Pertemuan (Tuweb) ke 5
Kegiatan Belajar 1
Pengukuran Besaran
A. SATUAN
Suatu ciri khas dalam fisika adalah pengukuran besaran.
Setiap pengukuran adalah perbandingan. Ketika mengatakan
panjang sebuah meja adalah 120 cm, kita maksudkan bahwa
panjangnya adalah 120 kali satuan panjang tertentu yang disebut
sentimeter. Hasil setiap pengukuran adalah bilangan (120 untuk
meja) dan satuan (disini sentimeter), sedangkan panjang disebut
besaran fisika.
BESARAN SATUAN
PANGKAT DARI
AWALAN SEPULUH SINKATAN CONTOH
Modul 7
Halaman 7.10
Kegiatan Belajar 1
Pengukuran Besaran
Gambar 7.2 menunjukan jangka sorong yang
Digunakan untuk mengukur lebar sendok teh. Langkah – langkah
yang perlu dilakukan dalam menggunakan jangka sorong
sebagai berikut :
a. Tempatkan benda yang akan diukur di antara rahang luar
jangka sorong, kemudian tutuplah rahang geser sampai
menjepit benda itu
b. Bacalah skala utama didepan tanda nol pada rahang geser
untuk memperoleh pembacaan sampai dengan ketelitian
sampai 0,1 atau 1 mm
c. Pada rahang geser, terdapat skalah khusus yang
memberikan pembacaan sampai persepuluhan milimeter
yang sedikit lebih kecil dari satu milimeter (tepatnya 0,9 mm)
yang disebut skala vernier atau skala nonius.
Kegiatan Belajar 1
Pengukuran Besaran
Gambar 7.2
Pengukuran
panjang dengan
menggunakan
jangka sorong
(Avison, 1989:59)
Modul 7
Halaman 7.11
Kegiatan Belajar 1
Pengukuran Besaran
Gambar 7.3
Pengukuran
panjang dengan
menggunakan
Mikrometer
(Avison, 1989:60)
Modul 7
Halaman 7.12
Kegiatan Belajar 1
Pengukuran Besaran
Gambar 7.3 menunjukan mikro meter sekrup yang
Digunakan untuk mengukur diameter pensil. Langkah – langkah
yang perlu dilakukan dalam menggunakan alat ukur mikrometer
sekrup sebagai berikut :
a. Tempatkan benda diantara rahang – rahang mikrometer
terbuka, kemudian sekrupkan rahang – rahang itu agar
menutup dan menjepit benda itu dengan menggunakan roda
bergerigi
b. Skala utama diberi tanda sepanjang lengan mikrometer dan
diberi angka dalam mm serta mempunyai tanda mm dan
tanda ½ mm
c. Roda bergerigi memutar tudung putar dengan satu putaran
akan membuka atau menutup jarak antara rahang – rahang
mikrometer sebesar ½ mm
Kegiatan Belajar 1
Pengukuran Besaran
Gambar 7.3 menunjukan jangka sorong yang
Digunakan untuk mengukur lebar sendok teh. Langkah – langkah
yang perlu dilakukan dalam menggunakan jangka sorong
sebagai berikut :
a. Tempatkan benda yang akan diukur di antara rahang luar
jangka sorong, kemudian tutuplah rahang geser sampai
menjepit benda itu
b. Bacalah skala utama didepan tanda nol pada rahang geser
untuk memperoleh pembacaan sampai dengan ketelitian
sampai 0,1 atau 1 mm
c. Pada rahang geser, terdapat skalah khusus yang
memberikan pembacaan sampai persepuluhan milimeter
yang sedikit lebih kecil dari satu milimeter (tepatnya 0,9 mm)
yang disebut skala vernier atau skala nonius.
Kegiatan Belajar 1
Pengukuran Besaran
2. Pengukuran Luas
Menghitung luas suatu permukaan. Kita dapat menggunakan
rumus baku untuk bentuk – bentuk teratur. Sebagai contoh, luas
permukaan benda berbentuk persegi panjang yang mempunyai
panjang 1 dan lebar w sebagai berikut
Zat padat berbentuk teratur Mistar, jangka sorong, mikrometer, memakai rumus
Zat padat berbentuk tak teratur Gelas ukur
Zat cair (volume besar) Gelas ukur
Zat cair (volume kecil) Buret. Pipet, labu takar
Dalam hal ini l, w, h dan d diukur dengan alat ukur yang sesuai.
Terdapat pada gambar 7.4 halaman 7.14 – Pembacaan Meniskus
(Avison 1989:61)
Kegiatan Belajar 1
Pengukuran Besaran
4. Pengukuran Masa dan Berat
Dua jenis neraca (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
1990:2) terdapat dalam Tabel 7.6
Mencari massa benda yang tidak diketahui dengan asas balok
setimbang (Avison, 1989:64) terdapat dalam Tabel 7.7
Modul 7
Halaman 7.18
Perlu diperhatikan beberapa catatan berikut
1. Massa baku sering disebut ‘anak timbangan’
2. Kesetimbangan balok akan berlaku di bulan dan memberikan
nilai – nilai yang benar untuk massa yang tidak diketahui
3. Neraca pegas yang digunakan untuk mengukur berat di bulan
akan menghasilkan pembacaan berat yang benar
4. Ketika mencari massa suatu zat cair, timbanglah duu
wadahnya ketika kosong dan kering, lalu kurangkan massa
wadag itu dari massa zat cair + wadahnya
Kegiatan Belajar 1
Pengukuran Besaran
5. Pengukuran Masa Jenis
Massa jeni zat cair memberitahukan kita banyaknya materi
yang terkandung dalam volume tertentu zat itu (biasanya 1 cm3
atau 1 m3).
