Anda di halaman 1dari 23

LABORATORIUM PENGUKURAN DASAR LISTRIK

TEOREMA SUPERPOSISI

Disusun Oleh :

NAMA : REINHARDT ORLAND IMMANUEL LEO

NIM : 42122042

KELOMPOK : 5

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK LISTRIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

2023
BAB 1

TUJUAN PERCOBAAN

Selesai melaksanakan percobaan, maka diharapkan dapat :


a. Menghitung arus yang mengalir pada tiap-tiap tahanan dan juga terutama pada
RL.yang ada pada rangkaian.
b. Menghitung jatuh tegangan yang terjadi pada tiap-tiap tahanan dan juga pada RL
yang ada pada rangakaian.
c. Menghitung arus dan juga tegangan yang mengalir pada rangkaian disaat salah
satu sumber tegangannya dinonaktifkan (Short Circuit).
d. Membandingkan hasil perhitungan teori dan hasil praktik pengukuran yang
didapatkan.
BAB II

TEORI DASAR

Teorema Superposisi  menyatakan Arus yang melalui atau tegangan melintasi, sebuah
elemen secara linear jaringan bilateral adalah sama dengan jumlah aljabar dari arus
atau tegangan diproduksi secara independen oleh masing-masing sumber. Superposisi
Teorema dapat digunakan untuk mencari solusi dua atau lebih sumber yang tidak
secara seri atau paralel. Keuntungan yang paling jelas dari metode ini adalah bahwa hal
ini tidak memerlukan penggunaan teknik matematika seperti penentu untuk menemukan
tegangan atau arus yang dibutuhkan.

Sebuah jaringan linear yang berisi dua atau lebih banyak sumber independen dapat
dianalisis untuk memperoleh berbagai tegangan dan arus cabang dengan membiarkan
sumber untuk bertindak satu per satu , kemudian yang mensuperposisikan hasil. Prinsip
ini berlaku karena hubungan linear antara arus dan tegangan.

Ketika seseorang menerapkan teorema, adalah mungkin untuk mempertimbangkan Efek


dari dua sumber pada saat yang sama dan mengurangi jumlah jaringan yang harus
dianalisis. Untuk mempertimbangkan dampak dari masing-masing sumber independen
mengharuskan sumber dihapus dan diganti tanpa mempengaruhi hasil akhir
untuk menghapus sumber tegangan ketika menerapkan teorema ini ,
perbedaan potensial antara terminal sumber tegangan harus diatur ke nol( hubungan
pendek ) ; menghapus sebuah sumber arus mensyaratkan bahwa terminal menjadi
dibuka ( rangkaian terbuka ) Setiap hambatan internal atau konduktansi terkait dengan
sumber pengungsi tidak dihilangkan tetapi harus tetap diperhatikan

Teorema superposisi dalam rangkaian listrik menyatakan bahwa untuk rangkaian listrik
yang terdiri dari beberapa sumber tegangan dan/atau arus, respons dari rangkaian
tersebut dapat dihitung secara terpisah untuk setiap sumber tegangan dan/atau arus
secara individual. Kemudian, respons total dari rangkaian tersebut dapat diperoleh
dengan menambahkan respons dari masing-masing sumber tegangan dan/atau arus
tersebut secara algebraik.

Teorema superposisi ini didasarkan pada prinsip linearitas dari hukum-hukum dasar
dalam rangkaian listrik, seperti hukum Ohm, hukum Kirchoff, dan hukum rangkaian
RC, RL, dan RLC. Prinsip linearitas ini menyatakan bahwa respons dari suatu rangkaian
listrik proporsional terhadap sumber arus dan tegangan yang diberikan, sehingga
superposisi dari respons dari masing-masing sumber tersebut akan memberikan respons
total dari rangkaian.

Namun, perlu diingat bahwa teorema superposisi hanya berlaku untuk rangkaian listrik
yang linear, artinya respons dari rangkaian proporsional terhadap sumber arus dan
tegangan yang diberikan. Jika terdapat komponen non-linear dalam rangkaian, seperti
dioda atau transistor, maka teorema superposisi tidak berlaku.

