Anda di halaman 1dari 15

IV.

ANALISA DATA

Setelah memperoleh data-data, maka proses perhitungan impedansi surja pada

menara transmisi SUTET 500 kV Paiton - Kediri dengan panjang route 204,155 km akan

di bahas pada bab ini. Perhitungan impedansi surja pada menara transmisi dapat

menggunakan rumus yang terdapat pada bab 2. Pada menara transmisi terbagi menjadi 3

bagian yaitu main legs, bracings dan crossarms sehingga proses perhitungan impedansi

surja juga dibagi 3 bagian yaitu ZT (main legs), ZL ( bracings ) dan ZA ( crossarm).

1. MENARA TRANSMISI

Proses perhitungan impedansi surja pada main legs menggunakan rumus :

>/2 2 hk
Zm = 60 ( Ln *- - 2 ) ( k = 1,2,3,4)
'ek

r* = 2% ( r% r$ )% ( R% R$ )%
60

pada bracings menggunakan rumus :

Zu = 9 Zn ( k = 1,2,3,4)

pada crossarms menggunakan rumus :

2 hk
ZM = 60 Ln ( k = 1,2,3,4)
r
Ak

Hasil perhitungan impedansi surja menara tipe AA, BB-CC, DD-EE-FF dapat

dilihat pada tabel 4.1,4.2 dan 4.3.

TABEL 4.1
IMPEDANSI SURJA PADA MENARA TD?E AA

MENARA TIPE AA ( satuan dalam Q.)


No Impedansi H-3 H±0 H+3 H+6 H+9 H+12 H+15 H+18
Surja
1 ZTI 142,1 145,1 148 150,7 153,3 155,8 158,2 160,5
ZLI 1279 1306 1332 1356 1380 1402 1424 1445
ZAI 241,7 244,7 247,6 250,3 252,9 255,4 257,8 260,2
2 ZT2 128,8 132,3 135,6 138,7 141,7 144,5 147,2 149,8
ZL2 1160 1191 1220 1248 1275 1301 1325 1348
ZA2 210,7 214,2 217,5 220,6 223,6 226,4 229,1 231,7
3 ZT3 109,2 113,8 118 122 125,7 129,2 132,5 135,6
ZL3 982,7 1024 1062 1098 1131 1163 1192 1221
ZA3 193,9 198,5 202,7 206,7 210,4 213,9 217,2 220,3
4 ZT4 61,14 67,79 73,78 79,22 84,21 88,82 93,10 97,1
ZL4 550,3 610,1 664 713 757,9 799,4 837,9 873,9
ZA4 170,2 176,9 182,8 188,3 193,3 197,9 202,2 206,2
ZTOTAL 265,2 274,6 283,2 291 298,5 305,4 311,9 318

Dimana:

H = Ketinggian kawat tanah terhadap tanah.


61

TABEL 4.2
IMPEDANSI SURJA PADA MENARA SUDUT BB - CC

M E N A R A SU(DUT T]OPE BB -CC (satuandalamQ)


No Impedansi H-3 H ± 0 H+3 H + 6 H+9 H+12 H+15 H+18
Surja
1 ZTI 139 142 144 147 149 151 154 156
ZLI 1251 1278 1296 1323 1341 1359 1386 J 1404
ZAI 223 226 228 231 233 235 237 239
2 ZT2 122 125 128 131 131 137 139 141
ZL2 1098 1125 1152 1179 1179 1233 1251 1269
ZA2 207 210 213 216 219 222 224 227
3 ZT3 104 108 112 115 115 122 125 127
ZL3 936 972 1008 1035 1035 1098 1125 1143
ZA3 193 197 201 204 208 211 214 217
4 ZT4 38 43 48 52 56 60 64 68
ZL4 338 387 432 468 504 540 576 612
ZA4 175 180 185 190 194 198 202 205
ZTOTAL 244 252 260 267 271 280 286 292

TABEL 4.3
IMPEDANSI SURJA PADA MENARA SUDUT TIPE DD - EE - FF

MENA1£A SUDUT TIP.3 D D - EE - FF ( satuan dalam Q )


