Anda di halaman 1dari 34

PRAKTIKUM

SISTEM DAYA ELEKTRIK

LABORATORIUM
SISTEM DAYA ELEKTRIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2023
LAPORAN PRAKTIKUM
SISTEM DAYA ELEKTRIK

DISUSUN OLEH:
NAMA :
NIM :
PERIODE :

LABORATORIUM
SISTEM DAYA ELEKTRIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2023

i
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN PRAKTIKUM
SISTEM DAYA ELEKTRIK

Laboratorium Sistem Daya Elektrik


Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
Malang

Disusun oleh:
NAMA :
NIM :
PERIODE :

Praktikum telah dilaksanakan dari tanggal .........


s/d ..............

Mengetahui,
Kepala Laboratorium

Prof. Ir. Hadi Suyono, S.T., M.T., Ph.D., IPU., ASEAN. Eng.
NIP. 19730520 200801 1 013

2
Peraturan dan Tata Tertib Praktikum
1. Sebelum mengikuti praktikum, pendaftar wajib mengikuti pre-test sesuai jadwal yang telah
ditetapkan.
2. Setiap praktikan diwajibkan mematuhi 'Peraturan dan Tata tertib Praktikum' ini.
3. Sebelum melaksanakan praktikum, praktikan diwajibkan menguasai dasar teori dan
percobaan yang bersangkutan.
4. Selama proses praktikum:
a. Praktikan wajib memakai baju/kaos berkerah, jas praktikum dan bersepatu.
b. Setiap praktikan diwajibkan memiliki buku petunjuk praktikum dan kartu peserta
praktikum (KPP) yang harus dilengkapi dengan pas foto.
c. Toleransi keterlambatan maksimal 10 menit dan waktu percobaan.
d. Apabila terlambat lebih dari waktu yang telah ditentukan maka dianggap telah
mengundurkan diri.
e. Tidak diizinkan untuk pindah kelompok kecuali telah mendapat rekomendasi tertulis
dari asisten jadwal yang lama dan asisten jadwal yang baru.
f. Praktikan harus menyediakan sendiri alat-alat tulis/gambar yang diperlukan.
g. Selama di dalam laboratorium, praktikan dilarang makan, minum, dan merokok serta
menjaga ketertiban.
h. Untuk setiap percobaan sudah disediakan komponen, peralatan, dan tempat percobaan
yang tidak boleh diubah, diganti, atau ditukar seizin asisten yang bersangkutan.
i. Apabila menjumpai kesalahan, kerusakan, atau ketidaksesuaian dengan buku petunjuk
praktikum, praktikan harus segera melapor pada asisten.
j. Setelah selesai menyusun rangkaian sesuai dengan buku petunjuk praktikum, praktikan
harap segera melapor pada asisten, dan dilarang menghubungkan rangkaian dengan
sumber tegangan sebelum mendapat izin dari asisten yang bersangkutan.
5. Hal-hal mengenai alat ukur:
a. Kerusakan alat yang disebabkan oleh kesalahan praktikan menjadi tanggung jawab
kelompok praktikan dan kelompok tersebut tidak diperkenankan mengikuti praktikum
berikutnya sebelum menyelesaikan tanggung jawabnya.
b. Setiap selesai melaksanakan praktikum, praktikan diwajibkan mengembalikan alat-alat
yang digunakan dan dilarang meninggalkan ruang praktikum sebelum mendapat izin
dari asisten yang bersangkutan.
6. Praktikan terkena sanksi gugur jika :
a. Tidak mengikuti praktikum sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
b. Tidak mengikuti 1(satu) atau lebih percobaan dalam 1(satu) praktikum.
c. Tidak mengikuti post-test sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
d. Tidak mengambil surat puas pada masa pengambilan yang telah ditetapkan kepala
laboratorium (paling lambat satu minggu setelah batas akhir pelaksanaan post test).
e. Saat jilid atau evaluasi tanda tangan asisten harus lengkap.

