Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KONSEP DASAR IPA DI SD

MODUL 8

MATERI DAN SIFATNYA

TUTOR :

Siti Marsidah, S.Pd., MM

OLEH

Nora Wisanti (856746209)

Sarinah (856746169)

Putri Savira Rizkiya (856739923)

UNIVERSITAS TERBUKA PALEMBANG

POKJAR AIR KUMBANG

PROGRAM S.1 PGSD 2021.2


KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga Makalah Kelipatan dan Faktor Bilangan ini dapat diselesaikan dengan
baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW,
keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya. Makalah ini kami buat untuk
melengkapi tugas kelompok mata kuliah Konsep Dasar IPA di SD. Kami ucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Dan kami juga
menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam
memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan
sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah Kelipatan
dan Faktor Bilangan ini, sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi penyempurnaan makalah ini. Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini
terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha
Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Air Kumbang, 9 November 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii

DAFTAR ISI ...........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................................1

A. Latar Belakang ..............................................................................................................1


B. Rumusan Masalah .........................................................................................................1
C. Tujuan ...........................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 2

1. Sifat Termal Zat.............................................................................................................2


2. Panas..............................................................................................................................5

BAB III PENUTUP .................................................................................................................12

A. Kesimpulan ..................................................................................................................12
B. Saran .............................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

IPA merupakan suatu ilmu yang membahas tentang gejala=gejala alam yang disusun
secara sistematis berdasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh
manusia. Secara tidak disadari kegiatan sehari=hari yang dilakukan mengandung IPA. Salah
satu contoh IPA yang ada dikehidupan sehari=hari adalah dengan adanya perubahan wujud
benda, seperti berubahnya air menjadi es, es yang mencair dan masih banyak lagi contoh
lainnya.
Setiap zat berisi energi internal dan juga mempunyai energi kinetik atau energi
potensial karena gerak dan posisinya. Energi internal dimiliki oleh partikel=partikel
penyusun zat itu yang bergerak konstan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu sifat termal zat ?


2. Apa itu panas dan energi internal ?
3. Bagaimana terjadinya perubahan wujud zat ?
4. Bagaimana terjadinya perpindahan panas ?

C. Tujuan

1. Dapat mengetahui apa itu sifat termal zat.


2. Dapat mengetahui panas dan energi internal.
3. Dapat mengetahui terjadinya perubahan wujud zat.
4. Dapat mengetahui terjadinya perpindahan panas.
1
BAB II
PEMBAHASAN

1. SIFAT TERMAL ZAT

A.  TEMPERATUR
Temperatur suatu zat adalah ukuran energi kinetik rata-rata dari gerak translasi acak
partikel-partikel penyusunannya. Alat untuk mengukur temperatur disebut termometer.
Untuk mengukur temperatur benda seara kuantitatif diperlukan skala numerik. Skala yang umum
digunakan adalah skala Celcius/Centigrade, Fahrenheit, Kelvin/Absolut.

Skala temperatur ditetapkan dengan memberikan nilai sembarang pada dua temperatur
yang dapat dihasilkan kembali dengan mudah. Pada Skala Celcius dan Fahrenheit yang dipilih
adalah titik beku air dan titik didih air pada tekanan 1 atmosfer. Termometer dikalibrasi dengan
menempatkannya di dalam dua kondisi, yaitu air yang membeku dan air yang mendidih dalam
tekanan 1 atmosfer, kemudian memberi tanda pada posisi air raksa dalam tabung kaca.
Pada skala Celcius , titik beku air mulai dari 00 C sampai dengan titik didihnya 1000 C.
Pada skala Fahrenheit, titik beku air mulai dari 32 0 F sampai dengan titik didihnya 2120F. antara
dua angka ini dibagi menjadi 180 interval yang sama. Temperatur dibawah titik beku air dan di
atas titik didih air ditetapkan dengan memperluas skala tersebut dengan ukuran interval yang
sama.

Perbandingan tiap interval skala tersebut adalah C : F = 100 : (212 – 32) 5 : 9.


