Anda di halaman 1dari 25

1

1.1. Dimensi, Besaran dan Satuan



Besaran Fisika adalah sesuatu yang dapat diukur, dioperasikan (jumlah, kali, bagi dll) dan dinyatakan
dengan angka. Contoh besaran fisis adalah panjang, massa, dan waktu.

Mengukur adalah membandingkan sesuatu yang diukur dengan sesuatu yang lain yang sejenis. Misalnya
kita mengukur panjang sebuah tongkat dengan membandingkannya dengan panjang jengkal tangan kita.
Jika kita menyatakan hasilnya, misalnya panjang tongkat ada 10 jengkal, maka kita telah mengambil
jengkal sebagai satuan panjang.

Satuan menyatakan ukuran pembanding (patokan nilai) dari suatu besaran. Misalnya, panjang memiliki
satuan meter, massa memiliki satuan kilogram, dan waktu memiliki satuan sekon (detik).
Besaran pada umumnya memiliki satuan meskipun ada pula besaran yang tidak memiliki satuan,
misalnya indeks bias cahaya dan massa jenis relatif.

Satuan besaran fisis didefinisikan dengan perjanjian, berhubungan dengan standar tertentu (contohnya,
besaran panjang dapat memiliki satuan meter, jengkal, kaki, inci dll)

Systme International d'Units (SI) atau dapat dikatakan Sistem Satuan Standar Internasional adalah
sistem satuan atau besaran yang paling umum digunakan. Sistem SI secara resmi digunakan di semua
negara di dunia, namun dalam praktek sehari-hari beberapa negara (misalnya Amerika Serikat) masih
menggunakan sistem satuan non-SI.

Dalam sistem SI terdapat 7 Satuan Besaran Pokok dan 2 Satuan Besaran Tambahan (tanpa dimensi).

1.2. Besaran Pokok

Besaran Pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu dan tidak diturunkan
dari besaran lainnya.

Besaran Pokok ada 7, yaitu:


Analisis dimensi adalah alat konseptual yang sering diterapkan dalam fisika, kimia, dan teknik untuk
memahami keadaan fisis yang melibatkan besaran fisis yang berbeda-beda. Analisis dimensi rutin
digunakan dalam fisika dan teknik untuk memeriksa ketepatan penurunan persamaan. Misalnya, jika
suatu besaran fisis memiliki satuan massa dibagi satuan volume namun persamaan hasil penurunan
hanya memuat satuan massa, maka persamaan tersebut jelaslah tidak tepat.

Hanya besaran-besaran berdimensi sama yang dapat saling ditambahkan, dikurangkan, atau disamakan.
massa (kg, kilogram), panjang (m, meter), waktu (s, sekon), suhu (K, Kelvin),
arus listrik (A, Ampere), intensitas cahaya (cd, candela), jumlah zat (mol)

2

Dimensi besaran pokok biasanya dinyatakan dengan lambang huruf tertentu (ditulis huruf besar) dan
diberi kurung persegi.

Tabel 1. Besaran Pokok SI beserta Dimensinya
Besaran Pokok Satuan Singkatan Dimensi
1 Panjang meter m [L]
2 Massa kilogram kg [M]
3 Waktu sekon s [T]
4 kuat arus listrik ampere A [I]
5 Suhu Kelvin K [u]
6 jumlah zat mole mol [N]
7 intensitas cahaya candela cd [J]

Tabel 2 Besaran Tambahan SI (Tanpa Dimensi)
Besaran Tambahan Satuan Singkatan Dimensi
1 Sudut datar Radian rad -
2 Sudut ruang steradian sr -




Catatan:

Panjang menyatakan jarak antara dua buah ujung (titik).
1 meter didefinisikan sebagai jarak yang ditempuh oleh cahaya di ruang hampa selama
1/299.792.458 detik.

Massa adalah sifat fisika dari suatu benda, yang secara umum menyatakan banyaknya materi
yang terdapat dalam suatu benda
1 kilogram adalah massa sebuah prototype kilogram standar yang disimpan di Lembaga
Timbangan dan Ukuran Internasional.

Waktu dapat didefinisikan sebagai interval antara dua buah keadaan/kejadian.
1 sekon adalah waktu yang diperlukan oleh atom cessium-133 untuk melakukan getaran
sebanyak 9.192.631.770 kali dalam transisi antara dua tingkat energi di tingkat energi
dasarnya

Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir tiap satuan waktu.
1 Ampere adalah suatu arus listrik yang mengalir antara dua buah kawat lurus sejajar dengan
panjang tak terhingga, dengan penampang yang dapat diabaikan,dan ditempatkan terpisah
dalam jarak 1 meter dalam ruang vakum, menghasilkan gaya sebesar 210
-7
Newton pada
setiap meter kawat.

1 Kelvin adalah 1/273,16 kali suhu termodinamika titik tripel air.
Suhu 0 Kelvin didefinisikan sebagai suhu nol absolut (ketika gerakan molekuler berhenti),

1 candela adalah intensitas sumber cahaya yang memancarkn rasiasi mokromatik pada
frekuensi 54010
22
hertz dengan intensitas radiasi sebesar 1/683 watt per steradian dalam
arah tersebut.

1 mole adalah jumlah zat yang mengandung unsur elementer zat tersebut dalam jumlah
sebanyak jumlah atom karbon dalam 0,012 kg karbon-12.

3

1.3. Besaran Turunan

Besaran turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok. Dengan demikian satuan besaran
turunan diturunkan dari satuan besaran pokok. Sebagai contoh adalah luas, volum, massa jenis,
kecepatan, dan percepatan.

Dimensi suatu besaran turunan ditentukan oleh rumus besaran turunan tersebut jika dinyatakan dalam
besaran-besaran pokok.

