Anda di halaman 1dari 44

MODUL 7

PENGUKURAN, BESARAN, KINEMATIKA, DAN DINAMIKA

NAMA KELOMPOK :
1. MUHAMAD ANGGI RIZAL F (858781484)
2. ADELIYA ANANDA APRILIANTI (858781524)
3. ANHARUN ISMAIL (858781563)
4. ASNA ALVIATUN NI’MAH (858781674)
KEGIATAN BELAJAR 1

Pengukuran Besaran
A. SATUAN
Suatu ciri khas dalam fisika adalah pengukuran besaran setiap pengukuran adalah
perbandingan. Ketika kita mengatakan panjang sebuah meja 120 cm, kita maksudkan
bahwa panjangnya adalah 120 kali satuan panjang tertentu yang disebut sentimeter. Hasil
setiap pengukuran adalah bilangan (120 untuk meja ) dan satuan ( di sini sentimeter ),
sedangkan panjang disebut besaran.
Satuan Dasar dalam SI
Besaran Satuan
Panjang meter (m)
Massa kilogram (kg)
Waktu sekon (s)
Temperatur kelvin (K)
Arus listrik ampere (A)
Intensitas cahaya candela (cd)

Semua besaran fisika dapat dinyatakan hanya dengan enam satuan baku atau satuan dasar.
Tiga di antaranya adalah satuan panjang (meter, m), satuan massa (kilogram, kg) dan satuan
waktu (sekon, s). Satuan besaran mekanika yang lain merupakan gabungan antara dua atau
tiga satuan dasar itu, Misalnya, satuan gaya adalah kg.m/s 2 yang sebagai Newton (N). Satuan
baku lainnya adalah kelvin (K) untuk besaran temperatur, ampere (A) untuk besaran arus
listrik, dan candela (cd) untuk intesitas cahaya.
Satuan baku panjang adalah meter, satuan baku massa adalah
kilogram (kg). Massa baku itu adalah silinder platina-iridium
yang disimpan pada International Bureau of Weights and
Measure di Sevres, dekat Paris Prancis, yang mempunyai massa
tepat 1 kg.
Perkalian dan Pembagian Satuan SI Digunakan secara luas;
Masing-masing Ditunjukkan dengan awalan Menurut Pangkat dari Sepuluh yang
Bersesuaian.
Awalan Pangkat dari sepuluh Singkatan Contoh
atto- 10-18 a 1 aC = 1 attocoulomb = 10-18 C
femto- 10-15 f 1 fm = 1 femtometer = 10-15 m
pico- 10-12 p 1 pf = 1 picofarad = 10-12 F
nano- 10-9 n 1 ns = 1 nanosecond = 10-9 s
micro- 10-6 µ 1 µA = 1 microampere = 10-6 A
mili- 10-3 m 1 mg = 1 milligram = 10-3 gram
centi- 10-2 c 1 cm = 1 centimeter = 10-2 m
kilo- 103 k 1 kV = 1 kilovolt = 103 V
mega- 106 M 1 MW = 1megawatt = 106 W
giga- 109 G 1 GeV = 1 gigaelectronvolt = 109 eV
tera- 1012 T 1 Tm = 1 terameter = 1012 m
peta- 1015 P 1 Ps = 1 petasecond = 1015 s
exa- 1018 E 1 EJ = 1 exajoule = 1018 J
Hasil pengukuran besaran terdiri atas bilangan dan satuan, misalnya panjang sebuah meja adalah
120 cm, sering kali kita memperoleh besaran terukur dalam satuan tertentu, tetapi kita ingin
menyatakan besaran itu dalam satuan lainnya. Untuk keperluan ini kita harus menggunakan faktor
konversi. Kemudian, kita menerapkan dua aturan untuk konversi semacam itu.
1. Satuan-satuan yang diperlukan dalam suatu persamaan dengan cara yang tepat sama, seperti
besaran aljabar, yang bisa dikalikan dan dibagi satu sama lain.
2. Mengalikan atau membagi suatu besaran dengan tidak memengaruhi nilainya

