Anda di halaman 1dari 109

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi memungkinkan manusia hidup dalam suasana yang serba nyaman dan serba praktis.Hal ini semua dimungkinkan dengan adanya energi listrik. Energi listrik sampai saat ini masih memegang peranan penting dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga, industri, kantor pemerintahan dan kegiatan sosial. Penyaluran energi listrik menjadi tolak ukur penting yang berperan dalam memajukan pembangunan Bangsa dan Negara. Sehingga peranan energy listrik begitu penting dan berkaitan dalam kehidupan. Listrik tidak bisa timbul begitu saja tanpa dibuat atau dibangkitkan.Oleh karena itu untuk membangkitkan listrik dibuat suatu pembangkit yang dapat menghasilkan energi listrik.Pada zaman modern ini ada banyak sekali pembangkit-pembangkit listrik yang membangkitkan besar energi listrik bervariasi. Contohnya saja seperti PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air), PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap), PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga Gas), PLTGU (Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap), PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir), PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) dan masih banyak Pembangkit listrik yang lainnya. Banyaknya pembangkit-pembangkit listrik tersebut menunjukkan bahwa semakin banyaknya listrik yang dibutukan oleh masyarakat saat ini. Agar listrik bisa sampai kepada kita sebagai konsumen maka dibuatlah suatu jaringan atau yang biasa kita kenal dengan Distribusi Tenaga Listrik yaitu pendistribusian listrik dari pembangkit tenaga listrik menuju kita sebagai konsumen atau pengguna listrik sehari-hari. Sebelum listrik sampai kepada kita dari pembangkit tenaga listrik terlebih dahulu listrik disalurkan menuju Gardu Distribusi. Didalam merancang gardu distribusi, kita harus mengetahui berapa besar daya yang akan digunakan pada tempat tersebut, selain itu kita harus mengetahui apa saja peralatan atau komponen yang terdapat didalam gardu distribusi. Setelah mengetahui peralatan atau komponen yang akan digunakan kita dapat menghitung dari data yang sudah tersedia untuk menentukan spesifikasi dari peralatan atau komponen yang akan kita gunakan. Selain itu seorang perancang juga harus menggambar instalasi dan juga lay out dari gardu distribusi

yang akan dibuatnya, dan juga mengetahui system pada gardu tersebut. Bahkan perancangan Gardu distribusi yang baik adalah memiliki konstruksi, sistem pengamanan, dan perlindungan yang baik untuk menjaga kestabilan dari semua komponen yang terdapat di gardu distibusi dalam rangka menyuplai daya listrik serta daya yang disuplai sesuai dengan keinginan konsumen.

1.2 Permasalahan Dari uraian diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : a. Bagaimana cara merancang gardu distribusi yang sesuai dengan standar? b. Apa saja peralatan atau komponen dari gardu distribusi? c. Bagaimana system dari gardu distribusi? d. Bagaimana cara menggambar instalasi gardu distribusi e. Bagaimana cara membuat BQ f. Bagaimana cara membuat RKS g. Bagaimana cara membuat Analisa harga satuan h. Bagaimana cara membuat EE

1.3 Tujuan Tujuan dari tugas ini adalah sebagai berikut : a. Dapat merancang gardu distribusi. b. Mengetahui tentang instalasi pada system tegangan menengah khususnya pada tegangan 20 KV serta mengetahui komponen apa saja yang dipakai pada gardu distribusi. c. Mengetahui peralatan dan komponen dari gardu distribusi. d. Mengetahui pengaman apa saja yang dipakai pada system 20 KV, dan mengetahui karakteristiknya e. Mengetahui fungsi dari peralatan dan komponen gardu distribusi. f. Mengetahui system dari gardu distribusi. g. Mengetahui perhitungan-perhitungan dalam merancang gardu distribusi.

1.4 Sistematika Penulisan Dalam pembuatan tugas ini perlu diadakan sistematika penulisan guna tercapainya tujuan penulisan laporan tugas ini. Ada beberapa bab yang terdapat dalam penulisan ini :

BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Permasalahan 1.3 Tujuan 1.4 Sistematika Penulisan BAB II : TEORI DASAR GARDU DISTRIBUSI 2.1 Trafo Daya 2.2 Switchgear MV dan LV 2.3 Sistem Pengaman 2.4 Instrumen Transformator dan Meteran 2.5 Sistem Rel 2.6 Emergency Power Supply 2.7 Instalasi Gardu

BAB III : DESKRIPSI DAN LINGKUP PROYEK 3.1 Umum 3.2 Deskripsi 3.3 Rekapitulasi Beban BAB IV : PERANCANGAN DAN ANALISA GARDU DISTRIBUSI 20 KV BIOTEKNOLOGI LIPI CIBINONG 4.1 Gambar Perancangan a. Gambar MVMDP Single Line Diagram Three Line Diagram Lengkap Panel (Fron View and Side View)

b. Instalasi Transformator c. Gambar LVMDP Single Line Diagram Panel (Fron View and Side View)

d. Gambar Lay Out Ruang Gardu e. Gambar Lay Out Ruang Genset f. Gambar AMF Single Line Diagram Gambar Diagram Kontrol Berbasis PLC dan Dimonitor Dengan SCADA Panel AMF (Fron View and Side View)

g. Gambar Diagram Kontrol Battre Emergency (UPS) 4.2 Pemilihan dan Perhitungan Komponen a. Perhitungan dan Pemilihan Trafo Daya Switchgear Pengaman Bus-Bar Trafo Instrumen Alat Ukur Kabel Daya Genset Battre

b. Daftar Komponen MVMDP LVMDP AMF

4.3 Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) 4.4 Bill of Quantity (BQ) 4.5 Analisa Harga Satuan 4.6 Engineering Estimate (EE)

4.7 Networking Planning (NWP) BAB V : KESIMPULAN Daftar Pustaka Lampiran Katalog Komponen Yang Digunakan

BAB II TEORI DASAR 2.1 Trafo Daya Transformator merupakan peralatan statis untuk memindahkan energy listrik dari satu rangkaian listrik ke rangkaian lainnya dengan mengubah tegangan tanpa merubah frekuensi. Transformator disebut peralatan statis karena tidak ada bagian yang bergerak/berputar, tidak seperti motor atau generator. Pengubahan tegangan dilakukan dengan memanfaatkan prinsip induktansi elektromagnetik pada lilitan.Fenomena induksi elektromagnetik yang terjadi dalam satu waktu pada transformator adalah induktansi sendiri pada masing- masing lilitan diikuti oleh induktansi bersama yang terjadi antar lilitan. Secara sederhana transformator dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu lilitan primer, lilitan sekunder dan inti besi.Lilitan primer merupakan bagian transformator yang terhubung dengan rangkaian sumber energi (catu daya).Lilitan sekunder merupakan bagian transformator yang terhubung dengan rangkaian beban.Inti besi merupakan bagian transformator yang bertujuan untuk mengarahkan keseluruhan fluks magnet yang dihasilkan oleh lilitan primer agar masuk ke lilitan sekunder.Berikut adalah gambar sederhana dari sebuah transformator.

Gambar 2.1 Rangkaian Transformator Sederhana

Dimana : V1 = Tegangan Primer E1 = Jumlah Lilitan Primer V2 = Tegangan Sekunder E2 = Jumlah Lilitan Sekunder

Salah satu bagian penting dari sistem tenaga listrik adalah transformator yang disebut sebagai transformator daya atau power transformer.Transformator daya dapat didefinisikan sebagai sebuah transformator yang digunakan untuk memindahkan energi listrik yang terletak di berbagai bagian dari rangkaian listrik antara generator dengan rangkaian primer dari sistem distribusi. Berdasarkan hukum Faraday yang menyatakan magnitude dari electromotiveforce (emf) proporsional terhadap perubahan flukster hubung dan hukum Lenzyang menyatakan arah dari emf berlawanan dengan arah fluksse bagai reaksi perlawanan dari perubahan Flukster sebut didapatkan persaman : e = (d/dt) keterangan : e= emfsesaat(instantaneousemf) = fluksterhubung (linkedflux) Dan padatransformer ideal yang dieksitasi dengan sumber sinusoidal berlaku persamaan: E =4,44mNf N=jumlahlilitan f = frekuensi m= flukspuncak (peakflux) Dan persamaan : Keterangan: E = Tegangan rms

Dikarenakan

padatransformer

idealseluruhmutualfluxyangdihasilkansalahsatu

kumparanakanditerimaseutuhnya olehkumparanyanglainnyatanpaadanyaleakageflux maupun

losslainmisalnyaberubah menjadipanas.Atasdasarinilahdidapatkanpula persamaan:

P1

= P2

V1 . I1 = V2 . I2 N1 . I1 = N2 . I2
2.2 Switchgear MV dan LV 2.2.1 Circuit Breaker (CB) Pengoperasian CB dapat dilakukan dengan atau tanpa beban karena memiliki media pemadam busur api (OCB, VCB, ABCB, dan SF6). Penggunaan CB untuk kapasitas besar pada gardu induk dan dikombinasikan dengan relay dan Current Transformer (CT). Dalam operasi CB harus mampu: 1. Memutus/ memikul arus nominal secara kontinyu 2. Bekerja secara otomatis bila terjadi gangguan. 3. Bekerja sebagai isolasi pada keadaan kontak terbuka 4. Memikul arus hubung singkat maksimum dalam jangka waktu tertentu (breaking/ making capacity)

2.2.2 Disconnecting Switch (DS) DS bekerja sebagai komponen pemisah jaringan sehingga pengoperasiannya dilakukan dalam keadaan sistem tidak berbeban.

2.2.3 Load Break Switch (LBS) atau Fuse LBS (FLBS) LBS dipakai di gardu distribusi, bekerja berdasar beban lebih saat aliran arus menjadi sangat besar).Jika digunakan untuk arus lebih, dikombinasikan dengan fuse daya (NH Fuse). LBS dilengkapi dengan media pemadam busur api. Pemilihan :

Rated voltage (Un) Rated current (In) Breaking capacity

2.3 Sistem Pengaman 2.3.1 Fuse Pengama lebur atau sering disebut dengan fuse adalah salah satu jenis peralatan pengaman yang berfungsi untuk mengamankan peralatan listrik dari gangguan arus hubung singkat (Short circuit). Pengaman lebur ini mempunyai karakteristik pemutusan lebih cepat dibandingkan dengan MCB.Pengaman ini hanya dapat dipakai satu kali dan tidak bisa dioperasikan kembali. Fuse mempunyai dua karakteristik yaitu, karakteristik pengaman dan karakteristik pencairan (melting) dan pemutusan (clearing). Karakteristik pengaman yaitu hubungan antara arus hubung singkat simetri atau asimetri dengan arus pemutusan pelebur. Sedangkan karakteristik pencairan dan pemutusan adalah hubungan antara arus gangguan dengan waktu mulai mencair dan pemutusan fuse. Untuk ini ada dua kurva yaitu maksimum clearing time dan minimum melting time.

Berikut ini adalah contoh macam fuse :

1. Fuse Type Ulir Secara konstruksi pengaman ini mempunyai ulir yang akan memudahkan dalam hal penggantian/pemasangan jika terjadi gangguan. Perlengkapan lain dari pengaman lebur yaitu : rumah sekering, tudung sekering, pengepas patron (pas ring) dan patron lebur. Patron lebur memiliki kawat lebur dari perak dengan campuran beberapa logam lainseperti timbel, seng dan tmbaga, sedang untuk kawat lebur digunakan perak karena mempunyai daya hantar yang tinggi. Selain kawat lebur dalam patron lebur, juga terdapat kawat isyarat dari kawat tahananyang terhubung paralel dengan kawat lebur. Dalam patron lebur juga terdapat pasir yang berfungsi sebagai meredam percikan api yang timbul jika kawat lebur putus dan sebagai isyarat untuk menandakan kuat arus yang dilalui didalam kawat lebur. 2. Fuse Type Pisau ( sistem NH/HRC)

Pengaman lebur type ini biasanya digunakan untuk pengaman arus di atas 20 Ampere pada tegangan kerja 500-600 volt. Pada pengaman ini terdapat beberapa tanda plat atau tojolan sebagai penghubung. Sekering NH ( Needle Huspning ) atau HRC ( High Rupturing Capacity ) tidak dapat dilepas tanpa alat pengepasnya yang berbentuk mirip setrika yang mempunyai penahan yang dapat menahan atau menarik NH dari dudukannya atau kontaknya. Alat untuk menarik/menahan NH dari fuse holder disebut fuse puller. Fuse HRC ini memiliki kelas kerja gL dan gI ( IEC ).

3. Fuse Type Tabung Isolator ( catridge fuse ) Pengaman lebur type tabung isolator dapat dipasang dan dilepas bagian tabungnya. Pengaman ini biasanya digunakan untuk arus 1-100 A dengan tegangan kerja 220 volt AC. Berdasarkan karakteristiknya, pengaman lebur type tabung isolator ini dapat dibagi menjadi :

Fast Acting Fuse Fast acting fuse dirancang agar bekerja pada sensitifitas tinggi walaupun kondisi arus gangguannya sesaat.

Slow Blow fuse Slow blow fuse didalamnya mempunyai coil dan dirancang untuk terbakar hanya pada arus atau beban lebih yang terjadi secara continue, misal hubung singkat. Konstruksi coil ini adalah untuk mencegah terbakarnya pengaman hanya karena hentakan arus besar sesaat dalam waktu tertentu. Sebagai contoh slow blow fuse 2 A akan mampu menahan 400% arus lebih sampai 6 detik. 4. MV Fuse

MV Fuse terdiri dari jenis FUSE ARC (DIN Standar) dan SOLEFUSE (UTE Standar). Di mana fuse ini memilki kemampuan untuk melindungi peralatan distribusi tegangan menengah. MV Fuse dapat di aplikasikan pada tegangan menengah 3 KV hingga 36 KV tergantung dari tipenya. MV Fuse dapat melindungi peralatan terhadap efek thermal dan

dinamik yang timbul akibat hubung singkat yang arusnya lebih besar dari kemampuan minimum breaking current fuse tersebut. MV Fuse ini merupakan alat proteksi terhadap efek thermal overload yang tersederhana dan termurah. MV Fuse dapat di aplikasikan pada : MV Distribusi Power Transformer dengan kapasitas maksimum hingga 2 MVA pada tegangan 24 kV. Dalam pemakaiannya sebagai pengaman, pengaman lebur ( fuse ) mempunyai kelebihan serta kekurangan. Berikut adalah kelebihan dan kekurangan dari fuse : Kelebihan Pengaman lebur ( fuse ) antara lain : 1) 2) 3) Handal dalam pemutusan bila terjadi gangguan arus lebih/hubung singkat. Tidak terjadi pengelasan kontak Kecepatan dan waktu pemutusan tinggi, sehingga cocok untuk mengamankan peralatan elektronika atau semi konduktor. 4) Memberikan tingkat pengamanan yang pasti dan meyakinkan unutuk nilai arus hubung singkat yang sangant tinggi. 5) Kerugian tegangan pada penghantar leburnya kecil, karena menggunakan tahanan menggunakan tahanan penghantar lebur yang kecil juga. Kekurangannya antara lain : 1) 2) Jika pengaman lebur putus diperlukan waktu dan biaya untuk mengganti Dapat mengganggu dan menghambat aktifitas kerja, karena harus menunggu pengganti pengaman lebur yang baru. 3) Untuk sistem tiga fasa, pengaman ini tidak dapat bekerja secara serentak untuk memutuskan hubungan tiga fasa tersebut jika terjadi gangguan pada salah satu fasanya.

2.3.2 Grounding Sistem pengetanahan peralatan-peralatan pada gardu induk biasanya menggunakan konduktor yang ditanam secara horisontal, dengan bentuk kisi-kisi (grid).Konduktor pengetanahan biasanya terbuat dari batang tembaga kertas dan memiliki konduktivitas tinggi, terbuat dari kabel tembaga yang dipilin (bare stranded copper) Konduktor ini ditanam sedalam kira-kira 30 cm-80 cm atau bila dibawah kepala pondasi sedalam kira-kira 25 cm.Luas kisi-kisi di daerah swicthyard, sesuai peralatan-peralatan yang

ada, dibatasi maksimum 10 m 5 cm. Kisi-kisi pengetanahan bersambungan satu dengan lainya dan dihubungankan dengan batang pengetanahan yang terdiri dari batang tembaga. Semua dasar isolator-isolator.Terminal terminal pengetanahan dan pemisah

pengetanahan, netral trafo arus dan trafo tenaga, dasar penagkap petir (lighthing arrester) dan struktur dihubungkan dengan kisi-kisi pengetanahan.Gangguan tanah yang mengalir di tempat gangguan maupun di tempat pengetanahan gardu induk menimbulkan perbedaan tegangan di permukaan tanah yang dapat mengakibatkan terjadinya tengangan sentuk dan tegangan langkah yang melampaui batas-batas keamanan manusia dan binatang. Sistem pengetanahan pada gardu induk membuat permukaan tanah di lokasi gardu induk mempunyai perbedaan tegangan yang serendah-rendahnya pada waktu terjadi gangguan hubung tanah atau membuat tanah serendah-rendahnya.

Pengukuran tahanan jenis tanah pada lokasi gardu induk diambil pada beberapa titik lokasi. Tahanan jenis dapat di hitung dengan rumus sebagai berikut : =2aR Di mana : a R = tahanan jenis rata-rata tanah (ohm-meter) = jarak antara batang elektroda yang terdekat (meter) = besar tahanan yang terukur (Ohm)
2

Pada waktu arus gangguan mengalir antara batang pengetanahan dan tanah, tanah akan menjadi panas akibat arus I .suhu tanah harus di bawah 1000C untuk menjaga sampai

terjadi penguapan pada air kandungan dalam tanah dan kenaikan tahanan jenis. Kerapatan arus yang yang diizinkan pada permukaan batang pengetanahan dapat dihitung dengan rumus :

I = 3,1414 10-2 d
Di mana : i d = kerapatan arus yang diizinkan (amp/cm) = diameter batang pengetanahan (mm)

= panas spesifik rata-rata tanah (kurang lebih 1,75 106 watt-detik, tiap m3 tiap 0p). = kenaikan suhu tanah yang diizinkan (0C) = tahanan jenis tanah (Ohm-meter) = lama waktu gangguan

Kenaikan suhu tanah yang diizinkan adalah antara perbedaan temperatur rata-rata tahanan dan 1000C.misalkan kenaikan suhu diambil =50 0C, maka kerapan arus i.

i = 0,186 amp/cm ( = 750 Ohm-meter).

Besar tegangan sentuh yang diizinkan dapat ditentukan dengan rumus :

Es = Ik (Rk + 1,5 s).


Dimana : Ik = arus fibrilasi Rk = tahanan badan manusia s = tahanan jenis permukaan batu kerikil basah dimana orang berdiri = 3000 Ohm-meter (untuk tanah yang dilapisi hamparan batu koral).

Tabel Tegangan sentuh yang diizinkan dan lama gangguan berdasarkan IEEE Std 80-1986. Lama Gangguan (t) (detik) 0,1 0,2 Tegangan Sentuh Yang Diizinkan (Volt) 1980 1400

0,3 0,4 0,5 1 2 3

1140 990 890 626 443 362

Untuk pentanahan grid dengan model bujur sangkar maupun empat persegi panjang (rectangular grid) menurut IEEE Std 80-1986 mempunyai batasan : 1. 2. 3. 4. Jumlah konduktor parallel dalam satu sisi kurang dari 25 (n<25), 0.25 < h < 2.5 dengan h adalah kedalaman penanaman konduktor (m), d< 25 m, d adalah diameter penghantar (m), D > 2.5 m, D adalah jarak antar konduktor parallel (m).

Tegangan mesh merupakan salah satu bentuk tegangan sentuh. Tegangan mesh ini didefenisikan sebagai tegangan peralatan yang diketanahkan terhadap tengah-tengah daerah yang dibentuk konduktor kisi-kisi (center of mesh) selama gangguan tanah .tegangan mesh ini menyatakan tegangan tertinggi yang mungkin timbul sebagai tegangan sentuh yang dapat dijumpai dalam sistem pengetanahan gardu induk, dan inilah yang diambil sebagai tegangan untuk disain yang aman. Tegangan mesh itu secar pendekatan sama dengan i, dimana tahanan jenis tanah dalam Ohm-meter dan i arus yang melalui konduktor kisi-kisi. Tetapi tahanan jenis tanah nyatanya tidak merata. Demikian juga arus i tidak sama pada semua konduktor kisi-kisi. Oleh karena itu untuk mencakup pengaruh-pengaruh jumlah konduktor pararel n , jarak-jarak konduktor pararel, D. diameter konduktor, d, dan kedalaman penanaman, h, tegangan mesh itu dihitung dari persamaan sebagai berikut :

Em = Km Ki
Dimana, Kn = ln ln

Ki = factor koreksi untuk ketidak merataan kerapatan arus, yang dihitung dengan jarak rumus emperis : = 0,65 + 0,172 n (= 3,402) D = jarak antara konduktor-konduktor pararel pada kisi-kisi (=4m) h = kedalam penanaman konduktor (=0,8 m) d = diameter konduktor kisi-kisi (=0,016) n = jumlah konduktor pararel dalam kisi-kisi utama, tidak termasuk sambungan melintang (=16) = tahanan jenis rata-rata tanah (=750 Ohm-meter) I = besar arus gangguan tanah (=1.200 Amp) L = panjang konduktor pengetanahan yang ditanam termasuk semua batang

pengetanahan (= 1.600 m).

