Anda di halaman 1dari 13

JURNAL PRAKTEK

PERALATAN KONTROL DAN INSTRUMEN

Nama : Da’siah Rahmawati

NIM : 2018-71-055

Kelas :B

Tgl Praktek : Jum’at, 20 November 2020

Tgl Presentasi : 27 November 2020

Jurusan : D-III Teknologi Listrik

Asisten : Muhammad Luthfiansyah Romadhoni

LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN


PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
JAKARTA
2020
DA’SIAH RAHMAWATI 2018-71-055

HUBUNGAN BINTANG – DELTA


Da’siah Rahmawati 2018-71-055

Praktikum Peralatan Kontrol Dan Instrumen

Kelas B

dasiah1871055@itpln.ac.id

ABSTRAK

Penggunaan motor induksi didalam suatu sistem kelistrikan pembangkit listrik sangat dibutuhkan
dimana kegunaan dari motor induksi adalah sebagai penggerak. Kendala dari penggunaan motor
induksi adalah pada saat starting. Hal tersebut dikarenakan arus starting yang terjadi pada motor
induksi sangat besar. Untuk mengatasinya diperlukan starter agar nantinya tidak merusak peralatan
dan mengganggu sistem kelistrikannya. Motor yang akan dianalisa adalah motor pada bengkel
listrik. Karena begitu luasnya penggunaan motor induksi maka banyak dilakukan berbagai
penelitian untuk meningkatkan unjuk kerja dari motor induksi. Diantara banyaknya penelitian itu
diantaranya adalah tentang metode starting motor. Beberapa metode starting tradisional motor
induksi diantaranya adalah DOL (Direct On Line), Y- ∆, autotrafo, dan primary resistor. Metode
starting yang digunakan pada motor di bengkel adalah dengan pengasutan DOL dan pengasutan
star-delta.
Kata kunci : DOL, star-delta, motor induksi

ABSTRACT

The use of an induction motor in a power plant electrical system is needed where the use of an
induction motor is as a driving force. The problem with using an induction motor is when it starts.
This is because the starting current that occurs in an induction motor is very large. To overcome
this, a starter is needed so that later it does not damage the equipment and interfere with the
electrical system. The motor that will be analyzed is a motor in an electric workshop. Due to the
wide use of induction motors, many studies have been carried out to improve the performance of
induction motors. Among the many studies that include the motor starting method. Some of the
traditional starting methods of induction motors include DOL (Direct On Line), Y- ∆, autotrafo,
and primary resistor. The starting methods used on motorbikes in workshops are DOL starting and
star-delta starting.

Keywords : DOL, star-delta, induction motor

LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK | 1


DA’SIAH RAHMAWATI 2018-71-055

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada masa sekarang ini motor induksi merupakan salah satu mesin listrik yang paling
banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, dikarenakan motor induksi lebih efisien mudah
serta karakteristik kerjanya yang baik, oleh karena itu motor induksi lebih banyak digunakan.
Karena banyak dan luasnya penggunaan motor induksi ini di berbagai bidang dan kebutuhan yang
beragam maka dilakukan berbagai penelitian mengenai unjuk kerja motor induksi. Diantara
berbagai macam penelitian yang dilakukan, terdapat salah satu permasalahan pada motor induksi
yang cukup menarik dan penting untuk diteliti yakni besarnya arus starting dan torsi starting motor
induksi. Besaran arus starting dan torsi starting pada motor induksi dapat dibandingkan satu
persatu dengan menggunakan beberapa jenis metode starting seperti direct on line (DOL), star-
delta, dan autotransformer.

