Anda di halaman 1dari 49

JUDUL PENELITIAN

Kajian ground wire ACSR putus


pada SUTT UNGARAN - BAWEN

• Dedit Gunarso Putro

25 Februari 2016

1
PRESENTASI

1. PENDAHULUAN

2. TINJAUAN LITERATUR

3. METODOLOGI

4. PEMASANGAN GROUND WIRE SEBAGAI


PROTEKSI PETIR

5. PERCOBAAN PENGUJIAN DI LABORATORIUM

6. DISKUSI

7. KESIMPULAN

8. SARAN

2
PRESENTASI

1. PENDAHULUAN

2. TINJAUAN LITERATUR

3. METODOLOGI

4. PEMASANGAN GROUND WIRE SEBAGAI


PROTEKSI PETIR

5. PERCOBAAN PENGUJIAN DI LABORATORIUM

6. DISKUSI

7. KESIMPULAN

8. SARAN

3
PENDAHULUAN

PENDAHULUAN
 Kejadian putusnya ground wire SUTT Ungaran - Bawen yang menggunakan Aluminium
Conductor Steel Reinforce (ACSR) 70/12 mm² akibat sambaran petir menyebabkan PMT
150 kV IBT 1 & 2 trip sehingga pemadaman menimpa wilayah Ungaran dan sekitarnya.
 Penggunaan ACSR sebagai ground wire merupakan hal tidak lazim karena umumnya
ACSR digunakan secara luas sebagai konduktor saluran udara transmisi. Pada umumnya
jenis ground wire yang digunakan di PLN antara lain Galvanized Steel Wire (GSW) dan
Aluminium Clad Steel (AS).
 Penelitian ini menginvestivigasi putusnya ground wire ACSR 70/12 mm² pada SUTT
Ungaran – Bawen berdasarkan fakta di lapangan berupa konstruksi dan spesifikasi ACSR
70/12 mm² dan titik putusnya.
 Dilakukan uji lightning menggunakan metode IEC 60794-1-2 pada 3 jenis konduktor yang
umum digunakan di PLN dengan kondisi uji dan tension berbeda. Pengujian ini dilakukan
untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kerusakan ground wire ketika
tersambar petir dan mengevaluasi dampak sambaran petir pada ground wire berdasarkan
residu kekuatannya.

4
PRESENTASI

1. PENDAHULUAN

2. TINJAUAN LITERATUR

3. METODOLOGI

4. PEMASANGAN GROUND WIRE SEBAGAI


PROTEKSI PETIR

5. PERCOBAAN PENGUJIAN DI LABORATORIUM

6. DISKUSI

7. KESIMPULAN

8. SARAN

5
TINJAUAN LITERATUR

Gangguan petir pada saluran transmisi


 Gangguan petir pada saluran transmisi adalah gangguan akibat sambaran petir pada
saluran transmisi yang dapat menyebabkan terganggunya saluran transmisi dalam
menghantarkan daya listrik.
 1. Gangguan akibat sambaran langsung, yang terdiri dari :
a. Gangguan petir pada ground wire,
Sambaran petir yang langsung mengenai ground wire dapat mengakibatkan hal-hal
sebagai berikut:
1. Terputusnya kawat tanah. Arus yang besar menyebabkan panas yang tinggi
pada ground wire yang dapat melampaui kekuatan kawat untuk menahannya.
2.Naiknya potensial ground wire yang diikuti oleh backflashover ke kawat fasa.
Pada saat terjadi sambaran pada ground wire, dengan cepat potensialnya
naik mencapai nilai yang cukup tinggi sehingga dapat mengakibatkan
lompatan muatan listrik ke kawat fasa di dekatnya.
b. Gangguan petir pada kawat fasa akibat kegagalan perisaian.
Sambaran langsung mengenai kawat fasa mengakibatkan kenaikan tegangan tinggi
pada kawat fasa. Kenaikan tegangan yang cukup tinggi ini dapat menyebabkan
pecahnya isolator, kerusakan trafo tenaga dan pecahnya arrester.
2. Gangguan petir akibat sambaran tidak langsung atau sambaran induksi.
6
TINJAUAN LITERATUR

Ground wire sebagai pelindung saluran transmisi


 Ground wire adalah konduktor telanjang berada pada puncak / atas tower saluran
transmisi. Ground wire ini digunakan untuk melindungi jaringan dan menghadang
sambaran petir sebelum menyentuh konduktor jaringan dibawahnya. Pada umumnya
Ground wire konvensional tidak terlalu konduktif untuk membawa arus. Oleh karena
itu, Ground wire umumnya terbuat dari baja. Seiring perkembangan teknologi ground
wire juga harus berfungsi media konduktif untuk membawa arus gangguan ke tanah.

