Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengukuran merupakan kegiatan yang sangat penting dalam setiap percobaan ilmiah
seperti penelitian dan praktikum. Kegiatan pengukuran yang akurat merupakan kunci
keberhasilan dalam pengolahan data dan penyedia informasi. Namun, dalam setiap pengukuran
selalu ada ketidakpstian nilai pengukuran. Hal itu dapat diakibatkan oleh keterbatasan alat
maupun ketidaktelitian orang yang melakukan pengukuran. Untuk mendapatkan ketepatan nilai
yang akurat pengukuran biasanya dilakukan menggunakan alat ukur yang memiliki nilai
keakuratan tinggi dan dilakukan secara berulang-ulang sehingga didapatkan sejumlah data yang
mendekati nilai sebenanya yang kemudian dapat diolah kembali menggunakan kaidah-kaidah
statistika (Burhanuddin, 2011).
Besaran dan satuan adalah dua hal yang tidak terpisahkan. Dalam Ilmu Pengetahuan
Alam, segala sesuatu yang diukur disebut dengan besaran. Sementara segala sesuatu yang
dijadikan sebagai pembanding suatu besaran adalah satuan. Jika kita membandingkan suatu
besaran yang diukur dengan satuan maka kita melakukan pengukuran. Sebagai contoh, kamu
memiliki gula dengan berat 2 kilogram. Besaran adalah berat (massa) dan kilogram adalah satuan
dari berat. Jika kita mengukur gula dengan satuan kilogram, maka disebut dengan pengukuran.
Kinematika adalah cabang ilmu fisika yang mempelajari gerak sebuah titik atau benda
tanpa memperhitungkan penyebab benda tersebut bergerak. Benda dikatakan bergerak jika
mengalami perubahan posisi. Besar perubahan posisi dinyatakan sebagai perpindahan.
Perpindahan suatu benda yang terjadi setiap satuan waktu disebut dengan kecepatan. Jika
kecepatan benda berubah maka disebut besaran percepatan. Percepatan adalah perubahan
kecepatan setiap detik.
Posisi, Perpindahan, Kecepatan dan Percepatan merupakan besaran yang digunakan
dalam cabang kinematika. Besaran-besaran tersebut menyatakan nilai dari besaran-besaran yang
harus disertai dengan arahnya. Selain itu, dalam kinematika kita juga mempelajari besaran vektor
yang berkaitan langsung dengan gerak, yaitu jarak, kelajuan dan perlajuan. Jarak menyatakan
panjang lintasan yang ditempuh suatu benda, kelajuan menyatakan besar jarak dalam setiap
satuan waktu, sedangkan perlajuan adalah perubahan kelajuan setiap satuan waktu.
Sebagai informasi, kata dinamika berasal dari bahasa Yunani dynamics yang berarti
kekuatan (force). Seiring waktu, kata dinamika digunakan sebagai pergerakan yang terjadi dalam
kehidupan. Menurut Slamet Santoso (2004), dinamika adalah tingkah laku yang langsung
mempengaruhi warga lain secara timbal balik. Dinamika berarti interaksi dan interdependensi
antar anggota kelompok. Dijelaskan dalam buku Perilaku Organisasi (Teori dan Konsep) Jilid 1
karya Rahmi Widyanti, dinamika adalah sesuatu yang berarti energi. Kata ini juga merujuk pada
kondisi selalu bergerak, berkembang, dan menyesuaikan diri dengan keadaan. Dalam buku
Dinamika Omnibus Law di Era New Normal: Peluang serta Tantangan Bagi Profesi Hukum,
dinamika adalah pergerakan dalam lingkungan sosial terus menerus. Pergerakan ini
menimbulkan perubahan dalam tata hidup masyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan mengenai satuan besaran pokok, pengukuran dan ketidakpastian, pengukuran
panjang (luas dan volume), pengukuran massa, pengukuran berat, pengukuran massa jenis,
serta pengukuran waktu?
2. Jelaskan mengenai kerangka acuan dan pergeseran, kecepatan, percepatan, gerak dengan
percepatan konstan, benda jatuh, serta gerak peluru?
3. Jelaskan mengenai gaya dan gerak, energi dan momentum, serta asas pesawat sederhana?

C. Tujuan
Dengan adanya makalah ini maka, makalah ini bertujuan untuk :
1. Menjelaskan mengenai satuan besaran pokok, pengukuran dan ketidakpastian, pengukuran
panjang (luas dan volume), pengukuran massa, pengukuran berat, pengukuran massa jenis,
serta pengukuran waktu?
2. Menjelaskan mengenai kerangka acuan dan pergeseran, kecepatan, percepatan, gerak dengan
percepatan konstan, benda jatuh, serta gerak peluru?
3. Menjelaskan mengenai gaya dan gerak, energi dan momentum, serta asas pesawat sederhana?

1
BAB II
PEMBAHASAN

KEGIATAN BELAJAR 1.
PENGUKURAN BESARAN

Untuk mempelajari dunia sekitar kita, para ilmuwan berusaha mencari hubungan antara
berbagai besaran fisika yang dapat diamati dan mengukur besaran-besaran itu. Contoh kegiatan
mengukur misalnya mengukur tinggi badan, luas pekarangan atau bagunan dan sebagainya.

A. SATUAN
Suatu ciri khas dalam  fisika adalah pengukuran besaran. Setiap pengukuran adalah
perbandingan. Ketika kita mengatakan panjang sebuah meja adalah 120 centimeter, kita
maksudkan bahwa panjang adalah 120 kali satuan panjang tertentu yang disebut centimeter.Hasil
setiap pengukuran adalah bilangan (120 untuk meja) dan satuan (disini centimeter), sedangkan
panjang disebut besaran fisika.
Dalam fisika terdapat 6 besaran pokok yaitu :

Besaran Satuan

Pajang Meter (m)


Massa Kilogram (kg)
Waktu Sekon (s)
Temperatur Kelvin (K)
Arus listrik Ampere (A)
Intensitas Cahaya Candela (cd)