Perbandingan besaran tersebut akan menghasilkan suatu karakteristik dengan tujuan untuk
mengetahui cara dan waktu pengasutan motor yang paling bagus. Motor listrik tiga phasa memiliki
karakteristik arus awal yang besar namun dapat diatasi dengan sistem pengasutan bintang (Y)-
segitiga (Δ), dimana sistem ini sangat sederhana dan dapat diterapkan untuk semua jenis motor
listrik tiga phasa. Dengan menggunakan sistem pegasutan bintang (Y)-segitiga (Δ) diharapkan
dapat mengurangi besar arus pengasutan pada saat motor start. Penelitian ini juga membuat sistem
proteksi pada pengasutan bintang (Y)-segitiga (Δ) motor listrik tiga phasa, sistem ini berguna bila
pada pengasutan bintang (Y)-segitiga (Δ) motor induksi tiga phasa terjadi suatu keadaan tidak
normal (gangguan), hal ini tidak akan mempengaruhi sistem.

1.2 Tujuan Praktikum


Adapun tujuannya yaitu sebagai berikut :

1. Mahasiswa mampu membaca gambar rangkaian instalasi motor listrik untuk rangkaian
utama (main circuit) dan rangkaian kendali (control circuit) hubungan Bintang-Segitiga
otomatis (auto star-delta starter).

2. Mahasiswa mampu mengenal alat, komponen dan fungsinya dalam rangkaian motor listrik
dengan Bintang-Segitiga Otomatis.

3. Mahasiswa mampu merangkai dan menjelaskan cara kerja motor listrik dengan hubungan
Bintang-Segitiga Otomatis menggunakan tiga buah kontaktor magnet dengan satu motor
listrik.

2. LANDASAN TEORI

2.1 Teori Modul

Berbicara tentang rangkaian star delta motor listrik, apakah semua motor listrik 3 fasa harus
dijalankan dengan rangkaian star delta? Ternyata tidak, namun yang sangat menentukan apakah
motor listrik yang kita miliki akan dipasang star delta atau star saja atau delta saja adalah berkaitan
berkaitan dengan sumber listrik yang tersedia dan keterangan yang dimiliki oleh motor tersebut .

LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK | 2


DA’SIAH RAHMAWATI 2018-71-055

Sebenarnya apa sih tujuan dari rangkaian star delta pada motor listrik 3 fasa? Tidak lain adalah
untuk mengurangi arus start yang besarnya 2-5 kali arus nominal motor listrik.

Untuk motor diatas 5 kW, karena arus awal yang cukup besar diperlukan cara untuk mengurangi
arus awal. Motor yang terhubung dalam hubungan delta, arus line akan menjadi 3 x arus line dalam
hubungan bintang. Lama waktu mengalirnya arus awal kurang dari satu detik. Perubahan hubungan
bintang menjadi delta dapat dilakukan secara manual ataupun otomatis.

2.2 Teori Tambahan

2.2.1 Pengasutan Motor Induksi 3 Fasa


Motor induksi saat dihidupkan secara langsung akan menarik arus 5 sampai 7 kali dari arus
beban penuh dan hanya menghasilkan torsi 1,5 sampai 2,5 kali torsi beban penuh. Arus mula yang
besar ini dapat mengakibatkan drop tegangan pada saluran sehingga akan mengganggu peralatan
lain yang dihubungkan pada saluran yang sama.
Untuk motor yang berdaya besar tentu arus pengasutan juga akan semakin besar, sehingga
untuk motor dengan daya besar tidak dianjurkan menghidupkan motor secara langsung. Untuk
menghindari hal tersebut, suatu motor induksi seringkali di-start dengan level tegangan yang lebih
rendah dari tegangan nominalnya. Starting motor induksi dapat dilakukan dengan cara :
- Pengasutan DOL (Direct On Line)
- Pengasutan bintang-segitiga
- Pengasutan dengan autotrafo
- Pengasutan dengan tahanan mula bertingkat
- Pengasutan dengan Tahanan Primer
- Pengasutan dengan Soft Starter
- Pengasutan dengan saklar elektronik

2.2.2 Sistem Pengasutan Motor Induksi Tiga Fasa Metode Bintang–Segitiga (Y-)

Sistem pengasutan bintang segitiga adalah metode pengasutan dengan pengurangan


tegangan. Sebuah motor induksi dengan hubungan bintang-segitiga memiliki enam buah terminal
sehingga dapat diswitch, baik untuk hubungan bintang atau segitiga. Motor dihubungkan bintang
(kontaktor C1 dan C3 ON) pada waktu pertama kali di-start, dan ketika motor telah mendekati
kecepatan normal, hubungan diubah menjadi hubungan segitiga (kontaktor C 3 OFF dan kontaktor
C2 ON).