Berikut contoh penerapan teorema superposisi pada saat menemui rangkaian yang
terdiri dari 2 sumber yaitu sumber tegangan bebas dan juga sumber arus bebas dimana
untuk menonaktifkan sumber tegangan bebas maka dilakukan hubung singkat (Short
Circuited), dan untuk menonaktifkan sumber arus bebas makan dilakukan hubung buka
(Open Circuited).

Berikut contoh gambar rangkaiaan yang dissuplei oleh 2 sumber yaitu sumber tegangan
bebas dan sumber arus bebas :
Untuk menerapkan teorema supeposisi maka harus dilakukan
penonaktifan salah satu sumber bebas yang menyuplai baik itu sumber tegangan
maupun sumber arus bebas.

Berikut contoh apabila pada rangkaian dilakukan penonaktifan pada


sumber arus bebas yaitu dilakukan hubung buka pada sumber (Open Circuited).

Berikut contoh apabila pada rangkaian dilakukan penonaktifan pada


sumber tegangan bebas yaitu dilakukan hubung singkat pada sumber (Short
Circuited).
ALAT YANG DIGUNAKAN :

a. SUMBER TEGANGAN DC

Arus listrik searah atau biasa disebut DC (direct current) adalah sebuah bentuk arus atau
tegangan yang mengalir pada rangkaian listrik dalam satu arah saja. Pada umumnya,
baik arus maupun tegangan listrik DC dihasilkan oleh pembangkit daya baterai, dinamo,
dan sel surya. Tegangan atau arus listrik DC memiliki besaran nilai (amplitudo) yang
tetap dan arah mengalirnya arus yang telah ditentukan.

Penting untuk memilih sumber tegangan DC yang tepat untuk aplikasi tertentu.
Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan saat memilih sumber tegangan DC adalah
tegangan yang dibutuhkan, kapasitas daya, tingkat kestabilan, dan biaya. Dengan
memilih sumber tegangan DC yang tepat, pengguna dapat memastikan kinerja yang
baik dan efisien dari rangkaian listrik atau peralatan elektronik yang digunakan.
b. MULTIMETER

Multimeter adalah alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur berbagai parameter
listrik seperti tegangan, arus, dan resistansi. Multimeter dapat digunakan untuk
mengukur tegangan AC dan DC, arus AC dan DC, resistansi, kapasitansi, frekuensi, dan
lain-lain. Multimeter terdiri dari tiga bagian utama, yaitu pengukur tegangan, pengukur
arus, dan pengukur resistansi. Multimeter dapat digunakan untuk menguji baik atau
tidaknya suatu komponen, mengetahui sambungan rangkaian, dan sebagainya.
Multimeter dapat digunakan oleh teknisi di laboratorium dan bengkel elektronika.
Multimeter sering disebut juga dengan istilah Multitester atau AVOMeter (singkatan
dari Ampere Volt Ohm Meter). Multimeter dapat digunakan untuk mengukur nilai
tegangan, hambatan, ampli, dan resistansi pada rangkaian elektronika. Multimeter
tersedia secara bebas dan siapapun dapat memilikinya.

c. POTENSIONER

Potensiometer adalah suatu resistor variabel yang memiliki tiga terminal. Potensiometer
dapat digunakan untuk mengontrol aliran arus listrik dengan mengubah resistansi
manualnya. Potensiometer terdiri dari sebuah elemen resistif yang membentuk jalur
dengan terminal di kedua ujungnya dan sebuah penyapu (wiper) yang dapat digerakkan
untuk menentukan pergerakan pada jalur elemen resistif. Potensiometer dapat berupa
rotary potensiometer yang merubah resistansi dengan cara diputar. Potensiometer rotary
memiliki bentuk setengah lingkaran dengan wiper berupa kenop yang dapat diputar.
Potensiometer 1k memiliki resistansi sebesar 1 kiloohm atau 1000 ohm.

d. RESISTOR (TAHANAN)

Resistor adalah salah satu komponen elektronik yang berfungsi untuk menghambat
atau membatasi aliran arus listrik dalam suatu rangkaian. Resistor memiliki nilai
hambatan (resistansi) tertentu yang dapat diukur dalam satuan ohm (Ω). Nilai
hambatan resistor menentukan seberapa sulit aliran arus listrik dalam suatu rangkaian
melalui resistor tersebut.

