Anda di halaman 1dari 87

BAB I

BESARAN DAN SATUAN

Setelah mempelajari bab ini mahasiswa bisa mengkonversi besaran dan satuan ke
besaran dan satuan lainnya .
1.1 BESARAN POKOK
Besaran pokok adalah besaran standard. Sedangkan besaran turunan adalah besaran
yang diturunkan dari besaran pokok. Besaran–besaran yang dimaksud adalah
besaran – besaran fisika. Tabel berikut di bawah ini adalah 7 besaran pokok fisika
dalam standard international (SI).

Besaran Pokok Satuan Simbol


Panjang meter m
Massa kilogram kg
Waktu detik s
Arus listrik Ampere A
Intemsitas cahaya Candela Cd
Jumlah zat mole mol
suhu Kelvin K

Besaran-besaran ini memiliki definisi yang jelas dan dapat diukur secara objektif.
Panjang dalam satuan meter mengacu pada ukuran dimensi suatu objek atau jarak
antara dua titik. Massa dalam satuan kilogram menggambarkan jumlah materi yang
terkandung dalam suatu objek. Waktu dalam satuan detik mengukur urutan kejadian
dan perubahan. Arus listrik dalam satuan ampere mengindikasikan aliran muatan
listrik. Suhu (dalam satuan kelvin) mengukur tingkat panas atau dingin suatu objek.
Intensitas cahaya (dalam satuan candela) menggambarkan kecerahan suatu sumber
cahaya. Jumlah zat (dalam satuan mol) mengukur jumlah partikel dalam suatu zat.

Referensi:

1
1. Bureau International des Poids et Mesures (BIPM). (2019). The International
System of Units (SI). Diakses pada 20 November 2021 dari
https://www.bipm.org/en/measurement-units/si/
2. National Institute of Standards and Technology (NIST). (2021). SI Base Units.
Diakses pada 20 November 2021 dari https://www.nist.gov/pml/weights-and-
measures/si-units/si-base-units

Besaran turunan Satuan Simbol


Kecepatan Meter ms-1
Percepatan Meter perdetik ms-2
kuadrat
Gaya Kilogram.meter kg m s-2
perdetik kuadrat
Luas Meter persegi m2
Volume Meter kubik m3
Frekuensi Per detik s-1
Kecepatan sudut Radian persekon rad s-1
Tekanan pascal Pa = N m-2

Kerja, energy, kuantitas panas joule J=Nm

Daya watt W=Js


Densitas Kilogram per meter kg m-3
kubik
Besaran turunan dalam Sistem Internasional (SI) adalah besaran yang
diperoleh melalui operasi matematika atau perhitungan dari besaran pokok SI.
Besaran turunan ini memiliki satuan yang terkait dengan satuan besaran pokok SI.
Contoh besaran turunan meliputi kecepatan (meter per detik), percepatan (meter per
detik kuadrat), dan gaya (newton). Besaran turunan ini digunakan untuk mengukur
dan menggambarkan hubungan dan perubahan dalam berbagai fenomena fisika.

2
Di bawah ini ada beberapa konversi untuk satuan panjang :
1 inchi = 25.4 mm ;1 meter = 39.37 inchi; 1 feet = 0.3048 meter ;1lb = 0,514 kg ;
1 yard = 0.914 m ; 1 galon = 3,7 liter ; 1 mi = 1.61 km
Referensi:

1. BIPM (Bureau International des Poids et Mesures). "The International System of


Units (SI)". [Online]. Tersedia: https://www.bipm.org/en/measurement-
units/. [Diakses pada 15 Februari 2022].

2. NIST (National Institute of Standards and Technology). "SI Units". [Online].


Tersedia: https://www.nist.gov/pml/weights-and-measures/si-units. [Diakses
pada 15 Februari 2022].

3. Halliday, D., Resnick, R., & Walker, J. (2013). Fundamentals of Physics, 10th
Edition. John Wiley & Sons.

4. Serway, R. A., & Jewett Jr., J. W. (2018). Physics for Scientists and Engineers,
10th Edition. Cengage Learning.

Dalam sistem satuan, pangkat bilangan sepuluh digunakan sebagai awalan


untuk menyatakan kelipatan atau pecahan dari satuan pokok. Satuan pokok dalam
sistem satuan internasional terdiri dari 7 satuan pokok, yaitu detik, meter, kilogram,
ampere, kelvin, mol, dan kandela[1]. Bilangan sepuluh sendiri tidak memiliki
hubungan khusus dengan sistem perpangkatan. Namun, dalam perpangkatan,
bilangan sepuluh sering digunakan sebagai bilangan pokok karena sistem bilangan
desimal yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam perpangkatan,
pangkat bilangan sepuluh dari satuan pokok digunakan sebagai awalan untuk
menyatakan kelipatan atau pecahan dari satuan pokok. Contohnya, kilometer adalah
seribu meter atau sepuluh pangkat 3 meter, sedangkan milimeter adalah sepuluh
pangkat minus tiga meter[2].

Citations:
[1] https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_Satuan_Internasional
[2] https://www.zenius.net/blog/materi-lengkap-besaran-dan-satuan-fisika
[3] https://www.quipper.com/id/blog/mapel/fisika/pengukuran-fisika-kelas-10/

3
[4] https://www.gramedia.com/literasi/sifat-sifat-eksponen/
[5] https://www.gramedia.com/literasi/logaritma-kelas-10/
[6] https://www.akseleran.co.id/blog/cara-menghitung-matriks/
Dibawah ini adalah tabel sepuluh berpangkat yang sering digunakan dalam
menyatakan kelipatan dari suatu besaran pokok.
Tabel Bilangan sepuluh berpangkat
Pengali Prefix Simbol Pengali Prefix Simbol
1018 Exa E 10-1 desi d
1015 Peta P 10-2 senti c
1012 Tera T 10-3 mili m
109 Giga G 10-6 mikro µ
106 Mega M 10-9 nano n
103 Kilo K 10-12 piko p
102 Hekto Ha 10-15 femto f
101 Deka Da 10-18 ato a
Contoh penggunaan seperti 1 km = 10 3 m ; 1 MW = 10 6 watt ; 1 mm = 10-3 m .
1.2 DIMENSI
Besaran, satuan, dan dimensi adalah konsep penting dalam pengukuran fisika.
Dimensi adalah suatu ukuran yang digunakan untuk menggambarkan besaran
fisika. Dimensi biasanya dinyatakan dalam satuan yang terkait dengan besaran
tersebut[1][3]. Setiap besaran fisika memiliki dimensi yang berbeda-beda.
Misalnya, dimensi panjang adalah meter (m), dimensi massa adalah kilogram (kg),
dan dimensi waktu adalah detik (s) [1][3]. Dimensi juga dapat digunakan untuk
memeriksa kebenaran suatu rumus fisika. Jika dimensi dari kedua sisi rumus sama,
maka rumus tersebut dapat dianggap benar[1][3].
Contoh penggunaan dimensi dalam fisika adalah pada hukum gravitasi Newton.
Hukum ini menyatakan bahwa gaya gravitasi antara dua benda sebanding dengan
massa kedua benda dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak di antara
keduanya. Dalam hal ini, dimensi gaya adalah kg m/s^2, dimensi massa adalah kg,
dan dimensi jarak adalah m. Dengan menggunakan dimensi ini, kita dapat
memeriksa kebenaran dari hukum gravitasi Newton[1].

4
Referensi:

1. https://www.ruangguru.com/blog/besaran-satuan-dimensi-dalam-pengukuran-fisika

2. http://lib.unnes.ac.id/22999/1/4201409076.pdf [1]

3. https://www.superprof.co.id/blog/besaran-vs-satuan-vs-dimensi/

Citations:

[1] https://www.ruangguru.com/blog/besaran-satuan-dimensi-dalam-pengukuran-fisika

[2] http://lib.unnes.ac.id/22999/1/4201409076.pdf

[3] https://www.superprof.co.id/blog/besaran-vs-satuan-vs-dimensi/

[4] http://repository.uki.ac.id/2753/1/modulMPF.pdf

[5] https://repository.ar-raniry.ac.id/1019/1/Buku%20-Filsafat%20Ilmu.pdf

Berikut adalah beberapa contoh dimensi besaran fisika, yaitu :


Dimensi panjang dinyatakan dalam satuan meter (m). Dimensi massa dinyatakan
dalam satuan kilogram (kg) . Dimensi waktu dinyatakan dalam satuan detik (s).
Dimensi kecepatan dinyatakan dalam satuan meter per detik (m/s). Dimensi
percepatan dinyatakan dalam satuan meter per detik kuadrat (m/s^2). Dimensi gaya
dinyatakan dalam satuan kilogram meter per detik kuadrat (kg m/s^2). Dimensi
energi dinyatakan dalam satuan joule (J) . Dimensi daya dinyatakan dalam satuan
watt (W). Dimensi tekanan dinyatakan dalam satuan pascal (Pa).
Referensi:

1. https://mafia.mafiaol.com/2013/07/dimensi-besaran.html?m=1

2. https://www.kompas.com/skola/read/2022/03/26/121237569/dimensi-dalam-
pengukuran-fisika

3. https://www.ruangguru.com/blog/besaran-satuan-dimensi-dalam-pengukuran-fisika

Citations:

[1] https://mafia.mafiaol.com/2013/07/dimensi-besaran.html?m=1

[2] https://www.kompas.com/skola/read/2022/03/26/121237569/dimensi-dalam-
pengukuran-fisika

5
[3] https://www.ruangguru.com/blog/besaran-satuan-dimensi-dalam-pengukuran-fisika

[4] https://www.zenius.net/blog/rumus-dimensi-dalam-fisika-beserta-contoh-soal

[5] https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6601637/besaran-turunan-dan-
satuannya-pengertian-dimensi-fungsi-beserta-contohnya

[6] https://tirto.id/pengertian-besaran-satuan-dimensi-dalam-fisika-dan-contoh-soal-
gPsQ

Berikut adalah contoh soal tentang dimensi besaran fisika yang dapat diambil
dari[1]:
1. Sebuah benda bergerak dengan kecepatan 20 m/s selama 10 detik. Berapa jarak
yang ditempuh oleh benda tersebut?
Jawaban: Jarak = Kecepatan x Waktu ; Dimensi kecepatan = m/s ; Dimensi waktu
= s ; Maka, dimensi jarak = m ; Jadi, jarak yang ditempuh oleh benda tersebut
adalah: Jarak = 20 m/s x 10 s = 200 m
2. Sebuah benda memiliki massa 2 kg dan bergerak dengan percepatan 5 m/s^2.
Berapa besar gaya yang bekerja pada benda tersebut?
Jawaban: Gaya = Massa x Percepatan ;Dimensi massa = kg ;Dimensi percepatan =
m/s^2 ; Maka, dimensi gaya = kg m/s^2 ; Jadi, besar gaya yang bekerja pada benda
tersebut adalah: Gaya = 2 kg x 5 m/s^2 = 10 kg m/s^2 atau 10 N (Newton)
3. Sebuah benda ditarik dengan gaya 50 N selama 5 detik. Berapa usaha yang
dilakukan pada benda tersebut?
Jawaban: Usaha = Gaya x Jarak; Dimensi gaya = kg m/s^2 atau N; Dimensi jarak
= m ; Maka, dimensi usaha = kg m^2/s^2 atau J (Joule)
Namun, dalam soal ini tidak diberikan jarak yang ditempuh oleh benda. Oleh karena
itu, tidak dapat menghitung usaha yang dilakukan pada benda tersebut.

Referensi:

1. https://www.zenius.net/blog/rumus-dimensi-dalam-fisika-beserta-contoh-soal

Citations:

[1] https://www.zenius.net/blog/rumus-dimensi-dalam-fisika-beserta-contoh-soal

[2] https://youtube.com/watch?v=WBXDnQ7ijiM

6
[3] https://youtube.com/watch?v=05oEWSdAxFM

[4] https://id.quora.com/Saya-kesulitan-belajar-fisika-bagaimana-cara-efektif-dalam-
menguasai-dan-memahami-ilmu-fisika

[5] https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5687936/5-contoh-soal-besaran-pokok-
dan-pembahasannya-lengkap

[6] https://youtube.com/watch?v=QmqJV07B1jo

1.3 OPERASI MATEMATIKA DENGAN SATUAN


Pada setiap operasi matematik operasi tidak dikenakan pada bilangan-
bilangan saja, melainkan juga pada satuannya (misalnya lb, cm, ft3, ml/jam,m/s²).

Besaran yang satu tidak ditambahkan atau dikurangkan dari besaran yang
lain kecuali apabila besaran itu mempunyai satuan (maupun dimensi) yang sama.
Sebagai contoh, dalam menjumlahkan 5 m (panjang) pada 8 cm (panjang), kita
harus mengubah m ke cm atau m dulu. Lain halnya dengan perkalian dan bagi; di
sini besaran apa saja dapat dikombinasikan. Dalam pada ini bilangan maupun
satuannya mengalami operasi yang sama. Jadi :

(1) 6 m² + 2 m² = 8 m² (m² + m² → m²)


(2) 5 cm x 2 cm² = 10 cm3 (cm x cm² = cm3)

(3) 2 m3 x 1500 kg3 = 3000 kg (m3 x kg3 = kg)


m m

(4) 2 s x 3 km
2
= 6 km ( s x km
2
= km )
s s s s

15 g g cm3
(5) = 5 cm 3
( = g x = cm3 )
3 g / cm3 g / cm3 g
Contoh soal :

1. Gulungan kawat tembaga total panjangnya 60 m . Seorang teknisi listrik


membutuhkan 200 ft kawat tembaga untuk gulungan sebuah trafo. Apakah teknisi
tersebut mempunyai cukup kawat ?
Jawab : Konversikan 60 m ke ft
1 m = 3,281 ft ;1 m = 39,37 in; 1 ft = 12 in
60 m x 39,37 in/1m x 1 ft/12 in = 60 . 39,37/12 ft = 197 ft

7
Jika pekerjaan membutuhkan 200 ft, maka 60 m gulungan kawat tembaga tidak
cukup

2. Konversikan 60 mi/h ke ft / s !
Jawab :
1 mil = 5280 ft ;1 h = 3600 s; maka 60 mil/h x 1 h/3600 s x 5280/mil = 60 x
5280/3600 ft / s
Soal – Soal Latihan
1. Konversikan satuan – satuan berikut ini :
a. 29,4 cm ke m
b. 350 mil/h ke ft/s
c. 60 ft ke mil
d. 1220 in ke m
e. 4400 ft3/h ke m3/s
f. 3,98 x 10-10 gram ke nano gram
2. Tangki berbentuk silindris dengan diameter 35 cm dan tinggi 90 cm. Hitung
volume dalam cm3 dan liter.
3. Mesin mobil VW dengan silider piston dengan diameter 77 mm. Jika langkah
piston 6,4 cm. Berapakah volume mesin ?
4. Bahan bakar bensin dengan berat 5,6 lb/gal. Berapa kilogram bensin dalam satu
liter ?
5. Buktikan dimensi dari persamaan-persamaan berikut ini :
a. S = Vot + ½ at2
b. 2a S = Vf2 – Vo2
c. Vf = Vo + at

8
BAB II
DASAR-DASAR VEKTOR

Setelah mempelajari bab ini mahasiswa bisa menhitung operasi vector dan
menyelesaikan soal-soal yang menggunakan operasi vektor.
2.1 VEKTOR DAN SKALAR
Vektor dan skalar adalah dua jenis besaran yang berbeda dalam ilmu fisika.
Perbedaan mendasar antara keduanya adalah bahwa vektor merepresentasikan
besaran dengan nilai dan arah, sedangkan skalar merepresentasikan besaran dengan
nilai saja[1][2][3][4][5][7]. Contoh besaran skalar adalah massa, waktu, suhu, dan
tekanan, sedangkan contoh besaran vektor adalah perpindahan, kecepatan,
momentum, dan gaya[1][2][4][7]. Besaran skalar dapat dituliskan hanya dengan
nilai besarnya saja, sedangkan besaran vektor harus dituliskan dalam notasi vektor
yang mencakup nilai dan arahnya[1][4]. Perhitungan besaran vektor cenderung
lebih kompleks daripada besaran skalar[7].

