Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Tumbukan

PERCOBAAN-ME3

Nama : Ari Aulia Pradana

NIM : 215090300111002

Fak/Jurusan : Jurusan Fisika FMIPA

Kelompok : 01

Tgl.Praktikum : 30 September 2021

Nama Asisten : Muhammad Miftahul Khoirul Umam

LABORATORIUM FISIKA DASAR

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2021
LEMBAR PENILAIAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Tumbukan

Nama : Ari Aulia Pradana

NIM : 215090300111002

Fak/Jurusan : Jurusan Fisika FMIPA

Kelompok : 01

Tgl. Praktikum : 30 September 2021

Nama Asisten : Muhammad Miftahul Khoirul Umam

Catatan :

…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………

Paraf Paraf Nilai


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan

Ada dua tujuan dilakukannya percobaan tentang tumbukan. Pertama, konsep


momentum linear yang telah dipahami oleh praktikan. Kedua, ketika terjadi peristiwa
tumbukan, hukum kekekalan momentum yang dapat dibuktikan oleh praktikan.

1.2 Dasar Teori

Tumbukan merupakan salah satu peristiwa fisika dalam kehidupan sehari-hari dimana
dua benda atau lebih dengan arah gerak yang saling mendekati satu sama lain atau salah satu
benda tersebut bergerak mendekati benda yang lain dalam satu lintasan yang sama
bertabrakan dan setelah bertabrakan menghasilkan momentum yang akan mempengaruhi
perubahan kecepatan pada setiap benda. Momentum total sebelum dan sesudah peristiwa
tumbukan terjadi bernilai sama atau kekal[ CITATION Gia16 \l 1033 ] . Oleh karena itu, dapat
ditulis,

Σ ⃗p i=Σ ⃗p f ..........(1),

dan telah kita ketahui rumus momentum,

⃗p=m⃗v ..........(2),

maka, selanjutnya kita subtitusi persamaan (2) ke persamaan (1) menjadi,

m ⃗v a +m ⃗v b=m ⃗v a' +m ⃗v b'

yang dimana v merupakan kecepatan benda sebelum tumbukan dan v' kecepatan benda
setelah tumbukan.

Setiap peristiwa tumbukan terjadi, selalu dipengaruhi oleh koefisien restitusi atau
elastisitas dan disimbolkan dengan “e”. Tumbukan dapat terjadi secara elastis maupun tidak
elastis tergantung koefisien elastisitas benda yang bertumbukan[ CITATION Set07 \l 1033 ].
Untuk tumbukan elastis, nilai e = 1 dan untuk tumbukan tak elastis, nilai e = 0.
BAB II

METODOLOGI

2.1 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan adalah seperangkat rel udara, dua alat pencatat waktu, dua buah
garpu penghalang cahaya, satu sumber tegangan DC, dan satu blower. Bahan yang diperlukan
adalah kabel penghubung dan dua buah papan luncur.

2.2 Tata Laksana Percobaan

Peralatan disusun seperti Gambar 2

Kedua papan luncur diberi beban 100 gram, penahan, dan pegas seperti
Gambar 3

Empat lempeng interrupter diselipkan di tiap papan luncur dan dirapatkan ke


tengah sehingga terbentuk susunan lempeng rapat sebesar ΔS = 2 cm

Letakkan papan luncur ke rel

Blower dihidupkan dan rel diatur hingga posisi datar dengan sekrup pengatur
ketinggian

Kabel-kabel dihubungkan seperti pada Gambar 2. Pencacah waktu diatur


dengan resolusi 1 ms kemudian direset

Kunci morse ditekan dengan cepat. Saat waktu t terbaca (dan dicatat),
pencacah direset dan plat kontak dibuka ulang

Papan luncur 1 diletakkan pada posisi awal rel dan papan luncur 2 diletakkan
di antara kedua penghalang cahaya
Kedua pencacah diatur pada posisi nol

Papan luncur 1 didorong dan waktu yang ditunjukkan oleh pencacah waktu
untuk masing masing papan luncur dicatat praktikan dengan rincian t1
sebagai Δt1 dan t2 sebagai Δt2’

Percobaan diulangi untuk beberapa kecepatan awal yang berbeda

Percobaan pertama dilakukan seperti sebelumnya untuk massa yang berbeda.