RST
C1 C1
C1

C2
C2 C3
C2 C3

Gambar 2.1 Pengasutan bintang – segitiga

LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK | 3


DA’SIAH RAHMAWATI 2018-71-055

Dimana bekerja awal (start) motor tersebut bekerja bintang hanya sementara, selang berapa
waktu barulah motor bekerja segitiga dan motor boleh dibebani.

Cara menghubungkan motor dalam hubungan bintang (Y) :


1. Cukup mengkopelkan/ menghubungkan salah satu dari ujung-ujung kumparan
phasa menjadi satu.
2. Sedangkan yang tidak dihubungkan menjadi satu dihubungkan kesumber tegangan.

Cara menghubungkan motor dalam hubungan segitiga (Δ) :


a. Ujung pertama dari kumparan phasa I dihubungkan dengan ujung kedua dari kumparan
phasa III
b. Ujung pertama dari kumparan phasa II dihubungkan dengan ujung kedua dari kumparan
phasa I
c. Ujung pertama dari kumparan phasa III dihubungkan dengan ujung kedua dari kumparan
phasa II.

Mengapa motor harus dihubungkan dengan Star (Y) – Delta (Δ)?

1. Beban dengan inersia yang tinggi/ besar akan menyebabkan waktu starting motor
menjadi lama untuk mencapai kecepatan nominalnya.
2. Selama periode starting tersebut, maka pada stator dan rotor akan mengalir arus
yang besar sehungga bisa terjadi pemanasan berlebih (overheating) pada motor
3. Lebih buruk lagi menyebabkan gangguan pada sistem jala-jala sumber listriknys
sehingga akan menurunkan tegangannya. hal ini akan mengganggu beban listrik
lainnya.
4. Untuk menghindari hal tersebut, suatu motor induksi seringkali di start dengan level
tegangan yang lebih rendah dari tegangan nominalnya.
5. Pengurangan tegangan starting tersebut akan membatasi dayas yang diberikan ke
motor, namun demikian disis lain pengurangan tegangan ini akan berdampak
memperpanjang waktu/ periode starting (waktu yang  dibutuhkan untuk mencapai
kecepatan nominalnya).

Pengendalian Motor dengan Star Delta


Hubungan star dengan kebutuhan arus yang tinggi memberi hasil putaran motor listrik
dengan kecepatan rendah tapi memiliki torsi yang tinggi, hal ini cocok digunakan untuk
memulai putaran awal pada motor listrik. Sedangkan hubungan delta membutuhkan arus
yang lebih besar sehingga kecepatan putaran motor listrik tinggi. Metode pengendalian
motor listrik Star Delta mengkombinasikan 2 hubungan tersebut secara berurutan.
Pengendalian Motor listrik dengan Star delta banyak digunakan untuk menjalankan motor
induksi rotor sangkar yang mempunyai daya di atas 5 kW (atau sekitar 7 HP). Untuk

LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK | 4


DA’SIAH RAHMAWATI 2018-71-055

menjalankan motor dapat dipilih starter yang umum dipakai antara lain : saklar rotary Star
Delta, atau dengan menggunakan rangkaian kontaktor magnet. 

Gambar 2.2 Star dan Delta Connection

Secara visual koneksi tersebut terdapat perbedaan pada susunan series


yaitu star dan delta adalah paralel. Selain itu, bila kita melihat spesifikasi dari sebuah motor
biasanya terdapat tulisan 220V saja, atau 380/660 V, 220/380 V dan sebagainya. Dari spesifikasi
tersebut kita dapat langsung menentukan, koneksi star ata delta pada motor listrik induksi tersebut.