Pemilihan resistor yang tepat harus didasarkan pada nilai resistansi yang dibutuhkan
dalam rangkaian listrik. Nilai resistansi dari resistor dapat dihitung menggunakan
rumus hukum Ohm, yaitu R = V/I, di mana R adalah nilai resistansi dalam ohm, V
adalah tegangan dalam volt, dan I adalah arus dalam ampere.
Resistor dapat dipasang dalam rangkaian listrik secara seri atau paralel. Dalam
rangkaian seri, resistor dipasang berturut-turut dan nilai hambatannya akan saling
bertambah sehingga arus listrik akan menurun. Sedangkan dalam rangkaian paralel,
resistor dipasang secara bersamaan dan nilai hambatannya akan saling mengurangi
sehingga arus listrik akan bertambah.

e. KABEL PENGHUBUNG

Kabel yang digunakan untuk menghubungkan alat ukur listrik, seperti voltmeter,
ampermeter, dan ohmmeter, dengan rangkaian atau perangkat elektronik yang akan
diukur. Kabel penghubung ini berfungsi untuk mentransfer informasi dari rangkaian
atau perangkat elektronik ke alat ukur listrik, sehingga pengguna dapat membaca dan
menganalisis besaran listrik seperti tegangan, arus, dan resistansi.
BAB III

GAMBAR RANGKAIAN

3.1 Gambar Rangkaian Percobaan 1

(Gambar 3.1 Percobaan 1)

3.2 Gambar Rangkaian Percobaan 2 ( V2 dilakukan Shortcircuit)

(Gambar 3.1 Percobaan 2)

3.2 Gambar Rangkaian Percobaan 3 ( V1 dilakukan Short Circuit)

(Gambar 3.2 Percobaan 3)


BAB IV

PROSEDUR PERCOBAAN

A. Langkah Kerja :
 Buatlah rangkaian seperti pada gambar rangkaian percobaan.
 Pasanglah alat ukur dan hubungkan dengan sumber tegangan DC.
 Telitilah kembali rangkaian sebelum menyalakan sumber tegangan.
 Hubungkan saklar S dan catatlah arus dan tegangan pada rangkaian.
 Ulangan percobaan dinatas dengan RL yang berbeda.
 Masukkan hasil pengukuran pada tabel percobaan 1.

B. Superposisi :
 Sumber tegangan V2 dilepaskan kemudian dihubung singkatkan.
 Hubungkan saklar S dan catatlah arus dan tegangan yang terukur pada
alat ukur.
 Selanjutnya pasang kembali sumber V2, lepaskan sumber V1 kemudian
hubung singkatkan
 Hubungkan saklar S dan catatlah arus dan tegangan yang terukur pada
alat ukur.
 Ulangan percobaan diatas dengan R1 yang berbeda.
 Catat hasil pengukuran pada tabel 2 dan 3.
BAB V
HASIL DATA PERCOBAAN

5.1 Tabel Data Hasil Percobaan 1

TAHANAN SAKLAR ON
NO
IRL IRL VRL
1 1K 4.68 4.63
2 3K3 1.96 6.5
3 4K7 1.47 6.87

5.2 Tabel Data Hasil Percobaan 2 dan 3

TAHANA V1 ON V2 OFF V1 OFF V2 ON


NO
N IRL VRL IRL VRL
1 1K 2.25 2.239 2.23 2.43
2 3.3K 0.94 3.130 1.02 3.4
3 4.7K 0.7 3.3 0.76 3.58
BAB VI
ANALISIS DATA PERCOBAAN

6.1 Perhitungan Secara Teori


A. Perhitungan Secara Teori Percobaan I
Untuk menghitung kuat arus dan tegangan pada rangkaian dapat
menggunakan metode loop. Seperti arus dan tegangan pada tahanan beban 1KΩ
pada rangkaian berikut.

