POLITEKNIK NEGERI
JAKARTA
2011
BAB I
PENDAHULUAN
Didalam merancang gardu distribusi, kita harus mengetahui berapa besar daya yang
akan digunakan pada tempat tersebut, selain itu kita harus mengetahui apa saja peralatan
atau komponen yang terdapat didalam gardu distribusi. Setelah mengetahui peralatan atau
komponen yang akan digunakan kita dapat menghitung dari data yang sudah tersedia
untuk menentukan spesifikasi dari peralatan atau komponen yang akan kita gunakan.
Selain itu seorang perancang juga harus menggambar instalasi dan juga lay out dari
gardu distribusi yang akan dibuatnya, dan juga mengetahui system pada gardu tersebut.
Dalam hal ini kita akan merancang sebuah Gardu Distribusi 20 KV di BIOTEKNOLOGI
LIPI CIBINONG.
1.2 Permasalahan
Dari uraian diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
a. Bagaimana cara merancang gardu distribusi yang sesuai dengan standar?
b. Apa saja peralatan atau komponen dari gardu distribusi?
c. Bagaimana system dari gardu distribusi?
1.3 Tujuan
Tujuan dari tugas ini adalah sebagai berikut :
a. Dapat merancang gardu distribusi.
b. Mengetahui peralatan dan komponen dari gardu distribusi.
c. Mengetahui fungsi dari peralatan dan komponen gardu distribusi.
d. Mengetahui system dari gardu distribusi.
BAB II
TEORI DASAR GARDU DISTRIBUSI
BAB III
DESKRIPSI DAN LINGKUP PROYEK
3.1 Umum
3.2 Deskripsi
3.3 Rekapitulasi Beban
BAB IV
PERANCANGAN DAN ANALISA GARDU DISTRIBUSI 20 KV
BIOTEKNOLOGI LIPI CIBINONG
BAB V
KESIMPULAN
Daftar Pustaka
Lampiran Katalog Komponen Yang Digunakan
BAB II
TEORI DASAR GARDU DISTRIBUSI
Transformator merupakan peralatan statis untuk memindahkan energy listrik dari satu
rangkaian listrik ke rangkaian lainnya dengan mengubah tegangan tanpa merubah
Secara konstruksi pengaman ini mempunyai ulir yang akan memudahkan dalam hal
penggantian/pemasangan jika terjadi gangguan. Perlengkapan lain dari pengaman lebur
yaitu : rumah sekering, tudung sekering, pengepas patron (pas ring) dan patron lebur.
Patron lebur memiliki kawat lebur dari perak dengan campuran beberapa logam lain
seperti timbel, seng dan tmbaga, sedang untuk kawat lebur digunakan perak karena
mempunyai daya hantar yang tinggi.
Selain kawat lebur dalam patron lebur, juga terdapat kawat isyarat dari kawat
tahananyang terhubung paralel dengan kawat lebur. Dalam patron lebur juga terdapat pasir
yang berfungsi sebagai meredam percikan api yang timbul jika kawat lebur putus dan
sebagai isyarat untuk menandakan kuat arus yang dilalui didalam kawat lebur.
Fast acting fuse dirancang agar bekerja pada sensitifitas tinggi walaupun kondisi
arus gangguannya sesaat.
4. MV Fuse
MV Fuse terdiri dari jenis FUSE ARC (DIN Standar) dan SOLEFUSE (UTE Standar).
Di mana fuse ini memilki kemampuan untuk melindungi peralatan distribusi tegangan
menengah. MV Fuse dapat di aplikasikan pada tegangan menengah 3 KV hingga 36 KV
tergantung dari tipenya. MV Fuse dapat melindungi peralatan terhadap efek thermal dan
dinamik yang timbul akibat hubung singkat yang arusnya lebih besar dari kemampuan
minimum breaking current fuse tersebut.
MV Fuse ini merupakan alat proteksi terhadap efek thermal overload yang
tersederhana dan termurah. MV Fuse dapat di aplikasikan pada : MV Distribusi Power
Transformer dengan kapasitas maksimum hingga 2 MVA pada tegangan 24 kV.
Dalam pemakaiannya sebagai pengaman, pengaman lebur ( fuse ) mempunyai
kelebihan serta kekurangan. Berikut adalah kelebihan dan kekurangan dari fuse :
Kelebihan Pengaman lebur ( fuse ) antara lain :
1) Handal dalam pemutusan bila terjadi gangguan arus lebih/hubung
singkat.
2) Tidak terjadi pengelasan kontak
3) Kecepatan dan waktu pemutusan tinggi, sehingga cocok untuk
mengamankan peralatan elektronika atau semi konduktor.
4) Memberikan tingkat pengamanan yang pasti dan meyakinkan unutuk
nilai arus hubung singkat yang sangant tinggi.
5) Kerugian tegangan pada penghantar leburnya kecil, karena
menggunakan tahanan menggunakan tahanan penghantar lebur yang
kecil juga.
Kekurangannya antara lain :
1) Jika pengaman lebur putus diperlukan waktu dan biaya untuk
mengganti
2) Dapat mengganggu dan menghambat aktifitas kerja, karena harus
menunggu pengganti pengaman lebur yang baru.
Pengukuran tahanan jenis tanah pada lokasi gardu induk diambil pada beberapa titik
lokasi. Tahanan jenis dapat di hitung dengan rumus sebagai berikut :
=2aR
Di mana :
= tahanan jenis rata-rata tanah (ohm-meter)
a = jarak antara batang elektroda yang terdekat (meter)
R = besar tahanan yang terukur (Ohm)
Pada waktu arus gangguan mengalir antara batang pengetanahan dan tanah, tanah akan
menjadi panas akibat arus I 2 .suhu tanah harus di bawah 1000C untuk menjaga sampai
terjadi penguapan pada air kandungan dalam tanah dan kenaikan tahanan jenis.
Di mana :
i = kerapatan arus yang diizinkan (amp/cm)
d = diameter batang pengetanahan (mm)
= panas spesifik rata-rata tanah (kurang lebih 1,75 106 watt-detik,
tiap m3 tiap 0p).
= kenaikan suhu tanah yang diizinkan (0C)
= tahanan jenis tanah (Ohm-meter)
t = lama waktu gangguan
Kenaikan suhu tanah yang diizinkan adalah antara perbedaan temperatur rata-rata
tahanan dan 1000C. misalkan kenaikan suhu diambil =50 0C, maka kerapan arus i.
i = 0,186 amp/cm ( = 750 Ohm-meter).
Besar tegangan sentuh yang diizinkan dapat ditentukan dengan rumus :
Es = Ik (Rk + 1,5 s).
Dimana :
Ik = arus fibrilasi
Rk = tahanan badan manusia
s = tahanan jenis permukaan batu kerikil basah dimana orang berdiri = 3000 Ohm-
meter (untuk tanah yang dilapisi hamparan batu koral).
Tabel Tegangan sentuh yang diizinkan dan lama gangguan berdasarkan IEEE
Std 80-1986.
Tegangan mesh merupakan salah satu bentuk tegangan sentuh. Tegangan mesh ini
didefenisikan sebagai tegangan peralatan yang diketanahkan terhadap tengah-tengah
daerah yang dibentuk konduktor kisi-kisi (center of mesh) selama gangguan
tanah .tegangan mesh ini menyatakan tegangan tertinggi yang mungkin timbul sebagai
tegangan sentuh yang dapat dijumpai dalam sistem pengetanahan gardu induk, dan inilah
yang diambil sebagai tegangan untuk disain yang aman.
Tegangan mesh itu secar pendekatan sama dengan i, dimana tahanan jenis tanah
dalam Ohm-meter dan i arus yang melalui konduktor kisi-kisi. Tetapi tahanan jenis tanah
nyatanya tidak merata. Demikian juga arus i tidak sama pada semua konduktor kisi-kisi.
Oleh karena itu untuk mencakup pengaruh-pengaruh jumlah konduktor pararel n , jarak-
jarak konduktor pararel, D. diameter konduktor, d, dan kedalaman penanaman, h,
tegangan mesh itu dihitung dari persamaan sebagai berikut :
Em = Km Ki
Dimana,
Kn =ln ln
Ki = factor koreksi untuk ketidak merataan kerapatan arus, yang dihitung dengan
jarak rumus emperis : = 0,65 + 0,172 n (= 3,402)
D = jarak antara konduktor-konduktor pararel pada kisi-kisi (=4m)
h = kedalam penanaman konduktor (=0,8 m)
d = diameter konduktor kisi-kisi (=0,016)
n = jumlah konduktor pararel dalam kisi-kisi utama, tidak termasuk sambungan
melintang (=16)
= tahanan jenis rata-rata tanah (=750 Ohm-meter)
I = besar arus gangguan tanah (=1.200 Amp)
L = panjang konduktor pengetanahan yang ditanam termasuk semua batang
pengetanahan (= 1.600 m).
Tegangan sentuh maksimum yang timbul dalam rangkain (mesh) tidak terletak di
pusat kisi-kisi (daerah persegi empat yang dibentuk konduktor kisi-kisi), dimana tegangan
Lama
Gangguan Tegangan Langkah
(t) yang Diijinkan
(detik) (Volt)
0,1 7000
0,2 4950
0,3 4040
0,4 3500
0,5 3140
1 2216
2 1560
3 1280
(contoh)
Di mana :
= tahanan jenis rata-rata tanah (=750 Ohm-meter)
Ki = 0,65 + 0,172 n = 3,402 (n = 16)
I = arus gangguan tanah maksimum (= 1200 Amp).