Dari gambar tersebut dapat kita menarik kesimpulan bahwa koneksi star dan delta terbagi atas 3
sudut. Dalam menentukan motor tersebut sinkron atau tidaknya dapat diketahui dari jumlah RPM
motor dengan bantuan perhitungan jumlah pole pair atau sering diketahui juga degan banyak nya
jumlah kutub pada suatu lilitan motor listrik. Biasanya disuatu motor listrik induksi biasaya
memiliki 4 pole pair.

Dimana: 
Ns           = RPM motor
F              = Frekuensi motor (50/60 Hz)
P             = Jumlah pole pair motor
Dan dari koneksi star delta tersebut, kita dapat mengetahui alasan kapan harus dihubungkan pada
posisi star ataupun delta. Berikut ulasan sederhana dengan menggunakan persamaan phytagoras.

3. METODE PRAKTEK

3.1 Alat dan Perlengkapan Praktek

1. Kontaktor dengan 3 kontak bantu 3 Buah

2. Rele Waktu 1 Buah

3. Rele Thermal 1 Buah

LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK | 5


DA’SIAH RAHMAWATI 2018-71-055

4. Lampu Indikator 3 Buah

5. MCB 1 Buah

6. Tombol Tekan NC, NO 3 Buah

7. Motor Asinkron 3 fasa 1 Buah

8. Kabel Penghubung

3.2 Langkah Praktek

1. Rangkaian Kontrol

2. RangkaianTenaga

LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK | 6


DA’SIAH RAHMAWATI 2018-71-055

1. Persiapkan sumber listrik tegangan bolak-balik (AC) fasa tiga 220/380 V


2. Persiapkan peralatan kerja, bahan dan alat ukur yang diperlukan
3. Periksalah alat dan bahan sebelum digunakan dan pastikan semua alat dan bahan
dalam keadaan baik
4. Ikutilah gambar rangkaian sesuai modul percobaan yang dilakukan, yaitu Pengasutan
Bintang segitiga Otomatis menggunakan Kontaktor Magnet, lihat seperti gambar di
bawah
5. Pastikan saklar MCB (sumber) dalam keadaan terbuka (Off)
6. Hubungkan kabel-kabel penghubung sesuai petunjuk pada gambar rangkaian
7. Terlebih dahulu dimulai dengan menghubungkan kabel-kabel penghubung sesuai
Rangkaian Utama
8. Kemudian dilanjutkan dengan menghubungkan kabel penghubung sesuai Rangkaian
Kontrol
9. Setelah selesai menghubungkan kabel-kabel penghubung sesuai petunjuk pada
rangkaian utama dan rangkaian kontrol sampai pada motor listriknya, kemudian
periksakanlah kembali rangkaian yang telah dirangkai dengan teliti dan pastikan
sesuai petunjuk gambar
10. Setting waktu TDR pada posisi sekitar 30 detik
11. Cobalah terlebih dahulu operasikan rangkaian kontrolnya dan pastikan rangkaian
tersebut dapat bekerja dengan baik !
12. Apabila sudah sesuai, lakukan dengan menghubungkan kabel penghubung ke jala-
jala sumber tegangan fasa tiga 380 Volt
13. Setelah rangkaian control bekerja dengan baik, tutuplah MCB fasa tiga dan MCB fasa
satu !
14. Tekan tombol ON (START) bintang sehingga kontaktor K1, K2 akan bekerja dan
motor akan mulai berputar dengan pengasutan bintang dan lampu indikator ON
bintang akan menyala!
15. Setelah motor berputar selama 30 detik pada putaran penuh, maka secara otomatis
kontaktor magnet K1, K3 akan bekerja sehingga motor akan berputar dengan
pengasutan segitiga, secara otomatis lampu indikator ON segitiga akan menyala dan
bersamaan dengan itu lampu indikator bintang mati dan amatilah putaran motor
16. Setelah motor berputar beberapa saat, matikanlah motor dengan menekan tombol
OFF, maka motor akan berhenti, dan lampu indikator OFF menyala !
17. Setelah selesai melakukan praktikum percobaan modul 3, cabut dan matikan
hubungan jala-jala fasa tiga ke rangkaian, kemudian bukalah kembali semua kabel-
kabel penghubung yang telah dilakukan.
18. Lalu rapihkan dan kembalikan semua peralatan kerja, ukur, bahan dan kabel- kabel
penghubung pada tempat semula.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data