No Impedansi H-3 H+0 H+3 H + 6 H+9 H+12 H+15 H+18
Surja
1 ZTI 135 138 140 143 145 147 150 152
ZLI 1215 1242 j1260 1287 1305 1323 1350 1368
ZAI 226 228 231 233 235 238 240 242
2 ZT2 118 121 124 127 130 132 135 137
ZL2 1062 1089 1116 1143 1170 1188 1215 1233
ZA2 207 210 213 216 219 222 224 227
3 ZT3 100 104 108 112 115 118 121 124
ZL3 900 936 972 1008 1035 1062 1089 1116
ZA3 193 197 201 204 208 211 214 217
4 ZT4 31 36 41 46 50 54 57 61
ZL4 279 324 369 414 450 486 513 549
ZA4 175 180 185 190 194 198 202 205
ZTOTAL 235 243 251 259 266 272 278 284
62

Pada menara transmisi tipe AA, terlihat impedansi surjanya berkisar antara 265 -

318 Q, pada menara transmisi tipe BB - CC impedansi surja yang dihitung berkisar

antara 244 - 292 Q. Sedangkan untuk menara transmisi tipe DD - EE - FF impedansi

surja yang dihitung berkisar antara 235 - 284 Q.

Dengan mengetahui impedansi surja dari menara maka dapat menghitung

tegangan balik ke menara dengan arus petir 5000 A. Proses perhitungannya dengan

menggunakan ramus : V = I x Z

Harga tegangan balik pada menara suspension tipe AA dapat dilihat pada tabel

4.4

TABEL 4.4

HARGA TEGANGAN BALIK PADA MENARA TIPE AA

Tinggi H-3 H±0 H+3 H+6 H+9 H+12 H+15 H+18

Menara

Z(Q) 265,2 274,6 283,6 291 298,5 305,4 311,9 318

Menara

V(kV) 1326 1373 1416 1455 1493 1527 1560 1590

Setelah mengetahui tegangan balik ke menara maka dituntut kekuatan isolasi

mampu menahan tegangan tembus, menurat data PLN kekuatan listrik dari insulator

string yang digunakan pada SUTET 500 kV Paiton - Kediri adalah 3250 kV.
63

Dari tabel 4.4 terlihat bahwa harga tegangan balik ke menara jauh lebih kecil

dibandingkan tegangan tembus pada isolator. Dengan demikian impedansi surja pada

menara suspension tipe AA walaupun mencapai harga maksimum 1590 kV, tidak

akan terjadi back flashover (loncatan listrik pada konduktor fasa).

Harga tegangan balik pada menara tension tipe BB - CC dapat dilihat pada

tabel 4.5

TABEL 4.5

HARGA TEGANGAN BALIK PADA MENARA TIPE BB - CC

Tinggi H-3 H±0 H+3 H+6 H+9 H + 12 H+15 H + 18

Menara

Z(fi) 244 252 260 267 271 280 286 292

Menara

V(kV) 1220 1260 1300 1335 1355 1400 1430 1460

Setelah mengetahui tegangan balik ke menara maka dituntut kekuatan isolasi

mampu menahan tegangan tembus, menurut data PLN kekuatan listrik dari insulator

string yang digunakan pada SUTET 500 kV Paiton - Kediri adalah 3250 kV. Dari

tabel 4.5 terlihat bahwa harga tegangan balik ke menara jauh lebih kecil dibandingkan

tegangan tembus pada isolator.


64

Dengan demikian impedansi surja pada menara tension tipe BB - CC walaupun

mencapai harga maksimum 1460 kV, tidak akan terjadi back flashover ( loncatan

listrik pada konduktor fasa).

