Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

(TUMBUKAN)

(PERCOBAAN-ME3)

Nama : Valencia Yoanna

NIM : 205090307111012

Fak/Jurusan : MIPA/Fisika

Tgl.Praktikum. : 23 Oktober 2020

Nama Asisten. : Khotimatul Husnah

LABRORATORIUM DASAR FISIKA JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2020
LEMBAR PENILAIAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

(TUMBUKAN)

Nama : Valencia Yoanna

NIM. : 205090307111012

Fak/Jurusan
:MIPA/FISIKA Kelompok
: VIII
Tgl. Praktikum : 23 Oktober 2020
Nama Asisten : Khotimatul Husnah

Catatan :

…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………

Paraf Paraf Nilai


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan

Tujuan percobaan ini dilakukan adalah agar dapat dipahaminya konsep momentum
linear serta dapat dibuktikannya hukum kekekalan momentum pada peristiwa tumbukan.

1.2 Dasar Teori


Momentum merupakan suatu besaran yang digunakan untuk memberhentikan gerakan
suatu benda. Momentum pertama kali diciptakan oleh Descartes dari Yunani, kemudian
teorinya menyebar dan dikembangkan hingga saat ini. Pada masa Descartes, momentum
dijelaskan sebagai ‘banyaknya gerak’ dan kemudian diteliti lagi oleh John Buridan
sebagai perkembangan dari gagasan Newton yaitu besaran gerak (Rosyid dkk, 2014).

Konsep momentum dapat ditemui pada peristiwa bergeraknya dua buah kendaraan
berbeda secara bersama-sama dan dengan kecepatan yang sama. Dapat diambil contohnya
yaitu ketika terdapat sebuah truk dan sebuah mobil yang bergerak bersebelahan dengan
kecepatan yang sama, akan lebih mudah bagi seseorang untuk memberhentikan motor
yang bergerak daripada truk yang bergerak dengan sebuah tangan dikarenakan truk
memiliki momentum linerar yang lebih besar dibandingkan dengan motor. Momentum
linear didefinisikan sebagai perkalian antara massa (m) dengan kecepatan (v) dan dapat
dirumuskan sebagai berikut:
p=m. v ……….. (1)

(Rosyid dkk, 2014)

Impuls merupakan peristiwa bekerjanya suatu gaya dalam waktu yang sangat singkat.
Impuls terjadi ketika terdapat gaya kontak antara dua benda yang saling bersentuhan,
waktu bersentuhan yang singkat tersebut disebut dengan impuls. Oleh karena itu, impuls
berbanding lurus dengan gaya dan waktu, atau dapat didefinisikan sebagai perkalian
antara gaya (F) dengan waktu (∆t) dan dapat dirumuskan sebagai berikut:
I =F . ∆ t ……….. (2)
(Serway & Jewett, 2004)
Impuls memiliki kaitan yang sangat erat dengan momentum. Perubahan dari
momentum partikel menyebabkan adanya impuls yang bekerja. Hubungan antara
momentum dan impuls yaitu impuls yang dihasilkan dari suatu peristiwa akan sama atau
sebanding dengan perubahan pada momentumnya. Apabila terdapat peristiwa dimana
terjadi perubahan kecepatan suatu benda, maka disitu akan terjadi perubahan momentum.
Pada hakikatnya, momentum merupakan besaran vektor sehingga mempengaruhi besar
dari impuls. Rumus hubungan antara momentum dan impuls yaitu:
I =∆ p
I =m v ' −mv
I =m ( v ' −v )…….. (3)
(Serway & Jewett, 2004)

Tumbukan merupakan sebuah peristiwa dimana dua benda atau lebih saling
bertabrakan dan dari tabrakan tersebut diberikan gaya-gaya yang relatif kuat dalam waktu
yang singkat. Peristiwa tumbukan menggunakan dua hukum yaitu hukum kekekalan
momentum dan hukum kekekalan energi kinetik (Giancoli, 2014).
Terdapat dua jenis peristiwa dalam tumbukan, yaitu tumbukan tumbukan elastis dan
tumbukan tidak elastis. Tumbukan elastis terjadi ketika kedua benda memiliki kecepatan
yang sama dan saling bertabrakan kemudian kedua benda tersebut bergerak melawan arah
gerak awal dengan kecepatan yang sama. Tumbukan elastis memiliki persamaan sebagai
berikut:
m A ⋅v A +m B ⋅v B=m A ⋅ v ' A +m B ⋅v ' B ……… (4)

