Untuk menentukan kapasitas daya dari trafo kita harus mengetahui jumlah beban total
dari suatu perencanaan. Pada perencanaan instalasi gardu induk industri ini di ketahui total
Setiap Jenis Bangunan mempunyai faktor kebutuhan beban yang berbeda-beda, karena
pada laporan ini saya memilih industri logam maka nilai factor kebutuhannya sebesar 0,6.
Jenis Bangunan Faktor Kebutuhan
Rumah Tinggal :
Perumahan 0,4
Bangunan Umum :
Kantor 0,5-0,8
Sekolah 0,6-0,7
Lift 0,5
Crane 0,7
Menetukan Kebutuhan Beban Maksimum
Untuk menentukan kebutuhan beban maksimum maka daya total yang terpasang di
= 420 kVA
pengembangan industri beberapa tahun mendatang dan supaya trafo dapat dibebani 100% dari
beban maksimum maka daya total di kalikan dengan 120%, dimana 20 % merupakan daya
cadangan supaya sewaktu-waktu ada pengembangan beban dan kita tidak perlu mengganti trafo
yang baru.
= Smax x 120%
= 504 kVA
Memilih daya kontrak PLN
Sesuai dengan kapasitas daya terpasang, maka dapat ditentukan daya kontrak dari PLN
Untuk menentukan kapasitas daya dari trafo kita harus mengetahui jumlah beban total
dari suatu perencanaan. Pada perencanaan instalasi gardu induk industri ini diketahui total
Pada keadaan tersebut kerja dari belitan trafo dianggap hanya 80%, karena trafo di
Negara asal pembuatnya dirancang atau didesain dengan kondisi 4 musim sedangkan di
Indonesia hanya terdapat 2 musim yang menyebabkan pendinginan trafo tidak merata.
Berdasarkan daya kontrak yang telah dipilih pada TDL melalui perhitungan yang
dilakukan sebelumnya, ditentukan daya kontrak 555 kVA, maka dipilih trafo dengan kapasitas
630 kVA.
PENGHANTAR
630 𝑘𝑉𝐴
In = 0,38 𝑥
√3
= 957,18 A
In + cadangan = 1148,6 A
In + 125% = 1435,75 A
Derating Faktor
𝐼 𝑥 𝑙 𝑥 √3
∆𝑉(𝐷𝑟𝑜𝑝 𝑉𝑜𝑙𝑡𝑎𝑔𝑒) =
𝑋𝑥𝐴
1500 𝐴 𝑥 50 𝑚 𝑥 √3
=
56 𝑥 4 𝑥 120𝑚𝑚2
= 4,8 Volt
4,8𝑉𝑜𝑙𝑡
% Volt = x 100%
380 𝑉𝑜𝑙𝑡
190 𝑘𝑉𝐴
In = 0,38 𝑥
√3
= 288,67 A
In + cadangan = 346,4 A
In + 125% = 433 A
Derating Faktor
3. Depth of laying 70 cm =1
𝐼 𝑥 𝑙 𝑥 √3
∆𝑉(𝐷𝑟𝑜𝑝 𝑉𝑜𝑙𝑡𝑎𝑔𝑒) =
𝑋𝑥𝐴
562 𝐴 𝑥 200 𝑚 𝑥 √3
=
56 𝑥 2 𝑥 120𝑚𝑚2
= 10,02 Volt
10,02 𝑉𝑜𝑙𝑡
% Volt = x 100%
380 𝑉𝑜𝑙𝑡
Perhitungan kabel pada cabang utama menjadi dasar dari pemilihan busbar. Dengan
KHA pada kabel utama adalah 1500 A, maka dipilih busbar (80x10mm) dengan Panjang 4
Dengam memperhatikan KHA kabel adalah 526 A, maka dipilih busbar (40x5mm)
Medan listrik berpengaruh dan berbahaya bagi pekerja yang bekerja pada atau dekat
sekali dengan bagian dari jaringan yang bertegangan. Pekerja dapat mempergunakan
perlindungan untuk hal tersebut seperti sangkar faraday dimana kuat medan listrik didalam
Sangkar pelindung terbuat dari bahan konduktor dan beberapa tahun yang lalu Faraday
telah menunjukkan bahwa kuat medan listrik didalam sangkar adalah nol (0) bila sangkar
berbentuk kotak penuh. Namun jika sangkar tersebut berbentuk kotak penuh sehingga pekerja
didalamnya bebas terhadap medan listrik, maka hal ini tidak dapat dipakai untuk bekerja.