Citations:

[1] https://www.kompas.com/skola/read/2022/01/05/173930969/perbedaan-
besaran-vektor-dan-skalar
[2] https://lmsspada.kemdikbud.go.id/mod/resource/view.php?id=63841
[3] https://brainly.co.id/tugas/285130
[4] https://tribunnews.com/pendidikan/2023/09/23/perbedaan-besaran-vektor-dan-
skalar-dalam-penggunaannya
[5] https://temanggung.pikiran-rakyat.com/pendidikan/pr-2616919456/apa-
perbedaan-besaran-skalar-dan-besaran-vektor-dalam-fisika-lengkap-dengan-
contoh-dan-penerapannya
[6]
https://sumberbelajar.seamolec.org/Media/Dokumen/5d1fff06a2f384f60321ed1b/
ea54668aaaeea37811c8c4611afc8a6e.pdf
[7] https://hedisasrawan.blogspot.com/2014/10/4-perbedaan-besaran-vektor-dan-
skalar.html?m=1

9
Dimulai dengan penjelasan mengenai besaran skalar kemudian besaran vektor.
Besaran skalar adalah besaran yang mempunyai besar saja. Contoh besaran scalar
adalah jumlah siswa dalam kelas, banyaknya gula, harga mobil dan lain-lain.

Besaran skalar merupakan bilangan belaka, maka cara penjumlahannya


sama dengan cara menjumlahkan bilangan, misalkan dua butir telur ditambah
dengan tiga butir telur menjadi lima butir telur.

Besaran vektor adalah besaran yang memiliki besar dan arah pula. Contoh
vektor adalah perpindahan atau pergeseran suatu benda bergeser sejauh 5 m, maka
benda tersebut akan mengalami vektor perpindahan. Contoh yang lain misalkan
percepatan, kecepatan, gaya dan sebagainya. Suatu besaran vektor dinyatakan
dengan notasi F.

Penjumlahan vektor adalah :

1. Penjumlahan vektor bisa dilakukan dengan metode grafis ataupun metode


jajaran genjang.
2. Untuk metode grafis digunakan mistar untuk mengukur panjang dan bujur
sangkar derajat untuk mengukur derajat.
Jumlah dari dua atau beberapa vektor disebut dengan resultan. Menggambarkan
vektor bisa memakai cara / metode jajaran genjang, dimana ujung dari vektor
dihimpitkan dengan pangkal vektor lain.

10
Penjumlahan vektor mengikuti hukum komulatif dan hukum asosiatif.

Hukum Komulatif :

a + b = b + a Lihat gambar

Hukum Asoaiatif :

(a + b) + c = a + (b + c). Lihat gambar

a+b

a a+b
b+c
c

a+b+c a+b+c

b
a

a+b

a+b+c c

11
Jika suatu vektor - b adalah suatu vektor b yang mempunyai besar yang sama tapi
berlawanan arah dengan vektor b.

b + (-b) = 0

Vektor d merupakan penjumlahan dari vector a dan b, maka :

d = a – b = a + (-b)

-b

-b

a d= a-b
-b
a
b

Contoh :

Kita akan menjumlahkan vektor – vektor yang menggambarkan arah berikut :

a. 2 km ke timur
b. 2 km ke 30o timur daya
c. 1 km ke barat
Dengan penjumlahan vektor :
d = a + b + (-c) = b + a –c

12
b
a c
30

a -c

b
d=b+a-c

2.1 VEKTOR DAN KOMPONEN – KOMPONENNYA

Untuk menggambarkan vektor dan komponen – komponennya, kita lihat gambar


sebagai berikut :

a a
ay ay
θ θ

0 ax 0
ax

ay
θ

ax

Dari gambar tiga segitiga diatas dapat menemukan komponen – komponen vektor
:
ax = a cos θ ; ay = a sin θ,
Contoh :

13
Pesawat meninggalkan bandara, kemudian terlihat sejauh 215 km, pada arah
tersebut membuat sudut 220 ke arah timur dari utara. Seberapa jauh timur dan utara
pesawat terlihat dari bandara ?

θ = 90 – 22 = 680
dx = d cos θ = 215 cos 680 = 81 km
dy = d sin θ = 215 sin 680 = 199 km

22

Soal –soal latihan :


1.

R
18 ft

θ
25 ft

400 m 600 m

650 m
y

21
x

1. Pada gambar diatas hitunglah sudut – sudut segitiga yang tidak diketahui
beserta sisi-sisinya.!

14
BAB III
GERAK LURUS

Setelah mempelajari bab ini mahasiswa bisa menyelesaikan soal-soal yang


berhubungan dengan gerak lurus .

3.1 POSISI DAN PERPINDAHAN


Gambaran tentang posisi dan perpindahan digambarkan :
Perubahan dari posisi X1 ke posisi lain X2 disebut perpindahan Δx, dimana :
ΔX = X2 – X1
Simbol Δ menggambarkan perubahan kuantitas .
Contoh partikel bergerak dari X1 = 5 m ke X2 = 12 m, maka Δx = 12 m – 5 m = 7
m.

A A
X1= 5 m ΔX = (12-5) m = 7 m

3.2 KECEPATAN
jenis gerak benda paling sederhana adalah gerak seragam dalam garis lurus. Jika
suatu benda mencakup jarak yang sama di masing-masing berturut-turut tiap satuan
waktu, dikatakan bergerak dengan kecepatan konstan. Sebagai contoh jika kereta
api mencakup jarak 26 f/s dari setiap detik yang bergerak kita mengatakan bahwa
ia memiliki kecepatan konstan 26 f / s. Apakah kecepatan konstan atau tidak
kecepatan rata-rata benda bergerak didefinisikan oleh:
jarak yang ditempuh
Kecepatan rata-rata = waktu yang diperlukan
𝑠
𝑣=
𝑡
Perlu diingat bahwa dimensi kecepatan adalah rasio panjang dengan waktu . Satuan
–satuan yang umum adalah km/h , mile /h , meter /s dan feet/s .

15
B B

D D
V
V= s/t

s s C

V=D/t

θ θ

A A

3.3 PERCEPATAN
Pada kebanyakan kasus kecepatan objek yang bergerak berubah secara kontinyu,
ini disebut percepatan. Kecepatan awal Vo suatu benda didefinisikan sebagai
kecepatan pada saat t=0. Kemudia kecepatan Vf suatu benda pada saat t = t.
Kecepatan rata – rata dirumuskan :
perubahan kecepatan
Kecepatan rata-rata = interval waktu

Misalkan sebuah mobil yang bergerak dengan percepatan konstan dari titik A ke
titik B. Kecepatan mobil di titik A 40 ft/s kemudian kecepatannya di titik B 60 ft/s.
Jika pertambahan kecepatan membutuhkan waktu 5 detik percepatan mobil dapat
dihitung dengan rumus diatas :
𝑓𝑡
𝑣𝑓 −𝑣𝑜 𝑣𝑓 −𝑣𝑜 60 −40 𝑓𝑡/𝑠 20 𝑓𝑡/𝑠
a= =𝑎 = 𝑠
= = 4 ft/s
t 𝑡 5𝑠 5𝑠

persamaan diatas dapat juga dituliskan sebagai berikut :


vf = vo + at
Contoh :
sebuah mobil mempunyai kecepatan konstan 8 m/s2, jika kecepatan awalnya 20 m/s,
berapakah kecepatannya setelah 6 detik?
Jawab :
Kecepatan setelah 6 detik adalah : vf = vo + at = 20 m/s +( 48 m/s2)(6 s)
vf = 20 m/s + 48 m/s
vf = 68 m/s

16
3.4 RUMUS – RUMUS gerak
Sebegitu jauh kita sudah memberikan dua hubungan dasar yaitu :
𝑣𝑡+𝑣𝑜
S=v.t= .𝑡
2

Dan
vf = vo + at
dari rumus kecepatan itu kemudian disubstitusikan ke rumus jarak sehingga
didapatkan :
(𝑣𝑜 +𝑎𝑡)+𝑣𝑜
s= .𝑡
2
(2𝑣𝑜 +𝑎𝑡).𝑡 2𝑣𝑜𝑡 +𝑎𝑡 2
s= =
2 2

atau
s = vot + 1/2at2
𝑣𝑓 −𝑣0
jika t = kemudian disubstitusikan ke persamaan di atas akan menghasilkan :
𝑡
𝑣𝑓 +𝑣0 𝑣𝑓 −𝑣0
s=( )( )
2 𝑎

atau
2 a s = Vf2 – V02
Dari persamaan gerak tersebut dibuat table ringkasan untuk Gerak , yaitu :
No Rumus

1 𝑣𝑓+𝑣𝑜
S=v.t= .𝑡
2

2 vf = vo + at

3 s = vot + 1/2at2

4 2 a s = Vf2 – V02

17
3.5 GERAK JATUH BEBAS
Gerak jatuh bebas dipengaruhi oleh percepatan gravitasi bumi yaitu sebesar g=9,8
m/s2. Percepatan gravitasi ini berharga konstan . Percepatan gravitasi bumi ini
dimasukkan ke dalam rumus – rumus diatas sehingga dihasilkan rumus sebagai
berikut:
No Rumus

1 𝑣𝑓+𝑣𝑜
S=v.t= .𝑡
2

2 vf = vo + gt

3 s = vot + 1/2gt2

4 2 g s = Vf2 – V02

Contoh soal :

S=0 V =0

S=16 ft v=32 ft

S=64 ft
v=64 ft

S=144 ft v=96 ft

S=256 ft v=128 ft

1. Sebuah bola karet dijatuhkan dari keadaan diam bisa dilihat seperti gambar.
Hitung kecepatan dan posisinya setelah 1, 2, 3, dan 4 detik.
Jawab :
Dipilih arah kebawah adalah arah positif . Dari data diperoleh :

18
Vo = 0 Vf = …..?
g = +32 ft/s2 s =…..?
Vf = Vo + gt = gt = (32 . ft/s2) . t
Setelah 1 detik kita mempunyai :
Vf = 32.ft/s2 . 1 s = 32 ft/s2 ke bawah dengan cara yang sama dengan
substitusi t = 2, 3 dan 4 detik diperoleh 65, 96 dan 128 ft/s.
Posisi bola dapat dihitung dari rumus :
S = Vot + ½.gt2 = 0 + ½ gt2
Dimana :
S = ½ (32 ft/s2). t2 = 16 (ft/s2).t2
Setelah 1 detik :
S = (16 . ft/s2)(1 s)2 = 16 ft
Setelah 2 detik :
S = (16 ft/s2)(2 s)2 = 64 ft
Dengan cara yang sama setelah 3 dan 4 detik didapat posisi s = 144 ft dan s
= 256 ft.

2. Sebuah bola dilempar keatas dengan kecepatan awal 96 ft/s 2. Jelaskan


bahwa menggunakan persamaan gerak keatas kebalikan dari gerak ke
bawah.

19
3s V3= 0 ft/s

V2= 32 ft/s V4= - 32 ft/s

V1=64 ft/s V5=- 64 ft/s

Vo=96 ft/s
V6= - 96 ft/s

Jawab :
Dianggap bahwa gerak keatas adalah posistif, sehingga percepatan gravitasi -32
ft/s2. Tanda negatif menunjukkan bahwa benda bergerak keatas kecepatannya
berkurang 32 ft/s2 setiap 1 detik. Jika kecepatan awal 96 ft/s setelah 1 detik
kecepatannya 64 ft/s, setelah 2 detik kecepatannya 32 ft/s dan setelah 3 detik
kecepatannya 0 ft/s dan mencapai kecepatan maksimum . Nah sekarang kecepatan
bola akan bertambah 32 ft/s setiap detik. Arah gerakan dan percepatan akibat
gravitasi adalah negative. Kecepatannya setelah 4, 5 dan 6 detik -32 ft/s, -65 ft/s
dan -96 ft/s. Tanda berlawanan menunjukkan arah gerakan, kecepatan adalah sama
dengan tinggi diatas permukaan tanah.

3. Sebuah bola basket dilempar vertikal ke atas dengan kecepatan awal 20 m/s.
a). Hitung waktu, mencapai ketinggian maksimum
b). Hitung ketinggian maksimum

20
c). Tentukan posisi dan kecepatan setelah 1,5 detik
d). Berapa posisi dan kecepatan setelah 5 detik

Vf=0 t = 2,04 m/s

V= 5,3 m/s V= - 5,3 m/s

Vo=20 m/
s S=0
23 m

V= - 29 m/s

t=5 s

Jawab :
Dipilih ke atas sebagai arah positif. Pada titik tertinggi kecepatan bola sama
dengan nol.
Dari data diperoleh :
Vo = 20 m/s Hitung : t =….?
Vf = 0 s =….?
g = -98 m/s2

a). Waktu yang dibituhkan mencapai titik tertinggi dapat dihitung dengan
rumus :
𝑉𝑓−𝑉𝑜 𝑉𝑜 −20 𝑚/𝑠
t= 𝑔
=𝑔 = −9,8 𝑚/𝑠2
= 2,04 𝑠

b). Tinggi maksimum dicapai bila Vf = 0

21
𝑉𝑓+𝑉𝑜 𝑉𝑜 .𝑡 20 𝑚/𝑠
s= xt= = (2,04 𝑠) = 20,4 𝑚
2 2 2

c). Untuk mencari posisi dan kecepatan setelah 1,5 detik dari data diperoleh
:
Vo = 20 m/s Tentukan : s =…?
g = -98 m/s2 Vf =…?
t = 1,5 s
S = Vo.t + ½ gt2
= 20 . 1,5 – ½ . 9,8 . (1,5)2
= 30 m – 11 m = 19 m
Vf = Vo + gt
= 20 m/s + (-9,8 m/s2)(1,5 s)
= 20 m/s – 14,7 m/s = 5,3 m/s
d). S = Vo.t + ½ gt2
= 20 . 1,5 – ½ . -9,8 . (1,5 s)2
= 100 m – 123 m = -23 m
Tanda negatif bola berada di 23 m di bawah titik 0
Vf = Vo + gt = 20 m/s + (-9,8 m/s2)(5 s)
= 20 m/s – 49 m/s = -29 m/s
Tanda negatif menunjukkan bola bergerak kebawah.

Soal –soal latihan


1. Dua kota berjarak 2000 km . Berapa kecepatan rata-rata pesawat terbang
jika membuat perjalanan dalam 10 hari ?
2. Truk berjalan 640 menit dari Atlanta ke New York. Perjalanan
keseluruhannya selama 14 jam, truk berhenti selama 30 menit untuk
makan. Berapakah rata-rata perjalanan?
3. Mobil berjalan dengan kecepatan konstan 50 km/jam, dengan
percepatan 4 m/s2 pada 3 detik. Berapa jauh mobil berjalan?
4. Mobil berjalan dengan kecepatan konstan 55 mil/jam, jika pengemudi
berhenti selama 2 detik, Berapakah jauh mobil berjalan?

22
BAB IV
GERAK MELINGKAR

Setelah mempelajari bab ini mahasiswa bisa menjawab dan menyelesaikan


persoalan –persoalan gerak melingkar

4.1 PERPINDAHAN SUDUT


Perpindahan sudut (θ) dinyatakan dalam derajat, radian atau putaran . 1 putaran =
360 o = 2 π radian . Sudut dalam θ menyatakan besarnya sudut dalam panjang busur
s
s dalam lingkaran r , maka dapat dinyatakan : θ = r ; ukuran radian dari sudut tak

berdimensi .

4.2 KECEPATAN SUDUT


Kecepatan sudut (𝜔) adalah perpindahan sudut θ persatuan waktu. Jika θ berubah
dari θ0 ke θf dalam waktu t , maka kecepatan sudut rata-rata adalah :

𝜔 = 2 𝜋 𝑓 rad/s ; f adalah frekuensi putaran .