B. PENGUKURAN DAN KETIDAKPASTIAN


Pengukuran teliti sangat diperlukan dalam fisika. Namun demikian, tidak ada pengukuran
yang mutlak. Dalam pengukuran, terdapat ketidakpastian. Ketidakpastian ini bersumber pada
ketelitian alat ukur yang terbatas dan ketidakmampuan kita untuk membaca di luar bagian
skala terkecil yang ditunjukkan. Sebagai contoh, Anda mengukur lebar buku dengan mistar
berskala terkecil 1 mm. Hasilnya dapat dinyatakan sampai ketelitian kira-kira 0,01 cm, yaitu
bagian terkecil mistar itu.
C. PENGUKURAN PANJANG, LUAS DAN VOLUME

1. Pengukuran panjang
Apabila kita ingin mengukur panjang suatu benda kita harus memilh alat ukur yang sesuai dengan
panjang benda yang akan diukur dan ketelitian yang diperlukan. Bagaimana kita memutuskan
ketelitian yang diperlukan? Dalam suatu eksperimen saat beberapa pengukuran yang berbeda harus
dilakukan, kita arahkan agar mencapai ketelitian yang mirip untuk semua pengukuran.

Beberapa Alat Ukur dan Panjang yang Sesuai dalam Pengukuran

Panjang yang akan Alat ukur Ketelitian


Di ukur terbaik
Beberapa meter Pengukur panjang tergulung dibuat dai baja 1,0 mm
Kira-kira 1 cm Mistar atau penggaris 0,5 mm
sampai 1 m
Kira-kira 1 mm Jangka sorong (vernier calipers) 0,1 mm
sampai 10 cm
Kira-kira 0,1 mm Mikrometer skrup (screw micrometer) 0,01 mm
Sampai 2-3 cm
Pengukuran gambar dengan mistar

Oleh karena itu, perlu di perhatikan hal-hal berikut dalam menggunakan mistar.
a. Hindari celah antara mistar dan benda yang akan di ukur atau anda akan menerka posisi dua ujung
benda pada skala mistar.
b. Hindari kesalahan ujung. Berhati-hatilah untuk meluruskan ujung benda dengan angka nol pada skala
mistar
c. Hindari kesalahan paralaks. Posisi mata anda secara vertical di atas skala mistar
Pengukuran Panjang dengan Menggunakan jangka sorong
Pengukuran Panjang dengan menggunakan Mikrometer
2. Pengukuran Luas
Apabila kita ingin menghitung luas suatu permukaan, kita dapat menggunakan rumus baku untuk bentuk-
bentuk teratur. Sebagai contoh, luas permukaan benda berbentuk persegi panjang yang mempunyai panjang l dan
lebar w

A = lw

Luas penampang lingkaran suatu benda berdiameter d dan jari-jari r sebagai berikut.

A = ¶ d 2 = ¶ r2
4
hai itu dengan ¶ = 3,14 = 22/7. Dalam hal ini, panjang lebar dan diameter diukur dengan alat yang sesusai

3. Pengukuran Volume
Zat padat dan zat cair mempunyai volume hamper konstan, tetapi mempunyai berbagai macam bentuk. Oleh
karena itu, pengukuran volume benda-benda itu sukar dilakukan, kecuali untuk zat padat berbentuk teratur,
seperti balok persegi, kubus, silinder, dan bola.
Beberapa Metode Dasar untuk mengukur Volume Zat padat dan zat cair

Volume yang diukur Alat ukur


Zat padat berbentuk teratur Mistar, jangka sorong, mikrometer, memakai rumus

Zat padat berbentuk tak teratur Gelas ukur


Zat cair (volume besar) Gelas ukur
Zat cair (volume kecil) Buret, pipet, labu takar

Untuk benda padat yang mengapung dalam air, kita memerlukan pemberat, misalnya anak timbangan kuningan,
sehingga benda itu tertarik turun di bawah permukaan air gelas ukur. Langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut.
1. Carilah volume pemberat sendiri.
2. Carilah volume benda dan pemberat.
3. Selisih antara dua pembacaan itu volume benda itu sendiri.
4. Pengukuran Massa dan Berat
Banyak materi dalam suatu benda memengaruhi sifat tertentu benda itu di mana pun benda itu berada.
Dua sifat semacam itu adalah massa inersia (sering kali hanya disebut massa) dan massa jenis benda yang
bersangkutan.