3
ELECTRICAL POWER SYSTEM AND
RENEWABLE ENERGY LABORATORY
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG

PRAKTIKUM SISTEM DAYA ELEKTRIK

SEMESTER: TAHUN:

NAMA PERCOBAAN :

DISUSUN OLEH :

NIM :

DILAKSANAKAN TANGGAL :

ASISTEN PENDAMPING :

NIM :
PERCOBAAN I
TRANSMISI PENDEK

1.1. Tujuan Percobaan


Mengetahui karakteristik saluran transmisi pendek pada kondisi berbeban maupun
tidak berbeban.

1.2. Dasar Teori


Pada saluran transmisi terdapat empat parameter yang mempengaruhi kinerjanya
sebagai bagian dari suatu sistem tenaga listrik yaitu resistansi (R), induktansi (L),
kapasitansi (C), dan konduktansi (G).
1.2.1. Klasifikasi Saluran Transmisi
Berdasarkan besaran kapasitansi saluran nya terhadap tanah, saluran transmisi
dibagi dalam tiga jenis, yaitu:
a. Saluran Transmisi Pendek
b. Saluran Transmisi Menengah
c. Saluran Transmisi Panjang

1.2.1.1. Saluran Transmisi Pendek


Panjang saluran ini kurang dari 80 km. Nilai kapasitansi kecil, maka arus
bocor ke tanah nilainya sangat kecil dibandingkan dengan arus beban. Oleh
karena itu nilai kapasitansinya dapat diabaikan.

1.2.1.2. Saluran Transmisi Menengah


Panjang saluran ini antara 80 km s/d 250 km. Nilai kapasitansi pada
saluran ini cukup besar dan tidak dapat diabaikan. Oleh karena itu dapat
dianggap sebagai kapasitansi terpusat.

1.2.1.3. Saluran Transmisi Panjang


Panjang saluran ini lebih dari 250 km. Nilai kapasitansi pada saluran ini
sangat besar. Namun tidak dianggap sebagai kapasitansi terpusat, tetapi
kapasitansi terdistribusi merata sepanjang saluran.

1.2.2. Saluran Transmisi Pendek


Diagram pengganti saluran transmisi pendek diberikan dalam gambar 1, dengan
VS : Tegangan sisi kirim
VR : Tegangan sisi terima
IS : Arus sisi kirim
IR: Arus sisi terima
ZL : Impedansi Beban
Nilai Z R jX. Z adalah impedansi seri saluran.

1
Gambar 1. Rangkaian Pengganti Saluran Pendek

Relasi arus dan tegangan untuk saluran ini adalah


.

Dapat dinyatakan dalam bentuk matrik,

Dengan A = 1, B = Z, C = 0, dan D = A.

A, B, C, dan D disebut konstanta ABCD. Diagram fasor tegangan saluran


transmisi pendek diberikan dalam gambar 2, dalam gambar itu dimisalkan beban
listriknya merupakan beban yang bersifat induktif (L) dengan Vr sebagai acuan

Gambar 2. Diagram pasor tegangan saluran pendek

1.3. Alat-alat yang digunakan


 Sumber Tegangan AC 3 fasa
 Simulator saluran 3 fasa
 Power Analyzer
 Trafo Regulator
 Kabel Penghubung

2
1.4. Langkah-langkah Pengambilan Data
a. Buat rangkaian listrik sebagai model transmisi pendek seperti tampak
pada gambar 3 dengan parameter saluran sebagai berikut:
Rsal =..............Ω/fasa
Lsal =..............mH/fasa
b. Dengan menggunakan trafo, dapatkan tegangan V1 sesuai dengan yang ditetapkan
dalam tabel 1, kemudian catatlah semua besaran yang tercatat oleh alat ukur.
c. Dengan menggunakan trafo, dapatkan tegangan V2 sesuai dengan yang ditetapkan
dalam tabel, kemudian catatlah semua besaran yang tercatat oleh alat ukur.
d. Masukkan beban R =..............Ω/fasa, ulangi langkah b dan c.
e. Masukkan beban L =..............mH/fasa, ulangi langkah b dan c.

