Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

(Hukum Kirchoff)

(PERCOBAAN-LM3)

Nama : Alfian Afriansyah

NIM : 205090301111022

Fak/Jurusan : MIPA/Fisika

Kelompok :4

Tgl.Praktikum : 15 Maret 2021

Nama Asisten : Laila Farah Jihan

LABORATORIUM FISIKA DASAR

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2021
LEMBAR PENILAIAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

(Hukum Kirchoff)

Nama : Alfian Afriansyah

NIM : 205090301111022

Fak/Jurusan : MIPA/Fisika

Kelompok :4

Nama Asisten : Laila Farah Jihan

Catatan :

………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

Paraf Paraf Nilai


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan


Setelah dilakukannya praktikum, diharapkan hukum Kirchoff tentang arus dan
tegangan listrik dapat dipahami, kegunaan hukum Kirchoff pada rangkaian listrik sederhana
dapat diterapkan, dan besarnya arus dan tegangan listrik pada suatu rangkaian listrik DC
sederhana dapat diukur oleh praktikan.
1.2 Dasar Teori

Misalkan terdapat rangkaian yang disusun paralel dengan 3 cabang, maka arus
totoal yang meninggalkan baterai terbagi menjadi 3 jalur yang berbeda. Arus tersebut akan
melewati resistor yang ada pada masing-masing cabang. Besar arus listrik yang masuk pada
cabang tersebut sama dengan besar arus listrik yang keluar dari cabang

(Giancoli, 2014).

Pada beberapa kasus, suatu rangkaian listrik rumit. Maka untuk menangani
rangkaian rumit tersebut dibuatlah dua aturan oleh G. R. Kirchhoff yang merupakan aplikasi
sederhana dari hukum kekekalan muatan dan energi. Aturan pertama adalah didasarkan pada
kekekalan listrik muatan yang menyatakan bahwa di titik percabangan manapun (titik node),
jumlah arus yang memasuki cabang harus sama dengan arus yang meninggalkan cabang.
Adapun aturan kedua adalah aturan yang didasarkan pada kekekalan energi yang menyatakan
bahwa jumlah dari perubahan potensial (tegangan) pada suatu rangkaian sama dengan nol (0)

(Giancoli, 2014).

Persimpangan biasa disebut sebagai node atau titik cabang, sedangkan loop
disebut sebagai jalur konduksi tertutup. Aturan (hukum) Kirchhoff terdiri dari 2, yang
pertama menyatakan bahwa jumlah arus yang mengalir ke persimpangan manapun adalah nol.
Jika dirumuskan adalah:
= 0……(1)
Adapun aturan kedua menyatakan bahwa perbedaan potensial pada setiap loop,
termasuk yang berkaitan dengan GGL dan elemen resistif nilainya harus nol (0). Jika
dirumuskan adalah:
= 0……(2)

(Young dkk., 2011).

Hukum Kirchoff pertama menyatakan bahwa arus total yang masuk melalui suatu
titik percabangan pada suatu rangkaian listrik adalah sama dengan arus total yang keluar dari
titik percabangan tersebut. Adapun hukum Kirchoff kedua menyatakan bahwa total tegangan
(beda potensial) pada suatu rangkaian tertutup adalah nol (0)

(Putra dkk., 2019).


BAB II
METODOLOGI

2.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan hukum Kirchoff ini adalah sumber
tegangan, papan rangkaian, resistor, multimeter, dan kabel penghubung.
2.2 Tata Laksana Percobaan
2.2.1 Hukum Kirchoff Tentang Tegangan

2 buah resistor dan e multimeter dirangkai secara seri seperti pada gambar 1

Multimeter diatur untuk pengukuran tegangan (sebagai voltmeter)

Sumber tegangan dihidupkan dan tegangan masuk diatur


Besar 3( ), 2, 1 pada multimeter dicatat sebagai hasil
pengukuran

Percobaan dilakukan 5 kali dengan tegangan masuk yang berbeda

Gambar 1. Rangkaian Untuk Eksperimen KVL


2.2.2 Hukum Kirchoff Tentang Arus

2 buah resistor dirangkai secara paralel seperti pada gambar 2

Multimeter diatur untuk pengukuran arus (amperemeter)

