Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR I

PENGUKURAN MENGGUNAKAN VOLTMETER,


AMPEREMETER, DAN OSCILLOSCOPE

Nama : R. Achmad Nafi’ Firdausi

NIM : 205090801111026

Kelompok : 09

Tgl. Praktikum : 24 April 2021

Nama Asisten : Akhmad Ashabil Yamin

LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN PENGUKURAN


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
LEMBAR PENILAIAN PRAKTIKUM LAPORAN
ELEKTRONIKA DASAR I
PENGUKURAN MENGGUNAKAN VOLTMETER,
AMPEREMETER, DAN OSCILLOSCOPE

Tanggal Masuk Laporan : _____________________________________________________


Pukul : _____________________________________________________

Korektor Asisten

............................... Nama Asisten


CO Asisten

Nama Co Asisten Kelas

Catatan:
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
____________________________________

Tanggal Masuk Revisi : ______________________________________________________


Pukul : ______________________________________________________

Nilai Sementara Nilai Akhir

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 TUJUAN

Karakteristik rangkaian power supply DC dapat dipahami oleh praktikan. Selain


itu, cara penggunaan voltmeter, amperemeter, dan oscilloscope pada pengukuran arus dan
tegangan juga dapat dipahami oleh peserta praktikum.

1.2 DASAR TEORI


Arus searah merupakan suatu arus yang alirannya mengalir dengan satu arah dan
nilainya dapat bervariasi. Arus bolak – balik diproduksi oleh polaritas e.m.f dan
mengubahnya dari positif ke negatif dan sebaliknya. Beda potensial dihasilkan oleh arus
bolak – balik di rangkaian tempat mereka mengalir. Selain itu, pada beberapa rangkaian,
tegangan bolak – balik dapat ditumpangkan/dikombinasikan dengan tegangan searah
seperti pada gambar 1.1. Terdapat dua kemungkinan tegangan yang dihasilkan, bisa saja
unipolar (selalu positif atau negatif) ataupun bipolar (sebagian negatif dan sebagian
positif) (Tooley, 2006).

Gambar 1.1 Gelombang tegangan unipolar (a) dan tegangan bipolar (b) (Tooley,
2006).
Hampir semua rangkaian elektronika memerlukan suatu sumber tegangan DC
yang dapat diatur dengan mudah. Range tegangan pada sumber tegangan biasanya berada
di kisaran 5 V – 30 V. Namun terkadang, tegangan ini dapat diturunkan secara langsung
dari baterai, seperti 6 V, 9 V, 12 V. Selain itu, terkadang rangkaian listrik justru
membutuhkan sumber tegangan AC. Gambar 1.5 menampilkan sebuah diagram blok dari
power supply DC. Tampak pada diagram bahwa, apabila input utama memiliki beda
potensial yang tinggi, maka trafo step-down yang sesuai akan menurunkan tegangan
tersebut menjadi tegangan yang lebih kecil. Keluaran AC dari trafo sekunder akan
diperbaiki dengan dioda penyearah sekunder yang disebut dengan tegangan sesaat.
Sebelum tegangan dari trafo masuk ke rangkaian yang mengatur, tegangan akan
disaring/difilter terlebih dahulu, sehingga tegangan output akan tetap stabil walaupun
nilai arus dan tegangan yang masuk bervariasi (Tooley, 2006).

Amperemeter merupakan suatu alat untuk mengukur intensitas aatau kuat arus
listrik pada arus listrik searah maupun arus bolak – balik pada peralatan atau rangkaian
elektronika. Terutama untuk mengukur intensitas arus bolak – balik pada pembangkit
tenaga listrik. Amperemeter biasanya disusun secara seri dengan komponen – komponen
elektronika yang ada. Tentunya cara ini merupakan cara yang benar dalam teknik
menggunakan amperemeter dengan benar. Jika ingin merangkai amperemeter secara seri,
penghantar harus diputus agar arus listrik dapat mengaliri amperemeter. Jarum
amperemeter akan menunjukkan tingkat kuat arus yang mengalir apabila rangkaian yang
diukur adalah rangkaian tertutup (Ponto, 2018).
Pada amperemeter terdapat galvanometer di dalamnya yang cara kerjanya
mengikuti prinsip gaya Lorentz di antara kumparan yang memiliki arus dan medan
magnet. Galvanometer mampu mengukur arus DC yang kecil secara langsung . Apabila
arus yang mengalir pada kumparan semakin besar, maka makin besar pula simpangan
yang dihasilkan pada galvanometer (Ponto, 2018).
Alat ukur beda potensial dapat disebut dengan voltmeter. Alat ini mengukur
tegangan di antara dua titik dan terminal – terminalnya harus terhubung dengan kedua
titik tersebut. Sebuah voltmeter ideal tentunya memiliki hambatan tak terbatas, sehingga
jika dihubungkan dengan kedua titik pada suatu rangkaian tidak akan mengubah nilai
arus. Sedangkan untuk voltmeter nyata pasti memiliki ketahanan terbatas. Oleh karena
itu, voltmeter ini harus memiliki ketahanan yang cukup besar supaya tidak mengubah
nilai arusnya jika dihubungkan pada suatu rangkaian.

