Anda di halaman 1dari 48

Cara menentukan diameter kabel power listrik

Ada beberapa tahap untuk menentukan instalasi kelistrikan yang akan dipasang, baik di perumahan
ataupun tempat industri. Adapun tahap - tahap yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Menghitung arus nominal

    Kenapa arus nominal harus dihitung ? Alasannya adalah untuk menentukan seberapa besar
penampang kabel  dan berapa ukuran MCB yang akan kita gunakan. dari hasil ukuran nominal
tersebut kita bisa tentukan MCB yang akan kita gunakan dalam hal ini MCB sebisa mungkin lebih
tinggi dari arus yang dibutuhkan tetapi mendekati hasil perhitungan.

2. Memilih kabel sesuai dengan ukuran KHA

    Ada dua cara untuk menentukan ukuran kabel, yang pertama dengan cara melihat tabel KHA kabel
dan yang kedua dengan rumus.

Tabel Daya Hantar Kabel Tembaga pada Circuit Breaker


 
CIRCUIT BREAKER KABEL TEMBAGA TERMINAL
BAUT SCHOEN
(Ampere) (sqmm) BLOCK
16 2,5 M5 2,5-5 STB 30A
20 4 M5 2,5-5 STB 30A
25 6 M5 5,5-5 STB 30A
40 10 M6 10-6 STB 60A
63 16 M8 16-8 STB 100A
80 25 M8 25-8 STB 100A
100 35 M8 35-8 STB 100A
125 50 M10 50-10 STB 200A
160 70 M10 70-10 STB 200A
200 95 M12 95-12 STB 200A
250 *) 120 M12 120-12 STB 300A
300 *) 150 M12 150-12 STB300A
350 *) 185 M16 185-16 STB 400A
400 *) 240 M16 240-16 STB 400A
*) Untuk pemasangan dalam Box Enclosure direkomendasikan menggunakan Busbar Tembaga. 

 Rumus cara menentukan kabel power listrik

 q = ( L . N ) : ( Y . eV . E )

  Keterangan :

     q  = Penampang kabel dalam mm


     L  = Jarak dalam meter
    N  = Daya dalam watt
    Y  = Daya hantar jenis
   eV  = Rugi tegangan dalam volt
     E  = Tegangan dalam volt

   Daya hantar jenis tembaga 56, aluminium 32.7 dan besi 7

3. Koreksi terhadap temperature 

Dalam pemilihan suatu ukuran kabel  perlu diperhatikan kondisi temperature. berikut adalah faktor
koreksi  terhadap temperatur sekitar kabel :

Temperature 25 C x 1.03
Temperature 30 C x 1
Temperature 35 C x 0.94
Temperature 40 C x 0.87
Temperature 45 C x 0.79
Temperature 50 C x 0.71

standar kabel dalam “Luas Penampang”. Untuk diameter tinggal dihitung dari luas penampang tsb 

dapat gunakan rumus ini 


A = 2 x L x I x cosθ / (R x u) → 1 fasa 
A = 1,732 x I x L x cos θ / (R x u) → 3 fasa 

A : luas penampang minimum (mm²) 


L : panjang kabel (m) 
I : kuat arus (A) 
R : tahanan untuk tmbaga (ohm) 
u : rugi tegangan (volt) 
cos θ : faktor daya 

atau dari tabel penghantar (pabrik) sesuai dg beban maksimum yg akan digunakan

1. Mengetahui perhitungan antara kuat arus dan luas


penampang pengantar ( luas penampang kabel)
Luas penampang kabel / pengantar sangat berpengaruh dalam daya hantar arus listrik yang
melaluinya.

Dalam menghitung kebutuhan besar kabel dalam istilah luas penampang kabel perlu dibedakan
menjadi dua jenis , yaitu:

a. Perhitungan luas penampang kabel untuk fasa tunggal, dan

b. Perhitungan luas penampang kabel untuk tiga fasa.

Rumus untuk menghitung kebutuhan luas penampang kabel satu fasa


adalah:
I = P / (E x Cos Phi)

Rumus untuk menghitung kebutuhan luas penampang kabel tiga fasa


adalah:
I = P / (√3 x E x Cos Phi)
Dimana:

I = Arus beban listrik dalam satuan Ampere

P = Beban yang dibutuhkan dalam Watt

E = Tegangan antar fasa dalam Volt

Cos Phi = Faktor Daya

Dalam menyesuaikan atau menentukan luas penampang kabel (besar kabel ) yang
dibutuhkan perlu perhitungan teoritis dulu seperti diatas yang kemudian di sesuaikan
dengan luas penampang atau besar kabel yang telah tersedia di pasaran.

Namun dalam hal ini lebih baik memilih besaran kabel lebih besar yang tersedia
dilapangan, sebagai contoh dalam perhitungan teoritis dibutuhkan luas penampang
kabel 2mm2, maka perlu pembelian kabel dengan diameter 2,5mm yang tersedia
dipasaran.

2. Mengetahui perhitungan susut tegangan / rugi tegangan


Kenapa terjadi susut tegangan? Mungkin itu pertanyaan yang sering muncul.

Susut tegangan atau rugi tegangfan terjadi karena adanya pergeseran arus listrik
dengan saluran yang di aliri arus listrik tersebut.

Dalam pengantaran arus listrik disepanjang kabel pengantar akan terjadi


pergesekan yang mengakibatkan kalor / panas yang terjadi yang membutuhkan
sekian volt untuk hal tersebut.

Karena pengantar utama terdiri dari hantaran yang memiliki hambatan serta
induktansi maka secara matematis terjadi susut tegangan atau rugi tegangan.

Besaran rugi atau susut tegangan dapat dihitung dengan rumus berikut:

∆V = √3.I.L (R’L Cos Phi + X’L sin Phi )


Dimana:

V = Susut tegangan,

I = Arus beban penuh pada pengantar (Ampere),

L = Panjang pengantar (m),

R’L = Resistensi pengantar (Ω/m)

X’L = Reaktansi pengantar (Ω/m)

Cos Phi = Faktor Daya.


Dalam sebuah instalasi listrik , susut tegangan atau rugi tegangan tidak dapat di
hindarkan lagi , tetapi bisa dibatasi, usaha pembatasan ini untuk menghasilkan mutu
listrik yang baik. 

Dalam peraturan yang tertera dalam PUIL 2000 bahwa disebutkan total rugi
tegangan antara terminal dan sembarang titik instalasi tidak boleh lebih dari 50%
dari tegangan penegnal pada terminal konsumen.

Perencanaan Kabel Instalasi Listrik


1. Kuat Arus Listrik 
Kuat arus listrik merupakan objek yang menjadi pokok permasalahan dalam perancangan
kabel instalasi listrik. Untuk menhitung kuat arus listrik yag melewati kabel, perlu dibedakan
antara instalasi fase satu dan fase tiga.
Instalasi fase satu
Rumus yang digunakan untuk menghitung kuat arus listrik untuk instalasi fase satu adalah :

Dimana :
I = Kuat arus listrik maksimum yang boleh dilewati (ampere)
P = Daya beban terpasang (watt)
E = Tegangan terpasang (volt)
   
Instalasi fase tiga
Rumus yang digunakan untuk menghitung kuat arus listrik untuk instalasi fase tiga adalah :

Dimana :
I = Luat arus listrik maksimum yag boleh dilewati (ampere)
P = Daya beban terpasang (watt)
E = Tegangan terpasang

L = Panjang kabel (meter)

2. Luas Penampang Kabel Instalasi Listrik 


Untuk menentukan kabel yang paling cocok digunakan adalah dengan menghitung luas
penampang kabel instalasi listrik. 
Instalasi fase satu

 dimana :
A = Luas penampang minimum kabel (mm)
L = Panjang kabel (m)
I = Kuat arus yang melewati kabel (A)
 (ohm meter)

Instalasi fase tiga

Dimana :
A = Luas penampang minimum kabel (mm)
L = Panjang kabel (m)
I = Kuat arus yang melewati kabel (A)
 (ohm meter)

3. Peralatan Instalasi 
Benda isolasi (Isolator) : digunakan untuk menutupi hantaran listrik agar aman. 
Pipa instalasi : Pipa instalasi dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu pipa baja, pipa
PVC, dan pipa fleksibel, masing-masing memiliki karakteristik dan keunggulan sendiri-
sendiri. 
Benda bantu : Ada bayak macam benda bantu yang digunakan dalam instalasi listrik seperti
kotak sambung, kotak normal, kotak, sentral, kotak banula, dan kotak rangkaian ganda. 
Saklar : saklar digunakan untuk memutuskan dan menghubungkan arus listrik. 
Hantaran : hantaran atau kabel menurut fungsinya dapat dibagi menjadi tiga yaitu, Hantaran
fase, hantaran netral, hantaran ground/pengaman.
Rumus untuk mencari nilai kapasitor :
Q=P (tan2 - tan 1)
C=Q/(2 x π x V^2 )

Jika rumus diatas diterapkan pada system tegangan 220 dan frekwensi 50 Hz (umum dipakai di
Indonesia), maka menjadi :
C=Q/48400

Keterangan :
Q : daya reaktif.
P : daya aktif.
Tan 2 : nilai tangen dari cos phi yang diharapkan.
Tan 1 : nilai tengen dari cos pi semula.
phi : 3,14
V : tegangan
C : nilai kapasitor dalam farad.

Rumus untuk mencari besarnya pembatas :

 A=Va/V
Keterangan :
A : besarnya pembatas (Ampere).
Va : besarnya daya Semu (VA)
V : besarnya tegangan (volt).
Pertanyaan :
Sebuah kapasitas daya semu yang terpasang pada sebuah rumah adalah sebesar 900 VA. Jika
tegangan yang digunakan adalah 220 volt, tentukan besarnya arus listrik yang mengalir pada
rumah tersebut.

Jawab :
A=Va/V
Sehingga diperoleh arus sebesar 4,1 ampere.