Perlindungan terhadap medan ini hanya dilakukan oleh sangkar yang hanya berbentuk setengah
kotak atau sangkar yang tidak berbentuk kotak penuh, tergantung pada derajat perlindungan
Dalam perhitungan ini yang perlu diperhatikan adalah system pengaman dari sisi TR
maupun TT pada trafo. Sesuai dengan catalog yang ada jarak aman sisi tegangan tinggi adalah
= 750 mm dengan perkiraan panjang tangan manusia sekitar kurang lebih 500 mm. sehingga
dapat terhitung sangkar faraday sesuai dengan dimensi trafo yang digunakan.
: 4070 mm.
Lebar : (jarak aman trafo+panjang tangan manusia) x 2 + lebar trafo
: 3445 mm
: 1000 mm + 1630 mm
: 2630 mm
PERHITUNGAN CELAH VENTILASI PADA TRAFO
Dalam kerjanya transformator tidak lepas dari kerugian, salah satunya adalah panas.
Panas yang berlebihan pada trafo menyebabkan hal – hal yang tidak diinginkan antara lain
drop tegangan dan penurunan kualitas minyak trafo yang mengakibatkan tegangan tembus
minyak trafo turun. Sehingga dalam kinerjanya, trafo menuntut sistem pendinginan yang baik
salah satunya adalah sirkulasi udara, karena dalam perencanaan ini, trafo yang digunakan
diletakkan dalam ruangan (indoor). Untuk itu harus dihitung seberapa besar celah ventilasi
Menurut PUIL 2000, celah minimal suatu ventilasi trafo adalah 20 cm^2/kVA
terpasang. Celah ventilasi pada trafo dihitung pada saat load loses pada suhu 75° C dengan
loses sebesar 6500 Watt atau 6,5 kW. Data lain yang perlu diketahui adalah sebagai berikut:
Dengan data diatas dapat dicari volume udara yang dibutuhkan untuk mensirkulasi
panas adalah sebagai berikut:
860 Pv
V x(1 t1 )
1116 (t 2 t1 )
dimana:
sehingga:
860 .6,5 1
V x(1 .20)
1116 (35 20) 273
5590
V x(1 0,07326)
16740
V = 0,3094
V 0,31m 3 s
H
v
dimana:
H=ketinggian (m)
Koefisien tahanan aliran udara berbeda-beda tergantung pada kondisi daripada tempat
diletakkannya trafo itu sendiri.
Kondisi tempat ζ
Sederhana 4.....6
Sedang 7.....9
Sehingga:
3,5
𝑣= 9
𝑣 = 0,388
Maka dapat kita hitung celah ventilasi sebagai berikut:
V
qe (penampang celah udara yang masuk) :
v
0,31 m 3 s
qe : 0,798
0,388
Karena udara yang keluar memiliki temperatur yang lebih tinggi daripada udara yang
masuk yang diakibatkan proses pendinginan trafo dalam ruangan sehingga terjadi pemuaian
maka ventilasi udara keluar yang dibutuhkan harus lebih besar daripada celah ventilasi udara
masuk, dengan kata lain:
q A qe
Sehingga:
q A 1,1. qe
q A 1,1. 0,798
q A 0,877m 2
Nilai perhitungan diatas adalah nilai minimum, sehingga pemakaian ventilasi udara bisa
memakai ukuran yang lebih besar dari ukuran perhitungan diatas.
SEPATU KABEL
Pemilihan diameter sepatu kabel sesuai dengan diameter kabel atau penghantar yang
digunakan pada sisi out going trafo. Diameter kabel yang digunakan 120mm^2 maka diameter
sepatu kabel yang dipilih juga sebesar 120mm^2 dengan lubang sepatu kabel sesuai dengan
jumlah tarikan penghantar sebanyak 4 lubang(fasa),2 lubang(netral), dan 2
lubang(grounding).
