7
Sebagaimana dengan teori, hukum tidak dapat diuji dalam berbagai macam kasusnya yang tak terbatas.
Sehingga kita tidak dapat memastikan bahwa suatu hukum tertentu memang benar. Kita menggunakan
istilah “hukum” jika validitasnya telah teruji pada ruang lingkup kasus yang luas, dan jika keterbatasan dan
lingkup validitasnya dapat dipahami dengan jelas. Pada saat itu pun, ketika informasi baru muncul, hukum-
hukum tertentu mungkin harus disesuaikan atau dibuang.
Para ilmuwan biasanya bekerja seakan-akan hukum-hukum dan teori-teori yang diterima memang
benar. Tetapi mereka tetap berpikiran terbuka seandainya informasi baru merubah validitas hukum atau
teori tertentu.
2. Satuan, Standard dan Sistem SI
Besaran – besaran fisika selalu dinyatakan relative terhadap suatu standar atau satuan tertentu,
dan satuan yang digunakan harus selalu diikutsertakan. Satuan yang diterima secara umum saat ini
adalah System International (SI), dimana satuan standar : panjang, massa dan waktu adalah: meter,
kilogram dan sekon. Diperlihatkan pada table berikut.
Besaran Satuan
Pajang Meter (m)
Massa Kilogram (kg)
Waktu Sekon (s)
Temperatur Kelvin (K)
Arus listrik Ampere (A)
Intensitas Cahaya Candela (cd)
Enam besaran pada tabel diatas disebut besaran pokok,besaran-besaran lain dalam fisika
mempunyai satuan yang dapat diturunkan dari satuan-satuan baku tersebut,besaran-besaran tersebut sering
disebut besaran turunan.
Satuan baku besaran sedapat mungkin didefinisikan dalam besaran – besaran di alam yang tidak
berubah.Satuan baku panjang adalah meter yang mula-mula ditetapkan oleh French Academy of Sciences
pada tahun 1970-an, 1 meter mula-mula di definisikan sebagai 1/10.000.000 dari jarak antara ekuator bumi
sampai salah satu kutubnya,dan sebatang platina dibuat untuk menunjukan panjang ini. Pada tahun 1889,
meter baku didefinisikan secara lebih seksama sebagai jarak antara dua tanda yang dipahatkan secara halus
pada batang platina-iridium. Pada tahun 1960, untuk memberikan keseksamaan dan keterulangan lebih
besar, 1 meter didefinisikan ulang sebagai 1.650.763,73 panjang gelombang jingga yang dipancarkan oleh
gas ⁸⁶Kr (krypton 86). Pada tahun 1983, 1 meter didefinisikan ulang kembali sebagai panjang lintasan yang
ditempuh oleh cahaya dalam hampa selama interval waktu 1/299,792,458 sekon.
Satuan baku massa adalah kilogram (kg) Massa baku itu adalah silinder platina-iradium yang
disimpan pada International Bureau of Weights and Measures, di Serves,dekat Paris, Prancis yang
mempunyai massa tepat 1 kg.
8
Satuan baku waktu adalah sekon (s) atau detik. Selama bertahun-tahun 1 sekon didefinisikan sebagai
1/86400 hari tata surya. Pada saat ini sekon didefinisikan secra lebih seksama dalam radiasi frekuensi
gelombang-mikro yang dipancarkan oleh atom ¹³³Cs (cesium 133) ketika melewati dua keadaan tertentu.
Satu sekon didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan oleh radiasi untuk bergetar 9.192.631.770
kali.Tentu saja, dalam satu menit terdapat 60 sekon dan dalam satu jam terdapat 60 menit atau 3600 sekon.
Dalam satu hari terdapat 24 jam (atau secara lebih tepat 23,56 jam) dan dalam satu tahun terdapat 365,25
hari.
1 Ampere adalah kuat arus tetap yang jika dialirkan melalui dua buah kawat yang sejajar dan sangat
panjang, dengan tebal yang dapat diabaikan dan diletakkan pada jarak pisah 1 meter dalam vakum,
menghasilkan gaya 2 X 10-7newton pada setiap meter kawat.
