Anda di halaman 1dari 11

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Untuk mengukur daya dapat dilakukan dengan dua cara, yatu:
menggunakan metode pengukuran tak langsung dan metode secara langsung.
Metode pengukuran secara tak langsung adalah mengukur daya yang tidak secara
langsung dapat diketahui hasilnya. Dalam metode pengukuran tak langsung ini,
untuk mengetahui hasil daya yang terukur masih harus mengalikan terlebih dahulu
besaran-besaran pendukung yang terukur, yaitu besaran arus yang diukur oleh
Ampermeter dan besaran tegangan yang diukur oleh Voltmeter. Metode
pengukuran daya secara langsung besarnya daya yang terukur dapat langsung
diketahui dengan membaca secara langsung harga yang ditunjukkan oleh alat ukur
Wattmeter.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah untuk praktikum wattmeter sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud rangkaian wattmeter ?
2. Bagaimana prinsip kerja rangkaian wattmeter ?

1.3 Tujuan
Tujuan dari praktikum wattmeter meliputi:
1. Memahami prinsip kerja rangkaian wattmeter.
2. Mampu merangkai wattmeter.

1.4 Manfaat
Manfaat yang didapat dari praktikum wattmeter meliputi:
1. Mampu memahami rangkaian wattmeter.
2. Mampu memahami prinsip kerja wattmeter.

LABORATORIUM LISTRIK DASAR


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER 88
BAB 2. LANDASAN TEORI

Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir tiap satuan
waktu. Muatan listrik bisa mengalir melalui kabel atau penghantar listrik
lainnya. Hambatan listrik adalah perbandingan antara tegangan listrik dari
suatu komponen elektronik (misalnya resistor) dengan arus listrik yang
melewatinya. Tegangan listrik (kadang disebut sebagai Voltase) adalah
perbedaan potensi listrik antara dua titik dalam rangkaian listrik, dinyatakan
dalam satuan volt. Besaran ini mengukur energi potensial sebuah medan listrik
untuk menyebabkan aliran listrik dalam sebuah konduktor listrik. Tergantung
pada perbedaan potensi listrik satu tegangan listrik dapat dikatakan sebagai
ekstra rendah, rendah, tinggi atau ekstra tinggi.
Besarnya daya di dalam suatu rangkaian dapat ditentukan dengan
mengalikan tegangan dan arus. Bila jenis meter elektrodinamometer
dihubungkan dengan kumparan medannya secara seri dengan saluran, maka
semua arus kebeban akan melewati kumparan medan dan menghasilkan suatu
medan magnetik yang sebanding dengan arus. Jika kumparan gerak dan
resistor dihubungkan sebagai voltmeter dan terpasang pada saluran, maka
akan timbul medan magnetik di sekitar kumparan gerak yang sebanding
dengan tergangan pada rangkaian di dalam satu meter terdapat efek arus dan
tegangan. Bila arus diperbesar maka simpangan jarum penunjuk semakin
besar.
Dengan menaikkan tegangan pada saluran, maka arus yang mengalir
melalui kumparan gerak semakin besar, mengakibatkan medan magnetik yang
lebih kuat di sekitarnya, sehingga simpangan skala semakin besar. Menaikkan
arus atau tegangan atau keduanya akan menaikkan daya di dalam rangkaian
dan simpangan skala pada meter. Meter dapat dikalibrasikan dalam watt atau
kilowatt. Meter ini dapat digunakan untuk ac atau dc frekuensi rendah.
Wattmeter selalu menunjukkan daya nyata (true power) pada rangkaian ac.
Jika tegangan dan arus saluran berlawanan fasa, maka kumparan medan

LABORATORIUM LISTRIK DASAR


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER 90
pembawa arus dan kuparan tegangan secara otomatis membiarkannya dan
koreksi faktor daya tidak perlu.

LABORATORIUM LISTRIK DASAR


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER 90
BAB 3. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Waktu pelaksanaan praktikum dilaksanan pada hari Selasa, 25 Oktober 2016 pukul
19.00 WIB sampai dengan 21.00 WIB di Laboratorium Listrik Dasar, Juusan Teknik
Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Jember.

3.2 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum wattmeter sebagai berikut:
1. Wattmeter;
2. Kit lampu Dop atau TL;
3. Jumper.