Untuk menghitung besarnya Kemampuan Hantar Arus (KHA) suatu kabel dengan beban
motor :

KHA (Kemampuan Hantar Arus)


Arus nominal 1 fase :
In = P / (V x I x Cos φ) 
Arus nominal 3 fase :
In = P / (√3 x V x I x Cos φ )
Sedangkan rumus untuk mencari KHA adalah 125% arus nominal.
Keterangan :
I = Arus peralatan (Ampere)
P = Daya masukan peralatan (Watt)
V = Tegangan (Volt)
Cos φ = Faktor daya
KHA= 125% x I nominal

Keterangan :
KHA : besarnya kemampuan hantar arus suatu kabel.
I nominal : arus yang mengalir pada kabel : I = P/(Vcos pi)

Pertanyaan :
suatu instalasi listrik industri memiliki kapasitas motor sebsesar 450 watt, cos pi sebesar 0,8.
Sedangkan tegangannya memakai system 220 volt. Tentukan besarnya KHA untuk
menentukan kabel yang dipakai?

Jawab :
I= P/(V cospi )
Dari persamaan diatas maka diperoleh I sebesar 2,56 ampere.
Sehingga, besarnya KHA adalah : 2,56 x 125% = 3,2 ampere. Sehingga kabel yang harus
digunakan adalah yang dapat menghantarkan arus sebesar 3,2 tanpa ada gangguan dari
internal kabel tersebut.

Toleransi rugi tegangan pada instalasi listrik penerangan dan tenaga :

Untuk rugi tegangan pada instalasi listrik penerangan maksimal adalah sebesar 2% dari
tegangan kerja. Sedangkan untuk rugi tegangan pada instalasi listrik tenaga adalah sebesar
5% dari tegangan kerja.

Rumus untuk menghitung tahanan isolasi :

Tahanan isolasi = 1000 x tegangan kerja.


Pertanyaan :
Tentukanlah tahanan isolasi kabel motor minimal yang dibutuhkan jika diketahui tegangan
kerja suatu motor adalah sebesar 660 volt.

Jawab :
Tahanan isolasi = 1000x 660 = 660 kilo ohm.

Rumus untuk menghitung luas penampang kabel :

Rugi tegangan dalam % :


q = ( L x U x 200)/(E x E x λ x U x λ)
atau
q = (L x I x 200)/(E x p x λ)

Rugi tegangan dalam volt :


q = (L x U x 2)/( E x ∆v x λ )
atau
q = ( L x I x 2)/(∆v x λ)

Keterangan :
P : beban dalam watt
f : tegangan antar 2 saluran (fase-netral)
q : penampang saluran (mm2)
∆v : rugi tegangan dalam (volt)
∆U : rugi tegangan dalam %
L : panjang rute saluran (bukan panjang kawat)
λ : daya hantar jenis tembaga = 56, besi = 7, aluminium = 32,7
I : arus beban

Rumus menghitung tahanan pada tanah yang digunakan untuk system pentanahan
penyalur petir :

R= 1/(R1+R2+R3+Rn)

Keterangan :
R : besarnya tahanan sebaran dari elektroda dalam PUIL tidak boleh lebih dari 5 ohm.
R1-Rn : tahanan masing-masing elektroda.

Pertanyaan :
Sebuah bangunan berbentuk persegi akan dipasang sebuah penyalur petir. Jika diketahui akan
dipasang 4 elektrode dengan besar hambatan electrode berurutan sebesar 10, 20, 30, dan 40
ohm. Tentukanlah tahanan sebarannya !

Jawab :
Dari rumus perhitungan tahanan sebaran diatas maka diperoleh nilai tahanan sebaran
electrode adalah sebesar 0,01 ohm.

Untuk menghitung besarnya Kemampuan Hantar Arus (KHA) pada suatu percabangan suatu
kabel dengan beban motor :

KHA = KHA terbesar + I nominal motor yang lain.


Pertanyaan :
suatu instalasi listrik industri memiliki sebuah cabang dengan 3 buah beban motor. Motor 1
memiliki arus nominal sebesar 42A, motor 2 sebesar 54A, dan motor 3 sebesar 68 A.
Tentukan besarnya KHA pada percabganan tersebut?

Jawab :
KHA terbesar =125% x Inominal terbesar
Dari persamaan diatas maka diperoleh KHA terbesar sebesar 85 ampere. Sehingga, KHA
pada sirkit cabang adalah : 85A + 42A + 54A = 181 A.

Rumus perhitungan gawai proteksi sirkit akhir :

Sirkit A = 250% x I nominal motor.


Sirkit B = 200% x I nominal motor.
Sirkit C = 125% x I nominal motor.

Keterangan :
Sirkit A : beban motor jenis rotor sangkar.
Sirkit B : beban motor jenis motor sinkron dengan auto trafo.
Sirkit C : beban motor jenis motor rotor cincin.

Pertanyaan :
Tentukan gawai proteksi akhir dari 3 buah motor dengan spesifikasi motor 1 rotor sangkar
memiliki Inominal sebesar 42 A, motor 2 motor sinkron dengan auto trafo memiliki I
nominal sebesar 54 A, dan motor 3 rotor cincin memiliki I nominal 68 A. 
Jawab :
Sirkit 1 = 250% x 42 = 105 A.
Sirkit 2 = 200% x 54 A = 108A.
Sirkit 3 = 150% x 68 A = 102 A.

Rumus menghitung gawai proteksi pada cabang :

Gawai Proteksi cabang = gawai proteksi sirkit motor terbesar + jumlah arus nominal motor
yang lainnya. 
Pertanyaan :
Tentukanlah besarnya gawai proteksi pada cabang dengan megnacu pada soal rumus
perhitungan gawai proteksi sirkit akhir.

Jawab :
Gawai Proteksi cabang = 108+42+68 = 218 A.

Rumus menghitung arus start pada motor :


Untuk sambungan bintang :
Istart= (Vl/√3)/Zfase
Untuk sambungan segitiga :
Istart= (Vfase√3)/Zfase
Keterangan :
Vl : tegangan jaringan.
V fasa : tegangan phasa-nol.

Rumus perhitungan arus hubung singkat :

Isc=Uo/(√((Rt x Rt)+ (Xt x) Xt) √(3 x))

Pada perhitungan ini, hambatan jaringan atas diabaikan.


Sedangkan reaktansinya adalah :
X=(Uo x Uo)/Psc

Pada transformator, hambatan diabaikan jika daya semu lebih dari 100 KVA. Sedangkan
reaktansinay adalah :
X=(Usc x Uo x Uo)/Sn
Pada pemutus tenaga, hambatan dan reaktansi diabaikan.
Pada busbar, hambatan adalah sebaga berikut ini : 
R=(ρ L)/A 
Sedangkan untuk menghitung besarnya reaktansi apda busbar adalah : 
X=0,15 L 
Untuk kabel, menghitung hambatannya adalah : 
R=(ρ L)/A 
Dan untuk menghitung reaktansinya adalah : 
X=0,08 L

Luas Penampang Kabel

Luas Penampang Kabel 3 fasa : 


A = (1.73 * L * I * cos pi) / ( lamda * u)

Luas Penampang Kabel 1 fasa :


A = (2 * L * I * cos pi) / ( lamda * u)

Perbaikan Faktor Daya

Faktor daya (Power Factor /Pf)


Pf = P/ V*I = cos pi
Pf adalah : Perbandingan antara daya aktif (kW) dengan daya total (kVA) 
Faktor daya menentukan sifat dari beban
Pf lagging : fasa arus tertinggal dengan fasa tegangan (beban induktif)
Pf leading : fasa arus mendahului fasa tegangan (beban kapasitif)

Syarat diberlakukan Pertanahan

Instalasi listrik yang menggunakan tegangan yang lebih besar dari 50 V


Harga tahanan Pentanahan (Rp) tidak melebihi
Rp = 50 / Ia ohm
IA= k x In
Rp: Tah. Pentanahan
IA : arus pemutusan pengaman arus lebih
In: arus nominal pengaman lebur/ pengaman arus lebih
k : faktor pengali, tergantung karakteristik pengaman
k : 2,5 –5 (pengaman lebur) ; 1,25-3,5 (pengaman lain)

PERENCANAAN KABEL INSTALASI LISTRIK


Kuat Arus Listrik
Kuat arus listrik merupakan objek yang menjadi pokok permasalahan dalamperancangan
kabel instalasi listrik. Untuk menhitung kuat arus listrik yag melewati kabel, perlu dibedakan
antara instalasi fase satu dan fase tiga.

Instalasi fase satu


Rumus yang digunakan untuk menghitung kuat arus listrik untuk instalasi fase satu adalah :

Dimana :
I = Kuat arus listrik maksimum yang boleh dilewati (ampere)
P = Daya beban terpasang (watt)
E = Tegangan terpasang (volt)

Instalasi fase tiga


Rumus yang digunakan untuk menghitung kuat arus listrik untuk instalasi fase tiga adalah :

Dimana :
I = Luat arus listrik maksimum yag boleh dilewati (ampere)
P = Daya beban terpasang (watt)
E = Tegangan terpasang

L = Panjang kabel (meter)

1. Luas Penampang Kabel Instalasi Listrik

Untuk menentukan kabel yang paling cocok digunakan adalah denganmenghitung luas
penampang kabel instalasi listrik.
Instalasi fase satu

dimana :
A = Luas penampang minimum kabel (mm)
L = Panjang kabel (m)
I = Kuat arus yang melewati kabel (A)
 (ohm meter)

Instalasi fase tiga

Dimana :

A = Luas penampang minimum kabel (mm)