Setiap kali dilakukan pengukuran, massa papan luncur diubah dengan cara
ditambahkan beban yang sesuai

Jika papan luncur 1 berbalik arah setelah tumbukan (m1 < m2), pencacah
waktu (1) direset pada posisi nol secepat mungkin setelah Δt1 tercatat agar
nilai Δt1’ terukur oleh penghalang pertama

Jika papan luncur 1 terus maju setelah tumbukan (m1 > m2), pencacah waktu
(2) direset pada posisi nol secepat mungkin setelah Δt2’ tercatat agar nilai
Δt1’ terukur oleh penghalang kedua
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Data Hasil Percobaan

3.1.1 Bagian Pertama

m1=m2=100 gr

Lebar Interuptor ∆ S=1 cm

No ∆ t 1 (ms) ∆ t 2 (ms)
1 16 19
2 15 18
3 16 18
4 16 18
5 16 19

3.1.2 Bagian Kedua

No m 1 (g) m 2 (g) ∆ t 1 (ms) ∆ t 1 ' (ms) ∆ t 2 ' (ms)


1 50 150 16 70 27
2 50 150 17 73 29
3 50 150 17 78 28
4 50 150 19 89 32
5 50 150 20 89 33

3.2 Perhitungan

3.2.1 Bagian Pertama (m1=m2 ¿

Benda 1

No s (m) t 1 (s) 2
(s)2
|t 1−t́ | v1 (m/s) |v 1−v́|
2
(m/s)2
1 0,01 0,016 0,00000004 0,625 0,0000694
2 0,01 0,015 0,00000064 0,667 0,0011111
3 0,01 0,016 0,00000004 0,625 0,0000694
4 0,01 0,016 0,00000004 0,625 0,0000694
5 0,01 0,016 0,00000004 0,625 0,0000694

 v∆t 1
2

δt =

Σ |t−t́|
n−1
=0,000447 s

δt
Kr t= × 100 %=2,83 %
´t́

s
v1.1 = =0,625 m/s
t 1.1

s
v1.2 = =0,667 m/s
t 1.2

s
v1.3 = =0,625 m/ s
t 1.3

s
v1.4 = =0,625 m/s
t 1.4

s
v1.5 = =0,625 m/ s
t 1.5

Σ v1
v́= =0,633 m/s
n
2

δv=
√ Σ |v−v́|
n−1
=0,019m/ s

δv
Kr v= ×100 %=2,94 %
´v́

Benda 2

No s (m) t 2 (s) 2
(s)2
|t 2−t́ | v 2 (m/s) 2
(m/s)2
|v 2−v́|
1 0,01 0,019 0,00000036 0,526316 0,000307787
2 0,01 0,018 0,00000016 0,555556 0,000136794
3 0,01 0,018 0,00000016 0,555556 0,000136794
4 0,01 0,018 0,00000016 0,555556 0,000136794
5 0,01 0,019 0,00000036 0,526316 0,000307787

 v∆t 2

δt =
√ Σ |t−t́|
n−1
=0,000548 s

δt
Kr t= × 100 %=2,98 %
´t́
s
v1.1 = =0,526 m/s
t 1.1

s
v1.2 = =0,556 m/s
t 1.2

s
v1.3 = =0,556 m/ s
t 1.3

s
v1.4 = =0,556 m/s
t 1.4

s
v1.5 = =0,526 m/ s
t 1.5

Σ v1
v́= =0,544 m/s
n
2

δv=

Σ |v−v́|
n−1
=0,016 m/s

δv
Kr v= ×100 %=2,94 %
´v́

 Psebelum =P sesudah

m 1 v́ 1+ m2 v́ 2=0

m 1 v́ 1=−m 2 v´2

0,1 ×0,633=−0,1 ×0,544

0,063 kg . m . s−1=−0,054 kg .m . s−1

3.2.2 Bagian Kedua (m1 ≠ m2)

Benda 1 (sebelum tumbukan)