Sumber tegangan dihidupkan dan tegangan masuk diatur


Besar , 1, 2 pada multimeter dicatat sebagai hasil pengukuran

Percobaan dilakukan 5 kali dengan tegangan masuk yang berbeda

Gambar 2. Rangkaian Untuk KCL


BAB III

ANALISA DAN PEMBAHASAN

3.1 Data Hasil Percobaan

3.1.1 Tegangan (KVL)

1( ) 2( )

1
=470Ω 2 =470Ω

1 0,15 0,08 0,09


2 0,20 0,10 0,12
3 0,25 0,13 0,14
4 0,30 0,15 0,16
5 0,35 0,18 0,19
3.1.2 Arus (KCL)

1 ( ) 2 ( )

( )
1 =470Ω 2 =470Ω

1 0,0002 0,00016 0,00013


2 0,0003 0,00024 0,00020
3 0,0004 0,00032 0,00025
4 0,0005 0,00040 0,00031
5 0,0006 0,00048 0,00037

3.2 Perhitungan

3.2.1 KVL (Hasil Teori)

No 1 2

1 0,075 0,075 0,15


2 0,100 0,100 0,20
3 0,125 0,125 0,25
4 0,150 0,150 0,30
5 0,175 0,175 0,35
1:
1
1. 1+ 2 ×= 470+470470 × 0,15 = 0,075
2. 1+ 2
1
×= 470+470470 × 0,20 = 0,1
1
3. 1+ 2 ×= 470+470470 × 0,25 = 0,125
4. 1+ 2
1
×= 470+470470 × 0,30 = 0,15

5. 1+ 2
1
×= 470+470470 × 0,35 = 0,175
2:
2
1. 1+ 2 ×= 470+470470 × 0,15 = 0,075
2 470

2. × = × 0,20 = 0,1

1+ 2 470+470

2 470
3. 1+ 2 ×= 470+470 × 0,25 = 0,125
2 470
4. 1+ 2 ×= 470+470 × 0,30 = 0,15
2 470
5. 1+ 2 ×= 470+470 × 0,35 = 0,175

:
1. + 0,075 = 0,15
1+ 2=0,075

2. = 0,1 + 0,1 = 0,2


1+2

3. = 0,125 + 0,125 = 0,25


1+2

4. = 0,15 + 0,15 = 0,3


1+2

5. = 0,175 + 0,175 = 0,35

1 +2

3.2.2 KCL (Hasil Teori)

No 1 2

1 0,00010 0,00010 0,00020


2 0,00015 0,00015 0,00030
3 0,00020 0,00020 0,00040
4 0,00025 0,00025 0,00050
5 0,00030 0,00030 0,00060
1 1
= = = 0,0021 ℧
1 470

1 1

2
= = = 0,0021 ℧
470
2

+ 1 = 0,0021 + 0,0021 = 0,004 ℧


=
1

1 :

1. 1
=
0,0021
0,20 = 0,00010

0,004
1+ 2

2. 1

=
0,0021

0,30 = 0,00015

0,004
1+ 2

3. 1

=
0,0021

0,40 = 0,00020

0 ,004

1 + 2
4. = 0,0021 0,50 = 0,00025

0,004
1+ 2

5. 1

=
0,0021

0,60 = 0,00030

0,004

+
1 2

2:

2 0,0021
1. = 0,20 = 0,00010

0,004
1+ 2

2 0,0021

2. = 0,30 = 0,00015

0,004
1+ 2

2 0,0021

3. = 0,40 = 0,00020

0,004
1+ 2

2 0,0021

4. = 0,50 = 0,00025

0,004
1+ 2

2 0,0021

5. = 0,60 = 0,00030

0,004

1 + 2

:
1. 1 + 2 = 0,00010 + 0,00010 = 0,0002
2. 1 + 2 = 0,00015 + 0,00015 = 0,0003
3. 1 + 2 = 0,00020 + 0,00020 = 0,0004
4. 1 + 2 = 0,00025 + 0,00025 = 0,0005
5. 1 + 2 = 0,00030 + 0,00030 = 0,0006

3.3 Pembahasan

3.3.1 Analisa Prosedur

3.3.1.1 Fungsi Alat

Dalam percobaan ini digunakan beberapa alat seperti sumber tegangan,


resistor, multimeter, dan kabel penghubung. Sumber tegangan digunakan
sebagai sumber listrik atau tegangan. Resistor digunakan sebagai beban yang
diberikan pada rangkaian. Adapun multimeter memiliki 2 fungsi, yakni sebagai
voltmeter (pengukur tegangan) pada pengukuran KVL dan amperemeter
(pengukur arus) pada pengukuran KCL. Kabel penghubung digunakan untuk
menghubungkan sumber tegangan, papan rangkaian, dan multimeter. Papan
rangkaian digunakan untuk tempat dipasangnya komponen-komponen
rangkaian.

