PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengukuran merupakan kegiatan yang sangat penting dalam setiap percobaan ilmiah
seperti penelitian dan praktikum. Kegiatan pengukuran yang akurat merupakan kunci
keberhasilan dalam pengolahan data dan penyedia informasi. Namun, dalam setiap pengukuran
selalu ada ketidakpstian nilai pengukuran. Hal itu dapat diakibatkan oleh keterbatasan alat
maupun ketidaktelitian orang yang melakukan pengukuran. Untuk mendapatkan ketepatan nilai
yang akurat pengukuran biasanya dilakukan menggunakan alat ukur yang memiliki nilai
keakuratan tinggi dan dilakukan secara berulang-ulang sehingga didapatkan sejumlah data yang
mendekati nilai sebenanya yang kemudian dapat diolah kembali menggunakan kaidah-kaidah
statistika (Burhanuddin, 2011).
Besaran dan satuan adalah dua hal yang tidak terpisahkan. Dalam Ilmu Pengetahuan
Alam, segala sesuatu yang diukur disebut dengan besaran. Sementara segala sesuatu yang
dijadikan sebagai pembanding suatu besaran adalah satuan. Jika kita membandingkan suatu
besaran yang diukur dengan satuan maka kita melakukan pengukuran. Sebagai contoh, kamu
memiliki gula dengan berat 2 kilogram. Besaran adalah berat (massa) dan kilogram adalah satuan
dari berat. Jika kita mengukur gula dengan satuan kilogram, maka disebut dengan pengukuran.
Kinematika adalah cabang ilmu fisika yang mempelajari gerak sebuah titik atau benda
tanpa memperhitungkan penyebab benda tersebut bergerak. Benda dikatakan bergerak jika
mengalami perubahan posisi. Besar perubahan posisi dinyatakan sebagai perpindahan.
Perpindahan suatu benda yang terjadi setiap satuan waktu disebut dengan kecepatan. Jika
kecepatan benda berubah maka disebut besaran percepatan. Percepatan adalah perubahan
kecepatan setiap detik.
Posisi, Perpindahan, Kecepatan dan Percepatan merupakan besaran yang digunakan
dalam cabang kinematika. Besaran-besaran tersebut menyatakan nilai dari besaran-besaran yang
harus disertai dengan arahnya. Selain itu, dalam kinematika kita juga mempelajari besaran vektor
yang berkaitan langsung dengan gerak, yaitu jarak, kelajuan dan perlajuan. Jarak menyatakan
panjang lintasan yang ditempuh suatu benda, kelajuan menyatakan besar jarak dalam setiap
satuan waktu, sedangkan perlajuan adalah perubahan kelajuan setiap satuan waktu.
Sebagai informasi, kata dinamika berasal dari bahasa Yunani dynamics yang berarti
kekuatan (force). Seiring waktu, kata dinamika digunakan sebagai pergerakan yang terjadi dalam
kehidupan. Menurut Slamet Santoso (2004), dinamika adalah tingkah laku yang langsung
mempengaruhi warga lain secara timbal balik. Dinamika berarti interaksi dan interdependensi
antar anggota kelompok. Dijelaskan dalam buku Perilaku Organisasi (Teori dan Konsep) Jilid 1
karya Rahmi Widyanti, dinamika adalah sesuatu yang berarti energi. Kata ini juga merujuk pada
kondisi selalu bergerak, berkembang, dan menyesuaikan diri dengan keadaan. Dalam buku
Dinamika Omnibus Law di Era New Normal: Peluang serta Tantangan Bagi Profesi Hukum,
dinamika adalah pergerakan dalam lingkungan sosial terus menerus. Pergerakan ini
menimbulkan perubahan dalam tata hidup masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan mengenai satuan besaran pokok, pengukuran dan ketidakpastian, pengukuran
panjang (luas dan volume), pengukuran massa, pengukuran berat, pengukuran massa jenis,
serta pengukuran waktu?
2. Jelaskan mengenai kerangka acuan dan pergeseran, kecepatan, percepatan, gerak dengan
percepatan konstan, benda jatuh, serta gerak peluru?