L = panjang total konduktor yang ditahan , termasuk batang pengetanahan = 1.600
meter.
Ks =
= 0,4014 (n = 16).
Dimana:
h = kedalaman penanaman konduktor pengetanahan (=0,8m)
D = jarak antara konduktor-konduktor pararel (=5 m).
Maka,
Em = 0,4014 3,402 750 (1.200 / 1.600) = 768 Volt.
Current Transformer atau CT adalah salah satu type trafo instrumentasi yang
menghasilkan arus di sekunder dimana besarnya sesuai dengan ratio dan arus primernya.
Ada 2 standart yang paling banyak diikuti pada CT yaitu : IEC 60044-1 (BSEN 60044-1)
& IEEE C57.13 (ANSI), meskipun ada juga standart Australia dan Canada.
CT umumnya terdiri dari sebuah inti besi yang dililiti oleh konduktor beberapa ratus
kali. Output dari skunder biasanya adalah 1 atau 5 ampere, ini ditunjukan dengan ratio
yang dimiliki oleh CT tersebut. Misal 100:1, berarti sekunder CT akan mengeluarkan
output 1 ampere jika sisi primer dilalui arus 100 Ampere. Jika 400:5, berarti sekunder CT
akan mengeluarkan output 5 ampere jika sisi primer dilalui arus 400 Ampere. Dari kedua
macam output tersebut yang paling banyak ditemui, dipergunakan dan lebih murah adalah
yang 5 ampere.
Pada CT tertulis class dan burden, dimana masing masing mewakili parameter yang
dimiliki oleh CT tersebut. Class menunjukan tingkat akurasi CT, misalnya class 1.0 berarti
CT terdiri dari belitan primer, belitan sekunder dan inti mekanik. Jika arus primer
yang masuk ke CT ke terminal P1/K dan arus yang mengalir ke sekunder dinamakan
terminal S1/k, seperti yang terlihat pada gambar 1.Selanjutnya terdapat terminal kedua
pada CT disisi primer yaitu P2/L adalah terminal yang arusnya diperoleh dari P1/k yang
dialirkan kek beban dan S2/l sisi sekunder adalah terminal yang arusnya diperoleh dari
S1/k.
Dalam hal ini, polaritas sisi sekunder harus disesuaikan dengan datangnya arus di
terminal sisi primer (tidak boleh terbalik).
Secara normal yang sesuai standar IEC terminal S 2/l harus ditanahkan sebagai
pengaman sekunder CT terhadap tegangan tinggi akibat kopling kapasitif, sehingga sudut
antara arus primer dan sekunder = 0, kalau S 1/k yang ditanahkan maka sudut arus antara
primer dan sekunder menjadi = 180o
Untuk pemilihan CT diperlukan data teknis CT, yaitu primary rated current, secondary
rated current, rated power output, accuracy class dan insulation rating.
2.4.2 Potensial Transformer (PT)
Trafo tegangan adalah suatu peralatan listrik yang dapat memperkecil tegangan tinggi
menjadi tegangan rendah, yang dipergunakan dalam rangkaian arus bolak-balik. Fungsi
trafo tegangan adalah untuk memperoleh tegangan yang sebanding dengan tegangan yang
hendak dipergunakan untuk memisahkan sirkuit dari sistem dengan tegangan tinggi (yang
Peralatan pengukuran ada berbagai macam sesuai dengan besar satuan yang akan
diukur. Namun yang akan dibahas pada karya tulis ini adalah peralatan pengukuran yang
dilakukan pada tegangan sebesar 20kV. Adapun penjelasan peralatan ukur sebagai berikut:
1. Amperemeter
Amperemeter adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur arus yang mengalir
pada suatu penghantar listrik. Amperemeter harus dipasang secara seri dengan rangkaian
yang akan diukur karena mempunyai tahanan dalam (R A) yang kecil sehingga apabila
amperemeter dihubungkan parallel akan terjadi dua aliran (I1 dan I2). Untuk arus kecil
dibawah 40A bisa menggunakan Type Direct., alat dengan TypeDirect ini digunakan
secara Direct atau dipasang langsung, adapun caranya langsung dipasang seri dengan
beban yang akan diukur. Namun bila beban yang diukur lebih besar dari 50A, alat ini
harus menggunakan Trafo Arus (Current Transformer). Adapun arus pengeluaran dari
trafo arus yang diijinkan antara1 5 A, misalnya untuk beban antara 0-50 A menggunakan
CT 50/5 atau 50/1 dengan menggunakan type ampere meter dengan range scale 0 50 A.
Bila arus yang akan diukur kisaran antara 0-100 A maka CT yang digunakan adalah CT
100/5 atau 100/1, dengan menggunakan type amperemeter dengan range scale antara 0
100 A, begitu seterusnya. Adapun cara wiring adalah dipasang seri, yaitu pada
amperemeter terminal no 1 mendapat terminal K/P1 pada CT, dan terminal no 2 pada
amperemeter mendapat terminal L/P2 pada CT. Tingkat akurasi dari alat ini mencapai 1
1,5. Internal konsumsi arus 0,5 VA. Frekwensi 50 60 Hz. Berat dari alat ini 210 gr untuk
ukuran 96 x 96 mm, dan 150 gr untuk ukuran 72 x 72 mm.
2. Voltmeter
Voltmeter Adalah alat untuk mengukur beda potensial atau tegangan. Voltmeter harus
dipasangan secara parallel dengan tegangan yang akan diukur karena mempunyai tahanan
dalam (RA) yang besar.
E2
Ploses =
RV
Untuk pengukuran tegangan antara 0 250 V dan 0 500 V dapat dipasang secara
langsung, namun bila teganggan lebih dari 500V harus menggunakan PT (Potansial
Transformer). Tingkat akurasi alat ini 1.5. frekwensi 50 60 Hz.
3. Frekwensi meter
4. kWmeter
Alat yang di gunakan untuk mengetahui besarnya daya nyata (daya aktif) yang
dikonsumsi beban listrik. Pada wattmeter terdapat belitan arus dan belitan tegangan,
Alat untuk mengukur daya pada beban atau pada rangkaian daya itu adalah nilai rata-rata
dari perkalian e . i, yaitu nilai sesaat dari tegangan dan arus pada beban atau rangkaian
tersebut. Tegangan yang di ijinkan 380 V. Sytem wiring 3 phase 4 wire. Frekwensi 50
Hz.
5. kVAr meter
Alat yang digunakan untuk mengetahui balance atau tidak suatu beban listrik 3 phase.
Bila arus balance, maka Varmeter akan mununjuk pada angka 0, namun bila tidak balance
jarum penunjuk akan menunjukkan ke IND ( terjadi beban induktif), atau CAP (terjadi
beban capacitif).
Alat ini digunakan untuk mengetahui besarnya factor kerja (power factor) yang
merupakan beda fase antara tegangan dan arus. Cara penyambungannya seperti
pemasangan kwh 3 phasa. Cos meter banyak digunakan dan terpasang pada :
7. KWH meter
KWH meter digunakan untuk mengukur energi arus bolak-balik, merupakan alat yang
sangat penting untuk KWH yang diproduksi, disalurkan ataupun yang dipakai konsumen-
konsumen listrik. Max arus yang di ijinkan 20A tegangan 220V.
3. Rel Tertutup
Semua rel/busbar yang ada tersambung satu sama lain dan membentuk seperti
ring/cicin. Ril gelang hanya memerlukan ruang yang kecil dan baik untuk pemutusan
sebagian dari pelayanan dan pemeriksaan pemutus beban. Sistim ini jarang dipakai di
Jepang karena mempunyai kerugian bahwa dari segi operasi sistim tenaga ia tidak begitu
2.6.1 Generator
Listrik seperti kita ketahui adalah bentuk energi sekunder yang paling praktis
penggunaannya oleh manusia, di mana listrik dihasilkan dari proses konversi energi
sumber energi primer seperti batu bara, minyak bumi, gas, panas bumi, potensial air dan
energi angin. Sistem pembangkitan listrik yang sudah umum digunakan adalah mesin
generator tegangan AC, di mana penggerak utamanya bisa berjenis mesin turbin, mesin
diesel atau mesin baling-baling. Dalam pengoperasian pembangkit listrik dengan
generator, karena faktor keandalan dan fluktuasi jumlah beban, maka disediakan dua atau
lebih generator yang dioperasikan dengan tugas terus-menerus, cadangan dan bergiliran
untuk generator-generator tersebut.
Penyediaan generator tunggal untuk pengoperasian terus menerus adalah suatu hal
yang riskan, kecuali bila bergilir dengan sumber PLN atau peralatan UPS.
Untuk memenuhi peningkatan beban listrik maka generator-generator tersebut
dioperasikan secara paralel antar generator atau paralel generator dengan sumber pasokan
lain yang lebih besar misalnya dari PLN.Sehingga diperlukan pula alat pembagi beban
listrik untuk mencegah adanya sumber tenaga listrik terutama generator yang bekerja
paralel mengalami beban lebih mendahului yang lainnya.
2.6.2 Diesel
1. Proses 0-1 :
Udara ditekan
masuk ke dalam
silinder pada
tekanan atmosfir
danvolume naik
dari V2 menjadi V1.
2. Proses 1-2 : gas ditekan secara adiabatik dari V 1 menjadi V2 dan temperaturnya
naik dari TA ke TB.
