VOLTMETER
Oleh :
141910201087
2015
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa mampu memahami prinsip kerja dari voltmeter.
2. Mahasiswa mampu memahami cara penggunaan dari voltmeter.
1.2 Latar Belakang
Pada praktikum kali ini kita akan membahas tentang penggunaan
Voltmeter dan juga beserta prinsip kerjanya. Seorang teknisi elektronik
biasanya memiliki alat pengukur tegangan listrik yakni salah satunya adalah
Voltmeter. Alat ini dimanfaatkan untuk mengukur besarnya tegangan listrik.
Tegangan listrik atau kadang disebut sebagai Voltase adalah perbedaan
potensi listrik antara dua titik dalam rangkaian listrik, dinyatakan dalam
satuan volt. Besaran ini mengukur energi potensial sebuah medan listrik untuk
menyebabkan aliran listrik dalam sebuah konduktor listrik. Tergantung pada
perbedaan potensi listrik satu tegangan listrik dapat dikatakan sebagai ekstra
rendah, rendah, tinggi atau ekstra tinggi.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Landasan Teori
Volt meter terdiri dari galvanometer dan hambatan seri atau multiplier.
Galvanometer menggunakan prinsip hukum Lorentz, dimana interaksi
antara medan magnet dan kuat arus akan menimbulkan gaya magnetik.
Gaya magnetik inilah yang menggerakan jarum penunjuk sehingga
menyimpang saat dilewati oleh arus yang melewati kumparan. Makin besar
kuat arus akan makin besar penyimpangannya, dan Volmeter DC dirancang
dari galvanometer.
Pada dasarnya volt meter
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Gambar Rangkain
Rpot B.
5. Mencatat setiap perubahan yang terjadi.
6. Membuat gambar yang tertera pada VU DC dan AVO meter.
7. Membandingkan dengan alat ukur atau AVO meter yang ada.
BAB IV
ANALISA DATA
4.1 Data Hasil Praktikum
4.2 Perhitungan
1. E range = 2,5 V
R total 1
E range
= Idp
2,5
0,4 9
= 5,1 K
R pot 1
= R total R1 Rm
= 5,1 1 0,85
= 3,25 K
R pot pengukuran = 3,24 K
Error %
=
2. E range = 10 V
10
0,4 9
= 20,4 K
= R total R1 Rm
= 20,4 1 0,85
= 18,55 K
R pot pengukuran = 18,8 K
Error %
=
3. E range = 50 V
E range
50
R total 3
= Idp
= 0,4 9
= 102 K
R total 2
E range
= Idp
R pot 2
R pot 3
= R total R1 Rm
= 102 1 0,85
= 100,15 K
4. E range = 250 V
E range
250
R total 4
= Idp
= 0,4 9
= R total R1 Rm
= 510 1 0,85
= 508,15 K
5. E range = 1000 V
E range
1000
R total 5
= Idp
= 0,4 9
= 510 K
R pot 4
R pot 5
= R total R1 Rm
= 204,08 1 0,85
= 2038,95 K
= 204,08 K
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum Voltmeter yang telah dilakukan, maka dapat diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Semakin besar range tegangan yang digunakan maka semakin besar pula
nilai hambatan pada potensio Rpot. Pada range tegangan 10 V Rpot
sebesar 18,8 k dan pada range tegangan 50 V memiliki nilai Rpot sebesar
102 k
2. Semakin besar tegangan sumber yang diukur maka simpangan jarum VU
meter semakin kekanan. Pada range 10 V saat tegangan input sebesar 7 V
arah jarum menunjuk pada angka 1 V sedangakan pada tegangan input 9 V
jarum menunjuk pada angka 2 V.
3. Semakin besar range yang digunakan untuk pengukuran teganan maka
semakin besar pula hambatan total. Pada range 2,5 V hambatan totalnya
sebesar 5,1 K dan pada range 10 V hambatan total sebesar 20,4 K
4. Pada range 250 V dan 1000 V tidak dilakukan pengukuran nilai Rpot
karena batas maksimal pada tegangan power supply adalah 30 V.
5. Besar hambatan yang ada pada rangkain berfungsi sebagai pembatas arus
yang mengalir agar tidak melebihi skala penuh (Idp).
6. Simpangan jarum pada VUmeter dan Voltmeter berbanding lurus. Pada
range 2,5 V arah jarum yang ditunjukkan pada VU DC dan Voltmeter
adalah 1 V.