Anda di halaman 1dari 62

MODUL I

TRANSFORMATOR SATU FASA

1.1 Pendahuluan

Transformator adalah suatu alat listrik statis yang dapat mernindahkan energi
listrik dari suatu rangkaian satu ke rangkaian yang lain dengan frekuensi yang
tetap. Dapat dikatakan bahwa transforrnator adalah rnesin elektris yang
mengubah energi elektris menjadi energi elektris kembali. Berdasarkan konversi
tegangannya, transformator dapat dibedakan :

• Transforrnator step up, yaitu transformator yang rnenaikkan tegangan


• Transformator step down, yaitu transformator yang rnenurunkan tegangan

Prinsip dasar dari suatu transformator adalah induksi bersarna (mutual induction)
antara dua buah rangkian terpisah, yang diantara keduanya dihubungkan dengan
suatu fluksi magnet (magnetic flux). Transformator satu fasa yang sederhana
terdiri dari dari dua buah belitan induktif yang secara listrik terpisah,
tetapi secara rnagnetis dihubungkan dengan suatu medan magnet yang
melingkupi keduanya (magnetic linked).

Apabila salah satu belitan dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-


balik (AC), maka suatu fluksi magnet yang bolak-balik juga akan terdapat
pada belitan tersebut. Dan fluksi magnet tersebut akan melingkupi belitan
yang lain, yang kemudian akan rnenghasilkan induksi bersama antar
kedua belitan tersebut. Sesuai dengan hukum Faraday, tentang induksi
magnetik, maka tegangan yang diinduksikan adalah

1
1.2 Percobaan 1
Karakteristik Hubung Suka

1.2.1. Tujuan Percobaan

 Mahasiswa mengerti dan memahami tentang karakteristik transformator


hubung buka
 Mahasiswa mengerti dan memahami nilai perbandingan transforrnator
 Mahasiswa mengerti dan memahami tentang cara mencari nilai
resistansi Re dan reaktansi Xm
 Mahasiswa mengerti dan memahami tentang rugi-rugi besi pada
transformator satu fasa
 Mahasiswa dapat menggambarkan fasor arus penguat transformator

1.2.2. Dasar Teori

Transformator adalah suatu alat untuk memindahkan


daya listrik dari suatu rangkaian ke rangkaian lainnya secara
induksi elektromagnetik. Berikut ini ditampilkan bagian
terpenting dari transformator.

Transformator terdiri atas dua buah kumparan (primer dan


sekunder) yang bersifat induktif. Kedua kumparan ini terpisah
secara elektris namun berhubungan secara magnetis melalui jalur
yang memiliki reluktansi (reluctance) rendah. Apabila kumparan
primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik maka
fluks bolak-balik akan muncul di dalam inti yang dilaminasi,
karena kumparan tersebut membentuk jaringan tertutup maka
mengalirlah arus primer. Akibat adanya fluks di kumparan
primer maka di kumparan primer terjadi induksi (self induction)

2
dan terjadi pula induksi di kumparan sekunder karena pengaruh
induksi dari kumparan primer atau disebut sebagai induksi
bersama (mutual induction) yang menyebabkan timbulnya
fluks magnet di kumparan sekunder, maka mengalirlah arus
sekunder jika rangkaian sekunder di bebani, sehingga energi
listrik dapat ditransfer keseluruhan (secara magnetisasi)

Tujuan utama menggunakan inti pada transformator


adalah untuk mengurangi reluktansi (tahanan magnetis) dari
rangkaian magnetis (common magnetic circuit ).

Prinsip kerja transformator terdapat dua macam keadaan, yaitu :

a. Keadaan Transformator Tanpa Beban


Bila kumparan primer suatu transformator dihubungkan dengan sumber
tegangan V1 yang sinusoidal, akan mengalirkan arus primer I0 yang juga
sinusoidal dan dengan menganggap belitan N1 reaktif murni. I0 akan
tertinggal 900 dari V1. Arus primer I0 menimbulkan fluks (Ф) yang sefasa
dan juga berbentuk sinusoidal.

3
Gambar 1.1 Transformator Dalam Keadaan Tanpa Beban

Gambar 2.2 Rangkaian Ekivalen Transformator Dalam


Keadaan Tanpa Beban

Gambar 2.3 Gambar Vektor Transformator Dalam Keadaan


Tanpa Beban

Gambar 2.4 Gambar Gelombang Io Tertinggal 90o Dari V1

4
Ф = Фmax sin ωt (weber ) .................................. ( 2.2 )
Fluks yang sinusoid ini akan menghasilkan tegangan
induksi е1 (Hukum Faraday):

Dimana :
e1= gaya gerak listrik (Volt)
N1= jumlah belitan di sisi primer (turn)
ω= kecepatan sudut putar (rad/sec)
Φ = fluks magnetik (weber)

Gambar 2.5 Gambar Gelombang e1 Tertinggal 90o DariΦ

5
Pada rangkaian sekunder, fluks (Φ) bersama tadi juga
menimbulkan :

Harga efektifnya :

Sehingga perbandingan antara rangkaian primer dan


sekunder adalah :

Dimana :
E1= ggl induksi di sisi primer (Volt )
E2= ggl induksi di sisi sekunder (Volt )
N1= jumlah belitan sisi primer (turn)
N2= jumlah belitan sisi sekunder (turn)
a= faktor transformasi
Apabila a < 1, atau E1 < E2 maka transformator berfungsi
menaikkan tegangan.
Apabila a > 1, atau E1> E2 maka transformator berfungsi
menurunkan tegangan.

6
Impedansi Eksitasi

Arus primer Ioyang mengalir pada saat kumparan tidak


dibebani, disebut arus penguat (eksitasi). Untuk tujuan
praktis Io sebanding dengan Фm dan dengan E1 sehingga
dapat ditulis.

7
1.2.3. Peralatan Yang Digunakan

1. Autotrafo 1 buah
2. Transformator 10 A 1 buah
3. Voltmeter digital 1 buah
4. Multimeter digital 1 buah
5. Kabel konektor 1 buah

1.2.4. Gambar Rangkaian Percobaan

Gambar 1.1 Rangkaian percobaan transformator hubung buka

1.2.5. Langkah Percobaan

1. Rangkaian dibuat seperti pada gambar 1.1 di atas


2. Rangkaian dihubungkan dengan sumber tegangan dan saklar pada
autotrafo dinyalakan
3. Tegangan sumber 10 V diatur dengan menggunakan autotrafo
4. Hasil pengukuran daya nyata W0, tegangan V0 dan arus I0, diamati dan
dicatat pada tabel data percobaan
5. Langkah no.2 diulangi untuk tegangan yang bervariasi naik sarnpai
tegangan tertentu sesuai dengan petunjuk asisten dan kemudian turun
kembali sampai ke 10 V

8
1.2.6. Hasil Percobaan

Tabel 1.1 Hasil percobaan transformator satu fasa hubung buka


V0 I0 P0
NO (Volt) (Ampere) (Watt)
Naik Turun Naik Turun Naik Turun
1 5 50 0,0035 0,0129 0,01 0,36
2 10 45,1 0,0059 0,0123 0,02 0,29
3 15 40 0,0077 0,0116 0,04 0,23
4 20 35 0,0092 0,0110 0,07 0,18
5 25 30 0,0103 0,0102 0,10 0,14
6 30 25 0,0110 0,0093 0,14 0,10
7 35 20 0,0115 0,0082 0,19 0,06
8 40 15 0,0120 0,0069 0,24 0,04
9 45 10 0,0125 0,0053 0,30 0,02
10 50 5 0,0129 0,0032 0,36 0,01

1.2.7. Perhitungan

Dari data di atas, hitunglah nilai :

Excel......