3. Proses 2-3 : terjadi proses pembakaran gas (dari percikan api busi), kalor
diserap oleh gas Qh. Pada proses ini volume konstan sehingga tekanan dan
temperaturnya naik.
4. Proses 3-4 : Gas berekspansi secara adiabatik, melakukan kerja
5. Proses 4-1 : kalor Qc dilepas dan tekanan gas turun pada volume konstan.
6. Proses 1-0 : dan pada akhir proses, gas sisa dibuang pada tekanan atmosfir dan
volume gas turun dari V1 menjadi V2.
Siklus Diesel :
1. Proses 0-1 : Proses hisap, udara ditekan masuk ke dalam silinder pada tekanan
atmosfir dan volume naik dari V2 menjadi V1.
2. Proses 1-2 : gas ditekan secara adiabatik dari V1 menjadi V2 dan
temperaturnya naik.
3. Proses 2-3 : terjadi proses pembakaran gas, kalor (Qh) diserap oleh gas.
4. Proses 3-4 : Gas berekspansi secara adiabatic.
5. Proses 4-1 : kalor Qc dilepas dan tekanan gas turun pada volume konstan.
6. Proses 1-0 : dan pada akhir proses, gas sisa dibuang pada tekanan atmosfir dan
2.6.3 Battre
Baterai atau akumulator adalah sebuah sel listrik dimana di dalamnya berlangsung
proses elektrokimia yang reversible (dapat berkebalikan) dengan efesiensinya yang tinggi.
Yang dimaksud dengan proses elektrokimia yang reversible adalah di dalam baterai
berlangsung proses pengubahan kimia menjadi listrik dan sebaliknya, untuk pengisian
kembali dengan cara melewatkan arus listrik dalam arah (polaritas) yang berlawanan di
dalam sel.
b. Proses pengisian adalah bila sel dihubungkan dengan power supply maka elektroda
positif menjadi anoda dan elektroda negatif menjadi katoda dan proses kimia yang
terjadi adalah sebagai berikut :
Aliran elektron menjadi terbalik, mengalir dari anoda melalui power supply
ke katoda.
Ion ion negatif mengalir dari katoda ke anoda
Ion ion positif mengalir dari anoda ke katoda
Jadi reaksi kimia pada saat pengisian (charging) adalah kebalikan dari proses
pengosongan (discharging).
Pengisian ini dimaksudakna untuk pembentukan sel baterai, cara ini hanya
dilakukan pada baterai yang single atau baterai stasioner dan hanya dilakukan
seklai saja.
Kapasitas Baterai
Kapasitas suatu baterai adalah menyatakan besarnya arus listrik (Ampere) baterai yang
dapat disuplai atau dialirkan ke suatu rangkaian luar atau beban dalam jangka waktu (jam)
tertentu, untuk memeberikan tegangan tertentu. Kapasitas baterai (Ah) dinyatakan sebgai
berikut :
C= I x t
Dimana :
2.6.4 UPS
2. On-line UPS
Pada UPS jenis ini terdapat 1 rectifier dan 1 inverter yang terpisah. Hal ini lebih
mahal apabila dibandingkan dengan dua jenis UPS lainnya. Dalam keadaan
gangguan, suplai daya ke rectifier akan diblok sehingga akan ada arus DC dari
baterai ke inverter yang kemudian diubah menjadi AC.
3. Off-line UPS
UPS jenis ini merupakan UPS paling murah di antara jenis UPS yang lain. Karena
rectifier dan inverter berada dalam satu unit. Dalam keadaan gangguan, switch akan
berpindah sehingga suplai daya dari suplai utama terblok. Akibatnya akan mengalir
arus DC dari baterai menuju inverter.
4. Modified UPS
UPS jenis ini sementara hanya di produksi oleh para antusias engineering yg
berhubungan dengan komputer,
Komponen-Komponen UPS
1. Baterai
Jenis baterai yang digunakan UPS umumnya berjenis lead-acid atau jenis nikel-
cadmium. Baterai ini umumnya mampu menjadi sumber tegangan cadangan
maksimal selama 30 menit.
2. Rectifier (penyearah)
Penyearah berfungsi untuk mengubah arus AC menjadi arus DC dari suplai listrik
utama. Hal ini bermanfaat pada saat pengisian baterai.
3. Inverter
Kebalikan dari penyearah, inverter berfungsi untuk mengubah arus DC dari baterai
menjadi arus AC. Hal ini dilakukan pada saat baterai pada UPS digunakan untuk
memberikan tegangan ke komputer.
Cara Kerja UPS
UPS bekerja berdasar kepekaan tegangan. (RT)UPS akan menemukan penyimpangan
jalur voltase (linevoltage) misalnya, kenaikan tajam, kerendahan, gelombang dan juga
penyimpangan yang disebabkan oleh pemakaian dengan alat pembangkit tenaga listrik
yang murah. Karena gagal, UPS akan berpindah ke operasi on-battery atau baterai hidup
sebagai reaksi kepada penyimpangan untuk melindungi bebannya (load). Jika kualitas
3. Gardu Portal
Adalah gardu distribusi yang seluruh instalasinya dipasang pada 2 tiang atau lebih.
BAB III
DESKRIPSI DAN LINGKUP PROYEK
3.1 Umum
3.2 Deskripsi
1. Sebagai sumber daya utama dilayani oleh PLN tegangan menengah 20 kV.
2. Sumber PLN tersebut masuk ke panel tegangan menengah ( MVMDP ).
3. Dari MVMDP di teruskan ke panel distribusi tegangan rendah ( LVMDP ) melalui
dua buah trafo daya .
4. Dua buah trafo tersebut dirancang untuk bekerja sendiri-sendiri, dimana:
a. Trafo Daya I ( T1 ) digunakan untuk melayani instalasi penerangan dan
daya pada gedung Laboratorium I, Lab Algae, Pompa air bersih dan
Hydran dan Penerangan luar ( lampu jalan dan taman ).
b. Trafo Daya II ( T2 ) digunakan untuk melayani instalasi penerangan dan
daya pada gedung Laboratorium II, Gedung perpustakaan dan pertemuan,
Gueshouse, Kolam Algae dan penerangan luar.
5. Dalam kondisi tertentu dimana :
a. Bila salah satu trafo daya mengalami gangguan, maka trafo daya yang tidak
terganggu dapat memikul sebagian beban dari trafo yang mengalami
gangguan, hal ini dilakukan secara manual.
b. Dalam keadaan normal dapat dioperasikan secara paralel dengan secara
manual.
Trafo Daya I
Total Daya
No. Gedung Nama Panel Terpasang Keterangan
(KVA)
1 Laboratorium I SDP-1.1 460
2 Kantor Pusat SDP-1.2 45
3 Lab. Algae SDP-1.4 22
4 Pompa Air Bersih SDP-ME 45
5 Pompa Hydran SDP-H 106
6 Penerangan Luar SDP-PL1 22
7 UPT-Komputer SDP-K 100
TOTAL DAYA 800
Trafo Daya II
Total Daya
No. Gedung Nama Panel Terpasang Keterangan
(KVA)
1 Laboratorium II SDP-1.5 460
Perpustakaan dan
2 SDP-1.7 380
Pertemuan
3 Gues House SDP-1.6 122
4 Kolam Algae SDP-1.3 18
5 Penerangan Luar SDP-PL2 12
TOTAL DAYA 922
Pada perancangan ini menggunakan dua buah trafo untuk menurunkan tegangan
dari tegangan menengah 20KV menjadi tegangan rendah 380 / 220 V. Dimana trafo ini
melayani beban yang memilliki kapasitas daya yang berbeda maka pada perancangan
gardu distribusi 20 KV Bioteknologi LIPI Cibinong menggunakan 2 buah trafo. Pada
trafo 1 digunakan untuk melayani instalasi tenaga (mesin mesin dan kotak - kontak).
Sedangkan pada trafo 2 digunakan untuk melayani instalsi penerangan. Rating KVA,
Rating tegangan dan ratio, impedansi level isolasi ,merupakan hal yang perlu
diperhatikan dalam pemilihan trafo. Adapun dalam memilih trafo daya ini harus
memperhatikan bebarapa hal antara lain:
1. Tegangan
3. Daya Transformator
Pendinginan ada dua macam, yaitu pendinginan secara alami atau secara paksa.
- Transformator kering
- Transformator terendam minyak
Minyak berfungsi untuk : - Pendinginan
- Penyekat
MEDIA
MACAM
DI DALAM TRAFO DI LUAR TRAFO
No. SISTIM
PENDINGIN
Sirkulasi Sirkulasi Sirkulasi Sirkulasi
Alamiah Paksa Alamiah Paksa
1. AN - - Udara -
2. AF - - - Udara
6. Konstruksi
7. Kelas isolasi
Transformator Daya I
Total Daya pada 7 Feeder yang tehubung pada beban = 800 KVA,
Total Daya pada 5 Feeder yang tehubung pada beban = 922 KVA
Total daya pada Trafo 1 = 400 KVA
Total Daya pada Trafo 2
= 922 + 400 = 1322 KVA x faktor (0,7) = 925,4 KVA
Jadi Trafo yang digunakan adalah 1000 KVA
Trafo diparalel
Switchgear
Trafo 1
1000 kVA
Inp = = 28,86 A
3 x 20 kV
20 kV
Zt = 5 % x = 34,65
28,86 A
20 kV
Ihs = = 577,2 A
34,65
Trafo 2
1000 kVA
Inp = = 28,86 A
3 x 20 kV
20 kV
Zt = 5 % x = 34,65
28,86 A
20 kV
Ihs = = 577,2 A
34,65
Pengaman
1. MCCB
Pada perhitungan mencari arus nominal (In) adalah dengan :
In = S (KVA) (A)
3 x V
P = daya terpasang pada beban sudah termasuk perhitungan arus starting bila
terdapat beban motor dalam KVA.