No s (m) t 1 (s) 2
(s)2
|t 1−t́ | v1 (m/s) 2
(m/s)2
|v 1−v́|
1 0,01 0,016 0,00000324 0,6250000 0,003533437
2 0,01 0,017 0,00000064 0,5882353 0,000514293
3 0,01 0,017 0,00000064 0,5882353 0,000514293
4 0,01 0,019 0,00000144 0,5263158 0,001539894
5 0,01 0,020 0,00000484 0,5000000 0,004297756

 v∆t 1
2

δt =

Σ |t−t́|
n−1
=0,001643 s

δt
Kr t= × 100 %=9,23 %
´t́

s
v1.1 = =0,625 m/s
t 1.1

s
v1.2 = =0,588 m/s
t 1.2

s
v1.3 = =0,588 m/ s
t 1.3

s
v1.4 = =0,526 m/s
t 1.4

s
v1.5 = =0,500 m/ s
t 1.5

Σ v1
v́= =0,566 m/ s
n
2

δv=
√ Σ |v−v́|
n−1
=0,051m/s

δv
Kr v= ×100 %=9,02 %
´v́

Benda 1 (sesudah tumbukan)


2 2
No s (m) t 1 ' (s) (s)2
|t 1 '−t́| v1 ' (m/s) (m/s)2
|v 1 ' −v́|
1 0,01 0,070 0,00009604 0,1428571 0,000265808
2 0,01 0,073 0,00004624 0,1369863 0,000108843
3 0,01 0,078 0,00000324 0,1282051 0,000002728
4 0,01 0,089 0,00008464 0,1123596 0,000201469
5 0,01 0,089 0,00008464 0,1123596 0,000201469

 v∆t ' 1

δt '=

Σ |t '−t́ '|
n−1
=0,008871 s

δt '
Kr t '= ×100 %=11,12 %
´t́ '

s
v ' 1.1= =0,143 m/s
t ' 1.1
s
v ' 1.2= =0,137 m/ s
t ' 1.2

s
v ' 1.3= =0,128m/ s
t ' 1.3

s
v ' 1.4= =0,112 m/ s
t ' 1.4

s
v ' 1.5= =0,112 m/s
t ' 1.5

Σ v1 '
v́ ' = =0,127 m/ s
n
2

δv '=

Σ |v '− v́ '|
n−1
=0,014 m/s

δv '
Kr v ' = ×100 %=11,04 %
´v́ '

Benda 2

No s (m) t 2 ' (s) 2


(s)2
|t 2 '−t́| v 2 ' (m/s) 2
(m/s)2
|v 2 ' −v́|
1 0,01 0,027 0,00000784 0,3703704 0,001075587
2 0,01 0,029 0,00000064 0,3448276 0,000052611
3 0,01 0,028 0,00000324 0,3571429 0,000382931
4 0,01 0,032 0,00000484 0,3125000 0,000628717
5 0,01 0,033 0,00001024 0,3030303 0,001193282
 v∆t ' 2

δt '=

Σ |t '−t´'|
n−1
=0,002588 s

δt '
Kr t '= ×100 %=8,69 %
´t́ '

s
v ' 2.1= =0,370 m/s
t ' 2.1

s
v ' 2.2= =0,349 m/s
t ' 2.2

s
v ' 2.3= =0,357 m/s
t ' 2.3

s
v ' 2.4= =0,313 m/s
t ' 2.4
s
v ' 2.5= =0,303 m/ s
t ' 2.5

Σ v2 '
v́ ' = =0,338 m/ s
n
2

δv '=

Σ |v ' −v́ '|
n−1
=0,029 m/s

δv '
Kr v ' = ×100 %=8,55 %
´v́ '

 Psebelum =P sesudah
m 1 v́ 1=m 1 v´1 '+ m2 v´2 '

0,05 ×0,566=( 0,05 ×0,127 ) + ( 0,15 ×0,338 )

