Anda di halaman 1dari 12

JURNAL PRAKTEK

INSTALASI DISTRIBUSI

Nama : Da’siah Rahmawati

NIM : 2018-71-055

Kelas :B

Tgl Praktek : Senin, 16 November 2020

Tgl Presentasi : 21 Desember 2020

Jurusan : D-III Teknologi Listrik

Asisten : Muhammad Rifqi Hanif

LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN


PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
JAKARTA
2020
DA’SIAH RAHMAWATI 2018-71-055

SURVEY LOKASI

Da’siah Rahmawati 2018-71-055

Praktikum Instalasi Distribusi

Kelas B

dasiah1871055@itpln.ac.id

ABSTRAC

One part of the process of supplying electricity to electricity consumers is the distribution network
operation. Because the distribution network system is the meeting point of electric power users with
the electric power distribution system. One of the components that require a large cost in the
distribution of medium voltage overhead lines is a conductor. Therefore, careful planning analysis
is needed in order to determine the type of conductor size that is most appropriate and in accordance
with the needs of the customer's electrical load demand, in order to obtain an economical cost.
Distribution is a part of the electric power system that transmits the voltage from the substation to
the distribution substation which is then distributed to electricity users (consumers). Medium voltage
line or also called Medium Voltage Network (JTM). Functioning to supply electricity directly to the
center (mouth) of the load, the Medium Voltage Network is also known as a feeder.

Keywords: Power, electricity, distribution

ABSTRAK

Salah satu bagian dari proses penyediaan tenaga listrik bagi konsumen pelanggan listrik adalah
operasi jaringan distribusi. Karena sistem jaringan distribusi merupakan titik pertemuan dari para
pemakai tenaga listrik dengan sistem penyaluran tenaga listrik. Salah satu komponen yang
memerlukan biaya yang besar pada distribusi saluran udara tegangan menengah adalah penghantar
(konduktor). Oleh karena itu, diperlukan analisa perencanaan yang matang agar dapat ditentukan
jenis ukuran konduktor yang paling tepat dan sesuai dengan kebutuhan permintaan beban listrik
pelanggan, sehingga didapat juga biaya yang ekonomis. Distribusi adalah bagian dari sistem tenaga
listrik yang menyalurkan tegangan listrik dari gardu induk ke gardu distribusi yang kemudian
disalurkan ke pemakai tenaga listrik (konsumen). Saluran tegangan menengah atau disebut juga
Jaringan Tegangan Menengah (JTM). Berfungsi menyalurkan listrik langsung ke pusat (mulut)
beban, maka Jaringan Tegangan Menengah biasa disebut juga sebagai penyulang (feeder).

Kata kunci : Tenaga, listrik, distribusi

LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK | 1


DA’SIAH RAHMAWATI 2018-71-055

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Suatu sistem tenaga listrik biasanya terbagi atas tiga bagian utama, yaitu pusat pembangkit,
saluran transmisi, dan distribusi. Pusat-pusat pembangkit listrik ada beberapa macam meliputi :
PLTA, PLTU, PLTD, PLTG dan lain-lain, tenaga listrik yang dibangkitkan kemudian disalurkan
melalui sistem penyaluran distribusi tenaga listrik dari pusat pembangkit kepusat kepusat beban.
Setelah melewati saluran transmisi maka tenaga listrik akan memasuki Gardu Induk (GI), disini
tegangannya diturunkan dengan trafo penurun tegangan (step down transformer) menjadi tegangan
distribusi primer dengan besarnya adalah 20 kV, dan 6 kV. Setelah melewati saluran distribusi
primer tenaga listrik diturunkan lagi tegangannya oleh trafo distribusi menjadi tegangan rendah
dengan tegangan 380/220 Volt atau 220/127 Volt sebagai Jaringan Tegangan Rendah (JTR) dan
kemudian disalurankan ke konsumen dengan Sambungan Rumah (SR). (SPLN 72 :1987 )

Banyak pilihan untuk penggunaan alat survey dari yang paling modern sampai pada yang
paling sederhana. Yang paling modern adalah dengan menggunakan GPS ( Global ), yaitu dengan
menggunakan alat berteknologi tinggi yang dapat menentukan titik koordinat bumi berdasarkan
satelit, selain itu ketinggian kultur tanah pada titik juga dapat terdata dengan baik. Cara yang lain
menggunakan Teodolit atau sering disebut alat ukur tanah dengan hasil titik- titik yang ditentukan
sesuai dengan koordinat yang ditentukan mulai dari titik awal, ketinggian kultur tanahpun disini juga
terdata.

