Anda di halaman 1dari 76

BAB 1.

BESARAN DAN PENGUKURAN

1. Besaran Pokok dan Besaran Turunan


Besaran fisis dibedakan menjadi dua, yakni besaran pokok dan besaran turunan.
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya didefinisikan sendiri berdasarkan hasil
konferensi internasional mengenai berat dan ukuran.
Berdasar Konferensi Umum mengenai Berat dan Ukuran ke-14 tahun 1971, besaran
pokok ada tujuh, yaitu panjang, massa, waktu, kuat arus listrik, temperatur, jumlah zat, dan
intensitas cahaya.
Tabel-1
Besaran pokok beserta satuan-satuan dasar SI

BESARAN POKOK SATUAN SIMBOL


panjang Meter M
Massa Kilogram Kg
Waktu Sekon S
Kuat arus Ampere A
Suhu (Temperatur) Kelvin K
Intensitas cahaya Candela Cd
Jumlah zat Mol mol

Sedangkan besaran-besaran lain yang diturunkan dari besaran pokok, misalnya:


volume, massa jenis, kecepatan, gaya, usaha dan masih banyak lagi disebut besaran
turunan.
Pada bagian selanjutnya, Anda akan melakukan kegiatan dan diskusi tentang tiga
besaran pokok yaitu : panjang, massa, waktu dan satu besaran turunan yaitu volume.
Besaran-besaran tersebut sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari.

a). Panjang
Panjang menyatakan jarak antara dua titik, misalnya panjang mistar adalah jarak
antara suatu titik di salah satu ujung mistar dengan titik di ujung mistar yang lain. Panjang
menggunakan satuan dasar SI meter (m). Satu meter standar (baku) sama dengan
1.650.763,73 kali panjang gelombang dalam vakum dari radiasi yang bersesuaian dengan
transisi atom krypton-86 (Kr86) di antara tingkat 2p10 dan 5d5. Untuk keperluan sehari-hari,
telah dibuat alat-alat pengukur panjang, seperti terlihat pada gambar-1.

Gambar-1. Mistar dan jangka sorong sebagai alat pengukur besaran panjang

1 kilometer (km) = 1000 meter (m)


1 sentimeter (cm) = 1/100 meter (m) atau 0,01 m
dan sebaliknya, diperoleh:
1 m = 1/1.000 km = 0,001 km
1 m = 100 cm = 1.000 mm
Dalam sistem Inggris, panjang sering dinyatakan dalam inchi, feet, atau yard.
Konversi satuan-satuan tersebut dengan satuan SI sebagai berikut:
1 meter = 3,281 feet = 39,3 inchi, 1 inchi = 2,54 cm.
b). Massa
Setiap benda tersusun dari materi. Jumlah materi yang terkandung dalam masing-
masing benda disebut massa benda. Dalam SI, massa menggunakan satuan dasar
kilogram (kg). Satu kilogram standar sama dengan massa sebuah silinder yang terbuat
dari campuran platinum-iridium yang disimpan di Sevres, Paris, Perancis. Dalam
kehidupan sehari-hari, massa sering dirancukan dengan berat, tetapi kedua besaran
tersebut berbeda. Massa tidak dipengaruhi gravitasi, sedangkan berat dipengaruhi oleh
gravitasi. Seorang astronot ketika berada di bulan beratnya berkurang, karena gravitasi
bulan lebih kecil dibanding gravitasi bumi, tetapi massanya tetap sama dengan di bumi.
Bila satuan SI untuk massa adalah kilogram (kg), satuan SI untuk berat adalah newton (N).
Massa diukur dengan neraca lengan, berat diukur dengan neraca pegas, sebagaimana
terlihat pada gambar-2. Neraca lengan dan neraca pegas termasuk jenis neraca mekanik.
Sekarang, sudah banyak digunakan jenis neraca lain yang lebih teliti, yaitu neraca
elektronik.

Gambar-2 a. Neraca lengan b. Neraca pegas

Selain kilogram (kg), massa benda juga dinyatakan dalam satuan-satuan lain,
misalnya: gram (g), miligram (mg), dan ons untuk massa-massa yang kecil; ton (t) dan
kuintal (kw) untuk massa yang besar.
1 ton = 10 kw = 1.000 kg
1 kg = 1.000 g = 10 ons
c). Waktu
Waktu adalah selang antara dua kejadian atau dua peristiwa. Misalnya, waktu siang
adalah sejak matahari terbit hingga matahari tenggelam, waktu hidup adalah sejak
dilahirkan hingga meninggal. Satuan dasar SI untuk waktu adalah sekon (s). Satu sekon
standar bersesuaian dengan 9.192.631.770 kali periode radiasi yang dihasilkan oleh
transisi di antara tingkat hiperhalus atom Cesium- 133 (Cs 133). Berdasar jam atom ini, dalam
selang 300 tahun hasil pengukuran waktu tidak akan bergeser lebih dari satu sekon. Untuk
peristiwa-peristiwa yang selang terjadinya cukup lama, waktu dinyatakan dalam satuan-
satuan yang lebih besar, misalnya : menit, jam, hari, bulan, tahun, abad dan lain-lain.
1 hari = 24 jam
1 jam = 60 menit
1 menit = 60 sekon.
Sedangkan, untuk kejadian-kejadian yang cepat sekali bisa digunakan satuan
milisekon (ms) dan mikrosekon (µs). Untuk keperluan sehari-hari, telah dibuat alat-alat
pengukur waktu, misalnya stopwatch dan jam tangan seperti terlihat pada gambar-3.

2. Dimensi suatu besaran


Dimensi merupakan salah satu bentuk deskripsi suatu besaran, misalnya: panjang
memiliki dimensi [L], massa [M], dan waktu [T]. Dimensi suatu besaran fisis yang lain dapat
dinyatakan sebagai kombinasi dari besaran-besaran dasar panjang, massa, dan waktu.
Contoh: volume, memiliki dimensi [L 3], karena volume = panjang x lebar x tinggi =
[L]x[L]x[L]= [L3].
Analisis terhadap dimensi dapat digunakan untuk menguji kebenaran suatu
persamaan yang menunjukkan hubungan berbagai besaran fisis. Misalnya, manakah
hubungan yang benar :
X = at ataukah X = at2 ?
dengan x menyatakan jarak, a besarnya percepatan, dan t waktu. Diketahui jarak
merupakan besaran panjang memiliki dimensi [L]. Percepatan memiliki dimensi [L]/[T 2],
sedangkan dimensi waktu adalah [T], sehingga:
x = at
[ L ] = { [L]/[T2] }[ T ] = [L]/[T]
ternyata x memiliki dimensi [L], dan at memiliki dimensi [L]/[T], berarti secara dimensional
persamaan x = at tidak benar!
Sedangkan
x = at2
[ L ] = { [L]/[T2] }[ T 2] = [L]
ternyata x dan at memiliki dimensi sama, yaitu [L] berartisecara dimensional persamaan x
= at2 adalah benar!

3. Konversi Satuan

1. Besaran Panjang : 2. Besaran Waktu


1 hari = 86400 s
1 yard = 3 ft = 36 in
1 inchi = 0,0254 m = 2,54 1 tahun = 3,16 x 107 s
cm
1 mile = 1609 m
1 mikron = 10-6 m
1 angstrom = 10-10 m
1 tahun cahaya = 9,41 x 1015 m

3. Besaran Massa : 4. Besaran Volume :

1 lb = 0,4536 kg 1 liter = 10-3 m3


1 slug = 14,59 kg 1 ft3 = 2,832 . 10-2 m3
1 ton = 1000 kg 1 gallon ( UK ) = 4,546 liter
1 sma = 1,6606 x 10 -27 kg 1 gallon ( US ) = 3,785 liter
1 gram = 10-3 kg = 3,785 x 10-3 m3
1 barrel ( US ) = 42 gallon
1 barrel ( UK ) = 31,5 gallon

5. Besaran Tekanan :
1 atm = 76 cmHg 6. Besaran Gaya :
= 1,013 . 105 N/m2
= 1013 mili bar 1 lb.f = 4,448 N
= 14,7 lb/in2 1 dyne = 10-5 N
1 Pa = 1 N/m2 1 kgf = 9,807 N
1 bar = 106 dyne/cm2
= 105 Pa
1 torr = 133,3 Pa

Tabel 2
Awalan-awalan dalam sistem metrik yang digunakan dalam SI
Faktor Awalan Simbol Faktor Awalan Simbol
10 18 eksa E 10-1 Desi d
1015 peta P 10-2 Centi c
1012 tera T 10-3 Mili m
109 giga G 10-6 Mikro µ
106 mega M 10-9 Nano n
103 kilo k 10-12 Piko p
102 hekto h 10-15 Femto f
101 deka da 10-18 Atto a

4. PENGUKURAN

Pengukuran merupakan kegiatan sederhana, tetapi sangat penting dalam


kehidupan kita. Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran dengan
besaran lain sejenis yang dipergunakan sebagai satuannya. Misalnya, Anda mengukur
panjang buku dengan mistar, artinya Anda membandingkan panjang buku tersebut dengan
satuan-satuan panjang yang ada di mistar, yaitu milimeter atau centimeter, sehingga
diperoleh hasil pengukuran, panjang buku adalah 210 mm atau 21 cm.
Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan pengukuran, pertama masalah
ketelitian (presisi) dan kedua masalah ketepatan (akurasi). Presisi menyatakan derajat
kepastian hasil suatu pengukuran, sedangkan akurasi menunjukkan seberapa tepat hasil
pengukuran mendekati nilai yang sebenarnya. Presisi bergantung pada alat yang
digunakan untuk melakukan pengukuran.

1. Sumber-sumber ketidakpastian dalam pengukuran


Ada tiga sumber utama yang menimbulkan ketidakpastian pengukuran, yaitu:
a). Ketidakpastian Sistematik
Ketidakpastian sistematik bersumber dari alat ukur yang digunakan atau kondisi
yang menyertai saat pengukuran. Bila sumber ketidakpastian adalah alat ukur, maka setiap
alat ukur tersebut digunakan akan memproduksi ketidakpastian yang sama. Yang
termasuk ketidakpastian sistematik antara lain:
 Ketidakpastian Alat
 Kesalahan Nol
 Waktu Respon Yang Tidak Tepat
 Kondisi Yang Tidak Sesuai
b). Ketidakpastian Random
Ketidakpastian random umumnya bersumber dari gejala yang tidak mungkin
dikendalikan secara pasti atau tidak dapat diatasi secara tuntas. Gejala tersebut umumnya
merupakan perubahan yang sangat cepat dan acak hingga pengaturan atau
pengontrolannya di luar kemampuan kita. Misalnya:
 Fluktuasi pada besaran listrik.
 Getaran landasan. Alat yang sangat peka (misalnya seismograf) akan
melahirkan ketidakpastian karena gangguan getaran landasannya,
 Radiasi latar belakang. Radiasi kosmos dari angkasa dapat mempengaruhi hasil
pengukuran alat pencacah, sehingga melahirkan ketidakpastian random.
 Gerak acak molekul udara. Molekul udara selalu bergerak secara acak (gerak
Brown), sehingga berpeluang mengganggu alat ukur yang halus, misalnya mikro-
galvanometer dan

c). Ketidakpastian Pengamatan


Ketidakpastian pengamatan merupakan ketidakpastian pengukuran yang
bersumber dari kekurangterampilan manusia saat melakukan kegiatan pengukuran.
Misalnya: metode pembacaan skala tidak tegak lurus (paralaks), salah dalam membaca
skala, dan pengaturan atau pengesetan alat ukur yang kurang tepat.

Posisi A dan C menimbulkan keslahan paralaks. Posisi B benar

2. Hasil Pengukuran
Pengukuran tunggal dalam kegiatan eksperimen sebenarnya dihindari karena
menimbulkan ketidakpastian yang sangat besar. Namun, ada alasan tertentu yang
mengharuskan sehingga suatu pengukuran hanya dapat dilakukan sekali saja. Misalnya,
mengukur selang waktu kelahiran bayi kembar, atau mengukur kecepatan mobil yang
lewat.
Bagaimana menuliskan hasil pengukuran tunggal tersebut? Setiap alat memiliki
skala terkecil yang memberikan kontribusi besar pada kepresisian pengukuran. Skala
terkecil adalah nilai atau hitungan antara dua gores skala bertetangga. Skala terkecil pada
mistar adalah 1 mm.
Umumnya, secara fisik mata manusia masih mampu membaca ukuran hingga skala
terkecil tetapi mengalami kesulitan pada ukuran yang kurang dari skala terkecil.
Pembacaan ukuran yang kurang dari skala terkecil merupakan taksiran, dan sangat
berpeluang memunculkan ketidakpastian. Mengacu pada logika berfikir demikian, maka
lahirlah pandangan bahwa penulisan hasil pengukuran hingga setengah dari skala
terkecil. Tetapi ada juga kelompok lain yang berpandangan bahwa membaca hingga skala
terkecil pun sudah merupakan taksiran, karena itu penulisan hasil pengukuran paling teliti
adalah sama dengan skala terkecil. Berapa panjang logam yang terlihat pada gambar-4?
Skala terkecil mistar pengukurnya adalah 0,1 cm. Menurut kelompok pertama, panjang
logam dapat dituliskan 8,65 cm. Tetapi menurut kelompok kedua panjang logam hanya
dapat ditulis 8,6 cm atau 8,7 cm.

a). Skala terkecil jangka sorong


Skala terkecil jangka sorong bergantung pada pembagian skala nonius. Hal ini
dapat dilihat pada rahang geser, perhatikan gambar-5 di bawah ini. Perhatian: sering
dihafal/dianggap skala terkecil jangka sorong = 0,1 mm. Hal ini tidak benar dan tidak
bermanfaat. Bila pada rahang geser terdapat 11 garis/strip, berarti setiap 1 mm skala
utama dibagi menjadi 10 skala nonius. Berarti skala terkecil nonius = 1 mm : 10 = 0,1 mm.
Pada jangka sorong model demikian memang benar bahwa skala terkecilnya 0,1 mm.
Tetapi di pasaran sudah banyak diproduksi jangka sorong dengan jumlah garis/strip pada
rahang geser lebih banyak, misalnya dibuat 21 strip. Berarti 1 mm skala utama dibagi 20
skala nonius. Pada jangka sorong model demikian skala terkecilnya = 1 mm : 20 = 0,05
mm.
b).Skala terkecil mikrometer sekrup
Sebagaimana pada jangka sorong, skala terkecil mikrometer sekrup juga tidak
bermanfaat untuk dihafalkan, karena bergantung pada pembagian skala utama oleh skala
nonius pada rahang putarnya. Perhatikan gambar-6, rahang putar mikrometer sekrup
membagi 1 mm skala utama menjadi 100 skala nonius (diperoleh dari 2 putaran x 50 skala
nonius). Berarti skala terkecil mikrometer sekrup tersebut = 1 mm : 100 = 0,01 mm.

3. Angka Penting
Penulisan angka nol pada angka penting, ternyata memberikan implikasi yang amat
berharga. Untuk mengidentifikasi apakah suatu angka tertentu termasuk angka penting
atau bukan, dapat diikuti beberapa kriteria di bawah ini:
a. Semua angka bukan nol termasuk angka penting.
Contoh: 2,45 memiliki 3 angka penting.
b. Semua angka nol yang tertulis setelah titik desimal termasuk angka penting.
Contoh: 2,50 memiliki 3 angka penting
16,00 memiliki 4 angka penting.
c. Angka nol yang tertulis di antara angka-angka penting (angka-angka bukan nol), juga
termasuk angka penting.
Contoh: 207 memiliki 3 angka penting
10,50 memiliki 4 angka penting
d. Angka nol yang tertulis sebelum angka bukan nol dan hanya berfungsi sebagai
penunjuk titik desimal, tidak termasuk angka penting.
Contoh: 0,5 memiliki 1 angka penting
0,0860 memiliki 3 angka penting
Berikut beberapa contoh penulisan hasil pengukuran dengan memperhatikan angka
penting:
a. Satu angka penting : 2; 0,1; 0,003; 0,01 x 10 -2
b. Dua angka penting : 1,6; 1,0; 0,010; 0,10 x 10 2
c. Tiga angka penting : 101; 1,25; 0,0623; 3,02 x 10 4
d. Empat angka penting : 1,000; 0,1020; 1,001 x 10 8

a). Perhitungan dengan Angka Penting


(1). Penjumlahan dan Pengurangan
Bila angka-angka penting dijumlahkan atau dikurangkan, maka hasil penjum-lahan
atau pengurangan tersebut memiliki ketelitian sama dengan ketelitian angka-angka yang
dijumlahkan atau dikurangkan, yang paling tidak teliti.
Contoh:
24,681 = ketelitian hingga seperseribu
2,34 = ketelitian hingga seperseratus
3,2 + = ketelitian hingga sepersepuluh
30,221
(2). Perkalian dan Pembagian
Bila angka-angka penting dibagi atau dikalikan, maka jumlah angka penting pada
hasil operasi pembagian atau perkalian tersebut paling banyak sama dengan jumlah angka
penting terkecil dari bilangan-bilangan yang dioperasikan.
Contoh:
3,22 cm x 2,1 cm = 6,762 cm2 , ditulis 6,8 cm2 .

3 angka penting 2 angka penting 2 angka penting

b). Aturan pembulatan angka-angka penting


Untuk membulatkan angka-angka penting, ada beberapa aturan yang harus kita
ikuti:
a. Angka kurang dari 5, dibulatkan ke bawah (ditiadakan)
Contoh: 12,74 dibulatkan menjadi 12,7
b. Angka lebih dari 5, dibulatkan ke atas
Contoh: 12,78 dibulatkan menjadi 12,8
c. Angka 5, dibulatkan ke atas bila angka sebelumnya ganjil dan ditiadakan bila
angka sebelumnya genap.
Contoh: 12,75 dibulatkan menjadi 12,8
12,65 dibulatkan menjadi 12,6

5. VEKTOR

Besaran skalar adalah besaran fisika yang hanya memiliki besar. Besaran vektor
adalah besaran fisika yang memiliki besar dan arah. Perpindahan adalah perubahan posisi
dari suatu titik.
Resultan beberapa vektor sejenis adalah suatu vektor yang mempunyai akibat yang
sama dengan akibat semua vektor itu.

Operasi terhadap vektor.


RESULTAN DUA VEKTOR.
Untuk menentukan vektor resultan ( vektor pengganti ) 2 buah vektor dapat dilakukan
dengan cara :

A. Jajaran genjang vektor.

 = sudut antara A dan B


    
/R/= / A/ 2  / B / 2 2 / A/ / B / cos 

  
/ R/ / A/ / B/
arahnya :
 
sin sin 2 sin1
B. Cara segitiga vektor.
a. Penjumlahan dua vektor

b. Pengurangan dua vektor

Untuk Selisih dilakukan penjumlahan dengan lawannya (invers jumlah).


A  B  A  (  B)

Sifat-sifat vektor.
   
1. A + B = B + A Sifat komutatif.
     
2. A + ( B + C ) = ( A + B ) + C Sifat assosiatif.
   
3. a ( A + B ) = a A + a B
   
4. / A / + / B /  / A + B /

C. Keadaan istimewa

Dua vektor yang membentuk sudut 0 o
 vY
 v X / /=/ /+/B / v
Arahnya R sama dengan arah kedua vektor

Dua vektor yang membentuk sudut 180o
    
/ R / = / A / - / B / jika / A / > / B /

Arahnya R sama dengan arah vektor A

    
/ R / = / B / - / A / jika / A / < / B /

Arahnya R sama dengan arah vektor B

Dua vektor yang saling tegak lurus.
  
/R/=
/ A/  / B / 2
2


 /B/
arah R : tg  =

/ A/
D. Penguraian sebuah vektor.
/ v X /  / v / cos
/ vY /  / v / sin 

/v /  / v X / 2  / vY / 2

E. Memadu/menjumlahkan beberapa vektor yang sebidang antara lain.


Ada beberapa cara untuk memadu beberapa vektor sebidang antara lain:
a. Cara Grafis.
1. Cara jajaran genjang.

v AB adalah resultan dari A dan


B
v R adalah resultan dari A , B
dan C

2. Cara polygon

v adalah
R

resultan dari A , B dan


C

b. Cara analitis.
Masing-masing vektor diuraikan menjadi komponen-komponen vektor searah sumbu x dan
sumbu y dari sistem koordinat Cartesius.

Vektor  v x = v cos  v y = v sin 


v1 1 v1 x = v cos 1 v1 y = v sin 1
v2 2 v2 x = v cos 2 v2 y = v sin 2
v3 3 v3 x = v cos 3 v3 y = v sin 3
v x v y
= .............. = ..............
Resultan / v R / = (  v X ) 2  (  vY ) 2
 vY
Arah resultan : tg  =
vX

LATIHAN SOAL BAB 1


A. Pilihan Ganda
1. Diantarakelompokbesarandibawahiniyanghanya terdiridaribesaran turunan saja adalah …
A. kuat arus,massa,gaya
B. suhu, massa, volume
C. waktu, momentum, percepatan
D. usaha, momentum, percepatan
E. kecepatan, suhu,jumlah zat
2. Daya adalah besarnya usaha atau energi tiap satuan waktu,dimensidaridayaadalah....
A. M L T
B. M L T–1
C. M L T–2
D. M L2T-2
E. M L2T-3
3. Perhatikan tabel berikut ini !
No. Besaran Satuan Dimensi
–1 –1
1 Momentum kg ms MLT
–2 –2
2 Gaya kg ms MLT
–3 –3
3 Daya kg ms MLT

Daritabeldiatasyangmempunyaisatuandandimensi yang benar adalahbesaran nomor…


A. 1saja
B. 1dan 2 saja
C. 1, 2 dan 3
D. 1dan 3 saja
E. 2dan 3 saja
4. Hasil pengukuran diameter sebuah kelereng dengan menggunakan mikrometer sekrup, ditunjukkan
olehgambar di bawah, tentukan besar dari diameterkelereng tersebut!
A. 4,78 mm
B. 5,28 mm
C. 5,70 mm
D. 8,50 mm
E. 9,28 mm

5. Perhatikan tabel besaran-besaran, satuan dan simbolnya berikut ini

No Besaran Satuan Simbol


Gaya Newton N
Intensitas cahaya Candela Cd
Kuat arus Ampere A
Volume Meter kubik m3
Waktu Sekon S
Yang termasuk besaran pokok dalam Satuan Internasional, adalah….
A. 1,2,3 B. 1,2,3,4 C. 1,3,4,5 D. 2,3,5 E. 1,2,3,5
6. Satuan dari besaraan massa, waktu dan suhu menurut Sistem Internasional ( SI ) adalah
A. Lb, menit, kelvin D. Kilogram, detik, celcius
B. Gram, menit, kelvin E. ons, detik, fahrenheit
C. Kilogram, detik, kelvin
7. Jarak antara dua kota adalah 60.000 m.Jika dituliskan dalam notasi ilmiah, maka penulisan yang
benar adalah…..
A. 60.000 x 101 D. 60 x 104
B. 6.000 x 102 E. 6 x 105
3
C. 600 x 10
8. Hasil pembacaan yang ditunjukan oleh micrometer sekrup di bawah ini adalah ….

