Anda di halaman 1dari 97

BAB I BESARAN DAN SATUAN

Pengertian Besaran dan Satuan


Fisika adalah ilmu percobaan. Percobaan memerlukan pengukuran dan biasanya menggunakan bilangan untuk menyatakan hasil pengukuran. Setiap bilangan yang digunakan untuk mendiskripsikan suatu fenomena fisika secara kuantitatif disebut besaran fisika (physical quantry). Ketika mengukur suatu besaran, biasanya selalu dibandingkan dengan suatu acuan standar. Standar tersebut didefinisikan sebagai satuan (unit) besaran. Untuk membuat pengukuran yang akurat dan handal, diperlukan satuan pengukuran yang tidak berubah dan dapat diduplikasi oleh pengamat di berbagai lokasi. Sistem satuan yang digunakan para ilmuan dan insinyur di seluruh dunia disebut sistem metrik, tetapi sejak 1960 disebut sebagai Sistem Internasional (International System) atau SI (singkatan di ambil dari bahasa Prancis, Systeme International). Daftar dari semua satuan SI diberikan dalam Apendiks A, begitu pula definisi satuan-satuan paling dasar. Definisi dari satuan dasar sistem metrik telah berkembang dari tahun ke tahun. Ketika sistem metrik ditetapkan pada tahun 1791 oleh French Academy of Sciences, misalnya meter didefinisikan sebagai satu per 10 juta kali jarak antara Kutub Utara ke khatulistiwa. Sekon didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan oleh suatu pendulum sepanjang 1 meter untuk berayun dari satu sisi ke sisi yang lain. Definisi-definisi ini tidaklah praktis dan sulit untuk diduplikasi dengn tepat, dan dengan persetujuan internasional definisi-definisi ini telah diganti dengan definisi yang lebih diperhalus. Meskipun satuan SI diarahkan untuk menjadi standar dunia, pada saat ini banyak bagian dari masyarakat teknik Amerika Serikat yang masih menggunakan standar yang lain, yaitu sistem satuan Inggris. Untuk memudahkan dalam mempelajari besaran dan satuan maka besaran dan satuan dikelompokan menjadi beberapa kelompok, yaitu besaran dan satuan pokok, turunan dan pelengkap.

1. BESARAN POKOK
Besaran pokok merupakan besaran yang bersifat mendasari besaran yang lain. Artinya, besaran yang lain itu selalu didasari oleh besaran dasar. Besaran dasar dipilih karena memiliki 2 sifat berikut : Bebas terhadap besaran lain, artinya bahwa besaran yang satu harus tidak bergantung (bebas) dari besaran pokok yang lain. Bersifat lebih mkroskopis sehingga mudah diukur.

Ada tujuh besaran pokok dalam Satuan Internasional (SI), seperti dalam tabel di bawah ini: Besaran Nama Besaran Panjang Waktu Massa Kuat arus Suhu Jumlah molekul Intensitas cahaya Lambang L T M I T N I Satuan Nama Meter(m) Sekon(s) Kilogram(kg) Ampere(A) Kelvin(K) Mol Kandela(Cd) Lambang M S Kg A K Mol Cd N J

No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Dimensi L T M I

a. Panjang
Pada tahun 1960 standar atomik untuk meter juga telah ditetapkan, dengan menggunakan panjang gelombang dari cahaya jingga-merah yang diemisikan oleh atom-atom kripton (86Kr) didalam suatu tabung lucutan cahaya. Pada November 1993 standar panjang berubah lagi, secara lebih radikal. Laju rambat cahaya dalam ruang hampa didefinisikan dengan tepat sebagai 299.792.458 m/s. Meter didefinisikan ulang supaya konsisten dengan bilangan ini dan dengan definisi sekon diatas. Karena itu, definisi baru dari meter adalah jarak yang ditempuh oleh cahaya diruang hampa dalam 1/299.792.458 sekon. Cara ini memberikan standar panjang yang jauh lebih teliti daripada standar yang didasarkan pada panjang gelombang cahaya.