Gambar 3. Rangkaian Percobaan Saluran Pendek

Tabel 1: Data Hasil Pengukuran Transmisi Pendek


Sisi Kirim Sisi Terima
Beban
P1 V2 I2 P2 Q2
(Ohm) V1(volt) I1(A) Cos ɸ Q1(var) Cos ɸ
(watt) (volt) (A) (watt) (var)
90
TANPA
110
BEBAN
130
90
R = ……Ω 110
130
90
R= …….Ω
110
L= ....... mH
130

3
1.5. Tugas
Pada kondisi berbeban (beban R dan R-L), hitunglah rugi-rugi daya nyata dengan
menggunakan rumus:
a)
b)

4
1.6. Kesimpulan

5
ELECTRICAL POWER SYSTEM AND
RENEWABLE ENERGY LABORATORY
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG

PRAKTIKUM SISTEM DAYA ELEKTRIK

SEMESTER: TAHUN:

NAMA PERCOBAAN :

DISUSUN OLEH :

NIM :

DILAKSANAKAN TANGGAL :

ASISTEN PENDAMPING :

NIM :
PERCOBAAN I
TRANSMISI PENDEK

1.1. Tujuan Percobaan


Mengetahui karakteristik saluran transmisi pendek pada kondisi berbeban maupun
tidak berbeban.

1.2. Dasar Teori


Pada saluran transmisi terdapat empat parameter yang mempengaruhi kinerjanya
sebagai bagian dari suatu sistem tenaga listrik yaitu resistansi (R), induktansi (L),
kapasitansi (C), dan konduktansi (G).
1.2.1. Klasifikasi Saluran Transmisi
Berdasarkan besaran kapasitansi saluran nya terhadap tanah, saluran transmisi
dibagi dalam tiga jenis, yaitu:
a. Saluran Transmisi Pendek
b. Saluran Transmisi Menengah
c. Saluran Transmisi Panjang

1.2.1.1. Saluran Transmisi Pendek


Panjang saluran ini kurang dari 80 km. Nilai kapasitansi kecil, maka arus
bocor ke tanah nilainya sangat kecil dibandingkan dengan arus beban. Oleh
karena itu nilai kapasitansinya dapat diabaikan.

1.2.1.2. Saluran Transmisi Menengah


Panjang saluran ini antara 80 km s/d 250 km. Nilai kapasitansi pada
saluran ini cukup besar dan tidak dapat diabaikan. Oleh karena itu dapat
dianggap sebagai kapasitansi terpusat.

1.2.1.3. Saluran Transmisi Panjang


Panjang saluran ini lebih dari 250 km. Nilai kapasitansi pada saluran ini
sangat besar. Namun tidak dianggap sebagai kapasitansi terpusat, tetapi
kapasitansi terdistribusi merata sepanjang saluran.

1.2.2. Saluran Transmisi Pendek


Diagram pengganti saluran transmisi pendek diberikan dalam gambar 1, dengan
VS : Tegangan sisi kirim
VR : Tegangan sisi terima
IS : Arus sisi kirim
IR: Arus sisi terima
ZL : Impedansi Beban
Nilai . adalah impedansi seri saluran.

1
Gambar 1. Rangkaian Pengganti Saluran Pendek

Relasi arus dan tegangan untuk saluran ini adalah


.

Dapat dinyatakan dalam bentuk matrik,

Dengan A = 1, B = Z, C = 0, dan D = A.

