Anda di halaman 1dari 25

BAB IV

SISTEM PROTEKSI MOTOR INDUKSI 3 FASA SEBAGAI


PENGGERAK POMPA HYDRANT (ELECTRIC FIRE
PUMP)

4.1. Motor Induksi Tiga Fasa

Motor listrik berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi energi


mekanik yang berupa tenaga putar. Motor listrik terdiri dari dua bagian yang
sangat penting yaitu stator atau bagian yang diam dan Rotor atau bagian berputar.
Pada motor AC, kumparan rotor tidak menerima energi listrik secara langsung,
tetapi secara induksi seperti yang terjadi pada energi kumparan transformator.
Oleh karena itu motor AC dikenal dengan motor induksi. Dilihat dari
kesederhanaannya, konstruksinya yang kuat dan kokoh serta mempunyai
karekteristik kerja yang baik, motor induksi tiga fasa yang cocok dan paling
banyak digunakan dalam bidang industri.

Motor Induksi Tiga Fasa

Penggunaan motor induksi yang banyak dipakai di kalangan industri


mempunyai keuntungan sebagai berikut :

1. Bentuknya yang sederhana dan memiliki konstruksi yang kuat dan hampir
tidak pernah mengalami kerusakan yang berarti.
2. Harga relatif murah dan dapat diandalkan.
3. Efisiensi tinggi pada keadaan berputar normal, tidak memerlukan sikat
sehingga rugi – rugi daya yang diakibatkannya dari gesekan dapat
dikurangi.
4. Perawatan waktu mulai beroperasi tidak memerlukan starting tambahan
khusus dan tidak harus sinkron.

Namun disamping hal tersebut diatas, terdapat pula faktor – faktor


kerugian yang tidak menguntungkan dari motor induksi yaitu sebagai berikut :

1. Pengaturan kecepatan dari motor induksi sangat mempengaruhi


efesiensinya.
2. Kecepatan motor induksi akan menurun seiring dengan bertambahnya
beban, tidak seperti motor DC atau motor shunt.
3. Kopel awal mutunya rendah dibandingkan dengan motor DC shunt.

4.1.1. Konstruksi Motor Induksi Tiga Fasa

Motor induksi pada dasarnya mempunyai 3 bagian penting seperti yang


diperlihatkan pada gambar 3.3 sebagai berikut.

1. Stator : Merupakan bagian yang diam dan mempunyai kumparan yang dapat
menginduksikan medan elektromagnetik kepada kumparan rotornya.
2. Celah : Merupakan celah udara atau tempat berpindahnya energi dari startor ke
rotor.
3. Rotor : Merupakan bagian yang bergerak akibat adanya induksi magnet dari
kumparan stator yang diinduksikan kepada kumparan rotor.
Konstruksi Motor Induksi Tiga Fasa

Stator Pada Motor Induksi Tiga Fasa


Konstruksi stator motor induksi pada dasarnya terdiri dari bagian-bagian sebagai
berikut.
1. Rumah stator (rangka stator) dari besi tuang.
2. Inti stator dari besi lunak atau baja silikon.
3. Alur, bahannya sama dengan inti, dimana alur ini merupakan tempat
meletakkan belitan (kumparan stator).
4. Belitan (kumparan) stator dari tembaga.

Berdasarkan bentuk konstruksi rotornya, maka motor induksi dapat dibagi


menjadi dua jenis seperti yang diperlihatkan pada gambar 3.3, yaitu.
1. Motor induksi dengan rotor sangkar (squirrel cage).
2. Motor induksi dengan rotor belitan (wound rotor)

Rotor Pada Motor Induksi Tiga Fasa


Konstruksi rotor motor induksi terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut.
1. Inti rotor, bahannya dari besi lunak atau baja silikon sama dengan inti stator.
2. Alur, bahannya dari besi lunak atau baja silikon sama dengan inti. Alur
merupakan tempat meletakkan belitan (kumparan) rotor.
3. Belitan rotor, bahannya dari tembaga.
4. Poros atau as.

