a). Panjang
Panjang menyatakan jarak antara dua titik, misalnya panjang mistar adalah jarak
antara suatu titik di salah satu ujung mistar dengan titik di ujung mistar yang lain. Panjang
menggunakan satuan dasar SI meter (m). Satu meter standar (baku) sama dengan
1.650.763,73 kali panjang gelombang dalam vakum dari radiasi yang bersesuaian dengan
transisi atom krypton-86 (Kr86) di antara tingkat 2p10 dan 5d5. Untuk keperluan sehari-hari,
telah dibuat alat-alat pengukur panjang, seperti terlihat pada gambar-1.
Gambar-1. Mistar dan jangka sorong sebagai alat pengukur besaran panjang
Selain kilogram (kg), massa benda juga dinyatakan dalam satuan-satuan lain,
misalnya: gram (g), miligram (mg), dan ons untuk massa-massa yang kecil; ton (t) dan
kuintal (kw) untuk massa yang besar.
1 ton = 10 kw = 1.000 kg
1 kg = 1.000 g = 10 ons
c). Waktu
Waktu adalah selang antara dua kejadian atau dua peristiwa. Misalnya, waktu siang
adalah sejak matahari terbit hingga matahari tenggelam, waktu hidup adalah sejak
dilahirkan hingga meninggal. Satuan dasar SI untuk waktu adalah sekon (s). Satu sekon
standar bersesuaian dengan 9.192.631.770 kali periode radiasi yang dihasilkan oleh
transisi di antara tingkat hiperhalus atom Cesium- 133 (Cs 133). Berdasar jam atom ini, dalam
selang 300 tahun hasil pengukuran waktu tidak akan bergeser lebih dari satu sekon. Untuk
peristiwa-peristiwa yang selang terjadinya cukup lama, waktu dinyatakan dalam satuan-
satuan yang lebih besar, misalnya : menit, jam, hari, bulan, tahun, abad dan lain-lain.
1 hari = 24 jam
1 jam = 60 menit
1 menit = 60 sekon.
Sedangkan, untuk kejadian-kejadian yang cepat sekali bisa digunakan satuan
milisekon (ms) dan mikrosekon (µs). Untuk keperluan sehari-hari, telah dibuat alat-alat
pengukur waktu, misalnya stopwatch dan jam tangan seperti terlihat pada gambar-3.
3. Konversi Satuan
5. Besaran Tekanan :
1 atm = 76 cmHg 6. Besaran Gaya :
= 1,013 . 105 N/m2
= 1013 mili bar 1 lb.f = 4,448 N
= 14,7 lb/in2 1 dyne = 10-5 N
1 Pa = 1 N/m2 1 kgf = 9,807 N
1 bar = 106 dyne/cm2
= 105 Pa
1 torr = 133,3 Pa
Tabel 2
Awalan-awalan dalam sistem metrik yang digunakan dalam SI
Faktor Awalan Simbol Faktor Awalan Simbol
10 18 eksa E 10-1 Desi d
1015 peta P 10-2 Centi c
1012 tera T 10-3 Mili m
109 giga G 10-6 Mikro µ
106 mega M 10-9 Nano n
103 kilo k 10-12 Piko p
102 hekto h 10-15 Femto f
101 deka da 10-18 Atto a
4. PENGUKURAN
2. Hasil Pengukuran
Pengukuran tunggal dalam kegiatan eksperimen sebenarnya dihindari karena
menimbulkan ketidakpastian yang sangat besar. Namun, ada alasan tertentu yang
mengharuskan sehingga suatu pengukuran hanya dapat dilakukan sekali saja. Misalnya,
mengukur selang waktu kelahiran bayi kembar, atau mengukur kecepatan mobil yang
lewat.
Bagaimana menuliskan hasil pengukuran tunggal tersebut? Setiap alat memiliki
skala terkecil yang memberikan kontribusi besar pada kepresisian pengukuran. Skala
terkecil adalah nilai atau hitungan antara dua gores skala bertetangga. Skala terkecil pada
mistar adalah 1 mm.
Umumnya, secara fisik mata manusia masih mampu membaca ukuran hingga skala
terkecil tetapi mengalami kesulitan pada ukuran yang kurang dari skala terkecil.
Pembacaan ukuran yang kurang dari skala terkecil merupakan taksiran, dan sangat
berpeluang memunculkan ketidakpastian. Mengacu pada logika berfikir demikian, maka
lahirlah pandangan bahwa penulisan hasil pengukuran hingga setengah dari skala
terkecil. Tetapi ada juga kelompok lain yang berpandangan bahwa membaca hingga skala
terkecil pun sudah merupakan taksiran, karena itu penulisan hasil pengukuran paling teliti
adalah sama dengan skala terkecil. Berapa panjang logam yang terlihat pada gambar-4?
Skala terkecil mistar pengukurnya adalah 0,1 cm. Menurut kelompok pertama, panjang
logam dapat dituliskan 8,65 cm. Tetapi menurut kelompok kedua panjang logam hanya
dapat ditulis 8,6 cm atau 8,7 cm.
3. Angka Penting
Penulisan angka nol pada angka penting, ternyata memberikan implikasi yang amat
berharga. Untuk mengidentifikasi apakah suatu angka tertentu termasuk angka penting
atau bukan, dapat diikuti beberapa kriteria di bawah ini:
a. Semua angka bukan nol termasuk angka penting.
Contoh: 2,45 memiliki 3 angka penting.
b. Semua angka nol yang tertulis setelah titik desimal termasuk angka penting.
Contoh: 2,50 memiliki 3 angka penting
16,00 memiliki 4 angka penting.
c. Angka nol yang tertulis di antara angka-angka penting (angka-angka bukan nol), juga
termasuk angka penting.
Contoh: 207 memiliki 3 angka penting
10,50 memiliki 4 angka penting
d. Angka nol yang tertulis sebelum angka bukan nol dan hanya berfungsi sebagai
penunjuk titik desimal, tidak termasuk angka penting.
Contoh: 0,5 memiliki 1 angka penting
0,0860 memiliki 3 angka penting
Berikut beberapa contoh penulisan hasil pengukuran dengan memperhatikan angka
penting:
a. Satu angka penting : 2; 0,1; 0,003; 0,01 x 10 -2
b. Dua angka penting : 1,6; 1,0; 0,010; 0,10 x 10 2
c. Tiga angka penting : 101; 1,25; 0,0623; 3,02 x 10 4
d. Empat angka penting : 1,000; 0,1020; 1,001 x 10 8
5. VEKTOR
Besaran skalar adalah besaran fisika yang hanya memiliki besar. Besaran vektor
adalah besaran fisika yang memiliki besar dan arah. Perpindahan adalah perubahan posisi
dari suatu titik.
Resultan beberapa vektor sejenis adalah suatu vektor yang mempunyai akibat yang
sama dengan akibat semua vektor itu.
/ R/ / A/ / B/
arahnya :
sin sin 2 sin1
B. Cara segitiga vektor.
a. Penjumlahan dua vektor
Sifat-sifat vektor.
1. A + B = B + A Sifat komutatif.
2. A + ( B + C ) = ( A + B ) + C Sifat assosiatif.
3. a ( A + B ) = a A + a B
4. / A / + / B / / A + B /
C. Keadaan istimewa
Dua vektor yang membentuk sudut 0 o
vY
v X / /=/ /+/B / v
Arahnya R sama dengan arah kedua vektor
Dua vektor yang membentuk sudut 180o
/ R / = / A / - / B / jika / A / > / B /
Arahnya R sama dengan arah vektor A
/ R / = / B / - / A / jika / A / < / B /
Arahnya R sama dengan arah vektor B
Dua vektor yang saling tegak lurus.
/R/=
/ A/ / B / 2
2
/B/
arah R : tg =
/ A/
D. Penguraian sebuah vektor.
/ v X / / v / cos
/ vY / / v / sin
/v / / v X / 2 / vY / 2
2. Cara polygon
v adalah
R
b. Cara analitis.
Masing-masing vektor diuraikan menjadi komponen-komponen vektor searah sumbu x dan
sumbu y dari sistem koordinat Cartesius.
B. Soal Praktek
1. Alat
Mistar 30 cm
Jangka sorong
Mikrometer skrup Neraca lengan (neraca Ohaus)
2. Bahan
Balok kayu, jangan terlalu besar
Lembaran plat atau kertas dengan berbagai ketebalan
3. Langkah kerja
A. Mengukur Volume Balok
a. Memenggunakan mistar
1. Ukur panjang, lebar, dan tinggi balok menggunakan mistar.
Panjang = .............. cm
Lebar = .............. cm
Tinggi = .............. cm
2. Volume balok = panjang x lebar x tinggi.
Berdasar hasil langkah 1, tentukan volume balok. Perhatikanaturan pengoperasian
angka penting.
Volume balok = ...............
b. menggunakan jangka sorong:
1. Ukur panjang, lebar, dan tinggi balok menggunakan jangkasorong.
Lakukan prosedur di atas untuk mengukur panjang, lebar, dantinggi balok.
Panjang = .............. cm
Lebar = .............. cm
Tinggi = .............. cm
2. Volume balok = panjang x lebar x tinggi.
Berdasar hasil langkah 1, tentukan volume balok. Perhatikanaturan pengoperasian
angka penting.
Volume balok = ...............
Bandingkan pengukuran volume balok menggunakan mistar danmenggunakan jangka
sorong, manakah yang lebih presisi (teliti)?Mengapa? Berikan penjelasan!
* Perpindahan dari x1 ke x2 = x2 - x1 = 7 - 2
= 5 (positif)
* Perpindahan dari x1 ke X3 = x3 - x1 = -2 - ( +2 )
= -4 ( negatif )
GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN ( GLB )
Gerak lurus beraturan ialah gerak dengan lintasan serta kecepatannya selalu tetap.
KECEPATAN ( v ) ialah besaran vektor yang besarnya sesuai dengan perubahan lintasan
tiap satuan waktu.
KELAJUAN ialah besaran skalar yang besarnya sesuai dengan perubahan lintasan tiap
satuan waktu.
Pada Gerak Lurus Beraturan ( GLB ) berlaku rumus : x=v.t
dimana : x = jarak yang ditempuh ( perubahan lintasan )
v = kecepatan
t = waktu
Grafik Gerak Lurus Beraturan ( GLB )
a. Grafik v terhadap t
Kita lihat grafik di samping : dari rumus x = v . t, maka :
t=1 det, x = 20 m
t=2 det, x = 40 m
t=3 det, x = 60 m
t=4 det, x = 80 m
Kesimpulan : Pada grafik v terhadap t, maka besarnya perubahan lingkaran benda
( jarak ) merupakan luas bidang yang diarsir.
b. Grafik x terhadap t.
x
Kelajuan rata-rata dirumuskan : v
t
Kesimpulan : Pada Gerak Lurus beraturan kelajuan rat-rata selalu tetap dalam
selang waktu sembarang.
1
a > 0; x = vot + 1
2
a < 0; x = vot + 2 at2
at2
GRAFIKNYA BERUPA ‘PARABOLA”
Rumus GLBB : vt = g . t
1
y= 2 g t2
Rumus GLBB : vt = vo + gt
1
y = vot + 2 gt2
Rumus GLBB : vt = vo - gt
1
y = vot - 2 gt2
y = jarak yang ditempuh setelah t detik.
Syarat - syarat gerak vertikal ke atas yaitu :
a. Benda mencapai ketinggian maksimum
jika vt = 0
b. Benda sampai di tanah jika y = 0
A. Pilihan Ganda
1. Seorang berwisata naik mobil dari kota A menuju kota C dengan melewati kota B seperti diperlihatkan
pada gambar. Perpindahan dan jarak yang ditempuh mobil adalah…..
30 km
A. 40 km ; 70 km D. 70 km ; 50 km
B. 30 km ; 70 km E. 70 km ; 40 km 40 km
C. 50 km ; 70 km
2. Sebuah sepeda motor bergerak dengan kecepatan 5 m/s dipercepat beraturan hingga kecepatannya
menjadi 15 m/s. Jarak yang ditempuh dalam selang waktu tertentu 100 m, maka waktu yang dimaksud
adalah….
A. 2 s D. 10 s
B. 5 s E. 12 S
C. 8 s
3. Sebuah mobil yang mula-mula diam dipercepat 4 m/s 2. Waktu yang diperlukan oleh mobil untuk
menempuh jarak 32 m adalah…..
A. 4 s D. 32 s
B. 8 s E. 128 s
C. 16 s
4. Gabungan dari gerak lurus beraturan (GLB) dan gerak jatuh bebas (GJB) akan menghasilkan
A. GLB
B. GLBB
C. Gerak Jatuh Bebas
D. Gerak Parabola
E. Gerak melingkar
5. Geraksebuahmobilmenghasilkangrafikkecepatan(V) V(m/s
terhadapwaktu(t)yang diperlihatkanpadagambardi samping 16 )
Berapakah jarak yang ditempuh mobil selama 4 sekon tersebut8
A. 12
B. 36
t(s)
C. 48 4
D. 60
E. 72
(3) v(ms–1)
7. GambardisampingmelukiskanperjalanandariAkeCmelaluiB.JarakAB40km ditempuhdalamwaktu0,5
jam,jarakBC30km ditempuhdalam waktu2jam. Besarkecepatan rata-rataperjalananitu adalah…
A. 95 kmjam–1 C
B. 48 kmjam–1
C. 35 kmjam–1
D. 28 kmjam–1
E. 20 kmjam–1 A B
8. Seorang pengendara mobil melaju dengan kecepatan 20 m/s .Ketika melihatada "polisi
tidur"didepannya dia meng-injak remdanmobil berhenti setelah 5sekon , maka jarak yang
ditempuhmobil adalah....