L = Panjang kabel (m)
I = Kuat arus yang melewati kabel (A)
 (ohm meter)
Peralatan Instalasi
Benda isolasi (Isolator) : digunakan untuk menutupi hantaran listrik agar aman.
Pipa instalasi : Pipa instalasi dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu pipa baja, pipa
PVC, dan pipa fleksibel, masing-masing memiliki karakteristik dan keunggulan sendiri-
sendiri.
Benda bantu : Ada bayak macam benda bantu yang digunakan dalam instalasi listrik seperti
kotak sambung, kotak normal, kotak, sentral, kotak banula, dan kotak rangkaian ganda.
Saklar : saklar digunakan untuk memutuskan dan menghubungkan arus listrik.
Hantaran : hantaran atau kabel menurut fungsinya dapat dibagi menjadi tiga yaitu, Hantaran
fase, hantaran netral, hantaran ground/pengaman.
Misalnya Diketahui motor 3 phase dengan ampere pada name plate
15.5 A maka berapakan ukuran kabelnya? dengan asumsi menggunakan kabel 4 Core ( 1
Untuk Ground dan 3 Untuk Phasa)
Memang ada perhitungan teori untuk mencari ukuran kabel.
Dengan rumus yang ada faktor jenis kabel (alum atau tembaga), karena agak ribet maka saya
sudah melupakannya.
Lebih praktisnya saya biasa memakai buku tabel kabel.
Bisa dipinjam/minta pada penjual/suplier kabel.
Juga dibuku tsb.ada tabel koefisien faktor lain yang harus diperhitungkan. seperti jarak,
jumlah kabel, ambient temperatur dsb.
Jadi, untuk motor tsb.bisa menggunakan kabel berpenampang 6~10 mm2 (tergantung jarak &
koefisien faktor2 lain)
Untuk lebih menghemat, sebaiknya gunakan 3 core, sedangkan untuk Ground bisa digunakan
kabel engkel terpisah 2~4 mm2 (hijau).
Jadi untuk motor 3 phase 15.5 Ampere (10 KW), gunakan kabel 3x 6~10 mm2 (RST) + 1x
2~4 mm2 (Hijau).

Tabel. Hambatan jenis beberapa bahan


Kita dapat menghitung besarnya penampang kabel feeder yang akan kita gunakan
dalam suatu design ME dengan cara sebagai berikut.

Pertama-tama kita jumlahkan dulu seluruh daya (dalam Watt) yang akan digunakan
dalam bangunan/ gedung tersebut dari mulai lampu, stop kontak, pompa dll. Misalnya
total daya-nya sudah kita dapatkan misalnya 20000 watt. nilai tersebut lalu kita
konversikan menjadi va dengan cara membagi dengan 0.8. Maka hasilnya adalah

20000 W/ 0.8 = 25000 VA

Kemudian hasil tersebut kita bagi 3 lalu dibagi 220. Maka hasilnya adalah

25000 va / 3 / 220 = 37.9 A

Hasil tersebut lalu kita cocokan dengan tabel electrical data yang bisa kita minta
kepada suplier kabel dan umumnya tabel yg dijadikan acuan adalah tabel untuk kabel
type NYY dan yg kita lihat adalah nilai current carrying capacity at 30 C in ground.
Berdasarkan tabel tersebut, besar arus 37.9 A  dapat menggunakan kabel dengan
ukuran 4 mm2 (41 A) hasilnya kita bulatkan keatas. Namun untuk lebih safety/
amannya kita pilih ukurannya kabelnya 2 tingkat dari hasil yg kita dapat. Untuk kasus
di atas, maka utk safety-nya kita gunakan kabel feeder dengan ukuran 10 mm2. 

Pertanyaan-pertanyaan umum yang sering ditanyakan Seputar Listrik

1 kva Berapa Amper ?

(Teori Umum)
KVA adalah satuan bagi daya yang dihasilkan oleh tenaga listrik,yakni hasil kali antara tegangan
llistrik(volt) dengan kuat arus(ampere)

jadi 1KVA = 1000VA jadi


bila voltasenya sebesar 380 volt
maka dalam 1KVA terdapat
= 1000/380 = 2,6 Ampere

bila voltasenya sebesar 220 volt


maka dalam 1KVA terdapat
= 1000/220 = 4,5 Ampere

dan bila tegangan diubah ke 100 volt


maka dalam 1KVA terdapat
= 1000/100 = 10 Ampere

(Teori Lain)
bila voltasenya sebesar 380 volt
maka dalam 1KVA terdapat
= 1 / (1.732) / 0.38
= 1.52 Amper

ket. 1.732 adalah satuan rumus tetap

 
Ukuran Milimeter Kabel

CONTOH:
kabel 2,5 mm artinya kabel tersebut mempunyai luas penampang 2,5 mm
berapa diameternya?

rumus mencari jari2nya:


L = p x r²
2,5 = 3,14 x r²
r² = 2,5 / 3,14
r = v2,5 / 3,14
r = 0,89

maka diameternya
d=2xr
d = 2 x 0,89
d = 1,78 mm

dan Luasnya (kebalikannya)


L = p x r²
= 3,14 x 0,89²
= 2,48

L = luas lingkaran
r = jari2 lingkaran
d = diameter lingkaran
K = keliling lingkaran
p = 22/7 = 3,14

L = p x r²

d=2xr

K=2xpxr
=pxd

r = 1/2 x d
= 1/2 x (K x 7/22)
= akar dari (L x 7/22)
(L x 7/22) = r²

d = K x 7/22
= akar dari (L x 7/22 x 4)
(L x 7/22 x 4) = d²

1 mm Kabel Untuk Berapa Amper ?

Ada yang mengatakan


1 mm untuk 3 Amper dan ada juga yang mengatakan
1 mm untuk 1.76 Amper
*) untuk tegangan 380V

1 kw Berapa HP (Horse Power) ?

Menurut konversi satuan international, 1.1 kW (kilo watt) adalah sama dengan 1.475 HP ...
Ya, HP memang Horse Power .Istilah lain adalah PK (singkatan kata dari bahasa Belanda Paar
Kraatt)
1 HP = 0.745 kW = 745 watt

Daya Nyata (P)


Daya nyata merupakan daya listrik yang digunakan untuk keperluan menggerakkan mesin-
mesin listrik atau peralatan lainnya.
 Line to netral / 1 fasaP = V x I x Cos Ø
 Line to line/ 3 fasaP = √3 x V x I x Cos Ø
 Ket :
P = Daya Nyata (Watt)V = Tegangan (Volt)I = Arus yang mengalir pada penghantar
(Amper)Cos T = Faktor Daya

Daya Semu (S)


Daya semu merupakan daya listrik yang melalui suatu penghantar transmisi atau distribusi.
Daya ini merupakan hasil perkalian antara tegangan dan arus yang melalui penghantar.
 Line to netral/ 1 fasa S = V x I 
 Line to line/ 3 fasa S = √3 x V x I 
 Ket :
S = Daya semu (VA)
V = Tegangan (Volt)
I = Arus yang mengalir pada penghantar (Amper)

Daya Reaktif (Q)


Daya reaktif merupakan selisih antara daya semu yang masuk pada penghantar dengan daya
aktif pada penghantar itu sendiri, dimana daya ini terpakai untuk daya mekanik dan panas.
Daya reaktif ini adalah hasil kali antara besarnya arus dan tegangan yang dipengaruhi oleh
faktor daya.
 Line to netral/ 1 fasa
Q = V x I x Sin Ø

Line to line/ 3 fasa


Q = √3 x V x I x Sin Ø

Ket :
Q = Daya reaktif (VAR)
V = Tegangan (Volt)
I = Arus (Amper)
Sin T = Faktor Daya 
Dari penjelasan ketiga macam daya diatas tersebut, dikenal juga dengan Segitiga Daya.
Dimana Pengertian umum dari Segitiga Daya adalah suatu hubungan antara daya nyata, daya
semu, dan daya reaktif, yang dapat dilihat hubungannya pada gambar bentuk segitiga
dibawah ini :

dimana :
P = S x Cos Ø (Watt)
S = √(P2 + Q2) (VA)
Q = S x Sin Ø (VAR)
Seputar Instalasi Listrik untuk Rumah Tinggal.
Tulisan saya ini saya muat di Kompasiana sekedar sebagai pengetahuan umum bagi
para Kompasianer demi untuk mencegah terjadinya kebakaran yang akhir - akhir ini
sering terjadi di Jakarta.

Semoga bermanfaat.

1. Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam instalasi listrik rumah tinggal agar
efisien dan ekonomis?

Jawab :
Yang paling utama adalah harus memenuhi persyaratan teknis, baru setelah itu
bagaimana agar effesien dan ekonomis.

a. Persyaratan teknis.
a.1. Asumsi.
Dalam merancang instalasi listrik suatu rumah tinggal, diasumsikan bahwa instalasi
listrik tersebut tidak akan diperiksa atau di perbaiki selama rumah tersebut tidak
dibongkar (bisa akibat di renovasi atau dibongkar total untuk dibangun kembali).

- Biasanya diasumsikan usia instalasi rumah sekitar 30 tahun.


Artinya : Dalam pemilihan peralatan instalasi listrik harus memenuhi persyaratan yang
telah ditetapkan dalam PUIL (Peraturan Umum Instalasi Listrik) khusus untuk Rumah
Tinggal, dimana ketentuan yang diterapkan lebih berdasarkan pengalaman selama ini
(empiris), bukan berdasarkan ketentuan teknis sesuai yang diatur pada PUIL 2000,
Bagian 7 : Penghantar dan Pemasangannya (halaman 322 – 325), yang umumnya
diterapkan untuk Instalasi Pabrik, Gedung Perkantoran, Hotel, dsb.
a.2. Menentukan Besaran Kabel Listrik.
Kabel Listrik berpenghantar tembaga dan berisolasi PVC yang terpasang secara
permanen di dalam rumah harus dengan ukuran minimal 2,5 mm2, berapapun jumlah
daya listrik yang terpasang dan hanya boleh dialiri listrik maksimal 10 A
- Jika arus listrik > 10 A tetapi < 16 A (berlangganan 3.500 VA, 1 phase), kabel utama
(feeder) harus menggunakan ukuran 4 mm2.