Besaran Turunan Rumus Dimensi Satuan dan Singkatan
Luas
Panjanglebar [L][L] = [L]
2

m
2

Volum
PanjanglebarXtinggi
[L]
3
m
3

Massa jenis Massa/volum [M][L]
-3
kgm
-3

Kecepatan Perpindahan/waktu [L][T]
-1
ms
-1

Percepatan kecepatan/waktu [L][T]
-2
ms
-2

Gaya
Massaperpindahan
[M][L][T]
-2
kgms
-2
= newton (N)
Usaha dan Energi
gayaperpindahan
[M][L]
2
[T]
-2
kgm
2
s
-2
= joule (J)
Energi Kinetik
massakecepatan
2
[M][L]
2
[T]
-2
kgm
2
s
-2
= joule (J)
Tekanan gaya/luas [M][L]
-1
[T]
-2
kgm
-1
s
-2
= pascal (Pa)
Daya Usaha/waktu [M][L]
2
[T]
-3
kgm
2
s
-3
= watt (W)
Impuls dan Momentum
gayawaktu
[M][L][T]
-1
kgms
-1
= Ns

1.4. Prefiks

Satu keunggulan dari satuan SI adalah mirip dengan sistem bilangan yang sering kita gunakan sehari-
hari, yaitu bilangan desimal (basis-10). Setiap satuan pokok SI dapat dinyatakan dengan awalan (prefiks).
Misalnya 0,001 m sama dengan 1 cm, 1 000 g sama dengan 1 kg,
500 000 watt sama dengan 500 MW

Tabel 3. Awalan dalam satuan SI
Pangkat Prefiks Singk. Pangkat Prefiks Singk.
10
-24
Yocto y 10
1
Deka da
10
-21
Zepto z 10
2
Hekto h
10
-18
Atto a 10
3
Kilo k
10
-15
Femto f 10
6
Mega M
10
-12
Pico p 10
9
Giga G
10
-9
Nano n 10
12
Tera T
10
-6
Micro 10
15
Peta P
10
-3
Milli m 10
18
Exa E
10
-2
Centi c 10
21
Zetta Z
10
-1
Deci d 10
24
Yotta Y

Contoh
1. 50 MHz = 5010
6
Hz = 50.000.000 Hz
2. 7 mm = 710
-3
m = 0,007 m
3. 2.500 km = 2.50010
3
m = 2.500.000 m
4. 21 pf = 2110
-12
f = 0,000.000.000.021 f
5. 5.000.000.000.000 g = 510
12
m = 5 Tg






4

1.5. Konversi Satuan

Kita kadang menyatakan satu besaran fisika dalam dua atau lebih satuan yang berbeda. Untuk itu kita
pelu melakukan konversi (perubahan) terhadap satuan-satuan tersebut.

misal 1.
1 menit = 60 sekon
artinya selang 1 menit adalah sama dengan selang 60 sekon.

Dari persamaan tersebut akan diperoleh
1 menit = 60 sekon 1
meni t 1
s 60
atau 1
s 60
meni t 1
= =
s 60
meni t 1
atau
meni t 1
s 60
disebut sebagai faktor konversi.

Jadi faktor konversi memiliki nilai 1.

- Untuk mengkonversi menit ke sekon
misalnya 5 menit = 5 menit
meni t 1
s 60
= 560 sekon = 300 sekon
- Untuk mengkonversi detik ke menit
misalnya 5 sekon = 5 sekon
sekon 60
meni t 1
=
60
5
menit =
12
1
menit

misal 2.
1 jam = 360 sekon
Faktor konversi =
s 360
j am 1
atau
jam 1
s 360


15 detik = 15 sekon
sekon 360
jam 1
=
360
15
jam =
24
1
jam

120 jam = 120 jam
jam 1
deti k 360
= 120 360 detik = 43200 detik

misal 3.
12 km/jam = m/s

jawab:

12 km/jam =
jam 1
km 12

1 km = 1000 m
12 km = (12 1000) m = 12000 m ---------------------------------------------- (pers. 1)
1 jam = 3600 sekon
1 jam = (1 3600) sekon = 3600 sekon ---------------------------------------- (pers. 2)

jam 1
km 12

s
m
36
120

s
m
3600
12000
s 3600
m 12000
= = =

s
m

3
10
=
5

Contoh Soal

1. Ubahlah setiap besaran di ruas kiri menjadi ekivalennya dalam satuan di ruas kanan
(a) 50 mm = m (b). 0,8 km
2
= m
2

(c) 42 km/jam = m/s (d) 1 hari = detik

2. Tentukan dimensi dari besaran-besaran berikut:
(a) W = Fs (b) p = mv (c)
2
2
1
mv E
k
=

(d) w = mg (e)
t
W
P =
(f) E
p
= mgh

di mana F = gaya (kg.m/s
2
) , s = perpindahan (m), m = massa (kg),
v = kecepatan (m/s), g = percepatan gravitasi (m/s
2
),
t = waktu (s), h = tinggi (m)

3. Kecepatan sebuah benda dinyatakan dengan v = a + bt + ct
2
, di mana v adalah kecepatan (km/jam)
dan t adalah waktu (jam) sedangkan a, b dan c adalah konstanta. tentukan satuan dari a, b dan c!

4. Jika satu tahun cahaya didefinisikan sebagai jarak yang ditempuh cahaya dengan kelajuan 310
8
m/s
dalam waktu satu tahun (1 tahun = 365 hari), berapa kilometerkah 250 tahun cahaya itu?

Jawab

1. (a) 1 mm = 1/1.000 m
50 mm = (50 1/1.000) m = 50/1000 m = 0,05 m = 510
-2
m

(b) 1 km = 1.000 m
1 km
2
= (1.000 m)
2
= 1.000.000 m
2
= 10
6
m
2
0,8 km
2
= 0,810
6
m
2

(c) 1 km = 1.000 m
1 jam = 3.600 s
42 km/jam =
jam 1
km 42
=
s 3.600 1
m 1.000 42

=
s 600 . 3
m 000 . 42
=
s 3
m 35
=
s
m

3
2
8


(d) 1 menit = 60 detik
1 jam = 60 menit = 60 60 detik = 3.600 detik
1 hari = 24 jam = 24 3.600 detik = 86.400 detik

2. (a) F (kg.m/s
2
) = massajarak/waktu
2
besaran: gaya (Force)
=
2
[T]
[M][L]

s (m) = perpindahan
= [L]
W = Fs besaran: usaha (Work)
=
2
2
2 2
[T]
[M][L]
[T]
[M][L][L]
[L]
[T]
[M][L]
= =


(b) m (kg) = massa
= [M]
v (m/s) = jarak/waktu besaran: kecepatan (velocity)
6

=
[T]
[L]

p = mv besaran: momentum
=
[T]
[M][L]
[T]
[L]
[M] =


(c) E
k
= mv
2
besaran: energi kinetik (Kinetics Energy)
=
2
2
2
[T]
[M][L]
[T]
[L]
[M] = |
.
|

\
|





(d) g (m/s
2
1 = jarak/waktu
2
besaran: percepatan gravitasi (gravity)
=
2
[T]
[L]

w = mg besaran: berat (weight) adalah gaya tarik karena pengaruh gravitasi
=
2 2
[T]
[M][L]
[T]
[L]
[M] =



(e) P = W/t besaran:tenaga (Power)
=
3 2
2
[T]
[M][L]
[T] [T]
[M][L]
[T]

[T]
[M][L]

= =


(f) E
p
= mgh = (massa)(perc. Gravitasi)(tinggi)
=
2
2
2 2
[T]
[M][L]
[T]
[M][L][L]
[L]
[T]
[L]
[M] = =


7




Di SMP Anda telah mengetahui definisi mengukur, yaitu membandingkan sesuatu yang diukur dengan
sesuatu yang lain yang sejenis yang ditetapkan sebagai satuan. Misalnya kita mengukur panjang sebuah
tongkat dengan membandingkannya dengan panjang jengkal tangan kita. Jika kita menyatakan hasilnya,
misalnya panjang tongkat ada 10 jengkal, maka kita telah mengambil jengkal sebagai satuan panjang.