A. 50 m D. 200 m
B. 100 m E. 250 m
C. 150 m
B. TUGAS PRAKTEK
1. Sebuah bola dilempar ke atas sampai mencapai ketinggian tertentu, kemudian bola bergerak
ke bawah. Pengamatan terhadap kegiatan tersebut menghasilkan data pada tabel di bawah ini.
R P
Misalkan sebuah titik bergerak satu putaran dari P kembali lagi ke P. titik tersebut
menempuh jarak satu putaran (2R) dan waktu yang ditempuh satu putaran adalah T
( periode), maka besar kecepatan linier dapat dirumuskan sebagai :
jarak
v
waktu
2R
v
T
Dengan :
R = Jari-jari lingkaran (m)
T = Periode (detik)
v = Kecepatan linier (m/det)
Banyaknya putaran setiap detik pada gerak melingkar beraturan disebut frekuansi
(f). bila untuk satu putaran diperlukan waktu satu T detik, maka frekuensi gerak melingkar
1
itu adalah : f
T
Dengan : f = Frekuensi (Hz)
Dalam bidang teknik sering ditulis n (banyaknya putaran per satuan waktu), dan
satuan yang dipakai adalah rpm (rotasi per menit).
Bila nilai 1/T diganti dengan f maka akan diperoleh :
v 2fR
c. Kecepatan sudut
v2 Gambar 1-7
v1
Dalam gerak melingkar ,besarnya sudut yang ditempuh oleh jari - jari R di sebut
kecepatan sudut atau kecepatan anguler.
Kecepetan sudut diberi lambang (dibaca omega)
2
T
atau :
2f
Dengan :
= kecepatan sudut (rad / det).
Contoh soal :
Sebuah benda bergerak melingkar beraturan dengan jari-jari lingkaran 0,25 m. Dalam 5
detik dilakukan 10 gerak melingkar. Tentukanlah :
a. Perioda dan frekuensi gerak melingkar itu. !
b. Kecepatan liniernya !
c. Kecepatan angulernya !
Penyelesaian :
Diketahui :
R = 0,25 m
t = 5 det
Jumlah putaran = 10 put
Ditanya : a. T dan f
b. v
c. ω
Jawab :
5 det
a. T 10 put 0,5 det
1 1
f 2,0 put / det
T 0,5
b. v 2fR
= 2 x 3,14 x 2,0 x 0,25 = 3,14 m/det
c. v .R
v 3,14
12,56rad / det
R 0,25
v
v Q
v
R v
R P`
Gambar 1-8
Arah kecepatan di titik P dan Q berbeda. Demikian pula di titik- titik lain yang
berbeda akan berbeda pula arah kecepatannya.
Arah kecepatan linier yang tidak tetap disebabkan oleh adanya percepatan, yang
arahnya menuju ke pusat lingkaran. Percepatan ini disebut percepatan sentripetal (a sp).
Besarnya percepatan sentripatal adalah :
v2
a sp
R
Dengan :
asp = percepatan sentripetal ( m / det2 )
Dengan mengingat persamaan v R , maka persamaanny a menjadi :
(R ) 2
atau a sp R
2
a sp
R
Atau
4 2
a sp R
T2
2. Gaya sentripetal
Pada saat mobil bergerak pada tikungan jalan, gaya menuju ke dalam adalah gaya
gesekan jalan pada ban mobil. Gaya percepatan sentripetal disebut gaya sentripetal.
Untuk memahami gaya sentripetal anda harus mengidentifikasi komponen-komponen
yang berkaitan dengan gaya yang menyebabkan percepatan. Anda dapat menuliskan
hukum II Newton dengan cara sebagai berikut:
Fsp = m.asp
atau :
v2
Fsp m
R
Dengan :
Fsp = gaya sentripetal (N)
m = massa benda (kg)
Persamaan diatas dapat ditulis :
a sp 2 R
3. Gaya sentrifugal
Setiap gaya aksi berpasangan dengan gaya reaksi yang besarnya sama, arahnya
saling berlawanan. Sebagai contoh lempar martil, gaya sentripetal yang dilakukan oleh
rantai pada bola, dan itu mengakibatkan percepatan arahnya ke pusat lingkaran yang
menimbulkan bola tetap bergerak melingkar pada orbitnya. Gaya reaksi arah ke luar,
dilakukan oleh bola pada tali. Tali memindahkan gaya tersebut pada tangan seorang yang
berolahraga lempar martil, karena gaya tersebut arahnya menjauhi pusat lingkaran disebut
gaya sentrifugal.Gaya sentripugal besarnya sama dengan gaya sentripetal, tetapi arahnya
berlawanan :
v2
Fsf m. 2 .R m
R
1. Pemindahan gerak roda pada dua roda yang satu poros (sepusat)
Kedua roda tersebut memiliki periode (T) atau frekwensi (f), (T 1 =.T2 atau f1 = f2).
Dengan demikian kedua roda memiliki kecepatn sudut sama.
Gambar 1-11
ω1 = ω 2
atau
v1 v
2
R1 R2
Contoh soal :
Pada poros atau as A terdapat dua buah roda, yaitu roda B dan roda C. Jika diketahui R A =
5 cm , RB 15 cm, RC 25 cm dan kecepatan linier poros A = 20 cm/dt .Berapa kecepatan
linier pada roda B da C ?
Penyelesaian :
Diketahui : RA = 5cm
RB = 15 cm
RC = 25 cm
vA = 20 cm/dt
Ditanya : vB dan vC ?
vA v
Jawab : B
R A RB
20 v B
5 15
20 x15
vB 60cm / dt
5
vB v
C
RB RC
60 vC 60 x 25
vC 100cm / dt
15 25 15
R2
R1
Untuk dua buah roda gigi yang berpasangan dengan R 1 dan R2 yang tidak sama,
maka jumlah gigi pada kedua roda juga tidak sama. Hubungan perbandingan R, Z, dan f
pada kedua roda gigi adalah sebagai berikut :
f 1 R2 Z 2
f 2 R1 Z 1
Dengan :
f1dan f2 = frekuensi pada roda gigi 1 dan roda gigi 2 (Hz atau put/det)
R1 dan R2 = jari-jari pada roda 1 dan ropda 1 (m)
Z1 dan Z2 = jumlah gigi pada roda gigi1 dan roda gigi 2
Contoh soal :
Dua buah roda gesek A dan B saling bersinggungan, sehingga bila A berputar maka
B pun ikut berputar. Jari-jari roda A = 10 cm dan B = 5 cm . Jika frekuensi roda A = 9 Hz ,
hitunglah kecepatan sudut roda gesek A dabn B ?
Penyelesaian : RA = 10 cm
RB = 5 cm
fA = 9 Hz
ωA = 2fA = 2 x 9 = 18 rad/dt
karena A dan B bersinggungan, maka :
v A vB
A .R A B .R B
18 .10 B .5
18 .10
B 36rad / dt
5
2. Pemindahan gerak pada dua roda yang dihubungkan dengan sabuk, tali
atau rantai
Untuk roda-roda yang dihubungkan dengan sabuk ,tali atau rantai maka besar dan
arah kecepatan lineirnya adalah sama.
v1 v 2
1 .R1 2 .R2
Gambar 1-13
Contoh soal :
Gambar dibawah ini menunjukan roda satu dan roda dua dihubungkan dengan
rantai. roda dua dan roda tiga mempunyai satu poros dan saling melekat satu sama lain.
diketahui R1 50 cm, R2 30 cm dan R3 80 cm. ika roda 3 berputar 120 rpm hittunglah
kecepatan roda satu !
Penyelesaian:
Diketahui: R1 = 50 cm
R2 = 30 cm
R3 = 80 cm
f3 = 120 rpm
f3 = 120 putaran/60 dt = 2 Hz
Ditanya : ω1 ?
A. Pilihan Ganda
A B
A. vA=2vB
B. vA =1/2 vB
C. C. vA=vB
D. ωA= ωB
E. ωA= 2 ωB
A. 6 kali semula B. 5 kali semula C. 4 kali semula D. 3 kali semula E. 2 kali semula.
6. Dari keadaan diam sebuah benda berotasi sehinggadalamwaktu1sekonbenda memilikikecepatan4 rad
s–1. TitikA berada pada bendatersebut, berjarak 4cm darisumbu rotasinya.Percepatan tangensialrata-
rata yangdialami titik A adalah …
A. 4,00 ms–2
B. 1,60 ms–2
C. 0,64 ms–2
D. 0,16 ms–2
E. 0,04 ms–2
7. Sebuah bendabergerak melingkar dengan kecepatan awal 4 rad/s danmengalami percepatansudut
0,5 rad/s2 makakecepatanbendapada detikkeempat adalah…
A. 4,0 rad/s B. 4,5 rad/s C. 5,0 rad/s D. 6,0 rad/s E. 8,0 rad/s
10. Sebuahbendategarberputardengankecepatansudut10rad/s.Kecepatanliniersuatutitikpadabendaberja-
rak 0,5 mdari sumbuputar adalah…
A. 10 m/s
B. 5m/s
C. 20 m/s
D. 10,5 m/s
E. 9,5m/s
B. Tugas
Pada dasarnya setiap benda bersifat lembam. Ini berarti bahwa benda itu
mempunyai sifat mempertahankan keadaannya. Bila benda itu sedang bergerak, maka
benda itu bersifat “ingin” bergerak terus. Demikian pula, bila benda itu tidak bergerak,
maka benda itu bersifat mempertahankan keadaannya, baik benda itu diam maupun
bergerak. Sifat lembam itu dapat dijelaskan dengan gejala-gejala berikut:
Con
Sifat kelembaman itu juga terasa pada kita sendiri pada waktu kita naik kendaraan,
misalnya mobil, bis, kereta api dan sebagainya. Bila mobil yang kita tumpangi sekonyong-
konyong direm, tubuh kita akan terdorong ke depan. Pada waktu kita berdiri di dalam
kereta api, tubuh kita akan terdorong ke belakang bila sekonyong-konyong kereta itu
bergerak maju.
Maka kesimpulan yang kita peroleh dari peristiwa di atas ialah setiap benda dalam
keadaan berhenti mempunyai kecenderungan untuk tetap diam; sedangkan bila benda
sedang bergerak, benda itu cenderung untuk bergerak terus. Sifat cenderung yang
demikian itulah yang diartikan sebagai kelembaman (inertia).Dari gejala-gejala tersebut Sir
Isaac Newton (1642-1727) menghasilkan hukum I tentang gerak atau hukum kelembaman
sebagai berikut:
“Setiap benda akan bergerak lurus beraturan atau diam, jika tidak ada resultan gaya yang
bekerja pada benda itu.”
Dari Hukum I Newton kita ketahui bahwa gaya total yang bekerja pada benda bisa
menimbulkan percepatan pada benda, yang ditandai dengan bergeraknya benda dari
keadaan diam. Yang menjadi pertanyaan adalah berapakah besarnya percepatan a yang
dihasilkan oleh sebuah gaya F pada sebuah benda bermassa m.
Sesuai dengan percobaan, secara lengkap Hukum II Newton berbunyi :
“Percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja pada sebuah benda
sebanding dan searah dengan resultan gaya, dan berbanding terbalik dengan massa
benda.”
Pada Hukum I Newton tersirat pengertian gaya secara kualitatif, sedangkan dalam Hukum
II Newton, gaya dapat mengubah gerakan benda secara kuantitatif.
Dari Hukum II Newton di atas, berarti besarnya gaya sebanding dengan percepatan,
maka Hk. II Newton diatas dapat ditulis dalam bentuk rumus, yaitu :
F
a atau F m.a …………….. (4.2)
m
Keterangan : F = gaya, satuan newton ( N )
a = percepatan, satuan m/s2
m = massa, satuan kg
Dari Hukum II Newton ini kita bisa menyimpulkan bahwa gaya sebesar 1 Newton
dapat menyebabkan percepatan sebesar 1 m/s 2 pada benda yang bermassa 1 kg atau
percepatan sebesar 2 m/s2 pada benda yang bermassa 1 kg dikenakan gaya 2 Newton.
Contoh soal 1
Sebuah mobil bermassa 300 kg didorong dengan gaya 150 N searah dengan
perpindahannya. Tentukan percepatan mobil tersebut !
Penyelesaian:
Diket : m= 300 kg
F = 150 N
ditanya : a = ?
jawab :
F = m.a
100 =3.a
150
a 0,5m / s 2
300
Jadi percepatan benda sebesar 0,5 m/s 2.
Contoh soal 2 :
Total gaya yang dihasilkan mesin pesawat Boeing 747 adalah sebesar 8,8x10 5 N. Massa
maksimum yang diijinkan pada pesawat jenis ini adalah 3,0x10 5 kg.
Tentukan:
(a). Berapakah percepatan maksimum yang mungkin selama pesawat lepas landas?
(b). Jika pesawat dari keadaan diam, seberapa cepat pesawat bergerak setelah 10 s?
Penyelesaian:
Diket : F = 8,8x105 N
m = 3,0x105 kg
v0 =0
ditanya : a). a =?
b). vt =?
jawab :
(a). Kita asumsikan bahwa satu-satunya gaya yang bekerja pada pesawat adalah
gaya sebesar 8,8 x 105 N, maka sesuai dengan HukumII Newton:
F 8,8 x10 5 N
a = 2,9 m/s2
m 3,0 x10 5 kg
(b). Kecepatan pesawat setelah 10 s kita hitung dengan persamaan :
vt = v0 + at
= 0 + 2,9 . 10
= 29 m/s
Gambar di bawah ini menunjukkan seorang anak yang duduk di papan yang beroda
menarik secara tidak langsung tali yang kuat pada sebuah dinding. Ia beserta papan yang
didudukinya itu bergerak ke arah dinding, padahal ia memberikan gaya yang arahnya
menjauhi dinding.
