NIM : 225090300111016
Kelompok : 02
Korektor Asisten
Catatan:
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
____________________________________
Untuk memperbesar jangkauan atau range dari voltmeter dapat dengan cara
menghubungkan hambatan yang diukur dengan kumparan atau lilitan besi secara seri. Sehingga
beberapa bagian kecil dari jumlah tegangan yang berada pada voltmeter akan terhambat pada
lilitan besi dan sisanya akan melewati voltmeter dengan sempurna. Nilai dari voltmeter dapat
dinyatakan pada persamaan berikut:
Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur intensitas atau besarnya arus
listrik, baik arus searah maupun bolak-balik, pada peralatan atau rangkaian elektronika.
Terutama untuk mengukur arus AC - kembali ke pembangkit listrik. Amperemeter biasanya
dipasang secara seri dengan komponen elektronik yang ada. Tentunya cara ini merupakan cara
yang tepat untuk menggunakan ammeter dengan benar. Jika kita ingin
menghubungkan amperemeter secara seri, kabel harus dilepas agar arus listrik mengalir melalui
amperemeter. Jarum amperemeter menunjukkan besarnya arus yang mengalir pada rangkaian
yang diukur dengan syarat rangkaian tertutup (Ponto, 2018).
Amperemeter memiliki galvanometer yang bekerja sesuai dengan prinsip gaya Lorentz
antara kumparan pembawa arus dan medan magnet. Galvanometer dapat mengukur arus searah
yang kecil secara langsung. Semakin besar arus yang mengalir melalui kumparan, semakin
besar simpangan pada galvanometer (Ponto, 2018).
Osiloskop merupakan alat kelistrikan yang memiliki fungsi unntuk mengukur frekunsi
sinyal yang bisa berosilasi. Pengamat dapat mengukur nilai dari peak to peak sebuah
gelombang hanya dengan menggunakan osiloskop. Pengukuran nilai ripple dari gelombang
dapat diatur menggunakan beberapa tombol yang terdapat pada osiloskop (Malvino&Bates,
2016).
BAB II
METODOLOGI
2.1 PERALATAN PERCOBAAN
Peralatan yang digunakan dalam percobaan kali ini yaitu voltmeter DC, voltmeter AC,
Amperemeter AC/DC, Digital oscilloscope, Variable power supply, Signal generator,
Rangkaian uji: power supply 5 V DC.
Percobaan 1 5V 4,98 V
2V 1KHz
2,5V 1,5KHz
3V 2KHz
AC V (AC) 9,86 V
DC V (BD) 12,04 V
V (ED) 4,97 V
V (FD) 2,577 V
AC I1 0,015 A
DC I2 2,6036 mA
I3 1,3166 mA
I4 1,0730 mA
3.2 PERHITUNGAN
3.3 PEMBAHASAN
3.3.1 ANALISA PROSEDUR
3.3.1.1 FUNGSI ALAT
Peralatan yang digunakan dalam percobaan kali ini yaitu Voltmeter AC
sebagai alat pengukur beda potensial pada jenis tegangan bolak-balik.
Voltmeter DC sebagai alat pengukur beda potensial pada jenis tegangan searah.
Oscilloscope sebagai alat pengukur gelombang listrik yang berwujud beda
potensial atau tegangan. Power supply sebagai alat penghasil sumber tegangan
dan arus baik DC maupun AC. Signal generator sebagai alat penghasil sinyal
pada rangkaian yang diuji. Power supply sebagai media tempat disusunnya
komponen-komponen elektronika.
3.3.1.2 FUNGSI PERLAKUAN
Langkah pertama Voltmeter dihubungkan dengan keluaran variable
power supply agar voltmeter dapat dialiri energi listrik. Kemudian, variable
power supply diatur oleh asisten praktikum agar nilai tegangan dan arus yang
masuk ke rangkaian voltmeter dapat disesuaikan dengan keinginan. Lalu,
tegangan tersebut diukur dengan voltmeter DC supaya nilainya dapat diperoleh
sebagai data hasil percobaan. Langkah tersebut diulangi untuk nilai tegangan
yang berbeda. Langkah ini dilakukan agar hasil pengukuran tegangan dapat lebih
akurat karena semakin banyak pengulangan, maka hasilnya akan semakin
akurat. Percobaan kedua yaitu, pengukuran tegangan AC dengan oscilloscope
dan voltmeter AC. Langkah pertama adalah oscilloscope (channel 1 atau 2)
dihubungkan ke keluaran sinyal generator dengan catatan terminal negatif
oscilloscope sudah dihubungkan tetap ke terminal negatif sinyal generator pada
rangkaian uji agar besaran-besaran listrik yang dihasilkan oleh keluaran sinyal
generator dapat diukur oleh oscilloscope. Lalu, Sinyal generator diatur oleh
asisten praktikum supaya frekuensi dan amplitudo yang dimasukkan sesuai
dengan kebutuhan dan perintah. Jika sudah diatur, parameter tegangan seperti
nilai peak, nilai peak to peak, dan frekuensi diukur. Selain itu, pengaturan
volt/div dan time/div pada oscilloscope dicatat agar variabel-variabel ini dapat
dipergunakan sebagai data hasil percobaan. Kemudian, hubungan oscilloscope
dan sinyal generator diputus karena sinyal generator akan segera dihubungkan
ke voltmeter AC. Voltmeter dihubungkan ke keluaran sinyal generator seperti
pada gambar 2.3, dengan catatan tidak diubahnya pengaturan pada sinyal
generator agar tegangan AC dapat dihitung. Kemudian tegangan AC signal
generator diukur dengan voltmeter AC agar nilainya dapat diketahui. Hubungan
antara sinyal generator dengan voltmeter diputuskarena percobaan sudah selesai.