4.3 PERCEPATAN SUDUT


Percepatan sudut 𝛼 adalah perubahan kecepatan sudut benda per satuan waktu . Jika
kecepatan sudut benda berubah dari 𝜔0 ke 𝜔𝑓 maka percepatan sudut rata –rata
adalah :

𝜔𝑓−𝜔0
𝛼= satuannya rad/s2 , putaran/menit2 dan sebagainya.
𝑡

Persamaan gerak sudut berubah beraturan anakog dengan Gerak Lurus Berubah
Beraturan

Gerak Lurus Gerak Sudut/Gerak Melingkar


V = ½(v0 + vf) 𝜔 = 1/2(𝜔0 +𝜔𝑓 )
S=vt 𝜃= 𝜔𝑡
Vf = V0 + a t 𝜔𝑓 = 𝜔0 + 𝛼 𝑡
Vf2 2
= V0 + 2a s 𝜔𝑓2 = 𝜔02 + 2𝛼 𝜃
S = V0 t + ½ a t2 1
𝜃 = 𝜔0 𝑡 + 2 𝛼 𝑡 2

23
Hubungan antara besaran sudut dan besaran tangensial . Apabila roda dengan jari-
jari r beputar melalui porosnya maka suatu titik pada tepi roda digambarkan dengan
menyatakan panjang busur s yang ditempuhnya laju tangensialnya p dan percepatan
tangensialnya a .

Contoh soal :

Percepatan dari bola yang berputar

Sebuah bola 150 g diujung sebuah tali diputar secara beraturan membentuk
lingkaran horizontal dengan radius 0,600 m seperti gambar 5-1 . Bola membuat 2
putaran dalam satu sekon . Berapa percepatansentripetalnya ?

Penyelesaian :

𝑣2
Percepatan sentripetal adalah 𝑎𝑟 = . Pertama kita tentukan laju bola v. Jika bola
𝑅

melakukan dua putaran penuh per sekon, maka bola itu menenmpuh satu lingkaran
dalam 0,5 sekon yang merupkan periode T. Jarak yang ditempuh dalam waktu ini
adalah keliling lingkaran 2πr , r adalah radius lingkaran . Maka bola memiliki laju
:

2𝜋𝑟 2.3,14.0,6
𝑣= = = 7,54
𝑇 0,5

Percepatan sentripetal adalah

𝑣 2 (7,54 𝑚/𝑠)2
𝑎𝑟 = = = 94,8 𝑚/𝑠 2
𝑅 0,6 𝑚

1.Nyatakan a. 28o b. ¼ putaran c. 2,18 rad/s2 dalam besaran sudut lain

1 perputaran
a. 280 = (280) ( ) = 0,078 putaran
3600

2π rad
= (280) ( ) = 0,49 rad
3600

putaran putaran 3600


b. ¼ = (o,25 ) (1 putaran) = 900/s
s s

24
putaran 2π rad π rad
= (o,25 ) (1 putaran) =
s 2 s

rad 3600
c. 2,18 rad/s2 = (2,18 2)
( ) = 125 0/s2
s 2π rad

rad 1 putaran putaran


= (2,18 ) ( ) =0,35
s2 2π rad s2

2. Sepotong pendulum dengan panjang 90 cm berayun melalui busur 15 cm, seperti


diperlihatkan dalam Gambar 9-1. Tentukan sudut θ dalam radian dan derajat
berdasarkan ayunan tersebut.

Karena s = r θ hanya berlaku kalau θ dinyatakan dalam rad, maka :

s (panjang busur) 0,15 m


θ rad = = =0,167 rad maka,
r(jari-jari) 0,90 m

3600
θ derajat = (0,167 rad) (2π rad) = 9,550

3. Sebuah kipas angin berputar dengan 900 rpm (putaran per menit).

(a) Berapakah kecepatan sudut titik di baling-baling?

(b) Berapakah laju massa titik ujung baling-baling kalau panjang baling-baling

adalah 20 cm?

rad
(a) 𝜔 = 900 putaran/min = 15 putaran/s = 94 s

Untuk semua titik pada baling-baling


(b) Kecepatan tangensial adalah 𝜔𝑟, dimana 𝜔 dinyatakan dalam rad/s, maka
rad
𝑣 = 𝜔𝑟 = (94 ) (0,20 m) = 18,8 m/s
s

Perhatikan bahwa radian bukan satuan dalam arti sesungguhnya, dan tidak
dimasukkan persamaan yang semestinya.

4. Suatu katrol berjari – jari 5 cm dalam waktu 2 detik kecepatan sudutnya berubah
dari 30 putaran/s menjadi 20 putaran/s. a. Berapakah percepatan sudut yang dialami

25
katrol ? b. Berapa putaran ditempuh katrol itu dalam waktu 2 detik tersebut? C.
Seandainya katrol dipakai untuk menggulung tali berapakah panjang tali digulung
dalam waktu itu ?
𝜔𝑓 − 𝜔𝑡 (20−30)𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛/𝑠
a. 𝛼 = = = -5 putaran/s2
𝑡 2𝑠

b. 𝜃 = 𝜔𝑡 = 1/2(𝜔𝑓 + 𝜔0 )𝑡 = ½ ( 50 putaran/s)( 2 detik)= 50 putaran


c. 𝜃 harus dinyatakan dalam radian agar rumus s = 𝜃𝑟 dapat digunakan :
𝜃 = 50 putaran = 314 rad , maka s = 𝜃𝑟 = 314 rad 0,05 m = 15,7 m

5. Sebuah ban mobil berjari-jari 30 cm. Kalau mobil dari keadaan diam dapat
dipercepat beraturan hingga dalam waktu 8 detik kecepatannya mencapai 15 m/s,
berapakah percepatan sudut ban dalam waktu tersebut di atas, ban telah berputar
berapa kali?
Kita tahu a = (vf - vo) /t maka
15 m/s
a= =1,875 m/s2
8s

Kita tahu pula 𝑎 = 𝑟𝛼 maka


𝑎 1,875 𝑚/𝑠 2
𝛼= = = 6,2 𝑟𝑎𝑑/𝑠 2
𝑟 0,30 𝑚

Perhatikan bahwa satuan rad muncul begitu saja.


Dari 𝜃 = 𝜔ot + ½ 𝛼t2 diperoleh :
1 putaran
𝜃 = 0 + ½ (6,2 rad / s2) (8 s)2 = 200 rad = (200 rad). ( ) =32 putaran
2π rad

6. Sebuah alat pengering mesin cuci berputar pada kecepatan 900 putaran/menit
(rpm) dan diperlambat beraturan hingga berputar pada 300 rpm. Ini tercapai
dengan alat berputar 50 kali. Tentukan (a) percepatan sudut alat; (b) waktu
dimana perlambatan tersebut terjadi. Dengan mudah kita dapati bahwa

900 rpm = 15 putaran/s dan 300 rpm = 5 putaran/s.

(a). Dari rumus 𝜔f2 = 𝜔o2 + 2𝜔𝜃, diperoleh

26
𝜔2𝑓 − 𝜔2𝑡 (202 −302 )𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛/𝑠
𝛼= = = 2 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛/𝑠 2
2𝜃 2 .50 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛

1
(b). Karena 𝜔 = (𝜔0 + 𝜔𝑓 ) = 10 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 , θ = 𝜔. 𝑡
2
𝜃 50 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛
menghasilkan 𝑡 = 𝜔 = 10 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛/𝑠= 5 s

Berikut adalah beberapa contoh soal gerak melingkar beserta jawabannya yang
dapat ditemukan di internet:

1. Sebuah benda bermassa 2 kg bergerak melingkar beraturan dengan jari-jari


20 cm. Kecepatan sudut yang dimilikinya adalah 5 rad/s. Berapakah percepatan
sentripetal yang dialami oleh benda tersebut?

Jawaban: a = v^2/r = (5)^2/(0,2) = 125 m/s^2

2. Sebuah roda berputar dengan kecepatan sudut 10 rad/s. Jika jari-jari roda
adalah 0,5 m, berapakah kecepatan linier titik pada tepi roda?

Jawaban: v = rω = 0,5 x 10 = 5 m/s

3. Sebuah benda bergerak melingkar dengan jari-jari 0,5 m dan kecepatan sudut
4 rad/s. Berapakah periode gerak benda tersebut?

Jawaban: T = 2πr/ ω = 2π(0,5)/4 = 0,785 s

4. Sebuah benda bergerak melingkar dengan periode 2 s dan jari-jari 0,3 m.


Berapakah kecepatan sudut benda tersebut?

Jawaban: ω = 2π/T = 2π/2 = π rad/s

5. Sebuah benda bergerak melingkar dengan kecepatan sudut 3 rad/s dan


periode 4 s. Berapakah jari-jari lintasan gerak benda tersebut?

Jawaban: r = v/ω = (2πr/T)/ω = (2π x r)/(4 x 3) = 0,52 m

27
Itulah beberapa contoh soal gerak melingkar beserta jawabannya yang dapat
digunakan untuk memahami konsep gerak melingkar.

Citations:

[1] [2][2] https://soalkimia.com/soal-gerak-melingkar/

[3] https://kumparan.com/berita-terkini/3-contoh-soal-gerak-melingkar-beserta-
cara-mengerjakannya-1zoZG7VTYwb

[4] https://www.zenius.net/blog/gerak-melingkar-materi-fisika-kelas-10

[5] https://www.belajarbos.com/contoh-soal-gerak-melingkar/

[6] https://youtube.com/watch?v=DDkHrgYw7ok

Soal- soal latihan :

1. (a) Sebuah gaya 100 N bekerja dalam arah tangensial pada tepi roda berjari-
jari 50 cm. Berapakah torsi yang diderita roda dari gaya itu? Ulangi dengan
gaya membentuk sudut 40o dengan jari-jari roda.
2. Sebuah roda 10 kg radius girasinya 50 cm. (a) Berapakah momen
inersianya? (b) Berapakah torsi yang dapat member percepatan sudut
sebesar 3 rad/s2 pada roda?

28
BAB V
HUKUM-HUKUM NEWTON

Setelah mempelajari bab ini mahasiwa bisa menyelesaikan persoalan gerak dengan
menggunakan Hukum Newton

5.1 DEFINISI-DEFINISI
Hukum Newton adalah tiga hukum dasar dalam mekanika klasik yang menjelaskan
hubungan antara gerak suatu benda dan gaya yang bekerja pada benda
tersebut[1][3]. Hukum Newton pertama menyatakan bahwa suatu benda akan tetap
diam atau bergerak dengan kecepatan konstan dalam garis lurus kecuali ada gaya
yang bekerja pada benda tersebut[1][3][7]. Contoh penerapan Hukum Newton
pertama adalah ketika mobil berhenti mendadak, penumpang di dalam mobil akan
terdorong ke depan karena kecenderungan benda untuk mempertahankan
keadaannya[2][4]. Hukum Newton kedua menyatakan bahwa percepatan suatu
benda sebanding dengan gaya total yang bekerja pada benda tersebut dan
berbanding terbalik dengan massa benda tersebut[1][3][5]. Contoh penerapan
Hukum Newton kedua adalah ketika kita menendang bola, bola akan mengalami
percepatan sebanding dengan gaya yang kita berikan dan berbanding terbalik
dengan massa bola tersebut[5][6]. Hukum Newton ketiga menyatakan bahwa setiap
aksi memiliki reaksi yang sama besar dan berlawanan arah[1][3][7]. Contoh
penerapan Hukum Newton ketiga adalah ketika kita mendorong dinding, kita akan
merasakan gaya yang sama besar dan berlawanan arah dengan gaya yang kita
berikan pada dinding[2][5].

Citations:

[1] https://en.wikipedia.org/wiki/Newton's_laws_of_motion
[2] https://tirto.id/contoh-penerapan-hukum-newton-1-2-3-dalam-kehidupan-
sehari-hari-gjvB
[3] https://www.gramedia.com/literasi/hukum-newton/
[4] https://www.bola.com/ragam/read/5188258/contoh-hukum-newton-dalam-
kehidupan-sehari-hari

29
[5] https://tirto.id/hukum-newton-1-2-3-bunyi-rumus-contoh-beserta-soal-
jawaban-gbwf

[6] https://www.ruangguru.com/blog/hukum-newton

[7] https://umsu.ac.id/berita/mengenal-hukum-newton-definisi-rumus-dan-contoh-
soal/

[8] https://www.kompas.com/skola/read/2022/10/10/140000269/hukum-newton-
dan-contoh-penerapannya-?page=all

[9] https://www.sampoernaacademy.sch.id/id/hukum-newton/

[10] https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6716360/bunyi-hukum-newton-2-
rumus-beserta-contoh-penerapannya

[11] https://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_gerak_Newton

[12] https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20221124113046-574-
878066/rumus-hukum-newton-i-ii-dan-iii-dilengkapi-contoh-soalnya

[13] https://mediaindonesia.com/humaniora/430841/isi-hukum-newton-1-2-3-
bunyi-rumus-dan-contoh-kasus

[14] https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5969352/hukum-newton-i-ii-dan-iii-
bunyi-rumus-dan-contoh-soalnya

Hukum Newton dapat digunakan untuk menghitung gerak objek dengan


menggunakan rumus-rumus yang terkait dengan hukum tersebut. Hukum Newton
pertama menyatakan bahwa suatu benda akan tetap diam atau bergerak dengan
kecepatan konstan dalam garis lurus kecuali ada gaya yang bekerja pada benda
tersebut. Hukum Newton kedua menyatakan bahwa percepatan suatu benda
sebanding dengan gaya total yang bekerja pada benda tersebut dan berbanding
terbalik dengan massa benda tersebut. Hukum Newton ketiga menyatakan bahwa
setiap aksi memiliki reaksi yang sama besar dan berlawanan arah. Contoh
penerapan Hukum Newton dapat dilihat pada berbagai contoh soal yang terkait
dengan rumus-rumus gaya, percepatan, dan massa. Sebagai contoh, ketika kita

30
menendang bola, bola akan mengalami percepatan sebanding dengan gaya yang
kita berikan dan berbanding terbalik dengan massa bola tersebut. Dalam hal ini, kita
dapat menggunakan rumus Hukum Newton kedua, yaitu F = m.a, di mana F adalah
gaya total yang bekerja pada benda, m adalah massa benda, dan a adalah percepatan
benda.

Citations:
[1] https://www.ruangguru.com/blog/hukum-gerak-newton
[2] https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20220117115635-574-747499/rumus-
gaya-dalam-fisika-teori-dan-contoh-soal
[3] https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/26/023451069/menghitung-
massa-dengan-hukum-newton-ii?page=all
[4] https://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_gerak_Newton
[5] https://www.sampoernaacademy.sch.id/id/hukum-newton/
[6] https://www.kompas.com/skola/read/2022/01/12/164427769/bunyi-hukum-
newton-ii-dan-contoh-penerapannya-dalam-kehidupan?page=all
[7] https://www.gramedia.com/literasi/rumus-gaya/
[8] https://www.detik.com/bali/berita/d-6593242/mengenal-rumus-gaya-jenis-
jenis-dan-contoh-soalnya
[9] https://www.gramedia.com/literasi/hukum-newton/
[10] https://id.wikihow.com/Menghitung-Gaya
[11] https://mediaindonesia.com/humaniora/430841/isi-hukum-newton-1-2-3-
bunyi-rumus-dan-contoh-kasus
[12] https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6716360/bunyi-hukum-newton-2-
rumus-beserta-contoh-penerapannya
[13] https://katadata.co.id/safrezi/berita/61c95f13cd6aa/macam-macam-rumus-
gaya-dan-penjelasannya
[14] https://www.liputan6.com/hot/read/5301103/hukum-ii-newton-menyatakan-
bahwa-simak-pengertian-perbedaan-dan-contohnya
[15] https://youtube.com/watch?v=-1zxVIZBmRw

31
[16] https://pascasarjana.umsu.ac.id/rumus-lengkap-dan-penerapan-tentang-
hukum-newton-1-2-3/
[17] https://www.quipper.com/id/blog/mapel/fisika/contoh-soal-hukum-newton-2/
Berikut adalah contoh soal aplikasi Hukum Newton:

1. Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan 20 m/s dan memiliki massa 1000 kg.
Gaya yang bekerja pada mobil adalah 5000 N. Berapakah percepatan mobil
tersebut?