Hal yang perlu Anda perhatikan ketika melakukan pengukuran adalah ketelitian. Dalam kebanyakan
instrumen, ketelitian dijamin sampai pada prosentase tertentu dari skala penuh. Komponen-komponen
pabrikan (seperti resistor, kapasitor dan lain-lain) dijamin dalam suatu nilai tertentu. Misalnya jika nilai
hambatan sebuah resistor adalah 500 10% maka pabrik menjamin bahwa nilai hambatan berada di
antara (50050) = 450 sampai (500+50) = 500. Pabrik tidak menetapkan kesalahan yang mungkin
tetapi menjanjikan kesalahan yang mungkin terjadi tetapi menjamin bahwa kesa;ahan tidak melebihi
batas-batas tersebut.

2.1. Ketidakpastian Pengukuran

Ketika Anda mengukur, tidaklah mungkin Anda memperoleh hasil pengukuran yang benar-benar tepat.
Selalu terdapat kesalahan dalam pengukuran. Kesalahan pengukuran ini menyebabkan ketidakpastian
pada hasil pengukuran. Kesalahan pengukuran dapat digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu:

1) Kesalahan Umum
Kesalahan Umum disebabkan oleh keterbatasan pengamat atau manusia. Misalnya
kekurangterampilan pengamat dalam menggunakan alat ukur atau kekeliruan dalam membaca hasil
pengukuran dan lain-lain.

2) Kesalahan Sistematik
Kesalahan Sistematik disebabkan oleh alat yang digunakan. Misalnya alat ukur yang sudah tua dan
tidak layak pakai, kesalahan kalibrasi pada alat dan lain-lain.

3) Kesalahan Acak
Kesalahan Acak terjadi karena adanya fluktuasi yang halus pada kondisi pengukuran. Misalnya
adanya getaran pada saat mengukur, adanya angin yang mempengaruhi hasil pengukuran dan lain-
lain.

Karena adanya ketidakpastian, hasil pengukuran suatu besaran fisis dilaporkan sebagai

x x

di mana x adalah pendekatan terhadap nilai benar dan x adalah ketidakpastiannya. Bagaimana
menentukan x dan x bergantung pada apakah pngukurannya tunggal atau berulang?



(2.1)
8

2.2. Ketidakpastian pada Pengukuran Tunggal

Pengukuran tunggal adalah pengukuran yang dilakukan sekali saja. Nilai x diambil dari hasil pengukuran
yang dapat terbaca sedangkan nilai x diperoleh dari setengah nilai skala terkecil.

contoh pengukuran dengan mistar

Dari gambar di atas kita dapat melihat bahwa skala terkecil (skala yang dapat kita baca) dari penggaris
adalah 1 mm atau 0,1 cm. Maka ketidakpastiannya adalah setengah dari skala terkecil atau
x = 0,1 cm = 0,05 cm

Pada pengukuran di atas, pengukuran panjang benda menunjukkan nilai 4,3 lebih sedikit. Berapa
lebihnya? Karena ketidakpastiannya adalah 0,05 dalam dua desimal (2 angka di belakang koma) maka x
pun harus dilaporkan dalam dua desimal atau 3 angka yaitu 4,3 ditambah satu angka lagi di belakang
koma. Angka ke-3 harus kita taksir tetapi hanya boleh 0 atau 5. karena ujung benda lebih sedikit dari 4,3
cm maka taksiran angka ke-3 adalah 5. Jadi pengukuran dengan mistar yang kita peroleh adalah

L = L L = x x

L = (4,35 0,05) cm

Maksud dari hasil pengukuran di atas adalah panjang benda antara 4,30 cm sampai 4,40 cm.


2.3. Ketidakpastian pada Pengukuran Berulang

Pengukuran berulan adalah pengukuran yang dilakukan lebih dari satu kali. Darimanakah kita dapatkan
nilai x? Nilai x kita dapatkan dari rata-rata hasil pengukuran. Jika kita melakukan N kali pengukuran maka
nilai x diperoleh dari

N
x
N
x x x x
x x
i
N

=
+ + + +
= =
...
3 2 1


Ketidakpastian x dinyatakan oleh simpangan baku s
x
nilai rata-rata sampel, atau

( )
1
1
2
2

= = A

N
x x N
N
s x
i i
x


Ketidakpastian relatif dihitung dari persamaan berikut

Ketidakpastian relatif % 100
A
=
x
x



(2.2)
(2.3)
(2.4)
9

Berapa banyak angka yang dapat dilaporkan dalam percobaan berulang? Banyaknya angka yang
dilaporkan dalam percobaan berulang mengikuti aturan berikut:

- ketidakpastian relatif sekitar 10%berhak atas 2 angka
- ketidakpastian sekitar 1% berhak atas 3 angka
- ketidakpastian sekitar 0,1% berhak atas 4 angka

contoh pengukuran berulang
Suatu pengukuran arus sebanyak 6 kali menghasilkan pembacaan 12,8 mA; 12,2 mA; 12,5 mA; 13,1 mA;
12,9 mA dan 12,4 mA. Laporkan hasil pengukuran ini lengkap dengan ketidakpastiannya

jawab
Penyelesaiannya lebih baik dalam bentuk tabel seperti berikut ini:

Data Dihitung
i I I
2
1
2
3
4
5
6
12,8
12,2
12,5
13,1
12,9
12,4
163,84
148,84
156,25
171,61
166,41
153,76
75,9 960,71

Dari tabel tersebit kita peroleh:
N = 6
I = 75,9
I
2
= 960,71

Sehingga

I =
N
I
i
=
6
5 , 75
=12,65 mA
I =
( )
1
1
2
2


N
I I N
N
i i

=
( )
1 6
9 , 75 71 , 960 6
6
1
2


=0,14

ketidakpastian relatif = % 100
A
I
I
= % 100
65 , 12
14 , 0
= 1,1%

Menurut aturan, ketidakpastian relatif 1,1% berhak atas 3 angka maka hasil pengukuran dilaporkan
dalam 3 angka, yaitu:

I = I I
I = (12,7 0,14) mA






10

2.4. Notasi Ilmiah

Pengukuran dalam fisika terbentang mulai dari ukuran partikel yang sangat kecil, seperti massa elektron,
sampai dengan ukuran yang sangat besar, sangat besar, seperti massa bumi.