A. 8,90 mm B. 7,90 mm C. 5,40 mm D. 5,34 mm E. 5, 90 mm


9. Pada pengukuran panjang benda, diperoleh hasil pengukuran
0,07060m.Banyaknyaangkapentinghasilpengukuran tersebut adalah …
A. dua D. lima
B. tiga E. enam
C. empat
10. Hasil pengukuran plat seng, panjang 1,5 m danlebarnya 1,20 m. Luas plat seng menurut
penulisan angkapentingadalah…
A. 1,8012m2 D. 1,80m2
2
B. 1,801 m E. 1,8 m2
2
C. 1,800 m
11. Dua buahvektorgayaF1danF2masing-masingbesar- nya15N dan9N, bertitiktangkapsama
dansaling mengapitsudut60°,nilairesultandari keduavektor tersebut...
A. 15 N B. 20 N C. 21 N D. 24 N E. 28 N
12. JikabesarvektorA=10satuan,membuatsudut600dengansumbuxpositip,makabesarvektortersebut
dalamsumbu x dansumbuy adalah …
A. Ax=10 satuan ; Ay= 10 satuan
B. Ax=10 satuan ; Ay=10√3 satuan
C. Ax= 5 satuan ; Ay=5satuan
D. Ax=5 satuan ;Ay= 5√3 satuan
E. Ax=5√3 satuan ;Ay= 5 satuan
13. Apabila tiapskalapada gambar di bawahini=1 N,makaresultankeduagaya tersebut adalah ...
A. 4N
B. 6 N
C. 8 N
D.10 N
E. 24 N
14. Gambardibawah ini merupakan penjumlahan vektorsecara segitiga

(1) (2) (3) (4) 5)


Gambaryangresultan vektornya sama dengan nol adalah…
A. (1) B. (2) C. (3) D. (4) E. (5)

B. Soal Praktek

1. Alat
 Mistar 30 cm
 Jangka sorong
 Mikrometer skrup Neraca lengan (neraca Ohaus)
2. Bahan
 Balok kayu, jangan terlalu besar
 Lembaran plat atau kertas dengan berbagai ketebalan

3. Langkah kerja
A. Mengukur Volume Balok
a. Memenggunakan mistar
1. Ukur panjang, lebar, dan tinggi balok menggunakan mistar.
Panjang = .............. cm
Lebar = .............. cm
Tinggi = .............. cm
2. Volume balok = panjang x lebar x tinggi.
Berdasar hasil langkah 1, tentukan volume balok. Perhatikanaturan pengoperasian
angka penting.
Volume balok = ...............
b. menggunakan jangka sorong:
1. Ukur panjang, lebar, dan tinggi balok menggunakan jangkasorong.
 Lakukan prosedur di atas untuk mengukur panjang, lebar, dantinggi balok.
Panjang = .............. cm
Lebar = .............. cm
Tinggi = .............. cm
2. Volume balok = panjang x lebar x tinggi.
Berdasar hasil langkah 1, tentukan volume balok. Perhatikanaturan pengoperasian
angka penting.
Volume balok = ...............
Bandingkan pengukuran volume balok menggunakan mistar danmenggunakan jangka
sorong, manakah yang lebih presisi (teliti)?Mengapa? Berikan penjelasan!

B. Mengukur ketebalan kertas/plat dengan mikrometer sekrup


a. Bacalah skala yang ditunjukkan oleh mikrometer skrup dan catatlah hasilnya.
Tebal plat/kertas = .............. mm
BAB 2. KINEMATIKA GERAK LURUS

Suatu benda melakukan gerak, bila benda tersebut kedudukannya (jaraknya)


berubah setiap saat terhadap titik asalnya ( titik acuan ).
Sebuah benda dikatakan bergerak lurus, jika lintasannya berbentuk garis lurus.
Contoh :
- gerak jatuh bebas
- gerak mobil di jalan.
Gerak lurus yang kita bahas ada dua macam yaitu :
1. Gerak lurus beraturan (disingkat GLB)
2. Gerak lurus berubah beraturan (disingkat GLBB)
Definisi yang perlu dipahami :
1. KINEMATIKA ialah ilmu yang mempelajari gerak tanpa mengindahkan penyebabnya.
2. DINAMIKA ialah ilmu yang mempelajari gerak dan gaya-gaya penyebabnya.

JARAK DAN PERPINDAHAN PADA GARIS LURUS .


- JARAK merupakan panjang lintasan yang ditempuh oleh suatu materi (zat)
- PERPINDAHAN ialah perubahan posisi suatu benda yang dihitung dari posisi awal
(acuan)benda tersebut dan tergantung pada arah geraknya.
a. Perpindahan POSITIF jika arah gerak ke KANAN
b. Perpindahan NEGATIF jika arah gerak ke KIRI
contoh:

* Perpindahan dari x1 ke x2 = x2 - x1 = 7 - 2
= 5 (positif)
* Perpindahan dari x1 ke X3 = x3 - x1 = -2 - ( +2 )
= -4 ( negatif )
GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN ( GLB )

Gerak lurus beraturan ialah gerak dengan lintasan serta kecepatannya selalu tetap.
KECEPATAN ( v ) ialah besaran vektor yang besarnya sesuai dengan perubahan lintasan
tiap satuan waktu.
KELAJUAN ialah besaran skalar yang besarnya sesuai dengan perubahan lintasan tiap
satuan waktu.
Pada Gerak Lurus Beraturan ( GLB ) berlaku rumus : x=v.t
dimana : x = jarak yang ditempuh ( perubahan lintasan )
v = kecepatan
t = waktu
Grafik Gerak Lurus Beraturan ( GLB )
a. Grafik v terhadap t
Kita lihat grafik di samping : dari rumus x = v . t, maka :
t=1 det, x = 20 m
t=2 det, x = 40 m
t=3 det, x = 60 m
t=4 det, x = 80 m
Kesimpulan : Pada grafik v terhadap t, maka besarnya perubahan lingkaran benda
( jarak ) merupakan luas bidang yang diarsir.

b. Grafik x terhadap t.

x
Kelajuan rata-rata dirumuskan : v
t
Kesimpulan : Pada Gerak Lurus beraturan kelajuan rat-rata selalu tetap dalam
selang waktu sembarang.

GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN ( GLBB )


Hal-hal yang perlu dipahami dalam GLBB :
1. Perubahan kecepatannya selalu tetap
2. Perubahan kecepatannya tiap satuan waktu disebut : PERCEPATAN. ( notasi = a )
3. Ada dua macam perubahan kecepatan :
a. Percepatan : positif bila a > 0
b. Percepatan : negatif bila a < 0
4. Percepatan maupun perlambatan selalu tetap.
v
a=
t
Bila kelajuan awal = vo dan kelajuan setelah selang waktu t = vt, maka :
vt  vo
a=
t
at = vt -vo
vt = vo + at
Oleh karena perubahan kecepatan ada 2 macam , maka GLBB juga dibedakan menjadi dua
macam yaitu :
GLBB dengan a > 0 dan GLBB < 0 , bila percepatan searah dengan kecepatan benda maka
pada benda mengalami percepatan, jika percepatan berlawanan arah dengan kecepatan
maka pada benda mengalami perlambatan.

Grafik v terhadap t dalam GLBB.


GRAFIKNYA BERUPA “GARIS
LURUS”
a>0 a>0 a<0
JARAK YANG DITEMPUH = LUAS
vo=0 vo  0 vo  0
GRAFIK V TERHADAP T.
vt = vo + at vt = vo + at vt = vO+
x = Luas
vt = at at
trapesium
= ( vo + vt ) .
1
2 t
= ( vo + vo +
1
at ) . 2 t
= ( 2vo + at ) .
1
2 t
1
x = vot + 2 at2
Grafik x terhadap t dalam GLBB

1
a > 0; x = vot + 1
2
a < 0; x = vot + 2 at2

at2
GRAFIKNYA BERUPA ‘PARABOLA”

GERAK VERTIKAL PENGARUH GRAFITASI BUMI .


a. Gerak jatuh bebas.
Gerak jatuh bebas ini merupakan gerak lurus berubah beraturan tanpa kecepatan awal
( vo ), dimana percepatannya disebabkan karena gaya tarik bumi dan disebut
percepatan grafitasi bumi ( g ).
Misal : Suatu benda dijatuhkan dari suatu ketinggian tertentu, maka :

Rumus GLBB : vt = g . t
1
y= 2 g t2

b. Gerak benda dilempar ke bawah.


Merupakan GLBB dipercepat dengan kecepatan awal vo.

Rumus GLBB : vt = vo + gt
1
y = vot + 2 gt2

c. Gerak benda dilempar ke atas.


Merupakan GLBB diperlambat dengan kecepatan awal vo.

Rumus GLBB : vt = vo - gt
1
y = vot - 2 gt2
y = jarak yang ditempuh setelah t detik.
Syarat - syarat gerak vertikal ke atas yaitu :
a. Benda mencapai ketinggian maksimum
jika vt = 0
b. Benda sampai di tanah jika y = 0

LATIHAN SOAL BAB 2.1

A. Pilihan Ganda

1. Seorang berwisata naik mobil dari kota A menuju kota C dengan melewati kota B seperti diperlihatkan
pada gambar. Perpindahan dan jarak yang ditempuh mobil adalah…..
30 km
A. 40 km ; 70 km D. 70 km ; 50 km
B. 30 km ; 70 km E. 70 km ; 40 km 40 km
C. 50 km ; 70 km

2. Sebuah sepeda motor bergerak dengan kecepatan 5 m/s dipercepat beraturan hingga kecepatannya
menjadi 15 m/s. Jarak yang ditempuh dalam selang waktu tertentu 100 m, maka waktu yang dimaksud
adalah….
A. 2 s D. 10 s
B. 5 s E. 12 S
C. 8 s
3. Sebuah mobil yang mula-mula diam dipercepat 4 m/s 2. Waktu yang diperlukan oleh mobil untuk
menempuh jarak 32 m adalah…..
A. 4 s D. 32 s
B. 8 s E. 128 s
C. 16 s
4. Gabungan dari gerak lurus beraturan (GLB) dan gerak jatuh bebas (GJB) akan menghasilkan
A. GLB
B. GLBB
C. Gerak Jatuh Bebas
D. Gerak Parabola
E. Gerak melingkar
5. Geraksebuahmobilmenghasilkangrafikkecepatan(V) V(m/s
terhadapwaktu(t)yang diperlihatkanpadagambardi samping 16 )
Berapakah jarak yang ditempuh mobil selama 4 sekon tersebut8
A. 12
B. 36
t(s)
C. 48 4
D. 60
E. 72

6. Perhatikan grafik dibawah ini:


(1) a (ms–2) (4) s(m)

(2) a (ms–2) (5) a (ms–2)

(3) v(ms–1)

Yang berlaku untuk gerak lurus berubah beraturan adalahgrafik nomor …


A. (1) B. (2)
C. (3)
D. (4) E. (5)

7. GambardisampingmelukiskanperjalanandariAkeCmelaluiB.JarakAB40km ditempuhdalamwaktu0,5
jam,jarakBC30km ditempuhdalam waktu2jam. Besarkecepatan rata-rataperjalananitu adalah…
A. 95 kmjam–1 C
B. 48 kmjam–1
C. 35 kmjam–1
D. 28 kmjam–1
E. 20 kmjam–1 A B

8. Seorang pengendara mobil melaju dengan kecepatan 20 m/s .Ketika melihatada "polisi
tidur"didepannya dia meng-injak remdanmobil berhenti setelah 5sekon , maka jarak yang
ditempuhmobil adalah....
A. 50 m D. 200 m
B. 100 m E. 250 m
C. 150 m

9. Sebuah batu dijatuhkan dari puncakmenarayang tingginya40m diatastanah.Jikag=10m s–2,maka


kecepatan batu saat menyentuh tanah adalah …
A. 20√2ms–1
B. 20 ms–1
C. 10√2ms–1
D. 10 ms–1
E. 4√2ms–1
10. Bendajatuh bebasadalah bendayangmemiliki:
(1) kecepatanawalnol
(2) percepatan =percepatan gravitasi
(3) arah percepatankepusat bumi
(4) besar percepatantergantungdari massabenda
Pernyataandiatas yang benar adalah…
A. (1), (2) dan (3)
B. (1), (2), (3) dan (4)
C. (1), (3), (4)
D. (2), (3) (4)
E. (2) dan (4)

B. TUGAS PRAKTEK

Kerjakan dan diskusikan tugas di bawah ini bersama teman anda!

1. Sebuah bola dilempar ke atas sampai mencapai ketinggian tertentu, kemudian bola bergerak
ke bawah. Pengamatan terhadap kegiatan tersebut menghasilkan data pada tabel di bawah ini.

Dari data pada tabel di atas buatlah grafik:


a) waktu (s) terhadap perpindahan (m);
b) waktu (s) terhadap jarak (m);
c) waktu (s) terhadap kecepatan (m/s);
d) waktu (s) terhadap kelajuan (m/s);
e) waktu (s) terhadap percepatan (m/s2);
f) Dari grafik yang anda buat Bandingkan
1. kurva grafik a) dan grafik b)
2. kurva grafik c) dan grafik d)
3. Buatlah kesimpulan dari kurva pada grafik e.

BAB 2.2 GERAK MELINGKAR,

1. Besaran-besaran dalam gerak melingkar


a. Kecepatan Linier
Gambar 1-6
v

R P

Misalkan sebuah titik bergerak satu putaran dari P kembali lagi ke P. titik tersebut
menempuh jarak satu putaran (2R) dan waktu yang ditempuh satu putaran adalah T
( periode), maka besar kecepatan linier dapat dirumuskan sebagai :
jarak
v
waktu
2R
v
T
Dengan :
R = Jari-jari lingkaran (m)
T = Periode (detik)
v = Kecepatan linier (m/det)

b. Frekuensi gerak melingkar beraturan

Banyaknya putaran setiap detik pada gerak melingkar beraturan disebut frekuansi
(f). bila untuk satu putaran diperlukan waktu satu T detik, maka frekuensi gerak melingkar

1
itu adalah : f 
T
Dengan : f = Frekuensi (Hz)
Dalam bidang teknik sering ditulis n (banyaknya putaran per satuan waktu), dan
satuan yang dipakai adalah rpm (rotasi per menit).
Bila nilai 1/T diganti dengan f maka akan diperoleh :
v  2fR

c. Kecepatan sudut

v2 Gambar 1-7
v1

Dalam gerak melingkar ,besarnya sudut yang ditempuh oleh jari - jari R di sebut
kecepatan sudut atau kecepatan anguler.
Kecepetan sudut diberi lambang  (dibaca omega)
2

T
atau :
  2f

Hubungan kecepatan linier dengan kecepatan sudut


v  R

Dengan :
 = kecepatan sudut (rad / det).
Contoh soal :
Sebuah benda bergerak melingkar beraturan dengan jari-jari lingkaran 0,25 m. Dalam 5
detik dilakukan 10 gerak melingkar. Tentukanlah :
a. Perioda dan frekuensi gerak melingkar itu. !
b. Kecepatan liniernya !
c. Kecepatan angulernya !
Penyelesaian :
Diketahui :
R = 0,25 m
t = 5 det
Jumlah putaran = 10 put
Ditanya : a. T dan f
b. v
c. ω
Jawab :
5 det
a. T  10 put  0,5 det
1 1
f    2,0 put / det
T 0,5
b. v  2fR
= 2 x 3,14 x 2,0 x 0,25 = 3,14 m/det
c. v  .R
v 3,14
   12,56rad / det
R 0,25

2) Percepatan sentripetal dan gaya sentripetal


1. Percepatan sentripetal
Pada gerak melingkar beraturan besar kecepatan ( laju ) linier tetap, tetapi arahnya
tidak tetap.

v
v Q
v
R v
R P`

Gambar 1-8

Arah kecepatan di titik P dan Q berbeda. Demikian pula di titik- titik lain yang
berbeda akan berbeda pula arah kecepatannya.
Arah kecepatan linier yang tidak tetap disebabkan oleh adanya percepatan, yang
arahnya menuju ke pusat lingkaran. Percepatan ini disebut percepatan sentripetal (a sp).
Besarnya percepatan sentripatal adalah :

v2
a sp 
R
Dengan :
asp = percepatan sentripetal ( m / det2 )
Dengan mengingat persamaan v  R , maka persamaanny a menjadi :
(R ) 2
atau a sp   R
2
a sp 
R
Atau
4 2
a sp  R
T2

2. Gaya sentripetal

Pada saat mobil bergerak pada tikungan jalan, gaya menuju ke dalam adalah gaya
gesekan jalan pada ban mobil. Gaya percepatan sentripetal disebut gaya sentripetal.
Untuk memahami gaya sentripetal anda harus mengidentifikasi komponen-komponen
yang berkaitan dengan gaya yang menyebabkan percepatan. Anda dapat menuliskan
hukum II Newton dengan cara sebagai berikut:
Fsp = m.asp
atau :
v2
Fsp  m
R
Dengan :
Fsp = gaya sentripetal (N)
m = massa benda (kg)
Persamaan diatas dapat ditulis :
a sp   2 R

sehingga diperoleh persamaan:


4 2
Fsp  m R
T2

3. Gaya sentrifugal

Setiap gaya aksi berpasangan dengan gaya reaksi yang besarnya sama, arahnya
saling berlawanan. Sebagai contoh lempar martil, gaya sentripetal yang dilakukan oleh
rantai pada bola, dan itu mengakibatkan percepatan arahnya ke pusat lingkaran yang
menimbulkan bola tetap bergerak melingkar pada orbitnya. Gaya reaksi arah ke luar,
dilakukan oleh bola pada tali. Tali memindahkan gaya tersebut pada tangan seorang yang
berolahraga lempar martil, karena gaya tersebut arahnya menjauhi pusat lingkaran disebut
gaya sentrifugal.Gaya sentripugal besarnya sama dengan gaya sentripetal, tetapi arahnya
berlawanan :
v2
Fsf  m. 2 .R  m
R

4. Gerak roda – roda


Dalam suatu mesin banyak dijumpai pemindahan gerak dari satu bagian ke bagian
lain. Pada mesin mobil misalnya, terdapat pemindahan gerak dari poros engkol ke
transmisi.
Cara pemindahan gerak putar dari satu roda keroda lain dapat dibedakan menjadi:
1. Pemindahan gerak pada dua roda yang satu poros (sepusat)
2. Pemindahan gerak pada dua roda yang bersinggungan.
3. Pemindahan gerak pada dua roda yang dihubungkan dengan sabuk (belt), tali atau
rantai.

1. Pemindahan gerak roda pada dua roda yang satu poros (sepusat)
Kedua roda tersebut memiliki periode (T) atau frekwensi (f), (T 1 =.T2 atau f1 = f2).
Dengan demikian kedua roda memiliki kecepatn sudut sama.

Gambar 1-11

ω1 = ω 2
atau
v1 v
 2
R1 R2

ω1 dan ω2 = kecepatan sudut roda satu dan roda dua ( rad/det)


v1 dan v2 = kecepatan linier roda satu dan roda dua (m/det)
R1 dan R2 = jari-jari roda satu dan roda dua (m).

Contoh soal :
Pada poros atau as A terdapat dua buah roda, yaitu roda B dan roda C. Jika diketahui R A =
5 cm , RB 15 cm, RC 25 cm dan kecepatan linier poros A = 20 cm/dt .Berapa kecepatan
linier pada roda B da C ?

Penyelesaian :

Diketahui : RA = 5cm
RB = 15 cm
RC = 25 cm
vA = 20 cm/dt

Ditanya : vB dan vC ?

vA v
Jawab :  B
R A RB

20 v B

5 15
20 x15
vB   60cm / dt
5
vB v
 C
RB RC

60 vC 60 x 25
 vC   100cm / dt
15 25 15

2. Pemindahan gerak pada dua roda yang bersinggungan.

Contoh pemindahan gerak dengan roda yang bersinggungan, misalnya pemindahan


gerak dengan roda gesek dan roda gigi.

R2
R1

Gambar 1-12 Roda gesek


Pada pemindahan gerak ini,kedua roda memiliki periode ( T ) dan frekuensi ( f )
tidak sama sehingga kecepatan sudut (ω) kedua roda juga tidak sama tetapi besar.
Kecepatan linier (v ) pada kedua roda adalah sama.
v1 = v 2
ω1. R1 = ω2. R2 atau
1 R2

 2 R1

Untuk dua buah roda gigi yang berpasangan dengan R 1 dan R2 yang tidak sama,
maka jumlah gigi pada kedua roda juga tidak sama. Hubungan perbandingan R, Z, dan f
pada kedua roda gigi adalah sebagai berikut :
f 1 R2 Z 2
 
f 2 R1 Z 1

Dengan :

f1dan f2 = frekuensi pada roda gigi 1 dan roda gigi 2 (Hz atau put/det)
R1 dan R2 = jari-jari pada roda 1 dan ropda 1 (m)
Z1 dan Z2 = jumlah gigi pada roda gigi1 dan roda gigi 2

Contoh soal :

Dua buah roda gesek A dan B saling bersinggungan, sehingga bila A berputar maka
B pun ikut berputar. Jari-jari roda A = 10 cm dan B = 5 cm . Jika frekuensi roda A = 9 Hz ,
hitunglah kecepatan sudut roda gesek A dabn B ?
Penyelesaian : RA = 10 cm
RB = 5 cm
fA = 9 Hz
ωA = 2fA = 2 x 9 = 18 rad/dt
karena A dan B bersinggungan, maka :
v A  vB

 A .R A   B .R B
18 .10   B .5
18 .10
B   36rad / dt
5

2. Pemindahan gerak pada dua roda yang dihubungkan dengan sabuk, tali
atau rantai

Untuk roda-roda yang dihubungkan dengan sabuk ,tali atau rantai maka besar dan
arah kecepatan lineirnya adalah sama.
v1  v 2

1 .R1   2 .R2

Gambar 1-13

Contoh soal :

Gambar dibawah ini menunjukan roda satu dan roda dua dihubungkan dengan
rantai. roda dua dan roda tiga mempunyai satu poros dan saling melekat satu sama lain.
diketahui R1 50 cm, R2 30 cm dan R3 80 cm. ika roda 3 berputar 120 rpm hittunglah
kecepatan roda satu !

Penyelesaian:

Diketahui: R1 = 50 cm
R2 = 30 cm
R3 = 80 cm
f3 = 120 rpm
f3 = 120 putaran/60 dt = 2 Hz

Ditanya : ω1 ?

Jawab: ω3 = 2f3 = 2.2 = 4 rad/dt


ω3 = ω 2
karena roda 3 dan roda 2 sepusat
ω2 = 4  rad/dt
v2 = ω2 .R2
= 4.30 = 120  cm/dt
v2 = v 1
Karena roda 1 dan roda 2 dihubungkan dengan rantai.
Maka v1 = 120 cm/dt
v1 = ω1 .R1
v1 120
1    2,4rad / dt
R1 50

LATIHAN SOAL BAB 2.2

A. Pilihan Ganda

1. Sebuah mesinpenggiling padimenggunakan dua buah rodayangdihubungkan dengansabukseperti


pada gambardibawahini

A B

Jikajari-jariroda Aduakalijari-jarirodaB,maka perbandingan kecepatan sudut roda A dan roda B adalah....