Gaya yang diberikan oleh anak tersebut untuk menarik tali disebut gaya aksi ( F )
sedangkan papan beroda bergerak sebagai akibatnya atau disebut gaya reaksi ( - F ).
Maka dapat dibuat kesimpulan: untuk setiap aksi terdapatlah reaksi yang besarnya sama
dan arahnya berlawanan, yang selanjutnya disebut sebagai Hukum III Newton dan
selengkapnya berbunyi :
”Apabila suatu benda mengerjakan gaya pada benda lain, maka benda yang ke dua ini
mengerjakan pada benda pertama gaya yang sama besarnya tetapi arahnya berlawanan.”
Bunyi Hukum III Newton tersebut di atas jika dituliskan dalam bentuk matematis
dirumuskan :
A. Jenis-jenis Gaya
a. Gaya Gravitasi
Gelileo menyatakan bahwa benda-benda yang dijatuhkan di dekat permukaan
Bumi akan jatuh dengan percepatan yang sama ( percepatan grafitasi g ), jika
hambatan udara dapat diabaikan. Gaya yang menyebabkan percepatan ini
disebut gaya gravitasi. Sekarang kita terapkan hukum Newton kedua untuk gaya
gravitasi; dan untuk percepatan ( a ), kita gunakan percepatan ke bawah yang
disebabkan oleh gravitasi ( g ).Gaya gravitasi bekerja pada sebuah benda ketika
benda tersebut jatuh. Ketika benda berada dalam keadaan diam di Bumi, gaya
gravitasi padanya tidak hilang, sebagaimana bisa kita ketahui jika kita
menimbangnya dengan neraca pegas.
b. Gaya Normal
Jika kiat menyimpan sebuah balok di atas meja, ternyata balok langsung diam.
Kita tahu bahwa balok memiliki gaya berat w. Jika gaya yang bekerja pada balok
henya gaya berat tentu balok akan jatuh. Tidak jatuhnya balok j\karena adanya
gaya lain yang mengimbangvi gaya berat. Gaya lain ini diperoleh balok dari
mpermukaan meja yang earahnya ke atas m( tegak lurus bidang kontak ) Gaya
inilah yang disebut gaya normal ( N )
K
w
Keterangan :
N : gaya normal
K : gaya sentuh antara meja dengan balok
W : gaya berat
c. Gaya Gesek
Pada gambar (7) benda ditarik dengan gaya (F), gaya berat benda (w) dan
gaya yang timbulkan oleh bidang mendatar terhadap benda (P) garis kerjanya
berpotongan di satu titik. Benda belum ditarik fs = 0 dan ketika ditarik tapi belum
mencapai saat akan bergerak fs < s. N. Bila benda ditarik dengan gaya (F) makin
lama makin besar pula fs nya. Akhirnya fs mencapai harga maksimum yaitu s.
N, ketika benda tepat akan bergerak.
Apabila F diperbesar lagi benda mulai bergerak. Pada saat ini gaya gesekan
mulai berkurang. Gaya gesekan baru ini disebut gaya gesek kinetik (f k).
Jika benda ditarik oleh suatu gaya (F) yang menyebabkan benda tepat akan
bergerak, maka gaya geseknya disebut gaya gesek statis (f s). Gaya gesek statis
berbanding lurus dengan N, yang besarnya sama dengan s. N. Faktor s
disebut koefisien gesekan statis.
Jika dituliskan dalam bentuk rumus adalah :
fs = s . N ..................... ( 4.4 )
Sedangkan benda yang bergerak maka gaya geseknya disebut gaya gesek
kinetik (fk). Gaya gesek kinetik berbanding lurus dengan N, yang besarnya sama
dengan k. N. Faktor k disebut koefisien gesekan kinetik.
fk = k . N ..................... ( 4.5 )
Gaya gesek kinetik selalu lebih kecil dibandingkan dengan gaya gesek statis,
sehingga k < s.
Tinjaulah seorang siswa yang berada di dalam sebuah lift yang diam. Oleh karena
lift diam, percepatannya nol (a = 0), berarti berlaku keseimbangan gaya.
F m.a
N – mg = 0 dengan mg = w
F 0 , berarti N – w = 0 (secara vektor) sehingga besarnya,
N = w …............................................................. (3.4)
Sebagai acuan, gaya normal N dan gaya berat w ini disebut juga sebagai gaya
keseimbangan. Persamaan (3.4) juga berlaku jika lift bergerak dengan percepatan tetap ke
atas ataupun lift bergerak dengan percepatan tetap ke bawah.
Pada gambar (3), seorang siswa berada di dalam sebuah lift yang sedang bergerak ke
atas dengan percepatan a. Sebagai acuan, gaya-gaya searah dengan gerak lift adalah
positif dan yang berlawanan dengan arah gerak lift adalah negatif.
Seorang siswa berada di dalam sebuah lift yang sedang bergerak ke bawah dengan
percepatan a dengan menggunakan penalaran yang sama seperti saat lift bergerak ke
atas akan didapatkan berat beban (m.g) adalah positif dan gaya normal (N) adalah negatif.
Oleh karena gaya berat searah dengan arah gerak lift, sedangkan gaya normal
berlawanan, berlaku:
F m.a
mg - N = ma
N = mg – ma…………………………………………………..(3.7)
Atau
W’ = mg – ma…………………………………………………..(3.8)
Dari pembahasan di atas, diperoleh gaya-gaya searah dengan gerak lift adalah positif,
sedangkan gaya-gaya yang berlawanan arah dengan arah gerak lift adalah negatif.
Seperti yang ditunjukkan pada saat lift bergerak ke atas maka gaya normal (N) adalah
positif, sedangkan mg adalah negatif. Sebaliknuya, jika lift bergerak ke bawah, gaya mg
menjadi positif dan gaya normal (N) menjadi negatif.
Apabila lift bergerak dipercepat ke atas, gaya normal bertambah. Sebaliknya, gaya normal
akan berkurang pada saat lift bergerak dipercepat ke bawah. Apa yang akan terjadi jika lift
bergerak dipercepat ke atas atau ke bawah?
Contoh soal 3
Seseorang bermassa 50 kg berdiri di dalam lift yang sedang bergerak ke atas dengan
percepatan 5 ms-2. Jika percepatan gravitasi bumi adalah g = 10 ms -2, berapakah gaya
tekan kaki orang tersebut pada alas lift itu?
Penyelesaian:
Dengan menggunakan persamaan (3.5)
Diket :m = 50 kg
a = 5 m/s2
g = 10 m/s2
ditanya :F
jawab :
N = mg + ma
= (50 . 10) + (50. 5)
= 750 newton
Jadi, gaya tekan kaki orang tersebut pada alas lift adalah 750 newton.
1). Balok pada bidang miring yang licin dan diberi gaya ke atas sejajar dengan
bidang miring
F Besarnya percepatan pada sistem
dirumuskan :
F mg sin
mg.sin a ......(3.9)
m
2). Balok pada bidang miring yang licin dan bergerak turun seja -
jar dengan bidang miring
Besarnya percepatan pada sistem
dirumuskan :
F mg. sin
a …… ( 3.10 )
m
F
mg.sin
Contoh soal 4
Sebuah benda bermassa 5 kg diletakkan pada bidang miring yang licin dengan kemiringan
300 dan diberi gaya 30 N ke atas sejajar bidang miring. Jika grafitasi bumi di tempat
tersebut g = 10 m/s2, hitunglah percepatan benda tersebut !
Penyelesaian
Diket : =30o
m = 5 kg
F = 30 N
g = 10 m/s2
ditanya :a =?
jawab :
F mg sin
a =
m
30 5.10 sin 30
=
5
= 1 m/s2
Contoh soal 5
Sebuah balok bermassa 5 kg bergerak pada bidang miring yang licin dengan kemiringan
300 . Pada balok tersebut ternyata bekerja gaya 40 N ke bawah sejajar bidang miring
sehingga mengakibatkan balok bergerak turun. Jika grafitasi bumi di tempat tersebut g =
10 m/s2, hitunglah :
a). percepatan benda tersebut
b). waktu yang diperlukan tepat sampai tanah jika panjang bidang miring 2 m .
Penyelesaian
Diket : =30o
m = 1 kg
F = 10 N
g = 10 m/s2
st =2m
ditanya : a) a = ?
b) t = ?
jawab :
4
t2 =
3
= 1,14 detik
Perhatikan gambar (6)! Benda m1 dan m2 dihubungkan dengan seutas tali, dengan
m1>m2. Kemudian dihubungkan dengan sebuah katrol. Tali dianggap tidak ber massa dan
katrol dianggap licin.
Gambar7 : Katrol dengan dua beban
Oleh karena m1>m2, benda m2 bergerak ke atas. Kedua benda mempunyai nilai
percepatan sama. Balok m1 bergerak ke bawah sehingga untuk m1dengan arah ke bawah
g berharga positif.
Tinjau benda m1:
M1g –T = m1a T = m1g –m1a ……………………………................
Tinjau benda m2:
T – m2g = m2a T = m2g + m2a…………………………................….
Anggap tidak ada gesekan antara tali dan katrol sehingga gaya tegangan di mana-mana
adalah sama. Dari persamaan (3.15) dan (3.16) akan diperoleh :
m1g – m1a = m2g + m2 a
m1g – m2g = m1a + m2 a
(m1-m2)g =( m1+ m2)a
m1 m2
a .g
m1 m2
Jadi, percepatan yang dialami sistem memenuhi Persamaan .
Contoh soal 6
Dua balok m1=2 kg dan m2 = 5 kg dihubungkan dengan katrol. Tidak ada gesekan antara
m1 dan alasnya. Jika g =10 m s-2, tentukanlah:
(a). percepatan yang dialami oleh m1 dan m2
(b) tegangan tali (T)!
Penyelesaian
Diket : m1 = 2 kg
ditanya : m2 = 5 kg
g = 10 m s-2
ditanya : a). a = ?
b). T = ?
jawab :
a. Percepatan yang dialami m1 dan m2, karena m2 > m1 maka diperoleh:
Jadi untuk menghitung gaya tegangan tali boleh ditinjau sebuah benda saja karena
nilai kedua acuan akan sama.
Dua benda m1 = 2kg dan m2 = 3kg seperti pada gambar disusun dan ditempatkan
pada bidang datar licin. Jika benda m1 didorong dengan gaya F= 10 N, besarnya gaya
kontak antara benda m1 dan m2 adalah F1.2 atau F2.1. Kedua sama besar, hanya berlawanan
arah.
Keduanya merupakan gaya aksi-reaksi. Untuk lebih jelasnya, pelajari uraian berikut.
F 10 10
Tinjau sistem: a 2m / s 2
m1 m2 2 3 5
F2.1
= 10 – 4
=6N
Tinjau m2: F1.2 = m2 . a
=3 .2
=6N
Jadi, kedua gaya tersebut besarnya sama, hanya berlawanan arah sehingga dapat
dikatakan: F2.1 = -F1.2
3. Percepatanyang ditimbulkan oleh gayayang bekerja pada sebuah benda sebanding dengan besar gaya
itu danberbanding terbalik dengan massa ( mass ) benda, arah percepatan sama dengan arah resultan
gaya. Pernyataan
ini adalah .......
A. Hukum I Newton D. Gerak Lurus Berubah Beraturan
B. Hukum II Newton E. Gerak Lurus Beraturan
C. Hukum III Newton
4. Seseorang bermassa 50kg memanjatsebuah pohon durian hingga ketinggian 4 meter. Untuk
mencapaiketinggian itu orang tersebut memerlukan waktu 8
detik,makadayayangdibutuhkanorangtersebutagardapat memanjat pohon itu (g=10m/s-)adalah…
A. 20wattB. 200 watt C. 250 watt D. 2.500 watt E.25watt
8. A B C
. F
Tiga balok masing-masing bermassa A = 100 kg, B = 50 kg, dan C = 150 kg, dihubungkan dengan tali
dan bergerakpada bidang licin dengan percepatan 1,5 m/s 2. Hitunglah besar gaya F yang menarik
ketiga balok
A. 300 N D. 500 kg m/s2
B. 150 N E. 550 N
C. 450 N
9. Percepatanyang ditimbulkan oleh gayayang bekerja pada sebuah benda sebanding dengan besar gaya
itu danberbanding terbalik dengan massa ( mass ) benda, arah percepatan sama dengan arah resultan
gaya. Pernyataanini adalah .......
A. Hukum I Newton D. Gerak Lurus Berubah Beraturan
B. Hukum II Newton E. Gerak Lurus Beraturan
C. Hukum III Newton
10. Sebuah balok bermassa 50 kgmeluncur di atas bidang miring seperti
Terlihat pada gambar samping. Koefien gesek kinetis
diabaikan dan g = 10 m/s2. Berapa percepatan
benda selama meluncur?
A. 4 m/s2 D. 7 m/s2
2
B. 5 m/s E. 8 m/s2
300 C. 6 m/s2
B. Tugas
2. Jika gaya gravitasi bumi pada suatu tempat 1000 cm/s 2, berapa kg- kah
massa benda yang beratnya : (skor 25)
a). 20 N
b). 2,5 N
c) 5 N
3. Tentukan besarnya gaya normal yang bekerja pada balok diam bermassa 40 kg
diatas bidang datar seperti pada gambar. (skor 25)
F Jika g = 10 m/det2
N F = 50 N
a).