b. Waktu
Dari tahun 1889 sampai 1967, satuan waktu didefinisikan sebagai satu fraksi tertentu dari rata-rata lamanya siang hari (yaitu saat matahari bersinar), waktu rata-rata antara kedatangan berturut-turut matahari pada titik tertingginya di langit. Standar yang sekarang digunakan, dibuat tahun 1967, jauh lebih teliti. Standar itu berdasarkan pada jam atomik, yang menggunakan beda energi antara dua tingkat energi terendah dari atom cesium. Ketika ditembaki dengan gelombang mikro pada frekuensi yang tepat, atom cesium mengalami transisi dari salah satu dari kedua tingkat energi ini ketingkat satunya. Satu sekon didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan untuk melakukan 9.192.770 siklus dari radiasi ini.

c. Massa
Standar massa, kilogram didefinisikan sebagai massa suatu tabung yang terbuat dari paduan (alloy) platinum-iridium. Tabung tersebut disimpan di Internasional Bureau of Weights and Measures di Sevres, dekat Paris. Suatu standar atomik dari massa akan membuatnya lebih mendasar lagi, tetapi hingga sekarang belum dapat mengukur massa dalam skala atomik dengan akurasi seperti dalam skala makroskopik. Gram (yang bukan satuan dasar) adalah 0,001 kilogram. Kilogram merupakan satu-satunya satuan standar yang tidak bisa dipindahkan. Tiruan-tiruan telah dibuat dengan ketelitian mencapai 1/108 part, namun metalurgi abad 19 belum baik, sehingga ketidakmurnian pada logam menyebabkan kesalahan sekitar 0.5 part per billion setiap tahunnya.

d. Kuat arus
Satuan kuat arus listrik adalah "Ampere" (disingkat A). Satu Ampere adalah kuat arus tetap yang jika dialirkan melalui dua buah kawat yang sejajar dan sangat panjang, dengan tebal yang dapat diabaikan dan diletakkan pada jarak pisah 1 meter dalam vakum, menghasilkan gaya 2 X 10-7 newton pada setiap meter kawat.

e. Suhu
Definisi dari temperatur didasarkan pada diagram fase air, yaitu posisi titik tripel air (suhu dimana 3 fase air berada bersamaan) yang didefinisikan sebagai 273,16 kelvin, kemudian nol mutlak didefinisikan pada 0 kelvin, sehingga 1 kelvin didefiniskan sebagai 1/273.16 dari temperature titik tripel air.

f. Jumlah molekul
Mol adalah istilah yang digunakan sejak 1902, dan merupakan kependekan dari gram-molekul. Satu Mol adalah jumlah zat yang mengandung zat elementer sebanyak atom yang terdapat pada 0.012 kg karbon 12. Saat istilah mol digunakan, zat elementernya harus dispesifikasikan, mungkin atom, molekul, elektron, atau partikel lain. Kita dapat membayangkan satu mol sebagai jumlah atom dalam 12 gram karbon 12. bilangan ini disebut bilangan Avogadro, yaitu 6.0221367 x 1023.

g. Intensitas cahaya
Satuan intensitas cahaya adalah "kandela" (disingkat Cd). Satu candela adalah intensitas cahaya pada arah yang ditentukan, dari suatu sumber yang memancarkan radiasi monokromatik dengan frekuensi 540 x 1012 per detik, dan memiliki intensitas radian pada arah tersebut sebesar (1/683) watt per steradian.