Jawaban:

F = m.a ; 5000 N = 1000 kg x a ; a = 5 m/s^2

2. Sebuah bola bermassa 0,5 kg dilempar dengan kecepatan awal 10 m/s. Gaya
gesekan udara yang bekerja pada bola adalah 2 N. Berapakah percepatan bola
tersebut?

Jawaban:

F = m.a

F=2N

m = 0,5 kg

a=?

a = (F/m) - (v/t)

a = (2/0,5) - (10/1)

a = 2 - 10

a = -8 m/s^2

3. Sebuah kotak bermassa 10 kg ditarik dengan gaya 50 N. Berapakah percepatan


kotak tersebut?

Jawaban:

F = m.a

32
50 N = 10 kg x a

a = 5 m/s^2

4. Sebuah roket bermassa 1000 kg ditembakkan dengan kecepatan awal 500 m/s.
Gaya dorong roket adalah 5000 N. Berapakah percepatan roket tersebut?

Jawaban:

F = m.a

5000 N = 1000 kg x a

a = 5 m/s^2

5. Sebuah benda bermassa 2 kg ditarik dengan gaya 10 N. Berapakah percepatan


benda tersebut?

Jawaban:

F = m.a

10 N = 2 kg x a

a = 5 m/s^2

Itulah beberapa contoh soal aplikasi Hukum Newton yang dapat digunakan untuk
menghitung gerak objek.

Citations:
[1] https://www.wardayacollege.com/fisika/dinamika/gaya-gerak/aplikasi-hukum-
newton/
[2] https://www.zenius.net/blog/materi-hukum-newton-12-dan-3-beserta-contoh-
soalnya
[3] https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6713732/contoh-soal-hukum-newton-
beserta-jawabannya

33
[4] https://www.quipper.com/id/blog/mapel/fisika/contoh-soal-hukum-newton-2/
[5] https://tirto.id/contoh-soal-hukum-newton-1-2-3-jawaban-materi-fisika-kelas-
10-gikL
[6] https://www.fisikabc.com/2018/06/contoh-soal-dan-jawaban-hukum-newton-
1-2-3.html?m=0
[7] https://www.kompas.com/skola/read/2021/12/10/185739269/contoh-soal-
hukum-1-newton?page=all

MASSA benda adalah ukuran kelembahannya, sedangkan kelembanan (inertia)


adalah kecenderungan benda yang mula-mula diam untuk tetap diam, dan benda
yang mula-mula bergerak, tetap melanjutkan geraknya. Tanp amengalami
perubahan vektor kecepatan.

KILOGRAM BAKU adalah suatu benda yang massanya ditentukan menjadi satu
kilogram. Massa benda-benda lain diperoleh dengan membandingkannya terhadap
massa ini. Satu gram massa adalah sama dengan 0,0001 kg.

GAYA adalah tarikan atau dorongan pada benda. Ia merupakan vektor, yang
mempunyai besaran dan arah.

GAYA RESULTAN pada suatu benda menyebabkan benda tersebut mendapatkan


percepatan dalam arah gaya itu. Percepatan yang timbul berbanding lurus dengan
gaya, tetapi berbanding terbalik dengan masa benda.

NEWTON adalah satuan gaya dalam SI (Sistem Internasional). Satu Newton (1 N)


adalah gaya resultan yang memberi percepatan 1 m/s² pada masa 1 kg. satuan gaya
yang disebut dyne adalah 10-5 N. satuan gaya pon adalah 4,45 N.

5.2 HUKUM KE-1 NEWTON


Jika gaya resultan pada benda adalah nol, maka vektor kecepatan benda tidak
berubah. Benda yang mula-mula diam akan tetap diam; benda yang mula-mula

34
bergerak akan tetap bergerak dengan kecepatan yang sama. Benda hanya akan
mengalami suatu percepatan jika padanya bekerja suatu gaya resultan yang bukan
nol. Hukum ke-1 ini sering disebut Hukum Kelembaman (inertia law).

5.3 HUKUM KE-2 NEWTON


Bila gaya resultan F yang bekerja pada suatu benda dengan masa m tidak sama
dengan nol, maka benda tersebut mengalami percepatan ke rah yang sama dengan
gaya. Percepatan a berbanding lurus dengan gaya dan berbanding terbalik dengan
masa benda. Dengan F dalam Newton, m dalam kilogram, dan a dalam m/(detik)²
perbandingan ini dapat ditulis sebagai suatu persamaan :

a = F atau F = ma
m

35
Bila persamaan ini atau yang lainnya yang diturunkan dari persamaan ini
digunakan, maka F, m dan a harus menggunakan satuan-satuan gaya yang benar.
Percepatan a mempunyai arah yang sama dengan F.

Persamaan vektor F = ma dapat ditulis dalam suku-suku komponen-


komponen seperti,

 F = ma  F
x x y = may Fz = maz

dimana gaya-gaya adalah komponen-komponen dan gaya external yang bekerja


pada benda.

5.4 HUKUM KE -3 NEWTON

36
Setiap gaya yang diadakan pada suatu benda, menimbulkan gaya yang lain yang
sama besarnya dengan gaya tadi, namun berlawanan arah. Gaya reaksi ini dilakukan
benda pertama dan benda yang menyebabkan gaya. Hukum ini dikenal sebagai
hukum aksi dan reaksi. Perhatikan benar-benar bahwa gaya aksi dan gaya reaksi
bekerja pada benda yang berbeda.

5.5 HUBUNGAN ANTARA MASSA DAN BERAT


BERAT BENDA adalah gaya tarik gravitasi yang dialami benda. Di bumi, berat
adalah gaya tarik bumi pada benda. Berat bersatuan Newton (dalam SI) dan pon
(dalam Sistem Inggris).

Suatu benda dengan massa yang jatuh secara bebas ke bumi hanyalah dipengaruhi
oleh satu gaya, yaitu gaya tarik bumi atau gaya gravitasi, yang kita sebut berat w
dari benda. Karena itu F = ma memberikan kita hubungan F= w, a = g dan m; jadi
w = mg. berhubung g = 9,8 m/s² di bumi, maka 1 kg benda beratnya 9,8 N di bumi.

ANALISIS DIMENSI : Semua besaran mekanis, seperti percepatan dan gaya dapat
dinyatakan dalam tiga dimensi dasar. Panjang L, massa M dan waktu T. Misalnya
percepatan adalah suatu panjang (suatu jarak) di bagi dengan (waktu)² ; kita sebut
ia berdimensi L/T², yang kita tulis sebagai [LT-1]. Dimensi-dimnesi dari volume
atau isi adalah [L3], dan dari kecepatan adalah [LT-1]. Berhubung gaya adalah massa
dikalikan dengan percepatan, dimensi-dimensinya adalah [MLT-2]. Dimensi-
dimensi sangat membantu dalam memeriksa persamaan-persamaan, karena setiap

37
bagian dari persamaan harus mempunyai dimensi yang sama, misalnya dimensi-
dimensi persamaan adalah …

s = vot + 1 at²
2

Sehingga setiap bagian mempunyai dimensi-dimensi panjang. Ingat, semua bagian


dari suatu persamaan harus mempunyai dimensi yang sama. Sebagai contoh,
sebuah persamaan tidak mungkin mempunyai volume [L3] lalu ditambahkan pada
luas [L2], atau suatu gaya [MLT-2] dikurangi suatu kecepatan [LT-1]; bagian-bagian
tersebut tidak mempunyai dimensi yang sama.

Contoh Soal:

1. Carilah berat benda yang massanya (a) 3 kg, (b) 200 g.

Hubungan umum antara massa m dan berat w adalah w = mg. dalam


hubungan ini, m dinyatakan dalam kilogram, g dan m/s², dan w dalam
Newton. Diperoleh g = 9,8 m/s². percepatan disebabkan gaya gravitasi di
sesuatu tempat adalah berbeda dari percepatan gravitasi di tempat yang lain.

(a) w = (3 kg) (9,8 m/s²) = 29,4 kg m/s² = 29,4 N

(b) w = (0,20 kg) (9,8 m/s²) = 1,96 N

2. Sebuah benda 20 kg yang bergerak di pengaruhi gaya resultan dari 45 N


dengan arah –x. Carilah percepatan benda tersebut.

Kita manfaatkan hukum kedua dalam bentuk komponen  F2 = max dengan


 Fx = -45 N dan m = 20 kg.

Maka :

 Fx − 45 N
ax = = = − 2,25 N / kg = − 2,25 m / s 2
m 20 kg

Dimana kita gunakan kenyataan 1 N = 1 kg m/s2. Berhubung gaya pada benda


itu mempunyai arah –x, maka percepatannya pun mempunyai arah yang sama.

38
3. Sebuah benda 5,0 kg akan diberikan percepatan ke atas sebesar 0,3 m/s2 oleh
sebuah tali yang menariknya lurus ke atas. Berapakah tegangan di tali ?

Gambar benda-bebasnya digambarkan pada gambar 5.1. Tegangan


pada tali adalah T, dan berat benda w = mg (5,0 kg) (9,8 m/s2) = 49 N. dengan
menggunakan  Fy = may ke atas diambil sebagai positif, kita diperoleh

T – mg = may atau T – 49 N = (5,0 kg) (0,30 m/s2).

dan T = 50,5 N. Sebagai alat pemeriksaan, kita lihat bahwa T lebih besar
dari w sesuai dengan keadaan bila benda akan mengalami percepatan ke atas.

y T Fn

140 N
x
Gesekan

mg
w=mg

Gambar 5.1 Gambar 5.2

4. Sebuah kotak 60 kg bergerak secara horizontal dan dipengaruhi gaya sebesar


140 N, kotak itu bergerak dengan kecepatan tetap. Berapakah koefisien
gesekan antara lantai dan kotak ?

Gambar untuk kotak adalah pada Gambar 5-2. Berhubung kotak


tersebut tidak bergerak ke atas maupun ke bawah, maka ay = 0 sehingga,

 Fy = may menghasilkan FN – mg = (m) (0 m/s2)

dan dari sini kita peroleh bahwa FN = mg = (60 kg) (9,8 m/s2) = 588 N.
Selanjutnya, berhubung kotak itu bergerak horizontal dengan kecepatan
konstan, ax = 0 sehingga,

 Fy = may menghasilkan 140 N - f = 0.

Dimana gaya gesekan adalah f = 140 N, maka kita peroleh

39
f 140 N
= = = 0,238
FN 588 N

5. Gaya tunggal yang bekerja pada benda komponennya Fx = 20 N dan Fy = 30


N. Berapakah percepatannya? Massa benda 5 kg.

 Fx 20 N = 4 m / s 2
ax = =
m 5 kg

 Fy 30 N
ay = = = 4 m / s2
m 5 kg

Kedua komponen percepatan ini tampak pada Gambar 5-3.

Jelas bahwa a = (4) 2 + (6) 2 m / s 2 = 7,2 m / s 2


a
dan  = arctan (6/4) = 56o. 
Ay = 6
m/s2
ax = 4
m/s2

6. Benda 600 N akan diberi percepatan sebesar 0,70 m/s2. Berapakah gaya yang
diperlukan ?

misalkan berat diatas adalah berat di bumi, dengan rumus w = mg diperoleh.

w 600 N
m= = = 61kg
g 9,8 m / s 2

Dengan mengetahui massa benda (61 kg) dan percepatan yang diinginkan
(0,70 m/s2) gaya yang di perlukan adalah F = ma = (61 kg) (0,70 m/s2) = 43N.

7. Sebuah gaya tetap bekerja pada sebuah benda 5 kg dan karenanya kecepatan
benda turun dari 7 m/s menjadi 3 m/s dalam waktu 3 detik. Berapakah gaya
itu?

Kita harus menemukan dahulu percepatan benda, yang adalah tetap, sebab
gayanya diketahui adalah tetap. Dari bab 4 :

40
 f − o − 4m /s
a= = = −1,33 m / s 2
t 3s

dengan rumus F = ma, di mana m = 5 kg, diperoleh F = (5 kg) (-1,33 m/s) =


-6,7 N. minus disini berarti bahwa gaya itu berupa suatu hambatan, jadi
berlawanan arah dengan arah gerak.

8. Sebuah balok 400 g dengan kecepatan awal 80 cm/s meluncur diatas meja
melawan gaya gesekan dari 0,70 N (a) Berapa jauhkah ia akan meluncur
sebelum berhenti? (b) Berapa koefisien gesekan antara balok dan bagian atas
meja ?

(a) Kita ambil arah gerakan sebagai positif. Gaya tidak seimbang satu-
satunya yang bekerja pada balok adalah gaya gesekan, -0,70 N, maka

 F = ma menjadi -0,70 N = (0,400 kg) (a).

dimana a = -1,75 m/s2. (Perhatikan bahwa m selalu dalam kilogram).


Untuk mencari jarak dimana balok meluncur, kita ketahui o = 0,80 m/s,
f = 0 dan a = -1,75 m/s2.

 2f − o2 (0 − 0,64) m / s 2
x= = = 0,183 m
2a (2) (−1,75 m / s 2 )

(b)Berhubung gaya-gaya vertikal pada balok harus saling meniadakan, gaya


meja ke atas FN harus sama besar dengan berat mg dari balok. Maka

gaya gesek 0,70 N


= = = 0,179
FN (0,40 kg ) (9,8 m / s 2 )

9. Sebuah mobil 600 kg melaju di atas jalan datar pada 30 m/s. (a) Gaya
hambatan tetap berapakah akan berhasil menghentikannya dalam jarak 70 m?
(b) Berapakah nilai minuman koefisien gesek antara ban dan permukaan jalan
agar hal ini tercapai ?

41
(a)Mula-mula, kita harus temukan percepatan yang dialami mobil. Ini kita
peroleh dari persamaan geraknya. Karena diketahui bahwa o = 30 m/s. f

= 0 dan x = 70 m, dengan memakai  f = o , 2ax diperoleh :


2 2

 2f − o2 0 − 900 m 2 / s 2
a= = = − 6,43m / s 2
2x 140 m

(b)Gaya diatas adalah gaya gesek antara ban dan permukaan jalan. Maka
besar gaya gesek pada ban adalah f= 0860 N. koefisien gesekan  = f/FN
disini FN adalah gaya normal. Dalam soal ini permukaan jalan menekan
pada mobil dengan gaya sebesar berat mobil, hingga :

FN = w = mg = (600 kg) (9,8 m/s2) = 5900 N.

f 3600
Maka = = = 0,66
FN 3900

Agar mobil itu dapat dihentikan dalam jarak 70 m koefisien gesek


sekecil-kecilnya harus 0,66.

10. Sebuah lok 8000 kg yang menarik kereta api 40.000 kg pada pelataran yang
datar dapat menimbulkan percepatan a1 = 1,20 m/s2. Sedangkan lok itu
dipasang pada kereta api 16.000 kg berapakah percepatan yang dihasilkan?

Dengan gaya tarik yang sama, percepatan yang timbul adalah


berbanding terbalik dengan massa total. Maka :

m2 8000 kg + 40.000 kg
a2 = a1 = (1,20m / s 2 ) = 2,40m / s 2
m2 8000 kg +16.000 kg

11. Sesuai Gambar 5-4 (a), sebuah benda dengan massa m ditahan oleh tali.
Berapakah tegangan pada tali bila benda tersebut (a) diam, (b) bergerak
dengan kecepatan konstan, (c) mengalami percepatan ke atas dengan
percepatan a = 3 g/2 dan (d) percepatan ke bawah dengan a = 0,75 g.

Dua buah gaya bekerja pada benda : tegangan T ke atas dan ke bawah
gaya gravitasi atau gaya berat mg. Keduanya dapat dilihat pada gambar benda

42
bebas (free body) pada gambar 5-4 (b). kita ambil gaya ke atas sebagai arah
positif dan tulis  Fy = may untuk setiap keadaan.