https://www.academia.edu/4915941/4._Transformator

1.2.8. Grafik

I0 = f(V0 ); P= f(V0) ; Po= f(10) ; CosΦ0; = f(V0); fasor arus I0

9
10
1.3. Percobaan 2
Transformator Hubung Singkat
1.3.1. Tujuan Percobaan
 Mahasiswa mengerti dan memahami tentang karakteristik
transformator hubung singkat
 Mahasiswa mengerti dan memahami tentang cara mencari nilai Req
dan Xeq
 Mahasiswa mengerti dan memahami tentang rugi-rugi tembaga pada
transformator satu fasa
 Mahasiswa dapat menggambar rangkaian eqivalent transformator satu
fasa

1.3.2. Dasar Teori

11
1.3.3. Peralatan Yang Digunakan

1. Autotrafo : 1 buah
2. Transformator 10 A : 1 buah
3. Voltmeter digital : 1 buah
4. Multimeter digital : 1 buah
5. Kabel konektor : 1 buah

1.3.4. Gambar Rangkaian Percobaan

Gambar 1.2 Rangkaian percobaan transformator hubung singkat

1.3.5. Langkah Percobaan

1. Rangkaian dibuat seperti pada gambar 1.2 di atas


2. Rangkaian dihubungkan dengan sumber tegangan dan nyalakan saklar
pada autotrafo
3. Tegangan diatur dengan menggunakan autotrafo sesuai dengan
petunjuk asisten praktikum 12 V
4. Hasil pengukuran daya nyata Whs, tegangan Vhs dan arus Ihs, diamati
dan dicatat pada tabel data percobaan
5. Langkah no.2 diulangi untuk tegangan yang bervariasi naik sarnpai
tegangan tertentu sesuai dengan petunjuk asisten dan kemudian turun
kembali sampai ke 12 V
6. Nilai R1 kumparan primer dan R2 kumparan sekunder diukur dengan
menggunakan ohm meter

12
1.3.6. Hasil Percobaan

Tabel 1.2 Hasil percobaan transformator satu fasa hubung singkat :


Vhs Ihs Phs
NO
Volt Ampere Watt
1 2 0,0404 0,08
2 4 0,0748 0,26
3 6 0,1306 0,74
4 8 0,1769 1,34
5 10 0,213 2,1
6 12 0,266 3,2

Tabel 1.3 Hasil percobaan pengukuran resistansi :


Resistansi Primer Resistansi Sekunder
NO
R1 R2
1 21,6 1,8

1.3.7. Perhitungan

Dari data di atas, hitunglah nilai :

Terlampir

1.3.8. Grafik

13
1.4 Percobaan 3
Transformator Berbeban

1.4.1. Tujuan Percobaan

 Mahasiswa mengerti dan memahami tentang karakteristik


transformator jika dibebani beban resistif, induktif dan kapasitif
 Mahasiswa mengerti dan memahami tentang nilai pengaturan
transformator VR
 Mahasiswa mengerti dan memahami tentang effisiensi transformator η

1.4.2. Dasar Teori

14
1.4.3. Peralatan Yang Digunakan

1. Autotrafo : 1 buah
2. Transformator 10 A : 1 buah
3. Voltmeter digital : 1 buah
4. Multimeter digital : 2 buah
5. Kabel konektor : 1 buah
6. Modul Beban : 1 unit

1.4.4. Gambar Rangkaian Percobaan

240 V 240 V

Gambar 1.3 Rangkaian percobaan transformator berbeban

15
1.4.5. Langkah Percobaan

1. Rangkaian dibuat seperti pada gambar 1.3 di atas dengan beban lampu
pijar
2. Rangkaian dihubungkan dengan sumber tegangan dan nyalakan saklar
pada autotrafo
3. Dengan menggunakan autotrafo, tegangar sumber diatur sesuai dengan,
petunjuk asisten
4. Hasil pengukuran daya nyata P1 dan P2, tegangan V1 dan V2 serta arus I1
dan I2 diamati dan dicatat pada tabel data percobaan
5. Langkah no.2 diulangi untuk tegangan yang bervariasi naik sarnpai
tegangan tertentu sesuai dengan petunjuk asisten dari 220 Volt dan
kemudian turun bertahap sampai ke 170 Volt
6. Langkah 1 sampai 5 diulangi dengan beban induktif
7. Langkah 1 sampai 5 diulangi dengan beban lampu pijar dan kapasitor

1.4.6. Hasil Percobaan


Tabet 1.4 Hasil percobaan transformator satu, fasa berbeban resistif :
Paralel lampu pijar 100 Watt dan 25 Watt

Sisi Belitan Primer Sisi Belitan Sekunder


NO V1 I1 P1 V2 I2 P2
CosΦ1 CosΦ2
Volt Ampere Watt Volt Ampere Watt
1 220 0,56 0,124 0,996 196,4 0,51 0,100 1
2 210 0,55 0,115 0,996 186,7 0,49 0,092 1
3 200 0,53 0,106 0,997 177,2 0,48 0,085 1
4 190 0,52 0,098 0,997 168,1 0,47 0,078 1
5 180 0,50 0,090 0,997 158,6 0,45 0,072 1
6 170 0,49 0,083 0,997 149,1 0,44 0,065 1

16
Tabet 1.5 Hasil percobaan transformator satu, fasa berbeban induktif 36 Watt :

Sisi Belitan Primer Sisi Belitan Sekunder


NO V1 I1 P1 V2 I2 P2
CosΦ1 CosΦ2
Volt Ampere Watt Volt Ampere Watt
1 220 0,38 0,051 0,602 210 0,29 0,033 0,528
2 210 0,35 0,047 0,639 200 0,27 0,031 0,572
3 200 0,31 0,041 0,660 190,8 0,23 0,027 0,599
4 190 0,27 0,035 0,684 181,9 0,20 0,023 0,628
5 180 0,23 0,030 0,706 173 0,16 0,019 0,658
6 170 0,19 0,023 0,728 164 0,12 0,014 0,684

Tabet 1.6 Hasil percobaan transformator satu, fasa berbeban kapasitif dengan
kapasitor paralel 8µF dan 2,2 µF :

Sisi Belitan Primer Sisi Belitan Sekunder


NO V1 I1 P1 V2 I2 P2
CosΦ1 CosΦ2
Volt Ampere Watt Volt Ampere Watt
1 220 0,65 0,034 0,235 220,8 0,70 0 0,002
2 210 0,62 0,031 0,239 210,7 0,67 0 0,0
3 200 0,60 0,029 0,242 200,6 0,64 0 0,0
4 190 0,57 0,026 0,244 190,6 0,61 0 0
5 180 0,54 0,024 0,246 180,2 0,58 0 0
6 170 0,51 0,0217 0,247 170,2 0,54 0 0,002

1.4.7. Perhitungan

Dari data di atas, hitunglah nilai :

CosΦ1; CosΦ2; V2 ; η ; rugi-rugi transformator

17
1.4.8. Grafik

Untuk semua jenis beban, buatlah grafik :

18
1.5 Percobaan 4
Kerja Paralel Transformator

1.5.1. Tujuan Percobaan


 Mahasiswa mengerti dan memahami tentang karakteristik kerja paralel
transformator
 Mahasiswa mengerti dan memahami tentang pembagian daya pada saat
transformator bekerja paralel

1.5.2. Dasar Teori

19
1.5.3. Peralatan Yang Digunakan

1. Autotrafo 1 buah
2. Transformator 10 A 1 buah
3. Ampermeter 2 buah
4. Multimeter digital 2 buah
5. Kabel konektor 1 buah

1.5.4. Gambar Rangkaian Percobaan

Gambar 1.4 Rangkaian percobaan kerja paralel transformator satu fasa

1.5.5. Langkah Percobaan

1. Rangkaian dibuat seperti pada gambar 1.4 di atas dengan beban lampu
pijar
2. Rangkaian dihubungkan dengan sumber tegangan dan nyalakan saklar
pada autotrafo
3. Dengan menggunakan autotrafo, tegangar sumber diatur sesuai dengan
petunjuk asisten
4. Hasil pengukuran daya nyata P1 dan P2, tegangan V1 dan V2 serta arus I1
dan I2 serta I2A untuk arus sekunder trafo A dan I2B untuk arus sekunder
trafo B diamati dan dicatat pada tabel data percobaan