(Gambar 6.1 Metode Loop)


 Untuk I1
-12 + 2,2 I1 + 1 (I1-I2) = 0
2,2 I1 + 1 (I1-I2) = 12
3,2 I1 - 1 I2 = 12 ….. (1)
 Untuk I2
1 (I2-I1) + 1 I2 + 6 = 0
1 (I2-I1) + 1 I2 = -6
-1 I1 + 2 I2 = -6 ….. (2)
 Eliminasi persamaan (1) dan (2)
3,2 I1 - 1 I2 = 12 x2
-1 I1 + 2 I2 = -6 x1
 Sehingga :
6,4 I1 - 2 I2 = 24
-1I1 + 2 I2 =-6 +
5,4 I1 = 18
5,4 I1 = 18
I1 = 3,333 mA
 Jadi, tegangan pada tahanan 1 KΩ
VRL = 12 - 2,2 x I1
= 12 - 2,2 x 3,333
= 4,667 V
 Arus pada tahanan 1 KΩ (IRL)
VT 4,674
IRL = = = 4,667 mA
RL 1

Untuk nilai VRL, dan IRL pada beban 3,3 KΩ, dan 4,7 KΩ dapat kita lihat
pada tabel 6.1

Tahanan Saklar ON
NO
(Ω) IRL (mA) VRL (V)
1 1KΩ 4,667 4,667
2 3,3 KΩ 1,99 6,57
3 4,7 KΩ 1,46 6,874
Tabel 6.1 Hasil Perhitungan Percobaan I

B. Perhitungan Secara Teori Percobaan II


Pada perhitungan secara teori untuk metode Superposisi, diharapkan dapat
menghitung kuat arus dan besar tengangan pada rangkaian ketika V1 ON dan
V2 OFF. Begitupun ketika V1 OFF dan V2 ON
 Pada V1 ON dan V2 OFF
Untuk menghitung kuat arus dan tegangan pada rangkaian V1 ON dan
V2 OFF dapat menggunakan metode loop. Seperti arus dan tegangan pada
tahanan beban 1KΩ pada rangkaian berikut.
 Untuk I1
-12 + 2,2 I1 + 1 (I1-I2) = 0
2,2 I1 + 1 (I1-I2) = 12
3,2 I1 - 1 I2 = 12 ….. (1)
 Untuk I2
1 (I2-I1) + 1 I2 = 0
1 (I2-I1) + 1 I2 = 0
-1 I1 + 2 I2 = 0 ….. (2)
 Eliminasi persamaan (1) dan (2)
3,2 I1 - 1 I2 = 12 x2
-1 I1 + 2 I2 = 0 x1
 Sehingga :
6,4 I1 - 2 I2 = 24
-1I1 + 2 I2 =0 +
5,4 I1 = 24
5,4 I1 = 24
I1 = 4,444 mA
 Jadi, tegangan pada tahanan 1 KΩ
VRL = 12 - 2,2 x I1
= 12 - 2,2 x 4,444
= 2,223 V
 Arus pada tahanan 1 KΩ (IRL)
VT 2,223
IRL = = = 2,223 mA
RL 1
 Pada V1 OFF dan V2 ON
Untuk menghitung kuat arus dan tegangan pada rangkaian V1 OFF dan
V2 ON dapat menggunakan metode loop. Seperti arus dan tegangan pada
tahanan beban 1KΩ pada rangkaian berikut.
 Untuk I1
2,2 I1 + 1 (I1-I2) = 0
2,2 I1 + 1 (I1-I2) = 0
3,2 I1 - 1 I2 = 0 ….. (1)
 Untuk I2
1 (I2-I1) + 1 I2 + 6 = 0
1 (I2-I1) + 1 I2 = -6
-1 I1 + 2 I2 = -6 ….. (2)
 Eliminasi persamaan (1) dan (2)
3,2 I1 - 1 I2 = 0 x1
-1 I1 + 2 I2 = -6 x3,2
 Sehingga :
3,2 I1 - 1 I2 =0
-3,2 I1 + 6,4 I2 = - 19,2 +
5,4 I2 = -19,2
I2 = -3,545 mA
 Jadi, tegangan pada tahanan 1 KΩ
VRL = 6 + 1 x I2
= 6 + 1 x -3,555
= 2,445 V
 Arus pada tahanan 1 KΩ (IRL)
VT 2,45
IRL = = = 2,445 mA
RL 1
Untuk nilai VRL, dan IRL pada saat V1 ON V2 OFF dan V1 OFF V2
ON pada beban 3,3 KΩ, dan 4,7 KΩ dapat kita lihat pada tabel 6.2

