KARAKTERISTIK TRANSISTOR
NIM : 205090801111026
Kelompok : 09
JURUSAN FISIKA
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
LEMBAR PENILAIAN PRAKTIKUM LAPORAN
ELEKTRONIKA DASAR I
KARAKTERISTIK TRANSISTOR
Pukul : _____________________________________________________
Korektor Asisten
......
CO Asisten
Catatan:
Pukul : ______________________________________________________
1.1 TUJUAN
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah supaya karakteristik transistor konfigurasi
common emitor saat dibias di bagian masukan dan keluarannya dapat dipahami oleh peserta
praktikum.
1.2 DASAR TEORI
Transistor merupakan suatu perangkat semikonduktor yang mengontrol arus antara
dua terminal berdasarkan arus atau tegangan pada terminal ketiga dan digunakan untuk
amplifikasi atau switching sinyal listrik. Struktur dasar transistor pertemuan bipolar, BJT
menentukan karakteristik operasinya. Bias DC penting untuk pengoperasian transistor
dalam hal mengatur arus dan tegangan yang tepat dalam rangkaian transistor. Dua
parameter penting adalah 𝛼𝐷𝐶 dan 𝛽𝐷𝐶 (Floyd & Buchla, 2014).
Istilah transistor berasal dari kata transfer resistor. Transistor merupakan komponen
elektronika yang dapat berguna sebagai penyambung, penguat, penstabil tegangan,
modulasi sinyal, dan lain-lain. Transisor didesain supaya dapat menjadi penyalur aliran
listrik berdasarkan tegangan masukan dari sumber tegangan dan bisa mengalihkan aliran
listrik pada suatu rangkaian dengan tepat. Prinsip kerja dari transistor adalah arus yang
mengalir pada rangkaian input mempengaruhi arus yang mengalir pada rangkaian output.
Transistor memiliki dua macam, yaitu tipe PNP dan NPN seperti yang ditunjukkan pada
gambar 1.1 (Ponto, 2018).
Gambar 1.1 Transistor tipe PNP (kiri) dan tipe NPN (kanan) (Ponto, 2018).
Transistor dibagi menjadi tiga bagian yang meliputi: emitter, basis dan kolektor. Jika
tanda panah mengarah ke arah basis, maka dapat ditunjukkan bahwa transistor tersebut
adalah transistor PNP. Jika menjauh maka itu adalah transistor NPN. Tanda panah di emitor
dapat ditentukan dengan arah arus ketika persimpangan basis emitor dibias maju. Ketika
transistor PNP dibias maju, sebuah lubang akan disuntikkan ke basis. Sehingga, lubang
berpindah dari emitor ke basis, dan arus normal mengalir ke arah lubang. Oleh karena itu,
panah akan sejajar dengan basis transistor PNP. Demikian pula, untuk transistor NPN. Arus
emitor DC dinyatakan sebagai IE, IB sebagai arus basis, dan IC sebagai arus kolektor. Ketika
arus dialirkan ke transistor, arus IE diasumsikan positif. Pada saat yang sama, VEB kembali
ke tegangan basis emitor. Tegangan emitor (E) diukur relatif terhadap basis B dan VCB dan
VCE (Kishore, 2008).
Dalam menggunakan transistor sebagai penguat, terdapat dua cara lain yang disebut
dengan common base dan common collector. Penghubungan basis dan kolektor ke ground
dilibatkan pada kedua cara tersebut. Jika dibandingkan dengan rangkaian common base
dan common collector, rangkaian common-emitter lebih sering digunakan (Lowe, 2017).
Ib = 10 mikroampere
1,26
1,25
1,24
1,23
1,22
1,21
1,2
1,19
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2
Ib= 50 mikroampere
8
7,8
7,6
7,4
7,2
7
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2
25
20
15
10
0
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2
Ib = 250 mikroampere
28
27,5
27
26,5
26
25,5
25
24,5
24
23,5
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2
31
30
29
28
27
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2
Transistor dibagi menjadi dua jenis utama, yaitu transistor BJT (Bipolar
Junction Transistor) dan JFET (Junction Field Effect Transistor). Dari kedua jenis
transistor ini memiliki cara kerja yang sedikit berbeda. Transistor BJT bekerja
sebagai komponen aktif yang memiliki tiga terminal, terbuat dari bahan
semikonduktor yang berbeda, dan dapat menggunakan tegangan dan sinyal kecil
sebagai isolator atau konduktor. Kemampuan transistor untuk membuat komponen
ini sering digunakan pada sakelar (perangkat elektronik digital) atau amplifier
(perangkat elektronik analog). Sedangkan untuk cara kerja transistor JFET atau lebih
dikenal dengan nama FET adalah transistor yang menggunakan tegangan pada
terminal inputnya, hal ini dalam istilah dunia rangkaian elektronik disebut gerbang,
gerbang ini mengontrol arus yang mengalir melalui kaki terminal komponen
transistor ini dan menghasilkan arus keluaran yang sebanding dengan tegangan input.
Secara kontruksi dan karakteristik, transistor FET sama dengan transistor BJT,
penggunaan yang praktis, tahan lama dan juga murah dan dapat digunakan pada
hampir semua perangkat elektronika yang ada saat ini serta dapat menggantikan
fungsi transistor BJT.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
4.2 SARAN
Lowe, D. 2017. Electronics All-in-One For Dummies. Second Edition. Hoboken: John Wiley
& Sons Inc
Ponto, H. 2018. Dasar Teknik Listrik. Edisi Pertama. Yogyakarta: Penerbit Deepublish
LAMPIRAN