Penulisan hasil pengukuran benda yang sangat besar, misalnya massa bumi
= kira-kira 6 000 000 000 000 000 000 000 000 kg
atau hasil pengukuran partikel yang sangat kecil, misalnya massa sebuah elektron
= kira-kira 0,000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 911 kg

Penulisan hasil pengukuran tersebut memerlukan tempat yang lebar sehingga sering salah dalam
penulisannya. Untuk mengatasi masalah tersebut, kita dapat menggunakan notasi ilmiah atau notasi
baku.

Dalam notasi ilmiah, hasil pengukuran dinyatakan sebagai:

a, . . . . 10
n


di mana:
a adalah bilangan asli mulai dari 1 sampai dengan 9
n disebut eksponen dan merupakan bilangan bulat

Dalam persamaan tersebut,
a, . . . . disebut bilangan penting
10
n
disebut orde besar

sehingga massa bumi dapat dituliskan 6 10
32
kg dan massa elektron 9,11 10
-31
kg

2.5. Angka Penting

Angka penting adalah semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran, yang terdiri dari angka eksak
dan satu angka terakhir yang ditaksir (atau diragukan).

Contoh:

Pada gambar di atas, kita mencoba mengukur panjang sebuah benda dengan mistar berskala mm dan
mendapatkan hasil 31 mm lebih sedikit atau kita kira-kira 31,5 mm.

Hasil pengukuran tersebut mengandung 3 buah angka yaitu 3, 1 dan 5. dua angka pertama (angka 31)
adalah angka eksak karena nilai tersebut dapat dibaca pada skala mistar kita, sementara satu angka
terakhir (angka 5) adalah angka taksiran karena angka ini tidak bisa dibaca pada skala mistar kita tetapi
nilainya hanya ditaksir (dikira-kira) saja.

Maka kita katakan hasil pengukuran kita tadi mengandung 3 buah angka penting.

(2.5)
11

Bila kita mengukur panjang suatu benda dengan dengan jangka sorong dan hasilnya dilaporkan dalam 5
angka penting, misalnya 31,65 mm, jika diukur dengan mikrometer sekrup hasilnya dilaporkan dalam 6
angka penting, misalnya 31,670 mm. Ini menunjukkan bahwa banyaknya angka penting yang
dilaporkan sebagai hasil pengukuran mencerminkan ketelitian suatu pengukuran. Makin banyak angka
penting yang dapat dilaporkan, makin teliti pengukuran tersebut. Tentu saja pengukuran panjang
dengan mikrometer sekrup lebih teliti dari jangka sorong dan mistar.

Aturan-aturan angka penting:
1. Semua angka bukan nol adalah angka penting
contoh: 836,5 m memiliki empat angka penting

2. Angka nol yang terletak di antara dua angka bukan nol termasuk angka penting
contoh: 75,006 kg memiliki llima angka penting

3. Semua angka nol yang terletak pada deretan akhir (kanan) dari angka-angka yang ditulis di belakang
koma desimal termasuk angka penting
contoh: 0,0060 m memiliki dua angka penting

4. Angka-angka nol yang digunakan hanya untuk tempat titik desimal (di kiri koma) adalah bukan
angka penting
contoh: 0,006 m memiliki satu angka penting

5. Bilangan-bilangan puluhan, ratusan, ribuan dan seterusnya yang memiliki angka-angka nol pada
deretan akhir harus dituliskan dalam notasi ilmiah agar jelas apakah angka-angka nol tersebut
adalah angka penting atau bukan
contoh: 8900 g ditulis 8,9 10
3
jika memiliki dua angka penting
8900 g ditulis 8,90 10
3
jika memiliki tiga angka penting
8900 g ditulis 8,900 10
3
jika memiliki empat angka penting

Aturan Penjumlahan Bilangan Penting
Jika anda melakukan penjumlahan atau pengurangan dengan angka penting maka hasilnya hanya boleh
mengandung satu angka taksiran.

Misalnya 273,21 g + 15,5 g + 8,43 g akan diperoleh:





Aturan Perkalian Bilangan Penting
Banyak angka penting dalam hasil perkalian atau pembagian bilangan-bilangan penting sama dengan
banyak angka penting dari bilangan penting yang memiliki angka penting paling sedikit.

Misalnya: 0,6283 cm 2,2 cm = 1,38226 cm
2
0,6283 memiliki empat angka penting
2,2 memiliki dua angka penting (paling sedikit)
Maka 1,38226 cm
2
dibulatkan menjadi 1,4 cm
2
(2 buah angka penting)

Angka yang dilingkari adalah angka taksiran
Dibulatkan menjadi 297,1 g karena hanya boleh
mengandung satu angka taksiran
(149 adalah hasil penjumlahan angka-angka taksiran)
12




3.1. Konsep Gerak

Benda-benda di alam semesta ini ada yang diam ada pula yang bergerak. Perhatikan batu-batu di pinggir
jalan, mereka diam terhadap jalan. Perhatikan pula rumah-rumah di sekeliling kita, mereka diam
terhadap pohon-pohon, batu dan tanah di sekelilingnya.

Gambar 3.1 Rumah dan pohon saling diam

Sekarang perhatikan sebuah bus yang melaju melintasi jalan raya, bus itu bergerak terhadap rumah-
rumah dan pohon-pohon yang berada di pinggir jalan.

Gambar 3.2 Bus bergerak meliontasi jalan dan melewati pohon-pohon

Jadi, apakah gerak itu? Suatu benda dikatakan bergerak jika benda itu mengalami perubahan kedudukan
terhadap suatu titik tertentu yang dijadikan sebagai acuan.

Penempatan kerangka acuan dalam peninjauan gerak merupakan hal yang sangat penting, mengingat
gerak dan diam itu mengandung pengertian yang relatif. Misalnya anda duduk di tempat tunggu
terminal dan sebuah bus bergerak meninggalkan terminal. Jika terminal dijadikan sebagai acuan, maka
bus tersebut dikatakan bergerak terhadap terminal. Sementara penumpang yang duduk di dalam bus
tidak bergerak terhadap bus karena kedudukan penumpang tersebut tidak berubah terhadap bus.