0,028 kg . m . s−1=0,006 kg . m. s−1 +0,051 kg . m . s−1

0,028 kg . m . s−1=0,061 kg . m. s−1

3.3 Hasil dan Pembahasan

3.3.1 Analisa Prosedur

Alat yang digunakan pada percobaan kali ini adalah seperangkat rel udara, dua alat
pencacah waktu, dua buah garpu penghalang cahaya, satu sumber tegangan DC, dan satu
blower. Bahan yang diperlukan adalah kabel penghubung dan dua buah papan luncur.
Seperangkat rel udara memiliki fungsi sebagai lintasan yang akan dipakai sebagai percobaan.
Alat pencacah waktu memiliki fungsi sebagai pencatat waktu kereta luncur selama melewati
garpu penghalang cahaya. Garpu penghalang cahaya memiliki fungsi sebagai sensor sehingga
pencatat waktu dapat mencatat waktu secara otomatis saat kereta luncur melewati sensor
tersebut. Sumber tegangan DC memiliki fungsi sebagai pemberi tegangan listrik pada alat
pencatat waktu sehingga bisa bekerja karena alat pencacah waktu membutuhkan sumber
tegangan listrik agar berfungsi. Blower memiliki fungsi sebagai alat yang mengurangi gaya
gesek antara kereta luncur dengan rel udara. Kabel penghubung memiliki fungsi sebagai
perantara aliran listrik dari sumber tegangan DC ke alat pencacah waktu. Papan luncur
memiliki fungsi sebagai objek dalam percobaan kali ini.

Alat percobaan dirangkai mulai dari pencacah waktu yang dihubungkan dengan
sumber tegangan agar dapat bekerja, rel udara diatur supaya datar menggunakan sekrup
pengatur ketinggian dan distabilkan menggunakan sekrup penahan, hingga blower dipasang di
ujung salah satu rel udara. Kedua papan luncur diberi beban 100 gram sehingga memiliki
massa yang sama dan pegas dirangkai di depan kedua papan luncur agar tumbukan terjadi
secara elastis. Interupter diselipkan ke kedua papan luncur agar sensor pada garpu penghalang
cahaya dapat membaca secara otomatis ketika papan luncur melewatinya. Setelah interupter
diselipkan, papan luncur ditaruh di atas rel dan pencatat waktu diatur ke resolusi 1 ms agar
diperoleh nilai waktu yang akurat. Pada percobaan pertama, kedua papan luncur diletakkan di
rel udara karena akan menjadi objek percobaan. Pencacah waktu diatur pada resolusi 1 ms dan
kita harus memastikan angka awal pada pencatat waktu adalah 0 ms untuk memperoleh nilai
waktu yang benar. Papan luncur 1 didorong dan mengenai papan luncur 2 yang diam agar
diperoleh nilai t1 dan t2’ dan nilai tersebut berguna untuk mencari kecepatan pada kereta
luncur 1 sebelum tumbukan dan papan luncur 2 sesudah tumbukan terjadi. Percobaan pertama
diulang beberapa kali agar mendapatkan data waktu dan kecepatan yang akurat. Percobaan
kedua dilakukan seperti pada percobaan pertama, namun berbeda dalam pemberian massa
pada kereta luncur1 dan 2. Papan luncur 1 dengan massa 50 gram dan papan luncur 2 dengan
massa 150 gram. Hal ini untuk mendapatkan nilai t1, t1’, dan t2’ karena akan dipakai untuk
mencari nilai kecepatan pada papan luncur 1 sebelum dan sesudah tumbukan dan kecepatan
papan luncur 2 sesudah tumbukan terjadi.