Enam besaran pada tabel diatas disebut besaran pokok,besaran-besaran lain dalam fisika
mempunyai satuan yang dapat diturunkan dari satuan-satuan baku tersebut, besaran-besaran
tersebut sering disebut besaran turunan.
            Satuan baku besaran sedapat mungkin didefinisikan dalam besaran – besaran di alam
yang tidak berubah. Satuan baku panjang adalah meter yang mula-mula ditetapkan  oleh French
Academy of Sciences pada tahun 1970-an. Satu meter mula-mula di definisikan sebagai
1/10.000.000 dari jarak antara ekuator bumi sampai salah satu kutubnya,dan sebatang platina
dibuat untuk menunjukan panjang ini. Pada tahun 1889, meter baku didefinisikan secara lebih
seksama sebagai jarak antara dua tanda yang dipahatkan secara halus pada batang platina-
iridium.Pada tahun 1960, untuk memberikan keseksamaan dan keterulangan lebih besar, meter
didefinisikan  ulang sebagai 1.650.763,73 panjang gelombang jinnga yang dipancarkan oleh gas
⁸⁶Kr (krypton 86). Pada tahun 1983, meter didefinisikan ulang kembali sebagai panjang lintasan
yang ditempuh oleh cahaya dalam hampa selama interval waktu 1/299,792,458 sekon.
            Satuan baku massa adalah kilogram (kg)Massa baku itu adalah silinder platina-iradium
yang disimpan pada International Bureau of Weights and Measures, di Serves, dekat Paris,
Prancis yang mempunyai massa tepat 1 kg.
            Satuan baku waktu adalah sekon (s) atau detik. Selama bertahun-tahun sekon
didefinisikan sebagai 1/86400 hari tata surya. Pada saat ini sekon didefinisikan secra lebih
seksama dalam radiasi frekuensi gelombang-mikro yang dipancarkan oleh atom ¹³³Cs (cesium
133) ketika melewati dua keadaan tertentu.Satu sekon didefinisikan sebagai waktu yang
diperlukan oleh radiasi untuk bergetar 9.192.631.770 kali. Tentu saja, dalam satu menit terdapat
60 sekon dan dalam satu jam terdapat 60  menit atau 3600 sekon. Dalam satu hari terdapat 24
jam (atau secara lebih tepat 23,56 jam) dan dalam satu tahun terdapat 365,25 hari.

2
            Satuan-satuan baku tersebut merupakan bagian dari System International atau SI yang
merupakan versi baru dari sistem metrik meter-kilogram-sekon (mks) yang diperkenalkan di
prancis dua abad lalu. Dalam hal ini satuan baku panjang adalah meter(m), satuan baku massa
adalah kilogram(kg), dan satuan baku waktu adalah sekon(s), yang mula-mula dikenal sebagai
sistem mks (meter-kilogram-sekon).Sistem metrik yang lain adalah sistem cgs(centimeter-gram-
sekon) dengan satuan baku panjang, massa, dan waktu secara berturut-turut adalah
centimeter(cm) gram (g) dan sekon (s). Sekarang satuan SI digunakan oleh semua ilmuwan dan
dalam sebagian besar kehidupan sehari-hari.Meskpun demikian, sistem rekayasa Inggris (British
engineering system ) kadang- kadang masih digunakan yang mempunyai satuan-satuan baku foot
untuk panjang, pound untuk gaya dan second untuk waktu.
Pangkat
Awalan Dari Singkatan Contoh
sepuluh
atto- 10ˉ¹⁸ A 1 aC = 1 attocoulomb = 10ˉ¹⁸C
femto- 10ˉ¹⁵ F 1 fm = femtometer = 10ˉ¹⁵ m
pico- 10ˉ¹² P 1 pf = 1 picofarad = 10ˉ¹² F
nano- 10ˉ⁹ N 1 ns = 1 nanosecond = 10ˉ⁹ s
micro- 10ˉ⁶ Ų 1 ų A = 1 microampere = 10ˉ⁶ A
milli- 10ˉ³ M 1 mg = 1 miligram = 10ˉ³ gram
centi- 10ˉ² C 1 cm = 1 centimeter = 10ˉ² m
kilo- 10³ K 1 Kv = 1 kilovat = 10³V
mega- 10⁶ M 1 MW = 1 megawatt = 10⁶ W
giga- 10⁹ G 1 GeV = 1gigaelectronovolt = 10⁹cV
tera- 10¹² T 1 Tm = 1 teramater = 10¹²m
peta- 10¹³ P 1 Ps = 1 petasecond = 10¹⁵ s
Exa- 10¹⁸ E 1 EJ = 1 exajoule = 10¹⁸ J

Hasil pengukuran besaran terdiri dari bilangan dan satuan, misalnya panjang sebuah meja
adalah 120 cm. Seringkali kita memperoleh besaran terukur dalam satuan tertentu, namun kita
ingin menyatakan besaran itu dalam satuan lainya. Untuk keperluan ini kita harus menggunakan
faktor konversi.Kemudian kita menerapkan dua aturan untuk konversi semacam itu:
1. Satuan – satuan diperlakukan dalam suatu persamaan dengan cara yang tepat sama seperti
besaran aljabar, yang bisa dikalikan dan dibagi satu sama lain.
2. Mengalikan atau membagi suatu besaran dengan 1 tidak mempengaruhi nilainya.
Sebagai contoh, kita mengukur bahwa lebar sebuah daun pintu adalah 32,5 inchi dan kita
ingin menyatakannya dalam cm.Dalam hal ini kita harus mengunakan faktor konversi
                  1 inchi = 2,54 cm
      Jadi lebar daun pintu tersebut adalah

                  (32,5 inchi)x( 2,54 cm)=82,6 cm


                                                Inchi
Contoh :
Nyatakan laju mobil v= 60/h dalam m/s

Penyelesaian :
      Dalam hal ini satuan km/h artinya km/hour atau km/jam. Disini ada dua satuan yang akan
dikonmversi yang dapat kita kerjakan dalam satu langkah.
                  V= (60km/h)x(1000 m/h) x (1/3600 s/h )=17 m/s