Tidak terdapat data pada Modul VI ini

4.2 Analisa

LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK | 7


DA’SIAH RAHMAWATI 2018-71-055

Berdasarkan praktikum Peralatan Kontrol Dan Instrumen yang telah dilakukan secara online
pada tanggal 20 November 2020, dengan judul dengan judul “Hubungan Bintang Delta”. Maka
Analisa yang didapat pada praktikum ini di mana hubung star delta memiliki tujuan lebih
menghemat arus starting. Pada praktikum modul 6 ini terdapat alat dan perlengkapan yaitu kontaktor
dengan 3 kontak bantu sebanyak 3 buah, rele waktu sebanyak 1 buah, rele thermal sebnyak 1 buah,
lampu indicator sebanyak 3 buah, MCB sebanyak 1 buah, tombol NO dan NC sebanyak 3 buah,
motor asinkron 3 fasa sebanyak 1 buah, dan kabel penghubung. Di mana pada rangkaian control ini
motor terhubung star delta, apabila masuk dari MCB menuju TOR, lalu PB stop, lalu ke PB start dan
arahkan ke koil k1. Lalu dari start dihubungkan pada kontak 13, 14 pada k1. Dari start dihubungkan
pada kontak 14 dari k1. Kontak A1 dari TDR menuju kontak TDR NO, lalu dihubungkan koil kontak
delta, lalu keluaran menuju netral. Dari koil k2 merangkai pada kontaktor y. dari kontak TDR
dihubungkan masukan pada kontak NC TDR, lalu dihubungkan koil kontaktor Y K3. Kemudian
untuk sebelah samping merangkai lampu-lampu indicator yang terhubung pada kontak TDR NO.
Lampu – lampu mengambil sumber dari TDR nya. Dan hubungkan kontak NO pada K TOR 95
dihubungkan k2 delta. Dari masukan 13, 12 61, 62 pada kontak delta dihubungkan jadi satu pada
lampu merah. Maka kondisi motor tidak bekerja. Pada konfigurasi Y dari 61 k2 delta. Dihubungkan
pada kontak Y K delta. Dan lampu kuning TDR sedang bekerja atau pada rangkaian mengalami
gangguan kontak k3 hubungkan TOR, pada kontak NO NC dan lampu kuning menyala.

Pada rangkaian tenaga pakai 3 kontaktor pada sumber R-U, S-V, T-W , pada k2 dan k3
switching dari star delta. Kontaktor yang aktif k3 dihubungkan star dan dihubungkan pada kabel.
Untuk delta pakai k2 dan akan aktif setelah TDR aktif. Dan K3 akan mati. Di mana sesuai dengan
rangkaian delta. Kalau otomatis pada motor dimainkan arah kerja rangkaiannya. Kemudian pada
simulasi video yang telah diputar pada modul 6 ini mengenai hubung star delta, pada rangkaian
control nya dimulai dari output MCB 1 phase ke 95 TOR pada kontak NC nya. Kemudian output
dari kontak NC TOR dihubungkan pada OB stop dikontak NC nya. Kemudian output dari PB stop
ini kita hubungkan pada PB ON yang berwanra hijau, kemudian output dari PB ON sebagai start
dihubungkan pada koil kontaktor utama, kemudian untuk rangkaian penguncinya dari inputan
sumber dari PB hijau dihubungkan pada kontak NO darikontaktor utama yaitu kontak 13. Kemudian
output dikontak 14 dihubungkan pada koil. Lalu, untuk mengaktifkan TDR kita ambil dari kontak 14
kontak utama menuju koil. Kemudian, kontak dari timer diambil dari koil timer menuju common
dari kontaknya. Kemudian kontak NC dihubungkan NC dari kontaktor delta, dan rangkaian ini
disebut rangkaian interlock. Kemudian output masukan dari koil kontaktor bintang, kemudian
Kembali ke TDR lagi kontak NO nya dihubungkan NC dari kontaktor bintang ,kemudian output
dihubungkan koil dari kontaktor delta. Untuk lampu nya diambil dari kontak 95 dari TOR
dihubungkan ke 97 dari TOR yang berupa kontak NO. Kemudian output dimasukan pada lampu
indicator kuning, pada indicator lampu hijau diambil dari inputan 97 TOR dimasukan NO dari
kontaktor bintang, outputnya dimasukan ke tombol hijau, pada lampu hijau ini sebagai indicator
apabila hubungan masih dlam kondisi bintang, kemudian untuk indicator deltanya kita ambil dari 13
kontaktor bintang disambungkan pada NO kontaktor deltanya. Kemudian output disambungkan pada
lampu indicator hijau yang satunya lagi.