3. Jelaskan mengenai gaya dan gerak, energi dan momentum, serta asas pesawat sederhana?
C. Tujuan
Dengan adanya makalah ini maka, makalah ini bertujuan untuk :
1. Menjelaskan mengenai satuan besaran pokok, pengukuran dan ketidakpastian, pengukuran
panjang (luas dan volume), pengukuran massa, pengukuran berat, pengukuran massa jenis,
serta pengukuran waktu?
2. Menjelaskan mengenai kerangka acuan dan pergeseran, kecepatan, percepatan, gerak dengan
percepatan konstan, benda jatuh, serta gerak peluru?
3. Menjelaskan mengenai gaya dan gerak, energi dan momentum, serta asas pesawat sederhana?
1
BAB II
PEMBAHASAN
KEGIATAN BELAJAR 1.
PENGUKURAN BESARAN
Untuk mempelajari dunia sekitar kita, para ilmuwan berusaha mencari hubungan antara
berbagai besaran fisika yang dapat diamati dan mengukur besaran-besaran itu. Contoh kegiatan
mengukur misalnya mengukur tinggi badan, luas pekarangan atau bagunan dan sebagainya.
A. SATUAN
Suatu ciri khas dalam fisika adalah pengukuran besaran. Setiap pengukuran adalah
perbandingan. Ketika kita mengatakan panjang sebuah meja adalah 120 centimeter, kita
maksudkan bahwa panjang adalah 120 kali satuan panjang tertentu yang disebut centimeter.Hasil
setiap pengukuran adalah bilangan (120 untuk meja) dan satuan (disini centimeter), sedangkan
panjang disebut besaran fisika.
Dalam fisika terdapat 6 besaran pokok yaitu :
Besaran Satuan
Enam besaran pada tabel diatas disebut besaran pokok,besaran-besaran lain dalam fisika
mempunyai satuan yang dapat diturunkan dari satuan-satuan baku tersebut, besaran-besaran
tersebut sering disebut besaran turunan.
Satuan baku besaran sedapat mungkin didefinisikan dalam besaran – besaran di alam
yang tidak berubah. Satuan baku panjang adalah meter yang mula-mula ditetapkan oleh French
Academy of Sciences pada tahun 1970-an. Satu meter mula-mula di definisikan sebagai
1/10.000.000 dari jarak antara ekuator bumi sampai salah satu kutubnya,dan sebatang platina
dibuat untuk menunjukan panjang ini. Pada tahun 1889, meter baku didefinisikan secara lebih
seksama sebagai jarak antara dua tanda yang dipahatkan secara halus pada batang platina-
iridium.Pada tahun 1960, untuk memberikan keseksamaan dan keterulangan lebih besar, meter
didefinisikan ulang sebagai 1.650.763,73 panjang gelombang jinnga yang dipancarkan oleh gas
⁸⁶Kr (krypton 86). Pada tahun 1983, meter didefinisikan ulang kembali sebagai panjang lintasan
yang ditempuh oleh cahaya dalam hampa selama interval waktu 1/299,792,458 sekon.
Satuan baku massa adalah kilogram (kg)Massa baku itu adalah silinder platina-iradium
yang disimpan pada International Bureau of Weights and Measures, di Serves, dekat Paris,
Prancis yang mempunyai massa tepat 1 kg.
Satuan baku waktu adalah sekon (s) atau detik. Selama bertahun-tahun sekon
didefinisikan sebagai 1/86400 hari tata surya. Pada saat ini sekon didefinisikan secra lebih
seksama dalam radiasi frekuensi gelombang-mikro yang dipancarkan oleh atom ¹³³Cs (cesium
133) ketika melewati dua keadaan tertentu.Satu sekon didefinisikan sebagai waktu yang
diperlukan oleh radiasi untuk bergetar 9.192.631.770 kali. Tentu saja, dalam satu menit terdapat
60 sekon dan dalam satu jam terdapat 60 menit atau 3600 sekon. Dalam satu hari terdapat 24
jam (atau secara lebih tepat 23,56 jam) dan dalam satu tahun terdapat 365,25 hari.