Penjelasan :
Berdasarkan Tabel KHA (Kemampuan Hantar Arus) di PUIL 2000, untuk kabel jenis
NYA, NYM dan NYY adalah sebagai berikut :

- Luas penampang kabel 2,5 mm2 = 25 A

- Luas penampang kabel 4 mm2 = 34 A

(PUIL 2000 halaman 301, 303 dan 304).

a.3. Isolasi Kabel.
Jenis kabel ditentukan oleh jenis isolasinya.

Untuk perumahan, yang paling banyak digunakan adalah :

- NYA : Kabel ini berisolasi PVC, ber inti tunggal, jenis kabel udara. Berwarna Merah,
Hitam, Kuning dan Biru.
* Kelebihan : Harganya murah.

* Kelemahan : # Isolasinya cuma 1 lapis, sehingga mudah cacad.

# Tidak tahan air (karena jenis kabel udara)

# Isolasinya sangat disukai tikus (digigit tikus)


# Supaya aman terhadap gangguan tikus dan sentuhan orang (kalau ada isolasi yang
cacad), pemasangan kabel sebaiknya didalam pipa (bisa pipa PVC atau logam).

- NYM : Kabel berisolasi PVC, ada yang berinti 2, 3 atau 4, jenis kabel udara. Berwarna
putih.
* Kelebihan : # Isolasinya dua lapis, sehingga potensi kabel bocor akibat isolasi   cacad
lebih kecil dibandingkan NYA

* Kelemahan : # Harganya lebih mahal dibandingkan NYA

# Tidak tahan air (karena jenis kabel udara)

# Isolasinya sangat disukai tikus (digigit tikus), dan tidak tahan terhadap impack
(benturan)

# Supaya aman terhadap gangguan tikus dan sentuhan orang (kalau ada isolasi yang
cacad), pemasangan kabel sebaiknya didalam pipa (bisa pipa PVC atau logam).

- NYY : Kabel berisolasi PVC, ada yang berinti 2, 3 atau 4, jenis kabel tanah. Berwarna
Hitam.
* Kelebihan : # Isolasinya dua lapis dan liat sehingga lebih tahan terhadap impact
(benturan) dibandingkan dengan NYA dan NYM, potensi kabel bocor akibat isolasi
cacad lebih kecil dibandingkan NYM

# Tahan air (karena jenis kabel tanah)

# Isolasinya tidak disukai tikus, sehingga pemasangan tidak harus menggunakan pipa.

* Kelemahan : # Harganya lebih mahal dibandingkan NYM.

a.4. Grounding.
a.4.1. Fungsi dari Grounding antara lain :
- Sebagai pengaman terhadap tegangan sentuh saat ada instalasi yang bocor.

- Memperkecil resiko akibat sambaran petir.

a.4.2. Spesifikasi Pemasangan Grounding.


- Jika sebagai pengaman terhadap tegangan sentuh, tahanan pentanahan maksimal 5
Ohm.

- Jika untuk memperkecil resiko akibat sambaran petir : < 1 Ohm (sama dengan
spesifikasi untuk grounding Penangkal Petir).

Penjelasan :
* Tahanan Pentanahan adalah nilai Tahanan Suatu Grounding yang kita tancapkan
kedalam bumi.

# Jika tanahnya berpori dan gembur seperti di Palmerah, Kebon Jeruk, Bintaro atau di
lokasi yang airnya asin atau payau (di Jelambar, Kapuk, Ancol), dengan menancapkan
pipa sedalam 1 m sudah bisa didapat Tahanan Pentanahan 5 Ohm di musim kemarau
dan 1 Ohm di musim hujan.

# Jika tanahnya berpasir (seperti di Yogyakarta, Banjarmasin, Makasar) atau tanah liat
yang tidak berpori (seperti di Cikarang) atau dari batu padas (seperti di Pangkal Pinang,
Bawen), maka untuk mendapatkan Tahanan Pentanahan 5 Ohm memerlukan 5 titik
grounding dengan kedalaman masing – masing 5 meter dan jarak antar titik minimal 10
meter.

* Dalam hal ini petirnya menyambar instalasi PLN yang ada diatas tanah (dan mungkin
jauh dari rumah kita), tetapi petirnya sudah diproteksi oleh Arrester yang terpasang pada
instalasi PLN.

* Karena tidak seluruh petir dapat diserap oleh Arrester, maka ada potensi ”lidah petir”
atau sering dikatakan ”anak petir”, berpotensi akan mengganggu jala – jala PLN,
sehingga dapat merusakkan peralatan listrik yang tersambung ke instalasi listrik di
dalam rumah.

# Kalau kabel TV sedang terpasang di Stop Kontak, TV dapat terbakar dan beresiko
juga orang yang ada di depan TV akan ikut tersambar petir.

# Kalau Stop Kontak dalam keadaan kosong (tidak ada peralatan yang terpasang di
situ), pada lubang stop kontak akan keluar bunga api.
* Cara paling sederhana membuat grounding adalah memanfaatkan instalasi tiang/
kolom beton yang ada di setiap dinding rumah.

# Besi yang ada di kolom beton, dibagian bawahnya selalu menyentuh tanah, sehingga
tahanan pentanahannya berkisar < 1 Ohm dan maksimal 5 Ohm, tergantung kedalaman
pondasi, jumlah kolom dan jenis tanahnya.

# Di setiap rumah, kolom beton akan sedikit terbuka di bagian atas plafon sehingga besi
betonnya kelihatan. Nah besi beton itu bisa kita manfaatkan untuk grounding.

* Untuk amannya, kabel netral digabungkan dengan Grounding.

# Di Instalasi PLN, kabel Netral ini sudah di grounding. Tetapi untuk meningkatkan
keamanan terhadap tegangan sentuh (artinya jika ada peralatan listrik yang isolasinya
bocor dan tersentuh tangan), kabel Netralnya kita grounding lagi.
# Tegangan Sentuh yang aman < 50 Volt.

a.5. Panel Hubung Bagi.


Sesuai standard yang ditetapkan oleh pihak PLN, setiap instalasi listrik di perumahan
harus memiliki PHB (Panel Hubung Bagi).

- Posisinya setelah KWH Meter PLN

- Letaknya biasanya didalam rumah tapi dibagian depan.

Kalau rumah sederhana dengan daya 450 VA, umumnya menggunakan PHB
sederhana, dimana komponen PHB hanya berupa 1 buah fuse/ sikring atau bisa juga
MCB (Miniatur Circuit Breaker),

Jika rumah besar dengan daya 2.200 VA keatas, biasanya menggunakan PHB Lengkap,
dimana masing – masing MCB melayani jenis beban yang berbeda.

Contoh Diagram garis Tunggal PHB :


a.5.1. PHB Sederhana :

a.5.2. PHB Lengkap :


Tujuannya adalah untuk selektivitas pemadaman saat terjadi gangguan.

* Jika yang terganggu AC (kemungkinan terjadi Hubung Singkat), maka yang padam
hanya MCB AC saja, sedangkan MCB yang lainnya tidak ikut jatuh.

* Dipasaran sudah banyak yang jual box PHB dalam bentuk yang cukup bagus jika
diletakkan di ruang tamu, misalnya merk Legrand.

a.6. Penangkal Petir
Jika rumahnya 2 lantai atau lebih dan disekitarnya tidak ada bangunan atau pohon yang
lebih tinggi dari atap rumah, sedangkan daerah rumah tersebut merupakan
daerah ”Sambaran Kilat” (Depok, Bintaro, Sawangan, Palmerah, Bogor, Ciputat, dsb)
maka untuk menghindari resiko tersambar petir, pada atap rumah wajib dipasang
Penangkal Petir.
Penjelasan.
- Daerah Sambaran Kilat adalah suatu daerah yang secara geografis banyak awan
berkumpul dan berpotensi menimbulkan petir.

- Tahanan Pentanahan dari Penangkal Petir harus < 1 Ohm agar energi petir yang
sudah diserap oleh penangkal petir langsung tersalurkan ke bumi tanpa hambatan.

- Kabel Grounding Penangkal Petir harus dijaga selalu dalam keadaan baik, tidak
karatan apalagi terlepas dari groundingnya.

Awas!!!!!!
Jika Kabel Grounding terlepas dari Groundingnya, saat petir menyambar rumahnya
bisa meledak!!!.
Penyebabnya : Saat energi Petir sudah ditarik oleh Penangkal Petir tapi tidak bisa
disalurkan ke Bumi akibat adanya hambatan pada kabel grounding, energi petir tersebut
bisa menyambar rumah atau benda – benda yang ada disekitarnya.

Contoh kasus yang pernah terjadi adalah saat terbakarnya kantor redaksi Femina Group
beberapa tahun yang lalu.

* Saat hujan lebat dan banyak petir, pada kabel grounding penangkal petir terlihat sinar
warna biru (namanya corona, yaitu muatan listrik yang berlebihan dalam kabel)
menyusuri kabel penangkal petir. Beberapa saat kemudian terdengar ledakan dan
gedungnya terbakar habis.

Kemungkinan besar kabel groundingnya sudah karatan sehingga energi petir yang
sudah ditangkap oleh Penangkal Petir tidak bisa disalurkan ke bumi dengan lancar.

b. Efisien.
Pengertian Efisien dalam instalasi listrik adalah :

Kualitas kabel dan peralatan pendukungnya (sakelar, stop kontak, fitting, dsb) sesuai
standard yang telah ditentukan oleh PUIL, sehingga instalasi listrik bisa bertahan sampai
> 30 tahun..

b.1. Kabel.
Merk kabel yang paling baik sampai saat ini adalah 4 besar :

- Kabelmetal

- Kabelindo

- Supreme

- Tranka.

Diluar ke 4 merk tersebut kualitasnya tidak terlalu jelas, bisa sama dengan ke 4 merk
diatas, tapi kemungkinan besar ada di bawahnya.

b.2. Peralatan Pendukung.
Merk peralatan Pendukung instalasi listrik seperti Stop Kontak, Sakelar, Fitting lampu,
cukup bagus sesuai spesifikasi yang ditentukan oleh PUIL banyak beredar di pasaran,
antara lain :

- MK

- Legrand

- ................
c. Ekonomis.
Pengertian Ekonomis dalam Instalasi Listrik adalah Instalasinya dibuat secara optimal,
artinya harus ekonomis tetapi tetap memenuhi persyaratan teknis.

c.1. Pemilihan Jenis kabel.


