Anda di halaman 1dari 10

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

LAB PEMBANGKIT DAN PENGUJIAN PERBANDINGAN


PENYALURAN STL SEMESTER VI
OVERHEAD DAN UNDERGROUND LINE

I. Tujuan Percobaan
1. Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis media jaringan transmisi/ distribusi.
2. Mahasiswa dapat membedakan karakteristik jaringan distribusi udara (overhead line
distribution network) dan jaringan distrubisi bawah tanah (underground cable
distribution network
II. Teori Dasar
Daya listrik memerlukan penyaluran dari pusat pembangkit menuju beban/ konsumen
listrik. Cara penyalurannya dapat melalui jalur transmisi dan atau distribusi, baik melalui
saluran udara (overhead line – OHL ataupun underground cable – UGC). Kedua cara
penyaluran ini memiliki karakteristik listrik berbeda.
- UGC memiliki resistansi dan induktansi lebih kecil dibandingkan OHL.
- UGC memiliki kapasitansi lebih besar dibandingkan OHL.
Karakteristik dari saluran transmisi ini dinyatakan komponen resistif (R), induktif (L) dan
kapsitif (C). Gabungan komponen-komponen tersebut membentuk impedansi urutan positif,
yang dinyatakan sbb:
Z1 =R1 + X1 ...................................................................... (1)
Reaktansi X1 dipengaruhi oleh komponen induktif (L1) dan kapasitif C1. C1 sendiri dapat
dibentuk dari kapasitansi antar konduktor (CN) dan kapasitansi konduktor ke ground (C0).
C1 ini adalah komponen yang memberi pengaruh kenaikan tegangan pada system. Untuk
jarak pendek, komponen C tidak begitu mempengaruhi nilai impedansi, jadi biasanya dapat
diabaikan.
Selain impedansi Z1, impedansi ZN yang berpengaruh untuk gangguan ke tanah juga harus
diperhitungkan. Untuk OHL, nilai ZN dipengaruhi oleh impedansi tower (footing tower)
sedangkan pada UGC dipengaruhi oleh lapisan pelindung (shield). Impedansi ZN ini juga
memiliki komponen resistif (RN) dan induktif (LN), sehingga:
ZN =RN + XN ................................................................... (2)
Dalam beberapa kasus, nilai ZN ekuivalen dengan impedansi urutan positif Z1, yakni:
ZN =Z 1
{ RN =R 1
ln=L1
...................................................................... (3)

Hubungan antara impedansi urutan positif, impedansi netral ZN dan impedansi urutan nol
(Z0) dapata dinyatakan sbb:
1
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT DAN PENGUJIAN PERBANDINGAN
PENYALURAN STL SEMESTER VI
OVERHEAD DAN UNDERGROUND LINE

ZN =RN + XN ................................................................... (4)

Saluran Udara (OHL)

Gambar 1. Saluran udara


Komponen Induktif
Komponen induktif suatu saluran transmisi/ distribusi dipengaruh oleh adanya medan magnet
disekitar konduktor yang dialiri arus. Nilai tipikal reaktansi urutan positif suatu saluran pada
frekuensi 50 Hz adalah:
X1 = 0.40 /km ................................................................ (5)
Nilai reaktansi X1 ini sangat tergantung dari frekuensi system dan permebilitas konduktor
(µ). Nilai X1 diperoleh dari komponen induktif, dengan asumsi diameter kondukter sangat
kecil dibandingkan jarak antar konduktor, maka diperoleh:
μ . μ0
L 1= /km (pendekatan nilai induktansi saluran/km).................. (6)

Tipikal nilai induktansi secara kasar dapat dihitung, dengan menggunakan tipikal reaktansi
saluran, maka dengan asumsi reaktansi kapasitif kecil diperoleh:
X 1 /km
L 1= /km (tipikal induktansi saluran/km)................................... (7)
2 πf
Komponen resistif
Resistansi suatu saluran (R1) dipengaruhi oleh luas penampang kondutor (A dalam mm2)
serta resistivitas () dan temperature (T dalam celcius), sehingga:
R 1=ρ . ¿ ¿ (resistansi saluran/km)....................................................... (8)
Dimana nilai  = 28.3 Ohm/mm2 untuk konduktor alumunium

2
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT DAN PENGUJIAN PERBANDINGAN
PENYALURAN STL SEMESTER VI
OVERHEAD DAN UNDERGROUND LINE

Komponen Kapasitif
Kapasitansi suatu saluran dibentuk karena adanya perbedaan potensial antar konduktor (C1)
dan antar konduktor dan tanah (CN atau C0).

Gambar 2. Konfigurasi kapasitansi suatu OHL

Nilai tipikal suatu kapasitansi saluran adalah:


C1 = 9 nF/km (tipikal kapasitansi fase-fase saluran/km) ................... (9)
CN = 6 nF/km (tipikal kapasitansi fase-ground saluran/km) .............. (10)
1
X c= (reaktansi kapasitif).......................................................
2 πfC
(11)

Saluran bawah tanah (UGC)

Gambar 3. Kabel tanah

3
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT DAN PENGUJIAN PERBANDINGAN
PENYALURAN STL SEMESTER VI
OVERHEAD DAN UNDERGROUND LINE

Komponen Induktif dan resistif


Komponen induktif dan resistif dari kabel tanah sama dengan sifat pada saluran udara seperti
dijelaskan sebelumnya.

