Anda di halaman 1dari 11

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

LAB PEMBANGKIT DAN PENGUJIAN JARAK TRANSMISI


PENYALURAN STL
SEMESTER VI

I. Tujuan Percobaan
1. Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis transmisi berdasarkan jaraknya
2. Mahasiswa dapat menentukan pengaruh beban R, L dan C dan kombinasi ketiganya
terhadap voltage drop pada:
a. Transmisi jarak pendek
b. Transmisi jarak menengah

II. Teori Dasar


Suatu jaringan daya listrik, pada dasarnya dapat terdiri dari komponen-komponen
berikut:
- Pusat pembangkit (terdiri dari penggerak mula, generator dan step-up
transformator)
- Saluran transmisi;
- Gardu Induk
- Saluran distrubusi (saluran udara – overhead line/ OHL dan saluran bawah
tanah – underground cable/ UGC ); terdiri dari tegangan menengah/ TM –
medium voltage/ MV dan tegangan rendah/ TR – low voltage/ LV.
- Konsumen; dapat terdiri dari konsumen industri; rumah tangga, dll.
Jaringan ini dapat di gambarkan seperti pada gambar 1 di bawah yang disertai dengan
tingkatan tegangan kerja (operasi) di setiap bagian.

Gambar 1. Tipikal Jaringan tenaga listrik


10
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT DAN PENGUJIAN JARAK TRANSMISI
PENYALURAN STL
SEMESTER VI

Saluran transmisi dan distribusi


Tujuan dari jaringan transmisi adalah mentransfer/ mengirim energy listrik dari sistem
pembangkit yang tersebar di berbagai lokasi menuju sistem distribusi yang terhubung ke
beban.
Suatu saluran transmisi memiliki empat parameter listrik, yakni resistansi,
induktansi, kapasitansi dan konduktansi. Induktansi dan kapasitansi disebabkan oleh
pengaruh medan magnet dan medan litrik di sekitar konduktor (penghantar). Sedangkan
parameter konduktansi muncul di antara konduktor – konduktor atau konduktor –
ground (tanah). Konduktansi menghasilkan arus bocor (leakage current) pada isolator
saluran transmisi udara (OHL) atau melalui isolasi untuk transmisi bawah tanah (UGC).
Namun karena kebocoran pada isolator dapat diabaikan maka konduktansi antara
konduktor pada OHL biasanya diabaikan (terutama untuk transmisi jarak pendek).
Untuk resistansi dan induktansi terdistribusi merata di sepanjang saluran yang
membentuk impedansi seri. Konduktansi dan kapasitansi terdapat di antara konduktor –
konduktor ataupun dari konduktor ke netral/ ground yang selanjutnya membentuk shunt
admitatance. Meskipun resistansi, induktansi dan kapasitansi terdistribusi namun
rangkaian ekuivalen suatu saluran dibuat menjadi satu.
Berdasarkan jarak transmisi saluran udara (OHL), maka dapat diklasifikasi sebagai
berikut:
- Transmisi jarak pendek (short-length line), panjang kurang dari 80 km
- Transmisi jarak menengah (medium-length line), panjang antara 80 km – 240
km
- Transmisi jarak jauh (long-length line), panjang lebih dari 240 km
Pada saluran transmisi jarak pendek, shunt capacitance sangat kecil sehingga dapat
diabaikan, parameter yang diperhitungkan hanya resistansi (R) dan induktansi (L)
sepanjang saluran transmisi.
Untuk saluran jarak menengah digambarkan dengan parameter R dan L yang
diserikan beserta kapasitansi ke netral pada masing-masing ujung rangkaian ekuivalen
dengan nilai masing-masing setangah dari nilai C. Adapun nilai konduktansi G diabaikan
sebagaimana telah disebutkan sebelumnya.

11
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT DAN PENGUJIAN JARAK TRANSMISI
PENYALURAN STL
SEMESTER VI

Saluran transmisi Pendek


Rangkaian ekuivalen dari saluran transmisi pendek, seperti gambar 2, dimana IS adalah
sending current – arus terkirim, IR adalah receiving current – arus yang diterima, VS dan
VR sebagai sending and receiving line to neutral voltage.
Dimana:
IS = I R .......................................................................................................................... (1)

VS = VR + IR.Z ..................................................................................................... (2)

Nilai Z adalah zl, atau total impedansi seri saluran.