3
B. PENGUKURAN DAN KETIDAKPASTIAN
            Pengukuran teliti sangat diperlukan  dalam fisika. Namun demikian, tidak ada
pengukuran yang secara mutlak. Dalam pengukuran terdapat ketidakpastian. Ketidakpastian ini
bersumber pada ketelitian alat ukur yang terbatas dan ketidak mampuan kita untuk membaca
diluar bagian skala terkecil yang ditunjukkan. Sebagai contoh, Anda mengukur lebar buku
dengan mistar berskala terkecil 1mm. Hasilnya dapat dinyatakan sampai ketelitian kira-kira 0,1
cm, yaitu bagian skala terkecil mistar itu.
            Dalam menyajikan hasil pengukuran perlu dinyatakan keseksamaannya (precision) yang
juga disebut ketidakpastian taksiran. Misalnya, lebar buku dituliskan sebagai 20,6 ± 0,1 cm. Plus
atau minus  0,1 cm (± 0,1 cm) mengambarkan ketidakpastian taksiran dalam pengukuran,
sehinggga lebar buku sesunguhnya paling mungkin terletak antara 20,5 dan 20,7 cm.
Ketidakpastian  dalam persen adalah perbandingan ketidakpastian itu dan nilai terukur dikalikan
100%. Dalam pengukuran lebar buku tersebut katidakpastian dalam persen adalah
                              0,1 x100% = 0,5%
                              20,6
      Ketidakpastian dalam suatu nilai pengukuran tidak ditetapkan secara ekplisit, kepastian
biasanya  dianggap satu atau dua (atau bahkan tiga )satuan pada angka terakhir yang ditetapkan.
Sebagai contoh, jika lebar buku diberikan sebagai 20,6 ketidakpastianya dianggap 0,1 (atau
mungkin 0,2). Dalam hal ini seharusnya kita tidak menuliskan 20,60 cm karen ahal ini
menyatakan secara tidak langsung bahwa ketidakpastiannya adalah 0,01 dan diangap bahwa
lebar buku itu mungkin antara 20,59 dan 20,61cm, padahal kita percaya bahwa panjang itu antara
20,5 dan 20,7cm.
            Jumlah angka yang diketahui handal dalam suatu bilangan disebut jumlah angka penting
(significant figures). Oleh karena itu dalam bilangan 34,67 terdapat empat dan dalam angka
0,049 terdapat dua angka penting (angka nol hanya”pengisi tempat” yang menunjukan letak titik
decimal).
      Dalam sains terdapat kebiasaan menuliskan bilangan dalam notasi “eksponensial”atau
“pangkat dari sepuluh”. Salah satu keuntungannya adalah dapat menunjukan secara jelas jumlah
angka penting. Misalnya muatan elektron dituliskan sebagai 1,6 x 10 C jika diketahui sampai
ketelitian dengan dua angka penting, dan dituliskan sebagai 1,602 x 10
Jika diketahui sampai empat angka penting.

C. PENGUKURAN PANJANG,LUAS DAN VOLUME


1. Pengukuran panjang
Bilamana kita ingin mengukur panjang suatu benda kita harus memilih alat ukur yang sesuai
dengan panjang benda yang diukur dan ketelitian yang diperlukan.
Bagaimana kita memutuskan ketelitian yang diperlukan? Dalam suatu eksperimen dimana
beberapa pengukuran yang berbeda harus dilakukan, kita arahkan agar mencapai ketelitian yang
mirip untuk semua pengukuran.

Panjang yang akan Ketelitian


diukur Alat ukur terbaik

Beberapa meter Pengukur panjang tergulung dibuat dari 1,0 mm


baja
Kira-kira 1 cm sampai 1 m Mistar atau penggaris 0,5 mm
Kira-kira 1 mm sampai 10 cm Jangka sorong ( vernier calipers ). 0,1 mm
Kira-kira 0,1 mm sampai 2-3 cm Micrometer skrup ( screw micrometer ). 0.01 mm

4
Hal-hal berikut yang perlu diperhatikan dalam mengunakan mistar :
a. Hindari celah antara mistar dan benda yang diukur atau anda akan menerka posisis dua
ujung benda pada skala mistar.
b. Hindari kesalahan ujung berhati-hati untuk meluruskan ujung benda dengan angka nol
pada skala mistar.
c. Hindari kesalahan paralaks posisis mata anda secara vertikal diatas mistar.

2. Pengukuran luas
Jika kita akan menghitung luas suatu permukaan, kita dapat menggunakan rumus-
rumus yang yang baku sebagai berikut, contohnya untuk luas permukaan suatu persegi panjang,
yang mempunyai panjang (l) dan lebar (w).
A = lw  

Luas penampang lingkaran suatu benda yang berdiameter d (atau berjari-jari r )


adalah :                 
A= π.d²/4= πr² 
Dengan π= 3,14 = 22/7.
            Satuan luas dalam SI adalah meter persegi, yang dituliskan dalam m². Kadang-kadang
satuan luas dinyatakan dalam centimeter persegi, yang dituliskan dalam bentuk cm². Karena itu,
1m= 100 cm, maka luas 1m²= 100 cm x 100 cm = 10000 cm².
Jadi 1m²=10⁴ cm².
           
3. Pengukuran volume
            Zat padat dan zat cair mempunyai volume konstan tetapi mempunyai berbagai macam
bentuk. Oleh karena itu, pengukuran volume benda-benda itu sukar dilakukan kecuali untuk zat
padat berbentuk teratur seperti balok persegi, kubus, silinder, dan bola.
            Beberapa metode dasar untuk mengukur volume zat padat dan zat cair.
Volume yang diukur Alat ukur
Zat padat berbentuk teratur Mistar, jangka sorong, micrometer,
Memakai rumus
Zat padat berbentuk tak teratur Gelas ukur
Zat cair ( volume besar ) Gelas ukur
Zat cair ( volume kecil ) Buret, pipet, labu takar
           
            Volume zat padat berbentuk teratur dapat dihitung dengan menggunakan rumus baku.
Volume balok persegi mempunyai panjang (l), lebar (w), dan tinggi (h) adalah :
            V= lwh
            Volume silinder yang berdiameter d (atau berjari-jari r ) dan tinggi h adalah :
            V=(π.d²/4)h = (πr²)h
            Volume bola pejal berdiameter d ( atau berjari-jari r ) adalah :
            V=4/3π.(d/2)³ = 4/3πr³
            Volume zat padat berbentuk tak teratur dan berukuran kecil dapat diukur dengan gelas
ukur, langkah-langkah pengukuran adalah sebagai berikut :
1. Isilah sebagian gelas ukur dengan air dan catatlah pembacaan permukaan air mula-mula.
2. Masukan benda yang akan diukur ke dalam gelas ukur sampai seluruhnya berada dalam
air dan catatlah pembacaan permukaan air akhir.
3. Volume benda itu merupakan selisih dua pembacaan permukaan air tersebut.
            Satuan volume dalam SI adalah meter kubik,yang dituliskan sebagai m³. Kadang –
kadang satuan luas dinyatakan dalam centimeter kubik, yang dituliskan sebagai cm³. Karena 1m
= 100 cm, maka volume 1m³=100cmx 100cm x 100cm = 1000000 cm². Jadi 1m³=10⁶cm³.