A, B, C, dan D disebut konstanta ABCD. Diagram fasor tegangan saluran


transmisi pendek diberikan dalam gambar 2, dalam gambar itu dimisalkan beban
listriknya merupakan beban yang bersifat induktif (L) dengan Vr sebagai acuan

Gambar 2. Diagram pasor tegangan saluran pendek

1.3. Alat-alat yang digunakan


● Sumber Tegangan AC 3 fasa
● Simulator saluran 3 fasa
● Power Analyzer
● Trafo Regulator

2
● Kabel Penghubung
1.4. Langkah-langkah Pengambilan Data
a. Buat rangkaian listrik sebagai model transmisi pendek seperti tampak
pada gambar 3 dengan parameter saluran sebagai berikut:
Rsal =..............Ω/fasa
Lsal =..............mH/fasa
b. Dengan menggunakan trafo, dapatkan tegangan V1 sesuai dengan yang ditetapkan
dalam tabel 1, kemudian catatlah semua besaran yang tercatat oleh alat ukur.
c. Dengan menggunakan trafo, dapatkan tegangan V2 sesuai dengan yang ditetapkan
dalam tabel, kemudian catatlah semua besaran yang tercatat oleh alat ukur.
d. Masukkan beban R =..............Ω/fasa, ulangi langkah b dan c.
e. Masukkan beban L =..............mH/fasa, ulangi langkah b dan c.

Gambar 3. Rangkaian Percobaan Saluran Pendek

Tabel 1: Data Hasil Pengukuran Transmisi Pendek


Sisi Kirim Sisi Terima
Beban
P1 V2 I2 P2 Q2
(Ohm) V1(volt) I1(A) Cos ɸ Q1(var) Cos ɸ
(watt) (volt) (A) (watt) (var)
90
TANPA
110
BEBAN
130
90
R = ……Ω 110
130
90
R= …….Ω
110
L= mH
130

3
1.5. Tugas
Pada kondisi berbeban (beban R dan R-L), hitunglah rugi-rugi daya nyata dengan
menggunakan rumus:
a)
b)

4
1.6. Kesimpulan

5
ELECTRICAL POWER SYSTEM AND
RENEWABLE ENERGY LABORATORY
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG

PRAKTIKUM SISTEM DAYA ELEKTRIK

SEMESTER: TAHUN:

NAMA PERCOBAAN :

DISUSUN OLEH :

NIM :

DILAKSANAKAN TANGGAL :

ASISTEN PENDAMPING :

NIM :
PERCOBAAN II
TRANSMISI MENENGAH

2.1 Tujuan Percobaan


Mengetahui karakteristik saluran transmisi menengah baik pada kondisi berbeban
maupun tidak berbeban

2.2 Dasar Teori


Saluran Transmisi Menengah pada saluran menengah kapasitansi dipusatkan pada
satu titik (nominal T), atau pada dua titik (nominal phi).
2.2.1. Nominal T
Diagram pengganti saluran transmisi menengah nominal T diberikan
dalam gambar 4.

Gambar 4. Rangkaian Pengganti Saluran Menengah Nominal T

Relasi arus dan tegangan nominal T adalah

6
Atau,

2.2.2. Nominal Pi

Gambar 5. Rangkaian Pengganti Saluran Menengah Nominal Pi

Relasi arus dan tegangan nominal Pi adalah

2.3 Alat-alat yang Digunakan


 Sumber Tegangan AC 3 fasa
 Simulator saluran 3 fasa
 Power Analyzer
 Trafo Regulator
 Kabel Penghubung

7
Gambar 6. Rangkaian Percobaan Saluran Menengah Model Phi

2.4 Langkah-Langkah Pengambilan Data


a. Buat rangkaian listrik sebagai transmisi menengah phi seperti tampak pada gambar
8 dengan parameter saluran sebagai berikut:
Rsal =……..Ω/fasa Lsal

Lsal =……..mH/fasa

CE/2 =……..μF/fasa

b. Dengan menggunakan trafo, dapatkan tegangan V1 sesuai dengan yang ditetapkan


dalam tabel 2, kemudian catatlah semua besaran yang tercatat oleh alat ukur.

c. Dengan menggunakan trafo, dapatkan tegangan V2 sesuai dengan yang ditetapkan


dalam tabel 2, kemudian catatlah semua besaran yang tercatat oleh alat ukur.

d. Masukkan beban R =……….Ω/fasa, ulangi Langkah b dan c.

e. Masukkan beban L =………. mH/fasa, ulangi Langkah b dan c.