Sudut perisai pada menara transmisi


Besarnya sudut perisai dalam
prakteknya dipengaruhi oleh ketinggian
ground wire di atas kawat fasa.
Semakin tinggi ground wire maka sudut
perisaian semakin kecil yang berarti
kawat fasa semakin terlindung dari
sambaran langsung.

7
TINJAUAN LITERATUR

Perpatahan kawat baja akibat mekanik dan thermal dari sambaran petir
 1. Necking pada kawat akibat over tension [2]

 2. Melting point akibat overheat [3]

Tampak
depan
kawat
mengalami
Mekanisme melting
putus kawat dan putus
akibat overheat akibat
overheat

8
PRESENTASI

1. PENDAHULUAN

2. TINJAUAN LITERATUR

3. METODOLOGI

4. PEMASANGAN GROUND WIRE SEBAGAI


PROTEKSI PETIR

5. PERCOBAAN PENGUJIAN DI LABORATORIUM

6. DISKUSI

7. KESIMPULAN

8. SARAN

9
METODOLOGI

METODOLOGI
 Evaluasi putusnya ground wire ACSR pada
SUTT Ungaran Bawen ini menggunakan
data – data lapangan dan analisis
berdasarkan titik putusnya untuk
mengetahui penyebabnya.
 Penggunaan ACSR sebagai ground wire ini
tidak umum, maka pada penelitian ini
mengembangkan pengujian di skala
laboratorium untuk mengetahui dampak
sambaran petir pada material konduktor
ACSR, GSW dan AS

10
PRESENTASI

1. PENDAHULUAN

2. TINJAUAN LITERATUR

3. METODOLOGI

4. PEMASANGAN GROUND WIRE SEBAGAI


PROTEKSI PETIR

5. PERCOBAAN PENGUJIAN DI LABORATORIUM

6. DISKUSI

7. KESIMPULAN

8. SARAN

11
PEMASANGAN GROUND WIRE SEBAGAI PROTEKSI PETIR

Kondisi exsisting
Konstruksi ACSR
 Ground wire SUTT 150 kV Ungaran-Bawen 1
di tower 8 dan tower 9 yang terputus
menggunakan ACSR ukuran 70/12 mm²
mengikuti standar konstruksi SPLN 41-7:1981.
 Jumlah /Dia. Kawat AL=26/1,85
 Jumlah /Dia. Kawat ST=1/7,144

Data lapangan

 Kronologis kejadian gangguan


Pada hari Senin tanggal 20 Oktober 2014 pukul 17.05 WIB terjadi gangguan trip PMT 150 kV
IBT 1&2 GITET Ungaran dengan indikasi di announciator OCR (pada rele OCR/GFR
merk SEG MRI muncul led Ie>).
Dari hasil pengecekan di lapangan didapatkan kawat ground wire SUTT 150 kV Ungaran-
Bawen 1 di tower 8 dan tower 9 terputus.

12
PEMASANGAN GROUND WIRE SEBAGAI PROTEKSI PETIR

Ground wire terputus di


SUTT 150 kV Ungaran-
Bawen 1 di Tower 8 dan
tower 9

Ground wire membelit di traves tower 9


SUTT 150 kV Ungaran Bawen 1

13
PEMASANGAN GROUND WIRE SEBAGAI PROTEKSI PETIR

Putusnya ground wire ini mengenai


penghantar sebelahnya bersamaan
dengan lepasnya klem PMS Line
Bawen 1 fasa R.
Rele di GI Ungaran bay Bawen 2
bekerja dengan indikasi A-N Z1, FT1,
sedangkan rele distance bay Bawen 1
(merk sama) muncul VT fail di
announciator sehingga rele tersebut
block. Rele OCR penghantar kedua
line tersebut sama-sama starting fasa
R. Gangguan ter-clearkan oleh GFR
IBT 1&2, arus gangguan terbaca oleh
DFR Ametek GI Ungaran arah Bawen
1.2 sebesar 22 kA. Besar arus
gangguan tersebut menyebabkan
kerusakan klem PMS fasa R arah
Bawen 1 hingga terlepas.
Ground wire putus membelit kawat fasa R