Kemudian untuk lampu merah, atau kondisi standbye kita ambil dari kontak 13 kontaktor
delta dihubungkan pada NC kontaktor delta, kemudian outputnya dihubungkan NC dari kontaktor
bintang. Kemudian outputnya dihubungkan ke lampu indicator merah, untuk pengkabelan jalur fasa
telah selesai. Kemudian untuk merangkai pada bagian netral mulai dari sumber dihubungkan ke
semua netral pada komponen-komponen yang diperlukan. Yang pertama ada kontaktor delta

LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK | 8


DA’SIAH RAHMAWATI 2018-71-055

kemudian dijumper menuju kontaktor bintang, dijumper menuju lampu hijau dan dijumper lagi
menuju lampu, dijumper sampai semua komponen terhubung pada titik netral. Dan dihubungkan ke
koil pada kontaktor utamanya, dan hubungkan ke TDR nya. Lalu, mengon kan dari MCB utamanya
lampu indicator merah sebagai standbye, dan stop sudah menyala, lalu tekan PB startnya.
Hubungkan kontaktor utama dan bintang sudah menyala kemudian berpindah ke delta dalam waktu 6
detik sesuai dengan settingan dari timer. Kemudian tekan stop dan diulangi lagi fungsi dari TOR nya
dimulai dari start dahulu, hubungan bintang lalu hubung delta. Kemudian mencoba tripkan TOR
dengan menggeser tuas. Di sini TOR sudah aktif dimana semua kontaktor mati, kemudian lampu
stop dan lampu emergency warna kuning menyala, berarti rangkaian yang dibuat sudah benar.

Kemudian kita rangkai rangkaian tenaga untuk menghidupkan motor 3 phase secara bintang
dan delta, mulai dari sumbernya 3 phase hubungkan ke kontaktor utama dikontak utamanya yaitu
kontak 1 kemudian fasa S nya dihubungkan pada kontak 2, kemudian fasa T dihubungkan pada
kontak 3. Kemudian output dari kontak utama ini dari kontak 4 dihubungkan ke U, dari kontak 5
hubungkan ke V, dan terminal ke kontak W. Kemudian untuk terminal x,y,z dihubungkan ke output
dari kontaktor bintang dan delta, mulai dari z, x kebagian otput dari kontaktor, dan y pada bagian
output kontaktor. Kemudian pada bagian input kontaktor bintang, karena dihubung bintang lalu
dihubungkan secara Y atau dihubungkan selurunya. Untuk merangkai rangkaian deltanya kita
hubugnkan output dari kontak bintang ke kontaktor delta bagian outputnya. Kemudian pada
hubungan delta ini bagian kontak utama dari kontaktor delta dihubungkan ke sumber mulai dari R,
ke fasa R, S ke fasa S dai MCB, dan T ke fasa T. Rangkaian tenaga telah selesai. Kemudian kita
mencoba rangkaian yang telah dibuat rangkaian control dan rangkaian tenaganya dimulai kita
hidupkan MCB utamanya lampu standbye sudah menyala, lalu kita tekan tombol startnya, pada
hubungan bintang TDR settingan selama 6 sekon, kemudian setelah 6 sekon langsung pindah ke
hubungan delta dan dapat disimpulkan terdapat perbedaan pada suaranya motor. Lalu, kita buktikan
pada TOR ini mampu mengamankan motor dari overload. Dimulai kita menyalakan motornya
terlenbih dahulu. Pada hubungan bintang dan pada hubungan delta kita uji coba trip dengan
menggser close pada TOR. Terbukti motor stop , kemudian lampu indicator merah atau stop itu
menyala dan lampu emergency warna kuning menyala.