Neraca pegas dikalibrasi dengan menggunakan gaya-gaya yang diketahui terhadap rentangan atau mampatan pegasnya.
Karena neraca pegas mengukur gaya, neraca pegas harus dikalibrasi dalam satuan gaya, yaitu Newton (N) dalam SI.
Namun demikian, neraca pegas sering mempunyai skala dalam gram atau kilogram. Oleh karena itu neraca ini kadang-
kadang dapat juga digunakan untuk mencari massa di bumi. Akan tetapi, pembacaan dalam gram atau kilogram ini
hanya benar pada permukaan bumi.
Neraca pegas
kita dapat menguji bahwa berat benda sebanding massanya dengan menimbang
sejumlah massa yang diketahui dengan neraca pegas berskala Newton.
Berat benda sebanding dengan berat massanya, dengan kata lain, jika massa benda
dibuat 2 kali lipat, berat benda juga menjadi 2 kali lipat, dan seterusnya.
Pada permukaan bumi, kita mendapatkan berat benda yang bermassa 1 kg adalah 9,8
N. Hal ini bearti gaya tarik grvitasi bumi pada suatu benda bermassa 1 kg = 9,8 N
pada permukaan bumi. Dapat dinyatakan bahwa kuat medan gravitasi bumi
(lambang g) pada permukaan bumi adalah 9,8 N/kg. Sebab itu hubungan massa (m)
dan berat (w) dituliskan: w=mg
besaran g disebut percepatan gravitasi bumi dengan stuan m/s² dalam SI atau cm/s²
dalam cgs
5. Pengukuran Massa Jenis
Massa jenis suatu zat didefinisikan sebagai massa zat itu per satuan volume. Jika massa suatu zat adalah m
dan volumenya adalah V, massa jenis p ( huruf Yunani, rho) zat itu :
P= m
v
Suatu massa jenis dalam SI adalah kg/m³ atau dalam cgs adalah g/cm³
Alat untuk mengukur massa jenis zat air adalah hidrometer
6. Pengukuran waktu
Seiring dengan perkembangan teknologi, kita memerlukan jam dengan ketelitian tinggi
Beberapa jam yang berguna secara khusus sebagi berikut:
 Osilasi suatu kristal seperti kristal kuarsa yang digunakan dalam arloji.
 Osilasi elektron-elektron dalam rangkaian listrik seperti frekuensi listri 50 hertz yang digunakan untuk
menjalankan jam dan penggerak rekaman pada laju konstan.
 Osilasi mekanis bandul atau roda kesetimbangan dalam jam arloji.
 Rotasi bumi pada sumbunya.
 Jam peluruhan radioaktif; umur-paruh suatu isotop radioaktif yang menyeluruh secar perlahan seperti
carbon 14 dapat digunakan untuk mengukur umur fosil-fosil dari ribuan tahun yang lalu.
Alat ukur banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari
adalah jam dan arloji.
Dalam eksperimen fisika, kita perlu mengukur interval waktu
dari pada “waktu “
Itu sendiri. Interval waktu adalah panjang waktu antara
permulaan dan akhir suatu peristiwa. Alat pencatat interval
waktu yang banyak digunakan dalam eksperimen fisika adalah
stopwatch dan stopclok.
Kegiatan belajar 2
kinematika
A. KERANGKA CUAN DAN PERGESERAN
Dalam fisika , kita sering menggunakan suatu himpunan sumbu koordinat
untuk menggambarkan kerangka cuan.
Sumbu x digambarkan dengan garis horizontal dan sumbu y digambarkan
dengan garis vertikal. Perpotongandari dua sumbu titik O(0,0), adalah titik
asal. Benda yang ada disebelah kanan titi O pada sumbu x biasanya dipilih
positif sehingga benda sepanjang sumbu x disebelah kiri mempunyai
koordinat x negatif. Benda sepanjang sumbu y yang berada di atas O dipilih
mempunyai koordinat y positif, sedangkan dibawah O mempunyai koordinat y
negatif. Titik xy dapat ditentukan dengan memberikan koordinat x dan
koordinat y. Sistem koordinat semacam itu disebut sistem koordinat cartesius.
Dalam tiga dimensi, sistem koordinat ini di tambah dengan sumbu z yang
tegak lurus pada sumbu x dan sumbu y.
Perubahan suatu benda disebut pergeseran (displacement).
Pergeseran menggambarkan seberapa jauh benda itu dari
titik awalnya. Pergeseran termasuk besaran yang
mempunyai besar dan arah, yang disebut besaran vektor
yang di gambarkan dengan anak panah, dan besaran
yang tidak mempunyai anak panah adalah besaran skalar,
misalnya massa dan temperatur.
Contoh :
Seorang anak berjalan 50m ke Timur, kemudian balik
berjalan 20 ke Barat; jarak total yang di tempuh adalah 70
m, tetapi pergeserannya adalah 30 m ke kanan
x = x2 – x1
B. KECEPATAN
Dalam fisika, kecepatan dikenal dengan istilah laju (speed) yang mengacu pada seberapa jauh sebuah benda
melintas dalam selang waktu tertentu.

