25 Februari 2016
1
PRESENTASI
1. PENDAHULUAN
2. TINJAUAN LITERATUR
3. METODOLOGI
6. DISKUSI
7. KESIMPULAN
8. SARAN
2
PRESENTASI
1. PENDAHULUAN
2. TINJAUAN LITERATUR
3. METODOLOGI
6. DISKUSI
7. KESIMPULAN
8. SARAN
3
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Kejadian putusnya ground wire SUTT Ungaran - Bawen yang menggunakan Aluminium
Conductor Steel Reinforce (ACSR) 70/12 mm² akibat sambaran petir menyebabkan PMT
150 kV IBT 1 & 2 trip sehingga pemadaman menimpa wilayah Ungaran dan sekitarnya.
Penggunaan ACSR sebagai ground wire merupakan hal tidak lazim karena umumnya
ACSR digunakan secara luas sebagai konduktor saluran udara transmisi. Pada umumnya
jenis ground wire yang digunakan di PLN antara lain Galvanized Steel Wire (GSW) dan
Aluminium Clad Steel (AS).
Penelitian ini menginvestivigasi putusnya ground wire ACSR 70/12 mm² pada SUTT
Ungaran – Bawen berdasarkan fakta di lapangan berupa konstruksi dan spesifikasi ACSR
70/12 mm² dan titik putusnya.
Dilakukan uji lightning menggunakan metode IEC 60794-1-2 pada 3 jenis konduktor yang
umum digunakan di PLN dengan kondisi uji dan tension berbeda. Pengujian ini dilakukan
untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kerusakan ground wire ketika
tersambar petir dan mengevaluasi dampak sambaran petir pada ground wire berdasarkan
residu kekuatannya.
4
PRESENTASI
1. PENDAHULUAN
2. TINJAUAN LITERATUR
3. METODOLOGI
6. DISKUSI
7. KESIMPULAN
8. SARAN
5
TINJAUAN LITERATUR
7
TINJAUAN LITERATUR
Perpatahan kawat baja akibat mekanik dan thermal dari sambaran petir
1. Necking pada kawat akibat over tension [2]
Tampak
depan
kawat
mengalami
Mekanisme melting
putus kawat dan putus
akibat overheat akibat
overheat
8
PRESENTASI
1. PENDAHULUAN
2. TINJAUAN LITERATUR
3. METODOLOGI
6. DISKUSI
7. KESIMPULAN
8. SARAN
9
METODOLOGI
METODOLOGI
Evaluasi putusnya ground wire ACSR pada
SUTT Ungaran Bawen ini menggunakan
data – data lapangan dan analisis
berdasarkan titik putusnya untuk
mengetahui penyebabnya.
Penggunaan ACSR sebagai ground wire ini
tidak umum, maka pada penelitian ini
mengembangkan pengujian di skala
laboratorium untuk mengetahui dampak
sambaran petir pada material konduktor
ACSR, GSW dan AS
10
PRESENTASI
1. PENDAHULUAN
2. TINJAUAN LITERATUR
3. METODOLOGI
6. DISKUSI
7. KESIMPULAN
8. SARAN
11
PEMASANGAN GROUND WIRE SEBAGAI PROTEKSI PETIR
Kondisi exsisting
Konstruksi ACSR
Ground wire SUTT 150 kV Ungaran-Bawen 1
di tower 8 dan tower 9 yang terputus
menggunakan ACSR ukuran 70/12 mm²
mengikuti standar konstruksi SPLN 41-7:1981.
Jumlah /Dia. Kawat AL=26/1,85
Jumlah /Dia. Kawat ST=1/7,144
Data lapangan
12
PEMASANGAN GROUND WIRE SEBAGAI PROTEKSI PETIR
13
PEMASANGAN GROUND WIRE SEBAGAI PROTEKSI PETIR
14
PEMASANGAN GROUND WIRE SEBAGAI PROTEKSI PETIR
Data lapangan
Kondisi Cuaca
Kondisi cuaca pada saat kejadian putusnya ground wire di SUTT Ungaran – Bawen pada
hari Senin tanggal 20 Oktober 2014 pukul 17.05 WIB hujan deras disertai petir sesuai
informasi laporan gangguan APP salatiga No 01/10/LG/APPSMRG/2014 bulan Oktober
2014.
Dampak dari gangguan
1. PMT 150 kV IBT 1 & 2 trip dan yang ikut bus 1 sesuai dengan konfigurasi jaringan saat
gangguan.