Gambaran Sederhana Motor Induksi Dengan Satu Kumparan Stator Dan Satu
Kumparan Rotor
Diantara stator dan rotor terdapat celah udara yang merupakan ruangan
antara stator dan rotor. Pada celah udara ini lewat fluks induksi stator yang
memotong kumparan rotor sehingga meyebabkan rotor berputar. Celah udara
yang terdapat antara stator dan rotor diatur sedemikian rupa sehingga didapatkan
hasil kerja motor yang optimum. Bila celah udara antara stator dan rotor terlalu
besar akan mengakibatkan efisiensi motor induksi rendah, sebaliknya bila jarak
antara celah terlalu kecil/sempit akan menimbulkan kesukaran mekanis pada
mesin. Bentuk gambaran sederhana penempatan stator dan rotor pada motor
induksi diperlihatkan pada gambar 3.6.

4.1.2. Prinsip Kerja Motor Induksi

Motor induksi bekerja berdasarkan induksi elektromagnetik dari kumparan


stator kepada kumparan rotornya. Bila kumparan stator motor induksi 3-fasa yang
dihubungkan dengan suatu sumber tegangan 3-fasa, maka kumparan stator akan
menghasilkan medan magnet yang berputar. Garis-garis gaya fluks yang
diinduksikan dari kumparan stator akan memotong kumparan rotornya sehingga
timbul emf (ggl) atau tegangan induksi. Karena penghantar (kumparan) rotor
merupakan rangkaian yang tertutup, maka akan mengalir arus pada kumparan
rotor. Penghantar (kumparan) rotor yang dialiri arus ini berada dalam garis gaya
fluks yang berasal dari kumparan stator sehingga kumparan rotor akan mengalami
gaya Lorentz yang menimbulkan torsi yang cenderung menggerakkan rotor sesuai
dengan arah pergerakan medan induksi stator.
Medan putar pada stator tersebut akan memotong konduktor-konduktor
pada rotor, sehingga terinduksi arus; dan sesuai dengan Hukum Lentz, rotor pun
akan turut berputar mengikuti medan putar stator. Perbedaan putaran relatif antara
stator dan rotor disebut slip. Bertambahnya beban, akan memperbesar kopel motor
yang oleh karenanya akan memperbesar pula arus induksi pada rotor, sehingga
slip antara medan putar stator dan putaran rotor pun akan bertambah besar. Jadi.
Bila beban motor bertambah, putaran rotor cenderung menurun.
Pada rangka stator terdapat kumparan stator yang ditempatkan pada
slotslotnya yang dililitkan pada sejumlah kutup tertentu. Jumlah kutup ini
menentukan kecepatan berputarnya medan stator yang terjadi yang diinduksikan
ke rotornya. Makin besar jumlah kutup akan mengakibatkan makin kecilnya
kecepatan putar medan stator dan sebaliknya. Kecepatan berputarnya medan putar
ini disebut kecepatan sinkron.

4.2. Motor Induksi 3 Phase 110 KW Sebagai Penggerak Pompa Hydrant (Electric
Fire Pump).

Untuk memback up apabila terjadi kebakaran dan juga untuk melakukan


kegiatan rutin latihan fire drill setiap bulan, PLTG MPP Paya Pasir 3 X 25 MW
Medan menggunakan Electric Fire Pump sebagai alat untuk mensuplai air ke fire
hydrant. Electric Fire Pump menggunakan sebuah motor induksi tiga phasa yang
mempunyai daya 110 KW.

Motor induksi tiga phasa yang digunakan pada Electric Fire Pump di
PLTG MPP Paya Pasir 3 X 25 MW Medan adalah motor induksi rotor sangkar,
dimana jenis ini sangat baik digunakan pada motor besar dengan kecepatan
konstan, karena konstruksinya yang kuat.

Motor Induksi 3 Phase 110 KW Sebagai Penggerak Pompa Hydrant (Electric Fire
Pump)
4.2.1. Spesifikasi Motor Electric Fire Pump.