Konversi antara dua skala tersebu dituliskan sebagai berikut:
5 5
T(0C) =   ⦋ T ( F )−32 ⦌ dan T(0F) = T(0C) + 32
9 9

5 0
Sebagai contoh, 770 F = ¿ - 320 ) =250 C
9

2
Sifat pemuaian berbagai macam zat-zat berbeda-beda untuk jangkauan temperature yang
besar. Kalibrasi termometer yang berlainan jenis dengan cara yang disebutkan diatas tidak selalu
menghasilkan angka yang sama. Hasil kalibrasi untuk angka 00 C dan 1000 C bisa benar-benar
cocok, namun untuk temperature-temperatur antara dua angka itu mungkin tidak persis cocok
karena sifat pemuaian zat yang berbeda. Kalibrasi secara hati-hati thermometer air raksamungkin
menunjuk 56,00 C, sedangkan kalibrsi secara hati-hati termometer jenis lain mungkin terbaca
56,40 C.

B. PEMUAIAN ZAT
Zat akan memuai jika dipanaskan dan menyusut jika didinginkan.
Jika panjang batang logam mula-mula adalah L0, perubahan panjang batang ∆L setelah
temperaturnya berubah sebesar ∆T adalah
∆L = αL0∆T
Dengan α adalah konstata perbandingan yang disebut koefisien muai panjang untuk zat tertentu
yang mempunyai satuan 0C-1.

L – L0 = αL0∆T
atau
L = L0 (1 + α∆T)

Dengan L0 adalah panjang mula-mula pada temperatur T0 dan L adalah panjang setelah
dipnaskan atau didinginkansampai pada temperatur T. jika perubahan temperatur ∆T = T - T 0
negatif, maka ∆L = L - L0 juga negatif, berarti panjang batang menjadi pendek.
Perubahan volume dalam zat padat, cair, dan gas karena pengaruh perubahan temperatur
ditentukan oleh hubungan yang mirip dengan persamaan
∆V = βV0∆T
Dengan ∆V adalah perubahan volume karena perubahan temperature ∆T, sedangkan β adalah
koefisien muai volume. Untuk zat bpadat biasanya berlaku β = 3α. Tetapi hal ini tidak benar
untuk xat padat anisotropik (isotropik) ; isotropik berarti mempunyai sifat yang sama dalam
segala arah..
3
Contoh
Panjang alas baja pada suatu jembatan gantung adalah 50 m pada temperatur 20 0C. Koefisien
muai panjabg baja adalah 1,2 x 10-5 /0C. temperature ekstrem yang mungkin terjadi adalah 100C
dan 400C. berapa pengerutan dan pemuaian alas baja pada dua keadaan ekstrem itu ?

Penyelesaian
Perubahan panjang yang terjadi pada temperatur 100C sebagai berikut
∆L = αL0∆T = (1,2 x 10-5/0C)(50m)( 100C - 200C) = -6,0 x 10-3 m
Jadi, pengerutan yang terjadi adalah 0,6 m.
∆L = αL0∆T = (1,2 x 10-5/0C)(50m)(400C - 200C) = 1,2 x 10-2 m.
Jadi, pemuaian yang terjadi adalah 1,2 cm.

C.  HUKUM BOYLE
Perilaku termal gas berbeda dengan zat padat dn zat cair karena gas selalu mengembang
mengisi ruang yang ditempatinya. Cara untuk mengubah volume gas adalah mengubah kapasitas
ruang yang ditempati.
Tekanan gas akan berkurang apabila volumenya diperbesar dan tekanan gas akan
bertambah apbvil volumenya diperkecil. Sebaliknya, volume gas akan berkurang apabila tekanan
diperbesar dan volume gas akan bertambah apabila tekanan diperkecil.hubungan ini disebut
hukum Boyle
Hukum Boyle dapat dituliskan sebagai
P1V1 = P2V2 atau pV = Konstata (T Konstan)
Dengan P1 adalah tekanan gas ketika volumenya V1 dan P2 adalah tekanan gas ketika volumenya
V2.

D. HUKUM CHARLES DAN GAY LUSSAC


Jacques Charles (1746=1823) menemukan bahwa pada tekanan konstan yang tidak
terlalu tinggi, volume suatu gas bertambah terhadap temperatur pada laju yang hamper
konstan.

4
Chales mengungkapkan bahwa volume sejumlah gas tertentu berbanding langsung
dengan temperature absolut apabila tekanan dipertahankan konstan. Pernyataan ini dikenal
dengan hukum Charles dan dituliskan sebagai

V1 V2
= (P konstan)
T 1 T2

Hukum gas lainnya dikenal sebagai hukum Gay Lussac. Menurut Joseph Gay Lussac
(1778-1850) volume konstan tekanan gas berbanding lurus dengan temperatur absolutnya.

P 1 P2
= (V Konstan)
T1 T2

Hukum Boyle, Charles dan Gay Lussac dapat digabungkan menjadi rumus tunggal yang
disebut hukum gas ideal.