Tegangan sentuh maksimum yang timbul dalam rangkain (mesh) tidak terletak di pusat kisi-kisi (daerah persegi empat yang dibentuk konduktor kisi-kisi), dimana tegangan mesh diatas dihitung, tetapi terletak agak dibagian kuar kisi-kisi (grid). Tetapi bila kisi-kisi mempunyai delapan konduktor pararel atau kurang perbedaan tegangan sentuh maksimum yang ada dan tegangan mesh di bagian luar kisi-kisi tidak akan melebihi 10%. Oleh karena itu, untuk kisi-kisi dengan delapan konduktor pararel atau kurang tidak dibutuhkan perhitungan yang eksak (teliti) bila dipergunakan factor keselamatan yang sesuai dalam perbandingan antara tegangan mesh tegangan sentuh yang diizinkan.Jadi bila kisi-kisi mempunyai delapan konduktor pararel atau kurang, tegangan mesh dapat dihitung dengan persamaan (11.6) dan (11.7).tetapi bila jumlah konduktor pararel melebihi 8, persamaan sehari-hari sudah cukup menggunakan persamaan (11.6) dan (11.7) diatas. Maka,

Em = 0,3695 3,402 750 ( 1.200 / 1.600) = 707 Volt.


Jadi tegangan sentuh sebenarnya (707 Volt) lebih kecil dari tegangan sentuh yang diizinkan (737 Volt), dengan demikian jaraj antara kisi-kisi serta panjang total konduktor sudah memenuhi persyaratan. Tegangan langkah yang diizinkan dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

E = Ik (Rk + 6 s)

Dimana : I = arus fibrilasi R = tahanan tubuh menusia s= tahanan jenis permukaan tanah

Tabel Tegangan Langkah yang diijinkan dan lama gangguan berdasarkan IEEE Std 80-1986 : Lama Gangguan (t) (detik) 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 1 2 3 Tegangan Langkah yang Diijinkan (Volt) 7000 4950 4040 3500 3140 2216 1560 1280

Tegangan langkah sebenarnya adalah peredaan tegangan yang terdapat diantara kedua kaki bila manusia berjalan diatas tanah system pengetanahan pada keadaan terjadi gangguan. Tegangan langkah maksimum sebenarnya dapat dihitung dengan rumus :

Em = Ks Ki

(contoh) Di mana : = tahanan jenis rata-rata tanah (=750 Ohm-meter) Ki = 0,65 + 0,172 n = 3,402 (n = 16)

I = arus gangguan tanah maksimum (= 1200 Amp). L = panjang total konduktor yang ditahan , termasuk batang pengetanahan = 1.600 meter. Ks = 0,4014 (n = 16). Dimana: h = kedalaman penanaman konduktor pengetanahan (=0,8m) D = jarak antara konduktor-konduktor pararel (=5 m). Maka,

Em= 0,4014 3,402 750 (1.200 / 1.600) = 768 Volt.


2.4 Instrumen Transformator dan Meteran

2.4.1 Current Transformer (CT) Current Transformer atau CT adalah salah satu type trafo instrumentasi yang menghasilkan arus di sekunder dimana besarnya sesuai dengan ratio dan arus primernya . Ada 2 standart yang paling banyak diikuti pada CT yaitu : IEC 60044-1 (BSEN 60044-1) & IEEE C57.13 (ANSI), meskipun ada juga standart Australia dan Canada. CT umumnya terdiri dari sebuah inti besi yang dililiti oleh konduktor beberapa ratus kali.Output dari skunder biasanya adalah 1 atau 5 ampere, ini ditunjukan dengan ratio yang dimiliki oleh CT tersebut. Misal 100:1, berarti sekunder CT akan mengeluarkan output 1 ampere jika sisi primer dilalui arus 100 Ampere. Jika 400:5, berarti sekunder CT akan mengeluarkan output 5 ampere jika sisi primer dilalui arus 400 Ampere. Dari kedua macam output tersebut yang paling banyak ditemui, dipergunakan dan lebih murah adalah yang 5 ampere. Pada CT tertulis class dan burden, dimana masing masing mewakili parameter yang dimiliki oleh CT tersebut. Class menunjukan tingkat akurasi CT, misalnya class 1.0 berarti CT tersebut mempunyai tingkat kesalahan 1%.Burden menunjukkan kemampuan CT untuk menerima sampai batas impedansi tertentu. CT standart IEC menyebutkan burden 1.5 VA (volt ampere), 3 VA, 5 VA dst. Burden ini berhubungan dengan penentuan besar kabel dan jarak pengukuran (lihat table).

Aplikasi CT selain disambungkan dengan alat meter seperti ampere meter, KW meter Cos Phi meter dll, sering juga dihubungkan dengan alat proteksi arus. Dengan mempergunakan bermacam ratio CT didapatkan proteksi arus dengan beragam range ampere hanya dengan satu unit proteksi arus. Yang perlu dipersiapkan adalah unit proteksi arus dengan range dibawah 5 ampere dan CT dengan ratio XXX:5. CT terdiri dari belitan primer, belitan sekunder dan inti mekanik. Jika arus primer yang masuk ke CT ke terminal P1/K dan arus yang mengalir ke sekunder dinamakan terminal S1/k, seperti yang terlihat pada gambar 1.Selanjutnya terdapat terminal kedua pada CT disisi primer yaitu P2/L adalah terminal yang arusnya diperoleh dari P1/k yang dialirkan kek beban dan S2/l sisi sekunder adalah terminal yang arusnya diperoleh dari S1/k.

Dalam hal ini, polaritas sisi sekunder harus disesuaikan dengan datangnya arus di terminal sisi primer (tidak boleh terbalik). Secara normal yang sesuai standar IEC terminal S2/l harus ditanahkan sebagai pengaman sekunder CT terhadap tegangan tinggi akibat kopling kapasitif, sehingga sudut antara arus primer dan sekunder = 0, kalau S1/k yang ditanahkan maka sudut arus antara primer dan sekunder menjadi = 180o Untuk pemilihan CT diperlukan data teknis CT, yaitu primary rated current, secondary rated current, rated power output, accuracy class dan insulation rating.

2.4.2 Potensial Transformer (PT)

Trafo tegangan adalah suatu peralatan listrik yang dapat memperkecil tegangan tinggi menjadi tegangan rendah, yang dipergunakan dalam rangkaian arus bolak-balik. Fungsi trafo tegangan adalah untuk memperoleh tegangan yang sebanding dengan tegangan yang hendak dipergunakan untuk memisahkan sirkuit dari sistem dengan tegangan tinggi (yang selanjutnya disebut sirkuit primer) terhadap sirkuit dimana alat ukur (instrument) tersambung ( yang selanjutnya disebut sirkuit sekunder). Beda dengan transformator tenaga yang dibutuhkan adalah tegangan dan daya keluarannya tetapi trafo tegangan yang dibutuhkan adalah tingkat ketelitiannya dan penuruna tegangannya yang disesuaikan dengan alat ukur.

2.4.3 Instrumen Ukur Peralatan pengukuran ada berbagai macam sesuai dengan besar satuan yang akan diukur. Namun yang akan dibahas pada karya tulis ini adalah peralatan pengukuran yang dilakukan pada tegangan sebesar 20kV. Adapun penjelasan peralatan ukur sebagai berikut:

1. Amperemeter Amperemeter adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur arus yang mengalir pada suatu penghantar listrik. Amperemeter harus dipasang secara seri dengan rangkaian yang akan diukur karena mempunyai tahanan dalam (RA) yang kecil sehingga apabila

amperemeter dihubungkan parallel akan terjadi dua aliran (I1 dan I2). Untuk arus kecil dibawah 40A bisa menggunakan Type Direct., alat dengan TypeDirect ini digunakan secara Direct atau dipasang langsung, adapun caranya langsung dipasang seri dengan beban yang akan diukur. Namun bila beban yang diukur lebih besar dari 50A, alat ini harus menggunakan Trafo Arus (Current Transformer). Adapun arus pengeluaran dari trafo arus yang diijinkan antara1 5 A, misalnya untuk beban antara 0-50 A menggunakan CT 50/5 atau 50/1 dengan menggunakan type ampere meter dengan range scale 0 50 A. Bila arus yang akan diukur kisaran antara 0-100 A maka CT yang digunakan adalah CT 100/5 atau 100/1, dengan menggunakan type amperemeter dengan range scale antara 0 100 A, begitu seterusnya. Adapun cara wiring adalah dipasang seri, yaitu pada amperemeter terminal no 1

mendapat terminal K/P1 pada CT, dan terminal no 2 pada amperemeter mendapat terminal L/P2 pada CT. Tingkat akurasi dari alat ini mencapai 1 1,5. Internal konsumsi arus 0,5 VA. Frekwensi 50 60 Hz. Berat dari alat ini 210 gr untuk ukuran 96 x 96 mm, dan 150 gr untuk ukuran 72 x 72 mm.

2. Voltmeter Voltmeter Adalah alat untuk mengukur beda potensial atau tegangan . Voltmeter harus dipasangan secara parallel dengan tegangan yang akan diukur karena mempunyai tahanan dalam (RA) yang besar.

Tahanan voltmeter harus besar, agar tidak mempengaruhi system pada saat digunakan, juga agar daya yang hilang pada voltmeter itu kecil.

Untuk pengukuran tegangan antara 0 250 V dan 0 500 V dapat dipasang secara langsung, namun bila teganggan lebih dari 500V harus menggunakan PT (Potansial Transformer).Tingkat akurasi alat ini 1.5.frekwensi 50 60 Hz.

3. Frekwensi meter Frekwensi meter digunakan untuk mengetahui frekwensi (berulang) gelombang sinusoidal arus bolak-balik yang merupakan jumlah siklus sinusoidal tersebut perdetiknya (cycle/second) pada suatu sumber tegangan, Tegangan yang di ijinkan 0 220 V. cara penyambungannya sebagai berikut :

Frekwensi

meter

mempunyai

peranan

cukup

penting

khususnya

dalam

mensinkronisasikan (memparalelkan) 2 unit mesin pembangkit dan stabilnya frekwensi merupakan petunjuk kestabilan mesin pembangkit.

4. kWmeter Alat yang di gunakan untuk mengetahui besarnya daya nyata (daya aktif) yang dikonsumsi beban listrik. Pada wattmeter terdapat belitan arus dan belitan tegangan, sehingga cara penyambungannya merupakan kombinasi cara penyambungan voltmeter dan amperemeter sebagaimana pada gambar dibawah ini :

Alat untuk mengukur daya pada beban atau pada rangkaian daya itu adalah nilai rata-rata dari perkalian e . I , yaitu nilai sesaat dari tegangan dan arus pada beban atau rangkaian tersebut. Tegangan yang di ijinkan 380 V. Sytem wiring 3 phase 4 wire. Frekwensi 50 Hz.

5. kVAr meter Alat yang digunakan untuk mengetahui balance atau tidak suatu beban listrik 3 phase. Bila arus balance, maka Varmeter akan mununjuk pada angka 0, namun bila tidak balance jarum penunjuk akan menunjukkan ke IND ( terjadi beban induktif), atau CAP (terjadi beban capacitif).

6. Cosphi meter (Cos )

Alat ini digunakan untuk mengetahui besarnya factor kerja (power factor) yang merupakan beda fase antara tegangan dan arus. Cara penyambungannya seperti pemasangan kwh 3 phasa. Cos meter banyak digunakan dan terpasang pada : Panel pengukuran mesin pembangkit Panel gardu hubung, gardu induk Alat pengujian, alat penerangan, dll.

7. KWH meter KWH meter digunakan untuk mengukur energi arus bolak-balik, merupakan alat yang sangat penting untuk KWH yang diproduksi, disalurkan ataupun yang dipakai konsumenkonsumen listrik.Max arus yang di ijinkan 20A tegangan 220V.

2.5 Sistem Rel Merupakan titik pertemuan/hubungan antara trafo-trafo tenaga, Saluran Udara TT, Saluran Kabel TT dan peralatan listrik lainnya untuk menerima dan menyalurkan tenaga listrik/daya listrik. Berdasarkan konstruksi relnya, busbar dapat dikelompokkan menjadi : 1. Single Bus Rel Tunggal

a) Rel Tunggal Standard b) Rel Tunggal Standard Pemisah bagian Pemutus bagian Rel Ganda

2. Double Duo -

Rel ganda standard Rel ganda duplicat Rel ganda 1 CB Rel ganda 2 CB

3. Rel Tertutup/Loop

1. Single Busbar Rel Tunggal Busbar tunggal adalah sistim Busbar yang paling sederhana.Karena hanya memerlukan sedikit peralatan dan ruang maka dari segi ekonomis sistim ini sangat menguntungkan.Sistim ini dipakai untuk gardu distribusi yang hanya mempunyai sedikit saluran keluar dan tidak memerlukan pindah-hubungan sistim tenaga. Semua perlengkapan peralatan listrik dihubungkan hanya pada satu / single busbar pada umumnya gardu dengan sistem ini adalah gardu induk diujung atau akhir dari suatu transmisi. Namun, jika terjadi gangguan pada ril, isolator pada sisi ril, pemutus beban dan peralatan diantaranya, maka pelayanan aliran tenaga listrik akan terputus sama sekali. Jika dipandang perlu mencegah pemutusan pelayanan total, maka dipasang pemutus beban dan pemisah bagian; komposisi dari sistim tenaga harus disesuaikan seperlunya.

A) Rel Tunggal Standar


CT

LBS

F
PT

H
Es Es

B) Rel Tunggal dg PMS bagian


CT CT

LBS

LBS

LBS

LBS

F
PT

PLN

T1

T2

C) Rel Tunggal dg PMT bagian


CT CB CT

LBS

LBS

LBS

LBS

F
PT

PT

IN

T1

T2

2. Double Duo

Rel Ganda

Rel ganda adalah gardu induk yang mempunyai dua / double busbar . Sistem ini sangat umum, hampir semua gardu distribusi menggunakan sistem ini karena sangat efektif untuk mengurangi pemadaman beban pada saat melakukan perubahan. Busbar ganda terdiri dari dua ril, tiga ril atau empat ril; kedua jenis terkahir ini tidak lazim dipakai. Sistim ini memerlukan lebih banyak isolator, ril, bangunan konstruksi baja dan ruang dibandingkan dengan ril tunggal. Tapi dengan ini pemeriksaan alat dan operasi sistim tenaga menjadi lebih mudah. Tidak bekerjanya satu ril tidak diikuti dengan tidak bekerjanya transformator atau saluran transmisi. Di Jepang bila dipakai saluran transmisi rangkap (double circuit), maka biasanya rangkaian pertama dihubungkan dengan ril A dan rangkaian kedua dengan ril B, sehingga beban kedua rangkaian itu seimbang. Dengan cara demikian maka dimungkinkan untuk membatasi pemutusan pelayanan dan arus hubungsingkat dengan membuka pemutus beban penghubung kedua ril itu bila gangguan terjadi pada salah satu rangkaian. Juga bila ril A dan ril B dikerjakan terpisah maka dimungkinkan beroperasinya sistim tenaga yang berlainan. Oleh karena itu sistim dua ril ini pada umumnya dipakai pada gardu distribusi yang kedudukannya penting dalam sistim tenaga.

A) Rel Ganda Standard I

II

DS

DS

CB CB IN

CT

T PT

B) Rel Ganda Duplikat

CB

CB CB

CB

DS

DS

DS

DS

CB CB IN

CB

CB IN

PT

T1

T2

PT

C) Rel Ganda 2 CB Pada gardu distribusi di mana terdapat pemusatan banyak saluran transmisi dan dimana diperlukan keandalan yang sangat tinggi, maka dipasanglah pemutus beban bagian pada setiap rel. Di sini gardu distribusi itu terbagi menjadi dua bagian yang bekerja terpisah, sehingga akibat-akibat gangguan pada ril dikurangi. Pada sistim ini saluran transmisi dan transformator tidak usah terhenti selama pemutustenaga diperiksa atau diperbaiki. Dan dalam

keadaan gangguan ril, gangguan itu dapat ditiadakan dengan tidak mempengaruhi komposisi sistim tenaga. Di balik keuntungan-keuntungan tadi, sistim ini me mpunyai kerugiankerugian bahwa ia memerlukan banyak pemutus-tenaga, pemisah dan ruang serta sirkit kontrol dan pengamannya menjadi sangat kompleks. Oleh karena itu sistim ini sampai sekarang belum dipakai di Jepang.
IN

I
CB CB

CB

CB

II
T

D) Rel Ganda 1 CB Gardu induk dengan konfigurasi seperti ini mempunyai dua busbar juga sama seperti pada busbar ganda, tapi konfigurasi busbar seperti ini dipakai pada Gardu induk Pembangkitan dan gardu induk yang sangat besar, karena sangat efektif dalam segi operasional dan dapat mengurangi pemadaman beban pada saat melakukan perubahan sistem. Sistem ini menggunakan 3 buah PMT didalam satu diagonal yang terpasang secara seri.

IN

I
CB CB

CB

CB

CB

CB

II

T1

T2

3. Rel Tertutup Semua rel/busbar yang ada tersambung satu sama lain dan membentuk seperti ring/cicin. Ril gelang hanya memerlukan ruang yang kecil dan baik untuk pemutusan sebagian dari pelayanan dan pemeriksaan pemutus beban. Sistim ini jarang dipakai di Jepang karena mempunyai kerugian bahwa dari segi operasi sistim tenaga ia tidak begitu leluasa seperti sistim rua-ril; lagi pula rangkaian kontrol dan pengamanannya menjadi lebih kompleks, dan kapasitas arus dari alat-alat yang terpasang seri harus lebih besar.

IN CB CB

T CB CB

CB CB CB

CB

Bahan - bahan yang biasa digunakan untuk busbar yaitu : Cu (tembaga) dengan resistifitas 0,017241 mm/m yang lunak pada 200 C.
Al (aluminium) dengan resistifitas 0,02828 mm/m yang lunak pada 180 C.

Al campuran

Bentuk bentuk yang biasa digunakan untuk busbar yaitu : Biasanya untuk gardu distribusi digunakan bahan Cu dengan bentuk

Busbar harus berupa tembaga HDHC persegi, memiliki kapasitas arus sesuai dengan gambar spesifikasi, dibuat dan diuji mengikuti standar IEC atau B.S 5486 dan tembaganya harus diinsulasi/dibungkus dengan lapisan tipis PVC tanpa kelim (seamless) dan dibungkus kaca tahan lama (non-ageing) berisi film polyester dengan sifat penghantar panas yang baik. Pemasangan support pada busbar harus terbuat dari bahan insulator berkualitas tinggi. Ukuran busbar untuk netralnya harus sama dengan ukuran busbar fasenya. Busbar untuk fase dan netralnya harus dibedakan menurut warnanya sesuai dengan PUIL 2000. Support-support busbar harus dilapis dan diberi jarak yang cukup antara permukaan konduktor dan kotak busbarnya. Bahan-bahan insulasi harus memiliki tahanan yang tinggi (high-resistivity), non-

hygroscopic, non-ignitable, kuat dan dibentuk sedemikian rupa untuk mencegah menumpuknya debu dan kotoran. Busbar yang meregang harus dipasang expansion joint. Joint-joint ini harus berupa tembaga yang berinsulasi yang memiliki kapasitas membawa arus tidak kurang dari kapasitas konduktornya. Gerakan expansion joint atau konduktor tidak boleh melebihi jarak minimum antar joint atau konduktor yang disyaratkan.

2.6 Emergency Power Supply

2.6.1 Generator Listrik seperti kita ketahui adalah bentuk energi sekunder yang paling praktis penggunaannya oleh manusia, di mana listrik dihasilkan dari proses konversi energi sumber energi primer seperti batu bara, minyak bumi, gas, panas bumi, potensial air dan energi angin. Sistem pembangkitan listrik yang sudah umum digunakan adalah mesin generator tegangan AC, di mana penggerak utamanya bisa berjenis mesin turbin, mesin diesel atau mesin baling-baling. Dalam pengoperasian pembangkit listrik dengan generator, karena faktor keandalan dan fluktuasi jumlah beban, maka disediakan dua atau lebih generator yang dioperasikan dengan tugas terus-menerus, cadangan dan bergiliran untuk generatorgenerator tersebut. Penyediaan generator tunggal untuk pengoperasian terus menerus adalah suatu hal yang riskan, kecuali bila bergilir dengan sumber PLN atau peralatan UPS.

Untuk memenuhi peningkatan beban listrik maka generator-generator tersebut dioperasikan secara paralel antar generator atau paralel generator dengan sumber pasokan lain yang lebih besar misalnya dari PLN.Sehingga diperlukan pula alat pembagi beban listrik untuk mencegah adanya sumber tenaga listrik terutama generator yang bekerja paralel mengalami beban lebih mendahului yang lainnya.