3.3.1.2 Fungsi Perlakuan

Langkah pertama kali yang dilakukan adalah dirangkainya rangkaian KCL


atau KVL. Rangkaian KCL dirangkai secara paralel dan rangkaian KVL
dirangkai secara seri. Resistor yang dipasang pada papan rangkaian sebagai
beban. Papan rangkaian dihubungkan dengan kabel dengan sumber tegangan
agar listrik dapat mengalir pada rangkaian. Multimeter dihubungkan dengan kabel menuju papan
rangkaian untuk diukurnya tegangan atau arus pada rangkaian. Setelah semua komponen terpasang,
multimeter diatur sesuai pengukuran yang akan dilakukan. Jika digunakan untuk pengukuran KCL
maka multimeter diatur untuk pengukur arus, sedangkan untuk pengukuran KVL multimeter diatur
untuk pengukur tegangan. Pada sumber tegangan diatur tegangan masuk yang diberikan pada
rangkaian kemudian dilakukan pembacaan data pada multimeter. Pada pengukuran KCL diukur
besar arus pada jalur tanpa cabang ( ) dan pada tiap cabang ( 1, 2) untuk dibuktikannya hukum
Kirchhoff I. Pada pengukuran KVL diukur tegangan pada 1, 2, dan 3 untuk dibuktikannya hukum
Kirchhoff II.

3.3.2 Analisa Hasil

Pada hukum Kirchoff I dinyatakan bahwa arus total yang masuk melalui
suatu titik percabangan pada suatu rangkaian listrik adalah sama dengan arus total
yang keluar dari titik percabangan tersebut. Untuk dibuktikannya teori tersebut,
dilakukan percobaan KCL, di mana rangkaian dirangkai secara paralel dengan
resistor pada masing-masing cabang. Sumber tegangan dihubungkan kemudian
diatur tegangan masuknya. Multimeter digunakan sebagai pengukur besar arus
yang mengalir lalu dilakukan pembacaan data pada multimeter. Adapun hukum
Kirchhoff II, didalamnya dikatakan bahwa jumlah tegangan dari sumber adalah
sama dengan jumlah tegangan pada rangkaian. Untuk dibuktikannya teori ini
digunakan percobaan KVL. Prinsip percobaan ini sama dengan percobaan KCL.
Hanya saja pada percobaan ini digunakan multimeter untuk pengukuran tegangan
dan rangkaian yang digunakan merupakan rangkaian seri .
Pada pengukuran KCL diperoleh nilai 1 dan 2. 1 memiliki 5 nilai karena percobaan dilakukan sebanyak 5 kali pada tegangan masuk yang berbeda,
yakni: 0,00010 , 0,00015 , 0,00020 , 0,00025 0,00030 . Demikian halnya dengan 2, yakni: 0,00010 , 0,00015 , 0,00020 , 0,00025 0,00030 . 1
dan 2 memiliki nilai yang sama karena nilai 1 dan 2 sama. Dari 1 2
diperoleh nilai , yakni: 0,0002 , 0,0003 , 0,0004 , 0,0005 , 0,0006 .