1.2 Tujuan Praktek

Dapat menentukan lintasan lokasi pemasangan konstruksi saluran distribusi tegangan menengah /
rendah melalui saluran udara

2. LANDASAN TEORI

2.1 Teori Modul


2.1.1 Fungsi Survey

Fungsi utama dari survey adalah untuk menentukan route / lintasan konstruksi dari suatu jaringan
yang akan dipasang. Ada beberapa hal hasil survey yang sudah berupa gambar rencana dapat
dimanfaatkan :

- Oleh Perencana : Menentukan titik-titik tempat yang akan dipasang konstruksi serta jenis
konstruksinya dengan menyesuaikan arah lintasan maupun kondisi geografis

- Oleh Pelaksana : Diperlukan bila titik - titik yang dibuat oleh perencana dengan memberi
patok ternyata hilang atau tidak ada, maka dengan menggunakan gambar rencana yang sudah ada,
titik- titik tersebut dapat dicari Kembali.

2.1.2 Pelaksanaan Survey

 Lintasan konstruksi jaringan diusahakan merupakan garis lurus dari titik awal sampai titik ujung
 Permukaan tanah dipilih antara satu titik ke titik lainnya mempunyai ketinggian yang sama atau
berbeda dengan selisih sekecil-kecilnya

LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK | 2


DA’SIAH RAHMAWATI 2018-71-055

 Titik - titik yang ditentukan berada dipinggir jalan


 Hindarkan jaringan berdekatan dari benda-benda lain (bangunan, pohon) hingga jarak amannya
tidak terflalu kecil dari yang ditentukan.
 Pelaksanaan dilakukan oleh minimal tiga orang

2.1.2 Peralatan survey

Banyak pilihan untuk penggunaan alat survey dari yang paling modern sampai pada yang paling
sederhana. Yang paling modern adalah dengan menggunakan GPS ( Global ), yaitu dengan
menggunakan alat berteknologi tinggi yang dapat menentukan titik koordinat bumi berdasarkan
satelit, selain itu ketinggian kultur tanah pada titik juga dapat terdata dengan baik. Cara yang lain
menggunakan Teodolit atau sering disebut alat ukur tanah dengan hasil titik- titik yang ditentukan
sesuai dengan koordinat yang ditentukan mulai dari titik awal, ketinggian kultur tanahpun disini juga
terdata. Sedangkan cara yang paling sederhana tetapi sebenarnya cukup efektip untuk melakukan
survey untuk lintasan jaringan distribusi, dimana jarak antara satu titik ke titik lain tidak terlalu jauh
dan ketinggian kultur tanah bias dicarikan dengan selisih yang tidak terlalu ekstrim.

Untuk uji coba survey akan digunakan peralatan yang sederhana yaitu :

- Kompas Berfungsi untuk menunjukkan arah lintasan, yaitu dengan cara menentukan sudut antara
satu titik ke titik lainnya

- Rol meter / walking meter Berfungsi untuk mengetahui jarak antara satu titik ke titik lainnya

-Jalon Sebatang kayu atau logam yang digunakan sebagai titik untuk membidik sudut.

2.1.3 Langkah-Langkah Survey untuk Perencanaan


a. Penentuan titik-titik arah lintasan
Menentukan titik - titik penting, yaitu titik yang satu dengan lainya merupakan garis lurus. Titik-
titik tersebut dipasang patok.
Titik a, b, c, d, e dan f disamping merupakan titik terpenting, maka perlu diperhatikan ketinggian
tanah dan perkiraan tiang yang akan dipasang. Untuk itu pada gambar sket atau catatan yang
dibuat harus bisa ditandai. Misal antara b dan c permukaan tanah
sangat rendah, maka kita harus mengambil kesimpulan tiang antara b dan c, kita pilih tiang yang
lebih panjang daripada yang lainnya.
U
E
A C D
B

b. Pengukuran Jarak Lintasan F

Mengukur jarak antara titik penting dan membaginya menjadi titik antara, dengan jarak ,untuk
jaringan SUTM antara 40 m sampai dengan 50 m. Untuk jarak yang melebihi ketentuan tersebut
maka dibutuhkan konstruksi yang khusus. 10
40
m
0 B 0 0 0 38
36 0 35 0 40 38 0 42 40 m 10
L0
48

LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK | 3


DA’SIAH RAHMAWATI 2018-71-055

c. Pengukuran Sudut Lintasan

Penggunaan Kompas

 Bila kompas kita pegang menuju sasaran, sedang angka menunjuk 0 °, maka sudut yang
dibentuk oleh sasaran adalah 0 ° , berarti sasaran utara.
 Bila sasaran kita ubah dan angka menunjuk 90° , berarti sasaran timur.
U=0

B = 2700 T = 900

S = 1800

Jarum Kompas

Mengukur Sudut Titik Penting

8 9

10 10
2

2
U
1

d. Pematokan 0

Cara yang sederhana pada pekerjaan pematokan bisa kita lakukan sebagai berikut :

Bila titik penting a, b, c, d, e, dan f sudah ditentukan tinggal kita tentukan apakah diantara titik- titik
yang berhubungan itu dapat dipasang jaringan yang lurus atau tidak

Kita berdiri di titik a menghadap ke b maka bila titik 02 dan 03 berada dalam satu garis berarti
jaringan akan lurus,

contoh :

01 ===> 02 = 1000 sudut ini adalah sudut antara arah

utara & arah jaringan 02 ===> 03 = 1000

03 ===> 04 = 1000
Berarti titik 01 s.d. 04 berada dalam satu garis (lurus)

Selanjutnya kita berdiri di titik b menghadap ke c titik 05 dan 06 sebagai garis maka bisa kita
simpulkan bahwa antara titik 04 : 03 : 07 segaris (lurus). Dalam contoh sudut yang terbaca 73°, ini
berarti bahwa antara titik a, b dan c terjadi pembelokan ke arah kiri sebesar 100°- 73° = 27° (lihat
gambar)

LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK | 4


DA’SIAH RAHMAWATI 2018-71-055

Dengan langkah yang sama maka dapat kita gambarkan seluruh rencana jaringan yang kita inginkan
Pengukuran jarak dapat kita gunakan dengan rol meter atau walking meter.. Bila gambar jaringan
telah diketahui sudut belok, jarak dan tempat-tempat yang harus menggunakan tiang panjang /
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
pendek serta titik - titik penting, maka dengan mudah kita menentukan pemilihan konstruksi dengan
bantuan standar yang berlak 10L0 E
80
10L0
80
10L0
A C
0 B 0
0 0 0 80 D
0 0 0 0 73 97 97 97
10 10 73 73 18
10
10R0
18

e. Hasil Survey

Data yang dihasilkan dari survey adalah gambar rencana yang berisi antara lain :

 Gambar lintasan, berupa garis-garis dengan sudut belokan-belokan dan jarak yang di skala
 Gambar dan catatan kondisi geografis lokasi lintasan jaringan
 Catatan kondisi lingkungan lokasi lintasan jaringan

3. METODE PRAKTEK

3.1 Alat dan Perlengkapan Praktek

Alat dan Bahan :

1. Jalon
2. Kompas
3. Walking - meter / Rol – meter
4. Kertas dan alat tulis

Alat Keselamatan Kerja dan Pelindung Diri


 Topi pengaman / Helm
 Kaca mata pelindung sinar matahari
 Sepatu kerja

3.2 Langkah Praktek

LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK | 5


DA’SIAH RAHMAWATI 2018-71-055

1. Menentuan titik-titik arah lintasan antara dimulai konstruksi pertama sam pai dengan yang
terakhir
2. Mengukur jarak lintasan dengan menggunakan walking meter atau rol meter sesuai yang
ditentukan standar konstruksi
3. Mengukur Sudut Lintasan antara satu titik dengan titik lainnya dengan menggunakan kompas
4. Melaksanakan pematokan titik yang akan dipasang tiang konstruksi saluran udara
5. Buatlah gambar skema dari data hasil pengukuran dengan skala yang dapat digambar pada
kertas ukuran A3