(a) ay = 0: T-mg=may=0 atau T = mg

(b) ay = 0: T-mg=may=0 atau T = mg

(c) ay = 3g/2 : T-mg=m(3g/2) atau T = 2,5 mg

(d) ay = -3g/4: T-mg=m(-3g/4) atau T = 0,25 mg

Perhatikan bahwa tegangan di tali lebih kecil dari mg di bagian (d), hanya
dalam keadaan ini benda tersebut mempunyai percepatan ke bawah. Dapatkah
Anda jelaskan mengapa T = 0 bila ay = -g?

(b)
(a) mg

Gambar 5-4

12. Sebuah mobil 700 kg mogok di jalan yang datar. Kabel mobil derek yang
dipakai untuk menyeretnya akan putus jika tegangan di dalamnya melebihi
1.500 N. Maka berapakah percepatan sebesar-besarnya yang dapat diterima
mobil mogok dari mobil derek itu ?

Gaya-gaya yang bekerja pada mobil ditunjukkan Gambar 5-5. Yang


berperan adalah komponen x, sebab komponen y saling meniadakan.

 Fx = max menjadi 1500 N = (700 kg) a

maka a = 2,14 m/s2.

43
13. Sebuah kabel peluncur hanya dapat menahan tegangan 30 N. seorang yang
beratnya 45 kg pada ujung kabel diturunkan dengan menurunkan kabel itu.
Hitunglah percepatan minimum yang dialami orang itu.

Berat orang w = mg =(45 kg) (9,8 m/s2) = 441 N. karena kabel hanya
dapat menahan 300 N, terdapat gaya resultan (sisa) 441 N – 300 N = 141 N.
maka a minimum :

F = 141N = 3,1 m / s 2
a=
m 45kg

14. Sebuah kotak 70 kg digeserkan oleh gaya 400 N. lihat Gambar 5-6. Koefisien
gesekan antara kotak dan lantai jika kota bergerak adalah 0,50. Berapakah
percepatan kotak itu ?

Nyata bahwa dalam arah y ada keseimbangan : FN

FN = mg = (70 kg) (9,8 m/s2) = 686 N


f 400 N
Gaya gesek f dapat dihitung dari rumus :

f =  FN = (0,50) (686 N) = 343 N mg

Dari  Fx = max dengan arah positif = arah gerak kotak :

400 N – 343 N = (70 kg) (a) maka a = 0,81 m/s2.

15. Sebuah kotak 70 N ditarik gaya 400 N dengan sudut 30o. Kalau koefisien
gesek adalah 0,50, tentukan percepatan kotak itu.

Karena kotak itu tidak meninggalkan lantai, maka  Fy = may = 0. Dari


Gambar 5-7 tampak

FN + 200 N – mg = 0.
FN
2
Karena mg = (70 kg) (9,8 m/s ) = 686 N, maka FN = f

400 N
486 N. Selanjutnya kita mencari gaya gesek pada
30o 200 N
kontak tadi : 346 N

44
f =  FN = (0,50) (486 N) = 243 N

Dalam arah x berlaku  Fx = m ax atau (346-243) N = mg

(70 kg) (ax), maka ax = 1,47 m/s2. Gambar 5-7

17. Gaya 400 N mendorong sebuah kotak 25 kg diatas lantai kasar yang mendatar
(lihat Gambar). Dalam waktu 4 detik kotak itu yang mula-mula diam dapat
mencapai kecepatan 2,0 m/s berapakah koefisien gesek antara kotak dan
lantai ?

kita cari dahulu f dari persamaan F = ma, sedangkan a dapat kita ketahui dari
persamaan gerak. Diketahui bahwa vo = 0, vf = 2 m/s, dan t = 4 s. dari vf = v0
+ at diperoleh :

v f − vo 2m /s
a= = = 0,50m / s 2
t 4s dari persamaan  Fx = m ax, dengan ax =
0,50 m/s2, diperoleh (lihat Gambar) 257 N –f = (25 kg) (0,50 m/s2). Maka f
= 245 N.

f
Kemudian kita pakai  = Berapakah FN? Karena kotak itu tidak pernah
FN
meninggalkan lantai, berlaku  Fy = may = 0 atau FN – 306 N –(25) (9,8)
N=0 atau FN = 551 N, maka

f 245
= = = 0,44
FN 551

45
18. Sebuah benda 20 kg berada di atas bidang miring : lihat Gambar 5-9. Koefisien
gesek kinetik antara kotak dan bidang adalah 0,30. Tentukan percepatan yang
dialami benda itu waktu menggeser ke bawah.

Pada soal-soal bidang miring lazim diambil sumbu x-y seperti terlihat pada
gambar. Percepatan yang dicari, dapat ditentukan dari persamaan  Fx = max.
marilah kita tentukan gaya gesek f dahulu.

Fx = may = 0 menghasilkan FN – 0,87 mg = 0 atau

FN = (0,87) (20 kg) (9,8 m/s2) = 171 N

Karena f =  FN = (0,30) (171 N) = 51 N.

Dari  Fx = max diperoleh

f-0,5 mg = max atau 51 N – (0,5) (20) (9,8) N = (20 kg) (ax)

maka ax = -2,35 m/s2. Percepatan gerak turun N itu adalah 2,35 m/s2.

19. Dibawah pengaruh gaya 500 N benda 25 kg ternyata dapat menggeser ke atas
dengan percepatan 0,75 m/s2. (Lihat Gambar 5-10). Berapakah koefisien
gesek antara benda dan bidang miring itu ?

Semua gaya dan komponennya tampak pada Gambar 5-10. Perhatikan benar
cara memiliki letak sumbu x dan y. karena benda itu bergerak keatas, maka
gaya gesek yang merupakan hambatan, berarah ke bawah.

Mula-mula f dicari dari persamaan  Fx = max. dari gambar 5-10 nyata


bawah.

383 N –f – (0,64) (25) (9,8) N = (25 kg) (0,75 m/s2)

maka f = 207 N.

kita juga harus menentukan FN. Dari hubungan  Fy = may = 0, diperoleh

FN – 321 N – (0,77) (25) (9,8) N = 0 atau FN = 510 N

46
f 207
= = = 0,41
Maka
FN 510

21. Tali dipasang pada katrol tanpa gesekan. Pada kedua ujungnya digantungkan
massa 7 kg dan 9 kg. Lihat Gambar 5-12. Yang menunjukkan mesin Atwood.
Tentukan percepatan yang dialami kedua massa itu. Tentukan pula tegangan
dalam tali.

Dalam soal-sial di mana benda terikat pada tali, kerpakali arah gerak
diambil sebagai arah positif. Disini arah keatas adalah positif untuk massa 7
kg, dan untuk massa 9 kg arah positif adalah arah turun (dengan demikian
percepatan akan positif untuk kedua massa itu). Karena tali dianggap tidak
mulur, percepatan kedua massa adalah sama. Dengan mengetrapkan rumus 
Fy = may pada masing-masing massa diperoleh :

T – (7) (9,8) N = (7 kg) (a) dan (9) (9,8) N –T = (9 kg) (a)

Setelah dijumlahkan : (9-7) (9,8) N = (16 kg) (a) atau a = 1,23 m/s2. Harga
ini, jika dimasukkan dalam masing-masing persamaan di atas, akan
menghasilkan T = 77 N.

47
22. Pada Gambar 5-13 diketahui bahwa koefisien gesek antara benda dan meja
adalah 0,20, massa mA = 25 kg dan mB = 15 kg. Berapa jauh B akan turun
dalam waktu 3 detik setelah dilepas ?

Benda A tidak bergerak dalam arah vertikal, maka gaya normal padanya
adalah :

FN = mAg = (25 kg) (9,8 m/s2) = 245 N

Hingga

f = FN = (0,20) (245 N) = 49 N

Selanjutnya, percepatan sistem harus dicari dahulu. Untuk itu kita terapkan
rumus F = ma pada masing-masing benda. Dengan mengambil arah gerak
sebagai arah positif :

T – f = mAg atau T – 49 N (25 kg) (a)

Dan mBg – T = mBa atau –T+ (15) (9,8) N = (15 kg) (a)

Besaran T dapat dieliminasi dengan menjumlahkan kedua persamaan. Kita


peroleh a = 2,45 m/s2. Persoalan sekarang adalah persoalan kinematika
dengan a = 2,45 m/s2. vo = 0 dan t = 3 detik :

B jatuh sejauh 11,0 m dalam tiga detik pertama.

23. Disamping gaya T, gaya tarik data berapakah diperlukan pada benda A agar
ia bergerak ke kiri dengan percepatan 0,75 m/s2? Diketahui  = 0,20, mA =
25 kg, mB = 15 kg.

Pada Gambar 5-13 gaya tarik P harus digambarkan bekerja pada benda
A ke kiri, sedangkan arah gaya gesek f harus dibalik : f menuju ke kanan,
karena benda bergerak ke kiri. Seperti halnya pada soal 5-22 disini f = 49 N.

48
Rumus F = ma kita terapkan pada kedua benda, kemudian
disubstitusikan dalam persamaan pertama untuk mendapatkan gaya P.
hasilnya : 226 N.

24. Koefisien gesek statik antara peti dan lantai truk adalah 0,60. Agar peti tidak
menggeser, berapakah percepatan maksimum truk ?

satu-satunya gaya horizontal yang dialami peti adalah gaya gesek.


Kalau peti tepat pada saatnya akan menggeser berlakulah f = sw, dengan w
adalah berat peti.

Kalau gerak truk dipercepat, gaya gesek diatas haruslah memberi


percepatan yang sama pada peti, jika tidak demikian peti dan truk akan
memiliki percepatan yang berbeda, berarti akan bergerak satu terhadap yang
lain. Apabila peti tepat pada saatnya bergeser, berikut  Fx = max, yang
apabila diterapkan pada peti menjadi f = max. Jika peti tepat akan bergeser f
= sw, tekanan sw = max. Karena w = mg.

 s mg
ax = = s g =
m (0,60) (9,8 m/s2) = 5,9 m/s2.

Yang merupakan percepatan maksimum tanpa pergeseran.

25. Benda A dan B bermassa sama : 40 kg. Kedua benda menggeser dengan
koefisien gesek  = 0,15 . Hitung percepatan benda dan tegangan dalam tali
penghubung.

Dari rumus f =  FN = diperoleh fA = (0,15)(mg) dan fB = (0,15)(0,87 mg)

Dengan m = 40 kg maka fA = 59 N dan fB = 51 N.

49
Dengan rumus  Fx = max diterapkan pada masing-masing benda,
diperoleh (dengan arah gerak diambil sebagai arah positif) :

T – 59 N = (40 kg) (a) dan 0,5 mg T – 51 N = (40 kg) (a)

Dari kedua persamaan ini diperoleh a = 1,08 m/s2 dan T = 102 N.

28. Berat badan A dan B pada Gambar 5-17 adalah 200 N dan 300 N. katrol P1
dan P2 dianggap tidak bermassa dan tidak mengalami gesekan. P21 tertambat
pada dinding, namun P2 dapat bergerak naik turun. Tentukan tegangan T1
dan T2 dan percepatan masing-masing benda.

Jelas bahwa benda B akan naik, sedangkan benda A akan turun.


Perhatikan katrol P2. Gaya-gaya yang bekerja padanya adalah tegangan 2T2
ke atas dan tegangan T1 ke bawah. Maka T1 = 2T2 (benda yang tidak
mempunyai kelembaman meneruskan tegangan). Gaya yang menarik B ke
atas adalah dua kali lebih besar daripada gaya yang menarik A ke atas.
Misalkan percepatan A adalah a (ke bawah), maka percepatan B adalah a/2
ke atas (mengapa demikian?) Dengan arah gerak diambil positif persamaan 
Fy = may untuk masing-masing benda menghasilkan

T1 – 300 N = (mB) (1/2 a) dan 200 N – T2 = mAa

Ingat bahwa m = w/g, maka mA = (200/9,8) kg dan mB = (300/9,8) kg. Juga


T1 = 2T2. Substitusikan ini ke dalam kedua persamaan diatas, maka T1, T2
dan a dapat ditentukan. Hasilnya :

T1 = 327 N T2 = 161 N a = 1,78 m/s2.

Soal-soal latihan

50
1. Sebuah gaya bekerja pada sebuah benda 2 kg hingga benda itu mendapat
percepatan 3 m/s2. Berapakah percepatan yang timbul seandainya gaya
tersebut diatas bekerja pada benda itu dengan massa (a) 1 kg? (b) 4 kg? (c)
Berapakah gaya itu ?

Jawab : (a) 6 m/s2; (b) 1,5 m/s2; (c) 6N.

2. Sebuah benda bermassa 300 g. (a) Berapakah beratnya di bumi? (b)


Berapakah beratnya di bulan? (c) Berapakah percepatannya di bulan jika,
sebuah gaya resultante 0,50 N bekerja padanya ?

Jawab : (a) 2,94 N; (b) 0,300 kg; (c) 1,67 m/s2

3. Sebuah kereta 200 kg ditarik dengan kabel mendatar. Tegangan dalam kabel
500 N. kalau kereta itu mula-mula diam, (a) berapa waktu diperlukan agar
kecepatan mencapai 8 m/s? (b) Berapa jarak yang telah ditempuh dalam
waktu itu?

Jawab : (a) 3,2 s; (b) 12,8m.

4. Sebuah mobil 900 kg melaju di atas jalan datar dengan kecepatan 20 m/s.
mobil itu direm dengan gaya konstan. Berapa besarkah gaya rem ini apabila
dikehendaki mobil itu dapat dihentikan dalam jarak 30 m? (Petunjuk :
tentukan dahulu perlambatannya.

Jawab : 6000 N.

51
52
BAB VI
USAHA ENERGI DAN DAYA

Setelah mempelajari bab ini mahasiswa bisa menyelesaiakan persoalan usaha dan
daya serta mampu menerapkan konsep Hukum Kekekalan Energi

6.1 USAHA
Kerja yang dilakukan gaya F didefinisikan sebagai berikut. Pada gambar 6-1
tampak gaya F bekerja pada sebuah benda, yang karenanya mengalami perpindahan
s. Komponen F dalam arah s adalah F cos θ. Usaha yang dilakukan gaya F
didefinisikan sebagai komponen F dalam arah perpindahan dikalikan dengan
perpindahannya.

w = (𝐹 cos 𝜃) (𝑠) = 𝐹𝑠 cos 𝜃

Perhatian bahwa θ adalah sudut antara vektor gaya dan vektor perpindahan. Tetapi
jikalau F dan s berlawanan arah, maka cos θ = cos 180o = -1, dan W = -Fs, yakni
negatif. SATUAN USAHA di dalam SI adalah newton-meter , yang disebut joule
(J). Satuan lain yang kadang-kadang digunakan untuk usaha adalah erg, dimana =
10-7 J, dan foot-pon (ft-lb) dimana 1 ft - lb = 1.355 J.

53
6.2 ENERGI
adalah kemampuan benda tersebut melakukan usaha. Jumlah energi yang diberikan
sama dengan usaha yang dilakukan. Lebih lanjut, jika suatu benda melakukan
usaha, maka benda tadi akan kehilangan energi yang sama dengan usaha yang
dilakukannya. Karena energi dan usaha dapat dikonversikan dalam cara ini, mereka
mempunyai satuan yang sama yakni joule.

ENERGI KINETIK (EK) sebuah benda adalah kemampuan benda tersebut


melakukan usaha karena bergerak. Jika benda yang bermassa m mempunyai
kecepatan v maka energi kinetik translasinya adalah

1
EK = mv2
2

Jika m dinyatakan dalam kg dan v dinyatakan dalam m/s maka satuan unit EK
adalah joule.

ENERGI POTENSIAL GRAVITASI (EPG) sebuah benda adalah kemampuan


benda tersebut melakukan usaha karena kedudukannya dalam medan gravitasi.
Jikalau massa m jatuh bebas sejauh h, benda itu dapat melakukan usaha sebanyak
mgh. EPG benda didefinisikan terhadap sesuatu permukaan nol yang sembarang,
kerapkali permukaan bumi. Jika benda pad h di atas permukaan nol (atau
permukaan acuan), maka energi potensial gravitasinya.

