ANALISA DATA
menara transmisi SUTET 500 kV Paiton - Kediri dengan panjang route 204,155 km akan
di bahas pada bab ini. Perhitungan impedansi surja pada menara transmisi dapat
menggunakan rumus yang terdapat pada bab 2. Pada menara transmisi terbagi menjadi 3
bagian yaitu main legs, bracings dan crossarms sehingga proses perhitungan impedansi
surja juga dibagi 3 bagian yaitu ZT (main legs), ZL ( bracings ) dan ZA ( crossarm).
1. MENARA TRANSMISI
>/2 2 hk
Zm = 60 ( Ln *- - 2 ) ( k = 1,2,3,4)
'ek
r* = 2% ( r% r$ )% ( R% R$ )%
60
Zu = 9 Zn ( k = 1,2,3,4)
2 hk
ZM = 60 Ln ( k = 1,2,3,4)
r
Ak
Hasil perhitungan impedansi surja menara tipe AA, BB-CC, DD-EE-FF dapat
TABEL 4.1
IMPEDANSI SURJA PADA MENARA TD?E AA
Dimana:
TABEL 4.2
IMPEDANSI SURJA PADA MENARA SUDUT BB - CC
TABEL 4.3
IMPEDANSI SURJA PADA MENARA SUDUT TIPE DD - EE - FF
Pada menara transmisi tipe AA, terlihat impedansi surjanya berkisar antara 265 -
318 Q, pada menara transmisi tipe BB - CC impedansi surja yang dihitung berkisar
tegangan balik ke menara dengan arus petir 5000 A. Proses perhitungannya dengan
menggunakan ramus : V = I x Z
Harga tegangan balik pada menara suspension tipe AA dapat dilihat pada tabel
4.4
TABEL 4.4
Menara
Menara
mampu menahan tegangan tembus, menurat data PLN kekuatan listrik dari insulator
string yang digunakan pada SUTET 500 kV Paiton - Kediri adalah 3250 kV.
63
Dari tabel 4.4 terlihat bahwa harga tegangan balik ke menara jauh lebih kecil
dibandingkan tegangan tembus pada isolator. Dengan demikian impedansi surja pada
menara suspension tipe AA walaupun mencapai harga maksimum 1590 kV, tidak
Harga tegangan balik pada menara tension tipe BB - CC dapat dilihat pada
tabel 4.5
TABEL 4.5
Menara
Menara
mampu menahan tegangan tembus, menurut data PLN kekuatan listrik dari insulator
string yang digunakan pada SUTET 500 kV Paiton - Kediri adalah 3250 kV. Dari
tabel 4.5 terlihat bahwa harga tegangan balik ke menara jauh lebih kecil dibandingkan
mencapai harga maksimum 1460 kV, tidak akan terjadi back flashover ( loncatan
Harga tegangan balik pada menara tension tipe DD - EE - FF dapat dilihat pada
tabel 4.6
TABEL 4.6
Menara
Menara
mampu menahan tegangan tembus, menurut data PLN kekuatan listrik dari insulator
string yang digunakan pada SUTET 500 kV Paiton - Kediri adalah 3250 kV. Dari
tabel 4.6 terlihat bahwa harga tegangan balik ke menara jauh lebih kecil dibandingkan
Dengan demikian impedansi surja pada menara tension tipe DD-EE-FF walaupun
mencapai harga maksimum 1420 kV, tidak akan terjadi back flashover ( loncatan
sudah cukup baik, sedemikian rupa sehingga design menara tersebut dapat
dilanjutkan.
2. KONDUKTOR
Dari PLTU ( Pembangkit Litrik Tenaga Uap ) yang terletak di Paiton - Kediri
akan menyalurkan daya listrik sebesar 800 MW dengan cos cp = 0,8. Sehingga dapat
800000
/ = —;= = 1155 A untuk tiapF line.
V3 500 0,8
Konduktor untuk satu sirkuit dibatasi melewatkan arus maksimum 50% maka
50
arus yang di ijinkan adalah . / = —- x 1155 = 578 A
Kemudian dengan melihat ACSR yang terdapat kapasitas arus, dipilih arus yang
lebih besar dari 578 A yaitu terpilih ACSR Gannet dengan quadruple konfigurasi yang
Dalam 1 sirkuit arus maksimum yang di ijinkan 578 A, dan voltage drop ( AV )
0 0888
= V3 ( '— 578 204,155 0,8 + 0,1415 578 204,155 0,6 )
= 20982 Volt
60
AV 20982
% ,00% 100% 4 2%
• T " 7O5OM " '
3
Secara teori dituntut AV < 3 % artinya AF < —— 500 kV tnaka akan
dihasilkan AV < 15 kV, oleh karena itu dalam lsirkuit hanya mampu dibebani 37 %
dan dilewati arus sebesar 427,35 A. Sehingga daya yang disalurkan tidak terbuang
percuma karena panas yang dihasilkan dari voltage drop yang besar.