Tumbukan tidak elastis terjadi ketika kedua benda saling bertabrakan kemudian kedua
benda tersebut saling menempel dan bergerak atau tidak bergerak sama sekali. Hal
tersebut terjadi karena energi kinetik yang dikeluarkan oleh benda tidak kekal sehingga
diubah menjadi energi yang lain seperti energi termal atau energi potensial. Tumbukan
tidak elastis memiliki persamaan sebagai berikut:

m1 v 1+ m2 v 2= ( m1+ m2 ) v ' ……….. (5)

(Giancoli, 2014)
BAB II
METODOLOGI

2.1 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan di antaranya seperangkat rel udara, pencacah
waktu, garpu penghalang cahaya, kabel penghubung, beban, blower, dan sumber
tegangan.

.2 Tata Laksana Percobaan


2.2.1 Bagian Pertama

Disusun alat-alat yang akan digunakan untuk praktikum

Kedua buah kereta luncur ( kereta A dan kereta B)


diberikan beban seberat 100 gram.

Dinyalakan blower kemudian dilepaskan penghambat


pada kereta sehingga kereta dapat berjalan.

Setelah garpu penghalang cahaya dilewati oleh kereta,


dicatat waktu yang tertera pada pencacah waktu.

2.2.2 Bagian Kedua

Disusun alat-alat yang akan digunakan untuk praktikum.

Diberikan beban lagi pada kereta luncur A seberat 100


gram sehingga beban kedua kereta luncur yang dimiliki
berbeda (mA > mB).
Kereta luncur B didorong sehingga menabrak kereta
luncur A .

Saat garpu penghalang cahaya dilewati oleh kereta


luncur, pencacah waktu dihentikan .

Waktu yang terdapat pada pencacah waktu 1 dan


pencacah waktu 2 dicatat sebagai data percobaan.
BAB III
ANALISA DAN PEMBAHASAN

.1 Data Hasil Percobaan


3.1 Data Sekunder Hasil Percobaaan
3.1.1 Bagian Pertama

m1 = m2 = 100gr
Lebar interuptor S = 5 cm

No. Δt1 (ms) Δt2 (ms)


1 12 15
2 15 17

3 18 18
4 17 18

5 16 19

3.1.2 Bagian Kedua


𝑚1 ≠ 𝑚2

No. m1 (g) m2 (g) Δt1 (ms) Δt1’ (ms) Δt2’ (ms)


1 50 150 16 70 27

2 50 150 18 73 29
3 50 150 17 68 28

4 50 150 19 86 32
5 50 150 17 80 30
3.2 Perhitungan

3.2.1 Bagian Pertama

Σtⅈ
t́= = 0.0156 s
n

δt =

∑|t −t́ |
n−1
=0.0023 s

∂t
Kr t= =14 .7575 19 %

Σvⅈ
v́= = 3.26879 m/s
n

δv=
√ ∑|v− v́|
n−1
=0.5430119 m/ s

∂v
Kr v= =16 . 612 01%

s
v1 = =4.166667 m/s
t

s
v 2= =3.333333 m/s
t

s
v3 = =2.777778m/ s
t

s
v 4= =2.941176 m/ s
t

s
v5 = =3.125 m/ s
t
Σtⅈ
t́= =0.0174 s
n

δt =
√ ∑|t−t́ |
n−1
=0.00152 s

∂t
Kr t= =8.7159488 %

Σvⅈ
v́= =2.89233 m/ s
n

δv=
√ ∑|v− v́|
n−1
=0.2697709 m/s

∂v
Kr v= =9.327119 %

s
v1 = =3.33333 m/s
t

s
v 2= =2.941176 m/s
t

s
v3 = =2.777778m/ s
t

s
v 4= =2.777778 m/s
t

s
v5 = =2.631579m/ s
t

P sebelum = P sesudah

(0,1 . 3.26879) + (0,1 . 2.89233 ¿ = 0

0.326879 kg m/s = - 0.289233 kg m/s


3.2.2 Bagian Kedua

Σtⅈ
∆ t́ 1= =0.0174 s
n

δt =

∑|t−t́ |
n−1
=0.00114 s

∂t
Kr t= =6.5527323%

Σvⅈ
v́= =2.88334 m/s
n

δv=

∑|v− v́|
n−1
=0.1868266 m/s

∂v
Kr v= =6.479515 %

s
v1 = =3.125 m/s
t

s
v 2= =2.777778 m/s
t

s
v3 = =2.941176 m/s
t

s
v 4= =2.631579 m/s
t

s
v5 = =2.941176 m/s
t
Σtⅈ '
∆ t́ 1'= =0.0754 s
n

2
'
δt =
n−1 √
∑|t ' −t´'|
=0.00747 s

' ∂ t'
Kr t = =9.9070819 %
t́ '