Spesifikasi Motor Induksi 3 Phase Sebagai Penggerak Pompa Hydrant (Electric


Fire Pump) :
 Merk : Versa Corporation Pty. Ltd
 Model : V 64310
 Serial Number : 280 M2- 2
 Motor Power : 110 KW / 150 Hp
 Motor Voltage : 380 V
 Motor Current : 198/ 115 A
 Frequency : 50 Hz
 Speed : 2980 rpm
 Phase :3
 Connection Symbol : STAR / DELTA
 Total Head : 90 m
 Insulating Class :F
 Protection : IP 55
 Circuit Connection : STAR
 Total Weight : 600 kg

4.2.2. Rangkaian Pengasutan Motor Electric Fire Pump.

Electric Fire Pump di PLTG MPP Paya Pasir 3 X 25 MW Medan


menggunakan pengasutan motor listrik secara star delta untuk menghidupkan
Electric Motor 3 phasa dimana sistem starter ini mengurangi lonjakan arus dan
torsi pada saat start. Tersusun atas tiga buah kontaktor yaitu Main Contactor, Star
Contactor dan Delta Contactor, Timer untuk pengalihan dari Star ke Delta.
Pengasutan Star Delta Electric Fire Pump

Suatu motor tiga phasa dengan hubungan delta dan star memiliki
kelebihan dan kekurangan masing-masing saat starting. Untuk operasional di
industri tentunya motor yang digunakan diinginkan mengkonsumsi arus starting
yang kecil sehingga mendapatkan RPM yang nominal, dengan begitu akan
mendapatkan efisiensi daya kerja motor. Rotor induksi tiga phasa harus dijalankan
dengan alat pengasut. Hal ini disebabkan motor induksi tiga phasa memiliki
gulungan stator yang tahanannya rendah. Karena tahanannya rendah motor akan
mengambil arus besar pada saat starting. Untuk industri yang mengoperasikan
beberapa motor secara bersamaan, arus starting yang besar dari motor tersebut
dapat menyebabkan terjadinya overload disamping akan merusak gulungan stator
itu sendiri. Untuk itu pada saat menjalankan motor induksi tiga phasa harus
menggunakan alat pengasut. Pada saat kita melakukan start motor tiga phasa star
delta maka sebuah motor akan dihubungkan star saat starting kemudian dengan
timer pada mikrokontroler akan dialihkan menjadi hubungan delta sehingga akan
didapatkan arus starting yang relatif kecil.
4.2.3. Sistem Proteksi Motor Electric Fire Pump.

Untuk menjamin kelangsungan kerja motor induksi, perlu juga di


perhatikan keamanan motor itu sendiri baik terhadap gangguan internal atau
gangguan dari motor itu sendiri maupun gangguan eksternal atau gangguan dari
luar, yaitu berupa gangguan beban lebih, gangguan hubung singkat dan gangguan
tegangan kurang. Motor induksi yang merupakan salah satu beban yang harus
dilayani oleh daya yang terbatas tersebut harus pula dilengkapi dengan sistem
pengaman, karena pada operasinya motor induksi tidak terlepas dari gangguan
yang mungkin terjadi. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, perlu dicari sistem
pengaman/proteksi motor yang baik. Dalam pemilihan sistem pengaman yang
baik.

Komponen- komponen proteksi pada motor Electric Fire Pump :

1. MCCB (Molded Case Circuit Breaker)

MCCB adalah singkatan dari Molded Case Circuit Breaker, dari namanya
dapat diartikan bahwa MCCB adalah suatu alat pemutus rangkaian yang
berbentuk kotak/ persegi.

Seperti halnya MCB (Miniature Circuit Breaker), MCCB juga tidak hanya
berfungsi sebagai pemutus dan penghubung rangkaian listrik. Selain itu MCCB
juga memiliki kemampuan memutus secara otomatis saat melebihi arus kapasitas
maksimal MCCB tersebut.

2. Grounding
Grounding atau Pentanahan adalah sistem pentanahan yang terpasang pada
suatu instalasi listrik yang bekerja untuk meniadakan beda potensial dengan
mengalirkan arus sisa dari kebocoran tegangan atau arus dari sambaran petir ke
bumi. Cara pemasangan grounding ini dapat menggunakan sebuah elektroda
khusus untuk pembumian yang ditanam di bawah tanah.
3. Current Transformator
Current Transformer atau lebih dikenal dengan CT – merupakan trafo arus
yang berfungsi untuk mengkonversi arus yang melewatinya dari level tinggi ke
level rendah yang dapat dimanfaatkan untuk input alat metering maupun alat
proteksi pada suatu jaringan sistim tenaga lisrik.
Current Transformer merupakan komponen utama dalam sistim tenaga
listrik, baik pada distribusi maupun pada pembangkitan. Dengan adanya current
transformer , suatu peralatan ataupun jaringan dapat dimonitoring kondisinya
melalui hasil pengukuan (metering) serta dapat dilindungi melalui proteksi apabila
adanya gangguan yang menimbulkan arus yang sangat besar sebagai akibat short
circuit (hubungan singkat) ataupun overload (kelebihan beban) dan lain
sebagainya.