𝐸𝑃𝐺 = 𝑚𝑔ℎ

Di mana g adalah percepatan gravitasi. Perhatikan bahwa mg dalam rumus di atas


adalah berat benda. Satuan EPG adalah J apabila m dinyatakan dalam kg, g dlam
m/s2 , dan h dalam m.

KEKEKALAN ENERGI : Energi tidak dapat diciptakan begitu saja, juga tidak
dapa dimusnahkan begitu saja, energi hanya dapat berubah bentuk energi yang satu
ke bentuk yang lain. (Di sini tersirat bahwa massa adalah sesuatu bentuk energi.
Dalam “keadaan biasa” perubahan massa menjadi energi dan sebaliknya, seperti
diramalkan Teori Relativitas, boleh dilupakan. Topik ini dibahas bab 42.

54
KONSERVASI USAHA-ENERGI : Bila gaya melakukan usaha pad suatu benda,
energi benda itu akan naik karenanya (atau turun jika usaha negatif). Bila benda
melepaskan energi dalam bentuk apapun benda harus mengalami suatu kenaikan
energi sama besar dalam bentuk yang lain. Atau benda harus melakukan sejumlah
usaha.

6.3 DAYA
adalah cepatnya usaha yang dilakukan

𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑙𝑎𝑘𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑔𝑎𝑦𝑎


Daya rata − rata = (𝑔𝑎𝑦𝑎) + (𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛)
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑖𝑡𝑢

Di sini “kecepatan’’ harus diartikan komponen kecepatan bend dalam arah gaya
yang bekerja padanya. Nyata bahwa kita juga dapat mengalikan kecepatan dengan
komponen gaya dlam arah kecepatan. Dalam SI, satuan daya adalah watt (w), yakni
1 w = 1 J/s.

Satuan daya lain yang sering dipakai (tidak akan dipakai dalam persamaan
dasar) adalah tenaga kuda 1 tenaga kuda = 1 hp = 746 w.

KILOWATT JAM (kwh) adalah satuan usaha atau kerja. Jika gaya melakukan
gaya usaha J/s (daya 1 kwh) maka dalam waktu 1 jam gaya itu melakukan usaha
sebanyak 1 kwh :

Contoh Soal-Soal:

1. Pada gambar 6-1, kita anggap bahwa bend ditarik sepanjang jalan oleh
sebuah gaya 75 n dengan arah 28o dari garis horizontal. Berapakah kerja atau usaha
yang dilakukan gaya untuk menarik bend sepanjang 8 m?

Usaha = (75 N)( cos 28o)( 8 m) = 530 J


F F

F cos θ
s
Gambar 6 – 1

55
2. Sebuah benda dengan gerakan 30o di atas bidang miring (lihat gambar 6-2)
bergerak ke atas karena padanya bekerja beberapa gaya , tiga di antaranya
tergambar di sebelah : F1 sebesar 4 n arah datar F2 tegak lurus bidang miring
sebesar 20 N, F3 sebesar 30 N sejajar bidang miring. Hitunglah usaha yang
dilakukan masing-masing gaya kalau benda berpindah 80 cm ke atas.

Gambar 6-2

Komponen F1 sejajar arah perpindahan adalah F1 cos 30o = (40 N) (0, 866) = 34,6

Maka usaha yang dilakukan F1 adalah (34,6 N) (0,80 m) = 28 J (perhatikan bahwa


perpindahan harus dinyatakan dalam meter).

F2 ternyata tidak melakukan usaha apapun, karena gaya ini tidak mempunyai
komponen dalam arah perpindahan.

Komponen gaya F3 dalam arah perpindahan adalah 30 N, maka usaha yang


dilakukannya adalah (30 N) (0, 80 m) = 24 J.

3. Sebuah benda 300 g, meluncur sepanjang 80 m cm di atas meja horisontal.


Berapakah usaha yang dilakukan pada benda tersebut oleh gaya gesekan yang
diperoleh dari meja bila koefisien gesekan adalah 0, 20?

Kita pertama mencari gaya gesekan, berhubungan gaya normalnya sama


dengan berat benda,

f = uFN = (0,20) (0, 300 kg) (9,8 m/s2) = , 588N)

Usaha = fs cos 180o = (0,588 N) ( 0, 80 m) ( -1) = - 0,470 J

Usaha adalah negatif karena gesekan mengurangi kecepatan benda : dengan


demikian energi kinetik (tenaga gerak) dari benda menjadi lebih kecil.

56
Kalau sebuah benda kita angkat, kita melakukan usaha melawan gaya tarik
bumi. Berapakah usaha itu kalau sebuah benda 3 kg kita angkat cm?

Agar benda 3 kg dapat diangkat dengan kecepatan tetap, kita harus


mengadakan gaya ke atas yang sama besarnya dengan berat benda. Usaha gaya
inilah yang dimaksud dengan istilah usaha melawan gravitasi. Karena gaya gesek
adalah mg, dengan m adalah massa benda, kita peroleh

Usaha = (mg) (h) (cos θ) = (3 x 9,8 N) (0,40 m) (1) = 0, 470 J

Usaha adalah negatif karena gesekan mengurangi kecepatan benda,


dengan demikian energi kinetik (tenaga gerak) dari benda menjadi lebih kecil.

4. Kalau sebuah benda kita angkat, kita melakukan usaha melawan gaya tarik
bumi. Berapakah usaha itu kalau sebuah benda 3 kg kita angkat 40 cm?

Agar benda 3 kg dapat diangkat dengan kecepatan tetap, kita harus


mengadakan gaya ke atas yang sama besarnya dengan berat benda. Usaha gaya
inilah yang dimaksud dengan istilah usaha melawan gravitasi. Karena gaya gesek
adalah mg adalah massa benda, kita peroleh

Usaha = (mg) (h) (cos θ) = (3x 9,8 N) ( 0, 40) (1) = 11,

Jelasnya, usaha melawan gaya tarik bumi (gravitasi) dalam pergeseran


benda bermassa m yang melalui jarak vertikal h adalah mgh.

5. Berapakah besar usaha yang dilakukan pada sebuah benda oleh gaya yang
menahannya ketikan benda diturunkan sepanjang jarak vertikal h? berapa banyak
usaha yang dilakukan gaya berat ( gaya gravitasi) padanya dalam proses yang sama?

Gaya yang menahan adalah mg, di mana m adalah massa dari benda.
Arahnya ke atas sedangkan pergeseran ke bawah. Jadi, usaha yang dilakukan adalah

Fs cos θ = (mg) (h) (cos 180o) = - mgh

Gaya gravitasi yang bekerja pada benda adalah mg, tetapi arahnya ke bawah dengan
arah yang sama dengan pergeseran. Usaha yang dilakukan pada benda oleh gaya
gravitasi adalah

57
Fs cos θ = (mgh) (h) (cos 0o) = mgh

6. Sebuah tangga panjang 3,0 m , berat 200 N, pusat beratnya 120 cm dari ujung
tengah bawah. Pada ujungnya yang lain terdapat benda seberat 50 N.
tangga terletak di tanah. Berapakah usaha yang diperlukan untuk
mengangkat tangga hingga berdiri tegak?

Usaha untuk melawan gaya berat ini atas dua bagian : usaha untuk
mengangkat pusat gravitasi ( = pusat massa tangga) setinggi 120 cm dan
usaha untuk mengangkat beban pada ujung tangga setinggi 30. Maka

Usaha = ( 200 N) (I, 20m) + (50 N) (3 m) = 390 J

7. Hitunglah usaha yang diperlukan agar pompa dapat memompakan 600 liter
minyak ke dalam tangki setinggi 20 m. satu cc minyak massanya 0,82
gram. Satu liter adalah 1000cm3.

𝑐𝑚 8
(600 liter) (1000 ) (0,82 ) = 492 000 g = 492 kg
𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 cm

Usaha yang diperlukan :

Usaha = (mg) (h) = [(492) (9,8) N] (20 m) = 96 400 J

8. Sebuah benda bermassa 2 kg jatuh sejauh 400 cm. (a) Hitung usaha yang
dilakukan gaya gravitasi pada benda itu. (b) Energi potensial gravitas
(EPG) benda itu berkurang, berapa berkurangnya?

Bumi menarik benda dengan gaya mg, sedangkan perpindahan yang


terjadi adalah 4 m dalam arah gaya. Maka usaha yang dilakukan gaya
gravitasi adalah

(mg) (4 m) = [(2) (9,8) N] ( 4m) = 78 J

Perubahan EPG benda itu adalah mghf – mgho dengan ho, dan hf adalah
ketinggian semula dan terakhir benda itu dihitung terhadap sesuatu
permukaan acuan. Maka

Perubahan EPG = mghf – mgho = mg (hf – ho ) = [ {2) (9,8) N ] (- 4m) = - 78 J

58
EPG yang hilang (berkurang) adalah 78 J

9. Sebuah benda 0,20 kg terletak di atas lantai licin. Pada benda itu bekerja gaya
sebesar 1, 50 N dalam arah datar. Setelah benda itu menempuh 30 cm
berapakah lajunya?

Usaha yang dilakukan gaya pada benda itu menghasilkan penambahan


energi kinetik dalam jumlah yang sama.

1 2
Usaha yang dilakukan = (EK) akhir – (EK)awal atau Fs cos 0o = 2 𝑚𝑣 − 0
𝑓

Setelah disubtitusi harga-harga yang diketahui = (1,50 N) (0,30 m) =


1
(0,20 𝑘𝑔)𝑣2𝑓 atau 𝑣𝑓 = 2,1 m/s.
2

10. Sebuah benda 0,50 kg bergeser di atas meja dengan kecepatan mula sebesar
20 cm/s. dan setelah 7 cm benda berhenti. Berapakah gaya gesek yang
dialaminya (anggaplah konstan).

Energi kinetik dari balok berkurang karena terjadi perlambatan dan


gaya gesekan. Berarti

Perubahan pada energi kinetik dari balok = usaha yang dilakukan pada
balok oleh gaya gesekan

1 1
𝑚𝑣𝑓2 − 2 𝑚𝑣02 = 𝑓 cos ∅
2

Berhubung gaya gesekan pada balok berlawanan arah dengan pergeseran,


maka cos θ = - 1, dengan menggunakan 𝑣𝑓 = 0, 𝑣𝑜 = 0, 20 m/s , dan s =
0,70 m, kita peroleh :

1 1
𝑚𝑣𝑓2 − 𝑚𝑣02 = 𝑓𝑠 𝑐𝑜𝑠 𝜃
2 2

Berhubung gaya gesekan pada balok berlawanan arah dengan pergeseran,


maka cos θ = -1. Dengan menggunakan 𝑣𝑓 = 0, 𝑣𝑜 = 0, 20 m, kita peroleh

1
0− (90 𝑘𝑔)(0,20 𝑚/𝑠 2 = (𝑓 ) = (0,70 𝑚)(−1) dimana 𝑓 = 0,00143 𝑁
2

59
11. Sebuah mobil yang berjalan dengan kecepatan 15 m/s dihentikan dengan
jarak 2,0 m, Gaya F yang dihasilkan tumpukan sampah. Berapakah besar
gaya rata-rata yang dihasilkan sabuk pengaman mobil kepada penumpang
90 kg ketika mobil dihentikan?

Kita misalkan bahwa sabuk pengaman menghentikan penumpang


berlawanan dalam 2,0 m. gaya F yang dihasilkan bekerja jarak 2 m dan
mengurangi energi kinetik (tenaga gerak) dari penumpang menjadi nol,
jadi!

Perubahan dalam energi kinetik penumpang = usaha yang dilakukan oleh F

1
0 − 2 (90 𝑘𝑔)(15 𝑚/𝑠 2 = (F) (2,0 m) (-1)

Dimana cos θ = -1 karena gaya yang menahan penumpang berlawanan


arah dengan pergeseran. Memecahkan soal, kita dapati F = 5,06 kN.

12. Sebuah peluru ditembakkan dengan kecepatan awal 20 m/s ke atas. Berapa
ketinggian yang dicapai kalau kecepatannya tinggal 8,0 m/s? gesekan
udara boleh diabaikan.

Perubahan KE + Perubahan EPG = 0

1 1
𝑚𝑣𝑓2- 2 𝑚𝑣02 + (mg) (ℎ𝑓 − ℎ𝑜 ) = 0
2

Kita ingin mencari ℎ𝑓 − ℎ𝑜 dengan mengerjakan sedikit secara aljabar,


kita peroleh

𝑣𝑓2 − 𝑣02 (8 𝑚/𝑠 2


ℎ𝑓 − ℎ𝑜 = = - 2(9,8𝑚/𝑠 2 = 17,1 𝑚
2𝑔

13. Pada suatu mesin Atwood (lihat soal 5.21) kedua massa adalah 800 g dan 700
g. sistem tersebut dilepaskan dari keadaan diam. Berapakah kecepatan
gerak 800 g massa sesudah ia jatuh 120 cm?

Massa 700 g tersebut naik 120 cm sedangkan massa 800 g turun 120
cm. sehingga perubahan total dalam energi potensial gravitasi (EPG) atau
gravitational potensial energi adalah :

60
Perubahan EPG = (0,70 kg) (9,8 m/s2) (1,20 m) – (0,80 kg) (9,8 m/s2)
(1,20 m) = - 1,18 J berarti kerugian EPG. Karena kekekalan energi, maka
energi kinetik dari massa-massa haus bertambah dengan 1, 18 J, karena
itu,

1
Perubahan EK = 1,18 J = (0,70 𝑘𝑔)(𝑣𝑓2 − 𝑣02 ) + (0,80 𝑘𝑔)(𝑣𝑓2 −
2

𝑣02 ) sistem ini mulai dari keadaan diam, sehingga 𝑣𝑜 = 0. Kita


pecahkan persamaan di atas untuk 𝑣𝑓 dan kita peroleh 𝑣𝑓 = 1,25 m/s.

14. Sebutir manic-manik dapat menggeser tanpa gesekan berarti melalui kawat
(lihat gambar 6-3). Kalau laju di titik A adalah 200 cm/s. (a) berapakah
laju dititik B (b)? di titik c?

Gambar 6-3

Kita mengetahui bahwa konversi energi berlaku disini, dengan demikian dapat
kita tulis

Perubahan EK + perubahan EPG = 0

1 1
𝑚𝑣𝑓2 − 𝑚𝑣02 + 𝑚𝑔 (ℎ𝑓 − ℎ𝑜 ) = 0
2 2

a. Di sini : 𝑣𝑜 = 2,0 𝑚/𝑠, ℎ𝑜 = 0,8 𝑚, 𝑑𝑎𝑛 ℎ𝑓 = 0 𝑚𝑎𝑘𝑎, 𝑣𝑓 =


4,44 𝑚/𝑠

b. Di sini : 𝑣𝑜 = 2,0 𝑚/𝑠, ℎ𝑜 = 0,8 𝑚, 𝑑𝑎𝑛 ℎ𝑓 = 0,5 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ , 𝑣𝑓 =


4,44 𝑚/𝑠

15. Misalkan butir manic-manik pada gambar 6.3 mempunyai massa 15 g dan
kecepatan 2,0 m/s di A, dan ia berhenti ketika mencapai titik C. panjang
kawat dari A ke C adalah 250 m. berapakah besar gaya gesekan rata-rata
yang menentang gerakan butiran tersebut?

61
Bila butiran tersebut bergerak dari A ke C, ia mengalami perubahan pada
energi totalnya : ia kehilangan EK dan EPG. Perubahan energi total
tersebut adalah sama dengan usaha yang dilakukan pada butiran tersebut
oleh gaya gesekan. Sehingga

Perubahan EPG + perubahan EK = usaha yang dilakukan gaya gesek

𝑚𝑔(ℎ𝑔 − ℎ𝐴 ) + 12𝑚(𝑣𝑐2 − 𝑣𝐴2 ) = 𝑓𝑠 𝑐𝑜𝑠 𝜃

Perhatikan bahwa cos 𝜃 = -1, vc = 0, vA = 2,0 m/s, hc – hA = 0,30 m,s =


2,50 m, dan m = 0,015 kg. dengan menggunakan nilai-nilai ini, kita peroleh
bahwa f = 0,0296 N.