2. Klem PMS Line 1 fasa R Ungaran-Bawen lepas.
15
PEMASANGAN GROUND WIRE SEBAGAI PROTEKSI PETIR
17
PRESENTASI
1. PENDAHULUAN
2. TINJAUAN LITERATUR
3. METODOLOGI
6. DISKUSI
7. KESIMPULAN
8. SARAN
18
PERCOBAAN PENGUJIAN DI LABORATORIUM
Lokasi :
Lightning test di Laboratorium Hubung Singkat
Non Electrical test / Mechanical test di
Laboratorum Tegangan Rendah /LKAPP
Metode uji :
IEC 60794-1-2 Optical fibre cables –Part 1-2 :
Generic specification –Basic optical cable
test procedures
Sampel uji
ACSR 70/12 mm²,
GSW 55 mm² dan
AS 55
Pengujian ini dilakukan pada kondisi arus
sambaran dan tension/tarikan konduktor
yang bervariasi
19
PERCOBAAN PENGUJIAN DI LABORATORIUM
20
PERCOBAAN PENGUJIAN DI LABORATORIUM
Prosedur
21
PERCOBAAN PENGUJIAN DI LABORATORIUM
Evaluasi hasil uji sambaran petir pada ACSR 70/12 mm², GSW 55mm² dan AS 55mm².
Ketahanan ground wire terhadap sambaran petir tidak hanya tergantung pada material,
konduktivitas dan diameter kawat pada lapisan luar kawat tanah, tetapi juga tension load
yang diterapkan, teknik pilinan, komposisi struktur kawat tanah, dan tingkat kerapatan
petir, dan lain-lain [5].
22
PERCOBAAN PENGUJIAN DI LABORATORIUM
Evaluasi
23
PERCOBAAN PENGUJIAN DI LABORATORIUM
24
PERCOBAAN PENGUJIAN DI LABORATORIUM
Untuk memberikan rekomendasi kepada PLN tentang pemilihan ground wire yang
tepat, maka penelitian ini selanjutnya membahas komparasi performance terhadap
ketiga ground wire didasarkan perbandingan residu kekuatan dengan kekuatan
awal sebelum disambar.
Evaluasi prosentase residu kekuatan 3 jenis ground wire pada 4 kondisi uji
didapatkan hasil bahwa urutan dari terendah ke tertinggi performance 3 jenis
ground wire sebagai berikut ACSR 70/12 mm², GSW 55 mm², AS 55 mm².
25
PERCOBAAN PENGUJIAN DI LABORATORIUM
26
PERCOBAAN PENGUJIAN DI LABORATORIUM
27
PERCOBAAN PENGUJIAN DI LABORATORIUM
28
PRESENTASI
1. PENDAHULUAN
2. TINJAUAN LITERATUR
3. METODOLOGI
6. DISKUSI
7. KESIMPULAN
8. SARAN
29
DISKUSI
Berdasarkan dari data lapangan maka sambaran petir yang terjadi di antara tower
8 – tower 9 mengakibatkan kerusakan kawat baja ( lapisan dalam ) ACSR 70/12
mm² dan lapisan aluminium (lapisan luar) meleleh. Bukti sambaran petir ini
didapatkan dari adanya jejak arc pada titik putusnya. Selain itu berdasarkan
investigasi dan analisa hasil pengujian, proses putusnya ACSR 70/12 mm² akibat
sambaran petir dapat diperkirakan sebagai berikut :
1. Pada saat kejadian putusnya kawat ACSR terjadi hujan deras disertai petir.
Petir menyambar ground wire pada tower T8-T9 SUTT Ungaran – Bawen.
Arus petir yang besar dengan durasi singkat menimbulkan panas (I²t)
menyebabkan kerusakan pada kawat tanah.
2. Arus petir menyebabkan Arc / busur dengan suhu yang sangat tinggi pada
lapisan aluminium. Beberapa kawat aluminium melting, karena Arc tersebut.
Kerusakan juga dirasakan lapisan kawat baja lapis seng dibawahnya pada
waktu yang sama.
30
DISKUSI
3. Akibat dari arus petir, ACSR 70/12 mm² tidak langsung putus walaupun
sebanyak 5 kawat baja lapis seng telah putus. Kekuatan ACSR 70/12 mm² yang
tersisa sekitar kurang dari 28,57% dari nilai awal (kawat no 3 dan 5). Akibat aksi
berat ACSR 70/12 mm², tiupan angin yang kuat dan vibrasi/hentakan akibat
efek mekanik dari sambaran arus petir kawat tanah, maka kawat baja lapis
seng yang tersisa (2 kawat) tidak mampu menahannya.
4. Beberapa waktu kemudian ACSR 70/12 mm² sepenuhnya putus dan jatuh
menyentuh fasa R SUTT Ungaran-Bawen dan menyebabkan PMT 150 kV IBT 1
& 2 trip.
Untuk itu berdasarkan hasil evaluasi prosentase residu kekuatan ground wire
maka ground wire jenis AS 55 mm² menjadi prioritas utama untuk digunakan diikuti
ground wire jenis GSW 55 mm² sedangkan ACSR 70/12 mm² tidak
direkomendasikan.