PENGHANTAR
630 𝑘𝑉𝐴
In = 20 𝑘𝑉 𝑥
√3
= 18,18 A
In + cadangan = 21,8 A
In + 125% = 27,25 A
Derating Faktor
𝐼 𝑥 𝑙 𝑥 √3
∆𝑉(𝐷𝑟𝑜𝑝 𝑉𝑜𝑙𝑡𝑎𝑔𝑒) =
𝑋𝑥𝐴
159 𝐴 𝑥 50 𝑚 𝑥 √3
=
56 𝑥 25𝑚𝑚2
= 9,8 Volt
9,8 𝑉𝑜𝑙𝑡
% Volt = x 100%
380 𝑉𝑜𝑙𝑡
PENGHANTAR
630 𝑘𝑉𝐴
In = 20 𝑘𝑉 𝑥
√3
= 18,88 A
In + cadangan = 21,8 A
In + 125% = 27,25A
Derating Faktor
𝐼 𝑥 𝑙 𝑥 √3
3 ∆𝑉(𝐷𝑟𝑜𝑝 𝑉𝑜𝑙𝑡𝑎𝑔𝑒) =
𝑋𝑥𝐴
159 𝐴 𝑥 50 𝑚 𝑥 √3
=
56 𝑥 25𝑚𝑚2
= 9,8 Volt
9,8 𝑉𝑜𝑙𝑡
4 % Volt = x 100%
380 𝑉𝑜𝑙𝑡
Digunakan kabel yang sama degan kabel yang digunakan pada penghantar kubikel
PLN menuju kubikel pelanggan yaitu N2XSKY 3x1x25mm^2 dengan KHA 159 A.
RATING PENGAMAN
Berdasarkan total rekap daya, daya yang dibutuhkan sebesar 420 kVA.
420 𝑘𝑉𝐴
In beban = 0,38 𝑘𝑉 𝑥 = 638,14 A
√3
IKHA = 1435,35 A
114 𝑘𝑉𝐴
In beban = 0,38 𝑘𝑉 𝑥 = 173,20 A
√3
IKHA = 433 A
630 𝑘𝑉𝐴 𝑈𝑜 2
- In = = 957,18 A - 𝑍1 = = 174,27 mohm
√3 𝑥 0,38 𝐾𝑉 𝑃𝑠𝑐
957,18 𝑥 100
- IscT = = 23,92 kA - 𝑅1 = 𝑍1 x cos𝜃 x 10−3
4
= 0,02 mohm
- Psc = √3 x V x IscT - 𝑋1 = 𝑍1 x sin𝜃 x 10−3
= √3 x 20 KV x 23,92 kA = 0,17 mohm
= 828,61 MVA
B. Transformator
Diket :
S = 630 kVA
Pcu = 6,5 kW ( diketahui dari katalog trafo , load losses )
𝑃𝑐𝑢 𝑥 𝑈𝑜 2 𝑥 10−3
- 𝑅2 = 𝑆2
𝑈𝑠𝑐 𝑈𝑜 2
- 𝑍2 = 100 𝑥 = 9,16 mohm
𝑆
C. Penghantar
a) Kabel Utama
- Resistansi
Karena menggunakan penghantar 4x1x120mm^2 (luas penampang total 240mm^2)
maka 𝑅3 diabaikan.
- Reaktansi
- 𝑋3 = 0,12 x L = 0,12 x 50 m = 6:4 = 1,5 mohm
D. Busbar
a) Busbar Utama
- Resistansi
Busbar utama 𝑅3 diabaikan karena luas penampang >240 mm^2.
- Reaktansi
- 𝑋4 = 0,15 x L = 0,15 x 4 m = 0,6:3 = 0,2 mohm
b) Busbar cabang 1
Luas penampang < 240mm^2
- Resistansi
𝑙 2
- 𝑅42 = 𝜌 𝐴 = 22,5 x 200 = 0,225 mohm
- Reaktansi
- 𝑋42 = 0,15 x L = 0,15 x 2 m = 0,3:2 = 0,15 mohm
PENGAMAN UTAMA
𝑉
Isc =
√3√𝑅𝑡𝑜𝑡 2 +𝑋𝑡𝑜𝑡 2
380
Isc = = 38,01 kA
√3√𝑅𝑡𝑜𝑡 2 +𝑋𝑡𝑜𝑡 2
Dipilih pengaman ACB NW10 In 1000 65 kA merk Schneider
PENGAMAN CABANG 1
𝑉
Isc =
√3√𝑅𝑡𝑜𝑡 2 +𝑋𝑡𝑜𝑡 2
380
Isc = = 9,61 kA
√3√𝑅𝑡𝑜𝑡 2 +𝑋𝑡𝑜𝑡 2
Dipilih pengaman MCCB EZC400N In 300 A 36 kA merk Schneider
PEMILIHAN PERALATAN YANG DIGUNAKAN KUBIKEL
Type CT : ARM2/N2F
Panels type : IMC
Un CT (kV) : 24
Ith (kA) : 12,5
Time :1
Primary Current : 50 A
Secondary Current : 5-5 A
Secondary type : measure-protection
1st Secondary : 7,5VA cl.0,5s<10
2nd : 10VA 5P10
9) Peralatan proteksi dan metering.