Tahanan V1 ON V2 OFF V1 OFF V2 ON


NO
(Ω) IRL (mA) VRL (V) IRL (mA) VRL (V)
1 1KΩ 2,223 2,223 2,445 2,445
2 3,3 KΩ 0,94 3,105 1,034 3,414
3 4,7 KΩ 0,688 3,235 0,765 3,6
Tabel 6.2 Hasil Perhitungan Percobaan II

6.1 Perhitungan Persentase Relatif Kesalahan


Untuk Melihat seberapa besar perbedaan nilai yang di dapat dari pengukuran
dengan teori, maka diperlukan perhitungan presentase kesalahan. Dan sebagai
contoh kami mengambil presentase error pada perobaan pertama antar praktek IRL
dengan teori IRL pada Tahanan 1Ω . Dimana secara Teori menunjukan nilai sebesar
4,667 mA dan secara praktek menunjukkan nilai sebesar 4,68 mA. Dari nilai
tersebut dapat di tuliskan rumus sebagai berikut :

Teori−Praktek
Error ( % )= x 100
Teori

4,667−4,68
¿ x 100
4,667

¿ 0,2 %
Dari rumus di atas didapatkan presentase kesalahan untuk IRL sebesar 0,2%.
Kemudian untuk presentase kesahalan pada setiap praktek lainya dapat dilihat pada
tabel-tabel di bawah ini.

Saklar ON
Tahanan
NO IRL (mA) VRL (V)
(IRL)
T P % T P %
1 1K 4,667 4,68 0,2 4,667 4,62 1
2 3K3 1,99 1,97 1 6,57 6,47 1,52
3 3K7 1,46 1,44 1,3 6,874 6,81 0,9
Tabel 6.3 Perhitungan Persentase Relatif Kesalahan Percobaan I
V1 ON V2 OFF V1 OFF V2 ON
Tahanan
No IRL (mA) VRL (V) IRL (mA) VRL (V)
(Ω)
T P % T P % T P % T P %
1 1K 2,223 2,22 0,3 2,225 2,193 1,4 2,445 2,47 1,02 2,445 2,436 0,4
2 3K3 0,94 0,94 0 3,105 3,071 1,09 1,034 1,04 0,5 3,414 3,413 0
3 3K7 0,688 0,70 1,70 3,24 3,235 0,15 0,765 0,77 1,8 3,6 3,6 0

Tabel 6.4 Perhitungan Persentase Relatif Kesalahan Percobaan II


6.2 Analisis Data Hasil Percobaan
1. Rangkaian Percobaan 1

Percobaan 1
8.000
6.874
7.000 6.81
6.57 6.47
6.000
5.000 4.667 4.68
4.62
4.667
4.000
3.000
1.99 1.97
2.000
1.000 1.46 1.44
0.000
T P T P
IRL (mA) VRL (V)
Saklar ON

1K 3K3 4K7

Analisis :

Theorema superposisi adalah prinsip dalam teori rangkaian listrik yang


mengatakan bahwa dalam rangkaian linier yang terdiri dari beberapa sumber arus dan
tegangan, respons pada setiap elemen dalam rangkaian dapat dihitung secara terpisah
dengan menghilangkan satu sumber pada satu waktu. Dalam konteks tabel yang
diberikan, theorema superposisi digunakan untuk mengukur pengaruh sumber arus pada
elemen tertentu dalam rangkaian.