2. BESARAN TURUNAN
Besaran ini selalu tersusun dari 2 besaran dasar atau lebih. Jumlah dari besaran turunan ini tak hingga sebab setiap susunan besaran dasar memberikan besaran turunan baru. Untuk mempersingkat penulisan, satuan dari besaran turunan yang sudah terkenal diberi nama satuan tersendiri. Beberapa besaran turunan dapat dilihat pada tabel berikut ini :

No. Besaran Turunan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. Kecepatan Percepatan Gaya Usaha Daya Tekanan Energi kinetik Energi potensial Momentum Impuls Massa Jenis Konstanta pegas Konstanta gravitasi Konstanta gas Percepatan Gravitasi Momen Inersia Percepatan Sudut Kecepatan Sudut

Rumus

Satuan (SI)

Dimensi

19. 20. 21. 22.

Modulus Elastisitas Tegangan Regangan Torsi

a. Kecepatan
Kecepatan adalah lintasan benda bergerak tiap waktu. Kecepatan termasuk besaran vector (mempunyai nilai dan arah). Satuannya adalah meter per detik. Ada 2 macam kecepatan sebagai berikut : Kecepatan rata-rata merupakan panjang lintasan total yang ditempuh per waktu keseluruhan Kecepatan sesaat merupakan kecepatan benda pada saat tertentu. Limit kecepatan rata-rata ketika selang waktu mendekati nol. Beberapa satuan kecepatan lainnya adalah: kilometer per jam dengan simbol km/jam atau kph mil per jam dengan simbol mil/jam atau mph knot merupakan singkatan dari nautical mile per jam

b. Percepatan
Perubahan kecepatan dalam selang waktu tertentu disebut percepatan. Satuan dari percepatan adalah meter per detik kuadrat.

c. Gaya
Gaya atau kakas adalah suatu besaran yang dapat menyebabkan sebuah benda bermassa mengalami percepatan. Satuan SI yang digunakan untuk mengukur gaya adalah Newton (dilambangkan dengan N), sedangkan dalam cgs gaya diukur dalam dyne, dimana : 1 Newton 1 dyne = 1 kg.m/s2 = 1 gr.m/s2

d. Usaha
Usaha adalah besarnya gaya yang bekerja pada suatu benda sehingga benda tersebut mengalami perpindahan.Usaha dilambangkan dengan huruf W. Selain pengertian di atas jika dihubungkan dengan energi maka Usaha dapat didefinisikan sebagai besarnya perubahan energi yang digunakan . Dalam SI, satuan usaha adalah Newton.meter atau Joule, sedangkan di dalam cgs satuannya adalah erg. Sehingga : 1 erg 1 Joule = 1 gr.cm2/s2 = 107 gr.cm2/s2 = 107 erg

e. Daya
Daya dalam fisika adalah laju energi yang dihantarkan atau kerja yang dilakukan per satuan waktu. Daya dilambangkan dengan P. Satuan untuk Daya adalah Watt. Satuan Daya lainnya adalah : 1kW 1kilowatt (kWh) = 1000 W (watt) = 1000 watt. 3600 detik = 3,6106 Joule 1 Hp = 1 daya kuda (dk) atau (pk) = 740 watt

f. Tekanan
Tekanan dinyatakan sebagai gaya per satuan luas. Pengertian tekanan ini digunakan secara luas dan lebih khusus lagi untuk Fluida. Satuan untuk tekanan dapat diperoleh dari rumus yaitu Newton/m2 atau disebut dengan pascal. Jadi 1 N/m2=1 Pa (pascal). Satuan lain untuk tekanan adalah sebagai berikut : 1 atmosfer (atm) 1 Ib/m2 1 atm = = 6,895 kPa = 76 cm Hg

g. Energi Kinetik
Energi kinetik adalah energi dari suatu benda yang dimiliki karena pengaruh gerakannya. Satuannya adalah Joule.

h. Energi Potensial
Energi potensial adalah energi yang dimiliki suatu benda akibat adanya pengaruh tempat atau kedudukan dari benda tersebut. Energi potensial disebut juga dengan energi diam karena benda yang dalam keadaan diam dapat memiliki energi. Jika benda tersebut bergerak, maka benda itu mengalami perubahan energi potensial menjadi energi gerak. Satuannya adalah Joule.