Besar arus dari rangkaian star dan delta, yaitu lebih besar arus arus pada rangkaian delta, di
mana fungsi dari star delta ini , pada wye ada titik netralnya. Tegangan pada tiitik to netral, line to
line tidak ada titik netral sebesar 380 volt. Ada titik netral, kalau sudah diketahui dimana I = V/Z.
semakin tinggi atau besar teganganya maka arusnya (I) makin tinggi dan pada rangkaian delta arus
jadi lebih tinggi 7 x lebih tinggi dari hubungan star atau bintang. Kalau pada hubung bintang arus
lebih rendah dari hubung delta yaitu 5 x lebih rendah. Di mana arus berhubungan dengan torsi Ketika
motor berjalan, butuh rangkaian delta kalau awalan hanya butuh torsi yang lebih kecil saja pada
rangkaian Y.

4.3 Tugas Akhir

1. Jelaskan cara kerja rangkaian ini! (Gambar rangkaian ada di bawah)


Jawab :
Aliran arus pada rangkaian control ini yaitu arus masuk dari fasa menuju MCB, lalu arus akan
melewati TOR, PB stop dan akan tertahan pada pushbutton start. Ketika push button start
ditekan arus akan mengalir ke K1 dan kontak 13 14 akan menjadi NC sehingga arus akan masuk

LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK | 9


DA’SIAH RAHMAWATI 2018-71-055

menuju A1 bagian kiri. A1 bagian kanan (TDR) dan ke kontak NC TDR (bintang) dan
menyebabkan koil K3 aktif dan menyalakan lampu hijau pada k3. Setelah waktu sudah bisa
dihitung oleh TDR maka kontak NC TDR (bintang) akan menjadi NO dan kontak NO TDR
(delta) menjadi NC dan menyebabkan koil k3 menjadi tidak aktif dan yang aktif adalah koil k2
yang dapat menyebabkan lampu hhijau pada K2.
2. Bila saat motor dalam hubungan delta kemudian tombol Pb1 ditekan, apakah hubungan
berubah menjadi bintang atau tetap dalam hubungan delta?
Jawab : Tidak, karena menggunakannya TDR maka Ketika PB 1 ditekan maka pada
rangkaiannya yang berjalan dari TDR akan tetap hubungan delta bukan hubungan
bintang.
3. Adakah lampu indikator yang menunjukan motor sedang operasi dalam hubungan
bintang atau delta? Jika belum gambarkan dan rangkaikan!
Jawab : Ya, ada lampu indicator
yang menunjukkan motor
sedang operasi dalam hubungan
bintang atau delta.

 Lampu hijau Delta menunjukkan bekerjanya rangkaian dalam hubung delta


 Lampu hijau wye menunjukkan bekerjanya rangkaian dalam hubung star
 Lampu merah menunjukkan bahwa pada rangkaian daklam keadaan standby
 Lampu kuning menunjukkan
bahwa terjadi arus lebih atau
bekerja nya TOR.

4. Pada saat kontaktor 2 bekerja, sistem apakah


yang bekerja?
Jawab : Motor Hubung Delta

LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK | 10


DA’SIAH RAHMAWATI 2018-71-055

5. Pada saat kontaktor 3 bekerja, sistem apakah


yang bekerja?
Jawab : Motor Hubung Bintang

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Jadi, kesimpulan yang dapat saya ambil dari Praktikum Peralatan Kontrol Dan Instrumen ini
adalah :

1. Besar arus dari rangkaian star dan delta, yaitu lebih besar arus arus pada rangkaian delta, di
mana fungsi dari star delta ini , pada wye ada titik netralnya. Tegangan pada tiitik to netral, line
to line tidak ada titik netral sebesar 380 volt. Ada titik netral, kalau sudah diketahui dimana I =
V/Z. semakin tinggi atau besar teganganya maka arusnya (I) makin tinggi dan pada rangkaian
delta arus jadi lebih tinggi 7 x lebih tinggi dari hubungan star atau bintang.