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data

4.2 Analisa

Berdasarkan praktikum Instalasi Distribusi yang telah dilakukan secara online pada tanggal
16 November 2020, dengan judul “Survey Lokasi”. Maka Analisa yang didapat pada praktikum ini
berdasarkan tujuan dalam modul ini adalah menentukan lintasan lokasi pemasangan konstruksi
saluran distribusi tegangan menengah / rendah melalui saluran udara. Untuk permukaam tanah yang
lebih tinggi maka tiangnya agak dipendekkan. Dalam melakukan survey ini membutuhkan 2 orang.
Adapun peralatan dalam melakukan survey ini yaitu Jalon merupakan tongkat dengan ujung runcing,
berguna sebagai penanda titik yang akan di tembak sudutnya, Jalon merupakan pasangan alat
theodolite berfungsi untuk membantu dalam pelurusan dalam mengukur.dan Jalon ini sebatang kayu
atau logam untuk menentukan titik sudut. Kompas adalah sebuah alat dengan komponen utamanya
jarum dan lingkaran berskala. Salah satu ujung jarumnya dibuat dari besi berani atau magnet yang
ditengahnya terpasang pada suatu sumbu. Berfungsi untuk menentukan arah sudut, setelah
menetukan lokasi atau lintasan garis lurus, lalu menentukan sudut dengan menggunakan kompas
sudut, walking – meter berfungsi untuk mengukur yang akan dibangun SKTM / Rol – meter
berfungsi untuk mengetahui jarak antara satu titik ke titik lain dan untuk konstruksi kabel. Dan untuk
mengukur jarak secara akurat dengan menggunakan rol meter dan kertas dan alat tulis.

Pada kondisi geografis perlu juga dicatat, misalkan pada titik B ke titik tanah yang lebih
rendah dibandingkan titik c. untuk mengukur jarak secara akurat lebih baik menggunakan rol meter.

LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK | 6


DA’SIAH RAHMAWATI 2018-71-055

Kalau pada walking meter harus diusahakan kondisi tanah nya dalam keadaan rata atau tidak ada
gelombang. Pada titik 1-4 merupakan garis lurus untuk memiliki nilai sudut yang sama (pada
pematokan). Kemudian pada modul 1 ini terdapat putaran video mengenai survey lokasi. Adapun
alat dan bahan yaitu memakai alat pelindung diri (APD) seperti helm, sarung tangan, dan pakaina
praktek. Kemudian ada alat-alat untuk menentukan pendirian lokasi titik tiang distribusi yaitu ada
walking meter di mana digunakan untuk mengukur jarak yang digunakan atau yang dibangun adalah
SKTM kabel tanah dan juga mengukur landau tanah akan terhitung. Kemudian ada roll meter
berfungsi untuk jika mendirikan tiang SUTR dan berfungsi untuk mengukur jarak nya. Kemudian
terdapat 2 jalon atau pasak untuk menentukan titi kantar titik dari jarak yang kita ukur. Kompas sudut
berfungsi untuk mengukur sudut antar titik satu dengan titik berikutnya agar dapat menentukan jenis
konstruksi tiang yang akan dibangun.