- Jika karena sifat instalasinya (ditempat yang terlihat oleh mata atau punya potensi
kena impact) sehingga kabel harus dimasukkan kedalam pipa conduit, maka bisa
digunakan kabel NYA atau NYM yang lebih murah.

- Jika akan dipasang diatas plafon, tidak terlihat oleh mata dan tidak ada potensi terkena
impact sehingga tidak perlu dipasang conduit, maka sebaiknya menggunakan kabel dari
jenis NYY, dengan asumsi harga kabel NYM + pipa conduit lebih mahal dibandingkan
dengan harga kabel NYY.

c.2. Jalur kabel.
Jika mau ekonomis, pembagian bebannya jangan terlalu banyak seperti contoh diatas
(point a.5.2) tetapi cukup seperti contoh a.5.1.(1 MCB/ Fuse/ Sikring untuk seluruh
beban dengan daya tersambung < 1.300 VA) atau 2 MCB untuk daya tersambung >
2.200 VA (hanya ada MCB untuk lampu dan MCB untuk Stop Kontak).

- Bisa lebih ekonomis karena kabel yang digunakan lebih pendek.

1. Bagaimana cara mencegah terjadinya arus pendek?

Jawab :
Yang paling berbahaya sebenarnya Isolasi Kabel yang bocor, karena hal ini dapat
menyebabkan kebakaran, sedangkan Hubungan Arus Pendek atau Arus Hubung
Singkat, jarang menjadi penyebab kebakaran.

Alasannya :

a. Arus Hubung Singkat.


Adalah bertemunya secara langsung antara kawat phasa dan kawat netral atau kawat
2 phasa yang berbeda (pada sistem 3 phasa) akibat terjadinya kegagalan isolasi,
sehingga menyebabkan besar arus listrik yang mengalir dalam kabel relatif ”tidak
terhingga”.
- Loncatan bunga api hanya berlangsung < 1 detik.
- Karena besar arus listriknya relatif ”tidak terhingga”, maka pengaman listriknya
langsung bekerja sehingga sumber apinya langsung padam.

b. Isolasi Kabel yang bocor.


Adalah bertemunya secara tidak langsung antara kawat phasa dan kawat netral atau
kawat 2 phasa yang berbeda (pada sistem 3 phasa) akibat terjadinya kegagalan isolasi,
tetapi besar arus listrik yang mengalir dalam kabel relatif tidak terlalu besar dan
cenderung masih dibawah KHA (Kemampuan Hantar Arus) dari Sistem Pengaman yang
terpasang (bisa Fuse atau Circuit Breaker).
- Loncatan bunga api yang terjadi cukup besar dan bisa berlangsung lama

- Karena besar arus listriknya relatif tidak terlalu besar dan cenderung masih dibawah
KHA Fuse atau Breaker, maka Sistem Pengaman Listrik tidak bekerja, sehingga sumber
apinya terus ada selama sumber kegagalan isolasi kabel tidak diatasi.

c. Penyebab Kegagalan Isolasi Kabel.


c.1. Instalasi Listrik Rumah.
c.1.1. Kualitas Isolasi Kabel buruk, sehingga mudah retak atau terkelupas saat
digunakan.

c.1.2. Kabel dialiri arus lebih besar dari yang telah ditetapkan oleh PUIL untuk Instalasi
Rumah Tinggal lebih dari 5 tahun atau waktunya singkat tetapi melampaui batas yang
dibolehkan sesuai dengan yang tercantum pada PUIL 2000 Bagian 7:Penghantar dan
Pengamannya.

c.1.3. Kabel terkena pukulan atau impact sehingga isolasinya terluka.

c.1.4. Kabel terkena panas, baik secara langsung maupun tidak langsung, baik panas
yang bersumber dari matahari atau sumber panas yang lain, yang bisa menyebabkan
isolasi kabel mengering dan akhirnya retak atau terkelupas.

c.2. Dari Peralatan Listrik.


c.1.1. Kualitas Peralatan Listrik buruk.

c.1.2. Kualitas Tegangan tidak stabil.


c.1.3. Tegangan yang diberikan tidak sesuai (misalnya peralatan 110 Volt diberi
teganagan 220 volt).

c.1.4. Frekuensi listrik yang tidak sesuai (peralatan listrik dengan 60 Hz, yang biasanya
ex Amerika atau Inggris, dipasang di Indonesia , dimana standard frekuensinya = 50
Hz).

c.1.5. Usia peralatan listrik sudah tua.

1. Ada berapa macam ukuran kabel listrik dan apa saja fungsinya? Adakah
kaitannya dengan penghematan listrik?.

Jawab.
a. Macam ukuran kabel dan fungsinya.
Macam ukuran kabel banyak sekali, mulai dari luas penampang < 1 mm2 untuk sistem
kontrol sampai 1.000 mm2 untuk Sistem Distribusi Tenaga Listrik.

- Ada yang dari Tembaga, Allumunium, Fiber Optic dan sebagainya.

- Karena cakupannya sangat luas, maka penjelasan lebih rinci sebaiknya dibuat dalam
tulisan yang terpisah.

b. Adakah kaitannya dengan penghematan listrik ?


Jika dikaitkan dengan luas penampang kabel, tentu saja ada, karena luas penampang
kabel makin besar, rugi – rugi di kabel juga makin kecil.

- Tetapi khusus untuk Instalasi Rumah Tinggal, selama sistem operasinya sesuai
dengan spesifikasi yang telah di tentukan dalam PUIL, masalah penghematan listrik
tidak terlalu signifikan karena besar arus yang mengalir di kabel listrik jauh dibawah
kemampuan kabel tersebut menyalurkan listrik.

1. Apa manfaat MCB? Bagaimana memilih MCB yang bagus?

Jawab :

a. Pengertian MCB.
a.1. MCB adalah singkatan dari Miniatur Circuit Breaker atau Circuit Breaker dalam
bentuk mini.

a.2. Biasanya digunakan untuk beban – beban yang memiliki arus start (transient) yang
kecil, seperti beban – beban peralatan listrik di rumah tangga.

- Itu pula sebabnya Pembatas Arus di KWH Meter PLN menggunakan MCB.

a.3. Diatas MCB ada :

- MCCB : Moulded Case Circuit Breaker.

- ACB : Air Circuit Breaker.

- VCB : Vacuum Circuit Breaker.

a.4. Yang membedakan antara ke 4 jenis Circuit Breaker tersebut antara lain:

- Kemampuan Hantar Arus.

- Breaking Capacity atau kemampuan Circuit Breaker untuk menerima Daya Hubung
Singkat.

- Kemampuan untuk melayani beban yang memiliki Arus Start yang besar, misalnya
Drive Motor, Compressor AC, dsb.

- Kemampuan membuat pengaturan selektifitas bila terjadi Over Loaded atau Hubung
Singkat.

Penjelasan :
Karena penjelasan masalah ini cukup kompleks, sebaiknay penjelasan selengkapnya
dibuat terpisah dalam konteks : Sistem Distribusi Tenaga Listrik.

b. Manfaat MCB.
Untuk memutuskan Suplai Daya Listrik saat terjadi Over Loaded atau Short Circuit
(Hubung Singkat).
c. Memilih MCB yang bagus.
Gunakan MCB yang asli dan jangan yang palsu.

Repotnya, dipasaran banyak beredar MCB palsu. Sedemikian canggihnya pemalsuat


tersebut, sampai pihak pabrik seperti Schneider yang memproduksi MCB merk MG/
Merlin Gerrin (yang lokasi pabriknya di Cikarang), dengan hanya melihat fisik luarnya
saja, tidak bisa membedakan mana yang asli dan mana yang palsu.

- Saran dari mereka : Belilah MCB dari agen resmi.

1. Bagaimana mengetahui terjadinya kebocoran arus listrik? Hal-hal apa saja yang
harus dilakukan agar tidak terjadi kebocoran listrik? Adakah alat yang bisa
dipakai untuk mengetahui kebocoran listrik di rumah tinggal?

Jawab:

a. Bagaimana mengetahui terjadinya kebocoran listrik ?


a.1. Instalasi Listrik Rumah Tinggal.
a.1.1. Kebocoran listrik biasanya ditandai oleh :

- Ada bau hangus akibat isolasi kabel terbakar.

- Pada titik yang bocor timbul bunga api.

a.1.2. Cara mencegah kebocoran listrik.


Melakukan pengukuran besarnya Tahanan Isolasi Kabel dengan alat yang namanya
”Megger” yang artinya Mega Ohm Meter.

- Megger ini akan menyuntikkan tegangan 1.000 Volt DC pada kawat kabel yang akan
diukur tahanan isolasinya.

- Peraturan dalam PUIL : Setiap tegangan 1 volt harus memiliki Tahanan Isolasi minimal
1 Ohm.

- Saat kabel masih baru, Tahanan Isolasinya umumnya > 30 MOhm atau > 30.000 Ohm.
* Jika kualitas instalasi dan kualitas kabelnya bagus, setelah 30 tahun umumnya masih
> 2.000 Ohm.

* Jika berlangganan listrik jenis 1 phase (tegangan 220 – 240 Volt), tahanan isolasi
minimal 240 Ohm.

* Jika Tahanan Isolasi < 240 Ohm, Tahanan Isolasi Kabel sudah termasukKategori
Bocor.
# Nilai Tahanan Isolasi makin rendah, kebocoran listrik makin besar.