5
            Contoh :
            Sepotong batang besi berbentuk silinder mempunyai diameter 10 mm dan panjang 25 cm.
Hitunglah volume batang besi.
            Penyelesaian :
            Batang besi tersebut mempunyai diameter d =10mm=0,10 cm dan panjang 25 cm.
            Volume batang besi adalah :
            V = πd²/4.l=3,14 x0,10 cm²/4 x25 cm =0,20 cm³.

4. Pengukuran massa dan berat


            Banyaknya materi dalam suatu benda mempengaruhi sifat-sifat tertentu benda itu dimana
pun benda itu berada. Dua sifat semacam itu adalah massa inersia (seringkali hanya disebut
dengan massa) dan massa jenis benda yang bersangkutan.
            Massa benda merupakan ukuran materi di dalam benda itu dan tergantung pada jumlah
dan ukuran atom-atom yang terkandung di dalamnya. Sedangkan inersia benda merupakan
“keengganan” benda itu, atau kecenderungan massa untuk melawan perubahan geraknya. Inersia
membuat suatu benda sukar untuk mulai atau berhenti bergerak, sukar untuk mengubah arah
geraknya atau sukar untuk mempercepat geraknya. Oleh karena itu massa benda kadang- kadang
didefinisikan sebagai ukuran inersia suatu benda yang diam.
            Gaya tarik bumi terhadap suatu benda disebut berat benda itu. Gaya tarik atau berat ini
disebabkan oleh apa yang disebut’gravitas’. Berat suatu benda berbeda bebeda dari suatu tempat
ke tempat lain pada permukaan bumi; bahkan berat benda di bulan kira- kira 1/6 kali nilai
beratnya di bumi. Pada tempat tertentu berat benda sebanding dengan massanya. Dengan
menggunakan konstanta hubungan kesebandingan ini kita dapat mencari dengan mudah massa
benda dengan berat pembanding. Pada permukaan bumi kita mendapatkan bahwa berat benda
yang bernassa 1 kg adalah 9,8 N. Hal ini berarti bahwa gaya tarik gravitasi bumi pada suatu
benda bermassa 1 kg adal;ah 9,8 N pada permukaan bumi. Kita dapat juga menyatakan bahwa
kuat medan gravitasi bumi (diberi lambang g ) pada permukaan bumi adalah 9,8 N/kg.Oleh
karena itu hubungan antara massa dan berat benda dapat dituliskan sebagai w = m.g
            Dalam pembicaraan berikut kita mengenal bahwa g adalah percepatan gravitasi bumi
yang mempunyai satuan m/s² dalam SI.

5. Pengukuran massa jenis


            Massa jenis zat memberitahukan kepada kita tentang banyaknya materi yang terkandung
dalam volume tertentu zat itu (biasanya 1 cm³ atau 1 m³). Bandingkan gagasan ini dengan massa
suatu benda yang memberitahukan kepada kita tentang banyaknya materi yang terkandung dalam
seluruh benda. Dalam zat dengan massa jenis tinggi materi termanpatkan atau tersusun secara
rapat, sedangkan dalam zat dengan massa jenis rendah materi tersusun secara longggar. Massa
jenis suatu zat didefinisikan sebagai massa zat itu persatuan volume. Jika massa suatu zat adalah
m dan volumenya adalah V, maka massa jenis ρ (huruf Yunani, rho) zat itu adalah:      
Ρ= m/V
Satuan massa jenis dalam SI adalah kg/m³ atau dalam cgs adalah g/cm³.
Contoh : massa jenis air pada 4°C adalah 1,0 x 10³ kg/m³ atau dapat dinyatakan sebagai:
Massa jenis air = 1,0 x10³ kg/m³= 1,0 x10³ kg x    10³ g/kg       =1,0 g/cm³
                                                                       m³      10⁶cm³/m³
            Alat untuk mengukur massa jenis zat cair adalah hidrometer. Sebuah hidrometer
mempunyai leher atau tangki panjang dengan pembacaan skala massa jenis dalam g/cm³. Suatu
pentolan besar berisi udara memindahkan zat cair yang memberikan gaya ke atas sehingga 
hidrometer itu mengapung. Sejumlah gotri timah melekat pada bagian dasarnya untuk menjaga
agar hidrometertetap tegak. Dalam suatu zat cair dengan massa jenis rendah hidrometer terbenam
ke bawah lebih jauh dalam zat cair itu,memindahkan  volume zat cair lebih banyak sampai berat
zat cair yang dipindahkan sama dengan beratnya sendiri. Dalam  suatu zat cair dengan massa 
jenis tinggi hidrometer mengapung lebih tinggi. Oleh  karena itu skala massa jenis terbaca dari
bagian atas tangki ke bawah dengan kenaikan massa jenis zat cair. Pembagian skala dapat
berjarak lebih jauh agar sensitivitasnya lebih besar dengan membuat tangki hidrometer lebih
sempit dan lebih panjang.
6
6. Pengukuran waktu
            Alat ukur waktu yang banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah jam atau
arloji. Pada banyak kejadian sehari-hari dan dalam eksperimen fisika kita perlu mengukur
interval waktu daripada’waktu’itu sendiri. Interval waktu adalah panjang waktu antara
permulaaan dan akhir suatu peristiwa. Sebagai contoh, interval waktu jam pelajaran di sekolah,
interval waktu yang diperlukan oleh benda yang bergerak pada bidang miring dalam eksperimen
fisika. Dalam hal ini kita tidak dapat berbicara tentang bagaimana alat ukur waktu bekerja, tetapi
lebih memperhatikan beberapa interval waktu setiap jenis jam yang digunakan, berapa lama
interval waktu itu dan bagaimana cara membacanya.
            Alat pencatat interval waktu yang banyak digunakan dalam eksperimen fisika adalah
stopwatch dan stopclock. Stopwatch dan stopclock mekanis biasanya bertingkat dalam 1/5 atau
1/10 sekon. Pengukur waktu centisecond dan stopwatch elektronik dapat mengukur waktu dalam
interval 1/100 sekon. Pengukuran waktu millisecond dapat mengukur interval waktu 1/1000
sekon.