2
Satuan-satuan baku tersebut merupakan bagian dari System International atau SI yang
merupakan versi baru dari sistem metrik meter-kilogram-sekon (mks) yang diperkenalkan di
prancis dua abad lalu. Dalam hal ini satuan baku panjang adalah meter(m), satuan baku massa
adalah kilogram(kg), dan satuan baku waktu adalah sekon(s), yang mula-mula dikenal sebagai
sistem mks (meter-kilogram-sekon).Sistem metrik yang lain adalah sistem cgs(centimeter-gram-
sekon) dengan satuan baku panjang, massa, dan waktu secara berturut-turut adalah
centimeter(cm) gram (g) dan sekon (s). Sekarang satuan SI digunakan oleh semua ilmuwan dan
dalam sebagian besar kehidupan sehari-hari.Meskpun demikian, sistem rekayasa Inggris (British
engineering system ) kadang- kadang masih digunakan yang mempunyai satuan-satuan baku foot
untuk panjang, pound untuk gaya dan second untuk waktu.
Pangkat
Awalan Dari Singkatan Contoh
sepuluh
atto- 10ˉ¹⁸ A 1 aC = 1 attocoulomb = 10ˉ¹⁸C
femto- 10ˉ¹⁵ F 1 fm = femtometer = 10ˉ¹⁵ m
pico- 10ˉ¹² P 1 pf = 1 picofarad = 10ˉ¹² F
nano- 10ˉ⁹ N 1 ns = 1 nanosecond = 10ˉ⁹ s
micro- 10ˉ⁶ Ų 1 ų A = 1 microampere = 10ˉ⁶ A
milli- 10ˉ³ M 1 mg = 1 miligram = 10ˉ³ gram
centi- 10ˉ² C 1 cm = 1 centimeter = 10ˉ² m
kilo- 10³ K 1 Kv = 1 kilovat = 10³V
mega- 10⁶ M 1 MW = 1 megawatt = 10⁶ W
giga- 10⁹ G 1 GeV = 1gigaelectronovolt = 10⁹cV
tera- 10¹² T 1 Tm = 1 teramater = 10¹²m
peta- 10¹³ P 1 Ps = 1 petasecond = 10¹⁵ s
Exa- 10¹⁸ E 1 EJ = 1 exajoule = 10¹⁸ J
Hasil pengukuran besaran terdiri dari bilangan dan satuan, misalnya panjang sebuah meja
adalah 120 cm. Seringkali kita memperoleh besaran terukur dalam satuan tertentu, namun kita
ingin menyatakan besaran itu dalam satuan lainya. Untuk keperluan ini kita harus menggunakan
faktor konversi.Kemudian kita menerapkan dua aturan untuk konversi semacam itu:
1. Satuan – satuan diperlakukan dalam suatu persamaan dengan cara yang tepat sama seperti
besaran aljabar, yang bisa dikalikan dan dibagi satu sama lain.
2. Mengalikan atau membagi suatu besaran dengan 1 tidak mempengaruhi nilainya.
Sebagai contoh, kita mengukur bahwa lebar sebuah daun pintu adalah 32,5 inchi dan kita
ingin menyatakannya dalam cm.Dalam hal ini kita harus mengunakan faktor konversi
1 inchi = 2,54 cm
Jadi lebar daun pintu tersebut adalah
Penyelesaian :
Dalam hal ini satuan km/h artinya km/hour atau km/jam. Disini ada dua satuan yang akan
dikonmversi yang dapat kita kerjakan dalam satu langkah.
V= (60km/h)x(1000 m/h) x (1/3600 s/h )=17 m/s
3
B. PENGUKURAN DAN KETIDAKPASTIAN
Pengukuran teliti sangat diperlukan dalam fisika. Namun demikian, tidak ada
pengukuran yang secara mutlak. Dalam pengukuran terdapat ketidakpastian. Ketidakpastian ini
bersumber pada ketelitian alat ukur yang terbatas dan ketidak mampuan kita untuk membaca
diluar bagian skala terkecil yang ditunjukkan. Sebagai contoh, Anda mengukur lebar buku
dengan mistar berskala terkecil 1mm. Hasilnya dapat dinyatakan sampai ketelitian kira-kira 0,1
cm, yaitu bagian skala terkecil mistar itu.