Σv ⅈ '
v́ ' = =0.668181 m/ s
n

δv '=
n−1√
∑|v ' − v́ '|
=0.0638489m/ s

∂ v'
Kr v ' = =9.555629 %
v́ '

Σtⅈ '
∆ t́ 2'= =0.0292 s
n

2
'
δt =
n−1 √
∑|t ' −t´'|
=0.001924 s

' ∂ t'
Kr t = =6.5874603 %
t́ '

Σv ⅈ '
v́ ' = =1.718174 m/s
n

δv '=
n−1√
∑|v ' − v́ '|
=0.1110793m/s
∂ v'
Kr v ' = ' =6.464961 %

P sebelum = P sesudah

0,1 . 2.88334=( 0,1 . 0.668181) +(0,1 .1.718174)

0,288334 = 0,0668181 + 0,1718174

0,288334 kg m/s = 0,2386355 kg m/s


3.3 Pembahasan
3.3.1 Analisa Prosedur
Dalam proses praktikum, diperlukan alat dan bahan diantaranya
seperangkat rel udara sebagai lintasan bagi kereta luncur, pencacah waktu
sebagai alat pengukur garpu penghalang cahaya saat dilewati kereta luncur,
garpu penghalang cahaya sebagai titik patokan dimulainya dan
diberhentikannya pencacah waktu, kabel penghubung sebagai penghubung
alat-alat selama praktikum agar dapat berjalan lancar, beban sebagai pemberat
pada kereta luncur agar didapat kecepatan dan tumbukan yang berbeda, blower
sebagai peniup kereta luncur agar dapat bergerak dengan cepat, sumber
tegangan sebagai penghantar arus listrik pada alat-alat praktikum.
Hal pertama yang dilakukan yaitu disusunnya alat-alat yang akan
digunakan selama proses praktikum. Kemudian dilakukan percobaan pertama
yaitu pada kereta luncur A dan kereta luncur B diberikan beban dengan massa
yang sama yaitu 100 gram. Lalu, kereta luncur A didorong dengan bantuan
blower agar dapat bertumbukan dengan kereta luncur B, saat garpu penghalang
cahaya telah dilewati oleh kereta luncur A dan kereta luncur B, masing-masing
pencacah waktu diberhentikan. Data dari pencacah waktu dicatat sebagai data
percobaan.
Untuk percobaan kedua, diberikan beban tambahan pada kereta luncur
A agar terdapat perbedaan massa pada kedua kereta luncur. Kemudian, kereta
luncur A didorong dengan bantuan tangan agar dapat bertumbukan dengan
kereta luncur B. Pada saat garpu penghalang cahaya telah dilewati oleh kereta
luncur A, pencacah waktu diberhentikan. Kemudian, setelah bertumbukan,
garpu penghalang cahaya kembali dilewati oleh kereta luncur A dan kereta
luncur B, saat dilalui kedua kereta luncur, masing-masing pencacah waktu
kembali diberhentikan. Data dari hasil pencacah waktu yang dihitung dua kali
dicatat sebagai data percobaan.

3.3.2. Analisa Hasil

Dari hasil perhitungan data, didapatkan bahwa rata-rata waktu terbesar


yang diperlukan untuk percobaan pertama terjadi pada kereta luncur B atau ∆t2
dengan nilai 0.0176 s, hal tersebut terjadi karena kereta luncur B membutuhkan
waktu bergerak yang lebih lama dibandingkan dengan kereta luncur A yang
sebelumnya telah diberikan dorongan. Kemudian, kecepatan rata-rata yang
terbesar terjadi pada kereta luncur A dengan nilai rata-rata 3.26879 m/s, hal
tersebut terjadi karena kereta luncur A mendapat bantuan dorongan yang
berasal dari tangan maupun dari blower sehingga memiliki kecepatan yang
lebih besar daripada kereta luncur B dengan nilai rata-rata 2.89233 m/s.