Gambar 1.2 Penghubungan antara komponen rangkaian dengan voltmeter (Young


& Freedman, 2020).
Range/jangkauan dari voltmeter dapat diperbesar, yaitu dengan cara
menghubungkan resistor dengan lilitan/kumparan secara seri seperti pada gambar 1.2.
Sebagian kecil dari total tegangan yang masuk ke voltmeter akan terhambat di kumparan
dan sebagian besarnya akan masuk ke voltmeter tersebut secara sempurna. Untuk
voltmeter dengan pembacaan skala penuh, dibutuhkan resistor yang dipasang secara seri
seperti pada gambar 1.2 dan persamaan voltmeter dapat dinyatakan dengan sebagai
berikut (Young & Freedman, 2020):
V V =I fs (R C + R S ) (1.1)
Osiloskop sinar katoda merupakan suatu alat instrumen yang dirancang untuk
menampilkan variasi tegangan, periodik, ataupun sebaliknya yang dapat ditemukan di
rangkaian elektronika. Terdapat beberapa jenis osiloskop yang tidak menggunakan
tabung sinar katoda. Di antaranya, perekam pena, plot XY, dan perekam grafik
ultraviolet. Prinsip dasar osilografi merupakan representasi dengan cara grafis dari nilai
tegangan yang bervariasi. Matematikawan Prancis, Descartes, menemukan suatu prinsip
bahwa tegangan dapat diplot pada koordinat kartesius dua dimensi (Hickman, 2001).

BAB II
METODOLOGI
2.1 PERALATAN PERCOBAAN

Alat – alat yang digunakan pada praktikum kali ini antara lain Voltmeter AC,
Voltmeter DC, Digital Oscilloscope, Amperemeter AC/DC, Variable power supply,
Sinyal generator, rangkaian uji: power supply 5 V DC. Selain itu, terdapat beberapa
komponen yang dibutuhkan pada rangkaian ini, yaitu 4 buah dioda IN4007, 1 buah fuse 1
A, 1 buah kapasitor 1000 uF, 1 buah kapasitor 10 uF, 1 buah kapasitor 10 Nf, 1 buah
tahanan beban RL1 4.7 k Ω, 1 buah tahanan beban RL2 4.7 k Ω, 1 buah LED superbright, 1
buah tahanan LED 2.7 k Ω, dan 1 buah IC regulator 5 V LM7805.

2.2 TATA LAKSANA PERCOBAAN

2.1 Pengukuran Tegangan DC dengan Voltmeter DC

Gambar 2.1 Penghubungan voltmeter ke variable power supply.

Voltmeter dihubungkan dengan keluaran variable power supply seperti pada gambar
2.1

Variable power supply diatur oleh asisten praktikum.

Tegangan tersebut diukur dengan voltmeter DC.

Langkah 1 – 3 diulangi untuk nilai tegangan yang berbeda.

2.2 Pengukuran Tegangan AC dengan Oscilloscope dan Voltmeter AC


Gambar 2.2 Penghubungan sunyal generator dan oscilloscope.

Oscilloscope (channel 1 atau 2) dihubungkan ke keluaran sinyal generator seperti


pada gambar 2.2 dengan catatan terminal negatif oscilloscope sudah dihubungkan
tetap ke terminal negatif sinyal generator pada rangkaian uji.

Sinyal generator diatur oleh asisten praktikum.

Jika sudah diatur, parameter tegangan seperti nilai peak, nilai peak to peak, dan
frekuensi diukur. Selain itu, pengaturan volt/div dan time/div pada oscilloscope
dicatat.

Kemudian, hubungan oscilloscope dan sinyal generator diputus.