30 0
b). Jika g = 10 m/det2
F = 50 N
w
F
4. Sebuah balok yang beratnya 10 N terletak pada sudut kemiringan 30 0 terhadap garis
mendatar. Balok tersebut da;lam, keadaan diam, hitung: (skor 25)
a). Lukiskan gaya-gaya yang bekerja pada balok
b). tuliskan persamaan gaya-gaya yang bekerja pada belok
c). Berapa besarnya gaya normal
A. Uraian Materi
Usaha yang dilakukan pada sebuah benda oleh gaya tetap F, (baik besar maupun arahnya) didefinisikan
sebagai hasil kali besar perpindahan s,dengan komponen gaya yang sejajar dengan perpindahan itu. Dalam
bentuk persamaan, kita dapat ditulis W = F. s
Dengan W = Usaha yang dilakukan gaya (Nm)
F = Gaya yang bekerja pada benda (N)
S = Jarak perpindahan (m)
JIka F membentuk sudut terhadap arah perpindahannya (s), besar usaha yang dilakukan dapat ditulis:
W = F x s cos
Seperti yang telah kita lihat dalam SI, usaha diukur dalam Nm. Dalam sistem cgs, usaha diukur dalam satuan
erg, dan 1 erg = 1 dyne.cm. Gaya yang diberikan kepada sebuah benda belum tentu menghasilkan usaha.
Sebagai contoh, jika Anda mendorong tembok, Anda seolah-olah tidak melakukan usaha terhadap tembok
tersebut. Anda mungkin menjadi lelah (karena membebaskan energi melalui otot), namun karena gaya yang
Anda berikan masih lebih kecil dari gaya tahan tembok, maka tembok tetap tidak bergerak (s = 0 dan W = 0).
Contoh Soal :
Sebuah peti dengan massa 50 kg ditarik ke kanan pada lantai datar dengan gaya 100 N, yang membentuk
sudut 30o, dan bergeser sejauh 2 meter. Jika gaya gesek lantai yang terjadi (F ges) 50 N, hitunglah usaha yang
dilakukan masing-masing gaya yang bekerja pada peti, dan usaha total pada peti itu!
Penyelesaian
2. DAYA
Misalkan Anda mengangkat kotak bermassa 30 kg dari lantai ke atas meja yang tingginya 2 m. Untuk
melakukan hal ini Anda memerlukan waktu 4 s, sementara teman Anda melakukan hal yang sama dalam
waktu 2 s. Usaha yang Anda lakukan dan yang dilakukan teman Anda sama, tetapi karena teman Anda dapat
melakukan usaha dalam waktu yang lebih singkat. Usaha tiap satuan waktu disebut daya. Dengan kata lain
daya adalah cepatnya energi dipindahkan. Sesuai pengertian tentang daya tersebut, daya P dapat dihitung
dengan membagi usaha dengan waktu, atau
W
P
t
Dalam SI daya diukur dalam satuan joule/detik atau J/s yang disebut watt (W). Misalnya, berat segelas air
sekitar 3 N. Jika Anda mengangkatnya dari meja ke mulut Anda yang jaraknya 0,5 meter dalam waktu 1 detik,
maka daya yang Anda keluarkan adalah P = W/t = F.s/t = (3 N x 0,5 m) : 1 s = 1,5 watt.
Contoh Soal
Sebuah motor listrik digunakan untuk mengangkat beban 1,20 104 N setinggi 9 meter dalam waktu 15 detik.
Berapakah daya motor listrik itu?
Penyelesaian :
W F.s 1,20 x 10 4 x 9
P 7,20 x 10 3 W 7,20 kW
t t 15
3. ENERGI
a. Uraian materi
Dalam percakapan sehari-hari, kita menggunakan kata “energi” dalam banyak hal. Seorang
anak yang berlarian dan bermain kesana kemari tanpa kenal lelah sering kita katakan penuh dengan
energi. Kita sering pula menyebut “krisis energi” bila membicarakan berkurangnya sumber-sumber
minyak dan gas alam. Kita akan mendiskusikan berbagai bentuk energi dan cara-cara pengubahan
energi dari satu bentuk ke bentuk lain. Energi secara sederhana didefinisikan sebagai “kemampuan
untuk melakukan usaha”.
1. Seorang atlet melontarkan bola tolak peluru bermassa 4,2 kg dengan kelajuan 12 m/s. Berapakah
energi kinetik benda itu? Berapakah usaha yang dilakukan atlet itu?
Penyelesaian
Ek =1/2. m.v2 = ½ .4,2 kg. (12m/s)2 =302,4 Joule.
Sesuai prinsip energi usaha, usaha sama dengan perubahan energi kinetik, sehingga W =
302,4 J.
2. Mobil yang bergerak dengan kelajuan 60 km/jam direm, dan berhenti pada jarak 20 m. Berapakah
jarak berhentinya mobil itu,jika bergerak dengan kelajuan 120 km/jam? (Gaya pengereman pada
sebuah mobil relatif tetap.)
Penyelesaian
Karena gaya pengereman tetap, usaha yang diperlukan untuk memberhentikan mobil itu sebanding
dengan perpindahannya. Kita terapkan prinsip usaha energi, dengan memperhatikan bahwa F dan
s berlawanan arah, dan kelajuan akhir mobil itu nol.
F S = - ½ mv12
Kita lihat, ternyata v= 2 v0 maka s= 4 s0. Jadi jika kelajuan awal mobil itu menjadi 2 kali, jarak
berhentinya menjadi 4 kali atau 80 meter.
Kita telah membahas bahwa benda dapat memiliki energi karena gerakan benda itu. Namun benda
juga dapat memiliki energi potensial, yakni energi yang berkaitan dengan gaya yang bergantung
pada posisi benda atau susunan benda.
Contoh yang paling umum energi potensial adalah energi potensial gravitasi. Bata yang terletak pada
ketinggian tertentu dari tanah (katakanlah di atas atap rumah) memiliki energi potensial (EP)gravitasi
karena posisi relatif benda ini terhadap Bumi. Bata tersebut memiliki kemampuan untuk melakukan
usaha, dan usaha ini munculpada saat benda itu jatuh ke tanah.
Marilah kita cari EP gravitasi pada benda di dekat permukaan Bumi. Anda lihat Gambar 6. Untuk
mengangkat benda bermassa m, gaya ke atas yang harus dikerahkan sedikitnya harus sama dengan
berat benda, mg. Usaha untuk mengangkat beban setinggi h (arah ke atas kita pilih positif) adalah
W= Fs = mgh
Jika benda tersebut jatuh bebas, maka usaha oleh gravitasi:
W = mgh ……………………………………....(1)
Sesuai pengertian kita tentang energi sebagai kemampuanmelakukan usaha, akhirnya kita dapat
mendefinisikan energi potensial gravitasi sebuah benda sebagai perkalian berat benda, mg, dan
ketinggian h dari titik acuan tertentu (misalnya tanah):
EPgrav=mgh …………………………...................(2)
Semakin tinggi sebuah benda dari tanah, semakin besar EP gravitasi yang dimilikinya.
Contoh soal
Sebuah mobil 2000 kg bergerak dari titik A ke titik B, dan kemudian ke titik C pada Gambar 7.
a. Berapakah EP gravitasi di B dan C relatif terhadap titik A?
b. Berapakah petrubahan EP bila mobil itu bergerak dari B ke C ?
Penyelesaian
a. Kita ambil arah ke atas sebagai arah positif dan kita ukur ketiggian dari titik A (h= 0). Maka hB = 10
m.
EP B = mghB = 2000 X 9,8X10 =1,96 X 105 J
Karena titik C di bawah A, maka hC = -15 m, dan
EPC = mghC = 2000 X 9,8 X 15 =2,94 X 105 J
b. Perubahan EP bila mobil bergerak dari B ke C:
EPC+EPB = mghC+ mghB = 2,94 X 105+1,96 X105= 4,90 X 105 J
EP gravitasi mengecil sebesar 4,90 x 10 5 J.
Pegas memiliki EP saat dirapatkan (atau direnggangkan),karena saat dilepaskan pegas itu dapat
menghasilkan usaha pada bola, seperti Gambar 8 . Semakin besar pegas dirapatkan (atau
direnggangkan) dari posisi biasanya, semakin besar gaya yang diperlukan. Dengan kata lain besar
gaya yang diperlukan untuk memampatkan (atau merenggangkan) pegas, F, sebanding dengan
perubahan panjang pegas, x; atau kx F dengan k suatu konstanta yang disebut konstanta pegas.
Pegas tersebut mengerahkan gaya yang besarnya sama, namun arahnya berlawanan,
F= k . x
EP pegas=1/2 kx2
Hal yang sama juga berlaku untuk pegas yang terenggang.
w hB
LATIHAN BAB 4
30
a. 25 d. 50√3
b. 25√3 50 cm e. 100
c. 50
4. Benda bergerak vertical ke atas, pernyataan yang benar berkaitan dengan gerak benda vertical ke atas
adalah….
a. Energy kinetic tetap d. Energi kinetic berkurang
b. Energi potensial tetap e. Energi potensial berkurang
c. Energi kinetic bertambah
5. Energi kinetic suatu benda 2,5 kJ, bila kecepatan benda 90 km/jam. Massa benda adalah…
a. 8 kg d. 36 kg
b. 16 kg e. 40 kg
c. 24 kg
6. Benda bermassa m dan kecepatannya v memiliki energy kinetic Ek. Jika massa benda dibuat dua kali
semula, dan kecepatannya menjadi dua kali semula, maka energy kinetic benda menjadi…..
a. 0,5 kali semula d. 6 kali semula
b. 2 kali semula e. 8 kali semula
c. 4 kali semula
7. Sebuah benda berada pada ketinggian 25 m dari tanah. Jika g= 10 m/s 2, maka besarnya massa benda agar
memiliki energy potensial 3 kJ adalah….
a. 18 kg d. 6 kg
b. 12 kg e. 4 kg
c. 8 kg
8. Sebuah peluru besar massa 250 gram ditembakkan vertical ke atas dengan kecepatan awal 20 m/s.Jika g =
10 m/s2, maka energy potensial pada saat di titik puncak adalah….J
a. 200 d. 50
b. 100 e. 25
c. 75
9. Sebuah pemanas air menghasilkan energi sebesar 18.000 J dalam waktu 3 menit. Daya alat pemanas listrik
tersebut adalah…..watt
a. 25 d. 100
b. 35 e. 175
c. 50
10. Sebuah Derek mengeluarkan daya sebesar 25 kWatt, untuk mengangkat beban 500 kg setinggi 16 m dalam
waktu 4 detik. Jika g= 10 m/s2, maka efisiensi Derek adalah….
a. 90 % d. 60 %
b. 80 % e. 40 %
c. 75 %
B. Soal Essay
1. Berapakah usaha yang dilakukan oleh gaya gravitasi, bila sebuah benda bermassa 25 kg jatuh dari
ketinggian 3,5 m? (scor 10)
2. Seutas tali digunakan untuk menarik kotak melintasi lantai sejauh 15,0 m. Talii ditarik dengan sudut 45,0 o
terhadap lantai, dan bekerja gaya sebesar 628 N. Berapakah usaha yang dilakukan gaya tersebut? ( scor
20 )
3. Seorang pekerja mendorong kotak yang beratnya 93 N yanterletak pada bidang miring. Orang itu
mendorong kotak ke arah mendatar dengan gaya 85 N, seperti Gambar 4.
A. Uraian Materi
a) Pengertian Momentum
Momentum adalah ukuran kesukaran untuk memberhentikan suatu benda yang sedang
bergerak.Momentum dilambangkan p didefinisikan sebagai hasil kali massa m dan kecepatan v.
p m.v
Momentum merupakan besaran vektor yang memiliki besar dan arah. Arah momentum adalah searah
dengan arah kecepatan. Satuan momentum dalam SI adalah kgms 1 .
Contoh 1:
Bola Menumbuk dinding dengan kecepatan V kemudian oleh dinding dipantulkan dengan besar kecepatan
yang sama dalam arah tegak lurus. Tentukan perubahan momentum bola.
Jawab :
∆p = p akhir- p awal
p m v mv
p 2mv
Jadi perubahan momentum bola 2mv
b) Pengertian Impuls
Impuls I didefinisikan sebagai hasil kali gaya F dengan selang waktu singkat bekerjanya gaya pada benda
∆t. Secara matematika dapat ditulis:
I F .t
Impuls merupakan besaran vektor. Arah impuls adalah searah dengan arah gaya.
Satuan impuls= satuan gaya × satuan waktu = N . s = (kg m s -2).s= kg m s -1.
Satuan impuls N . s sama dengan satuan momentum kg m s -1.
Hal ini berarti ada hubungan antara impuls dengan momentum. Perhatikan contoh berikut:
Sebuah benda bermasa m dipukul dengan gaya F yang berlangsung dalam waktu singkat ∆t, sehingga
dapat mengubah.kecepatan benda dari v1 menjadi v2, seperti gambar di atas.
Menurut hukum II Newton:
m.v2 v1
F m.a sehingga diperoleh hubungan: I F .t mv2 mv1
t
I P Atau F .t P
Contoh 2:
Dalam permainan softball, sebuah bola bermassa 150 gram dilempar mendatar ke timur dengan kelajuan 10
m/s. Setelah dipukul bola bergerak ke barat dengan kelajuan 15 m/s. Kayu pemukul dan bola bersentuhan
selama 0,75 ms. Tentukan:
a) Impuls yang diberikan oleh kayu pemukul pada bola.
b) Gaya rata-rata yang diberikan kayu pemukul pada bola.
c) Percepatan rata-rata bola selama bersentuhan dengan kayu pemukul.