Pada percobaan kedua, didapatkan bahwa rata-rata waktu terbesar


ketika benda setelah bertumbukan terjadi pada kereta luncur B dengan nilai
rata-rata 1.718174 m/s sedangkan kereta luncur A hanya memiliki nilai rata-
rata waktu sebesar 0.668181 m/s, hal tersebut terjadi karena adanya perbedaan
massa pada kedua kereta luncur. Karena massa kereta luncur A lebih berat,
maka kereta luncur A akan mendorong kereta luncur B lebih kuat sehingga
waktu yang diperlukan kereta luncur B untuk melewati garpu penghalang
cahaya lebih cepat dibandingkan dengan kereta luncur A yang memiliki massa
lebih berat.

Dari data-data yang didapatkan nilai momentum pada kereta luncur A


percobaan pertama yaitu sebesar 0.326879 kg m/s, pada kereta luncur B
didapatkan nilai momentum sebesar 0.289233 kg m/s. Hal ini membuktikan
bahwa semakin besar kecepatan dan massa dari suatu benda, semakin besar
pula momentum yang dihasilkan.

Tumbukan memiliki tiga jenis, dan setiap jenis tumbukan memiliki


rumusnya tersendiri. Jenis-jenis tumbukan yaitu tumbukan lenting sempurna,
tumbukan lenting sebagian, dan tumbukan tidak lenting sama sekali.
Tumbukan lenting sempurna memiliki definisi yaitu peristiwa terjadinya
tumbukan dimana saat terjadi tumbukan, energi yang terdapat pada benda-
benda yang saling bertumbukan tidak hilang (jumlah energi kinetik sebelum
dan sesudahnya sama). Rumus untuk tumbukan lenting sempurna yaitu:

m 1 v 1+ m2 v 2=m1 v ' 1 +m 2 v ' 2

v 2−v 1=( v ' 2−v ' 1 )

Tumbukan lentimg sebagian memiliki definisi yaitu peristiwa terjadinya


tumbukan dimana terjadi pengurangan energi kinetik. Saat setelah benda-benda
bertumbukan, kecepatan lenting akan berkurang apabila dibandingkan dengan
kecepatan awalnya. Rumus untuk tumbukan lenting sebagian yaitu:

m 1 v 1+ m2 v 2=m1 v ' 1 +m 2 v ' 2

v'2−v '1=ⅇ ( v1 −v 2 )

Tumbukan tidak lenting sama sekali memiliki definisi yaitu peristiwa


terjadinya tumbukan dimana tidak terdapat lentingan sama sekali, artinya
benda yang mengalami tumbukan akan menempel dan bergerak searah dengan
kecepatan yang sama. Rumus untuk tumbukan tidak lenting sama sekali yaitu:

m 1 v 1+ m2 v 2= ( m 1+ m2 ) v '

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tumbukan diantaranya


yaitu kecepatan benda, kecepatan udara, energi kinetik suatu benda, massa dari
sebuah benda, dan gaya gesek yang dihasilkan oleh benda yang bergerak pada
rel udara. Namun, yang menjadi faktor utama yaitu massa dan kecepatan.
Apabila massa dan kecepatan dari sebuah benda besar, maka tumbukan yang
dihasilkan akan semakin kuat dan besar pula. Untuk kecepatan udara dan gaya
gesek tidak terlalu berpengaruh terhadap tumbukan namun apabila sebuah
benda berjalan di lintasan dapat dipastikan bahwa terdapat kecepatan udara dan
gaya gesek yang mempengaruhinya.

Aplikasi tumbukan yang dapat ditemui yaitu pada organisme dalam laut
yang dikenal dengan nama plankton. Plankton merupakan organisme dalam
laut yang sangat kecil sehingga tidak mudah untuk dilihat dengan mata
manusia. Plankton memiliki arah gerak yang berlawanan dengan arah arus air.
Karena perbedaan pergerakannya tersebut, maka dapat disebut sebagai
tumbukan (Jiang, 2020)
BAB IV
PENUTUP

.1 Kesimpulan
Dalam praktikum kali ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa kecepatan yang
diperlukan kereta luncur A pada percobaan pertama lebih besar daripada kereta
luncur B karena mendapat dorongan yang lebih kuat. Sedangkan kereta luncur B
memiliki kecepatan yang lebih besar saat setelah terjadi tumbukan karena kereta
luncur B mendapat hantaman dari kereta luncur A dengan keras.