i. Momentum
Momentum dilambangkan dengan huruf P adalah hasil kali sebuah benda dengan kecepatan benda itu pada suatu saat. Momentum merupakan besaran vector yang arahnya searah dengan kecepatannya. ada juga yang mengatakan momentum sebagai karakteristik suatu benda. Satuan dari mementum adalah kg m/det atau gram cm/det.

j. Impuls
Impuls adalah hasil kali gaya dengan waktu yang ditempuhnya. Impuls merupakan besaran vector yang arahnya searah dengan arah gayanya. Satuan Impuls sama dengan satuan Momentum yaitu kg m/det atau gram cm/det. Dalam Fisika impuls dilambangkan dengan simbol / huruf "I".

k. Masa Jenis
Massa jenis berhubungan dengan kerapatan benda. Massa jenis dilambangkan dengan 1 gr/cm3=1.000 kg/m3. (rho) dan memiliki satuan kg/m3 atau gr/cm3 dimana

l. Konstanta Pegas
Tetapan pegas menyatakan besarnya gaya yang harus diberikan sehingga terjadi perubahan panjang sebesar satu satuan panjang. Dalam sistem SI, satuan tetapan pegas adalah N/m.

m. Konstanta Gravitasi
Tetapan gravitasi (G), ditentukan secara eksperimen oleh banyak ahli, dimulai pada tahun 1798 oleh Henry Cavendish. Dalam sistem Internasional, konstanta gravitasi (G) kira-kira sama dengan 6,67 1011 N m2 kg2.

n. Konstanta Gas
Konstanta gas disebut juga konstanta gas ideal, molar, semesta, atau universal, biasanya dilambangkan dengan huruf R. Konstanta gas adalah sebuah konstanta fisika yang sering muncul dalam banyak persamaan fundamental fisika, seperti hukum gas ideal dan persamaan Nernst. Konstanta ini ekuivalen dengan konstanta Boltzmann, tetapi dinyatakan dalam satuan energi per kelvin per mol (daripada energi per kelvin per partikel). Hargan R adalah 8.314472(15) J/mol.K. Dua digit di dalam kurung adalah ketidakpastian (deviasi standar) pada harga dua digit terakhir.

o. Percepatan Gravitasi
Gravitasi adalah gaya tarik-menarik yang terjadi antara semua partikel yang mempunyai massa di alam semesta. Percepatan gravitasi di permukaan bumi secara rata-rata dikatakan ekivalen dengan 1 g yang didefinisikan bernilai 9,8 m/s2. Kenyataannya, nilai gravitasi (g) sedikit berubah dari satu titik ke titik lain di permukaan bumi, dari kira-kira 9, 78 m/s2 sampai 9,82 m/s2.

p. Momen Inersia
Momen inersia adalah ukuran kelembaman suatu benda untuk berotasi terhadap porosnya. Besaran ini adalah analog rotasi daripada massa. Momen inersia berperan dalam dinamika rotasi seperti massa dalam dinamika dasar, dan menentukan hubungan antara momentum sudut dan kecepatan sudut, momen gaya dan percepatan sudut, dan beberapa besaran lain.

Lambangnya adalah I dan kadang-kadang juga J biasanya digunakan untuk merujuk kepada momen inersia.

q. Percepatan Sudut
Percepatan sudut adalah laju perubahan kecepatan sudut terhadap waktu. Di dalam satuan SI, percepatan sudut diukur dalam radian per detik kuadrat (rad/s2), dan biasanya dilambangkan oleh abjad Yunani Alfa ().