A. 4:1
B. 2:1
C. 1:1
D. 1:2
E. 1:4
2. Sebuahbendayangbermassa200gram diikatdengan taliringankemudiandiputar secara horizontal dengan
kecepatansuduttetapsebesar5rads–1, sepertipada gambarberikut.Jikapanjangtalil=60cm,makabesar
gaya sentripetal yangbekerjapadabendaadalah…

A. 0,3 N B. 0,6 N C. 3 N D. 6 N E. 30N

3. Seorangsiswa memutarsebuahbatuyang diikatkan pa- daujungseutastali.Batudiputarsecara horizontal


sepertigambar diatas.Jikalaju berputarnyabatu dijadi kan2kalisemula,makagayasentripetalnyamenjadi
A. 6 kali semula
B. 5 kali semula
C. 4 kali semula
D. 2 kali semula
E. 2 kali semula

4. Dua roda A danBdihubungkan dengan pita(lihat gambar).Apabila jari-jariAduakalijari-jariB, maka


yangterjadi adalah…

A. vA=2vB
B. vA =1/2 vB
C. C. vA=vB
D. ωA= ωB
E. ωA= 2 ωB

5. Seorang anak memutar sebuah batu yang diikatkan


padaujungseutastali.Batudiputarsecarahorizontal,sepertigambardisamping.Jikalajuberputarnyabatu
dijadikan 2 kali semula, maka gaya sentripetalnya menjadi......

A. 6 kali semula B. 5 kali semula C. 4 kali semula D. 3 kali semula E. 2 kali semula.
6. Dari keadaan diam sebuah benda berotasi sehinggadalamwaktu1sekonbenda memilikikecepatan4 rad
s–1. TitikA berada pada bendatersebut, berjarak 4cm darisumbu rotasinya.Percepatan tangensialrata-
rata yangdialami titik A adalah …
A. 4,00 ms–2
B. 1,60 ms–2
C. 0,64 ms–2
D. 0,16 ms–2
E. 0,04 ms–2
7. Sebuah bendabergerak melingkar dengan kecepatan awal 4 rad/s danmengalami percepatansudut
0,5 rad/s2 makakecepatanbendapada detikkeempat adalah…
A. 4,0 rad/s B. 4,5 rad/s C. 5,0 rad/s D. 6,0 rad/s E. 8,0 rad/s

8. Pada sebuah benda yang bergerak beraturandengan lintasan melingkar,kecepatan liniernya


bergantungpada…
A. massa dan jari-jari lingkaran
B. massadan periode
C. massa dan frekuensi
D. periodedan jari-jari lintasan
E. kecepatansudut dan jari-jarilingkaran
9. Perhatikanpernyataan-pernyataantentang gerakmelingkar beraturan berikut:
(1) kecepatansudut sebandingdenganfrekuensi
(2) kecepatanlinier sebandingdengankecepatan sudut
(3) kecepatansudutsebandingdenganperiode Pernyataanyang benaradalahnomor…
A. (1)
B. (1) dan (2)
C. (2)
D. (2) dan (3)
E. (3)

10. Sebuahbendategarberputardengankecepatansudut10rad/s.Kecepatanliniersuatutitikpadabendaberja-
rak 0,5 mdari sumbuputar adalah…
A. 10 m/s
B. 5m/s
C. 20 m/s
D. 10,5 m/s
E. 9,5m/s

B. Tugas

1. Sebutkan 2 ciri suatu benda yang sedang bergerak melingkar beraturan !


2. Apa yang dimaksud dengan percepatan sentripetal.
3. Apa perbedan antara kecepatan linier dan kecepatan sudut.
4. Apa perbedaan antara gerak rotasi dan revolusi
5. Apakah setiap benda yang bergerak melingkar beraturan, bekerja gaya sentrifugal? Jelaskan!
6. Seorang pelari berlari dengan kelajuan 8,8 m/s mengelilingi lapangan yang berjari-jari 25 m. Berapa
percepatan sentripetal pelari tersebut.
7. Anggaplah ada perubahan salah satu besaran pada benda yang bergerak melingkar:
a) Bila massa benda diduakalikan, besaran yang lain tetap sama dari semula, apakah berpengaruh pada
kecepatan, percepatan, dan gayanya? Jelaskan berapa besar pengaruh tersebut!
b) Bila jari-jari lingkaran diduakalikan, besaran yang lain tetap sama dari semula, apakah berpengaruh
pada kecepatan, percepatan, dan gayanya? Jelaskan berapa besar pengaruh tersebut!
c) Bila periode putaran benda setengah dari semula, besaran yang lain tetap sama dari semula, apakah
berpengaruh pada kecepatan, percepatan, dan gayanya? Jelaskan berapa besar pengaruhnya.

Bab 3. HUKUM NEWTON

1. Hukum I Newton (Hukum Kelembaman)

Pada dasarnya setiap benda bersifat lembam. Ini berarti bahwa benda itu
mempunyai sifat mempertahankan keadaannya. Bila benda itu sedang bergerak, maka
benda itu bersifat “ingin” bergerak terus. Demikian pula, bila benda itu tidak bergerak,
maka benda itu bersifat mempertahankan keadaannya, baik benda itu diam maupun
bergerak. Sifat lembam itu dapat dijelaskan dengan gejala-gejala berikut:
Con
Sifat kelembaman itu juga terasa pada kita sendiri pada waktu kita naik kendaraan,
misalnya mobil, bis, kereta api dan sebagainya. Bila mobil yang kita tumpangi sekonyong-
konyong direm, tubuh kita akan terdorong ke depan. Pada waktu kita berdiri di dalam
kereta api, tubuh kita akan terdorong ke belakang bila sekonyong-konyong kereta itu
bergerak maju.
Maka kesimpulan yang kita peroleh dari peristiwa di atas ialah setiap benda dalam
keadaan berhenti mempunyai kecenderungan untuk tetap diam; sedangkan bila benda
sedang bergerak, benda itu cenderung untuk bergerak terus. Sifat cenderung yang
demikian itulah yang diartikan sebagai kelembaman (inertia).Dari gejala-gejala tersebut Sir
Isaac Newton (1642-1727) menghasilkan hukum I tentang gerak atau hukum kelembaman
sebagai berikut:

“Setiap benda akan bergerak lurus beraturan atau diam, jika tidak ada resultan gaya yang
bekerja pada benda itu.”

Hukum Newton I jika dituliskan dalam bentuk matematis dirumuskan :

∑F=0 .......................... ( 4.1)

Keterangan : ∑ F = ( ∑ baca: sigma ) jumlah gaya

2). Hukum II Newton

Dari Hukum I Newton kita ketahui bahwa gaya total yang bekerja pada benda bisa
menimbulkan percepatan pada benda, yang ditandai dengan bergeraknya benda dari
keadaan diam. Yang menjadi pertanyaan adalah berapakah besarnya percepatan a yang
dihasilkan oleh sebuah gaya F pada sebuah benda bermassa m.
Sesuai dengan percobaan, secara lengkap Hukum II Newton berbunyi :

“Percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja pada sebuah benda
sebanding dan searah dengan resultan gaya, dan berbanding terbalik dengan massa
benda.”

Pada Hukum I Newton tersirat pengertian gaya secara kualitatif, sedangkan dalam Hukum
II Newton, gaya dapat mengubah gerakan benda secara kuantitatif.

Dari Hukum II Newton di atas, berarti besarnya gaya sebanding dengan percepatan,
maka Hk. II Newton diatas dapat ditulis dalam bentuk rumus, yaitu :

F
a atau F  m.a …………….. (4.2)
m
Keterangan : F = gaya, satuan newton ( N )
a = percepatan, satuan m/s2
m = massa, satuan kg

Dari Hukum II Newton ini kita bisa menyimpulkan bahwa gaya sebesar 1 Newton
dapat menyebabkan percepatan sebesar 1 m/s 2 pada benda yang bermassa 1 kg atau
percepatan sebesar 2 m/s2 pada benda yang bermassa 1 kg dikenakan gaya 2 Newton.

Contoh soal 1
Sebuah mobil bermassa 300 kg didorong dengan gaya 150 N searah dengan
perpindahannya. Tentukan percepatan mobil tersebut !

Penyelesaian:
Diket : m= 300 kg
F = 150 N
ditanya : a = ?
jawab :
F = m.a
100 =3.a
150
a  0,5m / s 2
300
Jadi percepatan benda sebesar 0,5 m/s 2.
Contoh soal 2 :
Total gaya yang dihasilkan mesin pesawat Boeing 747 adalah sebesar 8,8x10 5 N. Massa
maksimum yang diijinkan pada pesawat jenis ini adalah 3,0x10 5 kg.
Tentukan:
(a). Berapakah percepatan maksimum yang mungkin selama pesawat lepas landas?
(b). Jika pesawat dari keadaan diam, seberapa cepat pesawat bergerak setelah 10 s?

Penyelesaian:
Diket : F = 8,8x105 N
m = 3,0x105 kg
v0 =0
ditanya : a). a =?
b). vt =?
jawab :
(a). Kita asumsikan bahwa satu-satunya gaya yang bekerja pada pesawat adalah
gaya sebesar 8,8 x 105 N, maka sesuai dengan HukumII Newton:

F 8,8 x10 5 N
a  = 2,9 m/s2
m 3,0 x10 5 kg
(b). Kecepatan pesawat setelah 10 s kita hitung dengan persamaan :
vt = v0 + at
= 0 + 2,9 . 10
= 29 m/s

3). Hukum III Newton

Gambar di bawah ini menunjukkan seorang anak yang duduk di papan yang beroda
menarik secara tidak langsung tali yang kuat pada sebuah dinding. Ia beserta papan yang
didudukinya itu bergerak ke arah dinding, padahal ia memberikan gaya yang arahnya
menjauhi dinding.

Gambar 2: Seorang anak menarik tali yang terikat pada dinding.

Gaya yang diberikan oleh anak tersebut untuk menarik tali disebut gaya aksi ( F )
sedangkan papan beroda bergerak sebagai akibatnya atau disebut gaya reaksi ( - F ).
Maka dapat dibuat kesimpulan: untuk setiap aksi terdapatlah reaksi yang besarnya sama
dan arahnya berlawanan, yang selanjutnya disebut sebagai Hukum III Newton dan
selengkapnya berbunyi :
”Apabila suatu benda mengerjakan gaya pada benda lain, maka benda yang ke dua ini
mengerjakan pada benda pertama gaya yang sama besarnya tetapi arahnya berlawanan.”

Bunyi Hukum III Newton tersebut di atas jika dituliskan dalam bentuk matematis
dirumuskan :

F aksi = - F reaksi ........................................ ( 4.3 )

4). Konsep Gaya

A. Jenis-jenis Gaya

a. Gaya Gravitasi
Gelileo menyatakan bahwa benda-benda yang dijatuhkan di dekat permukaan
Bumi akan jatuh dengan percepatan yang sama ( percepatan grafitasi g ), jika
hambatan udara dapat diabaikan. Gaya yang menyebabkan percepatan ini
disebut gaya gravitasi. Sekarang kita terapkan hukum Newton kedua untuk gaya
gravitasi; dan untuk percepatan ( a ), kita gunakan percepatan ke bawah yang
disebabkan oleh gravitasi ( g ).Gaya gravitasi bekerja pada sebuah benda ketika
benda tersebut jatuh. Ketika benda berada dalam keadaan diam di Bumi, gaya
gravitasi padanya tidak hilang, sebagaimana bisa kita ketahui jika kita
menimbangnya dengan neraca pegas.

b. Gaya Normal
Jika kiat menyimpan sebuah balok di atas meja, ternyata balok langsung diam.
Kita tahu bahwa balok memiliki gaya berat w. Jika gaya yang bekerja pada balok
henya gaya berat tentu balok akan jatuh. Tidak jatuhnya balok j\karena adanya
gaya lain yang mengimbangvi gaya berat. Gaya lain ini diperoleh balok dari
mpermukaan meja yang earahnya ke atas m( tegak lurus bidang kontak ) Gaya
inilah yang disebut gaya normal ( N )

K
w

Keterangan :
N : gaya normal
K : gaya sentuh antara meja dengan balok
W : gaya berat

c. Gaya Gesek

Benda bergerak di bidang yang kasar akan mengalami gesekan dengan


bidang tersebut. Biasanya gesekan menimbulkan panas, hal ini menunjukkan
adanya pengurangan usaha yang dilakukan oleh benda tersebut, karena gaya
gesek berlawanan dengan arah gerak benda.

Gambar 3: Gaya gesek pada balok tepat akan bergerak

Pada gambar (7) benda ditarik dengan gaya (F), gaya berat benda (w) dan
gaya yang timbulkan oleh bidang mendatar terhadap benda (P) garis kerjanya
berpotongan di satu titik. Benda belum ditarik fs = 0 dan ketika ditarik tapi belum
mencapai saat akan bergerak fs < s. N. Bila benda ditarik dengan gaya (F) makin
lama makin besar pula fs nya. Akhirnya fs mencapai harga maksimum yaitu s.
N, ketika benda tepat akan bergerak.

Gambar 4 : Gaya gesek pada benda yang bergerak

Apabila F diperbesar lagi benda mulai bergerak. Pada saat ini gaya gesekan
mulai berkurang. Gaya gesekan baru ini disebut gaya gesek kinetik (f k).
Jika benda ditarik oleh suatu gaya (F) yang menyebabkan benda tepat akan
bergerak, maka gaya geseknya disebut gaya gesek statis (f s). Gaya gesek statis
berbanding lurus dengan N, yang besarnya sama dengan s. N. Faktor s
disebut koefisien gesekan statis.
Jika dituliskan dalam bentuk rumus adalah :
fs = s . N ..................... ( 4.4 )

Sedangkan benda yang bergerak maka gaya geseknya disebut gaya gesek
kinetik (fk). Gaya gesek kinetik berbanding lurus dengan N, yang besarnya sama
dengan k. N. Faktor k disebut koefisien gesekan kinetik.

fk = k . N ..................... ( 4.5 )

Gaya gesek kinetik selalu lebih kecil dibandingkan dengan gaya gesek statis,
sehingga k < s.

B. Kerugian yang disebabkan gaya gesek


Gaya gesek dapat menyebakan kerugian karena menyebabkan benda menjadi
cepat aus misalnya pada ban kendaraan dan hak sepatu. Sedangkan panas
ditimbulkan dapat menyebabkan percikan api yang sangat berbahaya apabila
mengenai bahan yang mudah terbakar, selain itu panas pada mata bor dapat
menyebabkan mata bor mudah patah.

C. Keuntungan yang disebabkan gaya gesek


Ternyata gaya gesek tidak selalu merugikan, tetapi dapat menguntungkan,
misalnya (a) gaya gesek ini dapat digunakan untuk mengaluskan permukaan
suatu benda (kayu, tembok, besi), sehingga tampak rata dan indah bila di cat. (b)
gaya gesek ini dimanfaatkan untuk menghentikan jalannya kendaraan, hal ini
terdapat pada rem.

5). Penerapan Hukum Newton

a. Gaya Tekan Kaki pada Alas Lift

Tinjaulah seorang siswa yang berada di dalam sebuah lift yang diam. Oleh karena
lift diam, percepatannya nol (a = 0), berarti berlaku keseimbangan gaya.

F  m.a
N – mg = 0 dengan mg = w
 F  0 , berarti N – w = 0 (secara vektor) sehingga besarnya,
N = w …............................................................. (3.4)
Sebagai acuan, gaya normal N dan gaya berat w ini disebut juga sebagai gaya
keseimbangan. Persamaan (3.4) juga berlaku jika lift bergerak dengan percepatan tetap ke
atas ataupun lift bergerak dengan percepatan tetap ke bawah.
Pada gambar (3), seorang siswa berada di dalam sebuah lift yang sedang bergerak ke
atas dengan percepatan a. Sebagai acuan, gaya-gaya searah dengan gerak lift adalah
positif dan yang berlawanan dengan arah gerak lift adalah negatif.

Gambar5 : Seorang anak berada di dalam


lift yang bergerak ke atas dengan percepatan a

Menurut Hukum II Newton :


F  ma
N – mg = ma
N = mg + ma ………………………………………………………..(3.5)
atau
W’ = mg + ma............................................................(3.6)
Selanjutnya, perhatikan gambar (4)
Gambar 6 : Seorang anak berada di dalam lift
yang bergerak ke bawah
dengan percepatan a

Seorang siswa berada di dalam sebuah lift yang sedang bergerak ke bawah dengan
percepatan a dengan menggunakan penalaran yang sama seperti saat lift bergerak ke
atas akan didapatkan berat beban (m.g) adalah positif dan gaya normal (N) adalah negatif.
Oleh karena gaya berat searah dengan arah gerak lift, sedangkan gaya normal
berlawanan, berlaku:
F  m.a
mg - N = ma
N = mg – ma…………………………………………………..(3.7)
Atau
W’ = mg – ma…………………………………………………..(3.8)
Dari pembahasan di atas, diperoleh gaya-gaya searah dengan gerak lift adalah positif,
sedangkan gaya-gaya yang berlawanan arah dengan arah gerak lift adalah negatif.
Seperti yang ditunjukkan pada saat lift bergerak ke atas maka gaya normal (N) adalah
positif, sedangkan mg adalah negatif. Sebaliknuya, jika lift bergerak ke bawah, gaya mg
menjadi positif dan gaya normal (N) menjadi negatif.
Apabila lift bergerak dipercepat ke atas, gaya normal bertambah. Sebaliknya, gaya normal
akan berkurang pada saat lift bergerak dipercepat ke bawah. Apa yang akan terjadi jika lift
bergerak dipercepat ke atas atau ke bawah?

Contoh soal 3
Seseorang bermassa 50 kg berdiri di dalam lift yang sedang bergerak ke atas dengan
percepatan 5 ms-2. Jika percepatan gravitasi bumi adalah g = 10 ms -2, berapakah gaya
tekan kaki orang tersebut pada alas lift itu?
Penyelesaian:
Dengan menggunakan persamaan (3.5)
Diket :m = 50 kg
a = 5 m/s2
g = 10 m/s2
ditanya :F
jawab :
N = mg + ma
= (50 . 10) + (50. 5)
= 750 newton
Jadi, gaya tekan kaki orang tersebut pada alas lift adalah 750 newton.

b. Gerak Benda pada Bidang Miring

1). Balok pada bidang miring yang licin dan diberi gaya ke atas sejajar dengan
bidang miring
F Besarnya percepatan pada sistem
dirumuskan :

F  mg sin 
mg.sin a ......(3.9)
m

2). Balok pada bidang miring yang licin dan bergerak turun seja -
jar dengan bidang miring
Besarnya percepatan pada sistem
dirumuskan :

F  mg. sin 
a …… ( 3.10 )
m
F
mg.sin

Contoh soal 4
Sebuah benda bermassa 5 kg diletakkan pada bidang miring yang licin dengan kemiringan
300 dan diberi gaya 30 N ke atas sejajar bidang miring. Jika grafitasi bumi di tempat
tersebut g = 10 m/s2, hitunglah percepatan benda tersebut !
Penyelesaian
Diket :   =30o
m = 5 kg
F = 30 N
g = 10 m/s2
ditanya :a =?
jawab :
F  mg sin 
a =
m

30  5.10 sin 30
=
5
= 1 m/s2

Contoh soal 5
Sebuah balok bermassa 5 kg bergerak pada bidang miring yang licin dengan kemiringan
300 . Pada balok tersebut ternyata bekerja gaya 40 N ke bawah sejajar bidang miring
sehingga mengakibatkan balok bergerak turun. Jika grafitasi bumi di tempat tersebut g =
10 m/s2, hitunglah :
a). percepatan benda tersebut
b). waktu yang diperlukan tepat sampai tanah jika panjang bidang miring 2 m .
Penyelesaian
Diket :   =30o
m = 1 kg
F = 10 N
g = 10 m/s2
st =2m
ditanya : a) a = ?
b) t = ?
jawab :

F  mg. sin  10  1.10 sin 30


a). a    3m / s 2
m 5

b). st = v0t + ½ at2 v0 =0


2 = 0 + ½ 3.t2

4
t2 =
3
= 1,14 detik

c. Gerak benda Yang Dihubungkan dengan Katrol

Perhatikan gambar (6)! Benda m1 dan m2 dihubungkan dengan seutas tali, dengan
m1>m2. Kemudian dihubungkan dengan sebuah katrol. Tali dianggap tidak ber massa dan
katrol dianggap licin.
Gambar7 : Katrol dengan dua beban

Oleh karena m1>m2, benda m2 bergerak ke atas. Kedua benda mempunyai nilai
percepatan sama. Balok m1 bergerak ke bawah sehingga untuk m1dengan arah ke bawah
g berharga positif.
Tinjau benda m1:
M1g –T = m1a T = m1g –m1a ……………………………................
Tinjau benda m2:
T – m2g = m2a T = m2g + m2a…………………………................….

Anggap tidak ada gesekan antara tali dan katrol sehingga gaya tegangan di mana-mana
adalah sama. Dari persamaan (3.15) dan (3.16) akan diperoleh :
m1g – m1a = m2g + m2 a
m1g – m2g = m1a + m2 a
(m1-m2)g =( m1+ m2)a

m1 m2
a .g
m1  m2
Jadi, percepatan yang dialami sistem memenuhi Persamaan .

Contoh soal 6

Dua balok m1=2 kg dan m2 = 5 kg dihubungkan dengan katrol. Tidak ada gesekan antara
m1 dan alasnya. Jika g =10 m s-2, tentukanlah:
(a). percepatan yang dialami oleh m1 dan m2
(b) tegangan tali (T)!

Penyelesaian
Diket : m1 = 2 kg
ditanya : m2 = 5 kg
g = 10 m s-2
ditanya : a). a = ?
b). T = ?
jawab :
a. Percepatan yang dialami m1 dan m2, karena m2 > m1 maka diperoleh:

∑F2 = m 2a Substitusikan persamaan (*)


m2g –T = m2a ke (**)
T = m2g - m2a…..............(*) m1a = m2g – m2a
∑F1 = m 1a m1a + m2a = m2g
T = m1a…......................(**) (m1 + m2)a = m2g
Maka diperoleh :

m2 .g 5.10 50 Jadi, percepatan yang


a    7,14m / s 2
m1  m2 2  5 7 dialami sistem adalah
7,14 ms-2.
b. Tegangan tali (T)

Tinjau benda m2:


m2 . g – T = m 2 . a
T = m2 . g - m 2 . a
= ( 5 .10 ) – ( 5 . 7,14 ) = 14,3 N
Tinjau benda m1:
T = m1 . a
= ( 2 . 7,14 ) = 14,3 N

Jadi untuk menghitung gaya tegangan tali boleh ditinjau sebuah benda saja karena
nilai kedua acuan akan sama.

d. Gaya Kontak Antara Dua Benda

Dua benda m1 = 2kg dan m2 = 3kg seperti pada gambar disusun dan ditempatkan
pada bidang datar licin. Jika benda m1 didorong dengan gaya F= 10 N, besarnya gaya
kontak antara benda m1 dan m2 adalah F1.2 atau F2.1. Kedua sama besar, hanya berlawanan
arah.
Keduanya merupakan gaya aksi-reaksi. Untuk lebih jelasnya, pelajari uraian berikut.

F 10 10
Tinjau sistem: a     2m / s 2
m1  m2 2  3 5

Tinjau m1: F – F21 = m1 . a


10 N – F2.1 =2.2

F2.1
= 10 – 4
=6N
Tinjau m2: F1.2 = m2 . a
=3 .2
=6N
Jadi, kedua gaya tersebut besarnya sama, hanya berlawanan arah sehingga dapat
dikatakan: F2.1 = -F1.2

LATIHAN SOAL BAB. 3


A. Pilihan Ganda
1. Untuk menarik balok dengan posisi seperti gambar
diperlukangayasebesar22N.Dengandiberiusaha33J,balokbergeser3mkearahkanan.Sudutα pada
gambar tersebut adalah…
A. 60oo
B. 57
C. 45o α
D. 37o
E. 30o

2. Sebuahmassanya1kgbalokdiletakkandi atasbidang miring licin dengan sudut kemiringan (α) = 30o,


sehingga benda bergerak dengan percepatankonstan. Bila g=10 ms–2, maka gaya penggerak balok
tersebut adalah…
A.5 N B.6 N C.7 N D.8 N E. 10 N

3. Percepatanyang ditimbulkan oleh gayayang bekerja pada sebuah benda sebanding dengan besar gaya
itu danberbanding terbalik dengan massa ( mass ) benda, arah percepatan sama dengan arah resultan
gaya. Pernyataan
ini adalah .......
A. Hukum I Newton D. Gerak Lurus Berubah Beraturan
B. Hukum II Newton E. Gerak Lurus Beraturan
C. Hukum III Newton
4. Seseorang bermassa 50kg memanjatsebuah pohon durian hingga ketinggian 4 meter. Untuk
mencapaiketinggian itu orang tersebut memerlukan waktu 8
detik,makadayayangdibutuhkanorangtersebutagardapat memanjat pohon itu (g=10m/s-)adalah…
A. 20wattB. 200 watt C. 250 watt D. 2.500 watt E.25watt

5. Seorangyang bermasa60 kgmenaiki tanggayang tinggi-nya15 mdafam waktu2menit.Jikag=10m/s2


makadaya yang dikeluarkanorangituadalah....
A.75 watt B. 180 watt C. 300 watt D. 450 watt E. 900 watt
6. Gesekan di bawah ini yang manfaatnya lebih kecil
dibandingkankerugianyangditimbulkanyaitugesekanantara…
A. ban mobil dengan jalan
B. karetremdenganroda
C. dinamosepedadengan ban
D. airdengan perahu
E. alas sepatu dengan jalan

7. Sebuah balok bermassa 50 kgmeluncur di atas bidang miring seperti


Terlihat pada gambar samping. Koefien gesek kinetis
diabaikan dan g = 10 m/s2. Berapa percepatan
benda selama meluncur?
A. 4 m/s2 D. 7 m/s2
B. 5 m/s2 E. 8 m/s2
0 2
30 C. 6 m/s

8. A B C
. F

Tiga balok masing-masing bermassa A = 100 kg, B = 50 kg, dan C = 150 kg, dihubungkan dengan tali
dan bergerakpada bidang licin dengan percepatan 1,5 m/s 2. Hitunglah besar gaya F yang menarik
ketiga balok
A. 300 N D. 500 kg m/s2
B. 150 N E. 550 N
C. 450 N

9. Percepatanyang ditimbulkan oleh gayayang bekerja pada sebuah benda sebanding dengan besar gaya
itu danberbanding terbalik dengan massa ( mass ) benda, arah percepatan sama dengan arah resultan
gaya. Pernyataanini adalah .......
A. Hukum I Newton D. Gerak Lurus Berubah Beraturan
B. Hukum II Newton E. Gerak Lurus Beraturan
C. Hukum III Newton
10. Sebuah balok bermassa 50 kgmeluncur di atas bidang miring seperti
Terlihat pada gambar samping. Koefien gesek kinetis
diabaikan dan g = 10 m/s2. Berapa percepatan
benda selama meluncur?
A. 4 m/s2 D. 7 m/s2
2
B. 5 m/s E. 8 m/s2
300 C. 6 m/s2

B. Tugas

1. Tentukan resultan gaya dari gambar di bawah ini ! (skor 25)


a).
5N 8N b). 3N 8N
3N
c)
30 0 8N

2. Jika gaya gravitasi bumi pada suatu tempat 1000 cm/s 2, berapa kg- kah
massa benda yang beratnya : (skor 25)
a). 20 N
b). 2,5 N
c) 5 N
3. Tentukan besarnya gaya normal yang bekerja pada balok diam bermassa 40 kg
diatas bidang datar seperti pada gambar. (skor 25)

F Jika g = 10 m/det2
N F = 50 N
a).

30 0
b). Jika g = 10 m/det2
F = 50 N
w
F
4. Sebuah balok yang beratnya 10 N terletak pada sudut kemiringan 30 0 terhadap garis
mendatar. Balok tersebut da;lam, keadaan diam, hitung: (skor 25)
a). Lukiskan gaya-gaya yang bekerja pada balok
b). tuliskan persamaan gaya-gaya yang bekerja pada belok
c). Berapa besarnya gaya normal

BAB 2. USAHA, ENERGI DAN DAYA

A. Uraian Materi

Gambar 1 : Seseorang menarik peti di lantai.


Usaha yang di lakukan oleh gaya F adalah W = F x s cos 

Usaha yang dilakukan pada sebuah benda oleh gaya tetap F, (baik besar maupun arahnya) didefinisikan
sebagai hasil kali besar perpindahan s,dengan komponen gaya yang sejajar dengan perpindahan itu. Dalam
bentuk persamaan, kita dapat ditulis W = F. s
Dengan W = Usaha yang dilakukan gaya (Nm)
F = Gaya yang bekerja pada benda (N)
S = Jarak perpindahan (m)

JIka F membentuk sudut  terhadap arah perpindahannya (s), besar usaha yang dilakukan dapat ditulis:
W = F x s cos 

Seperti yang telah kita lihat dalam SI, usaha diukur dalam Nm. Dalam sistem cgs, usaha diukur dalam satuan
erg, dan 1 erg = 1 dyne.cm. Gaya yang diberikan kepada sebuah benda belum tentu menghasilkan usaha.
Sebagai contoh, jika Anda mendorong tembok, Anda seolah-olah tidak melakukan usaha terhadap tembok
tersebut. Anda mungkin menjadi lelah (karena membebaskan energi melalui otot), namun karena gaya yang
Anda berikan masih lebih kecil dari gaya tahan tembok, maka tembok tetap tidak bergerak (s = 0 dan W = 0).

Contoh Soal :
Sebuah peti dengan massa 50 kg ditarik ke kanan pada lantai datar dengan gaya 100 N, yang membentuk
sudut 30o, dan bergeser sejauh 2 meter. Jika gaya gesek lantai yang terjadi (F ges) 50 N, hitunglah usaha yang
dilakukan masing-masing gaya yang bekerja pada peti, dan usaha total pada peti itu!

Penyelesaian

Diketahui : m = 50 kg ; F = 100 N ; s = 2 m ;  = 30o ; Fges = 50 N


Ditanya : W oleh gaya F ; W oleh Fges ; W total
Jawab :
WF = F.s cos 
= (100)(2) cos30o
1
= 200 x 3
2
= 100 3
Jadi usaha yang dilakukan oleh gaya F adalah 100 3 Nm ke kanan.
Wges= Fges s = (50)(2) = 100
Jadi usaha yang dilakukan oleh gaya gesek adalah 100 Nm ke kiri.
Wtotal = WF - Wges
= 100 3 Nm - 100 Nm
= 100( 3 - 1) Nm ke kanan.

2. DAYA

Misalkan Anda mengangkat kotak bermassa 30 kg dari lantai ke atas meja yang tingginya 2 m. Untuk
melakukan hal ini Anda memerlukan waktu 4 s, sementara teman Anda melakukan hal yang sama dalam
waktu 2 s. Usaha yang Anda lakukan dan yang dilakukan teman Anda sama, tetapi karena teman Anda dapat
melakukan usaha dalam waktu yang lebih singkat. Usaha tiap satuan waktu disebut daya. Dengan kata lain
daya adalah cepatnya energi dipindahkan. Sesuai pengertian tentang daya tersebut, daya P dapat dihitung
dengan membagi usaha dengan waktu, atau
W
P
t
Dalam SI daya diukur dalam satuan joule/detik atau J/s yang disebut watt (W). Misalnya, berat segelas air
sekitar 3 N. Jika Anda mengangkatnya dari meja ke mulut Anda yang jaraknya 0,5 meter dalam waktu 1 detik,
maka daya yang Anda keluarkan adalah P = W/t = F.s/t = (3 N x 0,5 m) : 1 s = 1,5 watt.

Contoh Soal
Sebuah motor listrik digunakan untuk mengangkat beban 1,20  104 N setinggi 9 meter dalam waktu 15 detik.
Berapakah daya motor listrik itu?

Penyelesaian :

W F.s 1,20 x 10 4 x 9
P    7,20 x 10 3 W  7,20 kW
t t 15
3. ENERGI

a. Uraian materi
Dalam percakapan sehari-hari, kita menggunakan kata “energi” dalam banyak hal. Seorang
anak yang berlarian dan bermain kesana kemari tanpa kenal lelah sering kita katakan penuh dengan
energi. Kita sering pula menyebut “krisis energi” bila membicarakan berkurangnya sumber-sumber
minyak dan gas alam. Kita akan mendiskusikan berbagai bentuk energi dan cara-cara pengubahan
energi dari satu bentuk ke bentuk lain. Energi secara sederhana didefinisikan sebagai “kemampuan
untuk melakukan usaha”.

b. Energi Kinetik dan Prinsip Usaha-Energi


Sebuah benda yang bergerak dapat melakukan usaha pada benda yang ditumbuknya. Palu
yang bergerak melakukan usaha pada paku saat palu itu mengenainya. Dalam kasus lain, benda yang
bergerak mengerahkan gaya pada benda lain yang diam, sehingga benda yang diam itu menjadi
bergerak. Benda yang bergerak memiliki kemampuan untuk melakukan usaha, sehingga dapat
dikatakan memiliki energi. Energi gerakan ini disebut energi kinetik (dari bahasa Yunani kinetikos
yang berarti “gerakan”). Sesuai dengan persamaan dalam gerak lurus berubah beraturan, jika benda
bergerak dengan percepatan tertentu, kelalajuan akhir dapat diperoleh melalui hubungan
2 2
v 2  v1  2as
atau
2 2
v 2  v1
a
2s
Dengan mengingat F = m.a maka usaha dapat di tulis :
2 2
v 2  v1
W=F.S =m.a.S = m .S
2S
= ½ m(v22 – v21 )
Atau W = ½ mv22 -1/2 mv21
= ∆Ek……………………………………………..............................(1)
Besaran ½ mv2 disebut energi kinetik (EK) Sesuai persamaan ini maka :
EK= ½ mv 2…………………………...........................................(2)
Kita dapat menuliskan persamaan satu menjadi:
W =∆Ek…………………………………………………..........................(3)
Contoh soal

1. Seorang atlet melontarkan bola tolak peluru bermassa 4,2 kg dengan kelajuan 12 m/s. Berapakah
energi kinetik benda itu? Berapakah usaha yang dilakukan atlet itu?
Penyelesaian
Ek =1/2. m.v2 = ½ .4,2 kg. (12m/s)2 =302,4 Joule.
Sesuai prinsip energi usaha, usaha sama dengan perubahan energi kinetik, sehingga W =
302,4 J.

2. Mobil yang bergerak dengan kelajuan 60 km/jam direm, dan berhenti pada jarak 20 m. Berapakah
jarak berhentinya mobil itu,jika bergerak dengan kelajuan 120 km/jam? (Gaya pengereman pada
sebuah mobil relatif tetap.)
Penyelesaian
Karena gaya pengereman tetap, usaha yang diperlukan untuk memberhentikan mobil itu sebanding
dengan perpindahannya. Kita terapkan prinsip usaha energi, dengan memperhatikan bahwa F dan
s berlawanan arah, dan kelajuan akhir mobil itu nol.

W=F S =∆Ek = 0 – ½ mv12

F S = - ½ mv12

Kita lihat, ternyata v= 2 v0 maka s= 4 s0. Jadi jika kelajuan awal mobil itu menjadi 2 kali, jarak
berhentinya menjadi 4 kali atau 80 meter.

b. Energi Potensial Gravitasi

Kita telah membahas bahwa benda dapat memiliki energi karena gerakan benda itu. Namun benda
juga dapat memiliki energi potensial, yakni energi yang berkaitan dengan gaya yang bergantung
pada posisi benda atau susunan benda.
Contoh yang paling umum energi potensial adalah energi potensial gravitasi. Bata yang terletak pada
ketinggian tertentu dari tanah (katakanlah di atas atap rumah) memiliki energi potensial (EP)gravitasi
karena posisi relatif benda ini terhadap Bumi. Bata tersebut memiliki kemampuan untuk melakukan
usaha, dan usaha ini munculpada saat benda itu jatuh ke tanah.

Marilah kita cari EP gravitasi pada benda di dekat permukaan Bumi. Anda lihat Gambar 6. Untuk
mengangkat benda bermassa m, gaya ke atas yang harus dikerahkan sedikitnya harus sama dengan
berat benda, mg. Usaha untuk mengangkat beban setinggi h (arah ke atas kita pilih positif) adalah
W= Fs = mgh
Jika benda tersebut jatuh bebas, maka usaha oleh gravitasi:
W = mgh ……………………………………....(1)

Sesuai pengertian kita tentang energi sebagai kemampuanmelakukan usaha, akhirnya kita dapat
mendefinisikan energi potensial gravitasi sebuah benda sebagai perkalian berat benda, mg, dan
ketinggian h dari titik acuan tertentu (misalnya tanah):

EPgrav=mgh …………………………...................(2)

Semakin tinggi sebuah benda dari tanah, semakin besar EP gravitasi yang dimilikinya.
Contoh soal
Sebuah mobil 2000 kg bergerak dari titik A ke titik B, dan kemudian ke titik C pada Gambar 7.
a. Berapakah EP gravitasi di B dan C relatif terhadap titik A?
b. Berapakah petrubahan EP bila mobil itu bergerak dari B ke C ?
Penyelesaian
a. Kita ambil arah ke atas sebagai arah positif dan kita ukur ketiggian dari titik A (h= 0). Maka hB = 10
m.
EP B = mghB = 2000 X 9,8X10 =1,96 X 105 J
Karena titik C di bawah A, maka hC = -15 m, dan
EPC = mghC = 2000 X 9,8 X 15 =2,94 X 105 J
b. Perubahan EP bila mobil bergerak dari B ke C:
EPC+EPB = mghC+ mghB = 2,94 X 105+1,96 X105= 4,90 X 105 J
EP gravitasi mengecil sebesar 4,90 x 10 5 J.

c. Energi Potensial Pegas

Pegas memiliki EP saat dirapatkan (atau direnggangkan),karena saat dilepaskan pegas itu dapat
menghasilkan usaha pada bola, seperti Gambar 8 . Semakin besar pegas dirapatkan (atau
direnggangkan) dari posisi biasanya, semakin besar gaya yang diperlukan. Dengan kata lain besar
gaya yang diperlukan untuk memampatkan (atau merenggangkan) pegas, F, sebanding dengan
perubahan panjang pegas, x; atau kx F dengan k suatu konstanta yang disebut konstanta pegas.
Pegas tersebut mengerahkan gaya yang besarnya sama, namun arahnya berlawanan,

F= k . x

Energi potensial pegas dapat di tulis :

EP pegas=1/2 kx2
Hal yang sama juga berlaku untuk pegas yang terenggang.

d. Energi Mekanik Dan Kekekalannya


Jika benda dalam keadaan bergerak dan berada diatas tanah selain memiliki energi kinetik juga
memiliki energi potensial .jumlah antara kedua energi tersebut di sebut energi mekanik.
Jadi : EM = EP + EK
EM = mgh + 1/2 mv2
Gambar di samping menggambarkan suatu benda jatuh bebas.
Pada saat benda sampai di A kecepatannya = v A dan tinggi di atas
A
tanah = hA, setelah sampai di B masing-masing vB dan hB.
Usaha dari gaya berat w selama jatuh dari A ke B adalah w AB =m.g.( hA
w – hB ) ……………………………………………(1)
Sedangkan menurut usaha dan tenaga gerak adalah :
vA hA 1 1
W AB  mv 2 B  mv 2 A …….......................................(2)
B 2 2

w hB

V Dari pers.(1) dan (2) :


B mghA – mghB = 1/2 mv2B-½ mv2A
½ mv2A + mghA = ½ mv2B + mghB
EKA+EPA = EKB+EPB
EMA = E MB……………………………………………….(3)
Persamaan (3) Menyatakan bahwa energi mekanik di A sama dengan energi mekanik di B.Karna titik
A dan B di sembarang tempat diatas tanah maka menunjukkan bahwa energi mekanik itu tetap,
peristiwa itu disebut hukum kekekalan energi mekanik.Dalam bentuk metematik dinyatakan dengan :
EP+EK=Tetap.
Contoh soal
Sebuah benda dengan massa 2kg dilemparkan vertikal keatas dengan kecepatan awal 30 m/s.Bila
g=10 m/s2,Berapakah besarnya energi kinetik saat ketingian benda mencapai 25 m?
Penyelesaian:
Gunakan hukum kekekalan energi mekanik di Adan B
EPB + EKB = EPA + EKA
mgh+EKB = 0 + ½ mv2A
EKB = m (1/2v2A-gh)
= 2 (1/2.302-10.25)
= 900-500 = 400 Joule

LATIHAN BAB 4

A. Soal Pilihan Ganda


1. Usaha untuk memindahkan benda sejauh 6 m adalah 420 joule. Besarnya gaya yang bekerja adalah…. N
a. 30 d. 80
b. 60 e. 90
c. 70
2. Benda sebesar 6 kg mengalami percepatan sebesar 5 m/s2 sehingga benda berpindah sejauh 15 m.
Besarnya usaha adalah….joule
a. 150 d. 450
b. 250 e. 600
c. 340
3. Usaha yang dihasilkan pada gambar berikut adalah….joule

30

a. 25 d. 50√3
b. 25√3 50 cm e. 100
c. 50
4. Benda bergerak vertical ke atas, pernyataan yang benar berkaitan dengan gerak benda vertical ke atas
adalah….
a. Energy kinetic tetap d. Energi kinetic berkurang
b. Energi potensial tetap e. Energi potensial berkurang
c. Energi kinetic bertambah
5. Energi kinetic suatu benda 2,5 kJ, bila kecepatan benda 90 km/jam. Massa benda adalah…
a. 8 kg d. 36 kg
b. 16 kg e. 40 kg
c. 24 kg
6. Benda bermassa m dan kecepatannya v memiliki energy kinetic Ek. Jika massa benda dibuat dua kali
semula, dan kecepatannya menjadi dua kali semula, maka energy kinetic benda menjadi…..
a. 0,5 kali semula d. 6 kali semula
b. 2 kali semula e. 8 kali semula
c. 4 kali semula
7. Sebuah benda berada pada ketinggian 25 m dari tanah. Jika g= 10 m/s 2, maka besarnya massa benda agar
memiliki energy potensial 3 kJ adalah….
a. 18 kg d. 6 kg
b. 12 kg e. 4 kg
c. 8 kg
8. Sebuah peluru besar massa 250 gram ditembakkan vertical ke atas dengan kecepatan awal 20 m/s.Jika g =
10 m/s2, maka energy potensial pada saat di titik puncak adalah….J
a. 200 d. 50
b. 100 e. 25
c. 75
9. Sebuah pemanas air menghasilkan energi sebesar 18.000 J dalam waktu 3 menit. Daya alat pemanas listrik
tersebut adalah…..watt
a. 25 d. 100
b. 35 e. 175
c. 50
10. Sebuah Derek mengeluarkan daya sebesar 25 kWatt, untuk mengangkat beban 500 kg setinggi 16 m dalam
waktu 4 detik. Jika g= 10 m/s2, maka efisiensi Derek adalah….
a. 90 % d. 60 %
b. 80 % e. 40 %
c. 75 %

B. Soal Essay
1. Berapakah usaha yang dilakukan oleh gaya gravitasi, bila sebuah benda bermassa 25 kg jatuh dari
ketinggian 3,5 m? (scor 10)
2. Seutas tali digunakan untuk menarik kotak melintasi lantai sejauh 15,0 m. Talii ditarik dengan sudut 45,0 o
terhadap lantai, dan bekerja gaya sebesar 628 N. Berapakah usaha yang dilakukan gaya tersebut? ( scor
20 )
3. Seorang pekerja mendorong kotak yang beratnya 93 N yanterletak pada bidang miring. Orang itu
mendorong kotak ke arah mendatar dengan gaya 85 N, seperti Gambar 4.

a. Berapakah usaha yang dilakukan orang itu?


b. Berapakah usaha yang dilakukan gaya gravitasi?
4. Seekor kera bermassa 6,0 kg berayun dari cabang sebuah pohon ke cabang lain lebih tinggi 1,2 m.
Berapakah perubahan energi potensialnya?
5. Anak panah bermassa 100 gram dilepas dari busurnya, dan tali busur mendorong anak panah dengan
gaya rerata sebesar 85 N sejauh 75 cm. Berapakah kelajuan anak panah itu saat meninggalkan tali busur
tersebut?

BAB 5. MOMENTUM, IMPULS dan TUMBUKAN

A. Uraian Materi
a) Pengertian Momentum
Momentum adalah ukuran kesukaran untuk memberhentikan suatu benda yang sedang
bergerak.Momentum dilambangkan p didefinisikan sebagai hasil kali massa m dan kecepatan v.
p  m.v
Momentum merupakan besaran vektor yang memiliki besar dan arah. Arah momentum adalah searah
dengan arah kecepatan. Satuan momentum dalam SI adalah kgms 1 .
Contoh 1:
Bola Menumbuk dinding dengan kecepatan V kemudian oleh dinding dipantulkan dengan besar kecepatan
yang sama dalam arah tegak lurus. Tentukan perubahan momentum bola.

Jawab :
∆p = p akhir- p awal
p  m  v   mv
p  2mv
Jadi perubahan momentum bola  2mv

b) Pengertian Impuls

Impuls I didefinisikan sebagai hasil kali gaya F dengan selang waktu singkat bekerjanya gaya pada benda
∆t. Secara matematika dapat ditulis:
I  F .t
Impuls merupakan besaran vektor. Arah impuls adalah searah dengan arah gaya.
Satuan impuls= satuan gaya × satuan waktu = N . s = (kg m s -2).s= kg m s -1.
Satuan impuls N . s sama dengan satuan momentum kg m s -1.
Hal ini berarti ada hubungan antara impuls dengan momentum. Perhatikan contoh berikut:

Sebuah benda bermasa m dipukul dengan gaya F yang berlangsung dalam waktu singkat ∆t, sehingga
dapat mengubah.kecepatan benda dari v1 menjadi v2, seperti gambar di atas.
Menurut hukum II Newton:
m.v2  v1
F  m.a  sehingga diperoleh hubungan: I  F .t  mv2  mv1
t
I  P Atau F .t  P

Contoh 2:
Dalam permainan softball, sebuah bola bermassa 150 gram dilempar mendatar ke timur dengan kelajuan 10
m/s. Setelah dipukul bola bergerak ke barat dengan kelajuan 15 m/s. Kayu pemukul dan bola bersentuhan
selama 0,75 ms. Tentukan:
a) Impuls yang diberikan oleh kayu pemukul pada bola.
b) Gaya rata-rata yang diberikan kayu pemukul pada bola.
c) Percepatan rata-rata bola selama bersentuhan dengan kayu pemukul.
Jawab:
Arah mendatar (ke timur dan ke barat) dapat diwakilkan vector satu dimensi dengan memberikan tanda positif
dan negatif, sehingga arah mendatar ke timur sebagai acuan arah positif.
massa bola m = 150 gram = 0,15 kg
kecepatan awal v1 = + 10 m/s (arah ke timur)
kecepatan akhir v2 = - 15 m/s (arah ke barat)
selang waktu ∆t 0,75ms 0,7510-3 s
a) Impuls yang diberikan kayu pemukul pada bola sama dengan perubahan momentum bola.
I  p  p2  p1  mv2  mv1  m v2  v1   0.15  15  10  3,75 Ns.
Tanda negatif menyatakan bahwa impuls berarah mendatar ke barat.
I  3,75 Ns
b) Gaya rata-rata kayu pemukul pada bola: F   3
 5.10 3 N
t 0.75.10 s
tanda negatif menyatakan arah gaya pemukul mendatar ke
barat.
c) Karena massa bola tidak berubah, maka percepatan a dapat
dihitung dengan: a F /m= 5000 /0,15= 33333 ms-2 tanda negatif menyatakan arah percepatan bola
mendatar ke barat.