13



Gambar 3.3
Bus dan terminal masing-masing dikatakan bergerak
tergantung pada acuan yang digunakan



Jawablah pertanyaan berikut!
1. Perhatikan air yang mengalir di selokan. Apakah air tersebut bergerak?
2. Perhatikan anak yang menulis di atas meja. Apakah anak tersebut dapat dikatakan bergerak?
3. Perhatikan orang yang berlari di mesin lari fitness atau kebugaran, Apakah ia mengalami perubahan
kedudukan terhadap tiang pegangan di mesin tersebut?


3.2. Kedudukan

Saat bus berjalan di jalan raya, suatu saat bus akan berbelok ke kanan, berjalan lurus lagi, belok ke kiri,
kemudian lurus lagi dan seterusnya. Jalan yang dilalui bus yang bergerak disebut lintasan. Lintasan dapat
berbentuk lurus, melengkung, atau tak beraturan. Pada bab ini akan dibahas mengenai gerak suatu
benda dengan lintasan lurus atau dinamakan gerak lurus. Gerak lurus merupakan gerak benda pada
lintasan lurus, sehingga kedudukan benda terletak pada garis lurus. Garis lurus dapat digambarkan
sebagai garis bilangan yang dibentuk pada sumbu x (horizontal).

Pada sumbu x dapat ditetapkan titik 0 sebagai titik acuan yang merupakan titik pangkal pengukuran.
Kedudukan benda dapat terletak di kiri atau kanan titik acuan. Untuk membedakannya maka kedudukan
titik di sebelah kanan 0 adalah + (positif) dan di sebelah kiri adalah - (negatif) seperti gambar 1.


Gambar 3.4 Sebuah garis bilangan

Kedudukan benda dapat juga ditentukan oleh jarak benda tersebut terhadap titik acuan. Pada gambar 2.
misalnya titik O sebagai titik acuan, kedudukan titik N berjalan 2 di kiri titik. Jadi titik N kedudukannya
adalah -2.

Gerak adalah relatif
Gerak adalah relatif, tergantung pada apa yang dijadikan sebagai titik acuan. Misalnya bus yang
sedang keluar dari terminal. Jika terminal yang dijadikan acuan maka bus yang bergerak menjauhi
terminal tetapi jika bus yang dijadikan sebagai acuan maka terminal yang bergerak menjauhi bus.

14


Gambar 3.5 Kedudukan benda pada suatu garis lurus

Berapakah kedudukan P terhadap Q dan N? Jika Q sebagai titik acuan maka kedudukan P adalah -1 dan
jika N sebagai titik acuan maka kedudukan P adalah +5.


3.3. Jarak dan Perpindahan

Dalam kehidupan sehari-hari kata jarak dan perpindahan dapat digunakan untuk arti yang sama. Namun
dalam Fisika, kedua kata itu memiliki arti yang berbeda. Coba perhatikan gambar berikut ini.

Gambar 3.6
Lintasan sebuah mobil yang bergerak dari A menuju C melewati B

Sebuah mobil melintas dari titik A sampai titik B, kemudian dari titik B mobil tersebut berjalan lagi ke
titik C. Pada peristiwa di atas, berapakah jarak yang telah ditempuh oleh mobil tersebut? berapa pula
perpindahannya? Samakah pengertian jarak dengan perpindahan?

Anda pasti dapat menghitung bahwa jarak yang ditempuh oleh mobil adalah panjang lintasan A sampai
B ditambah panjang lintasan B sampai C atau s = 3 + 6 = 9 satuan. Perhatikan bahwa jarak tidak
dipengaruhi oleh arah lintasan. Oleh karena itu, jarak dikategorikan sebagai besaran skalar, yaitu
besaran yang memiliki nilai akan tetapi tidak memiliki arah.

Lalu bagaimana dengan perpindahan? Perpindahan diartikan sebagai perubahan posisi benda dari
keadaan awal ke keadaan akhirnya. Dalam contoh di atas, kedudukan awal mobil adalah di A sedangkan
kedudukan akhir mobil adalah di C. Jadi, perpindahan dapat dirumuskan dalam bentuk:

0
awal posi si akhi r posi si s s
t
= = As

s
t
menyatakan posisi mobil pada saat t yaitu posisi akhir mobil dan indeks s
0
menyatakan posisi awal
mobil. Di sini kita menggunakan alfabet Yunani delta (A) untuk menyatakan perubahan kuantitas. Jadi
perpindahan mobil dapat dihitung, yaitu sebesar C A = -3 satuan.

Perhatikan tanda minus pada s A . Hal itu menunjukkan bahwa arah perpindahan adalah ke arah kiri dari
titik acuan. Di sini kita cukup menggunakan tanda plus dan minus untuk menunjukkan arah karena pada
Bab ini kita hanya mempelajari gerak satu dimensi.



Perpindahan tidak dipengaruhi oleh lintasan benda, perpindahan hanya mempersoalkan
kedudukan awal dan akhir benda itu. Oleh karena itu, perpindahan dikategorikan sebagai besaran
vektor, yaitu besaran yang memiliki nilai dan arah.

A
B
C
(3.1)
15

Sekarang perhatikan gambar 3.7. Sebuah benda di A mula-mula kedudukannya x
1
, kemudian bergerak
sampai di titik A dengan kedudukan x
2
. Benda tersebut telah berubah kedudukannya dari x
1
dan x
2

dengan s A sebesar x
2
x
1
. Perpindahan sepanjang sumbu x adalah positif jika arah perpindahannya ke
kanan dan negatif jika arah perpindahannya ke kiri.


Gambar 3.7 Sebuah perubahan kedudukan

Jadi selisih kedudukan akhir dan kedudukan awal disebut dengan perpindahan. Sedangkan seluruh
lintasan yang ditempuh benda disebut sebagai jarak.

Contoh:
Hitunglah jarak dan perpindahan dari perubahan kedudukan menurut lintasan pada gambar berikut:

Dari gambar di atas, :
a. Jarak = panjang lintasan AB + panjang lintasan BC = 2 + 3 = 5 meter
Perpindahan = jarak antara A dan C = 13 3 2
2 2
= +
b. Jarak = keliling lingkaran = t t t 50 ) 5 ( 2 2
2 2
= = r
Perpindahan = 0 (karena kembali ke posisi semula)
c. Jarak = keliling lingkaran = t t t 18 ) 3 ( 2 2
2 2
= = r
Perpindahan = jarak antara A dengan C = 2R

Jawablah pertanyaan berikut!
1. Sebuah mobil bergerak sejauh 5 km ke arah utara. Kemudian berbalik arah ke selatan sejauh 3 km.
Bagaimanakah Anda membedakan tentang jarak dan perpindahan mobil tersebut.
2. Eko berlari mengelilingi lapangan berbentuk lingkaran. Jika Eko berlari sebanyak 2,5 kali putaran,
dan jari-jari lapangan 7 m. Bedakanlah jarak dan perpindahan yang ditempuh Eko?