Tabel yang diberikan memiliki empat kolom: TAHANAN, IRL, VRL saat saklar ON,
dan VRL saat saklar OFF. TAHANAN adalah nilai tahanan pada setiap elemen dalam
rangkaian, sementara IRL, VRL saat saklar ON, dan VRL saat saklar OFF adalah nilai
arus, tegangan saat saklar ON, dan tegangan saat saklar OFF pada elemen yang
bersangkutan.

Untuk menerapkan theorema superposisi pada rangkaian ini, kita harus menghilangkan
satu sumber pada satu waktu dan mengukur respons pada setiap elemen dalam
rangkaian. Misalnya, untuk mengukur pengaruh sumber arus pada tahanan 1K, kita
harus menghilangkan sumber arus pada 3K3 dan 4K7 pada saat yang bersamaan,
kemudian mengukur arus dan tegangan pada tahanan 1K.
Dengan demikian, hasil pengukuran theorema superposisi untuk setiap tahanan dapat
dijelaskan sebagai berikut:

 Tahanan 1K:

Untuk mengukur pengaruh sumber arus pada tahanan 1K, kita harus menghilangkan
sumber arus pada 3K3 dan 4K7 pada saat yang bersamaan.

Dalam hal ini, arus yang mengalir melalui tahanan 1K adalah 4,68 mA, dan
tegangan yang diukur pada tahanan 1K adalah 4,62 V.

 Tahanan 3K3:

Untuk mengukur pengaruh sumber arus pada tahanan 3K3, kita harus
menghilangkan sumber tegangan pada saat yang bersamaan.

Dalam hal ini, arus yang mengalir melalui tahanan 3K3 adalah 1,99 mA, dan
tegangan yang diukur pada tahanan 3K3 adalah 6,47 V.

 Tahanan 4K7:

Untuk mengukur pengaruh sumber arus pada tahanan 4K7, kita harus
menghilangkan sumber tegangan pada saat yang bersamaan.

Dalam hal ini, arus yang mengalir melalui tahanan 4K7 adalah 1,44 mA, dan tegangan
yang diukur pada tahanan 4K7 adalah 6,81 V.

Dari hasil pengukuran di atas, dapat disimpulkan bahwa theorema superposisi dapat
digunakan untuk mengukur pengaruh sumber arus atau tegangan pada elemen tertentu
dalam rangkaian. Hasil pengukuran ini dapat digunakan untuk memperkirakan respons
pada setiap elemen dalam rangkaian saat semua sumber diaktifkan pada saat yang
bersamaan.
2. Rangkaian Percobaan 2 dan 3

Percobaan 2 dan 3
4
3.6 3.6
3.414 3.413
3.235
3.105 3.235
3 3.071

2.445 2.47 2.445 2.436


2.223 2.2 2.225 2.193
2

1 0.94 0.94 1.034 1.04


0.688 0.7 0.765 0.77

0
T P T P T P T P
IRL (mA) VRL (V) IRL (mA) VRL (V)
V1 ON V2 OFF V1 OFF V2 ON

1K 3K3 4K7

Analisis :
Metode superposisi juga dapat digunakan untuk menganalisis rangkaian dengan dua
sumber ketika satu sumber aktif (nyala) dan sumber yang lain tidak aktif (mati).
Langkah-langkah yang harus diikuti adalah sebagai berikut:

A. Pertama, buat rangkaian dengan dua sumber.


B. Kemudian, matikan salah satu sumber, dan analisis rangkaian dengan hanya
menggunakan sumber yang masih aktif. Catat semua arus dan tegangan yang
ditemukan.
C. Matikan sumber yang masih aktif, dan hidupkan sumber yang sebelumnya
dimatikan. Analisis rangkaian dengan hanya menggunakan sumber yang
baru dihidupkan. Catat semua arus dan tegangan yang ditemukan.
D. Terakhir, tambahkan hasil tegangan atau arus dari kedua analisis untuk
mendapatkan hasil akhir.