Voltmeter dihubungkan ke keluaran sinyal generator seperti pada gambar 2.3,


dengan catatan tidak diubahnya pengaturan pada sinyal generator.

Tegangan AC signal generator diukur dengan voltmeter AC.

Hubungan antara sinyal generator dengan voltmeter diputus.

Langkah 1 – 6 diulangi untuk nilai tegangan dan frekuensi yang berbeda.


Pengaturan pada sinyal generator dilakukan oleh praktikan sesuai dengan perintah
asisten praktikum. Pengaturan ini dilakukan agar tegangan dan frekuensi dapat
diperoleh sesuai dengan perintah asisten.

Gambar 2.3 Penghubungan antara sinyal generator dengan voltmeter AC.

2.3 Pengukuran Tegangan Pada Rangkaian Uji Power Supply 5 V DC dengan Voltmeter

Saklar S1 sampai S5 pada rangkaian power supply 5 V DC disambungkan.

Tegangan AC VAC, tegangan DC VBD, VED, dan VFD diukur.

Hubungan voltmeter dengan rangkaian uji diputus.

2.4 Pengukuran Arus Pada Rangkaian Uji Power Supply 5V dengan Amperemeter

Saklar S1 sampai S5 pada rangkaian power supply 5 V DC disambungkan.

Arus DC I1, I2, I3, dan I4, diukur dengan amperemeter DC di posisi I1, I2, I3, dan I4.

Arus AC I1 diukur..

Hubungan amperemeter dengan rangkaian uji diputus.

2.5 Pengukuran Tegangan pada Rangkaian Uji Power Supply 5 V dengan Oscilloscope

Saklar S1 sampai S5 pada rangkaian power supply 5 V DC disambungkan dan saklar


S2 dipastikan terhubung.
Terminal positif oscilloscope dihubungkan ke titik B dan bentuk tegangan VBD
diukur dan disimpan dengan oscilloscope.

Saklar S4 dan S2 diputus.

Bentuk tegangan VBD diukur dan disimpan kembali dengan oscilloscope.

Hubungan oscilloscope dengan rangkaian uji diputus.

2.3 GAMBAR ALAT DAN RANGKAIAN PERCOBAAN

Gambar 2.4 Digital Oscilloscope.

Gambar 2.5 Voltmeter DC.


Gambar 2.6 Voltmeter AC.

Gambar 2.7 Signal Generator.

Gambar 2.8 Variable Power Supply.

Gambar 2.9 Amperemeter AC/DC.


Gambar 2.10 Fuse 1 A.

Gambar 2.11 Dioda IN4007

Gambar 2.12 Kapasitor 1000 uF.

Gambar 2.13 Kapasitor 10 uF.


Gambar 2.14 Kapasitor 10 nF.

Gambar 2.15 Tahanan Beban 4.7 k Ω.

Gambar 2.16 LED Putih Superbright.

Gambar 2.17 IC Regulator 5V LM7805.


Gambar 2.18 Rangkaian Percobaan.

Gambar 2.19 Ilustrasi Rangkaian Uji.


BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

3.1 DATA HASIL PERCOBAAN


3.1.1 Pengukuran Tegangan DC Menggunakan Voltmeter DC
n Percobaan Tegangan Masukan (V)
Percobaan 1 5V
Percobaan 2 7V
Percobaan 3 10 V
*Gunakan increase/decrease untuk mendapatkan nilai yang mendekati.

3.1.2 Pengukuran Tegangan AC Menggunakan Oscilloscope dan Voltmeter AC

3.1.3 Pengukuran Tegangan pada Rangkaian Uji Power Supply 5 V DC


Menggunakan Voltmeter
Besar Masukan: 5 V DC

Jenis Tegangan Tegangan Tiap Titik V (v)


AC V (AC) 28,11
V (BD) 12,40
DC V (ED) 4,97
V (FD) 2,65
*Menghidupkan voltmeter bisa dipancing dengan mengubah AC-DC.
3.1.4 Pengukuran Arus pada Rangkaian Uji Power Supply 5 V DC Menggunakan
Amperemeter
Besar Masukan: 5 V DC

Jenis Tegangan Arus Tiap Titik I (A)


