Anda di halaman 1dari 86

Besaran Fisika dan Pengukuran

A. Besaran Fisika dan Satuan

1. Pengertian Besaran Fisika, Besaran Pokok, dan Besaran Turunan

Di dalam pembicaraan kita sehari-hari yang dimaksud dengan berat badan adalah massa,
sedangkan dalam fisika pengertian berat dan massa berbeda. Berat badan dapat kita tentukan
dengan menggunakan alat timbangan berat badan. Misalnya, setelah ditimbang berat
badanmu 50 kg atau dalam fisika bermassa 50 kg. Tinggi atau panjang dan massa adalah
sesuatu yang dapat kita ukur dan dapat kita nyatakan dengan angka dan satuan. Panjang dan
massa merupakan besaran fisika. Jadi, besaran fisika adalah ukuran fisis suatu benda
yang dinyatakan secara kuantitas.

Selain besaran fisika juga terdapat besaran-besaran yang bukan besaran fisika, misalnya
perasaan sedih, gembira, dan lelah. Karena perasaan tidak dapat diukur dan tidak dapat
dinyatakan dengan angka dan satuan, maka perasaan bukan besaran fisika.

Besaran fisika dikelompokkan menjadi dua, yaitu besaran pokok dan besaran turunan.
Besaran pokok adalah besaran yang sudah ditetapkan terlebih dahulu. Adapun, besaran
turunan merupakan besaran yang dijabarkan dari besaran-besaran pokok.

Sistem satuan besaran fisika pada prinsipnya bersifat standar atau baku, yaitu bersifat tetap,
berlaku universal, dan mudah digunakan setiap saat dengan tepat. Sistem satuan
standar ditetapkan pada tahun 1960 melalui pertemuan para ilmuwan di Sevres, Paris. Sistem
satuan yang digunakan dalam dunia pendidikan dan pengetahuan dinamakan sistem metrik,
yang dikelompokkan menjadi sistem metrik besar atau MKS (Meter Kilogram Second)
yang disebut sistem internasional atau disingkat SI dan sistem metrik kecil atau CGS
(Centimeter Gram Second).

Besaran pokok dan besaran turunan beserta dengan satuannya dapat dilihat dalam Tabel.

Tabel Satuan Besaran Pokok dalam Sistem Metrik


Tabel beberapa contoh garam

Satuan
Besaran Satuan
N0 Singkatan Sistem Singkatan
Pokok SI/MKKS
CGS
1 Panjang meter m centimeter cm
2 Massa kilogram kg gram g
3 Waktu detik s detik s
4 Suhu kelvin K Kelvin k
Kuat
stat
5 arus ampere A statA
ampere
listrik
Intensitas
6 candela Cd candela Cd
cahaya
Jumlah
7 kilo mol kmol mol mol
zat

Selain tujuh besaran pokok di atas, terdapat dua besaran pokok tambahan, yaitu sudut bidang
datar dengan satuan radian (rad) dan sudut ruang dengan satuan steradian (sr).

Tabel Beberapa Besaran Turunan beserta Satuannya

Penjabaran
Satuan
Besaran dari
N0 dalam
Turunan Besaran
MKKS
Pokok
Panjang
1 Luas m2
Lebar
Panjang
2 Volume Lebar m3
Tinggi
Massa Massa :
3 kg/m3
Jenis Volume
Perpindahan
4 Kecepatan m/s
: Waktu
Kecepatan :
5 Percepatan m/s2
Waktu
newton
Massa
6 Gaya (N) =
Percepatan
kg.m/s2
joule (J)
Gaya
7 Usaha =
Perpindahan
kg.m2/s2
Usaha : watt =
8 Daya
Waktu kg.m2/s3
pascal
9 Tekanan Gaya : Luas (Pa) =
N/m2
Massa
10 Momentum kg.m/s
Kecepatan

Satuan Sistem Internasional (SI) digunakan di seluruh negara dan berguna untuk
perkembangan ilmu pengetahuan dan perdagangan antarnegara. Kamu dapat membayangkan
betapa kacaunya perdagangan apabila tidak ada satuan standar, misalnya satu kilogram dan
satu meter kubik.

a. Satuan Internasional untuk Panjang


Hasil pengukuran besaran panjang biasanya dinyatakan dalam satuan meter, centimeter,
milimeter, atau kilometer. Satuan besaran panjang dalam SI adalah meter. Pada mulanya satu
meter ditetapkan sama dengan panjang sepersepuluh juta (1/10000000) dari jarak kutub utara
ke khatulistiwa melalui Paris. Kemudian dibuatlah batang meter standar dari campuran
Platina-Iridium. Satu meter didefinisikan sebagai jarak dua goresan pada batang ketika
bersuhu 0C. Meter standar ini disimpan di International Bureau of Weights and Measure di
Sevres, dekat Paris.

Batang meter standar dapat berubah dan rusak karena dipengaruhi suhu, serta menimbulkan
kesulitan dalam menentukan ketelitian pengukuran. Oleh karena itu, pada tahun 1960 definisi
satu meter diubah. Satu meter didefinisikan sebagai jarak 1650763,72 kali panjang
gelombang sinar jingga yang dipancarkan oleh atom gas krypton-86 dalam ruang hampa pada
suatu lucutan listrik.

Pada tahun 1983, Konferensi Internasional tentang timbangan dan ukuran memutuskan
bahwa satu meter merupakan jarak yang ditempuh cahaya pada selang waktu 1/299792458
sekon. Penggunaan kecepatan cahaya ini, karena nilainya dianggap selalu konstan.

b. Satuan Internasional untuk Massa


Besaran massa dalam SI dinyatakan dalam satuan kilogram (kg). Pada mulanya para ahli
mendefinisikan satu kilogram sebagai massa sebuah silinder yang terbuat dari bahan
campuran Platina dan Iridium yang disimpan di Sevres, dekat Paris. Untuk mendapatkan
ketelitian yang lebih baik, massa standar satu kilogram didefinisikan sebagai massa satu liter
air murni pada suhu 4C.

c. Satuan Internasional untuk Waktu


Besaran waktu dinyatakan dalam satuan detik atau sekon dalam SI. Pada awalnya satuan
waktu dinyatakan atas dasar waktu rotasi bumi pada porosnya, yaitu 1 hari. Satu detik
didefinisikan sebagai 1/26400 kali satu hari rata-rata. Satu hari rata-rata sama dengan 24 jam
= 24 x 60 x 60 = 86400 detik. Karena satu hari matahari tidak selalu tetap dari waktu ke
waktu, maka pada tahun 1956 para ahli menetapkan definisi baru. Satu detik adalah selang
waktu yang diperlukan oleh atom cesium-133 untuk melakukan getaran sebanyak
9192631770 kali.

2. Mengonversi Satuan Panjang, Massa, dan Waktu

Setiap besaran memiliki satuan yang sesuai. Penggunaan satuan suatu besaran harus tepat,
sebab apabila tidak sesuai akan berkesan janggal bahkan lucu. Misalnya seseorang
mengatakan tinggi badannya 150C, orang lain yang mendengar mungkin akan tersenyum
karena hal itu salah. Demikian pula dengan pernyataan bahwa suhu badan orang yang sehat
biasanya 36 meter, terdengar janggal.

Hasil suatu pengukuran belum tentu dinyatakan dalam satuan yang sesuai dengan keinginan
kita atau yang kita perlukan. Contohnya panjang meja 1,5 m, sedangkan kita memerlukan
dalam satuan cm, satuan gram dinyatakan dalam kilogram, dari satuan milisekon menjadi
sekon. Untuk mengonversi atau mengubah dari suatu satuan ke satuan yang lainnya
diperlukan tangga konversi. Gambar di bawah menunjukkan tangga konversi panjang, massa,
dan waktu, beserta dengan langkah-langkah penggunaannya.
3. Awalan Satuan dan Sistem Satuan di Luar Sistem Metrik

Di samping satuan sistem metrik, juga dikenal satuan lainnya yang sering dipakai dalam
kehidupan sehari-hari, misalnya liter, inci, yard, feet, mil, ton, dan ons. Satuan-satuan
tersebut dapat dikonversi atau diubah ke dalam satuan sistem metrik dengan patokan yang
ditentukan. Konversi besaran panjang menggunakan acuan sebagai berikut:
1 mil = 1760 yard (1 yard adalah jarak pundak sampai ujung jari tangan orang dewasa).
1 yard = 3 feet (1 feet adalah jarak tumit sampai ujung jari kaki orang dewasa).
1 feet = 12 inci (1 inci adalah lebar maksimal ibu jari tangan orang dewasa).
1 inci = 2,54 cm
1 cm = 0,01 m

Satuan mil, yard, feet, inci tersebut dinamakan satuan sistem Inggris. Untuk besaran massa
berlaku juga sistem konversi dari satuan sehari-hari maupun sistem Inggris ke dalam sistem
SI.
Contohnya sebagai berikut.
1 ton = 1000 kg
1 kuintal = 100 kg
1 slug = 14,59 kg
1 ons (oz) = 0,02835 kg
1 pon (lb) = 0,4536 kg
Satuan waktu dalam kehidupan sehari-hari dapat dikonversi ke dalam sistem SI yaitu detik
atau sekon. Contohnya sebagai berikut.
1 tahun = 3,156 x 10pangkat 7 detik
1 hari = 8,640 x 10 pangkat4 detik
1 jam = 3600 detik
1 menit = 60 detik
Di dalam sistem metrik juga dikenal sistem awalan dari sistem MKS baik ke sistem makro
maupun ke sistem mikro. Perhatikan Tabel berikut ini.

Tabel Awalan Satuan Sistem Metrik Besaran Panjang


Penelitian jagad mikro dengan konversi sistem mikro banyak berkembang dalam bidang
teknolgi dewasa ini, contohnya teknologi nano yang menyelidiki jagad renik seperti sel,
virus, bakteriofage, dan DNA. Adapun penelitian jagad makro menggunakan konversi sistem
makro karena objek penelitiannya mencakup wilayah lain dari jagad raya, yaitu objek alam
semesta di luar bumi.
4. Mengonversi Satuan Besaran Turunan

Besaran turunan memiliki satuan yang dijabarkan dari satuan besaranbesaran pokok yang
mendefinisikan besaran turunan tersebut. Oleh karena itu, seringkali dijumpai satuan besaran
turunan dapat berkembang lebih dari satu macam karena penjabarannya dari definisi yang
berbeda. Sebagai contoh, satuan percepatan dapat ditulis dengan m/s2 dapat juga ditulis
dengan N/kg. Satuan besaran turunan dapat juga dikonversi. Perhatikan beberapa contoh di
bawah ini!
1 dyne = 10pangkat-5 newton
1 erg = 10pangkat-7 joule
1 kalori = 0,24 joule
1 kWh = 3,6 x 10pangkat6 joule
1 liter = 10pangkat-3 m3 = 1 dm3
1 ml = 1 cm3 = 1 cc
1 atm = 1,013 x 10pangkat5 pascal
1 gauss = 10pangkat-4 tesla
B. Pengukuran Besaran Fisika

Peranan pengukuran dalam kehidupan sehari-hari sangat penting. Seorang tukang jahit
pakaian mengukur panjang kain untuk dipotong sesuai dengan pola pakaian yang akan dibuat
dengan menggunakan meteran pita. Penjual daging menimbang massa daging sesuai
kebutuhan pembelinya dengan menggunakan timbangan duduk.

Seorang petani tradisional mungkin melakukan pengukuran panjang dan lebar sawahnya
menggunakan satuan bata, dan tentunya alat ukur yang digunakan adalah sebuah batu bata.
Tetapi seorang insinyur sipil mengukur lebar jalan menggunakan alat meteran kelos untuk
mendapatkan satuan meter.

Ketika kita mengukur panjang meja dengan penggaris, misalnya didapat panjang meja 100
cm, maka panjang meja merupakan besaran, 100 merupakan hasil dari pengukuran sedangkan
cm adalah satuannya.

Beberapa aspek pengukuran yang harus diperhatikan yaitu ketepatan (akurasi), kalibrasi alat,
ketelitian (presisi), dan kepekaan (sensitivitas). Dengan aspek-aspek pengukuran tersebut
diharapkan mendapatkan hasil pengukuran yang akurat dan benar.

Berikut ini akan kita bahas pengukuran besaran-besaran fisika, meliputi panjang, massa, dan
waktu.

1. Pengukuran Panjang

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur panjang benda haruslah


sesuai dengan ukuran benda. Sebagai contoh, untuk mengukur lebar buku kita gunakan
pengaris, sedangkan untuk mengukur lebar jalan raya lebih mudah menggunakan meteran
kelos.

a. Pengukuran Panjang dengan Mistar


Penggaris atau mistar berbagai macam jenisnya, seperti penggaris yang berbentuk lurus,
berbentuk segitiga yang terbuat dari plastik atau logam, mistar tukang kayu, dan penggaris
berbentuk pita (meteran pita). Mistar mempunyai batas ukur sampai 1 meter, sedangkan
meteran pita dapat mengukur panjang sampai 3 meter. Mistar memiliki ketelitian 1 mm atau
0,1 cm.

Posisi mata harus melihat tegak lurus terhadap skala ketika membaca skala mistar. Hal ini
untuk menghindari kesalahan pembacaan hasil pengukuran akibat beda sudut kemiringan
dalam melihat atau disebut dengan kesalahan paralaks.

b. Pengukuran Panjang dengan Jangka Sorong

Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang mempunyai batas ukur sampai 10 cm
dengan ketelitiannya 0,1 mm atau 0,01 cm. Jangka sorong juga dapat digunakan untuk
mengukur diameter cincin dan diameter bagian dalam sebuah pipa. Bagian-bagian penting
jangka sorong yaitu
1. rahang tetap dengan skala tetap terkecil 0,1 cm
2. rahang geser yang dilengkapi skala nonius. Skala tetap dan nonius mempunyai selisih 1
mm.
c. Pengukuran Panjang dengan Mikrometer Sekrup

Mikrometer sekrup memiliki ketelitian 0,01 mm atau 0,001 cm. Mikrometer sekrup dapat
digunakan untuk mengukur benda yang mempunyai ukuran kecil dan tipis, seperti mengukur
ketebalan plat, diameter kawat, dan onderdil kendaraan yang berukuran kecil.

Bagian-bagian dari mikrometer adalah rahang putar, skala utama, skala putar, dan silinder
bergerigi. Skala terkecil dari skala utama bernilai 0,1 mm, sedangkan skala terkecil untuk
skala putar sebesar 0,01 mm. Berikut ini gambar bagian-bagian dari mikrometer.

2. Pengukuran Massa Benda

Timbangan digunakan untuk mengukur massa benda. Prinsip kerjanya adalah keseimbangan
kedua lengan, yaitu keseimbangan antara massa benda yang diukur dengan anak timbangan
yang digunakan. Dalam dunia pendidikan sering digunakan neraca OHauss tiga lengan atau
dua lengan. Perhatikan beberapa alat ukur berat berikut ini.

Bagian-bagian dari neraca OHauss tiga lengan adalah sebagai berikut:


Lengan depan memiliki skala 010 g, dengan tiap skala bernilai 1 g.
Lengan tengah berskala mulai 0500 g, tiap skala sebesar 100 g.
Lengan belakang dengan skala bernilai 10 sampai 100 g, tiap skala 10 g.
3. Pengukuran Besaran Waktu
Berbagai jenis alat ukur waktu misalnya: jam analog, jam digital, jam dinding, jam atom, jam
matahari, dan stopwatch. Dari alat-alat tersebut, stopwatch termasuk alat ukur yang memiliki
ketelitian cukup baik, yaitu sampai 0,1 s.

C. Suhu dan Pengukurannya

1. Pengertian Suhu

Ukuran derajat panas dan dingin suatu benda tersebut dinyatakan dengan besaran suhu. Jadi,
suhu adalah suatu besaran untuk menyatakan ukuran derajat panas atau dinginnya suatu
benda.

2. Termometer sebagai Alat Ukur Suhu

Suhu termasuk besaran pokok. Alat untuk untuk mengukur besarnya suhu suatu benda adalah
termometer. Termometer yang umum digunakan adalah termometer zat cair dengan pengisi
pipa kapilernya adalah raksa atau alkohol. Pertimbangan dipilihnya raksa sebagai pengisi
pipa kapiler termometer adalah sebagai berikut:
a. raksa tidak membasahi dinding kaca,
b. raksa merupakan penghantar panas yang baik,
c. kalor jenis raksa rendah akibatnya dengan perubahan panas yang kecil cukup dapat
mengubah suhunya,
d. jangkauan ukur raksa lebar karena titik bekunya -39 C dan titik didihnya 357C.

Pengukuran suhu yang sangat rendah biasanya menggunakan termometer alkohol. Alkohol
memiliki titik beku yang sangat rendah, yaitu -114C. Namun demikian, termometer alkohol
tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu benda yang tinggi sebab titik didihnya hanya
78C.