Tujuan kerja pararel dari generator adalah sebagai berikut :

Pengoperasian Generator Secara Paralel, Pasokan listrik ke beban dimulai dengan menghidupkan satu generator, kemudian secara sedikit demi sedikit beban dimasukkan sampai dengan kemampuan generator tersebut, selanjutnya menghidupkan lagi generator

berikutnya dan memparalelkan dengan generator pertama untuk memikul beban yang lebih besar lagi. Saat generator kedua diparalelkan dengan generator pertama yang sudah memikul beban diharapkan terjadinya pembagian beban yang semula ditanggung generator pertama, sehingga terjadi kerjasama yang meringankan sebelum beban-beban selanjutnya dimasukkan ke generator. Selain itu juga untuk membantu mengatasi beban untuk manjaga jangan sampai mesin dibebani lebih. Dan jika satu mesin dihentikan akan diperbaiki karena ada kerusakan, maka harus ada mesin lain yang meueruskan pekerjaan. Jadi untuk menjamin kontinuitas dari penyediaan tenaga listrik.

2.6.2 Diesel Sistem pembangkit listrik tenaga diesel ini menggunakan generator dengansistem penggerak tenaga diesel atau yang biasa dikenal dengan sebutan Genset ( Generator Set ). PLTD ini merupakan pembangkit tenaga listrik yang ada di industri yang penggunaannya sebagai daya listrik cadangan (emergency supply) dan beroperasi ketika PLN tidak aktif . Ada 2 komponen utama dalam genset : 1. Prime mover atau penggerak mula, dalam hal ini adalah mesin diesel. 2. Generator. Prime Mover / Penggerak Mula Prime mover merupakan peralatan yang mempunyai fungsi menghasilkanenergi mekanis yang diperlukan untuk memutar rotor generator.Penggerak mulayang dipakai dalam suatu PLTD adalah diesel / engine. Pada mesin diesel terjadi penyalaan sendiri, karena proses kerjanyaberdasarkan udara murni yang dimampatkan di dalam silinder pada tekanan yangtinggi ( 30 atm ), sehingga temperatur didalam silinder naik. Dan pada saat itubahan bakar disemprotkan dalam silinder dengan temperatur dan tekanan tinggimelebihi titik nyala bahan bakar sehingga akan menyala secara otomatis. Bahanbakar yang menyala ini menimbukan ekspansi gas yang akan menggerakkanpiston naik turun untuk melakukan kerja. Jadi dalam hal ini diesel tidakmemerlukan karburator untuk mencampur bahan bakar dengan udara karena telahbercampur dengan sendirinya di dalam silinder.Pada sebuah mesin yangmempergunakan siklus percikan kompresi tidak memerlukan busi, karenapercikan yang terjadi disebabkan oleh kompresi udara yang tinggi di dalamsilinder sehingga suhu menjadi tinggi.Pada mesin diesel penambahan panas atauenergi senantiasa dilakukan pada tekanan

konstan.Prinsip tersebut mirip siklus Otto.

Siklus Otto : 1. Proses 0-1 : Udara ditekan masuk ke dalam silinder pada tekanan atmosfir danvolume naik dari V2 menjadi V1. 2. Proses 1-2 : gas ditekan secara adiabatik dari V1 menjadi V2 dan temperaturnya naik dari TA ke TB. 3. Proses 2-3 : terjadi proses pembakaran gas (dari percikan api busi), kalor diserap oleh gas Qh. Pada proses ini volume konstan sehingga tekanan dan temperaturnya naik. 4. Proses 3-4 : Gas berekspansi secara adiabatik, melakukan kerja 5. Proses 4-1 : kalor Qc dilepas dan tekanan gas turun pada volume konstan. 6. Proses 1-0 : dan pada akhir proses, gas sisa dibuang pada tekanan atmosfir dan volume gas turun dari V1 menjadi V2.

Siklus Diesel : 1. Proses 0-1 : Proses hisap, udara ditekan masuk ke dalam silinder pada tekanan atmosfir dan volume naik dari V2 menjadi V1. 2. Proses 1-2 : gas ditekan secara adiabatik dari V1 menjadi V2 dan temperaturnya naik. 3. Proses 2-3 : terjadi proses pembakaran gas, kalor (Qh) diserap oleh gas. 4. Proses 3-4 : Gas berekspansi secara adiabatic. 5. Proses 4-1 : kalor Qc dilepas dan tekanan gas turun pada volume konstan. 6. Proses 1-0 : dan pada akhir proses, gas sisa dibuang pada tekanan atmosfir dan volume gas turun dari V1 menjadi V2 volume gas turun dari V1 menjadi V2. Pada mesin diesel, piston melakukan 2 langkah pendek menuju kepala silinder pada setiap langkah daya.Pada langkah ke atas yang pertama adalah langkah pemasukan dan pengisapan, disini udara dan bahan bakar masuk sedangkan poros engkol berputar ke bawah.Kemudian langkah kedua poros engkol menyebabkan torak naik dan menekan bahan bakar sehingga terjadi pembakaran.Langkah ketiga adalah langkah ekspansi dan kerja, disini keduakatup yaitu katub masuk dan keluar tertutup sedangkan poros engkol terus berputar dan menarik kembali torak ke bawah. Langkah keempat adalah langkah pembuangan, disini katup buang terbuka dan menyebabkan gas akibat sisa pembakaran terbuang keluar. Gas dapat keluar karena pada proses keempat ini torak kembali dapat bergerak naik ke atas dan menyebabkan gas dapat keluar. Kedua proses terakhir ini merupakan proses pembuangan. Setelah proses keempatbdilakukan maka proses yang pertama, dimana udara dan bahan bakar masukkembali. Proses yang terjadi pada mesin diesel dapat digambarkan sebagai berikut:

Pembakaran Campuran Bahan Bakar dan Udara

Gas dengan Suhu Tinggi

Gaya dengan Tekanan Tinggi

Gerak Lurus Torak

Mekanik Engkol

Kopel Putar

Berdasarkan kecepatan proses di atas maka diesel dapat digolongkan menjadi 3 bagian, yakni : 1. Diesel kecepatan rendah ( N < 400 rpm ) 2. Diesel kecepatan menengah ( 400 < N < 1000 rpm ) 3. Diesel kecepatan tinggi ( N > 1000 rpm ) Hal hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan suatu mesin dieselantara lain : 1. Efisiensi termal tinggi, yaitu sekitar 45 %. 2. Desain nozzle tidak memerlukan perawatan yang terlalu rumit. 3. Tekanan efektif yang rata rata tinggi. 4. Mudah dalam proses starting. 5. Pada detonasi tidak menghasilkan suara mesin yang mengganggu. 6. Efisiensi volumetrik tinggi. 7. Gas buang tidak melebihi ambang batas polusi udara yang berbahaya. Keuntungan pemakaian mesin diesel sebagai prime over : 1. Desain dan instalasi yang sederhana. 2. Auxilary equipment sederhana. 3. Waktu pembebanan relatif singkat. 4. Konsumsi bahan bakar yang relatif murah dan hemat. Kerugian pemakaian mesin diesel sebagai prime over : 1. Berat mesin sangat berat karena harus dapat menahan getaran serta kompresiyang tinggi. 2. Starting awal yang berat, karena kompresinya tinggi ( 200 bar ).

3. Semakin besar daya mesin diesel tersebut dimensinya semakin besar juga, hal tersebut akan menyulitkan jika daya mesin besar. Prinsip Kerja Mesin Diesel Mesin/motor diesel (diesel engine) merupakan salah satu bentuk motor pembakaran dalam (internal combustion engine) di samping motor bensin dan turbin gas. Motor diesel disebut dengan motor penyalaan kompresi (compression ignition engine) karena penyalaan bahan bakarnya diakibatkan oleh suhu kompresi udara dalam ruang bakar. Dilain pihak motor bensin disebut motor penyalaan busi (spark ignition engine) karena penyalaan bahan bakar diakibatkan oleh percikan bunga api listrik dari busi. 2.6.3 Battre Baterai atau akumulator adalah sebuah sel listrik dimana di dalamnya berlangsung proses elektrokimia yang reversible (dapat berkebalikan) dengan efesiensinya yang tinggi. Yang dimaksud dengan proses elektrokimia yang reversible adalah di dalam baterai berlangsung proses pengubahan kimia menjadi listrik dan sebaliknya, untuk pengisian kembali dengan cara melewatkan arus listrik dalam arah (polaritas) yang berlawanan di dalam sel. Prinsip Kerja Baterai a. Proses discharge bila sel dihubungkan dengan beban, maka elektron mengalir dari anaoda beban ke katoda, kemudian ion ion negatif mengalir ke anoda dan ion ion positif mengalir ke katoda. b. Proses pengisian adalah bila sel dihubungkan dengan power supply maka elektroda positif menjadi anoda dan elektroda negatif menjadi katoda dan proses kimia yang terjadi adalah sebagai berikut : Aliran elektron menjadi terbalik, mengalir dari anoda melalui power supply ke katoda. Ion ion negatif mengalir dari katoda ke anoda Ion ion positif mengalir dari anoda ke katoda

Jadi reaksi kimia pada saat pengisian (charging) adalah kebalikan dari proses pengosongan (discharging).

Gambar Pengisian dan pengosongan baterai Cara cara Pengisian Baterai : a. Pengisian Awal (initial charge) Pengisian ini dimaksudakna untuk pembentukan sel baterai, cara ini hanya dilakukan pada baterai yang single atau baterai stasioner dan hanya dilakukan seklai saja. b. Pengisian kembali (recharging) Recharging dilakukan secara otomatis setelah baterai mengalami pengosongan. Lamanya pengisian kembali disensor oleh rectifier sehingga apabila baterai sudah penuh maka dilanjutkan kembali pengisian trickle. c. Pengisian equalizing / penyesuaian Pengisian penyesuaian dimaksudkan untuk mendapatkan kapasitas penuh pada setiap sel, atau dengan kata lain memulihkan kapasitas baterai. Pengisian ini juga dilakukan pada saat baterai setelah adanya penambahan aquades. d. Pengisian perbaikan / treatment

Pengisian perbaikan dimaksudkan untuk memulihkan kapasitas baterai yang berada di bawah standar setelah baterai dilakukan perbaikan. Apabila setelah dilakukan perbaikan hasilnya dicapa dapat dilakukan beberapa kali. e. Pengisian khusus / boost charge Pengisian ini dimaksudkan untuk memulihkan baterai secara cepat setelah adanya pengosongan yang banyak, misalnya pada sistem operasi charge discharge yang belum mendapat catuan PLN. f. Pengisian kompensasi Floating / trickle charge Pengisian ini dimaksudkan untuk menjaga kapasitas baterai selalu dalam kondisi penuh akibat adanya pengosongan diri (self discharge) yang besarnya 1 % dari kapasitas. Kapasitas Baterai Kapasitas suatu baterai adalah menyatakan besarnya arus listrik (Ampere) baterai yang dapat disuplai atau dialirkan ke suatu rangkaian luar atau beban dalam jangka waktu (jam) tertentu, untuk memeberikan tegangan tertentu. Kapasitas baterai (Ah) dinyatakan sebgai berikut :

C= I x t
Dimana : C = Kapasitas baterai (Ah) I = Besar arus mengalir (Ampere) t = Waktu pemakaian (jam) 2.6.4 UPS Uninterruptible power supply (disingkat UPS) adalah perangkat yang biasanya menggunakan baterai backup sebagai catuan daya alternatif, untuk Dapat memberikan suplai daya yang tidak terganggu untuk perangkat elektronik yang terpasang. UPS merupakan sistem penyedia daya listrik yang sangat penting dan diperlukan sekaligus dijadikan sebagai

benteng dari kegagalan daya serta kerusakan system dan hardware. UPS akan menjadi system yang sangat penting dan sangat diperlukan pada banyak perusahaan penyedia jasa telekomunikasi, jasa informasi, penyedia jasa internet dan banyak lagi. Dapat dibayangkan berapa besar kerugian yang timbul akibat kegagalan daya listrik jika sistem tersebut tidak dilindungi dengan UPS.

Fungsi Utama dari UPS 1. Dapat memberikan energi listrik sementara ketika terjadi kegagalan daya pada listrik utama. 2. Memberikan kesempatan waktu yang cukup untuk segera menghidupkan genset sebagai pengganti listrik utama. 3. Memberikan kesempatan waktu yang cukup untuk segera melakukan back up data dan mengamankan sistem operasi (OS) dengan melakukan shutdown sesuai prosedur ketika listrik utama padam. 4. Mengamankan sistem komputer dari gangguan-gangguan listrik yang dapat mengganggu sistem komputer baik berupa kerusakan software, data maupun kerusakan hardware. 5. UPS secara otomatis dapat melakukan stabilisasi tegangan ketika terjadi perubahan tegangan pada input sehingga tegangan output yang digunakan oleh sistem komputer berupa tegangan Yang stabil. 6. UPS dapat melakukan diagnosa dan management terhadap dirinya sendiri sehingga memudahkan pengguna untuk mengantisipasi jika akan terjadi gangguan terhadap sistem. 7. User friendly dan mudah dalam installasi. 8. Pengguna dapat melakukan kontrol UPS melalui jaringan LAN dengan menambahkan beberapa aksesoris yang diperlukan. 9. Dapat diintegrasikan dengan jaringan internet. 10. Notifikasi jika terjadi kegagalan dengan melakukan pengaturan perangkat lunak UPS management. Jenis-Jenis UPS Berdasarkan Cara Kerjanya 1. Line-interactive UPS

Pada UPS jenis ini diberi tambahan alat AVR (automatic voltage regulator) yang berfungsi mengatur tegangan dari suplai daya ke peralatan. 2. On-line UPS Pada UPS jenis ini terdapat 1 rectifier dan 1 inverter yang terpisah. Hal ini lebih mahal apabila dibandingkan dengan dua jenis UPS lainnya. Dalam keadaan gangguan, suplai daya ke rectifier akan diblok sehingga akan ada arus DC dari baterai ke inverter yang kemudian diubah menjadi AC. 3. Off-line UPS UPS jenis ini merupakan UPS paling murah di antara jenis UPS yang lain. Karena rectifier dan inverter berada dalam satu unit. Dalam keadaan gangguan, switch akan berpindah sehingga suplai daya dari suplai utama terblok. Akibatnya akan mengalir arus DC dari baterai menuju inverter. 4. Modified UPS UPS jenis ini sementara hanya di produksi oleh para antusias engineering yg berhubungan dengan komputer, Komponen-Komponen UPS 1. Baterai Jenis baterai yang digunakan UPS umumnya berjenis lead-acid atau jenis nikelcadmium. Baterai ini umumnya mampu menjadi sumber tegangan cadangan maksimal selama 30 menit. 2. Rectifier (penyearah) Penyearah berfungsi untuk mengubah arus AC menjadi arus DC dari suplai listrik utama. Hal ini bermanfaat pada saat pengisian baterai. 3. Inverter Kebalikan dari penyearah, inverter berfungsi untuk mengubah arus DC dari baterai menjadi arus AC. Hal ini dilakukan pada saat baterai pada UPS digunakan untuk memberikan tegangan ke komputer. Cara Kerja UPS UPS bekerja berdasar kepekaan tegangan. (RT)UPS akan menemukan penyimpangan jalur voltase (linevoltage) misalnya, kenaikan tajam, kerendahan, gelombang dan juga penyimpangan yang disebabkan oleh pemakaian dengan alat pembangkit tenaga listrik yang

murah. Karena gagal, UPS akan berpindah ke operasi on-battery atau baterai hidup sebagai reaksi kepada penyimpangan untuk melindungi bebannya (load). Jika kualitas listrik kurang, UPS mungkin akan sering berubah ke operasi on-battery. Kalau beban bisa berfungsi dengan baik dalam kondisi tersebut, kapsitas dan umur baterai dapat bertahan lama melalui penurunan kepekaan UPS. Kegagalan listrik sesaat akibat terputusnya aliran listrik atau akibat sambaran petir dapat meningkatkan arus catu daya dan dapat mematikan supplay arus listrik direct current (DC) yang menuju motherboard komputer. Kegagalan listrik sesaat tersebut dapat mempengaruhi kinerja perangkat komputer baik pada hardware maupun software sehingga menggunakan aktivitas pengolahan data. Gangguan hardware dapat mengakibatkan motherboard cepat rusak, berkurangnya performance system, dan turunnya performance hardware. Sedangkan gangguan system software dapat berupa kemungkinan operating system corrupt, data lost,dan lain sebagainya. 2.7 Instalasi Gardu Berdasarkan konstruksinya, gardu distribusi dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat) yaitu : 1. Gardu Beton (Gardu Tembok) Adalah gardu distribusi yang bangunannya secara keseluruhan terbuat dari beton dan dibangun bilamana kepadatan bebannya lebih dari 2 MVA per km2. Gardu beton dibedakan menjadi 2, yaitu : a. Gardu untuk konsumen umum atau perumahan b. Gardu untuk konsumen tegangan menengah atau industri 2. Gardu Kios Adalah gardu distribusi yang bangunannya terbuat dari metal. Biasanya gardu ini dalam pembangunannya dipakai untuk sementara. 3. Gardu Portal Adalah gardu distribusi yang seluruh instalasinya dipasang pada 2 tiang atau lebih. 4. Gardu Tiang (Gardu Cantol)

Adalah gardu distribusi yang seluruh instalasinya dicantolkan pada satu tiang jaringan distribusi. Pada rancangan ini akan digunakan gardu beton, hal ini dikarenakan pada gardujenis beton untuk konsumen tegangan menengah dilengkapi dengan fasilitas: a. Satu atau dua kubikel tipe pemisah (Incoming) b. Satu atau dua kubikel tipe pemutus (Outgoing) c. Satu atau dua kubikel untuk trafo tegangan menengah d. Satu atau dua kubikel untuk pengaman dan pengukuran e. Satu atau dua kubikel untuk sambungan konsumen tagangan menengah f. Kubikel untuk pengaman trafo.

BAB III DESKRIPSI DAN LINGKUP PROYEK


3.1 Umum Bioteknologi bergerak dalam bidang Penelitian yang mempunyai bangunan penunjang sebagai berikut : 1. Gedung Laboratorium I 2. Gedung Laboratorium II 3. Gedung Perpustakaan dan Pertemuan 4. Gedung Kantor Pusat Administrasi 5. Gedung Laboratoruim Algae dan Kolam Algae 6. Gedung Gueshouse 7. Gedung Penunjang lainnya

3.2 Deskripsi 1. Sebagai sumber daya utama dilayani oleh PLN tegangan menengah 20 kV. 2. Sumber PLN tersebut masuk ke panel tegangan menengah ( MVMDP ). 3. Dari MVMDP di teruskan ke panel distribusi tegangan rendah ( LVMDP ) melalui dua buah trafo daya . 4. Dua buah trafo tersebut dirancang untuk bekerja sendiri-sendiri,dimana: a. Trafo Daya I ( T1 ) digunakan untuk melayani instalasi penerangan dan daya pada gedung Laboratorium I, Lab Algae, Pompa air bersih dan Hydran dan Penerangan luar ( lampu jalan dan taman ). b. Trafo Daya II ( T2 ) digunakan untuk melayani instalasi penerangan dan daya pada gedung LaboratoriumII, Gedung perpustakaan dan pertemuan, Gueshouse, Kolam Algae dan penerangan luar. 5. Dalam kondisi tertentu dimana : a. Bila salah satu trafo daya mengalami gangguan, maka trafo daya yang tidak terganggu dapat memikul sebagian beban dari trafo yang mengalami gangguan, hal ini dilakukan secara manual. b. Dalam keadaan normal dapat dioperasikan secara paralel dengan secara manual. 6. Out going feeder dari LVMDP-T1, berjumlah sebanyak 10 feeder yang dihubungkan langsung ke sub-distribusi panel ( SDP ) di lokasi gedung yaitu SDP-1.1, SDP-1.2, SDP-1.4, SDP-ME, SDP-H dan LP-PL1, SDP-K. Sedangkan 3 feeder lagi digunakan sebagai cadangan ( spare ). 7. Dan out going feeder LVMDP-T2, berjumlah sebanyak 7 feeder, dimana 5 feeder di instalasi langsung ke SDP-1.5, SDP-1.6, SDP-1.7, SDP-1.3, dan SDP PL2 . Sedangkan 2 feeder lagi digunakan sebagai cadangan . 8. Bila listrik PLN mati atau ada gangguan, maka dalam hal ini performanceloadakan dilayani oleh sebuah system generating set/Genset (Diesel emengency) yang diopeasikan secara otomatis dalam waktu antara 2 3 detik. 9. Beban performance load diatas yaitu Laboratorium I dan II dengan setengah daya terpasang, dan Hydran dan Gueshouse dilayani secara penuh.

10. Pada saat dilayani oleh Genset, tiba-tiba sumber dari PLN hidup kembali, besamaan dengan itu Genset akan mati secara otomatis dan pelayanan beban kembali dilakukan oleh PLN secara penuh . 11. Khusus untuk beban SDP-K, bila PLN mati beban akan dilayani oleh Batrre yang beroperasi secara otomatis (UPS) tanpa ada selang waktu. Dan sebaliknya pada saat dilayani oleh Battre tiba-tiba PLN hidup kembali atau Genset telah hidup, maka beban akan dilayani oleh Genset atau PLN kembali.