Untuk menentukan survei lokasi Langkah pertama kita Tarik antara jarak tiang A dan tiang
B, lalu ukur dengan menggunakan walking meter dan roll meter. Lalu tentukan sudut dengan
menggunakan kompas di sini terdapat 2 orang yang menggunakan kompas. Pada orang pertama
sebagai sudut utama dan pada orang kedua sebagai sudut bantu. Pada sudut orang kedua ini besar
nya lebih besar 180⸰ dari pada sudut orang pertama. Setelah itu kita catat besar orang sudut pertama
dan sudut kedua. Serta jarak yang telah kita ukur dengan menggunakan roll meter dan walking meter.
Lalu kita mendirikan sebanyak 6 tiang dan melakukan sebanyak 5 pengukuran. Selanjutnya kita
Tarik titik selanjutnya di titik B ini kita Tarik menuju titik C. Lalu kita ukur dengan menggunakan
roll meter dan walking meter. Lalu kita tentukan sudutnya, sudut pada orang pertama ini harus
berselisih 180⸰ dengan sudut orang kedua. Setelah sesuai kita ukur ke titik selanjutnya titik C, ke titik
D dan kita ukur menggunakan roll meter dan walking meter lagi, setelahnya kita tentukan sudut lagi.
Setelah sudut sesuai kita pindahkan tiang nya ke tiang selanjutnya. Lalu ukur tiang D ke tiang E kita
Tarik roll meter dan walking meter seperti tadi dan kita tentukan sudutnya . setelah sudutnya sesuia
kita pindah ke titik selanjutnya, setelah kita ukur pada tiang E ke tiang F, lalu ukur dengan
menggunakan walking dan roll meter. Lalu tentukan sudutnya setelah itu kita rangkum semua data
yang telah kita dapatkan di titik 5 tadi dan catat di titik utama dan titik bantu serta jarak dan
pengukuran menggunakan roll dan walking meter tadi.

Pada data pengamatan dari praktek survey lokasi didapatkan 5 kali pengukuran yang pertama
pada titik A-B jarak SUTR 37,7 m sedangkan pada SKTM jaraknya 38,1 m kemudian sudutnya 0⸰ -
180⸰, maksudnya adalah 0 itu didapat dari titik A-B. dari kompas sebesar 0⸰ lalu dari B sebesar 180⸰
untuk memastikan bahwa orang yang di A itu sebesar 0⸰. Dan pada titik A-B merupakan titik awal
jadi tidak ada selisih sudut dan merupakan garis lurus. Kemudian pada titik B-C jarak SUTR 39,6 m
sedangkan pada SKTM jaraknya 39,9 m kemudian sudutnya 0⸰ - 180⸰, dan selisih sudutnya 0⸰. Di
mana pada titik A-C ini masih garis lurus. Kemudian pada titik C-D jarak SUTR 34 m sedangkan
pada SKTM jaraknya 34,6 m kemudian sudutnya 5⸰ - 185⸰ maksudnya adalah dapat 5⸰ itu dilihat
dari titik C-D sedangkan pada 185⸰ itu dilihat dari titik D-C, dan selisih sudutnya 5⸰ itu didapat dari
pengurangan antara 0-5 atau 5-0. Kemudian pada titik D-E jarak SUTR 26 m sedangkan pada SKTM
jaraknya 26,5 m kemudian sudutnya 55⸰ - 235⸰ maksudnya adalah dapat 55⸰ itu dilihat dari titik D-
E sedangkan pada 235⸰ itu dilihat dari titik E-D, dan selisih sudutnya 50⸰ itu didapat dari
pengurangan antara 5-55⸰ atau 55 - 5⸰. Kemudian pada titik E-F jarak SUTR 29,8 m sedangkan pada
SKTM jaraknya 30 m kemudian sudutnya 350⸰ - 170⸰ maksudnya adalah dapat 350⸰ itu dilihat dari
titik E-F sedangkan pada 170⸰ itu dilihat dari titik F-E, dan selisih sudutnya 65⸰(360⸰ - 295⸰) itu
didapat dari pengurangan antara 55⸰ - 350⸰ = 295⸰ dimana jenis konstruksi tiang tidak ada. Bahwa

LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK | 7


DA’SIAH RAHMAWATI 2018-71-055

selisih sudut menentukan konstruksi tiang. Dari 15⸰-30⸰, 30⸰-60⸰, 60⸰-90⸰. Merupakan konsruksi
tiang. Dan 65⸰ itu dari 350⸰(sudut lingkaran penuh). Dan 285⸰ dikurangi dari satu lingkaran penuh
sebesar 350 = 65⸰. Merupakan range dari 60⸰-90⸰ jenis konstruksi tiang.