Total Daya
Feede
Gedung Nama Panel Terpasang Keterangan
r
(KVA)
1 Laboratorium I SDP-1.1 460
2 Kantor Pusat SDP-1.2 45
3 Lab. Algae SDP-1.4 22
4 Pompa Air Bersih SDP-ME 45
5 Pompa Hydran SDP-H 106
6 Penerangan Luar SDP-PL1 22
7 UPT-Komputer SDP-K 100
8 Cadangan
9 Cadangan
10 Cadangan
TOTAL DAYA 800
Total Daya
No. Gedung Nama Panel Terpasang Keterangan
(KVA)
1 Laboratorium II SDP-1.5 460
Perpustakaan dan
2 SDP-1.7 380
Pertemuan
3 Gues House SDP-1.6 122
4 Kolam Algae SDP-1.3 18
5 Penerangan Luar SDP-PL2 12
6 Cadang
7 Cadang
TOTAL DAYA 922
2. Grounding Sistem
Diketahui :
k .
Rpt = . fp
2 .l
k = l / r = 6000 mm / 13 mm = 461,538
k = 5,3
BIOTEKNOLOGI LIPI CIBINONG
ln ( x ) ln ( 1,6) 0,47
m= = = = 0,076
l ln ( 461,538 ) 6,13
ln ( )
r
ln ( z ) ln ( 43,42 ) 3,77
q= = = = 0,6147
l ln ( 461,538 ) 6,13
ln ( )
r
( l + L) (6000 + 10 . 000)
x= = = 1,6
L 10. 000
(l+ 2L) (6000 + 2 . 10. 000
z= = = 43,42
2 L 2 .10 . 000
Rpt = [
5,3. 100 1 +(2 . 0,076)+ 0,6147
2 .6 4 ]
=
[
530 1 + 0,152 + 0,6147
37 , 68 4 ]
=14 ,0658 [ 0,441675 ]
= 6,21
Bus-Bar
Tegangan nominal (Vn) sebesar 20 kV , jarak busbar antar fasa 100 mm.
Menurut PUIL, jarak minimum : 5 cm + 2/3 cm/kV. Untuk tegangan 20 kV maka
jarak minimum : 50 mm + (20 x 20/3) = 50 + 133,33 = 183,33 mm 184 mm. Jarak
busbar antara fasa minimal 184 mm.
3 x 20 KV
Tegangan nominal (Vn) sebesar 0,4 kV , jarak busbar antar fasa 100 mm.
Menurut PUIL, jarak minimum : 5 cm + 2/3 cm/kV. Untuk tegangan 0,4 kV maka
jarak minimum : 50 mm + (0,4 x 20/3) = 50 + 2,67 = 52,67 mm 53 mm. Jarak
busbar antara fasa minimal 53 mm.
berbentuk segi empat karena resistifitas tembaga lebih kecil dari aluminium yaitu
0,017241 mm/m yang lunak pada 200 C sedangkan Aluminium resistifitasnya
yaitu 0,02828 mm/m yang lunak pada 180 C.
Konstruksi rel
Rel tunggal dengan PMT bagian. Karena hanya memerlukan sedikit
peralatan dan ruang maka dari segi ekonomis sistem ini sangat menguntungkan.
Sistem ini dipakai untuk gardu distribusi yang hanya mempunyai sedikit saluran
keluar dan tidak memerlukan pindah-hubungan sistem tenaga. Untuk mencegah
pemutusan daya total digunakan PMT bagian. Bila salah satu trafo terganggu,
trafo yang tidak terganggu dapat memikul sebagian beban trafo yang terganggu
tanpa mematikan beban (On-load).
Trafo Instrumen
Perhitungan CT MVMDP:
Trafo I :
1000 kVA
In= =28 ,86 A
3 x 20 kV
Maka dipilih ratio CT untuk arus primer sebesar 30 A.
Untuk arus sekunder umumnya digunakan 5 A karena lebih mudah ditemui dan lebih
murah.
Pemilihan burden
Untuk alat ukur dibutuhkan ketelitian yang tinggi dan kesalahan yamg kecil, maka
dipilih CT dengan accuracy CL0,2
Diketahui:
Sa = 693 MVA
Un = 20 kV
CT = 30/5 A
t = 1,5 s
Trafo II :
1000 kVA
In= =28 , 86 A
3 x 20 kV
Maka dipilih ratio CT untuk arus primer sebesar 30 A.
Untuk arus sekunder umumnya digunakan 5 A karena lebih mudah ditemui dan lebih
murah.
Pemilihan burden
Untuk alat ukur dibutuhkan ketelitian yang tinggi dan kesalahan yamg kecil, maka
dipilih CT dengan accuracy CL0,2
Diketahui:
Sa = 693 MVA
Un = 20 kV
CT = 30/5 A
t = 1,5 s
693 MVA
Ik = = 20 kA
3 x 20 kV
Is = 2,5 x 20 kA = 50 kA
Ith = Ik x t + 0,05
= 20 x 1,5 + 0,05= 25 kA
Idyn = 2,5 x Ith
= 2,5 x 25 = 50 kA
Perhitungan CT LVMDP:
Trafo I :
1000 kVA
In= =1443 , 375 A
3 x 0,4 kV
Maka dipilih ratio CT untuk arus primer sebesar 1500 A.
Untuk arus sekunder umumnya digunakan 5 A karena lebih mudah ditemui dan lebih
murah.
Pemilihan burden
Untuk alat ukur dibutuhkan ketelitian yang tinggi dan kesalahan yamg kecil, maka
dipilih CT dengan accuracy CL0,2
Trafo II :
1000 kVA
In= =1443 , 375 A
3 x 0,4 kV
Maka dipilih ratio CT untuk arus primer sebesar 1500 A.
Untuk arus sekunder umumnya digunakan 5 A karena lebih mudah ditemui dan lebih
murah.
Pemilihan burden
Untuk alat ukur dibutuhkan ketelitian yang tinggi dan kesalahan yamg kecil, maka
dipilih CT dengan accuracy CL0,2
BIOTEKNOLOGI LIPI CIBINONG
Perhitungan PT :
Sesuai tarif dasar listrik bahwa pelanggan yang mempunyai daya > 201 kVA
s/d 30 MVA mempergunakan 20.000 volt, karena pada meter transaksi jual beli tenaga
listrik mempergunakan tegangan rendah, dibutuhkan trafo tegangan sebagai berikut :
Pemilihan Burden
Dihitung beban yang akan disambung ke PT (VA) sama seperti pada CT
Alat ukur Daya
Volt meter 4,5 VA
Cos meter 4 VA
Watt meter 3 VA
kWh meter 2,5 VA
KVAr meter 3VA
Total 17 VA
Untuk alat ukur dibutuhkan ketelitian yang tinggi dan kesalahan yamg kecil, maka
dipilih PT dengan accuracy C 0,2.
Alat Ukur
1. Amperemeter
1000 kVA
In= =28 ,86 A
3 x 20 kV
dan CT dengan ratio 30/5 A, burden 15 VA, CL0,2.
Frequency : 50/60 Hz
Rating : 0,5 25 A AC DC
Connections
2. Voltmeter
Frequency : 50/60 Hz
Rating : 300V
PT 4MR2
Connections
Dipilih Frequensimeter :
Rating : 380-440V
Frequensi : 44/55Hz
Connection
4. kWmeter
Dipilih kWmeter :
Current 0-120%
Voltages 57,7-480V
Frequency : 50/60 Hz
Connection
5. kVArmeter
Dipilih kVArmeter :
Current 0-120%
Voltages 57,7-480V
Frequency : 50/60 Hz
Connection
Voltage : 380-450V
Frequency : 50 Hz
Burden : Current 1 VA
Connection
TE connectivity DRK-3PCT-415
Penentuan dan perhitungan jenis kabel berdasarkan Peraturan Umum Instalasi Listrik
(PUIL 2000) yang mana Kemampuan Hantar Arus adalah 1.25 x In (A).
Perhitunganya:
Dalam pemilihan jenis penghantar perlu diperhatikan
2000 kVA
In = = 57,73 A
3 x 20 kV
KHA = 125% x In = 125% x 57,73 A = 72,16 A
Berdasarkan tabel KHA pada PUIL 2000 digunakan kabel N2XSEY 3 x 35 mm2.
Kabel LVMDP
Trafo I :
1000 kVA
In= =1443 , 375 A
3 x 0,4 kV
Berdasarkan tabel KHA dibawah digunakan kabel NYY 13 x 300 mm2.
Trafo II :
Genset
Battre
100 kVA
I= = 144,34 A
Arus dibutuhkan : 3 x 0,4 kV
Pemilihan Baterai untuk arus (I) 144,34 A.
Vs = 2 V x 24
Vs = 48 V / bank baterai
C=Ixt
9 x 1400 Ah = 144,34 A x t
AMF
Konfigurasi Sistem
Perancangan dan pembuatan sistem kontrol AMF meliputi perangkat keras dan
perangkat lunak. Konfigurasi sistem tersebut dapat dilihat pada gambar blok
diagram berikut ini.