Pada pembuatan termometer terlebih dahulu ditetapkan titik tetap atas dan titik tetap bawah.
Titik tetap termometer tersebut diukur pada tekanan 1 atmosfer. Di antara kedua titik tetap
tersebut dibuat skala suhu. Penetapan titik tetap bawah adalah suhu ketika es melebur dan
penetapan titik tetap atas adalah suhu saat air mendidih.
Berikut ini adalah penetapan titik tetap pada skala termometer.
a. Termometer Celcius
Titik tetap bawah diberi angka 0 dan titik tetap atas diberi angka 100. Diantara titik tetap
bawah dan titik tetap atas dibagi 100 skala.
b. Termometer Reaumur
Titik tetap bawah diberi angka 0 dan titik tetap atas diberi angka 80. Di antara titik tetap
bawah dan titik tetap atas dibagi menjadi 80 skala.
c. Termometer Fahrenheit
Titik tetap bawah diberi angka 32 dan titik tetap atas diberi angka 212. Suhu es yang
dicampur dengan garam ditetapkan sebagai 0F. Di antara titik tetap bawah dan titik tetap
atas dibagi 180 skala.
d. Termometer Kelvin
Pada termometer Kelvin, titik terbawah diberi angka nol. Titik ini disebut suhu mutlak, yaitu
suhu terkecil yang dimiliki benda ketika energi total partikel benda tersebut nol. Kelvin
menetapkan suhu es melebur dengan angka 273 dan suhu air mendidih dengan angka 373.
Rentang titik tetap bawah dan titik tetap atas termometer Kelvin dibagi 100 skala.

Perbandingan skala antara temometer Celcius, termometer Reaumur, dan termometer


Fahrenheit adalah

C : R : F = 100 : 80 : 180
C:R:F=5:4:9

Dengan memperhatikan titik tetap bawah 0C = 0R = 32F, maka hubungan skala C, R, dan
F dapat ditulis sebagai berikut:

t C =5/4 tR
t C =5/9 (tF 32)
t R =4/9 (tF 32)

Hubungan skala Celcius dan Kelvin adalah


t K = tC + 273 K

Kita dapat menentukan sendiri skala suatu termometer. Skala termometer yang kita buat
dapat dikonversikan ke skala termometer yang lain apabila pada saat menentukan titik tetap
kedua termometer berada dalam keadaan yang sama.

Misalnya, kita akan menentukan skala termometer X dan Y. Termometer X dengan titik tetap
bawah Xb dan titik tetap atas Xa. Termometer Y dengan titik tetap bawah Yb dan titik tetap
atas Ya. Titik tetap bawah dan titik tetap atas kedua termometer di atas adalah suhu saat es
melebur dan suhu saat air mendidih pada tekanan 1 atmosfer.

Dengan membandingkan perubahan suhu dan interval kedua titik tetap masing-masing
termometer, diperoleh hubungan sebagai berikut.

(Tx -Xb)/(Xa- Xb)=(Ty- Yb)/( Ya- Yb)

Keterangan:
Xa = titik tetap atas termometer X
Xb = titik tetap bawah termometer X
Tx = suhu pada termometer X
Ya = titik tetap atas termometer Y
Yb = titik tetap bawah termometer Y
Ty = suhu pada termometer Y

D. Memperhatikan dan Menerapkan Keselamatan Kerja dalam Pengukuran

Belajar fisika tidak dapat dipisahkan dari kegiatan laboratorium. Dalam melaksanakan
percobaan dan kegiatan di laboratorium mungkin saja terjadi kecelakaan. Oleh karena itu,
penting sekali untuk menjaga keselamatan dalam bekerja. Salah satu usaha menjaga
keselamatan kerja dan mencegah terjadinya kecelakaan adalah dengan memperhatikan dan
melaksanakan tata tertib di laboratorium.

Mengapa kecelakaan dapat terjadi? Kecelakaan di laboratorium dapat terjadi disebabkan


beberapa hal, antara lain
1. tidak mematuhi tata tertib laboratorium,
2. tidak bersikap baik dalam melaksanakan kegiatan laboratorium,
3. kurangnya pemahaman dan pengetahuan terhadap alat, bahan, serta cara penggunaannya,
4. kurangnya penjelasan dari guru atau tenaga laboratorium, dan
5. tidak menggunakan alat pelindung.
Adapun bahaya-bahaya yang mungkin perlu diantisipasi di lingkungan laboratorium adalah
sebagai berikut:
1. luka bakar akibat panas,
2. bahaya listrik,
3. bahaya radioaktif, dan
4. bahaya kebakaran.

USAHA DAN ENERGI


PENGERTIAN USAHA
Usaha adalah besarnya gaya yang bekerja pada suatu benda sehingga benda tersebut
mengalami perpindahan. Jika gaya dilambangkan dengan F dan perpindahan dengan s maka
secara matematika Usaha dapat dituliskan menjadi

W = F.s

dimana : W = Usaha (Joule)


F = Gaya (N)
s = Perpindahan (m)

Kata kata usaha sering dipakai dalam kehidupan sehari-hari, tapi pengertian usaha dalam
kehidupan sehari-hari tidak sama persis dengan pengertian usaha dalam fisika. Tetapi jika
kita menggunakan ilmu makna maka pengertiannya akan sama.
Usaha dalam kehidupan sehari hari merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang untuk
mencukupi kebutuhan hidupnya. Bila kita perhatikan dengan seksama maka ketika orang
mencari uang dia juga mengeluarkan gaya / energi dan untuk mendapatkan uang dia harus
melakukan perpindahan / bergerak, dari sini maka pengertian usaha dalam kehidupan dengan
di fisika hampir sama.

Selain pengertian di atas jika dihubungkan dengan energi maka Usaha dapat didefinisikan
sebagai Besarnya perubahan energi yang digunakan, sehingga selain persamaan diatas Usaha
juga dapat dirumuskan :

W = E

Sedangkan Energi itu ada bermacam macam. Sebagai contoh energi potensial, kinetik, dan
mekanik. Sehingga Usaha juga dapat dihitung dengan menggunakan perubahan energi
potensial, kinetik atau mekanik.

USAHA OLEH GAYA YANG MEMBENTUK SUDUT

Persamaan diatas (W = F.s) itu hanya berlaku jika gaya yang berkerja segaris dan searah
dengan perpindahan. Jika gaya yang bekerja membentuk sudut terhadap perpindahan maka
persamaan tersebut tidak dapat digunakan. Akan dapat digunakan jika kita menambahkan cos
dalam persamaan tersebut. Dimana adalah besar sudut antara gaya terhadap perpindahan.

Hasil akhir persamaannya menjadi :


W = Fcos .s

Perhatikan gambar di bawah ini

USAHA BERNILAI NOL (TIDAK MELAKUKAN USAHA)

Tidak semua gaya yang sudah bekerja dikatakan melalukan usaha atau semua benda yang
berpindah telah dikenai usaha. Untuk lebih jelasnya mari kita bahas, berikut ini peristiwa
yang usahanya bernilai nol

Gaya penyebab ada tetapi tidak ada perpindahan. F tidak sama dengan nol dan s sama
dengan nol, contohnya adalah ketika kita mendorong tembok. Walaupun kita sudah
mengeluarkan gaya tetapi tembok tidak berpindah maka kita dikatakan tidak
melakukan usaha.
Gaya penyebab tidak ada tetapi terjadi perpindahan. Contohnya adalah ketika kita
bermain sky dan kita sedang ber GLB maka resultan gayanya sama dengan nol tetapi
kita mengalami perpindahan. Kejadian ini juga tergolong usaha bernilai nol atau kita
dikatakan tidak melakukan usaha.
Gaya dan perpindahan membentuk sudut 90 derajat. Contohnya ketika kita menenteng
tas dan berjalan maju, sudut yang dibentuk gaya penyebab dengan perpindahan yang
dihasilkan adalah 90 derajat. Jika kita masukkan kedalam persamaan gaya yang
membentuk sudut maka akan kita peroleh hasil Usaha sama dengan nol atau kita
dikatakan tidak melakukan usaha.

Latihan soal

1. Jelaskan pengertian usaha yang terjadi pada benda bergerak karena gaya !
2. Balok kayu yang berada diatas permukaan kasar ditarik dengan gaya F seperti
gambar dibawah, sehingga bergeser sejauh S :

Tulislah persamaan usaha yang terjadi dan lengkapi satuan dari besaran-bersaran
tersebut !
SIFAT ELASTISITAS BAHAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
Menentukan kaitan konsep gaya pegas sifat elastisitas bahan.
Mendeskripsikan tegangan dan regangan
Merumusakan persamaan matematis tegangan dan regangan
Menganalisis dan membuktikan hukum Hooke tentang elastisitas bahan
Merumuskan dan menentukan kekuatan bahan berdasarkan konsep modulus elastisitas

Kerapatan Dan Berat Jenis

Sebuah sifat penting dari zat adalah rasio massa terhadap volumenya yang dinamakan
kerapatan. Kerapatan atau rapat massa secara matematis :

Kerapatan = massa/volume
Huruf Yunani (rho) biasanya digunakan untuk menyatakan kerapatan

= m/V

Karena gram semula didefinisikan sebagai massa satu centimeter kubik air, kerapatan
air dalam satuan cgs adalah 1 g/cm3. Dengan mengubah ke satuan SI, kilogram per
meter kubik, kita dapatkan untuk kerapatan air

= (1 g)/cm^3 kg/10^3 ((100 cm)/m)^3=10^3 kg/m3

Kerapatan air berubah dengan berubahnya temperatur. Persamaan menyatakan nilai


maksimumnya, yang terjadi pada 4oC. Satuan yang biasa dijumpai untuk volume adalah
liter (L):
1 L = 103 cm3 10-3 m3

Dalam satuan ini, kerapatan air adalah 1,00 kg/L.


Rasio kerapatan sebuah zat terhadap kerapatan air dinamakan berat jenis. Berat jenis
adalah bilangan tidak berdimensi yang sama degnan besarnya kerapatan ini bila
dinyatakn dalam gram per centimeter kubik. Berat jenis suatu zat dapat diperoleh
dengan membagi kerapatannya dengan jenis suatu zat dapat diperoleh dengan
membagi kerapatannya dengan 103 kg/m3.
Dalam sistem satuan di Amerika sehari-hari, istilah kerapatan berat (yang didefinisikan
sebagai rasio beat sebuah benda terhadap volumenya) seringkali digunakan. Kerapatan
berat adalah hasil kali kerapatan dengan percepatan gravitasi g :

g= w/V=mg/V

Elastisitas

Ketika dirimu menarik karet mainan sampai batas tertentu, karet tersebut bertambah
panjang. Silahkan dicoba kalau tidak percaya. Jika tarikanmu dilepaskan, maka karet
akan kembali ke panjang semula. Demikian juga ketika dirimu merentangkan pegas,
pegas tersebut akan bertambah panjang. tetapi ketika dilepaskan, panjang pegas akan
kembali seperti semula. Apabila di laboratorium sekolah anda terdapat pegas, silahkan
melakukan pembuktian ini. Regangkan pegas tersebut dan ketika dilepaskan maka
panjang pegas akan kembali seperti semula. Mengapa demikian ? hal itu disebabkan
karena bendabenda tersebut memiliki sifat elastis. Elastis atau elastisisitas adalah
kemampuan sebuah benda untuk kembali ke bentuk awalnya ketika gaya luar yang
diberikan pada benda tersebut dihilangkan. Jika sebuah gaya diberikan pada sebuah
benda yang elastis, maka bentuk benda tersebut berubah. Untuk pegas dan karet, yang
dimaksudkan dengan perubahan bentuk adalah pertambahan panjang.
Ambillah segumpaltanah liat basah, lalu letakkandi atas meja horizontal dan tekanlah
dengan telapak tangan Anda agar gumpalan tanah liat tersebut berubah bentuk.
Apakah gumpalan tanah liat kembali ke bentuk awalnya ketika Anda menarik telapak
tangan Anda?
Beberapa benda, seperti tanah liat (lempung), adonan tepung kue, dan lilin mainan
(plastisin) tidak kembali ke bentuk awalnya segera setelah gaya luar dihilangkan. Benda-
benda seperti itu disebut benda tak elastis atau plastis. Dalam subbab ini kita akan
mempelajari salah satu aspek elastisitas bahan, yaitu gaya pegas. Namun, sebelumnya
kita bahas dahulu tentang pemahaman tegangan, regangan, dan modulus elastis.
Tegangan, regangan dan modulus elastis

Tegangan
Gaya per satuan Luas disebut juga sebagai tegangan. Secara matematis ditulis :

Tegangan = gaya/luas

= F/A

Satuan tegangan adalah N/m2 (Newton per meter kuadrat)


Tegangan adalah besaran skalar

Regangan
Perhatikan gambar diatas, gaya tarik yang dikerjakan pada batang berusaha
meregangkan kawat hingga panjang kawat semula Lo bertambah panjang sebesar L.
Regangan merupakan perbandingan antara perubahan panjang dengan panjang awal.
Secara matematis ditulis :
Regangan = (pertambahan panjang)/(panjang awal) atau e = L/L_o

Karena pertambahan panjang dan panjang dan panjang awal Lo adalah besaran yang
sama, maka sesuai persamaan diatas, regangan e tidak memiliki satuan atau dimensi.

Grafik tegangan terhadap regangan

Kebanyakan benda adalah elastis sampai ke suatu besar gaya tertentu dinamakan batas
elastis. Jika gaya yang dikerjakan pada benda lebih kecil daripada batas elastisnya,
benda akan kembali ke bentuk semula jika gaya dihilangkan. Akan tetapi, jika gaya yang
diberikan melampaui batas elastis, benda tidak kembali ke bentuk semula, melainkan
secara permanen berubah bentuk.
Grafik diatas meunjukkan bagaimana variasi tegangan terhadap regangan ketika seutas
kawat logam (baja) diberi gaya tarik sampai kawat itu patah.

Modulus Elastis

Modulus elastis E suatu bahan didefinisikan sebagai perbandingan antara tegangan dan
regangan yang dialami bahan.

Modulus elastis = (tegangan )/regangan atau E = /e

Modulus elastis juga disebut modulus Young (diberi lambang Y) untuk menghargai
Thomas Young.
satuan SI untuk tegangan adalah Nm-2 atau Pa, sedangkan reganagn e tidak memiliki
satuan. Sesuai persamaan pada modulus elastis, maka :
satuan E = (satuan )/(satuan e)=Nm^(-2)atau Pa

Modulus elastis sejumlah bahan yang umum digunakan dalam keseharian dan teknologi
ditunjukkan pada tabel berikut:

Jika kita substitusikan tegangan = F/A dan regangan e = L/L_o ke dalam persamaan
modulus elastis, kita peroleh hubungan antara gaya tarik F dengan modulus elastis E.

E = /e= (F/A)/(L/L)

F/A=E L/L

Hukum Hooke Pada Pegas

Misalnya kita tinjau pegas yang dipasang horisontal, di mana pada ujung pegas tersebut
dikaitkan sebuah benda bermassa m. Massa benda kita abaikan, demikian juga dengan
gaya gesekan, sehingga benda meluncur pada permukaan horisontal tanpa hambatan.
Terlebih dahulu kita tetapkan arah positif ke kanan dan arah negatif ke kiri. Setiap pegas
memiliki panjang alami, jika pada pegas tersebut tidak diberikan gaya. Pada kedaan ini,
benda yang dikaitkan pada ujung pegas berada dalam posisi setimbang (lihat gambar a).
Untuk semakin memudahkan pemahaman dirimu,sebaiknya dilakukan juga percobaan.

Apabila benda ditarik ke kanan sejauh +x (pegas diregangkan), pegas akan memberikan
gaya pemulih pada benda tersebut yang arahnya ke kiri sehingga benda kembali ke
posisi setimbangnya (gambar b).

Sebaliknya, jika benda ditarik ke kiri sejauh x, pegas juga memberikan gaya pemulih
untuk mengembalikan benda tersebut ke kanan sehingga benda kembali ke posisi
setimbang (gambar c).

Besar gaya pemulih F ternyata berbanding lurus dengan simpangan x dari pegas yang
direntangkan atau ditekan dari posisi setimbang (posisi setimbang ketika x = 0). Secara
matematis ditulis :
F = kx

Persamaan ini sering dikenal sebagai persamaan pegas dan merupakan hukum hooke.
Hukum inidicetuskan oleh paman Robert Hooke (16351703). k adalah konstanta dan x
adalah simpangan. Tanda negatif menunjukkan bahwa gaya pemulih alias F mempunyai
arah berlawanan dengan simpangan x. Ketika kita menarik pegas ke kanan maka x
bernilai positif, tetapi arah F ke kiri (berlawanan arah dengan simpangan x). Sebaliknya
jika pegas ditekan, x berarah ke kiri (negatif), sedangkan gaya F bekerja ke kanan. Jadi
gaya F selalu bekeja berlawanan arah dengan arah simpangan x. k adalah konstanta
pegas. Konstanta pegas berkaitan dengan elastisitas sebuah pegas. Semakin besar
konstanta pegas (semakin kaku sebuah pegas), semakin besar gaya yang diperlukan
untuk menekan atau meregangkan pegas. Sebaliknya semakin elastis sebuah pegas
(semakin kecil konstanta pegas), semakin kecil gaya yang diperlukan untuk
meregangkan pegas. Untuk meregangkan pegas sejauh x, kita akan memberikan gaya
luar pada pegas, yang besarnya sama dengan F = +kx. Hasil eksperimen menunjukkan
bahwa x sebanding dengan gaya yang diberikan pada benda.