AC I1 0,4 m
I2 2,67 m
DC I3 1,91 m
I4 1,07 m

3.1.5 Pengukuran Tegangan Pada Rangkaian Uji Power Supply 5 V Menggunakan


Oscilloscope
3.2 PEMBAHASAN
3.2.1 ANALISIS PROSEDUR
3.2.1.1 FUNGSI ALAT
Pada praktikum kali ini dibutuhkan beberapa alat, di antaranya yaitu,
voltmeter AC, voltmeter DC, digital oscilloscope, amperemeter AC/DC,
variable power supply, signal generator, rangkaian uji: power supply 5 V
DC. Setiap alat tentunya terdapat fungsi dan kegunaannya masing-masing.
Voltmeter AC digunakan sebagai alat pengukur beda potensial pada jenis
tegangan AC atau bolak-balik. Sama halnya dengan voltmeter DC, hanya
saja voltmeter DC berfungsi pada jenis tegangan DC atau searah.
Kemudian, digital oscilloscope berfungsi sebagai alat pengukur gelombang
listrik yang berwujud beda potensial atau tegangan. Frekuensi dan
amplitudo (tegangan) juga dapat ditampilkan oleh alat ini. Amperemeter
berfungsi sebagai alat ukur kuat arus listrik pada jenis tegangan AC maupun
DC. Lalu, variable power supply digunakan sebagai alat penghasil sumber
tegangan dan arus DC pada rangkaian. Arus listrik yang masuk ke power
supply berupa arus AC, kemudian arus ini akan dikonversi ke arus DC.
Tegangan dan arusnya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Signal
generator adalah alat penghasil sinyal input pada rangkaian elektronika
yang diuji. Alat ini juga sebagai penghasil frekuensi dan nilai amplitudo
yang dapat diatur sesuai kebutuhan dan perlu diperhatikan juga range atau
batasannya. Serta rangkaian uji: power supply 5 V DC yang berfungsi
sebagai media atau tempat disusunnya komponen-komponen elektronika
yang akan diuji. Selain itu, terdapat beberapa komponen elektronika yang
digunakan. Fuse 1 A digunakan sebagai komponen pembatas arus listrik
yang masuk agar komponen lainnya tidak rusak apabila terdapat arus masuk
yang berlebihan. Lalu, dioda IN4007 berfungsi sebagai penyearah arus AC
(bolak-balik) ke arus DC (searah). Kapasitor berfungsi sebagai penyimpan
energi atau muatan dalam jangka waktu tertentu. Tahanan beban digunakan
sebagai hambatan atau penghambat arus listrik. Lalu, LED berfungsi
sebagai indikator jika terdapat tegangan keluaran pada rangkaian. Serta IC
regulator yang berfungsi sebagai komponen pengatur tegangan secara
otomatis.
3.2.1.2 FUNGSI PERLAKUAN
Setiap langkah-langkah percobaan tentunya terdapat maksud dan
fungsinya masing-masing. Percobaan pertama yaitu, pengukuran tegangan
DC dengan voltmeter DC. Langkah pertama Voltmeter dihubungkan dengan
keluaran variable power supply seperti pada gambar 2.1 supaya voltmeter
dapat dialiri energi listrik. Kemudian, variable power supply diatur oleh
asisten praktikum agar nilai tegangan dan arus yang masuk ke rangkaian
voltmeter dapat disesuaikan dengan keinginan. Lalu, tegangan tersebut
diukur dengan voltmeter DC supaya nilainya dapat diperoleh sebagai data
hasil percobaan. Langkah 1 – 3 diulangi untuk nilai tegangan yang berbeda.
Langkah ini dilakukan agar hasil pengukuran tegangan dapat lebih akurat
karena semakin banyak pengulangan, maka hasilnya akan semakin akurat.
Percobaan kedua yaitu, pengukuran tegangan AC dengan oscilloscope dan
voltmeter AC. Langkah pertama adalah oscilloscope (channel 1 atau 2)
dihubungkan ke keluaran sinyal generator seperti pada gambar 2.2 dengan
catatan terminal negatif oscilloscope sudah dihubungkan tetap ke terminal
negatif sinyal generator pada rangkaian uji agar besaran-besaran listrik yang
dihasilkan oleh keluaran sinyal generator dapat diukur oleh oscilloscope.
Lalu, Sinyal generator diatur oleh asisten praktikum supaya frekuensi dan
amplitudo yang dimasukkan sesuai dengan kebutuhan dan perintah. Jika
sudah diatur, parameter tegangan seperti nilai peak, nilai peak to peak, dan
frekuensi diukur. Selain itu, pengaturan volt/div dan time/div pada
oscilloscope dicatat agar variabel-variabel ini dapat dipergunakan sebagai
data hasil percobaan. Kemudian, hubungan oscilloscope dan sinyal
generator diputus karena sinyal generator akan segera dihubungkan ke
voltmeter AC. Voltmeter dihubungkan ke keluaran sinyal generator seperti
pada gambar 2.3, dengan catatan tidak diubahnya pengaturan pada sinyal
generator supaya tegangan AC pada output sinyal generator dapat diukur.
Kemudian, tegangan AC signal generator diukur dengan voltmeter AC agar
nilainya dapat diketahui dan sebagai data hasil percobaan. Lalu, hubungan
antara sinyal generator dengan voltmeter diputus karena percobaan ini sudah
selesai dan Langkah 1 – 6 diulangi untuk nilai tegangan dan frekuensi yang
berbeda agar didapatkan data yang bervariasi sebagai variabel yang dapat
diamati. Pada percobaan ketiga, dilakukan pengukuran tegangan pada
rangkaian uji power supply 5 V DC dengan voltmeter. Langkah pertama
adalah saklar S1 sampai S5 pada rangkaian power supply 5 V DC
disambungkan supaya rangkaian uji dapat dialiri tegangan dan arus listrik
secara keseluruhan. Kemudian tegangan AC VAC, tegangan DC VBD, VED,
dan VFD diukur supaya nilainya dapat diketahui dan digunakan sebagai data
hasil percobaan. Hubungan voltmeter dengan rangkaian uji diputus agar
percobaan ini dapat diakhiri.Percobaan keempat dilakukan pengukuran arus
pada rangkaian uji power supply 5V dengan amperemeter. Pada percobaan
ini, langkah-langkah dan fungsi tiap prosedurnya hampir sama, hanya saja
terdapat perbedaan pada alat ukurnya dan besaran yang diukur adalah kuat
arus listrik. Percobaan yang terakhir atau kelima adalah pengukuran
tegangan pada rangkaian Uji power supply 5 V dengan oscilloscope. Tahap
pertama adalah saklar S1 sampai S5 pada rangkaian power supply 5 V DC
disambungkan dan saklar S2 dipastikan terhubung agar tegangan dan arus
listrik yang dihasilkan oleh power supply dapat teraliri ke seluruh bagian
rangkaian uji. Kemudian terminal positif oscilloscope dihubungkan ke titik
B dan bentuk tegangan VBD diukur dan disimpan dengan oscilloscope
supaya nilainya dapat diketahui dan sebagai data hasil percobaan. Saklar S4
dan S2 diputus agar perbedaan nilai tegangan VBD dapat diketahui apabila
sebagian saklar yang terhubung diputus. Lalu, bentuk tegangan VBD diukur
dan disimpan kembali dengan oscilloscope agar nilainya dapat diketahui dan
dapat diamati perbedaannya dengan tegangan pada keadaan sebelumnya.
Hubungan oscilloscope dengan rangkaian uji diputus agar percobaan ini
dapat diakhiri.