Identifikasi I/O
Input dan output dari pemrograman PLC dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Deskripsi Kerja
Berdasarkan konfigurasi input dan output serta gambar dari flowchart di atas,
maka dapat dijelaskan deskripsi kerja dari PLC sebagai berikut :
1. Modul PLC yang bekerja sebagai Automatic Mains Failure ini dapat
dioperasikan dengan 2 mode yaitu manual dan otomatis. Pada saat dioperasikan
dalam keadaan manual genset bisa dinyalakan dengan tombol yang ada pada panel
kontrol, tombol ini akan mengkondisikan ketika suplai dari sumber utama/PLN
tidak ada sedangkan bila dioperasikan dalam keadaan otomatis, sensor-sensor akan
bekerja sebagai input untuk PLC.
3. Pada saat kondisi manual genset bisa dioperasikan dengan genset sedangkan
saat otomatis tidak bisa.
UPS
Beban yang di backup oleh UPS sebesar 100 kVA, oleh karena itu dapat
dipasang sebuah UPS sebesar 100 kVA dengan frequensi 50 Hz.
Jenis UPS yang cocok digunaka pada kasus ini adalah UPS jenis ONLINE
Kareana pada UPS jenis ONLINE, sumber listrik primer adalah inverter (dari
baterai). Inverter bekerja terus - menerus menyediakan listrik dari baterai untuk
beban (PC), sedangkan rectifier dari AC ke DC bekerja terus - menerus untuk
mengisi baterai. Itu sebabnya juga disebut DOUBLE CONVERSION UPS atau
DOUBLE CONVERSION ONLINE UPS. Kalau main power tidak berfungsi,
hanya rectifier dari AC ke DC yang berhenti bekerja, sedangkan kerja inverter
tidak berubah (tidak ada Transfer Time / Switch Time). UPS jenis ini juga disebut
Voltage & Frequency Independent (VFI) UPS karena tegangan dan frekuensi
outputnya tidak dipengaruhi oleh input.
Pada Online UPS juga terdapat Switch yang otomatis mengambil aliran listrik
dari sumber listrik sekunder (langsung dari PLN) jika inverter / baterai tidak
bekerja. Biasanya Switch ini juga bisa difungsikan secara manual (manual bypass)
untuk maintenance baterai. Tidak adanya Transfer Time / Switch Time membuat
sebagian orang menyebut Online UPS sebagai True UPS.
Perancangan kontrol dapat dibuat dengan beberapa cara, antara lain:
1. Elektromagnetik (Memakai relai)
2. Elektronika daya
3. Terprogram (PLC)
4. Terprogram dan monitoring (PLC & SCADA)
Untuk kontrol dengan PLC dapat dibuat sebagai berikut:
Tipe inverter quasi square wave ini hanya mempunyai effisiensi yang tidak
terlalu tinggi yaitu 75% sehingga daya sebesar 25% terbuang untuk regulasi dan
pengubahan tegangan DC menjadi tegangan AC. Dan di dalam blok osilator dan
kontrol tidaklah sederhana sehingga membutuhkan komponen yang banyak dan
biaya pembuatannya menjadi mahal.
Tipe inverter yang lain adalah tipe pulse width modulation. Tipe inverter ini
menghasilkan deretan pulsa-pulsa yang dutycyclenya bervariasi. Pulsa-pulsa ini
setelah melalui filter akan dihasilkan sebuah sinyal sinusoidal yang cukup baik.
Tipe inverter pulse with modulation ini akan meningkatkan respon regulasi dan
respon terhadap tegangan transien yang cukup baik. Walapun demikian tipe
inverter seperti ini masih kompleks namun jumlah penggunaan komponen untuk
kontrol tidak terlalu banyak. Tipe inverter semacam ini biasanya digunakan pada
inverter dengan daya yang besar, sekitar 50KVA.
Gambar 2
Pulse Width Modulation Inverter
Gambar 3
Pulsa PWM membentuk Sinusoidal
Tipe inverter yang lain adalah tipe inverter Step wave Inverter. Pada rangkaian
step wave inverter ini menggunakan inverter yang banyak untuk mendapatkan
sinyal sinusoidal yang baik dan pengurangan komponen filter. Jumlah inverter
yang digunakan di dalam sebuah sistem UPS biasanya 3 buah tetapi dapat pula
berjumlah 6 bahkan 12 (kelipatan 3).
Pada tipe regulator ini tegangan DC harus sudah teregulasi sebelum masuk
pada bagian inverter agar tidak terjadi pergeseran tegangan kotak yang dihasilkan.
Sistem UPS dengan inverter ini mempunyai effisiensi sampai 85% pada beban
penuh.
Gambar 4
Step Wave Inverte
Dengan banyaknya inverter akan menghasilkan step yang lebih halus sehingga
fungsi filter dapat diminimisasi. Penggunaan inverter dengan tipe ini jarang
dipakai untuk aplikasi komputer tetapi biasanya digunakan untuk aplikasi 3 fasa
BIOTEKNOLOGI LIPI CIBINONG
dengan kapasitas daya yang besar. Walaupun demikian kelemahan sistem inverter
ini adalah dengan banyaknya inverter yang digunakan akan menghasilkan sinyal
sinus yang baik namun biaya yang dibutuhkan untuk membuat invertet ini menjadi
berlipat-lipat tergantung dari jumlah inverter yang digunakan.
Yang menjadi titik berat pada tipe inverter ini adalah pada bagian osilator dan
kontrolnya karena pada bagian ini akan menghasilkan trigger-trigger bagi SCR-
SCR yang berfungsi sebagai inverter tersebut dengan perioda yang disesuaikan
antara yang satu dengan yang lainnya sehingga dapat membentuk sinyal stair case
up/down dengan frekuensi yang sesuai dengan frekuensi yang dinginkan.
Transfer Switches
Pada umumnya saklar pemindah dibagi menjadi 2 bagian yaitu ;
a. Elektromekanikal
b. Static
Pada saklar elektromekanikal dibangun dari relay-relay yang salah satu
terminal mendapatkan suplai tegangan dari suplai konvensional dan yang lain dari
sistem UPS.
Gambar 5
Saklar Elektromekanikal
Dari ketiga bagian utama sebuah sistem UPS, bagian rectifier-charger dan
bagian inverter sangat memegang peranan penting bagi sebuah UPS.
b. Daftar Komponen
MVMDP
LVMDP
Performance Load
5 MCCB
S5N400/R320 In = 128-320 A 2 ABB
S3L160/R160 In = 112-160 A 1 ABB
S3L250/R200 In = 140-200 A 1 ABB
6 Busbar Druseidt
Rated Current : 3720 A 4
Widht X Thickness : 200 mm x 10 mm
7 Kabel TR Kabelindo
2 roll
NYY 300 mm
RKS ini berisi tentang uraian deskripsi kerja ( Job Deskcription ) sebagai penjelasan
kepada pemborong mengenai hal-hal yang berkaitan dengan jalannya proyek.
1.1.Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor harus mengikuti segala aturan
dan standar yang berlaku dan dilengkapi dengan segala peralatan untuk
kesempurnaan operasi, kemudahan perawatan dan pengaturan, keamanan operasi
sistem sesuai dengan salah satu peraturan-peraturan yang ditulis di bawah ini :
a. ANSI, American National Standard Organization
b. ASME, American Society of Mechanical Engineer
c. ASTM, American Society of Testing of Material
d. BSI, British Standard Institute
e. DIN, Deutsche Institute for Normalization
f. FM, Factory Mutual
g. ISO, International Standard Organization
h. JIS, Japanese Industrial Standard
i. JES, Japanese Electronics Standard
j. NEC, National Electric Codes
k. PUIL, Peraturan Umum Instalasi Listrik
1.2.GAMBAR-GAMBAR
1.2.1. Gambar Perancangan
1.2.1.1. Yang dimaksud dengan gambar perancangan adalah gambar-gambar
yang menyertai buku ini, gambar-gambar penjelasan dan segala gambar-
gambar beserta addendumnya.
1.2.1.2. Kontraktor harus segera mempelajari gambar-gambar perancangan dan
secepatnya melaporkan, kepada manajemen kostruksi apabila terdapat
hal-hal yang dianggap harus jelas, dalam waktu tidak kurang dari 3
( tiga ) minggu setelah diadakan rapat prapelaksana.
1.2.1.3. Gambar-gambar dalam perancangan ini tidak dimaksudkan untuk
mencantumkan semua detail konstruksi detail pemasangan terutama
yang berhubungan dengan peralatan yang akan disediakan / dipasang
oleh kontraktor.
1.2.1.4. Walaupun demikian, kontraktor tetap harus tetap memasang peralatan
tersebut sesuai dengan praktek pelaksanaan terbaik yang memberikan
hasil yang terbaik, dalam hal ini kontraktor diharuskan membuat shop
drawing yang terinci untuk menjelaskan hal tersebut diatas.
1.2.1.5. Dalam hal ini keraguan yang ditimbulkan oleh kesalahan penggambaran
dan / ketidaksesuaian lain kontraktor harus mengajukan pertanyaaan
untuk mendapat penjelasan selambat-lambatnya 2 ( dua ) minggu
sebelum masalah tersebut terlibat dilapangan baik dalam arti
pemasangan ataupun pemesanan barang.
1.2.1.6. Ukuran-ukuran pokok dan pembagiannya, seluruhnya telah dicantumkan
pada gambar perancangan dimana ukuran-ukuran tersebut merupakan
ukuran-ukuran efektif.