Laju rata-rata = jarak yang ditempuh


waktu yang diperlukan

Kecepatan = pergeseran
waktu yang diperlukan
C. KECEPATAN SESAAT
Kecepatan sesaat didefinisikan sebagai kecepatan rata-rata dalam selang waktu yang sangat kecil.
Kecepatan sesaat dapat didefinisikan :

V= lim x
t 0 t
D. PERCEPATAN

Percepatan rata – rata didefinisikan sebagai perubahan kecepatan dibagi dengan waktu yang diperlukan
untuk membuat perubahan ini sehingga diperoleh berikut ini:
Percepatan rata – rata = perubahan kecepatan
waktu yang diperlukan
Jika dalam selang waktu t = t2 – t1 benda mengalami perubahan kecepatan
v = v2 – v1, percepatan rata – rata a dalam selang waktu itu dapat didefinisikan sebagai berikut .
a = v2 – v1 = v
t2 – t1 t
Dengan analogi pada kecepatan, percepatan sesaat a pada suatu saat tertentu dapat didefinisikan sebagai
berikut
a= lim v
t 0 t
E. GERAK DENGAN PERCEPATAN KONSTAN

Gerak ini sering disebut gerak lurus beraturan. Dalam hal ini, percepatan rata – rata sama dengan percepatan
sesaat. Gerak semacam ini sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, misal gerak benda yang jatuh ke
tanah, gerak bola yang ditendang, dan gerak peluru yang di tembakkan. Misalkan, kecepatan benda mula-
mula adalah a. Setelah t detik kemudian kecepatan benda adalah v dan posisi benda menjadi x dari posisi
mula – mula, kita memperoleh rumus – rumus sebagai berikut.
v = v0 + at
x = v0t + ½ at²
v² = v² o+2ax
Atau
a = v² - v² o
2x
E. GERAK VERTIKAL

Jika anda melempar bola vertikal ke atas, bola itu akan jatuh kembali ke bumi. Salah satu contoh gerak vertikal
ialah gerak benda jatuh. Percepatan yang dialami oleh benda-benda yang bergerak jatuh disebut percepatan gravitasi
(g) bumi yang besarnya g = 9,80 m/s2. Sebenarnya percepatan gravitasi bumi tidak sama dari suatu tempat ke tempat
lain.

Contoh : percepatan gravitasi bumi rata-rata pada permukaan laut ialah 9,81 m/s2 , g di kutub utara 9,83 m/s2 , dan g
di ekuator ialah 9,78 m/s2 . arah percepatan gravitasi selalu menuju pusat bumi (ke bawah).
 
KB 3

DINAMIKA

A. GAYA DAN GERAK


Pada KB ini kita berbicara tentang hubungan gaya dan gerak. Cabang mekanika yang berhubungan dengan gaya
dan mengapa benda-benda bergerak disebut dinamika.

1. Hukum pertama newton

Isaac Newton (1642 – 1727) menyusun teori tentang gerak. Dalam bukunya Principia (diterbitkan tahun 16870
terangkumdalam “tiga hukum gerak”. Hukum yang ptama mirip dengan gagasan Galileo yang dapat dinyatakan
sebagai berikut ;

Sebuah benda yang diam akan tetap diam dan sebuah benda yang bergerak akan melanjutkan geraknya dengan
kecepatan konstan (laju konstan dalam garis lurus) jika tak ada interaksi dengan benda lain.
2. GAYA

Gaya dapat didefinisikan sebagai suatu pengaruh yang dapat mengubah kecepatan suatu benda. Definisi ini
sesuai degan istilah dorongan atau tarikan, bahkan mempunyai makna lebih jauh karena berlaku untuk bendabenda
yang tak beraturan. Benda yang dilepaskan (kecepatan awal nol) dari ketinggian tertentu akan jatuh dan bergerak
makin cepat karena gaya Tarik bumi.