r. Kecepatan Sudut
Kecepatan sudut adalah besaran vektor yang menyatakan frekuensi sudut suatu benda dan sumbu putarnya. Satuan SI untuk kecepatan sudut adalah radian per detik, meskipun dapat diukur pula menurut derajat per detik, rotasi per detik, derajat per jam, dan lain-lain. Ketika diukur dalam putaran per waktu (misalnya rotasi per menit), kecepatan sudut sering dikatakan sebagai kecepatan rotasi dan besaran skalarnya adalah laju rotasi. Kecepatan sudut biasanya dinyatakan oleh simbol omega ( atau ). Arah vektor kecepatan sudut adalah tegak lurus dengan bidang rotasi, dalam arah yang biasa disebut kaidah tangan kanan.

s. Modulus Elastisitas
Modulus Elastisitas adalah perbandingan antara tegangan dan regangan dari suatu benda . Modulus elastisitas dilambangkan dengan E dan satuannya Nm-2. Modulus elastisitas disebut juga Modulus Young.

t. Tegangan
Tegangan adalah besaran skalar, dan memiliki satuan N/m2 atau Pascal. Tegangan menunjukan kekuatan gaya yang menyebabkan perubahan bentuk benda.

u. Regangan
Regangan didefinisikan sebagai hasil bagi antara pertambahan panjang dengan panjang awal L. Karena pertambahan panjang dan

10

panjang awal L adalah besaran yang sama, maka regangan (e) tidak memiliki satuan dan dimensi.

v. Torsi
Torsi dapat dipikir sebagai gaya rotasional. Analog rotational dari gaya, massa, dan percepatan adalah torsi, momen inersia dan percepatan angular. Gaya yang bekerja pada lever, dikalikan dengan jarak dari titik tengah lever, adalah torsi.

3. BESARAN PELENGKAP
Besaran ini terdiri dari dua besaran, yaitu sudut datar (bersatuan radian, disingkat rad) dan sudut ruang (bersatuan steradian atau St). Sudut datar maksimum bernilai 360 (=2 rad), dan sudut ruang isotrop (ke seluruh arah pada permukaan bola) bernilai 4 steradian. Satuan dari besaran pelengkap ini bersifat hanya melengkpi saja, artinya ditulis boleh dan tidak pun boleh. Besaran pelengkap dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

Besaran

Nama Satuan

Lambang Satuan

Definisi

Sudut bidang datar

Radian

rad

Radian

adalah

sudut

bidang

antara dua jari-jari lingkaran yang memotong dengan keliling lingkaran, sama

panjang

busur

panjang dengan jari-jarinya.

Sudut ruang

Steradian

Sr

Steradian

adalah

sudut

ruang

yang puncaknya terletak pada pusat bola, membentuk juring

suatu bola memotong permukaan bola dengan luas sama dengan kuadrat jari-jari bola.

11

BAB II HUKUM-HUKUM DALAM FISIKA


1. Hukum Newton
Gaya yang diderita benda merupakan peubah gerak dari benda itu. Ini berarti bila benda menderita gaya maka benda mengalami percepatan atau perlambatan. Benda yang semula diam setelah dikenai gaya akan menjadi bergerak. Sebaliknya, benda yang bergerak akan menjadi diam bila dikenai gaya. Artinya, gaya merupakan besaran yang berperan sebagai peubah gerak translasi. Selain itu gaya juga berperan sebagai
Issac Newton saat berusia 46 tahun pada lukisan karya Godfrey Kneller tahun 1689.

pelaku usaha pada gerak tranlasi. Hukum fisika tentang gaya dinyatakan oleh Hukum I,II,III Newton dan Hukum Gravitasi Umum Newton. a. Hukum I Newton, menyatakan : Sebuah benda tetap pada keadaan awalnya yang diam atau bergerak dengan kecepatan sama kecuali ia dipengaruhi oleh suatu gaya tidak seimbang, atau gaya eksternal yang bekerja pada benda itu. Hukum I Newton secara matematis dapat dinyatakan :