# Jika Tahanan Isolasi Kabel mendekati 0 Ohm, instalasi listrik sudah dinyatakan
sebagai Hubung Singkat.
a.2. Peralatan Listrik.
a.2.1. Peralatan yang menggunakan motor listrik, antara lain :
* Lemari Es

* Dispenser

* Pompa Air

* Mesin Cuci

* AC

* Blender.

a.2.2. Peralatan listrik non Motor Listrik, antara lain :


* Computer

* Setrika Listrik

* Radio, TV, Tape, VCD

a.2.3. Ada 2 macam kebocoran isolasi :

a.2.3.1. Kebocoran Isolasi yang tidak berbahaya untuk Peralatan Listrik tetapi bisa
berbahaya untuk manusia.
- Tanda – tandanya :
Body Peralatan Listrik kalau di pegang nyetrum.

* Kalau ”Tegangan Sentuh” > 50 Volt, bisa berbahaya untuk manusia.

* Kalau < 50 Volt, tidak berbahaya untuk manusia, cuma bikin kaget.

- Cara mengatasinya :

* Stekker yang ke Stop Kontak dibalik, sehingga yang tadinya dapat Tegangan Phasa,
kemudian dapat Negatif dan sebaliknya.

* Body peralatan listrik di Ground, sehingga Tegangan Sentuh < 50 Volt.

a.2.3.2. Kebocoran Listrik yang berbahaya untuk peralatan listrik tersebut.


- Jika terjadi kebocoran listrik pada peralatan listrik yang menggunakan Motor Listrik,
berarti telah terjadi kebocoran isolasi pada gulungan Rotor atau Stator.

Tanda – tandanya:

* Mesin lebih panas

* Penggunaan listrik lebih besar

- Jika kebocoran listrik pada peralatan elektronik, sering kali tidak ada tanda – tandanya,
tahu – tahu tidak berfungsi karena Hubung Singkat.

b. Apa yang harus dilakukan agar tidak terjadi kebocoran listrik :

Jawab :

b.1. Operasikan peralatan listrik tersebut harus sesuai dengan spesifikasi yang


telah ditentukan oleh pabrik, antara lain :
* Komponen Listrik tidak boleh terkena air.
* Peletakan maupun operasional peralatan listrik tersebut harus sesuai spesifikasi yang
telah ditentukan oleh pabrik, sehingga panas yang dihasilkan dapat terbuang dengan
baik (tidak berakumulasi).

# Jangan meletakkan peralatan listrik dekat sumber panas seperti kompor, dsb.

# Jangan mengoperasikan peralatan listrik melampaui batas yang dibolehkan, misalnya


menjalankan pompa air 24 jam non stop atau terlalu sering start stop.

b.2. Pastikan Tegangan listriknya stabil dan sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditentukan.
- Jika tegangan tidak stabil, gunakan Stabilsator Tegangan.

b.3. Untuk instalasi listrik di rumah, sebaiknya setiap 10 th atau setidaknya setelah


15 tahun diperiksa kualitas Tahanan Isolasi Kabel dengan menggunakan Megger.
- Jika nilai Tahanan Isolasi < 5.000 Ohm tetapi masih > 2.000 Ohm, sebaiknya diperiksa
setiap 5 tahun.

- Jika nilainya < 2.000 Ohm, sebaiknya segera diganti karena proses penurunan
Tahanan Isolasi berikutnya sulit ditebak.

* Kalau sedang beruntung, masih bisa bertahan 5 tahun lagi atau lebih.

* Kalau sedang tidak beruntung, dalam waktu kurang dari 1 tahun, nilainya sudah < 240
Ohm dan ini beresiko terjadi kebakaran.

1. Apakah alat-alat penghemat listrik yang banyak beredar di pasaran benar-benar


mampu menghemat listrik? Bagaimana cara kerjanya?

Jawab :
a. Namanya Capacitor Bank

b. Fungsinya bukan untuk menghemat Daya Listrik, tetapi untuk mengoptimalkan


penggunaan daya listrik di rumah agar dengan Daya Tersambung yang ada, peralatan
listrik yang dioperasikan bisa lebih banyak.
c. Cara kerjanya :
c.1. Kita berlangganan listrik PLN dalam satuan Volt Ampere (VA), yang dinyatakan
sebagai Daya Efektif.

c.2. Kebutuhan Daya Listrik dari peralatan listrik yang kita pakai adalah Watt, yang
dinyatakan sebagai Watt atau Daya Nyata.

c.3. Tagihan Listrik PLN juga berdasarkan jumlah Daya Nyata yang kita gunakan,
dimana satuannya adalah KWH (Kilo Watt Hours).

c.4. Perbedaan antara VA dan Watt adalah :

c.4.1. VA (Volt Ampere).


VA adalah suatu daya efektif yang diperlukan untuk menggerakkan/ mengoperasikan
suatu peralatan listrik (motor listrik, lampu, heater, dsb).

Rumus : S = Daya Efektif = Volt Ampere

= Volt x Ampere.

Contoh :
Daya Listrik yang diperlukan untuk menggerakkan suatu motor listrik adalah Daya Efektif
dalam satuan Volt Ampere.

VA mengandung Cos Phi, yaitu sudut listrik yang terjadi akibat penggunaan kumparan
listrik (disebut sebagai sudut lagging atau induktif) atau capasitor (disebut sebagai sudut
leading atau kapasitif).

Disebut Cos Phi karena merupakan fungsi Cossinus dari sudut Phi ( j ) antara VA dan
Watt, dimana :

Cos Phi = Watt/ VA

c.4.1.1. Dalam operasionalnya, Cos Phi itu diperlukan untuk proses pembangkitan listrik
atau operasional peralatan listrik.

Tanpa Cos Phi, maka :


- Pompa air tidak bisa bekerja memompa air.

- Listrik tidak bisa di bangkitkan

- Radio atau TV tidak bisa dioperasikan.

c.4.1.2. Masalah bagi Jaringan Distribusi Tenaga Listrik, Cos Phi ini mengganggu
penyaluran daya listrik, sehingga penggunaan Daya Listrik tidak bisa optimal.

Contoh :
- Daya Tersambung = 450 VA.

- Uji coba beban menggunakan lampu TL 18 watt dengan Cos Phi 0,7 indukstif :

= 18 watt/0,7

= 25,7 VA

- Jumlah lampu TL yang bisa di operasikan :

= 450 VA/ 25,7 VA

= 17 bh lampu TL 18 Watt.

- Jika menggunakan Capacitor Bank, maka Cos Phi bisa diatur = 0,98 Induktif, sehingga
:

* Daya effektif lampu :

= 18 watt/0,98

= 18,36 VA

* Jumlah lampu TL yang bisa dioperasikan :

= 450 VA/ 18,36 VA


= 24 bh lampu TL 18 Watt.

c.4.2. Watt.
Watt = Daya Riel (nyata) adalah perubahan dari Daya Listrik menjadi energi lain atau
sebaliknya.

Rumus = P = Daya Riel = Watt

= Volt x Ampere x Cos Phi.

Contoh :
- Motor Listrik.
Input Daya Listrik (VA) è Output Putaran Motor (Watt)

- Genset.
Input Power Engine (Watt) è Output Daya Listrik (VA).

- Heater
Input Daya Listrik (VA) è Output panas (dominan) + sinar (kecil) à (Watt)

- Lampu
Input Daya Listrik (VA) è Output Sinar (dominan) + panas (kecil) à (Watt).

1. Adakah kiat-kiat untuk menghemat pemakaian listrik di rumah?

a. Pemilihan lampu

b. Pemakaian AC dan perangkat elektronik lainnya

Jawab :
Kiat untuk menghemat Pemakaian Listrik.
a. Design Rumah.
Dalam merancang rumah, usahakan sebanyak mungkin memasukkan sinar matahari ke
dalam rumah, sehingga penggunaan lampu untuk penerangan pada siang hari bisa
dikurangi.
Cara agar panas matahari tidak ikut masuk kedalam rumah ada beberapa alternatif,
antara lain :
a.1. Alternatif 1.
Sinar matahari yang masuk kedalam rumah harus dipecah Density atau Intensitasnya,
agar sinarnya tetap bisa masuk dan memenuhi syarat untuk penerangan, tetapi tidak
panas.

- Prinsipnya adalah Sinar Matahari yang masuk kedalam rumah jangan langsung, tetapi
harus dipantulkan dahulu ke bidang lain, baru boleh masuk kedalam rumah.

- Agar hasilnya optimal, dibuat alat pemantul dan penerima Sinar Matahari.

* Pemantulnya merupakan Bidang Datar.

* Penerimanya merupakan Bidang Cekung.

a.1. Alternatif 2.
Memasang Filter yang dapat menyaring sinar Ultra Violet (λ< 2000) dan Infra Red (λ >
5.000), yang merupakan unsur panas dari sinar matahari, tidak ikut masuk kedalam
rumah, sedangkan yang masuk adalah Visible Light, yaitu sinar matahari yang tidak
panas.

b. Operasional Peralatan Listrik.


Jangan mengoperasikan peralatan listrik jika memang tidak diperlukan.

Contoh :
- Jika Kamar mandi sedang tidak digunakan, maka lampu bisa dipadamkan.

- Jika TV sedang tidak di tonton, sebaiknya dimatikan.

c. Pemilihan Peralatan Listrik.


Peralatan Listrik yang dipilih haruslah yang memang hemat energi.

c.1. Lampu.
Lampu Pijar itu boros energi.

Jenis yang hemat energi untuk Rumah Tangga adalah Lampu TL.
Di pasaran memang banyak merk Lampu TL, ada yang murah meriah (ex China) tetapi
ada juga yang mahal (merk Philips).

- Lampu TL buatan China memang murah (untuk 18 Watt harganya Rp. 5.000,00 – Rp.
7.000,00), selain usia pakainya pendek (+ 6 bulan), juga sinarnya cepat redup
( terangnya cuma + 1 bulan), sehingga termasuk kategori Boros Energi (tapi masih lebih
hemat dibandingkan Lampu Pijar).