Hukum Hooke untuk benda non Pegas

Hukum hooke ternyata berlaku juga untuk semua benda padat, dari besi sampai tulang
tetapi hanya sampai pada batasbatas tertentu. Mari kita tinjau sebuah batang logam
yang digantung vertikal, seperti yang tampak pada gambar di bawah.

Pada benda bekerja gaya berat (berat = gaya gravitasi yang bekerja pada benda), yang
besarnya = mg dan arahnya menuju ke bawah (tegak lurus permukaan bumi). Akibat
adanya gaya berat, batang logam tersebut bertambah panjang sejauh (delta L). Jika
besar pertambahan panjang (delta L) lebih kecil dibandingkan dengan panjang batang
logam, hasil eksperimen membuktikan bahwa pertambahan panjang (delta L) sebanding
dengan gaya berat yang bekerja pada benda. Perbandingan ini dinyatakan dengan
persamaan :

F = kL

Persamaan ini kadang disebut sebagai hukum Hooke. Kita juga bisa menggantikan gaya
berat dengan gaya tarik, seandainya pada ujung batang logam tersebut tidak
digantungkan beban. Besarnya gaya yang diberikan pada benda memiliki batasbatas
tertentu. Jika gaya sangat besar maka regangan benda sangat besar sehingga akhirnya
benda patah. Hubungan antara gaya dan pertambahan panjang (atau simpangan pada
pegas) dinyatakan melalui grafik di bawah ini.

Jika sebuah benda diberikan gaya maka hukum Hooke hanya berlaku sepanjang daerah
elastis sampai pada titik yang menunjukkan batas hukum hooke. Jika benda diberikan
gaya hingga melewati batas hukum hooke dan mencapai batas elastisitas, maka panjang
benda akan kembali seperti semula jika gaya yang diberikan tidak melewati batas
elastisitas. tapi hukum Hooke tidak berlaku pada daerah antara batas hukum hooke dan
batas elastisitas. Jika benda diberikan gaya yang sangat besar hingga melewati batas
elastisitas, maka benda tersebut akan memasuki daerah plastis dan ketika gaya
dihilangkan, panjang benda tidak akan kembali seperti semula; benda tersebut akan
berubah bentuk secara tetap. Jika pertambahan panjang benda mencapai titik patah,
maka benda tersebut akan patah. Berdasarkan persamaan hukum Hooke di atas,
pertambahan panjang (delta L) suatu benda bergantung pada besarnya gaya yang
diberikan (F) dan materi penyusun dan dimensi benda (dinyatakan dalam konstanta k).
Benda yang dibentuk oleh materi yang berbeda akan memiliki pertambahan panjang
yang berbeda walaupun diberikan gaya yang sama, misalnya tulang dan besi. Demikian
juga, walaupun sebuah benda terbuat dari materi yang sama (besi, misalnya), tetapi
memiliki panjang dan luas penampang yang berbeda maka benda tersebut akan
mengalami pertambahan panjang yang berbeda sekalipun diberikan gaya yang sama.
Jika kita membandingkan batang yang terbuat dari materi yang sama tetapi memiliki
panjang dan luas penampang yang berbeda, ketika diberikan gaya yang sama, besar
pertambahan panjang sebanding dengan panjang benda mulamula dan berbanding
terbalik dengan luas penampang. Makin panjang suatu benda, makin besar besar
pertambahan panjangnya, sebaliknya semakin tebal benda, semakin kecil pertambahan
panjangnya. Jika hubungan ini kita rumuskan secara matematis, maka akan diperoleh
persamaan sebagai berikut :

F = kL
L = F/k

Persamaan ini menyatakan hubungan antara pertambahan panjang (delta L) dengan


gaya (F) dan konstanta (k). Materi penyusun dan dimensi benda dinyatakan dalam
konstanta k. Untuk materi penyusun yang sama, besar pertambahan panjang (delta L)
sebanding dengan panjang benda mulamula (Lo) dan berbanding terbalik dengan luas
penampang (A).

Penerapan Elastisitas Dalam Kehidupan SehariHari

Pada awal penjelasan mengenai hukum Hooke, gurumuda telah berjanji akan
membahas mengenai aplikasi elastisitas dalam kehidupan seharihari. Nah, berikut ini
beberapa penerapan elastisitas dalam kehidupan kita.
Kita mulai dari teknologi yang sering kita gunakan, yaitu sepeda motor atau mobil.
Gambar diatas ini adalah pegas yang digunakan sebagai peredam kejutan pada
kendaraan sepeda motor. Istilah kerennya pegas digunakan pada sistem suspensi
kendaraan bermotor. Tujuan adanya pegas ini adalah untuk meredam kejutan ketika
sepeda motor yang dikendarai melewati permukaan jalan yang tidak rata. Ketika sepeda
motor melewati jalan berlubang, gaya berat yang bekerja pada pengendara (dan gaya
berat motor) akan menekan pegas sehingga pegas mengalami mampatan. Akibat sifat
elastisitas yang dimilikinya, pegas meregang kembali setelah termapatkan. Perubahan
panjang pegas ini menyebabkan pengendara merasakan ayunan. Dalam kondisi ini,
pengendara merasa sangat nyaman ketika sedang mengendarai sepeda motor. Pegas
yang digunakan pada sepeda motor atau kendaraan

lainnya telah dirancang untuk mampu menahan gaya berat sampai batas tertentu. Jika
gaya berat yang menekan pegas melewati batas elastisitasnya, maka lama kelamaan
sifat elastisitas pegas akan hilang. Oleh karena itu saran dari gurumuda, agar pegas
sepeda motormu awet muda, maka sebaiknya jangan ditumpangi lebih dari tiga orang.
Perancang sepeda motor telah memperhitungkan beban maksimum yang dapat diatasi
oleh pegas (biasanya dua orang). Pegas bukan hanya digunakan pada sistem suspensi
sepeda motor tetapi juga pada kendaraan lainnya, seperti mobil, kereta api, dkk.
(gambar atas per mobil)

Dinamometer

Pernahkah dirimu melihat dinamometer ? mudahmudahan di laboratorium fisika


sekolah anda ada. Dinamometer, sebagaimana tampak pada gambar di samping adalah
alat pengukur gaya. Biasanya digunakan untuk menghitung besar gaya pada percobaan
di laboratorium. Di dalam dinamometer terdapat pegas. Pegas tersebut akan meregang
ketika dikenai gaya luar. Misalnya anda melakukan percobaan mengukur besar gaya
gesekan. Ujung pegas anda kaitkan dengan sebuah benda bermassa. Ketika benda
ditarik, maka pegas meregang. Regangan pegas tersebut menunjukkan ukuran gaya, di
mana besar gaya ditunjukkan oleh jarum pada skala yang terdapat pada samping pegas.
Timbangan

Pernahkah anda mengukur berat badan ? timbangan yang anda gunakan untuk
mengukur berat badan (dalam fisika, berat yang dimaksudkan di sini adalah massa) juga
memanfaatkan bantuan pegas. Hidup kita selalu ditemani oleh pegas. Neraca pegas
yang digunakan untuk mengukur berat badan, terdapat juga neraca pegas yang lain
(gambar kanan neraca pegas buah)
Suhu, Kalor dan Perpindahan Kalor
Evolutionz Hendri 18.13

berbagi Informasi ^_^


SUHU
Pengertian suhu
Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas dingin suatu benda dan alat yang
digunakan untuk mengukur suhu adalah thermometer. Dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat untuk mengukur suhu cenderung menggunakan indera peraba. Tetapi
dengan adanya perkembangan teknologi maka diciptakanlah termometer untuk
mengukur suhu dengan valid.
Pada abad 17 terdapat 30 jenis skala yang membuat para ilmuan kebingungan. Hal ini
memberikan inspirasi pada Anders Celcius (1701 1744) sehingga pada tahun 1742 dia
memperkenalkan skala yang digunakan sebagai pedoman pengukuran suhu. Skala ini
diberinama sesuai dengan namanya yaitu Skala Celcius. Apabila benda didinginkan terus
maka suhunya akan semakin dingin dan partikelnya akan berhenti bergerak, kondisi ini
disebut kondisi nol mutlak. Skala Celcius tidak bisa menjawab masalah ini maka Lord
Kelvin (1842 1907) menawarkan skala baru yang diberi nama Kelvin. Skala kelvin
dimulai dari 273 K ketika air membeku dan 373 K ketika air mendidih. Sehingga nol
mutlak sama dengan 0 K atau -273C. Selain skala tersebut ada juga skala Reamur dan
Fahrenheit. Untuk skala Reamur air membeku pada suhu 0R dan mendidih pada suhu
80R sedangkan pada skala Fahrenheit air membuka pada suhu 32F dan mendidih pada
suhu 212F.
Berikut ini perbandingan skala dari termometer diatas

Yang menjadi masalah dalam bab suhu adalah kebanyakan orang kesulitan untuk mengubah
dari satu skala ke skala yang lainnya. Berikut ini adalah contoh mengubah dari skala
celcius ke skala fahrenheit
Untuk skala yang lain caranya sama dengan contoh diatas. Thermometer menurut isinya
dibagi menjadi : termometer cair, termometer padat, termometer digital. Semua
termometer ini mempunyai keunggulan dan kelemahan masing-masing. Sedangkan
berdasarkan penggunaannya termometer bermacam-macam sebagai misal termometer
klinis, termometer lab dan lain-lain.

Berikut ini pembahasan macam macam termometer.


Pembuatan termometer pertama kali dipelopori oleh Galileo Galilei (1564 1642) pada
tahun 1595. Alat tersebut disebut dengan termoskop yang berupa labu kosong yang
dilengkapi pipa panjang dengan ujung pipa terbuka. Mula-mula dipanaskan sehingga
udara dalam labu mengembang. Ujung pipa yang terbuka kemudian dicelupkan
kedalam cairan berwarna. Ketika udara dalam tabu menyusut, zat cair masuk kedalam
pipa tetapi tidak sampai labu. Beginilah cara kerja termoskop. Untuk suhu yang
berbeda, tinggi kolom zat cair di dalam pipa juga berbeda. Tinggi kolom ini digunakan
untuk menentukan suhu. Prinsip kerja termometer buatan Galileo berdasarkan pada
perubahan volume gas dalam labu. Tetapi dimasa ini termometer yang sering digunakan
terbuat dari bahan cair misalnya raksa dan alkhohol. Prinsip yang digunakan adalah
pemuaian zat cair ketika terjadi peningkatan suhu benda.
Raksa digunakan sebagai pengisi termometer
karena raksa mempunyai keunggulan :

1. raksa penghantar panas yang baik


2. pemuaiannya teratur
3. titik didihnya tinggi
4. warnanya mengkilap
5. tidak membasahi dinding
Sedangkan keunggulan alkhohol adalah :

1. titik bekunya rendah


2. harganya murah
3. pemuaiannya 6 kali lebih besar dari pada raksa sehingga pengukuran mudah diamati

Termometer Laboratorium
Termometer ini menggunakan cairan raksa atau alkhohol. Jika cairan bertambah panas maka
raksa atau alkhohol akan memuai sehingga skala nya bertambah. Agar termometer
sensitif terhadap suhu maka ukuran pipa harus dibuat kecil (pipa kapiler) dan agar peka
terhadap perubahan suhu maka dinding termometer (reservoir) dibuat setipis mungkin
dan bila memungkinkan dibuat dari bahan yang konduktor.
Termometer Klinis
Termometer ini khusus digunakan untuk mendiaknosa penyakit dan bisanya diisi dengan
raksa atau alkhohol. Termometer ini mempunyai lekukan sempit diatas wadahnya yang
berfungsi untuk menjaga supaya suhu yang ditunjukkan setelah pengukuran tidak
berubah setelah termometer diangkat dari badan pasien. Skala pada termometer ini
antara 35C sampai 42C.
Termometer Ruangan

Termometer ini berfungsi untuk mengukur suhu pada sebuah ruangan. Pada
dasarnya termometer ini sama dengan termometer yang lain hanya saja skalanya yang
berbeda. Skala termometer ini antara -50C sampai 50C

Termometer Digital
Karena perkembangan teknologi maka diciptakanlah termometer digital yang prinsip
kerjanya sama dengan termometer yang lainnya yaitu pemuaian. Pada termometer
digital menggunakan logam sebagai sensor suhunya yang kemudian memuai dan
pemuaiannya ini diterjemahkan oleh rangkaian elektronik dan ditampilkan dalam
bentuk angka yang langsung bisa dibaca.
Termokopel
Merupakan termometer yang menggunakan bahan bimetal sebagai alat pokoknya. Ketika
terkena panas maka bimetal akan bengkok ke arah yang koefesiennya lebih kecil.
Pemuaian ini kemudian dihubungkan dengan jarum dan menunjukkan angka tertentu.
Angka yang ditunjukkan jarum ini menunjukkan suhu benda
KALOR
Pengertian Kalor
Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara umum untuk
mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suhu
benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung oleh benda sangat
besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit.
Dari hasil percobaan yang sering dilakukan besar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu
benda(zat) bergantung pada 3 faktor

1. massa zat
2. jenis zat (kalor jenis)
3. perubahan suhu

Sehingga secara matematis dapat dirumuskan :


Q = m.c.(t2 t1)
Dimana :
Q adalah kalor yang dibutuhkan (J)
m adalah massa benda (kg)
c adalah kalor jenis (J/kgC)
(t2-t1) adalah perubahan suhu (C)
Kalor dapat dibagi menjadi 2 jenis

Kalor yang digunakan untuk menaikkan suhu


Kalor yang digunakan untuk mengubah wujud (kalor laten), persamaan yang digunakan
dalam kalor laten ada dua macam Q = m.U dan Q = m.L. Dengan U adalah kalor uap (J/kg)
dan L adalah kalor lebur (J/kg)

Dalam pembahasan kalor ada dua kosep yang hampir sama tetapi berbeda yaitu kapasitas kalor (H)
dan kalor jenis (c)
Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu benda
sebesar 1 derajat celcius.
H = Q/(t2-t1)
Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg zat sebesar
1 derajat celcius. Alat yang digunakan untuk menentukan besar kalor jenis adalah
kalorimeter.
c = Q/m.(t2-t1)
Bila kedua persamaan tersebut dihubungkan maka terbentuk persamaan baru
H = m.c

Analisis grafik perubahan wujud pada es yang dipanaskan sampai menjadi uap. Dalam grafik
ini dapat dilihat semua persamaan kalor digunakan.

Keterangan :
Pada Q1 es mendapat kalor dan digunakan menaikkan suhu es, setelah suhu sampai pada 0
C kalor yang diterima digunakan untuk melebur (Q2), setelah semua menjadi air barulah
terjadi kenaikan suhu air (Q3), setelah suhunya mencapai suhu 100 C maka kalor yang
diterima digunakan untuk berubah wujud menjadi uap (Q4), kemudian setelah berubah
menjadi uap semua maka akan kembali terjadi kenaikan suhu kembali (Q5)
Untuk mencoba kemampuan silakan kkerjakan latihan soal dengan cara klik disini.
Hubungan antara kalor dengan energi listrik
Kalor merupakan bentuk energi maka dapat berubah dari satu bentuk kebentuk yang lain.
Berdasarkan Hukum Kekekalan Energi maka energi listrik dapat berubah menjadi energi
kalor dan juga sebaliknya energi kalor dapat berubah menjadi energi listrik. Dalam
pembahasan ini hanya akan diulas tentang hubungan energi listrik dengan energi kalor.
Alat yang digunakan mengubah energi listrik menjadi energi kalor adalah ketel listrik,
pemanas listrik, dll.
Besarnya energi listrik yang diubah atau diserap sama dengan besar kalor yang dihasilkan.
Sehingga secara matematis dapat dirumuskan.
W=Q
Untuk menghitung energi listrik digunakan persamaan sebagai berikut :
W = P.t
Keterangan :
W adalah energi listrik (J)
P adalah daya listrik (W)
t adalah waktu yang diperlukan (s)
Bila rumus kalor yang digunakan adalah Q = m.c.(t2 t1) maka diperoleh persamaan ;
P.t = m.c.(t2 t1)
Yang perlu diperhatikan adalah rumus Q disini dapat berubah-ubah sesuai dengan soal.

