Anda di halaman 1dari 9

Metode yang akan dibahas kali ini adalah dengan memanfaatkan sifat kelistrikan dari kumparan yang

ada di dalamnya untuk kendali motor listrik, yaitu hubungan Star Delta. Motor Listrik 3 phasa memiliki
2 bagian utama Rotor dan Stator. Rotor adalah bagian yang berputar, sedangkan Stator adalah bagian
yang diam/tetap. Perhatikan pada gambar di bawah ini.

Rotor umumnya memiliki 2 jenis konstruksi, yaitu :

 Rotor sangkar, yaitu rotor yang rangkaian rotornya dihubungkan singkat sehingga membentuk
seperti sangkar.
 Rotor cincin lilit, yaitu rotor yang memiliki lilitan dari kawat tembaga.
Sedangkan Stator terdiri dari tiga bagian utama yaitu :

1. Rangka , adalah bagian pelindung motor yang terbuat dari baja tuang
2. Inti stator yang berupa lembaran baja khusus yang dilaminasi/dilapisi email untuk mengurangi
kerugian inti dari arus pusar ( Eddy current ) dan dipres langsung pada rangka , inti stator dibuat
alur-alur pada bagian dalam yang melingkar untuk penempatkan belitan / kumparan stator.
3. Belitan stator terdiri tiga belitan yang identik dengan belitan phasa dan ditempatkan pada 120
derajat listrik disekeliling stator. Masing-masing belitan terdiri dari sejumlah kumparan yang
dihubungkan seri dan menghasilkan jumlah kutub perfasa yang dibutuhkan. Belitan stator ini
berfungsi sebagai pembangkit medan magnet bagi motor.
Setiap motor listrik umumnya akan dilengkapi dengan name plate yang menjukkan spesifikasi motor
dan bagaimana seharusnya motor tersebut digunakan, baik secara elektrik yaitu penyambungan
sumber listriknya maupun secara mekanik seperti torsi yang dihasilkan dan jumlah putaran motor.
Gambar di bawah ini adalah contoh name plate motor listrik.

Hubungan Motor Listrik 3 phasa dalam kelistrikan industri


Jika motor induksi tiga-phasa dihubungkan ke sumber tegangan, data pada pelat nama motor harus
disesuaikan dengan sumber tegangan dan frekuensinya. Hubungan diimplementasikan melalui enam
terminal (versi standar) pada kotak terminal motor dan perbedaannya antara dua jenis rangkaian,
hubungan bintang (Star) dan hubungan segitiga (Delta). Contoh untuk hubungan terminal motor ada
pada gambar di bawah ini.

Motor Listrik hubungan Star

Motor Listrik Hubungan Delta


Dari 2 kelompok gambar di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa hubungan Star memiliki nilai arus
motor yang sama dengan arus pada Line 3 phasa, sedangkan pada rangkaian Delta memiliki arus
motor akar 3 kali arus pada phasa.

Pengendalian Motor dengan Star Delta


Hubungan star dengan kebutuhan arus yang tinggi memberi hasil putaran motor listrik dengan
kecepatan rendah tapi memiliki torsi yang tinggi, hal ini cocok digunakan untuk memulai putaran awal
pada motor listrik. Sedangkan hubungan delta membutuhkan arus yang lebih besar sehingga
kecepatan putaran motor listrik tinggi. Metode pengendalian motor listrik Star Delta
mengkombinasikan 2 hubungan tersebut secara berurutan.

Pengendalian Motor listrik dengan Star delta banyak digunakan untuk menjalankan motor induksi rotor
sangkar yang mempunyai daya di atas 5 kW (atau sekitar 7 HP). Untuk menjalankan motor dapat
dipilih starter yang umum dipakai antara lain : saklar rotary Star Delta, atau dengan menggunakan
rangkaian kontaktor magnet. Gambar di bawah adalah rangkaian daya pengendalian motor listrik 3
phasa dengan menggunakan rangkaian kontaktor.
Dari gambar di atas dapat kita lihat rangkaian tersebut menggunakan 3 buah kontaktor. Kontaktor 1
berfungsi sebagai penyalur daya utama ke motor untuk masuk terminal utama, sedangkan kontaktor
2 dan 3 berturut – turut adalah pemnyambung hubungan Delta dan Star.