16 Mobil 1200 kg menggelinding bebas dengan kemiringan 30 o seperti pada


gambar 6-4. Pada saat mobil berkecepatan 12 m/s, sopir mulai menginjak
rem. Berapakah besar gaya rem F (yang tetap dan berarah sejajar
permukaan miring) agar mobil dapat berhenti dalam jarak 100 m?

Perubahan pada energi total dari mobil (EK + EPG) sama dengan usaha
yang dilakukan mobil itu oleh gaya pengereman F. usaha ini adalah Fs cos
180o karena F menghambat gerakan mobil. Kita peroleh

1 2
2𝑚(𝑣𝑓 − 𝑣02 ) + 𝑚𝑔(ℎ𝑓 − ℎ𝑜 ) = 𝐹𝑠 (−1)

Di mana m : 1200 kg

vf : 0; vo:12 m/s ; ℎ𝑓 − ℎ𝑜 :100 sin 30o m ; s:100


m

Dengan nilai ini, persamaan tersebut memberikan F = 6,7 kN

Gambar 6-4 Gambar 6-5

62
17 : Sebuah bola di ujung sebuah tali 180 cm berayun sebagai bandul sebagai
mana gambar 6-5 kecepatan bola adalah 400 m/s ketika melewati posisi
terendah. (a) Hingga ketinggian h berapakah di atas posisi ini, bola tersebut
akan naik sebelum berhenti? (b) sudut berapakah terhadap garis vertikal
akan dibuat bandul tersebut?

a. Gaya tarik tali pada bola selalu tegak lurus terhadap gerakan bola, dan
karena itu tidak ada usaha yang dilakukan pada bola. Jadi, energi total
dari bola akan konstan, ia kehilangan EK tetapi memperoleh jumlah
sama EPG. Berarti perubahan EK + perubahan EPG = 0

1 1 1 2
2𝑚𝑣 2− 2𝑚𝑣 0+ 𝑚𝑔ℎ = 0

b. Dari gambar 6-5,

𝐿−ℎ 0,816
sin 𝜃 = 1−
𝐿 1,80

Kita peroleh 𝜃 = 56, 9o

18 Mesin dengan daya 0,25 hp dipakai untuk mengangkat beban dengan


kecepatan 5,0 m/s yang tetap. Berapakah beban yang dapat diangkat?

Daya yang dihasilkan mesin adalah 0,25 hp = 186,5 w. pada kecepatan


tersebut di atas. Maka dalam waktu 1 detik beban mg dapat diangkat
setinggi 0,050 m. karena itu usaha yang dilakukan dalam waktu 1 detik =
(berat) (perubahan tinggi yang dicapai dalam waktu 1 detik) = (mg) (0,050
m).

Menurut definisi, daya = usaha/waktu, maka

(𝑚𝑔)(0,050 𝑚)
186,5 =
1𝑠

Dengan g = 9,8 m/s2, maka m = 381 kg, jadi mesin tersebut mampu
mengangkat beban 380 kg dengan kecepatan tersebut diatas.

19 Muatan gandum akan dibongkar dri palka kapal dengan mesin “elevator”.
Alat ini dapat mengangkat gandum setinggi 12 m sebanyak 2,0 kg setiap

63
detik, untuk kemudian dijatuhkan dengan kecepatan 3,0 m/s. mesin dengan
hp berapakah sedikit-dikitnya dapat mengerjakan ini/

Daya dihasilkan oleh motor anda

1
𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝐸𝐾+𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝐸𝑃𝐺 𝑚 (𝑣𝑓2 − 𝑣02 )+ 𝑚𝑔ℎ
2
𝑑𝑎𝑦𝑎 = =
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑡

𝑚 1
= ⌊ (9 𝑚2 /𝑠 2 )(12 𝑚)⌋
𝑡 2

Massa yang diangkut/dipindahkan per detik, m/t, adalah 2 kg/s. dengan


menggunakan nilai, kita peroleh daya sama dengan 244 w atau 0,327 hp.

Soal-soal latihan

1. Sebuah gaya 3 N bekerja pada sebuah benda yang berpindah 12 m dalam


arah gaya. Berapakah usaha yang dilakukan gaya itu ?

Jawab : 36 J

2. Sebuah benda 4 kg diangkat setinggi 1,5 m, (a) berapakah usaha yang telah
dikeluarkan melawan gaya gravitasi? (b) dan berapakah itu seandainya benda itu
diturunkan?

Jawab : (a) 58,8 J, (b) – 58,8 J

64
65
BAB VII
GERAK HARMONIS SEDERHANA

7.1 Grafik Osilasi

66
BAB VII
MESIN – MESIN SEDERHANA
DAN EFISIENSI

Setelah mempelajari bab ini mahasiswa bisa menghitung keuntungan mekanis pada
mesin – mesin sederhana beserta effisiensinya.

7.1 Mesin dan keuntungan mekanis


Mesin – mesin sederhana adalah alat yang dapat mengubah besar, arah atau cara
pemakaian gaya untuk memperoleh suatu keuntungan . Contoh : tuas , bidang
miring , katrol dongkrak, obeng dan lain-lain.

Asas usaha yang berlaku pada mesin yang bekerja secara kontinu :

Usaha yang dimasukkan = usaha yang dihasilkan + usaha untuk mengatasi gesekan

Keuntungan mekanis :

Keuntungan mekanis aktual ( AMA) suatu mesin sederhana :

gaya oleh pesawat pada beban


AMA = nisbah/rasio gaya =
gaya untuk menjalankan pesawat

Keuntungan mekanis ideal : (ideal mechanical advantage IMA) suatu pesawat


adalah :

67
jarak yang ditempuh dibawah pengaruh gaya masuk
IMA = nisbah jarak = jarak yang ditempuh beban

Karena gesekan senantiasa ada, AMA selalu lebih kecil dari IMA.

EFFISIENSI pesawat adalah

usaha yang dihasilkan daya yang dihasilkan


Effisiensi = usaha yang dimasukkan = daya yang dimasukkan

Jadi effisiensi adalah sama dengan nisbah AMA/IMA.

1. Effisiensi Mesin (E)


Ratio kerja output dengan kerja input :

kerja output
E= kerja input

Pernyataan yang lain untuk efisiensi didefinisikan daya sebagai kerja persatuan
waktu. Kita dapat menulis :

kerja
P = waktu

Effisiensi dalam terminology daya input Pi dan daya output Po diberikan sebagai
berikut :

Po t Po
E= atau E =
Pi t Pi

Contoh : Sebuah motor 60 hp dengan gulungan kabel.

a). Jika kabel mengangkat 3 ton beban batu bata sampai ketinggian 12 ft dalam 3
detik, hitung efisiensi motor.

b). Berapakah kerja yang dilakukan melawan gesekan ?

Jawab :

a). Daya output :

F.s 6000 lb .12 ft 1 hp


Po = = = 24.000 ft . lb . lb = 43,6 hp
t 3s 500 ft .
s

68
Po 43,6 hp
Efisiensi = = = 0,727 = 72,7 %
Pi 60 hp

b). Kerja melawan gesekan = 60 hp – 43,6 hp = 16,4 hp

7.2 KEUNTUNGAN MEKANIS


mesin sederhana seperti pengungkit, blok, dan tackle, rantai hoist, roda gigi, bidang
miring dan sekrup jack semua memainkan peran penting dalam industri modern.
Kita dapat menggambarkan pengoperasian mesin ini oleh diagram umum di
Gambar 10-2. Masukan gaya Fi bertindak melalui si jarak mencapai pekerjaan Fi
Si. Pada saat yang sama Fo melalui jarak So melakukan usaha Fo So .

Fi
A
Mesin
sederhana

Si

Fo
So

Keuntungan mekanis aktual = Rasio gaya output Fo ke gaya input Fi

Gaya output Fo
MA = =
Gaya input Fi

Kerja input = kerja melawan gesekan + kerja output.

Fi . si = ( Kerja ) gesekan + Fo . so

69
Kebanyakan mesin – mesin menganggap tidak ada rugi – rugi akibat gesekan. Kita
dapat menyatakan kasus ideal dengan menganggap (kerja) = 0 pada persamaan
diatas :

Fo . so = Fi . si

Rumus diatas menggambarkan kasus ideal dan kita mendefinisikan keuntungan


Fo
mekanis ideal Mi sebagai rasio ideal sehingga Mi diberikan sebagai berikut :
Fi

Fo Si
Mi = ( Fi )ideal = So

Keuntungan mekanis ideal sama dengan rasio gaya input ke rasio gaya output.

Effisiensi mesin sederhana adalah rasio kerja output ke kerja input, sehingga untuk
mesin secara umum :

Fo . So Fo/Fi MA
E= = atau E=
Fi . Si Si/So Mi

7.3 PENGUNGKIT
Pengungkit terdiri dari batang padat yang ditempatkan pada titik tertentu.

Lihat gambar :

Fo = W Fo = W
Fi

si
ro
ri ri θ

θ
ro

tumpuan tumpuan
so
Fi

Dari gambar kita lihat bahwa tidak ada gerak translasi dalam pengungkit, kondisi
kesetimbangan adalah torsi input sama dengan torsi output :

Fi . ri = Fo . ro

70
Keuntungan mekanis ideal didapat :

Fo ro
Mi = ( Fi )ideal = ri

Fo
Rasio disebut ideal sebab tidak ada gaya gesekan yang diperhitungkan.
Fi

Dari gambar Fi bergerak melawan Si dan gaya Fo bergerak melawan So, sehingga
membentuk sudut θ, sehingga kita menuliskannya :

Si ri
=
So ro

Contoh Soal :

Suatu batang baja panjang 3 m digunakan untuk mengangkat kotak 60 kg. Batang
digunakan sebagai pengungkit. Fulcrum ditempatkan 80 cm dati kotak. Berapa
keuntungan mekanis ideal sistem dan berapa gaya input dibutuhkan ?

Jawab :

Diketahui : ro = 0,8 m . ri = 3 – 0,8 = 2,2 m

ri 2,2
Mi = ro = =2,75
0,8

Fo sama dengan berat 60 kg kotak ( W = mg )

Fo 60 kg .9,8 ms-2
Fi = Mr = =214 N
2,75

7.3 Aplikasi prinsip pengungkit


Keterbatasan serius dari pengungkit adalah kenyataan bahwa ia beroperasi
melalui sudut kecil. Ada banyak cara untuk mengatasi pembatasan ini
dengan memungkinkan untuk rotasi kontinu dari lengan tuas. Misalnya roda
dan poros memungkinkan untuk aksi lanjutan dari kekuatan Fi masukan.

𝐹 𝑅
𝑀𝐼 = ( 𝑜 ) 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 =
𝐹𝑖 𝑟

71
R
R

Fo
Fi

Gambar 10-6

Katrol seperti gambar 10-6, maka akan didapatkan :

Fi (2ft) = Fo (1ft)

𝐹𝑜
MI = ideal =2
𝐹𝑖

2 ft
Fi

Fo
Fi
Fi

Fo 1 ft

w
W= Fo

Gambar 7a Gambar 7b

Hasil yang sama didapat dengan kontruksi diagram benda bebas seperti gambar 10-
7b. Dari gambar dibuktikan :

2Fi = Fo

72
𝐹𝑜
MI = =2
𝐹𝑖

Contoh Soal :

Hitung diagram benda bebas dari gambar 10-8b

Fi Fi

Fi
Fi

4Fi=Fo

W= Fo

Jawab :

Dari gambar bisa didapat :

4Fi = Fo

𝐹𝑜 4𝐹𝑖
MI = ( 𝐹𝑖 )ideal = 𝐹𝑖
=4

7.4 TRANSMISI TORSI


Pada kebanyakan aplikasi mekanis kerja dilakukan dengan transmisi torsi
dari satu penggerak ke penggerak yang lain. Contoh penggerak sabuk (belt)
mentransmisikan torsi dari penggerak pulley ke output pulley. Keuntungan
mekanis system adalah rasio torsi antara output pulley dan penggerak
pulley.
𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝑡𝑜𝑟𝑠𝑖 𝜏𝑜
MI = =
𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡 𝑡𝑜𝑟𝑠𝑖 𝜏𝑖

Dari definisi torsi, kita dapat menulis pernyataan ini dalam bentuk radius
pulley (katrol).
𝜏𝑜 𝐹𝑜 .𝑟𝑜
MI = ( 𝜏𝑖 )ideal = 𝐹𝑖 .𝑟𝑖

Jika tidak ada gesekan antara sabuk dan control, aman dikatakan bahwa
gaya input Fi sama dengan gaya output tangensial Fo, sehingga

73
𝐹𝑜 .𝑟𝑜 𝑟𝑜
MI = =
𝐹𝑖 .𝑟𝑖 𝑟𝑖

Jika diameter katrol biasanya lebih spesifik dari radius / jari-jarinya


pernyataan yang lebih nyaman :
𝐷𝑜
MI = 𝐷𝑖

Dimana Di adalah diameter penggerak katrol dan Do adalah diameter


keluaran katrol.
Sekitar kita menerapkan prinsip kerja pada sabuk penggerak, ingat bahwa
kerja didefinisikan sebagai gerak melingkar sebagai perkalian antara torsi τ
dan perpindahan sudut θ pada sabuk penggerak, maka
τiθi = τo . θo
Daya input sama dengan daya output. Membagi persamaan diatas dengan
waktu t yang dibutuhkan untuk berputar pada θI dan θo, maka :
𝜃𝑖 𝜃𝑜
𝜏𝑖 = 𝜏𝑜. atau τi wi = τo . wo
𝑡 𝑡

Wi = kecepatan sudut input


Wo = kecepatan sudut output
𝜏𝑜
Dengan catatan menggambarkan keuntungan mekanis ideal
𝜏𝑖
𝐷𝑜 𝑊𝑖
MI = = 𝑊𝑜
𝐷𝑖

Contoh 10 – 4 :
Ditinjau penggerak belt pada gambar 10 – 9 dimana diameter katrol kecil
6 in dan diameter katrol besar 18 in. Sebuah motor 6 hp menggerakkan
katrol input pada 600 rpm. Hitung putaran/menit dan torsi yang diberikan
pada roda penggerak jika system 75% effisiensi!
Fo

ro
ri
Fi

Gambar 10-9
Jawab :
Pertama kita menghitung MI (effisensi 100% system )

74
𝐷𝑜 18 𝑖𝑛
MI = = =3
𝐷𝑖 6 𝑖𝑛

Jika effisiensi 75%, maka MA dapat dihitung :

MA = E.MI = 0,75 . 3 = 2,25

Kemudian τi adalah :

𝑓𝑡.𝑙𝑏
𝑃𝑖 (6 ℎ𝑝).(550
𝑠 ℎ𝑝
τi = 𝑊𝑖 = 𝑟𝑎𝑑 1 𝑚𝑖𝑛
(600 𝑝𝑢𝑡/𝑚𝑖𝑛)(2𝜋 . )
𝑝𝑢𝑡 60 𝑠

𝑓𝑡.𝑙𝑏
6.550
𝑠
= 𝑟𝑎𝑑 = 52,5 𝑓𝑡. 𝑙𝑏
20𝜋
𝑠

𝜏𝑜
MI = ; 𝜏 = 𝑀𝐴 𝜏 = 2,25 . 52,5 ft.lb = 118 ft.lb
𝜏𝑖

V= 𝑟 , 𝜔𝑖 𝑟𝑖 = 𝜔𝑜 𝑟 𝑜 ; 𝜔𝑖𝐷 𝑖 = 𝜔𝑜 𝐷𝑜 dimana

𝜔𝑖 𝐷𝑖 600 𝑟𝑝𝑚 .6 𝑖𝑛
𝜔𝑜 = = = 200 𝑟𝑝𝑚
𝐷𝑜 18 𝑖𝑛

Rasio 𝝎i ke 𝜔𝑜 menghasilkan keuntungan mekanis ideal ( MI) bukan MA.