3.3.2 Analisis Hasil

Berdasarkan data hasil percobaan pertama, papan luncur pertama memiliki waktu
yang lebih cepat saat melewati garpu penghalang cahaya dibanding papan luncur kedua. Hal
ini disebabkan karena papan luncur 1 dibantu oleh blower untuk mengurangi gaya gesekan
terhadap rel udara sehingga koefisien gesek pada papan luncur 1 lebih besar daripada papan
luncur 2. Untuk waktu papan luncur 1 sesudah tumbukan tidak dicatat karena kecepatannya
sesudah tumbukan tidak cukup untuk menggerakkan papan luncur 1 melewati garpu
penghalang cahaya kembali. Berdasarkan data hasil percobaan kedua, waktu papan luncur 1
melewati garpu penghalang cahaya pada saat sebelum tumbukan lebih cepat dibandingkan
sesudah tumbukan terjadi. Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa kecepatan papan luncur 1
sesudah tumbukan menjadi lambat karena sebagian besar momentum papan luncur 1 sebelum
tumbukan berpindah ke papan luncur 2 setelah terjadinya tumbukan.

Berdasarkan hasil perhitungan dari data hasil percobaan pada percobaan pertama,
diperoleh waktu rata-rata papan luncur 1 untuk melewati garpu penghalang cahaya sebelum
tumbukan adalah 0,0158 s dengan ketidakpastian relatifnya 2,83%. Untuk mencari kecepatan
papan luncur, dapat digunakan operasi pembagian antara lebar interuptor dengan waktu rata-
rata. Dengan demikian, diperoleh kecepatan papan luncur 1 sebelum tumbukan sebesar 0,633
m/s dengan ketidakpastian relatif 2,94%. Papan luncur 2 membutuhkan waktu rata-rata
sebesar 0,0184 s untuk melewati garpu penghalang cahaya dan ketidakpastian relatifnya
2,98%. Untuk mencari kecepatan papan luncur 2, cara yang digunakan sama seperti pada
papan luncur 1. Dengan demikian, diperoleh kecepatan papan luncur 2 sesudah tumbukan
sebesar 0,544 m/s dan ketidakpastian relatifnya 2,94%. Pada percobaan pertama, terdapat
perbedaan kecepatan antara papan luncur 1 dan 2. Hal ini disebabkan benda 1 masih bergerak
sesudah tumbukan namun kecepatannya sangat kecil sehingga dapat diabaikan. Pada
percobaan kedua, waktu rata-rata papan luncur 1 sebelum tumbukan adalah 0,0178 s dengan
ketidakpastian relatifnya 9,23% dan sesudah tumbukan menjadi 0,0798 s dan ketidakpastian
relatifnya 11,12%. Kecepatan dari papan luncur 1 sebelum dan sesudah tumbukan berturut-
turut adalah 0,566 m/s dan 0,127 m/s dengan ketidakpastian relatifnya 9,02% dan 11,04%.
Untuk papan luncur 2, waktu rata-rata yang diperlukan sesudah tumbukan untuk melewati
garpu penghalang cahaya sebesar 0,0298 s dengan ketidakpastian relatifnya 8,69%. Dan
setelah dilakukan perhitungan, diperoleh kecepatan papan luncur 2 sebesar 0,338 m/s dengan
ketidakpastian relatifnya 8,55%. Perbedaan signifikan antara kecepatan papan luncur 1
sebelum dan sesudah tumbukan disebabkan adanya perpindahan momentum dari papan luncur
1 ke papan luncur 2 karena tumbukan yang terjadi. Pencatatan waktu pada percobaan pertama
memiliki akurasi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan percobaan kedua. Akurasi
tersebut dipengaruhi oleh kecepatan tangan praktikan dalam mereset waktu pada alat
pencacah waktu dan blower yang mengurangi gesekan pada papan luncur.

Di dalam fisika, tumbukan dibagi menjadi 2 jenis, yaitu tumbukan elastis dan
tumbukan tak elastis. Tumbukan elastis merupakan tumbukan yang terjadi antara 2 benda dan
pada kondisi ini, total energi kinetik sebelum dan sesudah tumbukan bernilai sama. Hal ini
karena pada tumbukan elastis tidak ada energi yang diubah ke dalam bentuk energi panas atau
energi lainnya. Dengan demikian, total energi kinetik dalam tumbukan elastis bersifat kekal.
Tumbukan elastis memiliki rumus total energi kinetik,