14
PEMASANGAN GROUND WIRE SEBAGAI PROTEKSI PETIR

Data lapangan

 Kondisi Cuaca
Kondisi cuaca pada saat kejadian putusnya ground wire di SUTT Ungaran – Bawen pada
hari Senin tanggal 20 Oktober 2014 pukul 17.05 WIB hujan deras disertai petir sesuai
informasi laporan gangguan APP salatiga No 01/10/LG/APPSMRG/2014 bulan Oktober
2014.
 Dampak dari gangguan
1. PMT 150 kV IBT 1 & 2 trip dan yang ikut bus 1 sesuai dengan konfigurasi jaringan saat
gangguan.
2. Klem PMS Line 1 fasa R Ungaran-Bawen lepas.

15
PEMASANGAN GROUND WIRE SEBAGAI PROTEKSI PETIR

Evaluasi berdasarkan data di lapangan

 Investigasi terhadap konstruksi dan sifat


mekanis ACSR 70/12 mm²
Kajian konstruksi dan spesifikasi material
menunjukkan kesesuaian ACSR 70/12
mm² dengan standar SPLN 41-7:1981.
 Investigasi berdasarkan titik putusnya
kawat 1, 2, 4, 6 dan 7. Kawat 3 dan 5 jelas
terlihat fenomena necking akibat over
tension.
Foto dari data lapangan untuk titik
sambaran pada lapisan aluminium tidak Titik putus pada ujung sisi dekat tower 8 Ungaran
didapatkan, namun dari pemeriksanaan Bawen
visual didapatkan hasil bahwa sambaran
petir memutuskan kawat baja lapis. Hal ini
membuktikan bahwa sambaran petir
merusak lapisan aluminium (lapisan luar)
terlebih dahulu sebelum memutuskan
kawat baja lapis seng (lapisan dalam).
Sebagian lapisan aluminium dapat
dipastikan mengalami melting pada titik
16
sambaran
PEMASANGAN GROUND WIRE SEBAGAI PROTEKSI PETIR

Evaluasi berdasarkan data di lapangan


Dari Gambar tersebut bekas titik putus
pada ujung sisi dekat tower T9 Ungaran
Bawen sulit dianalisa, karena gambar
hanya menunjukkan ujung kawat yang
tercerai berai baik lapisan aluminium
maupun baja lapis seng.
Untuk menginvestigasi dampak dan
kemampuan ketahanan ground wire
terhadap sambaran petir terkait kasus
tersebut diatas, maka pada penelitian ini
diiuji berbagai jenis ground wire pada skala
laboratorium. Titik putus pada ujung sisi dekat tower 9 Ungaran - Bawen

17
PRESENTASI

1. PENDAHULUAN

2. TINJAUAN LITERATUR

3. METODOLOGI

4. PEMASANGAN GROUND WIRE SEBAGAI


PROTEKSI PETIR

5. PERCOBAAN PENGUJIAN DI LABORATORIUM

6. DISKUSI

7. KESIMPULAN

8. SARAN

18
PERCOBAAN PENGUJIAN DI LABORATORIUM

Pengujian sambaran petir pada konduktor

Lokasi :
Lightning test di Laboratorium Hubung Singkat
Non Electrical test / Mechanical test di
Laboratorum Tegangan Rendah /LKAPP
Metode uji :
IEC 60794-1-2 Optical fibre cables –Part 1-2 :
Generic specification –Basic optical cable
test procedures

Sampel uji
 ACSR 70/12 mm²,
 GSW 55 mm² dan
 AS 55
Pengujian ini dilakukan pada kondisi arus
sambaran dan tension/tarikan konduktor
yang bervariasi