Jawab:
Arah mendatar (ke timur dan ke barat) dapat diwakilkan vector satu dimensi dengan memberikan tanda positif
dan negatif, sehingga arah mendatar ke timur sebagai acuan arah positif.
massa bola m = 150 gram = 0,15 kg
kecepatan awal v1 = + 10 m/s (arah ke timur)
kecepatan akhir v2 = - 15 m/s (arah ke barat)
selang waktu ∆t 0,75ms 0,7510-3 s
a) Impuls yang diberikan kayu pemukul pada bola sama dengan perubahan momentum bola.
I p p2 p1 mv2 mv1 m v2 v1 0.15 15 10 3,75 Ns.
Tanda negatif menyatakan bahwa impuls berarah mendatar ke barat.
I 3,75 Ns
b) Gaya rata-rata kayu pemukul pada bola: F 3
5.10 3 N
t 0.75.10 s
tanda negatif menyatakan arah gaya pemukul mendatar ke
barat.
c) Karena massa bola tidak berubah, maka percepatan a dapat
dihitung dengan: a F /m= 5000 /0,15= 33333 ms-2 tanda negatif menyatakan arah percepatan bola
mendatar ke barat.
Contoh 3:
Gambar di atas menunjukkan grafik hubungan antara resultan gaya yang bekerja pada sebuah benda
terhadap waktu. Jika mula-mula benda dalam keadaan diam dan massa benda 2 kg, tentukan:
a) Impuls yang dilakukan pada benda setelah 12 s
b) Momentum benda setelah 12 s.
c) Kelajuan benda setelah 12 s.
Jawab:
a) Impuls sama dengan luas daerah di bawah grafik F – t pada gambar di atas. Luas daerah ini sama
dengan luas trapesium.
Impuls = luas trapesium = (jumlah sisi sejajar × tinggi) / 2
I
10 0 10 4.8 72 Ns
2
b) Momentum mula-mula sebab v1 0 (benda mula-mula diam). Impuls sama
p1 m1v1 0
dengan perubahan momentum, sehingga:
I p 2 p1 72 p 2 0 p 2 72 Ns
Contoh 4:
Sebuah peluru bermassa 10 gram ditembakkan mendatar dengan kecepatan 200 m/s. Jika massa
senapan 2 kg,tentukan kecepatan senapan mendorong bahu penembak.
Jawab:
Sistem dalam soal ini adalah interaksi antara peluru (berindeks 1) dan senapan (berindeks 2). Massa
peluru m1 = 10 gram 0,01 kg , massa senapan m2 = 2kg
Sesaat sebelum interaksi: v1 =v2 =0 (senapan dan peluru diam), sehingga jumlah
momentumnya:
p p1 p 2 m1v1 m 2 v 2 0
Sesaat setelah interaksi: kelajuan peluru v 1'= 200m/s
sehingga jumlah momentumnya:
1 1 1 1 1 1
p1 p1 p 2 m1v1 m2 v2 0,01.200 2v2 2 2v2
Berlaku hukum kekekalan momentum:
p p1
1
0 2 2v 2 , sehingga v2'= 1m/s tanda negative menyatakan bahwa senapan terpental
berlawanan dengan arah gerak peluru
c.Tumbukan
Jenis-jenis tumbukan:
a. Tumbukan lenting sempurna;
b. Tumbukan tak lenting sama sekali;
c. Tumbukan tak lenting (lenting sebagian).
Pada tumbukan lenting sempurna berlaku hukum kekekalan momentum dan hukum kekekalan
energi kinetik.
Contoh peristiwa yang mengalami tumbukan lenting sempurna adalah tumbukan antara partikel-
partikel gas dalam wadahnya dan antara partikel gas dengan dinding wadahnya, tumbukan antara
partikel-partikel atomik dan subatomik. Tumbukan antara bola-bola biliar hampir mendekati lenting
sempurna.
Dalam tumbukan lenting sempurna selain berlaku hukum kekekalan momentum juga berlaku
hukum kekekalan energi kinetik, yaitu jumlah energi kinetik sesaat sebelum dansesudah tumbukan
1 1
adalah sama besarnya, sehingga memberikan persamaan: m1v1 m2 v 2 m1v1 m2 v 2
1
v v2
1
v v atau
v 1
1
v2
1
1
1 1 2
v1 v 2
Keterangan :
1 1
v1 v2 = Kecepatan relative 1 terhadap 2 sesudah tumbukan
v1 v 2 = Kecepatan relative 1 terhadap 2 sebelum tumbukan
Contoh 5 :
Dua buah bola bermassa masing-masing 50 gram dan 80 gram bergerak saling mendekat masing-
masing dengan kelajuan 10 cm/s dan 20 cm/s. Jika terjadi tumbukan lenting sempurna, maka tentukan
kecepatan masing-masing bola setelah tumbukan.
Jawab :
1
m1 v1 v1 m2 v 2 v 2 1
1 1
50(10- v1 ) = -80 ( 20 - v2 )
1 1
500-50 v1 = -1600+80 v2
1 1
50 v1 + 80 v2 = 2100 -------------- ( 1 )
v 1
1
v2
1
=1
v1 v 2
1 1
- v1 v 2 = v1 v2 = 10-20 = -10 ----------------- ( 2 )
1 1
50 v1 + 80 v2 = 2100
1 1
-50 v1 + 50 v2 = -500 +
1
130v 2 1600
1
v2 = 12,3 cm/s
1
50 v1 + 80. 12,3 = 2100
1
50 v1 = 1.116
1
v1 = 22,3 cm/s
Pada tumbukan tak lenting sama sekali berlaku hukum kekekala momentum, tetapi hukum
kekekalan energi kinetik tidak berlaku.
Hukum kekekalan momentum menjadi:
v1 v 2 v1 v 2 atau
1 1 v
1
1 1
v2
=1
v1 v 2
Contoh 9:
Sebuah benda bermassa m1 dan bergerak dengan kecepatan v1 menumbuk benda lain bermassa m2
yang diam (v2 = 0). Setetah tumbukan kedua benda bersatu dan bergerak dengan kecepatan v’. Tentukan
perbandingan jumlah energi kinetik sistem sebelum tumbukan dengan jumlah energi kinetik sistem setelah
tumbukan.
Jawab:
v 2
1
v1
<1
1
v 2 v1
Dari penjelasan tentang tumbukan antara dua benda dapat disimpulkan :
i. Tumbukan lenting sempurna, e=1
ii. Tumbukan tidak lenting sama sekali, e=0
iii. Tumbukan lenting sebagian, berlaku 0<e<1
Contoh 10 :
Sebuah bola dijatuhkan dengan ketinggian 5 meter diatas tanah. Ternyata bola dipantulkan setinggi
1,25m. Tentukan :
a. Koefisien restitusi tumbukan
b. Kecepatan bola ketika dipantulkan
Jawab :
Diketahui : h= 5m, h1=1,25m
Ditanyakan e= ………. Dan v1= ……….
h1 1,25 1 1
a. e
h 5 4 2
1 2
b. h gt
2
5 5.t 2
5
t 1 det ik
5
v gt 10.1 10m / s
v1
e
v
v1
0,5
10
v 5m / s
1
LATIHAN BAB 5
B. Soal Essay
1. Berapa gaya rata-rata yang diperlukan untuk menghentikan sebuah palu yang momentumnya
25 m/s dalam waktu 0,05 s!
2. Massa bola 0,15 kg dilempar dengan kecepatan 30m/s. Pemukul diayun dan bola terpukul
sehingga kembali dengan kecepatan 40m/s. Jika bola tersebut melakukan kontak dengan
pemukul selama 0,01 sekon hitunglah ;
a. Perubahan momentum
b. Gaya
3. Benda 3 Kg mendapat gaya tetap sebesar 12 N, sehingga kecepatannya berubah dari 10 m/s
menjadi 18 m/s. Hitunglah :
a. Impuls yang dialami benda
b. Lama gaya bekerja pada benda
4. Peluru yang massanya 10 Kg ditembakkan dengan kecepatan 400 m/s dari sebuah senapan
yang massanya 40 Kg. Hitung kecepatan senapan ketika terjadi letusan.
5. Bola dengan massa m bergantung pada seutas tali ditumbuk oleh plastisin yang bergerak
dengan kecepatan v dan massanya m. Hitunglah energi kinetik yang hilang pada tumbukan
itu.
A. Uraian Materi
a) Pengertian Momentum
Momentum adalah ukuran kesukaran untuk memberhentikan suatu benda yang
sedangbergerak.Momentum dilambangkan p didefinisikan sebagai hasil kali massa m
dan kecepatan v.
p m.v
Momentum merupakan besaran vektor yang memiliki besar dan arah. Arah momentum
adalah searah dengan arah kecepatan. Satuan momentum dalam SI adalah kgms 1 .
Contoh 1:
Bola Menumbuk dinding dengan kecepatan V kemudian oleh dinding dipantulkan
dengan besar kecepatan yang sama dalam arah tegak lurus. Tentukan perubahan
momentum bola.
Jawab :
∆p = p akhir- p awal
p m v mv
p 2mv
Jadi perubahan momentum bola 2mv
b) Pengertian Impuls
Impuls I didefinisikan sebagai hasil kali gaya F dengan selang waktu singkat bekerjanya
gaya pada benda ∆t. Secara matematika dapat ditulis:
I F .t
Impuls merupakan besaran vektor. Arah impuls adalah searahdengan arah gaya.
Satuan impuls= satuan gaya × satuan waktu = N . s = (kg m s -2).s= kg m s-1.
Satuan impuls N . s sama dengan satuan momentum kg m s-1.
Hal ini berarti ada hubungan antara impuls dengan momentum. Perhatikan contoh
berikut:
Sebuah benda bermasa m dipukul dengan gaya F yang berlangsung dalam waktu
singkat ∆t, sehingga dapat mengubah.kecepatan benda dari v1 menjadi v2, seperti
gambar di atas.
Menurut hukum II Newton:
m.v2 v1
F m.a sehingga diperoleh hubungan: I F .t mv2 mv1
t
I P Atau F .t P
Contoh 2:
Dalam permainan softball, sebuah bola bermassa 150 gram dilempar mendatar ke timur
dengan kelajuan 10 m/s. Setelah dipukul bola bergerak ke barat dengan kelajuan 15 m/s.
Kayu pemukul dan bola bersentuhan selama 0,75 ms. Tentukan:
a) Impuls yang diberikan oleh kayu pemukul pada bola.
b) Gaya rata-rata yang diberikan kayu pemukul pada bola.
c) Percepatan rata-rata bola selama bersentuhan dengan kayu pemukul.
Jawab:
Arah mendatar (ke timur dan ke barat) dapat diwakilkan vector satu dimensi dengan
memberikan tanda positif dan negatif, sehingga arah mendatar ke timur sebagai acuan
arah positif.
massa bola m = 150 gram = 0,15 kg
kecepatan awal v1 = + 10 m/s (arah ke timur)
kecepatan akhir v2 = - 15 m/s (arah ke barat)
selang waktu ∆t 0,75ms 0,7510-3 s
a) Impuls yang diberikan kayu pemukul pada bola sama dengan perubahan momentum
bola.
I p p2 p1 mv2 mv1 m v2 v1 0.15 15 10 3,75 Ns.
Tanda negatif menyatakan bahwa impuls berarah mendatar ke barat.
I 3,75 Ns
b) Gaya rata-rata kayu pemukul pada bola: F 5.10 3 N
t 0.75.10 3 s
tanda negatif menyatakan arah gaya pemukul mendatar ke
barat.
c) Karena massa bola tidak berubah, maka percepatan a dapat
dihitung dengan: a F /m= 5000 /0,15= 33333 ms-2 tanda negatif menyatakan arah
percepatan bola mendatar ke barat.
Contoh 3:
Gambar di atas menunjukkan grafik hubungan antara resultan gaya yang bekerja
pada sebuah benda terhadap waktu. Jika mula-mula benda dalam keadaan diam dan
massa benda 2 kg, tentukan:
c) Impuls yang dilakukan pada benda setelah 12 s
b) Momentum benda setelah 12 s.
c) Kelajuan benda setelah 12 s.
Jawab:
a) Impuls sama dengan luas daerah di bawah grafik F – t pada gambar di atas.
Luas daerah ini sama dengan luas trapesium.
Impuls = luas trapesium = (jumlah sisi sejajar × tinggi) / 2
I
10 0 10 4.8 72 Ns
2
d) Momentum mula-mula p1 m1v1 0 sebab v1 0 (benda mula-mula diam).
Impuls sama dengan perubahan momentum, sehingga:
I p 2 p1 72 p 2 0 p 2 72 Ns
Contoh 4:
Sebuah peluru bermassa 10 gram ditembakkan mendatar dengan kecepatan 200
m/s. Jika massa senapan 2 kg,tentukan kecepatan senapan mendorong bahu penembak.