Adapun pada pengukuran KVL, diperoleh 5 nilai 1 dan 2 karena percobaan ini

juga dilakukan sebanyak 5 kali. Nilai 1


yakni:
0,075 , 0,1 , 0,125 , 0,15 , 0,175 dan nilai 2
yakni:
0,075 , 0,1 , 0,125 , 0,15 , 0,175
. Nilai 2 sama dengan nilai 1 karena

digunakan 12 dengan hambatan yang sama. Dari 1 dan 2


didapatkan
dengan nilai: 0,15 , 0,2 , 0,25 , 0,3 , 0,35 . dan pada data hasil percobaan (DHP) dan perhitungan (teori) tidak sama, karena DHP

didasarkan pada pengukuran langsung yang mana ada kemungkinan salah seperti
multimeter yang tidak akurat, kesalahan dalam pengaturan multimeter, tidak
stabilnya sumber tegangan, dan sebagainya.
Konduktansi adalah kemampuan suatu bahan untuk disimpannya muatan dalam
bentuk medan listrik. Konduktansi merupakan kebalikan dari resistansi yang bersimbol dan
satuannya adalah Siemens ( ). Adapun loop (lintasan tertutup) merupakan lintasan dalam suatu
rangkaian listrik tertutup dimana lintasan dimulai dari sebuah titik dan akan kembali ke titik itu
lagi. Node adalah titik pertemuan dari dua atau lebih elemen (cabang) pada rangkaian.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Setelah dilakukannya percobaan ini hukum Kirchhoff sudah bisa dipahami oleh
praktikan. Hukum Kirchhoff terbagi menjadi 2, yakni hukum Kirchhoff I, dan hukum
Kirchhoff II. Hukum Kirchhoff I, di dalamnya dibahas bahwa arus yang masuk pada titik
percabangan rangkaian adalah sama dengan arus yang keluar dari titik percabangan. Adapun
hukum Kirchhoff II, di dalamnya dibahas bahwa jumlah tegangan sumber yang diberikan
adalah sama dengan tegangan pada seluruh rangkaian. Pemanfaatan hukum Kirchhoff dalam
kehidupan sehari-hari juga sudah dipahami oleh praktikan, di mana instalasi listrik atau
pemasangan alat-alat listrik dipasang secara seri atau paralel. Penghitungan arus dan
tegangan listrik sederhana pada rangkaian DC juga sudah bisa dilakukan oleh praktikan.

4.2 Saran

Pelaksanaan praktikum sudah sangat baik, jaringan dari asisten praktikum juga
lancer sehingga materi dapat tersampaikan dengan baik. Hanya saja praktikum dilaksanakan
secara daring sehingga tidak ada pengalaman percobaan secara langsung.
DAFTAR PUSTAKA

Giancoli, Douglas C. 2014. Principles with Applications Edisi Ketujuh. Jakarta: Erlangga
Young, Hugh D., Freedman, Roger A., Bathal, Ragbir. 2011. Sears And Zemansky’s University
Pyhsics With Modern Physics First Australian S1 Edition. Frenchs Forest: Pearson
Education, Inc
Putra, V. G. A., Purnomosari, E., Ngadiyono. 2019. Pengantar Praktikum Mekatronika Tekstil.
Yogyakarta: CV. Mulia Jaya
LAMPIRAN

(Giancoli, 2014)

(Giancoli, 2014)
(Young dkk., 2011)

(Putra dkk., 2019)


(Putra dkk., 2019)

(Data Hasil Percobaan)


TUGAS PENDAHULUAN

1.
Diket:
= 12
1 =1 Ω
2 = 1,5 Ω
3 =2 Ω

Ditanya:
. , 1, 2, 3
. 1, 2, 3
.

Jawab:

a.=
12 12
= = = 2,67
1+1,5+2 4,5

1
= 12 = 2,67

1 4,5

=
1,5 12=4

2 4,5

=
2 12 = 5,34

3 4,5
1
b. 1 = 4,5 2,67 = 0,59
1,5
= 2,67 = 0,89

2 4,5

=
2 2,67 = 1,19

3 4,5
c. Σ +Σ =0

−12 + (2,67x4,5) = 0 −12+12=0


0=0( )

2.
Diket:
= 12
1 =1 Ω
2 = 1,5 Ω
3 =2 Ω

Ditanya:
. 1, 2, 3
. , 1, 2, 3
.

Jawab:
.1= 2 = 3 ( )
12
. = = 0,46 = 26,08

1
1
1 =1 = 12,02

1
2
2= 1 =8,05

1
3
3= 1 =6,01
. =
26,08= 1+ 2+ 3

26,08 = 12,02 + 8,05 + 6,01


26,08 = 26,08 ( )
PRETEST

Anda mungkin juga menyukai