Untuk keandalan peralatan dan proteksi digunakan SEPAM + SERIES 20.
KUBIKEL OUTGOING (DM1-A)
Type CT : ARM3/N2F
Panels type : DM1-DM2
Un CT (kV) : 24
Ith (kA) : 12,5
Time :1
Primary Current : 25-50 A
Secondary current : 5-5
Secondary type : measure-protection.
1st Secondary : 7,5VA cl.0,5s<10
2nd : 10VA 5P10
10) Peralatan proteksi dan metering.
Untuk keandalan peralatan dan proteksi digunakan SEPAM + SERIES 20.
KUBIKEL METERING (ICM 2)
Type VT : VR2Qn/S1
Panels type : CM
Un (kV) : 24
Primary voltage (kV) : 20kV/V3
Secondary voltage (kV) : 100V/V3
1st Secondary : 30 VA cl.05
2nd secondary : 10VA 5P10
6) Peralatan proteksi dan metering.
kWh meter double tariff + timer
kV meter + SSV
Pemilihan Perangkat atau Peralatan Pada Kubikel
Cara pengoperasian LBS bisa secara manual yaitu digerakkan melalui penggerak mekanis
yang dibantu oleh sisitem pegas dan pneumatic.pemilihan LBS ditentukan berdasarkan dengan
Rating arus nominal dan tegangan kerjannya :
KVA(trafo)
I 1,15
3 20kV
630kVA
I 1,15
3 20kV
= 20,91 A
Jika DS dioperasikan pada saat keadaan berbeban maka akan terjadi flash over atau
percikan-percikan api yang dapat merusak alat itu sendiri.
Fungsi lain dari disconnecting switch adalah difungsikan sebagai pemisah tegangan pada
waktu pemeliharaan dan perbaikan, sehingga dperlukan saklar pembumian agar tidak ada
muatan sisa.
KVA(trafo)
I 1,15
3 20kV
630kVA
I 1,15 = 20,91 A
3 20kV
630.000VA
I = 18,18 A
3 20.000V
Dari perhitungan diatas maka dipilih trafo arus dengan spesifikasi sebagi berikut:
1. Transformator ARM2/N2F
2. Single Primary Winding
3. Double Secondary Winding for measurement and protection
4. Arus rating 50A/5
5. Burden 7,5 VA
6. Class 0,5
7. t = 1s
8. Ith(kA) = 12,5 kA
2) Pemilihan Potential Transformer
Pemilihan trafo teganga dilihat berdasarkan tegangan dari sisi primer transformator yaitu
- Lift keadaan darurat dengan anggapan pada suatu kumpulan lift hanya satu lift yang
bekerja.
- Penerangan darurat.
- Beban tambahan.
= 504 kVA
Oleh karena itu, keluaran generator (kW/kVA) harus mampu memikul beban dasar
dan beban asut dari motor lain tanpa menimbulkan fluktuasi yang berlebihan pada tegangan
suplainya . Oleh karena itu dalam menjaga kontinuitasnya kerja beban yaitu beban prioritas
utama. Dimana beban prioritas tidak boleh off pada saat black out.
= 510 kVA
Genset dipilih yaitu tidak mampu dibebani 100%. Maka saat pemilihan genset, genset
= 612 kVA
PENGHANTAR
650 𝑘𝑉𝐴
In = 0,38 𝑥
√3
= 987,57 A
In + cadangan = 1185,08 A
In + 125% = 1481,25 A
5 Derating Faktor
𝐼 𝑥 𝑙 𝑥 √3
7 ∆𝑉(𝐷𝑟𝑜𝑝 𝑉𝑜𝑙𝑡𝑎𝑔𝑒) =
𝑋𝑥𝐴
1500 𝐴 𝑥 50 𝑚 𝑥 √3
=
56 𝑥 4 𝑥 120𝑚𝑚2
= 4,83 Volt
4,83 𝑉𝑜𝑙𝑡
8 % Volt = x 100%
380 𝑉𝑜𝑙𝑡
I KHA = 1481,25 A
IKHA = 1481,25
Arrester dipakai sebagai alat proteksi utama dari tegangan lebih. Karena kepekaan
arrester terhadap tegangan, maka pemakainya harus disesuikan dengan tegangan sistem.