3.3 Rekapitulasi Beban

Trafo Daya I Total Daya No. Gedung Nama Panel Terpasang (KVA) 1 2 3 4 5 6 7 Laboratorium I Kantor Pusat Lab. Algae Pompa Air Bersih Pompa Hydran Penerangan Luar UPT-Komputer TOTAL DAYA SDP-1.1 SDP-1.2 SDP-1.4 SDP-ME SDP-H SDP-PL1 SDP-K 460 45 22 45 106 22 100 800 Keterangan

Trafo Daya II Total Daya No. Gedung Nama Panel Terpasang (KVA) 1 2 Laboratorium II Perpustakaan dan Pertemuan SDP-1.5 SDP-1.7 460 380 Keterangan

3 4 5

Gues House Kolam Algae Penerangan Luar TOTAL DAYA

SDP-1.6 SDP-1.3 SDP-PL2

122 18 12 922

4.2 Pemilihan dan Perhitungan Komponen a. Perhitungan dan Pemilihan Trafo Daya Pada perancangan ini menggunakan dua buah trafo untuk menurunkan tegangan dari tegangan menengah 20KV menjadi tegangan rendah 380 / 220 V. Dimana trafo ini melayani beban yang memilliki kapasitas daya yang berbeda maka pada perancangan gardu distribusi 20 KV Bioteknologi LIPI Cibinong menggunakan 2 buah trafo. Pada trafo 1 digunakan untuk melayani instalasi tenaga (mesin mesin dan kotak - kontak). Sedangkan pada trafo 2 digunakan untuk melayani instalsi penerangan. Rating KVA, Rating tegangan dan ratio, impedansi level isolasi ,merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan trafo. Adapun dalam memilih trafo daya ini harus memperhatikan bebarapa hal antara lain: 1. Tegangan

Sisi Primer UN1(KV)

Sisi Skunder UN2(KV) 0.23, 0.4, 0.525, 3.15, 6.3

1, 3, 5, 6, 10, 15, 20

20 / 0,4 KV (dipakai untuk umum) 20 / 6,3 KV (dipakai untuk industri)

2. Frekuensi = 50Hz 3. Daya Transformator

Rated Power (KVA)

Rated Voltage impedance (%)

50, 75, 100,125,150,200,315,400,500,630

4%

250, 315, 400,500, 630, 800, 1000,1250, 1600

6%

4. Koneksi

5. Cooling Sistem Pendinginan ada dua macam, yaitu pendinginan secara alami atau secara paksa. Jenis transformator ada dua, yaitu: Transformator kering Transformator terendam minyak

Minyak berfungsi untuk : - Pendinginan - Penyekat

- Pemadam Busur Api MEDIA MACAM No. SISTIM PENDINGIN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. AN AF ONAN ONAF OFAN OFAF OFWF ONAN/ONAF ONAN/OFAN ONAN/OFAF ONAN/OFWF DI DALAM TRAFO Sirkulasi Alamiah Minyak Minyak Sirkulasi Paksa Minyak Minyak Minyak DI LUAR TRAFO Sirkulasi Alamiah Udara Udara Udara Sirkulasi Paksa Udara Udara Udara Air

Kombinasi 3 dan 4 Kombinasi 3 dan 5 Kombinasi 3 dan 6 Kombinasi 3 dan 7

6. Konstruksi 7. Kelas isolasi Transformator Daya I Total Daya pada 7 Feeder yang tehubung pada beban = 800 KVA, Total daya pada Trafo 2 = 461 KVA Total Daya pada Trafo 1 = 800 + 461 = 1261 KVA x faktor (0,7) = 882 KVA Jadi Trafo yang digunakan adalah 1000 KVA Transformator Daya II Total Daya pada 5 Feeder yang tehubung pada beban = 922 KVA Total daya pada Trafo 1 = 400 KVA Total Daya pada Trafo 2

= 922 + 400 = 1322 KVA x faktor (0,7) = 925,4 KVA Jadi Trafo yang digunakan adalah 1000 KVA Trafo diparalel Pada rancangan gardu distribusi ini dalam keadaan normal trafo dapat dioperasikan secara parallel, maka perlu dihitung besarnya daya yang dipikul oleh masing-masing trafo adalah: T1= PN1 = 1000 KVA, UKN1 = 6% T2= PN2 = 1000 KVA, UKN2 = 6% PL = 882 KVA + 925 KVA = 1807 KVA Ukd = P1 = 1000 x (1807) x (6 / 6) = 903,5 KVA ( 90,35 %) 2000 P2 = 1000 x (1807) x (6 / 6) = 903,5 KVA ( 90,35 %) 2000

Berdasarkan perhitungan di atas maka dipilih trafo dengan daya 1000 KVA, tetapi karena pertimbangan untuk perkembangan dimasa yang akan datang dan untuk memenuhi kebutuhan beban saat full load (100%) maka trafo yang dipakai adalah :
A.

GENERAL CHARACTERISTICS Design standars Transformer type Service Condition Type of oil Number of phase Frequency : IEC 76 : Hermetically Sealed Totally Oil Filled : Indoor : Mineral Oil Class 1 acc. to IEC 296 :3 Phase

: 50 Hz

B. TECHNICAL SPECIFICATION Capacity Primary Voltage Secondary Voltage Vector Group : 1000 kVA : 20 kV : 0.4 kV : Dyn5

Cooling Temperature Rise Oil - Winding

: ONAN : 60 oC : 65 oC

No load losses at nominal voltage: 1600 Watts On load losses at principal tapping: 13000 Watts Impedance voltage :5 %

Off load current at nominal voltage: 1.8 % Temperature Insulation Class Noise Off Circuit Tapping value :A : 58 dB : +/-2.5%;+/-5%

C. INSULATION CLASS OF THE WINDINGS Highest system voltage (kV) Impulse test voltage (kV) Applied test voltage (kV) : 24 : 125 : 50 1.1 0 3

D. EFFICIENCY AND VOLTAGE REGULATION


Efficiency ( % ) 4/4 load Pf 0.8 Pf 1.0 98.21 98.56 3/4 load 98.54 98.83 2/4 load 98.80 99.04 1/4 load 98.81 99.04 Voltage Regulation in Volt 384 394 in % 3.98 1.42

E. APPROXIMATE WEIGHTS AND DIMENSION Total length Total width Total height Weight of oil : : : : 1,800 mm 1,070 mm 1,730 mm 715 kg 1,200 kg

Weight of core and winding: Total weight :

2,860 kg

Approximate Drawing No.: Painting Colour Switchgear : Light Grey RAL 7032

Pada setiap bagian MVDP, baik incoming, metering, dan outgoing, sebagai switchgear kami gunakan Fuse Load Break Switch (LBS). 1. Rating Pengaman pada Metering MVDP Trafo tegangan berfungsi untuk step down tegangan guna pengukuran. Bebannya dapat berupa alat-alat metering, lampu tanda, sensor under voltage, dan komponen lain. Digunakanlah LBS berkapasitas 10A. Daya yang terpasang sengaja dilebihkan guna persediaan cadangan untuk pengembangan di masa yang akan datang. Jadi daya terpasang pada metering adalah : S = 3 x 20 kV x 10 = 346.41 KVA Pemilihan FLBS = (Merlin Gerin 24KV, In = 10A, Ith = 0.8KA, Class = 0.5, 5P15) 2. Rating Pengaman pada Incoming MVDP Penentuan rating LBS pada bagian incoming adalah perjumlahan arus untuk beban trafo1, beban trafo2, dan trafo tegangan yakni Daya trafo1 + Daya trafo2 + Daya metering = (1000 + 1000 + 346,41) =67,73 A 3 x 20 kV 3 x 20 kV

Pemilihan FLBS = (Merlin Gerin 24KV, In = 60A, Ith = 6KA, Class = 0,5) 3. Rating Pengaman pada Outgoing MVDP Karena masing masing trafo dapat dioperasikan secara sendiri-sendiri maka masing-masing trafo diamankan oleh sebuah LBS. Tentunya rating pengaman tiap-tiap LBS berbeda karena daya tarfo pun berbeda. Nilai rating pengaman LBS tersebut adalah Rating FLBS untuk Trafo 1 dan 2 In FLBS T1&2 = 1000 kVA 3 x 20 kV Pemilihan FLBS = (Merlin Gerin 24KV, In = 20A, Ith = 4KA, Class = 0,5, 5P15) Pengaman a. MCCB = 28,87 A

Pada perhitungan mencari arus nominal (In) adalah dengan : 3 x V P = daya terpasang pada beban sudah termasuk perhitungan arus starting bila terdapat beban motor dalam KVA. V = tegangan pada bagian skunder dari trafo dalam KV In = nilai arus dari trafo bagian skunder dalam A (Nilai RMS) Tabel Uraian Penggunaan Daya Pada Trafo 1 Total Daya Feeder Gedung Nama Panel Terpasang (KVA) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Laboratorium I Kantor Pusat Lab. Algae Pompa Air Bersih Pompa Hydran Penerangan Luar UPT-Komputer Cadangan Cadangan Cadangan TOTAL DAYA 800 SDP-1.1 SDP-1.2 SDP-1.4 SDP-ME SDP-H SDP-PL1 SDP-K 460 45 22 45 106 22 100 Keterangan In = S (KVA) (A)

1. Laboratorium 1 ( SDP 1.1 ) Dengan supply PLN : In = 460 kVA 3 x 380 V = 698,9 A

Pemilihan MCCB = ABB S6N800/R800 In = 800A Dengan supply genset : In = 230 kVA = 349,45 A

3 x 380 V Pemilihan MCCB = ABB S5L400/R3400 In = 400 A 2. Kantor Pusat (SDP 1.2) Dengan supply PLN : In = 45 kVA = 68,37 A 3 x 380 V Pemilihan MCCB = ABB S3L160/R80 In = 80 A 3. Laboratorium Algae (SDP 1.4) Dengan supply PLN : In = 22 kVA = 33,42 A 3 x 380 V Pemilihan MCCB = ABB S3L160/R50 In = 50 A 4. Pompa Air Bersih (SDP - ME) Dengan supply PLN : In = 3 x 380 V Pemilihan MCCB = ABB S3L160/R80 In = 80 A 5. Pompa Hydrant (SDP H) Pada SDP ini terdapat 2 beban yaitu catu daya untuk pompa hydran dan penerangan dalam gardu dengan total daya sebesar 106 KVA Dengan supply PLN atau Genset : Supply Pompa Hydran + Penerangan Dalam Gardu In = 3 x 380 V Pemilihan MCCB = ABB S3N250/R200In = 200 A 106 kVA = 161,05 A 45 kVA = 68,37 A

6. Penerangan Luar (LP LP1) Dengan supply PLN : In = 3 x 380 V Pemilihan MCCB = ABB S3L160/R50 In = 50 A 7. UPT Komputer (SDP K) Dengan supply PLN atau baterai atau genset : In = 3 x 380 V Pemilihan MCCB = ABB S3L160/R160 In = 160 A 100 kVA = 151,93 A 22 kVA = 33,42 A

8. PENGAMAN LV PADA TRANSFORMATOR 1 Dari perhitungan trafo diatas didapat trafo dengan daya 1000 KVA. Sehingga pengaman MCCB pada bagian sekunder low voltage adalah : Dengan supply PLN : In = 1000 kVA 3 x 380 V MCCB ABB S7L1600/R1600 In = 1600A Tabel Uraian Penggunaan Daya Pada Trafo 2 Total Daya No. Gedung Nama Panel Terpasang (KVA) 1 2 3 4 5 6 7 Laboratorium II Perpustakaan dan Pertemuan Gues House Kolam Algae Penerangan Luar Cadang Cadang TOTAL DAYA 922 SDP-1.5 SDP-1.7 SDP-1.6 SDP-1.3 SDP-PL2 460 380 122 18 12 Keterangan = 1.519,34 A

1. Laboratotium 2 (SDP 1.5) Dengan supply PLN : In = 460 kVA = 698.9 A 3 x 380 V Pemilihan MCCB = ABB S6N800/R800 In = 800A

Dengan supply genset

: In =

230 kVA

= 349.45 A

3 x 380 V Pemilihan MCCB = ABB S5L400/R3400 In = 400 A 2. Gd. Perpustakaan dan Pertemuan (SDP 1.7) Dengan supply PLN : In = 380 kVA = 577.35 A 3 x 380 V Pemilihan MCCB = ABB S6N630/R630 In = 630A 3. GuesHouse (SDP 1.6) Dengan supply PLN atau Genset : In = 122 kVA = 185.36 A 3 x 380 V Pemilihan MCCB = S3L250/R200 In = 200A 4. Kolam Algae (SDP 1.3) Dengan supply PLN : In = 18 kVA = 27.34 A 3 x 380 V Pemilihan MCCB = ABB S3H160/R32In = 32A 5. Penerangan Luar (LP PL2) Dengan supply PLN : In = 3 x 380 V Pemilihan MCCB = ABB S2N160/R20 In = 20 A 6. PENGAMAN LV PADA TRANSFORMATOR 1I 12 kVA = 18.23 A

Dari perhitungan trafo diatas didapat trafo dengan daya 2000 KVA. Sehingga pengaman MCCB pada bagian sekunder low voltage adalah : Dengan supply PLN : In = 1000 kVA 3 x 380 V MCCB ABB S7L1600/R1600 In = 1600A = 1.519,34 A

b. Kontaktor Dalam perhitungan kemampuan kontak sebuah kontaktor dalam mengalirkan beban sebesar 1.1 x dari besar arus nominal beban. 1. Kontaktor untuk laboratorium 1

In kontaktor di ESDP = 1.1 x In = 1.1 x 349.45 A = 384.39 A Pemilihan kontaktor = (Type AC1 LS297 In = 410A, 270KW, b400) In kontaktor di LVMDP = 1.1 x In = 1.1 x 698.9 A = 768.79 A 2. Kontaktor untuk laboratorium 2

In kontaktor di ESDP = 1.1 x In = 1.1 x 349.45 A = 384.39 A Pemilihan kontaktor = (Type AC1 LS297 In = 410A, 270KW, b400) In kontaktor di LVMDP = 1.1 x In = 1.1 x 698.9 A = 768.79 A 3. Kontaktor untuk Hydran dan penerangan dalam gardu

In kontaktor di ESDP dan LVMDP = 1.1 x In = 1.1 x 161.05 A = 177.16 A Pemilihan kontaktor = (Type AC1 LS107 In = 180A, 118KW, b207) 4. Kontaktor untuk Guesshouse

In kontaktor di ESDP dan LVMDP = 1.1 x In = 1.1 x 185.36 A = 203.9 A Pemilihan kontaktor = (Type AC1 LS177 In = 225A, 145KW, b207) 5. Kontaktor untuk Komputer

In kontaktor di ESDP dan LVMDP = 1.1 x In = 1.1 x 151.93 A = 167.12 A Pemilihan kontaktor = (Type AC1 LS107 In = 180A, 118KW, b207) Bus-Bar o Busbar berdasarkan arus nominal trafo pada sisi ( MV ) In = 1000 KVA = 28,86 A ( MV )

3 x 20 KV KHA trafo sisi ( MV ) = 1,25 x 28,86 A = 36,075 A o Busbar berdasarkan arus nominal trafo pada sisi ( LV ) In = 1000 KVA = 1,44 KA ( LV )

3 x 0,4 KV KHA trafo sisi ( LV ) = 1,25 x 1,44 A = 1,8 A

Trafo Instrumen Alat Ukur Kabel Daya

Penentuan dan perhitungan jenis kabel berdasarkan Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL 2000) yang mana Kemampuan Hantar Arus adalah 1.25 x In (A). Perhitunganya: Dalam pemilihan jenis penghantar perlu diperhatikan 1. 2. 3. 4. Kemampuan hantar arus kondisi suhu susut tegangan sifat lingkngan kekuatan mekanis

BEBAN PADA TRANFORMATOR 1 Ip = 3 x 20KV KHA dari MVMDP ke trafo 1 = 1.25 x 28,87A = 36,09 A (2 x (N2XSEY 4 X 2,5 mm2) KHA dari trafo ke panel = 1.25 x 3039,5 A = 3799,39 A (2 x (N2XSEY 4 x 500 mm2)) 1000 kVA = 28,87 A

1. Laboratorium 1 (SDP 1.1) Supply PLN : 1.25 x 698.9 = 873.62 A (NYFGbY 4 x 400 mm2) Supply Genset : 1.25 x 349.45 = 436.81 A (NYFGbY 4 x 95mm2) 2. Kantor Pusat (SDP 1.2) Supply PLN : 1.25 x 68.37 = 85.46 A (NYY 4 x 6mm2) 3. Laboratorium Algae (SDP 1.4) Supply PLN : 1.25 x 33.42 = 41.77 A (NYY 4 x 2.5mm2) 4. Pompa Air Bersih (SDP ME) Supply PLN : 1.25 x 68.37 = 85.46 A (NYY 4 x 6mm2) 5. Hydrant dan Penerangan dalam gardu (SDP H) Supply PLN atau Genset : 1,25 x 161.05 = 201.31 A (NYCY 4 x 25mm2) 6. Penerangan Luar (LP PL1) Supply PLN : 1.25 x 33.42 = 41.77 A (NYY 4 x 2,5mm2) 7. UPT Komputer (SDP K) Supply PLN : 1.25 x 151.93 = 190 A (NYCY 4 x 25mm2) 8. Feeder cadangan Supply PLN : 1.25 x 303.87 = 379.83 A (NYFGbY 4 x 95mm2)

BEBAN PADA TRANSFORMATOR 2 Ip = 2000 kVA = 57,73 A

3 x 20KV

KHA trafo sisi primer = 1.25 x 57,73 A = 72,17 A (2 x (N2XSY 4 X 2,5 mm2) KHA trafo sisi skunder = 1.25 x 3039,5 A = 3799,39 A (2 x (N2XSY 4 x 500 mm2)) CU bar trafo = Jumlah seluruh In di trafo 2 = 1751,8 A 1. Laboratorium 2 (SDP 1.5) Supply PLN : 1.25 x 698.9 = 873.62 A (NYFGbY 4 x 400mm2) Supply Genset : 1.25 x 349.45 = 436.81 A (NYFGbY 4 x 95mm2) 2. Gd. Perpustakaan dan Pertemuan (SDP 1.7) Supply PLN : 1.25 x 577.35 = 721.69 A (NYFGbY 4 x 240mm2) 3. GuessHouse (SDP 1.6) Supply PLN atau Genset : 1.25 x 185.36 = 231.7 A (NYCWY 4 x 35mm2) 4. Kolam Algae (SDP 1.3) Supply PLN : 1.25 x 27.34 = 34.17 A (NYY 4 x 1.5mm2) 5. Penerangan Luar (LP PL2) Supply PLN : 1.25 x 18.23 = 22.79 A (NYY 4 x 1.5mm2) 6. Feeder Cadangan Supply PLN : 1.25 x 392 = 490 A (NYFGbY 4 x 120mm2)

Genset Beban yang dipikul adalah setengah daya Laboratorium I dan Labroratorium II, daya Hydran, Guesehouse dan UPT komputer secara penuh.Total beban yang dipikul

adalah 788 KVA. Jadi untuk beban 788 KVA generator yang digunakan adalah 800 KVA Data generator yang digunakan adalah : Generator yang digunakan Vn : 0,4 KV (380/220V) : 3 1N (3 Fasa 4 Kawat) F : 50 Hz Cos : 0,85 lag : 800 KVA

Sehingga diesel yang digunakan adalah : P = S x cos P = 250.000 VA x 0,85 P = 212.500 W = 212,5 KW 1 HP = 746 W Diesel yang digunakan = 212.500 W : 746 W = 284,85 HP Jadi diesel yang digunakan adalah sebesar 300 HP

Battre

b. Daftar Komponen MVMDP LVMDP AMF

4.3 Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) RKS ini berisi tentang uraian deskripsi kerja ( Job Deskcription ) sebagai penjelasan kepada pemborong mengenai hal-hal yang berkaitan dengan jalannya proyek. I. STANDAR DAN ATURAN YANG HARUS DIIKUTI 1.1. Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor harus mengikuti segala aturan dan standar yang berlaku dan dilengkapi dengan segala peralatan untuk kesempurnaan operasi, kemudahan perawatan dan pengaturan, keamanan operasi sistem sesuai dengan salah satu peraturan-peraturan yang ditulis di bawah ini : a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l. m. n. 1.2. ANSI, American National Standard Organization ASME, American Society of Mechanical Engineer ASTM, American Society of Testing of Material BSI, British Standard Institute DIN, Deutsche Institute for Normalization FM, Factory Mutual ISO, International Standard Organization JIS, Japanese Industrial Standard JES, Japanese Electronics Standard NEC, National Electric Codes PUIL, Peraturan Umum Instalasi Listrik SII, Standard Industri Indonesia Peraturan DEPNAKER tentang keselamatan kerja Peraturan lain yang berlaku

GAMBAR-GAMBAR Gambar Perancangan Yang dimaksud dengan gambar perancangan adalah gambar-gambar yang menyertai buku ini, gambar-gambar penjelasan dan segala gambar-gambar beserta addendumnya. 1.2.1.2. Kontraktor harus segera mempelajari gambar-gambar perancangan dan secepatnya melaporkan, kepada manajemen kostruksi apabila terdapat hal-

1.2.1.