Harga tegangan balik pada menara tension tipe DD - EE - FF dapat dilihat pada

tabel 4.6

TABEL 4.6

HARGA TEGANGAN BALIK PADA MENARA TIPE DD - EE - FF

Tinggi H-3 H±0 H+3 H+6 H+9 H+12 H+15 H+ 18

Menara

Z(Q) 235 243 251 259 266 272 278 284

Menara

V(kV) 1175 1215 1255 1295 1330 1360 1390 1420

Setelah mengetahui tegangan balik ke menara maka dituntut kekuatan isolasi

mampu menahan tegangan tembus, menurut data PLN kekuatan listrik dari insulator

string yang digunakan pada SUTET 500 kV Paiton - Kediri adalah 3250 kV. Dari

tabel 4.6 terlihat bahwa harga tegangan balik ke menara jauh lebih kecil dibandingkan

tegangan tembus pada isolator.

Dengan demikian impedansi surja pada menara tension tipe DD-EE-FF walaupun

mencapai harga maksimum 1420 kV, tidak akan terjadi back flashover ( loncatan

listrik pada konduktor fasa).


65

Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka dapat disimpulkan bahwa design

sudah cukup baik, sedemikian rupa sehingga design menara tersebut dapat

dilanjutkan.

2. KONDUKTOR

Dari PLTU ( Pembangkit Litrik Tenaga Uap ) yang terletak di Paiton - Kediri

akan menyalurkan daya listrik sebesar 800 MW dengan cos cp = 0,8. Sehingga dapat

diketahui arus nominalnya adalah :

800000
/ = —;= = 1155 A untuk tiapF line.
V3 500 0,8

Konduktor untuk satu sirkuit dibatasi melewatkan arus maksimum 50% maka

50
arus yang di ijinkan adalah . / = —- x 1155 = 578 A

Kemudian dengan melihat ACSR yang terdapat kapasitas arus, dipilih arus yang

lebih besar dari 578 A yaitu terpilih ACSR Gannet dengan quadruple konfigurasi yang

kapasitas arusnya adalah 915 A.

Dalam 1 sirkuit arus maksimum yang di ijinkan 578 A, dan voltage drop ( AV )

yang dihasilkan adalah:

AV = V3 ( R I L Cos (p + XL I L Sin <p )

0 0888
= V3 ( '— 578 204,155 0,8 + 0,1415 578 204,155 0,6 )

= 20982 Volt
60

AV 20982
% ,00% 100% 4 2%
• T " 7O5OM " '
3
Secara teori dituntut AV < 3 % artinya AF < —— 500 kV tnaka akan

dihasilkan AV < 15 kV, oleh karena itu dalam lsirkuit hanya mampu dibebani 37 %

dan dilewati arus sebesar 427,35 A. Sehingga daya yang disalurkan tidak terbuang

percuma karena panas yang dihasilkan dari voltage drop yang besar.

3. KORONA

Pada saluran transmisi Tegangan Ekstra Tinggi pengaruh korona perlu

diperhatikan, sebab pada tegangan diatas 100 kV gejala korona sudah mulai sen us.

Untuk tegangan tembus udara 30 kV / cm, harga tegangan kritis dimana korona mulai

terjadi dinyatakan dengan:

30 2 0,301 D 1
3
V0 = ~f= S ( 1 + X ) r log ( — — — r ) kV
y } B V
yf2 JfT7 r 0,4343 '
0,386 b
Kepadatan udara relatif ( 8 ) = —— , dimana : b = 760 mmHg, t = 20°C.

Sehingga kepadatan udara relatif ( 8 ) = 1.

Dari data telah diketahui bahwa SUTET 500 kV Paiton - Kediri menggunakan

konduktor ACSR dengan diameter ( $ ) 25,75 mm, sehingga diperoleh ( r ) = 1,29 cm.

Dan jarak antar fasa Dab = 1230 cm, Dbc = 1240 cm dan Dca = 2470 cm. Sehingga

akan diperoleh:
67

= 3/1230 x 1240 x 2470 =1556 cm.

Maka Tegangan kritis dimana korona mulai terjadi:

K. - £ < « • 3 6 > * «•• < g - s b > %


cm

= 119 *#L
/cm
Perhitungan kuat medan listrik dengan rumus 2 silinder paralel1 adalah :

V
E = =—r , dimana h = 10 m , r = 1,29 cm
2 «
r In
r
500
F = —j=r = 288,68 kV , sehingga akan diperoleh kuat medan listrik adalah

288,68 i-T/ /
F = = 30 46 *"/
2000 ' /cm

'•29 '" V9
Karena kuat medan listrik yang muncul berada jauh di bawah Vo maka tidak akan

terjadi korona.