P 1 V 1 P 2V 2
=
T1 T2
Hukum ini dikenal sebagai hukum Boyle-Gay-Lusssac

2.PANAS
A. Panas dan Energi Internal
Panas mengalir secara spontan dari benda dengan temperatur tinggi ke benda temperatur
rendah. Aliran gerak bahan fluida disebut dengan caloric.
Satuan panas menurut model caloric masih digunakan sampai saat ini. Satuan ini disebut kalori
(kal) yang didefinisikan sebagai jumlah panas yang diperlukan untuk menaikkan 1 gram air
sebesar 10C (secara tepat, dari 14,50C sampai 15,50C). Satuan yang lebih sering digunakan
adalah kilokalori (kkal) yaitu 1.0000C. jadi 1 kalori adalah panas yang diperlukan untuk
menaikkan 1 kg air sebesar 10C.
Salah satu ilmuwan yang menunjukkan bahwa panas berhubungan dengan eneergi adalah James
PresscotJoule (1818-1889).
5
Secara kuantitatif 4,186 J kerja ditemukan setara dengan 1 kal panas. Hal ini dikenal
sebagai kesetaraan panas mekanik, 1 Kal = 4,186 J atau

4,186 J = 1 Kal
4,186103 J = 1 Kkal
Jumlah total energi panas dari semua molekul dalam suatu benda disebut energi termal atau
energi internal.

Panas dapat dinyatakan dengan:


U = N (Zmv-2)
atau
U = 3/2 NkT
atau
U =  3/2 nRT (gas ideal monotomik)

Dengan n adalah jumlah mol gas. Energy inernal gas ideal hanya tergantung pada temperatur dan
jumlah mol gas.
Jika molekul-molekul gas berisi lebih dari satu atom maka energy rotasi dan vibrasi harus
diperhitungkan.

B. Panas Jenis dan Kalorimeter


Eksperimen yang dilakukan sejak abad ke-18 menunjukan bahwa jumlah panas Q yang
diperlukan untuk mengubah temperatur suatu zat sebanding dengan massa zat dan perubahan ∆T.
Hal ini dinyatakan dalam persamaan:
Q = mc∆T
Ket:
c = karakteristik besaran zat / panas jenis (J/Kg 0C)
m = massa zat (Kg)
∆T = perubahan temperatur (J)
6
Panas jenis suatu zat adalah jumlah panas yang harus ditambahkan pada (atau
dihilangkan dari) satu satuan massa zat itu untuk mengubar temperaturnya 10.
Hukum kekekalan energi yaitu,

panas yang dilepaskan  =  panas yang diterima


Dalam hal ini terjadi pertukaran energi. Pengukuran panas ini disebut kalorimetri. Alat untuk
mengukur pertukaran panas secara kuantitatif disebut kalorimeter. Salah atu penggunaan
kalorimeter adalah penentuan panas jenis zat . sampel zat dipanaskan sampaitemperatur tinggi
dan diukur dengan teliti. Kemudian sampel zat itu dimasukkan secara cepat ke dalam air dingin
kalorimeter, diaduk sampai terjadi kesetimbangan . dengan mengukur temperatur akhir
campuran, panas jenis sampel dapat dihitung.

Panas yang dilepas sampel = panas yang diterima air + panas yang diterima calorimeter.
mscs (Ts – T) =maca (T - Ta) + mkck (T – Tk)
Ket:
ms, ma, mk  = massa jenis (Kg)
cs, ca, ck      = panas jenis (J/Kg0C)
Ts, Ta, Tk       = Temperatur mula-mula (0C)
T                 = Temperatur akhir (0C)

Contoh
Berapa energi panas yang diperlukan untuk menaikkan temperatur 2,0 kg tembaga dari 270C jika
panas jenis tembaga adalah 0.39 kJ/kg 0C ?

Penyelesaian
Q = mc∆T = (2,9kg)(0,39kJ/kg 0C)(20 0C) = 15,6kJ.