3.4. Kecepatan dan Kelajuan

Seseorang yang mengendarai mobilnya setiap saat dapat melihat laju mobilnya pada jarum penunjuk
speedometer. Tahukah Anda apakah yang dimaksud dengan laju kendaraan? Baiklah, sekarang mari kita
cari tahu.

Gambar 3.8 Sebuah speedometer

16

3.4.1. Kecepatan dan Kelajuan Rata-Rata
Kecepatan rata-rata didefinisikan sebagai sebuah besaran Fisika yang menunjukkan perpindahan posisi
benda pada suatu selang waktu. Anda bisa mendapatkan kecepatan rata-rata dengan mengukur
perpindahan benda dan membaginya dengan waktu yang diperlukan oleh benda melakukan
perpindahan tersebut. Dalam bentuk matematikanya, kecepatan rata-rata diperoleh dari persamaan
berikut

t A
A
= =
s
v
tempuh waktu
n perpi ndaha


di mana kecepatan rata-rata dinotasikan dengan dengan v . Ingat, perpindahan adalah besaran vektor.
Meskipun jarak yang ditempuh selalu positif akan tetapi kecepatan rata-rata dapat positif maupun
negatif, tergantung pada tanda yang dibawa oleh perpindahan.

Dalam kehidupan sehari-hari kita memandang kecepatan dan kelajuan adalah sesuatu yang sama. Akan
tetapi, dalam ilmu Fisika, terdapat perbedaan antara keduanya. Bayangkanlah sebuah mobil yang keluar
dari garasi kemudian berjalan mengelilingi kompleks perumahan dan kembali lagi ke garasi. Berapakah
kecepatan rata-ratanya? Ya, kecepatan rata-ratanya adalah Nol. Berbeda dengan kelajuan. Kelajuan
rata-rata adalah besaran skalar yang didefinisikan sebagai total jarak tempuh dibagi total waktu tempuh,
atau

t
s
v = =
tempuh waktu total
jarak total


Dalam sistem SI, satuan kelajuan adalah sama dengan satuan kecepatan yaitu meter/detik.

Jika Anda naik mobil dari rumah ke pasar yang berjarak 10 km dan Anda sampai di pasar setelah satu
jam, berapakah kecepatan rata-ratanya? Kecepatan rata-ratanya adalah 10 km/jam. Akan tetapi selama
di perjalanan, Anda melihat di speedometer mobilmu bahwa jarum speedometer selalu berubah-ubah.
Adakah yang salah dengan speedometer mobilmu? Tentu tidak. Karena jarum speedometer hanya
menunjukkan kecepatan sesaat bukan kecepatan rata-rata. Mari kita bahas hal ini.


3.4.2. Kecepatan Sesaat
Kecepatan rata-rata tidak memberitahukan kepada kita kecepatan pada posisi tertentu. Kecepatan pada
suatu posisi tertentu ditunjukkan oleh kecepatan sesaat. Jika Anda berhenti di lampu merah maka
kecepatan Anda pada saat itu adalah Nol. Akan tetapi jika Anda menginjak pedal gas maka kecepatanmu
akan bertambah. Jadi kecepatan sesaat adalah kecepatan pada suatu waktu tertentu. Kecepatan sesaat
dapat diperoleh dengan membuat selang waktu t sedemikian kecil hingga mendekati nol. Dari definisi
kecepatan rata rata akan diperoleh

dt
d
t
t
s s
v =
A
A
=
A 0
l i m

Dalam pelajaran Matematika, limit tersebut dinamakan turunan sehingga kecepatan sesaat adalah
gradien garis singgung pada kurva lintasan pada gambar 1.3. Kecepatan sesaat bisa positif, negatif atau
nol, tergantung pada kemiringan garis singgung terhadap kurva.

(3.4)
(3.3)
(3.2)
17

Kecepatan sesaat ini menunjukkan kecepatan gerak benda pada sebuah posisi dalam sebuah selang
waktu tertentu. Pada pembahasan selanjutnya Anda akan sering menjumpai kecepatan sesaat ini oleh
karena itu kecepatan sesaat ini kita sebut sebagai kecepatan saja.

3.5. Gerak Lurus Beraturan

Sejauh ini Anda telah mengetahui definisi dari jarak, perpindahan, kecepatan dan percepatan. Marilah
kita teruskan materi kita dengan mencari hubungan antara besaran-besaran tersebut.

Pertama, kita awali dengan benda yang bergerak pada lintasan lurus dengan kecepatan tetap. Gerak ini
sering disebut dengan gerak lurus beraturan (GLB). Dalam hal ini, karena tidak ada perubahan kecepatan
maka percepatannya adalah Nol atau benda tidak mengalami percepatan. Anda dapat memahaminya
dengan melihat grafik pada gambar 3.9 berikut.


Gambar 3.9 Grafik v-t untuk GLB

Gambar 3.9 menyatakan hubungan antara kecepatan (v) dan waktu tempuh (t) dari sebuah benda yang
bergerak lurus. Grafik ini sering dinamakan grafik v-t. Berdasarkan grafik tersebut, kecepatan gerak
benda adalah tetap, yaitu 2 m/detik. Karena gerak yang kita pelajari hanya gerak satu dimensi maka
notasi vektor berupa huruf cetak tebal (bold) dapat kita abaikan di sini.

Bila telah diketahui grafik v-t, Anda dapat menghitung jarak yang ditempuh oleh benda dengan cara
menghitung luas daerah di bawah kurva, yaitu pada bagian yang diarsir. Berapakah jarak yang ditempuh
benda setelah 6 detik? Ya, jaraknya adalah tinggi kurva dikalikan panjangnya yaitu 2 m/detik 6 detik =
12 meter. Ingat, satuan jarak adalah satuan panjang bukan satuan luas.

Cara lain untuk mendapatkan jarak tempuh benda adalah dengan memperhatikan hubungan antara
jarak dan kecepatan pada persamaan (3.3) yang dapat dituliskan kembali menjadi

t v s
t
. =

dan Anda pasti akan mendapatkan hasil yang sama.
Untuk benda yang sudah dalam keadaan bergerak, misalkan benda yang kita amati sudah menempuh
jarak sebesar s
0
maka persamaan (3.7) perlu memperhitungkan posisi awal tersebut, yaitu menjadi

t v s s
t
.
0
+ =


(3.5)
(3.6)
18


Gambar 3.10 Grafik s-t untuk GLB.