4. ANDONGAN (SAGGING)

Dari data diketahui SUTET 500 kV Paiton - Kediri menggunakan ACSR Gannet

dengan luas penampang 330 mm2, berat konduktor 1320 kg / km, final tension 12000

kg, jarak antar menara ( span) 409, 93 m, selisih ketinggian menara 3 m, tinggi menara A 28,

59 m dan tinggi menara B 31, 59 m.

Maka perhitungan andongan pada menara yang berbeda tingginya adalah

1
Alston, High Voltage Technologi. hal 283
S' = Js2 + h2 m

= ^J409,932 + 32 = 409,94 m .

S' 409 94
Sec8= = =
7 ib^J i;co.5-i;o»»«-i
W S2 1,320 409,932
d = — Sec 6 = 8 12000 1 = 2,311 „

rf d 2 m
. = ( r^ - ' )
= 2 3U ( )2 = l5 54 m
' 4 2311 " * °

, h x2
d + J w
•a ( 4"^" )

3
= 2,311 ( 4 2 3U + 1 )2 = 4,054 m

Hasil perhitungan diperoleh andongannya adalah 2,311m.

Untuk menghitung panjang konduktor dipergunakan mmus :

1 W S
I = S' [ 1 + — ( —=— ) 2 Co*2 <? ] m
L 24 r
1 1,320 409,93 .
4 9 94 [ +
" ° ' ' 24 < !2000 > ' ] " 4
°9'97

Tension di menara A adalah:

TA = T + W dA = 12000 + 1,320 1,054 = 12001,4 kg

Tension di menara B adalah :

TB = T + W dB = 12000 + 1,320 4,054 = 12005,4 kg


69

5. INDUKTANSIDARISALURAN TRANSMISI

Pada SUTET 500 kV Paiton - Kediri menggunakan konduktor ACSR Gannet

dengan diameter ('<)>) 25,75 mm sehingga diperoleh ( r ) 1,29 cm , jarak antara

subkonduktor 25 cm, frekwensi 50 hz, panjang transmisi 204,155 km dan jarak antar

fasa Dab = 1230 cm, Dbc = 1240 cm, Dae = 2470 cm.

Untuk menghitung induktansi diperlukan GMD dan GMR, maka

3
GMD = ^D* D^ DM = V0,0123 0,0124 0,0247 = 15,56 m

GMR = [ N ( r kg ) AN-X \/N km

= [ 4 ( 0,0000129 0,182 ) 0,0091243 ]# = 0,001634 km

S 0,00025
A = = —• = 0,009124 km
2 Sin ~ 2 Sin ^
A^ 4

6.KAPASITANSI DARI SALURAN TRANSMISI

Pada SUTET 500 kV Paiton - Kediri menggunakan konduktor ACSR Gannet

dengan diameter ( <>| ) 25,75 mm sehingga diperoleh ( r ) 1,29 cm , jarak antara

subkonduktor 25 cm, frekwensi 50 hz, panjang transmisi 204,155 km dan jarak antar

fasa Dab = 1230 cm, Dbc = 1240 cm, Dae = 2470 cm. Ketinggian menara transmisi

untuk hi = 53,29 m, h2 = 40,99 m, h3 = 28,59 m.

*
70

Untuk menghitung kapasitansi diperlukan GMD' dan GMR', maka

De = GMD = 0,01556 km

K = HKK*h = V 0 ' 0 5 3 2 9 0,04099 0,02859 = 0,0397 km

GMD' = D. ,

4 A

= 0,01556 , — = 0,01527 km
0,015562
+
V 4 0,03972

GMR' = [ /V r ^JV"1 ] ^ = [ 4 0,0000129 0,0091243 ]#

= 0,002502 fen

„ r GA4D' 0,01527
m 1319
*< " * ** aiS °- ^ a 5 S i ^ • °-1036 * « - * "

7. ARCING HORN

Pada SUTET 500 kV Paiton - Kediri untuk menara suspension dan tension

diperoleh data arcing horn gap adalah 2790 mm, dari sini dapat diketahui jarak bebas

terhadap petir, pengaruh saklar/pemutus dan saluran komunikasi.