.2 Saran
Saat melakukan pengukuran, pastikan praktikan telah menggunakan alat
dengan benar sesuai dengan prosedur agar didapatkan hasil yang akurat. Pastikan
praktikan mengerti langkah-langkah dalam praktikum agar kesalahan dapat
diminimalisasi dan dapat meningkatkan keefektifan dan efisiensi waktu.
DAFTAR PUSTAKA

Giancoli,D.C. 2014. Physics: Principles With Applications. Seventh Ed. Boston.Pearson


Education,Inc.

Jiang, H. 2020. An Elastic Collision Model for Impulsive Jumping by Small Planktonic
Organisms. MDPI Journal. 5(3): 154.

Rosyid, M.F., Firmansah, E, Prabowo, Y. D. 2014. Fisika Dasar Jilid I : Mekanika.


Sleman. Penerbit Periuk.

Serway, R.A., Jewett, J.W. 2004. Physics for Scientists and Engineers. Sixth Ed.
California. Thomson Brooks/Cole.
LAMPIRAN

(Rosyid dkk, 2014)


(Serway & Jewett, 2004)
(Giancoli, 2014)
(Jiang, 2020)
Tugas Pendahuluan

ME 3 – Tumbukan

1. Lihat video tumbukan. Jelaskan secara detail tata laksana praktikum tumbukan sesuai
video!

Disiapkan alat dan bahan yang digunakan yaitu seperangkat rail udara, garpu
penghalang cahaya, pencacah waktu, sumber tegangan, kabel penghubung, beban, dan
blower. Langkah percobaan pertama yaitu menyusun alat dan bahan yang akan
digunakan dengan kereta luncur A dan kereta luncur B berada pada rail udara.
Kemudian ditambahkan beban kepada masing-masing kereta luncur sehingga
memiliki beban dan massa yang sama. Kemudian saat kereta luncur B didorong dan
kedua kereta luncur melewati gardu penghalang cahaya, pencacah waktu akan
mencatat waktu yang diperlukan masing-masing kereta untuk meluncur. Hasil dari
pencacah waktu dicatat. Langkah percobaan yang kedua yaitu ditambahkan beban
bada kereta luncur A sehingga kedua kereta luncur memiliki massa dan beban yang
berbeda. Kemudian, saat kereta luncur B didorong dan kedua kereta luncur melewati
gardu penghalang cahaya, maka pencacah waktu akan mencatat waktu yang
diperlukan saat kereta luncur melewati gardu penghalang cahaya. Waktu yang telah
dicatat oleh kedua pencacah waktu dicatat sebagai data percobaan.

2. Sebutkan dan jelaskan pengertian momentum beserta rumusnya!

Momentum adalah besaran yang dimiliki oleh benda yang bergerak.


Momentum didefinisikan sebagai hasil kali dari massa (m) dan kecepatannya (v).
Rumus dari momentum itu sendiri adalah:

p=m x v… (1)
Keterangan:
p = momentum (kgm/s)
m = massa (m)
v = kecepatan (m/s)

Momentum sering terjadi pada peristiwa tumbukan. Untuk rumus dari tumbukan itu
sendiri adalah:

m 1 v 1+ m2 v 2=m1 v 1 '+m 2 v 2 ' … (2)

Jika benda dua mula-mula diam, maka v 2=0, persamaannya menjadi:

m 1 v 1=m 1 v 1 '+ m2 v 2 ' … (3)

3. Jelaskan korelasi antara momentum, gaya, dan waktu!

Impuls memiliki rumus sebagai berikut:

I =F x ∆ t … (4)

Berdasarkan hukum Newton II menyatakan bahwa gaya yang diberikan pada


suatu benda besarnya sama dengan perubahan momentum benda per satuan waktu.
Sehingga hubungan antara impuls dan momentum adalah:

I =∆ p=p 2− p1… (5)