Pemilihan lightning arrester dimaksudkan untuk mendapatkan tingkat isolasi dasar yang sesuai
dengan Basic Insulation Level (BIL) peralatan yang dilindungi, sehingga didapatkan
perlindungan yang baik. Pada pemilihan arrester ini dimisalkan tegangan impuls petir yang
datang berkekuatan 400 KV dalam waktu 0,1μs, jarak titik penyambaran dengan transformator
5 Km.
Pada jaringan tegangan menengah arrester ditempatkan pada sisi tegangan tinggi
(primer) yaitu 20 KV. Tegangan dasar yang dipakai adalah 20 KV sama seperti tegangan
pada sistem. Hal ini dimaksudkan agar pada tegangan 20 KV arrester tersebut masih
Tegangan sistem tertinggi umumnya diambil harga 110% dari harga tegangan nominal
Vmaks = 110% x 20 kV
Koefisien Pentanahan
Didefinisikan sebagai perbandingan antara tegangan rms fasa sehat ke tanah dalam
keadaan gangguan pada tempat dimana penangkal petir. Untuk menetukan tegangan
𝑉𝑚 22 𝑘𝑉
𝑉𝑟𝑚𝑠 = = = 15,56 𝑘𝑉
√2 √2
Dari persamaan di atas maka diperoleh persamaan untuk tegangan phasa dengan
𝑉𝑟𝑚𝑠 × √2 15,56 𝑘𝑉 × √2
𝑉𝑚(𝐿−𝐺) = = = 12,70 𝑘𝑉𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ𝑎𝑛
√3 √3
𝑉𝑚(𝐿−𝐺) 12,70 𝑘𝑉
= = = 0,82
𝑉𝑟𝑚𝑠 15,56 𝑘𝑉
Keterangan :
Tegangan kerja penangkap petir akan naik dengan naiknya arus pelepasan, tetapi
kenaikan ini sangat dibatasi oleh tahanan linier dari penangkap petir.
𝑒 400 𝑘𝑉
𝐸= = = 133,33 𝑘𝑉
𝐾 × 𝑥 0,0006 × 5 𝐾𝑚
Keterangan :
x = jarak perambatan
Harga puncak surja petir yang masuk ke pembangkit datang dari saluran yang dibatasi
oleh BIL saluran. Dengan mengingat variasi tegangan flashover dan probabilitas tembus
2𝑒 − 𝐸
𝐼=
𝑍+𝑅
Z adalah impedansi saluran yang dianggap diabaikan karena jarak perambatan sambaran
tidak melebihi 10 Km dalam arti jarak antara GTT yang satu dengan yang GTT yang lain
2 × 400 𝑘𝑉 − 133,33
𝐼= = 15,8 kA
0 + 42 Ω
Keterangan :
V =IxR
ea = Eo + (I x R)
Keterangan :
“Basic Impuls Insulation Level (BIL) level yang dinyatakan dalam impulse crest voltage
(tegangan puncak impuls) dengan standart suatu gelombang 1,5 x 40 μs. Sehingga
Harga puncak surja petir yang masuk ke pembangkit datang dari saluran yang dibatasi
oleh BIL saluran. Dengan mengingat variasi tegangan flasover dan probabilitas tembus
e = 1,2 x 125 KV
e = 150 KV
Basic Impuls Insulation Level (BIL) level yang dinyatakan dalam impulse crest voltage
(tegangan puncak impuls) dengan standart suatu gelombang 1,2/50 μs. Sehingga isolasi
atau lebih tinggi dari BIL tersebut. Sehingga dipilih BIL arrester yang sama dengan
Untuk mengitung dari margin perlindungan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut
= 94,5 %
Keterangan :
Berdasarkan rumus di atas ditentukan tingkat perlindungan untuk trafo daya. Kriteria
yang berlaku untuk MP > 20% dianggap cukup untuk melindungi transformator.
Penempatan arrester yang baik adalah menempatkan arrester sedekat mungkin dengan
peralatan yang dilindungi. Jarak arrester dengan peralatan Yang dilindungi digunakan
2 A x
Ep = ea +
v
2 4000 KV / s x
= 133,3 KV+
300m / s
8,3 = 26,6x
x = 0,31 m
terhubung dengan arrester yang tetap diletakkan di atas tiang melalui kabel tanah.