Sir Isaac Newton adalah seorang fisikawan, matematikawan, ahli astronomi dan juga ahli kimia yang berasal dari Inggris. Ia juga ilmuwan paling besar dan paling berpengaruh yang pernah hidup di dunia, lahir di Woolsthrope, Inggris, tepat pada hari Natal tahun 1642, bertepatan tahun dengan wafatnya Galileo. Daftar karya Newton diantarnya adalah Method of Fluxions (1671), De Motu Corporum (1684), Philosophiae Naturalis Principia Mathematica (1687), Opticks (1704), Reports as Master of the Mint (1701-1725), Arithmetica Universalis (1707) dan An Historical Account of Two Notable Corruptions of Scripture(1754).

b. Hukum II Newton, menyatakan :

(1.1)

Percepatan sebuah benda berbanding terbalik dengan massanya dan sebanding dengan gaya eksternal yang bekerja pada benda tersebut. Apabila resultan gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda tidak sama maka benda tersebut akan bergerak dengan suatu percepatan. Hukum II Newton melukiskan hubungan antara percepatan yang dialami oleh sebuah benda dengan

12

gaya-gaya yang mempengaruhi benda tersebut. Jika gaya yang diderita benda bermasa m adalah dan benda itu berkecepatan pada momentum linear

) pada saat t maka

Hukum II Newton itu dalam bentuk persamaan matematika dinyatakan sebagai

atau

dimana

adalah

tetapan

kesebandingan yang berharga 1. Hukum II Newton dapat dinyatakan dalam 3 keadaan khusus berikut ini : 1) Pada sistem SI, satuan disebelah kiri ( ) sama dengan disebelah kanan (

) yang berarti k = 1. Selanjutnya, pada

sistem SI, Hukum II Newton bentuknya menjadi :

(1.2a)

(1.2b)

2) Untuk sistem SI, dan benda bergerak pada kecepatan tetap

sehingga suku kedua pada persamaan (1.2b) adalah

nol. Selanjutnya diperoleh persamaan :

(1.3a) sehingga suku

3) Pada satuan SI, massa benda tetap

pertama persamaan (1.2b) adalah nol. Selanjutnya, persamaan (1.2b) menjadi :

(1.3b)

13

c. Hukum III Newton, menyatakan : Jika benda I memberi gaya kepada benda II maka benda II juga akan memberi gaya kepada benda I yang sama besarnya tetapi arahnya berlawanan. Secara matematis Hukum III Newton dapat dinyatakan : (1.4)

2. Hukum Kekekalan Energi


Hukum kekekalan energi berbunyi : Jika pada suatu sistem hanya bekerja gaya gaya dalam yang bersifat konservatif (tidak bekerja
James Prescott Joule, ilmuwan yang namanya diabadikan menjadi satuan energi Joule ini lahir di Salford, Lancashire, Inggris pada 24 Desember 1818. Setelah berusia 17 tahun Joule baru bersekolah dan masuk ke Universitas Manchester dengan bimbingan John Dalton. Joule dikenal sebagai siswa yang rajin belajar, bereksperimen, dan menulis buku. Bukunya tentang panas yang dihasilkan oleh listrik terbit pada tahun 1840. James Prescott Joule (1818-1889) ialah seorang ilmuwan Inggris yang merumuskan Hukum Kekekalan Energi, yaitu "Energi tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan." Ia adalah seorang ilmuwan Inggris yang hobi fisika. Dengan percobaan ia berhasil membuktkan bahwa panas (kalori) tak lain adalah suatu bentuk energi. Dengan demikian ia berhasil mematahkan teori kalorik, teori yang menyatakan panas sebagai zat alir.

gaya

luar

dan

gaya

dalam

tak

konservatif), energi mekanik sistem pada posisi apa saja selalu tetap (kekal). Jika gaya konservatif adalah satu-satunya gaya yang melakukan kerja pada partikel, kerja yang dilakukan oleh gaya sama dengan

pengurangan energi potensial sistem dan juga sama dengan pertambahan energi kinetik partikel. Dari definisi di atas dapat dirumuskan bahwa :