Vz

IS R X IR

Z = R + j wL

VS
Load VR

Gambar 2. Rangkaian ekuivalen saluran transmisi pendek

Adapun nilai regulasi tegangan untuk transmisi jarak pendek, dapat dinyatakan sbb:

|V R , NL|−|V R , FL|
Persen regulasi= x 100 % ......................... (3)
|V FL|
Dimana:
VR,NL : Receiving Voltage, No Load (tegangan sisi penerima kondisi
tanpa beban)
VR,FL : Receiving Voltage, Full Load (tegangan sisi penerima
kondisi beban penuh)

Adanya perbedaan tegangan antara sisi pengirim dan penerima ini disebabkan oleh
adanya jatuh tegangan (voltage drop) oleh adanya impedansi saluran. Jika voltage drop
dinyatakan dalam Vz, maka besarnya adalah
V z=√ V 2r +V 2x ................................................................................................................ (4)

12
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT DAN PENGUJIAN JARAK TRANSMISI
PENYALURAN STL
SEMESTER VI

Dimana;
Vz = besarnya voltage drop pada suatu salauran transmisi (pendek)
Vr = besarnya resistive voltage drop
Vx = besarnya reactive voltage drop

VZ Vx=X*I
VS
VR Vr=R*I

a I

Gambar 2. Diagram vector hubungan antara VS, VR dan VZ

Dengan adanya pengukuran tegangan di sisi pengirim dan penerima, maka besarnya
jatuh tegangan pada suatu transmisi dapat diperoleh dengan:
V z=V s−V R ...................................................................................................................... (5)

Dengan memodifikasi gambar menjadi seperti gambar 3 dan dengan menggunakan


rumus Phytagoras,maka:
V 2s =(V R + a)2+ b2 ........................................................................................................... (6)

|V R|
|Vs|-
b
VZ a
VS Vx=X*I
VR Vr=R*I

a I

Gambar 3. Diagram vector hubungan antara VS, VR dan VZ

Normalnya nilai a dan b jauh lebih kecil dari nilai V S dan VR maka b2 dapat diabaikan.
Sehingga diperoleh U1  U2 + a, atau Vz = a. Dimana:
a=a R +a x ............................................................................................................................. (7)

a R =R∗I∗cos α .............................................................................................................. (8)

a x =X∗I∗sin α ............................................................................................................... (9)

13
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT DAN PENGUJIAN JARAK TRANSMISI
PENYALURAN STL
SEMESTER VI

a b

Vx=X*I
Z
V
aR
a
Vr=R*I ax
Gambar 4. Diagram vector drop voltage

Sehingga drop voltage:


Vz=I (R cos α + X sin a) ............................................................................................. (10)

Karena pada sistem tiga fase


P = 3 V . I. cos  atau I cos  = P / (3 . V) dan ................... (11)

Q = 3 V . I. sin  atau I sin  = Q / (3 . V) ................................... (12)

Dengan melakukan subtitusi persamaan (11) ke dalam persamaan (10) maka drop
voltage juga dapat dituliskan sbb:
RP 2+ XQ 2
∆ V z= ............................................................................................................. (13)
VR

Saluran Transmisi Menengah


Dalam saluran transmisi, faktor shunt admittance (biasanya murni kapasitansi) sudah
diperhitungkan. Jika shunt admittance dibagi menjadi dua persis sama dan ditempatkan
di kedua ujung rangkaian ekuivalen maka rangkaian selanjutnya disebut sebagai nominal
π, seperti digambarkan di bawah.
Vz

IS R X IR

Z = R + j wL

VR
VS
Y/2 Y/2

Gambar 3. Rangkaian ekuivalen saluran transmisi menengah


Berdasarkan gambar 3 di atas diperoleh persamaan berikut:

14
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT DAN PENGUJIAN JARAK TRANSMISI
PENYALURAN STL
SEMESTER VI

( Y2 + I ) Z +V
V S= V R R R ............................................................................................ (14)

ZY
V =(
S +1 ) V + Z I R R ................................................................................................ (15)
2

Y Y
I S=V S +V R + I R ..................................................................................................... (16)
2 2