Σ EK awal =Σ EK akhir

1 1 1 1
m v A2 + m v B2 = m v ' A 2+ m v ' B2
2 2 2 2

yang dimana v merupakan kecepatan benda sebelum tumbukan dan v’ merupakan kecepatan
benda sesudah tumbukan. Tumbukan tidak elastis merupakan tumbukan yang terjadi antara 2
benda dan pada saat tumbukan, ada energi kinetik yang diubah ke dalam bentuk energi panas
atau energi lainnya. Sehingga, total energi kinetik dalam tumbukan tak elastis tidak kekal.
Tumbukan elastis memiliki rumus total energi kinetik,

EK A + EK B =EK ' A + EK ' B + Energi panas dan bentuk energi lainnya .


dengan EK merupakan energi kinetik benda sebelum tumbukan dan EK’ merupakan energi
kinetik benda sesudah tumbukan. Tumbukan elastis memiliki koefisien restitusi sebesar 1 dan
tumbukan tak elastis memiliki koefisien restitusi sebesar 0. Perbedaan tumbukan elastis dan
tak elastis terletak pada kecepatan benda sesudah tumbukan. Pada tumbukan elastis,
kecepatan benda sesudah tumbukan bergerak berlawanan arah dengan kecepatan benda
sebelum tumbukan. Sedangkan, pada tumbukan tak elastis, setelah terjadinya tumbukan, salah
satu benda menempel ke benda yang lain dan bergerak bersama dengan kecepatan yang sama.

Setiap benda yang bergerak dengan kecepatan v, maka benda tersebut pasti
memiliki energi kinetik. Pada peristiwa tumbukan, masing-masing benda memiliki kecepatan
v baik sebelum maupun sesudah tumbukan. Dengan menggunakan rumus kekekalan
momentum,

m A v A + m B v B =m A v ' A +m B v ' B

maka, energi kinetik benda dapat ditulis,

1 1 1 1
m v A2 + m v B2 = m v ' A 2+ m v ' B2
2 2 2 2

Berdasarkan rumus di atas, diperoleh hubungan antara energi kinetik dengan momentum
dalam peristiwa tumbukan.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Setelah kita melakukan percobaan di atas, kita memperoleh sebuah kesimpulan


bahwa tumbukan yang terjadi di antara 2 benda dipengaruhi oleh massa dan kecepatan benda
yang saling bertumbukan. Di dalam percobaan ini, tumbukan yang terjadi merupakan
tumbukan yang berada di antara elastis dan non elastis. Pada kehidupan sehari-hari, jarang
bahkan mustahil untuk 2 benda mengalami tumbukan secara elastis karena koefisien
elastisitas suatu bahan di bumi ini tidak ada yang mencapai angka 1.

4.2 Saran
Saya berharap untuk kedepannya, praktikum tumbukan ini dapat dilakukan dengan
perlahan dan tidak buru-buru ingin cepat selesai karena menurut saya, video praktikumnya
sangat cepat, sehingga dibutuhkan pemahaman cukup ekstra untuk mengerti apa yang terjadi
pada praktikum ini.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Mikrajuddin. 2016. Fisika Dasar I. Institut Teknologi Bandung. Bandung.

Giancoli, Douglas C. 2016. Physics Principles with Application. Pearson Education. Lomdon.

Satriawan Mirza. 2007. Fisika Dasar


LAMPIRAN

1. Dasar Teori
Douglas C. Giancoli, 2016. Halaman 173

Mirza Satriawan, 2007. Halaman 50


Mikrajuddin Abdullah, 2016. Halaman 455

Mirza Satriawan, 2007. Halaman 51

2. Data Perhitungan Excel


Gambar 2.1 Perhitungan Bagian Pertama

Gambar 2.2 Perhitungan Bagian Kedua

3. Tugas Pendahuluan
Gambar 3.1 Tugas Pendahuluan

4. Tugas Posttest
Gambar 4.1 Tugas Posttest

5. Screenshot Video Praktikum


Gambar 5.1 Screenshot Video Praktikum

Anda mungkin juga menyukai