4.3. MCCB (Molded Case Circuit Breaker) Sebagai Proteksi Pada Motor Electric
Fire Pump.
MCCB adalah singkatan dari Molded Case Circuit Breaker, dari namanya
dapat diartikan bahwa MCCB adalah suatu alat pemutus rangkaian yang
berbentuk kotak/ persegi.
Seperti halnya MCB (Miniature Circuit Breaker), MCCB juga tidak hanya
berfungsi sebagai pemutus dan penghubung rangkaian listrik, selain itu MCCB
juga memiliki kemampuan antara lain :
1. Deteksi hubung singkat (Short circuit)
Hubung singkat adalah terhubungnya fasa dan netral, atau anatar fasa
dengan pentanahan. Deteksi dan pemutusan, secepat mungkin, dari arus
hubung singkat yang tinggi untuk menghindari kerusakan pada instalasi.
Fungsi ini dilengkapi oleh pemutus sirkuit magnetik atau termal.
2. Deteksi beban lebih (Overload)
Over load terjadi ketika arus yang mengalir dalam suatu system melebihi
dari biasanya ( 50 % ~ 100 % lebih tinggi). Ketika terjadi arus lebih maka
MCCB akan memutus hubungan motor sebelum kenaikan suhu di motor
dan konduktor merusak isolasi. Fungsi ini dilengkapi oleh pemutus sirkuit
termal atau relay termal terpisah.
3. Deteksi Tegangan tidak seimbang (Unbalance or phase loss protection)
Ketidak seimbangan atau kehilangan Tegangan dapat menyebabkan
kenaikan suhu dan torsi pengereman. Dampaknya dapat menyebabkan
penuaan dini pada motor, efek ini bahkan lebih besar ketika starting motor.

MCCB memiliki kemampuan hantar arus maksimal yang jauh lebih besar
jika dibandingkan dengan MCB, kemampuan MCCB ada yang mencapai 1000A.
Beberapa model MCCB memiliki kelebihan, yakni dilengkapi dengan selektor
pilihan batas arus maksimal MCCB, dengan selektor ini dapat diatur berapa
persentase batasan arus maksimal untuk MCCB terputus. MCCB terdapat
beberapa pilihan jumlah kutub (Pole), ada MCCB 2P, MCCB 3P, MCCB 4P,
meski tersedia MCCB 1P, namun jarang digunakan.

MCCB (Molded Case Circuit Breaker) Simbol MCCB


MCCB dapat digunakan untuk berbagai jenis tegangan listrik, dari mulai
LV (Low Voltage) sampai MV (Medium Voltage). Beberapa jenis MCCB dapat
dipasangkan aksesoriss tambahan lainnya, seperti UVT (Uder Voltage Trip),
Switch, Auxilary Contact. Sebagian besar MCCB digunakan untuk keperluan
sistem kelistrikan industri yang memiliki daya cukup besar dan biasanya
digunakan untuk listrik 3 fasa yang memerlukan kapasitas pemutus (Breaking
Capacity) yang lebih besar.
4.3.1. Spesifikasi MCCB
Spesifikasi MCCB yang digunakan pada proteksi motor Electric Fire
Pump antara lain :

MCCB pada
panel Motor
Electric
Fire Pump.