3.2.2 ANALISIS HASIL


Terdapat aturan dan teknik tersendiri dalam menggunakan alat voltmeter
maupun amperemeter. Voltmeter dirangkai secara paralel terhadap rangkaian
listrik. Sebelum digunakan untuk mengukur, pastikan voltmeter sudah dikalibrasi
terlebih dahulu. Hal ini dilakukan supaya hasil pengukurannya tepat dan akurat.
Kabel merah pada voltmeter menandakan kutub positif dan kabel hitam
menandakan ground. Maksud dari dirangkai secara paralel adalah rangkaian tidak
perlu dibuka, tetapi cukup dengan menyambungkan kabel-kabel penjepit voltmeter
ke ujung-ujung yang akan diukur. Jika jarum voltmeter menyimpang ke arah yang
salah, maka kita hanya perlu menukar posisi kabel penjepitnya. Hal ini berarti
terjadi kesalahan pada polaritasnya. Setelah kabel penjepit telah terhubung dengan
ujung-ujung hambatan, maka jarum voltmeter akan menunjukkan nilai tegangan
yang diukur. Di lain sisi, cara menggunakan amperemeter memiliki prinsip yang
hampir sama dengan penggunaan voltmeter. Hanya saja amperemeter dirangkai
secara seri terhadap bebannya. Maksud dari dirangkai seri adalah rangkaian listrik
perlu dibuka dan kutub-kutub amperemeter dirangkai bersama rangkaian. Langkah
pertama yaitu, rangkai amperemeter secara seri dengan beban dan kalibrasi
amperemeter. Kemudian, mengatur knop pemilih cakupan untuk mendekati
cakupan yang sesuai ataupun lebih sesuai dengan teori. Lalu knop pada amperemter
diputar untuk menentukan range batasan amperemeter. Jika rangkaian sudah
terangkai dengan benar, sumber tegangan dinyalakan dan jarum penunjuk
amperemeter dicermati. Pembacaan yang benar adalah jika posisi jarum yang lebih
besar dari 60% skala penuh meter. Jika simpangan jarum terlalu kecil, periksa
kembali cakupan yang ada. Setelah itu perhatikan arah simpangan jarum penunjuk
amperemeter apakah menyimpang ke arah yang salah. Jika arah simpangannya
salah, maka terdapat kesalahan pada pemasangan polaritas sumber tegangan. Selain
itu, nilai arus yang masuk ke amperemeter juga perlu diperhatikan supaya tidak
terlalu besar karena dapat merusak jarum penunjuknya. Setelah semua sudah
diperika, baca dan hitung arus yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk dengan cara
membagi skala yang ditunjuk dengan skala maksimum kemudian hasilnya
dikalikan dengan nilai batas ukurnya.