7
KEGIATAN BELAJAR 2.
KINEMATIKA
                                     
            Gerak benda merupakan kejadian yang kita amati dalam kehidupan sehari-hari. Kajian
tentang gerak benda dan kaitanya dengan gaya dan energy disebut mekanika. Cabang mekanika
yang mengambarkan gerak benda  tanpa mempertimbangkan gaya-gaya yang bekerja padanya
disebut kinematika.

A. KERANGKA ACUAN DAN PERGESERAN


            Kita mengatakan bahwa sebuah benda bergerak jika posisisnya berubah terhadap
sekitarnya. Dalam hal ini terdapat dua gagasan yang terpisah. Gagasan pertama adalah
perubahan; bilamana benda telah bergerak,a lamnya tidak tepat sama seperti sebelumnya.
Gagasan lain adalah kerangka acuan; jika kita akan memperhatikan benda yang sedang bergerak,
kita harus mampu memeriksa posisisnya terhadap benda lainnya. Pemilihan kerangka acuan
tergantung pada situasinya. Dalam kejadian sehari-hari,misalnya gerak mobil atau kereta
api,kerangka acuan yang dipilih adalah permukaan bumi. Krangka acuan untuk gerak planet
adalah matahari. Kerangka acuan untuk gerak elektron adalah inti atom.
            Perubahan posisi suatu benda disebut pergeseran (displacement). Perlu dibedakan antara
pergeseran dan jarak. Pergeseran mengambarkan seberapa jauh benda itu dari titik awalnya.
Pergeseran termasuk besaran yang mempunyai besar dan arah, yang disebut besaran vektor, yang
digambarkan dengan anak panah. Sedangkan besaran yang mempunyai besar tetapi tidak
mempunyai arah disebut besaran saklar, misalnya massa dan temperatur.
            Sebagai contoh, kita bayangkan seseorang yang berjalan ke timur sejauh 50 m, kemudian
berbalik dan berjalan ke barat sejauh 20 m, jarak total yang ditempuh adalah 70 m, sedangkan
pergeseranya adalah 30 m karena orang tersebut sekarang berada pada posisi 30 m dari titik
awal.
                                  Δx= x₂-x₁
           Perubahan dalam suatu besaran adalah nilai besaran akhir dikurangi nilai besaran awal.
Sebagai contoh ditunjukan bahwa x₁= 20,0 m dan x₂ = 50,0 m sehinggga
                          Δx= x₂-x₁ =50,0 m – 20,0 m = 30 m

Pergeseran benda menunjuk arah ke kanan.


            Pada saat t₁ benda itu berada pada posisi mula-mula x₁=50,0 m dan pada saat t ₂
kemudian benda pada posisi akhir x₂=20,0 m, sehingga
                        Δx= x₂-x₁= 20,0 m-50,0 m = -30,0 m
            Anak panah mengambarkan  vektor pergeseran yang menunjukan ke kiri. Jadi, dalam
gerak satu dimensi vector yang menunjukan ke kanan mempunyai nilai positif, sedangkan  vector
yang menunjukan ke kiri mempunyai nilai negatif.

B. KECEPATAN
            Dalam fisika  dikenal istilah laju (speed) yang mengacu pada seberapa jauh sebuah benda
melintas dalam selang waktu tertentu. Jika sebuah mobil menepuh 300 km daalm 4 jam, kita
mengatakan bahwa laju rata-ratanya adalah 75 km/jam. Secara umum laju  rata-rata sebuah
benda didefinisikan seebagai jarak yang ditempuh sepanjang lintasan dibagi dengan waktu yang
diperlukan untuk menempuh jarak ini.

            Laju rata-rata = jarak yang ditempuh


                                      Waktu yang diperlukan

         Dalam bahasa sehari- hari istilah laju dan kecepatan (velocity) seringkali dapat
dipertukarkan. Dalam fisika kita membedakan dua istilah itu. Laju hanya mempunyai nilai positif
dan satuannya. Sedangkan kecepatan digunakan untuk menunjkan besar (nilai numerik) dari
cepatnya suatu benda yang sedang bergerak dan arah geraknya. Jadi kecepatan merupakan

8
besaran vektor. Laju didefinisikan  dalam jarak total yang ditempuh, sedangkan kecepatan
didefinisikan dalam pergeseran sebagai
       Kecepatan rata-rata =         pergeseran
                                          Waktu yang diperlukan
            Kecepatan rata-rata dan laju rata-rata bisa sama atau berbeda. Sebagai contoh  jarak yang
ditempuh orang adalah 50 m+ 20m =70, sedangkan pergeseranya adalah 30m misalkan
perjalanan tersebut memerlukan waktu 50 s. Oleh karena itu laju rata-ratanya adalah
            Jarak   =  70 m  =1,4 m/s
            Waktu    50 s  
          Sedangkan besar kecepatan rata-ratanya adalah
                  pergeseran      30 m =   0,60 m/s
                     Waktu          50 s
        Pergeseran benda adalah Δx= x₂-x₁ dan waktu yang diperlukan adalah Δt=t₂-t₁. Oleh
karena itu kecepatan rata-rata benda tersebut yang didefinisikan sebagai  pergeseran dibagi
dengan waktu yang diperlukan dapat ditulis sebagai
v  =    x₂-x₁       = Δx
            t₂-t₁          Δt
dengan v menunjukan kecepatan benda dan tanda garis atas (bar) menunjukan nilai rata-rata,
sehingga v adalah lambangϋ untuk kecepatan rata-rata.