19
PERCOBAAN PENGUJIAN DI LABORATORIUM

Pengaturan uji sambaran petir

 Pengujian harus dilakukan pada bagian


titik tengah dari sampel. Panjang sampel
harus minimal 1 meter antar klem
anchoring
 Elektrode terdiri dari tembaga atau rod
besi harus diposisikan diatas sampel uji.
Elektroda dan kabel metalik harus
terhubung melalui metal fuse.
 Beban tarikan yang diberikan pada
sampel uji harus EDS (Every day stress),
5% sampai 15% dari RTS (rated tensile
stress).

20
PERCOBAAN PENGUJIAN DI LABORATORIUM

Prosedur

 parameter uji kelas 2 dan kelas 3


 Suhu awal benda uji sekitar 23 °C ±5 °C
 Elektrode yang digunakan berbahan logam dan
ujungnya dibentuk runcing sehingga
mempercepat terjadinya Arc. Posisi elektrode
diletakkan tegak lurus dengan sampel uji
berjarak 2 cm.
 fuse yang digunakan adalah sebuah kawat
tembaga dengan diameter 0,25 mm

21
PERCOBAAN PENGUJIAN DI LABORATORIUM

Evaluasi hasil uji sambaran petir pada ACSR 70/12 mm², GSW 55mm² dan AS 55mm².

 Ketahanan ground wire terhadap sambaran petir tidak hanya tergantung pada material,
konduktivitas dan diameter kawat pada lapisan luar kawat tanah, tetapi juga tension load
yang diterapkan, teknik pilinan, komposisi struktur kawat tanah, dan tingkat kerapatan
petir, dan lain-lain [5].

Hasil karakteristik berdasarkan


jumlah kawat putus pada kondisi
tension dan Charge transfer
berbeda diperoleh data yang tidak
beraturan sehingga sulit untuk
dianalisa. Hal ini karena jumlah
kawat putus belum
mendeskripsikan kekuatan
mekanis sesungguhnya
Evaluasi selanjutnya tidak hanya
berdasarkan jumlah kawat putus
namun mempertimbangkan residu
kekuatan mekanis.

22
PERCOBAAN PENGUJIAN DI LABORATORIUM

Evaluasi

 Berdasarkan evaluasi residu


kekuatan dapat disimpulkan bahwa
semakin tinggi tension dan charge
transfer yang diaplikasikan pada
ground wire maka dapat
memperburuk dampak sambaran
arus petir.

23
PERCOBAAN PENGUJIAN DI LABORATORIUM

24
PERCOBAAN PENGUJIAN DI LABORATORIUM

Untuk memberikan rekomendasi kepada PLN tentang pemilihan ground wire yang
tepat, maka penelitian ini selanjutnya membahas komparasi performance terhadap
ketiga ground wire didasarkan perbandingan residu kekuatan dengan kekuatan
awal sebelum disambar.

Evaluasi prosentase residu kekuatan 3 jenis ground wire pada 4 kondisi uji
didapatkan hasil bahwa urutan dari terendah ke tertinggi performance 3 jenis
ground wire sebagai berikut ACSR 70/12 mm², GSW 55 mm², AS 55 mm².

25
PERCOBAAN PENGUJIAN DI LABORATORIUM

AS 55 mm² memiliki daya ketahanan tertinggi


terhadap dampak arus petir dibandingkan dengan
2 jenis ground wire lainnya.
Karakteristik spesifikasi AS 55 mm² terdiri dari
kawat baja berlapis aluminium merupakan
kombinasi konduktivitas 20,3% IACS, anti korosi
dan kekuatan mekanis tinggi.
Lapis aluminium ini berkonduktivitas lebih baik
dibandingkan lapisan seng pada GSW 55 mm².
Konduktivitas ini dapat membantu mengalirkan
arus petir ke tanah sehingga dapat mengurangi
panas / temperature rise yang ditimbulkan arus
petir [9].
Selain itu lapis aluminium pada kawat baja ini
dapat difungsikan sebagai anti korosi di udara
atmosfer.

