Anda di halaman 1dari 35

Pengawasan Pemasangan SUTT

Oleh:
Tim PT. RDE
STRINGING
Stringing adalah pekerjaan penarikan dan penegangan kawat
saluran udara untuk jaringan tegangan tinggi baik untuk
kawat penghantar fasa maupun kawat petirnya.

Faktor yg mempengaruhi pemasangan konduktor adalah


faktor yg disebabkan dari luar dan dalam.
Faktor eksternal : dana dan masalah sosial
Faktor internal : Peralatan dan SDM yang kompeten

Syarat yg penting untuk melakukan stringing adalah bahwa


semua tiang transmisi sdh terpasang.
PERSIAPAN
 Prosedur dan rencana stringing

 Rencana kerja pemasangan konduktor

 Kordinasi dengan pihak terkait

 Alat kerja,bantu dan K3

 Perlengkapan utama dan pelengkap


Peralatan/ Komponen Transmisi
Tower
Konduktor
 Spacer
Terminal jumper
Compresion Dead end
Protector tube
Arcing horn
Damper
Mid span joint
 Yoke plate
Sag Ajuster
 Suspension clamp
JENIS-JENIS TOWER

TEGANGAN TINGGI TEGANGAN EXTRA TINGGI


No.
SINGLE DOUBLE SINGLE DOUBLE
SUDUT SUDUT
CIRCUIT CIRCUIT CIRCUIT CIRCUIT
1. A AA 0-3 A AA 0-2
2. B BB 3-20 B BB 2-10
3. C CC 20-60 C CC 10-30
4. D DD 60-90 D DD 30-60
5. E EE >90 E EE 60-90
6. DR DDR >90 F FF 0-45
Jenis-jenis konduktor
 ACSR
 TACSR
 GTACSR
 ACCC

Tension string set terdiri dari :


• Straight link,
• Sackle,
• Yoke plate,
• Ball clevis,
• Single racket,
• Arcing horn,
• Insulator,
• Sag adjuster,
• Dead end clamp.(gambar).
• Terminal Jumper.
Peralatan kerja •Joint protector
Engine winch (mesin penarik) •Gunting konduktor untuk memotong
Tensioner (mesin penegang) dan menyambung konduktor.
Montage roll untuk konduktor •Drum jack (drum stand) untuk
Montage roll untuk GSW menempatkan konduktor dalam
Mesin press (Hydraulic pressure machine) gulungan (haspel)
Come along (termasuk lidah come along) •Kaki tiga (sebagai pengganti crane)
Hand wind (BV) •Mini engine winch
Tirfor 2 ton, 3 ton (sesuai beban yang akan •Handy talky
ditarik) •Swivel
Kunci, obeng, tang •Scaffolding
Tambang
Keranjang peralatan kerja (tools bag)
Lever hoist (tackle rantai)
Anchor sackle (begel)
Tangga aspan
•Snatch block
•Seling bantu (untuk mencantolkan
peralatan)
•Screw anchor
•Seling untuk skur
Alat Pelindung diri
• Helmet
• Sarung tangan
• Sepatu kerja/sepatu panjat
• Sabuk pengaman (safety belt)
• Kaca mata (bila diperlukan)
• Body harnes
Prosedur Pemasangan Konduktor SUTT/SUTET
Persiapan
 Skedul
 Peninjauan jalur sutt/sutet
 Jadwal perencanaan dasar

Metode Tegang (Tension method), dimana kawat penghantar dipertahankan pada kondisi
tegang selama proses stringing berlangsung.

 Hal-hal yang harus diperhatikan


 Konduktor dijaga dari gesekan langsung dengan tanah.
 Konduktor harus bebas dan terlindung dari bersentuhan dengan bagian sistem
instalasi lainnya yang dalam keadaan bertegangan.
 Rintangan lainnya,seperti rintangan terhadap pandangan dll.
 Pembagian saluran kedalam bagian kecil yang akan stringing serta bagian yang akan
ditegangkan.
 Lokasi penempatan drum
 Penempatan metode sagging
 Penggunaaan dan penempatan penguatan tiang atau skur
 Penempatan pemasangan kerangka pelindung (staiger) jika penarikan /penegangan
konduktor harus melintas jalan umum atau instalasi lainnya.
 Persiapan/penyusuanan /inventarisasi peralatan kerja yang akan dipergunakan
Membuat jadwal kerja yang
memuat:
• Standart kualitas kerja
• Tanggal mulai dan selesai
• Perlengkapan alat kerja yang dipergunakan
• Mobilitas dari regu stringing
• Metode pelaksana
• Jadwal tenaga kerja
• Jadwal penggunaan dan perlengkapan kerja.
• Jadwal penggunaan alat
• Jadwal sarana pengangkutan
• Jadwal sarana penginapan
• Persiapan pelaksanaan Pekerjaan
Latar Belakang
Dalam pelaksanaan proyek konstruksi selalu ada potensi bahaya atau risiko
yang dapat menyebabkan kerugian yang cukup banyak mengenai biaya,
material, dan waktu. Setiap tempat kerja selalu memiliki risiko kecelakaan
kerja yang dapat mengganggu aktivitas pekerjaan dalam sebuah proyek.
Faktor-factor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja adalah
kurangnya pemahaman tentang Keselamatan Kelistrikan (K2), Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) dan juga kurangnya penerapan Sistem
Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) pada proyek.
Pengerjaan proyek tower transmisi merupakan salah satu dari
infrastruktur memiliki tingkat risiko yang cukup tinggi dalam dunia
konstruksi dikarenakan kurangnya kesadaran pekerja untuk menggunakan
APD dan terlepas dari faktor peralatan dan mesin kerja. Penelitian ini
bertujuan untuk mengidentifikasi risiko K2, penilaian risiko, dan
menentukan pengendaliannya.
MANAJEMEN RISIKO K2 PADA PROYEK TOWER
PEMBANGUNAN JARINGAN TRANSMISI TEGANGAN
EKSTRA TINGGI 275 KV PALOPO-POSO
Maksud Dan Tujuan
• Dalam proyek Transmisi, ada beberapa risiko yang
dapat terjadi pada konstruksi tower transmisi, misalnya
terjatuh dari ketinggian, tertimpa material besi atau baut,
dan juga tersandung material. Manajemen risiko K2
yang direncanakan dengan baik dapat mengurangi dan
mengendalikan risiko pada proyek tersebut. Berdasarkan
latar belakang diatas maka diambil penelitian dengan
judul “Manajemen Risiko K2 Pada Proyek Tower
Transmisi”.
Rumusan Masalah

Masalah yang diangkat pada study kasus ini adalah bagaimana


mengidentifikasi dan pengendalian risiko pada proyek
pembangunan Jaringan Transmisi Tegangan Ekstra Tinggi 275
kV Galang-Simangkuk.
Analisa Data
Kesimpulan
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai