PENDAHULUAN
Transformator arus merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk sebagai alat
ukur dan melindungi rele pada industri yang memakai tegangan tinggi di mana
trafo ini mempunyai fasilitas pengukuran yang aman dalam mengukur jumlah arus
yang besar begitu juga dengan tegangan yang tinggi. oleh karena itu diperlukan
perawatan secara terjadwal agar transformator arus bekerja dengan baik sesuai
dengan fungsinya dalam keadaan beroperasi. Perawatan dan pemeliharaan yang
baik dapat meminimalisasi gangguan dan kerusakan serta dapat memperpanjang
umur dari transformator arus.
Transformator arus merupakan salah satu peralatan listrik yang utama
yang terdapat pada Gardu Induk atau Gardu Induk Ekstra Tinggi dimana memiliki
fungsi sebagai pengukur dan juga sebagai sistem proteksi. Proteksi arus lebih
sangat dibutuhkan dalam hal menjaga keamanan dari suatu sistem tersebut.
Apabila sistem proteksi tersebut bagus maka akan tercipta keadaan yang aman.
Jika pada saat terjadi hubung singkat sehingga menyebabkan terjadinya kelebihan
arus. Fungsi proteksi dari trafo arus yaitu dapat diartikan bahwa trafo arus lebih
mampu untukmenahan gangguan, selain berfungsi sebagai proteksi trafo arus juga
berfungsi sebagai pengukuran, dimana trafo arus memiliki ketelitian yang tinggi
dan trafo arus juga memiliki karakteristik masing-masing.
Dalam trafo arus (currrent Transformer) atau lebih dikenal dengan CT,
arusnya akan mengalir dan memiliki faktor daya yang sesuai dengan sifat
bebannya. Perubahan faktor dayamengakibatkan perubahan rugi-rugi daya dalam
trafo.Bila kondisi ini terjadi pada trafo arus (CT), makadimungkinkan akan
mempengaruhi hasil pengukuranpada trafo tersebut. Unjuk kerja dari trafo arus
sangat menentukan validitas hasil yang terbaca pada alat ukur yang tersambung
pada CT tersebut
1
1.2 Rumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang di atas, masalah yang dibahas dalam makalah
ini adalah sebagai berikut.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Untuk trafo yang dihubung singkat maka berlaku persamaan sebagai berikut :
3
I1 . N1 = I2 . N2
Untuk trafo yang tidak berbeban maka berlaku persamaan sebagai berikut :
𝐸1 𝑁1
=
𝐸2 𝑁2
Dimana:
𝑁1
𝑎=
𝑁2
4
- Trafo arus untuk proteksi, memiliki ketelitian tinggi pada saat terjadi
gangguan dimana arus yang mengalir beberapa kali dari arus
pengenalnya dantingkat kejenuhan cukup tinggi.
- Trafo arus digunakna pada relai arus lebih (OCR DAN GFR), relai
beban lebih, relai diferensial, relai daya dan relai jarak.
Perbedaan trafo arus pengukuran dan trafo arus proteksi terletakpada tiitik
saturasinya dapat dilihat melalui grafik berikut ini :
5
2.1.4. Jenis Trafo Arus
Jenis-jenis Trafo Arus berdarkan tipe kontruksi dan pasangannya dibedakna
menjadi menjadi 2 :
1. Tipe Konstruksi
Tipe Cincin
Tipe Cor-coran cast resin
Tipe Tangki Minyak
Tipe trafo arus bushing
2. Tipe pasangan
Pasangan dalam
Pasangan luar
Jenis – jenis trafo berdasarkan kontruksi belitan primer
Sisi primer batang
Sisi tipe lilitan
Jenis trafo arus berdasarkan kontruksi jenis inti dibedakan menjadi 2 yaitu :
Trafo arus dengan inti besi
Trafo arus dengan inti besimerupakan trafo arus yang umm igunakan
pada arus ynag kecil dan pada arus yang besar.