26
PERCOBAAN PENGUJIAN DI LABORATORIUM

GSW 55 mm² dapat juga dijadikan alternatif


dalam pemilihan ground wire dengan daya
ketahanan mekanik tinggi walaupun daya
ketahanan ini lebih rendah dibandingkan AS 55
mm².
Permasalahan utama dalam pemakaian GSW
55 mm² yakni kerentanan terhadap korosi. Dalam
hal pemilihan grease yang tepat harus
dipertimbangkan kondisi level polusi udara.

27
PERCOBAAN PENGUJIAN DI LABORATORIUM

ACSR 70/12 mm² memiliki daya ketahanan


mekanis terendah dari 2 jenis ground wire yang
diatas.
Dari hasil evaluasi prosentase residu kekuatan
pada 200C dan 15%RTS didapatkan nilai
prosentase residu kekuatan tersisa 52,74% dari
kekuatan awal sehingga sangat rentan akan
potensi putus saat disambar arus petir. Hal ini
diperburuk dengan kondisi sesungguhnya
pemasangan di lapangan dimana tension lebih
besar dari 15% RTS.
Mempertimbangkan hal tersebut maka tidak
direkomendasikan untuk penggunaan ACSR
70/12 mm² sebagai ground wire.

28
PRESENTASI

1. PENDAHULUAN

2. TINJAUAN LITERATUR

3. METODOLOGI

4. PEMASANGAN GROUND WIRE SEBAGAI


PROTEKSI PETIR

5. PERCOBAAN PENGUJIAN DI LABORATORIUM

6. DISKUSI

7. KESIMPULAN

8. SARAN

29
DISKUSI

Berdasarkan dari data lapangan maka sambaran petir yang terjadi di antara tower
8 – tower 9 mengakibatkan kerusakan kawat baja ( lapisan dalam ) ACSR 70/12
mm² dan lapisan aluminium (lapisan luar) meleleh. Bukti sambaran petir ini
didapatkan dari adanya jejak arc pada titik putusnya. Selain itu berdasarkan
investigasi dan analisa hasil pengujian, proses putusnya ACSR 70/12 mm² akibat
sambaran petir dapat diperkirakan sebagai berikut :

1. Pada saat kejadian putusnya kawat ACSR terjadi hujan deras disertai petir.
Petir menyambar ground wire pada tower T8-T9 SUTT Ungaran – Bawen.
Arus petir yang besar dengan durasi singkat menimbulkan panas (I²t)
menyebabkan kerusakan pada kawat tanah.

2. Arus petir menyebabkan Arc / busur dengan suhu yang sangat tinggi pada
lapisan aluminium. Beberapa kawat aluminium melting, karena Arc tersebut.
Kerusakan juga dirasakan lapisan kawat baja lapis seng dibawahnya pada
waktu yang sama.

30
DISKUSI

3. Akibat dari arus petir, ACSR 70/12 mm² tidak langsung putus walaupun
sebanyak 5 kawat baja lapis seng telah putus. Kekuatan ACSR 70/12 mm² yang
tersisa sekitar kurang dari 28,57% dari nilai awal (kawat no 3 dan 5). Akibat aksi
berat ACSR 70/12 mm², tiupan angin yang kuat dan vibrasi/hentakan akibat
efek mekanik dari sambaran arus petir kawat tanah, maka kawat baja lapis
seng yang tersisa (2 kawat) tidak mampu menahannya.

4. Beberapa waktu kemudian ACSR 70/12 mm² sepenuhnya putus dan jatuh
menyentuh fasa R SUTT Ungaran-Bawen dan menyebabkan PMT 150 kV IBT 1
& 2 trip.

Untuk itu berdasarkan hasil evaluasi prosentase residu kekuatan ground wire
maka ground wire jenis AS 55 mm² menjadi prioritas utama untuk digunakan diikuti
ground wire jenis GSW 55 mm² sedangkan ACSR 70/12 mm² tidak
direkomendasikan.