Alat ukur multimeter juga dapat disebut dengan avometer. Avometer


memiliki dua jenis, yaitu avometer digital dan avometer analog. Avometer digital
adalah jenis avometer yang menggunakan tampilan digital dalam bentuk digit
dalam penunjukkan kuantitas listrik yang diukur. Sedangkan avometer analog
merupakan jenis avometer yang menggunakan skala jarum penunjuk dalam
pengukuran kuantitas listriknya. Dari kedua jenis ini, tentunya terdapat beberapa
perbedaan. Dari segi ukuran, avometer digital memiliki ukuran yang lebih kecil
dibandingkan dengan avometer analog. Dari segi pembacaan skala, avometer
digital lebih mudah dan praktis dibandingkan dengan avometer analog yang lebih
rumit untuk membaca jarum yang menunjukkan nilai yang diukur. Lalu avometer
digital dapat dikalibrasi secara otomatis, sedangkan avometer analog harus
dikalibrasi sendiri atau manual. Dari segi keakuratan hasil pengukuran, avometer
digital lebih unggul dibandingkan dengan avometer analog. Selain itu, selama
proses pengukuran avometer digital lebih rentan terhadap gangguan atau noise
listrik jika dibandingkan dengan avometer analog yang kerentanannya tidak terlalu
besar.
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Setelah melakukan praktikum kedua elektronika dasar ini, para praktikan kini
mampu untuk menggunakan atau mengoperasikan alat seperti voltmeter, oscilloscope,
signal generator, dan amperemeter dengan bantuan software remlab dalam pengukuran
tegangan dan arus listrik. Selain itu, praktikan juga mampu mengenali karakteristik dari
rangkaian power supply DC.
4.2 SARAN
Berdasarkan pengalaman praktikum kali ini, maka pada percobaan selanjutnya
seharusnya koneksi internet para praktikan maupun server pusat dapat lebih stabil
sehingga tidak terdapat kendala terutama pada tampilan video stream pada software
RemLab dan percobaan berjalan dengan sesuai tujuan yang ada. Selain itu, dibutuhkan
kecermatan dan fokus praktikan dalam memperhatikan proses pengambilan data
nantinya.
DAFTAR PUSTAKA

Hickman, I. 2001. Oscilloscopes. Fifth Edition. Burlington: Elsevier Ltd


Ponto, H. 2018. Dasar Teknik Listrik. Edisi Pertama. Yogyakarta: Penerbit Deepublish

Tooley, M. 2006. Electronic Circuits Fundamental and Applications. First Edition.


Burlington: Elsevier Ltd

Young, H. D. & Freedman, R. A. 2020. University Physics with Modern Physics. Fifteenth
Edition. London: Pearson Education
LAMPIRAN

LAMPIRAN DASAR TEORI


(Young & Freedman, 2020).
(Ponto, 2018).
(Tooley, 2006).
(Tooley, 2006).
(Hickman, 2001).
FOTO RANGKAIAN PERCOBAAN

Gambar rangkaian uji.

Gambar ilustrasi rangkaian uji.


DHP

Anda mungkin juga menyukai