Jadi,

(2.1)

(2.2) Jumlah energi kinetik dan energi potensial sistem dinamakan energi mekanik total E :

(2.3)

14

3. Hukum Kekekalan Energi Mekanik


Setiap energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, energi itu adalah kekal (tetap). Tetapi energi dapat diubah dari suatu bentuk energi ke bentuk energi lainnya. Dalam hukum kekelan energi, energi mekanik sebuah benda selalu tetap. Sehingga persamannya dapat ditulis :

(3.1)

4. Hukum Kekekalan Momentum


Bunyi Hukum Kekekalan Momentum adalah sebagai berikut : Jika gaya eksternal neto pada suatu sistem nol, maka kecepatan pusat massa sistem konstan dan momentum total sistem kekal; artinya momentum totalnya tetap konstan. Hukum ini berlaku, misalnya untuk sistem terisolasi dari sekitarnya sehingga tidak ada gaya-gaya eksternal yang bekerja padanya. Jika dua buah benda saling bertumbukan, maka jumlah momentum benda sesudah tumbukan dan sebelum tumbukan akan sama. Dalam hal ini berlaku juga Hukum III Newton. Secara matematis dapat ditulis dengan persamaan :

Jika dikalikan dengan selang waktu didapatkan :

, maka selama tumbukan kan

(4.1) Sehingga persamaan (4.1) akan menjadi : (4.2)

15

5. Hukum Gravitasi Umum Newton, menyatakan:


Gaya gravitasi antara dua benda merupakan gaya tarik=menarik yang besrnya berbanding lurus dengan hasil kali massa-massanya dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara keduanya. Hukum Gravitasi Umum Newton dirumuskan sebagai berikut : Gambar (5.1)

(5.1)

6. Hukum I Kepler, menyatakan :


Sebuah planet bergerak mengitari matahari dalam orbit elips, dengan matahari berada pada salah satu fokus elips. Setiap planet bergerak dengan lintasan elips, matahari berada di salah satu fokusnya. Gambar (6.1)

Orbit elips yang dijelaskan pada Hukum I Kepler. Dimensi paling panjang pada orbit elips disebut sumbu mayor alias sumbu utama, dengan setengah panjang a. Setengah panjang ini disebut sumbu semi utama alias semimayor.

16

Gambar (6.2)

F1 dan F2 adalah titik Fokus. Matahari berada pada F1 dan planet berada pada P. Tidak ada benda langit lainnya pada F 2. Total jarak dari F1 ke P dan F2 ke P sama untuk semua titik dalam kurva elips. Jarak pusat elips (O) dan titik fokus (F1 dan F2) adalah (ea), di mana e merupakan angka tak berdimensi yang besarnya berkisar antara 0 sampai 1, disebut juga eksentrisitas. Jika e = 0, maka elips berubah menjadi lingkaran. Kenyataanya, orbit planet berbentuk elips alias mendekati lingkaran. Dengan demikian besar eksentrisitas tidak pernah bernilai nol. Nilai e untuk orbit planet bumi adalah 0,017. Perihelion merupakan titik yang terdekat dengan matahari, sedangkan titik terjauh adalah aphelion. Pada Persamaan Hukum Gravitasi Newton, gaya tarik gravitasi berbanding terbalik dengan kuadrat jarak (1/r2), di mana hal ini hanya bisa terjadi pada orbit yang berbentuk elips atau lingkaran saja.