1 Kelvin adalah 1/273,16 kali suhu termodinamikatitik tripel air (CGPM ke-13, 1967).
1 kandela adalah intensitas cahaya suatu sumber cahaya yang memancarkan radiasi monokromatik
pada frekuensi 540 X 1012hertz dengan intensitas radiasi sebesar 1/683 watt per steradian dalam arah
tersebut (CGPM ke-16, 1979)
Satuan-satuan baku tersebut merupakan bagian dari System International atau SI yang merupakan
versi baru dari sistem metrik meter-kilogram-sekon (mks) yang diperkenalkan di prancis dua abad
lalu.Dalam hal ini satuan baku panjang adalah meter(m),satuan baku massa adalah kilogram(kg),dan satuan
baku waktu adalah sekon(s),yang mula-mula dikenal sebagai sistem mks (meter-kilogram-sekon).Sistem
metrik yang lain adalah sistem cgs (centimeter-gram-sekon) dengan satuan baku panjang,massa, dan waktu
secara berturut-turut adalah centimeter(cm) gram (g) dan sekon (s). Sekarang satuan SI digunakan oleh
semua ilmuwan dan dalam sebagian besar kehidupan sehari-hari. Meskipun demikian, sistem rekayasa
Inggris (British engineering system ) kadang- kadang masih digunakan yang mempunyai satuan-satuan baku
foot untuk panjang, pound untuk gaya dan second untuk waktu.
Pangkat dari
Awalan sepuluh Singkatan Contoh
3. Pengukuran
Pengukuran memainkan peranan penting pada fisika, tetapi hasil pengukuran tidak akan pernah
tepat secara sempurna. Adalah penting untuk menentukan ketidakpastian suatu pengukuran, baik dengan
menyatakan langsung dengan ±, dan atau dengan memakai angka signifikan yang tepat.
Fisika maupun disiplin ilmu lain, pengukuran kuantitas merupakan dasar utama guna mencari
korelasi atau interpretasi dan juga untuk membandingkan hasil pengukuran dengan prediksi teoritis.
Pengukuran adalah tindakan yang bertujuan untuk menentukan kuantitas dimensi suatu besaran
pada suatu sistem, dengan cara membandingkan dengan satu satuan dimensi besaran tersebut,
menggunakan alat ukur yang terkalibrasi dengan baik.
Tapi pada kenyataannya nilai perbandingan tidak pernah diperoleh secara pasti. Sehingga nilai
sebenarnya tidak dapat diketahui. Pengukuran berulang-ulang hasilnya selalu berbeda , meskipun
selisihnya sangat kecil. Jadi dalam pengukuran selalu terdapat kesalahan . Usaha yang harus dilakukan
adalah mengusahakan kesalahan itu sekecil-kecilnya.
Untuk menyatakan seseorang sakit atau tidak, perlu dilakukan pengukuran terhadap besaran-
besaran fisis tubuh seperti suhu badan, tekanan darah, frekuensi detak jantung dan sebagainya. Dari hasil
pengukuran, belum dapat memberikan informasi apapun tanpa membandingkan dengan suatu nilai yang
10
ada. Nilai yang diperoleh selanjutnya dibandingkan dengan suatu nilai yang dianggap sebagai standar
normal untuk menyatakan keadahan tubuh yang sehat. Nilai standar yang digunakan merupakan hasil
pendekatan secara empiris dari hasil pengukuran terhadap banyak sampel yang kemudian nilai
terbaik/rata-rata nya dianggap sebagai nilai standar normal atau sehat, sehingga sedikit batas
penyimpangan atau variasi baik diatas maupun dibawah dari nilai standar tersebut masih dianggap sehat.
Kesalahan dari proses pengukuran baik disebabkan karena factor alat, metode maupun pelaku
pengukuran, tentu akan mengakibatkan kesalahan informasi yang diperoleh sehingga menimbulkan
kesalahan kesimpulan dan akhirnya kesalahan tindakan yang akan merugikan pasien. Dalam hal ini
penentuan ini dapat terjadi false positif atau false negative.