Dalam menyajikan hasil pengukuran perlu dinyatakan keseksamaannya (precision) yang
juga disebut ketidakpastian taksiran. Misalnya, lebar buku dituliskan sebagai 20,6 ± 0,1 cm. Plus
atau minus 0,1 cm (± 0,1 cm) mengambarkan ketidakpastian taksiran dalam pengukuran,
sehinggga lebar buku sesunguhnya paling mungkin terletak antara 20,5 dan 20,7 cm.
Ketidakpastian dalam persen adalah perbandingan ketidakpastian itu dan nilai terukur dikalikan
100%. Dalam pengukuran lebar buku tersebut katidakpastian dalam persen adalah
0,1 x100% = 0,5%
20,6
Ketidakpastian dalam suatu nilai pengukuran tidak ditetapkan secara ekplisit, kepastian
biasanya dianggap satu atau dua (atau bahkan tiga )satuan pada angka terakhir yang ditetapkan.
Sebagai contoh, jika lebar buku diberikan sebagai 20,6 ketidakpastianya dianggap 0,1 (atau
mungkin 0,2). Dalam hal ini seharusnya kita tidak menuliskan 20,60 cm karen ahal ini
menyatakan secara tidak langsung bahwa ketidakpastiannya adalah 0,01 dan diangap bahwa
lebar buku itu mungkin antara 20,59 dan 20,61cm, padahal kita percaya bahwa panjang itu antara
20,5 dan 20,7cm.
Jumlah angka yang diketahui handal dalam suatu bilangan disebut jumlah angka penting
(significant figures). Oleh karena itu dalam bilangan 34,67 terdapat empat dan dalam angka
0,049 terdapat dua angka penting (angka nol hanya”pengisi tempat” yang menunjukan letak titik
decimal).
Dalam sains terdapat kebiasaan menuliskan bilangan dalam notasi “eksponensial”atau
“pangkat dari sepuluh”. Salah satu keuntungannya adalah dapat menunjukan secara jelas jumlah
angka penting. Misalnya muatan elektron dituliskan sebagai 1,6 x 10 C jika diketahui sampai
ketelitian dengan dua angka penting, dan dituliskan sebagai 1,602 x 10
Jika diketahui sampai empat angka penting.
4
Hal-hal berikut yang perlu diperhatikan dalam mengunakan mistar :
a. Hindari celah antara mistar dan benda yang diukur atau anda akan menerka posisis dua
ujung benda pada skala mistar.
b. Hindari kesalahan ujung berhati-hati untuk meluruskan ujung benda dengan angka nol
pada skala mistar.
c. Hindari kesalahan paralaks posisis mata anda secara vertikal diatas mistar.
2. Pengukuran luas
Jika kita akan menghitung luas suatu permukaan, kita dapat menggunakan rumus-
rumus yang yang baku sebagai berikut, contohnya untuk luas permukaan suatu persegi panjang,
yang mempunyai panjang (l) dan lebar (w).
A = lw
5
Contoh :
Sepotong batang besi berbentuk silinder mempunyai diameter 10 mm dan panjang 25 cm.
Hitunglah volume batang besi.
Penyelesaian :
Batang besi tersebut mempunyai diameter d =10mm=0,10 cm dan panjang 25 cm.
Volume batang besi adalah :
V = πd²/4.l=3,14 x0,10 cm²/4 x25 cm =0,20 cm³.
7
KEGIATAN BELAJAR 2.
KINEMATIKA
Gerak benda merupakan kejadian yang kita amati dalam kehidupan sehari-hari. Kajian
tentang gerak benda dan kaitanya dengan gaya dan energy disebut mekanika. Cabang mekanika
yang mengambarkan gerak benda tanpa mempertimbangkan gaya-gaya yang bekerja padanya
disebut kinematika.