1.2.1.1.

hal yang dianggap harus jelas, dalam waktu tidak kurang dari 3 ( tiga ) minggu setelah diadakan rapat prapelaksana. 1.2.1.3. Gambar-gambar dalam perancangan ini tidak dimaksudkan untuk mencantumkan semua detail konstruksi detail pemasangan terutama yang berhubungan dengan peralatan yang akan disediakan / dipasang oleh kontraktor. 1.2.1.4. Walaupun demikian, kontraktor tetap harus tetap memasang peralatan tersebut sesuai dengan praktek pelaksanaan terbaik yang memberikan hasil yang terbaik, dalam hal ini kontraktor diharuskan membuat shop drawing yang terinci untuk menjelaskan hal tersebut diatas. 1.2.1.5. Dalam hal ini keraguan yang ditimbulkan oleh kesalahan penggambaran dan / ketidaksesuaian lain kontraktor harus mengajukan pertanyaaan untuk mendapat penjelasan selambat-lambatnya 2 ( dua ) minggu sebelum masalah tersebut terlibat dilapangan baik dalam arti pemasangan ataupun pemesanan barang. 1.2.1.6. Ukuran-ukuran pokok dan pembagiannya, seluruhnya telah dicantumkan pada gambar perancangan dimana ukuran-ukuran tersebut merupakan ukuran-ukuran efektif. 1.2.2 Gambar kerja ( Shop Drawing ) 1.2.2.1 Yang dimaksud dengan gambar kerja adalah gambar-gambar yang dibuat oleh kontraktor, pemasok barang atau pihak-pihak lain yang bertujuan menjelaskan cara pemasangan maupun cara penyambungan dan lainnya pada saat pelaksanaan pekerjaan sedang berlangsung. 1.2.2.2 Sebelum kontraktor melaksanakan pekerjaan, kontraktor wajib membuat gambar kerja untuk memperjelas dan sebagai gambar untuk pelaksanaan dilapangan terdiri atas : 1.2.2.3 Gambar-gambar, seperti : Gambar perancangan Gambar layout ruang Gardu Gambar layout ruang genset Dan gambar-gambar lainnya

1.2.2.4 Detail-detail, seperti : Detail panel. Detail pemasangan panel. Detail pemasangan peralatan. Detail-detail lain yang diperlukan. 1.2.2.5 Gambar-gambar lain yang diperlukan sesuai dengan sedang dikerjakan. 1.2.3 Gambar-gambar kerja dibuat dengan berpedoman pada gambar perancangan, spesifikasi teknik serta disesuaikan dengan kondisi lapangan yang sebenarnya, sehingga tidak terjadi kesalahan dilapangan. 1.2.4 Gambar-gambar dibuat sebanyak tiga rangkap dan diserahkan kepada manajemen konstruksi untuk diperiksa dan disahkan. 1.2.5 Kontraktor diwajibkan mengamati dan mengikuti tatacara pelaksanaan sesuai yang tertulis pada peraturan-peraturan tersebut dan disesuaikan dengan bahan, unit mesin atau peralatan yang dipasang. 1.2.6 Jika terjadi kesimpang siuran dalam hal standard yang harus diikuti, Kontraktor harus melapor pada manajemen kostruksi untuk mendapat kejelasan tentang hal tersebut. 1.2.7 Bila manajemen konstruksi tidak dapat mengambil keputusan maka pengambilan keputusan akan diserahkan kepada instansi atau badan yang berwenang. II. JAMINAN DAN GARANSI Surat jaminan atau garansi Kontraktor harus menyerahkan surat jaminan untuk mesin dari pabrik pembuat mesin tersebut, sehingga dengan demikian kontraktor dengan jaminan tersebut, dan atas jaminan yang dikeluarkan olehnya sendiri, wajib mengganti atau memperbaiki setiap bagian yang rusak dan atau tidak berfungsi sebagai mana mestinya. Bila terjadi kerusakan atau ketidak sepurnaan kerja dari peralatan, unit mesin, bagian dari unit mesin atau bagian dari peralatan selama masa jaminan / garansi, kontraktor harus memperbaiki dengan biaya sendiri sampai peralatan atau unit mesin tersebut dapat bekerja kembali secara baik dan benar. Jaminan atas material peralatan dan unit mesin pekerjaan yang

Material yang diserahkan oleh kontraktor harus bebas dari kerusakan baik atas kesalahan pabrik, kerusakan akibat kesalahan bahan, kesalahan akibat kesalahan pengiriman atau kesalahan selama jangka waktu menunggu serah terima dilapangan. Semua peralatan dan unit mesin yang dserahkan kontraktor harus dilengkapi dengan tanda lulus pengujian QA / Quality Assurance pabrik pembuat peralatan atau unit mesin tersebut. Kontaktor harus memberikan jaminan pekerjaannya selama paling sedikit 1 ( satu ) tahun terhitung dari penyerahan pertama meliputi : a. b. c. d. kerusakan atas kesalahan pabrik kerusakan akibat kesalahan pemasangan kerusakan akibat kesalahan pengiriman kerusakan akibat kesalahan operasi selama peralihan.

Jaminan atas hasil pekerjaan Kontraktor harus menyatakan secara tertulis bahwa : Barang yang diserahkan adalah dari kualitas yang baik. Bahwa barang atau peralatan atau unit mesin yang diserahkan didalam instalasi yang diserahkannya seharusnya merupakan barang baru dan diperkuat dengan surat pernyataan keaslian atau Letter of Origin. Cara pelaksanaan dan pekerjaan dilakukan secara wajar dan baik. Instalasi yang diserahkan dapat bekerja dengan baik tanpa mengurangi atau

menghilangkan bahan-bahan atau peralatan yang seharusnya disediakan walapun secara nyata tidak disebutkan dalam buku ini atau tidak dinyatakan dengan tegas dalam gambar-gambar yang menyertai buku ini. Klaim atau tuntutan. Untuk segala macam pengadaan barang dan cara pemasangannya, pemberi tugas harus bebas dari segala macam tuntutan / klaim atas hak-hak kusus seperti hak paten, lisensi dan lain sebagainya.

Bila ada hal-hal seperti disebut diatas, kontraktor wajib mengurus dalam artian menyelesaikan segala sesuatu perijinan / biaya / lisensi yang berhubungan dengan hal-hal tersebut dan dilakukan atas beban biaya kontraktor. III. KOORDINASI KERJA Mengingat bahwa jadwal pekerjaan satu dan lainnya sangat erat kaitannya terhadap jadwal pelaksanaan, maka pekerjaan harus dilaksanakan dan diselesaikan sesuai dengan jadwal yang telah disetujui bersama. Dalam membuat rencana serta gambar-gambar kerja, kontraktor harus sudah memperhitungkan unsur kerja sama dengan kontraktor / subkontraktor pekerjaan lain dan / instansi-instansi lain yang berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan tersebut. Selama pekerjaan berlangsung kontraktor diwajibkan melakukan koordinasi dengan kontraktor / sub-kontraktor lain, dalam pengertian bahwa apabila urutan atau rangkaian proses atau pekerjaan dari sistem yang dikerjakan oleh kontraktor lain dengan paket pekerjaan masing-masing, atas petunjuk manajemen kostruksi. IV. PENYELIDIKAN TAPAK Sebelum melakukan pekerjaan, dalam arti membuat dan atau memasang, setiap bagian dari pekerjaan, kontraktor wajib mengadakan pengukuran ditapak, yang mana hasil pengukuran tersebut harus tertera dan dapat dibaca pada gambar pelaksanaan yang dibuat oleh kontraktor yang bersangkutan. Bila mana kontraktor lalai dalam melaksanakan hal tersebut maka segala sesuatu hal yang diakibatkan oleh adanya kelalaian itu menjadi tanggung jawab kontraktor yang bersangkutan. Apabila dalam pengukuran diatas terdapat hal-hal yang berbeda dengan dokumen kontrak maka kontraktor harus segera melapor kepada manajer kostruksi untuk segera mendapat penyelesaian. Pada saat suatu pekerjaan atau bagian dari suatu pekerjaan akan dilaksanakan, kontraktor harus membuat gambar kerja untuk satu lokasi kerja yang mencantumkan semua indikasi instans / struktur / finising pada lokasi tersebut sehingga tidak terjadi kesalahan tempat pemasangan yang mengganggu salah satu atau lebih dari jaringan instalasi gardu distribusi. V. PERBEDAAN ANTAR ISI DOKUMEN

Bila terdapat perbedaan pada gambar-gambar perencaan dengan buku-buku spesifikasi atau perbedaan antara gambar yang satu dengan gambar yang lain atau salah satu klasul dalam buku spesifikasi dengan klasul lainnya maka pernyataan yang menyebabkan harga yang lebih tinggi adalah yang dianggap benar dan dianggap sebagai besaran dasar / referensi yang digunakan oleh kontraktor untuk menghitung biaya pada saat penawaran / lelang. VI. KEWAJIBAN KONTRAKTOR Kewajiban umum. Kontraktor harus bersedia mentaati uraian dan persyaratan pelaksanaan yang tertulis dalam buku ini, gambar perancangan dan persyaratan lainnya yang dikeluarkan oleh manajemen kostruksi baik sebagai dokumen lelang berikut adendaadendanya, dokumen kontrak berikut segala adenda-adendanya. Apabila terdapat klausul yang yang kedapatan saling bertentangan atau saling meniadakan maka hal tersebut bukan berarti memang sesungguhnya ditiadakan melainkan suatu hal yang hendak dipertegas atau ditekankan pengertiannya untuk itu kontraktor harus melapor kepada pihak manajemen kostruksi untuk mendapat kejelasan dan penyelesaian. Kontraktor harus memenuhi kualifikasi untuk dapat menjadi pelaksana proyek ini dan bila mana penampilan pekerjaan dilapangan menunjukan hal-hal yang berlawanan dengan hal diatas maka kontraktor bersedia menganti tenaga pelaksana pekerjaan tersebut dengan yang memenuhi kualifikasi untuk pekerjaan tersebut diatas. Kontraktor harus dapat menunjukan dan melampirkan suratijin bekerja personil yang bersangkutan, yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang, pada saat penawaran dan pada saat pelaksanaan akan dimulai. Kewajiban saat penawaran. Pemborong wajib mengikuti / memenuhi semua persyaratan-persyaratan yang tertulis dalam buku ini, juga wajib mengikuti / memenuhi persyaratan umum yang dikeluarkan oleh manajemen kostruksi. Kontraktor wajib mempelajari dan dianggap telah mempelajari dengan seksama secara antar disiplin seluruh bagian dari seluruh dokumen lelang dan adendaadendanya pada saat melakukan penawaran sehingga dengan demikian kontraktor

harus telah memperhitungkan dan dianggap telah memperhitungkan semua kemungkinan yang akanterjadi apabila terjadi penyesuaian pada saat pelaksanaan terhadap hal-hal berikut : a. b. Kondisi lapangan. Penyesuaian seluruh sistem instalasi gardu distribusi terhadap struktur bangunan, finising bangunan, maupun interior bangunan serta lanskep maupun kondisi antar sistem instalasi gardu distribusi itu sendiri. c. Penyesuaian yang harus dilakukan sebagai akibat peralatan yang ditawarkan. Dalam penawaran kontraktor diwajibkan menyertakan rincian daftar peralatan / material yang akan dipasang berikut spesifikasinya. Dalam penawaran, kontraktor diwajibkan menyertakan brosur, katalog, diagram ukuran, dan keterangan lain yang diterbitkan oleh manufaktur peralatan, sistem yang akan dipasang sebagai lampiran dalam penawaran. Semua peralatan / material harus baru dengan disain khusus untuk daerah tropis dan mendapat jaminan dari pabrik pembuatnya. Semua peralatan / material yang sejenis yang dipasang harus dari satu merk, kecuali dibatalkan dalam ketentuan lain dalam klausul lain pada buku ini maupun lampiranlampiranya. Apa bila terdapat material atau peralatan yang telah disediakan oleh pemberi tugas, maka kontraktor harus tetap berhubungan dengan suplayer yang bersangkutan agar pekerjaan atau koordinasi berjalan dengan baik. Apabila peralatan atau material yang ditawarkan oleh pemborong pada saat pengajuan penawaran tidak sesuai dengan yang tercantum dalam buku ini maka terhadap penawaran tersebut tidak akan dilakukan evaluasi teknis, kecuali apabila didalam penawaran tersebut dicantumkan catatan penawaran ( tender note ) yang isinya antara lain adalah alasan atau penyebab dari penyimpangan yang terjadi pada jenis barang yang ditawarkan oleh pemborong dan harus disertai dengan bukti-bukti tertulis. Pada harga penawaran kontraktor harus sudah mengetahui metode dan cara yang akan dipergunakan dalam melaksanakan proyek ini sesuai dengan buku spesifikasi ini.

Jika terdapat perbedaan antara buku satu dengan buku yang lainnya atau klausul satu dengan yang lainnya, maka kontraktor harus menawarkan dan dianggap menawarkan yang menyebabkan penawaran harga tertinggi. Dalam buku penawaran, kontraktor diwajibkan mengisi lembaran mechanical specification list, routine adjustment tools dan maintenance tools, ketidak sesuaian terhadap dokomen pelelangan.

Kewajiban selama masa pelelangan Kontraktor harus mengajukan usulan material / peralatan yang akan dipasang, paling lambat 4 ( empat ) minggu setelah keluarnya surat perintah kerja. Kontraktor harus selalu meminta persetujuan untuk barang / peralatan / bahan yang akan dipasang sesuai dengan yang diuraikan terdahulu. Kontraktor harus menyediakan dan memasang alat-alat pengatur, alat-alat pengaman yang diwajibkan oleh ketentuan-ketentuan dan peraturan yang berlaku di Indonesia. Apabila terdapat unsur pekerjaan pemasangan atau unsur lain yang penting untuk berhasilnya pelaksanaan pekerjaan dimana pekerjaan tersebut harus diselesaikan oleh kontraktor lain, maka kontraktor diwajibkan menyediakan, menyerahkan bahan atau informasi beserta segala penjelasan-penjelasan yang dibutuhkan oleh kontraktor lain tersebut, kepada manajemen kostruksi, untuk selanjutnya mengikuti ketentuanketentuan dan atau petunjuk yang diberikan oleh manajemen konstruksi. Kontraktor harus tetap bertanggung jawab atas bagian pekerjaan yang tercantum dan atau yang berkaitan dengan pekerjaan lain. Kontraktor harus menugaskan paling sedikit satu orang tenaga ahli dilapangan selama masa pelaksanaan berlangsung dimana tenaga ahli tersebut harus telah

berpengalaman dan memenuhi persyaratan untuk dapat menjadi tenaga pelaksana dilapangan dengan penilaian pada manajemen konstruksi untuk mendapat penyelesaian.

Segala kerusakan akibat dari salah satu resiko dari pelaksanan pekerjaan pemasangan harus segera diperbaiki dan dikembalikan tepat seperti bentuk semula atas biaya kontraktor yang bersangkutan. Apabila terdapat perbedaan antara gambar perencanaan dengan rekomendasi dari pabrik pembuat mesin, untuk pemasangan peralatan, kontraktor harus segera melaporkan kepada manajemen kostruksi untuk mendapat penyelesaian. Kewajiban selama masa pemeliharaan. Kontraktor harus mendidik tenaga operator, sebanyak delapan orang atau 2 orang setiap tempat pengoperasian gardu distribusi, yang disediakan oleh pemberi tugas, sehingga mencapai tingkat keterampilan sebagai tenaga operator. Kontraktor harus menyediakan paling sedikit satu orang tenaga teknis ditempat untuk mengoperasikan dan merawat unit mesin maupun sistem secara keseluruhan, sehingga dapat bekerja dengan baik sebagai mana mestinya. Kontraktor harus melakukan perawatan rutin secara cuma-cuma termasuk penggantian perlengkapan atau part rusak atau kedapatan rusak atau tidak berfungsi sebagai mana mestinya. Kontraktor harus menyediakan buku-buku : - petunjuk operasi - petunjuk perawatan - daftar perawatan - dan lainnya sesuai dengan petunjuk manajemen kostruksi Masa pemeliharaan ditentukan selama 90 ( sembilan puluh ) hari kalender terhitung sejak penyerahan pertama kecuali bila dinyatakan lain. VII. KELENGKAPAN YANG HARUS DISERAHKAN Sebelum pekerjaan dimulai. Selambat-lambatnya 2 ( dua ) minggu sebelum dimulai pelaksanaan dalam arti pemesannan barang atau pembuatan barang / instalasi gardu distribusi atau pemasangan, kontaktor harus menyerahkan barang-barang yang pada pasal-pasal selanjutnya kepada manajemen konstruksi untuk mendapat persetujuan.

Apabila tidak diperoleh persetujuan oleh suatu dan lain hal, maka kontraktor harus segera mengganti barang-barang tersebut dan diserahkan kepada manajemen kostruksi untuk mendapat persetujuan. Barang-barang tersebut berupa : a. Katalog, data teknis, test report dan part list untuk persetujuan peralatan lainnya yang akan didatangkan langsung dari negara asal negara pembuatnya atau akan dipesan pada pabrik pembuatnya, berlaku pada peralatan antara lain : Trafo daya listrik, Swictch gear, MCCB, MCB, KABEL, KLEM, SELECTOR SWITCH, TOMBOL TEKAN, PANEL dan lainnya. b. c. Installations instructor persetujuan terhadap cara-cara pemasangan. Shop-drawings untuk persetujuan terhadap rencana instalasi gardu distribusi dan cara-cara pemasangan yang akan dilaksanakan / dikerjakan / dilakukan. d. Contoh-conyoh barang-barang dan bahan, untuk persetujuan barang atau bahan yang akan dipasang / dipergunakan yang didapat secara lokal. Sesudah pekerjaan diselesaikan. Selambat-lambatnya 2 ( minggu ) sebelum penyerahan kontraktor harus menyerahkan barang-barang tersebut pada pasal selanjutnya kepada manajemen kostruksi untuk mendapat persetujuan. Apabila tidak diperoleh persetujuan kontraktor harus segera mengganti / memperbaiki dan diserahkan kepada manajemen kostruksi untuk mendapat persetujuan. Barang-barang tersebut berupa : a. b. c. d. Petujuk operasi dan perawatan. Suku cadang dan perkakas pembantu ( tools ). As-bilt drawings. Dan lain-lainnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

VIII. PENYESUAIAN TERHADAP KEMAMPUAN LEBIH.

Penyusuaian terhadap kemampuan lebih dimaksud sebagai terhadap kemampuan tambahan yang dimiliki merk barang atau mesin atau peralatan atau sistem yang akan dibeli atau dipasang akan tetapi belum atau tidak disyaratkan dalam dokumen perancangan. Setelah kontaktor mempelajari dokumen-dokumen perancangan, kontaktor harus menyelesaikan kemampuan lebih yang dimiliki oleh peralatan atau bahan atau mesin yang ditawarkan dan segera menyampaikan secara tertulis kepada team konstruksi untuk segera dinilai dan dievaluasi. Kontraktor harus segera mengusulkan kepada manajemen kostruksi / pengawas dalam rangka penyesuaian tersebut diatas tanpa mengurangi item-item yang disyaratkan pada buku spesifikasi teknis maupun pada gambar perancangan dimana usulan tersebut dapat berupa penambahan komponen, penambahan volume dan lainlain. Usulan penambahan tersebut harus sudah diperhitungkan pada saat penawaran dengan maksud untuk segala macam penambahan tidak akan diberikan kesempatan untuk merubah harga penawaran atau harga kontrak borongan atau dengan kata lain bahwa penyesuaian sebagai mana dijelaskan diatas tidak diberikan biaya tambahan setelah kontraktor dinyatakan sebagai pemenang tender, kecuali bila dinyatakan secara tertulis oleh kontraktor / suplayer peralatan tersebut dan dilampirkan pada saat penawaran sebagai tender notes. IX. PENGAMAN TERHADAP LINGKUNGAN. Bila dalam pelaksanaan terdapat proses kegiatan yang menyebabkan gangguan terhadap lingkungan, maka kontraktor harus segera melengkapi tempat kerja tersebut dengan perlindungan seperlunya sesuai dengan prinsip keamanan terhadap barangbarang yang dimiliki oleh pemberi tugas dan prinsip keamanan manusia serta kepentingan umum lainnya. X. PENOLAKAN DAN PERSETUJUAN BARANG. Semua usulan atau material, peralatan dan lainnya, yang akan dipasang dan atau dipergunakan didalam dan atau untuk pekerjaan ini seperti pada pasal terdahulu akan diteliti oleh manajemen kostruksi dan akan dikeluarkan keputusan persetujuan atau penolakan oleh manajemn konstruksi berdasarkan ketentuan yang berlaku pada

kontrak perjanjian borongan antara kontraktor yang bersangkutan dengan pemberi tugas dan segala adenda-adendanya atau segala peraturan tentang pembangunan yang berlaku diwilayah lingkungan pekerjaan. Dalam hal ini, selama tidak diadakan persetujuan secara tertulis, maka segala usulan yang disampaikan oleh kontraktor yang bersangkutan baik saat penawaran atau penjelasan lelang atau perhitungan volume atau acara lainnya dalam forum pelelangan, dianggap tidak ada dan tidak dapat dijadikan persetujuan perubahan terhadap sebagian manupun seluruh dokumen perancangan ini. XI. PERALATAN DAN FASILITAS KERJA. Peralatan kerja yang dipergunakan harus sesuai dengan jenis pekerjaan yang sedang dilakukan, dan harus mengikuti teknik-teknik pelaksanaan yang wajar dan terbaik. Alat-alat atau cara-cara yang tidak sewajarnya untuk digunakan / dilakukan pada suatu pekerjaan, misalnya mengencangkan baut dengan kunci inggris, mengupas kabel dengan api / dibakar, sama sekali tidak diperkenankan. Kontraktor harus menyediakan sendiri peralatan tersebut di atas termasuk kebutuhan lainnya yang diperlukan selama pekerjaan berlangsung. Dalam hal ini Kontraktor bertanggung jawab sendiri atas penyediaan listrik dan air untuk kebutuhan selama masa pelaksanaan berlangsung, dengan anggapan bahwa fasilitas yang tersedia di tapak tidak diijinkan untuk dipergunakan. XII. PENGHENTIAN SEMENTARA Pada pekerjaan pemipaan yang ditinggalkan untuk sementara (lebih dari 8 jam), sebelum disambungkan alat atau dengan segmen pemipaan lain harus ditutup dengan cara-cara yang ditentukan di bawah ini. Pipa baja dan copper, dibuat berulir dan ditutup dengan dop atau bila berujung flange dapat ditutup dengan blind-flange. Pipa PVC dibuat berlebih secukupnya dan kemudian dipanaskan untuk dijepit sehingga rapat. Penutup ujung-ujung pipa dengan cara-cara lain tidak diperkenankan. XIII. KONDISI CUACA / LINGKUNGAN