5.2 Saran
Disarankan dengan berlangsung nya praktikum secara daring ini Asisten laboratorium lebih
detail lagi dalam menjelaskan ketika sedang berlangsung nya praktikum online. Serta tidak
terlalu cepat saat mempraktikkan dan memaklumi jika praktikkan bermasalah dengan jaringan
data. Dengan memahami hasil dari Praktikum Peralatan control dan Instrumen ini, diharapkan
praktikan atau mahasiswa dapat mengaplikasikan atau menciptakan karya ataupun menerapkan
nya dari praktikum yang telah dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.

UCAPAN TERIMA KASIH


Saya selaku pembuat jurnal ini : Da’siah Rahmawati ( 2018-71-055) mengucapkan syukur
kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya, sehingga saya dapat

LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK | 11


DA’SIAH RAHMAWATI 2018-71-055

menyelesaikan jurnal ini. Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Sugeng Purwanto, S.T.,
M.Sc. Selaku Dosen Praktikum Peralatan Kontrol dan Instrumen, serta para Asisten Laboratorium
Distribusi Dan Pemanfaatan Tenaga Listrik IT-PLN Jakarta yang telah membimbing dalam
pelaksanaan praktikum daring ini. Terima kasih juga kepada teman-teman sekelompok praktikum
baik secara langsung ataupun tidak langsung telah membantu dalam proses terselesaikannya jurnal
ini.

DAFTAR PUSTAKA
[1].Anton, 2013, Unjuk Kerja Dan Pemanfaatan Inverter Sebagai Pengendali Kecepatan Motor
Induksi 3 Phasa, Jurnal Elektron, ISSN 2085- 6989, Vol. 5, No. 2, Padang.

[2] Bimbhra, P, S., 1979, Electrical Machinery, Khanna Publisher, Australia.

[3] Chapman, Stephen J., 2005, Electric Machinery Fundamental, Fourt Edition, McGraw-Hill
Companies, Inc., New York.

[4].E. Erinofiardi, N. I. Supardi dan R. Redi., Penggunaan PLC dalam pengontrolan temperatur,
simulasi pada prototype ruangan. Jurnal mekanikal, 3(2), 261-168, 2012.

[5]. Bunga, Pefrianus., Martinus Pakiding dan Sartje Silimang. 2015. Perancangan Sistem
Pengendalian Beban Dari Jarak Jauh Menggunakan Smart Relay. E-Journal Teknik Elektro dan
Komputer 4(5) : 65-75.

[6]. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2013. Instalasi Motor Listrik.
Semester 3. Jakarta : Pembinaan SMK.

[7] Modul Praktikum Peralatan Kontrol Dan Instrumen D III Teknologi Listrik IT-PLN Jakarta.

[8]. M.R. Chandraratne, Comparison of Three Statistical Texture Measures for Lamb Grading, First
International Conference on Industrial and Information System, ICIIS 2006, Sri Lanka, Agustus
2006..

[9] Owen, Daniel., An Application Agnostic Review of Current Spam Filtering.


www.x86computing.com/spam/ spam_filtering_techniquees.htm. Diunduh tanggal 20 November
2020. Pukul 19.00 WIB

[10]. Raditia Arindya. (2013). “Penggunaan dan Pengaturan Motor Listrik” Yogyakarta Graha
ilmu, 2013.

[11]. Rahmat Saputra. (2014). “ Rancang Bangun Alat Pengatur Kecepatan Motor Induksi Satu
Fasa Melalui Pengaturan Frekuensi Menggunakan Multivibrator Astable” Universitas Bengkulu.

LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK | 12

Anda mungkin juga menyukai