JARINGAN DISTRIBUSI
18/11/2014 1
Simple – Inspiring – Performing - Phenomenal
TUJUAN PEMBELAJARAN
• Setelah menyelesaikan pokok bahasan peserta
mampu memahami Kriteria desain jaringan
distribusi sesuai dengan aturan yang berlaku
diperusahaan
• Durasi : 8 Jam Pelajaran
2
PERHITUNGAN LISTRIK TERAPAN
4
KONSEP DASAR KONSTRUKSI
JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
5
Kriteria Minimum Elektrikal
• Pemenuhan batas jatuh tegangan maksimum yang ditolerir
sesuai ketentuan (SPLN).
• Faktor Distribusi Beban : dimaksudkan untuk optimalisasi
pembebanan jaringan berdasarkan sebaran beban
• Jangkauan Pelayanan : didasarkan atas batas Jatuh Tegangan
• KHA suatu Penghantar didasarkan kepada SNI 04-0225-2000
atau SPLN 70-4 : 1992
Perhitungan Jatuh Tegangan
• Dinyatakan baik dalam % atau dalam besaran Volt.
• Dalam persen
q
L I 200
V u
atau
L P 200
q 2
V u
mm 2
• Dalam volt
q
LP 2
V v
atau q
L I2
v
mm 2
Terminologi:
P : Beban dalam watt
f : Tegangan antar 2 saluran ( fasa - netral)
I : Arus beban.
V : Tegangan kerja
Contoh 1:
Pada ujung penghantar panjang 250 meter diberi beban 12 lampu @ 75 watt,
tegangan 115 volt. Rugi tegangan maksimum 2 %. Berapa penampang
saluran ?
q = L x P x 200 = 400 x (12 x 75) x 200 = 4.86 mm²
V² x ∆u x 115 x 115 x 2 x 50
PHB P1 = 14 A P2 = 16 A
Batasan rugi tegangan pada P2 adalah 2,5 Volt.
Misalkan rugi tegangan pada P1 = 1,5 Volt, pada L2 = 1 volt perhitungan di bagi
dua :
Penghantar L1
• Bila I diketahui
1,73 L I cos
q [mm ]2
v
1,73 L I cos
v [volt ]
q
• Bila P diketahui
L P
q 2
[mm ]
V v
Contoh 1:
Berapa rugi tegangan suatu motor 3 fasa, beban 190 Ampere dihubungkan dengan
saluran 3 fasa, panjang 150 meter ukuran Cu 3 x 95 mm².
I = 190 Ampere
Cos = 0,88
E = 220 Volt (fasa - fasa)
∆v = 1,73 x L x I xCos = 8,15 volt
xq
Atau = 8,15 x 100 % = 3,7 %
220
Contoh 2:
Saluran arus bolak-balik 3 fasa panjang 80 meter tersambung 20 lampu X 100 watt,
beban terbagi rata pada ke tiga fasa, tegangan pelayanan 190 Volt fasa-fasa.
Berapa penampang saluran jika rugi tegangan dibatasi 2 % ( 3,8 Volt)
q = L x U = 80 x 2000 mm² = 3,86 mm²
x∆VxE 56 x 3,8 x 190 -
u R X tan
sistemTM 102 PL %
u u2
u R X tan
sistemTR 105 PL %
u u2
Hasil kali P x L dinamakan momen listrik (M) dengan beban P pada jarak L dari
sumbernya. Jika jatuh tegangan sebesar 1 % maka momen listriknya disebut M1.
1 V2 Batasanya :
Pada TM : M1
100 R X tan 1. Beban fasa 3 seimbang di ujungpenghantar
2. Suhu Kerja 30o C [SU]; 20o C [SK]
1 V2
Pada TR : M1 3. R= 0,3 Ω/km [SU]; 0,1 Ω/km [SK]
= 105 R X tan
Momen listrik jaringan distribusi tegangan menengah saluran bawah tanah M 1% [MW.km].