31
PRESENTASI
1. PENDAHULUAN
2. TINJAUAN LITERATUR
3. METODOLOGI
6. DISKUSI
7. KESIMPULAN
8. SARAN
32
KESIMPULAN
a) Putusnya ground wire ACSR 70/12 mm² pada SUTT Ungaran – Bawen
disebabkan oleh sambaran petir. Arus petir menyebabkan Arc / busur dengan
suhu yang sangat tinggi pada lapisan aluminium; dan beberapa kawat
aluminium melting karena Arc tersebut. Kerusakan juga dirasakan lapisan
kawat baja lapis seng dibawahnya pada waktu yang sama. Akibat sambaran
petir tersebut, ACSR 70/12 mm² tidak langsung putus. Kekuatan tersisa
sekitar kurang dari 28,57% dari nilai awal. Akibat aksi berat ACSR 70/12 mm²,
tiupan angin yang kuat dan vibrasi/hentakan akibat efek mekanik dari
sambaran petir, maka kawat baja lapis seng yang tersisa (2 kawat) tidak
mampu menahannya sehingga kejadian putusnya ground wire tidak dapat
dihindarkan.
c) Berdasarkan hasil uji lightning didapatkan hasil bahwa semakin tinggi tension
dan charge transfer yang diaplikasikan pada ground wire maka memperburuk
dampak sambaran petir. Hal ini ditandai dari penurunan residu kekuatan pada
3 jenis konduktor tersebut. 33
PRESENTASI
1. PENDAHULUAN
2. TINJAUAN LITERATUR
3. METODOLOGI
6. DISKUSI
7. KESIMPULAN
8. SARAN
34
SARAN
b) ACSR 70/12 mm² tidak direkomendasikan untuk ground wire. Hal ini
berdasarkan hasil evaluasi prosentase residu kekuatan pada 200 Coulomb dan
15%RTS didapatkan nilai prosentase residu kekuatan tersisa 52,74% dari
kekuatan awal sehingga sangat rentan akan potensi putus saat disambar petir.
Potensi masalah akan bertambah dengan kondisi sesungguhnya pemasangan
di lapangan dimana tension lebih besar dari 15% RTS.
35
REFERENSI
[2] Dr. Ir. Akhmad Herman Yuwono, M.Phil.Eng,” Buku Panduan Praktikum
Karakterisasi Material 1 Pengujian Merusak (Destructive Testing)”, Departemen
Metalurgi Dan Material Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
[3] Huang Junhua, Chen Xihao, Xu Jun, “Investigation and Analysis of an OPGW
Lightning Strike Incident”, Proceedings of the 58th International Wire & Cable
Symposium.
36
REFERENSI
[5] Xie Shu-Hong and Yang Ri-Sheng, “Study of OPGW Performance against
Lightning Strikes in UHV Transmission Lines”, Proceedings of the 58th International
Wire & Cable Symposium page 393.
[6] Munehisa Yokoya, Yukio Katsuragi, Yutaka Goda, Yutaka Nagata, Yuji Asano, “
Development of lightning-resistant overhead ground wire”, IEEE transactions on
Power Delivery, Vol. 9, No. 3, July 1994.
[8] Leonid gurevich, vladimir danenko, Dmitry pronichev, “ Temperature and currnet
density simulation in overhead ground-wire cable with fiber cable (OPGW) under
short circuit current passage”, Proceedings of Cigre, Grid control.
[9] Sedat Karabay, Ersin Asım Güven, Alpay Tamer Ertürk, “Enhancement on Al–
Mg–Si alloys against failure dueto lightning arc occurred in energy transmission
lines”, journal Engineering Failure Analysis 31 page 153–160, 2013
37
Thank you
38
OPGW DESIGN FORMULA = 5+5
39
1. WATER PENETRATION: HOW TO PROTECT THE FIBRES ?
40
2. TENSION IN THE CABLE: FIBER STRAIN MARGIN
Cable without
Cable
strain under
strain
Fiber extra-length Prysmian Loose Tube Protection
OF Other
Constructions
the highest fiber
Pirelli Loose Tube strain margin
0% % UTS 100 %
41
3. LIGHTNING: OPTIMAL OPGW CONFIGURATION
• For Stainless Steel Tube (STT) cables and lightning levels above 200C, the
tube perforates and fibers remain exposed to environment. The burning of
the jelly causes fiber weakness which can lead to a fiber failure after
aeolian vibrations.
42
300 C ON STAINLESS STEEL
43
100 C ON STAINLESS STEEL
44
REAL FIELD LIGHTNING EFFECTS IN CHINA
45
300 C ON ALUMINIUM TUBE
46
CONCLUSION
• With the same level of current passing through the metal, stainless steel
heats much more than Aluminum because of its lower electrical
conductivity, 25 times lower.
• The consequence is that being melting point of aluminum less than half
of the steel, with the same level of current, stainless steel melts while
aluminum doesn’t.
47
4. CORROSION: GALVANIC PAIR
48
5. SHORTCIRCUIT PROTECTION: TEMPERATURE BARRIER
250
T e m p e r a tu r e (d e g )
200
150
M e ta llic c o m p o n e n t
100 F ib e r
50
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
0
T im e (se c )
49