False positif adalah merupakan suatu error( penyimpangan) yang terjadi di mana penderita
dinyatakan menderita suatu penyakit, padahal sama sekali tidak menderita penyakit tersebut. Sedangkan
false negative merupakan suatu error yang terjadi di mana penderita dinyatakan tidak sakit, pada hal
menderita suatu penyakit. Hal ini tentunya akan sangat merugikan pasien. Untuk memperkecil
kesalahan-kesalahan dalam pengukuran, maka perlu memahami factor-faktor penyebab timbilnya
kesalahan/ralat dan cara memperkecil kesalahan-kesalahan dalam pengukuran.
11
c. Ralat kekeliruan tindakan, bagi pengamat dapat terjadi dalam 2 bentuk :
1. Salah berbuat, misalahnya salah membaca, pengaturan situasi/kondisi.
2. Salah anggapan, misal terjadi pada pembulatan angka perhitungan.
Kesalahan-kesalahan dalam pengukuran dapat diperkecil dengan cara lebih banyak berlatih,
pemilihan metode yang tepat serta menggunakan alat ukur yang terkalibrasi dan memiliki tingkat
ketepatan (akurasi)dan kebenaran (presisi) yang tinggi.
2. Perhitungan Ralat
Kesalahan dalam pengukuran tidak dapat dihindari sehingga nilai sebenarnya tidak akan pernah
dapat ditentukan. Usaha yang dapat dilakukan hanyalah dengan memperkecil kesalahan tersebut
sekecil-kecilnya. Ralat berdasarkan bagaimana data diperoleh, dibedakan menjadi 2, yaitu:
a. Ralat dari hasil pengamatan (pengukuran secara langsung)
1) Untuk satu kali pengukuran, nilai ralatnya adalah 0.5 skala terkecil dari alat ukur yang
digunakan.
2) Untuk pengukuran berulang, nilai terbaik besaran terukur adalah nilai rata-ratanya. Misalnya
suatu besaran × diukur sebanyak n kali dengan nilai terukur: x1,x2,x3,…,xn. Nilai terbaik untuk
besaran tersebut adalah:
∑𝑛
𝑖=1 𝑥𝑖 𝑥1+ 𝑥2+ 𝑥3 +⋯+ 𝑥𝑛
𝑥̅ = = (1.1)
𝑛 𝑛
Selisih atau penyimpangan dan nilai terukur terhadap nilai terbaiknya disebut deviasi,
dilambangkan dengan𝑥 Jadi
𝑥 = 𝑥1 − 𝑥̅ (1.2)
Informasi selisih kumulatif seluruh data harus ditampilkan secara efisien & ringkas dalam
bentuk standar deviasi (ukuran penyimpangan nilai pendekatan terbaik terhadap nilai sebenarnya
yang tetap misterius), yaitu:
∑(𝑥𝑖)2
𝑆𝑥̅ = √ (1.3)
𝑛(𝑛−1)
12
Contoh: Suatu panjang logam diukur 10 kali dengan hasil sebagai berikut:
N Nilai terukur xi (cm) Deviasi (cm) ; Kuadrat deviasi (𝑥𝑖 )2
𝑥𝑖 = 𝑥1 − 𝑥̅
1 47,51 0,02 0,0004
2 47,49 0,00 0,0000
3 47,48 -0,01 0,0001
4 47,50 0,01 0,0001
5 47,47 -0,02 0,0004
6 47,49 0,00 0,0000
7 47,48 -0,01 0,0001
8 47,46 -0,03 0,0009
9 47,53 0,04 0,0016
10 47,49 0,00 0,0000
N = 10 𝑥̅ =
∑𝑛
𝑖=1 𝑥𝑖
= 474,90 ∑𝑛𝑖=1(𝑖 ) = 0,00 ∑𝑛𝑖=1(𝑥𝑖 )2 = 0,0036
𝑛
∑𝑛
𝑖=1 𝑥𝑖
Jadi nilai terbaiknya, 𝑥̅ = = 474,90 cm
𝑛
∑(𝑥 )2
𝑖 0,0036
Sedangkan deviasi standartnya, 𝑆𝑥̅ = √𝑛(𝑛−1) = √10 (10−1) = 0,007 𝑐𝑚
simbol operasi diferensial (turunan) parsial, yaitu turunan L terhadap salah satu variabelnya, p. Kita
tentu tahu bahwa operasi diferensial tersebut menyatakan bagaimana perubahan pada p akan
mempengaruhi L; anggap saja seperti pengaruh p dalam penentuanL. Jelas bahwa persamaan (1.7)
13
adalah cara menentukan ketidakpastian L dari ketidakpastian masing-masing variable dan dari proses
interaksinya.