Jawab:
Sistem dalam soal ini adalah interaksi antara peluru (berindeks 1) dan senapan
(berindeks 2). Massa peluru m1 =10 gram 0,01 kg , massa senapan m2 = 2kg
Sesaat sebelum interaksi: v1 =v2 =0(senapan dan pelurudiam), sehingga
jumlah momentumnya:
p p1 p 2 m1v1 m 2 v 2 0
Sesaat setelah interaksi: kelajuan peluru v 1'= 200m/s
sehingga jumlah momentumnya:
1 1 1 1 1 1
p1 p1 p 2 m1v1 m2 v2 0,01.200 2v2 2 2v2
Berlaku hukum kekekalan momentum:
p p1
1
0 2 2v 2 , sehingga v2'= 1m/s
tanda negative menyatakan bahwa
senapan terpental berlawanandengan arah gerak peluru
c.Tumbukan
Jenis-jenis tumbukan:
a. Tumbukan lenting sempurna;
b. Tumbukan tak lenting sama sekali;
c. Tumbukan tak lenting (lenting sebagian).
1
v v2
1
v v atau
v 1
1
v2
1
1
1 1 2
v1 v 2
Keterangan :
1 1
v1 v2 = Kecepatan relative 1 terhadap 2 sesudah tumbukan
v1 v 2 = Kecepatan relative 1 terhadap 2 sebelum tumbukan
Contoh 5 :
Dua buah bola bermassa masing-masing 50 gram dan 80 gram bergerak saling
mendekat masing-masing dengan kelajuan 10 cm/s dan 20 cm/s. Jika terjadi tumbukan
lenting sempurna, maka tentukan kecepatan masing-masing bola setelah tumbukan.
Jawab :
1
m1 v1 v1 m2 v 2 v 2 1
1 1
50(10- v1 ) = -80 ( 20 - v2 )
1 1
500-50 v1 = -1600+80 v2
1 1
50 v1 + 80 v2 = 2100 -------------- ( 1 )
v 1
1
v2
1
=1
v1 v 2
1 1
- v1 v 2 = v1 v2 = 10-20 = -10 ----------------- ( 2 )
1 1
50 v1 + 80 v2 = 2100
1 1
-50 v1 + 50 v2 = -500 +
1
130v 2 1600
1
v2 = 12,3 cm/s
1
50 v1 + 80. 12,3 = 2100
1
50 v1 = 1.116
1
v1 = 22,3 cm/s
Pada tumbukan tak lenting sama sekali berlaku hukum kekekala momentum,
tetapi hukum kekekalan energi kinetik tidak berlaku.
Hukum kekekalan momentum menjadi:
1
v v2
1
v v atau
v 1
1 1
v2
=1
1 1 2
v1 v 2
Contoh 9:
Sebuah benda bermassa m1 dan bergerak dengan kecepatan v1 menumbuk benda
lain bermassa m2 yang diam (v2 = 0). Setetah tumbukan kedua benda bersatu dan
bergerak dengan kecepatan v’. Tentukan perbandingan jumlah energi kinetik sistem
sebelum tumbukan dengan jumlah energi kinetik sistem setelah tumbukan.
Jawab:
v 2
1
v1
<1
1
v 2 v1
Dari penjelasan tentang tumbukan antara dua benda dapat disimpulkan :
iv. Tumbukan lenting sempurna, e=1
v. Tumbukan tidak lenting sama sekali, e=0
vi. Tumbukan lenting sebagian, berlaku 0<e<1
Contoh 10 :
Sebuah bola dijatuhkan dengan ketinggian 5 meter diatas tanah. Ternyata bola
dipantulkan setinggi 1,25m. Tentukan :
c. Koefisien restitusi tumbukan
d. Kecepatan bola ketika dipantulkan
Jawab :
Diketahui : h= 5m, h1=1,25m
Ditanyakan e= ………. Dan v1= ……….
h1 1,25 1 1
a. e
h 5 4 2
1 2
b. h gt
2
5 5.t 2
5
t 1 det ik
5
v gt 10.1 10m / s
v1
e
v
v1
0,5
10
v 5m / s
1
C. SoalPilihanGanda
11. Besarnya momentum benda yang bergeraksebandingdengan….
d. Massanya d. massadankecepatannya
e. Kecepatannya e. beratdankecepatannya
f. Impuls
12. Sebuahmobilbermassa 16 kuintalbergerakdengankecepatan 144 km/jam. Momentum
mobiltersebutadalah….kg.m/s
d. 447 d. 45000
e. 4.980 e. 64.000
f. 5.460
13. Gaya sebesar 250 N dipakaiuntukmemukul bola voli. Jikaselangwaktutanganmengenai
bola adalah 0,4 detikmakabesarnyaimpulsadalah…Ns
d. 10 d. 100
e. 20 e. 1.000
f. 62,5
14. Gaya sebesar F bekerjapadabendaselama ∆t menghasilkanimpulssebesar 1 Ns.
Jikagayadibuatdua kali semuladanselangwaktugayabekerjadibuat 4 kali semula,
makadihasilkanimpulssebesar….Ns
d. 0,21 d. 21
e. 0,51 e. 41
f. 0,81
15. Dalamsebuahperahuterdapatdua orang nelayan yang masing-masingbermassa 70 kg.
Perahutersebutbermassa 320 kg danbergerakdengankecepatan 10 m/s.
Seorangnelayan yang berada di buritanterjatuhkesungaikarenamengantuk.
Besarnyakecepatanperahusekarangadalah…. m/s
d. 10 d. 15
e. 12 e. 18
f. 13
16. Sebuah bola tenisdenganmassa 500 gram memilikikecepatanawal 10 m/s.
Setelahdipukul bola tenisbergerakdengankecepatan 40 m/s
berlawanandenganarahsemula. Lama wakturaketmengenai bola tenisadalah 0,1detik.
Besargaya yang bekerjapada bola tenisadalah…
d. -500 N d. 150 N
e. -250 N e. 250 N
f. -125 N
17. Kelompokalatberikutini yang menerapkanprinsipimpulsdan momentum adalah….
f. Sarungtinju, gunting, matrasdansepeda
g. Sarungtinju, matras, helm dansabukpengaman
h. Helm, martil, sabukpengaman, danalatpembukakaleng
i. Helm, sabukpengaman, gunting, danalatpemotong kuku
j. Sabukpengaman, gunting, alatpemotong kuku, danalatpembukakaleng
18. Troli A dan B masing-masingmassanya 1 kg dan 4 kg.Keduanya bergerak saling
mendekat dengan kecepatan masing-masing 5 m/s dan 2 m/s. Setelah tumbukant roli B
berhenti. Kecepatantroli A adalah….m/s
d. 2 d. 20
e. 3 e. 25
f. 10
19. Bola A bermassa 2 kg bergerakdengankecepatan 10 m/s menabrak bola B yang
beregrakdengankecepatan 3 m/s denganarah yang sama. BilaDiketahuimassa bola B 5
kg dansesudahtumbukankedua bola bergerakbersamaan, makakecepatankedua bola
ituadalah….m/s
d. 7 d. 4
e. 6 e. 3
f. 5
20. Sebuahbendajikadijatuhkandariketinggian 8 m di ataslantai, tinggipantulannyaadalah 6
m. Agar bendatersebutmemantulhinggaketinggian 11,25 m,
makabendeaharusdijatuhkandariketinggian….m
d. -18 d. 75
e. 15 e. 150
f. 30
D. Soal Essay
F.d
F . .sin
Syarat setimbang :
1. Gaya resultanya harus sama dengan nol.
2. Kalau dengan pertolongan sumbu-sumbu x dan y, haruslah :
Fx = 0 ; Fy = 0
b. Jika pada sebuah benda bekerja gaya-gaya yang tidak terletak pada satu bidang datar tetapi
garis-garis kerjanya tidak melalui satu titik.
Syarat setimbang :
Dengan pertolongan sumbu-sumbu x dan y, haruslah :
Fx = 0 ; Fy = 0 ; =0
Momen gaya-gaya boleh diambil terhadap sebarang titik pada bidang gaya-gaya itu. ( titik
tersebut kita pilih sedemikian hingga memudahkan kita dalam menyelesaikan soal-soal )
* Perpindahan sebuah gaya kesuatu titik yang lain akan menimbulkan suatu koppel.
Momen Inersia
2
I mi ri
Titik Berat
► Dalam mencari torsi yang dihasilkan oleh gaya gravitasi, semua berat benda dapat ditinjau
terkonsentrasi di satu titik yang disebut titik berat
Menghitung Koordinat Titik Berat
► Koordinat titik berat dapat ditentukan melalui hasil penjumlahan dari torsi yang bekerja pada
masing-masing partikel yang dibuat sama dengan torsi yang dihasilkan oleh berat benda
► Titik berat dari benda yang homogen dan simetrik terletak pada sumbu simetrinya
► Bila gravitasi uniform, titik berat terletak pada pusat massanya
mi x i mi y i
xo and y o
mi mi
A. Pilihan Ganda
1. Keseimbangansebuahbendaditentukanoleh…..
1. resultangaya-gaya yang beraksipadabenda
2. momeninersiabenda
3. resultanmomen yang beraksipadabenda
4. sifat-sifatdinamikabenda
Pernyataandiatas yang benaradalah….
a.1,2,dan 3 d. hanya 4
b. 1 dan 3 e. 1,2,3dan 4
c. 2 dan 4
2. Di bawahini yang bukansyaratkeseimbangan:
a. ΣF=0
b. ΣΓ=0
c. ΣFx=0
d. ΣFy=0
e. ΣL=0
3. Benda yang tidak megalami perubahan bentuk maupun perubahan pada volume bila dibeeri gaya luar
disebut ....
a. Benda pejal
b. Benda tegar
c. Benda statis
d. Benda dinamis
e. Benda elastis
4. Di bawahini yang bukan jenis keseimbangan benda tegar adalah……
a. Keseimbanganlabil
b. Keseimbanganstabil
c. Keseimbangannetral
d. Keseimbanganindeferen
e. Keseimbangantidaknetral
5. Di bawahinibeberapakegiatanuntukmenentukantitikberatsepotongkarton:
1. menggantungkanbenangberbebanbersama-samakartonpadalubang A
2. menarikgarislurus a padakartonberimpitdenganbenang
3. menarikgarislurus b padakartonberimpitdenganbenang
4. menggantungkanbenangberbebanbersama-samakartonpadalubang B
5. perpotongan A dan B adalahtitikberatkarton
Urutankegiatan yang benar agar titikberatkartondapatditentukanadalah……
a.1,2,3,4,5
b.1,2,4,3,5
c.2,3,4,5,1
d.1,4,2,3,5
e.2,3,1,4,5
8. Hitung besar momen gaya atau torsi terhadap titik O dari gaya 600 F = 20 N yang
bekerja pada sebuah batang ringan (massa batang diabaikan)
l= 2 m A. 40 N D. 20 N
B. 40 N E. 20 N
-
C. 20 N
B. Tugas
Lengkapilahtabel di bawahiniuntukmenunjukkankesetaraanantarageraktranslasidanrotasisuatubenda
Besaran GerakTranslasi GerakRotasi Hubungan
Massa m I
Kecepatan V= ω= V=ω.R
Percepatan
Gerakdipercepat
Beraturan
Hk. II Newton
Usaha
Daya
EnergiKinetik
Momentum
Impuls
BAB. 7. SIFAT MEKANIK BAHAN
A. Uraian Materi
a) Konsep Hukum Hooke
Konsep hukum Hooke ini menjelaskan fenomena fisis hubungan antara gaya yang diberikan pada
pegas dan pertambahan panjang yang dialami oleh pegas. Besarnya perbandingan antara gaya dengan
pertambahan panjang pegas adalah konstan, yang kemudian disebut sebgai ketetapan pegas, yang
menggambarkan sifat kekakuan dari pegas yang bersangkutan. “ Jika gaya tarik tidak melampaui batas elastis
bahan maka pertambahan panjang pegas berbanding lurus/sebanding dengan gaya tariknya”, pernyataan ini
diungkapkan pertama kali oleh Robert Hooke, yang kemudian dikenal dengan Hukum Hooke. Dan secara
matematis ungkapan tersebut dinyatakan sebagai berikut:
F = k . ∆x ……..........................………………………………….(1.1)
F
K= ……………........................……………………….………(1.2)
x
sehingga tetapan gaya pada pegas, dapat dirumuskan, dengan meninjau persamaan (1.1), sehingga rumus
umum tetapan gaya k untuk suatu benda elastis:
E
k =A. …………………………...................................………….(1.3)
L
A.E F 2,7 N
K = x = x = 3.10 4 m = 9000 N/m
2. Dua buah kawat x dan y terbuat dari bahan yang sama. Bahan x mempunyai diameter dua kali bahan y dan
memiliki panjang tiga kali bahan y. Tentukan perbandingan tetapan gaya kawat x dan kawat y.
Diketahui:
Konstanta gaya, dari pers. (1.3)
A.E E
K= x = π 4 d2. Δx
Karena kawat x dan y terbuat dari bahan yang sama, maka
modulus young keduanya adalah sama Ex = Ey
Diameter kawat: dx = 2 dy = 2 D, misal dy = D
Panjang kawat: Lx = 3 Ly, misal Ly = L
Sehingga dari persamaan diatas,diperoleh:
kX d x 2 Ly 2D 2 L 4
= = = . =
kY dy Lx D 3L 3
1. Hukum Hooke Untuk Susunan Pegas
(a) Susunan Seri Pegas
Pertambahan panjang pegas pengganti seri Δx, sama dengan total pertambahan panjang tiap-tiap pegas
Δx,. = Δx1 + Δx2. Dengan menggunakan hukum Hooke dan kedua prinsip susunan seri beberapa
pegas diatas, maka dapat dicari hubungan antara tetapan gaya pegas pengganti (kS) dengan tetapan
gaya masing-masing pegas ( k1 dan k2 ):
1 1 1 k1.k 2
= + ks =
ks k1 k2 k1 k 2
(b) Susunan Paralel Pegas
Pertambahan panjang tiap pegas sama besarnya, dan pertambahan panjang ini sama besarnya dengan
pertambahanpanjang pegas pengganti Δx = Δx1 = Δx2. Dengan menggunakan hukum Hooke dan kedua
prinsip susunanparalel beberapa pegas diatas, maka dapat dicari hubungan antara tetapan gaya pegas
pengganti (kS) dengan tetapan gaya masingmasingpegas (k1 dan k2)
kp = k1 + k2
Contoh soal:
1. Pegas disusun seri
Tentukan konstanta pegas dari masing-masing pegas yang tersusun secara seri berikut, jika k1 = k, k2 =
2k, mengalami pertambahan panjang 0,2 cm dengan massa beban 10 kg adalah:
Jawab:
Diketahui:
k2 = 2 k1 = 2 k, Δx = 0,2 cm ,F = mg = 100 N
Ditanya K 1 & k 2= ....?