Asas Black
Menurut asas Black apabila ada dua benda yang suhunya berbeda kemudian disatukan atau
dicampur maka akan terjadi aliran kalor dari benda yang bersuhu tinggi menuju benda
yang bersuhu rendah. Aliran ini akan berhenti sampai terjadi keseimbangan termal
(suhu kedua benda sama). Secara matematis dapat dirumuskan :
Q lepas = Q terima
Yang melepas kalor adalah benda yang suhunya tinggi dan yang menerima kalor adalah
benda yang bersuhu rendah. Bila persamaan tersebut dijabarkan maka akan diperoleh :
Q lepas = Q terima
m1.c1.(t1 ta) = m2.c2.(ta-t2)
Catatan yang harus selalu diingat jika menggunakan asasa Black adalah pada benda yang
bersuhu tinggi digunakan (t1 ta) dan untuk benda yang bersuhu rendah digunakan (ta-
t2). Dan rumus kalor yang digunakan tidak selalu yang ada diatas bergantung pada soal
yang dikerjakan.
Perpindahan Kalor
Kalor dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Bagaimanakah cara kalor itu
berpindah? Kalor dapat berpindah dengan tiga cara, yaitu konduksi atau hantaran,
konveksi atau aliran, dan radiasi atau pancaran.

1. Konduksi
Bagaimanakah perpindahan kalor secara konduksi? Lakukan kegiatan berikut!

Konduksi adalah perpindahan kalor melalui suatu zat tanpa disertai perpindahan
partikel-partikel zat tersebut.
Berdasarkan daya hantar kalor, benda dibedakan menjadi dua, yaitu:
1) Konduktor
Konduktor adalah zat yang memiliki daya hantar kalor baik. Contoh : besi, baja,
tembaga, aluminium, dll
2) Isolator
Isolator adalah zat yang memiliki daya hantar kalor kurang baik. Contoh : kayu, plastik,
kertas, kaca, air, dll
Dalam kehidupan sehari-hari, dapat kamu jumpai peralatan rumah tangga yang prinsip
kerjanya memanfaatkan konsep perpindahan kalor secara konduksi, antara lain : setrika
listrik, solder. Mengapa alat-alat rumah tangga seperti setrika, solder, panci, wajan
terdapat pegangan dari bahan isolator? Hal ini bertujuan untuk menghambat konduksi
panas supaya tidak sampai ke tangan kita.

2. Konveksi
Konveksi adalah perpindahan kalor pada suatu zat yang disertai perpindahan partikel-
partikel zat tersebut.
Konveksi terjadi karena perbedaan massa jenis zat. Kamu dapat memahami peristiwa
konveksi, antara lain:
1) Pada zat cair karena perbedaan massa jenis zat, misal sistem pemanasan air, sistem
aliran air panas.
2) Pada zat gas karena perbedaan tekanan udara, misal terjadinya angin darat dan angin
laut, sistem ventilasi udara, untuk mendapatkan udara yang lebih dingin dalam ruangan
dipasang AC atau kipas angin, dan cerobong asap pabrik.
Agar kamu lebih dapat memahami konveksi, lakukan kegiatan berikut!
Dari kegiatan yang kamu lakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa, aliran di dalam gelas
disebabkan karena perbedaan massa jenis zat. Air yang menyentuh bagian bawah gelas
kimia tersebut dipanasi dengan cara konduksi. Akibat air menerima kalor, maka air akan
memuai dan menjadi kurang rapat. Air yang lebih rapat pada bagian atas itu turun
mendorong air panas menuju ke atas. Gerakan ini menimbulkan arus kon-veksi. Pada
bagian zat cair yang dipanaskan akan memiliki massa jenis menurun sehingga mengalir
naik ke atas. Pada bagian tepi zat cair yang dipanaskan konveksi yang terjadi seperti
ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
Pada bagian tengah zat cair yang dipanaskan, konveksi yang terjadi seperti ditunjukkan
pada gambar berikut.
Dari kegiatan yang kamu lakukan terlihat bahwa asap turun di dalam cerobong yang
tidak dipanaskan. Pada cerobong yang dipanaskan tekanan udara kecil sehingga asap
akan bergerak naik ke atas. Aliran udara yang terlihat itulah yang menunjukkan konveksi
pada zat gas. Tahukah kamu mengapa cerobong asap pabrik di buat tinggi? Coba kamu
cari tahu alasannya! Angin laut dan angin darat merupakan contoh peristiwa alam yang
melibatkan arus konveksi pada zat gas. Tahukah kamu bagaimana terjadinya angin laut
dan angin darat? Coba perhatikan gambar di bawah ini!

Pada siang hari daratan lebih cepat panas daripada lautan. Hal ini mengakibatkan udara
panas di daratan akan naik dan tempat tersebut diisi oleh udara dingin dari permukaan
laut, sehingga terjadi gerakan udara dari laut menuju ke darat yang biasa disebut angin
laut. Angin laut terjadi pada
siang hari, biasa digunakan oleh
nelayan tradisional untuk
pulang ke daratan.
Bagaimanakah angin darat
terjadi?

Pada malam hari daratan lebih


cepat dingin daripada lautan. Hal ini mengakibatkan udara panas di permukaan air laut
akan naik dan tempat tersebut diisi oleh udara dingin dari daratan, sehingga terjadi
gerakan udara dari darat menuju ke laut yang biasa disebut angin darat. Angin darat
terjadi pada malam hari, biasa digunakan oleh nelayan tradisional untuk melaut
mencari ikan.

3. Radiasi atau pancaran


Radiasi adalah perpindahan kalor tanpa melalui zat perantara. Saat acara api unggun pada
kegiatan Pramuka di sekolahmu, apa yang dapat kamu rasakan saat kamu berada di
sekitar nyala api unggun? Kamu akan merasakan hangatnya api unggun dari jarak
berjauhan. Bagaimanakah panas api unggun dapat sampai ke badanmu? Kalor yang
kamu terima dari nyala api unggun disebabkan oleh energi pancaran. Alat yang
digunakan untuk mengetahui adanya radiasi kalor atau energi pancaran kalor disebut
termoskop. Termoskop terdiri dari dua buah bola kaca yang dihubungkan dengan pipa U
berisi air alkohol yang diberi pewarna. Perhatikan gambar!

Salah satu bola lampu dicat hitam, sedangkan yang lain dicat putih. Apabila pancaran
kalor mengenai bola A, hal ini mengakibatkan tekanan gas pada bola A menjadi besar.
Hal ini mengakibatkan turunnya permukaan zat cair yang ada di bawahnya.
Bagaimanakah sifat radiasi dari berbagai permukaan? Sifat radiasi berbagai permukaan
dapat diselidiki dengan menggunakan alat termoskop diferensial. Alat yang digunakan
untuk menyelidiki sifat radiasi berbagai permukaan disebut termoskop diferensial.
Kedua bola lampu dicat dengan warna yang sama, tetapi di antara bola tersebut
diletakkan bejana kubus yang salah satu sisinya permukaannya hitam kusam dan sisi
lainnya mengkilap. Jika bejana kubus diisi dengan air panas, akan terlihat permukaan
alkohol di bawah bola B turun. Perbedaan ini disebabkan karena kalor yang diserap
bola B lebih besar daripada bola A. Dari hasil pengamatan yang dilakukan dapat ditarik
kesimpulan bahwa:
1) Permukaan benda hitam, kusam, dan kasar merupakan pemancar dan penyerap kalor
yang baik.
2) Permukaan benda putih, mengkilap dan halus merupakan pemancar dan penyerap
kalor yang buruk
KESIMPULAN

1. Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas dingin suatu benda dan alat yang
digunakan untuk mengukur suhu adalah thermometer.
2. Ada 4 Jenis Termometer Yaitu : Termometer Laboraturium, Termometer Klinis,
Termometer Ruangan, Termometer Digital dan Termokopel
3. Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara umum
untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur
suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung oleh benda sangat
besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit.

4. Rumus Kalor
5. Kalor merupakan bentuk energi maka dapat berubah dari satu bentuk kebentuk yang
lain. Berdasarkan Hukum Kekekalan Energi maka energi listrik dapat berubah menjadi
energi kalor dan juga sebaliknya energi kalor dapat berubah menjadi energi listrik.
Dalam pembahasan ini hanya akan diulas tentang hubungan energi listrik dengan energi
kalor. Alat yang digunakan mengubah energi listrik menjadi energi kalor adalah ketel
listrik, pemanas listrik, dll
6. Untuk menghitung energi listrik digunakan persamaan sebagai berikut : W = P.t
7. Menurut asas Black apabila ada dua benda yang suhunya berbeda kemudian disatukan
atau dicampur maka akan terjadi aliran kalor dari benda yang bersuhu tinggi menuju
benda yang bersuhu rendah. Aliran ini akan berhenti sampai terjadi keseimbangan
termal (suhu kedua benda sama). Secara matematis dapat dirumuskan : Q lepas = Q
terima
8. Kalor dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Bagaimanakah cara kalor itu
berpindah? Kalor dapat berpindah dengan tiga cara, yaitu konduksi atau hantaran,
konveksi atau aliran, dan radiasi atau pancaran.
9. Konveksi adalah perpindahan kalor pada suatu zat yang disertai perpindahan partikel-
partikel zat tersebut.
10. Radiasi adalah perpindahan kalor tanpa melalui zat perantara
DAFTAR PUSTAKA

Diambil dari Halaman Website :


1. http://alljabbar.wordpress.com/2008/04/07/suhu/
2. http://alljabbar.wordpress.com/2008/03/23/kalor/
3.
http://www.fisikaonline.com/index.php?Itemid=90&catid=14:suhu&i
d=79:perpindahan-kalor&option=com_content&view=article

Perubahan Materi (Fisika-Kimia)

Di alam ini, terdapat fenomena atau kejadian yang biasa kita alami dan karena sering terjadi
setiap hari kita tidak pernah memperhatikannya. Pernahkah kamu melihat lilin menyala? Apa
yang terjadi pada sumbu dan batangnya?

Pada saat lilin menyala, dapat kita lihat sumbu lilin yang semula putih, berubah menjadi
hitam kelam dan menjadi arang. Sedangkan pada batangnya, tampak berubah menjadi cair.
Lilin yang terbakar tersebut mengalami dua perubahan yaitu perubahan sumbu menjadi
arang, dan perubahan batang yang menjadi cair.

Perubahan materi tersebut ada yang bersifat fisika dan bersifat kimia. Untuk mengetahuhi
perubahan yang terjadi pada lilin tersebut perubahan fisika atau kimia, kita perlu mengetahui
perubahan fisika-kimia dan perbedaanya terlebih dahilu.

1. Perubahan Fisika

Perubahan fisika adalah perubahan pada zat yang tidak menghasilkan zat jenis baru.

Contohnya beras yang ditumbuk menjadi tepung.

Beras yang ditumbuk menjadi tepung, hanya menunjukkan bentuk dan ukuran yang berubah,
tetapi sifat molekul zat pada beras dan tepung tetap sama.

Peristiwa perubahan wujud zat, antara lain : menguap, mengembun, mencair, membeku,
menyublim, mengkristal merupakan perubahan fisika.
skema perubahan materi

Terdapat beberapa ciri- ciri pada perubahan fisika, yaitu:

1. tidak terbentuk zat jenis baru,


2. zat yang berubah dapat kembali ke bentuk semula,
3. hanya diikuti perubahan sifat fisika saja.

Perubahan fisika yang lainnya adalah perubahan bentuk, perubahan ukuran, dan perubahan
warna. Pada perubahan ini, memungkinkan kita mendapatkan kembali materi semula, namun
tidak semuanya dalam bentuk yang utuh. Misalnya, gelas yang pecah. Pada gelas tersebut
terjadi perubahan fisika meskipun wujudnya bukan gelas lagi. Hanya wujud fisiknya saja
yang berubah,dan tidak terjadi perubahan sifat, gelas yang pecah masih memiliki sifat
dasarnya (gelas kaca memiliki sifat seperti kaca begitu pula dengan gelas kaca yang pecah).

2. Perubahan Kimia

Perubahan kimia adalah perubahan materi yang menghasilkan zat jenis baru. Misalnya pada
saat membakar kertas. Setelah kertas tersebut habis terbakar akan terdapat abu yang diperoleh
akibat proses pembakaran. Kertas sebelum dibakar memiliki sifat yang berbeda dengan kertas
sesudah dibakar.

Perubahan kimia disebut juga reaksi kimia. Dalam kehidupan sehari-hari, banyak reaksi
kimia yang terjadi secara alamiah atau yang dibuat manusia.

Terdapat beberapa ciri-ciri perubahan kimia suatu zat, yaitu:

1. terbentuk zat jenis baru,


2. zat yang berubah tidak dapat kembali ke bentuk semula,
3. diikuti oleh perubahan sifat kimia melalui reaksi kimia.

Selama terjadi perubahan kimia, massa zat sebelum reaksi sama dengan massa zat sesudah
reaksi.
Seperti halnya perubahan fisika, perubahan kimia juga dapat kita amati di alam dan
lingkungan sekitar kita. Berdasarkan faktor penyebabnya perubahan kimia dapat dibedakan
menjadi lima kelompok, yaitu :

1. Proses pembakaran, contohnya kayu yang dibakar, bom meledak dan lilin yang
dibakar.
2. Proses peragian, contohnya perubahan susu menjadi keju, singkong menjadi tape dan
kedelai menjadi tempe.
3. Proses kerusakan, contohnya pelapukan kayu, pembusukan sampah dan perkaratan
besi.
4. Proses biologis mahluk hidup, contohnya proses fotosintesis, proses pencernaan
makanan dan proses pernafasan.
5. Proses pertumbuhan dan perkembangan mahluk hidup, contohnya tumbuhnya
seorang bayi menjadi dewasa.

Ciri-ciri yang mengindikasikan adanya perubahan kimia adalah adanya perubahan warna,
perubahan bau, pembentukan gas, timbulnya cahaya, pembentukan endapan baru, dan
perubahan pH.

Dari pemaparan diatas, dapat kita ketahui bahwa perubahan sumbu lilin menjadi arang
termasuk ke dalam perubahan kimia karena terbentuk zat baru dan peubahannya di ikuti
perubahan sifat-sifat kimia dari zatt tersebut. Sedangkan perubahan yang terjadi pada batang
lilin yang mencair merupakkan perubahan fisika yang notabene tidak terbentuk zat baru.

Perubahan materi ini dapat diketahui dari perbedaan keadaan awal dan keadaan akhir materi
setelah mengalami perubahan. Keadaan yang dimaksud meliputi sifat-sifat maupun
strukturnya. Materi dapat dikenali berdasarkan sifat-sifat fisika maupun sifat-sifat kimianya.
Yang termasuk sifat-sifat fisika antara lain wujud, warna, titik leleh, titik didih, dan kelarutan.
Sifat-sifat kimia materi didasarkan pada kemampuannya dalam melakukan perubahan atau
reaksi kimia.

WUJUD ZAT
1. Pengertian Zat (Ing: matter)

Zat atau materi adalah sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa. Menempati ruang
berarti benda dapat ditempatkan dalam suatu ruang atau wadah tertentu sedangkan massa
benda dapat diukur baik dengan perkiraan atau dengan alat tertentu seperti neraca. Dua zat
tidak dapat menempati ruang yang sama dalam waktu bersamaan. Setiap zat / materi terdiri
dari partikel-partikel / molekul-molekul yang menyusun zat tersebut.
Ilustrasi molekul-molekul penyusun zat hijau daun

2. Massa Jenis Zat (kerapatan zat; Ing: density)

Zat-zat yang sejenis pasti mempunyai massa jenis yang sama. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa massa jenis merupakan salah satu ciri khas suatu zat.

Dalam huruf Yunani massa jenis dinyatakan dalam huruf (baca: rho) dan didefinisikan
sebagai massa zat dibagi dengan volumenya.

Satuan dari massa jenis adalah kg/m3

Contoh massa jenis berbagai zat.

3. Wujud Zat

Berdasarkan wujudnya zat dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu padat, cair, dan gas.
Masing-masing wujud zat mempunyai ciri-ciri khusus baik dilihat dari bentuk fisiknya
maupun partikel-partikel penyusunnya sebagai berikut:
A. Zat Gas

(jika tidak terlihat animasinya silahkan klik 2 x )

1. Letak molekulnya sangat berjauhan


2. Jarak antar molekul sangat jauh bila dibandingkan dengan molekul itu sendiri.
3. Molekul penyusunnya bergerak sangat bebas
4. Gaya tarik menarik antar molekul hampir tidak ada
5. Baik volume maupun bentuknya mudah berubah
6. Dapat mengisi seluruh ruangan yang ada.

Contoh : Udara

B. Zat Cair

Contoh : air, minyak, oli

1. Letak molekulnya relatif berdekatan bila dibandingkan dengan gas tetapi lebih jauh
daripada zat padat.
2. Gerakan molekulnya cukup bebas
3. Molekul dapat berpindah tempat, tetapi tidak mudah meninggalkan kelompoknya
karena masih terdapat gaya tarik menarik.
4. Bentuknya mudah berubah (menyesuaikan wadah/tempatnya) tetapi volumenya tetap.

