Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat-nyalah
Laporan Praktikum Sistem Pengaturan & Elektronika Daya ini dapat saya selesaikan dengan
baik.
Laporan ini berisikan tentang Praktik Penyearah Satu Fasa Gelombang Penuh
Terkontrol Penuh yang dimana telah dilaksakan pada Senin, 1 April 2019. Praktik ini
bertujuan untuk mengamati dan memahami Karakteristrik Penyearah Satu Fasa Gelombang
Penuh Terkontrol Penuh Beban R Dan Beban RL
Selama pelaksanaan kerja praktik sampai dengan selesainya laporan ini Saya telah
banyak menerima bantuan dan dukungan dari teman sekelompok maupun dari Bapak
Pembimbing Mata Kuliah Praktikum Sistem Pengaturan & Elektronika Daya. Untuk itu
dengan segala kerendahan hati, Saya mengucapkan Terima Kasih Kepada Bapak Drs.
Bahtera Tarigan, M.T.
Saya menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan maupun hasil
laporan ini. Untuk itu saya berharap kepada Bapak untuk memakluminya.
Saya berharap adanya kritik, saran, dan usulan dalam perbaikan laporan yang akan
datang. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi saya sendiri dan pembaca. Terima Kasih.
Joserio Sitanggang
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................iii
DAFTAR NILAI..................................................................................................................................iii
Percobaan 1. Penyearah Satu Fasa Gelombang Penuh Terkontrol Penuh Beban R......................................1
1.7. Analisa.........................................................................................................................................10
Percobaan 2. Penyearah Satu Fasa Gelombang Penuh Terkontrol Penuh Beban RL.................................13
2.7. Analisa.........................................................................................................................................23
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................................26
iii
DAFTAR NILAI
- Ruben Silaban
- Rut A Situmorang
- Yohannes Nababan
Kelas : EL – 6C
Kelompok : 2 (dua)
Nilai :
iv
PENYEARAH SATU FASA GELOMBANG PENUH TERKONTROL PENUH
1
vAB
T1 T2
R VR
T4 T3
Rangkaian
Trigger SCR
-Vm
VR
IR
2
Gambar 1.1 (a). Rangkaian penyearah 1 gelombang Penuh Beban R (b). Bentuk
gelombang
Gambar 1.1. (a). Menunjukkan ketika penyearah satu fasa gelombang penuh full
-Vm
converter dibebani beban resistif. Pada saat potensial tegangan di titik a lebih tinggi daripada
di titik b (dari 0 - rad), maka anoda SCR lebih positif dari katoda, bersamaan dengan itu
VAK positif. Ini kesempatan untuk mentrigger SCR T1& T3 agar konduksi. Apabila arus
trigger diberikan pada SCR pada t = , maka SCR T1& T3 akan konduksi (dibias maju)
selama - rad dan arus mengalir ke beban. Sesaat setelah rad, vab mulai negatif, maka
SCR T1& T3 akan dibias mundur (off) secara bersamaan.
Saat potensial di titik b lebih tinggi dibanding potensial di titik a (dari π−2 π rad),
SCR T2 dan T4 akan dibias maju secara bersamaan, maka ini adalah kesempatan untuk
mentrigger SCR agar konduksi. Jika pada ωt= ( π + α ) rad SCR T2 & T4 ditrigger, maka SCR
T2 & T4 akan konduksi selama ( π +α ) sampai 2 π rad dan arus mengalir ke beban. Sesaat
setelah 2 π rad, SCR T2 & T4 akan dibias mundur secara bersamaan.
Setelah 2 rad, anoda SCR kembali lagi positif daripada katodanya sehingga SCR T 1 &
T3 akan kembali konduksi, begitu seterusnya. Peran SCR dalam penyearah ini adalah untuk
mengubah tegangan sumber masukan arus bolak-balik dalam bentuk sinusoida menjadi
tegangan keluaran dalam bentuk tegangan searah yang dapat diatur sesuai keinginan, yaitu
apabila sudut trigger dirubah-rubah, maka besar VDC dan IDC akan ikut berubah.
Gambar 1b. menunjukkan bentuk gelombang tegangan sumber, arus gate, tegangan
keluaran, arus keluaran, dan tegangan pada SCR. Berdasarkan gambar gelombang diatas
dapat dilihat hubungan antara v AB pada 0−2 π rad adalah gelombang sinus dan karena beban
yang digunakan pada rangkaian merupakan beban resistif maka arus dan tegangannya sefasa.