3. HUKUM KEDUA NEWTON


Memberikan definisinkuantitatif tentang gaya yang dapat dinyatakan sebagai berikut :
Gaya neto yang bekerja pada suatu benda sama dengan hasil kali massa benda dan percepatannya. Arah gaya ini
sama dengan arah percepatan itu.
Satuan benda dalam SI ialah newton (N). Satu newton ialah gaya neto yang diberikan pada seuatu benda
bermassa 1 kg sehingga memberikan percepatan 1 m/s2 . Jadi,

1 N = (1 kg)(1 m/s2 ) = 1 kg.m/s2


4. HUKUM KETIGA NEWTON

Dalam hukum Newton, terdapat dua gaya yang bekerja pada benda yang berbeda, yaitu gaya aksi yang
dilakukan oleh benda pertama pada benda kedua dan reaksi yang dilakukan oleh benda kedua pada benda pertama

Gambar 7.15 menggambarkan seseorang sedang menarik peti kayu. Gaya (aksi) Fpo ke depan dilakukan oleh
orang pada peti (gaya inibekerja pada peti), sedangkan gaya (reaksi) Fop ke belakang dilakukan oleh peti pada orang
(gaya ini bekerja pada orang)
a. Berat dan gaya normal

Teman-teman tentu masih ingat tentang konsep berat yang pernah kita bicarakan sebelumnya, jika gesekan udara
diabaikan, semua benda yang jatuh dekat permukaan bumi mengalamui percepatan g yang sama. Gaya yang
menimbulkan percepatan ini disebut gaya gravitasi. Kita sekarang meninjau berat benda dari sudut pandang hukum
kedua newton. Misalkan, gaya gravitasi terhadap benda bermassa m diberi lambang Fg dan besarnya sering disebut
berat.

B. gesekan

Dalam kenyataan tak ada permukaan yang licin sempurna . Jika benda meluncur pada permukaan kasar, antara
benda dan permukaan terdapat gesekan luncur yang disebut gesekan kinetic. Gaya gesekan kinetic bekerja pada
benda yang sedang meluncur arah berlawanan dengan arah geraknya. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa besar
gaya gesekan kinetik ini berbanding lurus dengan gaya normal.
c. gerak melingkar

 Jika sebuah bola dikatkan pada salah satu ujung tali, lalu ujung tali yang lain dipegang dan diputar di atas kepala,
anda mendapatkan bahwa tangan anda harus menarik tali itu untuk mempertahankan bola bergerak dalam lintasan
lingkaran. Jika tali itu anda lepas, anda akan mendapatkan bahwa bola terbang dengan kecepatan menyinggung
lintasan tali.
 Gaya yang diperlukan agar suatu benda mengikuti lintasan lingkaran disebut gaya sentrimental. Secara umum,
dapat dikatakan bahwa gaya sentrimental ialah gaya yang tegak lurus pada kecepatan suatu benda yang sedang
bergeraksepanjang lintasan lengkung.
B. ENERGI

1. Usaha

 Gaya dapat membuat benda bergerak, berubah lintasannya, dan menyebabkan benda berhenti. Pernahkah anda
mengenal istilah kerja atau usaha dalam kehidupan sehari-hari ,,,,, fisika usaha atau kerja ialah besaran yang
merupakan besarnya perubahan yang ditimbulkan oleh gaya ketika gaya itu bekerja pada suatu benda.
 Usaha yang dilakukan oleh gaya konstan F yang bekerja pada suatu benda yang mengalami pergeseran x sama
dengan hasil kali besar komponen gaya Fx dalam arah pergeseran itu dan besar pergeseran x.
2. Energi

 Ketika kita berkata bahwa suatu benda mempunyai energy, kita mengartika bahwa benda itu mampu secara
langsung atau tidak langsung melakukan gaya terhadap benda lain dan melakukan kerja pada benda ini.
 Sebaliknya ketika kita melakukan usaha pada suatau benda, kita menambahkan sejumlah energy pada benda itu
yang besarnya sama denga usaha yang kita lakukan. Satuan energy sama dengan satuan usaha yaitu joule dalam
SI
a. Energi kinetik
Ketika kita melakukan usaha pada sebuah bola dengan melemparkannya, menjadi apakah usaha ini,,,, untuk
menjawab pertanyaan ini, marilah kita menganggap bahwa kita memberikan gaya konstan F pada bola itu sepanjang
jarak x sebelum bola meninggalkan tangan kita. Usaha yang dilakukan pada bola itu sebagai berikut :
W = Fx
Jika massa bola ialah m, besar percepatan bola selama dilempar sebagai berikut :
a = F/m

Menurut hukum kedua Newton, F = m a.