(jika tidak terlihat animasinya silahkan klik 2 x )

C. Zat Padat

1. Letak molekulnya sangat berdekatan dan teratur.


2. Gaya tarik-menarik antar molekul sangat kuat sehingga gerakan molekulnya tidak
bebas.
3. Gerakan molekulnya terbatas, yaitu hanya bergetar dan berputar di tempat saja.
4. Molekul-molekulnya sulit dipisahkan sehingga membuat bentuknya selalu tetap atau
tidak berubah.
5. Contoh: kayu, batu, besi
(jika tidak terlihat animasinya silahkan klik 2 x )

4. ADHESI DAN KOHESI


Disamping terjadi interaksi antar molekul penyusun suatu zat, maka molekul penyusun suatu
zat juga dapat bereaksi dengan molekul penyusun zat yang lainnya.

Adhesi

Adhesi adalah gaya tarik menarik antara molekul-molekul zat yang tidak sejenis.

Contoh:

Tinta dapat menempel di kertas


Kapur / tinta dapat menempel di papan tulis
Semen dapat melekatkan batu dengan pasir
Cat dapat menempel pada tembok

Kohesi

Kohesi adalah adalah gaya tarik-menarik antara molekul yang sejenis.

Contoh:
gaya tarik menarik antara molekul kayu membentuk kayu
gaya tarik menarik antara molekuk kapur membentuk kapur batang
gaya tarik menarik antara molekul-molekul gula membentuk butiran gula pasir

Pengaruh gaya adhesi dan kohesi terhadap zat cair menyebabkan terjadinya peristiwa
peristiwa:

A. Meniskus cembung dan meniskus cekung

Jika adhesi lebih besar dari pada kohesi maka permukaan (meniskus) zat cair dalam pipa
kapiler cekung, misalnya pada pipa yang diisi dengan air ( pipa kiri ). sebaliknya jika gaya
kohesi lebih besar maka permukaan zat cair dalam pipa kapiler akan cembung, misalnya pipa
yang diisi dengan air raksa ( pipa kanan).

Dalam kehidupan sehari-hari juga dapat dijumpai peristiwa adhesi dan kohesi, misalnya
ketika ada air yang jatuh di atas permukaan daun tertentu akan membentuk bola air. Hal
tersebut dikarenakan gaya kohesi lebih besar dari adhesi.
B. Kapilaritas

Kapilaritas adalah meresapnya zat cair melalui celah-celah sempit atau pipa rambut yang disering disebut sebagai pipa
kapiler. Gejala ini disebabkan karena adanya gaya adhesi atau kohesi antara zat cair dan dinding celah tersebut. Zat cair yang
dapat membasahi dinding kaca pipa kapiler memiliki gaya adhesi antara pipa kapiler dengan dinding pipa kapiler lebih
besar. Sedangkan zat cair yang tidak membasahi dinding kaca pipa kapiler memilki gaya kohesi yang lebih besar. Hal ini
akan mempengaruhi tinggi rendahnya permukaan zat cair pada pipa kapiler.

Contoh kapilaritas dalam kehidupan sehari-hari:

Naiknya minyak tanah melalui sumbu kompor


Naiknya minyak tanah melalui sumbu pada lampu tempel
Baiknya air tanah sampai ke daun melalui pembuluh tapis
Menetesnya air pada kain dalam ember yang semampai

C. Tidak berlakunya hukum bejana berhubungan.


Jika pada bejana berhubungan terdapat pipa kapiler atau terdapat perbedaan yang signifikan
dari diameter pipa-pipanya maka permukaan zat cair dalam pipa kecil akan lebih tinggi
dibandingkan permukaanya pada pipa yang besar sehingga hukum bejana berhubungan tidak
berlaku.

Unsur, Senyawa, dan Campuran


A. Unsur dan Lambang Unsur

Apabila dikaji, semua zat terbentuk dari bagian-bagian yang paling sederhana yang disebut
unsur. Air dapat diuraikan lagi menjadi gas hidrogen dan gas oksigen. Gula dapat diuraikan
lagi menjadi karbon, oksigen, dan hidrogen. Dengan reaksi kimia biasa karbon, oksigen, dan
hidrogen tidak dapat diuraikan lagi. Karbon, hidrogen, dan oksigen tergolong unsur. Unsur
didefinisikan sebagai zat tunggal yang tidak dapat diuraikan lagi menjadi zat-zat lain yang
lebih sederhana dengan reaksi kimia biasa.

Pada kondisi normal, banyak di antara unsur ini berupa benda padat, seperti tembaga, emas,
besi, dan timbal. Merkuri atau yang lebih dikenal dengan nama air raksa dan brom
merupakan contoh unsur yang berwujud cair. Oksigen dan nitrogen adalah contoh unsur yang
berupa gas.

Sebenarnya bumi yang kita pijak ini terdiri dari berbagai macam unsur. Berikut ini delapan
jenis unsur yang membentuk hampir 99% bagian kerak bumi.

Tabel unsur-unsur yang membentuk kulit bumi.

Unsur Persentase (%)


Aluminium 8,1
Besi 5,0
Kalium (potasium) 2,6
Kalsium 3,6
Magnesium 2,1
Natrium 2,9
Oksigen 46,6
Silikon 27,7
Unsur-unsur lainnya 1,4

Lautan terdiri atas air dan berbagai garam. Air tersusun atas unsur hidrogen dan oksigen.
Udara hampir sepenuhnya merupakan campuran oksigen dan nitrogen ditambah dengan
sejumlah kecil beberapa unsur lain. Tubuh manusia juga tersusun oleh berbagai unsur.
Sebagian besar tubuh manusia terdiri dari air (hidrogen dan oksigen).

Unsur-unsur yang sudah dikenal ada yang berupa logam, bukan logam (nonlogam), dan
semilogam. Logam adalah unsur yang memiliki sifat mengkilap dan umumnya merupakan
penghantar listrik dan penghantar panas yang baik. Unsur-unsur logam umumnya berwujud
padat pada suhu dan tekanan normal, kecuali raksa yang berwujud cair. Pada umumnya unsur
logam dapat ditempa sehingga dapat dibentuk menjadi bendabenda lainnya. Beberapa unsur
logam di antaranya besi,
emas, perak, platina, dan tembaga. Contoh unsur-unsur logam ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel unsur-unsur logam.

Nama Indonesia Nama Latin Lambang Unsur Bentuk Fisik


aluminium aluminium Al padat, putih keperakan
barium barium Ba padat, putih keperakan
besi ferrum Fe padat, putih keperakan
emas aurum Au padat, berwarna kuning
kalium kalium K padat, putih keperakan
kalsium calsium Ca padat, putih keperakan
kromium chromium Cr padat, putih keperakan
magnesium magnesium Mg padat, putih keperakan
mangan manganium Mn padat, putih abu-abu
natrium natrium Na padat, putih keperakan
nikel nickelium Ni padat, putih keperakan

Adapun unsur nonlogam adalah unsur yang tidak memiliki sifat seperti logam. Pada
umumnya, unsur-unsur nonlogam berwujud gas dan padat pada suhu dan tekanan normal.
Contoh unsur nonlogam yang berwujud gas adalah oksigen, nitrogen, dan helium. Contoh
unsur nonlogam yang berwujud padat adalah belerang, karbon, fosfor, dan iodin. Zat padat
nonlogam biasanya keras dan getas. Unsur nonlogam yang berwujud cair adalah bromin.
Perhatikan contoh unsur nonlogam pada tabel berikut.

Tabel unsur-unsur nonlogam.

Nama Indonesia Nama Latin Lambang Unsur Bentuk Fisik


belerang sulfur S padat, kuning
bromin bromium Br cair, cokelat kemerahan
fluorin fluorine F gas, kuning muda
fosforus phosphorus P padat, putih dan merah
helium helium He gas, tidak berwarna
hidrogen hydrogenium H gas, tidak berwarna
karbon carbonium C padat, hitam
klorin chlorine Cl gas, kuning kehijauan
neon neon Ne gas, tidak berwarna
nitrogen nitrogenium N gas, tidak berwarna
oksigen oxygenium O gas, tidak berwarna
silikon silicium Si padat, abu-abu mengkilap
iodin iodium I padat, hitam (uapnya berwarna ungu)

Selain unsur logam dan nonlogam ada juga unsur semilogam atau yang dikenal dengan nama
metaloid. Metaloid adalah unsur yang memiliki sifat logam dan nonlogam. Contoh unsur-
unsur jenis ini dapat kamu lihat padatabel berikut.
Tabel unsur-unsur semilogam.

Nama Indonesia Nama Latin Lambang Unsur Bentuk Fisik


boron boronium B padat, kecokelatan
silikon silicium Si padat, abu-abu mengkilap
germanium germanium Ge padat, abu-abu mengkilap
arsen arsenium As padat, abu-abu mengkilap
antimon stibium Sb padat, abu-abu mengkilap
tellurium tellurium Te padat, keperakan
polonium polonium Po padat, keperakan

Unsur semilogam ini biasanya bersifat semikonduktor. Bahan yang bersifat semikonduktor
tidak dapat menghantarkan listrik dengan baik pada suhu yang rendah, tetapi sifat hantaran
listriknya menjadi lebih baik ketika suhunya lebih tinggi.

Unsur memiliki nama dan lambang unsur agar lebih mempermudah cara penulisan dan
mengenalnya. Adapun lambang unsur yang pernah dibuat adalah sebagai berikut.

1. Pendapat Para Ahli Kimia pada Abad Pertengahan

Lambang unsur berupa lambang dari macam-macam alat atau benda seperti pada gambar di
bawah, ternyata lambang tersebut sulit dimengerti orang. Perhatikan gambar.

2. Pendapat John Dalton (17661844)

Lambang unsur yaitu berupa lingkaran seperti pada gambar di bawah ini. Lambang-lambang
unsur menurut Dalton ini kurang praktis apabila digunakan untuk menuliskan zat yang
majemuk.

3. Pendapat Jons Jacob Berzelius

Lambang unsur yang sekarang digunakan adalah seperti yang diusulkan oleh Jons Jacob
Berzelius pada tahun 1813. Cara penulisan unsur tersebut dengan ketentuan diambil huruf
pertama dari nama unsur dan ditulis dengan huruf kapital. Apabila ada dua unsur yang huruf
depannya sama, maka unsur yang lain tadi selain memakai huruf pertama yang ditulis dengan
huruf kapital diikuti salah satu huruf kecil yang terdapat dalam nama unsurnya.
Contoh:
Unsur Carbon dilambangkan C
Unsur Calsium dilambangkan Ca
Unsur Clorin dilambangkan Cl
Unsur Cobalt dilambangkan Co
Unsur Nitrogen dilambangkan N
Unsur Natrium dilambangkan Na
Unsur Neon dilambangkan Ne

Beberapa jenis unsur beserta lambangnya menurut Berzelius disajikan pada tabel berikut

Tabel Lambang Beberapa Unsur Logam, Nonlogam, dan Unsur Buatan Menurut Berzelius

Di alam semesta ini terdapat 114 unsur baik alami maupun buatan. Unsur alami terdiri atas 91
jenis unsur dan 23 unsur sisanya merupakan unsur buatan.

Unsur-unsur tersebut dikelompokkan berdasarkan kemiripan sifatnya. Pengelompokan unsur


ini dinamakan Tabel Periodik Unsur. Perhatikan Tabel Periodik Unsur pada gambar brikut.
B. Senyawa

Senyawa adalah zat-zat yang tersusun atas dua unsur atau lebih yang bergabung secara kimia
dengan perbandingan massa tertentu.

Air dan garam dapur merupakan salah satu contoh senyawa. Air dan garam dapur dikatakan
senyawa karena tersusun atas dua unsur atau lebih. Air tersusun atas dua jenis unsur, yaitu
hidrogen dan oksigen dengan perbandingan massa tertentu dan tetap. Garam dapur juga
tersusun atas dua jenis unsur, yaitu natrium dan klorin dengan perbandingan massa tertentu
dan tetap. Contoh lainnya, nitrogen dan hidrogen bergabung membentuk amoniak.

Sama halnya dengan unsur kimia, senyawa kimia diberi nama dan lambang agar
memudahkan untuk dipelajari.

C. Rumus Kimia

Rumus kimia menunjukkan satu molekul dari suatu unsur atau suatu senyawa. Rumus kimia
juga disebut rumus molekul. Rumus kimia digolongkan sebagai berikut.

1. Rumus Kimia Suatu Unsur


Dalam rumus kimia suatu unsur tercantum lambang atom unsur itu, yang diikuti satu angka.
Lambang unsur menyatakan nama atom unsurnya dan angka yang ditulis agak ke bawah
menyatakan jumlah atom yang terdapat dalam satu molekul unsur tersebut.
Contoh:

a. O2 berarti 1 molekul, gas oksigen.


Dalam 1 molekul gas oksigen terdapat 2 atom oksigen

b. P4 berarti 1 molekul fosfor.


Dalam 1 molekul fosfor terdapat 4 atom fosfor.

Berbeda halnya dengan 2 O dan 4 P.


a. 2 O berarti 2 atom oksigen yang terpisah dan tidak terikat secara kimia.
b. 4 P berarti 4 atom fosfor yang terpisah dan tidak terikat secara kimia

2. Rumus Kimia Suatu Senyawa

Pada rumus kimia suatu senyawa tercantum lambang atom unsurunsur yang membentuk
senyawa itu, dan tiap lambang unsur diikuti oleh suatu angka yang menunjukkan jumlah atom
unsur tersebut di dalam satu molekul senyawa.
Contoh:

a. H2O berarti 1 molekul air


Dalam 1 molekul air terdapat 2 atom hidrogen dan 1 atom oksigen.

b. CO2 berarti 1 molekul gas karbon dioksida


Dalam 1 molekul gas karbondioksida terdapat 1 atom karbon dan 2 atom oksigen.

c. C12H22O11 berarti 1 molekul gula


Dalam 1 molekul gula terdapat 12 atom karbon, 22 atom hidrogen, dan 11 atom oksigen.

Jumlah senyawa yang ada di dunia ini sangatlah banyak. Oleh karena itu diperlukan sistem
penamaan agar memudahkan kita untuk mempelajarinya. Pada pembahasan ini, kita hanya
akan mempelajari tata nama senyawa biner yaitu senyawa yang tersusun dari dua jenis unsur.

Senyawa biner dapat merupakan gabungan dari atom nonlogam dengan nonlogam atau atom
logam dengan atom nonlogam. Perhatikan kembali tabel periodik di atas untuk mengetahui
unsur -unsur yang termasuk logam atau nonlogam.

1. Senyawa Biner dari Sesama Nonlogam


Aturan penulisan senyawa biner dari sesama nonlogam adalah sebagai berikut.
a. Unsur nonlogam yang terdapat di sebelah kiri pada urutan berikut, dituliskan terlebih
dahulu.
B Si C S As P N H S I Br Cl O F
Sebagai contoh, rumus kimia karbon dioksida dituliskan CO2 bukan O2C atau rumus kimia
air dituliskan sebagai H2O bukan OH2.

b. Nama senyawa biner dari dua jenis unsur nonlogam diambil dari rangkaian nama kedua
jenis unsur tersebut dan diberi akhiran -ida pada nama unsur yang kedua.
Contoh
CO : karbon monoksida
CaO : kalsium oksida

c. Jika pasangan unsur yang bersenyawa membentuk lebih dari sejenis senyawa, nama unsur
tersebut dibedakan dengan menyebut angka dalam bahasa latin, seperti yang ditunjukkan
pada tabel berikut.

Angka Bahasa latin


1 mono
2 di
3 tri
4 tetra
5 penta
6 heksa
7 hepta
8 okta
9 nona
10 deka

Contoh
CO : karbon monoksida
CO2 : karbon dioksida
NO2 : nitrogen dioksida
N2O3 : dinitrogen trioksida

2. Senyawa Biner dari Logam dan Nonlogam

Aturan penulisan senyawa biner dari logam dan nonlogam adalah unsur logam ditulis terlebih
dahulu.
Contoh:
Garam dapur terdiri atas unsur logam (natrium) dan unsur nonlogam (klorin). Oleh karena itu
rumus kimia garam dapur dituliskan NaCl (natrium klorida).

Rumus kimia dibedakan menjadi dua, yaitu rumus empiris dan rumus molekul. Rumus
empiris adalah perbandingan paling sederhana dari atomatom yang membentuk senyawa.
Contoh rumus empiris amoniak adalah NH3. Rumus kimia sesungguhnya dapat sama dengan
rumus empiris atau kelipatan dari rumus empirisnya. Rumus sesungguhnya amoniak sama
dengan rumus empirisnya, yaitu NH3. Rumus sesungguhnya dari asetilena adalah C2H2,
yang merupakan kelipatan dua dari rumus empirisnya, yaitu CH.
Untuk senyawa molekuler, penting untuk diketahui berapa jumlah atom yang terdapat dalam
setiap molekulnya. Jadi, rumus molekul dapat didefinisikan sebagai rumus kimia yang
menyatakan perbandingan jumlah atom sesungguhnya dari atom-atom yang menyusun suatu
molekul.

Dengan demikian, rumus empiris dan rumus molekul memiliki kesamaan dalam hal jenis
unsurnya. Perbedaannya terletak pada perbandingan relatif jumlah unsur yang menyusun
senyawa itu. Hubungan antara rumus empiris dan rumus molekul dari beberapa senyawa
dapat kamu amati melalui tabel berikut.