B. KECEPATAN
Dalam fisika dikenal istilah laju (speed) yang mengacu pada seberapa jauh sebuah benda
melintas dalam selang waktu tertentu. Jika sebuah mobil menepuh 300 km daalm 4 jam, kita
mengatakan bahwa laju rata-ratanya adalah 75 km/jam. Secara umum laju rata-rata sebuah
benda didefinisikan seebagai jarak yang ditempuh sepanjang lintasan dibagi dengan waktu yang
diperlukan untuk menempuh jarak ini.
Dalam bahasa sehari- hari istilah laju dan kecepatan (velocity) seringkali dapat
dipertukarkan. Dalam fisika kita membedakan dua istilah itu. Laju hanya mempunyai nilai positif
dan satuannya. Sedangkan kecepatan digunakan untuk menunjkan besar (nilai numerik) dari
cepatnya suatu benda yang sedang bergerak dan arah geraknya. Jadi kecepatan merupakan
8
besaran vektor. Laju didefinisikan dalam jarak total yang ditempuh, sedangkan kecepatan
didefinisikan dalam pergeseran sebagai
Kecepatan rata-rata = pergeseran
Waktu yang diperlukan
Kecepatan rata-rata dan laju rata-rata bisa sama atau berbeda. Sebagai contoh jarak yang
ditempuh orang adalah 50 m+ 20m =70, sedangkan pergeseranya adalah 30m misalkan
perjalanan tersebut memerlukan waktu 50 s. Oleh karena itu laju rata-ratanya adalah
Jarak = 70 m =1,4 m/s
Waktu 50 s
Sedangkan besar kecepatan rata-ratanya adalah
pergeseran 30 m = 0,60 m/s
Waktu 50 s
Pergeseran benda adalah Δx= x₂-x₁ dan waktu yang diperlukan adalah Δt=t₂-t₁. Oleh
karena itu kecepatan rata-rata benda tersebut yang didefinisikan sebagai pergeseran dibagi
dengan waktu yang diperlukan dapat ditulis sebagai
v = x₂-x₁ = Δx
t₂-t₁ Δt
dengan v menunjukan kecepatan benda dan tanda garis atas (bar) menunjukan nilai rata-rata,
sehingga v adalah lambangϋ untuk kecepatan rata-rata.
Contoh :
Sebagai contoh kita kembali mengacu pada gambar 7.12 (b) dan gambar 7.12 (c).jika waktu yang
diperlukan dari posisi awal sampai posisi akhir adalah Δt = t₂- t₁ = 40,0 s, hitunglah kecepatan
rata-rata benda!
Penyelesaian
Untuk gambar 7.12 (b) kecepatan rata-rata benda adalah
C. KECEPATAN SESAAT
Ketika anda mengendarai sepeda motor pada jalan yang lurus dan menempuh jarak 80
km dalam waktu 2,0 jam, maka besar kecepatan rata-ratanya adalah 40 km/jam (= 40 km/h).
Dalam kenyataan anda dapat memperhatikan bahwa besar kecepatan anda tidak selalu tepat 40
km/jam hal ini dapat anda lihat pada speedometer kendaraan yang tidak selalau menunjuk angka
40 km/h. Oleh karena itu diperlukan konsep kecepatan sesaat.
Kecepatan sesaat didefinisikan sebagai kecepatan rata-rata dalam selang waktu sangat
kecil. Kita dapat mendefinisikan kecepatan sesaat sebagai kecepatan rata-rata dalam batas
(limit) Δt menjadi sangat kecil, mendekati nol. Untuk gerak satu dimensi kita dapat menuliskan
kecepatan sesaat, v sebagai
v = lim Δx
Δt→0 Δt
Notasi lim dapat diartikan bahwa selama Δt mendekati nol, Δx juga mendekati nol, dan
Δx/Δt mendekati suatu nilai tertentu yang merupakan kecepatan sesaat pada saat tertentu.