Bola mula-mula diam (Vo = 0) dan mengalami percepatan sebesar a selama melewati jarak x. jika kecepatan akhir
bola ketika meninggalkan tangan ialah v, diperoleh hubungan berikut :

Lalu, kita peroleh berikut ini

Fx = ½ mv2
b. Energi potensial
 
Untuk mengangkat suatu benda bermassa m secara vertikal suatu gaya ke arah atas sekurang-kurangnya sama
dengan berat benda , mg, harus diberikan, misalnya oleh tangan kita.

C. Energi mekanik dan kekekalannya


Misalkan pada posisi 1 suatu sistem mempunyai energy kinetik EK1 serta energy potensial EP1 dan pada posisi 2
sistem itu mempunyai energy kinetic EK2 serta energy potensial EP2. Jika hanya gaya-gaya konservatif yang bekerja
pada sistem itu, Wnc = 0 , kita memperoleh hal berikut :

EK + EP = 0
atau
(EK2 – EK1) + (EP2 – EP1) = 0
 C. ASAS PESAWAT SEDERHANA
1. GAYA PUTAR
a. Torka atau momen gaya
momen gaya yaitu suatu besaran yang menyatakan besarnya gaya yang bekerja pada sebuah benda
sehingga benda tersebut melakukan gerakan rotasi. Lambang momen gaya atau torka adalah τ (huruf yunani
tau) sehingga diperoleh rumus τ = FL , F itu adalah gaya dan L itu adalah lengan momen. Satuan torka adalah
Newton. Meter (N. M)
b. Gaya sejajar
gaya sejajar yaitu gaya gaya yang garis kerjanya sejajar satu sama lain.
c. Kopel
kopel adalah sepasang gaya yang bekerja pada suatu benda yang sama besarnya dan berlawanan arah
tidak bekerja sepanjang garis lurus yang sama.
Dalam gambar 7.22 terdapat 2 gaya sebesar F yang sejajar dan berlawanan arah bekerja pada ujung-ujung
sebuah batang dengan panjang L yang dapat berputar pada sumbu O. Momen kopel (M) disekitar sumbu O
dapat dihitung dengan M=FL1+FL2=F(L1+L2) ATAU M=FL.
2.
 PESAWAT
 