Table hubungan antara rumus empiris dan rumus molekul beberapa senyawa.

Rumus Senyawa Rumus Molekul Rumus Empiris


Air H2O H2O
Butana C4H10 (C2H5)n n=2
Etana C2H6 (CH3)n n=2
Etena C2H4 (CH2)n n=2
Etuna C2H2 (CH)n n=2
Glukosa C6H12O6 (CH2O)n n=6

C. Sifat-Sifat Unsur, Senyawa, dan Campuran

1. Sifat Unsur

Sampai saat ini telah dikenal tidak kurang dari 114 macam unsur yang terdiri dari 92 unsur
alam dan 22 unsur buatan. Berdasarkan sifatnya, unsur dapat digolongkan menjadi unsur
logam, unsur nonlogam, serta unsur metaloid. Contoh unsur logam di antaranya besi,
seng, dan tembaga. Contoh unsur nonlogam di antaranya karbon, nitrogen, dan oksigen.
Silikon dan germanium tergolong metaloid.

Tabel perbandingan sifat antara unsur logam dan nonlogam.

Unsur Logam Unsur Nonlogam


1. Berwujud padat, kecuali 1. Dapat berwujud padat, cair,
raksa. dan gas.
2. Bersifat kuat dan dapat 2. Bersifat rapuh dan tidak dapat
ditempa. ditempa.
3. Dapat menghantarkan 3. Tidak dapat menghantarkan
listrik dan panas (bersifat listrik dan panas (isolator),
konduktor). kecuali grafit.

2. Sifat Senyawa

Air merupakan contoh senyawa. Unsur-unsur pembentuk air adalah oksigen dan hidrogen.
Jadi, air terdiri dari gas oksigen dan gas hidrogen yang bergabung melalui reaksi kimia.
Air dengan rumus kimia H2O, memiliki sifat yang berbeda dengan unsur-
unsur pembentuknya, yaitu H2 dan O2 yang berupa gas. Air dapat diuraikan menjadi unsur-
unsur pembentuknya, sehingga disebut senyawa. Adapun hidrogen serta oksigen disebut
unsur. Jadi, senyawa adalah zat yang terbentuk dari unsur-unsur dengan
perbandingan tertentu dan tetap melalui reaksi kimia. Jadi, sifat senyawa tidak sama dengan
sifat unsur pembentuknya. Senyawa dapat dipisahkan menjadi unsur-unsur atau menjadi
senyawa yang lebih sederhana melalui reaksi kimia.
Di dalam tiap senyawa unsur-unsur penyusunnya mempunyai perbandingan massa yang tetap
dan tertentu. Misalnya,
a. Air (H2O), perbandingan massa unsur-unsur penyusunnya yaitu Hidrogen : Oksigen adalah
1:8
b. Gula (C12 H22 O11), perbandingan massa unsur-unsur penyusunnya yaitu Karbon :
Oksigen : Hidrogen adalah 72 : 88 : 11
c. Etanol (C2 H5OH), perbandingan massa unsur-unsur penyusunnya yaitu Karbon : Oksigen
: Hidrogen adalah 12 : 8 : 3

Beberapa contoh senyawa yang ada dalam kehidupan sehari-hari tercantum dalam tabel
berikut.
Tabel Beberapa Contoh Senyawa dalam Kehidupan Sehari-hari

N0 Senyawa Rumus Kegunaan


Natrium Garam
1 NaCl
Klorida dapur
Pemanis
2 Sukrosa C12H22O11
Gula
Asam Pembersih
3 HCl
Kloroda lantai
Asam Cuka
4 CH3COOH
asetat makan
Asam Pengisi
5 H2SO4
sulfat aki (accu)
Pelarut,
6 Air H2O
pembersih
7 Urea CO(NH2)2 Pupuk
Asam
8 C6H8O6 Vitamin C
askorbat
Obat sakit
9 Aspirin C9H8O4
kepala
Membuat
10 Soda kue NaHCO3
kue

3. Sifat Campuran

Suatu campuran dapat merupakan gabungan unsur dengan unsur, unsur dengan senyawa, atau
senyawa dengan senyawa. Misalnya, stainless steel (baja tahan karat) terbuat dari campuran
besi, krom, dan nikel. Komposisi unsur-unsur penyusun suatu campuran tidak tertentu,
sehingga rumus kimia suatu campuran tidak dapat ditentukan. Pemisahan campuran dapat
dilakukan secara fisika.
Tanah diklasifikasikan dalam campuran, yaitu campuran berbagai macam unsur dan senyawa.
Sifat asli zat-zat pembentuk campuran masih tampak, sehingga komponen penyusun
campuran tersebut dapat dikenali dan dapat dipisahkan lagi. Perbandingan zat-zat
penyusunnya tidak tentu seperti pada senyawa.
Ada dua macam campuran, yaitu campuran homogen dan campuran heterogen.

a. Campuran Homogen

Amati dengan saksama segelas air sirup. Bila air sirup tersebut jernih dan bercampur merata,
dapat digolongkan sebagai campuran homogen. Campuran homogen ini biasa disebut
larutan. Pada larutan, tiap-tiap bagian mempunyai susunan yang sama. Jadi di dalam larutan
sirup tersebut terdapat dua penyusun larutan, yakni air dan gula. Air disebut pelarut,
sedangkan gula disebut zat terlarut. Contoh campuran homogen lainnya adalah minuman
ringan (soft drink) dan larutan pembersih lantai.

b. Campuran Heterogen

Amati segelas air yang dicampur dengan pasir. Apabila zat-zat penyusunnya bercampur
secara tidak merata dan campuran ini tiap-tiap bagian tidak sama susunannya maka disebut
campuran heterogen (perhatikan Gambar 3.8). Contoh campuran heterogen yang lain adalah
air kopi (bentuk cair) dan campuran tepung dengan
air (bentuk padat). Susunan zat dalam suatu campuran sering dinyatakan dengan kadar dari
zat-zat pembentuk campuran itu. Kadar suatu zat dalam campuran dapat dinyatakan sebagai
jumlah zat dalam campuran dibandingkan jumlah seluruh campuran. Jumlah zat dapat

dinyatakan dalam dalam massa (g, kg) atau volume (ml, l).

Adapun perbandingan tersebut dinyatakan dalam persen (%).Kadar Zat = (Jumlah Zat/Jumlah
Campuran) x 100%

Tabel Perbedaan Antara Senyawa dan Campuran

Keadaan Unsur Senyawa Campuran


a. disusun oleh a. disusun oleh
Tersusun dari unsur-unsur zat
Penyusunnya satu jenis atom b. hanya dapat b. mudah
saja. dipisahkan secara dipisahkan secara
kimia fisik
Sifatnya sifat senyawa sifat zat
berbeda dengan penyusunnya
unsur-unsur masih tampak
penyusunnya
Tidak dapat Dapat diuraikan
diuraikan menjadi unsur- Dapat dipisahkan
Proses menjadi zat yang unsur penyusunnya menjadi zat-zat
Pembentukan lebih sederhana dengan reaksi penyusunnya
dengan reaksi kimia secara fisika.
kimia biasa. biasa.
perbandingan perbandingan
unsur-unsur massa zat
Perbandingan
penyusunnya tetap penyusunnya
dan tertentu tidak tentu

MATERI IKATAN IONIK DAN IKATAN KOVALEN

1. Konsep Dasar Ikatan Kimia

Semua senyawa kimia yang terbentuk akibat berbagai kombinasi unsur


penyusunnya. Atom dari unsur yang sama atau unsur yang berbeda digabungkan oleh
berbagai ikatan kimia untuk menjaga molekul bersama-sama dan dengan
demikian,menganugerahkan stabilitas senyawa yang dihasilkan. Ikatan kimia terdiri atas
beragam jenis dan memiliki kekuatan bervariasi.
Ikatan kimia adalah sebuah proses fisika yang bertanggung jawab dalam interaksi
gaya tarik menarik antara dua atom atau molekul yang menyebabkan suatu
senyawa diatomik atau poliatomik menjadi stabil. Dengan kata lain ikatan kimia adalah
kemampuan suatu atom bergabung dengan atom lain membentuk suatu
senyawa.Ikatan kimia dilakukan dengan melepas atau menerima electron, sehingga
susunan electron menjadi stabil (seperti susunan pada gas mulia). Kecenderungan
unsur unsur untuk menjadikan konfigurasi elektronnya sama seperti gas mulia
terdekat dengan istilah aturan oktet.Elektron yang berperan dalam pembentukkan
ikatan kimia adalah electron valensi dari suatu atom / unsur yg terlibat.Ikatan kimia
dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu ikatan ionik , ikatan kovalen dan ikatan
kovalen koordinasi.
2. Jenis Ikatan Kimia
Elemen-elemen ini membentuk suatu ikatan dengan menyumbang, menerima atau
berbagi elektron. Ini adalah dasar dari ikatan kimia. Jenis yang paling umum dari ikatan
kimia antara lain:
- kovalen
- ikatan ion
- Ikatan logam
Sementara berbagi elektron oleh atom membentuk ikatan kovalen, transfer atau elektron
dari satu atom ke yang lain adalah bentuk ikatan ion. Di sini kita akan membahas secara
rinci berbagai aspek ikatan ionik.

A.Pengertian Ikatan Ion


Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi akibat adanya serah terima elektron sehingga
membentuk ion positif dan ion negatif yang konfigurasi elektronnya sama dengan gas
mulia. Ion positif dan ion negatif diikat oleh suatu gaya elektrostatik. Senyawa yang
dihasilkan disebut senyawa ion.
Salah satu contoh ikatan ion yang sering kita jumpai sehari-hari adalah garam dapur.
Ya, garam dapur rumus kimianya NaCl (Natrium klorida). Dalam NaCl padat terdapat
ikatan antara ion Na+ dan ion Cldengan gaya elektrostatik sehingga disebut ikatan ion.
Bentuk kristal NaCl merupakan rangkaian antara ion Na+ dan ion Cl. Satu ion Na+
dikelilingi oleh enam ion Cl dan satu ion Cl dikelilingi oleh enam ion Na+ seperti yang
diilustrasikan oleh gambar di bawah.

Struktur NaCl

1 Cl dikelilingi 6 Na dan sebaliknya 1 Na dikelilingi 6 Cl


Atom-atom membentuk ikatan ion karena masing-masing atom ingin mencapai
keseimbangan/kestabilan seperti struktur elektron gas mulia. Ikatan ion terbentuk
antara:
1. Ion positif dengan ion negatif
2.Atom-atom berenergi potensial ionisasi kecil dengan atom-atom berafinitas elektron
besar (Atom-atom unsur golongan IA, IIA dengan atom-atom unsur golongan VIA, VIIA),
3. Atom-atom dengan keelektronegatifan kecil dengan atom-atom yang mempunyai
keelektronegatifan besar.

B. Pembentukan Ikatan Ion

Sebagimana disebutkan di atas bahwa ikatan ion adalah ikatan yang terjadi akibat
perpindahan elektron dari satu atom ke atom lain. Masih ingat kan sobat, ikatan antar
unsur akan stabil jika eletron terluar berjumlah 2 dan 8. Perhatikan contoh
pembentukan ikatan ion antara unsur Na (natrium) dan Cl (klorida) berikut ini:
Ikatan ion merupakan ikatan yang relatif kuat. Pada suhu kamar, semua senyawa ion
berupa zat padat kristal dengan struktur tertentu. Dengan mengunakan lambang Lewis,
pembentukan NaCl digambarkan sebagai berikut.

*Catatan:

Lambang titik elektron Lewis terdiri atas lambang unsur dan titik-titik yang setiap titiknya
menggambarkan satu elektron valensi dari atom-atom unsur. Titik-titik elektron adalah
elektron terluarnya.

C. Sifat-sifat Ikatan Ion

Selain bersifat relatif kuat, ikatan ion juga memiliki sifat-sifat yang lain, diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Memiliki titik didih dan titik leleh yang tinggi. Ion positif dan negatif dalam kristal
senyawa ion tidak bebas bergerak karena terikat oleh gaya elektrostatik yang kuat.
Diperlukan suhu yang tinggi agar ion-ion memperoleh energi kinetik yang cukup untuk
mengatasi gaya elektrostatik.
2. Keras tetapi rapuh. Bersifat keras karena ion-ion positif dan negatif terikat kuat ke
segala arah oleh gaya elektrostatik. Bersifat rapuh dikarenakan lapisan-lapisan dapat
bergeser jika dikenakan gaya luar, ion sejenis dapat berada satu di atas yang lainnya
sehingga timbul tolak-menolak yang sangat kuat yang menyebabkan terjadinya
pemisahan.
3. Berupa padatan pada suhu ruang.
4. Larut dalam pelarut air, tetapi umumnya tidak larut dalam pelarut organik
5. Tidak menghantarkan listrik dalam fasa padat, tetapi menghantarkan listrik dalam
fasa cair.Zat dikatakan dapat menghantarkan listrik apabila terdapat ion-ion yang
dapat bergerak bebas membawa muatan listrik.

IKATAN KOVALEN

Ikatan Kovalen adalah ikatanyang terjadi karena pemakaian pasangan elektron secara
bersama oleh 2 atom yang berikatan. Ikatan kovalen terjadi akibat ketidakmampuan
salah 1 atom yang akan berikatan untuk melepaskan elektron (terjadi pada atom-atom
non logam).
Pembentukan ikatan kovalen terbentuk dari atom-atom unsur yang memiliki afinitas
elektron tinggi serta beda keelektronegatifannya lebih kecil dibandingkan ikatan ion.
Atom non logam cenderung untuk menerima elektron sehingga jika tiap-tiap atom non
logam berikatan maka ikatan yang terbentuk dapat dilakukan dengan cara
mempersekutukan elektronnya dan akhirnya terbentuk pasangan elektron yang dipakai
secara bersama. Pembentukan ikatan kovalen dengan cara pemakaian bersama
pasangan elektron tersebut harus sesuai dengan konfigurasi elektron pada unsur gas
mulia yaitu 8 elektron (kecuali He berjumlah 2 elektron)

.1. Ikatan Kovalen Tunggal


Contoh:
1H = 1
9F = 2, 7
Atom H memiliki 1 elektron valensi sedangkan atom F memiliki 7 elektron valensi. Agar atom
H dan F memiliki konfigurasi elektron yang stabil, maka atom H dan atom F masing-
masing memerlukan 1 elektron tambahan (sesuai dengan konfigurasi elektron He dan
Ne). Jadi, atom H dan F masing-masing meminjamkan 1 elektronnya untuk dipakai
bersama.

2. Ikatan Kovalen Rangkap Dua


Contoh:
Ikatan yang terjadi antara atom O dengan O membentuk molekul O2
Konfigurasi elektronnya :
8O= 2, 6
Atom O memiliki 6 elektron valensi, maka agar diperoleh konfigurasi elektron yang stabil
tiap-tiap atom O memerlukan tambahan elektron sebanyak 2. Ke-2 atom O saling
meminjamkan 2 elektronnya, sehingga ke-2 atom O tersebut akan menggunakan 2
pasang elektron secara bersama.

3. Ikatan Kovalen Rangkap Tiga


Contoh:
Ikatan yang terjadi antara atom N dengan N membentuk molekul N2
Konfigurasi elektronnya :
7N = 2, 5
Atom N memiliki 5 elektron valensi, maka agar diperoleh konfigurasi elektron
yang stabil tiap-tiap atom N memerlukan tambahan elektron sebanyak 3. Ke-2 atom N
saling meminjamkan 3 elektronnya, sehingga ke-2 atom N tersebut akan menggunakan
3 pasang elektron secara bersama.

Ikatan ion (atau ikatan elektro kovalen) adalah jenis ikatan kimia yang dapat terbentuk
antara ion-ion logam dengan non-logam (atau ion poliatomik seperti amonium) melalui
gaya tarik-menarik elektrostatik. Dengan kata lain,ikatan ion terbentuk dari gaya tarik-
menarik antara dua ion yang berbeda muatan.
Misalnya pada garam dapur (natrium klorida).Ketika natrium (Na) dan klor (Cl)
bergabung,atom-atom natrium kehilangan elektron, membentuk kation
(Na+),sedangkan atom-atom klor menerima elektron untuk membentuk anion (Cl-).Ion-
ion ini kemudian saling tarik-menarik dalam rasio 1:1 untuk membentuk natrium
klorida.
Na + Cl Na+ + Cl- NaCl
Pada ikatan ionik,terjadi transfer elektron dari satu atom ke atom lainnya. Oleh karena
berpindahnya elektron,maka ada atom yang kedapatan elektron menjadi bermuatan
negatif, sedangkan atom yang kehilangan elektron akan bermuatan positif. Jika atom
ketambahan elektron,maka atom tersebut menjadi ion negatif atau dikenal dengan
istilah anion. Sedangkan jika atom kehilangan elektron, maka atom tersebut menjadi ion
positif atau kation. Karena adanya perbedaan muatan antar ion (ion positif dan ion
negatif), maka ion positif dan negatif akan saling tarik menarik oleh gaya elektrostatik.
Kejadian inilah yang merupakan dasar dari ikatan ionik.