3. Accuracy, Precision, Error dan Uncertainty
Penting sekali untuk membedakan beberapa istilah yang sering dijumpai dari hasil
pengukuran.
Accuracy (akurasi – ketepatan), adalah suatu ukuran seberapa dekat hasil pengukuran
dengan nilai sebenarnya. Jadi nilai ini sebanding dengan ketepatan hasil.
Precision (presisi – ketelitian), adalah ukuran seberapa baik hasil pengukuran telah
ditentukan tanpa mengacu pada nilai sebenarnya.
Ketelitian lebih mengarah pada pengertian seperti kekonsistenan hasil. Alat yang menghasilkan data
seperti angka sebelumnya dikatakan alat yang teliti, tidak peduli apakah hasil tersebut tepat atau tidak
dengan nilai sebenarnya.
Error (ralat – kesalahan), adalah perbedaan antara hasil observasi atau pengukuran dengan
nilai sebenarnya.
Uncertainty (ketidakpastian), berkaitan dengan fluktuasi simpangan data xi terhadap nilai
pendekatan terbaik 𝑥̅ , sebagai gambaran kualitas hasil pengukuran atau perhitungan.
Untuk profesional kesehatan saat ini, sistem metrik merupakan sistem yang kini paling lazim digunakan
untuk menyatakan jumlah (kuantitas) dalam farmasi. Untuk kuantitas tertentu, satuan dasar yang digunakan
adalah gram untuk satuan dasar massa; liter untuk satuan dasar volume; dan mol untuk satuan dasar jumlah
obat. Sistem metrik menggunakan desimal, yang diterjemahkan menjadi power of tens. Pada sistem metrik
terdapat awalan (prefiks) yang digunakan untuk menyatakan kuantitas yang lebih besar atau lebih kecil dari
satuan dasar.
1. Pengukuran panjang
Bilamana kita ingin mengukur panjang suatu benda kita harus memilih alat ukur yang sesuai
dengan panjang benda yang diukur dan ketelitian yang diperlukan.
Bagaimana kita memutuskan ketelitian yang diperlukan? Dalam suatu eksperimen dimana
beberapa pengukuran yang berbeda harus dilakukan, kita arahkan agar mencapai ketelitian yang mirip
untuk semua pengukuran.
14
Hal-hal berikut yang perlu diperhatikan dalam mengunakan mistar :
a. Hindari celah antara mistar dan benda yang diukur atau anda akan menerka posisis dua ujung benda
pada skala mistar.
b. Hindari kesalahan ujung .berhati-hati untuk meluruskan ujung benda dengan angka nol pada skala
mistar.
c. Hindari kesalahan paralaks.posisis mata anda secara vertikal diatas mistar.
2. Pengukuran luas
Jika kita akan menghitung luas suatu permukaan, kita dapat menggunakan rumus-rumus yang
yang baku sebagai berikut, contohnya untuk luas permukaan suatu persegi panjang, yang mempunyai
panjang (l) dan lebar (w). A = lw
Luas penampang lingkaran suatu benda yang berdiameter d (atau berjari-jari r) adalah:
A= π.d²/4= πr²
Dengan π= 3,14 = 22/7. Satuan luas dalam SI adalah meter persegi, yang dituliskan dalam
m². kadang-kadang satuan luas dinyatakan dalam centimeter persegi, yang dituliskan dalam bentuk
cm². karena itu, 1m= 100 cm, maka luas 1m²= 100 cm x 100 cm = 10000 cm².