Ditinjau dari tegangan keluaran (VL) yang dihasilkan, terdapat dua jenis komponen
tegangan, yaitu tegangan searah rata-rata (VDC) dan tegangan searah efektif (Vrms).
Berdasarkan gambar gelombang di atas tegangan keluaran rata-rata (V DC) dapat diatur
dengan cara menggeser sudut triger (α ) pada rangkaian, dan jika Vm adalah tegangan
masukan puncak, maka tegangan keluaran rata-rata (VDC) dapat diperoleh dari luas bentuk
gelombang VDC, yaitu :
3
Vm π
¿ (−cos ωt|α )
π
Vm
¿ (−cos π +cos α )
π
V
¿ m (1+ cos α )
π
[ ]
π 1
1 2
¿ Vm ∫ sin ωt d ( ωt)
2 2
π α
¿¿¿
{ [ ]}
1
2 π
V 1 2
¿ m ωt|α −∫ cos 2 ωt d (2 ωt)
π
2π α
2
¿¿¿
¿¿¿
[ )]
1
V m2 α 1
(
2
¿ 1− + sin 2 α ¿ ¿ ¿ 2 π
2 π 2
1
¿
Vm
√2
1− +
π (
α sin 2 α
2π ) 2
[ ]
π 1
1 Vm 2
¿ ∙
π R α
∫ sin ω t d (ω t )
[ ]
1
1 Vm π 2
¿ ∙ (cos ωt|α )
π R
[ ]
1
1 Vm 2
¿ ∙ (cos π−cos α )
π R
V
¿ m ¿
π.R
V R rata −rata
¿
R
Untuk menghitung arus beban efektif (IRrms) dapat diperoleh dengan menggunakan rumus:
I Rrms =¿ ¿
4
[ ]
2 π 1
1 Vm 2
¿ . 2
π R
∫ sin ω t d (ω t )
2
[ ]
2 π 1
1 Vm
∫ 12 (d ω t −cos 2 ω t d ω t )
2
¿ . 2
π R α
[ ]
2 π 1
1 Vm 2
¿ . ∫ ωt−cos 2 ω t( d ω t )
2 π R2 α
[ )]
1
(
2 π
1 Vm 1 2
ωt|α −∫ cos 2 ω t (2 d ω t )
π
¿ .
2 π R2 α 2
[ )]
1
(
2 π
1 Vm 1 2
ωt|α −∫ cos 2 ωt d (2 ωt)
π
¿ ∙
2 π R2 α 2
[ )]
2 1
1 Vm 1 1
(
2
¿ ∙ 2 ( π−α )− sin 2 π − sin2 α
2π R 2 2
[ )]
2 1
1 Vm 1
(
2
¿ ∙ 2 π −α + sin2 α
2π R 2
[ )]
1
V m2 1
(
α sin 2 α 2
¿ 2
∙ 1− +
R 2 π 2π
[ 2 π )]
1
∙ (1− +
V m α sin2 α 2
¿
√2 . R π
V Rrms
I Rrms =
R
Arus efektif SCR dapat diperoleh dengan mencari luas daerah dari bentuk gelombang, yaitu:
[ ]
1
( )
π 2
1 Vm 2
I Qrms= ∫
2π α R
sin ωt d( ωt)
[ ]
2 π 1
1 Vm 2
¿ ∙
2 π R2
∫ sin 2
ωt d (ωt)
α
¿¿¿
[ )]
1
(
2 π
1 Vm 1 2
ωt|α −∫ cos 2 ωt d (2 ωt)
π
¿ ∙
4 π R2 α 2
[ )]
2 1
1 Vm 1 1
(
2
¿ ∙ 2 ( π−α )− sin 2 π − sin2 α
4π R 2 2
[ )]
2 1
1 Vm 1
(
2
¿ ∙ 2 π −α + sin2 α
4π R 2
5
[ )]
1
V m2
(
α sin 2 α 2
¿ 1− +
4R 2
π 2π
[( )]
1
Vm α sin 2 α 2
¿ ∙ 1− +
2R π 2π
I Rrms
I Qrms=
√2
Arus rata-rata SCR ( I Q rata−rata) dapat diperoleh dengan mencari luas daerah dari bentuk
gelombang, yaitu:
π
1 Vm
I Q rata−rata = ∫
2π α R
sin ωt d ( ωt )
π
1 Vm
¿ ∙
2π R α
∫ sin ωt d ( ωt )
π
1 Vm
∫ (−cos ωt|α )
π
¿ ∙
2π R α
Vm
¿ (−cos π + cos α )
2π .R
Vm
¿ (1+cos α )
2π .R
I R rata−rata
I Q rata−rata =
2
6
Gambar 1.2. Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh 1 Fasa SCR Beban R
2) Gunakan Thyristor 1 dari rangkaian jembatan satu fasa I.