31
PRESENTASI

1. PENDAHULUAN

2. TINJAUAN LITERATUR

3. METODOLOGI

4. PEMASANGAN GROUND WIRE SEBAGAI


PROTEKSI PETIR

5. PERCOBAAN PENGUJIAN DI LABORATORIUM

6. DISKUSI

7. KESIMPULAN

8. SARAN

32
KESIMPULAN

a) Putusnya ground wire ACSR 70/12 mm² pada SUTT Ungaran – Bawen
disebabkan oleh sambaran petir. Arus petir menyebabkan Arc / busur dengan
suhu yang sangat tinggi pada lapisan aluminium; dan beberapa kawat
aluminium melting karena Arc tersebut. Kerusakan juga dirasakan lapisan
kawat baja lapis seng dibawahnya pada waktu yang sama. Akibat sambaran
petir tersebut, ACSR 70/12 mm² tidak langsung putus. Kekuatan tersisa
sekitar kurang dari 28,57% dari nilai awal. Akibat aksi berat ACSR 70/12 mm²,
tiupan angin yang kuat dan vibrasi/hentakan akibat efek mekanik dari
sambaran petir, maka kawat baja lapis seng yang tersisa (2 kawat) tidak
mampu menahannya sehingga kejadian putusnya ground wire tidak dapat
dihindarkan.

b) Hasil evaluasi uji ketahanan terhadap sambaran petir berdasarkan prosentase


residu kekuatan terhadap 3 jenis konduktor didapatkan hasil bahwa urutan
dari terendah ke tertinggi performance 3 jenis konduktor sebagai berikut
ACSR 70/12 mm², GSW 55 mm², AS 55 mm².

c) Berdasarkan hasil uji lightning didapatkan hasil bahwa semakin tinggi tension
dan charge transfer yang diaplikasikan pada ground wire maka memperburuk
dampak sambaran petir. Hal ini ditandai dari penurunan residu kekuatan pada
3 jenis konduktor tersebut. 33
PRESENTASI

1. PENDAHULUAN

2. TINJAUAN LITERATUR

3. METODOLOGI

4. PEMASANGAN GROUND WIRE SEBAGAI


PROTEKSI PETIR

5. PERCOBAAN PENGUJIAN DI LABORATORIUM

6. DISKUSI

7. KESIMPULAN

8. SARAN

34
SARAN

a) Berdasarkan hasil evaluasi prosentase kekuatan residu terhadap 3 jenis kawat


tanah, pemilihan ground wire untuk penggantian ground wire yang putus
menjadikan ground wire jenis AS 55 mm² menjadi prioritas pilihan utama diikuti
ground wire jenis GSW 55 mm² sebagai alternatif kedua.

b) ACSR 70/12 mm² tidak direkomendasikan untuk ground wire. Hal ini
berdasarkan hasil evaluasi prosentase residu kekuatan pada 200 Coulomb dan
15%RTS didapatkan nilai prosentase residu kekuatan tersisa 52,74% dari
kekuatan awal sehingga sangat rentan akan potensi putus saat disambar petir.
Potensi masalah akan bertambah dengan kondisi sesungguhnya pemasangan
di lapangan dimana tension lebih besar dari 15% RTS.

35
REFERENSI

[1] Abduh, Syamsir, “Analisis Gangguan Petir Akibat Sambaran Langsung


pada Saluran Transmisi Tegangan Ekstra Tinggi 500 kV”, Jetri, Vol 8, Februari
2009.

[2] Dr. Ir. Akhmad Herman Yuwono, M.Phil.Eng,” Buku Panduan Praktikum
Karakterisasi Material 1 Pengujian Merusak (Destructive Testing)”, Departemen
Metalurgi Dan Material Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009

[3] Huang Junhua, Chen Xihao, Xu Jun, “Investigation and Analysis of an OPGW
Lightning Strike Incident”, Proceedings of the 58th International Wire & Cable
Symposium.

[4] M. G. Alvin, C. Portela, A. R. Nobrega, “ The importance of reliable


measurements of lightning currents to electric power companies”, 19th
International lightning detection conference and 1st international lightning
meteorology conference, April 2006.

36
REFERENSI

[5] Xie Shu-Hong and Yang Ri-Sheng, “Study of OPGW Performance against
Lightning Strikes in UHV Transmission Lines”, Proceedings of the 58th International
Wire & Cable Symposium page 393.