Langkah diatas diulangi pada tegangan dan frekuensi brbeda agar didapat data
yag bervariasi. Percobaan selanjutnya yaitu pengukuran tegangan pada
rangkaian uji power supply 5 V DC dengan voltmeter. Langah pertama yaitu
saklar S1 sampai S5 disambungkan agar rangkaian uji dapat dialiri tegangan dan
arus listrik secara keseluruhan. Kemudian tegangan AC Vac, tegangan DC Vbd,
Ved, dan Vfd diukur supaya nilainya dapat diketahui dan digunakan sebagai data
hasil percobaan. Hubungan voltmeter dengan rangkaian uji diputus agar
percobaan ini dapat diakhiri.Percobaan keempat dilakukan pengukuran arus
pada rangkaian uji power supply 5V dengan amperemeter. Pada percobaan ini,
langkah-langkah dan fungsi tiap prosedurnya hampir sama, hanya saja terdapat
perbedaan pada alat ukurnya dan besaran yang diukur adalah kuat arus listrik.
Percobaan yang terakhir atau kelima adalah pengukuran tegangan pada
rangkaian Uji power supply 5 V dengan oscilloscope. Tahap pertama adalah
saklar S1 sampai S5 pada rangkaian power supply 5 V DC disambungkan dan
saklar S2 dipastikan terhubung agar tegangan dan arus listrik yang dihasilkan
oleh power supply dapat teraliri ke seluruh bagian rangkaian uji. Kemudian
terminal positif oscilloscope dihubungkan ke titik B dan bentuk tegangan Vpo
diukur dan disimpan dengan oscilloscope agar nilainya dapat diketahui. Saklar
S4 dan S2 diputus agar perbedaan nilai tegangan Vbd dapat diketahui apabila
sebagian saklar yang terhubung diputus. Lalu, bentuk tegangan Vbd diukur dan
disimpan kembali dengan oscilloscope agar nilainya dapat diketahui dan dapat
diamati perbedaannya dengan tegangan pada keadaan sebelumnya. Hubungan
oscilloscope dengan rangkaian uji diputus agar percobaan ini dapat diakhiri.
3.3.2 ANALISA HASIL
Berdasarkan data yang didapat pada percobaan, pada pengukuran tegangan DC
menggunakan voltmeter DC dengan tegangan masukan 5V, 10 V dan 12 V, tegangan
yang terbaca adalah 4.98 V, 11.20 V dan 11.42 V. Pada pengukuran tegangan pada
rangkaian uji power supply 5 V DC menggunakan voltmeter, didapat nilai V(AC) adalah
9.86 V, V(BD) adalah 12.04 V, V (ED) adalah 4,97 V dan V (FD) adalah 2,577 V. Lalu
pada pengukuran arus pada rangkaian uji power supply 5V menggunakan amperemeter,
didapat nilai I1,I2,I3,I4 adalah 0,015 A, 2,6036 mA, 1,3166 mA, 1,0730 mA. Kemudian
pada pengukuran tegangan AC menggunakan oscilloscope dan voltmeter AC, nilai
frekuensi adalah 1KHz, 1.5KHz, 2KHz dengan tegangan 2V, 2.5V, 3V.
Arus DC adalah arus listrik yang arahnya tidak berubah sepanjang waktu dan
dapat dihasilkan oleh sumber listrik seperti baterai. Sedangkan arus AC arahnya berubah
secara periodik dan dapat dihasilkan oleh sumber listrik AC seperti generator listrik.
Karakteristik arus DC meliputi arah arus konstan, amplitudo arus tetap, tegangan dan
arus saling terkait oleh hukum Ohm, serta daya listrik dapat dihitung dengan rumus P =
VI. Sementara karakteristik arus AC meliputi arah arus berubah secara periodik,
amplitudo arus mengikuti pola sinusoidal, tegangan dan arus saling terkait oleh
impedansi listrik, serta daya listrik dapat dihitung dengan rumus P = VIcos(θ).
Keduanya memiliki perbedaan karakteristik dan aplikasi yang berbeda di bidang teknik
listrik.
Saat kapasitor filter (C1) digunakan pada rangkaian power supply, bentuk
gelombangnya adalah garis lurus, sehingga tidak ada arus yang melalui osiloskop. Hal
ini terjadi karena kapasitor merupakan dua plat yang terpisah oleh ruang udara, dimana
udara memiliki resistansi tak hingga. Sedangkan saat diputus, bentuk gelombangnya
adalah sinusodial artinya osiloskop dapat membaca arus dan tegangan pada rangkaian.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Setelah praktikum kedua elektronika dasar dilakukan, praktikan mampu menggunakan dan
mengoperasikan alat seperti voltmeter, amperemeter, oscilloscope, dan signal generator dalam
pengukuran tegangan dan arus listrik dengan bantuan Remlab. Praktikan juga mampu
mengenali karakteristik dari rangkaian DC.
4.2 SARAN
Setiap tahapan pada praktikum kalau bisa harus dijelaskan lebih rinci agar praktikan tidak
kebingungan.
DAFTAR PUSTAKA
Alexander, C.K. & Sadiku, M.N.O. 2016. Fundamentals of Electric Circuits Sixth Edition.
New York: Higher Education.
Malvino, A.P. & David, J.B. 2016. Electronic Principles. New York: McGraw Hill
Education.
Ponto, H. 2018. Dasar Teknik Listrik. Edisi Pertama. Yogyakarta: Penerbit Deepublish.
Young, H.D. & Freedman, R.A. 2020. University Physics with Modern Physics. London:
Pearson Education.
LAMPIRAN