Pemilihan Arrester
Dalam hal ini pemilihan arrester yang digunakan untuk sistem tegangan menengah yaitu
arrester katup. Arrester ini terdiri dari atas beberapa sela percik yang dihubungkan seri
dengan resistor tak-linier. Resistor tak linier mempunyai tahanan yang rendah bila
dialiri arus besar dan mempunyai tahanan yang besar saat dialiri arus kecil. Resistor tak-
linier umumnya digunakan untuk arrester yang terbuat dari bahan silikon karbid. Kerja
arrester ini tidak dipengaruhi keadaan udara sekitar karena sela percik dan resistor tak-
Cut Out berfungsi untuk mengamankan transformator dari arus lebih. Cut out dipasang
pada sisi primer transformator, dalam menentukan cut-out hal-hal yang perlu dipertimbangkan
adalah:
Penggunaan CO tergantung pada arus beban, tegangan sistem, type sistem, dan arus
Dalam pemilihan Cut Out, teragantung dari pemakaian trafo apakah memakai minyak
atau trafo kering. Di dalam PUIL 2000 hal 190, apabila menggunakan trafo kering, In Co
630kVA
In CO = 125 % X
3 X 20kV
= 18,18 A
Rating tegangan : 24 kV
BIL : 150 kV
PERHITUNGAN DAN PENENTUAN GROUNDING
Untuk menghitung tahanan pentanahan maka terlebih dahulu menghitung Faktor pengali
(k) sesuai dengan metode yang dipilih yaitu :
1 1m
k= . Factor pengali untuk konfigurasi triangle.
3
Untuk menghitung factor pengali tersebut maka kita harus menghitung nilai-nilai yang
dibutuhkan yaitu :
1 L 1 1,5
x= = = 1,67
L 1,5
ln x ln 1,67
m= = =0,08
l 3
ln ln
r 6,18 x10 3
1 2m 1 1(0,08)
k= = = 0,36
3 3
Setelah melihat data-data tersebut maka tahanan pentanahannya dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut:
k 100 0,36
Rpt = =
2L 2 2
Rpt = 2,87
Dengan menggunakan metode triangle maka tidak membutuhkan elektrode yang terlalu
panjang.
PENTANAHAN ARESTER
Dalam perencanaan pentanahan ini metode yang digunakan adalah metode Triangle
untuk merencanakan metode pentanahan tersebut diketahui data-data sebagai berikut:
Diketahui
1 2m
k= . Factor pengali untuk konfigurasi triangle.
3
Untuk menghitung factor pengali tersebut maka kita harus menghitung nilai-nilai
yang dibutuhkan yaitu :
1 L 1 4
x= = = 1,25
L 4
ln x ln 1,25
m= = =0,03994
l 2
ln ln
r 0,0075
1 2m 1 2(0,03994)
k= = = 0,35996
3 3
k 100 0,35996
Rpt = =
2L 2 4
Rpt = 1,432
PENTANAHAN TITIK NETRAL TRAFO
Supaya batang elektroda tidak terlalu panjang maka dalam perencanaan pentanahan ini
metode yang digunakan adalah metode Triangle untuk merencanakan metode pentanahan
tersebut diketahui data-data sebagai berikut:
Diketahui
Luas penampang : 120 mm2
Diameter : 12,36 mm
r (jari-jari elektroda) : 6,18 mm (6,18 x 10-3 m)
L(panjang elektroda) : 1,5 meter
l (jarak antar elektroda) : 3 meter ( 2 x panjang elektroda)
Tahanan jenis tanah : 100 /meter (tanah Ladang)
Untuk menghitung tahanan pentanahan maka terlebih dahulu menghitung Faktor pengali
(k) sesuai dengan metode yang dipilih yaitu :
1 1m
k= . Factor pengali untuk konfigurasi triangle.
3
Untuk menghitung factor pengali tersebut maka kita harus menghitung nilai-nilai yang
dibutuhkan yaitu :
1 L 1 1,5
x= = = 1,67
L 1,5
ln x ln 1,67
m= = =0,08
l 3
ln ln
r 6,18 x10 3
1 2m 1 1(0,08)
k= = = 0,36
3 3
setelah melihat data-data tersebut maka tahanan pentanahannya dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut:
k 100 0,36
Rpt = =
2L 2 2
Rpt = 2,87