1.2.2 Gambar kerja ( Shop Drawing )
1.2.2.1 Yang dimaksud dengan gambar kerja adalah gambar-gambar yang
dibuat oleh kontraktor, pemasok barang atau pihak-pihak lain yang
bertujuan menjelaskan cara pemasangan maupun cara penyambungan
dan lainnya pada saat pelaksanaan pekerjaan sedang berlangsung.
1.2.2.2 Sebelum kontraktor melaksanakan pekerjaan, kontraktor wajib membuat
gambar kerja untuk memperjelas dan sebagai gambar untuk pelaksanaan
dilapangan terdiri atas :
BIOTEKNOLOGI LIPI CIBINONG
1.2.2.3 Gambar-gambar, seperti :
Gambar perancangan
Gambar layout ruang Gardu
Gambar layout ruang genset
Dan gambar-gambar lainnya
1.2.2.4 Detail-detail, seperti :
Detail panel.
Detail pemasangan panel.
Detail pemasangan peralatan.
Detail-detail lain yang diperlukan.
1.2.2.5 Gambar-gambar lain yang diperlukan sesuai dengan pekerjaan yang
sedang dikerjakan.
1.2.3 Gambar-gambar kerja dibuat dengan berpedoman pada gambar perancangan,
spesifikasi teknik serta disesuaikan dengan kondisi lapangan yang sebenarnya,
sehingga tidak terjadi kesalahan dilapangan.
1.2.4 Gambar-gambar dibuat sebanyak tiga rangkap dan diserahkan kepada
manajemen konstruksi untuk diperiksa dan disahkan.
1.2.5 Kontraktor diwajibkan mengamati dan mengikuti tatacara pelaksanaan sesuai
yang tertulis pada peraturan-peraturan tersebut dan disesuaikan dengan bahan,
unit mesin atau peralatan yang dipasang.
1.2.6 Jika terjadi kesimpang siuran dalam hal standard yang harus diikuti, Kontraktor
harus melapor pada manajemen kostruksi untuk mendapat kejelasan tentang hal
tersebut.
1.2.7 Bila manajemen konstruksi tidak dapat mengambil keputusan maka pengambilan
keputusan akan diserahkan kepada instansi atau badan yang berwenang.
II. JAMINAN DAN GARANSI
Surat jaminan atau garansi
Kontraktor harus menyerahkan surat jaminan untuk mesin dari pabrik pembuat
mesin tersebut, sehingga dengan demikian kontraktor dengan jaminan tersebut,
dan atas jaminan yang dikeluarkan olehnya sendiri, wajib mengganti atau
memperbaiki setiap bagian yang rusak dan atau tidak berfungsi sebagai mana
mestinya.
Bila terjadi kerusakan atau ketidak sepurnaan kerja dari peralatan, unit mesin,
bagian dari unit mesin atau bagian dari peralatan selama masa jaminan / garansi,
kontraktor harus memperbaiki dengan biaya sendiri sampai peralatan atau unit
mesin tersebut dapat bekerja kembali secara baik dan benar.
Jaminan atas material peralatan dan unit mesin
Material yang diserahkan oleh kontraktor harus bebas dari kerusakan baik atas
kesalahan pabrik, kerusakan akibat kesalahan bahan, kesalahan akibat kesalahan
c. As-bilt drawings.
d. Kecerahan matahari : 95 %
Untuk kelancaran pekerjaan ini harus diadakan koordinasi dari seluruh bagian
yang terlibat didalam proyek ini.
Semua material yang disupply dan di pasang oleh kontraktor harus baru dan
material tersebut harus cocok untuk dipasang didaerah tropis. Material-material
heruslah produk dengan kwalitas baik dan produksi terbaru. Untuk material-
material yang disebut dibawah ini kontraktor harus menjamin bahwa barang
terebut adalah baik dan baru dan merupakan produk terbaru dari pabrik dengan
jalan menunjukkan surat order pengiriman dari dealer/agen/pabrik.
Daftar material yang diajukan pada waaktu penawaran ini adalah mengikat,
dan harus diajukan lengkap, tidak boleh sebagian-sebagian.
Apabila pada spesefikasi teknis ini disebutkan nama pabrik/merk dari satu
jenis bahan/komponen, maka kontaktor wajib menawarkan dan memasang sesuai
dengan yang ditentukan.
Jadi tidak ada alasan bagi kontaktor pada waktu pemasangan menyatakan
barang tersebut sudah tidak terdapat lagi dipasaran ataupun sukar didapat
dipasaran.
16.1.8 Substitusi
16.1.9 Contoh
16.1.10 Proteksi
Material dan peralatan yang mana mengalami kerusakan sebagai akibat dari
pemasangan yang ceroboh dan proteksi todak memadai tidak dapat diterima untuk
instalasi pada proyek.
16.1.12 Pengecatan
Seluruh rangka, penutup, cover plate dan pintu panel listrik keseluruhannya
harus diberi cat dasar atau prime coat dan diberi pelapis cat akhir (finishing paint).
Penentuan jenis warna dan dan merk cat, sebelumnya harus dimintakan
persetujuan pada Owner atau perencana.
Seluruh cabinet, panel listrik, pemutus daya (CB), saklar dan bagian-bagian
lainnya dari peralatan, jika tidak disebutkan dalam hal-hal lain, harus dibuatkan
papan nama untuk mengindikasikan/mengidentifikasikan/penggunaan/nama alat
tersebut. Papan nama harus terbuat dari plastik dengan huruf timbul. Untuk
keseluruhan, papan nama harus berukuran tinggi 1,5 inci (3,81cm) dengan lebar
seperlunya, dengan tinggi huruf 1,0 inci (2,54cm), untuk ukuran yang lebih kecil
dimana penutupnya terbatas gunakan 1,5 inci (3,81cm) tinggi dari plat.
Untuk wiring harus dilengkapi dengan nomor cable dan kode-kode lainnya
untuk memperjelas connection dan urutan kabel tersebut yang disesuaikan dengan
gambar wiring control dari panel tersebut.
16.1.17 Kebersihan
Lengkapi insert, sleeves dan perlengkapan lainnya bagi keprluan built-in dalam
beton atau pekerjaan konstruksi. Lengkap dengan keterangan mengenai
instruksinya, dimensi lay-out dan keperluan informasi lainnya bagi pekerjaan
instalasi yang seharusnya.
16.1.20 Gambar-gambar
Diartikan bahwa bila ada ketidaksesuaian teknis mapupun fisik maka hal ini
harus disampaikan secara tertulis 4 hari sebelum dilakukan penjelasan rencana
(aanwijzing). Bila hal ini tidak dilakukan, oleh Direksi Pengawas/Perencana di
lapangan dianggap sudah sesuai untuk/sebagai langkah pelaksanaan, dimana biaya
sudah dicakup pada unit price dari item tersebut.
Semua bagian metal dari peralatan listrik harus dihubungkan ke kabel tanah
(grounded/dibumikan) dan semua panel harus dibumikan dengan elektroda
tersendiri.
Titik netral (0) dari generator harus dibumikan secara terpisah, dan harus
dibumikan langsung (solidly grounded)
Pemborong akan melaksanakan peragaan dari semua sisitim yang diminta oleh
yang berwenang, yang sebelumnya telah disetujui/diperiksa lebih dahulu oleh
Direksi.
e. Semua bahan instalasi dan bahan peralatan sebelum dibeli atau dipesan
atau masuk ke proyek harus mendapat persetujuan dari Direksi terlebih
dahulu.
16.4.2 Pemasangan Peralatan
a. Panel-panel Listrik
1. Pasangan panel-panel sesuai dengan tempat yang telah ditentukan
pada gambar rencana kerja.
2. Semua kabel masuk / keluar panel dapat dilakuukan baik dari
bagian bawah ataupun bagian atas panel.
3. Semua badan panel harus diberi pentanahan menurut aturan PLN.
b. Kabel-kabel Feeder.
1. Sebelum kabel-kabel feeder dipasang, pemboronng harus membuat
gambar layout jalur-jalur kabel feeder serta membuat koordinatnya.
2. Kemudian pemborong memasang tanda-tanda pada jalyr-jalur kabel
tersebut dan harus mendapat persetujuan Direksi untuk menghindar.
Kemungkinan tabrakan dengan instalasi dan pekerjaan-pekerjaan lain.
3. Pemasangan kabel Feeder.
Kabel feeder terpasang dalam tanah minimum 100 cm
dibawah permukaan tanah dan bila digunakan jenis kabel NYY
harus digunakan pelindung pipa galvanis.
Seriap belokan kabel harus diperhitungkan radiusnya yang
minimal R = 15 X D, dimana D adalah diameter kabel tersebut.
Tidak diperkenankan melakukan penyambungan kabel
ditengah jalan.
Pada setiap ujung kabel sesampai dipanel atau peralatan
berilah kelebihan panjang secukupnya untuk menghindari kesulitan
bilamana terjadi penggeseran panel atau peralatan.
Terminal kabel harus selalu menggunakan sepatu kabel dan
isolasi penutup sepatu kabel.
c. Angkur, Kelos, Terobosan, Rangka, dan Rak Besi.
Semua pelaksanaan instalasi dan peralatan harus diuji supaya mencapai hasil
baik dan bekerja sempurna sesuai persyaratan LMK, PLN dan Pabrik.