Contoh 3:
Gambar di atas menunjukkan grafik hubungan antara resultan gaya yang bekerja pada sebuah benda
terhadap waktu. Jika mula-mula benda dalam keadaan diam dan massa benda 2 kg, tentukan:
a) Impuls yang dilakukan pada benda setelah 12 s
b) Momentum benda setelah 12 s.
c) Kelajuan benda setelah 12 s.

Jawab:
a) Impuls sama dengan luas daerah di bawah grafik F – t pada gambar di atas. Luas daerah ini sama
dengan luas trapesium.
Impuls = luas trapesium = (jumlah sisi sejajar × tinggi) / 2

I
 10  0  10  4.8  72 Ns
2
b) Momentum mula-mula sebab v1  0 (benda mula-mula diam). Impuls sama
p1  m1v1  0
dengan perubahan momentum, sehingga:

I  p 2  p1  72  p 2  0  p 2  72 Ns

c) Kelajuan benda setelah 12 s dapat dihitung dari


momentumnya, yaitu:
p 2 72
v2    36ms -1
m 2

c) Hukum Kekekalan Momentum


Interaksi antara dua benda, misalnya pada peristiwa tumbukan, ledakan, peluru yang ditembakkan dari
senapan,orang melompat dariperahu,orang bersepatu roda sambilmelempar benda, dan sebagainya ,
berlaku hukum kekekalan momentum. Pernyataan hukum kekekalan momentum adalah sebagai berikut:
“Jumlah momentum benda-benda sesaat sebelum dan sesudah berinteraksi (misal tumbukan) adalah
tetap, asalkan tidak ada gaya luar yang bekerja pada benda benda itu”. Jika dinyatakan secara
matematis, yaitu:
1 1
p1  p 2  p1  p 2 , atau
1 1
' m1v1  m2 v 2  m1v1  m2 v 2
dengan ketentuan:
p1 , p 2  momentum benda 1 dan 2 sesaat sebelum berinteraksi (tumbukan),
1 1
p1 , p 2  momentum benda 1 dan 2 sesaat sesudah berinteraksi (tumbukan),
v1 , v 2  kelajuan benda 1 dan 2 sesaat sebelum berinteraksi (tumbukan),
1 1
v1 , v 2  kelajuan benda 1 dan 2 sesaat sesudah berinteraksi (tumbukan),
m1 , m 2  massa benda 1 dan 2.

Contoh 4:
Sebuah peluru bermassa 10 gram ditembakkan mendatar dengan kecepatan 200 m/s. Jika massa
senapan 2 kg,tentukan kecepatan senapan mendorong bahu penembak.
Jawab:
Sistem dalam soal ini adalah interaksi antara peluru (berindeks 1) dan senapan (berindeks 2). Massa
peluru m1 = 10 gram 0,01 kg , massa senapan m2 = 2kg
 Sesaat sebelum interaksi: v1 =v2 =0 (senapan dan peluru diam), sehingga jumlah
momentumnya:
p  p1  p 2  m1v1  m 2 v 2  0
 Sesaat setelah interaksi: kelajuan peluru v 1'= 200m/s
sehingga jumlah momentumnya:
1 1 1 1 1 1
p1  p1  p 2  m1v1  m2 v2  0,01.200  2v2  2  2v2
 Berlaku hukum kekekalan momentum:
p  p1
1
0  2  2v 2 , sehingga v2'= 1m/s tanda negative menyatakan bahwa senapan terpental
berlawanan dengan arah gerak peluru

c.Tumbukan

 Jenis-jenis tumbukan:
a. Tumbukan lenting sempurna;
b. Tumbukan tak lenting sama sekali;
c. Tumbukan tak lenting (lenting sebagian).

1) Tumbukan Lenting Sempurna

 Pada tumbukan lenting sempurna berlaku hukum kekekalan momentum dan hukum kekekalan
energi kinetik.
 Contoh peristiwa yang mengalami tumbukan lenting sempurna adalah tumbukan antara partikel-
partikel gas dalam wadahnya dan antara partikel gas dengan dinding wadahnya, tumbukan antara
partikel-partikel atomik dan subatomik. Tumbukan antara bola-bola biliar hampir mendekati lenting
sempurna.
 Dalam tumbukan lenting sempurna selain berlaku hukum kekekalan momentum juga berlaku
hukum kekekalan energi kinetik, yaitu jumlah energi kinetik sesaat sebelum dansesudah tumbukan
1 1
adalah sama besarnya, sehingga memberikan persamaan: m1v1  m2 v 2  m1v1  m2 v 2

1
v  v2
1
  v  v  atau 
v 1
1
 v2
1

1

1 1 2
v1  v 2
Keterangan :
1 1
v1  v2 = Kecepatan relative 1 terhadap 2 sesudah tumbukan
v1  v 2 = Kecepatan relative 1 terhadap 2 sebelum tumbukan

Contoh 5 :
Dua buah bola bermassa masing-masing 50 gram dan 80 gram bergerak saling mendekat masing-
masing dengan kelajuan 10 cm/s dan 20 cm/s. Jika terjadi tumbukan lenting sempurna, maka tentukan
kecepatan masing-masing bola setelah tumbukan.
Jawab :
 1

m1 v1  v1  m2 v 2  v 2  1

1 1
50(10- v1 ) = -80 ( 20 - v2 )
1 1
500-50 v1 = -1600+80 v2
1 1
50 v1 + 80 v2 = 2100 -------------- ( 1 )


v 1
1
 v2
1
 =1
v1  v 2
1 1
- v1  v 2 = v1  v2 = 10-20 = -10 ----------------- ( 2 )

Dari persamaan (1) dan ( 2) didapat :


1 1
50 v1 + 80 v2 = 2100
1 1
- v1  v 2 = -10 X 50

1 1
50 v1 + 80 v2 = 2100
1 1
-50 v1 + 50 v2 = -500 +
1
130v 2  1600
1
v2 = 12,3 cm/s
1
50 v1 + 80. 12,3 = 2100
1
50 v1 = 1.116
1
v1 = 22,3 cm/s

2) Tumbukan Tak Lenting Sama Sekali

 Pada tumbukan tak lenting sama sekali berlaku hukum kekekala momentum, tetapi hukum
kekekalan energi kinetik tidak berlaku.
 Hukum kekekalan momentum menjadi:

v1  v 2   v1  v 2  atau 
1 1 v
1
1 1
 v2 
=1
v1  v 2
Contoh 9:
Sebuah benda bermassa m1 dan bergerak dengan kecepatan v1 menumbuk benda lain bermassa m2
yang diam (v2 = 0). Setetah tumbukan kedua benda bersatu dan bergerak dengan kecepatan v’. Tentukan
perbandingan jumlah energi kinetik sistem sebelum tumbukan dengan jumlah energi kinetik sistem setelah
tumbukan.
Jawab:

Persamaannya : m1.v1 + m2.v2 = (m1+m2). V

3) Tumbukan Lenting Sebagian


 Sebagian besar tumbukan adalah tumbukan lenting sebagian yang berada di antara dua keadaan
ekstrem, yaitu tumbukan lenting sempurna dan tumbukan tak lenting sama sekali.
 Untuk menjelaskan tumbukan lenting sebagian, perlu dijelaskan lebih dahulu tentang koefisien
restitusi.
 Koefisien restitusi adalah negatif perbandingan antara kecepatan relatif sesaat setelah tumbukan
dengan kecepatan relatif sesaat sebelum tumbukan (diberi lambang e).

 
v 2
1
 v1
<1
1

v 2  v1
 Dari penjelasan tentang tumbukan antara dua benda dapat disimpulkan :
i. Tumbukan lenting sempurna, e=1
ii. Tumbukan tidak lenting sama sekali, e=0
iii. Tumbukan lenting sebagian, berlaku 0<e<1

Contoh 10 :
Sebuah bola dijatuhkan dengan ketinggian 5 meter diatas tanah. Ternyata bola dipantulkan setinggi
1,25m. Tentukan :
a. Koefisien restitusi tumbukan
b. Kecepatan bola ketika dipantulkan
Jawab :
Diketahui : h= 5m, h1=1,25m
Ditanyakan e= ………. Dan v1= ……….
h1 1,25 1 1
a. e    
h 5 4 2
1 2
b. h  gt
2
5  5.t 2
5
t  1 det ik
5
v  gt  10.1  10m / s
v1
e
v
v1
0,5  
10
v  5m / s
1

e) Aplikasi Impuls dan Momentum dalam Teknologi dan Keseharian


Pada peristiwa tabrakan atau tumbukan, gaya impuls yang dikerjakan pada benda bergantung pada
selang waktu kontak. Makin lama waktu kontak, makin kecil gaya impuls yang dikerjakan pada benda. Dari
rumus impuls I =F .∆t tampak bahwa gaya impuls (F) berbanding terbalik dengan selang waktu kontak( ∆t ).
Penyebab rasa sakit pada peristiwa tabrakan atau tumbukan adalah gaya impuls (F) bukan impuls (I). Untuk
impuls yang sama, gaya impuls akan makin kecil jika selang waktu kontak makin lama.Prinsip memperlama
selang waktu kontak bekerjanya impuls agar gaya impuls yang dikerjakan pada suatu benda menjadi lebih
kecil ditunjukkan pada beberapa aplikasi teknologi dan keseharian.
 Manfaat Sabuk Pengaman
 Desain Mobil
 Manfaat Helm
 Desain Palu
 Sarung Tinju
 Roket
 Mesin Jet

LATIHAN BAB 5

A. Soal Pilihan Ganda


1. Besarnya momentum benda yang bergerak sebanding dengan….
a. Massanya d. massa dan kecepatannya
b. Kecepatannya e. berat dan kecepatannya
c. Impuls
2. Sebuah mobil bermassa 16 kuintal bergerak dengan kecepatan 144 km/jam. Momentum mobil tersebut
adalah….kg.m/s
a. 447 d. 45000
b. 4.980 e. 64.000
c. 5.460
3. Gaya sebesar 250 N dipakai untuk memukul bola voli. Jika selang waktu tangan mengenai bola adalah 0,4
detik maka besarnya impuls adalah…Ns
a. 10 d. 100
b. 20 e. 1.000
c. 62,5
4. Gaya sebesar F bekerja pada benda selama ∆t menghasilkan impuls sebesar 1 Ns. Jika gaya dibuat dua
kali semula dan selang waktu gaya bekerja dibuat 4 kali semula, maka dihasilkan impuls sebesar….Ns
a. 0,21 d. 21
b. 0,51 e. 41
c. 0,81
5. Dalam sebuah perahu terdapat dua orang nelayan yang masing-masing bermassa 70 kg. Perahu tersebut
bermassa 320 kg dan bergerak dengan kecepatan 10 m/s. Seorang nelayan yang berada di buritan terjatuh
ke sungai karena mengantuk. Besarnya kecepatan perahu sekarang adalah…. m/s
a. 10 d. 15
b. 12 e. 18
c. 13
6. Sebuah bola tenis dengan massa 500 gram memiliki kecepatan awal 10 m/s. Setelah dipukul bola tenis
bergerak dengan kecepatan 40 m/s berlawanan dengan arah semula. Lama waktu raket mengenai bola
tenis adalah 0,1 detik. Besar gaya yang bekerja pada bola tenis adalah…
a. -500 N d. 150 N
b. -250 N e. 250 N
c. -125 N
7. Kelompok alat berikut ini yang menerapkan prinsip impuls dan momentum adalah….
a. Sarung tinju, gunting, matras dan sepeda
b. Sarung tinju, matras, helm dan sabuk pengaman
c. Helm, martil, sabuk pengaman, dan alat pembuka kaleng
d. Helm, sabuk pengaman, gunting, dan alat pemotong kuku
e. Sabuk pengaman, gunting, alat pemotong kuku, dan alat pembuka kaleng
8. Troli A dan B masing-masing massanya 1 kg dan 4 kg.Keduanya bergerak saling mendekat dengan
kecepatan masing-masing 5 m/s dan 2 m/s. setelah tumbukan troli B berhenti. Kecepatan troli A
adalah….m/s
a. 2 d. 20
b. 3 e. 25
c. 10
9. Bola A bermassa 2 kg bergerak dengan kecepatan 10 m/s menabrak bola B yang beregrak dengan
kecepatan 3 m/s dengan arah yang sama. Bila Diketahui massa bola B 5 kg dan sesudah tumbukan kedua
bola bergerak bersamaan, maka kecepatan kedua bola itu adalah….m/s
a. 7 d. 4
b. 6 e. 3
c. 5
10. Sebuah benda jika dijatuhkan dari ketinggian 8 m di atas lantai, tinggi pantulannya adalah 6 m. Agar benda
tersebut memantul hingga ketinggian 11,25 m, maka bendea harus dijatuhkan dari ketinggian….m
a. -18 d. 75
b. 15 e. 150
c. 30

B. Soal Essay

1. Berapa gaya rata-rata yang diperlukan untuk menghentikan sebuah palu yang momentumnya
25 m/s dalam waktu 0,05 s!
2. Massa bola 0,15 kg dilempar dengan kecepatan 30m/s. Pemukul diayun dan bola terpukul
sehingga kembali dengan kecepatan 40m/s. Jika bola tersebut melakukan kontak dengan
pemukul selama 0,01 sekon hitunglah ;
a. Perubahan momentum
b. Gaya
3. Benda 3 Kg mendapat gaya tetap sebesar 12 N, sehingga kecepatannya berubah dari 10 m/s
menjadi 18 m/s. Hitunglah :
a. Impuls yang dialami benda
b. Lama gaya bekerja pada benda
4. Peluru yang massanya 10 Kg ditembakkan dengan kecepatan 400 m/s dari sebuah senapan
yang massanya 40 Kg. Hitung kecepatan senapan ketika terjadi letusan.
5. Bola dengan massa m bergantung pada seutas tali ditumbuk oleh plastisin yang bergerak
dengan kecepatan v dan massanya m. Hitunglah energi kinetik yang hilang pada tumbukan
itu.

BAB 5. MOMENTUM, IMPULS dan TUMBUKAN

A. Uraian Materi
a) Pengertian Momentum
Momentum adalah ukuran kesukaran untuk memberhentikan suatu benda yang
sedangbergerak.Momentum dilambangkan p didefinisikan sebagai hasil kali massa m
dan kecepatan v.
p  m.v
Momentum merupakan besaran vektor yang memiliki besar dan arah. Arah momentum
adalah searah dengan arah kecepatan. Satuan momentum dalam SI adalah kgms 1 .
Contoh 1:
Bola Menumbuk dinding dengan kecepatan V kemudian oleh dinding dipantulkan
dengan besar kecepatan yang sama dalam arah tegak lurus. Tentukan perubahan
momentum bola.

Jawab :
∆p = p akhir- p awal
p  m  v   mv
p  2mv
Jadi perubahan momentum bola  2mv

b) Pengertian Impuls
Impuls I didefinisikan sebagai hasil kali gaya F dengan selang waktu singkat bekerjanya
gaya pada benda ∆t. Secara matematika dapat ditulis:
I  F .t
Impuls merupakan besaran vektor. Arah impuls adalah searahdengan arah gaya.
Satuan impuls= satuan gaya × satuan waktu = N . s = (kg m s -2).s= kg m s-1.
Satuan impuls N . s sama dengan satuan momentum kg m s-1.
Hal ini berarti ada hubungan antara impuls dengan momentum. Perhatikan contoh
berikut:

Sebuah benda bermasa m dipukul dengan gaya F yang berlangsung dalam waktu
singkat ∆t, sehingga dapat mengubah.kecepatan benda dari v1 menjadi v2, seperti
gambar di atas.
Menurut hukum II Newton:
m.v2  v1
F  m.a  sehingga diperoleh hubungan: I  F .t  mv2  mv1
t
I  P Atau F .t  P

Contoh 2:
Dalam permainan softball, sebuah bola bermassa 150 gram dilempar mendatar ke timur
dengan kelajuan 10 m/s. Setelah dipukul bola bergerak ke barat dengan kelajuan 15 m/s.
Kayu pemukul dan bola bersentuhan selama 0,75 ms. Tentukan:
a) Impuls yang diberikan oleh kayu pemukul pada bola.
b) Gaya rata-rata yang diberikan kayu pemukul pada bola.
c) Percepatan rata-rata bola selama bersentuhan dengan kayu pemukul.
Jawab:
Arah mendatar (ke timur dan ke barat) dapat diwakilkan vector satu dimensi dengan
memberikan tanda positif dan negatif, sehingga arah mendatar ke timur sebagai acuan
arah positif.
massa bola m = 150 gram = 0,15 kg
kecepatan awal v1 = + 10 m/s (arah ke timur)
kecepatan akhir v2 = - 15 m/s (arah ke barat)
selang waktu ∆t 0,75ms 0,7510-3 s
a) Impuls yang diberikan kayu pemukul pada bola sama dengan perubahan momentum
bola.
I  p  p2  p1  mv2  mv1  m v2  v1   0.15  15  10  3,75 Ns.
Tanda negatif menyatakan bahwa impuls berarah mendatar ke barat.
I  3,75 Ns
b) Gaya rata-rata kayu pemukul pada bola: F    5.10 3 N
t 0.75.10 3 s
tanda negatif menyatakan arah gaya pemukul mendatar ke
barat.
c) Karena massa bola tidak berubah, maka percepatan a dapat
dihitung dengan: a F /m= 5000 /0,15= 33333 ms-2 tanda negatif menyatakan arah
percepatan bola mendatar ke barat.

Contoh 3:
Gambar di atas menunjukkan grafik hubungan antara resultan gaya yang bekerja
pada sebuah benda terhadap waktu. Jika mula-mula benda dalam keadaan diam dan
massa benda 2 kg, tentukan:
c) Impuls yang dilakukan pada benda setelah 12 s
b) Momentum benda setelah 12 s.
c) Kelajuan benda setelah 12 s.

Jawab:
a) Impuls sama dengan luas daerah di bawah grafik F – t pada gambar di atas.
Luas daerah ini sama dengan luas trapesium.
Impuls = luas trapesium = (jumlah sisi sejajar × tinggi) / 2

I
 10  0  10  4.8  72 Ns
2
d) Momentum mula-mula p1  m1v1  0 sebab v1  0 (benda mula-mula diam).
Impuls sama dengan perubahan momentum, sehingga:

I  p 2  p1  72  p 2  0  p 2  72 Ns

c) Kelajuan benda setelah 12 s dapat dihitung dari


momentumnya, yaitu:
p 2 72
v2    36ms -1
m 2

c) Hukum Kekekalan Momentum


Interaksi antara dua benda, misalnya pada peristiwa tumbukan, ledakan, peluru yang
ditembakkan dari senapan,orang melompat dariperahu,orang bersepatu roda
sambilmelempar benda, dan sebagainya , berlaku hukum kekekalan momentum.
Pernyataan hukum kekekalan momentum adalah sebagai berikut: “Jumlah
momentum benda-benda sesaat sebelum dan sesudah berinteraksi (misal tumbukan)
adalah tetap, asalkan tidak ada gaya luar yang bekerja pada benda benda itu”. Jika
dinyatakan secara matematis, yaitu:
1 1
p1  p 2  p1  p 2 , atau
1 1
' m1v1  m2 v 2  m1v1  m2 v 2
dengan ketentuan:
p1 , p 2  momentum benda 1 dan 2 sesaat sebelum berinteraksi (tumbukan),
1 1
p1 , p 2  momentum benda 1 dan 2 sesaat sesudahberinteraksi (tumbukan),
v1 , v 2  kelajuan benda 1 dan 2 sesaat sebelumberinteraksi (tumbukan),
1 1
v1 , v 2  kelajuan benda 1 dan 2 sesaat sesudahberinteraksi (tumbukan),
m1 , m 2  massa benda 1 dan 2.

Contoh 4:
Sebuah peluru bermassa 10 gram ditembakkan mendatar dengan kecepatan 200
m/s. Jika massa senapan 2 kg,tentukan kecepatan senapan mendorong bahu penembak.
Jawab:
Sistem dalam soal ini adalah interaksi antara peluru (berindeks 1) dan senapan
(berindeks 2). Massa peluru m1 =10 gram 0,01 kg , massa senapan m2 = 2kg
 Sesaat sebelum interaksi: v1 =v2 =0(senapan dan pelurudiam), sehingga
jumlah momentumnya:
p  p1  p 2  m1v1  m 2 v 2  0
 Sesaat setelah interaksi: kelajuan peluru v 1'= 200m/s
sehingga jumlah momentumnya:
1 1 1 1 1 1
p1  p1  p 2  m1v1  m2 v2  0,01.200  2v2  2  2v2
 Berlaku hukum kekekalan momentum:
p  p1
1
0  2  2v 2 , sehingga v2'= 1m/s
tanda negative menyatakan bahwa
senapan terpental berlawanandengan arah gerak peluru

c.Tumbukan

 Jenis-jenis tumbukan:
a. Tumbukan lenting sempurna;
b. Tumbukan tak lenting sama sekali;
c. Tumbukan tak lenting (lenting sebagian).

1) Tumbukan Lenting Sempurna

 Pada tumbukan lenting sempurna berlaku hukum kekekalan momentum dan


hukum kekekalan energi kinetik.
 Contoh peristiwa yang mengalami tumbukan lenting sempurna adalah tumbukan
antara partikel-partikel gas dalam wadahnya dan antara partikel gas dengan
dinding wadahnya, tumbukan antara partikel-partikel atomik dan subatomik.
Tumbukan antara bola-bola biliar hampir mendekati lenting sempurna.
 Dalam tumbukan lenting sempurna selain berlaku hukum kekekalan momentum
juga berlaku hukum kekekalan energikinetik, yaitu jumlah energi kinetik sesaat
sebelum dansesudah tumbukan adalah sama besarnya, sehingga memberikan
1 1
persamaan: m1v1  m2 v 2  m1v1  m2 v 2

1
v  v2
1
  v  v  atau 
v 1
1
 v2
1

1

1 1 2
v1  v 2
Keterangan :
1 1
v1  v2 = Kecepatan relative 1 terhadap 2 sesudah tumbukan
v1  v 2 = Kecepatan relative 1 terhadap 2 sebelum tumbukan

Contoh 5 :
Dua buah bola bermassa masing-masing 50 gram dan 80 gram bergerak saling
mendekat masing-masing dengan kelajuan 10 cm/s dan 20 cm/s. Jika terjadi tumbukan
lenting sempurna, maka tentukan kecepatan masing-masing bola setelah tumbukan.
Jawab :
 1

m1 v1  v1  m2 v 2  v 2  1

1 1
50(10- v1 ) = -80 ( 20 - v2 )
1 1
500-50 v1 = -1600+80 v2
1 1
50 v1 + 80 v2 = 2100 -------------- ( 1 )


v 1
1
 v2
1
 =1
v1  v 2
1 1
- v1  v 2 = v1  v2 = 10-20 = -10 ----------------- ( 2 )

Dari persamaan (1) dan ( 2) didapat :


1 1
50 v1 + 80 v2 = 2100
1 1
- v1  v 2 = -10 X 50

1 1
50 v1 + 80 v2 = 2100
1 1
-50 v1 + 50 v2 = -500 +
1
130v 2  1600
1
v2 = 12,3 cm/s
1
50 v1 + 80. 12,3 = 2100
1
50 v1 = 1.116
1
v1 = 22,3 cm/s

2) Tumbukan Tak Lenting Sama Sekali

 Pada tumbukan tak lenting sama sekali berlaku hukum kekekala momentum,
tetapi hukum kekekalan energi kinetik tidak berlaku.
 Hukum kekekalan momentum menjadi:
1
v  v2
1
  v  v  atau 
v 1
1 1
 v2 
=1
1 1 2
v1  v 2
Contoh 9:
Sebuah benda bermassa m1 dan bergerak dengan kecepatan v1 menumbuk benda
lain bermassa m2 yang diam (v2 = 0). Setetah tumbukan kedua benda bersatu dan
bergerak dengan kecepatan v’. Tentukan perbandingan jumlah energi kinetik sistem
sebelum tumbukan dengan jumlah energi kinetik sistem setelah tumbukan.
Jawab:

Persamaannya : m1.v1 + m2.v2 = (m1+m2). V

3) Tumbukan Lenting Sebagian


 Sebagian besar tumbukan adalah tumbukan lenting sebagian yang berada di
antara dua keadaan ekstrem, yaitu tumbukan lenting sempurna dan tumbukan
tak lenting sama sekali.
 Untuk menjelaskan tumbukan lenting sebagian, perlu dijelaskan lebih dahulu
tentang koefisien restitusi.
 Koefisien restitusi adalah negatif perbandingan antara kecepatan relatif sesaat
setelah tumbukan dengan kecepatan relatif sesaat sebelum tumbukan (diberi
lambang e).

 
v 2
1
 v1
<1
1

v 2  v1
 Dari penjelasan tentang tumbukan antara dua benda dapat disimpulkan :
iv. Tumbukan lenting sempurna, e=1
v. Tumbukan tidak lenting sama sekali, e=0
vi. Tumbukan lenting sebagian, berlaku 0<e<1

Contoh 10 :
Sebuah bola dijatuhkan dengan ketinggian 5 meter diatas tanah. Ternyata bola
dipantulkan setinggi 1,25m. Tentukan :
c. Koefisien restitusi tumbukan
d. Kecepatan bola ketika dipantulkan
Jawab :
Diketahui : h= 5m, h1=1,25m
Ditanyakan e= ………. Dan v1= ……….
h1 1,25 1 1
a. e    
h 5 4 2
1 2
b. h  gt
2
5  5.t 2
5
t  1 det ik
5
v  gt  10.1  10m / s
v1
e
v
v1
0,5  
10
v  5m / s
1

e) Aplikasi Impuls dan Momentum dalam Teknologi danKeseharian


Pada peristiwa tabrakan atau tumbukan, gaya impuls yang dikerjakan pada benda
bergantung pada selang waktu kontak. Makin lama waktu kontak, makin kecil gaya impuls
yang dikerjakan pada benda. Dari rumus impuls I =F .∆t tampak bahwa gaya impuls (F)
berbanding terbalik dengan selang waktu kontak( ∆t ). Penyebab rasa sakit pada
peristiwa tabrakan atau tumbukan adalah gaya impuls (F) bukan impuls (I). Untuk impuls
yang sama, gaya impuls akan makin kecil jika selang waktu kontak makin lama.Prinsip
memperlama selang waktu kontak bekerjanya impuls agar gaya impuls yang dikerjakan
pada suatu benda menjadi lebih kecil ditunjukkan pada beberapa aplikasi teknologi dan
keseharian.
 Manfaat Sabuk Pengaman
 Desain Mobil
 Manfaat Helm
 Desain Palu
 Sarung Tinju
 Roket
 Mesin Jet

LATIHAN SOAL BAB 5.

C. SoalPilihanGanda
11. Besarnya momentum benda yang bergeraksebandingdengan….
d. Massanya d. massadankecepatannya
e. Kecepatannya e. beratdankecepatannya
f. Impuls
12. Sebuahmobilbermassa 16 kuintalbergerakdengankecepatan 144 km/jam. Momentum
mobiltersebutadalah….kg.m/s
d. 447 d. 45000
e. 4.980 e. 64.000
f. 5.460
13. Gaya sebesar 250 N dipakaiuntukmemukul bola voli. Jikaselangwaktutanganmengenai
bola adalah 0,4 detikmakabesarnyaimpulsadalah…Ns
d. 10 d. 100
e. 20 e. 1.000
f. 62,5
14. Gaya sebesar F bekerjapadabendaselama ∆t menghasilkanimpulssebesar 1 Ns.
Jikagayadibuatdua kali semuladanselangwaktugayabekerjadibuat 4 kali semula,
makadihasilkanimpulssebesar….Ns
d. 0,21 d. 21
e. 0,51 e. 41
f. 0,81
15. Dalamsebuahperahuterdapatdua orang nelayan yang masing-masingbermassa 70 kg.
Perahutersebutbermassa 320 kg danbergerakdengankecepatan 10 m/s.
Seorangnelayan yang berada di buritanterjatuhkesungaikarenamengantuk.
Besarnyakecepatanperahusekarangadalah…. m/s
d. 10 d. 15
e. 12 e. 18
f. 13
16. Sebuah bola tenisdenganmassa 500 gram memilikikecepatanawal 10 m/s.
Setelahdipukul bola tenisbergerakdengankecepatan 40 m/s
berlawanandenganarahsemula. Lama wakturaketmengenai bola tenisadalah 0,1detik.
Besargaya yang bekerjapada bola tenisadalah…
d. -500 N d. 150 N
e. -250 N e. 250 N
f. -125 N
17. Kelompokalatberikutini yang menerapkanprinsipimpulsdan momentum adalah….
f. Sarungtinju, gunting, matrasdansepeda
g. Sarungtinju, matras, helm dansabukpengaman
h. Helm, martil, sabukpengaman, danalatpembukakaleng
i. Helm, sabukpengaman, gunting, danalatpemotong kuku
j. Sabukpengaman, gunting, alatpemotong kuku, danalatpembukakaleng
18. Troli A dan B masing-masingmassanya 1 kg dan 4 kg.Keduanya bergerak saling
mendekat dengan kecepatan masing-masing 5 m/s dan 2 m/s. Setelah tumbukant roli B
berhenti. Kecepatantroli A adalah….m/s
d. 2 d. 20
e. 3 e. 25
f. 10
19. Bola A bermassa 2 kg bergerakdengankecepatan 10 m/s menabrak bola B yang
beregrakdengankecepatan 3 m/s denganarah yang sama. BilaDiketahuimassa bola B 5
kg dansesudahtumbukankedua bola bergerakbersamaan, makakecepatankedua bola
ituadalah….m/s
d. 7 d. 4
e. 6 e. 3
f. 5
20. Sebuahbendajikadijatuhkandariketinggian 8 m di ataslantai, tinggipantulannyaadalah 6
m. Agar bendatersebutmemantulhinggaketinggian 11,25 m,
makabendeaharusdijatuhkandariketinggian….m
d. -18 d. 75
e. 15 e. 150
f. 30

D. Soal Essay

6. Berapa gaya rata-rata yang diperlukan untuk menghentikan sebuah palu


yang momentumnya 25 m/s dalam waktu 0,05 s!
7. Massa bola 0,15 kg dilempar dengan kecepatan 30m/s. Pemukul diayun dan
bola terpukul sehingga kembali dengan kecepatan 40m/s. Jika bola tersebut
melakukan kontak dengan pemukul selama 0,01 sekon hitunglah ;
a. Perubahan momentum
b. Gaya
8. Benda 3 Kg mendapat gaya tetap sebesar 12 N, sehingga kecepatannya
berubah dari 10 m/s menjadi 18 m/s. Hitunglah :
a. Impuls yang dialami benda
b. Lama gaya bekerja pada benda
9. Peluru yang massanya 10 Kg ditembakkan dengan kecepatan 400 m/s dari
sebuah senapan yang massanya 40 Kg. Hitung kecepatan senapan ketika
terjadi letusan.
10. Bola dengan massa m bergantung pada seutas tali ditumbuk oleh plastisin
yang bergerak dengan kecepatan v dan massanya m. Hitunglah energi
kinetik yang hilang pada tumbukan itu.

BAB 6. DINAMIKA ROTASI &KESEIMBANGAN BENDA


TEGAR

Definisi-definisi yang harus dipahami pada statika.


a. Keseimbangan / benda seimbang artinya :
Benda dalam keadaan diam atau pusat massanya bergerak dengan kecepatan tetap.
b. Benda tegar : adalah suatu benda yang tidak berubah bentuk bila diberi gaya luar.
c. Partikel : adalah benda dengan ukuran yang dapat diabaikan, sehingga benda dapat
digambarkan sebagai titik dan gerak yang dialami hanyalah gerak translasi.
d. Momen gaya/Torsi : adalah kemampuan suatu gaya untuk dapat menyebabkan gerakan
rotasi. Besarnya MOMEN GAYA terhadap suatu titik sama dengan perkalian gaya dengan
lengan momen.  =d.F
 = momen gaya
d = lengan momen
F = gaya
e. Lengan momen : adalah panjang garis yang ditarik dari titik poros sampai memotong tegak lurus
garis kerja gaya.

  F.d
 F . .sin 

Perjanjian tanda untuk MOMEN GAYA.


* Momen gaya yang searah jarum jam bertanda POSITIF.
* Momen gaya yang berlawanan arah jarum jam bertanda NEGATIF.
f. Koppel : adalah dua gaya yang sama besar tetapi berlawanan arah dan memiliki garis-garis kerja
yang berbeda.
Momen koppel terhadap semua titik sama besar, yaitu : F . d

SYARAT-SYARAT SEBUAH BENDA DALAM KEADAAN SETIMBANG/DIAM.


a. Jika pada benda bekerja gaya-gaya yang terletak pada satu bidang datar dan garis kerjanya
melalui satu titik.

Syarat setimbang :
1. Gaya resultanya harus sama dengan nol.
2. Kalau dengan pertolongan sumbu-sumbu x dan y, haruslah :
 Fx = 0 ;  Fy = 0
b. Jika pada sebuah benda bekerja gaya-gaya yang tidak terletak pada satu bidang datar tetapi
garis-garis kerjanya tidak melalui satu titik.

Syarat setimbang :
Dengan pertolongan sumbu-sumbu x dan y, haruslah :
 Fx = 0 ;  Fy = 0 ; =0
Momen gaya-gaya boleh diambil terhadap sebarang titik pada bidang gaya-gaya itu. ( titik
tersebut kita pilih sedemikian hingga memudahkan kita dalam menyelesaikan soal-soal )
* Perpindahan sebuah gaya kesuatu titik yang lain akan menimbulkan suatu koppel.

Keseimbangan Stabil, Labil dan Indiferen ( Netral )


Pada benda yang diam ( Statis ) kita mengenal 3 macam keseimbangan benda statis, yaitu :
 Kesetimbangan Stabil: Jika benda diberikan gangguan kecil, benda kembali ke posisi
kesetimbangannya
 Kesetimbangan Labil/tak stabil: Jika benda diberikan gangguan kecil, benda menjauh dari
posisi kesetimbangannya
 Kesetimbangan Netral: Jika benda diberikan gangguan kecil, benda tidak mendapat gaya
atau torsi untuk mendekat atau menjauh dari posisi kesetimbangannya

Momen Inersia

2
I  mi ri
Titik Berat
► Dalam mencari torsi yang dihasilkan oleh gaya gravitasi, semua berat benda dapat ditinjau
terkonsentrasi di satu titik yang disebut titik berat
Menghitung Koordinat Titik Berat
► Koordinat titik berat dapat ditentukan melalui hasil penjumlahan dari torsi yang bekerja pada
masing-masing partikel yang dibuat sama dengan torsi yang dihasilkan oleh berat benda
► Titik berat dari benda yang homogen dan simetrik terletak pada sumbu simetrinya
► Bila gravitasi uniform, titik berat terletak pada pusat massanya

Rumus Titik berat

mi x i mi y i
xo  and y o 
mi mi

LATIHAN SOAL BAB 6

A. Pilihan Ganda

1. Keseimbangansebuahbendaditentukanoleh…..
1. resultangaya-gaya yang beraksipadabenda
2. momeninersiabenda
3. resultanmomen yang beraksipadabenda
4. sifat-sifatdinamikabenda
Pernyataandiatas yang benaradalah….
a.1,2,dan 3 d. hanya 4
b. 1 dan 3 e. 1,2,3dan 4
c. 2 dan 4
2. Di bawahini yang bukansyaratkeseimbangan:
a. ΣF=0
b. ΣΓ=0
c. ΣFx=0
d. ΣFy=0
e. ΣL=0
3. Benda yang tidak megalami perubahan bentuk maupun perubahan pada volume bila dibeeri gaya luar
disebut ....
a. Benda pejal
b. Benda tegar
c. Benda statis
d. Benda dinamis
e. Benda elastis
4. Di bawahini yang bukan jenis keseimbangan benda tegar adalah……
a. Keseimbanganlabil
b. Keseimbanganstabil
c. Keseimbangannetral
d. Keseimbanganindeferen
e. Keseimbangantidaknetral
5. Di bawahinibeberapakegiatanuntukmenentukantitikberatsepotongkarton:
1. menggantungkanbenangberbebanbersama-samakartonpadalubang A
2. menarikgarislurus a padakartonberimpitdenganbenang
3. menarikgarislurus b padakartonberimpitdenganbenang
4. menggantungkanbenangberbebanbersama-samakartonpadalubang B
5. perpotongan A dan B adalahtitikberatkarton
Urutankegiatan yang benar agar titikberatkartondapatditentukanadalah……
a.1,2,3,4,5
b.1,2,4,3,5
c.2,3,4,5,1
d.1,4,2,3,5
e.2,3,1,4,5

6. SeorangmemikulbebandengantongkatABhomogenypanjang 2m.Bebandiujung A=100Ndan di


ujungB=400N.JikabatangABsetimbang,makabahuorang ituharusdiletakkan …
A. 0,7 mdari B
B. 1 mdari B
C. 1,5 mdari A
D. 1,6 mdari B
E. 1,6 mdari A
7. Diketahuibesarmomengayaτ suatubendaadalah 30 Nm, dangaya yang digunakanadalah 6 N.
Jikagayatersebuttegaklurusterhadaplengan, makaberapakahbesarlenganmomengayatersebut?
A. 3 m D. 6 m
B. 4 m E.7 m
C. 5 m

8. Hitung besar momen gaya atau torsi terhadap titik O dari gaya 600 F = 20 N yang
bekerja pada sebuah batang ringan (massa batang diabaikan)
l= 2 m A. 40 N D. 20 N
B. 40 N E. 20 N
-
C. 20 N

9. 8 Sebuah karton berbentuk huruf L dengan ukuran seperti pada gambar di


Samping. Kordinat titik berat tersebut adalah .....
A. (2,2) D. (3,3)
2 B. (2.3) E. (3,4)
C. (3,2)
2 6

10. 40 N 30 N Perhatikangambar di samping. Jikaresultankeduagaya


yang sejajarterletakpadaX = 1 m, tentukannilaiS!
X =1 m
A. 0,25 m B. 1 m C. 1,5 m C. 2 m D. 0,75 m E. 0,5 m

B. Tugas

Lengkapilahtabel di bawahiniuntukmenunjukkankesetaraanantarageraktranslasidanrotasisuatubenda
Besaran GerakTranslasi GerakRotasi Hubungan
Massa m I
Kecepatan V= ω= V=ω.R
Percepatan
Gerakdipercepat
Beraturan
Hk. II Newton
Usaha
Daya
EnergiKinetik
Momentum
Impuls
BAB. 7. SIFAT MEKANIK BAHAN

A. Uraian Materi
a) Konsep Hukum Hooke
Konsep hukum Hooke ini menjelaskan fenomena fisis hubungan antara gaya yang diberikan pada
pegas dan pertambahan panjang yang dialami oleh pegas. Besarnya perbandingan antara gaya dengan
pertambahan panjang pegas adalah konstan, yang kemudian disebut sebgai ketetapan pegas, yang
menggambarkan sifat kekakuan dari pegas yang bersangkutan. “ Jika gaya tarik tidak melampaui batas elastis
bahan maka pertambahan panjang pegas berbanding lurus/sebanding dengan gaya tariknya”, pernyataan ini
diungkapkan pertama kali oleh Robert Hooke, yang kemudian dikenal dengan Hukum Hooke. Dan secara
matematis ungkapan tersebut dinyatakan sebagai berikut:

F = k . ∆x ……..........................………………………………….(1.1)

Keterangan : F = gaya (N)


K = Konstanta pegas (N/m)
∆x = Pertambahan panjang (m)
Satuan Tetapan Pegas
Dari persamaan(1.1), dapat dimodifikasi, sehingga:

F
K= ……………........................……………………….………(1.2)
x

Persamaan(1.2) dikenal dengan tetapan pegas menurut hukum Hooke.

Tetapan Gaya Benda Elastis


Pada benda elastis, berlaku hubungan, tegangan dan regangan :
F L
σ= ε=
A L

sehingga tetapan gaya pada pegas, dapat dirumuskan, dengan meninjau persamaan (1.1), sehingga rumus
umum tetapan gaya k untuk suatu benda elastis:
E
k =A. …………………………...................................………….(1.3)
L

Dimana: A = luas penampang (m2)


E = modulus young/modulus elastis (N/m2)
L= panjang bebas benda (sebelum benda mengalami tarikan gaya).
σ = Tegangan (N/m)
ε = regangan
Contoh Soal:
Hukum Hooke pada pegas
1. Sebuah pegas bertambah panjang 4 cm ketika ditarik oleh gaya20 N
a. Berapa pertambahan panjang pegas jika ditarik oleh gaya 5 N ton.
b. Berapa gaya tarik yang harus diberikan untuk merenggangkan pegas sejauh 5 cm.
Jawab:
Diketahui:
Pertambahan panjang Δx = 4 cm
Gaya tarik F = 20 N
Ditanya : a. Δx = …?jika F = 5 N
b. F =…….? Jika Δx = 5 cm
Jawab :
Dengan persamaan (1.2) maka diperoleh ketetapan gaya atau konstanta pegas
F 20
K= = = 500 N/m
x 4.10  2
Jadi k = 500 N/m
a. Jika pegas ditarik dengan gaya F = 5 N, maka pegas akan mengalami pertambahan panjang:
F 5N
x  = = 0,01 m = 1 cm
k 500 N / m
b. Jika pegas ditarik mengalami pertambahan panjang Δx = 5 cm, maka gaya tarik yang harus diberikan
pada pegas adalah:
F = k. Δx = 500 N/m . 5.10-2 = 25 N
2. Sebuah balok dengan massa 80 kg digantung dengan pegas, sehingga pegas mengalami pertambahan
panjang 12 cm. Tentukan tetapan pegas (nyatakan dalam satuan SI).
Diketahui: m = 80 kg
Δx = 12 cm = 12 x 10-2 m
g = 10 m/s2
Ditanya : k = …..?
F m.g 800 N
Jawab : K= = (N/m) = = 6666,67 N/m
x x 12.10  2 m

Menentukan tetapan gaya pada benda elastis


1. Seutas kawat dengan luas penampang 3 mm 2 ditarik oleh
gaya 2,7 N hingga panjangnya bertambah dari 90 cm menjadi
90,03 cm. Hitung tetapan gaya k dari kawat tersebut.

Diketahui: A = 3 mm2 = 3 x 10-6 m2


F = 2,7 N
L = 90,03 cm = 90,03 x 10-2 m
Δx = 0,03 cm = 3 x 10-4 m,
Ditanya : k = …………?
Jawab :

Dengan persamaan (1.3) maka akan diperoleh :

A.E F 2,7 N
K = x = x = 3.10  4 m = 9000 N/m

2. Dua buah kawat x dan y terbuat dari bahan yang sama. Bahan x mempunyai diameter dua kali bahan y dan
memiliki panjang tiga kali bahan y. Tentukan perbandingan tetapan gaya kawat x dan kawat y.
Diketahui:
Konstanta gaya, dari pers. (1.3)

A.E E
K=  x = π 4 d2. Δx
Karena kawat x dan y terbuat dari bahan yang sama, maka
modulus young keduanya adalah sama Ex = Ey
Diameter kawat: dx = 2 dy = 2 D, misal dy = D
Panjang kawat: Lx = 3 Ly, misal Ly = L
Sehingga dari persamaan diatas,diperoleh:

kX d x 2 Ly 2D 2 L 4
= = = . =
kY dy Lx D 3L 3
1. Hukum Hooke Untuk Susunan Pegas
(a) Susunan Seri Pegas

Pertambahan panjang pegas pengganti seri Δx, sama dengan total pertambahan panjang tiap-tiap pegas
Δx,. = Δx1 + Δx2. Dengan menggunakan hukum Hooke dan kedua prinsip susunan seri beberapa
pegas diatas, maka dapat dicari hubungan antara tetapan gaya pegas pengganti (kS) dengan tetapan
gaya masing-masing pegas ( k1 dan k2 ):

1 1 1 k1.k 2
= + ks =
ks k1 k2 k1  k 2
(b) Susunan Paralel Pegas

Pertambahan panjang tiap pegas sama besarnya, dan pertambahan panjang ini sama besarnya dengan
pertambahanpanjang pegas pengganti Δx = Δx1 = Δx2. Dengan menggunakan hukum Hooke dan kedua
prinsip susunanparalel beberapa pegas diatas, maka dapat dicari hubungan antara tetapan gaya pegas
pengganti (kS) dengan tetapan gaya masingmasingpegas (k1 dan k2)

kp = k1 + k2

Contoh soal:
1. Pegas disusun seri
Tentukan konstanta pegas dari masing-masing pegas yang tersusun secara seri berikut, jika k1 = k, k2 =
2k, mengalami pertambahan panjang 0,2 cm dengan massa beban 10 kg adalah:

Jawab:
Diketahui:
k2 = 2 k1 = 2 k, Δx = 0,2 cm ,F = mg = 100 N
Ditanya K 1 & k 2= ....?
Jawab :
Maka dengan menggunakan persamaan (1.4):

k1.k 2 k .2 k 2
ks = = = k
k1  k 2 k  2k 3
sehingga dengan menggunakan Hukum Hooke
F m.g 2
F= ks . Δx ks = = = k
x x 3

m.g 2 100 2
= k 3 = k k = 3.105 N/m
x 3 2.10 3

Jadi, k1 = 300.000 N/m, dan k2 = 600.000 N/m

2. Pegas disusun pararel.


Tentukan konstanta pegas dari masingmasing pegas yang tersusun secara paralel berikut, jika k1 = k, k2 =
2k dengan massa beban 20 kg, sehingga pegas secara total mengalami pertambahan panjang 0,1 cm.
Jawab:
Diketahui:
k2 = 2 k1 = 2 k,
F = mg = 200 N
Ditanya K 1 & k 2= ....?
Jawab :
Maka dengan menggunakanpersamaan (1.8):
Sehingga: dengan menggunakan hukum Hooke:
F m.g
F= kp. Δx kp = = =3 k
x x
m.g 200 N 2
=3k =3k k= .105 N/m.
x 1.10 3 3

Jadi: k1 = 66,67 x 10 3N/m, dan k2 = 133,34 x 10 3N/m

3. Pegas disusun seri-paralel.


Jika beban 8 N digantungkan pada pegas yang memiliki tetapan gaya k, maka pegas akan bertambah
panjang 2 cm. Tentu akan pertambahan panjang susunan pegas seperti pada gambar.