Lambang v menunjukkan kecepatan sesaat yang selalu kita gunakan dalam pembicaraan
berikutnya dengan hanya menyebutkan dengan kecepatan jiak kita mengacu kecepatan rata-rata
9
akan disebutkan secara lengkap dengan kata rata-rata. Perlu diperhatikan bahwa laju sesaat
selalu sama dengan besar kecepatan karena jarak dan pergeseran akan menjadi sama bilamana
nilai dua besaran itu menjadi sangat kecil.
Misalnya anda mengendarai sepeda motor dengan kecepatan konstan 40 km/jam,dalam
kehidupan sehari-hari ini jarang ditemukan. Ketika anda mengendarai sepeda motor, mula-mula
diam kemudian dipercepat sampai 60 km/jam. Kemudian pada kecepatan konstan dalam selang
waktu berikutnya diperlambat sampai 20 km/jam ketika lalu lintas padat dan dipertahankan
selama selang waktu tertentu, akhirnya berhenti ketika mencapai tujuan setelah menempuh
perjalanan total 40 km dalam waktu satu jam.
v = Δx/Δt =40 km/1 jam =40 km/jam.
D. PERCEPATAN
Jika kecepatan benda yang bergerak mengalami perubahan dikatakan bahwa benda itu
dipercepat. Ketika anda mengendarai sepeda motor atau mobil dengan kecepatan mula-mula nol
kemudian menjadi 60 km/jam, maka kendaraan anda mengalami percepatan.percepatan rata-rata
didefinisikan sebagai perubahan kecepatan dibagi dengan waktu yang diperlukan untuk membuat
perubahan ini, sehingga
Percepatan rata-rata = perubahan kecepatan
Waktu yang diperlukan
Jika dalam selang waktu Δt = t₂-t₁ benda mengalami perubahan kecepatan Δv=v₂-v₁,
mak percepatan rata-rata, â dalam selang waktu itu dapat didefinisikan sebagai
 = v₂-v₁ = Δv
t₂-t₁ Δt
Seperti halnya kecepatan, percepatan merupakan besaran vektor, namun untuk gerak satu
dimensi kita hanya mengunakan tanda positif untuk percepatan kekanan dan tanda negatif untuk
percepatan ke kiri. Dengan analogi pada kecepatan, percepatan sesaat α pada suatu saat tertentu
dapat didefinisikan sebagai
a = lim Δv
Δt→0 Δt
Dalam hal ini Δv adalah perubahan kecepatan yang sangat kecil dalam selang waktu Δt
yang sangat pendek.
Contoh
Sebuah mobil bergerak di jalan lurus bebas hambatan dan pengemudi mengerem mobil
itu. Jika kecepatan mobil awal adalah v₁= 30,0 m/s dan diperlukan waktu 4,0 s untuk
memperlambat menjadi v₂=20,0 m/s. Berapa percepatan rata-rata mobil itu?
Penyelesaian
Misalkan kita mengambil waktu awal t₁= 0 dan waktu akhir adalah t₂=4,0 s sehingga Δt=
t₂-t₁ =4,0 s. Oleh karena itu percepatan rata-rata mobil dalam selang waktu 4,0 adalah
ã = Δv = 20,0 m/s -30,0 m/s =-2,5 m/s².
Δt 4,0 s
Tanda negative muncul karena kecepatan akhir lebih kecil daripada kecepatan awal.
Dalam hal ini arah percepatan berlawanan dengan arah kecepatan.Untuk gerak satu dimensi, jika
kecepatan mobil ke kanan maka percepatanya ke kiri sebaliknya jika kecepatan mobil ke kiri,
maka percepatanya ke kanan.
Ketika sebuah benda bergerak melambat,kita mengatakan benda itu diperlambat. Tetapi
perlu juga diperhatiakan perlambatan tidak berarti bahwa percepatan itu negatif karena tanda
positif dan negatif sudah kita gunakan untuk gerak satu dimensi; pergeseran, kecepatan, dan
percepatan mempunyai tanda positif jika mempunyai arah ke kanan, dan tiga besaran itu
mempunyai tanda negatif jika mempunyai arah ke kiri. Lebih tepat dikatakan bahwa sebuah
benda mengalami perlambatan jika kecepatan dan percepatan menunjuk arah berlawanan.