Dan dari data survey lokasi tersebut kita dapat menentukan jenis tiangnya. Pada titik A-D
merupakan jenis konstruksi masih sama (range dari 30⸰-60⸰). Pada titik D-E jenis konstruksi sudah
berbeda dan pada titik E-F jenis konstruksi berbeda yaitu sudutnya 65⸰. Kemudian di titik A-B selisih
orang 180⸰ karena kalau dilihat dari garis lurus 180⸰ dibutuhkan 2 orang dan orang peretama harus
melihat dari orang kedua dengan dibantunya orang kedua tersebut. Maka dikompas ada 2 skala di
mana skala yang dilihat yaitu (dari titik A-B) sedangkan skala kecil adalah (titik B-A). pemasangan
tiang listrik harus 1/6 dari tiang. Jika pasang dari kondisi tanah yang berbeda-beda atau tanah yang
landau. Maka untuk pemasangan tiang , maka tinggintiang dalam kondisi masing-masing baik dari
tiang yang ditinggikan atau tanahnya diratakan. Salah satu bagian dari proses penyediaan tenaga
listrik bagi konsumen pelanggan listrik adalah operasi jaringan distribusi. Sistem distribus
imerupakan titik pertemuan dari para pemakai tenaga listrik dengan sistem penyaluran tenaga listrik.

Distribusi adalah bagian dari sistem tenaga listrik yang menyalurkan tegangan listrik dari
gardu induk ke gardu diatribusi yang kemudian disalurkan ke pemakai tenaga listrik (konsumen).
Saluran tegangan menengah atau disebut juga Jaringan Tegangan Menengah (JTM). Berfungsi
menyalurkan listrik langsung ke pusat (mulut) beban, maka Jaringan Tegangan Menengah biasa
disebut juga sebagai penyulang (feeder). SKTM disebut saluran kabel tegangan menengah karena
kawat hantarnya berisolasi penuh (kabel) dan berada di dalam tanah. Saluran Udara Tegangan
Rendah SUTR merupakan jaringan kawat yang berisolasi maupun tidak berisolasi. Bagian utama
dari SUTR kawat tak berisolasi adalah tiang listrik (besi, beton). Cross Arm, Isolator dan penghantar
Alumunium / Tembaga (Cu). Beberapa alasan mengapa akan dibangun penyulang Saluran Kabel
Tegangan Menengah (SKTM) antara lain adalah karena SKTM tidak mudah mengalami gangguan,
tidak mengganggu keindahan lingkungan karena berada dibawah tanah dan tidak mudah dipengaruhi
oleh cuaca (hujan,petir, dll), dan faktor keselematan jiwa terjamin karena tidak akan terjangkau
masyarakat. Dibalik itu juga ada beberapa kekurangan jika dibangun SKTM antara lain biaya untuk
membangun SKTM tergolong mahal dibandingkan SUTM, jikalau mengalami gangguan maka itu
adalah gangguan permanen, pencarian lokasi gangguan jauh lebih sulit dibandingkan SUTM, Untuk
tipe konstruksi yang akan dirancang adalah tipe jaringan spindle.

4.3 Tugas Akhir

1. Buatlah denah dari data pengamatan dengan skala SUTR dari data pengamatan tiang ke tiang
panjangnya berapa dam gambar denah sesuai data pengamatan sumber titik-titik, Panjang, selisih
sudut dan gambar di kertas A3!
Jawab : Terlampir

LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK | 8


DA’SIAH RAHMAWATI 2018-71-055

KESIMPULAN DAN SARAN

Jadi, kesimpulan yang dapat saya ambil dari Praktikum Instalasi Bangunan ini adalah :
1. Pada data pengamatan dari praktek survey lokasi didapatkan 5 kali pengukuran yang pertama
pada titik A-B, titik B-C, titik C-D, titik D-E, dan titik E-F.
2. Dan dari data survey lokasi tersebut kita dapat menentukan jenis tiangnya. Pada titik A-D
merupakan jenis konstruksi masih sama (range dari 30⸰-60⸰). Pada titik D-E jenis konstruksi
sudah berbeda dan pada titik E-F jenis konstruksi berbeda yaitu sudutnya 65⸰.
3. SKTM disebut saluran kabel tegangan menengah karena kawat hantarnya berisolasi penuh
(kabel) dan berada di dalam tanah. Saluran Udara Tegangan Rendah SUTR merupakan jaringan
kawat yang berisolasi maupun tidak berisolasi. Bagian utama dari SUTR kawat tak berisolasi
adalah tiang listrik (besi, beton). Cross Arm, Isolator dan penghantar Alumunium / Tembaga
(Cu).