C.Perubahan wujud zat


Panas yang diperlukan oleh satu satuan massa suatu zat untuk mengubah fasenya disebut
fase laten, yang diberi lambing L. panas Q yang diperlukan (atau dilepaskan) untuk mengubah
7
fase suatu zat bermassa m adalah
Q = mL
Ket:
Q = panas yang diperlukan / dilepaskan (Kkal atau Joule)
m = massa (Kg)
L  = panas laten (Kkal/Kg atau J/Kg)

Satuan panas laten adalah kkal/kg atau J/kg. jika terjadi perubahan fase dari padat
menjadi cair, maka panas laten itu disebut panas peleburan Lf. Jika terjadi perubahan fase dari air
menjadi uap, maka panas laten itu disebut panas penguapan Lv .Temperatur zat tidak berubah
selama terjadi perubahan fase ; pada saat ini terjadi campuran dua fase yaitu fase padat dan fase
cairnya pada waktu peleburan, fase cair dan fase uapnya pada waktu pendidihan. Pada tekanan
tertentu temperatur pada saat zat padat melebur disebut titik lebur, temperatur pada saat zat cair
membeku disebut titik beku, temperatur pada saat zat cair mendidih disebut titik didih dan
temperatur pada saat gas mengembun disebut titik embun. Titik lebur suatu zat sama dengan titik
bekunya dan titik didih sama dengan titik embunnya.Perubahan fase zat juga dipengaruhi oleh
tekanan.
Sebagai contoh, kita akan melacak peristia-peristiwa yang terjadi Ketika kita menambahkan
panas dengan laju konstan pada 1 kg balok es -400C sampai menjadi uap di atas 1000C.
semuanya pada tekanan 1 Atm. Peristiwa tersebut dapat diuraikan sebagai berikut
A => B : Panas yang ditambahkan digunakan untuk menaikkan temperatur es.
Qes = mes ces (0- (-40)) = (1kg) (0,5 kkal/kg0C)(400C) = 20 kkal.
B => C : Panas yang ditambahkan digunakan untuk meleburkan es menjadi air semua.
Qes+air = mes+air Lf = (1kg )(80 kkal/kg = 80 kkal
C => D : Panas yang ditambahkan digunakan untuk menaikkan temperatur air.
Qair = mairCair (100 – 0) = (1kg)(1kkal/kg0C)( 1000C) = 100 kkal.
D => E : Panas yang ditambahkan digunakan untuk menaikkan temperatur uap semua.
Qes+uap = mair+uapLv = (1 kg)(539kkal/kg) = 539 kkal
E => F : Panas yang ditambahkan digunakan untuk menaikkan temperatur uap air.
Quap = muap cuap (140-100) = (1kg)(0,48 kkal/kg 0C)(400C) = 19,2 kkal.
8
E.  Perpindahan Panas
Panas dapat dipindahkan dari suatu tempat (atau benda) ke tempat (atau benda) lain
melalui tiga cara, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi.

1. Konduksi
Konduksi panas hanya terjadi jika terdapat perbedaan temperatur. Pada Sebagian zat,
konduksi merupakan akibat dari perilaku kinetic zat. Contoh panas yang merambat melalui
batang logam.. molekulmolekul ada ujung logam yang dipanaskan akan bergetar makin cepat
selama temperatur pada ujung dinaikkan.

Laju aliran panas secara konduksi melalui suatu lempeng bahan tergantung pada empat
besaran berikut:
a.       perbedaan temperatur (∆T)
b.      ketebalan lempeng (d)
c.       luas penampang batang (A)
d.      konduktivitas termal bahan (k)

Jumlah energi panas (Q) yang melewati lempeng bahan dalam periode waktu, ditentukan oleh:
Q
  =  kA∆T
t
      d
Dengan ∆T =T1 – T2. Dalam S1 satuan Q/t dinyatakan dalam watt dan k dalam W/m 0C. bilamana
Q/t dinyatakan dalam kkal/s, sattuan yang sesuai untuk k adalah kkal/ms 0C.

2. Konveksi
Adalah proses dimana panas dipindahkan oleh gerak massa molekul=molekul dari suatu
tempat ke tempat lain. Konduksi melibatkan molekul-molekul atau atom-atom yang bergerak
pada jarak pendek dan bertumbukan, sedangkan konveksi melibatkan gerak molekul-molekul
pada jarak yang besar. Konveksi merupakan mekanisme utama perpindahan panas dalam fluida
di sekitar kita. Contohnya jika kita memanaskan air dalam bejana , maka panas diteruskan air
dengan melibatkan gerak air yang dipanaskan.
9
Laju Q/t dimana benda memindahkan fluida ke sekitarnya kira-kira sebanding dengan
luas A benda bersentuhan dengan fluida dan perbedaan temperaturnya ∆T antara keduanya.
Q/t = hA∆T
Dengan h adalah koefisien yang tergantung pada bentuk dan arah benda.