3.3 Gambar Percobaan


Gambar rangkaian wattmeter seperti dibawah ini:

X X
AC X X X
AC

V I
V I

* *
* * Rangkaian
Rangkaian Seri Paralel
Gambar
5.1
Gambar 3.1 Rangkaian Percobaan Wattmeter
Rangka

LABORATORIUM LISTRIK DASAR


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER 90
3.1 Prosedur Praktikum
Berikut adalah prosedur percobaan pada praktikum wattmeter :
1. Merangkai wattmeter dengan beban lampu dop atau TL yang diinginkan
seperti ditunjukkan dalam gambar.
2. Dari rangkaian di atas berapa daya yang terpakai di wattmeter.
3. Menghubungkan beban lampu dop atau TL secara seri dan hitung serta
ukurlah daya terpakai di wattmeter.
4. Menghubungkan beban lampu dop atau TL secara paralel dan hitung serta
ukurlah daya terpakai di wattmeter.
5. Membuat kesimpulan dari percobaan tersebut

LABORATORIUM LISTRIK DASAR


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER 92
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Praktikum


Berikut data praktikum yang digunakan pada praktikum kelima adalah
sebagai berikut :
Tabel 4.1 Data Percobaan

LABORATORIUM LISTRIK DASAR


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER 93
4.2 Pembahasan
Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir tiap satuan waktu.
Muatan listrik yang mengalir melalui kabel atau konduktor lainnya. Hambatan
listrik adalah perbandingan antara tegangan listrik dari suatu komponen elektronik
dengan arus listrik yang melewatinya. Tegangan listrik adalah sebuah perbedaan
potensi listrik antara dua titik dalam rangkaian, dinyatakan dalam satuan volt.
Besaran ini mengukur energi potensial sebuah medan listrik untuk menyebabkan
aliran listrik dalam sebuah konduktor listrik. Besarnya daya didalam suatu
rangkaian dapat ditentukan dengan cara mengalirkan tegangan dan arus. Watt
meter selalu menunjukkan daya nyata (true power) pada rangkaian AC.
Pada praktikum kali ini mempunyai dua tujuan yaitu agar mahasiswa dapat
mengetahui cara kerja dan prinsip kerja dari watt meter sebagai salah satu
instrument alat ukur. Tujuan yang kedua yaitu agar mahasiswa mampu
menganalisa kebutuhan daya pada beban tertentu serta dapat mengaplikasikan
dengan benar. Alat dan bahan yang digunakan adalah kit lampu dop, jumper, dan
multimeter. Pengukuran dilakukan menggunakan rangkaian seri dan paralel. Pada
kit lampu yang digunakan terdapat tiga buah lampu dop, tiga buah saklar, dan
sebuah circuit breaker yang berfungsi sebagai pemutus dan penyambung
tegangan. Sumber tegangan yang dihubungkan yaitu sebesar 220 volt. Prosedur
yang harus dilakukan antara lain menghubungkan antara lampu, saklar, circuit
breaker, dan seumber tegangan menggunakan jumper. Rangkaian pertama adalah
rangkaian seri yang menggunakan satu buah saklar saja. Rangkaian kedua adalah
rangkaian paralel yang menggunakan tiga buah saklar.
Pada rangkaian seri, cos phi ditentukan besarnya yaitu 1. Untuk lampu 1, nilai
tegangan yang terukur sebesar 91.6 volt, nilai arus yang mengalir sebesar 0.11
ampere, dan nilai hambatannya sebesar 154.8 Ω. Untuk lampu 2, nilai tegangan
yang terukur sebesar 31.84 volt, nilai arus yang mengalir sebesar 0.11 ampere,
dan nilai hambatannya sebesar 97.5 Ω. Untuk lampu 3, nilai tegangan yang
terukur sebesar 4.23 volt, nilai arus yang mengalir sebesar 0.11 ampere, dan nilai
hambatannya sebesar 162.9 Ω. Nilai daya yang pertama ditentukan menggunakan