Contoh Analisis Grafik
Grafik berikut menyatakan hubungan antara jarak (s) terhadap waktu (t) dari benda yang bergerak.
Bila s dalam m dan t dalam sekon. Tentukan kecepatan rata-rata benda.




Cobalah.
Dua benda, A dan B, bergerak lurus beraturan dengan kecepatan masing-masing 8 m/detik dan 4
m/detik searah dan serentak. A berangkat dari P dan B berangkat dari Q, di mana jarak PQ = 20 meter.
a. Setelah berapa detik A menyusul B?
b. Berapa jarak yang telah ditempuh A maupun B pada saat keduanya bertemu dari titik awalnya
masing-masing?


3.6. Percepatan

Tadi Anda sudah mengetahui bahwa kecepatan benda kadangkala tidaklah tetap. Ketika kecepatan
suatu benda berubah, kita mengatakan bahwa benda itu memperoleh percepatan. Percepatan
menggambarkan perubahan kecepatan terhadap waktu. Apakah Anda tahu apa yang dimaksud dengan
percepatan itu?

3.6.1. Percepatan Rata-Rata
Jika Anda berangkat dari garasi, mobil Anda pada awalnya pasti dalam keadaan diam atau berhenti.
Setelah Anda menginjak pedal gas maka mobil perlahan-lahan akan bertambah kecepatannya. Setelah 1
menit, Anda melihat speedometer ternyata kecepatan mobilmu telah bertambah menjadi 30 km/jam.
Lalu berapakah percepatannya?

Coba perhatikan gambar 1.5 di samping Ini. Apa yang
digambarkan oleh grafik tersebut? Ya, grafik tersebut
menggambarkan hubungan antara jarak tempuh benda
(s) terhadap waktu (t). Sekarang bagaimanakah mencari
kecepat-an gerak benda dengan membaca grafik terse-
but? Cobalah cari kecepatan benda melalui grafik
tersebut! Tetap atau berubahkah kece-patan benda
tersebut?
Ingat: kecepatan adalah jarak dibagi waktu.

Jawab
Dari grafik didapat :
m 10 = As

s 6 = At
s
m
r
t
s
v 67 , 1
6
10
= =
A
A
=
19

Sama halnya dengan kecepatan, percepatan dapat diukur melalui selang waktu tersentu, yaitu dengan
membandingan antara perubahan kecepatan terhadap waktu yang digunakan untuk melakukan
perubahan tersebut. Atau dirumuskan dalam bentuk:

t
t
A

=
0
v v
a

Jadi, jika dihitung, mobil Anda mengalami percepatan rata-rata sebesar:
(30 - 0) km/jam / 1 menit = 30 (1000/3600) m/detik / 60 detik = 0,14 m/detik
2
.

Mengapa hanya percepatan rata-rata? Ya, karena perhitungan ini hanya menjelaskan percepatan dalam
selang waktu tertentu, dalam contoh tersebut selang waktunya adalah 1 menit. Lalu bagaimana cara
untuk menjelaskan kecepatan yang selalu berubah setiap saat? Ya, dengan mencari percepatan pada
setiap waktu. Percepatan ini dinamakan percepatan sesaat.



3.6.2. Percepatan sesaat
Percepatan sesaat di suatu titik, didefenisikan sebagai percepatan rata-rata untuk selang waktu yang
sangat kecil. Karena selang waktu yang digunakan sangat kecil maka percepatan sesaat dapat digunakan
untuk mengetahui percepatan pada setiap waktu. Percepatan sesaat dirumuskan sebagai berikut:

2
2
0
l i m
dt
d
dt
d
t
t
s v v
a = =
A
A
=
A


Percepatan inilah yang biasanya digunakan dalam perhitungan Fisika.


Cobalah!


Tentukan kelajuan rata-rata dan kecepatan rata-rata jika sebuah keranjang belanja didorong ke
belakang sejauh 3 meter kemudian didorong ke depan sejauh 8 meter jika semua itu memerlukan
waktu 15 detik!


3.7. Gerak Lurus Berubah Beraturan
Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) adalah gerak lurus dengan percepatan tetap. Jika percepatan
bernilai positif maka benda bergerak semakin cepat dan jika percepatan bernilai negatif maka benda
bergerak semakin lambat. Garfik a-t yang menggambarkan gerak GLBB diperlihatkan pada gambar 3.11
berikut.

(3.7)
(3.8)
20



Gambar 3.11 Grafik a-t untuk GLBB

Karena percepatan sesaat konstan maka percepatan rata-rata benda adalah sama dengan percepatan
sesaat benda. Jika kita mengganti a dengan a pada persamaan (3.5) dan t
0
=0 maka akan kita peroleh

t
v v
a
t 0

=
atau

at v v
t
+ =
0


di mana v
0
adalah kecepatan mula-mula dan v
t
adalah kecepatan setelah mendapat percepatan sebesar
a selama t. Persamaan (3.10) tersebut dapat Anda gunakan untuk mencari kecepatan benda pada setiap
waktu.

Grafik yang menggambarkan GLBB diperlihatkan pada gambar 3.12 berikut.



Gambar 3.12 Grafik v-t untuk GLBB.


Karena kecepatan berubah secara linear (baik bertambah maupun berkurang) maka kecepatan rata-rata
benda dapat dicari dengan menuliskan

2
0
v v
v
t
+
=

Ingat: kasus ini hanya terjadi untuk GLBB!
(3.9)
(3.10)
(3.11)
21

Jarak tempuh benda kemudian dapat dicari melalui persamaan

t
v v
t v s s
t
t
2
) (
0
0
+
= =

dengan mensubtitusikan persamaan (3.10) ke dalam persamaan (3.12) akan didapatkan

2 2
) (
2
0
0 0
0
at
t v t
v at v
s s
t
+ =
+ +
=

Grafik s-t dapat dilihat pada gambar 3.12 berikut. Grafik tersebut menggambarkan bahwa semakin lama
jarak yang ditempuh benda semakin bertambah besar secara kuadratis.


Gambar 3.12 Grafik s-t untuk GLBB

Jika persamaan (3.9) disubtitusikan ke dalam persamaan (1.12) maka akan diperoleh

a
v v
a
v v v v
s s
t t t
t
2
) (
2
) (
2
0
2
0 0
0

= |
.
|

\
|

=


) ( 2
0
2
0
2
s s a v v
t t
=


Sehingga kita dapat mencari kecepatan tanpa memperhatikan selang waktu pengukuran.