10
E. GERAK DENGAN PERCEPATAN KONSTAN
Gerak satu dimensi dengan percepatan konstan gerak semacam ini sering disebut gerak
lurus berubah beraturan. Dalam halini percepatan rata-rata sama dengan percepatan sesaat.
Untuk menyederhanakan notasi, kita menetapkan bahwa waktu awal diambil nol, t₁ = 0
dan kita mengambil t₂ = t adalah waktu yang diperlukan. Posisi awal benda adalah x ₁ = x ₀ dan
kecepatan awal benda adalah v₁=v₀ posisi akhir benda adalah x₂= x dan kecepatan akhir benda
adalah v₂ = v kecepatan rata-rat benda selama waktu t adalah
v = x - x₀
t
Percepatan dianggap konstan terhadap waktu adalah
a = v- v₀
t
Mengalikan dua ruas persamaan terakhir ini dengan t, kita memperoleh
at = v-v₀
atau
v = v₀ + at
Kemudian kita akan mencari posisi benda setelah waktu t ketika benda itu mengalami
percepatan konstan. Kecepatan rata-rata benda adalah
v = x-x₀ atau dituliskan kembali dalam bentuk x = x₀ + vt
t
Karena percepatan benda bertambah secara seragam, kecepatan rata-ratanya
merupakan nilai tengah antara kecepatan awal dan kecepatan akhir sehingga
v = v₀+v
2
Perhatikan bahwa persamaan ini hanya berlaku untuk percepatan konstan. Kita
mengabungkan dua persamaan terakhir ini sehingga diperoleh
x= x₀ + (v₀ + v)t
2
Dengan mengunakan rumus persamaan kita memperoleh:
x = x₀+(v₀ +v₀ +at)t
2
atau
v²= v²₀+2a(x-x₀)
jika x₀= 0 maka kita memperoleh
v²= v²₀+2 ax
F. BENDA JATUH
Percepatan yang dialami oleh benda-benda yang bergerak jatuh disebut percepatan
gravitasi g yang besarnya +9,80 m/s². Percepatan gravitasi tidak sama dari suatu tempat ke
tempat lain, percepatan gravitasi di permukaan laut 9,81 m/s², g dikutub 9,832 m/s² dan g
diekuator 9,780 m/s². Pada waktu kita menganalisis gerak benda jatuh kita mengunakan
persamaan gerak pada percepatan konstan dengan menganti lambang x menjadi y. Kita bebas
11
memilih secara sembarangan apakah gerak ke atas adalah positif dan gerak ke bawah adalah
negatif atau sebaliknya yang pentingkita harus kosisten dalam menyelesaikan soal.
G. GERAK PELURU
Gerak peluru adalah salah satu bentuk gerak dalam dua dimensi. Untuk mengambarkan
gerak peluru kita mengabaikan kelengkungan permukaaan bumi dan variasi percepatan gravitasi
bumi g. Untuk sementara kita juga mengabaikan gesekan udara. Kita bebas memilih sumbu
vertical sebagai sumbu y dengan arah ke atas adalah positif, dan sumbu horizontal sebagai
sumbu x dengan arah ke kanan adalah positif. Arah percepatan gravitasi bumi adalah ke bawah.
Misalkan sebutir peluru ditembakan dengan kecepatan awal v₀ dan membentuk sudut θ dengan
permukaan tanah yang dianggap horizontal. Komponen komponen kecepatan dalam arah sumbu
x dan sumbu y secara berturut turut adalah
v₀ x = v cos θ dan v₀y =v sin θ
kita mengunakan persamaan – persamaaan gerak lurus dalam arah masing-masing sumbu secara
terpisah. Percepatan gravitasi bumi mempunyai vertical arah ke bawah, sehinggga percepatan
gravitasi tidak mempengaruhi gerak horizontal. Laju peluru dalam arah horizontal selalu tetap.