16.6.1.1 Umum
16.6.2 Transformator
Standar
Transformator dibuat, di desain dan ditest berdasarkan salah satu standar
dibawah ini:
A. GENERAL CHARACTERISTICS
Design standars : IEC 76
Transformer type : Hermetically Sealed Totally Oil Filled
Service Condition : Indoor
Type of oil : Mineral Oil Class 1 acc. to IEC 296
Number of phase : 3 Phase
Frequency : 50 Hz
B. TECHNICAL SPECIFICATION
Capacity : 1000 kVA
Primary Voltage : 20 kV
Secondary Voltage : 0.4 kV
Vector Group : Dyn5
Cooling : ONAN
Temperature Rise Oil : 60 oC
- Winding : 65 oC
No load losses at nominal voltage : 1600 Watts
On load losses at principal tapping : 13000 Watts
Impedance voltage :5 %
Off load current at nominal voltage : 1.8 %
Temperature Insulation Class :A
Noise : 58 dB
Off Circuit Tapping value : +/-2.5%;+/-5%
C. INSULATION CLASS OF THE WINDINGS
Primary Secondary
Highest system voltage (kV) : 24 1.1
Impulse test voltage (kV) : 125 0
Applied test voltage (kV) : 50 3
D. EFFICIENCY AND VOLTAGE REGULATION
16.6.3.1. Umum
Tegangan : 400 V
Frekwensi : 50 Hz
Phasa :3
Busbar harus diberi lapisan heat shrink insulation dengan warna yang
sesuai dengan kode warna phasanya.
Busbar harus mampu menahan gangguan arus hubung singkat sampai
breaker memutus arus gangguan tersebut.
Kapasitas arus yang disarankan adalah seperti yang terlihat pada diagram
pada gambar tender.
Busbar harus dari jenis high grade Electrolyt copper dan diberi marking
sesuai dengan harga yang dipakai.
Busbar harus diberi support dan isolasi dengan isoplator jenis high
strength, non-tracking glass polyster material. Current density busbar tidak
boleh lebih dari 2.5 A/mm2
Ukuran busbar netral harus sama dengan busbar phasa.
Ukuran busbar pentanahan minimum 40 x 5 mm yang dipasang sepanjang
panel. Seluruh bagian logam yang tidak bertegangan dari panel harus
titanah kan dengan menghubungkan dengan busbar ini. Terminal pentanhan
eksternal akan dilengkapi untuk dihubungkan dengan busbar ini pada dua
titik melalui kabel konduktor.
Dropper busbar harus mempunyai kemampuan menahan arus hubung
singkat yang sama dengan busbar utama. Kemampuan arus beban adalah
lebih besar dari kapasitas breaker yang terhubung.
Luasan busbar pada semua titik harus seragam (uniform).
Busbar harus diberi spare lubang dan mur baut untuk kebutuhan
sambungan tembahan, min 20 % jumlah breaker terpasang.
16.6.3.6 Komponen-Komponen Panel
a. Circuit breaker harus dari jenis drow-out type dengan matching current
transformer dan solid state transformer unit
b. Solid state protection unit harus mempunyai inverse over current dan
short circuit dengan karakteristik yang bisa diatur pada basis waktu dari
arus.
c. Jumlah pole seperti terlihat pada gambar diagram basis
d. Mempunyai assesoris sebagai berikut :
BIOTEKNOLOGI LIPI CIBINONG
Motor operate spring charged operating mechanism yang dapat bekerja
pada supply 230 V AC, 1 phasa, 50 Hz
Handle untuk untuk charging spring dengan tangan.
Close open push button untuk operasi mekanis. Lengkapi gembok dan
kunci.
Spring charged discharged mechanical indicator
Key lock untuk posisi connected disconnected dan test.
Door interlock
Functional indicator lkuntuk posisi connected, disconnected dan test.
Indicator ON, OFF breaker.
Fasilitas gembok dalam posisi disconnected atau test lengkapi dengan
gembok dan kunci.
Fault trip indicator atau breaker reset push button.
Operation Counter
24 V DC shunt trip dan closing coil
4 NO + NC auxillary contact.
Safety shutter sisi busbar dan kabel dengan fasilitas gembik
ON, OFF, push button atau Trip Neutral Close Switch untuk operasi
elektrik.
Under Voltage Relay
Auto/Manual switch.
16.6.3.6.2 Moulded Case Circuit Breaker (MCCB)
MCB ini harus tertutup, jumlah pole dan rating arus sesuai gambar.
Karakteristik trip harus tipe C atau D, sesuai kebutuhan.
Minimum rating short circuit capacity harus 10 KA
16.6.3.6.5 Relay Proteksi
Bila tidak ada ketentuan lain, relay proteksi harus mengacu pada BS.
142
Pemilihan plug harus sedemikian rupa sehingga setting plug dapat
diubah dalam kondisi berbeban tanpa membuka current transformer ,
dan titik tapping arus yang paling tinggi secara otomatis harus dapat di
diseleksi bila olug dibuka.
Relay proteksi arus lebih harus mempunyai setting arus yang bias
diatur antara 50 % sampai dengan 200% dalam 7 step yang sama besar
dan setting waktu dari 0.1 s/d 1.0 pada step yang sama besar.
Relay arus lebih harus memilliki hal berikut :
o Arus pick-up 100-130 % setting plug.
o Arus reset tidak lebih kecil dari 90% setting plug.
o Operating time tidak lebih kecil dari 9.0 detik bila arus lebih
mencapai 130% aru setting plug dengan setting waktu 0.2 dan tidak
lebih kecil dari 16 detik dengan setting waktu 3.0.
Instantaneous high set over current protection harus terdiri dari 3 unit 1
phasa yang mempunyai continuously adjustable current rating antara
200% s/d 800% dari rating arus sekunder current transformer.
Relay harus terlindung dari debu dan terlindung dari binatang-binatang
kecil
Seluruh fuse switch dan isolating switch yang digunakan pada panel
utama harus sesuai dengan ketentuan BS 5419 dan BS 5486 Part 1 :
1986. semua kontak-kontaknya harus tertutup atau terbungkus penuh
dan mempunyai breking capacity pada manual operation seperti yang
ditentukan oleh standard yang berlaku.
Switch fuse harus direncanakan untuk pemakaian dangan HRC Fuse
Seluruh Fuse Switch atau isolating switch harus dari produk yang sama
yang produknya bias mengikuti kebutuhan spesifikasi.
Penggabungan beberapa merek dan tipe yang berbeda dari panel sangat
dilarang.
Moving contact yang dipasang harus bisa dibuka dengan mudah untuk
pengecekan dan perawatan
16.6.3.6.7. Fuse
16.6.3.7.1. Umum
Jenis Alat Ukur adalah Moving Iron dengan accuracy class 1.5.
Ukuran minimal 96 mm segi empat, flash mounted.
Seluruh meteran harus dilengkapi dengan kaca non-glare dan dari
pabrik yang sama.
16.6.3.7.2 Ammeter
Kelas akurasi dari Voltmeter harus 1.5 dan mempunyai skala tambhan.
Voltmeter harus mempunyai stelan mekanis ke nol.
Ketentuan lain harus sama dengan klausal pada Ammeter.
Mempunyai skala 0-500 Volt
Phasa selector switch harus dipasang pada masing-masing Voltmeter
untuk membaca tegangan phasa-kephasa dan phasa ke netral. Pada smbungan
setiap phasa ke Voltmeter harus dilengkapi sekring potensial. HRC lengkap
dengan catridge 2 Ampere.
KWH meter 3 phasa 4 kawat untuk panel utama dan panel distribusi
tiga phasa, satu phasa 3 kawat untuk kios kecil.
Untuk panel menggunakan tipe surface mounted dan untuk kios
menggunakan tipe wall mounted.
Untuk menggunakan power tiga phasa menggunakan double tarip
Tipe Moring Iron
Accuracy class power factor meter harus class 1. cocok untuk 3 phasa 4
wire, panjang skala 270 :
Current transformer harus dari jenis Straight Trough dan harus dari
Class B temperature rise, tegangan primer 600V.
Current transformer harus dari jenis Epoxy Resin Encapsulated dan
mampu menyediakan output yang diperlukan untuk mengoperasikan
semua VA beban alat proteksi atau alat ukur.
Current transformer harus memiliki lilitan primer yang tetap dan inti
solid yang tertutup dalam selubung cast resin.
Ranngkaian sekunder dari selubung setiap set current transformer
(RST-N) harus ditanahkan hanya pada satu titik. Artinya harus
dipersiapkan system yang bias memutuskan hubungan pentanahan
tersebut untuk kebutuhan testing.
Current transformer untuk pengukuran harus dihubungkan ke blok
terminal yang mudah dilepas pada saat pengetesan.
Klas akurasi Current Transformer tidak lebih kecil dari class 1 untuk
kebutuhan pengukuran dan class 5P1 untuk kebutuhan proteksi.
Current Transformer harus mampu dioperasikan tanpa mengalami
gangguan dengan open circuit disisi sekundernya dan beban penuh
disisi primernya.
Current Transformer harus dipasang pada posisi yang mudah untuk
diganti bila perlu tanpa membongkar peralatan-peralatan yang
didekatnya.
16.6.3.7.7 Ammeter Selector Switch
Dipasang dibagian depan panel, tipe rotary. Kontak buka tutup untuk
seleksi pengukuran phasa jelas tercntum pada switch, yaitu R-Y, Y-B,
R-N, Y-N,dan OFF.
Rating arus thermal kontak 6 amper : 220V,50 Hz.