Dengan melakukan subtitusi nilai Vs (persamaan 15) pada persamaan 16 di atas, maka
diperoleh:
ZY ZY
I S=V R Y 1+ ( 4
+
2 )( )
+1 I R .......................................................................... (17)

Persamaan 15 dan persamaan 17 dapat juga dinyatakan secara umum sbb:


V S= A V R+ B I R ............................................................................................................... (18)

I S=CV R + D I R .................................................................................................................. (19)

Dimana
ZY
A=D= +1 ................................................................................................................. (20)
2
ZY
B=Z C=1+ .............................................................................................................. (21)
4
Konstanta ABCD ini terkadang disebut juga sebagai konstanta umum rangkaian saluran
transmisi (generalized circuit constant of transmission line). Konstanta A sangat
penting untuk regulasi tegangan, yakni:

|V S|/| A|−|V R , FL|


Persen regulasi= x 100 % ......................................... (22)
|V R ,FL|

Dimana:
VS : Sending Voltage (tegangan pengirim)

15
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT DAN PENGUJIAN JARAK TRANSMISI
PENYALURAN STL
SEMESTER VI

Sedangkan voltage drop pada saluran transmisi jarak menengah ini dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan sbb:
P2 1 Q2
V z=R
3U s
+ X−
(
ωC e 3V s ) .......................................................................... (23)

Dimana:
C e =3C 1+ C 0 ..................................................................................................................... (24)

C1 = kapasitansi antar saluran (fase)


C0 = kapasitansi antara saluran dan ground (tanah).

III. Alat dan Bahan


1. Modul Pembangkit, transmisi dan beban (Ex Terco)
2. Kabel secukupnya
3. Multimeter jika diperlukan

IV. Rangkaian Percobaan

16
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT DAN PENGUJIAN JARAK TRANSMISI
PENYALURAN STL
SEMESTER VI

Catatan:
Untuk percobaan voltage drop pada transmisi jarak pendek, kapasitansi antar
saluran dan saluran ke tanah tidak perlu dihubungkan.

V. Prosedur Percobaan
A. Transmisi jarak pendek
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Merangkai percobaan sesuai gambar percobaan (tidak perlu menhubungkan
kapasitansi saluran – saluran dan saluran – ground)
3. Mencatat dan menghitung parameter transmisi.
4. Pastikan posisi beban pada level 0.
5. Memeriksa setting frekuensi motor pada posisi 50Hz.
6. Posisi pengaturan motor …….. Mode
7. On-kan motor
8. Memeriksa kecepatan motor pada kecepatan 1500 rpm.
9. Posisi pengaturan generator Manual
10. On-kan generator
11. Naikkan beban sesuai permintaan pada tabel.
12. Mencatat hasil pengukuran.

B. Karakteristik generator tanpa beban


1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Merangkai percobaan sesuai gambar percobaan dan memastikan bahwa
kapasitansi saluran-saluran dan saluran ke ground terhubung.
3. Mencatat dan menghitung parameter transmisi.
4. Pastikan posisi beban pada level 0.
5. Memeriksa setting frekuensi motor pada posisi 50Hz.
6. Posisi pengaturan motor …….. Mode
7. On-kan motor
8. Memeriksa kecepatan motor pada kecepatan 1500 rpm.
9. Posisi pengaturan generator Manual
10. On-kan generator
17
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT DAN PENGUJIAN JARAK TRANSMISI
PENYALURAN STL
SEMESTER VI

11. Naikkan beban sesuai permintaan pada tabel.


12. Mencatat hasil pengukuran.

VI. Tabel Hasil Pengukuran

Tabel parameter transmisi, sesuaikan dengan jenis transmisi yang dipercobakan.

A. Transmisi jarak pendek

18
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT DAN PENGUJIAN JARAK TRANSMISI
PENYALURAN STL
SEMESTER VI

U1 = Vs
U2 = VR
U = Vz

B. Transmisi jarak menengah

Vz Vz
Load setting Pembacaan Pembacaa
Perhitungan
n
R L C Pf Vs VR I

19
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT DAN PENGUJIAN JARAK TRANSMISI
PENYALURAN STL
SEMESTER VI

20

Anda mungkin juga menyukai