Terdapat perbedaan nilai antara nilai teori dan praktik pada hasil percobaan
metode superposisi pada rangkaian yang disuplai oleh dua sumber yaitu V1=6V dan
V2=12V dengan 2 tahanan yaitu 2k2 dan 1k dan RL yang nilainya diganti untuk tiap
percobaan yaitu (1k, 3k3, 4k7).
Pada percobaan dengan V1 ON V2 OFF, terlihat bahwa terdapat perbedaan nilai
antara hasil praktik dengan teori pada percobaan ke-2 dan ke-3 dimana nilai praktik
lebih rendah dibandingkan dengan nilai teori. Sedangkan pada percobaan pertama, nilai
praktik dan teori hampir sama. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti
ketidaksempurnaan komponen dan pengukuran yang dilakukan.
Pada percobaan dengan V1 OFF V2 ON, terlihat juga terdapat perbedaan nilai
antara hasil praktik dan teori pada percobaan ke-1 dan ke-3 dimana nilai praktik lebih
rendah dibandingkan dengan nilai teori. Namun, pada percobaan ke-2, nilai praktik dan
teori hampir sama. Hal ini juga dapat disebabkan oleh faktor yang sama seperti pada
percobaan sebelumnya.
Dalam kedua percobaan tersebut, terdapat kejadian dimana salah satu sumber
tegangan (V1 atau V2) dihubungkan dengan hubung singkat. Hal ini dapat
menyebabkan nilai praktik menjadi lebih rendah karena arus yang mengalir melalui
rangkaian menjadi lebih besar daripada saat kedua sumber tegangan aktif. Selain itu,
ada faktor ketidaksempurnaan komponen dan pengukuran yang dapat mempengaruhi
perbedaan nilai teori dan praktik.
BAB VII

KESIMPULAN

Berdasarkan laporan laboratorium hasil dari percobaan pengukuran dasar teorema


superposisi, dapat disimpulkan bahwa:

Teorema Superposisi adalah sebuah metode dalam analisis rangkaian listrik yang
memungkinkan kita untuk memecahkan sebuah rangkaian listrik menjadi beberapa
rangkaian yang lebih sederhana, dan kemudian menghitung arus dan tegangan pada
setiap komponen dalam rangkaian tersebut.

Metode teorema superposisi dapat digunakan untuk menghitung tegangan atau arus
pada suatu elemen rangkaian yang diinginkan, dengan mengabaikan kontribusi sumber
arus atau tegangan yang lain.

Dalam percobaan yang dilakukan, telah dibuat sebuah rangkaian listrik sederhana yang
terdiri dari beberapa komponen seperti resistor, sumber tegangan.Dengan menggunakan
metode teorema superposisi, telah dihitung nilai arus dan tegangan pada setiap
komponen dalam rangkaian, dan hasilnya telah dicatat dalam tabel

Hasil pengukuran tersebut menunjukkan bahwa metode teorema superposisi dapat


digunakan untuk memecahkan sebuah rangkaian listrik yang kompleks menjadi
beberapa rangkaian yang lebih sederhana, dan kemudian menghitung nilai arus dan
tegangan pada setiap komponennya

Kesimpulannya, teorema superposisi merupakan salah satu metode yang sangat berguna
dalam analisis rangkaian listrik, terutama ketika terdapat banyak sumber arus atau
tegangan yang kompleks dan sulit untuk dihitung secara langsung.
DAFTAR PUSTAKA

Jobsheet Laboratorium.Pengukuran Dasar Teknik Listrik Semester II Politeknik Negeri


Ujung Pandang

Teorema Superposisi - Wira Electrical Engineering Portal 2021, Wira Electrical


Engineering Portal, viewed 21 April 2023,
<https://wiraelectrical.com/id/teorema-superposisi/>.

‌TEORI SUPERPOSISI 2019, TINA Design Suite, viewed 21 April 2023,


<https://www.tina.com/id/superposition-theorem/>.

Anda mungkin juga menyukai