Contoh :
Sebagai contoh kita kembali mengacu pada gambar 7.12 (b) dan gambar 7.12 (c).jika waktu yang
diperlukan dari posisi awal sampai posisi akhir adalah Δt = t₂- t₁ = 40,0 s, hitunglah kecepatan
rata-rata benda!
Penyelesaian
Untuk gambar 7.12 (b) kecepatan rata-rata benda adalah

                                      v  =  Δx    =  30,0 m = 0,75 m/s


                                              Δt          40,0 s
Untuk gambar 7.12 (c) kecepatan rata- rata benda adalah

                                      v   = Δx  = -30,0 m = -0,75 m/s


                                               Δt        40,0 s
      Jadi, dalam gerak satu- dimensi kecepatan rata-rata benda adalah positif jika benda itu
bergerak ke kanan.Kecepatan rata-rata benda mempunyai nilai negative jika benda itu bergerak
ke kiri.

C. KECEPATAN SESAAT
            Ketika anda mengendarai sepeda motor pada jalan yang lurus dan menempuh jarak 80
km dalam waktu 2,0 jam, maka besar kecepatan rata-ratanya adalah 40 km/jam (= 40 km/h).
Dalam kenyataan anda dapat memperhatikan bahwa besar kecepatan anda tidak selalu tepat 40
km/jam hal ini dapat anda lihat pada speedometer kendaraan yang tidak selalau menunjuk angka
40 km/h. Oleh karena itu diperlukan konsep kecepatan sesaat.
            Kecepatan sesaat didefinisikan sebagai kecepatan rata-rata dalam selang waktu sangat
kecil. Kita dapat mendefinisikan  kecepatan  sesaat sebagai  kecepatan rata-rata dalam batas
(limit) Δt menjadi sangat kecil, mendekati nol. Untuk gerak satu dimensi kita dapat menuliskan
kecepatan sesaat, v sebagai
     v =   lim   Δx
              Δt→0  Δt
            Notasi lim dapat diartikan bahwa selama Δt mendekati nol, Δx juga mendekati nol, dan
Δx/Δt mendekati suatu nilai tertentu yang merupakan kecepatan sesaat pada saat tertentu.
Lambang v menunjukkan kecepatan sesaat yang selalu kita gunakan dalam pembicaraan
berikutnya dengan hanya menyebutkan dengan kecepatan jiak kita mengacu kecepatan rata-rata

9
akan disebutkan secara lengkap dengan kata rata-rata. Perlu diperhatikan bahwa  laju sesaat
selalu sama dengan besar kecepatan karena jarak dan pergeseran akan menjadi sama bilamana
nilai dua besaran itu menjadi sangat kecil.
            Misalnya  anda mengendarai sepeda motor dengan kecepatan konstan 40 km/jam,dalam
kehidupan sehari-hari ini jarang ditemukan. Ketika anda mengendarai sepeda motor, mula-mula
diam kemudian dipercepat sampai 60 km/jam. Kemudian pada kecepatan konstan dalam selang
waktu berikutnya diperlambat sampai 20 km/jam ketika lalu lintas padat dan dipertahankan
selama selang waktu tertentu, akhirnya berhenti ketika mencapai tujuan setelah menempuh
perjalanan total 40 km dalam waktu satu jam.
            v  = Δx/Δt =40 km/1 jam =40 km/jam.

D. PERCEPATAN
            Jika kecepatan benda yang bergerak mengalami perubahan dikatakan bahwa benda itu
dipercepat. Ketika anda mengendarai sepeda motor atau mobil dengan kecepatan mula-mula nol
kemudian menjadi 60 km/jam, maka kendaraan anda mengalami percepatan.percepatan rata-rata
didefinisikan sebagai perubahan kecepatan dibagi dengan waktu yang diperlukan untuk membuat
perubahan ini, sehingga
            Percepatan rata-rata =   perubahan kecepatan
                                                Waktu yang diperlukan
            Jika dalam selang waktu Δt = t₂-t₁ benda mengalami perubahan kecepatan     Δv=v₂-v₁,
mak percepatan rata-rata, â dalam selang waktu itu dapat didefinisikan sebagai
            Â = v₂-v₁ =   Δv
                    t₂-t₁       Δt
            Seperti halnya kecepatan, percepatan merupakan besaran vektor, namun untuk gerak satu
dimensi kita hanya mengunakan tanda positif untuk percepatan kekanan dan tanda negatif untuk
percepatan ke kiri. Dengan analogi pada kecepatan, percepatan sesaat α pada suatu saat tertentu
dapat didefinisikan sebagai
           a =   lim Δv
                   Δt→0  Δt
            Dalam hal ini Δv adalah perubahan kecepatan yang sangat kecil dalam selang waktu Δt
yang sangat pendek.
Contoh
            Sebuah mobil bergerak di jalan lurus bebas hambatan dan pengemudi mengerem mobil
itu. Jika kecepatan mobil awal adalah v₁= 30,0 m/s dan diperlukan waktu 4,0 s untuk
memperlambat menjadi v₂=20,0 m/s. Berapa percepatan rata-rata mobil itu?
Penyelesaian
            Misalkan kita mengambil waktu awal t₁= 0 dan waktu akhir adalah t₂=4,0 s sehingga Δt=
t₂-t₁ =4,0 s. Oleh karena itu percepatan rata-rata mobil dalam selang waktu 4,0 adalah
            ã = Δv = 20,0 m/s -30,0 m/s =-2,5 m/s².
                  Δt  4,0 s

            Tanda negative muncul karena kecepatan akhir lebih kecil daripada kecepatan awal.
Dalam hal ini arah percepatan berlawanan dengan arah kecepatan.Untuk gerak satu dimensi, jika
kecepatan mobil ke kanan  maka percepatanya ke kiri sebaliknya jika kecepatan mobil ke kiri,
maka percepatanya ke kanan.
            Ketika sebuah benda bergerak melambat,kita mengatakan benda itu diperlambat. Tetapi
perlu juga diperhatiakan perlambatan tidak berarti bahwa  percepatan itu negatif karena tanda
positif dan negatif sudah kita gunakan untuk gerak satu dimensi; pergeseran, kecepatan, dan
percepatan mempunyai tanda positif jika mempunyai arah ke kanan, dan tiga besaran itu
mempunyai tanda negatif jika mempunyai arah ke kiri. Lebih tepat dikatakan bahwa sebuah
benda mengalami perlambatan jika kecepatan dan percepatan menunjuk arah berlawanan.