3. KORONA
diperhatikan, sebab pada tegangan diatas 100 kV gejala korona sudah mulai sen us.
Untuk tegangan tembus udara 30 kV / cm, harga tegangan kritis dimana korona mulai
30 2 0,301 D 1
3
V0 = ~f= S ( 1 + X ) r log ( — — — r ) kV
y } B V
yf2 JfT7 r 0,4343 '
0,386 b
Kepadatan udara relatif ( 8 ) = —— , dimana : b = 760 mmHg, t = 20°C.
Dari data telah diketahui bahwa SUTET 500 kV Paiton - Kediri menggunakan
konduktor ACSR dengan diameter ( $ ) 25,75 mm, sehingga diperoleh ( r ) = 1,29 cm.
Dan jarak antar fasa Dab = 1230 cm, Dbc = 1240 cm dan Dca = 2470 cm. Sehingga
akan diperoleh:
67
= 119 *#L
/cm
Perhitungan kuat medan listrik dengan rumus 2 silinder paralel1 adalah :
V
E = =—r , dimana h = 10 m , r = 1,29 cm
2 «
r In
r
500
F = —j=r = 288,68 kV , sehingga akan diperoleh kuat medan listrik adalah
288,68 i-T/ /
F = = 30 46 *"/
2000 ' /cm
'•29 '" V9
Karena kuat medan listrik yang muncul berada jauh di bawah Vo maka tidak akan
terjadi korona.
4. ANDONGAN (SAGGING)
Dari data diketahui SUTET 500 kV Paiton - Kediri menggunakan ACSR Gannet
dengan luas penampang 330 mm2, berat konduktor 1320 kg / km, final tension 12000
kg, jarak antar menara ( span) 409, 93 m, selisih ketinggian menara 3 m, tinggi menara A 28,
1
Alston, High Voltage Technologi. hal 283
S' = Js2 + h2 m
= ^J409,932 + 32 = 409,94 m .
S' 409 94
Sec8= = =
7 ib^J i;co.5-i;o»»«-i
W S2 1,320 409,932
d = — Sec 6 = 8 12000 1 = 2,311 „
rf d 2 m
. = ( r^ - ' )
= 2 3U ( )2 = l5 54 m
' 4 2311 " * °
, h x2
d + J w
•a ( 4"^" )
3
= 2,311 ( 4 2 3U + 1 )2 = 4,054 m
1 W S
I = S' [ 1 + — ( —=— ) 2 Co*2 <? ] m
L 24 r
1 1,320 409,93 .
4 9 94 [ +
" ° ' ' 24 < !2000 > ' ] " 4
°9'97
5. INDUKTANSIDARISALURAN TRANSMISI
subkonduktor 25 cm, frekwensi 50 hz, panjang transmisi 204,155 km dan jarak antar
fasa Dab = 1230 cm, Dbc = 1240 cm, Dae = 2470 cm.
3
GMD = ^D* D^ DM = V0,0123 0,0124 0,0247 = 15,56 m
S 0,00025
A = = —• = 0,009124 km
2 Sin ~ 2 Sin ^
A^ 4
subkonduktor 25 cm, frekwensi 50 hz, panjang transmisi 204,155 km dan jarak antar
fasa Dab = 1230 cm, Dbc = 1240 cm, Dae = 2470 cm. Ketinggian menara transmisi
*
70
De = GMD = 0,01556 km
GMD' = D. ,
4 A
= 0,01556 , — = 0,01527 km
0,015562
+
V 4 0,03972
= 0,002502 fen
„ r GA4D' 0,01527
m 1319
*< " * ** aiS °- ^ a 5 S i ^ • °-1036 * « - * "
7. ARCING HORN
Pada SUTET 500 kV Paiton - Kediri untuk menara suspension dan tension
diperoleh data arcing horn gap adalah 2790 mm, dari sini dapat diketahui jarak bebas
Dengan melihat tabel 4.7, arcing horn gap tidak ada yang 279 cm maka
diambil pendekatan 310 cm. Sehingga dapat diketahui bahwa jarak bebas
Dengan melihat tabel 4.8, arcing horn gap untuk 310 cm dapat digunakan
pada tegangan ekstra tinggi 525 kV. Dengan melihat tabel 4.9, pada tegangan
adalah 2,8 m.
Dengan melihat tabel 4.10, pada tegangan ekstra tinggi 525 kV diperoleh
TABEL 4.7
TABEL 4.8
um f 3
Tegangan NEWJEC'S Jarak Arcing Panjang Jumlah Jarak Arcing
Fasa Recommend Horn Isolator Isolator Horn
Um -ation SIL Minimum Minimum
(kV) (kV) (cm) (cm) tea) (cm)
300 750 190 224 16 200
300, 362 850 220 259 18 220
362, 420 950 260 306 21 260
420,525 1.050 300 363 25 310
525 1.175 360 424 29 360
765 1.300 425 500 35 430
765 1.425 500 589 41 510
765 1.550 570 671 46 570
TABEL 4.9