Komponen Kapasitif
Pada kabel tanah, komponen kapasitif lebih besar dibandingkan saluran udara, hal ini
dikarenakan jarak antar kondutor jauh lebih dekat dengan menggunakan kabel, maka:
A
C=ε 0 . ε . (persamaan umu kapasitansi)........................................
d
(12)
Dimana:
0 = Konstanta elektrik
 = permivitas statis relative material antara konduktor ke konduktor atau konduktor ke
tanah.
A = luas permukaan konduktor
d = jarak antara konduktor ke konduktor atau konduktor ke tanah

Dari persamaan 12 di atas, dapat disimpulkan bahwa semakin kecil jarak (d) maka akan
memperbesar nilai kapasitansi dan nilai kapasitansi konduktor ke tanah juga dipengaruhi
oleh permukaan tanah.
Berikut tipikal nilai kapasitansi fase-fase dan kapasitansi fase-ground untuk suatu kabel
tanah:
C1 = 300 nF/km (tipikal kapasitansi fase-fase saluran/km) ................... (9)
CN = 300 nF/km (tipikal kapasitansi fase-ground saluran/km) .............. (10)

4
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT DAN PENGUJIAN PERBANDINGAN
PENYALURAN STL SEMESTER VI
OVERHEAD DAN UNDERGROUND LINE

Contoh model perhitungan


Berikut table perbandingan antara OHL (saluran transmisi) dan UGC (saluran distribusi
tanah). Dengan melakukan penyederhanaan data, diperoleh table 1 berikut:

Sumber: Transmission & Distribution Lines – Experiments Manual (Ex Terco)

Dan berdasarkan penjelasan teori sebelumnya, maka diperoleh tabel 2 berikut:

Sumber: Transmission & Distribution Lines – Experiments Manual (Ex Terco)

5
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT DAN PENGUJIAN PERBANDINGAN
PENYALURAN STL SEMESTER VI
OVERHEAD DAN UNDERGROUND LINE

Dalam table 2 terlihat, bahwa nilai induktansi untuk ke-dua system tersebut tidak jauh
berbeda, akan tetapi nilai kapasitansi pada system UGC jauh lebih besar dibandingkan OHL.

Adapun perbandingan karakteristik


saluran dalam modul percobaan (baik secara real ataupun model) dapat dilihat dalam table 3.
Tabel 3. Karakteristik modul transmisi/ distribusi modul percobaan

Tabel 1. Karakteristik modul transmisi/ distribusi/

III. Alat dan Bahan


1. Modul Pembangkit, transmisi dan beban (Ex Terco)
2. Kabel secukupnya
3. Multimeter jika diperlukan

6
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT DAN PENGUJIAN PERBANDINGAN
PENYALURAN STL SEMESTER VI
OVERHEAD DAN UNDERGROUND LINE

IV. Rangkaian Percobaan

Gambar 4. Rangkaian Percobaan 1

Gambar 5. Rangkaian Percobaan 2

7
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT DAN PENGUJIAN PERBANDINGAN
PENYALURAN STL SEMESTER VI
OVERHEAD DAN UNDERGROUND LINE

V. Prosedur Percobaan 1
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Merangkai percobaan sesuai gambar percobaan (tidak perlu menhubungkan
kapasitansi saluran – saluran dan saluran – ground)
Untuk menentukan impedansi saluran (Z1 terhadap ZN), jatuh tegangan (Vz1 dan Vz1)
dapat diukur pada beban nominal, yakni dapat dilakukan dengan metode hubung
singkat ataupun metode tegangan nominal.
3. Untuk metode hubung singkat: Menghubungkan semua ujung akhir terminal saluran
pada level tegangan terendah, dengan mengatur tegangan sehingga diperoleh arus
nominal (2A).
4. Untuk metode tegangan nominal: mengatur sumber sehingga diperoleh tegangan
nominal dengan mengatur beban sampai arus nominal tercapai.
Untuk ke-dua metode ini, harap diperhatikan: jangan melampui arus nominal.
5. Untuk pengukuran resistansi dapat dilakukan dengan multimeter, dengan melakukan
pengukuran pada ke-dua ujung resistansi yang akan diukur (off-kan sumber).
6. Mencatat hasil pengukuran.

Prosedur Percobaan 2 (menghitung kapasitansi)


1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Merangkai percobaan sesuai gambar percobaan
Untuk mengukur kapasitansi saluran, maka arus yang mengalir pada setiap
percabangan diukur pada tegangan nominal. Pengukuran arus dapat dilakukan dengan
clamp ampermeter baik secara C1 dan CN terhubung bersamaan ataupun tidak.
3. Jika C1 dan CN terhubung bersamaan, maka C1 dan CN dapat diukur pada setiap
percabangannya secara terpisah, seperti pada gambar percobaan 2.
4. Mencatat hasil pengukuran.

8
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT DAN PENGUJIAN PERBANDINGAN
PENYALURAN STL SEMESTER VI
OVERHEAD DAN UNDERGROUND LINE

VI. Tabel Hasil Pengukuran

6.1. Pengukuran Overhead Lines

Pengukuran induktansi dan Resistansi (percobaan 1)

Pengukuran R
Phase + N Arus (A) Tegangan (V) Keterangan
(Ohm)
R
S
T
N

Pengukuran kapasitansi (percobaan 2)

Phase + N Arus (A) Tegangan (V) Keterangan


R
S Vnominal
T VL-L= 380 V
N

6.2. Pengukuran Underground Lines

Pengukuran induktansi dan Resistansi (percobaan 1)

Pengukuran R
Phase + N Arus (A) Tegangan (V) Keterangan
(Ohm)
R
S
T
N

Pengukuran kapasitansi (percobaan 2)

Phase + N Arus (A) Tegangan (V) Keterangan


R
S Vnominal
T VL-L= 380 V
N
9
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT DAN PENGUJIAN PERBANDINGAN
PENYALURAN STL SEMESTER VI
OVERHEAD DAN UNDERGROUND LINE

VII.. Tugas dan Pertanyaan

1.

10

Anda mungkin juga menyukai