8
Tabel 2: Data Hasil Pengukuran Transmisi Menengah Phi
Sisi Kirim Sisi Terima
Beban
I1 P1 Q1 V2 I2 P2 Q2
(Ohm) V1(kV) Cos ɸ Cos ɸ
(A) (watt) (var) (volt) (A) (watt) (var)
20
TANPA
70
BEBAN
150
20
R = ……Ω 70
150
20
R= …….Ω
70
L= ....... mH
150

2.5 Tugas
Pada kondisi berbeban kompleks, maka hitunglah rugi-rugi daya nyata dengan
menggunakan rumus:
a. Ploss = P1 – P2
b. Ploss = I12. Rsal

9
2.6 Kesimpulan

10
ELECTRICAL POWER SYSTEM AND
RENEWABLE ENERGY LABORATORY
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG

PRAKTIKUM SISTEM DAYA ELEKTRIK

SEMESTER: TAHUN:

NAMA PERCOBAAN :

DISUSUN OLEH :

NIM :

DILAKSANAKAN TANGGAL :

ASISTEN PENDAMPING :

NIM :
PERCOBAAN III
INJEKSI DAYA REAKTIF

3.1. Tujuan Percobaan


Menentukan lokasi kapasitor yang paling tepat untuk menurunkan rugi-rugi daya
nyata pada sistem transmisi/distribusi tenaga listrik.

3.2. Alat-alat yang digunakan


a. Simulator saluran
b. Voltmeter
c. Wattmeter
d. Trafo Regulator

3.3. Dasar Teori


Persamaan sistem daya elektrik dalam bentuk admitansi adalah
Ibus = Ybus×Ebus
Sedangkan dalam bentuk impedansi adalah
Ebus = Zbus×Ibus.
Ibus dan Ebus masing-masing adalah vektor kolom arus dan tegangan bus seperti
ditunjukkan dalam gambar 8. Persamaan jaringan untuk sistem gambar 5 adalah

Admitansi beban bus i dapat dihitung dengan menggunakan persamaan,

dengan Pi = -PLi dan Qi = - QLi

11
Gambar 7. Sistem 4 bus, 1 generator

Jika admitansi beban yio dimasukkan dalam pembentukan matrik Ybus, maka elemen
diagonal bus i mengalami perubahan,

Gambar 8 menunjukkan pembentukan matrik Ybus dengan melibatkan admitansi beban.


Pada gambar itu, jelas bahwa semua arus beban menjadi sama dengan nol, dan persamaan
jaringan menjadi,

Gambar 8. Pembentukan matrik Ybus dengan melibatkan beban

Tegangan bus dapat dihitung dengan menggunakan persamaan

12
Jika E1 diketahui dan Zij adalah elemen-elemen matrik Zbus yang diperoleh dengan
menginvers matrik Ybus diatas, maka tegangan-tegangan bus lainnya dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan,

3.4. Langkah-langkah Pengambilan Data

Gambar 9. Simulator Jaringan Distribusi LOOP

a. Buat rangkaian listrik jaringan loop satu fasa seperti tampak pada gambar di atas
dengan impedansi saluran, beban masing-masing bus, dan tegangan slack bus serta
kapasitas kapasitor adalah seperti diberikan dalam tabel 3 dibawah ini:

Tabel 3: Data saluran dan beban


Teg. slack bus (V0) = 100 volt
Kapasitor (C) = 16 μF
Saluran Beban
No
R (Ohm) L (mH) (Watt)
1 5 9.29 100
2 5 9.29 100
3 5 9.29 100
4 5 9.29 100
5 5 9.29 100

13
b. Dengan menggunakan trafo, dapatkan tegangan V0 sesuai dengan yang ditetapkan,
kemudian catatlah dalam tabel 4 daya sumber dan tegangan di semua bus.
c. Secara bergantian, masukkan kapasitor melalui bus 1 s/d 6 dan ulangi langkah b untuk
setiap lokasi kapasitor.