Penampang cos
(mm ) 2
Fd = 1 P ΣP
Fd = 0,5
½L
sumber
L sumber
L
2/3 L
ΣP
Fd = 2/3 Fd = 1/3
1/3 L ΣP
Contoh : Penghantar AAAC, dgn beban I [A], L [kms], Δu = 5%, beban merata
(Fd=0,5), maka Penghantar/saluran boleh dibebani 2 kali I[A] atau 2 kali L[kms].
Dgn catatan tdk melampaui batas maksimum KHA Penghantar.
Jangkauan Pelayanan
Jangkauan Pelayanan suatu jaringan distribusi diperhitungkan
berdasarkan :
45
40
35
30
25
20
15 35mm2
70mm2 240mm
150mm 2
2
10
5
35 mm2 70 mm2
Limit Limit
1 2 3 4 5 6 7 8
Batasan Konstruksi :
– Saluran Udara
– Saluran Bawah Tanah
– Konfigurasi
Bila terjadi penyimpangan pada ketentuan tsb diatas, maka perlu memberlakukan faktor
koreksi terhadap KHA penghantar
Contoh 1:
Berapa rugi tegangan suatu motor 3 fasa, beban 190 Ampere dihubungkan dengan
saluran 3 fasa, panjang 150 meter ukuran Cu 3 x 95 mm².
I = 190 Ampere
Cos = 0,88
E = 220 Volt (fasa - fasa)
∆v = 1,73 x L x I xCos = 8,15 volt
xq
Atau = 8,15 x 100 % = 3,7 %
220
Contoh 2:
Saluran arus bolak-balik 3 fasa panjang 80 meter tersambung 20 lampu X 100 watt,
beban terbagi rata pada ke tiga fasa, tegangan pelayanan 190 Volt fasa-fasa.
Berapa penampang saluran jika rugi tegangan dibatasi 2 % ( 3,8 Volt)
q = L x U = 80 x 2000 mm² = 3,86 mm²
x∆VxE 56 x 3,8 x 190 -
JTM saluran udara dipakai umumnya untuk daerah dengan jangkauan luas, daerah
padat beban rendah atau daerah-daerah penyangga antara kota dan desa.
JTM saluran bawah tanah dipakai umumnya untuk daerah padat beban tinggi
(beban puncak lebih dari 2,5 MVA/km2 dengan luas minimal 10 km2) dengan
jangkauan terbatas.
Saluran bawah tanah selalu direncanakan dalam bentuk “loop” guna menghindari
pemadaman (black – out) akibat gangguan.
JTR dan Sambungan Pelayanan digunakan Saluran Udara dengan konfigurasi sistem
radial murni. Hanya pelanggan tertentu diberikan pasokan alternatif jika terjadi
pemadaman. Saluran bawah tanah hanya utk kabel naik, permintaan khusus di
daerah eksklusif (bisnis, perumahan) atau kebijakan ototitas setempat
Sistem Pembumian
• Pemilihan sistem pembumian tersebut merupakan
pertimbangan manajemen perancangan dengan
memperhatikan aspek :
a) Aman terhadap manusia
b) Cepatnya pemeliharaan gangguan/selektifitas penyulang yang
mengalami gangguan.
c) Kerusakan akibat hubungan pendek
d) Pengaruh terhadap sistem telekomunikasi
e) Pertimbangan teknis kepadatan beban.
Faktor a, c, d menghendaki arus gangguan rendah, sedangkan
faktor b menghendaki arus gangguan besar. Untuk faktor e, bila
kepadatan beban tinggi maka sebaiknya digunakan SKTM
dengan tahanan pembumian minimal 12 ohm.
Sistem Pembumian GI
• Sistem Pembumian TM pada Trasformator GI :
– Pembumian dengan tahanan 12 Ohm untuk sistem SKTM
– Pembumian dengan tahanan 40 Ohm untuk sistem SUTM, atau campuran
antara SKTM dan SUTM.
– Pembumian dengan tahanan 500 Ohm untuk sistem SUTM.