B. Ikatan Kovalen
1. Ikatan Kovalen Tunggal
Contoh:
1H = 1
9F = 2, 7
Atom H memiliki 1 elektron valensi sedangkan atom F memiliki
elektron valensi. Agar atom H dan F memiliki konfigurasi elektron yang
stabil, maka atom H dan atom F masing-masing memerlukan 1 elektron
tambahan (sesuai dengan konfigurasi elektron He dan Ne). Jadi, atom H
dan F masing-masing meminjamkan 1 elektronnya untuk dipakai
bersama.
2. Ikatan Kovalen Rangkap Dua
Contoh:
Ikatan yang terjadi antara atom O dengan O membentuk molekul O2
Konfigurasi elektronnya :
8O= 2, 6
Atom O memiliki 6 elektron valensi, maka agar diperoleh konfigurasi
elektron yang stabil tiap-tiap atom O memerlukan tambahan elektron
sebanyak 2. Ke-2 atom O saling meminjamkan 2 elektronnya, sehingga
ke-2 atom O tersebut akan menggunakan 2 pasang elektron secara
bersama.
3. Ikatan Kovalen Rangkap Tiga
Contoh:
Ikatan yang terjadi antara atom N dengan N membentuk molekul N2
Konfigurasi elektronnya :
7N = 2, 5
Atom N memiliki 5 elektron valensi, maka agar diperoleh konfigurasi
elektron yang stabil tiap-tiap atom N memerlukan tambahan elektron
sebanyak 3. Ke-2 atom N saling meminjamkan 3 elektronnya, sehingga
ke-2 atom N tersebut akan menggunakan 3 pasang elektron secara
bersama.

1. Ikatan Kovalen Polar

Ikatan kovalen polar adalah ikatan kovalen yang terbentuk ketika


elektron sekutu di antara atom tidak benar-benar dipakai bersama. Hal ini
terjadi ketika satu atom mempunyai elektronegativitas yang lebih tinggi
dari pada atom yang lainnya.Atom yang mempunyai elektronegativitas
yang tinggi mempunyai tarikan elektron yang lebih kuat. Akibatnya
elektron sekutu akan lebih dekat ke atom yang mempunyai
elektronegativitas tinggi.Dengan kata lain,akan menjauhi atom yang
mempunyai elektronegativitas rendah.Ikatan kovalen polar menjadikan
molekul yangterbentuk mempunyai potensial elektrostatis. Potensial ini
akan membuatmolekul lebih polar, karena ikatan yang terbentuk dengan
molekul polarlain relatif lemah.
Contoh ikatan kovalen polar
Dalam pembentukan molekul HF, kedua elektron dalam ikatan kovalen digunakan tidak
seimbang oleh inti atom H dan inti atom F sehingga terjadi pengutuban atau polarisasi
muatan.

2. Ikatan Kovalen Non Polar


Ikatan kovalen nonpolar adalah ikatan kovalen yang terbentuk ketika atom
membagikan elektronnya secara setara (sama).Biasanya terjadi ketika ada atom
mempunyai afinitas elektron yang sama atau hampir sama. Semakin dekat nilai afinitas
elektron, maka semakin kuat ikatannya.Ikatan kovalen nonpolar terjadi pada molekul
gas,atau yang sering disebut sebagai molekul diatomik.Ikatan kovalen nonpolar
mempunyai konsep yang sama dengan ikatan kovalen polar,yaitu atom yang
mempunyai nilai elekronegativitas tinggi akan menarik elektron lebih kuat.Pernyataan
tesebut benar,namun jika terjadi pada molekul diatom (dimana atom penyusunnya
adalah sama) maka elektronegativitas juga sama. Ilustrasi ikatan kovalen nonpolar
seperti contoh berikut ini:

Contoh Ikatan Kovalen non Polar


Misalnya pada Iodine (I).Dalam pembentukan molekul I2, kedua elektron dalam ikatan
kovalen digunakan secara seimbang oleh kedua inti atom iodin tersebut. Oleh karena
itu, tidak akan terbentuk muatan (tidak terjadi pengutuban atau polarisasi muatan).
Ikatan Kovalen
Contoh senyawa lain yang memiliki bentuk molekul simetris dan bersifat
nonpolar adalah CH4, BH3, BCl3, PCl5, dan CO2.

. Ikatan Kovalen Koordinasi

Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan yang terbentuk dengan cara penggunaan
bersama pasangan elektron yang berasal dari salah 1 atom yang berikatan [Pasangan
Elektron Bebas (PEB)], sedangkan atom yang lain hanya menerima pasangan elektron
yang digunakan bersama.
Dengan demikian dalam kasus ini ada pihak penyumbang (donor) dan ada pihak
penerima (akseptor) pasangan elektron. Ikatan demikian ini tentu saja merupakan
ikatan kovalen dan sering dinyatakan secara khusus sebagai ikatan kovalen koordinasi
atau ikatan kovalen koordinat dengan simbol tanda panah dari atom donor menuju
akseptor, meskipun hal ini bukan suatu keharusan.

1. Satuan konsentrasi Larutan

1. Molalitas (m)
Molalitas merupakan satuan konsentrasi yang penting untuk menentukan sifat-sifat yang
tergabung dari jumlah partikel dalam larutan.
Molalitas didefinisikan sebagai banyak mol zat terlarut yang dilarutkan dalam satu kilogram
(1.000 gram) pelarut. Misalkan jika 2 mol garam dapur (NaCl) dilarutkan dalam 1.000 gram
air maka molalitas garam dapur tersebut adalah 2 molal.
Secara matematis pernyataan tersebut dinyatakan seperti berikut.

m = n 1000/p

m = massa/Mr x 1000/p

Keterangan:
m = molalitas larutan
n = jumlah mol zat terlarut
p = massa pelarut (gram)

m = massa zat terlarur (gram)

Contoh
Jika kita melarutkan 9 gram gula sederhana (C6H12O6) ke dalam 500 gram air maka
berapakah molalitas glukosa tersebut dalam larutan?
Penyelesaian:
Diketahui : m = 9 gram
Mr C6H12O6 = 180
p = 500 gram
Ditanya : molalitas (m) ?

Jawab : m = 9/180 x 1000/500


= 0,1 molal
Jadi, kemolalan glukosa tersebut adalah 0,1 molal

2. Molaritas (M)
Pada saat kamu di laboratorium kimia, pernahkah kamu menemukan tulisan yang tertera pada
botol wadah larutan kimia misal 0,5 M HCl? Apakah arti 0,5 M tersebut? 0,5 M HCl berarti
bahwa larutan HCl mengandung 0,5 mol HCl dalam air yang cukup untuk membuat volume
total 1 liter. Jadi molaritas (M) adalah jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan. Secara
matematik dinyatakan sebagai berikut.
M = n/V

Keterangan:
M = molaritas
n = mol
V = volume

Contoh
Hitunglah konsentrasi larutan yang dibuat dari 12 gram kristalMgSO4 yang dilarutkan dalam
250 mL air (Mr MgSO4 = 120)!
Penyelesaian:
Diketahui : Massa MgSO4 = 12 gram
Mr MgSO4 = 120
Volume air = 250 mL = 0,25 L
Ditanya : Molaritas (M)?
Jawab : Mol (n) = massa MgSO4 / Mr MgSO4
= 12 g/120
= 0,1 mol
M = n/V
= 0,1 mol/0,25 L
= 0,4 M
Jadi, konsentrasi larutan MgSO4 adalah 0,4 M

3. Fraksi Mol (x)


Fraksi mol (x) menyatakan perbandingan mol salah satu komponen dengan jumlah mol
semua komponen-komponen. Perhatikan contoh berikut. Misalkan 2 mol garam (NaCl) yang
dinotasikan dengan A dilarutkan dalam 8 mol air yang dinotasikan dengan B, maka fraksi
mol garam (xA) = 0,2 dan fraksi mol air (xB) = 0,8. Jadi, fraksi mol masing-masing
komponen dalam suatu larutan dapat ditentukan sebagai berikut.

xA = nA / nA + nB xB = nB / nA + nB
Keterangan:
xA = fraksi mol zat A
nA = mol zat A
xB = fraksi mol zat B
nB = mol zat B

Contoh
Hitunglah fraksi mol zat terlarut bila 117 gram NaCl dilarutkan dalam 360 air! (Mr NaCl =
58,7)
Penyelesaian:
Mol NaCl = massaNaCl / MrNaCl
= 117 mol / 58,7
= 2 mol
Mol H2O = massa H2 O / MrH2 O
= 360 mol / 18
= 20 mol
Fraksi Mol NaCl = 2 / 2 + 20
= 0,091
Jadi, fraksi mol NaCl adalah 0,091

BAB 2. ASAM, BASA, DAN GARAM


Tinggalkan komentar Go to comments

267 Votes

Standar Kompetensi:

2. Memahami klasifikasi zat

Kompetensi Dasar:

2.1 Mengelompokkan sifat larutan asam, larutan basa, dan larutan garam melalui
alat dan indikator yang tepat
2.2 Melakukan percobaan sederhana dengan bahan-bahan yang diperoleh dalam
kehidupan sehari-hari

Peta Konsep
Peta Konsep Asam Basa Garam

A. Sifat-Sifat Asam, Basa, dan Garam

Istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin acetum yang berarti cuka. Seperti diketahui, zat
utama dalam cuka adalah asam asetat. Basa (alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti
abu.

Seperti halnya dengan sabun, basa bersifat kaustik (licin), selain itu basa juga bersifat alkali
(bereaksi dengan protein di dalam kulit sehingga sel-sel kulit akan mengalami pergantian).
Rasa pahit merupakan salah satu sifat zat yang bersifat basa.

Kita dapat mengenali asam dan basa dari rasanya. Namun, kita dilarang mengenali asam dan
basa dengan cara mencicipi karena cara tersebut bukan merupakan cara yang aman. Untuk
mengidentifikasi asam dan basa yang baik dan aman dapat dengan menggunakan indikator.
Indikator yaitu suatu bahan yang dapat bereaksi dengan asam, basa, atau garam sehingga
akan menimbulkan perubahan warna.

1. Asam

Asam merupakan salah satu penyusun dari berbagai bahan makanan dan minuman, misalnya
cuka, keju, dan buah-buahan. Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air akan
melepaskan ion H+. Jadi, pembawa sifat asam adalah ion H+ (ion hidrogen), sehingga rumus
kimia asam selalu mengandung atom hidrogen. Ion adalah atom atau sekelompok atom yang
bermuatan listrik. Kation adalah ion yang bermuatan listrik positif. Adapun anion adalah ion
yang bermuatan listrik negatif.
Sifat khas lain dari asam adalah dapat bereaksi dengan berbagai bahan seperti logam,
marmer, dan keramik. Reaksi antara asam dengan logam bersifat korosif. Contohnya, logam
besi dapat bereaksi cepat dengan asam klorida (HCl) membentuk Besi (II) klorida (FeCl2).

Tabel beberapa contoh asam

Tabel Asam Kehidupan Sehari-hari

Berdasarkan asalnya, asam dikelompokkan dalam 2 golongan, yaitu asam organik dan asam
anorganik. Asam organik umumnya bersifat asam lemah, korosif, dan banyak terdapat di
alam. Asam anorganik umumnya bersifat asam kuat dan korosif. Karena sifat-sifatnya
itulah, maka asam-asam anorganik banyak digunakan di berbagai kebutuhan manusia.

Buah yang bersifat Asam

2.Basa

Dalam keadaan murni, basa umumnya berupa kristal padat dan bersifat kaustik. Beberapa
produk rumah tangga seperti deodoran, obat maag (antacid) dan sabun serta deterjen
mengandung basa.

Basa adalah suatu senyawa yang jika dilarutkan dalam air (larutan) dapat melepaskan ion
hidroksida (OH-). Oleh karena itu, semua rumus kimia basa umumnya mengandung gugus
OH.
Jika diketahui rumus kimia suatu basa, maka untuk memberi nama basa, cukup dengan
menyebut nama logam dan diikuti kata hidroksida.

Tabel beberapa contoh Basa

Tabel Basa Kehidupan Sehari-hari

Perbedaan Sifat Asam dan Basa

Perbedaan Sifat Asam Basa

3. Garam

Orang mengalami sakit perut disebabkan asam lambung yang meningkat. Untuk menetralkan
asam lambung (HCl) digunakan antacid. Antacid mengandung basa yang dapat menetralkan
kelebihan asam lambung (HCl).

Umumnya zat-zat dengan sifat yang berlawanan, seperti asam dan basa cenderung bereaksi
membentuk zat baru. Bila larutan asam direaksikan dengan larutan basa, maka ion H+ dari
asam akan bereaksi dengan ion OH- dari basa membentuk molekul air.

H+ (aq) + OH- (aq) > H2O ()

Asam Basa Air

Karena air bersifat netral, maka reaksi asam dengan basa disebut reaksi penetralan.

Ion-ion ini akan bergabung membentuk senyawa ion yang disebut garam. Bila garam yang
terbentuk ini mudah larut dalam air, maka ion-ionnya akan tetap ada di dalam larutan. Tetapi
jika garam itu sukar larut dalam air, maka ion-ionnya akan bergabung membentuk suatu
endapan. Jadi, reaksi asam dengan basa disebut juga reaksi penggaraman karena membentuk
senyawa garam.
Mari kita simak contoh reaksi pembentukan garam berikut!

Asam + Basa > Garam + Air

Asam klorida + Natrium hidroksida > Natrium klorida + air

HCl (aq) + Na OH (aq) > Na Cl (aq) + H2O ()

Asam Basa Garam Air

Walaupun reaksi asam dengan basa disebut reaksi penetralan, tetapi hasil reaksi (garam) tidak
selalu bersifat netral. Sifat asam basa dari larutan garam bergantung pada kekuatan asam dan
basa penyusunnya.

Garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat bersifat netral, disebut garam normal,
contohnya NaCl dan KNO3. Garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah bersifat
asam dan disebut garam asam, contohnya adalah NH4 Cl. Garam yang berasal dari asam
lemah dan basa kuat bersifat basa dan disebut garam basa, contohnya adalah CH3COONa.
Contoh asam kuat adalah HCl, HNO3, H2SO4. Adapun KOH, NaOH,
Ca(OH)2 termasuk basa kuat.

Tabel beberapa contoh garam

Tabel Garam Kehidupan Sehari-hari

4. Larutan Asam, Basa, dan Garam Bersifat Elektrolit

Ketika seseorang mencari ikan dengan menggunakan setrum atau aliran listrik yang
berasal dari aki, apa yang terjadi setelah beberapa saat ujung alat yang telah dialiri arus
listrik itu dicelupkan ke dalam air sungai? Ternyata ikan yang berada di sekitar ujung alat itu
terkena aliran listrik dan pingsan atau mati.

Apakah air dapat menghantarkan listrik?

Sebenarnya air murni adalah penghantar listrik yang buruk. Akan tetapi bila dilarutkan asam,
basa, atau garam ke dalam air maka larutan ini dapat menghantarkan arus listrik. Zat-zat yang
larut dalam air dan dapat membentuk suatu larutan yang menghantarkan arus listrik
dinamakan larutan elektrolit. Contohnya adalah larutan garam dapur dan larutan asam
klorida. Zat yang tidak menghantarkan arus listrik dinamakan larutan nonelektrolit.
Contohnya adalah larutan gula dan larutan urea.

Untuk mengetahui suatu larutan dapat menghantarkan arus listrik atau tidak, dapat diuji
dengan alat penguji elektrolit. Alat penguji elektrolit sederhana terdiri dari dua elektroda
yang dihubungkan dengan sumber arus listrik searah dan dilengkapi dengan lampu, serta
bejana yang berisi larutan yang akan diuji. Mari kita lakukan kegiatan berikut untuk
mengetahui apakah asam, basa, dan garam dapat menghantarkan arus listrik.

B. Identifikasi Asam, Basa, dan Garam

Banyak sekali larutan di sekitar kita, baik yang bersifat asam, basa, maupun netral. Cara
menentukan sifat asam dan basa larutan secara tepat yaitu menggunakan indikator. Indikator
yang dapat digunakan adalah indikator asam basa. Indikator adalah zat-zat yang
menunjukkan indikasi berbeda dalam larutan asam, basa, dan garam. Cara menentukan
senyawa bersifat asam, basa, atau netral dapat menggunakan kertas lakmus dan larutan
indikator atau indikator alami.

Berikut adalah beberapa cara menguji sifat larutan.

1. Identifikasi dengan Kertas Lakmus

Warna kertas lakmus dalam larutan asam, larutan basa dan larutan bersifat netral berbeda.
Ada dua macam kertas lakmus, yaitu lakmus merah dan lakmus biru. Sifat dari masing-
masing kertas lakmus tersebut adalah sebagai berikut.

a. Lakmus merah dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa berwarna biru.
b. Lakmus biru dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa berwarna biru.
c. Lakmus merah maupun biru dalam larutan netral tidak berubah warna.