Gambar 10. Jaringan Distribusi LOOP (kiri) dan Jaringan Distribusi Loop dengan
Kapasitor (kanan)

Tabel 4: Kompensasi Daya Reaktif

Lokasi P0 Tegangan Bus (volt)


No
kap (watt) (1) (2) (3) (4) (5)
1 -- -
2 1 -
3 2 -
4 3 -
5 4 -
6 5 -

14
3.5. Tugas
Dengan menggunakan teori aliran daya atau teori lain, dapatkan semua tegangan bus
dan daya sumber pada kondisi
a. Tanpa kapasitor.
b. Ada kapasitor pada bus tertentu (tanyakan pada asisten).

Tuliskan listing program dibawah ini kedalam editor pada program matlab, setiap
bagian merupakan listing pada tab yang berbeda dan harus diberi nama sesuai dengan
nama bagiannya. Run program tersebut secara berurut dari program pertama hingga
keempat kemudian amati hasil nya di command window pada aplikasi matlab. Jalankan
program dua kali, untuk program pertama tanpa kapasitor dan program kedua dengan
menambahkan kapasitor pada salah satu saluran.
LISTING PROGRAM MATLAB
Bagian 1 [busdata6()]
% Bus data for Load Flow Analysis.
% Praviraj P G, MTech I Year, EE Dept., IIT Roorkee, India, Email
:pravirajpg@gmail.com

function busdata = busdata6() % Returns busdata.


% |Bus | Type | Vsp | theta | PGi | QGi | PLi | QLi | Qmin |
Qmax |
busdata = [ 1 1 Vin 0 0.0 0.0 0 0 0
0;
2 3 Vin 0 0.0 0 P 0 0
0;
3 3 Vin 0 0.0 0 P 0 0
0;
4 3 Vin 0 0.0 0 P 0 0
0;
5 3 Vin 0 52.46 0 P 0 0
0;
];

Bagian 2 [linedata6()]

% Line Data for Y-Bus Formation.


% Praviraj P G, MTech I Year, EE Dept., IIT Roorkee, India, Email
:pravirajpg@gmail.com

function linedata = linedata6() % Returns linedata. %C = -802.761

% | From | To | R | X | B/2 |
% | Bus | Bus | | | |
linedata = [ 1 2 Rsal Xsal 0;
1 3 Rsal Xsal 0;
2 4 Rsal Xsal 0;
3 5 Rsal Xsal 0;
2 5 Rsal Xsal 0;
];

Bagian 3 [ybusppg()]

% Program to form Admittance And Impedance Bus Formation....


% Praviraj P G, MTech I Year, EE Dept., IIT Roorkee, India, Email :
pravirajpg@gmail.com

15
function ybus = ybusppg(); % Returns ybus

linedata = linedata6(); % Calling "linedata6.m" for Line Data...


fb = linedata(:,1); % From bus number...
tb = linedata(:,2); % To bus number...
r = linedata(:,3); % Resistance, R...
x = linedata(:,4); % Reactance, X...
b = linedata(:,5); % Ground Admittance, B/2...
z = r + i*x; % Z matrix...
y = 1./z; % To get inverse of each element...
b = i*b; % Make B imaginary...

nbus = max(max(fb),max(tb)); % no. of buses...


nbranch = length(fb); % no. of branches...
ybus = zeros(nbus,nbus); % Initialise YBus...

% Formation of the Off Diagonal Elements...


for k=1:nbranch
ybus(fb(k),tb(k)) = -y(k);
ybus(tb(k),fb(k)) = ybus(fb(k),tb(k));
end

% Formation of Diagonal Elements....


for m=1:nbus
for n=1:nbranch
if fb(n) == m | tb(n) == m
ybus(m,m) = ybus(m,m) + y(n) + b(n);
end
end
end

ybus; % Bus Admittance Matrix


zbus = inv(ybus); % Bus Impedance Matrix
end

Bagian 4 [gausppg()]
% Program for Gauss - Seidel Load Flow Analysis
% Praviraj P G, MTech I Year, EE Dept., IIT Roorkee, India, Email
:pravirajpg@gmail.com