10
E. GERAK DENGAN PERCEPATAN KONSTAN
            Gerak satu dimensi dengan percepatan konstan gerak semacam ini sering disebut gerak
lurus berubah beraturan. Dalam halini percepatan rata-rata sama dengan percepatan sesaat.
            Untuk menyederhanakan notasi, kita menetapkan bahwa waktu awal diambil nol, t₁ = 0
dan kita mengambil t₂ = t adalah waktu yang diperlukan. Posisi awal benda adalah x ₁ = x ₀ dan
kecepatan awal benda adalah v₁=v₀ posisi akhir benda adalah x₂= x dan kecepatan akhir benda
adalah v₂ = v kecepatan rata-rat benda selama waktu t adalah
                    v =  x - x₀
                           t
Percepatan dianggap konstan terhadap waktu adalah
                                      a = v- v₀
                                               t
Mengalikan dua ruas persamaan terakhir ini dengan t, kita memperoleh
                                               at = v-v₀
atau
                                      v = v₀ + at
            Kemudian kita akan mencari posisi benda setelah waktu t ketika benda itu mengalami
percepatan konstan. Kecepatan rata-rata benda adalah
       v = x-x₀  atau dituliskan kembali dalam bentuk x = x₀ + vt
                t
                Karena percepatan benda bertambah secara seragam, kecepatan rata-ratanya
merupakan  nilai tengah antara kecepatan awal dan kecepatan akhir sehingga
    v = v₀+v
 2
Perhatikan bahwa persamaan ini hanya berlaku untuk percepatan konstan. Kita
mengabungkan dua persamaan terakhir ini sehingga diperoleh
            x= x₀ + (v₀ + v)t
                                          2
Dengan mengunakan rumus persamaan kita memperoleh:
            x = x₀+(v₀ +v₀ +at)t
                                             2
atau  

x = x₀ + v₀ t +1/2 at² jika x₀=0 kita memperoleh x = v₀ t + ½ at²


Akhirnya kita akan mencari persamaan gerak benda pada percepatan tetap jiak waktu t
tidak diketahui. Dari persamaan kita memperoleh
t =v-v₀/a

mengabungkan persamaan ini dengan persamaaan kita memperoleh

v²= v²₀+2a(x-x₀)
jika x₀= 0 maka kita memperoleh
v²= v²₀+2 ax

F. BENDA JATUH
            Percepatan yang dialami oleh benda-benda  yang bergerak jatuh disebut percepatan
gravitasi g yang besarnya +9,80 m/s². Percepatan gravitasi tidak sama dari suatu tempat  ke
tempat lain, percepatan  gravitasi di permukaan laut 9,81 m/s², g dikutub 9,832 m/s² dan g
diekuator 9,780 m/s². Pada waktu kita menganalisis gerak benda jatuh kita mengunakan 
persamaan gerak pada percepatan konstan dengan menganti lambang x menjadi y. Kita bebas

11
memilih secara sembarangan apakah gerak ke atas adalah positif dan gerak ke bawah adalah
negatif atau sebaliknya yang pentingkita harus kosisten dalam menyelesaikan soal.

G. GERAK PELURU
            Gerak peluru adalah salah satu bentuk gerak dalam dua dimensi. Untuk mengambarkan
gerak peluru kita mengabaikan kelengkungan permukaaan bumi dan variasi percepatan gravitasi
bumi g. Untuk sementara kita juga mengabaikan gesekan udara. Kita bebas memilih sumbu
vertical sebagai sumbu y dengan arah ke atas adalah positif, dan sumbu horizontal sebagai
sumbu x dengan arah ke kanan adalah positif. Arah percepatan gravitasi bumi adalah ke bawah.
Misalkan sebutir peluru ditembakan dengan kecepatan  awal v₀ dan membentuk sudut θ dengan
permukaan tanah yang dianggap horizontal. Komponen komponen kecepatan dalam arah sumbu
x dan sumbu y secara berturut turut adalah
 v₀ x = v  cos θ dan v₀y =v sin θ
kita mengunakan persamaan – persamaaan gerak lurus dalam arah masing-masing sumbu secara
terpisah. Percepatan gravitasi bumi mempunyai vertical arah ke bawah, sehinggga percepatan
gravitasi tidak mempengaruhi gerak horizontal. Laju peluru dalam arah horizontal selalu tetap.
Pada saat t komponen – komponen kecepatan benda menjadi
            v = v₀x
                        vy = v₀y-gt
jika peluru mula-mula berada pada posisi x₀,y₀ maka pada saat t posisi horizontal dan posisi
vertical secara berturut-turut adalah:
x =x₀+v₀xt
y= y₀ +v₀yt- ½ g t²

12
KEGIATAN BELAJAR 3.
DINAMIKA

A. GAYA DAN GERAK


1. Hukum Pertama Newton:
            sebuah benda yang diam akan tetap diam dan sebuah benda yang bergerak akan
melanjutkan geraknya dengan kecepatan konstan (laju constant dalam garis lurus )jika tidak ada
interaksi dengan benda lainya.
2. Gaya
            gaya dapat didefinisikan sebagai suatu pengaruh yang dapat mengubah  kecepatan suatu
benda.definisi ini sesuai dengan istilah dorongan atau tarikan bahkan berlaku untuk benda –
benda yang tidak bersentuhan.gaya termasuk  besaran vektor yang mempunyai  besar dan arah
tertentu gaya dapat diukur dengan mengunakan neraca pegas.
3. Hukum kedua Newton
            Hukum kedua Newton memberikan definisi kuantitatif tentang gaya yang dapat
dinyatakan sebagai berikut:
            Gaya neto yang bekerja pada suatu benda sama dengan hasil kali massa benda dan
percepatannya.Arah gaya ini sama dengan arah percepatan itu.
            Dalam bentuk persamaan hokum kedua Newton dapat dituliskan sebagai
            ∑F = ma
            Dengan ∑F adalah gaya neto (∑ adalah huruf besar Yunani, sigma) m adalah massa
benda dan a adalah percepatanya.
            Satuan benda dalam SI adalah Newton (N). Satu Newton adalah gaya neto yang
diberikan  pada suatu benda bermassa 1 kg, sehingga memberikan percepatan 1 m/s² jadi
            1N = (1kg)(1m/s²)= 1 kg m/s²
4. Hukum ketga Newton
            Bilamana sebuah benda melakukan gaya pada benda lain, benda kedua melakukan gaya
yang sama tetapi berlawanan arah terhadap benda pertama.
            Untuk menyelesaikan soal yang berkaitan dengan gaya-gaya yang bekerja pada suatu
benda  atau lebih perlu digambarkan diagram benda  bebas untuk masing – masing benda.
Diagram benda bebas mengambarkan  semua gaya yang bekerja hanya pada benda yang
bersangkutan. Hukum kedua newton dapat diterapkan pada komponen komponen vektor masing-
masing benda.Istilah gesekan digunakan untuk mengacu gaya-gaya hambatan yang muncul
berlawanan dengan gerak suatu benda terhadap benda lainya  yang bersentuhan. Ketika benda
belum bergerak gaya gesekan itu disebut gaya gesekan statik dan ketika benda itu sudah bergerak
gaya gesekan itu disebut gaya gesek kinetik. Bilamana suatu benda mengalami pergeseran
karena gaya yang bekerja padanya, usaha yang dilakukan gaya itu sama dengan hasil kali
komponen dalam arah pergeseran dan besar pergeseran itu. Laju usaha yang dilakaukan disebut
daya.