MCCB Yang Digunakan Untuk Proteksi Motor Electric Fire Pump

 Merk : Schneide Electric


 Model : Compact NSX400N – Micrologic 2.3
 Serial Number : LV432693
 [In] Rated Current : 400 A (40 ⁰C)
 [Ui] Rated Ins Voltage : 800 V AC
 [Uimp] Rated Opr Voltage : 690 V AC
 Frequency : 50/60 Hz
 Trip Unit Name : Micrologic 2.3
 Protection Type : Overload protection (long time) L
Short circuit protection So
Instantaneous Short circuit I
 Control Type : Interlocking with rotary handles
 Total Weight : 6.05 kg
 Overvoltage Category : Class II
 Standarts : EN/IEC 60947 & UL 508
 Product Certifications : CCC, Marine, EAC

4.3.2. Konstruksi MCCB (Molded Case Circuit Breaker)

Konstruksi MCCB

1. Komponen dari gambar konstruksi MCCB :

A. Load side 1. Body MCCB


B. Line side 2. Penggerak lepas - hubung
3. Kontak gerak
4. Peredam busur api
5. Pemutus magnetik
6. Terminal penghubung
2. Spesifikasi MCCB (Molded Case Circuit Breaker)

Spesifikasi Nameplat dapat dilihat pada gambar 3.3 dibawah.

Spesifikasi Name Plat MCCB

Nameplate MCCB :

1. Tipe produk atau perangkat MCCB.


2. Ui: rated insulation voltage.
3. Uimp: rated impulse withstand voltage.
4. Ics: service breaking capacity
5. Icu: kemampuan ampere yang bisa diterima saat hubung singkat (kA)
6. Ue: operasional tegangan.
7. Warna label menunjukkan jenis kelas.
8. Simbol MCCB.
9. Referensi standar.
10. Standar utama sesuai perangkat.

Catatan : saat pemutus sirkuit dilengkapi dengan extended pegangan putar, cover
harus dibuka untuk mengganti perangkat.

3. Setting Proteksi Pada MCCB


Spesifikasi Setting Proteksi Micrologic

Setting Proteksi Micrologic Pada MCCB


4. Indikator Lamp MCCB

MCCB dilengkapi dengan unit micrologic (Setting Proteksi) yang


memberikan informasi akurat dari rangkaian pemutus atau instalasi. Informasi
yang diberikan melalui lampu indikator LED.

Lampu Indikator MCCB

A. LED “Siap” (Hijau) Lampu indikator ini akan berkedip lambat ketika unti dari
MCCB sedang bekerja dalam keadaan normal.
B. LED “Pra- Alarm” (Orange) Lampu indikator ini akan menyala ketika beban
melebihi 90 % dari setingan Ir.
C. LED “Alarm” (Merah) Lampu indikator ini akan menyala ketika beban
melebihi 105 % dari setingan Ir.

4.3.3. Prinsip Kerja MCCB

Prinsip kerja yang dimiliki MCCB yaitu pengaman thermis untuk


gangguan arus lebih dan pengaman magnetic untuk gangguan hubung singkat.
Pengaman thermis ini menggunakan bimetal yang terdiri dari dua lempeng logam
yang saling menempel. Panas yang dihasilkan oleh gangguan arus lebih akan
menyebabkan bimetal ini melengkung dan mendorong tuas pemutus sehingga
MCCB akan trip. Namun pengaman thermis ini memiliki respon yang sangat
lambat dibandingkan pengaman magnetic. Pengaman magnetic ini menggunakan
koil, ketika terjadi gangguan hubung singkat maka koil akan terinduksi dan timbul
medan magnet. Akibatnya poros yang ada di dekatnya akan tertarik dan
menjalankan tuas pemutus. Pengaman magnetic tidak memerlukan waktu lama
untuk tripnya. Karena pengaman magnetic bekerja secara magnetic sehingga
waktu yang dibutuhkan untuk induksi sangatlah cepat dibandingkan dengan
prinsip panas. Sehingga pengaman magnetic memiliki waktu yang sangat singkat/
tidak memerlukan waktu yang lama untuk trip.

Mekanisme TRIP pada MCCB :

A. Circuit Breaker Trip

Selain menyediakan sarana membuka dan menutup kontak secara manual,


circuit breaker sendiri memiliki fungsi otomatis untuk membuka kontak yang di
karenakan oleh kondisi arus yang berlebih. Unit TRIP adalah bagian sarana dari
circuit breaker yang menentukan ketika kontak akan terbuka secara otomatis.