– Pembumian langsung /solid grounded
– Tanpa pembumian/sistem mengambang/ungrounded
• Parameter Lingkungan
Parameter lingkungan yang harus dipenuhi oleh komponen
adalah :
• Iklim/musim
• Suhu keliling
• Besarnya curah hujan
• Kelembaban relatif
• Ketinggian dari permukaan laut
• Kecepatan Angin
• Tingkat dan jenis Polusi
Parameter-Parameter Rancangan Konstruksi (3)
• Parameter Material
Parameter konstruksi komponen harus diperhatikan agar tidak
terjadi kegagalan konstruksi :
• Beban kerja (Working load)
• Ukuran / dimensi peralatan
• Penggunaan indoor / outdoor
• Prosedur / tata cara konstruksi
• Spesifikasi teknis konstruksi
• Kemudahan pemakaian alat kerja
• Proteksi terhadap kontaminasi
Kriteria Desain Konstruksi SUTM (1)
• Konstruksi dan Jarak Antar Tiang
• Konstruksi Pembumian
• Konstruksi Fused Cut-out (FCO)
• Konstruksi Penghantar Bumi (Shield Wire)
• Konstruksi Penghantar Netral TM
• Kelengkapan Penghantar
• Jarak Aman (Safety Distance)
• Konstruksi Proteksi Petir
• Konstruksi Kabel Pilin Tegangan Menengah
• Sambungan Kabel Dengan Saluran Udara
• Sambungan Kawat Konduktor
• Komponen Konstruksi Jaringan
Kriteria Desain Konstruksi SUTM (2)
• Konsep Perencanaan :
Aspek Proteksi :
• Untuk mengurangi luasnya dampak pemadaman akibat gangguan dipasang
fasilitas-faslitas Pole Top Switch / Air Break Switch, PBO, SSO, FCO pada posisi
tertentu.
• Kawat tanah (shield wire) pada daerah terbuka dan padat petir, untuk
mengurangi gangguan akibat sambaran petir langsung.
• Pembumian BKTdan BKE pada tiap-tiap 4 tiang atau pertimbangan lain dengan
nilai pentanahan tidak melebihi 10 Ohm.
– Konstruksi SKTM
• Sesuai standar pabrik, kabel tanah pada kondisi tanah (specific
thermal resistivity of soil) 1000C cm/w dengan kedalaman 70 cm,
untuk penggelaran 1 kabel mempunyai Kemampuan Hantar Arus
(KHA) 100 %. Jika kondisional tersebut tidak erpenuhi, maka harus
memperhitungkan faktor koreksi KHA
Konsep Perencanaan SKTM (4)
S
FCO
LA
Trafo
PHB TR
Σ
Pemasangan LA & FCO
– Pemasangan LA sebelum FCO
• Keuntungannya : Pengamanan terhadap surja petir tidak
dipengaruhi oleh kemungkinan FCO putus.
• Kerugiannya : - Kegagalan LA memadamkan sistem penyulang
- Penghantar LA lebih panjang
– Pemasangan LA setelah FCO
• Keuntungan : Jika LA rusak atau gagal, FCO putus tidak
memadamkan sistem SUTM
• Kerugian : fuse link rentan terhadap surja petir
5 KA – 10 KA
Gardu Distribusi (3)
HRC F
IN
out PHB . TR
Area Pelayanan Gardu (1)
• Jarak Aman
Sambungan Tenaga Listrik Tegangan Rendah tidak boleh terjangkau
oleh tangan, menghalangi lalu lalang kendaraan, kabel tidak boleh
menyentuh bangunan dan pohon.
APP
Pelanggan
Sambungan Tenaga Listrik Tegangan Menengah (2)
S FCO
S FCO
LA
LA
APP
APP
Pelanggan Pelanggan
Sambungan Tenaga Listrik Tegangan Menengah (3)
PMT dengan
Directional Rele
TERIMA KASIH
18/11/2014 70