4. Sebutkan prinsip dari tumbukan!

 Tumbukan lenting sempurna, merupakan tumbukan yang energi kinetiknya


kekal. Tumbukan ini memiliki prinsip dimana energi total antara dua benda
sebelum dan setelah tumbukan adalah sama.
 Tumbukan lenting sebagian, merupakan tumbukan antara dua benda dengan
jumlah energi kinetiknya sesudah terjadi tumbukan lebih kecil dibandingkan
dengan jumlah energi kinetiknya sebelum terjadi tumbukan. Prinsip dari
tumbukan ini yaitu sebagian energi kinetik diubah menjadi bentuk energi lain,
sehingga energi kinetik setelah tumbukan lebih kecil daripada setelah
tumbukan.
 Tumbukan tidak lenting sama sekali merupakan tumbukan yang terjadi ketika
dua benda yang bertumbukan menyatu dan bergerak secara bersamaan.
“SOAL POST TEST”

1. Jelaskan secara detail hasil praktikum dari sepemahaman kalian ! (baik cara merangkai
alat, cara menghitung ∆ t , ∆ t ' , ∆ s ,pengaruh beban dll) ! ( beda dengan TM) (Poin :
35)

Untuk cara merangkai alat, langkah pertama yang dilakukan yaitu menyiapkan
semua alat dan bahan yang diperlukan yaitu seperangkat rel udara, pencacah waktu,
garpu penghalang cahaya, beberapa buah beban, kabel, dan sumber tegangan.
Kemudian kedua kereta luncur diletakkan pada rel udara dan diberikan beban masing-
masing seberat 100 gram. Kemudian, diselipkan empat buah lempeng interrupter pada
setiap kereta luncur dan diarahkan ke bagian tengah agar semua lempengan tersusun
secara rapat. Blower diletakkan sesuai dengan tinggi rel udara kemudian dinyalakan.
Setelah itu, kabel saling dihubungkan dan pencacah waktu diatur hingga didapat
resolusi 1 milisekon. Kemudian diatur agar menjadi angka 0 menggunakan tombol
reset.
Untuk menghitung ∆ t , ∆ t ' , ∆ s dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu
kereta luncur ditahan dengn menggunakan tangan kemudian didorong, setelah kereta
luncur melewati garpu penghalang cahaya, pencacah waktu diberhentikan dan dicatat
sebagai ∆ t, kemudian saat kereta luncur telah mengalami tumbukan maka otomatis
kereta luncur akan bergerak mundur (arah berlawanan) dan kemudian melewati garpu
penghalang cahaya lagi, setelah melewati garpu penghalang cahaya untuk kedua
kalinya, pencacah waktu diberhentikan dan datanya dicatat sebagai ∆ t ' . Untuk
menghitung ∆ s dapat dilihat dari jarak antar susunan lempeng.
Pengaruh beban terhadap percobaan yaitu terjadi pada kecepatan tumbukan
antar benda dan lama waktu yang dibutuhkan agar terjadi tumbukan.

2. Jelaskan faktor terjadinya tumbukan ! (Poin: 15)


Tumbukan terjadi karena adanya massa dan kecepatan pada suatu benda.
Apabila masa dan kecepatan semakin besar, maka tumbukan yang terjadi juga
semakin keras.
3. Jelaskan apa itu koefisisen restitusi ! (Poin: 15)

Koefisien restitusi merupakan suatu koefisien yang bernilai pecahan antara 0


hingga 1 yang merupakan rasio besarnya kecepatan relatif sesudah dengans ebelum
tumbukan dua buah benda. Atau singkatnya dapat didefiniskan sebagai nilai negatif
dari perbandingan antar besar kecepatan sebelum dan sesudah tumbukan. Untuk
tumbukan lenting sempurna memiliki nilai e = 1 yang artinya tumbukan tersebut
elastis sempurna, tumbukan lenting sebagian memiliki nilai 0 < e < 1 yang artinya
tumbukan tersebut elastis sebagian, dan tumbukan tidak lenting sama sekali memiliki
nilai e = 0 yang artinya tumbukan tidak elastis sama sekali.

4. Apa yang dimaksud nilai P pada perhitungan ? (Poin :20)

Nilai P pada perhitungan adalah nilai momentum sebelum dan sesudah tumbukan.
Maksud dari Psebelum = Psesudah adalah sebagai pembanding. Apabila nilai
Psebelum dan sesudahnya sama artinya tumbukan yang terjadi adalah elastis
sempurna.

Anda mungkin juga menyukai