Saran

Disarankan dengan berlangsung nya praktikum secara daring ini Asisten laboratorium Distribusi
Dan Pemanfaatan Tenaga Listrik lebih detail lagi dalam menjelaskan ketika sedang berlangsung
nya praktikum online. Serta tidak terlalu cepat saat mempraktikkan dan memaklumi jika
praktikkan bermasalah dengan jaringan data. Dengan memahami hasil dari Praktikum Instalasi
Distribusi ini, diharapkan praktikan atau mahasiswa dapat mengaplikasikan atau menciptakan
karya ataupun menerapkan nya dari praktikum yang telah dilakukan dalam kehidupan sehari-
hari.

LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK | 9


DA’SIAH RAHMAWATI 2018-71-055

UCAPAN TERIMA KASIH

Saya selaku pembuat jurnal ini : Da’siah Rahmawati ( 2018-71-055) mengucapkan syukur kehadirat
ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya, sehingga saya dapat menyelesaikan
jurnal ini. Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Novi Gusti Pahiyanti, ST., M.T. selaku Dosen
Praktikum Instalasi Distribusi, serta para Asisten laboratorium Distribusi Dan Pemanfaatan Tenaga
Listrik IT-PLN Jakarta yang telah membimbing dalam pelaksanaan praktikum daring ini. Terima
kasih juga kepada teman-teman sekelompok praktikum baik secara langsung ataupun tidak langsung
telah membantu dalam proses terselesaikannya jurnal ini.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Arismunandar A & Kuwahara S. 1991. Teknik Tenaga Listrik, Jilid III, Jakarta. PT.
Pramadnya Paramita,Dake, J.M. 1985. Hidrolika Teknik. Jakarta: Erlangga.
[2] BSN. 2000, Peraturan Umum Instalasi Listrik 2000.Jakarta : Yayasan PUIL
[3] Darsono dan Panidjo, A., 1980. Petunjuk Praktek Listrik 2. Jakarta : Depdikbud, Direktorat
Pendidikan Menengah Kejuruan
[4] Gunter SG. 1987. Electrical Installation Handbook. Volume 1. England .Siemens.
[5] Heru S & Sulaeman. 2009. Materi SErtifikasi Pelatihan Keahlian Teknik Listrik. Jakarta.
Asosiasi Profesionalis Elektrikal Indonesia ( APEI).
[6] Indra Dan Kamil, 2011, Analisis System Instalasi Listrik Rumah Tinggal Dan Gedung Untuk
Mencegah Bahaya Kebakaran, Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Jakarta, Depok.
[7] Ismansyah, 2010, Perancangan Instalasi Listrik Pada Rumah Dengan Daya Listrik Besar,
Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Depok.
[8] Modul Praktikum Instalasi Bangunan D-III Teknologi Listrik IT – PLN Jakarta
[9] PUIL. 2000. Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000). Yayayan PUIL.
Jakarta..
[10] Panitia PUIL, SNI 04-0225-2000. ”persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000”. Jakarta:
Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan.
[11] Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000). Penerbit Yayasan PUIL.
Jakarta.
[12] Sudarto. 1987. Teknik Perencanaan dan Pemasangan Instalasi Listrik. Penerbit Karya
Remaja. Bandung.
[13] P. Van Harten, Ir. E. Setiawan. 2002. ”Instalasi Listrik Arus Kuat 2”. Jakarta: Trimitra
Mandiri.
[14] Suryatmo, Teknik Listrik Instalasi Penerangan, Rineka Cipta, Jakarta. 2004
[15] Suryatmo, Dasar-dasar Teknik Listrik, Rineka Cipta, Jakarta. 1996
[16] Sugandi, I., dkk., 2001, Panduan Instalasi Listrik untuk Rumah. Jakarta : Yayasan
Usaha Penunjang Tenaga Listrik
[17] Suryatmo, F., 1997, Teknik Listrik Pengukuran Dan Elektronika. Jakarta : Bumi
Aksara

LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK | 10

Anda mungkin juga menyukai