- Lampu TL merk Philips memang mahal (untuk 18 Watt harganya Rp. 30.000,00),
selain usianya panjang (+ 1 th), sinarnya yang terang bisa bertahan sampai 1 tahun
(sampai lampunya putus).

c.2. AC.
Jika akan membeli AC, yang harus diperhatikan adalah besaran EER, dimana :

EER = Cooling Capacity (BTU/h)

Power Input (Watt)

*Angkanya makin besar, penggunaan Daya Listrik makin hemat.

* Angkanya berkisar antara 8,1 – 11,9 BTU/h/Watt.

- AC buatan China, seperti merk Chang Hong, cenderung boros energi.

- AC buatan Jepang dan Eropa, umumnya sudah Hemat Energi.

- Kapasitas AC makin kecil, penggunaan daya listrik cenderung makin Hemat.

* AC merk National ex Jepang berkapasitas 5.000 BTU/h (atau istilah pasarannya ½


PK), nilai EER bisa 11,9 BTU/h/Watt.

* AC merk Train kapasitas 27.000 BTU/h (3 PK), nilai EER berkisar 8,5 – 9 BTU/h/Watt.

Penjelasan Tambahan :
- Kalau mau beli AC, yang dilihat bukan besaran PK, tetapi besaran Kapasitas
Pendinginannya dalam satuan BTU/h.
- Istilah PK atau Daya Kuda (setara 745 watt) saat ini sudah tidak lagi digunakan dalam
perencanaan unit AC, karena :

* AC ex China : 1 PK = 7.000 BTU/h.

* AC ex Jepang atau Eropa/ Amerika : 1 PK = 9.000 BTU/h.

* AC ex Korea : 1 PK < 9.000 BTU/h

- Untuk Rumah Tinggal dengan ketinggian Plafon 3 m, untuk mendapatkan temperatur


ruang (25 + 1) 0C, saat siang hari memerlukan Kapasitas Pendinginan 500 BTU/h/m2,
sedangkan pada malam hari 350 BTU/h/m2.

c.3. Peralatan lain.
Untuk peralatan lain seperti Pompa Air, Lemari Es, Kompor Listrik, dsb cara memilihnya
pada prinsipnya sama : Cari yang kinerjanya tinggi tapi penggunaan daya listriknya
kecil.

- Kalau mau aman, beli merk terkenal buatan Jepang, Eropa atau Amerika, karena
biasanya merk terkenal dari negara – negara tersebut selalu menjaga kualitas
produknya : Kinerja Tinggi tetapi penggunaan Daya Listrik Rendah.

•Syarat-syarat perancangan jaringan listrik yang baik 

ada 3 karakter yang harus dipenuhi

1.Fleksibelitas
a. Kemungkinan untuk penambahan beban
b. Tidak perlu dilakukan perombakan atas jaringan listrik yang lama secara total
c. Cadangan yang berlebihan tidaklah ekonomis bahkan merupakan pemborosan

2.Kepercayaan
a. Keadaan dalam pembebanan oleh peralatan listrik yang dipercaya
b. Kualitas bahn instalasi perlu diperhatikan
c. Kegagalan perlatan harus dapat dikethui secara dini

3. Keamanan
a. Dipasang pengaman yang memadai
b. Mengacu pada PUIL
c. Resiko terjadinya kebakaran
• Perancangan kabel Instalansi Listrik

1. Kuat arus listrik merupakan objek yang menjadi pokok permasalahan dalam
perancangan kabel instalasi listrik, untuk menghitung kuat arus listrik yang
melewati perlu dibedakan antara instalasi satu fasa dan instalasi tiga fasa.

a. Instalasi satu fasa


Rumus untuk menghitung kuat arus listrik
I= P/(E ×cos⁡φ )
Dimana
I = kuat arus listrik maksimum yang boleh dilewatkan (ampere)
P = daya beban terpasang (watt)
E = tegangan terpasang (volt)
Cos φ = Faktor daya

b. Instalasi tiga fasa


Rumus untuk menghitung kuat arus listrik
I= P/(1,732 × E ×cos⁡φ )
Dimana
I = kuat arus listrik maksimum yang boleh dilewatkan (ampere)
P = daya beban terpasang (watt)
E = tegangan terpasang (volt)
Cos φ = Faktor daya

2. Luas penampang kabel

• Untuk menentukan kabel yang paling cocok digunakan adalah untukl


menghitung luas penampang kabel instalasi listrik.

• Perlu dibedakan instalasi satau fasa dan instalasi tiga fasa

a. Instalasi Listrik satu fasa


Rumus yang digunakan untuk menghitung Luas penampang kabel
A= (2×L×I×cosφ)/(μ×u)
Dimana
A = luas penampang minimum kabel (mm)
L = panjang kabel(m)
I = kuat arus yang melewati kabel
μ = hantaran jenis tembaga
u = rugi-rugi tegangan
Cos φ = Faktor daya

b. Instalasi tiga fasa


Rumus yang digunakan untuk menghitung Luas penampang kabel tiga fasa
A= (2×L×I×cosφ)/(μ×u)
Dimana
A = luas penampang minimum kabel (mm)
L = panjang kabel(m)
I = kuat arus yang melewati kabel
μ = hantaran jenis tembaga
u = rugi-rugi tegangan
Cos φ = Faktor daya

Catatan : hantaran jenis untuk : μ


Tembaga ≈ 56,2.〖10〗^6 s/m
Alumunium ≈ 33.10^6 s/m

Beberapa Persiapan Memasang Instalasi Listrik


Sebelum kita memasang instalasi listrik tentunya kita akan mempersiapkan apa saja yang
kebutuhan untuk instalasi, sebelumnya saya sudah tuliskan artikel Perlengkapan instalasi listrik,
langkah ini benar-benar harus diperhatikan karena kita tahu bahan yang kurang sekecil apapun
akn menghamat kita ketika sudah mengerjakan pemasangan instalasi listrik,berikut ini hal-hal
yang harus anda persiapkan sebelum beranjak mengerjakan pemasangan instalasi.

Skema/Denah rumah.

Untuk menentukan instalasi dan letak Box Sekering / Box MCB, titik lampu, saklar maupun Stop
Kontak/kotak kontak dan tentukan dulu sebelum saluran instalasi listrik yang akan anda pasang.
Denah ini akan sangat membantu sekali untuk menghindari kesalahan jumlah kabel saluran yang
digunakan akibat percabangan saluran lampu, saklar maupun Stop Kontak.
Peralatan pemasangan dan perlengkapannya.

Peralatat disini meliputi alat pertukangan yang banyak kita jumpai seperti tang kombinasi, obeng,
cutter/pisau/gergaji besi, betel dan palu.Yang perlu dibeli mungkin cuma test-pen. Alat ini
digunakan untuk mengetahui instalasi listrik yang terpasang dan alat ini sangat dibutuhkan untuk
memperbaiki instalasi listrik yang telah terpasang. Karena itu anda sangat dianjurkan mempunyai
alat ini. Tidak perlu yang mahal, yang penting berfungsi dengan baik.
Menentukan pengaman yang digunakan.

Pengaman yang umum digunakan dalam instalasi listrik rumah maupun gedung adalah sekring
dan MCB yang masing-masing mempunyai wadah atau tempat yang berbeda yaitu Box Sekring
dan Box MCB. Masing-masing punya kelebihan dan kekurangan. Berikut sedikit keterangan
berdasarkan alat pengaman umumnya:

Box Sekering.

 Memiliki dua bagian yaitu bagian sekring yang terhubung pada fasa dan saklar pemutus
hubungan (baik fasa maupun netral) dari sumber listrik(PLN,diesel,dll).
 Jika sekering rusak/putus akibat korsleting dapat di perbaiki, jadi tidak perlu beli baru
(Sekering standart/ biasa lhoo..).
 Harga sekering lebih murah.
Kekurangan :

 Sulit mencari untuk box sekering yang digunakan pada pembagian grup instalasi yang banyak.
Umumnya hanya terdapat 1 grup dan 2 grup instalasi.
 Terlihat kurang praktis.
untuk cara pesangan buka halaman cara memasang box sekreng.
Box MCB. 

 Dapat digunakan untuk banyak grup instalasi.


 Terlihat praktis dan lebih rapi.
Kekurangan :

 Biasanya hanya bagian fasa yang diberi pengaman MCB dari sumber listrik(PLN,diesel,dll).
 Jika MCB rusak harus mengganti baru karena sulit memperbaikinya.
 Harga MCB jauh lebih mahal daripada sekering.
untuk cara pemasangan silahkan buka halaman cara memasang box MCB

Menentukan panjang kabel NYM 3 x 4 mm²

kabel NYM 3 X 4 ini berfungsi sebagai kabel penghubung dari sumber listrik (KWH meter PLN
atau Diesel) jadi alangkah baiknya tentukan dengan bijak dimana sebaiknya meletakkan sumber
listrik dan letak kotak pengaman. Sebaiknya meletakkan keduanya tidak berjauhan (± 50 cm)
mengingat kabel ini terbilang cukup mahal.
Menentukan jenis, luas penampang penghantar, dan warna kabel dalam
instalasi.
A. Jenis kabel.
Pada umumnya kabel yang digunakan dalam instalasi adalah jenis NYA (didalam kabel hanya
terdiri 1 kawat penghantar tembaga pejal terbungkus isolator ) atau jenis NYM (didalam kabel
berbungkus isolator ini terdiri dari 2 ,3 atau 4 kawat penghantar tembaga pejal). lihat
halaman jenis-jenis kabel standart pemasangan instalsi

B. Luas penampang penghantar.


Hal ini menyangkut  kemampuan hantaran arus dari kabel terhadap arus listrik yang
melewatinya). Ukurannya 1,5 mm²; 2,5 mm²; 4 mm²; 6 mm² dst. Sebenarnya dalam memasang
instalasi dilakukan perhitungan mengenai berbagai faktor termasuk diantaranya menentukan
besar maupun jenis kabel yang digunakan.Untuk mudahnya kita gunakan kabel ukuran 1,5 mm²
untuk saluran lampu, 2,5 mm² untuk saluran utama dan untuk stop kontak.
sebenarnya penggunaan kabel dapat disesuaikan dengan kegunaan dari stop kontak tersebut. Bagi
anda yang baru akan mendaftar berlangganan listrik dari perusahaan listrik negara ada baiknya
anda menggunakan kabel 2,5 mm² untuk tiap stop kontak walaupun anda akan berlangganan
listrik 1300VA kebawah.