Trafo arus tanpa inti besi
Trafo arus tanpa inti besi tidak memiliki satuasi dan rugi histerisis,
transformasi dari besaran primer ke besaran sekunder adalah linier di
sleuruh jangkauanpengukuran, contohnya koil rogowski
6
Trafo arus isolasi minyak banyak digunakan pada pengukuran arus
tegangan tinggi, umumnya digunakanpada pasangandiluar ruangan.
Trafo arus isolasi SF6/compound
Trafo arus ini banyak digunakan pada pengukuran arus tegangan
tinggi, umumnya digunakan pada pasangan diluar ruangan.
Jenis trafo arus berdasarkan pemasangan
berdasarkan pemasangannya trafo arus dibagi menjadi 2 kelompok yaitu:
Trafo arus pemasangan luar ruangan (outdoor)
Trafo arus pemasangan luar ruangan memiliki konstruksi fisik yang
kokoh, isolasi yang baik, biasanya menggunakan isolasi minyak untuk
rangkaianelektrik internal dan bahan keramik/porcelain untuk isolator
ekternal.
Trafo arus pemasangan dalam ruangan (indoor)
Trafo arus pemasangan dalam ruangan biasanya memiliki ukuran yang
lebihkecil dari pada trafo arus pemasangan luar ruangan,
menggunakan isolatordari bahan resin.
Jenis trafo arus berdasarkan jumlah inti pada sekunder dibedakan menjadi 2
yaitu :
Trafo arus dengan inti tunggal
Contoh: 150 – 300 / 5 A, 200 – 400 / 5 A, atau 300 – 600 / 1 A.
Trafo arus dengan inti banyak
Trafo arus dengan inti banyak dirancang untuk berbagai keperluan
yang
mempunyai sifat pengunaan yang berbeda dan untuk menghemat
tempat
7
Berdasarkan pengenalnya, trafo arus dapat dibagi menjadi:
– Trafo arus dengan dua pengenal primer
Primer seri
Contoh: CT 800 – 1600 / 1 A
Untuk hubungan primer seri, maka didapat rasio CT800 / 1 A,
Primer paralel
Contoh: CT dengan rasio 800 – 1600 / 1 A
Untuk hubungan primer paralel, maka didapat rasio CT 1600 A
8
2.2.Tugas dan Pertanyaan.
2.2.1. Apakah trafo biasa dapat digunakan sebagai trafo instrumen ?
Trafo biasa tidak bisa digunakan sebagai trafo instrumen hal ini
dikarenakan. Dari segi kegunaan trafo biasa didesain untuk menaikkan
dan menurunkan tegangan guna melayani beban pada dari suatu jaringan
distribusi sedangkan trafo arus berfungsi mentransformasikan dari arus
yang besar pada jaringan tegangan tinggi ke arus yang kecil atau
sebaliknya guna keperluan pengukuran . Pada trafo biasa tidak memiliki
rating arus yang dapat yang tertera pada trafo sehingga apabila
menggunakan trafo biasa sebagai trafo pengukuran akan sulit
memprediksi arus yang mengalir pada sisi primer jika sisi sekundernya
diketahui, sedangkan pada trafo arus rating arus tercantum pada name
plate trafo jadi mudah mengetahui berapa besar arus yang mengalir pada
sisi primernya. Pada trafo biasa tidak memiliki kelas akurasi seperti yang
tertera pada trafo arus, dimana kelas akurasi berfungsi untuk mengetahui
batas kesalahan trafo arus. Batasan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat
– tingkat kesalahan trafo arus sehingga tidak memiliki range kesalahan
yang diperbolehkan pada trafo arus. Trafo biasa tidak memiliki ketelitian
dalam pengukuran arus yang akurat karena di dalam trafo biasa hanya di
ketahui nilai tegangan .
Sehingga apabila menggunakan trafo biasa sebagai trafo pengukuran,
maka hasil pengukuran dikhawatirkan akan tidak akurat dan menjadi tidak
efisien.