Pada circuit breaker termal-magnetik, pada unit TRIP mencakup sebuah


unsur-unsur yang dirancang untuk merasakan panas yang disebabkan oleh
lebihnya sebuah beban dan arus yang tinggi yang diasilkan oleh arus pendek.
Selain itu circuit magnetic termal menggabungkan atau memberikan sebuah
fasilita tombol PUSH untuk TRIP.

Thermal Magnetik Trip

B. Manual Trip

Kadang kasus molded case circuit breaker ini dapat secara manual tiba-
tiba tersandung dengan menekan tombol "Push-to-Trip" tombol di permukaan
circuit breaker. Ketika tombol ditekan, tripper bar berputar dan ke kanan. Hal ini
memungkinkan mekanisme TRIP menuju keadaan "membuka," melepaskan
mekanisme operasi. Mekanisme operasional membuka kontak.

Dengan "Push-to-Trip" tombol juga berfungsi sebagai alat pengaman


dengan mencegah akses ke bagian dalam circuit breaker dalam posisi "ON". Jika
dilakukan usaha menghilangkan penutup circuit breaker sedangkan kontak berada
dalam kondisi tertutup ("ON"), pegas yang terletak di bawah tombol push
menyebabkan tombol untuk mengangkat dan pemutus untuk TRIP.

Operasi Mekanisme Manual Trip


C. Overload Trip
Thermal-magnetik circuit breaker menggunakan strip bimetal untuk
merasakan overload atau kelebihan beban. Apabila cukup arus mengalir melalui
pemutus sirkuit pada arus yang ditentukan, panas membangun menyebabkan strip
bimetal membengkokkan. Setelah membengkok pada jarak yang telah ditentukan,
strip bimetal saling berhubungan dengan bar tripper mengaktifkan mekanisme
TRIP.
Overload Trip
Sebuah strip bimetal terbuat dari dua logam berbeda terikat bersama. Dua
logam memiliki karakteristik ekspansi termal yang berbeda, melakukan
lengkungan jalur bimetal ketika dipanaskan.

Strip Bimetal
Apabila arus mengalir melalui strip bimetal, panas menyebabkan strip
membengkok. Semakin banyak arus, panas berlebih pada bimetal akan terjadi,
dan semakin melengkung. Ketika kontak pemutus sirkuit terbuka, strip bimetal
mendingin dan kembali ke kondisi aslinya. Hal ini memungkinkan pemutus
sirkuit untuk secara manual direset setelah kondisi overload telah diperbaiki.
D. Short Circuit Trip
Seperti dijelaskan sebelumnya, aliran arus melalui pemutus sirkuit blow-
terpisah kontak menciptakan perlawana pada medan magnet. Dalam kondisi
normal, kekuatan-kekuatan berlawanan tidak cukup untuk memisahkan kontak.
Apabila terjadi hubungan pendek, bagaimanapun, kekuatan-kekuatan berlawanan
meningkat secara signifikan.
Arus yang mengalir melalui kontak juga mengalir melalui konduktor yang
lewat dekat unit pemutus circuit TRIP. Pada level arus fault, medan magnet di
sekitar konduktor ini memberikan kekuatan yang cukup untuk membuka pasak
unit TRIP dan TRIP breaker.
sebuah tindakan gabungan medan magnet memaksa kontak terpisah
sementara secara bersamaan tripping akibat pemutus sirkuit di interupsi cepat dari
kesalahan arus. Selain itu, karena kekuatan magnet yang sebanding dengan arus,
semakin besar fault arus, lebih pendek waktu yang dibutuhkan menginterupsi
arus.

Short Circuit Trip


4.3.4. Kurva Karakteristik

Kurva Tripping
1. In (Arus nominal / Arus operasional)

In (dalam A – Ampere) merupakan arus nominal Circuit Breaker (CB)


untuk dapat beroperasi dengan baik dalam range arus tsb (sesuai spesifikasi CB).

2. Ir (Arus thermal / Arus pengaturan lebih)

Ir (dalam A) adalah fungsi dari In, yang menyatakan proteksi tripping


dikarenakan pengaruh thermal. Ir dikenal sebagai proteksi waktu panjang (Long
Time Protection LTP).