LABORATORIUM LISTRIK DASAR


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER 96
rumus perkalian antara tegangan, arus, dan cos phi. Pada lampu 1 nilai dayanya
sebesar 10.076 watt, pada lampu 2 nilai dayanya sebesar 0.4653 watt. Nilai daya
yang kedua ditentukan menggunakan rumus perkalian antara arus kuadrat, dan
hambatan masing-masing beban. Pada lampu 1 nilai dayanya sebesar 1.873 watt,
pada lampu 2 nilai dayanya sebesar 1.179 watt, dan pada lampu 3 nilai dayanya
sebesar 1.971 watt.
Pada rangkaian paralel, cos phi ditentukan besarnya yaitu 1. Terdapat empat
kali pengukuran dengan keadaan lampu yang berbeda-beda. Tegangan yang
terukur sama besar yaitu 212.4 volt. Nilai hambatan untuk setiap lampu sama
besar dengan pengukuran pada rangkaian seri. Untuk kondisi pertama, lampu 1
menyala, lampu 2 menyala, dan lampu 3 mati. Arus lampu 1 sebesar 0.25 A,
lampu 2 sebesar 0.27 A, dan lampu 3 sebesar 0 A. Untuk kondisi kedua, lampu 1
mati, lampu menyala, dan lampu 3 menyala sehingga menghasilkan arus lampu 1
sebesar 0 A, lampu 2 sebesar 0.27 A, dan lampu 3 sebesar 0.25 A. Untuk kondisi
ketiga, lampu 1 dan lampu 2 mati, lampu 3 menyala sehingga arus lampu 1 dan
lampu 2 sebesar 0 A dan lampu 3 sebesar 0.25 A. Untuk kondisi keempat, semua
lampu menyala sehingga arus pada lampu 1 sebesar 0.25 A, lampu 2 sebesar
0.27A, dan lampu 3 sebesar 0.25 A. Daya yang pertama dihitung menggunakan
rumus tegangan dikali arus dikali cos phi. Lampu1 kondisi pertama dan keempat
menghasilkan daya sebesar 53.1 watt sedangkan kondisi kedua dan ketiga
menghasilkan daya sebesar 0 watt. Pada lampu 2 kondisi pertama, kedua, dan
keempat dayanya sebesar 57.348 watt sedangkan pada kondisi ketiga dayanya
sebesar 0 watt. Lampu 3 kondisi pertama dayanya 0 watt sedangkan kondisi
kedua, ketiga, dan keempat dayanya sebesar 53.1 watt. Daya yang kedua dihitung
menggunakan rumus kuadrat dari arus dikali tegangan dibagi arus atau sama
dengan hambatan dikali cos phi. Untuk lampu 1 kondisi pertama dan keempat
dayanya 13.275 watt sedangkan kondisi kedua dan ketiga dayanya 0 watt. Untuk
lampu 2 kondisi pertama, kedua, dan keempat dayanya yaitu 15.483 watt,
sedangkan kondisi ketiga dayanya 0 watt. Untuk lampu 3 kondisi pertama

LABORATORIUM LISTRIK DASAR


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER 96
dayanya 0 watt sedangkan kondisi kedua, ketiga, dan keempat dayanya sebesar
10.181 watt.

LABORATORIUM LISTRIK DASAR


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER 96
BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum yang telah dilakukan antara lain :
1. Pada rangkaian seri, arus pada ketiga lampu sama besar yaitu 0.11 ampere.
2. Pada rangkaian paralel, arus 0 ampere atau saat lampu padam tidak ada daya
yang dihasilkan atau sama dengan 0 watt.
3. Pada rangkaian paralel, tegangan pada ketiga lampu sama besar yaitu 212.4
volt.
4. Daya pada lampu dipengaruhi oleh arus, tegangan, hambatan, dan cos phi.
5. Semakin kecil hambatan lampu maka daya yang dihasilkan juga semakin
kecil.
6. Semakin besar tegangan maka semakin besar dayanya pada rangkaian seri.
7. Daya yang dihasilkan ada rumus tegangan dikali arus dikali cos phi lebih
besar dari daya pada rumus arus kuadrat dikali hambatan dikali cos phi
karena tedapat losses padanya.

5.2 Saran
Dari praktikum kelima, dapat diambil saran dari hasil praktikum adalah
sebagai berikut :
1. Dalam pelaksanaan praktikum, sebaiknya peralatan praktikum ditambahi.
Agar lebih kondisional.
2. Mahasiswa diharuskan paham dan mengerti pada praktikum.

LABORATORIUM LISTRIK DASAR


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER 97
DAFTAR PUSTAKA

JP. Holman, Ir Josyifi Msc. 1985. Metoda Pengukuran Teknik. Erlangga: Jakarta.
Kemmerly, J. 2005. Rangkaian Listrik. Jakarta: Erlangga.
Michael Naidle. 1991.Teknologi Listrik, Alih bahasa Ir. Sahat Pakpahan.
Erlangga: Jakarta.
Prof. Dr. Soejono Sapiie, Dr. Osamu Nishino. 2000. Pengukuran dan Alat-alat
UkurListrik Cetakan k 6, PT. Pradnya Pratama: Jakarta.
Zemansky. 1962. Fisika Universitas. Jakarta: Erlangga.

LABORATORIUM LISTRIK DASAR


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER 98

Anda mungkin juga menyukai