Massa jenis suatu zat didefinisikan sebagai massa zat itu per
satuan volume. Jika masa suatu zat adalah m dan volume
adalah V, masa jenis (huruf yunani) zat itu sebagai berikut.
Pertemuan (Tuweb) ke 5
Kegiatan Belajar 2
Kinematika
A. KERANGKA ACUAN DAN PERGESERAN
Dalam fisika, kita sering menggunakan suatu himpunan
sumbu koordinat untuk menggambarkan kerangka acuan, seperti
dalam gambar 7.11 (a) dan gambar 7.11 (b)
Gambar 7.11
Sistem Koordinat
Cartesian
(a) Dua dimensi
(b) Tiga dimensi
Modul 7
Halaman 7.32
Untuk gerak suatu dimensi, cukup menggambarkan sumbu x.
posisi benda pada suatu saat ditentukan oleh koordinat x benda
itu.
Kegiatan Belajar 2
Kinematika
Pergeseran termasuk besaran yang mempunyai
besar dan arah, yang disebut vektor, yang digambarkan dengan
anak panah. Terdapat pada gambar 7.12 (a) Modul 7 Halaman
7.33
Gambar 7.12
(a) Seorang
berjalan 50 m
ke timur,
kemudian balik
berjalan 20 ke
barat;
ke kanan
Dengan lambang (huruf yunani, delta) yang berarti perubahan
dalam. Jadi, adalah “perubahan dalam x” yaitu perubahan
pergeseran. Dituliskan dengan rumus
Kegiatan Belajar 2
Kinematika
pada saat benda itu berada pada posisi mula
- mula dan pada saat kemudian benda pada posisi
akhir sehingga berikut ini. Terdapat pada gambar 7.12
(c) Modul 7 Halaman 7.33
Gambar 7.12
(c) Pergesaran
ke kiri
Untuk contoh terdapat pada gambar 7.12 (a), (b), dan (c) Modul
7 Halaman 7.33
Kegiatan Belajar 2
Kinematika
C. KECEPATAN SESAAT
Kecepatan sesaat didefinisikan sebagai kecepatan rata-rata
dalam selang waktu sangat kecil. Berdasarkan persamaan (7.8),
kita mendefinisikan kecepatan sesaat sebagai kecepatan rata –
rata dalam batas (limit) menjadi sangat kecil, mendekati nol.
Untuk gerak satu dimensi, dapat menuliskan kecepatan sesaat, v
sebagai berikut.
atau
Kegiatan Belajar 2
Kinematika
F. GERAK VERTIKAL
Salah satu contoh gerak vertikal adalah gerak benda jatuh.
Percepatan yang dialami oleh benda – benda yang bergerak
jatuh disebut percepatan gravitasi (g) bumi yang besarnya g =
9,80 m/ss . Sebenarnya percepatan bumi tidak sama dari suatu
tempat ke tempat yang lain.
Gambar 7.14
Gerak Vertikal ke
Atas dan Jatuh
Modul 7
Halaman 7.41
Modul 7
Pengukuran Besaran,
Kinematika dan Dinamika
Kegiatan Belajar 3
Dinamika
Pertemuan (Tuweb) ke 5
Kegiatan Belajar 3
Dinamika
A. GAYA DAN GERAK
Cabang mekanika yang berhubungan dengan gaya dan
mengapa benda – benda bergerak disebut dinamika
1. Hukum Pertama Newton
Isaac Newton (1642-1727) menyusun teori tentang gerak.
Dalam bukunya Principia (diterbitkan tahun 1687) terangkum
dalam “tiga hukum gerak”. Hukum pertama mirip dengan
gagasan Galileo yang dapat dinyatakan sebagai berikut.
Sebuah benda yang diam akan tetap diam dan sebuah benda
yang bergerak akan melanjutkan geraknya dengan kecepatan
konstan (laju konstan dalam garis lurus) jika tidak ada interaksi
dengan benda lain.
2. Gaya
Gaya dapat didefinisikan sebagai suatu pengaruh yang dapat
mengubah kecepatan suatu benda. Definisi ini sesuai dengan
istilah dorongan atau tarikan, bahkan mempunyai makna lebih
jauh karena berlaku untuk benda – benda yang tidak
bersentuhan.
Gaya termasuk besaran vektor yang mempunyai besar dan
arah tertentu. Gaya dapat diukur dengan menggunakan neraca
pegas
Kegiatan Belajar 3
Dinamika
2. Energi
a. Energi kinetik
b. Energi potensial
2. Pesawat
a. Pengganda gaya dan pengganda jarak
b. efisiensi pesawat
c. beberapa pesawat sederhana
1). Tuas
2). Katrol
3). Bidang miring
4). Roda dan Gandar
5). Gir
TERIMA KASIH