Seluruh peralatan dan unit mesin yang disediakan dan dipasang oleh Kontraktor harus dapat beroperasi dengan kondisi cuaca sebagai berikut : a. Suhu di udara terbuka b. Suhu dalam ruang no-AC c. Kelembapan nisbi d. Kecerahan matahari : 55 C-grade maksimum : 40 C-grade maksimum : 90 % maksimum : 95 %

Apabila peralatan yang hendak disediakan / dipasang oleh Kontraktor ternyata tidak dapat beroperasipada kondisi cuaca di atas maka Kontraktor harus mengganti peralatan tersebut dengan yang sesuai dan melaporkan kepada MANAJEMEN KONSTRUKSI untuk mendapat penjelasan seperlunya. XIV. KETENTUAN KESERAGAMAN MERK Selama tidak ditentukan lain, Kontraktor harus memasang peralatan dengan merk yang sama untuk seluruh peralatan yang sejenis, misalnya Trafo daya, Switch gear , Sistem Proteksi dan lainnya, pada seluruh pekerjaan pada proyek ini. Pengecualian pada butir di atas adalah peralatan yang didatangkan bersama dengan peralatan ini, dalam arti peralatan tersebut merupakan suatu komponen dari suatu peralatan yang lebih besar. Perbedaan merk untuk suatu peralatan yang sejenis hanya dapat dilakukan apabila terjadi kondisi keterbatasan variasi produksi yang ada, dan hal ini hanya boleh dilakukan apabila ada ijin tertulis dari manajemen konstruksi. XV. START-UP, COMMISSIONING DAN PENGUJIAN Start-up dan commissioning harus dilakukan oleh tenaga ahli yang ditunjuk oleh Manufacturer Representative ( pabrik pembuat peralatan / unit mesin tersebut )atau tenaga ahli yang telah pernah mendapat pendidikan dan sertifikat khusus untuk start-up dan commissioning mesin tersebut. Pengujian dilakukan untuk setiap peralatan yang menjadi bagian dari sistem dan pengujian seluruh sistem dengan disaksikan oleh manajemen

konstruksi, Wakil pemberi tugas, Konsultan perencanaan dan pihak-pihak lain sesuai ketentuan yang berlaku. XVI. URAIAN PEKERJAAN DAN PERSYARATAN PELAKSANAAN TEKNIS

PEKERJAAN INSTALASI GARDU DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH 20 Kv. 16.1. PEKERJAAN INSTALASI Lingkup pekerjaan

16.1.1

a. Pengadaan material, peralatan dan pemeliharaan, testing, pengawasan untuk konstruksi, pemasangan sistem listrik yang lengkap sesuai dengan gambar perencanan dan Rencana Kerja. b. Pengadaan dan pemasangan Panel Tegangan Menengah TM Trafo 20 kV/400 V/3 Ph/50 Hz, kapasitas sesuai gambar perencanaan dan Rencana Kerja Panel utama, Distribusi Tegangan Rendah (TR) lengkap dengan peralatn control dan alat bantunya Bus Duct masing-masing dari trafo dan panel generator ke panel utama Kabel TM dari gardu PLN ke panel TM Kabel TM dari panel TM ke trafo

c. Pengadaan dan pemasangan kabel distribusi daya tegangan rendah (TR) dari panel utama ke panen-panel distribusi di setiap lantai dan ke masing-masingpanel mesin, pompa dan peralatan d. Pemasangan fixture lampu dan pengadaan instalasi penerangan, kotak kontak daya secara lengkap di dalam bangunan e. Pengadaan dan pemasangan fixtures penerangan dan outlet dinding/lantai lengkap dengan plug dan accessoriesnya f. Pengadaan dan pemasangan duct kabel dan rak kabel lengkap dengan support dan accessoriesnya

g. Pengadaan dan pemasangan panel-panel penerangan dalam dan luar bangunan serta panel-panel peralatan guna menunjang sistim dari bangunan (sesuai dengan gambar perencanaan) h. Pengadaan dan pemasangan instalasi dan peralatan lightning protection (Penangkal/ Penyalur petir) sesuai gambar perencanaan dan Rencana Kerja i. Pengadaan dan pemasangan instalasi sistim pembumian instalasi serta peralatn sehingga berfungsi dengan baik j. Menyiapkan dan menyerahkan surat jaminan keaslian untuk seluruh perlatan dan instalasi yang akan dipasang k. Mengadakan testing commissioning untuk seluruh peralatan instalasi sesuai Rencana Kerja & Syrat ini dan ketentuan-ketentuan ri pabrik serta standar lainnya l. Membuat gudang, kantor kerja serta pengamanannya m. Menyediakan sarana listrik, air dan keperluan kerja lainnnya n. Menyerahkan manual kerja dan peralatan penunjang kerja bagi pengelola teknis serta mengadakan training bagi pengelola teknis o. Melaksanakan masa pemeliharaan dasn masa pertanggungjawaban (guarantee) sesuai Rencana Kerja & Syarat ini. p. Menyerahkan garansi after sales service spare part (jaminan spare part purna jual) perltan yang dipasang, langsung dari pabrik yang membuat peralatan tersebut. q. Scope pekerjaan untuk M/E didalam bangunan dan yang ada hubungan dengan bangunan itu secara langsung. 16.1.2 Ketentun Umum

a. Pekerjaaan-pekerjaan yang mencakup bidang keahlian meliputi : menyediakan seluruh pekerjaan, material, perlengkapan, peralatan dan melaksanakan seluruh pekerjaan system listrik sehingga dapat beroperasi dengan sempurna. b. Gambar-gambar dan spesifikasi adalah merupakan bagian yang saling melengkapi dan sesuatu yang tercantum dalam gambar dan spesifikasi bersifat mengikat. c. Seluruh pekerjaan instalasi listrik yang akan dikerjakan harus dilaksanakan oleh sub-kontraktor instalasi yang dapat dipercaya, mempunyai reputasi yang baik dan mempunyai pekerja-pekerja yang cakap dan berpengalaman dalam bidangnya,

serta perusahaan tersebut terdaftar sebagai instalasi resmi PLN sengan memegang pas instalatir kelas C yang masih berlaku untuk thun terakhir yang berjalan. d. Seluruh pekerjaan instalasi harus dikerjakan menurut Peraturan Umum Instalasi Listrik di Indonesia/ Perturan PLN edisi yang terakhir sebagai petunjuk dan juga peraturan yang berlaku pada daerah setempat dan standard-standard dan kodekode lainnya yang diakui (VDE DIN, NEC, BS). 16.1.3 Klausal yang disebutkan

Apabila ada hal-hal yang disebutkaan kembali pada bagian/bab/gambar yang lain, maka ini harus diartikan bukan untuk menghilangkan satu terhadap yang lain tetapi bahkan untuk lebih menghadapkan masalahnya. 16.1.4 Koordinasi Pekerjaan

Untuk kelancaran pekerjaan ini harus diadakan koordinasi dari seluruh bagian yang terlibat didalam proyek ini. Penyediaan material & pemasangan sleeves/sparing menjadi tnggung jawab kontraktor. Melokalisi/ memperinci setiap sampai dengan detail untuk menghindari gangguan dan konflik, dan harus mendapat persetujuan Pengawasan/Perencanaan. 16.1.5 Material dan Workmanship

Semua material yang disupply dan di pasang oleh kontraktor harus baru dan material tersebut harus cocok untuk dipasang didaerah tropis.Material-material heruslah produk dengan kwalitas baik dan produksi terbaru. Untuk material-material yang disebut dibawah ini kontraktor harus menjamin bahwa barang terebut adalah baik dan baru dan merupakan produk terbaru dari pabrik dengan jalan menunjukkan surat order pengiriman dari dealer/agen/pabrik. Peralatan Listrik Utama Peralatan Panel Kontaktor : : Trafo, Panel TM, Bus Duct Switch, Circuit breaker, relay-relaydan

Peralatan Lampu Kapasitor Peralatan Instalasi Kabel Peralatan listrik lainnya Daftar Material

Armature,

Bola

lampu,

Ballast

dan

Kotak kontak, Saklar

16.1.6

Pada waktu mengajukan penawaran, kontaktor harus menyertakan/melampirkan Daftar Material yang lebih diperinci dari semua bahan yang akna dipasang pada proyek dan harus disebut pabrik, merk, manufacture dan tipe lengkap dengan brosur/catalog. Daftar material yang diajukan pada waaktu penawaran ini adalah mengikat, dan harus diajukan lengkap, tidak boleh sebagian-sebagian. Daftar harus dibnuta dalam rangkap empat (4). 16.1.7 Nama Pabrik/Merk yang ditentukan

Apabila pada spesefikasi teknis ini disebutkan nama pabrik/merk dari satu jenis bahan/komponen, maka kontaktor wajib menawarkan dan memasang sesuai dengan yang ditentukan. Jadi tidak ada alasan bagi kontaktor pada waktu pemasangan menyatakan barang tersebut sudah tidak terdapat lagi dipasaran ataupun sukar didapat dipasaran. Untuk barang-barang yang harus diimpor, segera setelah ditunjuk sebagai pemenang, kontaktor harus secepat mungkin memesannya pada keagenannya. Apabila kontaktor telah berusaha untuk memesannya, namun pada saat pemesanan bahan/merk tersebut tidak/sukar diperoleh, maka perencana akan menentukan sendiri alternative merk lain dengan spesifikasi minimal yang sama. Jadi setelah 1 (satu) bulan penunjukkan pemenang, kontaktor harus memberikan fotocopy dari pemesanan material yang diimport pada keagenan ataupun importer

lainnya, yang menyatakan bahwa material-material tersebut telah dipesan (order import). 16.1.8 Substitusi

a. Produk yang disebutkan Nama Pabriknya Material, peralatan, perkakas, accessories yang disebutkan nama pabriknya dalam RKS. Kontraktor harus melengkapi produk yang disebutkna di RKS, atau dapat mengajukan produk pengganti yang setaraf, disertakan data-data yang lengkap untuk mendapatkan persetujuan Perencana sebelum pemesanan. b. Produk yang tidak disebutkan Nama Pabriknya Material, peralatan, perkakas, accessories dan produk-produk yang tidak disebutkan nama pabriknya didalam RKS, kontraktor harus mengajukan secara tertulis nama negara dari pabrik yang menghasilkannya, catalog dan selanjutnya menguraikan data yng menunjukkan secara benar bahwa produk yang digunakan adalah sesuai dengan RKS dan kondisi proyek. 16.1.9 Contoh

Kontraktor harus menyerahkan contoh-contoh dari seluruh material untuk mendapatkan Pemborong. 16.1.10 Proteksi persetujuan sebelumnya.Seluruh biaya ditanggung atas biaya

Seluruh material dan peralatan harus diproteksi secara memadai oleh kontraktor, sebelum, selama pengerjaan dan sesudah selesai (dalam masa garansi). Material dan peralatan yang mana mengalami kerusakan sebagai akibat dari pemasangan yang ceroboh dan proteksi todak memadai tidak dapat diterima untuk instalasi pada proyek. 16.1.11 Access Opening

Kontraktor harus menyediakan access opening (bukaan) untuk instalasi dan pemeliharaan dari instalasi listrik. Access opening (bukaan) ynag terdapat pada konstruksi bangunan seperti dinding-dinding, lantai beton (lantai atap). Pembukaan harus dilengkapi dengan fasilitas penutup yang tepat bagi permuakan peralatan.Penutup harus dapat dilepaskan dan dipindahkan tanpa mengakibatkan kerusakan pada permukaan yang berdekatan. 16.1.12 Pengecatan

Apabila peralatan-peralatan sudah di cat ari pabrik dan tambahan pengecatan di lapangan tidak dispesifikasi maka permukaan yang cacat harus diperbaiki ataupun dilakukan pengecatan kembali untuk memperoleh hasil pengecatan yang

seragam.Apabila perlatan belum dicat dari pebrik, Pemborong harus bertanggung jawab atas pengecatan tersebut. Seluruh rangka, penutup, cover plate dan pintu panel listrik keseluruhannya harus diberi cat dasar atau prime coat dan diberi pelapis cat akhir (finishing paint). Penentuan jenis warna dan dan merk cat, sebelumnya harus dimintakan persetujuan pada Owner atau perencana. Pengecatan dikerjakan dengan proses stove enamel untuk lampu, sedangkan untuk panel listrik harus dibuat tahan karat dengan cara galvanized cadmium plating atau dengan :zinix chromatic prime dan harus dicat bakar. 16.1.13 Papan Nama

Seluruh cabinet, panel listrik, pemutus daya (CB), saklar dan bagian-bagian lainnya dari peralatan, jika tidak disebutkan dalam hal-hal lain, harus dibuatkan papan nama untuk mengindikasikan/mengidentifikasikan/penggunaan/nama alat tersebut. Papan nama harus terbuat dari plastik dengan huruf timbul. Untuk keseluruhan, papan nama harus berukuran tinggi 1,5 inci (3,81cm) dengan lebar seperlunya, dengan

tinggi huruf 1,0 inci (2,54cm), untuk ukuran yang lebih kecil dimana penutupnya terbatas gunakan 1,5 inci (3,81cm) tinggi dari plat. Ketebalan plat minimum 3mm. Untuk wiring harus dilengkapi dengan nomor cable dan kode-kode lainnya untuk memperjelas connection dan urutan kabel tersebut yang disesuaikan dengan gambar wiring control dari panel tersebut. 16.1.14 Gambar Pemasangan yang sebenarnya

Kontraktor harus mempergunakan secara baik satu set lengkap gambar-gambar pada lapangan yang mana yang harus diberi tanda yang tepat pada lokasi dari seluruh jenis sistim out-let. Panel/cabinet, peralatan, pengkabelan dan seterusnya dengan dimensi yang diambil dari patokan as kolom (center column). Kontraktor harus melengkapi gambar pemasangan yang sebenarnya (as installed) dari instalasi. Kontraktor pada saat mendekat penyerahan (2minggu sebelum penyerahan) harus menyerahkan gambar as built drawing yang menyatakan gambar-gambar seperti yang telah terpasang untuk diserahkan kepada Perencana/Direksi sebanyak empat (4) set.

16.1.15

Data Suku Cadang

Sejak pengiriman dari bagian-bagian dan peralatan ke tempat lapangan, kontraktor harus menyerahkan kepada Pengawas daftar lengkap dari suku cadang (spare parts) dan menyerahkan untuk masing-masing bagian disertai dengan daftar harga satuan dan alamat supplier dan tambahan daftar dari suku cadang supply yang secara normal harus dalam setiap pembelian atau suku cadang yang disebutkan dalam RKS yang harus dilengkapi oleh Pemborong dengan biaya dari Pemborong.

16.1.16

Peraturan Hak Patent

Kontraktor harus melindungi Pemberi Tugas terhadap klaim atau tuntutan, biaya atua kenaikan harga karena bencana, dalam hubungan dengan merk dagang atau nama produksi, baik hak cipta pada semua material, peralatan yang digunakan dalam proyek ini. 16.1.17 Kebersihan

Kontraktor harus membersihkan seluruh kotoran/sampah dan sisa-sisa material tidak terpakai yang diakibatkan oleh pekerjaan dan harus menyelesaikan tiap-tiap bagian secara teratur serta rapi segera. 16.1.18 Built-in Insert, Sleeves dan Perlengkapannya

Lengkapi insert, sleeves dan perlengkapan lainnya bagi keprluan built-in dalam beton atau pekerjaan konstruksi. Lengkap dengan keterangan mengenai instruksinya, dimensi lay-out dan keperluan informasi lainnya bagi pekerjaan instalasi yang seharusnya. 16.1.19 Buku Petunjuk (Manual Book) dan Instruksi

Kontraktor harus melengkapi buku petunjuk (manual book), pemeliharaan dan petunjuk cara mengoperasikannya dan bahasa dari instruksi bagi seluruh bagian peralatan ini harus dalam bahasa Indonesia. 16.1.20 Gambar-gambar

Gambar listrik menunjukkan keseluruhan besaran dan jumlahnya serta persyaratan dan keperluan instalasi.Instalasi harus menyesuaikan kondisi setempat pada proyek.Gambar-gambar mengenai arsitektur dan struktur harus berkaitan dengan konstruksi dan detail akhir dari proyek, sedangkan gambar-gambar lainnya harus berkaitan dengann detail yang berhubungan dengan masing-masing pekerjaan, kontraktor harus melengkapi seluruh keperluan lebih lanjut seperti keperluan shop dan gambar-gambar detail.Kontraktor wajib memeriksa terhadap kemungkinan

kesalahan/ketidakcocokan baik dari segi besaran listriknya, fisik maupun pemasangan dan lain-lain. Diartikan bahwa bila ada ketidaksesuaian teknis mapupun fisik maka hal ini harus disampaikan secara tertulis 4 hari sebelum dilakukan penjelasan rencana (aanwijzing). Bila hal ini tidak dilakukan, oleh Direksi Pengawas/Perencana di lapangan dianggap sudah sesuai untuk/sebagai langkah pelaksanaan, dimana biaya sudah dicakup pada unit price dari item tersebut. 16.2. PRINSIP DESIGN 16.2.1 Prinsip Supply Listrik

Supply listrik mengacu kepada supply PLN Jakarta dan Tangerang. 16.2.2 Prinsip Distribusi

a. Distribusi secara radial dari panel utama ke panel-panel dari masing-masing lantai b. Karakteristik tegangan 400Volt/220 Volt, 50HZ, 3 phase, 5 kawat c. Distribusi daya untuk penerangan, tidak dipisahkan dengan distribusid aya untuk mesin-mesin Exhaust Fan pompa motor-motor, dll. d. Tagangan jatuh untuk penerangan sekitar max 2,5% dan tegangan jatuh untuk mesin-mesin sekitar 5% 16.2.3 Proteksi

Semua bagian metal dari peralatan listrik harus dihubungkan ke kabel tanah (grounded/dibumikan) dan semua panel harus dibumikan dengan elektroda tersendiri. 16.2.4 Pembumian Netral

Titik netral (0) dari generator harus dibumikan secara terpisah, dan harus dibumikan langsung (solidly grounded)

16.3. PERIODE JAMINAN KERUSAKAN/PERIODE PEMELIHARAAN

16.3.1

Periode Pemeliharaan

Kontraktor akan melaksanakan semua dengan tanpa biaya, apabila ada pekerjaan yang tidak/kurang baik untuk periode 12 bulan setelah timbang terima pekerjaan dilaksanakan kecuali dalam hal ini langsung diakibatkan oleh kurangnya pemeliharaan periodik dan pemberi tugas berdasarkan buku petunjuk pengoperasian. 16.3.2 Instruksi Staff Pemberi Tugas (Employer)

Kontraktor akan memperagakan pada wakil Direksi, operasi dari seluruh peralatan dan sistim dan pada saat yang bersamaan menerangkan isi dari pedoman operasi. 16.3.3 Inspeksi Yang Berwenang

Pemborong akan melaksanakan peragaan dari semua sisitim yang diminta oleh yang berwenang, yang sebelumnya telah disetujui/diperiksa lebih dahulu oleh Direksi. 16.4. SPESIFIKASI PEMASANGAN 16.4.1 Persyaratan Instalasi

a. Kontraktor diharuskan meneliti semua dimensi-dimensi secepatnya mendapat Surat Perintah Kerja. Ajukan usulan-usulan kepada Direksi/Perencana apa yang perlu dirubah atau diatur kembali supaya semua peralatan dalam sistim dapat ditempatkan dan bekerja sebaik-baiknya. 1. Sebelum melakukan pekerjaan atau pemesanan peralatan, lakukan pengukuran-pengukuran dengan teliti peil-peil dalam proyek menurut keadaan sebenarnya 2. Apabila ada perbedaan antara pengukuran dilapangan dengan gambargambar, ajukan data-data penyimpangan kepada Direksi/Perencana b. Kontraktor harus membuat layout dari peralatan dan menetukan dengan tepat koordinat-koordinat sesuai dengan gambar kerja dan keadaan yang sebenarnya di lapangan dan bertanggung jawab sepenuhnya atas ketelitiannya.

c. Kontraktor harus berkonsultasi dengan kontraktor lain dan Direksi sebelum memulai pekerjaan pemasangan kabel-kabel, conduit, hanger, peralatan dan sebagainya. 1. Aturlah sedemikian sehingga kabel-kabel listrik dan peralatan lain tidak bertabrakan dengan pemasangan pekerjaan lain 2. Apabila ada perselisihan paham antara kontraktor maka keputusan akhir ada pada Direksi d. Pemasangan kabel-kabel, pipa-pipa dan peralatan sebagai berikut: Peralatan sesuai ketentuan pabrik dan berilah Direksi ketentuan cara tersebut sehingga merupakan bagian dari spesifikasi ini. e. Semua bahan instalasi dan bahan peralatan sebelum dibeli atau dipesan atau masuk ke proyek harus mendapat persetujuan dari Direksi terlebih dahulu. 16.4.2 Pemasangan Peralatan

a. Panel-panel Listrik 1. Pasangan panel-panel sesuai dengan tempat yang telah ditentukan pada gambar rencana kerja. 2. Semua kabel masuk / keluar panel dapat dilakuukan baik dari bagian bawah ataupun bagian atas panel. 3. Semua badan panel harus diberi pentanahan menurut aturan PLN. b. Kabel-kabel Feeder. 1. Sebelum kabel-kabel feeder dipasang, pemboronng harus membuat gambar layout jalur-jalur kabel feeder serta membuat koordinatnya. 2. Kemudian pemborong memasang tanda-tanda pada jalyr-jalur kabel tersebut dan harus mendapat persetujuan Direksi untuk menghindar. Kemungkinan tabrakan dengan instalasi dan pekerjaan-pekerjaan lain. 3. Pemasangan kabel Feeder. Kabel feeder terpasang dalam tanah minimum 100 cm dibawah permukaan tanah dan bila digunakan jenis kabel NYY harus digunakan pelindung pipa galvanis.