Jawab :
Maka dengan menggunakan persamaan (1.4):
k1.k 2 k .2 k 2
ks = = = k
k1 k 2 k 2k 3
sehingga dengan menggunakan Hukum Hooke
F m.g 2
F= ks . Δx ks = = = k
x x 3
m.g 2 100 2
= k 3 = k k = 3.105 N/m
x 3 2.10 3
Jawab:
Diketahui:
1. k1 = k2 = k3 = k4 = k,
2. untuk satu pegas F = 8 N, pegas mengalami pertambahan panjang 2 cm.
Maka dengan menggabungkan seri-paralel pegas, maka:
k1.k 2.k 3
Kt = + k4
k 2k 3 k1k 3 k1k 2
k3 4
= +k= k.
3k 2 3
(1) Langkah pertama: menentukan konstanta pegas k, sehingga dengan menggunakan hukum Hooke:
F 8N
F = k . Δx k= = = 400 N/m.
x 2.10 2
2) Langkah kedua, menentukan pertambahan panjang sistem pegas menggunakan hukum Hooke:
F 12
F =kt. Δxt k
Δxt = t = 4 / 3(400 N / m) = 2,25.10-2 m.
2. Energi Potensial Elastis Pegas
Pegas adalah benda elastik, sehingga energi yang disimpan oleh pegas disebut energi potensial elastik
pegas, atau biasa disebut energi potensial pegas. Energi potensial pegas, dapat diturunkan secara
matematis sebagai berikut:
1
Ep = k x 2 …………………………………………………….(1.12)
2
Contoh soal
1. Sebuah bola bermassa m = 0,2 kg dijatuhkan dari ketinggian h = 2,6 m dan menekan pegas sejauh x, lihat
gambar.Tetapan gaya pegas k = 500 N/m, g = 10 m/s 2 dan massa pegas dapat diabaikan terhadap massa
bola. Tentukan panjang x?
Penyelesaian:
Diketahui : m = 0,2 kg, h = 2,6 m, k = 500 N/m, g = 10 m/s2
Ditanya : x = ?
Jawab :
Dengan hukum kekekalan energi diperoleh:
B. ELASTISITAS
a. Uraian Materi
1. Pengertian elastisitas dan plastisitas
Sifat elastis atau elastisitas adalah kemampuan suatu benda untuk kembali ke bentuk awalnya segera
setelah gaya luar yang diberikan kepada benda itu ditiadakan (dibebaskan). Benda yang mempunyai sifat
seperti ini disebut benda elastis, pegas dan karet adalah contoh benda elastis
Sifat tak elastis atau plastis adalah sifat yang sebaliknya dengan sifat elastik, adalah kemampuan
suatu benda untuk tidak kembali ke bentuk awalnya segera setelah gaya luar yang diberikan kepada benda itu
ditiadakan (dibebaskan).
2. Perubahan bentuk
Jika dua buah gaya sejajar sama besar dan berlawanan arah dikerjakan pada benda padat, cair atau
gas, maka bentuk benda akan berubah.
(a) Regangan
Adalah perubahan bentuk yang terjadi jika dua gaya yang sama besar dan berlawanan arah diberikan
pada masing-masing bidang ujung benda dengan arah menjauhi benda, (lihat gambar 1) sehingga benda
mengalami pertambahan panjang ΔL.
(b) Mampatan
Adalah perubahan bentuk yang terjadi jika dua gaya yang sama besar dan berlawanan arah diberikan
pada masing-masing bidang ujung benda dengan arah menuju titik pusat benda, (lihat gambar 2) sehingga
benda mengalami pemendekan sejauh ΔL.
(c) Geseran
Adalah perubahan bentuk yang terjadi jika dua gaya yang sama besar dan berlawanan arah diberikan
pada masing-masing bidang sisi, (lihat gambar 3) sehingga benda mengalami pergeseran sejauh ΔL.
gaya F
Teganganta rik = atau σ= ……….................…………(2.1)
luas A
Regangan
Regangan tarik (e) didefinisikan sebagai hasil bagi antara pertambahan panjang ΔL dengan panjang
mula-mula L, sehingga:
atau E= ……………………………………... (2.3)
F .L
E= ……………………………… (2.4)
A.L
L 0,04
* Regangan e= = = 1.10-3
L 40
8.10 5
* Modulus Elastisitas E = = = 8.108 N/m2
1.10 3
LATIHAN BAB 7.
B. Tes Praktek
B. Langkah kerja:
1. Susunlah seperangkat alat percobaan hooke
(lihat gambar).
2. Gunakan sebuah beban (letakan) di ujung pegas, catat massa beban yang anda pakai dan baca
skala pada mistar.
3. Ulangi langkah 2 dengan berbagai beban yang makin besar.
Baca skala mistar setiap pergantian massa beban.
5. Hitunglah besar gaya tarik dengan menggunakan rumus F = W = m g. dimana g = 9,8 m/s 2
(percepatan gravitasi bumi).
6. Hitunglah pertambahan panjang yang dialami oleh pegas, dengan mengambil selisih panjang
setelah diberi beban dengan sebelum diberi beban:∆L = L – Lo, Lo: panjang tanpa beban, L:
panjang setelah diberi beban.
7. Hitung nilai perbandingan gaya tarik F dengan pertambahan panjang X 8. Buatlah grafik hubungan
antara F dengan ∆L
1. Konsep Fluida
Pada waktu di sekolah tingkat pertama, telah dikenalkan ada tiga jenis wujud zat, yaitu: zat padat, zat
cair dan gas. Fluida adalah zat yang dapat mengalir dan memberikan sedikit hambatan terhadap
perubahan bentuk ketika ditekan. Fluida secara umum dibagi menjadi dua macam, yaitu fluida tak
bergerak (hidrostatis) dan fluida bergerak (hidrodinamis).
Pengertian tekanan
Tekanan didefinisikan sebagai gaya yang bekerja tegak lurus pada suatu bidang dibagi dengan luas
bidang itu. Dan secara matematis tekanan dirumuskan sebagai berikut:
Tekanan = gaya atau
Luas bidang
F
p ……………….......................................................... (1.1)
A
Keterangan :
P = tekanan ( N/m2 )
F = gaya ( N )
A = luas bidang tekan ( m2 )
Satuan dan dimensi tekanan
Satuan gaya dalam SI adalah N, dan luas bidang adalah m 2, sehingga sesuai dengan persamaan (1.1),
maka satuan tekanan adalah N/m2 atau pascal (Pa), sedangkan dimensinya = M.L -1.T-2
Catatan : 1 Pa = 1 N/m2
1 atm = 76 cmHg
1 mb = 0,001 bar
1 bar = 103 Pa
1 atm = 1,013.105 Pa = 1,013 bar
Contoh soal :
1. Sebuah gaya sebesar 0,2 kN bekerja pada suatu bidang yang luasnya 500 cm 2. Berapa
tekanannya ?
Penyelesaian :
Diket : F = 0,2 kN = 200 N
A = 500 cm2 = 5.10-2 m2
Ditanya P = ...... ?
P= F = 200 .
A 5.10-2
= 4000 Pa
= 4 kPa
2. Tekanan hidrostatis
Tekanan hidrosatis adalah tekanan yang disebab zat cair yang diam.
Besarnya tekanan hidrostatis dipengaruhi oleh berat zat cair,
h sehingga persamaan tekanan hidrostatis di dasar bak :
Ph = F = m.g . (karena V = A x h)
A A
Gb. 1 tekanan
Ph = . g . h ...................... (1.2)
hidrostatis
Keterangan :
Ph = tekanan hidrostatis ( Pa )
= massa jenis zat cair ( kg/m3 )
h = kedalaman zat cair (m)
g = percepatan grafitasi (m/s2)
Jika tekanan udara luar atau tekanan atmosfer ikut diperhitungkan maka besarnya tekanan pada suatu titik
A yang kedalamannya h dalam zat cair adalah :
PA = Ph + Po
P A = . g . h + Po ........................................... (1.3)
Keterangan :
PA = tekanan di titik A ( Pa )
Ph = tekanan hidrostatis ( Pa )
Po = tekanan udara luar ( Pa )
Contoh soal :
1. Seekor ikan berada di kolam yang berisi air kedalamannya 150 cm, jika massajenis air = 1
gr/cm dan g = 10 m/s2 dan tekanan yang ditunjukan barometer = 1 atm.
3
3. Hukum Pascal
Penerapan dalam kehidupan sehari-hari, yang menggunakan prinsip hukum Pascal adalah: dongkrak
hidrolik, pompa hidrolik ban sepeda, mesin hidrolik pengangkat mobil, mesin pengepres hidrolik,dan rim
piringan hidrolik.
Untuk semua titik yang terletak pada kedalaman yang sama maka tekanan hidrostatikanya sama. Oleh
karena permukaan zat cair terletak pada bidang datar, maka titiktitik yang memiliki tekanan yang sama
terletak pada suatu bidang datar. Jadi semua titik yang terletak pada bidang datar didalam satu jenis zat
cair memiliki tekanan yang sama, ini dikenal dengan hukum pokok hidrostatika.
Gb.3 Bejana berhubungan
Dengan mengingat hukum Pascal dan tekanan hidrostatis, akan didapatkan hubungan ketinggian h A dan
hB sebagai berikut :
A . h A = B . h B ………………………………………. (1.5)
Keterangan :
hA = ketinggian minyak (m)
hB = ketinggian air (m)
A = massa jenis minyak ( kg/m3)
B = massa jenis air ( kg/m3)
1. Hukum Archimedes
Gaya Archimedes (gaya apung) adalah gaya yang diberikan fluida (dalam hal ini fluidanya adalah air)
terhadap benda (yang tercelup sebagian atau seluruhnya dalam fluida) dengan arah keatas. Gaya archimedes
(gaya apung) FA adalah selisih antara berat benda ketika diudara( Wbu ) dengan berat benda ketika tercelup
sebagian atau seluruhnya dalam fluida ( Wbf ).
Keterangan :
FA = gaya Archimedes (N)
Wbu = berat benda di udara (N)
Wbf = berat benda dalam fluida (N)
Gaya archimedes (gaya apung) yang bekerja pada suatu benda yang dicelupkan
sebagian atau seluruhnya ke dalam suatu fluida sama dengan berat fluida yang
dipindahkan oleh benda tersebut sehingga persamaan (1.6) dapat juga dituliskan :
FA = Wf
Gb.4 Gaya Archimedes
F A = mf . g
Keterangan :
mf = massa fluida (kg)
f = massa jenis zat cair (kg/m3)
Vbf = Volume benda yang tercelup dalam fluida (m 3)
Catatan:
* Hukum Archimides berlaku untuk semua fluida (zat cair dan gas)
* Vbf adalah volume benda yang tercelup dalam fluida, jika benda
tercelup seluruhnya, maka Vbf = volume benda, dan jika benda tercelup sebagian maka Vbf = volume
benda yang tercelup dalam fluida saja, untuk kasus ini Vbf < volume benda.
b Wbu
……………………………………………………………. (2.3)
f FA
b Vbf
……………………………………………………………. (2.4)
f Vb
Keterangan :
Wbu = berat benda di udara (N)
Vb = volume benda seluruhnya (m3)
Vbf = volume benda yang tercelup dalam fluida (m 3)
b = massa jenis benda (kg/m3)
f = massa jenis fluida (kg/m3)
1. Mengapung
Jika benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya kedalam fluida (air), dan benda dalam keadaan
bebas akan naik ke atas, sehingga benda muncul sebagian ke permukaan air, karena berat benda yang
terceup dalam fluida lebih kecil dari gaya apung (Wbf < FA). Ini adalah konsep mengapung.
Jadi syarat pada peristiwa benda mengapung adalah:
berat benda yang terceup dalam fluida lebih kecil dari gaya apung (W bf < FA)
Dan atau massa jenis benda lebih kecil dari pada massa jenis fluida.
(b < f).
2. Melayang
Jika benda yang dicelupkan seluruhnya kedalam fluida (air), maka gaya apung (tekanan keatas, Fa) sama
dengan berat benda yang tercelup dalam fluida W bf (Fa = Wbf). Sehingga benda melayang dalam fluida. Ini
adalah konsep melayang.
Jadi syarat pada peristiwa benda melayang adalah:
berat benda yang terceup dalam fluida lebih sama dengan dari gaya
apung. (Wbf = FA)
Dan massa jenis benda sama dengan massa jenis fluida.
(b = f)
3. Tenggelam
Jika benda yang dicelupkan seluruhnya kedalam fluida (air), maka gaya apung (tekanan keatas, Fa) lebih
kecil dari berat benda W (FA < W). Sehingga benda bergerak kebawah menuju dasar wadah air. Ini adalah
konsep tenggelam.