Anda perlu memperhatikan standar tegangan yang tertulis di name plate Motor listrik. Jika pada name
plat motor tertulis Delta/Star adalah 220/380 V, sedangkan tegangan jala-jala yang tersedia sumber 3
fasa 380 V, maka motor tersebut hanya boleh dihubungkan Star (Y) artinya motor berjalan normal
pada hubungan Star pada tegangan 380 V. Namun jika tegangan pada jala – jala tegangan 3 phasa
adalah adalah 220V, maka kita dapat menghubungkan Star atau Delta.

Berikut ini adalah diagram kontrol untuk pengendalian motor listrik dengan Star Delta.
Rangkaian di atas menggunakan 3 buah kontaktor dan 1 Timer (K4). Mula – mula motor dihubungkan
secara Star oleh kontaktor K1 dan kontaktor K3, sekaligus memberi supply untuk Timer. Setelah
setting waktu tunda Timer tercapai, kontak Timer (K4) akan memutus supply untuk kontaktor K3
dan berganti menyuplai kontaktor K2. Kombinasi K1 dan K2 akan menghubungkan motor secara
Delta.
Pengendalian Motor Listrik dengan Direct Online
Motor listrik bisa kita anggap sebagai “otot” utama bagi perkembangan otomasi di dunia industri
karena kemudahan mendapatkan sumber energi daripada jenis pengerak lain, seperti pneumatik,
hidrolik maupun sistem tenaga uap. Sehingga belajar otomasi industri sudah barang tentu harus
belajar tentang prinsip kerja dan pengendalian motor listrik.

Secara umum motor listrik dapat diklasifikasikan menjadi 2 bagian besar berdasarkan jenis sumber
tegangannya, dan pada setiap jenis sumber tegangan juga terdapat klasifikasi yang lebih spesifik lagi
sebagai berikut:

1.Motor Listrik Arus Bolak-Balik (Motor Indusksi)

 Motor Listrik 3 phasa


 Motor Listrik 1 phasa
2.Motor Listrik Arus Searah

 Motor DC magnet permanen


 Motor Stepper
 Motor DC Servo
Luas nya penggunaan motor listrik di dunia industri menjadikan mempelajari Otomasi Industri tanpa
mempelajari pengendalian motor listrik tidaklah lengkap. Motor induksi (Asynchronous motor) secara
luas banyak digunakan di fasilitas industri dan bangunan besar. Rancangan dan perawatannya
sederhana, dapat disesuaikan pada berbagai aplikasi di lapangan dan pengoperasiannya ekonomis.

Khususnya motor induksi 3 phasa memiliki karakteristik arus beban yang tinggi pada sumber tegangan
dengan direct-on-line starting. Menghasilkan arus start dan lonjakan yang tinggi jika diaplikasikan
pada tegangan penuh, akan mengakibatkan penurunan tegangan sumber dan pengaruh transien torsi
pada sistem mekanik. Dengan adanya karakteristik tersebut, maka penting untuk mempelajari
pengendalian motor induksi 3 phasa secara efektif.
Pengendalian motor listrik dapat diartikan sebagai pengaturan motor mulai dari proses starting, proses
selama motor berputar hingga proses pemberhentian motor baik dengan pengereman maupu tidak.
Pengaturan saat motor dalam kondisi berputar dapat berupa pengaturan arah putaran maupun
pengaturan kecepatan putaran.
Karena sistem pengoprasian motor dilakukan pada saat start, running dan Stop, maka keberhasilan
suatu pengendalian motor listrik bukan saja ditentukan pada “Running Performance“ motor, tetapi juga
juga ditentukan oleh “Starting Performance“. Pemilihan metoda starting banyak dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti kapasitas daya motor / keperluan arus starting , torsi starting , kecepatan ,
jenis atau tipe motor dan macam-macam beban yang digerakkan oleh motor tersebut. Berikut ini
adalah 4 alternatif pengoperasian motor degan memperhaikan konsumsi dayanya:

1. Direct-On-Line motor starting. Starting dengan metoda ini menggunakan tegangan jala-jala /
line penuh yang dihubungkan langsung ke terminal motor melalui rangkaia pengendali
mekanik atau dengan relay kontaktor magnit.
2. Start-delta (bintang-segitiga) motor starting. Star awal dilakukan dalam hubngan bintang dan
kemudian motor beroperasi normal dalam hungan delta. Pengendalian bintang ke delta dapat
dilakukan dengan sakelar mekanik Y /Δ atau dengan relay / kontaktor magnit.
3. Soft starter (Q2), motor starter kontinyu dan bertahap, alternafif secara elektronik sebagai
pengganti Start-delta (bintang-segitiga) motor starting. Beberapa yang dapat dilakukan adalah
dengan :
 Tahanan Primer (Primary Resistance), Starting dengan metoda ini adalah dengan
mengunakan tahanan primer untuk menurunkan tegangan yang masuk ke motor.
 Auto Transformer, Starting dengan metoda ini adalah dengan menghubungkan motor pada
taptegangan sekunder auto transformer terendah dan bertahap dinaikkan hingga mencapai
kecepatan nominal motor dan motor terhubung langsung pada tegangan penuh / tegangan
nominal motor.
 Motor Slip Ring / Rotor lilit, Untuk motor rotor lilit ( Slip Ring ) starting motor dilakukan dengan
metoda pengaturan rintangan rotor ( Scondary Resistor ) . Motor beroperasi normal pada rotor
dalam hubungan bintang.
4. Variable Frequency Drivers atau inverter sebagai pengendali kecepatan motor dan terintegrasi
dengan proteksi motor secara elektronik.
Masing – masing metode memiliki keunggulan dan kelemahan tergantung dari tipikal motor yang
dikendalikan dan kebutuhan penendaliannya. Artikel kali ini cuku membahasa tentang pengaturan
dengan Direct Online, sedang metode-metode yang lain akan dibahas lebih rinci pada artikel khusus
lainnya.

Pengendalian Motor Listrik dengan Direct Online (DOL)


Pengendalian motor listrik dengan direct online memiliki karakteristik paling menonjol yaitu pada
konsumsi arus Starting yang sangat besar, bisa mencapai 4 hingga 8 kali arus nominalnya. Adanya
arus yang sangat tinggi ini menyebabkan adanya drop tegangan saat motor mulai bergerak.
Sedangkan karakteristik torsinya adalah 0.5 hingga 1.5 torsi nominalnya. Berikut ini adalah rangkaian
diagram daya dan diagram kontrol untuk pengendalian motor dengan DOL.

Pada gambar di atas, pada bagian diagram daya memiliki fungsi utama menyambungkan daya dari
sumber tegangan 3 phasa secara langsung ke terminal motor melalui kontaktor (K). Kontaktor
berperan sebagai sakelar utama yang menyambungkan daya listrik dari sumber ke motor listrik.
Dengan kata lain nyala atau matinya motor listrik bergantung dari kondisi kontaktor. Sedangkan
kontaktor sendiri diatur kerjanya oelh rangkaian kontrol.

Ada pun F1 adalah sistem pengaman berupa fuse dan F2 adalah Thermal Overload Relay (TOR).
TOR memiliki kontak layaknya relay yang akan bekerja saat arus yang melaluinya lebih besar dari set
poin arus yang ditetapkan padanya. Aktifnya TOR akan menyebabkan perubahan kondisi kontaknya
yang mana bisa kita manfaatkan untuk memutus atau menyambungkan arus listrik.

Diagram kontrol berfungsi mengatur kerja kontaktor, kapan harus nyala dan kapan harus mati. Konsep
mendasar dari rangkaian ini adalah metode selfholding pada Kontaktor yang penjelasannya seperti
pada pengoperasian relay pada artikel ini Rangkaian Kendali Dasar Sistem Otomasi. Kontak Normally
Close (NC) dari TOR digunakan untuk memutuskan arus yang mengalir ke Kontaktor saat terjadi arus
berlebih yang masuk ke motor.
Metode DOL biasanya diaplikasikan pada sistem kendali motor secara sederhana denga beban daya
rendah hingga menengah, yaitu antara 5kW hingga 1MW dengan waktu pengasutan maksimum 10 s.
Namun perlu juga diperhatikan ketersediaan daya yang cukup selama waktu pengasutan mengingat
arus starting yang tinggi, dan pastikan nilai arus starting tersebut tidak melampaui tripping alat
proteksi.

Anda mungkin juga menyukai