2.2.2. Berikan Spesifikasi data pada CT (Metering dan Relay) dan jelaskan
maksutnya.
Jawab :
Berikut spesifikasi data pada Current Transformer (Metering & Relay) dan
maksutnya :
2.2.2.1.Metering :
9
Berdasarkan spesifikasi Currrent Tansformer (metering) diatas, dapat dijelaskan
sebagai berikut :
Spesification :
10
Misalkan jika pada sisi sekunder trafo terukur Arus Sebesar 1 A,
Maka berapakah nilai arus yang mengalir pada sisi primer sebenarnya
?
Diketahui :
Ip : 50A
Is : 0,1A
Is (Actual) : 1A
𝐼𝑝 50
Ip (Actual) : Is (Actual) x = 1 x 0,1 = 500A
𝐼𝑠
11
boleh melebihi 2,5 VA. Sehingga apabila besar daya alat ukur
melebihi besar burden trafo CT, maka dianjurkan untuk memilih
rating burden yang lebih besar dari daya alat ukur tersebut. Apabila
nilai daya alat ukur yang dipasang pada sisi sekunder trafo CT
melebihi nilai rating burden maka hal ini dapat menyebabkan
gangguan pada hasil pengukuran.
d. Maximum ouput wire distance between CT and Meter : Jarak
Maksimum penghantar antara CT dengan Alat ukur.
Apabila menggunakan penghantar dengan luas penampang 18
AWG (American Wire Gauge) dengan Current ratio (50 : 0,1)
jarak penghantar yang menghubungkan CT dengan Alat Ukur
tidak terjadi masalah jika dibuat panjang, karena arus yang
mengalir terlampau kecil. (Misalkan pada tabel ordering
information baris ke 1)
Apabila menggunakan penghantar dengan luas penampang 18
AWG (American Wire Gauge) dengan Current ratio (50 : 5)
jarak penghantar yang menghubungkan CT dengan Alat Ukur
maksimum sejauh 5.0 ft. . (Misalkan pada tabel ordering
information baris ke 2)
e. Part Numbers (CT 005001) : No seri trafo dengan rating arus sebesar
50/0,1A.
12
2.2.2.2.Relaying :
a. Ratio range : Apabila pada sisi primer trafo (CT) Mengalir Arus sebesar
± 100A, maka pada sisi sekunder trafo(CT) akan mengalir arus sebesar ±
5A. Misalkan jika pada sisi sekunder trafo terukur Arus Sebesar 7 A,
Maka berapakah nilai arus yang mengalir pada sisi primer sebenarnya ?
Diketahui :
Ip : 100A
Is : 5A
13
Is (Actual) : 7A
𝐼𝑝 100
Ip (Actual) : Is (Actual) x =7x = 140A
𝐼𝑠 5
Sehingga apabila pada sisi primer trafo CT dilewati arus sebesar 1000A,
maka range tampilan pada relay yang di perrbolehkan antara 1000 + 10 A
= 1010A sampai dengan 1000-10 = 990 A. 990 <= Nilai <=1010A.
(Sumber referensi : Dokumen Pelatihan O&M Relai Proteksi Gardu Induk
PT. PLN (Persero) P3B, Edisi 03, Hal 17)
Berdasarkan prinsip kerja trafo arus apabila pada kumparan primer dialiri
arus I1, maka akan menimbulkan gaya gerak magnet sebesar N1I1 pada
kumparan sekunder. Gaya gerak magnet tersebut membentuk fluks pada
inti,kemudian membangkitkan gaya gerak listrik pada kumpara sekunder.