Jawab:
Diketahui:
1. k1 = k2 = k3 = k4 = k,
2. untuk satu pegas F = 8 N, pegas mengalami pertambahan panjang 2 cm.
Maka dengan menggabungkan seri-paralel pegas, maka:

k1.k 2.k 3
Kt = + k4
k 2k 3  k1k 3  k1k 2

k3 4
= +k= k.
3k 2 3
(1) Langkah pertama: menentukan konstanta pegas k, sehingga dengan menggunakan hukum Hooke:
F 8N
F = k . Δx k= = = 400 N/m.
x 2.10  2

2) Langkah kedua, menentukan pertambahan panjang sistem pegas menggunakan hukum Hooke:
F 12
F =kt. Δxt k
Δxt = t = 4 / 3(400 N / m) = 2,25.10-2 m.
2. Energi Potensial Elastis Pegas
Pegas adalah benda elastik, sehingga energi yang disimpan oleh pegas disebut energi potensial elastik
pegas, atau biasa disebut energi potensial pegas. Energi potensial pegas, dapat diturunkan secara
matematis sebagai berikut:
1
Ep = k x 2 …………………………………………………….(1.12)
2

3. Hukum kekekalan energi pada sistem pegas


1. Persamaan kekekalan energi mekanik untuk sitem (benda dan pegas):
( EM b  EM p ) awal  ( EM b  EM p ) akhir maka
( EK b  EPb  EPp ) awal  ( EK b  EPb  EPp ) akhir
Ket : EM p = energi mekanik pegas, EPp = energi potensial pegas.
EM b = energi mekanik benda., EPb = energi potensial benda
EK b = energi kinetik benda
1. Jika gaya luar, misalnya gaya gesekan ada maka :

Wluar  ( EK b  EPb  EPp ) akhir  ( EK b  EPb  EPp ) awal

Contoh soal

1. Sebuah bola bermassa m = 0,2 kg dijatuhkan dari ketinggian h = 2,6 m dan menekan pegas sejauh x, lihat
gambar.Tetapan gaya pegas k = 500 N/m, g = 10 m/s 2 dan massa pegas dapat diabaikan terhadap massa
bola. Tentukan panjang x?

Penyelesaian:
Diketahui : m = 0,2 kg, h = 2,6 m, k = 500 N/m, g = 10 m/s2
Ditanya : x = ?
Jawab :
Dengan hukum kekekalan energi diperoleh:

( EK b  EPb  EPp ) awal  ( EK b  EPb  EPp ) akhir


0 + mgh + 0 =0 + 0 + ½ k x2

X  2mg / k  2.0,2.10.2,6 / 500  0,144m

B. ELASTISITAS

a. Uraian Materi
1. Pengertian elastisitas dan plastisitas
Sifat elastis atau elastisitas adalah kemampuan suatu benda untuk kembali ke bentuk awalnya segera
setelah gaya luar yang diberikan kepada benda itu ditiadakan (dibebaskan). Benda yang mempunyai sifat
seperti ini disebut benda elastis, pegas dan karet adalah contoh benda elastis
Sifat tak elastis atau plastis adalah sifat yang sebaliknya dengan sifat elastik, adalah kemampuan
suatu benda untuk tidak kembali ke bentuk awalnya segera setelah gaya luar yang diberikan kepada benda itu
ditiadakan (dibebaskan).

2. Perubahan bentuk
Jika dua buah gaya sejajar sama besar dan berlawanan arah dikerjakan pada benda padat, cair atau
gas, maka bentuk benda akan berubah.

(a) Regangan
Adalah perubahan bentuk yang terjadi jika dua gaya yang sama besar dan berlawanan arah diberikan
pada masing-masing bidang ujung benda dengan arah menjauhi benda, (lihat gambar 1) sehingga benda
mengalami pertambahan panjang ΔL.
(b) Mampatan
Adalah perubahan bentuk yang terjadi jika dua gaya yang sama besar dan berlawanan arah diberikan
pada masing-masing bidang ujung benda dengan arah menuju titik pusat benda, (lihat gambar 2) sehingga
benda mengalami pemendekan sejauh ΔL.
(c) Geseran
Adalah perubahan bentuk yang terjadi jika dua gaya yang sama besar dan berlawanan arah diberikan
pada masing-masing bidang sisi, (lihat gambar 3) sehingga benda mengalami pergeseran sejauh ΔL.

2. Tegangan, regangan dan Modulus Elastik


Tegangan
Tegangan tarik σ , yang didefinisikan sebagai hasil bagi antara gaya tarik F yang dialami kawat
dengan luas penampang A, sehingga:

gaya F
Teganganta rik = atau σ= ……….................…………(2.1)
luas A

Keterangan : σ = Tegangan tarik (N/m)


F = Gaya (N)
A = Luas penampang (m2)
Satuan Nm-2 atau Pascal (Pa).

Regangan
Regangan tarik (e) didefinisikan sebagai hasil bagi antara pertambahan panjang ΔL dengan panjang
mula-mula L, sehingga:

regangan = Pertambahan. panjang atau L


panjang.mula  mula
e= ……....................(2.2)
L

Keterangan : e = Regangan tarik


ΔL = Pertambahan panjang (m)
L = Panjang mula-mula (m)
Modulus Elastisitas atau Modulus Young
Modulus elastis E suatu bahan didefinisikan sebagai perbandingan antara tegangan dan regangan
yang dialami bahan, secara matematis adalah sebagai berikut:
Tegangan
Modulus.Elastisita s =
Re gangan


atau E= ……………………………………... (2.3)

F .L
E= ……………………………… (2.4)
A.L

Satuan Nm-2 atau Pascal (Pa).


Contoh Perhitungan: tegangan, regangan, dan modulus elastis
1. Pemahaman Rumus Dasar σ , e, dan E
Seutas kawat dengan luas penampang 2 mm 2 ditarik oleh gaya 1,6 N hingga panjangnya bertambah dari
40 cm menjadi 40,04 cm. Hitung tegangan, regangan dan modulus elastis kawat.
Jawab:
Diketahui: Luas penampang (A) = 2 mm2= 2 x 10-6 m2
Gaya (F) = 1,6 N
Pertambahan panjang (ΔL) = 0,04 cm
Panjang mula-mula (L) = 40 cm
Ditanya : Tegangan, Regangan dan Modulus elastisitas kawat ?
Jawab
F 1,6 N 5 2
* Tegangan σ= = 6 2 = 8.10 N/m
A 2.10 m

L 0,04
* Regangan e= = = 1.10-3
L 40
 8.10 5
* Modulus Elastisitas E = = = 8.108 N/m2
 1.10 3

LATIHAN BAB 7.

A. Soal pilihan ganda


1. Keadaan benda yang memungkinkan benda kembali ke bentuknya semula setelah gaya-gaya yang bekerja
pada benda dihilangkan disebut
a. Plastisida d. elastisitas
b. Kompresibilitas e. strain
c. Stress
2. Sebuah pegas memiliki konstanta elastisitas k. Jika gaya yang diberikan pada pegas melebihi batas
elastisitasnya, maka…
a. Pegas menjadi tidak elastis lagi
b. Pegas tetap elastis
c. Pegas tidak berubah
d. Pegas bertambah elastisitasnya
e. Pegas bertambah kencang
3. Seutas kawat penghantar dengan luas penampang 10 m2 ditarik dengan gaya sebesar 100 N. Besar
tegangan tariknya adalah….N/m2
a. 1 d. 1.000
b. 10 e. 10.000
c. 100
4. Gaya sebesar 10 N dikerjakan pada seutas kawat yang memiliki luas penampang 5 mm2. Jika diketahui
panjang mula-mula kawat 8 cm, dan setelah ditarik panjangnya bertambah sebesar 0,08 cm. Besarnya
regangan adalah….
a. 10-1 d. 10-4
-2
b. 10 e. 10-5
-3
c. 10
5. Seutas kawat memiliki panjang 300 cm dan luas penampang 2 mm2. Besarnya gaya yang dikerjakan pada
kawat tersebut hingga bertambah panjang 5mm, jika modulus elastisitas bahan 2x105 N/mm2 adalah….N
a. 467 d. 767
b. 567 e. 867
c. 667
6. Jika Sebuah pegas diberi gaya sebesar 400 N dan mengalami pertambahan panjang sebesar 4 cm, maka
besarnya konstanta pegas adalah….N/m
a. 1 d. 1.000
b. 10 e. 10.000
c. 100
7. Sebuah pegas sepanjang 10 cm digantung vertical. Pada saat diregangkan oleh gaya 4 N, panjang pegas
menjadi 15 cm. Pada saat diregangkan oleh gaya 3,2 N, maka panjang pegas menjadi ….cm
a. 11 d. 14
b. 12 e. 16
c. 13
8. Sebuah pegas bertambah panjang 5 cm ketika pada ujung bebasnya digantungi beban bermassa 50 gram.
Beban kemudian ditarik ke bawah sejauh 10 cm. Jika diketahui gaya gravitasi di tempat tersebut 10 m/s2,
maka besarnya energy potensial pegas sebesar….
a. 5 joule d. 0,005 joule
b. 0,5 joule e. 0,0005 joule
c. 0,05 joule
9. Dua buah pegas dengan tetapan 100 N/m dan 400 N/m dihubungkan seri.Besarnya tetapan pegas
pengganti adalah….N/m
a. 500 d.100
b. 400 e. 80
c. 250
10. Perhatikan gambar di bawah !
Berdasarkan gambar di atas jika besarnya konstanta masing-masing pegas adalah k, maka besarnya
konstanta pegas pengganti adalah….
a. ¼ k d. ¾ k
b. ½ k e. 4/3 k
c. 4/k

B. Tes Praktek

Menentukan konstanta gaya. Prinsip hukum Hooke


A. Bahan:
1. Seperangkat alat percobaan Hooke 2. Satu set massa pembeban
3. Kertas untuk menggambar grafik

B. Langkah kerja:
1. Susunlah seperangkat alat percobaan hooke
(lihat gambar).
2. Gunakan sebuah beban (letakan) di ujung pegas, catat massa beban yang anda pakai dan baca
skala pada mistar.
3. Ulangi langkah 2 dengan berbagai beban yang makin besar.
Baca skala mistar setiap pergantian massa beban.

4.Catat data pengamatan anda, kedalam tabel berikut:

Massa Gaya Tarik Pertambahan K = F/ ∆x (N/m)


Benda (kg) F= m.g (N) Panjang(∆x)(m)

5. Hitunglah besar gaya tarik dengan menggunakan rumus F = W = m g. dimana g = 9,8 m/s 2
(percepatan gravitasi bumi).
6. Hitunglah pertambahan panjang yang dialami oleh pegas, dengan mengambil selisih panjang
setelah diberi beban dengan sebelum diberi beban:∆L = L – Lo, Lo: panjang tanpa beban, L:
panjang setelah diberi beban.
7. Hitung nilai perbandingan gaya tarik F dengan pertambahan panjang X 8. Buatlah grafik hubungan
antara F dengan ∆L

Bab 8. FLUIDA STATIS DAN DINAMIS


A. Tekanan Hidrostatis dan Hukum Pascal

1. Konsep Fluida

Pada waktu di sekolah tingkat pertama, telah dikenalkan ada tiga jenis wujud zat, yaitu: zat padat, zat
cair dan gas. Fluida adalah zat yang dapat mengalir dan memberikan sedikit hambatan terhadap
perubahan bentuk ketika ditekan. Fluida secara umum dibagi menjadi dua macam, yaitu fluida tak
bergerak (hidrostatis) dan fluida bergerak (hidrodinamis).

Pengertian tekanan
Tekanan didefinisikan sebagai gaya yang bekerja tegak lurus pada suatu bidang dibagi dengan luas
bidang itu. Dan secara matematis tekanan dirumuskan sebagai berikut:
Tekanan = gaya atau
Luas bidang
F
p ……………….......................................................... (1.1)
A

Keterangan :
P = tekanan ( N/m2 )
F = gaya ( N )
A = luas bidang tekan ( m2 )
Satuan dan dimensi tekanan
Satuan gaya dalam SI adalah N, dan luas bidang adalah m 2, sehingga sesuai dengan persamaan (1.1),
maka satuan tekanan adalah N/m2 atau pascal (Pa), sedangkan dimensinya = M.L -1.T-2
Catatan : 1 Pa = 1 N/m2
1 atm = 76 cmHg
1 mb = 0,001 bar
1 bar = 103 Pa
1 atm = 1,013.105 Pa = 1,013 bar

Contoh soal :
1. Sebuah gaya sebesar 0,2 kN bekerja pada suatu bidang yang luasnya 500 cm 2. Berapa
tekanannya ?
Penyelesaian :
Diket : F = 0,2 kN = 200 N
A = 500 cm2 = 5.10-2 m2
Ditanya P = ...... ?
P= F = 200 .
A 5.10-2
= 4000 Pa
= 4 kPa

2. Tekanan hidrostatis

Tekanan hidrosatis adalah tekanan yang disebab zat cair yang diam.
Besarnya tekanan hidrostatis dipengaruhi oleh berat zat cair,
h sehingga persamaan tekanan hidrostatis di dasar bak :

Ph = F = m.g . (karena V = A x h)
A A
Gb. 1 tekanan
Ph =  . g . h ...................... (1.2)
hidrostatis
Keterangan :
Ph = tekanan hidrostatis ( Pa )
 = massa jenis zat cair ( kg/m3 )
h = kedalaman zat cair (m)
g = percepatan grafitasi (m/s2)

Jika tekanan udara luar atau tekanan atmosfer ikut diperhitungkan maka besarnya tekanan pada suatu titik
A yang kedalamannya h dalam zat cair adalah :
PA = Ph + Po
P A =  . g . h + Po ........................................... (1.3)

Keterangan :
PA = tekanan di titik A ( Pa )
Ph = tekanan hidrostatis ( Pa )
Po = tekanan udara luar ( Pa )

Contoh soal :
1. Seekor ikan berada di kolam yang berisi air kedalamannya 150 cm, jika massajenis air = 1
gr/cm dan g = 10 m/s2 dan tekanan yang ditunjukan barometer = 1 atm.
3

Tentukan : a. Tekanan hidrostatis yang dialami ikan tersebut ?


b. Tekanan total pada ikan
Penyelesaian :
Diket : h = 150 cm = 1,5 m
 = 1 gr/cm3 = 1000 kg/m3
Po = 1 atm = 1,013.105 Pa
Ditanya a. Ph = ........ ?
b. PA = ........ ?
Jawab :
a. Ph =  x g x h
= 1000 x 10 x 1,5 = 15.000 Pa
b. PA = Ph + Po
= 15.000 + 1,013.105
= 0,15.105 + 1,013.105
= 1,163.105 Pa

3. Hukum Pascal

Prinsip kerja dongkrak hidrolik


Tekanan yang diberikan kepada zat cair dalam ruang tertutup diteruskan sama besar ke segala arah, ini
adalah prinsip Pascal. Sebagai contoh sederhana aplikasi dari hukum Pascal adalah dongkrak hidrolik.
Dari gambar 1.2 disamping dengan menggunakan
prinsip hukum Pascal, maka tekanan yang diberikan
penampang 1 sama dengan tekanan pada penampang
2.
P1 = P2

Keterangan : Gb.2 Prinsip dongkrak hidrolik


P1 = tekanan pada penanmpang 1 (Pa)
P2 = tekanan pada penanmpang 2 (Pa)
F1 = gaya yang bekerja pada penampang 1 (N)
F2 = gaya yang bekerja pada penampang 2 (N)
d1 = diameter penampang 1 (m)
d2 = diameter penampang 2 (m)

Penerapan dalam kehidupan sehari-hari, yang menggunakan prinsip hukum Pascal adalah: dongkrak
hidrolik, pompa hidrolik ban sepeda, mesin hidrolik pengangkat mobil, mesin pengepres hidrolik,dan rim
piringan hidrolik.

Hukum Pascal dan tekanan hidrostatis pada bejana berhubungan

Untuk semua titik yang terletak pada kedalaman yang sama maka tekanan hidrostatikanya sama. Oleh
karena permukaan zat cair terletak pada bidang datar, maka titiktitik yang memiliki tekanan yang sama
terletak pada suatu bidang datar. Jadi semua titik yang terletak pada bidang datar didalam satu jenis zat
cair memiliki tekanan yang sama, ini dikenal dengan hukum pokok hidrostatika.
Gb.3 Bejana berhubungan

Dengan mengingat hukum Pascal dan tekanan hidrostatis, akan didapatkan hubungan ketinggian h A dan
hB sebagai berikut :

PA = P B (menurut hukum Pascal)


Po + A . g . hA = Po + B . g . hB (tekanan hidrostatis)

A . h A = B . h B ………………………………………. (1.5)

Keterangan :
hA = ketinggian minyak (m)
hB = ketinggian air (m)
A = massa jenis minyak ( kg/m3)
B = massa jenis air ( kg/m3)

Contoh Soal: Konsep Hukum Pascal


1. Sebuah pompa hidrolik memiliki penghisap kecil yang diameternya 10 cm dan penghisap
besar diameternya 25 cm. Jika penghisap kecil ditekan dengan gaya F, maka pada penghisap besar
dihasilkan gaya 1600 N. Hitung besar gaya (F) pada pengisap kecil.
Penyelesaian:
Diketahui: d1 = 10 cm
d2 = 25 cm
F2 = 1.600 N
Ditanya : F1 = …….. ?
Jawab :
Gaya pada penghisap kecil adalah:
2
d 
F1   1  .F2
 d2 
2
 10 
F1    .1600 = 256 N
 25 
2. Sebuah bejana U berisi fluida. Seperti pada gambar dibawah. Bila penghisap A mempunyai luas 6
cm2,jika pada penghisap A diberi beban 250 N dan beban pada penghisap B = 700 N. Berapa luas
penghisap B ?
Peyelesaian:
Diketahui:
A1 = 6 cm2
F1 = 250 N
F2 = 700 N
Ditanya A2 = ………….. ?
Jawab :
F1 = A1
F2 A2
250 = 6
700 A2
A2 = 700 x 6 = 16,8 cm2
250

B. Hukum Archimedes dan Gejala Permukaan

1. Hukum Archimedes
Gaya Archimedes (gaya apung) adalah gaya yang diberikan fluida (dalam hal ini fluidanya adalah air)
terhadap benda (yang tercelup sebagian atau seluruhnya dalam fluida) dengan arah keatas. Gaya archimedes
(gaya apung) FA adalah selisih antara berat benda ketika diudara( Wbu ) dengan berat benda ketika tercelup
sebagian atau seluruhnya dalam fluida ( Wbf ).

FA = Wbu - Wbf ………………………………………….……… (2.1)

Keterangan :
FA = gaya Archimedes (N)
Wbu = berat benda di udara (N)
Wbf = berat benda dalam fluida (N)

Gaya archimedes (gaya apung) yang bekerja pada suatu benda yang dicelupkan
sebagian atau seluruhnya ke dalam suatu fluida sama dengan berat fluida yang
dipindahkan oleh benda tersebut sehingga persamaan (1.6) dapat juga dituliskan :

FA = Wf
Gb.4 Gaya Archimedes
F A = mf . g

FA = f . g . Vbf ………………………….…… (2.2)

Keterangan :
mf = massa fluida (kg)
f = massa jenis zat cair (kg/m3)
Vbf = Volume benda yang tercelup dalam fluida (m 3)

Catatan:
* Hukum Archimides berlaku untuk semua fluida (zat cair dan gas)
* Vbf adalah volume benda yang tercelup dalam fluida, jika benda
tercelup seluruhnya, maka Vbf = volume benda, dan jika benda tercelup sebagian maka Vbf = volume
benda yang tercelup dalam fluida saja, untuk kasus ini Vbf < volume benda.