16.6.3.8 Relay Kontrol dan Relay Bantu
Relay control dan relay Bantu harus memiliki standard BS 142 dan dari
tipe plug-in; untuk dipasang di rak, lengkap dengan socket penyambung kabel
dan angker pemasangan cepat. Switch dari relay harus double break. Mudah
dibuka untuk perawatan dan memilioki kapasitas rating arus yang cukup untuk
membawa beban yang terhubung.
1. Seluruh alat ukur dan peralatan harus secara emyakinkan terpasang dan
pemgkabelan bagian dalam yang ditarik harus sudah sesuai dengan
posisinya yang bias diakses untuk kebutuhan perawatan.
2. Kabel bagian dalam harus berisolasi PVC, diberi warna atau label atau
sleeve untuk diidentifikasi. Kabel control minimal berukuran 1. mm, kabel
tembaga dan harus diterminasi pada Kippon atau blok terminal sejenis
yang disetujui.
3. Bila control yang dipakai menggunakan battery supply, kabel DC secara
total dipisahkan dari system utama dan diberi selubung.
4. Seluruh terminal harus diberi tutup dan diberi label dan tanda-tanda
peringatan. Seluruh rangkaian dilengkapi dengan fuse yang bias dibuka
untuk fasilitas pengisolasian, perawatan dan pemeriksaan.
16.6.3.10 Labelling
1. Rating listrik Push Button Switch harus 500 V AC atau 250 V DC. Push
button untuk kebutuhan alarm harus mempunyai rating 2 A dan untuk
Kontrol rating 10 A.
2. Push Button harus dari tipe Flash Mounted, berbentuk bundar berdiameter
20 mm.
16.6.3.12. Sistem Pentanahan.
1. Blok terminal untuk kabel control mempunyai rating tidak kurang dari 20
A dan menggunakan baut.
2. Penempoatan blok terminal disesuai ka dengan arah kabel akan keluar.
3. Blok terminal yang berbeda tegangan harus dipiiiiisahkan, diberi label dan
dinding pemisah. Terminal harus dilengkapi dengan penutup transparan.
4. Harus disediakan cadangan terminal pada blok terminal kurang lebih 30
kebutuhan.
16.6.4 Panel Distribusi
Panel Distribusi adalah sub panel dari panel utama tegangan rendah
(LVMS).
Penel distribusi berfungsoi untuk secara langsung mensupply beban power
yang ada.
Panel distribusi harus memenuhi standard yang ada pada panel LVMSB.
Kompartment form mengacu pada form 2 IEC 439-1
16.6.5 Panel Kapasitor
Kapasitor
Kontaktor
Fuse
Power factor controller
16.6.5.1 Kapasitor
Untuk proteksi kapasitor terhadap gangguan arus hubung singkat atau arus
lebih digunakan fuse. Fuse harus dari tipe HRC, dengan rating tidak kurang
dari 1.7 kali rating arus kapasitor.
Power factor controller harus dari tipe digital, dan terdiri dari 12 step
controller.
Tipe pasangan wall mounted dapat distel dan dioperasikan dari depan.
System Busduct merupakan system saluran utama dari sumber daya yang
ada, baik dari PLN maupun sumber daya dari generator.
Busduct harus dari jenis copper conductor dengan rating sebagaimana telah
diunjukan pada gambar. Busduct sepenuhnya harus memenuhi spesifikasi
sebagai berikut :
1. Kabel tahan api harus kinduktor tembaga dan daya tahan terhadap api 1
jam
2. Kabel harus flame retardant, bias mati sendiri, tingkat asap rendah dan
tidak mengandung halogen.
3. Kabel tahan api harus dipasang sesuai instruksi pabrik
4. Kabel tahan api harus diikat dengan pengikat kabel stainless steel
5. Kabel tahan api harus mempunyai rating tegangan lebih dari 0.6/1 kV
dan harus mampu untuk system utama 50Hz
Selubung luar kabel tahan api harus berwarna coklat.
1. Jenis Conduit yang dipakai adalah PVC high impact, kecuali pada plant
room menggunakan conduit galvanis, diameter nominal minimum 20 mm
2. Bending pada conduit tidak boleh lebih kecil dari 90.
3. Sebelum memasukkan kabel, conduit harus bersih
4. Pull box atau joint Box harus disediakan pada interval tidak lebih dari 25m
untuk instalasi conduit meskipun tidak ada indikasi didalam gambar.
5. Fleksibel Conduit harus dipasang uintuk akhir sambungan keperalaatan
yang menimbulkan getaran.
9 Pek Pems Inst SDP 23,864,000 1.2 28,636,800 3 250,000 750,000 1.2 900,000 29,536,800
10 Pek Pems Inst AMF Set 75,980,000 1.2 91,176,000 4 250,000 1,000,000 1.2 1,200,000 92,376,000
1,140,529,20
11 Pek Pems Inst genset Set 950,441,000 1.2 0 4 250,000 1,000,000 1.2 1,200,000 1,141,729,200
12 Pek Pems Inst UPS Set 67,923,000 1.2 81,507,600 3 250,000 750,000 1.2 900,000 82,407,600
13 Pek Pems Grounding Set 55,712,000 1.2 66,854,400 5 250,000 1,250,000 1.2 1,500,000 68,354,400
TOTAL 2,574,465,602
TOTAL 3,508,992,002
Total = 3,508,992,002
PPN 10% = 350,899,200
3,859,891,202
Profit 13% = 501,785,856
4,361,677,058
Sequence of Events
Immediate Activity
1-2 A - 5
2-3 B A 6
2-4 C A 8
3-5 D B 8
4-5 E C 8
5-6 F D,E 6
5-7 G D,E 5
5-8 H D,E 3
6-9 I F 3
7-9 J G 3
8-9 K H 3
9-10 L I,J,K 36
9-11 M I,J,K 4
9-12 N I,J,K 4
11-13 O M 3
12-13 P N 3
10-14 Q L 5
13-14 R O,P 5
KETERANGAN AKTIVITAS
Gardu distribusi adalah suatu tempat /bangunan instalasi listrik yang di dalamnya
terdapat alat-alat : pemutus, penghubung, pengaman dan trafo distribusi untuk
mendistribusikan tegangan listrik sesuai dengan kebutuhan tegangan konsumen.
3. Menyalurkan / meneruskan tenaga listrik tegangan menegah ke gardu distribusi lainnya dan
gardu hubung.
Pada perancangan sistem distribusi 20 kV di Bioteknologi LIPI Cibinong ini secara umum
prinsip kerjanya tegangan medium voltage supply berasal dari PLN masuk ke cubicel
incoming, dalam cubicel incoming supply masuk ke circuit breaker komponen utama cubicel
incoming. Dari cubicel incoming kemudian masuk ke cubicel metering sebagai instrumen
arus dan tegangan, dalam cubicel metering terdapat potensio transformer (PT), current
transformer (CT), serta ammeter dan voltmeter. Dari cubicel metering kemudian masuk ke
cubicel outgoing dan keluarannya akan masuk ke primer transformer distribution.
DAFTAR PUSTAKA
http://diesa14luphi28.blogspot.com/2010/01/saluran-udara-tegangan-menengah-sutm.html
http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?
page=10&submit.x=23&submit.y=26&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe
BIOTEKNOLOGI LIPI CIBINONG
%2Fs1%2Felkt%2F2007%2Fjiunkpe-ns-s1-2007-23400087-10143-gajahmada_graha-
chapter5.pdf
http://pdf.directindustry.com/pdf/tab/busbar.html
http://www.directindustry.com/industrial-manufacturer/busbars-973/busbar-74019.html
http://dunia-listrik.blogspot.com/2009/05/lightning-arrester.html
http://dunia-listrik.blogspot.com/2009/01/transformator.html
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-8336-2203109014-bab%201.pdf
http://ferryxseven.blogspot.com/2011/01/pengertian-klasifikasi-gardu-induk.htm
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=pengaman%20untuk%20gardu
%20distribusi&source=web&cd=13&ved=0CCQQFjACOAo&url=http%3A%2F
%2Frusiyanto.files.wordpress.com
%2F2008%2F01%2Fmateri.doc&ei=Cq3ITuLoJYqzrAfT_oykDg&usg=AFQjCNF3cM0EvGf
jx-TNeziktCG1UhNmtw&cad=rja
http://www.habetec.com/news/22/Perbedaan-antara-Circuit-Breaker-Saklar-Fuse
http://www.marinenutz.com/products/Blue-Sea-150-Ampere-Common-BusBar-20-x-
8%252d32-Screw-Terminal.html
http://pdf.directindustry.com/pdf/ls-industrial-systems/pro-mec-series-vacuum-circuit-
breakers-part-3/Show/19851-3965-_9.html
http://pdf.directindustry.com/pdf/sarel/circuit-breakers-mf-sf6-insulated-12-
24kv/Show/13671-103107-_37.html
http://pdf.directindustry.com/pdf/tab/load-break-switch.html
http://pdf.directindustry.com/pdf/druseidt/busbars-non-ferrous-metal-working-and-
accessories/Show/19751-55506-_4.htmlhttp://dunia-listrik.blogspot.com/2008/10/jenis-jenis-
circuit-breaker-sakelar.html
http://riochandra42.blogspot.com/2011/03/gardu-distribusi.html
http://www.scribd.com/doc/38624866/GARDU-DISTRIBUSI
SNI, Amandemen 1 PUIL 2000, SNI 04-0225-2000/Amd 1-2006.
KATALOG KOMPONEN