3. Radiasi
Adalah perpindahan kalor secara langsung tanpa mediumnya / zat perantara. Contoh
bentuk perpindahan panas radiasi adalah perpindahan panas dari Matahari ke bumi. Dalam
proses radiasi energy yang dibawa adalah gelombang elektromagnetik yang merambat dengan
laju cahaya sebesar 3 x 108 m/s dan tidak memerlukan medium untuk perambatannya.
Gelombang cahaya tampakmempunyai panjang gelombang antara 400 nm untuk cahaya violet
sampai kira-kira 700 nm untuk cahaya merah.

(1 nm = 10-9 m = 10 A0 )

Laju energi Q/t (dalam W) yang dipancarkan oleh sebuah benda dengan luas permukaan
A dan temperatur absolut (T) ditentukan hukum Stefan Boltzmann sebagai berikut:
Q
 = eσAT4
t
Kadang-kadang hukum Stefan-Boltzmann dinyatakan dalam laju radiasi R (dalam W/m 2) yang
dapat ditulis sebagai
R =Daya  = eσAT4
      A

Nilai σ = 5,67 x 10-8 W/m2 K4 disebut konstata Stefan-Boltzmann. Faktor e, yang disebut
emisivitas, tergantung pada sifat permukaan pemancar dan nilainya membentang dari 0 untuk
pemantul sempurna yang tidak memancarkan sama sekali,sampai 1 untuk benda hitam.beberapa
nilai e yang khas adalah 0,07 untuk baja yang digosok, 0,6 untuk tembaga dan kuningan
teroksidasi, 0,97 untuk cat hitam.
Suatu benda tidak hanya memancarkan energi dengan radiasi tetapi juga menyerap energi
yang dipancarkan benda lain.
10
Laju netto aliran energi radian ditentujan oleh

Q
  = eσA (T14-T24)
t

atau laju energi per satuan luas (laju radiasi R)

R = eσ (T14-T24)

Dengan A adalah luas permukaan benda, T1 adalah temperatur benda, e adalah emisivitas, dan T2
adalah temperature yang mengelilingi benda.

E.Penerapan Konsep Perpindahan Panas


1) Termos
Digunakan untuk menyimpan air panas. Kehilangan panasnya dilalui dengan konduksi,
konveksi dan radiasi harus dikurangi seminimum mungkin. Konduksi dicegah melewati dinding-
dinding termos oleh ruang hampa di antara dinding botol kaca dobel. Konveksi juga dicegah oleh
ruang hampa di antara dinding botol kaca dobel. Radiasi lebih sukar dicegah karena dapat
melewati ruang hampa di antara dinding botol kaca dobel.kehilangan radiasi panas dikurangi
dengan adanya lapisan perak pada dinding kaca botol.

b)      Efek Rumah Kaca.


Rumah kaca digunakan untuk membantu tanaman tertentu agar mudah tumbuh lebih baik
dengan memberikan temperatur udara yang lebih hangat.
Sinar matahari berisi berbagai macam radiasi, misalnya cahaya tampak, ultraviolet, dan
inframerah. Radiasi inframerah tidak terlihat dengan mata telanjang, matahari memancarkan
radiasi inframerah dalam suatu bentuk yang sangat mudah melewati kaca rumah kaca.
11

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Temperatur suatu zat adalah ukuran energi kinetic rata=rata dari gerak transaksi
acak partikel=partikel penyusunannya.termometer digunakan untuk mengkur temperature
dalam skala Celsius.

Panas adalah energi internal yang sedang dalam perpindahan dari suatu benda ke
benda lain karena perbedaan temperature antara dua benda. Dalam peristiwa perubahan
wujud terjadi pertukaran energi tanpa perubahan temperatur. Panas peleburan adalah
panas yang diperlukan untuk mengubah 1 kg zat dari keadaan padat menjadi cair pada
titik leburnya. Panas penguapan adalah panas yang diperlukan untuk mengubah 1 kg zat
dari keadaan cair menjadi uap pada titik didihnya.

B. Saran

Kami sadar dalam pembuatan makalah inijauh dari kata sempurna. Namun
setidaknya semoga makalah ini dapat membantu bagi pembaca. Dan untuk itu demi
terciptanya karya tulis yang lebih baik lagi maka kami mengharapkan kritik dan saran.
12

DAFTAR PUSTAKA

Yosaphat Sumardi, dkk. 2017. Konsep Dasar IPA di SD.Tangerang Selatan : Universitas
Terbuka.

Alonso, M.,Finn,D.J. (1992). Physics,reading. Massachussets : Addison-Wesley Publishing


Company.
13

Anda mungkin juga menyukai