Seriap belokan kabel harus diperhitungkan radiusnya yang minimal R = 15 X D, dimana D adalah diameter kabel tersebut. Tidak diperkenankan melakukan penyambungan kabel ditengah jalan. Pada setiap ujung kabel sesampai dipanel atau peralatan berilah kelebihan panjang secukupnya untuk menghindari kesulitan bilamana terjadi penggeseran panel atau peralatan.

Terminal kabel harus selalu menggunakan sepatu kabel dan isolasi penutup sepatu kabel.

c. Angkur, Kelos, Terobosan, Rangka, dan Rak Besi. 1. Pemasangan angkur, kelos dan pembuatan terobosan sloof, kolom balok plat. Untuk ini pemborong transformator harus bekerjasama dengan pemborong sipil. 2. Sebelum pemasangan angkur, kelos, dan pembuatan terobosan,

Pemborong transformator harus membuat gambar detail baik lokasi maupun cara pemasangannya. Gembar-gambar ini harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Doreksi. 3. Besi angkur harus diikat kesisi tulangan sisi coran supaya terpasang dengan kuat. 16.5. PENGUJIAN/TESTING. 16.5.1 Ketentuan Umum.

Semua pelaksanaan instalasi dan peralatan harus diuji supaya mencapai hasil baik dan bekerja sempurna sesuai persyaratan LMK, PLN dan Pabrik. Bilamana diperlukan peralatan atau bahan-bahan instalasi dapat diminta oleh Direksi untuk diuji diLaboraturium atas tanggungan biaya pemborong. 16.5.2 Testing daripada Sistem Instalasi Listrik.

a. Pengukuran Untuk Instalasi Penerangan. 1. Hubungan ke armature diputuskan dengan mematikan saklar yang berhubungan kelampu-lampu maupun kealat.

2. MCB dipanel dalam possisi OFF. 3. Pengukuran dilakukan setiap group maupun phase serta arde. 4. Untuk keperluan pengukuran instalasi penerangan tahanan kawat (sesuai PUIL 2000). 5. Setiap menunjukkan hasil pengukuran tahanan kawat dibuat daftar/catatan. 6. Diwaktu pengukuran dilaksanakan, sumber daya dari Genset tidak boleh dimasukkan. b. Pengetesan terhadap Armatur dan Lampu Penerangan. 1. Jangka waktu pengetesan 7 x 24 jam. 2. Lampu dinyalakan terus menerus. 3. Pengujian dapat dilakukan secara Random dan secara keseluruhan. c. Pengukuran Untuk Instalasi Tenaga. 1. Hubungan kea lat diputuskan dengan mematikan switch untuk alat itu. 2. Kontaktor maupun MCB untuk alat itu dalam kondisi OFF> 3. Pengukuran dilakukan setiap phase, setiap arde. 4. Untuk pengukuran instalasi tenaga, tahanan kawat (Sesuai PUIL 2000). 5. Setiap penunjukan hasil pengukuran tahanan kawat dibuatkan daftar. 6. Waktu pengukuran dilaksanakan, sumber daya dari Genset tidak oleh dimasukkan. d. Pengukuran Arde Induk. 1. Pemantekan pipa arde selesai dikerjakan serta kabel arde sudah ditanam. 2. Setiap alat ukur khusus untuk mengukur tahanan kawat dan arde. 3. Hasil pengukuran daripada tahanan kawat daripada arde harus sesuai dengan yang diminta pada spesifikasi. 4. Dibuatkan daftar pengukuran. 16.6. KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN. 16.6.1 Panel Tegangan Menengah (MVSB).

16.6.1.1 Umum Panel tegangan menengah (MVSB)harus mengikuti standar IEC, VDE, ANSI dan memenuhi standar SCI dan SPLN.

Konstruksi panel dari tipe metal-enclosed. Panel MVSB terdiri dari : o o 1 buah incoming cubicle 3 buah outgoing cubicle.

Incoming cubicle terdiri dari : Circuit Breaker, meteran dan Relay Proteksi. Outgoing Cubicle berisi : Load Break Switch dan Fuse.

Seluruh Cubicle dilengkapi dengan Space Heater yang bias menggunakan supply 1 phasa : 220V;50 Hz. Panel tegangan Menengah harus sesuai spesifikasi minimum sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Tegangan kerja Tegangan Maksimum Arus hubung singkat yang dapat ditahan Gangguan puncak yang dapat ditahan Tegangan Impulse yang dapat ditahan Arus Rating Busbar Frekuensi :24 KV :14.5 KA :37.5KA :125KV :400KA :50 Hz :220KV

Panel harus dilengkapi dengan sertifikat pengetesan dari pabrik pembuat dan harus diserahkan kepada direksi/manajemen konstruksi sebelum panel dipasang.

16.6.1.2 Konstruksi Panel (Cubicle) 16.6.1.2.1. Panel Incoming, sesuai gambar rencana. a. Panel Incoming berisi antara lain : Circuit Breaker : 630A Busbar tiga phasa : 630 A Disconnector dan earthing switch. Circuit Breaker operating mechanism. 3 buah Current Transformer Auxillary Contact pada Circuit Breaker. Motor operating Mechanism

b. o o o o o o c. (RMS) d.

Earthing switch operating mechanism. Voltage indicator. Downstream earthing switch Heater Relay protection. Shunt Trip.

Karekteristik Circuit Breaker Rating tegangan Rating tegangan maksimum Rating insulation Level 50 Hz untuk 1 menit Impulse 1.2 /50s Rating arus Load break switch Busbar Circuit Breaker Short time withstand current Untuk rating arus 400A :14.5 KA/1 detik : 400A : 630A : 400A : 50 KV(RMS) : 125 KV (peak) : 20 KV. :24 KV.

Current Transformer Double primary winding Double secondary winding untuk pengukuran dan proteksi. Rating tegangan Primer Tegangan maksimum Kelas Isolasi Short circuit current withstand (selama 1 detik) : 20 KV : 24 KV :A :14.5 KA

Peak fault current withstand Impulse voltage withstand Power Frequency Voltage Withstand

: 37.5 KA : 125 KA (Peak) : 50 KV (RMS)

Voltage Transformer

Rating tegangan primer Tegangan maksimum Accuracy class Kelas isolasi Impulse Voltage withstand Power frequency voltage withstand

: 20 KV : 24 KV : 0.5 :A : 125 KA : 50 KV (RMS).

16.6.1.2.2. Panel Outgoing, sesuai gambar rencana. a. Panel cubicle outgoing berisi antara lain : Circuit breaker 630 A Busbar tiga phasa 630 A Disconnector dan earthing switch Circuit breaker operating mechanism. 3 buah current transformer Auxillary contact pada circuit breaker Motor operating mechanism Earthing switch operating mechanism Voltage indicator Downstream earthing switch Heater Relay protection Shunt trip SF6 Load Breaker switch dan earthing switch Busbar 3 phasa 630 A Operating Mechanism 3 buah Fuse Indikasi mekanis untuk Blown Fuse Voltage Indicator Down stream earthing switch Heater

b.

Shunt trip Motor operating mechanism Auxillary contact

Karakteristik Rating tegangan Rating tegangan maksimum Rating insulation level : o 50 Hz untuk 1 menit o Impulse 1.2/50s Rating Arus o Load break switch o Busbar o Fuse Short time withstand current o Untuk rating 450 A :14.5 KA : 400A : 630 A : 100A : 50 KV rms :12 KV peak : 20 KV : 24 KV

c.

Panel Meter Panel metering menyatu dan ada dibagian atas panel Incoming

Alat ukur yang dipasang pada panel metering : d. KWH meter double trip Tiga buah Ampere meter 1 buah Voltmeter 1 buah Voltmeter selector switch

Relay Protection 1. Relay protection dipasang untuk melindungi system terhadap

gangguan: Arus hubung singkat Arus lebih (over current) Arus gangguan lemah

2.

Under voltage Relay proteksi harus mempunyai spesifikasi : Tipe relay harus digital Memiliki kekebalan elektromagnetik Dapat melakukan pembacaan dan memori besarnya arus gangguan

atau pemutusan Jenis gangguan yang terjadi dapat dketahui dengan jelas Relay harus dapat menerima catu arus 1 A atau 5 A secara flexible

tanpa harus mengganti relaynya. Relay harus mampu menahan arus steady state 8 A Relay harus mempunyai fungsi self monitoring terus-menerus

karena adanya kemampuan menyimpan informasi walaupun supply tegangan terputus. Relay harus dapat men-hold apabila tegangan catu tiba0tiba hilang. Relay harus mmungkinkan digunakan untuk diskriminasi up-

stream dan down stream. Relay harus mempunyai range setting kurva dan tanda waktu yang

lebar. Direct time (DT), Invers Definite Minimum Time (IDMT) dan instantenous (50MS) sampai 50 detik KV. e. Catu daya Kontraktor harus menyediakan supply daya khusus yang dilengkapi dengan battery dan charger untuk catu teganganb relay proteksi yang ada dengan kapasitas sesuai kebutuhan. 16.6.2 Transformator Memiliki fasilitas lock-out of closing order ketika adanya suatu

gangguan. Perubahan setting relay hanya memungkinkan dilakukan orang

yang berkompeten karena adanya micro switch Relay memiliki 1.2/50 s impulse wave withstand samadengan 15

Transformer yang akan dipasang harus memiliki persyaratan sebagai berikut Standar Transformator dibuat, di desain dan ditest berdasarkan salah satu standar dibawah ini: o IEC 76 o VDE/DW o NEMA o BS o SPLN 50/82 o UIE Kondisi kerja Transformator itu akan dipasang pada lokasi dengan ketinggian tidak lebih dari 1000m diatas permukaan laut, dan maksimum ambient temperature tidak melebihi 40C. atmospheric Condition 90 % Humidity. Karakteristik umum : Hermetically sealed totally oil field : indoor : mineral oil class I, sesuai IEC : 3 phasa : 50 Hz internasional jerman USA british Indonesia perancis

o Tipe transformer o Kondisi pelayanan o Jenis Minyak o Jumlah phasa o Frekuensi Spesifikasi Teknis o Kapasitas o Tegangan primer o Tegangan sekunder o Group Vektor o Pendingin o Kenaikan temperature a. Minyak b. Kumparan o No-load Losses : 60 C : 65 C

: 1250KVA;2000KVA;3150KVA; : 20 KV : 0.4 KV : Dyn 5 : ONAN

: max 3600 watt

o Load losses o Impedance Voltage o Off circuit tapping value o Noise o Dimensi max panjang Lebar Tinggi

:21000 Watt :7 %

o Temperature insulation class : A : + 2.5% ; + 5% : 65 dB : : 2350 mm ; 2350mm : 1340 mm ; 1340 mm : 186 mm ; 1980 mm

Kelas isolasi dari kumparan o Tegangan system tertinggi a. Primer o Impulse test Voltage a. Primer b. Sekunder : 0 o Applied test voltage a. Primer b. Sekunder : 3 KV : 50 KV : 125 KV : 24 KV

b. Sekunder : 1.1 KV

Efficiency Effivciency min : 98.49 % pada beban penuh, pada factor daya 0.8 dan

98.78% pada factor daya 1.0 Voltage drop Voltage drop max 5.11 % pada factor daya 0.8 dan 1.23 % pada factor daya 1.0 Kelengkapan Kelengkapan transformator antara lain : o Name plate, rating plate dan wiring diagram o HV plug-in type blushing c/w straight connector untuk 95 mm conductor cable.

o LV porcelain bushig o Off-circuit tap changer o Oil filling valve o Oil draining valve o Grounding terminal o Bidirectional roller o Fin type radiator o Oil level indicator o Oil thermometer c/w contact o Pressure relief device o Protective relay DMCR 16.6.3. Panel Tegangan Rendah (LV Main Switchboard)

16.6.3.1. Umum o System pemasangan panel sesuai dengan standar internasional yang berlaku o Dapat dioperasikan dan di maintain dari depan dan dari belakang o Tipe panel adalah free standing o Indek proteksi konstruksi panel IP 54 standard BS 5190 IEC 144 o Supply daya masuk control harus 24 V DC o Dilengkapi relay Bantu untuk kebutuhan BAS o Kompartmen form mengacu pada form 4 IEC 439.1 16.6.3.2. Parameter-Parameter Sistem Elektrikal Parameter-parameter system secara detail dapat dilihat pada gambar tender Kondisi nominal supply daya yang dipakai sbb: Tegangan Frekwensi Phasa :3 : 400 V : 50 Hz

Fault level Lama gangguan Netral

: 65KA : 1 detik : pentanahan solid

16.6.3.3. Jenis Pengujian Panel-panel harus mempunyai sertifikat pengujian Pengujian antara lain : a. Ketahanan terhadap hubung singkat b. Tingkat proteksi dari bodi panel. c. Verifikasi dari batas kenaikan temparatur d. Verifikasi dari dielektrik propertoes e. Internal archins fault test 16.6.3.4. Konstruksi Konstruksi terdiri dari modul-modul yang dapat dipisah untuk kebutuhan pemasangan dan pengangkutan Dinding samping panel harus dapat dibuka untuk kebutuhan penambahan atau perawatan Pintu panel harus dapat membuka penuh 135 Ukuran masing-masing modul harus pas untuk dapat mengeluarkan peralatan dan mounting plate dengan mudah. Pintu dihubungkan dengan pentanahan dengan flexible cooper braid Desain dari panel harus menjamin pengurangan arching fault, keamanan manusia dan membatasi kerusakan ketika terjadi gangguan. Panel dilengkapi dengan ventilasi yang cukup, panas yang ditimbul didalam panel tidak menimbulkan kenaikan temperature yang melebihi rating temperature yang diperbolehkan pada peralatan. Semua komponen atau peralatan yang terpasang pada panel harus dapat dilepas tanpa harus melepas komponen atau peralatan lannya terlebih dahulu.

Tidak diijinkan memasang komponen diatas, bawah dan samping panel. Lengkapi base mounting dengan menggunakan besi kanal 75 mm Lengkapi panel dengan liftting eyes pada setiap bagian modulnya. Panel harus terlindung dari serangga dengan tingkat perlindungan khusus. Rangka atau support panel harus bebas karat dan kerak; dan harus mempunyai ketebalan minimum 2.0 mm Penutup panel harus rigit, minimumteal tutup panel adalah 1.5 mm. Lengkapi panel dengan anti-condensation heater pada incoming, metering modul dan tempat kabel. Pemasangan baut harus memenuhi standard torsi, yang dianjurkan Panel dicat dengan Powder coating dengan warna yang disetujui oleh engineer.

16.6.3.5 Busbar Busbar harus diberi lapisan heat shrink insulation dengan warna yang sesuai dengan kode warna phasanya. Busbar harus mampu menahan gangguan arus hubung singkat sampai breaker memutus arus gangguan tersebut. Kapasitas arus yang disarankan adalah seperti yang terlihat pada diagram pada gambar tender. Busbar harus dari jenis high grade Electrolyt copper dan diberi marking sesuai dengan harga yang dipakai. Busbar harus diberi support dan isolasi dengan isoplator jenis high strength, non-tracking glass polyster material. Current density busbar tidak boleh lebih dari 2.5 A/mm2 Ukuran busbar netral harus sama dengan busbar phasa. Ukuran busbar pentanahan minimum 40 x 5 mm yang dipasang sepanjang panel. Seluruh bagian logam yang tidak bertegangan dari panel harus titanah kan dengan menghubungkan dengan busbar ini. Terminal pentanhan eksternal akan dilengkapi untuk dihubungkan dengan busbar ini pada dua titik melalui kabel konduktor.

Dropper busbar harus mempunyai kemampuan menahan arus hubung singkat yang sama dengan busbar utama. Kemampuan arus beban adalah lebih besar dari kapasitas breaker yang terhubung.

Luasan busbar pada semua titik harus seragam (uniform). Busbar harus diberi spare lubang dan mur baut untuk kebutuhan sambungan tembahan, min 20 % jumlah breaker terpasang.

16.6.3.6 Komponen-Komponen Panel 16.6.3.6.1 Air Circuit Breker (ACB) a. Circuit breaker harus dari jenis drow-out type dengan matching current transformer dan solid state transformer unit b. Solid state protection unit harus mempunyai inverse over current dan short circuit dengan karakteristik yang bisa diatur pada basis waktu dari arus. c. Jumlah pole seperti terlihat pada gambar diagram basis d. Mempunyai assesoris sebagai berikut : Motor operate spring charged operating mechanism yang dapat bekerja pada supply 230 V AC, 1 phasa, 50 Hz Handle untuk untuk charging spring dengan tangan. Close open push button untuk operasi mekanis. Lengkapi gembok dan kunci. Spring charged discharged mechanical indicator Key lock untuk posisi connected disconnected dan test. Door interlock Functional indicator lkuntuk posisi connected, disconnected dan test. Indicator ON, OFF breaker. Fasilitas gembok dalam posisi disconnected atau test lengkapi dengan gembok dan kunci. Fault trip indicator atau breaker reset push button. Operation Counter 24 V DC shunt trip dan closing coil 4 NO + NC auxillary contact.

Safety shutter sisi busbar dan kabel dengan fasilitas gembik ON, OFF, push button atau Trip Neutral Close Switch untuk operasi elektrik. Under Voltage Relay Auto/Manual switch.