Jadi syarat pada peristiwa benda melayang adalah:
berat benda yang terceup dalam fluida lebih besarl dari gaya apung
(Wbf > FA)
Dan massa jenis rata-rata benda lebih besar massa jenis fluida.
(b > f)
Contoh Soal:
1. Tinjau sebuah balok berbentuk kubus dengan sisi 0,1 m digantung vertikal dengan tali yang ringan
(massanya dapat diabaikan), tentukan gaya apung yang dialami oleh balok tersebut, jika:
a. Dicelupkan setengah bagian dalam air (a = 1.000 kg/m3)
b. Dicelupkan seluruhnya kedalam minyak (m = 800 kg/m3)
Penyelesaian:
Diketahui: a = 1.000 kg/m3
m = 800 kg/m3
Vbf = 0,1 m x 0,1 m x 0,1 m = 10-3 m3
g = 9,8 m/s2
Ditanya FA = ……… ?
Jawab :
a. FA = a . g . Vbf .
2
= 1000 x 9,8 x 0,001
2
= 4,9 N
b. FA = m . g . Vbf
= 800 x 9,8 x 0,001
= 7,84 N
2. Tinjau sebuah benda, sebelum dimasukkan ke dalam fluida benda
ditimbang dengan neraca pegas dan diperoleh berat benda 60,5 N. Tetapi ketika benda dimasukan
kedalam air (a = 1000 kg/m3) neraca pegas menunjukkan angka 56,4 N. Tentukan gaya keatas (gaya
archimedes) dan volume benda jika tercelup seluruhnya !
Penyelesaian:
Diketahui:
a = 1.000 kg/m3
Wbu = 60,5 N
Wbf = 56,4 N
Ditanya : FA dan Vb = ……….. ?
Jawab :
Untuk menentukan massa jenis benda gunakan persamaan (1.6)
FA = Wbu – Wbf
= 60,5 – 56,4
= 4,1 N
FA = f . g . Vbf
4,1 = 1000 x 10 Vbf
Vbf = 4,1.10-4 m3 = 0,41 liter
3. Sebuah balok kayu berukuran 200 cm x 50 cm x 40 cm terapung di suatu zat cair yang massa jenisnya
0,85 gr/cm3, jika yang tampak di atas permukaan zat cair 25 % dan g = 9,8 m/s 2. Berapa gaya keatas ang
dialami balok kayu tersebut ?
Penyelesaian :
Diketahui : Vb = 2 mx 0,5 m x 0,4 m = 0,4 m3
Vbf = 75% x Vb
= 0,75 x 0,4 = 0,3 m3
f = 0,85 gr/cm3 = 850 kg/m3
Ditanya : FA = ........... ?
Jawab: FA = f . g . Vbf
= 850 x 10 x 0,3
= 2550 N
5. Gejala Permukaan
Bila kita meletakan silet diatas permukaan air dengan hati-hati ternyata silet tidak tengelam, walaupun kita
tahu bahwa massa jenis silet lebih besar dari massa jenis air.
Dari peristiwa tersebut dapat kita simpulkan bahwa : pada permukaan zat cair ada tegangan dan tegangan ini
disebut tegangan permukaan.
a. Gaya kohesi dan gaya adhesi
Setiap zat terdiri dari partikel – partikel. Antara partikel – partikel terdapat gaya tarik – menarik. Gaya tarik
menarik antara partikel – partikel dari zat yang sejenis disebut gaya kohesi .
Gaya tarik-menarik antara partikel-partikel zat yang tidak sejenis disebut : Adhesi.
b. Kapilaritas
Kapilaritas adalah peristiwa naik turunnya permukaan zat cair dalam pipa kapiler (pipa sempit).
Besarnya kenaikan atau penurunan zat cair pada pipa kapiler dapat ditentukan dengan persamaan :
2. .Cos
y …………………………………………..……... (2.5)
.g .r
Keterangan :
y = kenaikan atau penurunan zat cair dalam pipa kapiler (m)
= tegangan permukaan (N/m2)
= sudut kontak (o)
= massa jenis zat cair (kg/m3)
r = jari-jari pipa kapiler (m)
Contoh soal :
1. Sebuah pipa kapiler dengan jari-jari 0,5 mm. Kemudian pipa ini sebagaian dimasukan dalam air yang
memiliki tegangan permukaan 7,27.10 -2 N/m2. Tentukan kenaikan air dalam pipa kapiler jika diketahui
sudut kontaknya = 0o !
Penyelesaian :
Diketahui :
r = 0,5 mm = 5.10-4 m
= 7,27.10-2 N/m2
= 0o
= 1000 kg/m3
Ditanya : y = ……….. ?
2. .Cos
Jawab : y
.g .r
Y = 2 x 7,27.10-2 x Cos 0o
1000 x 10 x 5.10-4
= 2,97.10-2 m = 2,97 cm
V
Q …………………………………………………………………. (3.1)
t
karena V = A. s
maka : Q= A.s atau Q =A. v ………………………………..… (3.2)
t
Keterangan :
Q = debit aliran (m3/s) A = luas penampang (m2)
V = volume fulida (m3) s = jarak tempuh fluida (m)
t = waktu (sekon) v = kecepatan fluida (m/s)
Gambar berikut menunjukan hubungan antara debit aliran, luas penampang dan kecepatan aliran fluida
pada jarak L atau s.
4. Persamaan Kontinuitas
Untuk fluida tidak kompresibel (tidak termampatkan), debit aliran (Q) untuk berbagai ukuran
penampang harus tetap (sama), jika tidak berarti terjadi penambahan atau pengurangan banyaknya fluida
disuatu tempat. Hal ini tidak akan terjadi untuk fluida yang tidak kompresibel.
A1 . v1 = A2 . v2 ……….………………..………….………….. (3.3)
Persamaan 3.3 disebut persamaan kontinuitas. Pada persamaan tersebut menunujukan bahwa debit
aliran fluida selalu tetap walaupun melewati luas penampang yang berbeda.
Contoh soal :
1. Sebuah pipa dalam waktu 1 menit mampu mengeluarkan air sebanyak 6 liter. Berpa m 3/s debit
alirannya ?
Penyelesaian :
Diketahui : V = 6 liter = 0,006 m3
t = 1 mnt = 60 s
Ditanya : Q = ............. m3/s
Jawab :
Q = V.
t
= 0,006 = 10-4 m3/s
60
2. Zat cair mengalir dalam sebuah pipa dengan kecepatan 10 m/s, jika debit aliran pipa = 30 liter/menit.
Berapa cm2 luas penampang pipa tersebut ?
Penyelesaian :
Diketahui : v = 10 m/s
Q = 5 liter/s = 0,005 m3/s
Ditanya : A = ............... ?
Jawab : A = Q.
v
= 0,005 = 5.10-4 m2 = 5 cm2
10
3. Sebuah pipa memiliki dua penampang yang berbeda. Pada penampang yang besar luasnya 20 cm 2
mengalir fluida dengan kecepatan 2 m/s.
Tentukan : a. Laju fluida pada penampang kecil yang luasnya 5 cm 2
b. debit aliran
c. volume fluida dalam waktu 5 menit
Penyelesaian :
Diketahui : A1 = 20 cm2 = 2.10-3 m2
A2 = 5 cm2 = 5.10-4 m2
V1 = 2 m/s
t = 5 mnt = 300 s
Ditanya : a. V2 = ........... ?
b. Q = ........... ?
c. V = .......... ?
Jawab :
v1 A
a. 2
v2 A1
2 5.104 2 x 2.103
v2 8m / s
v2 2.10 3 5.10 4
b. Q = A1 . v1
= 2.10-3 x 2 = 4.10-3 m3/s
c. V = Q x t
= 4.10-3 x 300 = 1,2 m3/s
Gambaran peristiwa tersebut di atas memberikan petunjuk bahwa tekanan fluida ditempat yang
kecepatannya besar lebih kecil dari pada ditempat yang kecepatannya kecil. Azas ini disebut dengan azas
Bernoulli.
2. Persamaan Bernoulli
Azas Bernoulli dinyatakan secara kuantitatif dalam bentuk persamaan, yang disebut dengan
persamaan Bernoulli. Persamaan ini menyatakan hubungan antara tekanan, kecepatan dan tinggi rendah
(letak) berbagai titik dalam aliran fluida.
Tinjau ilustrasi pada gambar 9 diatas, maka berdasarkan konsep: usaha dan energi mekanik yang
melibatkan besaran tekanan p (usaha), besaran kecepatan aliran fluida v (mewakili energi kinetik), dan
besaran ketinggian (mewakili energi potensial), Bernoulli menurunkan persamaan matematis, yang dikenal
dengan Persamaan Bernoulli, sebagai berikut:
Gb. 9 Aliran pipa dalam pipa
(penurunan persamaan Bernoulli)
Po
h = h1 – h2
h1
zat cair
h2
x
Untuk menentukan jarak jatuhnya zat cair yang diukur dari dinding tangki dapat ditentukan :
x 2 h2 h ............................................................. (4.4)
Keterangan :
v = kecepatan aliran zat cair yang keluar dari lubang dinding tangki (m/s)
Q = debit aliran air (m3/s)
x = jarak jatuhnya zat cair diukur dari dinding tangki (m)
h = selisih ketinggian zat cair (m)
Contoh soal :
1. Sebuah tangki terbuka berisi air memiliki kedalaman 2 m, sebuah lubang dengan luas penampang
0,2 cm2 terdapat pada dasar tangki. Tentukan debit aliran keluar dari lubang keboron tangki
tersebut !
Penyelesaian :
Diketahui : h1 = 2m h = h2 – h1
h2 = 0 =2–0=2m
A = 0,2 cm2 = 2.10-5 m2
Ditanya : Q = ....... ?
Jawab :
v2 2 gh
2.10.2 40
= 6,33 m/s
Q = A. v
= 2.10-5 x 6,33
= 12,66.10-5 m3/s
2. Sebuah tangki berisi air setinggi 5 m dari tanah. Pada tangki terdapat lubang kebocoran yang
diameternya 2 cm dan lubang tersebut berada 4,5 m di bawah permukaan air dalam tangki
(anggap tangki luas sekali sehingga penurunan permukaan diabaikan dengan g = 10 m/s 2).
Hitunglah : a. Debit alir pada lubang kebocoran tangki
b. jarak jatuhnya air diukur dari dinding tangki
Penyelesaian :
Diketahui : h1 = 5 m h2 = h1 - h
h = 4,5 m = 5 – 4,5 = 0,5 m
d = 2 cm = 0,02 m
A = ¼ d2 = ¼ x 3,14 x 0,022 = 3,14.10-4 m2
Ditanya : a. Q = .............. ?
b. x = .............. ?
Jawab : a. Kecepatan semburan air pada lubang dinding tangki
v2 2 gh
v2 2 x10 x 4,5 90
= 9,49 m/s
Q = A . v2
= 3,14.10-4 x 9,49 = 29,8.10-4 m3/s
b. jarak jatuhnya air diukur dari dinding tangki adalah :
x 2 h2 h
2 0,5 x 4,5
2 2, 25
= 2 x 1,5 = 3 m
b) Tabung Venturi
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa tabung venturi adalah sebuah pipa yang mempunyai
bagian yang menyempit. Sebagai contoh dari tabung venturi adalah: venturimeter, yaitu alat yang
dipasang di dalam suatu pipa yang berisi fluida mengalir, untuk mengukur kecepatan aliran fluida
tersebut. Ada dua mecam venturimeter, yaitu: venturimeter tanpa monometer dan venturimeter
dilengkapi dengan monometer. Dalam hal ini yang kita pelajari venturimeter tanpa manometer (lihat
gambar 11).
h1
v1 h2
Jika selisih ketinggian pada titik (1) dan titik (2) adalah h, dan luas penampangnya masing-masing
A1 dan A2 maka kecepatan fluida dalam venturimeter adalah :
2.g .h
v1 2
A1 ...................................................... (4.5)
1
A2
Keterangan :
v1 = kecepatan fluida dalam venturimeter (m/s)
h = selisih ketinggian permukaan air pada tabung 1 dan 2 (m)
A1 = luas penampang pipa besar (m2)
A2 = luas penampang pipa kecil (m2)
c) Tabung Pitot
Tabung pitot adalah alat yang digunakan untuk mengukur kelajuan gas, yang terdiri dari suatu
tabung: tabung luar dengan dua lubang (1) dan tabung dalam dengan satu lubang (2) yang
dihubungkan dengan monometer. Aliran-aliran udara masuk melalui lubang (1) dan (2) menuju
monometer, sehingga terjadi perbedaan ketinggian h zat cair dalam monometer (air raksa, Hg).
LATIHAN BAB 8.
B. Tes Praktek
2) Alat
Neraca timbangan pegas;
Stop wach;
Penggaris;
Tabung gelas.
3) Langkah kerja
1. Tuang zat cair (minyak goreng) dalam tabung gelas.
2. Ukur volume benda padat.
3. Catat massa benda diudara .
4. Hitung massa jenis benda.
5. Masukan benda dalam zat cair dalam tabung gelas.
6. Catat massa benda didalam zat cair.
7. Tentukan massa jenis zat cair dengan menggunakan
persamaan (2.1, 2.2 atau 2.4).
8. Ulangi langkah (2) sampai dengan (7) dengan benda padat
jenis lain.
9. Ulangi langkah (2) sampai dengan (8) untuk jenis zat cair
yang lain (gliserin).