Perbedaan M MA dan MI adalah akibat gesekan baik sabuk katrol atau bearing .
Tegangan yang besar pada sabuk akan mengahsilkan gesekan besar effisiensi
maksimum didapatkan dengan tegangan sabuk , kemudian kita pertimbangkan /
mempelajari tentang gears. Suatu gear adalah roda gigi yang mentransmisikan torsi
dengan menggandengkan gear yang lain seperti gambar 10 – 10.

Hubungan yang sama diberikan kepada belt drive juga pada gear :

𝐷𝑜 𝜔𝑖
MI = =
𝐷𝑖 𝜔𝑜

Pernyataan yang lebih berguna dengan fakta bahwa jumlah gigi N sebanding
dengan diameter. Berdasarkan hubungan ini rasio gear driven N o dengan driving
gear Ni adalah sama dengan rasio diameternya.

75
Driving gear

Driven gear

No Ni

Gambar 10-10

Kita bisa menuliskan :

No 𝐷𝑜
MI = =
Ni 𝐷𝑖

7.5 BIDANG MIRING


Mesin sederhana kedua setelah pengungkit adalah bidang miring . Seperti
memindahkan beban berat dari tanah ke atas truk tanpa Derek. Dilihat suatu beban
W yang diangkat ke atas melalui bidang miring gambar 10-12.

Fo

s
Fi
Fo =W

h
W
θ W

Gambar 10-12 a Gambar 10-12 b

Contoh soal :

76
1. Sebuah pesawat katrol dapat mengangkat beban 3000 kg setinggi 8 m dalam
waktu 20 detik. Daya untuk menggerakkan pesawat itu adalah 18 hp.
Hitunglah (a) keluaran usaha, (b) keluaran daya dan masukan daya, (c)
effisiensi pesawat.
Jawab :

(a) Usaha yang dihasilkan = (gaya pengangkat) x (tinggi) = (3000 x 9,8).N (8m)
= 235.000 J = 235 kJ.
usaha yang dihasilkan 235kJ
(b) Daya yang dihasilkan = waktu yang diperlukan = =11,8 kW
20 s
0,746 kW
Daya yang dimasukkan = (18 hp) ( ) = 13,4 kW
1 hp
daya yang dihasilkan 11,8 kW
(c) Effisiensi = daya yang dimasukkan = 13,4kJ = 0,88 = 88%.
( )(20 s)
s

2. Sebuah mesin 12 hp dengan effisiensi 90% bekerja penuh sehingga


menghasilkan daya sesuai spesifikasinya. Berapa daya (dalam kW) harus
dimasukkan dalam mesin itu?
Jawab :
Menurut definisi effisiensi :
0,746kW
daya keluar (12 hp)( )
hp
Daya masuk = = =9,95 kW
effisiensi 0,90

3. Carilah ketiga daya (gaya) vertikal F1, F2, dan F3 (lihat gambar 7-1) pada
ketiga tuas agar dapat mengimbangi beban w = 90 N. Berat tuas boleh
diabaikan. Tentukan juga IMA, AMA dan effisiensi masing-masing system.

Gambar 7-1

Dalam setiap kasus, kita ambil torsi bertitiktumpu pada sumbu. Jika kita
asumsikanbahwa cara menggangkat beban adalah perlahan-lahan sekali
dengan kecepatan tetap, maka system berada dalam keadaan seimbang, jadi
jumlah torsi yang searah dengan putaran jarum jam = jumlah torsi yang
berlawanan arah dengan putaran jarum jam. (ingat bahwa torsi = rF sin θ).

77
(a) (2 m)(90 N)(1) = (4 m)(F1)(1) diperoleh F1 = 45 N
(b) (1 m)(90 N)(1) = (3 m)(F2)(1) diperoleh F2 = 30 N
(c) (2 m)(90 N)(1) = (5 m)(F3)(1) sin 600 diperoleh F3 = 41,6 N
Untuk memperoleh IMA dari system dalam Gambar 7 -1(a), kita
perhatikan bahwa beban bergerak hanya setengah jauh dari daya masuk, dan
dengan demikian
IMA = perbandingan jarak = 2
Demikian pula, pada Gambar 7 -1(b), IMA = 3/1 = 3. Tetapi dalam
Gambar 7 -1 (c) lengan tuas (lever arm) adalah 5 sin 60 0 = 4,33 m dan
dengan demikian perbandingan jarak adalah 4,33/2 = 2,16. Secara ringkas:

Tuas (a) Tuas (b) Tuas (c)


IMA 2 3 2,16
AMA 90 N 90 N 90 𝑁
=2 =3 = 2,16
45 N
30 N 41,6 𝑁
Effisiensi 1,00 1,00 1,00

Effisiensi ketiga tuas adalah 1 karena gesekan pada titik tumpuan diabaikan.
4. Beban w = 100 N hendak diangkat melalui system katrol seperti tampak
pada Gambar 7-2. Kalau berat katrol dan gesekan di dalamnya dapat
diabaikan, Berapakah gaya F yang diperlukan itu?

Jawab :
(a) Beban w menggantung pada dua utas tali, maka tegangan dalam masing-
masing tali T = ½ w. Karena massa tali boleh diabaikan, dank arena
tidak ada gesekan dalam katrol, T = F, maka

78
F = T = ½ w = ½ ( 100 N ) = 50 N
(b) Seperti dalam soal (a), beban disini ditahan oleh dua utas tali T dan F,
dengan T = F. Karena T + F = w maka F = ½ w = 50 N.
(c) Misalkan T1 dan T2 adalah tegangan dalam tali pada katrol A dan B.
Katrol A berada dalam keadaan seimbang, maka :
T1 + T2 – w = 0 atau T1 = ½ w
Katrol B ternyata juga dalam keadaan keseimbangan, maka T 2 + T2 – T1
= 0 atau T2 = ½ T1 = ¼ w. Tetapi F = T2, maka F = ¼ w = 25 N.
(d) Beban w disini ditahan oleh 4 tali, dengan tegangan masing-masing T.
Maka 4T1 = w, maka F = T1 = ¼ w = 25 N.
(e) Jelas bahwa F = T1. Karena katrol disebelah kiri juga dalam keadaan
seimbang, maka :
T 2 – T1 – F = 0
Tetapi T1 = F dank arena itu T2 = 2F. Katrol disebelah kanan adalah
juga dalam keadaan seimbang dank arena itu
T1 + T 2 + T 1 – w = 0
Ingat bahwa T1 = F dan T2 = 2F, maka 4 F = w atau F = 25 N.
5. Dengan memakai system roda (R) dan poros (r) [lihat gambar 7-3], beban
400 N dapat diangkat gaya 50 N yang dikerjakan pada tepi roda. R= 85 cm
dan r = 6 cm. Tentukan IMA, AMA dan daya-guna mesin ini.

Kita tahu bahwa bila system roda poros ini diputar satu kali, tali sepanjang
keliling roda atau poros akan digulung atau dilepas.
jarak tempuh gaya F 2π R 85 cm
Maka IMA = jarak tempuh beban w = = =14,2
2π r 6 cm
400 N
AMA = nisbah gaya = =8
50 N
AMA 8
Efisiensi = = = 0,56 = 56%
IMA 14,2

79
6. Pada gambar 7-4 panjang bidang miring adalah 15 m dan tingginya 3 m. (a)
Berapa besarkah gaya F diperlukan agar benda 20 kg dapat bergeser ke atas
kalau tidak ada gesekan? (b) Hitung IMA bidang miring itu. (c) Tentukan
AMA dan efisiensi bidang miring itu kalau ternyata gaya yang diperlukan
adalah 64 N.

Jawab :
(a) Banyak cara menyelesaikan soal ini, kita pakai cara energy. Karena
tidak ada gesekan, maka usaha yang dilakukan gaya dorong, yakni
(F)(15 m) haruslah sama dengan usaha untuk mengangkat benda, yakni
(20 kg)(9,8 m/s2)(3 m). Dari kedua persamaan ini diperoleh F = 39 N.
jarak tempuh F 15 m
(b) IMA = = =5,0
jarak angkat w 3m
w 196 N
(c) AMA = nisbah gaya = F = =3,1
64 N
AMA 3,1
Efisiensi = IMA
= 5,0
= 0,62 = 62%

Hasil ini dapat juga diperoleh dengan cara :


usaha yang dihasilkan (w)(3 m)
Efisiensi = usaha yang dimasukkan = (F)(15 m) = 0,62 = 62%

7. Dongkrak pada gambar 7-5 panjang lengannya 40 cm dan ulirnya 5 mm.


Kalau efisiensi alat 30% berapakah gaya F untuk dapat mengangkat beban
270 kg?

Jawab:
Kalau lengan diputar sekali, gaya menempuh jarak 2π = 2π(0,40 m)

80
Sedangkan beban naik 0,005 m, maka :
2π(0,40 m)
IMA = nisbah jarak = =502
0,005 m
AMA
Ingat efisiensi = , maka AMA = (efisiensi)(IMA) = (0,30)(502) = 151
IMA
beban yang diangkat beban yang diangkat (270)(9,8)𝑁
Tetapi AMA = maka F= = = 17,5
gaya yang dipakai AMA 151

N.
8. Suatu katrol diferensial ditunjukkan pada gambar 7-6. Dua buah katrol
bergigi dengan jari-jari r = 10 cm dan R = 11 cm dipasang pada poros yang
sama dan berputar bersama-sama. Rantai dipasang meliputi katrol yang
kecil (r=10 cm), kemudian meliputi katrol bawah yang dapat bergerak naik
turun dan akhirnya meliputi katrol yang besar (R = 11 cm). Operator
melakukan gaya F ke bawah pada rantai dalam usahanya menaikkan beban
w. (a) Berapakah IMA? (b) Kalau diperlukan F = 50 N untuk mengangkat
beban 700 N, berapakah efisiensi alat?

Jawab :
(a) Misalkan F menggerakkan tali ke bawah sedemikian rupa sehingga
katrol dengan jari-jari R berputar satu kali. Maka katrol r juga berputar
satu kali, jadi’melepas’ tali sepanjang 2πr, sedangkan katrol R
‘menggulung’tali sepanjang 2πR. Ini berakibat bahwa rantai
penggantung katrol bawah diperpendek sebanyak (2πR - 2πr); hingga
beban naik ½ (2πR - 2πr) = π(R-r) ini semuanya alau gaya masuk F
bergerak sejauh 2πR.
Maka dari itu :
jarak ditempuh F 2πR 2R 22 cm
IMA = jarak ditempuh w = π(R-r)
= R-r
= 1 cm
=22

(b) Dari apa yang diketahui,


beban yang diangkat 700 N
AMA = = =14
gaya masuk 50 N

81
Dan
AMA 14
Efisiensi = = =0,64=64%
IMA 22

BAB VIII
SUHU DAN PEMUAIAN

Setelah mempelajari bab ini mahasiswa bisa mengkonversi satuan-satuan suhu


untuk mengetahui perubahan dimensi akibat perubahan suhu atau temperatur.

82
8.1 SKALA TEMPERATUR
Suhu dikatakan juga dengan temperatur dengan satuan derajat
o
Celsius. Sebagai patokan suhu dipakai titik beku air yaitu 0 C dan titik
o
didih air 100 C. Satuan suhu lainnya adalah Kelvin . 273,15 K setara
dengan 0 o C sehingga titik didih air sama dengan 373,15 K .Untuk skala
Fahreinheit hubungannnya dengan Celsius dipakai rumus :
O 9
Fahreinhiet= (5 𝑥 𝐶𝑒𝑙𝑐𝑖𝑢𝑠 ) + 32 OC

8.2 PEMUAIAN

Pemuaian dikenal terdapat 3 jenis pemuaian zat , yaitu :


a. Pemuaian linear benda padat
b. Pemuaian luas
c. Pemuaian volume

Pemuaian linear benda padat apabila benda padat mengalami kenaikan suhu
ΔT dan pertambahan panjang Δ L dengan panjang semula L 0 . Sehingga
dirumuskan
Δ L = L0 α ΔT
α = koefisien muai linier
Pemuaian luas apabila suatu luasan A0 memuai menjadi A0 + ΔA karena
dipengaruhi oleh kenaikan temperature ΔT. Sehingga dirumuskan :
ΔA = γ A0 ΔT
Γ = koefisien muai luas
Pemuaian volume Jika volume Vo memuai menjadi Vo + Δ V karena
pengaruh suhu ΔT. Dirumuskan :
Δ V= β Vo ΔT
β = koefisien muai volume
Contoh soal :
1. Sebuah piringan mempunayai diameter lubang 80 mm dan pusat
O
diameter mempunyai suhu 20 C. Jika piringan dimasukkan ke dalam
air mendidih berapakah luas baru diameter lubangnya ?
Jawab :

83
𝜋 𝐷2 𝜋 802
A0 = = = 5027𝑚𝑚2
4 4

γ= 3,6 x 10 -5 /o C
ΔA = γ A0 ΔT = 3,6 x 10 -5 /o C x 5027𝑚𝑚2 x (100-20 )OC = 14,5 mm2
Luas baru
A = A0 + ΔA = (5027 + 14,5 ) mm2 = 5041,5 mm2
2. Sebuah pipa tembaga dengan panjang 300 m berada pada temperature
20 O C. JIka pipa digunakan sebagai pipa uap , berapa besar pemuaian
yang diperbolehkan dan berapa panjang pipa yang baru ?
Jawab :
α = 1,2 x 10-5/o C
Δ L = L0 α ΔT = (1.2 x 10-5/Co)(300 m)(100oC – 20oC)
= (1.2 x 10-5/Co)(300 m) (80 Co) = 0.288 m
L = L0 + Δ L = 300.29
3. Rapat air raksa pada 0oC adalah 13600 kg/m3, dan koefisiensi muai
kubiknya 1,82 x 10-4 oC-1. Berapakah rapat raksa pada 50oC?
Jawab :
Kalau ρo = rapat massa raksa pada 0oC
ρ1 = rapat massa raksa pada 50oC
Vo = volume m kg raksa pada 0oC
V1 = volume m kg raksa pada 50oC
Maka atas dasar bahwa massa haruslah kekal, diperoleh hubungan, m =
ρo Vo = ρ1 V1. Dari sini didapatkan :
𝑣𝑜 𝑣𝑜 1
ρ1 = ρo 𝑣1 = ρo 𝑣1+∆𝑣 = ρo 1+(∆𝑣/𝑣𝑜
∆𝑣
= 𝛽∆𝑡 = (1,82 x 10-4 oC-1)(50oC) = 0,0091
𝑣𝑜

Dengan mensubstitusikan persamaan kedua ke dalam persamaan


pertama diperoleh:
1
ρ1 = (13600 kg/m3)1+0,0091 = 13480 kg/m3

SOAL – SOAL LATIHAN :


1. Konversikan suhu Celsius ke dalam suhu fahrenheid berikut ini :

84
- 350oC, 78oC, 15oC, -60oC
Jawab : 662 oF, 172oF, 59oF, -76oF
2. Suatu pipa panjang 12 ft pada suhu 90oF, berapakah panjangnya jika
didinginkan sampai suhu 10oF
Jawab : 11,9904
3. Diameter lubang sebuah baja 90 mm, jika temperaturnya 20 oC.
Berapakah diameternya jika baja dipanaskan sampai temperature
200oC.
4. Sebuah kaca pireks diisi dengan merkuri dengan volume 200 cm3.
Berapakah merkuri yang akan tumpah jika temperaturnya 78oC? β =
1,8 x 10-4/oC.
Jawab : 1915 cm3

85
DAFTAR PUSTAKA

1. Basics Technical Physics Paul E.Tippens, second edition Mc Graw Hill


Book Company
2. Theory and problems of College physics, Frederick Buche 8th edition
Schaum series
3. Fundamental of physics, Halliday- Resnick- Walker, John Wiley & Sons
4. Praweda/ Fisika SMA/0257 Fis-1-1a.htm, diakses Sabtu 28 Juli 2000

References

[1] R. Guru. [Online]. Available: https://www.ruangguru.com/blog/besaran-satuan-


dimensi-dalam-pengukuran-fisika.

[2] [Online]. Available: https://soalfismat.com/contoh-soal-gerak-melingkar/.

86
87

Anda mungkin juga menyukai