20
5. Langkah no.2 diulangi untuk tegangan yang bervariasi naik sarnpai
tegangan tertentu sesuai dengan petunjuk asisten dari 5 Volt naik bertahap
sampai ke 50 Volt

1.5.6. Hasil Percobaan


Tabet 1.7 Hasil percobaan kerja paralel transformator satu fasa beban resistif 75
Watt :
Sisi Belitan Primer Sisi Belitan Sekunder
NO V1 I1 P1 V2 I2 P2 I2A I2B
Volt Ampere Watt Volt Ampere Watt Ampere Ampere
1 5 0,0105 0,05 1,4 0,0238 0,05 0,021 0,010
2 10 0,0181 0,16 2,7 0,0414 0,13 0,037 0,020
3 15 0,0235 0,30 4,1 0,0531 0,23 0,046 0,026
4 20 0,0280 0,47 5,4 0,0623 0,35 0,051 0,031
5 25 0,0318 0,67 6,8 0,0696 0,49 0,054 0,035
6 30 0,0350 0,89 8,1 0,0753 0,63 0,057 0,038
7 35 0,0375 1,13 9,4 0,0800 0,78 0,062 0,041
8 40 0,0401 1,40 10,8 0,0843 0,94 0,072 0,043
9 45 0,0423 1,68 12,2 0,0879 1,10 0,075 0,045
10 50 0,0444 1,97 13,5 0,0911 1,26 0,078 0,048

21
Tabel 1.8 Hasil percobaan kerja paralel transformator satu fasa beban kapasitif
20 µF :
Sisi Belitan Primer Sisi Belitan Sekunder
NO V1 I1 P1 V2 I2 P2 I2A I2B
Volt Ampere Watt Volt Ampere Watt Ampere Ampere
1 5 0,0040 0,02 1,5 0,01 0,02 0,020 0,003
2 10 0,0060 0,04 2,8 0,0202 0,02 0,039 0,009
3 15 0,0073 0,07 4,2 0,0301 0,02 0,054 0,015
4 20 0,0080 0,12 5,6 0,0401 0,02 0,067 0,020
5 25 0,0088 0,18 6,9 0,0497 0,02 0,079 0,025
6 30 0,0098 0,26 8,2 0,0594 0,02 0,089 0,030
7 35 0,0108 0,35 9,6 0,0691 0,02 0,098 0,035
8 40 0,0124 0,46 11 0,0795 0,02 0,105 0,039
9 45 0,0142 0,58 12,4 0,0888 0,02 0,114 0,044
10 50 0,0158 0,70 13,7 0,1004 0,02 0,120 0,049

Tabel 1.9 Hasil percobaan kerja paralel transformator satu fasa beban induktif 20
Watt :
Sisi Belitan Primer Sisi Belitan Sekunder
NO V1 I1 P1 V2 I2 P2 I2A I2B
Volt Ampere Watt Volt Ampere Watt Ampere Ampere
1 5 0,0074 0,02 1,4 0,0035 0,02 0,013 0,006
2 10 0,0124 0,04 2,8 0,0065 0,02 0,024 0,010
3 15 0,0166 0,08 4,1 0,0095 0,02 0,034 0,014
4 20 0,0199 0,13 5,5 0,0122 0,03 0,041 0,017
5 25 0,0228 0,21 6,9 0,0149 0,03 0,047 0,021
6 30 0,0253 0,30 8,2 0,0175 0,04 0,051 0,023
7 35 0,0276 0,40 9,6 0,0200 0,05 0,056 0,026
8 40 0,0297 0,52 11 0,0224 0,06 0,059 0,028
9 45 0,0315 0,64 12,4 0,0248 0,08 0,0063 0,030
10 50 0,0332 0,79 13,7 0,0272 0,09 0,066 0,033

22
1.5.7. Perhitungan

Dari data di atas, hitunglah nilai


CosΦ1; P2A ; P2B ; persentase pembagian daya transformator

23
MODUL II
TRANSFORMATOR TIGA FASA

2. l Pendahuluan

Dalam pembangkitan energi listrik secara luas, sistem yang


digunakan adalah sistern tiga fasa, di mana tegangan yang dibangkitkan
adalah 132 kV atau lebih. Setelah dibangkitkan, tegangan listrtk di
naikkan menjadi tegangan tinggi 150 kV atau tegangan ekstra tinggi
500 kV, untuk selanjutnya dikirim rnelalui sistern transmisi menuju ke
gardu induk. Dari qardu mduk, tegangan tinggi ini diturunkan kembali
menjadi teqanqan menengah 20 kV, selanjutnya di gardu distribusi
tegangan diturunkan kembali menjadi tegangan rendah 380/220 V, yang
selanjutnya energi listrik dengan tegangan rendah tersebut disalurkan
kepada konsumen melalui sistem distribusi sekunder. Sehingga dalam
suatu sistem tenaga listrik transformator tiga fasa sangat diperlukan untuk
menurunkan dan menaikkan teqangan listrik tiga fasa, sesuai dengan
keperluannya.
Inti dari transformator tiga fasa biasanva berkaki tiga.
Lilitan primer dan sekunder dari satu fasa ditempatkan pada masing-
rnasing kaki. Transformator berinti tiga kaki cukup memadai untuk
semua hubungan tiga fasa yang biasanya digunakan karena fluksi yang
dihasilkan oleh lilitan tiga fasa berbeda 120°. Pada setiap saat dua kaki inti
bertindak sebagai lintasan balik bagi fluksi di kaki ketiga dan jumlah netto
dari fluksi adalah nol. Selama kondisi tidak bekerja dari sistem atau
selama periode beban sangat tidak seimbang, jumlah dari rnasing-masing
fluksi dalarn transformator berinti tiga, mungkin tidak nol. Selarna kondrsi
seimbanq ini, sebagian fluksi magnet dipaksa kembali rnelalui tangka
transformator. Untuk memperbaiki masalah ini, maka transformator yang
digunakan untuk keperluan ini dirancang berinti empat atau lima
kaki yang memberikan lintasan balik bagi fluksi magnetik yang tidak
seimbang.

24
Ada beberapa formasi yang dapat digunakan dalam pembentukan
transformator tiga fasa ini, antara lain :
 Formasi Delta-delta (Dd)
 Formasi Delta-bintang (Dy)
 Formasi Bintang-delta (Yd)
 Forrnasi Bintang-bintang (Yy)
 Formasi hubungan V
 Formasi hubungan T
 Formasi hubungan Zig-zag (Z)

Hubungan Yd biasa digunakan untuk menurunkan tegangan, dari tegangan


tinggi ke tegangan rendah. Salah satu alasannya adalah telah tersedia pembumian
pada saluran netralnya pada sisi tegangan tinggi. Hubungan Dy biasa digunakan
untuk menaikkan tegangan tinggi. Hubungan Dd mempunyai keuntungan bahwa
satu buah transformator dapat dipindahkan untuk perbaikan atau perawatan
sementara dua transforrnator yang lain dapat terus berfungsi

2.2 PERCOBAAN 1
Transformator Hubungan Delta – Delta (Dd)
2.2.1 Tujuan Percobaan
1. Untuk mengetahui dan memahami karakteristik
transformator tiga fasa hubungan delta-delta.
2. Untuk mengetahui nilai perbandingan transformasi
transformator tiga fasa hubungan delta-delta.

