tangki pada transformator berfungsi untuk menyimpan minyak
transformator dansebagai pelindung bagian - bagian
transformator yang direndam dalam minyak.
16. Tap changer
berfungsi untuk mengubah perbandingan lilitan transformator
(trafo) untuk mendapatkan tegangan operasi pada sisi sekunder
sesuai yang dibutuhkan oleh tegangan jaringan (beban) atau
karena tegangan sisi primer yang brubah – ubah.
17. Alat pernapasan
Alat pernapasan ini berfungsi sebagai sarana kelaurnya uap
minyak dan udara pada transformator yang diakibatkan naik
turunya beban transformator dan suhu udara sekeliling
transformator, suhu minyak berubah – ubah mengikuti perubahan
tersebut. Bila suhu minyak naik, minyak memuai dan mendesak
udara diatas permukaan minyak keluar dari tangki dan bila
temperatur suhu turun maka, udara akan masuk
60
18. Kumparan Transformator
Kumparan transformator terdiri dari lilitan kawat berisolasi dan
membentuk kumparan. Kawat yang digunakan adalah kawat
tembaga berisolasi yang berbentuk bulat atau plat Kumparan
tersebut terlapis isolasi sehingga tidak akan terjadi hubung
singkat. Selain itu, isolasi juga terdapat pada insti yang
dimaksudkan tdak ada arus yang terbuang pada inti besi tanpa
induksi
19. Minyak transformator
Minyak berfungsi untuk untuk mendinginkan kumparan dan
inti besi, selain itu, minyak dapat berfungsi untuk isolasi.
20. Relay Buchholz
Relay pada tranformoator berfungsi untuk mengamankan
transformator bila pada suatu ketika transformator tersebut
mengalami gangguan, seperti hubung singkat antara lilitan,
hubung singkat antara fasa, hubung singkat fasa ke tanah,
terjadi busur api antara lamisi, dan busur api listrik karena
kontak yang kurang baik.
4. Jelaskan pemasangan transformator 20 KV tiga fasa
Pemasangan transformator distribusi ( Gardu Distribusi) ada beberapa
macam yang tergantung besaran/daya trafo dan juga kondisi
dimana trafo akan ditempatkan.
1. Pemasangan Di Luar
Transformator dapat dipasang diluar dengan salah satu cara adalah
sebagai berikut :
a. Pemasangan Pada Tiang Tunggal/Langsung Cara ini dilakukan
dengan trafo langsung diklem pada tiang. Cara ini cukup baik untuk
transformator dengan ukuran daya kecil sampai 25 kVA.
61
b. Pemasangan Pada Tiang H Transformator dipasang dengan
dudukan lengan silang yang dipasan diantara dua tiang dan diikat
erat. Cara ini cocok untuk transformator dengan kapasitas daya
sampai 200 kVA
c. Pemasangan Pada Platform Sebuah platform dibuat pada suatu
struktur yang terdiri dari empat tiang utnuk menempatkan
transformator. Cara ini dianjurkan bagi tempat-tempat yang
berbahaya bila menempatkan transformator diatas tanah, umumnya
kapasitas daya transformator diatas 200 kVA. Sistem diagram satu
garis untuk instalasi pemasangan transformator distribusi diatas
tiang dapat dilihat pada gambar 1 Cara ini cocok untuk semua
ukuran transformator. Permukaan lantai harus lebih tinggi dari
sekelilingnya guna mengatasi banjir. Sebaiknya dibuat pondasi dari
beton. Jika sejumlah transformator ditempatkan berdekatan sekali,
hars dibuat dinding pemisah yang tahan api untuk mengurangi
kerusakan yang timbul jika terjadi kecelakaan atas salah satu
transformator tersebut. Disekeliling transformator yang dipasang
dilantai harus direncanakan adanya aliran udara bebas pada senua
transformator. Jika mungkin, transformator yang dipasang diluar
harus dilinungi terhadap sinar matahari secara langsung . Hal ini
akan meningkatkan umur cat dan juga memperpanjang umur
transformator. Untuk menjaga agar tidak terjadi gerakan jika ada
badai roda-roda transformator harus diganjal sesudah dipasang
ditempat yang tetap.
2. Pemasangan Dalam
Bangunan untuk rumah transformator harus cukup luas agar dapat
bebas masuk dari setiap sisi dan cukup tinggi agar dapat membuka
transformator tersebut
62