Hubungan massa jenis benda dengan massa jenis fluida


Untuk benda yang tercelup seluruhnya dalam fluida, maka dapat dirumuskan hubungan massa jenis antara
benda (b) dengan fluida (f), sebagai berikut:

b Wbu
 ……………………………………………………………. (2.3)
f FA

 b Vbf
 ……………………………………………………………. (2.4)
f Vb

Keterangan :
Wbu = berat benda di udara (N)
Vb = volume benda seluruhnya (m3)
Vbf = volume benda yang tercelup dalam fluida (m 3)
b = massa jenis benda (kg/m3)
f = massa jenis fluida (kg/m3)

Mengapung, Melayang, dan Tenggelam

1. Mengapung
Jika benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya kedalam fluida (air), dan benda dalam keadaan
bebas akan naik ke atas, sehingga benda muncul sebagian ke permukaan air, karena berat benda yang
terceup dalam fluida lebih kecil dari gaya apung (Wbf < FA). Ini adalah konsep mengapung.
Jadi syarat pada peristiwa benda mengapung adalah:
berat benda yang terceup dalam fluida lebih kecil dari gaya apung (W bf < FA)
Dan atau massa jenis benda lebih kecil dari pada massa jenis fluida.
(b < f).
2. Melayang
Jika benda yang dicelupkan seluruhnya kedalam fluida (air), maka gaya apung (tekanan keatas, Fa) sama
dengan berat benda yang tercelup dalam fluida W bf (Fa = Wbf). Sehingga benda melayang dalam fluida. Ini
adalah konsep melayang.
Jadi syarat pada peristiwa benda melayang adalah:
berat benda yang terceup dalam fluida lebih sama dengan dari gaya
apung. (Wbf = FA)
Dan massa jenis benda sama dengan massa jenis fluida.
(b = f)

3. Tenggelam
Jika benda yang dicelupkan seluruhnya kedalam fluida (air), maka gaya apung (tekanan keatas, Fa) lebih
kecil dari berat benda W (FA < W). Sehingga benda bergerak kebawah menuju dasar wadah air. Ini adalah
konsep tenggelam.
Jadi syarat pada peristiwa benda melayang adalah:
berat benda yang terceup dalam fluida lebih besarl dari gaya apung
(Wbf > FA)
Dan massa jenis rata-rata benda lebih besar massa jenis fluida.
(b > f)

Contoh Soal:
1. Tinjau sebuah balok berbentuk kubus dengan sisi 0,1 m digantung vertikal dengan tali yang ringan
(massanya dapat diabaikan), tentukan gaya apung yang dialami oleh balok tersebut, jika:
a. Dicelupkan setengah bagian dalam air (a = 1.000 kg/m3)
b. Dicelupkan seluruhnya kedalam minyak (m = 800 kg/m3)

Penyelesaian:
Diketahui: a = 1.000 kg/m3
m = 800 kg/m3
Vbf = 0,1 m x 0,1 m x 0,1 m = 10-3 m3
g = 9,8 m/s2
Ditanya FA = ……… ?
Jawab :
a. FA = a . g . Vbf .
2
= 1000 x 9,8 x 0,001
2
= 4,9 N
b. FA = m . g . Vbf
= 800 x 9,8 x 0,001
= 7,84 N
2. Tinjau sebuah benda, sebelum dimasukkan ke dalam fluida benda
ditimbang dengan neraca pegas dan diperoleh berat benda 60,5 N. Tetapi ketika benda dimasukan
kedalam air (a = 1000 kg/m3) neraca pegas menunjukkan angka 56,4 N. Tentukan gaya keatas (gaya
archimedes) dan volume benda jika tercelup seluruhnya !
Penyelesaian:
Diketahui:
a = 1.000 kg/m3
 Wbu = 60,5 N
Wbf = 56,4 N
Ditanya : FA dan Vb = ……….. ?
Jawab :
Untuk menentukan massa jenis benda gunakan persamaan (1.6)
FA = Wbu – Wbf
= 60,5 – 56,4
= 4,1 N
FA = f . g . Vbf
4,1 = 1000 x 10 Vbf
Vbf = 4,1.10-4 m3 = 0,41 liter
3. Sebuah balok kayu berukuran 200 cm x 50 cm x 40 cm terapung di suatu zat cair yang massa jenisnya
0,85 gr/cm3, jika yang tampak di atas permukaan zat cair 25 % dan g = 9,8 m/s 2. Berapa gaya keatas ang
dialami balok kayu tersebut ?
Penyelesaian :
Diketahui : Vb = 2 mx 0,5 m x 0,4 m = 0,4 m3
Vbf = 75% x Vb
= 0,75 x 0,4 = 0,3 m3
f = 0,85 gr/cm3 = 850 kg/m3
Ditanya : FA = ........... ?
Jawab: FA = f . g . Vbf
= 850 x 10 x 0,3
= 2550 N

5. Gejala Permukaan
Bila kita meletakan silet diatas permukaan air dengan hati-hati ternyata silet tidak tengelam, walaupun kita
tahu bahwa massa jenis silet lebih besar dari massa jenis air.
Dari peristiwa tersebut dapat kita simpulkan bahwa : pada permukaan zat cair ada tegangan dan tegangan ini
disebut tegangan permukaan.
a. Gaya kohesi dan gaya adhesi
Setiap zat terdiri dari partikel – partikel. Antara partikel – partikel terdapat gaya tarik – menarik. Gaya tarik
menarik antara partikel – partikel dari zat yang sejenis disebut gaya kohesi .
Gaya tarik-menarik antara partikel-partikel zat yang tidak sejenis disebut : Adhesi.
b. Kapilaritas
Kapilaritas adalah peristiwa naik turunnya permukaan zat cair dalam pipa kapiler (pipa sempit).
Besarnya kenaikan atau penurunan zat cair pada pipa kapiler dapat ditentukan dengan persamaan :

2. .Cos
y  …………………………………………..……... (2.5)
 .g .r

Keterangan :
y = kenaikan atau penurunan zat cair dalam pipa kapiler (m)
 = tegangan permukaan (N/m2)
 = sudut kontak (o)
 = massa jenis zat cair (kg/m3)
r = jari-jari pipa kapiler (m)
Contoh soal :
1. Sebuah pipa kapiler dengan jari-jari 0,5 mm. Kemudian pipa ini sebagaian dimasukan dalam air yang
memiliki tegangan permukaan 7,27.10 -2 N/m2. Tentukan kenaikan air dalam pipa kapiler jika diketahui
sudut kontaknya = 0o !
Penyelesaian :
Diketahui :
r = 0,5 mm = 5.10-4 m
 = 7,27.10-2 N/m2
 = 0o
 = 1000 kg/m3
Ditanya : y = ……….. ?
2. .Cos
Jawab : y 
 .g .r
Y = 2 x 7,27.10-2 x Cos 0o
1000 x 10 x 5.10-4
= 2,97.10-2 m = 2,97 cm

4. Debit Aliran dan Hukum Kontinuitas


1. Konsep fluida ideal
Dalam modul ini, yang dimaksud dengan fluida secara umum adalah fluida ideal, yaitu fluida yang
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
1). Massa jenis fluida tidak bergantung pada tekanan (tidak kompresibel).
Pada umumnya terutama gas bersifat kompresibel, jika volume gas
dipersempit atau tekanan diperbesar, maka massa jenis berubah.
2). Aliran fluida tidak turbulen. atau dengan kata lain aliran fluida dianggap
laminer (streamline).
3). Aliran fluida terjadi secara stasioner, artinya kecepatan pada setiap titik
dalam fluida adalah konstan.
4). Fluida tidak kental, sehingga semua gesekan yang muncul akibat viskositas
fluida diabaikan.
Dengan asumsi, fluida tidak termampatkan, tidak kental, dan memiliki aliran
tunak atau tetap, inilah kemudian diturunkan semua persamaan yang berkaitan dengan fluida dinamis.

2. Konsep aliran fluida


Setiap partikel dalam fluida dinamis, akan bergerak menurut jenis aliran tertentu. Lintasan yang
ditempuh oleh satu partikel dalam fluida yang mengalir dinamakan garis alir (flow line). Ada dua jenis aliran
fluida: (a) aliran laminer atau aliran garis arus (streamline), dan (b) aliran turbulen. Pada aliran tunak
kecepatan aliran partikel fluida pada setiap titik konstan terhadap waktu, sehingga partikel-partikel fluida
yang lewat pada suatu titik akan bergerak dengan kecepatan dan arah yang sama, lintasan yang ditempuh
oleh aliran fluida ini dinamakan garis arus. Nama lain dari garis arus adalah aliran berlapis atau aliran
laminer. Pada aliran turbulen ditandai dengan adanya aliran yang berputar, adanya partikel yang bergerak
dengan arah yang berlawanan dengan arah laju fluida secara keseluruhan.
Gb.5 (a) aliran laminer (b) aliran turbulen

3. Konsep debit fluida


Debit fluida didefinisikan sebagai besaran yang menyatakan volume fluida yang mengalir melalui suatu
penampang tertentu dalam satuan waktu tertentu. Debit fluida adalah nama lain dari laju aliran fluida, dan
secara matematis dirumuskan sebagai berikut:
Debit = Volume fluida
Selang waktu

V
Q …………………………………………………………………. (3.1)
t

karena V = A. s
maka : Q= A.s atau Q =A. v ………………………………..… (3.2)
t

Keterangan :
Q = debit aliran (m3/s) A = luas penampang (m2)
V = volume fulida (m3) s = jarak tempuh fluida (m)
t = waktu (sekon) v = kecepatan fluida (m/s)
Gambar berikut menunjukan hubungan antara debit aliran, luas penampang dan kecepatan aliran fluida
pada jarak L atau s.

Gb. 6 Debit aliran dan kecepatan aliran fluida

4. Persamaan Kontinuitas
Untuk fluida tidak kompresibel (tidak termampatkan), debit aliran (Q) untuk berbagai ukuran
penampang harus tetap (sama), jika tidak berarti terjadi penambahan atau pengurangan banyaknya fluida
disuatu tempat. Hal ini tidak akan terjadi untuk fluida yang tidak kompresibel.

Gb. 7 Hukum Kontinuitas aliran


Perhatikan Gambar 7 di atas , jika pada A1 debit alirannya Q = A1. v1, maka pada penampang A2 debit
alirannya juga sebesar Q = A2.v2 secara matematis dapat dituliskan :
Q di A1 = Q di A2 atau Q1 = Q2

A1 . v1 = A2 . v2 ……….………………..………….………….. (3.3)
Persamaan 3.3 disebut persamaan kontinuitas. Pada persamaan tersebut menunujukan bahwa debit
aliran fluida selalu tetap walaupun melewati luas penampang yang berbeda.
Contoh soal :
1. Sebuah pipa dalam waktu 1 menit mampu mengeluarkan air sebanyak 6 liter. Berpa m 3/s debit
alirannya ?
Penyelesaian :
Diketahui : V = 6 liter = 0,006 m3
t = 1 mnt = 60 s
Ditanya : Q = ............. m3/s
Jawab :
Q = V.
t
= 0,006 = 10-4 m3/s
60
2. Zat cair mengalir dalam sebuah pipa dengan kecepatan 10 m/s, jika debit aliran pipa = 30 liter/menit.
Berapa cm2 luas penampang pipa tersebut ?
Penyelesaian :
Diketahui : v = 10 m/s
Q = 5 liter/s = 0,005 m3/s
Ditanya : A = ............... ?
Jawab : A = Q.
v
= 0,005 = 5.10-4 m2 = 5 cm2
10
3. Sebuah pipa memiliki dua penampang yang berbeda. Pada penampang yang besar luasnya 20 cm 2
mengalir fluida dengan kecepatan 2 m/s.
Tentukan : a. Laju fluida pada penampang kecil yang luasnya 5 cm 2
b. debit aliran
c. volume fluida dalam waktu 5 menit
Penyelesaian :
Diketahui : A1 = 20 cm2 = 2.10-3 m2
A2 = 5 cm2 = 5.10-4 m2
V1 = 2 m/s
t = 5 mnt = 300 s
Ditanya : a. V2 = ........... ?
b. Q = ........... ?
c. V = .......... ?
Jawab :
v1 A
a.  2
v2 A1
2 5.104 2 x 2.103
 v2   8m / s
v2 2.10  3 5.10 4
b. Q = A1 . v1
= 2.10-3 x 2 = 4.10-3 m3/s
c. V = Q x t
= 4.10-3 x 300 = 1,2 m3/s

4. Azaz Bernoulli dan Penerapannya


1. Azas Bernoulli
Bila kita mengalirkan zat cair pada sebuah pipa seperti ditunjukkan pada gambar 8 di bawah ini. Kita
akan memperoleh bahwa kecepatan zat cair paling tinggi adalah di titik (2) karena luas penampangnya
paling sempit. Akan tetapi kenaikan air pada tabung (2) justru yang paling rendah. Ini berarti bahwa
tekanan zat cair di bawah tabung (2) adalah paling kecil.

Kenaikan air paling rendah

Kecepatan air paling tinggi dan


tekanan air paling kecil
Gb.8 Azas Bernoulli

Gambaran peristiwa tersebut di atas memberikan petunjuk bahwa tekanan fluida ditempat yang
kecepatannya besar lebih kecil dari pada ditempat yang kecepatannya kecil. Azas ini disebut dengan azas
Bernoulli.

2. Persamaan Bernoulli
Azas Bernoulli dinyatakan secara kuantitatif dalam bentuk persamaan, yang disebut dengan
persamaan Bernoulli. Persamaan ini menyatakan hubungan antara tekanan, kecepatan dan tinggi rendah
(letak) berbagai titik dalam aliran fluida.
Tinjau ilustrasi pada gambar 9 diatas, maka berdasarkan konsep: usaha dan energi mekanik yang
melibatkan besaran tekanan p (usaha), besaran kecepatan aliran fluida v (mewakili energi kinetik), dan
besaran ketinggian (mewakili energi potensial), Bernoulli menurunkan persamaan matematis, yang dikenal
dengan Persamaan Bernoulli, sebagai berikut:
Gb. 9 Aliran pipa dalam pipa
(penurunan persamaan Bernoulli)

p1 + ½  (v1)2 +  g h1 = p2 + ½  (v2)2 +  g h2 .................. (4.1)

p1 = tekanan pada titik 1 (Pa) h1 = ketingiian pipa pada titik 1 (m)


p2 = tekanan pada titik 2 (Pa) h2 = ketingiian pipa pada titik 2 (m)
v1 = kecepatan pada titik 1 (m/s)  = massa jenis fluida (kg/m3)
v2 = kecepatan pada titik 2 (m/s)

3. Penerapan Azas Bernoulli


a) Menentukan kecepatan air dan debit semburan air pada tangki
bocor
Penerapan sederhana azas Bernoulli seperti ditunjukan pada gambar di
bawah ini.

Po

 h = h1 – h2
h1
zat cair
h2
x

Gb.10 Penerapan azas Bernouli


Keterangan :
h1 = ketinggian permukaan zat cair dalam bak atau tangki
h2 = ketinggian lubang kebocoran pada dinding tangki
x = jarak jatuhnya air dari lubang dinding tangki
h = selisih ketinggian = h1 – h2

Kecepatan pancaran air keluar dari dinding tangki :

v 2 gh ........................................................... (4.2)

Sedangkan debit aliran air yang keluar dari dinding tangki :

Q =Av ................................................................ (4.3)

Untuk menentukan jarak jatuhnya zat cair yang diukur dari dinding tangki dapat ditentukan :

x  2 h2 h ............................................................. (4.4)

Keterangan :
v = kecepatan aliran zat cair yang keluar dari lubang dinding tangki (m/s)
Q = debit aliran air (m3/s)
x = jarak jatuhnya zat cair diukur dari dinding tangki (m)
h = selisih ketinggian zat cair (m)

Contoh soal :
1. Sebuah tangki terbuka berisi air memiliki kedalaman 2 m, sebuah lubang dengan luas penampang
0,2 cm2 terdapat pada dasar tangki. Tentukan debit aliran keluar dari lubang keboron tangki
tersebut !
Penyelesaian :
Diketahui : h1 = 2m h = h2 – h1
h2 = 0 =2–0=2m
A = 0,2 cm2 = 2.10-5 m2
Ditanya : Q = ....... ?
Jawab :
v2  2 gh
 2.10.2  40
= 6,33 m/s
Q = A. v
= 2.10-5 x 6,33
= 12,66.10-5 m3/s

2. Sebuah tangki berisi air setinggi 5 m dari tanah. Pada tangki terdapat lubang kebocoran yang
diameternya 2 cm dan lubang tersebut berada 4,5 m di bawah permukaan air dalam tangki
(anggap tangki luas sekali sehingga penurunan permukaan diabaikan dengan g = 10 m/s 2).
Hitunglah : a. Debit alir pada lubang kebocoran tangki
b. jarak jatuhnya air diukur dari dinding tangki

Penyelesaian :
Diketahui : h1 = 5 m h2 = h1 - h
h = 4,5 m = 5 – 4,5 = 0,5 m
d = 2 cm = 0,02 m
A = ¼  d2 = ¼ x 3,14 x 0,022 = 3,14.10-4 m2
Ditanya : a. Q = .............. ?
b. x = .............. ?
Jawab : a. Kecepatan semburan air pada lubang dinding tangki
v2  2 gh
v2  2 x10 x 4,5  90

= 9,49 m/s
Q = A . v2
= 3,14.10-4 x 9,49 = 29,8.10-4 m3/s
b. jarak jatuhnya air diukur dari dinding tangki adalah :
x  2 h2 h
 2 0,5 x 4,5
 2 2, 25
= 2 x 1,5 = 3 m

b) Tabung Venturi
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa tabung venturi adalah sebuah pipa yang mempunyai
bagian yang menyempit. Sebagai contoh dari tabung venturi adalah: venturimeter, yaitu alat yang
dipasang di dalam suatu pipa yang berisi fluida mengalir, untuk mengukur kecepatan aliran fluida
tersebut. Ada dua mecam venturimeter, yaitu: venturimeter tanpa monometer dan venturimeter
dilengkapi dengan monometer. Dalam hal ini yang kita pelajari venturimeter tanpa manometer (lihat
gambar 11).

h1
v1 h2

Gb. 11 Tabung venturimeter

Jika selisih ketinggian pada titik (1) dan titik (2) adalah h, dan luas penampangnya masing-masing
A1 dan A2 maka kecepatan fluida dalam venturimeter adalah :

2.g .h
v1  2
 A1  ...................................................... (4.5)
  1
 A2 

Keterangan :
v1 = kecepatan fluida dalam venturimeter (m/s)
h = selisih ketinggian permukaan air pada tabung 1 dan 2 (m)
A1 = luas penampang pipa besar (m2)
A2 = luas penampang pipa kecil (m2)

c) Tabung Pitot
Tabung pitot adalah alat yang digunakan untuk mengukur kelajuan gas, yang terdiri dari suatu
tabung: tabung luar dengan dua lubang (1) dan tabung dalam dengan satu lubang (2) yang
dihubungkan dengan monometer. Aliran-aliran udara masuk melalui lubang (1) dan (2) menuju
monometer, sehingga terjadi perbedaan ketinggian h zat cair dalam monometer (air raksa, Hg).

Gb.12. Bagan sederhana Tabung Pitot


aliran gas/udara yang melalui tabung dalam semakin kekanan berkurang sehingga terhenti, ketika
sampai pada lubang (2), karena lubang tabung tegak lurus terhadap monometer, sehingga v2 = 0.
Beda ketinggian antara lubang (1) dan (2) dapat diabaikan, sehingga ha - hb = 0. Dengan
menggunakan persamaan Bernoulli sehingga dapat ditentukan kecepatan gas atau udara yang
melewati tabung Pitot.

d) Gaya angkat sayap pesawat terbang

Gb. 13 Gaya-gaya yang bekerja pada pesawat terbang


Ada empat macam gaya yang bekerja pada sebuah pesawat terbang yang sedang mengalami
perjalanan di angkasa (lihat gambar 13), di antaranya:
Gaya angkat (Fa), yang dipengaruhi oleh desain pesawat.
Gaya berat (W), yang dipengaruhi oleh gravitasi bumi.
Gaya dorong (fd), yang dipengaruhi oleh gesekan udara.
Gaya hambat (fg), yang dipengaruhi oleh gesekan udara.

Tinjau dengan hukum Bernoulli:


Laju aliran udara pada sisi atas pesawat (v2) lebih besar dibanding laju aliran udara pada sisi
bawah pesawat (v1). Maka sesuai dengan azas bernoulli, maka tekanan udara pada sisi bawah
pesawat (p1) lebih besar dari tekanan udara pada sisi atas pesawat (p2). Sehingga gaya angkat
pesawat semakin besar.
Syarat agar pesawat bis terangkat, maka gaya angkat pesawat (Fa) harus lebih besar dari gaya
berat (W=m.g), Fa > mg. Ketika sudah mencapai ketinggian tertentu, untuk mempertahankan
ketinggian pesawat, maka harus diatur sedemikian sehingga: Fa = mg.
Jika pesawat ingin bergerak mendatar dengan percepatan tertentu, maka: gaya dorong harus lebih
besar dari gaya hambat (fd > fg), dan gaya angkat harus sama dengan gaya berat, (Fa = mg). Jika
pesawat ingin naik/ menambah ketinggian yang tetap, maka gaya dorong harus sama dengan gaya
hambat (fd = fg), dan gaya angkat harus sama dengan gaya berat (Fa = mg).

LATIHAN BAB 8.

A. Soal Pilihan Ganda


1. Dalam SI, satuan tekanan Pa atau N/m2. Dimensi tekanan adalah….
a. [MLT-2] d. [ML-1T]
b. [MLT2] e. [ML-1T-2]
-1 2
c. [ML T ]
2. Tekanan udara luar di atas permukaan air danau 105 N/m2, massa jenis air 1 gram/cm3 dan g = 10 m/s2.
Tekanan yang dialami sebuah benda pada kedalaman 50 meter di bawah permukaan air danau ialah….N/m2
a. 1 x 105 d. 1 x 105
5
b. 1 x 10 e. 1 x 105
5
c. 1 x 10
3. Sebuah pompa hidrolik diameter silindernya masing-masing 8 cm dan 20 cm. Bila pengisap kecil ditekan
dengan gaya 500 N, maka gaya yang dihasilkan pengisap besar adalah….
a. 1250 N d. 500 N
b. 2500 N e. 200 N
c. 3125 N
4. Sebuah batu memiliki berat 30 N di udara dan 21 N di dalam air. Massa jenis batu tersebut ialah….g/cm3
a. 9 d. 1,43
b. 7,8 e. 0,3
c. 3,33
5. Sebuah benda bermassa 10 kg dan massa jenisnya 5 g/cm3 dicelupkan seluruhnya ke dalam air yang massa
jenisnya 1 g/cm3 . Jika g= 10m/s2, maka gaya ke atas yang dialami benda ialah….
a. 20 N d. 200 N
b. 50 N e. 500 N
c. 100 N
6. Peralatan di bawah ini menggunakan asas Archimedes, kecuali…..
a. Kapal selam d. hidrometer
b. Kapal laut e. pesawat terbang
c. Balon udara
7. Air mengalir pada suatu pipa yang diameternya berbeda dengan perbandingan 1: 2. Jika kecepatan air yang
mengalir pada pipa besar 40 m/s, maka besarnya kecepatan air pada pipa kecil ialah….m/s
a. 20 d. 120
b. 40 e. 160
c. 80
8. Sebuah bak berisi air setinggi 4 m. lubang kebocoran berada 0,8 m dari atas dasar bak. Maka kecepatan air
yang memancar dari lubang adalah…….
a. 4 m/s d. 10 m/s
b. 6 m/s e. 12 m/s
c. 8 m/s
9. Air terjun setinggi 20 m digunakan untuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Setiaap detik, air mengalir 10 m3.
Jika efisiensi generator 55% dan g= 10 m/s2, maka daya rata-rata yang dihasilkan (dalam kW)…
a. 110 d. 2500
b. 1100 e. 5500
c. 2200
10. Air mengalir melewati sebuah pipa venturimeter yang memiliki luas penampangA1 dan A2 masing-masing adalah
5 cm2 dan 4 cm2 dan g= 10 m/s2, beda tinggi permukaan air pada pipa vertikalnya 45 cm maka keceepatan air
yang memasuki pipa venturimeter ialah….
a. 3 m/s d. 9 m/s
b. 4 m/s e. 25 m/s
c. 5 m/s

B. Tes Praktek

Prinsip hukum archimides dan hukum dasar hidrostatika


1) Bahan
Benda padat: Balok aluminium dan kayu (volume= 8 cm 3);
Zat cair: gliserin dan minyak goreng.

2) Alat
Neraca timbangan pegas;
Stop wach;
Penggaris;
Tabung gelas.

3) Langkah kerja
1. Tuang zat cair (minyak goreng) dalam tabung gelas.
2. Ukur volume benda padat.
3. Catat massa benda diudara .
4. Hitung massa jenis benda.
5. Masukan benda dalam zat cair dalam tabung gelas.
6. Catat massa benda didalam zat cair.
7. Tentukan massa jenis zat cair dengan menggunakan
persamaan (2.1, 2.2 atau 2.4).
8. Ulangi langkah (2) sampai dengan (7) dengan benda padat
jenis lain.
9. Ulangi langkah (2) sampai dengan (8) untuk jenis zat cair
yang lain (gliserin).

4) Buatlah Kesimpulan dari percobaan kalian

Anda mungkin juga menyukai