Jadi 1m²=10⁴ cm²
3. Pengukuran volume
Zat padat dan zat cair mempunyai volume konstan tetapi mempunyai berbagai macam bentuk.
Oleh karena itu, pengukuran volume benda-benda itu sukar dilakukan kecuali untuk zat padat
berbentuk teratur seperti balok persegi, kubus, silinder, dan bola.
Volume zat padat,
Beberapa metode dasar untuk mengukur volume zat padat dan zat cair.
Volume yang diukur Alat ukur
Zat padat berbentuk teratur Mistar, jangka sorong, micrometer, Memakai rumus
Zat padat berbentuk tak teratur Gelas ukur
Zat cair ( volume besar ) Gelas ukur
Zat cair ( volume kecil ) Buret, pipet, labu takar
Volume zat padat berbentuk teratur dapat dihitung dengan menggunakan rumus baku.
Volume balok persegi mempunyai panjang (l),lebar (w),dan tinggi (h) adalah :
V= lwh
Volume silinder yang berdiameter d (atau berjari-jari r ) dan tinggi h adalah :
V=(π.d²/4)h = (πr²)h
Volume bola pejal berdiameter d ( atau berjari-jari r ) adalah :
V=4/3π.(d/2)³ = 4/3πr³
15
Volume zat padat berbentuk tak teratur dan berukuran kecil dapat diukur dengan gelas ukur,langkah-
langkah pengukuran adalah sebagai berikut :
1. Isilah sebagian gelas ukur dengan air dan catatlah pembacaan permukaan air mula-mula.
2. Masukan benda yang akan diukur ke dalam gelas ukur sampai seluruhnya berada dalam air dan
catatlah pembacaan permukaan air akhir.
3. Volume benda itu merupakan selisih dua pembacaan permukaan air tersebut.
Satuan volume dalam SI adalah meter kubik,yang dituliskan sebagai m³.Kadang kadang
satuan luas dinyatakan dalam centimeter kubik,yang dituliskan sebagai cm³.Karena 1m = 100
cm,maka volume 1m³=100cmx 100cm x 100cm = 1000000 cm². jadi 1m³=10⁶cm³.
Contoh : Sepotong batang besi berbentuk silinder mempunyai diameter 10 mm dan panjang 25 cm.
Hitunglah volume batang besi.
Penyelesaian : Batang besi tersebut mempunyai diameter d =10mm=0,10 cm dan panjang 25 cm.
Volume batang besi adalah :
V = πd²/4.l=3,14 x0,10 cm²/4 x25 cm =0,20 cm³.
Untuk mengonversi volume dari liter menjadi mililiter, kita harus mengalikan dengan 1000, sedangkan
untuk mengonversi volume dari mililiter menjadi liter, kita harus membagi dengan 1000 (lihat Gambar
Konversi Antara Satuan-satuan Volume)
16
Contoh, 1.
Jumlahkan 3L, 1150mL dan 0,75L . Berikan volume total dalam mL
Jawab:
1. Ubah setiap kuantitas menjadi mililiter.
2. Jumlahkan kuantitas yang telah diubah.
2L = (3 ×1000)mL =3000mL
1150mL =1150mL
0,75L = (0,75 ×1000)mL =750mL
Volume total = 4900 mL
Jawaban : 4900 mL
Contoh 2 :
Seorang pasien diberi resep 10 mL campuran untuk digunakan empat kali sehari. Berapa banyak campuran
(dalam liter) yang dibutuhkan oleh pasien selama 30 hari?
Jawab:
1. Hitung berapa banyak campuran yang digunakan oleh pasien setiap hari.
2. Hitung berapa banyak campuran yang dibutuhkan oleh pasien selama 30 hari
3. Konversi angka yang diperoleh dan mL ke L
Setiap hari pasien menggunakan 10mL × 4 = 40mL
Selama 30 hari pasien membutuhkan 40mL × 30 = 1200mL
1200 mL = (1 + 0,2) L = 1,2 L
Jawaban: 1,2 L
17
Gambar Konversi Antara Satuan-satuan Jumlah Obat menunjukkan konversi antara mol dan milimol, serta
konversi satuansatuan ini ke dalam satuan massa.