% Assumption, Bus 1 is considered as Slack bus.

ybus = ybusppg(); % Calling program "ybusppg.m" to get Y-Bus.


busdata = busdata6(); % Calling "busdata6.m" for bus data.

bus = busdata(:,1); % Bus number.


type = busdata(:,2); % Type of Bus 1-Slack, 2-PV, 3-PQ.
V = busdata(:,3); % Initial Bus Voltages.
th = busdata(:,4); % Initial Bus Voltage Angles.
GenMW = busdata(:,5); % PGi, Real Power injected into the buses.
GenMVAR = busdata(:,6); % QGi, Reactive Power injected into the
buses.
LoadMW = busdata(:,7); % PLi, Real Power Drawn from the buses.
LoadMVAR = busdata(:,8); % QLi, Reactive Power Drawn from the buses.
Qmin = busdata(:,9); % Minimum Reactive Power Limit
Qmax = busdata(:,10); % Maximum Reactive Power Limit
nbus = max(bus); % To get no. of buses
P = GenMW - LoadMW; % Pi = PGi - PLi, Real Power at the buses.
Q = GenMVAR - LoadMVAR; % Qi = QGi - QLi, Reactive Power at the

16
Vprev = V;
toler = 1; % Tolerence.
iteration = 1; % iteration starting
while (toler > 0.00001) % Start of while loop
for i = 2:nbus
sumyv = 0;

for k = 1:nbus
if i ~= k
sumyv = sumyv + ybus(i,k)* V(k); % Vk * Yik
end
end
if type(i) == 2 % Computing Qi for PV bus
Q(i) = -imag(conj(V(i))*(sumyv + ybus(i,i)*V(i)));
if (Q(i) > Qmax(i)) || (Q(i) < Qmin(i)) % Checking for Qi
Violation.
if Q(i) < Qmin(i) % Whether violated the lower limit.
Q(i) = Qmin(i);
else % No, violated the upper limit.
Q(i) = Qmax(i);
end
type(i) = 3; % If Violated, change PV bus to PQ bus.
end
end

V(i) = (1/ybus(i,i))*((P(i)-j*Q(i))/conj(V(i)) - sumyv); %


Compute Bus Voltages.
if type(i) == 2 % For PV Buses, Voltage Magnitude remains same,
but Angle changes.
V(i) = pol2rect(abs(Vprev(i)), angle(V(i)));
end
end
iteration = iteration + 1; % Increment iteration count.
toler = max(abs(abs(V) - abs(Vprev))); % Calculate tolerance.
Vprev = V; % Vprev is required for next iteration, V(i) =
pol2rect(abs(Vprev(i)), angle(V(i)));
end % End of while loop / Iteration

iteration % Total iterations.


V % Bus Voltages in Complex form.
Vmag = abs(V) % Final Bus Voltages.
Ang = 180/pi*angle(V) % Final Bus Voltage Angles in Degree.
Ibus = ybus*V % Ibus
Sbus = diag(V)*conj(Ibus)
Smag = abs(Sbus)
SudutDaya = 180/pi*angle(Sbus)
Srugi = transpose(V)*conj(Ibus)

17
3.6. Kesimpulan

18
ELECTRICAL POWER SYSTEM AND
RENEWABLE ENERGY LABORATORY
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG

KARTU PESERTA PRAKTIKUM

NAMA : .............................................................

NIM : ............................................................. Foto 3 x 4

PERIODE : .............................................................

PRAKTIKUM : SISTEM DAYA ELEKTRIK

Tanggal Tanggal Asisten


No Kegiatan
Praktikum Asistensi Nama Asisten Ttd. Asisten

1 BAB 1
NIM.

2 BAB 2
NIM.

3 BAB 3
NIM.

4 JILID Ttd. Koas

Malang, . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Koordinator Asisten,

__________________________

NIM.

iv

Anda mungkin juga menyukai