Pada saat t komponen – komponen kecepatan benda menjadi
v = v₀x
vy = v₀y-gt
jika peluru mula-mula berada pada posisi x₀,y₀ maka pada saat t posisi horizontal dan posisi
vertical secara berturut-turut adalah:
x =x₀+v₀xt
y= y₀ +v₀yt- ½ g t²
12
KEGIATAN BELAJAR 3.
DINAMIKA
13
Implus gaya adalah hasil kali gaya dan interval waktu gaya itu bekerja. Implus adalah
besaran vektor yang arahnya sama dengan arah gaya. Jika gaya bekerja pada suatu benda yang
bisa bergerak bebas, perubahan momentum sama dengan implus yang diberikan gaya itu.
Hukum kekekalan momentum menyatakan bahwa momentum linear total suatu system adalah
kekal bilamana jumlah vektor gaya luar yang bekerja pada system itu adalah nol.
Dalam tumbukan lenting energi kinetik system adalah kekal. Dalam tumbukan tak
lenting energi kinetik system tidak kekal. Dalam tumbukan tak lenting sempurna dua benda yang
bertumbukan saling melekat setelah tumbukan.
Hasil kali gaya dan lengan momentum disebut momen gaya atau torka. Kopel adalah
sepasang gaya yang bekerja pada suatu benda yang sama besarnya dan berlawanan arah, tidak
bekerja sepanjang garis lurus yang sama.
Pesawat adalah piranti yang meneruskan gaya atau momen gaya untuk tujuan tertentu.
pesawat bisa dirancang untuk meningkatkann besar gaya atau untuk meningkatkan jarak atau laju
benda yang bergerak. Pada dasarnya ada tiga jenis pesawat yaitu tuas, bidang miring, dan kempa
hidrolik.
Keuntungan mekanis (MK) suatu pesawat merupakan perbandingan antara gaya (atau
torka) keluaran dan gaya (atau torka)masukan. Perbandingan antara jarak yang ditempuh gaya
masukan (atau kuasa) dan jarak yang ditempuh gaya keluaran (atau beban) disebut nisbah jarak
atau nisbah kecepatan (NK)
14
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan yang telah diuraikan diatas dapat disimpulkan bahwa didalam suatu
pengukuran besaran terdapat satuan besaran pokok, pengukuran dan ketidakpastian, pengukuran
panjang (luas dan volume), pengukuran massa, pengukuran berat, pengukuran massa jenis, serta
pengukuran waktu. Sedangkan kinematika meliputi kerangka acuan dan pergeseran, kecepatan,
percepatan, gerak dengan percepatan konstan, benda jatuh, serta gerak peluru. Serta dinamika
mengenai gaya dan gerak, energi dan momentum, serta asas pesawat sederhana.
B. SARAN
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan makalah ini, dan semoga bermanfaat bagi para pembaca.
Mahasiswa harus dapat memahami suatu konsep pengukuran besaran, kinematika, dan
dinamika, agar pembelajaran berjalan dengan lancar dan mudah di pahami.
15
DAFTAR PUSTAKA
Alonso, M. dan D.J. Finn. 1992. Physics: Reading. Massachusetts: Addison Wesley
Publishing Company.
Avison, M., dan D.J. Finn. 1989. The World of Physics. Hong Kong: Thomas
Nelson.
Beiser, J. 1991. Physics: Reading. Massachusetts: Addison-Wesley Publishing
Company.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1978. Daftar Alat-Alat Laboratorium Ilmu
Pengetahuan Alam SMA beserta penjelasannya. Jakarta: Depdikbud.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1978. Alat Pendidikan IPA SMP. Jakarta:
Depdikbud.
Fishbane, P.M. 1993. Physics for Scientists and Engineers. London: Prentice-Hall
Onternational (UK) Limited.
Giancoli, D.C. 1998. Physics. London: Prentice-Hall Internationak (UK) Limited.
https://www.studocu.com/id/document/universitas-dian-nuswantoro/fisika-i/
pengukuran/11356086
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5947052/besaran-dan-satuan-apa-bedanya
https://ipa.pelajaran.co.id/kinematika/
https://www.detik.com/jabar/berita/d-6238914/dinamika-adalah-pengertian-jenis-
dan-contohnya.
16