B. ENERGI DAN MOMENTUM


            Dalam fisika usaha atau kerja adalah besaran yang merupakan besarnya perubahan yang
ditimbulkan oleh gaya  ketika gaya itu bekerja pada suatu benda. Usaha yang dilakukan  oleh
gaya konservatif tidak tergantung pada lintasanya. Usaha yang dilakukan oleh gaya non
konservatif  tergantung pada  lintasan yang ditempuh oleh benda.
            Energi merupakan kemampuan benda untuk melakukan usaha. Bilamana suatu benda
mempunyai energi, benda itu mampu melakukan usaha. Secara garis besar  terdapat tiga jenis
energi yaitu energi kinetik, energi potensial, dan energi diam. Asas kekekalan energi menyatakan
bahwa jumlah energi suatu system terisolasi adalah kekal.
Momentun Linear suatu benda adalah hasil kali massa benda dan
kecepatanya .momentum linear adalah besaran vektor yang arahnya sama dengan arah kecepatan
benda.

13
Implus gaya adalah hasil kali gaya dan interval waktu gaya itu bekerja. Implus adalah
besaran vektor yang arahnya sama dengan arah  gaya. Jika gaya bekerja pada suatu benda yang
bisa bergerak bebas, perubahan momentum sama dengan implus yang diberikan  gaya itu.
Hukum kekekalan momentum menyatakan bahwa  momentum linear total suatu system adalah
kekal bilamana jumlah vektor gaya luar yang bekerja pada system itu adalah nol.
Dalam tumbukan lenting energi kinetik system adalah kekal. Dalam  tumbukan tak
lenting energi kinetik system tidak kekal. Dalam tumbukan tak lenting sempurna dua benda yang
bertumbukan saling melekat setelah tumbukan.
Hasil kali gaya dan lengan momentum disebut momen gaya atau torka. Kopel adalah
sepasang gaya yang bekerja pada suatu benda yang sama besarnya dan berlawanan arah, tidak
bekerja sepanjang garis lurus yang sama.
Pesawat adalah piranti yang meneruskan gaya atau momen gaya untuk tujuan tertentu.
pesawat bisa dirancang untuk meningkatkann besar gaya atau untuk meningkatkan jarak atau laju
benda yang bergerak. Pada dasarnya ada tiga jenis pesawat yaitu tuas, bidang miring, dan kempa
hidrolik.
Keuntungan mekanis (MK) suatu pesawat merupakan perbandingan antara gaya (atau
torka) keluaran dan gaya (atau torka)masukan. Perbandingan antara jarak yang ditempuh gaya
masukan (atau kuasa) dan jarak yang ditempuh gaya keluaran (atau beban) disebut nisbah jarak
atau nisbah kecepatan (NK)

14
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari pembahasan yang telah diuraikan diatas dapat disimpulkan bahwa didalam suatu
pengukuran besaran terdapat satuan besaran pokok, pengukuran dan ketidakpastian, pengukuran
panjang (luas dan volume), pengukuran massa, pengukuran berat, pengukuran massa jenis, serta
pengukuran waktu. Sedangkan kinematika meliputi kerangka acuan dan pergeseran, kecepatan,
percepatan, gerak dengan percepatan konstan, benda jatuh, serta gerak peluru. Serta dinamika
mengenai gaya dan gerak, energi dan momentum, serta asas pesawat sederhana.

B. SARAN
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan makalah ini, dan semoga bermanfaat bagi para pembaca.
Mahasiswa harus dapat memahami suatu konsep pengukuran besaran, kinematika, dan
dinamika, agar pembelajaran berjalan dengan lancar dan mudah di pahami.

15
DAFTAR PUSTAKA

Alonso, M. dan D.J. Finn. 1992. Physics: Reading. Massachusetts: Addison Wesley
Publishing Company.
Avison, M., dan D.J. Finn. 1989. The World of Physics. Hong Kong: Thomas
Nelson.
Beiser, J. 1991. Physics: Reading. Massachusetts: Addison-Wesley Publishing
Company.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1978. Daftar Alat-Alat Laboratorium Ilmu
Pengetahuan Alam SMA beserta penjelasannya. Jakarta: Depdikbud.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1978. Alat Pendidikan IPA SMP. Jakarta:
Depdikbud.
Fishbane, P.M. 1993. Physics for Scientists and Engineers. London: Prentice-Hall
Onternational (UK) Limited.
Giancoli, D.C. 1998. Physics. London: Prentice-Hall Internationak (UK) Limited.
https://www.studocu.com/id/document/universitas-dian-nuswantoro/fisika-i/
pengukuran/11356086
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5947052/besaran-dan-satuan-apa-bedanya
https://ipa.pelajaran.co.id/kinematika/
https://www.detik.com/jabar/berita/d-6238914/dinamika-adalah-pengertian-jenis-
dan-contohnya.

16

Anda mungkin juga menyukai