2.2.2 Dasar Teori

25
2.2.3 Peralatan Yang Digunakan
1. Transformator 5 A : 3 buah
2. Voltmeter digital : 1 buah
3. Tangmeter : 1 buah
4. Kabel konektor : secukupnya

2.2.4. Gambar Rangkaian Percobaan

Gambar 2.1 Rangkaian percobaan transformator tiga fasa hubung Dd

2.2.5. Langkah Percobaan

1. Rangkaian dibuat seperti pada gambar rangkaian percobaan.


2. Rangkaian dihubungkan dengan sumber tegangan dan nyalakan saklar
pada autotrafo.
3. Tegangan sumber diatur sesuai dengan petunjuk asisten praktikum.
4. Hasil pengukuran terhadap arus, tegangan, baik pada sisi primer
maupun sekunder diamati dan dicatat pada tabel data percobaan.
5. Nilai cos φ pada sisi primer maupun sekunder diamati dan dicatat pada
tabel data percobaan.

26
2.2.6. Hasil Percobaan

Tabel 2.1 Hasil Percobaan Transformator Tiga Fasa Hubungan Dd Sisi Primer

Tegangan antar fasa Arus fasa Arus saluran (line)


(Volt) (Ampere) (Ampere) CosΦ
VAB VBC VCA I1P I2P P3P IA IB IC

388 389 388 0,18 0,14 0,19 0,45 0,47 0,50 1

Tabel 2.1 Hasil Percobaan Transformator Tiga Fasa Hubungan Dd Sisi Sekunder
Tegangan antar fasa Arus fasa Arus saluran (line)
(Volt) (Ampere) (Ampere) CosΦ
Vab Vbc Vca I1S I2S P3S Ia Ib Ic

150,3 151,1 150,2 0,25 0,23 0,26 0,21 0,21 0,23 1

2.2.7. Perhitungan
• Perbandingan belitan transforrnasi a untuk hubungan Dd
• Daya input PIN dan daya output POUT ;
• Effisiensi η

27
2.3 Percobaan 2
Transformator Hubungan Delta – Bintang (Dy)
2.3.1 Tujuan Percobaan
 Untuk mengetahui dan memahami karakteristik transformator tiga fasa
hubungan delta-bintang.
 Untuk mengetahui nilai perbandingan transformator a transformator tiga
fasa hubungan delta-bintang.
2.3.2 Dasar Teori

28
2.3.3 Peralatan Yang Digunakan
1. Transformator 5A : 3 buah
2. Voltmeter Digital : 1 buah
3. Tangmeter : 1 Buah
4. Kabel konektor : Secukupnya

2.3.4. Gambar Rangkaian Percobaan

Gambar 2.2 Rangkaian percobaan transformator tiga fasa hubung Dy

2.3.5. Langkah Percobaan

1. Rangkaian dibuat seperti pada gambar 2.2 di atas


2. Rangkaian dihubungkan dengan sumber tegangan dan nyalakan saklar pada
autotrafo
3. Tegangan sumber diatur sesuai dengan petunjuk asisten praktikum
4. Hasil pengukuran terhadap arus, tegangan balik pada sisi primer maupun
sekunder diamati dan dicatat pada tabel data percobaan
5. Nilai cos Φ, pada sisi primer maupun sekunder diamati dan dicatat

29
2.3.6. Hasil Percobaan
Tabel 2.3 Hasil Percobaan Transformator Tiga Fasa Hubungan Dy Sisi Primer
Tegangan antar fasa Arus fasa Arus saluran (line)
(Volt) (Ampere) (Ampere) CosΦ
VAB VBC VCA I1P I2P P3P IA IB IC

387 388 387 0,25 0,24 0,21 0,53 0,54 0,55 1

Tabel 2.4 Hasil Percobaan Transformator Tiga Fasa Hubungan Dy Sisi Sekunder
Tegangan antar fasa Tegangan fasa Arus saluran (line)
(Volt) (Volt) (Ampere) In CosΦ
Vab Vbc Vca Van Vbn Vcn Ia Ib Ic

255 256 256 149,5 149,5 150 0,30 0,33 0,32 0,30 1

2.3.7. Perhitungan
 Perbandingan belitan transformas a untuk hubungan Dy
 Daya input Pin dan daya output Pout
 Effisiensi η

30
2.4 Percobaan 3
Transformator Hubungan Bintang – Delta (Yd)
2.4.1 Tujuan Percobaan
 Untuk mengetahui dan memahami karakteristik transtormator tiga fasa
hubungan bintang-delta.
 Untuk mengetahui nilai perbandinqan transformasi tranformator tiga
fasa hubungan bintang-delta.

2.4.2. Dasar Teori

31
2.4.3. Peralatan Yang Digunakan
1. Transformator 5 A : 3 buah
2. Voltmeter digital : 1 buah
3. Tangmeter : 1 buah
4. Kabel konektor : Secukupnya

2.4.4. Gambar Rangkaian Percobaan

Gambar 2.3 Rangkaian percobaan transformotor tiga fasa hubung Yd

2.4.5. Langkah Percobaan


1. Membuat rangkaian seperti pada gambar 2.3 di atas.
2. Menghubungkan rangkaian dengan sumber tegangan dan menyalakan
saklar pada autotrafo.
3. Mengatur tegangan sumber sesuai dengan petunjuk asisten praktikum.
4. Mengamati dan mencatat hasil pengukuran terhadap arus, tegangan baik
pada sisi primer maupun sekunder pada tabel data percobaan.
5. Mengamati dan catat nilai cos φ pada sisi primer maupun sekunder.

32
2.4.6. Hasil Percobaan
Tabel 2.5 Hasil Percobaan Transformator Tiga Fasa Hubungan Yd Sisi Primer
Tegangan antar fasa Tegangan fasa Arus saluran (line)
(Volt) (Volt) (Ampere) IN CosΦ
VAB VBC VCA VAN VBN VCN IA IB IC

390 391 390 223 223 225 0,12 0,09 0,14 0,35 1

Tabel 2.6 Hasil Percobaan Transformator Tiga Fasa Hubungan Yd Sisi Sekunder
Tegangan antar fasa Arus fasa Arus saluran (line)
(Volt) (Ampere) (Ampere) CosΦ
Vab Vbc Vca I1s I2s P3s Ia Ib Ic

86,7 87,3 86,8 0,29 0,29 0,29 0,15 0,16 0,16 1

2.4.7. Perhitungan
• Perbandingan belitan transformasi a untuk hubungan Yd
• Daya input Pin dan daya output Pout
• Effisiensi η

33
2.5 Percobaan 4
Transformator Hubungan Bintang - Bintang (Yy)
2.5.1 Tujuan Percobaan

1. Untuk mengetahui dan memahami karakrertstik transfomator tiga fasa


hubungan Bintang-bintang.
2. Untuk mengetahui nilai perbandingan transformasi a transformator tiga
fasa hubungan bintang-bintang.
2.5.2. Dasar Teori

34
2.5.3. Peralatan Yang Digunakan
1. Transformator 5 A : 3 buah
2. Voltmeter digital : 1 buah
3. Tang meter : 1 buah
4. Kabel konektor : secukupnya

2.5.4. Gambar Rangkaian

Gambar 2.4 Rangkaian percobaan transformator tiga fasa hubung, Yy

2.5.5. Langkah Percobaan


1. Membuat rangkaian seperti pada gambar rangkaian percobaan.
2. Menghubungkan rangkaian dengan sumber tegangan dan menyalakan
saklar pada autotrafo.
3. Mengatur tegangan sumber sesuai dengan petunjuk asisten praktikum.
4. Mengamati dan mencatat hasil penqukuran terhadap arus, tegangan baik
pada sisi primer maupun sekunder pada tabel data percobaan.
5. Mengamati dan mencatat nilai cosφ pada sisi primer maupun sekunder.