Apabila kumparan sekunder trafo tertutup maka arus I2 akan mengalir pada
14
kumparan sekunder, arus tersebut akan menimbulkan gaya gerak magnet
N1I1pada kumparan sekunder. Hal tersebut dapat dibuktikan berdasarkan
rumus dibawah ini :
𝑁1 𝑉1 𝐼2
= =
𝑁2 𝑉2 𝐼1
Dimana :
N1 : Jumlah belitan kumparan primer
N2 : Jumlah belitan kumparan sekunder
V1 : Tegangan belitan primer
V2 : Tegangan belitan sekunder
I1 : Arus kumparan primer
I2 : Arus kumparan sekunder
Dari rumus diatas juga dapat diketahui apabila rangkaian CT terbuka yang
terjadi apabila pada kumparan primer dialiri arus sebesar 100A dan tegangan
primer sebesar 1000V. Karena rangkaian terbuka maka arus dari sisi prier
tidak dapat mengalir ke sisi sekunder sehingga mnyebabkan arus pada sisi
sekunder bernilai 0A. Maka tegangan yang ditimbulkan pada sisi sekunder
akan bernilai tak terhingga. Dapat dibuktikan dengan cara sebagai berikut :
1000 0
=
𝑉2 100
(100 × 1000)
𝑉2 =
0
𝑉2 = 𝑡𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑟ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎
15
Dalam suatu rangkaian listrik MCB atau fuse berfurngsi sebagai
pemutus rangkaian (Circuit Braker) saat terjadi gangguan arus.
Apabila MCB atau fuse dipasang pada sisi sekunder trafo, jika terjadi
gangguan pada sisi sekunder trafo hingga menyebabkan arus lebih.
Maka rangkaian pada sisi sekunder akan diputus oleh circuit breaker
maupun fuse itu sendiri. Sehingga rangkaian pada sisi sekunder akan
menjadi rangkaian open circuit. Apabila sisi sekunder terjadi open
circuit maka berdasarkan rumus :
𝑁1 𝑉1 𝐼2
= =
𝑁2 𝑉2 𝐼1
Apa bila diasumsikan besar arus yang mengalir pada sisi primer
sebesar 100A, dan tegangan pada sisi primer sebesar 220V, maka besar
arus yang mengalir pada sisi sekunder :
𝑉1 𝐼2
=
𝑉2 𝐼1
220 0
=
𝑉2 100
220 𝑥 100
V2 = 0
V2 = Tak hingga
Sehingga apabila dikhawatirkan besar tegangan menjadi tak hingga maka
dikhawatirkan, isolator penghantar tidak mampu menahan besarnya tegangan
yang mengalir dan berdampak pada efek kegagalan isolasi
2.2.5. Apa yang dimaksud burden dan apa pengaruhnya pada CT serta beri
contoh pemilihan CT dalam aplikasinya ?
Apakah yang dimaksud dengan burden ?
16
power factor and at the rated secondary current” dengan demikian
berdasarkan definisi diatas, pengertian burden adalah impedansi dari
rangkaian sekunder didalam satuan ohm dan power faktor. Burden
biasanya ditulis dalam satuan VA dengan tambahan spesifikasi power
faktor dan rating arus pada sisi sekundernya. Bedasarkan standart IEC
menyebutkan bahwa standart burden CT yaitu 1,5 VA, 3VA, 5 VA dan
seterusnya. Burden sendiri berhubungan dengan penentuan besar kabel
dan jarak pengukuran. Apabila beban yang terpasang melebihi besar
burden CT maka akan diperoleh tegangan di daerah kejenuhan.
17
- Pemilihan tegangan tinggi peralatan, tegangan peralatan tersebut
dinyatakan dalam bentuk V atau Kv.
- Pemilihan ratio transformer pengenal dapat diperhitungakna berdasarkan
rumus berikut ini :
SN = √3 × 𝑈 × 𝐼𝑛
Dimana :
𝑆𝑁
In =
√3 ×𝑈
630
In =
√3 ×20
630
In = 34,64
In = 18,18 Amper
18
digunakna dengan kelas input arus 1A maka ratio yang digunakan yaitu
400/1A.
19
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
20