16.6.3.6.2 Moulded Case Circuit Breaker (MCCB) MCCB-MCCB yang dipakai pada panel-panel LVMSB harus mempunyai rating uninterrupted duty. Short Circuit Performance Category Breaker tersebut harus P-2. rating aruss dan setting tripnya harus terliahat jelas dibagian depan breaker. MCCB tersebut harus mempunyai breaking Capacity 65 KA pada tegangan 380 V untuk waktu bertahan minimum 1 detik. Mekanisme switching harus tipe quick make, quick break yang mempunyai manual operation yang independent. Tipe handle adalah toggle atau rotary, secara mekanis bebas trip sehingga kontak-kontaknya tidak bias ditahan terhadap arus beban lebih dan huibungan singkat. Indikasi yang jelas dari kondisi ON, OFF, dan trip harus disediakan. Tidak mungkin meletakan handle pada posisi trip secara manual. Setiap pole-nya harus dilengkapi dengan over load dan short circuit tripping dengan karakteristik yang sesuai penggunaanya. Karakteristik Over Load Teippong MCCB harus sesuai criteria yang diatur pada IEE Wiring Regulation. MCCB dengan karakteristik Tripping harus bias distel sehingga dapat diatur sesuai pemakaian. Proteksi mekanis harus berupa thermal magnetic. MCCB yang dikhususkan untuk Back-Up proteksi terhadap starter motor harus dari tipe Motor Breaker yang mampu memikul arus start motor dan digabungkan dengan proteksi arus hubung singkat magnetic yang bias

adjust dimana instanious tripping pointnya dapat diatur sebagai fungsi dari arus beban rating breaker. 16.6.3.6.3. Load Break Switch Rating arus kontinyu seoerti gambar Rating tegangan operasi 500-690 V Rating impulse withstand voltage : 8 KV

16.6.3.6.4. Miniatur Circuit Breaker (MCB) MCB ini harus tertutup, jumlah pole dan rating arus sesuai gambar. Karakteristik trip harus tipe C atau D, sesuai kebutuhan. Minimum rating short circuit capacity harus 10 KA

16.6.3.6.5 Relay Proteksi Bila tidak ada ketentuan lain, relay proteksi harus mengacu pada BS. 142 Pemilihan plug harus sedemikian rupa sehingga setting plug dapat diubah dalam kondisi berbeban tanpa membuka current transformer , dan titik tapping arus yang paling tinggi secara otomatis harus dapat di diseleksi bila olug dibuka. Relay proteksi arus lebih harus mempunyai setting arus yang bias diatur antara 50 % sampai dengan 200% dalam 7 step yang sama besar dan setting waktu dari 0.1 s/d 1.0 pada step yang sama besar. Relay arus lebih harus memilliki hal berikut : o Arus pick-up 100-130 % setting plug. o Arus reset tidak lebih kecil dari 90% setting plug. o Operating time tidak lebih kecil dari 9.0 detik bila arus lebih mencapai 130% aru setting plug dengan setting waktu 0.2 dan tidak lebih kecil dari 16 detik dengan setting waktu 3.0. Instantaneous high set over current protection harus terdiri dari 3 unit 1 phasa yang mempunyai continuously adjustable current rating antara 200% s/d 800% dari rating arus sekunder current transformer.

Relay harus terlindung dari debu dan terlindung dari binatang-binatang kecil Indicator operasi harus dilengkapi pada masing-masing elemen proteksi dan dipasang pada relay yang sama. Relay harus mempunyai system Hand Reset yang bias dibuka tanpa mebuka bagian dari relay.

Kontak relay harus mampu menyalurkan atau memutuskan arus maksimum yang mungkin terjadi pada saat terjadi gangguan pada rangkaian yang dihubungkan.

16.6.3.6.6. Fuse-Switch, switch fuse dan isolating switch Seluruh fuse switch dan isolating switch yang digunakan pada panel utama harus sesuai dengan ketentuan BS 5419 dan BS 5486 Part 1 : 1986. semua kontak-kontaknya harus tertutup atau terbungkus penuh dan mempunyai breking capacity pada manual operation seperti yang ditentukan oleh standard yang berlaku. Switch fuse harus direncanakan untuk pemakaian dangan HRC Fuse Seluruh Fuse Switch atau isolating switch harus dari produk yang sama yang produknya bias mengikuti kebutuhan spesifikasi. Penggabungan beberapa merek dan tipe yang berbeda dari panel sangat dilarang. Moving contact yang dipasang harus bisa dibuka dengan mudah untuk pengecekan dan perawatan 16.6.3.6.7. Fuse Fuse yang dipakai HRC Catridge Fuse, clas Q1 bersertifikat ASTA. Rating tegangan 415 V 50 Hz. Rating breaking capacity 80 KA Seluruh terminal-terminal yang bertegangan dan kontak-kontak harus tertutup dan memungkinkan untuk mengganti Fuse pada kondisi rangkaian bertegangan, tanpa bahaya terhadap sentuhan yang berteganagn. 16.6.3.7. Alat Ukur

16.6.3.7.1. Umum

Jenis Alat Ukur adalah Moving Iron dengan accuracy class 1.5. Ukuran minimal 96 mm segi empat, flash mounted. Seluruh meteran harus dilengkapi dengan kaca non-glare dan dari pabrik yang sama.

16.6.3.7.2 Ammeter Ammeter harus dari jenis moving iron dan haru smampu mengalirkan aru sbeban penuh tanpa menimbulkan panas dan tidak akan mengalami gangguan bila panel menalami gangguan. Semua ammeter harus mempunyai kemampuan beban lebih terus menerus sebear 120 % diatas batas skala selama 2 jam. Harus dikengkapi setelan mekanis ke nol dan dapat diopearikan tanpa melepasnya. Ammeter harus dapat memberikan pembacaan langsung tanpa suatu factor perkalian. Ammeter harus disediakan untuk motor dengan kapasitas 30 KW keatas dan harus mampu menahan arus start dan harus mempunyai skala beban lebih yang diperkecil skalanya. Arus motor yang terbaca harus disediakan pada masing-masing phasa. Ammeter untuk motor yang lebih kecil atau sama dengan 15 KW, ammeter harus cocok bekerja melelui current transformer dengan arus sekunder 5A. seluruh Ammeter harus mempunyai kelibrasi pergerakan 500% kali skalanya. Skala lebih yang diperkecil tersebut terletak diujung atas skala ammeter. Meter-meter dipilih sedemikian rupa sehingga arus beban penuh dari motor kebih kurang 60% depleksi skala penuh. Bearing harus anti karat dan tahan goncangan.

16.6.3.7.3. Voltmeter Kelas akurasi dari Voltmeter harus 1.5 dan mempunyai skala tambhan. Voltmeter harus mempunyai stelan mekanis ke nol. Ketentuan lain harus sama dengan klausal pada Ammeter.

Mempunyai skala 0-500 Volt Phasa selector switch harus dipasang pada masing-masing Voltmeter

untuk membaca tegangan phasa-kephasa dan phasa ke netral. Pada smbungan setiap phasa ke Voltmeter harus dilengkapi sekring potensial.HRC lengkap dengan catridge 2 Ampere. 16.6.3.7.4 KWH Meter KWH meter 3 phasa 4 kawat untuk panel utama dan panel distribusi tiga phasa, satu phasa 3 kawat untuk kios kecil. Untuk panel menggunakan tipe surface mounted dan untuk kios menggunakan tipe wall mounted. Untuk menggunakan power tiga phasa menggunakan double tarip Tipe Moring Iron Akurasi klas 1.0 Mempunyai double jewel bearing dan double insulated moulded case. Angka pencatat KWH 6 digit. Pasangan dengan CT untuk system 3 pahasa dan system 1 phasa yang melebihi 30 ampere beban. 16.6.3.7.5 Power Factor Meter Accuracy class power factor meter harus class 1. cocok untuk 3 phasa 4 wire, panjang skala 270 : Current Voltage : ../5A untuk current transformer : 380/415 Volt

16.6.3.7.6 Current Transformer Current transformer harus dari jenis Straight Trough dan harus dari Class B temperature rise, tegangan primer 600V. Current transformer harus dari jenis Epoxy Resin Encapsulated dan mampu menyediakan output yang diperlukan untuk mengoperasikan semua VA beban alat proteksi atau alat ukur.

Current transformer harus memiliki lilitan primer yang tetap dan inti solid yang tertutup dalam selubung cast resin. Ranngkaian sekunder dari selubung setiap set current transformer (RSTN) harus ditanahkan hanya pada satu titik. Artinya harus dipersiapkan system yang bias memutuskan hubungan pentanahan tersebut untuk kebutuhan testing.

Current transformer untuk pengukuran harus dihubungkan ke blok terminal yang mudah dilepas pada saat pengetesan. Klas akurasi Current Transformer tidak lebih kecil dari class 1 untuk kebutuhan pengukuran dan class 5P1 untuk kebutuhan proteksi. Current Transformer harus mampu dioperasikan tanpa mengalami gangguan dengan open circuit disisi sekundernya dan beban penuh disisi primernya.

Current Transformer harus dipasang pada posisi yang mudah untuk diganti bila perlu tanpa membongkar peralatan-peralatan yang didekatnya.

16.6.3.7.7 Ammeter Selector Switch Ammeter selector switch harus dipasang dibagian depan panel dan harus tipe rotary dengan arus kontak buka dan tutup untuk dapat memilih pembacaan arus phasa ke phasa dan phasa ke netral dimana jelas tercantum pada switch tanda R-Y, Y-B, B-R, R-N, B-N, OFF. Kontak pada selector switch harus mempunyai rating arus thermal 6 Ampere : 220 V 50 Hz. 16.6.3.7.8 Voltmeter Selector Switch Dipasang dibagian depan panel, tipe rotary. Kontak buka tutup untuk seleksi pengukuran phasa jelas tercntum pada switch, yaitu R-Y, Y-B, RN, Y-N,dan OFF. Rating arus thermal kontak 6 amper : 220V,50 Hz.

16.6.3.8 Relay Kontrol dan Relay Bantu

Relay control dan relay Bantu harus memiliki standard BS 142 dan dari tipe plug-in; untuk dipasang di rak, lengkap dengan socket penyambung kabel dan angker pemasangan cepat. Switch dari relay harus double break. Mudah dibuka untuk perawatan dan memilioki kapasitas rating arus yang cukup untuk membawa beban yang terhubung. 16.6.3.8.1 Relay Kontrol 1. Kontak bebas tegangan harus disediakan sesuai kebutuhan. 2. Kontak bebas tegangan umumnya disediakan untuk kebutuhan indikasi jarak jauh. 16.6.3.9 Kabel control 1. Seluruh alat ukur dan peralatan harus secara emyakinkan terpasang dan pemgkabelan bagian dalam yang ditarik harus sudah sesuai dengan posisinya yang bias diakses untuk kebutuhan perawatan. 2. Kabel bagian dalam harus berisolasi PVC, diberi warna atau label atau sleeve untuk diidentifikasi. Kabel control minimal berukuran 1. mm, kabel tembaga dan harus diterminasi pada Kippon atau blok terminal sejenis yang disetujui. 3. Bila control yang dipakai menggunakan battery supply, kabel DC secara total dipisahkan dari system utama dan diberi selubung. 4. Seluruh terminal harus diberi tutup dan diberi label dan tanda-tanda peringatan. Seluruh rangkaian dilengkapi dengan fuse yang bias dibuka untuk fasilitas pengisolasian, perawatan dan pemeriksaan. 16.6.3.10 Labelling

1. Seluruh bagian dari peralatan pada panel harus diberi label untuk mengindikasikan fungsinya dengan trafolyte label dan white engraved lettering dan dipasang dengan baut. 2. Tidak diperkenankan pemasangan label dengan lem, seluruh peralatan yang tidak dipasang pada panel juga harus diberi label seperti persyaratkan diatas. 16.6.3.11 Push Button Switch

1. Rating listrik Push Button Switch harus 500 V AC atau 250 V DC. Push button untuk kebutuhan alarm harus mempunyai rating 2 A dan untuk Kontrol rating 10 A. 2. Push Button harus dari tipe Flash Mounted, berbentuk bundar berdiameter 20 mm. 16.6.3.12. Sistem Pentanahan. Seluruh pekerjaan logam yang berhubungan dengan instalasi panel control motor yang tidak membentuk bagian rangkaian phasa atau netral, harus saling dihubungkan dan secara efektif ditanahkan mellui panel supplynya. 16.6.3.13 Blok Terminal 1. Blok terminal untuk kabel control mempunyai rating tidak kurang dari 20 A dan menggunakan baut. 2. Penempoatan blok terminal disesuai ka dengan arah kabel akan keluar. 3. Blok terminal yang berbeda tegangan harus dipiiiiisahkan, diberi label dan dinding pemisah. Terminal harus dilengkapi dengan penutup transparan. 4. Harus disediakan cadangan terminal pada blok terminal kurang lebih 30 kebutuhan. 16.6.4 16.6.5 Panel Distribusi Panel Distribusi adalah sub panel dari panel utama tegangan rendah (LVMS). Penel distribusi berfungsoi untuk secara langsung mensupply beban power yang ada. Panel distribusi harus memenuhi standard yang ada pada panel LVMSB. Kompartment form mengacu pada form 2 IEC 439-1 Panel Kapasitor Panel kapasitor berfungsi untuk memperbaiki factor kerja dari supply listrik dibangunan. Panel kapasitor berisi antara lain : Kapasitor

Kontaktor Fuse Power factor controller

16.6.5.1 Kapasitor Kapasitor harus memenuhi ketentuan: Kapasitor dari jenis kering Dielectric material : metalized polypropylene film Bias memperbaiki kerusakan sendiri (self-healing) System proteksi internal 100 % dimana dilengkapi dengan proteksi arus hubung singkat dan tekanan lebih (Over Pressure) Mempunyai isolasi ganda dan tidak membutuhkan hubungan poentanahan. Dalam kondisi rusak tidak menimbulkan uap ataupun api. Karakteristik Kapasitor : o Tegangan nominal maksimum o Insulation Level o Range temperature: o Temperature maksimum o Temperature rata-rata pertahun o Beban lebih yang diijinkan o Arus Lebih o Tegangan Lebih o Toleransi Kapasitansi : 55 C : 35 C :35C : 470 V : 0.66, 3KV RMS, 1 KV peak.

o Temperature rata-rata pada penode 24 jam : : 50% : 20% : 0, +5%

Kapsitor harus memenuhi standard IEC 831, NFC 54-104, VDE 9560, CSA dan Test UL 810

16.6.5.2 Kontaktor Kontaktor untuk pengontrol kerja kapasitor harus menggunakan kontaktor khusus untuk kapasitor dimana kutub tersambung lebih dahulu dan memenuhi kebutuhan sebagai berikut :

Maximum rated Volltage

: 660 V, 50Hz

Maximum ambient temperature : 55 C

16.6.5.3 Fuse Untuk proteksi kapasitor terhadap gangguan arus hubung singkat atau arus lebih digunakan fuse. Fuse harus dari tipe HRC, dengan rating tidak kurang dari 1.7 kali rating arus kapasitor. 16.6.5.4 Power Factor Controller Power factor Controller berfungsi mengatur bekerjanya masing-masing kapasitor sesuai kebutuhan untuk memperbaiki factor kerja. Power factor controller harus dari tipe digital, dan terdiri dari 12 step controller. Tipe pasangan wall mounted dapat distel dan dioperasikan dari depan. Power factor controller harus memenuhi kebutuhan sebagai berikut : 16.6.6. Feeding Voltage Voltage Circuit tolerance Voltage circuit power Frequency Intensity Circuit Intensity Circuit transient overload : 220 atau 380V : +10% - 16% :12 VA : 50 Hz : X/5 Ampere : 10 In, selama 20 m detik

Filter Harmonic Filter harmonic berfungsi untuk melindungi kapasitor dari kelebihan tegangan / arus karena harmonic terlalu tinggi, juga berfungsi menurunkan persentase harmonic pada jaringan.

Pengukuran harmonic dilakukan dengan menggunakan harmoinic analyzer, pengukuran baik dilakukan dengan beban jaringan mencapai 100% Bila ternyata harmonic jaringan telkah mencapai besaran yang membahayakan (sesuai perhitungan specialist) baru dipasangkan fiolter harmonic.

Filter harmonic dipasang langsung kekapasitor bank dengan kapasitas sesuai kebutuhan. Untuk ini kontraktor harus menyediakan space dan fasilitas terminal penyambungan filter harmonic pada setiap kapasitor bank untuk memfasilitasi penyambungan filter harmonic dikemudian hari bila diperlukan. Space panel yang disediakan harus cukup dengan pemasangan filter harmonic dengan kapasitas maksimal.

16.6.7

Busduct System Busduct merupakan system saluran utama dari sumber daya yang ada,

baik dari PLN maupun sumber daya dari generator. Busduct harus dari jenis copper conductor dengan rating sebagaimana telah diunjukan pada gambar. Busduct sepenuhnya harus memenuhi spesifikasi sebagai berikut : a. Busduct harus didisain untuk pemakaian system 3 pahasa 4 kawat, 660 V, dengan ukuran penampang netral sama dengan penampang phasa; dan grounding 50% penampung/kapasitas phasanya. Busduct harus memenuhi standard JIS XC 8364, IEC 60439-2 dan BSEN 60439-2 yang mana harus memenuhi tipe uji ASTA. b. Busdact harus dari jenis low impedance dan seluruhnya tertutup untuk melindunginya terhadap gangguan melkanis air dan debu dan memenuhi indeks proteksi minimum IP54 weather proof type. c. Busbar tembaganya harus terbuat dari copper conductor 99,9% dan harus dari electrotin coated dan diisolasi dengan epoxy coated insulation class B 130 C dengan ketebalan 1.6mm d. Sambungan busduct harus tipe direct join one bolt, yang diisolasi penuh. Pemakaian join stock / pack tidak diijinkan. e. Semua system Busdust harus memungkinkan untuk dilepaskan sebagian tanpa mengganggu 2 bagian lainnya. f. Semua baut penyambung harus dilengkapi dengan Bellevile washer agar tekanan pada sambungannya merata.

g. Semua sambungan harus dilengkapi engan baut torsi and mur-mur yang bebas perawatan yang kepala bagian luar akan berhenti berputar ketika pengencangan torsi mencapai 1200kg s-cm. h. Kenaikan tempertur pada setiap titik pada busduct tidak melebihi 55 C pada ambient temperature 40 C bila dioperasikan pada beban penuh. i. External file barrier harus termasuk bagian integral dari busduct dan dipasang menembus dinding atau lantai. j. Busduct harus mampu menahan tingkat gangguan lebih kurang 50KA pada 415V, 50Hz selama 1 detik. k. Busduct untuk pemakaian indoor harus weather proof, jadi dibuat bias mencegah masuknya air kedalamnya, termasuk seluruh sambungan dan belokan tanpa penutup luar yang bukan merupakan bagian dari konstruksi busduct tersebut. Penggunaan flexible braided conductor disesuaikan denngan kebutuhan system instalasi. Supporting harus dari galvanized steel dan disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi beban. 16.6.8 Kabel Tegangan Menengah

1. Kabel tegangan menengah berikut perlengkapannya yang akan dipergunakan mengikuti standard VDE/DIN serta mengikuti peraturan-peraturan IEC dan PUIL serta peraturan lainnya yang berlku diIndonesia. 2. Kabel tegangan menengah yang dipergunakan adalah sebagai berikut : a. Karakteristik listrik : i.Jenis kabel ii.Penampang kabel : lihat gambar : lihat gambar

iii.Tegangan kerja antara phase dengan phase : 20 KV iv.Frekuensi v.Tegangan uji AC (3x15 menit) vi.Tegangan uji : 70KV : 50 Hz : 30 KV

b. Penghubung antara panel TM kesisi TM dari transformer dipakai kabel dengan tipe dan diameter lihat gambar (kabel dengan isolasi polyethylene, XLPE) c. Sebelum pemasangan maka kabel serta peralatan-peralatan Bantu lainnya yang akan digunakan harus diajukan sertifikat pengujiannya terlebih dahulu kepada Diresi/Manajemen Konstruksi. 16.6.9 Kabel Tahan Api

1. Kabel tahan api harus kinduktor tembaga dan daya tahan terhadap api 1 jam 2. Kabel harus flame retardant, bias mati sendiri, tingkat asap rendah dan tidak mengandung halogen. 3. Kabel tahan api harus dipasang sesuai instruksi pabrik 4. Kabel tahan api harus diikat dengan pengikat kabel stainless steel 5. Kabel tahan api harus mempunyai rating tegangan lebih dari 0.6/1 kV dan harus mampu untuk system utama 50Hz Selubung luar kabel tahan api harus berwarna coklat. 16.6.10 Rak Kabel

o Ukuran rak kabel sesuai dengan yang tertera pada gambar o Cara pemasangan rak kabel harus digantung pada dak beton dengan besi bulat berukir yang digalvanis o Pada setiap belokan atau pencabangan harus menggunakan standard rak kabel yang ada dan tidak diijinkan menggunakn rak lurus yang dimodifikasi dan dilas. o Pada setiap sambungan rak harus diberi cable connector untuk memastikan kontunitas sambungan secara elektrik o Rak kabel harus dihubungkan dengan system grounding yang ada o Rak kabel yang dipasang didalam shaft atau dinding haruss dilengkapi dengan support dan bahan UNP dan harus dipasang pada setiap jarak 1 m o Kabel yang dipasang pada rak-kabel harus diikat denga kabel ties o Standar material rak kabel Standard finishing : Plat besi tebal 2 mm

: hot dip galvanished 80 micron

16.6.11

Saluran Kabel (Conduit)

1. Jenis Conduit yang dipakai adalah PVC high impact, kecuali pada plant room menggunakan conduit galvanis, diameter nominal minimum 20 mm 2. Bending pada conduit tidak boleh lebih kecil dari 90. 3. Sebelum memasukkan kabel, conduit harus bersih 4. Pull box atau joint Box harus disediakan pada interval tidak lebih dari 25m untuk instalasi conduit meskipun tidak ada indikasi didalam gambar. 5. Fleksibel Conduit harus dipasang uintuk akhir sambungan keperalaatan yang menimbulkan getaran.

Anda mungkin juga menyukai