Contoh Soal.
Sebuah kapal terbang mendarat dengan kecepatan 360 km/jam. Setelah kapal terbang tersebut
menyentuh tanah dan pilot mulai mengerem maka pesawat tersebut mendapat perlambatan 8
m/detik
2
. Dari data yang diberikan di atas dapat perkirakanlah jarak dari saat pertama pesawat
tersebut mendarat sampai benar-benar berhenti.

Penyelesaian
Perlambatan berarti percepatan adalah negatif, a = -8 m/detik.
m/deti k 100
deti k 3600
meter 1000 360
jam
km 360
0
=

= = v
Kapal terbang berhenti, berarti v
t
= 0.
Menggunakan persamaan (1.15) dengan s
0
= 0:
t t
as v v 2
2
0
2
+ =
(3.12)
(3.14)
(3.15)
(3.13)
22

meter 625
) 8 ( 2
) 100 ( 0

2
2
2
0
2
=

=
a
v v
s
t
t


Cobalah.
Dua benda, A dan B, bergerak saling mendekat satu sama lain secara serentak. A berangkat dari P
dengan kecepatan awal 8 m/detik dan percepatan 2 m/detik
2
. sedangkan B berangkat dari Q dengan
percepatan 4 m/detik
2

a. Pada jarak berapa dari P kedua benda tersebut bersimpangan?

b. Berapa kecepatan masing-masing pada saat bersimpangan?




3.8. Gerak Vertikal
Gerak Vertikal adalah salah satu contoh dari GLBB. Gerak Vertikal dipengaruhi oleh percepatan gravitasi.
Ada tiga macam Gerak Vertikal, yaitu gerak jatuh bebas, gerak vertikal ke bawah dan gerak vertikal ke
atas.

3.8.1. Gerak Jatuh Bebas
Untuk Gerak Batuh Bebas (GJB) kecepatan awal benda adalah NOL, 0
0
= v . Setiap benda yang jatuh
mengalami percepatan konstan, yaitu sebesar g. Dari hasil pengukuran yang cukup teliti, angka
percepatan di dekat permukaan bumi adalah sebesar g = 9,8 m/detik
2
, dengan catatan hambatan udara
diabaikan.
Jika benda daalam keadaan diam dijatuhkan maka kecepatan akan bertambah sebanding dengan waktu,
sebesar
gt v
t
=

Karena tidak memiliki kecepatan awal maka jselama t detik benda tersebut akan jatuh sejauh

2
2
gt
s
t
=

kecepatan benda setelah mencapai jarak sejauh s
t


t t
gs v 2
2
= sehingga
t t
gs v 2 =




(3.16)
(3.17)
(3.18)
23













Ticker-Timer
Masih ingatkah Anda dengan cara kerja
bel listrik?
Ticker timer adalah alat semacam bel
listrik yang getarannya dapat direkam
pada pita kertas. Ticker timer memiliki
semacam tangkai yang mengetuk pita
kertas pada selang waktu tertentu. Jika
pita kertas ditarik akan timbul jejak
berupa titik-titik pada selang jarak
tertentu. Jejak tersebut berjarak sama
pada GLB dan berjarak tidak sama pada
GLBB. Mengapa?
Ambil mobil-mobilan milik adikmu. Pasanglah sebuah kertas pita pada bagian belakang mobil
tersebut. Ambil sebuah papan dan letakkanlah secara miring seperti pada gambar di atas.
Luncurkan mobil-mobilan di atas papan. Gunakan ticker-timer untuk menandai kertas pita pada
setiap interval waktu tertentu. Aturlah ticker-timer supaya tanda pada kertas dapat teramati.
Apa yang Anda dapati?
Lakukan lagi percobaanmu pada kemiringan yang berbeda.
Bandingkan hasil yang Anda peroleh. Apa yang Anda dapati?
Tugas Lab
24

3.8.2. Gerak Vertikal ke Bawah
Pada gerak vertikal ke bawah, kecepatan awal benda adalah v
0
ke bawah dengan percepatan konstan
sebesar g ke bawah, berarti kecepatan benda bergerak ke bawah makin bertambah. Untuk itu berlaku:

gt v v
t
+ =
0



2
2
gt
t v s
o t
+ =



t t
gs v v 2
2
0
2
+ =


3.8.3. Gerak Vertikal ke Atas
Pada gerak vertikal ke atas, kecepatan awal benda adalah v
0
ke atas dengan percepatan konstan sebesar
g ke bawah. Gerak ke atas diperlambat, berarti kecepatan semakin berkurang dan berlaku


gt v v
o t
=


Tanda minus menunjukkan arah percepatan dan kecepatan berlawanan. Jika suatu saat gt lebih besar
dari v
0
sehingga v
t
negatf maka itu berarti benda telah mencapai titik tertingginya dan turun ke bawah
sebagai gerak jatuh bebas. Jadi gerak vertikal ke atas mengalami dua fase: gerak ke atas dan gerak jatuh
bebas. Untuk fase gerak jatuh bebas dapat digunakan persamaan (3.16) s.d. (3.18) di muka.
Untuk mencari jarak saat benda bergerak ke atas digunakan


2
2
0
gt
t v s
t
=


Sedangkan untuk mencari kecepatan saat benda bergerak ke ats digunakan


t t
gs v v 2
2
0
2
=





(3.19)
(3.20)
(3.21)
(3.22)
(3.23)
(3.24)
25


Contoh Soal
Sebuah bola dilempar ke atas dengan kecepatan 10 m/detik.
Berapakah tinggi maksimum bola tersebut jika percepatan gravitasi
bumi adalah 9,8 m/detik
2
?

Penyelesaian
Misalkan titik tertinggi adalah p dengan ketinggian h.
Untuk gerak vertikal ke atas, kecepatan pada titik tertinggi adalah
sama dengan Nol.
Maka dengan persamaan (3.24) akan kita dapatkan:
gh v v
p
2
2
0
2
=
gh v 2 0
2
0
=
2
0
2 v gh =
meter 5,1
) 8 , 9 ( 2
10
2
2 2
0
= = =
g
v
h





Pendalaman Materi
1. Apakah perbedaan antara jarak dan perpindahan?
2. Mungkinkah jarak yang ditempuh oleh suatu benda sama dengan besar perpindahannya? Jelaskan!
3. Bagaimanakah laju pada gerak lurus beraturan?
4. Berapakah percepatan pada gerak lurus beraturan?
5. Bagaimanakah laju dan percepatan pada gerak lurus berubah beraturan?
6. Berapakah percepatan bola pada posisi puncak ketika dilempar ke atas?
7. Sebuah benda bergerak mengikuti grafik v-t seperti gambar di bawah ini. Berapakah jarak total yang
ditempuh oleh benda tersebut?

Anda mungkin juga menyukai