• Jarak bebas terhadap petir.

Dengan melihat tabel 4.7, arcing horn gap tidak ada yang 279 cm maka

diambil pendekatan 310 cm. Sehingga dapat diketahui bahwa jarak bebas

terhadap petir adalah 3,45 m.


71

• Jarak bebas dari pengaruh saklar/pemutus.

Dengan melihat tabel 4.8, arcing horn gap untuk 310 cm dapat digunakan

pada tegangan ekstra tinggi 525 kV. Dengan melihat tabel 4.9, pada tegangan

ekstra tinggi 525 kV diperoleh jarak bebas dari pengaruh saklar/pemutus

adalah 2,8 m.

• Jarak bebas terhadap saluran komunikasi.

Dengan melihat tabel 4.10, pada tegangan ekstra tinggi 525 kV diperoleh

jarak bebas terhadap saluran komunikasi adalah 1,08 m.

TABEL 4.7

JARAK BEBAS TERHADAP PETIR

IsoUtoi ' dengan Arcing 1lorn


Jarak Arcing Jarak Bebas Jarak Bebas Jarak Arcing Jarak Bebas Jarak Bebas
Horn Untuk Terhadap Horn Untuk Terhadap
Peralatan Petir Peralatan Petir
(cm) (m) (m) (cm) (m) (m)
35 0,391 0,4 200 2J4 2,25
45 0,497 0,5 220 2,352 2,45
65 0,709 0,75 260 2,776 2,9
80 0,868 0,9 310 3,306 3,45
85 0,921 0,95 360 3,863 4
110 1,186 1,25 430 4,578 4,8
135 1,456 1,5 510 5,426 5,7
135 1,663 1,75 570 6,062 6,35
72

TABEL 4.8

JUMLAH ISOLATOR DAN JARAK ARCING HORN

um f 3
Tegangan NEWJEC'S Jarak Arcing Panjang Jumlah Jarak Arcing
Fasa Recommend Horn Isolator Isolator Horn
Um -ation SIL Minimum Minimum
(kV) (kV) (cm) (cm) tea) (cm)
300 750 190 224 16 200
300, 362 850 220 259 18 220
362, 420 950 260 306 21 260
420,525 1.050 300 363 25 310
525 1.175 360 424 29 360
765 1.300 425 500 35 430
765 1.425 500 589 41 510
765 1.550 570 671 46 570

TABEL 4.9

JARAK BEBAS DARI PENGARUH SAKLAR / PEMUTUS

Tegangan SIL Jarak Bebas Tegangan SIL Jarak Bebas


Fasa Dari Fasa Dari
Um Pengaruh Um Pengaruh
Saklar Saklar
(kV) (kV) (m) (kV) (kV) (m)
52 140 0,3 300 750 1,9
72,5 195 0,4 300,362 850 2,2
123 285 0,6 362,420 950 2,55
123, 145 335 0,7 420,525 1050 2,8
145, 170 390 0,85 525 1175 3,65
170 460 1 765 1300 4,5
245 560 1,25 765 1425 5,4
245 660 1,25 765 1550 6,3
TABEL 4.10

JARAK BEBAS TERHADAP SALURAN KOMUNIKASI

Tegangan Tegangan Jarak Bebas Tegangan Tegangan Jarak Bebas


Fasa Fasa - Netral Terhadap Fasa Fasa - Netral Terhadap
Um Saluran Um Saluran
Komunikasi Komunikasi
(kV) (kV) (m) (kV) (kV) (m)
52 30 0,1 300 173,2 0,61
72,5 41,9 0,15 362 209 0,74
123 71 0,25 420 242,5 0,86
145 83,7 0,3 525 303,1 1,08
170 98,1 0,35 765 441,7 1,56
245 141,5 0,5

Anda mungkin juga menyukai