[6] Munehisa Yokoya, Yukio Katsuragi, Yutaka Goda, Yutaka Nagata, Yuji Asano, “
Development of lightning-resistant overhead ground wire”, IEEE transactions on
Power Delivery, Vol. 9, No. 3, July 1994.

[7] M.G.Alvin, A.O. Silva, B.S.L Moreira, D.B.Niedu, C.F.Loewenthal, C.Falqueiro,


“Improved performance of OPGW under lighting discharges in brazilian regions with
a high keraunic level”, Proceedings of Cigre B2-316, 2004.

[8] Leonid gurevich, vladimir danenko, Dmitry pronichev, “ Temperature and currnet
density simulation in overhead ground-wire cable with fiber cable (OPGW) under
short circuit current passage”, Proceedings of Cigre, Grid control.

[9] Sedat Karabay, Ersin Asım Güven, Alpay Tamer Ertürk, “Enhancement on Al–
Mg–Si alloys against failure dueto lightning arc occurred in energy transmission
lines”, journal Engineering Failure Analysis 31 page 153–160, 2013

37
Thank you

38
OPGW DESIGN FORMULA = 5+5

Five enemies: Five parameters:


• Water Penetration • Breaking Load
• Mechanic tension • Short Circuit
• Lightning • Diameter
• Corrosion • Weight
• Heat • Number of fibres

39
1. WATER PENETRATION: HOW TO PROTECT THE FIBRES ?

Tapes Plastic tube • The properties of the optical fibres


are severely affected by the hydrogen
contained in the water.

• The OPGW design must block the


water penetration both in radial and
transversal directions.

• During installation, the cable is


affected by longitudinal, radial and
twisting forces.

Welded tube: AL or Steel • The optimal solution has to be:


Extruded aluminum Tube
• Seamless
• Robust
• Highly crush resistant
• A perfect barrier to avoid the water
penetration in the short and long term.

40
2. TENSION IN THE CABLE: FIBER STRAIN MARGIN

Cable without
Cable
strain under
strain
Fiber extra-length Prysmian Loose Tube Protection

Loose tube offers


OPGW the OPGW with
% Strain

OF Other
Constructions
the highest fiber
Pirelli Loose Tube strain margin

0% % UTS 100 %

41
3. LIGHTNING: OPTIMAL OPGW CONFIGURATION

AL tube is better than Steel tube. Why?

• Because AL tube has lower electrical and thermal impedance to lightning


current. As a consequence, the local temperature at the strike point is
lower than the melting temperature for charge transference levels larger
than 300C.

• For Stainless Steel Tube (STT) cables and lightning levels above 200C, the
tube perforates and fibers remain exposed to environment. The burning of
the jelly causes fiber weakness which can lead to a fiber failure after
aeolian vibrations.

42
300 C ON STAINLESS STEEL

43
100 C ON STAINLESS STEEL

44
REAL FIELD LIGHTNING EFFECTS IN CHINA

45
300 C ON ALUMINIUM TUBE

46
CONCLUSION

• With the same level of current passing through the metal, stainless steel
heats much more than Aluminum because of its lower electrical
conductivity, 25 times lower.

• Aluminum is an excellent conductor of heat, 15 times better than


stainless steel, for this reason, dissipates heat faster.

• The consequence is that being melting point of aluminum less than half
of the steel, with the same level of current, stainless steel melts while
aluminum doesn’t.

• Consequently, optical core protected by aluminum tube is exposed to a


much more lower temperature, hence aluminum protects much better
optical core and fibers than stainless steel, both in short and long period
of time, making the system more reliable.

47
4. CORROSION: GALVANIC PAIR

Corrosion tests results


Zone where the aluminum of the
ACS strands has completely
disappeared as a consequence of
the corrosion of the less noble
metal, in this case aluminum
when in contact with stainless
steel

48
5. SHORTCIRCUIT PROTECTION: TEMPERATURE BARRIER

250

T e m p e r a tu r e (d e g )
200

150
M e ta llic c o m p o n e n t

100 F ib e r

50

0
10

20

30

40

50

60

70

80

90
0

T im e (se c )

In Al Tube constructions, fiber temperature is always far bellow


aluminum tube temperature

49

Anda mungkin juga menyukai