3. Isd atau Im (short time delay current / Arus magnetic)

Isd (dalam kA) adalah fungsi dari Ir, menyatakan proteksi hubung pendek.
Isd dikenal sebagai proteksi waktu pendek (Short Time Protection STM).

4. Ii atau Iinst (Arus Instantaneous / Arus setelan tripping seketika)

Ii atau Iinst (dalam kA) adalah fungsi dari In, yang menyatakan proteksi
hubung pendek seketika. Untuk arus lebih tinggi (hubung pendek) lebih besar dari
pada ambang Ii, pemutus sirkit harus secepat mungkin memutuskan arus
gangguan.
5. Icu (rated breaking capacity / Kapasitas pemutusan tertinggi)

(Dalam kA) adalah nilai maksimum arus hubung pendek yang dapat
diterima pemutus sirkit, tanpa mengalami kerusakan . Nilainya diuji dengan
standard urutan uji coba. Karakteristik ini ditetapkan pada tegangan khusus Ue.

6. Ics (Rated service short-circuit breaking capacity / kapasitas pemutusan


layanan pengenal)

(kA rms) , diberikan pabrik pembuat dan dinyatakan dalam % terhadap


Icu. Kinerja Ics penting dalam menggambarkan kemampuan pemutus sirkit dalam
operasi normal secara total dalam membuka arus hubung pendek sebanyak 3x (O
– CO – CO pada Ics). Semakin tinggi Ics, semakin efektif dan bagus kinerja
pemutus sirkit. Untuk CB domestik, Ics = k Icn. k nilai faktor sesuai dengan IEC
60898 tabel XIV. Di indsutri Eropa, Ics = Icu.

7. Icm (making current / Kapasitas kemampuan hubung pendek pengenal)

(puncak kA) adalah nilai maksimum arus hubung pendek asimetris untuk
dialirkan pada pemutus sirkit.

8. Icw (rated short-time withstand current / ketahanan arus waktu pendek


pengenal)

Terdapat 2 kategori (A dan B), berdasarkan IEC 60947-2,dimana:


Kategori A, tidak ada waktu tunda dalam operasi seketika (instantaneous) hubung
singkat Kategori B, untuk membedakan dengan pemutus sirkit lain berdasar
waktu, ada waktu tunda dalam memutuskan arus. Icw adalah arus maksimum
dimana pemutus sirkit kategori B dapat menahan, secara thermal dan
electrodynamic, tanpa menanggung kerusakan, untuk periode waktu yang
diberikan.
Kurva Karakteristik Trip MCCB Compact NSX400 to 630

4.3.5. Perhitungan Menentukan Besaran Arus MCCB

Secara Matematis nilai arus nominal pada motor induksi 3 fasa sebagai
penggerak pompa hydrant dapat dihitung menggunakan rumus dibawah ini :
Persamaan (1)

P
In = ............................................................................ (1)
V . Cos ϕ .√3

Dimana :

P = Daya (watt)

V = Tegangan (volt)

Cos 𝜙 = Faktor daya ( minimal dari PLN = 0,85)

Diketahui data pada motor induksi 3 fasa,

 Daya (P) = 110 (KW)

= 110.000 (watt)

 Tegangan (V) = 380 (volt)

 Cos 𝜙 = 0,89

Maka dari persamaan (1) dapat dihitung :

P
In =
V. Cos ϕ. √3

110.000
In =
380 . 0,98 . √3

110.000
In =
585,780

𝐈𝐧 = 𝟏𝟖𝟕, 𝟖𝟎 𝐀

Jadi didapat arus nominal (In ) pada motor induksi 3 fasa sebagai penggerak
pompa hydrant sebesar 187,80 A.

Setelah didapat nilai arus nominalnya, selanjutnya menentukan nilai minimum


dan maksimum dari (In ).

Nilai minimum = 1,25 x In .................................................................. (2)


= 1,25 x 187,80

= 234,75 A (nominal 250 A)

Nilai minimum = 2,5 x In ......................................................................... (3)

= 2,5 x 187,80

= 469,5 A (nominal 630 A)

Dari hasil perhitungan, nilai arus pada MCCB yang akan digunakan berada
direntang 250 A sampai 630 A. Maka MCCB yang dapat digunakan memiliki
nilai 400 A.

Anda mungkin juga menyukai