Identifikasi Kertas Lakmus

2. Identifikasi Larutan Asam dan Basa Menggunakan Indikator Alami

Cara lain untuk mengidentifikasi sifat asam atau basa suatu zat dapat menggunakan indikator
alami. Berbagai bunga yang berwarna atau tumbuhan, seperti daun, mahkota bunga, kunyit,
kulit manggis, dan kubis ungu dapat digunakan sebagai indikator asam basa. Ekstrak atau
sari dari bahan-bahan ini dapat menunjukkan warna yang berbeda dalam larutan asam basa.
Indikator Alami

Sebagai contoh, ambillah kulit manggis, tumbuklah sampai halus dan campur dengan sedikit
air. Warna kulit manggis adalah ungu (dalam keadaan netral). Jika ekstrak kulit manggis
dibagi dua dan masing-masing diteteskan larutan asam dan basa, maka dalam larutan asam
terjadi perubahan warna dari ungu menjadi cokelat kemerahan. Larutan basa yang diteteskan
akan mengubah warna dari ungu menjadi biru kehitaman.

C. Penentuan Skala Keasaman dan Kebasaan

1. Kekuatan Asam dan Basa

Kekuatan suatu asam atau basa tergantung bagaimana senyawa tersebut dapat diuraikan
menjadi ion-ion dalam air. Peristiwa terurainya suatu zat menjadi ion-ionnya dalam air
disebut ionisasi. Asam atau basa yang terionisasi secara sempurna dalam larutan merupakan
asam kuat atau basa kuat. Sebaliknya asam atau basa yang hanya terionisasi sebagian
merupakan asam lemah atau basa lemah.

Jika ingin mengetahui kekuatan asam dan basa maka dapat dilakukan percobaan sederhana.
Perhatikan nyala lampu saat mengadakan percobaan uji larutan elektrolit. Bila nyala lampu
redup berarti larutan tergolong asam atau basa lemah, sebaliknya apabila nyala lampu terang
berarti larutan tersebut tergolong asam atau basa kuat.

Uji Kekuatan Asam Basa

Asam kuat atau asam lemah pada konsentrasi yang sama menghantarkan listrik yang berbeda.
Nyala lampu pada Gambar (a) tampak redup. Ini berarti larutan yang diuji berupa asam lemah
atau basa lemah. Adapun pada Gambar (b) lampu menyala terang, menandakan bahwa
larutan yang diuji berupa asam kuat atau basa kuat.

2. Derajat Keasaman dan Kebasaan (pH dan pOH)


Pada dasarnya derajat/tingkat keasaman suatu larutan (pH = potenz Hydrogen)) bergantung
pada konsentrasi ion H+ dalam larutan. Semakin besar konsentrasi ion H+ semakin asam
larutan tersebut.

Umumnya konsentrasi ion H+ pada larutan sangat kecil, maka untuk menyederhanakan
penulisan digunakan konsep pH untuk menyatakan konsentrasi ion H+. Nilai pH sama
dengan negatif logaritma konsentrasi ion H+ dan secara matematika dinyatakan dengan
persamaan

pH = log (H+)

Analog dengan pH, konsentrasi ion OH juga dapat dinyatakan dengan cara yang sama, yaitu
pOH (Potenz Hydroxide) dinyatakan dengan persamaan berikut.

pOH = log (OH-)

Derajat keasaman suatu zat (pH) ditunjukkan dengan skala 014.

a. Larutan dengan pH < 7 bersifat asam.

b. Larutan dengan pH = 7 bersifat netral.

c. Larutan dengan pH > 7 bersifat basa.

Jumlah harga pH dan pOH = 14. Misalnya, suatu larutan memiliki pOH = 5, maka harga pH
= 14 5 = 9. Harga pH untuk beberapa jenis zat yang dapat kita temukan di lingkungan
sehari-hari dinyatakan dalam Tabel.

Tabel Harga pH untuk Beberapa Jenis Zat

Tabel pH

3. Menentukan pH Suatu Larutan

Derajat keasaman (pH) suatu larutan dapat ditentukan menggunakan indikator universal,
indikator stick, larutan indiaktor, dan pH meter.

a. Indikator Universal.

Indikator universal merupakan campuran dari bermacam-macam indikator yang dapat


menunjukkan pH suatu larutan dari perubahan warnanya. Indikator universal ada dua
macam yaitu indikator yang berupa kertas dan larutan.
b. Indikator Kertas (Indikator Stick)

Indikator kertas berupa kertas serap dan tiap kotak kemasan indikator jenis ini dilengkapi
dengan peta warna. Penggunaannya sangat sederhana, sehelai indikator dicelupkan ke
dalam larutan yang akan diukur pH-nya. Kemudian dibandingkan dengan peta warna yang
tersedia.

Indikator Universal

c. Larutan Indikator

Salah satu contoh indikator universal jenis larutan adalah larutan metil jingga (Metil Orange
= MO). Pada pH kurang dari 6 larutan ini berwarna jingga, sedangkan pada pH lebih dari 7
warnanya menjadi kuning.

Larutan Asam Basa


Larutan Indikator

Contoh indikator cair lainnya adalah indikator fenolftalin (Phenolphtalein = pp). pH di bawah
8, fenolftalin tidak berwarna, dan akan berwarna merah anggur apabila pH larutan di atas 10.

d. pH Meter

Pengujian sifat larutan asam basa dapat juga menggunakan pH meter. Penggunaan alat ini
dengan cara dicelupkan pada larutan yang akan diuji, pada pH meter akan muncul angka
skala yang menunjukkan pH larutan.

pH meter digital

PH meter elektronik

REFERENSI:

Any Winarsih, dkk. 2008. IPA Terpadu untuk SMP/ MTS Kelas VII. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Teguh Sugiyarto. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam 1 untuk SMP/ MTs Kelas VII.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Pengertian Sel, Struktur, Komponen, Jenis, dan Fungsi


Posted by Jun A
Pengertian Sel
Sel adalah unit struktural dan fungsional penyusun makhluk hidup yang terkecil. Pada tahun
1665, Robert Hooke menemukan sel melalui pengamatan pada irisan gabus menggunakan
mikroskop. Banyak ilmuan yang meneliti sel hingga pada sekitar tahun 1855 Rudolf Virchow
mengemukakan teorinya tentang sel yaitu sel berasal dari sel(omnis cellula e cellula).
Berbagai penemuan penting mengenai sel, bagian-bagian sel, dan lain-lain memicu lahirnya
sebuah cabang ilmu baru yaitu biologi sel.

Struktur Sel
Setiap mahkul hidup terdiri hanya salah satu dari dua jenis struktur sel, yaitu: sel eukariota
dan sel prkariota.
Perbedaan kedua jenis sel ini adalah posisi DNA di dalam sel. Sel Prokariota merupakan sel
yang tidak memiliki nukleus, sehingga DNA nya tidak terbungkus oleh membran organel,
sedangkan sel eukariota memiliki nukleus/inti sel.
Komponen Sel
1. Membran Sel
Membran sel adalah lapisan tipis yang terbentuk dari molekul lipid dan protein yang
berfungsi sebagai rintangan selektif yang memungkinkan aliran nutrisi, oksigen dll cukup
memenuhi seluruh sel.
2. Nukleus/Inti Sel
Nukleus merupakan komponen yang terdapat gen. Nukleus dibungkus oleh selaput membran
ganda. Dibagian dalam terdapat nukloelus, nukleoplasma, dan benang-benang kromatin.
3. Ribosom
Ribosom adalah komponen sel yang memproduksi protein. Ribosom tersusun dari berbagai
jenis protein dan RNA. Ribosom sel eukariota lebih besar daripada ribosom sel prokariota.
4. Sistem Endomembran
Sistem endomembran terdiri dari berbagai membran dalam sel eukariota. Membran-membran
ini terhubung langsung secara fisik atau melalui transfer dalam bentuk vesikel. Sistem
endomembran mencakup selubung nukleus, retikulum endoplasma, badan Golgi, lisosom,
berbagai jenis vakuola, dan membran plasma.
5. Retikulum Endoplasma
Retikulum endoplasma adalah perpanjangan dari selaput nukleus yang terdiri dari saluran
bermembran dan vesikel yang saling terhubung. Terdapat dua jenis retikulum endoplasmya
yaitu retikulum endoplasma kasar dan retikulum endoplasma halus.
6. Badan Golgi
7. Lisosom
8. Vakuola
9. Kloroplas
Kloroplas merupakan organel yang mengandung klorofil. Klorofil ini akan membantu dalam
proses fotosintesis, yaitu reaksi mengubah energi cahaya menjadi energi kimiawi yang akan
disimpan di molekul karbohidrat.
10. Peroksisom
11. Siteskeleton
Home
Tentang Kami
Daftar Isi
Kontak Kami
Privacy Policy
Disclaimer

Home Artikel Biologi Pengertian Hormon dan Fungsi Hormon

Pengertian Hormon dan Fungsi Hormon


Advertisement
Promoted Content

by

Rp. 30 Juta Rutin Tiap Bulan! Bisa Anda Dapatkan!


jadiberhasil.com
Penghilang keriput tanpa botox! Ahli kecantikan pun terkejut!

Metode tanpa bedah untuk menghilangkan bengkak ibu jari


Valgomed

Bagaimana menghilangkan infeksi prostat dirumah tanpa bedah


ProstaPlast
Baca sebelum dihapus! Noda hitam di kulit akan hilang...

Cara murah untuk langsing dalam 9 hari! Perut buncit hilang dengan mengkonsumsi

Makhluk mengerikan akan keluar dari tubuh jika di pagi hari kamu minum segelas

Gulai Jeroan Sapi Kentang, Masakan Khas Idul Adha

Pengertian Hormon dan Fungsi Hormon| Hai..teman-teman kali ini seputar pengertian
hormon dan fungsi hormon. Mari kita mulai dari pengertian Hormon. Secara umum,
Pengertian Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh organ tubuh tertentu dari
kelenjar endokrin yang berguna memacu fungsi organ tubuh tertentu. Istilah hormon
berasal dari bahasa yunani yaitu hormein, yang berarti memacu, atau hormao berarti
menggairahkan atau membangkitkan. Semua organisme yang bersifat multiseluler
termasuk manusia, hewan dan tumbuhan memproduksi hormon. Hormon memiliki
peranan dalam mengendalikan proses pertumbuhan, reproduksi, metabolisme,
kekebalan, dan pola dari hidup manusia.

Hormon diproduksi oleh kelenjar endokrin yang ada didalam tubuh, macam-macam kelenjar
endokrin adalah kelenjar hipotalamus, kelenjar tiroid, kelenjar pankreas, kelenjar
ovarium, kelenjar pencernaan, kelenjar hipofisis, kelenjar timus, kelenjar adrenal.
Hormon tidak memiliki saluran sehingga pada sekresinya masuk pada aliran darah
dengan mengikuti peredaran darah keseluruh tubuh, jika sampai ke organ tertentu,
hormon akan merangsang terjadinya suatu perubahan. Perubahan tersebut biasanya
terjadi pada waktu yang panjang seperti pertumbuhan dan pemasakan seksual, namun
ada juga hormon yang memiliki waktu yang relatif pendek seperti kejadian menakutkan.
Hormon memiliki banyak fungsi dan peranan. Fungsi hormon adalah sebagai berikut...

Fungsi Hormon - Hormon sangat bermanfaat karena dari fungsi yang dilakukan hormon pada
organ tertentu. Fungsi hormon adalah sebagai berikut...

Mempengaruhi dalam metabolisme glukosa, protein dan lemak pada seluruh tubuh
Mengendalikan tekanan darah
Merangsang dalam pembentukan sel darah merah
Mengendalikan dalam perkembangan ciri seksual dan sistem reproduksi
Mengendalikan pembentukan dan pelepasan hormon oleh korteks adrenal
Merangsang pembentukan dan pelepasan dari kelenjar tiroid
Mempertahankan homeostasis (keseimbangan keadaan tubuh dengan lingkungan
sekitarnya)

Proses Difusi dan Osmosis Didalam Sel

l) Mekanisme difusi
Difusi merupakan proses perpindahan atau pergerakan molekul zat atau gas dari konsentrasi
tinggi ke konsentrasi rendah. Difusi melalui membran dapat berlangsung melalui tiga
mekanisme, yaitu difusi sederhana (simple difusion),d ifusi melalui saluran yang
terbentuk oleh protein transmembran (simple difusion by chanel formed), dan difusi
difasilitasi (fasiliated difusion).
Difusi sederhana melalui membrane berlangsung karena molekul -molekul yang berpindah
atau bergerak melalui membran bersifat larut dalam lemak (lipid) sehingga dapat
menembus lipid bilayer pada membran secara langsung. Membran sel permeabel
terhadap molekul larut lemak seperti hormon steroid, vitamin A, D, E, dan K serta
bahan-bahan organik yang larut dalam lemak, Selain itu, memmbran sel juga sangat
permeabel terhadap molekul anorganik seperti O,CO2, HO, dan H2O. Beberapa molekul
kecil khusus yang terlarut dalam serta ion-ion tertentu, dapat menembus membran
melalui saluran atau chanel. Saluran ini terbentuk dari protein transmembran, semacam
pori dengan diameter tertentu yang memungkinkan molekul dengan diameter lebih
kecil dari diameter pori tersebut dapat melaluinya. Sementara itu, molekul molekul
berukuran besar seperti asam amino, glukosa, dan beberapa garam garam mineral ,
tidak dapat menembus membrane secara langsung, tetapi memerlukan protein
pembawa atau transporter untuk dapat menembus membrane.
Proses masuknya molekul besar yang melibatkan transforter dinamakan difusi difasilitasi.

2) Mekanisme Difusi dan Difasilitasi


Difusi difasiltasi (facilitated diffusion) adalah pelaluan zat melalui rnembran plasrna yang
melibatkan protein pembawa atau protein transforter. Protein transporter tergolong
protein transmembran yang memliki tempat perlekatan terhadap ion atau molekul vang
akan ditransfer ke dalam sel. Setiap molekul atau ion memiliki protein transforter yang
khusus, misalnya untuk pelaluan suatu molekul glukosa diperlukan protein transforter
yang khusus untuk mentransfer glukosa ke dalam sel.
Protein transporter untuk grukosa banyak ditemukan pada sel-sel rangka, otot jantung, sel-
sel lemak dan sel-sel hati, karena sel sel tersebut selalu membutuhkan glukosa untuk
diubah menjadi energy.
3) Mekanisme osmosis
Osmosis adalah proses perpindahan atau pergerakan molekul zat pelarut, dari larutan yang
konsentrasi zat pelarutnya tinggi menuju larutan yang konsentrasi zat pelarutya rendah
melalui selaput atau membran selektif permeabel atau semi permeabel. Jika di dalam
suatu bejana yang dipisahkan oleh selaput semipermiabel, jika dalam suatu bejana yang
dipisahkan oleh selaput semipermiabel ditempatkan dua Iarutan glukosa yang terdiri
atas air sebagai pelarut dan glukosa sebagai zat terlarut dengan konsentrasi yang
berbeda dan dipisahkan oleh selaput selektif permeabel, maka air dari larutan yang
berkonsentrasi rendah akan bergerak atau berpindah menuju larutan glukosa yang
konsentrainya tinggi melalui selaput permeabel. jadi, pergerakan air berlangsung dari
larutan yang konsentrasi airnya tinggi menuju kelarutan yang konsentrasi airnya rendah
melalui selaput selektif permiabel. Larutan vang konsentrasi zat terlarutnya lebih tinggi
dibandingkan dengan larutan di dalam sel dikatakan .sebagai larutan hipertonis.
sedangkan larutan yang konsentrasinya sama dengan larutan di dalam sel disebut
larutan isotonis. Jika larutan yang terdapat di luar sel, konsentrasi zat terlarutnya lebih
rendah daripada di dalam sel dikatakan sebagai larutan hipotonis.
Apakah yang terjadi jika sel tumbuhan atau hewan, misalnya sel darah merah ditempatkan
dalam suatu tabung yang berisi larutan dengan sifat larutan yang berbeda-beda? Pada
larutan isotonis, sel tumbuhan dan sel darah merah akan tetap normal bentuknya. Pada
larutan hipotonis, sel tumbuhan akan mengembang dari ukuran normalnya dan
mengalami peningkatan tekanan turgor sehingga sel menjadi keras. Berbeda dengan sel
tumbuhan, jika sel hewan/sel darah merah dimasukkan dalam larutan hipotonis, sel
darah merah akan mengembang dan kemudian pecah /lisis, hal irri karena sei hewan
tidak memiliki dinding sel. Pada larutan hipertonis, sel tumbuhan akan kehilangan
tekanan turgor dan mengalami plasmolisis (lepasnya membran sel dari dinding sel),
sedangkan sel hewan/sel darah merah dalam larutan hipertonis menyebabkan sel
hewan/sel darah merah
mengalami krenasi sehingga sel menjadi keriput karena kehilangan air.

Anda mungkin juga menyukai