35
2.5.6. Hasil Percobaan
Tabel 2.7 Hasil Percobaan Transformator Tiga Fasa Hubungan Yy Sisi Primer
Tegangan antar fasa Tegangan fasa Arus saluran (line)
(Volt) (Volt) (Ampere) IN CosΦ
VAB VBC VCA VAN VBN VCN IA IB IC

389 389 388 222 223 224 0,10 0,10 0,10 0,01 1

Tabel 2.8 Hasil Percobaan Transformator Tiga Fasa Hubungan Yy Sisi Sekunder
Tegangan antar fasa Tegangan fasa Arus saluran (line)
(Volt) (Volt) (Ampere) In CosΦ
Vab Vbc Vca Van Vbn Vcn Ia Ib Ic

150 150,2 149,6 85,8 86,3 86,9 0,22 0,22 0,22 0,01 1

2.5.7. Perhitungan
• Perbandingan belitan transformasi a untuk hubungan Yy
• Daya input Pin dan daya output Pout
• Effisiensi η

36
2.6 Percobaan 5
Transformator Hubungan V
2.6.1. Tujuan Percobaan
 Untuk mengetahui dan memaharni karakteristik transformator
tiga fasa hubungan V
 Untuk mengetahui nilai perbandingan transformator a transformator
tiga fasa hubungan V

2.6.2. Dasar Teori

Rangkaian trafo hubungan V disebut juga hubungan delta terbuka.Ini


dimungkinkan untuk mentransformasi sistem tegangan 3 fasa hanya menggunakan
2 buah trafo yang terhubung secara open delta. Hubungan open delta identik
dengan hubungan delta delta tetapi salah satu trafo tidak dipasang. Hubungan ini
jarang digunakan karena load capacity nya hanya 86.6 % dari kapasitas
terpasangnya.

Kekurangan Hubungan ini adalah :


 Faktor daya rata-rata, pada V - V beroperasi lebih kecil dari P.f beban, kira
kira 86,6% dari faktor daya beban seimbang.
 Tegangan terminal sekunder cenderung tidak seimbang, apalagi saat beban
bertambah.
Sebuah transformator Open Delta, jumlah belitan pada masing masing sisi
terdiri dari dua belitan saja, seperti pada gambar berikut ini :

37
Pada gambar diatas, merupakan hubungan belitan pada sebuah
transformator open - delta. Pada masing - masing sisi, terdapat dua belitan yang
membentuk hubungan delta dengan belitan keiga yang tidak ada, sehingga
deltanya menjadi terbuka, dan karena itu disebut sebagai open - delta.
Selain disebut open - delta, transformator dengan tipe ini sering juga
disebut dengan transformator V Connection ( koneksi V), karena kedua belitan
membentuk huruf V.
Meskipun hanya memiliki dua belitan pada setiap sisinya, transformator
open - delta tetap bisa menyuplai beban tiga phasa dan mentransformasikan
suplay tegangan tiga phasa dari sisi HV ke LV.
Penjelasan terkait kemampuan transformator dengan tipe ini untuk
menyuplai beban tiga phasa dapat dijelaskan seperti dibawah ini :

Gambar diatas merupakan transformator tiga phasa dengan hubungan


Delta - Delta pada masing - masing sisinya.

38
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, transformator open - delta
terdiri dari dua belitan pada kedua sisi HV dan LV. Pada gambar diatas, jika
belitan berwarna merah (C1 dan C2) dan garis putus - putus berwarna merah kita
hilangkan, kita akan mendapati sebuah transformator dengan koneksi Open -
Delta.
1. Tegangan Pada Transformator Open – Delta

Untuk tegangan keluran pada sisi sekunder, transformator open -delta


memiliki sudut antar masing - masing phasanya sebesar 120o sama dengan
transformator tiga phasa pada umumnya.
Hal ini dibuktikan dengan nilai Vca yang didapat dari hasil penjumlahan
antara Vab dengan Vbc.

39
Sama halnya dengan besarnya sudut antra phasa pada arus seperti yang
dijelaskan pada gambar dibawah ini.

2. Arus Pada Transformator Open – Delta

Arus pada transformator Open – Delta

3. Derating Pada Transformator Open - Delta


Dikarenakan transformator open - delta hanya memiliki dua belitan
disetiap sisinya (HV dan LV) , pastilah kapasitas transformator tersebut tidak
sama dengan kapasitas transformator tiga phasa meskipun belitan pada masing -
masing transformator tersebut memiliki kapasitas yang sama. Hal ini dapat
dijelaskan pada rumusan gambar diatas, dimana transformator open delta
mengalami penurunan kapasitas (derating) sebeasar 57.7%.
Perbandingannya dengan transformator tiga phasa dengan hubungan delta
pada belitannya adalah sebagai berikut :
Berikut contoh perhitungan dari transformator open - delta :
Misalkan dua buah transformator phasa tunggal dengan kapasitas 200 kVA ,
6300V/ 400 V, terhubung secara Open - Delta, maka kapasitas transformator
tersebut menjadi :

40
Arus pada sisi sekunder masing - masing transformator menjadi :
IL = 200 kVA / 400 V
IL = 500 A
Daya transformator ketika beropasi sendiri - sendiri :
S = 200 kVA x 2
S = 400 kVA
Daya transformator ketika dioperasikan secara open -delta adalah :
S = √3 x V x IL
S = √3 x 400 x 500
S = 346 kVA
Sehinga terjadi penurunan kapasitas menjadi :
= ( 346 / 400 ) x 100%
= 86.6 %
86% merupakan penurunan kapasitas apabila transformator tersebut dioperasikan
masing -masing.
Apabila transformator tersbut dioperasikan secara tiga phasa menjadi :
S = 200 kVA x 3
S = 600 kVA
Sehingga penurunan kapsitas menjadi :
= ( 346 / 600 ) x 100%
= 57.7 %

41
2.6.3. Peralatan Yang Digunakan
1. Transformator 5 A : 3 buah
2. Voltmeter digital : 1 buah
3. Tang meter : 1 buah
4. Kabel konektor : secukupnya

2.6.4. Gambar Rangkaian Percobaan

Gambar 2.5 Rangkaian percobaan transformator tiga fasa hubungan V

2.6.5. Langkah Percobaan


1. Rangkaian membuat seperti pada rangkaian percobaan,
2. Rangkaian dihubungkan dengan sumber tegangan dan menyalakan
seklar pada autotrafo.
3. Tegangan sumber diatur sesuai dengan petunjuk asisten praktikum.
4. Hasil pengukuran terhadap arus, tegangan baik pada sisi primer
maupun sekunder diamati dan dicatat pada tabel data percoban.
5. Nilai cos φ pada sisi primer maupun sekunder diamati dan dicatat.

42
2.6.5. Hasil Percobaan
Tabel 2.9 Hasil Percobaan Transformator Tiga Fasa Hubungan V Sisi Primer
Tegangan antar fasa Arus saluran (line)
(Volt) (Ampere) CosΦ
VAB VBC VCA IA IB IC

390 392 390 0,30 0,48 0,32 1

Tabel 2.10 Hasil Percobaan Transformator Tiga Fasa Hubungan V Sisi Sekunder
Tegangan antar fasa Arus saluran (line)
(Volt) (Ampere) CosΦ
Vab Vbc Vca Ia Ib Ic

150,6 151,3 150,5 0,21 0,18 0,21 1

2.6.7. Perhitungan
• Perbandingan belitan transformasi a untuk hubungan V
• Daya input Pin dan daya output Pout
• Effisiensi η