pesawat adalah peranti yang meneruskan gaya atau momet gaya untuk tujuan tertentu.
a. Pengganda gaya dan pengganda jarak
contoh penggandaan gaya adalah linggis, gerobak dorong roda satu, dan pembuka botol. Keuntungan
mekanis (KM) adalah perbandingan gaya keluar (F out) dan gaya masukan (F in). Dapat juga dikatakaan
perbandingan beban (Fb) dan Kuasa (Fk). Dapat dituliskan KM = =
Tuas yg ditunjukkan pada gambar, syarat kesetimbangannya
Adalah momen gaya yang dihasilkan oleh Fin (dalam hal ini
Fk) disekitar titik tumpu O yaitu sama dengan besar momen
gaya yang dihasilkan oleh Fout (Fb) dan lengan tuas kita
Sebut dengan Lin (Lk) dan Lout (atau lengan beban Lb)
Sehingga KM==
Perbandingan
   antara jarak yang dtempuh kuasa dan jarak yang ditempuh beban disebut nisbah jarak atau
nisbah kecepatan (NK) sehingga di peroleh NK =
db adalah jarak yang ditempuh beban , dan dk adalah jarak yang ditempuh kuasa.
b. EFISIENSI PESAWAT
usaha yang dikerjakan oleh pesawat terhadap bebannya ( menggerakkan, mengangkat, memotong dsb)
disebut usaha yang berguna ataau energi keluaran yang berguna.
Persamaan energi untuk pesawat dapat dituliskan sebagai berikut
Energi masukan=energi keluaran yang berguna + energi keluaran yang terbuang.
Mengukur efisien mesin dalam bentuk nisbah dan dinyatakan dalam persen sebagai berikut
Efisiensi =  100 %
Usaha keluaran yang berguna = beban x jarak yang ditempuh beban = Fb db
Usaha masukan = kuasa x jarak yang ditempuh beban = Fk dk
c. Beberapa pesawat sederhana
1. Tuas
Tuas adalah pesawat sederhana yang menggunakan sumbu untuk meneruskan usaha yang dilakukan oleh kuasa
pada suatu tempat ke beban pada tempat lain.
Tuas dikelompokkanmenjadi 3 golongan.
2. Mempunyai sumbu dan penumpu antara beban dan kuasa. Contohnya gunting
3. Mempunyai beban antara kuasa dan sumbu atau penumpu. Contohnya gerobak
4. Mempunyai kuasa antara beban dan sumbu atau penumpu. Contohnya tangkai pancing.
2. KATROL
Katrol digunakan untuk merubah arah gaya dan untuk memperoleh keuntungan mekanis lebih besar.
Ada 3 jenis katrol
a. Katrol tetap yaitu katrol dengan suatu penggantung tetap yang tidak bergerak terhasap kuasa atau beban.
NK katrol tetap haruslah tapat 1 karena baban akan naik dengan jarak yaang sama seperti gerak kuasa.
Gambar disamping menunjukkan katrol tunggal tetap
yang digunakan untuk mengubah arah gaya kuasa Fk
dari suatu tarikan ke bawah menjadi gaya angkat ke
atas. Tegangan T pada tali memberikan gaya ke atas
terhadap beban Fb.

b. Katrol tunggal bergerak yaitu katrol yang letak posisinya dapat di pindah-pindah.
NK katrol tunggal bergerak yaitu ada 2.
dapat dilihat pada gambar disamping, jika beban diangkat
sampai jarak tertentu, terdapat dua panjang tali yang sama
Dengan jarak itu yang akan ditarik ke atas oleh kuasa.
Sehingga dapat diperoleh:
Gaya ke atas total yang diperlukan = beban + berat katrol yang bergerak dan sebagainya.
c. Katrol ganda yaitu rangkaian katrol yang terdiri dari katrol tetap dan katrol bergerak sehingga memiliki
keuntungan mekanik yang berlipat ganda.

Gambar disamping menunjukkan sistem kerekan


yang terdiri Atas empat katrol. Blok katrol atas terdiri
Atas dua katrol yang bergerak. Untuk mengangkat
beban sebesar 1 m maka diperlukan 4 m tali dari
pesawat oleh kuasa sehingga NK nya adalah 4.
Jadi keuntungan mekanis sistem kerekan itu ada 4.
3.
 BIDANG
  MIRING

bidang miring adalah suatu lereng yang memungkinkan beban diangkat sedikit demi sedikit dan dengan
menggunakan kuasa yang lebih kecil dari pada diangkat secara vertikal ke atas.
Baut dan sekrup( kampak, pahat dan sebagainya) didasarkan pada asas bidang miring. Keuntungan
mekanisnya yaitu
KM = = L adalah panjang lereng dan h adalah ketinggian vertikal.
4.
 RODA
  DAN GANDAR
Roda kemudi mobil adalah contoh dari asas roda
dan gandar. Roda kemudi mempunyai NK lebih besar
dari 1 yang memperbesar kuasa. Jarak yang ditempuh
kuasa dalam memutar roda satu kali adalah keliling roda
yaitu 2R.
dengan demikian nisbah kecepatannya adalah
NK = =
5. GIR
sebagian besar gir dipasang pada gambar dan berputar dengan gandarnya.

Gir dirancang dengan NK lebih besar dari 1 atau lebih kecil dari 1. apabila NK lebih besar dari 1 maka dapat
memperlambat laju rotasi dan memperbesar kuasa.

Dan jika NK lebih kecil dari 1 maka dapat mempercepat rotasi dan memperbesar jarak yang ditempuh .
  
Perbandingan terbalik antara jumlah gigi dan laju rotasi

Oleh karena itu NK pasangan gir ditentukan oleh


NK=
Berhubungan secara terbalik dengan jumlah gigi pada roda
NK =

Anda mungkin juga menyukai