C. Warna kabel.
Warna kabel bisa sangat-sangat membantu dalam pemasangan maupun perbaikan instalasi listrik,
PUIL mensyaratkat kabel warna hitam untuk fasa(stroom), warna biru untuk netral dan warna
kuning bergaris hijau (kuning loreng) untuk kabel ground. Menurut PUIL, hal ini untuk
menyeragamkan pemasangan instalasi di Indonesia jadi tidak ada salahmya diikuti. Untuk lebih
memudahkan lagi bagi anda yang baru belajar kita tambah satu kabel berwarna lainnya (kita
ambil contoh kabel warna merah). Kabel ini nantinya khusus untuk penyambungan dari saklar ke
lampu saja.
Menentukan panjang kabel yang diperlukan.

Jika anda mempunyai posisi keuangan terbatas, hal dibawah sangat-sangat membantu karena
pengeluaran terbesar dalam pemasangan instalasi listrik adalah pengadaan kabel instalasi.
Perhitungannya mungkin sedikit susah bagi yang belum paham listrik. Berikut meringkas
sederhana

1. Tentukan pajang jalur utama instalasi listrik sebelum dicabangkan (sebelum disambungkan ke
stop kontak, saklar maupun fitting lampu). Jangan lupa dilebihkan sedikit (kira-kira 20cm) tiap
ada percabangan (buat sambungan ke jalur cabang, baik saklar maupun stop kontak).
Jalur utama instalasi listrik lama menggunakan 2 kabel yaitu kabel fasa(stroom) dan kabel netral.
Tetapi karena banyak peralatan rumah tangga sekarang yang memiliki arus induksi yang mengalir
pada bodi peralatan (contoh: kulkas, CPU computer) maka banyak rumah yang kemudian
menambahkan kabel saluran tanah(ground) pada jalur utama yang nantinya dihubungkan pada
stop kontak. saya merekomendasikan penambahan kabel saluran ground pada jalur utama. Tetapi
jika anda tidak mempunyai peralatan yang menimbulkan arus induksi, 2 kabel cukup.

2. Tentukan panjang kabel ke tempat fitting lampu. Kabel untuk fitting lampu dibutuhkan dua
kabel. Jangan lupa dilebihkan sedikit kira-kira 20cm

3. Tentukan panjang kabel ke tempat saklar. Jumlah kabel yang dibutuhkan tergantung dari jenis
saklar. Saklar tunggal dibutuhkan 2 buah kabel, saklar doble dibutuhkan 3 buah kabel, dst. Jangan
lupa dilebihkan sedikit kira-kira 20cm

4. Tentukan panjang kabel ke tempat stop kontak. Jika kabel saluran utama 2 buah maka kabel ke
stop kontak juga 2 buah. Tetapi jika kabel saluran utama 3 buah maka kabel stop kontak juga 3
buah. Jangan lupa dilebihkan sedikit kira-kira 20cm
Untuk penempatan saklar dan stop kontak yang bersebelahan (biasanya pada kamar tidur & ruang
keluarga) perhitungan kabel adalah jumlah kabel saklar ditambah jumlah kabel stop kontak
kemudian dikurangi 1 buah kabel.pahami benar-benar dulu poin ini.
Menghitung panjang pipa instalasi.

Secara singkat perhitungannya adalah panjang saluran utama ditambah panjang saluran cabang ke
tempat stop kontak maupun saklar. Untuk penempatan saklar dan stop kontak yang bersebelahan
bisa digunakan sebuah pipa kemudian pada kedua N-bownya bisa dimodifikasi dalam
menghubungkannya. Jangan lupa tentukan jumlah L-bow / penyambung pipa siku (belokan 90
derajat).
Saya akan bahas sedikit tentang perlengkapan dalam memasang instalasi listrik, disini kita hanya
menyediakan material yang akan kita pakai untuk memasang instalasi, tentu kalau sobat teknik
listrik tahu apa saja yang harus disiapkan untuk material instalasi namun bagi yang awam tentu
bingung apa saja perlengkapannnya. berikut ini ingin saya paparkan yang biasa dipakai oleh
teknik listrik.
1.Penghantar / kabel

Penghantar atau kabel kesemuanya ada ukuran tertentu untuk instalasi rumah sesuai ketentuan
semua kabel mempunyai ukuran dan ukuran biasanya memakai standart kabel NYA atau NYM
yang berukuran 2,5mm dan untuk penghantar APP ke fusebox atau PHP memakai standart kabel
NYM 3X4 mm. 
untuk lebih ringkasnya silahkan buka jenis-jenis kabel listri
2. Pipa PVC

untuk membungkus kabel biasanya instalasi rumah menggunakan pipa pvc dengan diameter C
5/8 semua ini dilakukan untuk mencegah kebocoran listrik ketika terjadi konsleting atau juga bisa
untuk antisipasi terhadap hewan penggigit biasanya yang sering terjadi yaitu tikus, nah untuk
standart isolator instalasi diharuskan memakai pipa pvc.

3. Kotak Cabang (T-dos-Cross Dos-In Dos)

mungkin didaerah lain akan berbeda pula cara menyebutnya namun yang pasti fungsi dari alat ini
adalah untuk terminal penyambungan kabel yang dicabang mulai dari FuseBox atau PHP sampai
dengan ke instalasi cirkit akhir. ada yang lubang satu, dua, tiga dan empat. gambarnya seperti
dibawah ini

4. Klem pipa.

fungsi dari alat ini adalah untuk menjepit pipa pvc instalasi listrik biasanya terbuat dari seng atau
plat tipis.
5. Sekrup ukuran yang sama dengan klem pipa (paku)

alat yang satu ini biarpun kecil mungil namun kaya manfaat alat ini sebagai penguat atau
dimanfaatkan untuk ditancapkan ke kayu pada instalasi listrik, alat ini berkaitan erat dengan
klem, stop kontak, PHP dan saklar.

6. Saklar

yang ini biasanya terpasang di dinding, alat ini berfungsi untuk memutus dan menyambung aliran
listri ke bola lampu ada yang tunggal, double dan juga trible bahkan tak jarang ada yang berderet.
untuk cara pemasangannya silahkn lihat halaman Cara Pemasangan saklar doble dan tunggal

7. Stop kontak.

Alat ini dipakai untuk colokan jika pemakai listrik mempunyai alat-alat elektronik seperti televisi,
kulkas, pompa air, rice cooker dan banyak lagi. seperti yang anda ketahui stop kontak berfungsi
untuk terminal arus listrik ke komponen elektronik jenis-jenis bentuk stop kontak banyak sekali
anda bisa lihat gambar dibawah ini.
untuk cara pemasangannya silahkan buka halaman Cara Memasang Stop Kontak
8. Fitting Lampu

alat ini biasa dipakai untuk memapasang bola lampu, banyak warna dan aneka bentuk silahkan
pilih sendiri namun yang standart pemasangan dari mitra PLN atau boleh dibilang CV, Fitting
yang dipakai seperti dibawah ini, banyak yang menyebut kalau alat ini adalah Fitting tempel
karena karakter fitting ini menempel pada platfon atau dinding.

9. Sekreng atau PHB atau FuseBox

Tentu saja sudah pada tahu alat yang satu ini, alat ini dipakai untuk memutus menghubung dan
membagi makanya alat ini dinamakan PHB(putus hubung bagi) untuk cara kerja alat ini silahkan
buka halaman Perangkat Pengaman Listrik
untuk cara pemasangan silahkan buka halaman Cara Memasang Sekreng.

ada 9 Standart pokok Perlengkapan Untuk Instalasi Rumah sebenarnya masih banyak namun
karena saya anggap itu sudah memenuhi syarat teknik listrik jadi saya anggap alat-alat diatas
sudah cukup mewakili standart pemasangan instalasi rumah. mungkin hanya itu yang bisa saya
uraikan semoga artikel yang saya tulis ini bermanfaat buat anda.
3. Mengetahui cara menentukan nilai kebutuhan lampu
pada sebuah ruangan.
Luas dan ketinggian ruangan menjadi pertimbangan penting dalam pemilihan daya penerangan yang
akan diterapkan, tentunya dalam keputusan pemakaian jumlah lampu penerangan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perhitungan penerangan sebuah ruangan dapat dihitung dengan
rumus sebagaiu berikut:

n = Em . p . I /øl . ᶯr . d

Dimana:

n = Jumlah titik lampu,

Em = Kuat penerangan yang dibutuhkan dalam suatu ruangan,

Øl = Illuminasi cahaya (lumen)

p = Panjang ruangan,

ᶯr = Faktor penggunaan ruangan (utility),

d = Faktor depresiasi.

Tingkat kuat penerangan ( Em) memiliki kelas-kelas atau kategori yang berbeda tergantung pada
jenis aktifitas yang dilakukan.

Untuk menentukan harga ᶯ harus dicari lebih dahulu harga K yaitu room indek yang tergantung pada
tinggi rendahnya suatu lampu dari level lantai kerja dimana untuk penyinaran langsung, semi
langsung dan merata yang bisa menggunakan rumus berikut:

K = p . I / h ( p + I)

Dimana:

K = Room Indek

h = Tinggi sumber cahaya diatas bidang kerja (m),

p = Panjang ruangan (m),

I = Lebar ruangan (m).

4. Mengetahui cara menentukan kebutuhan daya lampu


penerangan
Perlu mengetahu rumus dasar menetukan daya listrik dari lampu sebagai berikut:

Wtotal = N Lampu x W1
Dimana:

Wtotal = Total daya lampu,

N Lampu = Jumlah Lampu

W1 = Daya setiap lampu.

Anda mungkin juga menyukai