43
MODUL III
PENGASUTAN MOTOR INDUKSI 3 FASA
3.1. Pendahuluan
Dalam dunia industri, motor-motor listrik sering digunakan untuk
membarntu dan menjalankan proses produksi. Penggunaan motor listrik di dunia
industri antara lain, untuk konveyor, sebagai penggerak pompa, kompressor,
mixer, dan lain sebagainya. Motor listrik yang sering digunakan pada industri
adalah motor induksi tiga fasa, dengan alasan karena harganya rnurah,
perawatannya mudah, dan handal.
Terdapat tiga macam cara pengasutan motor induksi tiga fasa secara
konvensional, yaitu :
1. DOL (Direct On Line), adalah cara pengasutan yang menghubungkan
secara langsung sumber tenaga dengan terminal belitan motor
2. Star-Delta, adalah cara pengasutan yang menggunakan hubungan
bintang pada saat motor start dan setelah motor berputar pada kecepatan
nominalnya, hubungan belitan diubah menjadi delta
3. Autotransformator, adalah cara pengasutan di mana arus listrik yang
masuk ke terminal stator diatur dengan autotransformator
Di dalam perencanaan instalasi tenaga motor-rnotor listrik, terdapat
beberapa gambar/diagram, yang digunakan untuk mengetahui hubungan
komponen-komponennya, yaitu :
1. Diagram rangkaian tenaga (utama), adalah diagram yang
menggambarkan hubungan rangkaian dari sumber listrik sampai ke
terminal motor listrik
2. Diagram rangkaian kendali, adalah diagram yang menggambarkan
hubungan komponen-komponen yang mengatur cara xerja motor listrik
tersebut

44
3.2 PERCOBAAN 1
Instalasi Motor Induksi Tiga Fasa Dengan Pengasutan Direct On
Line Hubung Bintang
3.2.1. Tujuan Percobaan
1. Dapat memahami hubung belitan pada name plate motor induksi
tiga fasa.
2. Dapat mernbaca dan rnemahami diagram rangkaian kendali dan
tenaga.
3. Dapat memahami dan terampil rnelaksanakan pemasangan instalasi
motor induksi tiga fasa yang diasut secara DOL.
3.2.2. Dasar Teori

Gambar 3.1 Motor Listrik 3 Phase

Motor AC 3 phase bekerja dengan memanfaatkan perbedaan fasa


sumber untuk menimbulkan gaya putar pada rotornya. Jika pada motor AC
1 phase untuk menghasilkan beda phase diperlukan penambahan komponen
kapasitor, pada motor 3 phase perbedaan phase sudah didapat langsung dari
sumber seperti terlihat pada gambar arus 3 phase berikut ini:

45
Gambar 3.2 Grafik Arus 3 Phase

Pada gambar di atas, arus 3 phase memiliki perbedaan phase 60


derajat antar phasenya. Dengan perbedaan ini, maka penambahan kapasitor
tidak diperlukan.

a. Konstruksi Motor Listrik 3 Phase


Motor induksi tiga fasa memiliki dua komponen dasar yaitu stator
dan rotor, bagian rotor dipisahkan dengan bagian stator oleh celah udara
yang sempit (air gap) dengan jarak antara 0,4 mm sampai 4 mm. Tipe dari
motor induksi tiga fasa berdasarkan lilitan pada rotor dibagi menjadi dua
macam yaitu rotor belitan (wound rotor) adalah tipe motor induksi yang
memiliki rotor terbuat dari lilitan yang sama dengan lilitan statornya dan
rotor sangkar tupai (Squirrel-cage rotor) yaitu tipe motor induksi dimana
konstruksi rotor tersusun oleh beberapa batangan logam yang dimasukkan
melewati slot-slot yang ada pada rotor motor induksi, kemudian setiap
bagian disatukan oleh cincin sehingga membuat batangan logam terhubung
singkat dengan batangan logam yang lain.

46
Gambar 3.3 Konstruksi Motor Listrik 3 Phase

b. Prinsip Kerja Motor Listrik 3 Fasa


Apabila sumber tegangan 3 fase dipasang pada kumparan stator,
akan timbul medan putar dengan kecepatan seperti rumus berikut :
Ns = 120 f/P
dimana:
Ns = Kecepatan Putar
f = Frekuensi Sumber
P = Kutub motor
Medan putar stator tersebut akan memotong batang konduktor pada
rotor. Akibatnya pada batang konduktor dari rotor akan timbul GGL
induksi. Karena batang konduktor merupakan rangkaian yang tertutup maka
GGL akan menghasilkan arus (I). Adanya arus (I) di dalam medan magnet
akan menimbulkan gaya (F) pada rotor. Bila kopel mula yan g dihasilkan
oleh gaya (F) pada rotor cukup besar untuk memikul kopel beban, rotor
akan berputar searah dengan medan putar stator. GGL induksi timbul karena
terpotongnya batang konduktor (rotor) oleh medan putar stator. Artinya agar
GGL induksi tersebut timbul, diperlukan adanya perbedaan relatif antara
kecepatan medan putar stator (ns) dengan kecepatan berputar rotor (nr).

47
Perbedaan kecepatan antara nr dan ns disebut slip (s), dinyatakan
dengan :
S= (ns- nr)/ ns
Bila nr = ns, GGL induksi tidak akan timbul dan arus tidak mengalir
pada batang konduktor (rotor), dengan demikian tidak dihasilkan kopel.
Dilihat dari cara kerjanya, motor induksi disebut juga sebagai motor tak
serempak atau asinkron.
c. Pengasutan Motor Listrik 3 Fasa
Pengasutan merupakan metoda penyambungan kumparan-kumparan
dalam motor 3 phase. Ada 2 model penyambungan kumparan pada motor 3
phase:
1. Sambungan Bintang/Star/Y
2. Sambungan Segitiga/Delta
1. Sambungan Star

Gambar 3.4 Sambungan Star

Sambungan bintang dibentuk dengan menghubungkan salah satu


ujung dari ketiga kumparan menjadi satu. Ujung kumparan yang digabung
tersebut menjadi titik netral, karena sifat arus 3 phase yang jika dijumlahkan
ketiganya hasilnya netral atau nol. Berarti motor harus dihubungkan
bintang baik secara langsung pada terminal maupun melalui rangkaian
kontrol

48
2. Sambungan Delta

Gambar 3.5 Sambungan Delta

Sambungan delta atau segitiga didapat dengan menghubungkan


kumparan-kumparan motor sehingga membentuk segitiga. Pada sambungan
delta tegangan kumparan = tegangan antar phase akan tetapi arus jaringan
sebesar √3 arus line. Berarti motor harus dihubungkan segitiga baik secara
langsung pada terminal maupun melalui rangkaian kontrol. Kecuali mesin-
mesin yang berkapasitas tinggi diatas 10 HP, maka motor tersebut wajib
bekerja segitiga (▲) dan harus melalui rangkaian kontrol star delta baik
secara mekanik, manual, PLC.
d. Pengasutan DOL (Direct Online)
Direct Online Stater atau bisa disebut dengan DOL yaitu rangkaian
kontrol listrik yang berfungsi memberikan sebuah arus kepada motor listrik
atau elmot. Agar motor listrik tersebut bisa berputar untuk menggerakan
suatu mesin.
Rangkaian Direct Online Starter ini sering dipakai pada industri,
karena motor listrik pada start awal itu membutuhkan sebuah arus yang
sangat tinggi bisa disebut dengan Inrush Current.
Untuk mengurangi lonjakan arus yang tinggi pada motor listrik atau
elektro motor diperlukan sebuah rangkaian kontrol yang disebut dengan
Direct Online atau bisa juga menyebutnya DOL stater.
Rangkaian Direct Online Stater ini biasanya diaplikasikan di dunia
industri seperti pabrik, kebanykan DOL ini digunakan pada mesin atau

49
kapasitar elektro motornya dibawah 10kW. Jika mesin atau elektro
motornya diatas 10kW bisa menggunakan rangkaian star delta stater atau
inverter.
Rangkaian Direct Online Stater secara umum bekerja langsung
memberikan tegangan 380V AC pada elektro motor jadi langsung full load
untuk menggerakan elektro motor.
Melalui sebuah rangkaian yang mempunya pengamanan short circuit
dan overload untuk mengamakan sebuah elektro motor tersebut. Sambungan
yang disarankan adalah delta tetapi tergantung pada elektro motor tersebut
ada juga yang sambungan bintang (star).
Komponen-komponen yang digunakan pada pengasutan DOL antara
lain :
1. Miniatur Circuit Breaker (MCB)
MCB ini berfungsi untuk mengamankan sebuah hubungan singkat
atau konsleting pada jalur rangkaian kontrol. Jadi tidak langsung imbas ke
MCCB utama, dan memudahkan ketika maintenence atau cuman mencoba
sebuah rangkaian kontrol direct online stater saja.