3) Atur sudut pelayanan α = 360 & α = 1440.
4) Hubungkan Resistor sebagai beban.
5) Tampilkan pada Osiloskop variable-variabel berikut:
1. Tegangan Keluaran Us
2. Arus Pada Thyristor Iv2 dan Iv4
6) Masukkan atau gambarkan kurva yang tampil di osiloskop pada diagram yang
tersedia.
7
1.5. Hasil Simulasi Aplikasi Mathlab
Gambar 1.3. Rangkaian Simulasi Dengan Aplikasi Matlab sudut penyalaan α = 360
Gambar 1.4. Gelombang Hasil Simulasi Dengan Aplikasi Matlab sudut penyalaan α = 360
8
Gambar 1.5. Rangkaian Simulasi Dengan Aplikasi Matlab sudut penyalaan α = 1440
Gambar 1.6. Gelombang Hasil Simulasi Dengan Aplikasi Matlab sudut penyalaan α = 1440
9
1.6. Hasil Percobaan Praktikum
Gambar 1.8.
10
1.7. Analisa
Vm
V DC rata−rata= (1+cos α )
π
16
V DC rata−rata= (1+cos 36 ° )
3,14
V DC rata−rata=5,092(1+0,80)
V DC rata−rata=9,218V
Vm
I DC rata−rata = (1+ cos α )
π .R
V DC rata−rata
I DC rata−rata =
R
9,218V
I DC rata−rata =
27,5 Ω
I DC rata−rata =0,335 A
( )
1
16 36 ° sin 2.36 °
V Rrms= 1− + 2
√2 180 ° 2.3,14
( )
1
16 36 sin 72
V Rrms= 1− + 2
√2 180 6,28
11
( )
1
16 0,95 2
V Rrms= 1−0,2+
√2 6,28
1
16 2
V Rrms= ( 0,95 )
√2
V Rrms=11,3 (0,973)
V Rrms=11,01 V
( )
Vm α sin 2 α 1
I Rrms = 1− + 2
√2 R π 2π
V Rrms
I Rrms =
R
11,01V
I Rrms =
27,5 Ω
I Rrms =0 , , 40 A
( )
Vm α sin 2 α 1
I Qrms= 1− + 2
2R π 2π
( )
1
16 36 sin 2.36 2
I Qrms= 1− +
2 ×27,5 180 2 .3,14
1
16
I Qrms= ( 1−0,2+0,19 ) 2
55
I Qrms=0,29 ( 0,99 )
I Qrms=0,298 A
Vm
I Qrata−rata= ¿
2π R
16
I Qrata−rata= ¿
2.3,14 .27,5
I Qrata−rata=0,09 (1,80)
12
I Qrata−rata=0,166 V
Terdapat sedikit perbedaan pada hasil simulasi dengan hasil percobaan disebabkan
pengaruh alat atau bahan yang dipergunakan. Tetapi perbedaan yang tampak tidaklah terlalu
berpengaruh sehingga dapat dianggap sama antara hasil simulasi dengan perhitungan.
13
Percobaan 2. Penyearah Satu Fasa Gelombang Penuh Terkontrol Penuh Beban RL
1.
2.
T1 T2
R
VO
L
T4 T3
Rangkaian
Trigger SCR
14
& T3 akan konduksi selama - rad dan arus mengalir melalui induktor yang menyimpan
energi. Sesaat setelah rad, vab mulai negatif, dan bersamaan dengan itu VAK mulai negatif.
SCR menstop arus yang mengalir melalui induktor, akan tetapi energi yang tersimpan dalam
induktor memaksa aliran arus tetap berjalan seperti sebelumnya dengan cara melepas
energinya. Sehingga SCR tetap konduksi selama - rad dan menimbulkan tegangan
negatif, dimana adalah besar arus yang melewati dari VAK .
Pada saat potensial di titik b lebih tinggi daripada di titik a yang dimulai dari sesaat
setelah rad, maka SCR T1 dan T3 akan dibias mundur secara bersamaan. Ini adalah
kesempatan untuk mentrigger SCR T2 dan T4 agar konduksi (ON). Dan apabila arus gate
diberikan pada SCR T2 dan T4 pada ωt = (π + α) rad, maka SCR T2 dan T4 akan konduksi
selama ( π +α ) rad sampai 2 π rad dan arus akan mengalir ke beban. Sesaat setelah 2 rad,
SCR 2 dan 4 akan dibias mundur secara bersamaan.