Massa yang lebih besar atau lebih kecil dari jumlah-jumlah tersebut jarang digunakan dalam farmasi. Untuk
mengubah dari satuan yang lebih kecil ke satuan yang lebih besar (contohnya miligram ke gram,gram ke
kilogram), kita perlu membagi dengan 1000. Sebaliknya, untuk mengubah dari satuan yang lebih besar ke
satuan yang lebih kecil (contohnya kilogram ke gram, gram ke miligram), kita harus mengalikan dengan
1000 (lihat Gambar Konversi antara Satuan-satuan Massa)
19
5. Pengukuran massa jenis (Kerapatan)
Kerapatan Partikel
Massa jenis zat memberitahukan kepada kita tentang banyaknya materi yang terkandung
dalam volume tertentu zat itu (biasanya 1 cm³ atau 1 m³).Bandingkan gagasan ini dengan massa suatu
benda yang memberitahukan kepada kita tentang banyaknya materi yang terkandung dalam seluruh
benda.Dalam zat dengan massa jenis tinggi materi termanpatkan atau tersususn secara rapat,sedangkan
dalam zat dengan massa jenis rendah materi tersusun secara longggar.Massa jenis suatu zat
didefinisikan sebagai massa zat itu persatuan volume.Jika massa suatu zat adalah m dan volumenya
adalah V, maka massa jenis ρ (huruf Yunani,rho) zat itu adalah
ρ= m/V
Satuan massa jenis dalam SI adalah kg/m³ atau dalam cgs adalah g/cm³.
Contoh : massa jenis air pada 4°C adalah 1,0 x 10³ kg/m³ atau dapat dinyatakan sebagai:
103 𝑔/𝑘𝑔
Massa jenis air = 1,0 x10³ kg/m³= 1,0 x10³ kg/m³ x 3 =1,0 g/cm³
106 𝑐𝑚 ⁄ 3
𝑚
Gambar Hidrometer
20
- Densitometer Helium
Densitometer Helium digunakan untuk menentukan kerapatan serbuk yang berpori.
- Piknometer
Piknometer adalah sebuah alat yang dapat digunakan untuk mengukur kerapatan sebenarnya dari
sebuah padatan dan benda cair.
𝜌𝑏
= 1−
𝜌𝑔
21
b. Porositas total
Porositas total dinyatakan sebagai keselurahan pori dari celah-celah antara partikel dan pori-pori di
dalam partikel. Porositas total dinyatakan dalam rumus sebagai berikut :
𝑉𝑏 − 𝑉𝑝 𝑉𝑝
∈𝑟𝑢𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟𝑎 = =1−
𝑉𝑏 𝑉𝑏
𝜌𝑏
= 1−
𝜌
Dimana :
𝑉𝑏 = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑏𝑢𝑙𝑘
𝑉𝑝 = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡 𝑖𝑡𝑢 𝑠𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖
6. Pengukuran waktu
Alat ukur waktu yang banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah jam atau arloji.
Pada banyak kejadian sehari-hari dan dalam eksperimen fisika kita perlu mengukur interval waktu dari
pada ’waktu’ itu sendiri. Interval waktu adalah panjang waktu antara permulaaan dan akhir suatu
peristiwa. Sebagai contoh, interval waktu jam pelajaran di sekolah, interval waktu yang diperlukan oleh
benda yang bergerak pada bidang miring dalam eksperimen fisika. Dalam hal ini kita tidak dapat
berbicara tentang bagaimana alat ukur waktu bekerja,tetapi lebih memperhatikan beberapa interval
waktu setiap jenis jam yang digunakan, berapa lama interval waktu itu dan bagaimana cara
membacanya.
Alat pencatat interval waktu yang banyak digunakan dalam eksperimen fisika adalah
stopwatch dan stopclock. Stopwatch dan stopclock mekanis biasanya bertingkat dalam 1/5 atau 1/10
sekon. Pengukur waktu centisecond dan stopwatch elektronik dapat mengukur waktu dalam interval
1/100 sekon. Pengukuran waktu millisecond dapat mengukur interval waktu 1/1000 sekon.
22