Gambar 3.6 MCB

50
2. Moulded Case Circuit Breaker (MCCB)
Sama halnya MCB untuk mengamankan hubungan singkat, tetapi ini
lebih ke jalur daya atau jalur yang menyuplai untuk ke elektro motor.
MCCB ini biasanya digunakan untuk 3 phase.

Gambar 3.7 MCCB

3. Push Button
Komponen push button ini mendukung untuk sebuah triger atau
perintah untuk menyalakan sebuah kontrol dengan sistem kerja open close.
Push button mempunyai sebuah kontak yang dinamakan Normaly Open
(NO) dan Normaly Close (NC). Warna yang digunakan adalah hijau untuk
ON atau Start dan warna merah untuk OFF atau Stop.

Gambar 3.8 Push Button

51
4. Terminal Overload Relay (TOR)
Komponen ini adalah sebuah nyawa pada elektro motor, kenapa saya
bilang nyawa karena fungsi dari thermal overload relay atau biasanya bisa
disebut TOR.
Untuk mengamankan sebuah elektro motor berdasarkan ampere atau
arus, jika elektro motor melebihi arus yang sudah di tetapkan pada
nameplate elektro motor tersebut bisa terbakar.

Gambar 3.9 Terminal Overload Relay


5. Kontaktor
Kontaktor berfungsi untuk On atau Off sebuah arus yang menuju ke
elektro motor dengan perintah dari push button atau komponen lainya.
Fungsinya seperti saklar tetapi ini 3 phase dan memiliki kemampuan ampere
yang tinggi, dan menggunakan coil untuk menarik kontak-kontak pada
kontaktor tersebut.

Gambar 3.10 Kontaktor

52
3.2.3. Peralatan Yang Digunakan

1. MCB satu dan tiga fasa


2. Tiga buah Lampu Indikator merah kuning dan hijau
3. Dua buah tombol tekan NO NC
4. Satu buah Kontaktor magnetik
5. Satu buah TOLR
6. Satu buah Motor induksi tiga fasa merk ASEA
7. Kabel penghubung secukupnya
8. Tiga buah tang ampere

3.2.4. Gambar Rangkaian Percobaan

97

98

53 61

54 62

LAMPU LAMPU LAMPU


HIJAU MERAH KUNING

Gambar 3.1. Diagram Rangkaian tenaga & kontrol percobaan

53
3.2.5. Hasil Percobaan

Tabel 3.1 Hasil Percobaan Instalasi Motor Induksi Tiga Fasa Dengan Pengasutan
Direct On Line Hubungan Bintang

Arus Motor (Ampere)


Kecepatan
NO IStarting ISteady State
(rpm)
IR IS IT IR IS IT

1 0 4,42 2,05 1,69 1,69 1,67 1500

3.2.6. Tugas

1. Tambahkan pada dasar teori tentang :

a. Apa maksud tegangan PLN 220/380 V yang merupakan keluaran dari sisi
belitan sekunder trafo yang terhubung delta maupun bintang. Jelaskan
serta tunjukan gambar yang mendukung penjelasan tersebut.
b. Apa yang dimaksud dengan motor tiga fasa diasut hubung belitan star.
c. Apa yang dimaksud dengan motor tiga fasa diasut hubung belitan delta.
d. Komponen apa saja yang diperlukan untuk pengasutan direct on line
(DOL). Jelaskan fungsi, cara kerja, sirnbol serta gambar yang mendukung
penjelasan komponen tersebut.
2. Tambahkan pada analisa tentang :

a. Sumber tegangan PLN 220/380 V.

Name plate pada motor tiga fasa merk ASEA tertera hubung belitan bintang
380 V dan hubung belitan delta 220 V.
1. Apa yang terjadi jika motor diasut dengan direct on line hubung
belitan bintang? Jelaskan !
2. Apa yang terjadi jika motor dlasut dengan direct on line hubung
belitan delta? Jelaskan !
b. Sumber tegangan PLN 220/380 V.

Name plate pada motor tiga fasa merk TECO tertera hubung belitan
delta 380V dan hubung belitan bintang 660 V.

54
1. Apa yang terjadi jika motor diasut dengan direct on line hubung
belitan bintang? Jelaskan !
2. Apa yang terjadi jika motor diasut dengan direct on !ine hubung
belitan delta? Jelaskan !
c. Pada teori disebutkan bahwa pada saat pengasutan akan terjadi lonjakan
arus yang besar bisa mencapai sekian kali lipat dari arus normal motor
tiga fasa tersebut. Pada tabel percobaan apakah terlihat hal yang
disebutkan di atas ? Jelaskan !
d. Apa yang anda ketahui tentang pengasutan start delta ?
e. Jika tegangan sumber PLN 220/380 V. Motor pertama merk ASEA
dengan name plate tertera hubung belitan bintang 380 V dan hubung
belitan delta 220 V. Motor kedua merk TECO dengan name plate tertera
hubung belitan delta 380 V dan hubung belitan bintang 660 V. Motor
dengan name plate mana yang bisa diasut dengan sistem pengasutan star
delta ? Jelaskan !
f. Lengkapi gambar wiring pengawatan rangkaian kendali untuk DOL delta dan
DOL bintang.

55
MODUL IV
TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA 20 KV
4.1 Pendahuluan
Trafo Distribusi merupakan komponen yang sangat penting dalam
penyaluran tenaga listrik dari gardu distribusi ke konsumen. Kerusakan pada
Trafo Distribusi menyebabkan kontiniutas pelayanan terhadap konsumen akan
terganggu (terjadi pernutusan aliran listrik atau pemadaman). Pemadaman
merupakan suatu kerugian yang menyebabkan biaya-biaya pembangkitan akan
rneningkat tergantung harga KWH yang tidak terjual. Pemilihan rating Trafo
Distribusi yang tidak sesuai dengan kebutuhan beban akan menyebabkan
efisiensi menjadi kecil, begitu juga penempatan lokasi Trafo Distribusi yang
tidak cocok mempengaruhi drop tegangan ujung pada konsumen atau
jatuhnya/turunnva tegangan ujung saluran/konsumen.
Transformator atau trafo adalah komponen elektromagnet yang dapat
merubah tegangan tinggi ke rendah atau sebaliknya dalam frekuensi sama. Trafo
merupakan jantung dari distribusi dan transmisi yang diharapkan beroperasi
maksimal (kerja terus menerus tanpa henti). Agar dapat berfungsi dengan baik,
Maka trafo harus dipelihara dan dirawat dengan baik menggunakan sistem dan
peralatan yang tepat. Trafo dapat dibedakan berdasarkan tenaganya, trafo 500/150
kV dan 150/70 kV biasa disebut trafo Interbus Transformator (IBT) dan trafo
150/20 kV dan 70/20 kV disebut trafo distribusi.

4.2.1. Tujuan Praktikum


1. Dapat memahami komponen transforrnator 20 KV tiga fasa.
2. Dapat memahami fungsi dari komponen transformator 20 KV tiga fasa.