Pada beban RL ada 2 jenis arus, yaitu arus beban diskontinu dan arus beban kontiniu.
Yaitu kondisi dimana ada arus yang mencapai angka 0 pada interval tertentu, dengan
pemberian sudut trigger > .
Tegangan dan arus beban diatur oleh sudut trigger yang diberikan pada SCR. Besar
sudut trigger adalah :
−1 ωL
θ ¿ tan
R
β adalah besarnya arus yang melewati dari V AK atau yang disebut dengan tegangan negatif.
Dengan menggunakan Microsoft excel maka β dapat dicari dengan rumus:
(α− β)
tan ∅
sin ( β−∅ )=sin ( α −∅ ) e
Adanya penambahan beban induktor (L) membuat arus efektif bergantung kepada nilai
impedansi rangkaian, dimana impedansi rangkaian sebesar:
Z = √ R2 + Xl 2
Ditinjau dari tegangan keluaran (V L) yang dihasilkan, terdapat dua jenis komponen tegangan,
yaitu tegangan searah rata-rata (VDC) dan tegangan searah efektif (Vrms).
Jika Vm adalah tegangan masukan puncak, tegangan keluaran rata-rata (VDC) dapat diperoleh
dengan mencari luas daerah bentuk gelombang VDC, yaitu:
15
β
1
V DC rata−rata= ∫ V m sin ωt d ( ωt )
π α
Vm β
¿ (−cos ωt|α )
π
Vm
¿ (−cos β+ cos α )
π
Vm
¿ ( cos α −cos β )
π
[ ]
β 1
1 2
¿ ∫ V m sin ωt d (ωt )
2 2
π α
[ ]
2 β 1
V 2
¿ m
π
∫ sin 2
ωt d (ωt)
α
¿¿¿
¿¿¿
[ ( )]
1
V m2 β
1 2
ωt|α −∫ cos 2 ωt d (2 ωt)
β
¿
π α 2
¿¿¿
Vm
V rms = ¿¿
√2
[ ( )]
1
V m2 β
1 2
ωt|α −∫ cos 2 ωt d (2 ωt)
β
¿
π α 2
¿¿¿
Vm
V rms = ¿¿
√2
V DC =I DC . R
V
I DC = m (cos α −cos β)
π .R
V DC rata−rata
I DC =
R
[{ }]
1
V 1 sin ( β−α ) cos( β +α +θ) 2
I rms = ( β−α )−
Z π cos θ
16
Nilai arus efektif SCR dapat diperoleh dengan menggunakan rumus:
I Q =¿ ¿ rms
[ ]
1
V m2 π
2
IQ = rms
2π R
2 ∫ sin 2
ωt d (ωt )
α
IQ rms
=¿ ¿
[ { }]
1
2 π
Vm 1 2
ωt | −∫ cos 2 ωt d ( ωt )
π
IQ = 2 α
4π R α 2
rms
[ { )}]
1
V m2 1 1
(
2
IQ = ( π −α )− sin 2 π− sin 2 α
rms
4π R 2
2 2
[ ( )]
1
V m2 1 2
IQ = 2
π−α + sin 2 α
rms
4π R 2
[ ( )]
2 1
Vm α sin 2 α 2
IQ = 2
1− +
rms
4R π 2π
Vm α sin 2 α 2
1
IQ = (1− + )
rms
2R π 2π
I R rms
IQ = rms
√2
Vm π
IQ
rata −rata
= ∫ sin ωt d ( ωt )
2 πR α
Vm
IQ = (−cos ωt|πα )
rata −rata
2 πR
Vm
IQ = ¿
rata −rata
2 πR
Vm
IQ = ¿
rata −rata
2 πR
I R rata −rata
IQ =
rata−rata
2
17
Yaitu kondisi dimana arus tidak pernah mencapai angka 0 pada interval tertentu,
dengan pemberian sudut trigger < .
Jika Vm adalah tegangan masukan puncak, tegangan keluaran rata-rata (VDC) dapat
diperoleh dari :
2V m
V DC rata−rata= (cos α )
π
[ ]
1
V sin( π +α ) sin α 2
V rms = m 1− +
√2 2π 2π
Nilai arus keluaran efektif ( I Rrms ¿ dapat diperoleh dengan menggunakan rumus:
[{( }]
1
) ( )
( ) ( )
−2 π −π
V eff 1 2sin (α −∅ )
2
tan ∅ 2sin ( α−∅ ) tan ∅
2
I rms = π+ −π
tan ∅ 1−e −4 −π
sin α sin ∅ 1−e
Z π tan ∅ tan ∅
1−e 1−e
18
2.4. Langkah Kerja
1) Rangkailah rangkaian seperti pada gambar 2.2 dengan menggunakan POWER
BOARD.