56
4.2.2. Peralatan Yang Digunakan
1. Transforrnator 20 KV tiga fasa

4.2.3. Hasil Praktikum

1. Jelaskan Spesifikasi transformator 20 KV tiga fasa.


Transformator 20 KV tiga fasa termasuk dalam trafo Distribusi atau
Distribution Transformer jenis step down digunakan untuk
mendistribusikan energi listrik dari pembangkit listrik ke daerah
perumahan ataupun lokasi industri. Pada dasarnya, Trafo Distribusi
ini mendistribusikan energi listrik pada tegangan rendah yang
kurang dari 20 kilo Volt untuk keperluan rumah tangga ataupun
industri yang berada dalam kisaran tegangan 220V hingga 440V.
2. Jelaskan Name Plate transformator 20 KV tiga fasa.
Plat nama biasa terletak dibagian luar trafo, sebagai pedoman saat
pemasanganmaupun perbaikan. Data - data yang biasa ter!antum
pada plat tersebut antaranya jumlah fasa, frekuensi, tegangan primer,
tegangan sekunder, hubungan, dan sebagainya

57
3. Sebut dan jelaskan fungsi komponen transformator 20 KV tiga fasa.

1
5
e
s
i

Gambar 2.9 Trafo Distribusi 3 fasa kelas 20 kV


Keterangan gambar diatas adalah:
1. Inti besi
Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi,magnetik
yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui kumparan.
Dibuat dari lempengan-lempengan besi tipis yang berisolasi,
untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang
ditimbulkan oleh Eddy Current.
2. Radiator/sistem Pendingin
Radiator pada transormator (Trafo) 3 fasa berguna untuk
memperluas daerah pendingin, yaitu daerah yang berhubungan
langsung dengan udara luar dan sebagai tempat terjadinya
sirkulasi panas..
3. Roda
Berfungsi untuk mempermudah mobilitas/pemindahan trafo
4. Tap changer
Tap changer pada transformator berfungsi untuk mengubah
perbandingan lilitantransformator (trafo) untuk mendapatkan
tegangan operasi pada sisi sekunder sesuai yang dibutuhkan oleh

58
tegangan jaringan (beban) atau karena tegangan sisi primer yang
brubah - ubah.
5. Lubang untuk tarikan
6. Penyumbat keluaran minyak
7. Bushing tegangan tinggi
Hubungan antara kumparan transformator dengan jaringan luar
melalui sebuah bushing yaitu sebuah konduktor yang diselubungi
oleh isolator. Bushing sekaligus berfungsi sebagai
penyekat/isolator antara konduktor tersebut dengan tangki
transformator. Pada bushing dilengkapi fasilitas untuk pengujian
kondisi bushing yang sering disebut center tap. Bushing untuk TT
8. Bushing tegangan rendah
Sebuah konduktor yang diselubungi isolator yang berfunsi sebagai
penyekat/isolator antara konduktor TR tersebut dengan tangki
transformator di sisi Sekunder.
9. Konservator
Alat ini merupakan tabung berisi minyak transformator yang
disimpan (diletakan)pada bagian atas tangki. Konservator
berfungsi untuk menjaga ekspansi atau meluapnya minyak
akibat pemanasan, selain itu dapat juga menjadi saluran
pengisian minyak transformator
10. Indikator minyak
Alat indikator berungsi untuk memonitor kondisi komponen
utama atau media bantu yang ada pada transformator (Trafo) saat
beroperasi
11. Katup pengaman
Berfungsi sebagai pengaman

59
12. Terminal pembumian
Terminal untuk pembumian trafo, saat dihubungkan dengan
jaringan
13. Name plate
Plat nama biasa terletak dibagian luar trafo, sebagai pedoman
saat pemasanganmaupun perbaikan. Data - data yang biasa
ter!antum pada plat tersebut antaranya jumlah fasa, frekuensi,
tegangan primer, tegangan sekunder, hubungan, dan sebagainya
14. Merek trafo
15. Tanki minyak
Tangki pada transformator berfungsi untuk menyimpan minyak
transformator dansebagai pelindung bagian - bagian
transformator yang direndam dalam minyak.
16. Tap changer
berfungsi untuk mengubah perbandingan lilitan transformator
(trafo) untuk mendapatkan tegangan operasi pada sisi sekunder
sesuai yang dibutuhkan oleh tegangan jaringan (beban) atau
karena tegangan sisi primer yang brubah – ubah.
17. Alat pernapasan
Alat pernapasan ini berfungsi sebagai sarana kelaurnya uap
minyak dan udara pada transformator yang diakibatkan naik
turunya beban transformator dan suhu udara sekeliling
transformator, suhu minyak berubah – ubah mengikuti perubahan
tersebut. Bila suhu minyak naik, minyak memuai dan mendesak
udara diatas permukaan minyak keluar dari tangki dan bila
temperatur suhu turun maka, udara akan masuk

60
18. Kumparan Transformator
Kumparan transformator terdiri dari lilitan kawat berisolasi dan
membentuk kumparan. Kawat yang digunakan adalah kawat
tembaga berisolasi yang berbentuk bulat atau plat Kumparan
tersebut terlapis isolasi sehingga tidak akan terjadi hubung
singkat. Selain itu, isolasi juga terdapat pada insti yang
dimaksudkan tdak ada arus yang terbuang pada inti besi tanpa
induksi
19. Minyak transformator
Minyak berfungsi untuk untuk mendinginkan kumparan dan
inti besi, selain itu, minyak dapat berfungsi untuk isolasi.
20. Relay Buchholz
Relay pada tranformoator berfungsi untuk mengamankan
transformator bila pada suatu ketika transformator tersebut
mengalami gangguan, seperti hubung singkat antara lilitan,
hubung singkat antara fasa, hubung singkat fasa ke tanah,
terjadi busur api antara lamisi, dan busur api listrik karena
kontak yang kurang baik.
4. Jelaskan pemasangan transformator 20 KV tiga fasa
Pemasangan transformator distribusi ( Gardu Distribusi) ada beberapa
macam yang tergantung besaran/daya trafo dan juga kondisi
dimana trafo akan ditempatkan.
1. Pemasangan Di Luar
Transformator dapat dipasang diluar dengan salah satu cara adalah
sebagai berikut :
a. Pemasangan Pada Tiang Tunggal/Langsung Cara ini dilakukan
dengan trafo langsung diklem pada tiang. Cara ini cukup baik untuk
transformator dengan ukuran daya kecil sampai 25 kVA.

61
b. Pemasangan Pada Tiang H Transformator dipasang dengan
dudukan lengan silang yang dipasan diantara dua tiang dan diikat
erat. Cara ini cocok untuk transformator dengan kapasitas daya
sampai 200 kVA
c. Pemasangan Pada Platform Sebuah platform dibuat pada suatu
struktur yang terdiri dari empat tiang utnuk menempatkan
transformator. Cara ini dianjurkan bagi tempat-tempat yang
berbahaya bila menempatkan transformator diatas tanah, umumnya
kapasitas daya transformator diatas 200 kVA. Sistem diagram satu
garis untuk instalasi pemasangan transformator distribusi diatas
tiang dapat dilihat pada gambar 1 Cara ini cocok untuk semua
ukuran transformator. Permukaan lantai harus lebih tinggi dari
sekelilingnya guna mengatasi banjir. Sebaiknya dibuat pondasi dari
beton. Jika sejumlah transformator ditempatkan berdekatan sekali,
hars dibuat dinding pemisah yang tahan api untuk mengurangi
kerusakan yang timbul jika terjadi kecelakaan atas salah satu
transformator tersebut. Disekeliling transformator yang dipasang
dilantai harus direncanakan adanya aliran udara bebas pada senua
transformator. Jika mungkin, transformator yang dipasang diluar
harus dilinungi terhadap sinar matahari secara langsung . Hal ini
akan meningkatkan umur cat dan juga memperpanjang umur
transformator. Untuk menjaga agar tidak terjadi gerakan jika ada
badai roda-roda transformator harus diganjal sesudah dipasang
ditempat yang tetap.
2. Pemasangan Dalam
Bangunan untuk rumah transformator harus cukup luas agar dapat
bebas masuk dari setiap sisi dan cukup tinggi agar dapat membuka
transformator tersebut

62

Anda mungkin juga menyukai