19
2.5. Hasil Simulasi Aplikasi Mathlab
Gambar 2.3. Rangkaian Simulasi Dengan Aplikasi Matlab sudut penyalaan α = 360
Gambar 2.4. Gelombang Hasil Simulasi Dengan Aplikasi Matlab sudut penyalaan α = 360
20
Gambar 2.5. Rangkaian Simulasi Dengan Aplikasi Matlab sudut penyalaan α = 1440
Gambar 2.6. Gelombang Hasil Simulasi Dengan Aplikasi Matlab sudut penyalaan α = 1440
21
2.6. Hasil Percobaan Praktikum
Keterangan Gambar Pada Osiloscope:
Kanal pertama = 2 v/div × 10
kanal kedua = 0,35 v/div × 1
Gambar 2.7. Bentuk Gelombang Tegangan Keluaran Ud Arus Keluaran Id pada sudut
pelayanan α = 360 Beban RL.
Gambar 2.8. Bentuk Gelombang Tegangan Pada Coil UL Arus Keluaran Id pada sudut
pelayanan α = 360 Beban RL.
22
Gambar 2.9. Bentuk Gelombang Tegangan Keluaran Ud Arus Keluaran Id pada sudut
pelayanan α = 1440 Beban RL.
Gambar 2.10. Bentuk Gelombang Tegangan Pada Coil UL Arus Keluaran Id pada sudut
pelayanan α = 1440 Beban RL.
23
2.7. Analisa
Setelah melakukan pratikum dapat dianalisa bahwa penyearah satu fasa setengah
gelombang terkontrol beban resistif (R) seri induktive (L) dengan sudut trigger =36,
tegangan sumber Vs= 18 sin 100t, R= 27 , , L= 0.02 , F= 50 Hz dari hasil pengukuran
pada aplikasi matlab dengan perhitungan menggunakan rumus dapat dibandingkan beban
tegangan keluaran rata-rata beban, tegangan rms, dan arus rms.
PENYELESAIAN:
Rangkaian adalah operasi diskontiniu karna α > f
α (sudut trigger) = 36
f = 80,95
Menentukan sudut
(α− β)
Nilai dapat dicari dengan excel, menggunakan rumus sin ( β−∅ )=sin ( α−∅ ) e tan ∅
Maka = 193
24
18
V DC rata−rata= (cos 36 ° −cos 193)
3,14
V DC rata−rata=5,732(0,809−(−0,974))
V DC rata−rata=5.732 ( 1,783 )
V DC rata−rata=10,22 V
Arus beban
Perhitungan berdasarkan rumus:
Vm
I Dc rata−rata= ¿
π .R
V DC rata−rata
I Dc rata−rata=
R
10,22 V
I Dc rata−rata=
27 Ω
I Dc rata−rata=0,378 A
[ { }]
1
1 1 2
V rms =12,72 157− (0,513)
180 2
[ ]
1
1 2
V rms =12,72 (156,7435)
180
V rms =12,72 x 0,933 V
V rms =11,869 V
[{ }]
1
V 1 sin ( β−α ) cos( β +α +θ) 2
I rms = ( β−α )−
Z π cos θ
[ { }]
1
12,72 1 sin ( 193−36 ) cos ( 193+36+80,95 ) 2
I rms = (193−36 ) −
28,20 180 cos 80,95
25
[ { }]
1
1 sin ( 157 ) cos ( 309,95 ) 2
I rms =0,451 ( 157 ) −
180 cos 80,95
[ ]
1
1 2
I Rrms =0,451 (157−1,594)
180
I rms =0,451× 0,929
I rms =0,419 A
Terdapat sedikit perbedaan pada hasil simulasi dengan hasil percobaan disebabkan
pengaruh alat atau bahan yang dipergunakan. Tetapi perbedaan yang tampak tidaklah terlalu
berpengaruh sehingga dapat dianggap sama antara hasil simulasi dengan perhitungan.
26
3.1 Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan penyearah satu fasa gelombang penuh terkontrol penuh
beban R (resistif) dan L (Induktif) dapat diambil kesimpulan :
Joserio Sitanggang
NIM. 1605032014
27