7. Hukum II Kepler, menyatakan :


Garis yang menghubungkan tiap planet ke matahari menyapu luasan ya ng sama dalam waktu yang sama. Hukum luasan sama, diperoleh dari kenyataan bahwa gaya yang diberikan oleh matahari pada planet diarahkan ke matahari. Gaya tersebut dinamakan gaya sentral. Secara matematis Hukum II Kepler dapat dirumuskan dimana

adalah areal velocity. Pada selang waktu yang sangat kecil, . Garis

garis yang menghubungkan matahari dan planet melewati sudut

17

tersebut melewati daerah yang diarsir yang berjarak r, dan luas Laju partilkel melewati daerah itu adalah

, disebut kecepatan sektor, sehingga:


(7.1)

Gambar (7.1)

Gambar (7.2)

8. Hukum III Kepler, menyatakan :


Kuadrat periode revolusi planet sebanding dengan jarak rata -rata antara matahari dengan planet. Sebuah planet yang bergerak mengelilingi matahari dengan kelajjuan v dalam orbit lingkaran berjari-jari r. Karena planet bergerak dalam sebuah lingkaran sehingga planet mempunyai percepatan sentripetal v2/r. Percepatan ini disediakan oleh gaya tarik antar matahari dan planet, yang diberikan oleh hukum gravitasi Newton. Dari Hukum II Newton tentang gerakan, maka didapatkan : (8.1) (8.2) dengan Ms adalah massa matahari dan mp massa planet. Pemecahan untuk v2 menghasilkan :

18

(8.3) sehingga dapat dihubungan kelajuan planet v dengan periodenya T. Karena planet menempuh jarak dalam waktu t, maka kelajuannya adalah :

(8.4) Substitusi v dari persamaan di atas ke dalam pesamaan (8.3) sehingga menghasilkan :

(8.5)

(8.6)

Johannes Kepler (1571 1630), ahli matematika dan astronomi yang menjelaskan gerakan planet di dalam tata surya. Kepler didasari oleh data observasi Tycho Brahe, yang diterbitkannya sebagai 'Rudolphine tables'. Sekitar tahun 1605, Kepler menyimpulkan bahwa data posisi planet hasil observasi Brahe mengikuti rumusan matematika cukup sederhana.

19

9. Hukum Hooke

Robert Hooke lahir di Inggris tahun 1635, kemudian bekerja sebagai pengawas eksperimen di Royal Society of British (1662 - 1677). Hooke adalah seorang penemu yg brilian. dia menciptakan kopling, yg dipakai utk kendaraan bermotor saat ini; diafragma iris, yg mengatur bukaan lensa kamera; dan kendali pegas pada roda penyeimbang arloji; bahkan dia membuat pompa udara untuk Robert Boyle. Hukum Hooke adalah tori ttg elastisitas pegas yg sampai sekarang dipakai utk patokan. Prestasi terbesar Hooke adalah dengan menciptakan mikroskop majemuk (Hookscop) yg kemudian dikembangkan oleh Christopher Crock.

Lukisan yang diklaim sebagai wajah Robert Hooke

Hukum Hooke menyatakan hubungan antara gaya F yang meregangkan pegas dan pertambahan panjang pegas x pada daerah elastis pegas. Pada daerah elastis linear, F sebanding dengan x. Hal ini dinyatakan dalam bentuk persamaan : (9.1) Pada saat pegas ditarik dengan gaya F, pegas mengadakan gaya yang besarnya sama dengan gaya menarik tetapi arahnya berlawanan (F(aksi)= F(reaaksi)). Jika gaya itu besarnya sebanding dengan pertambahan panjang x, sehingga untuk (Fp) dapat dirumuskan : (9.2) Bunyi Hukum Hooke adalah sebagai berikut : Pada daerah elastisitas benda, gaya yang bekerja pada benda sebanding dengan pertambahan panjang benda

20

10. Hukum Archimedes


Hukum Archimedes membicarakan gaya ke atas yang dialami oleh benda bila benda tersebut berada di dalam zat cair. Bunyi Hukum Archimedes sebagai berikut : Suatu benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam suatu fluida akan

mengalami gaya ke atas yang besarnya sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda tersebut. Penurunan Matematis Hukum Archimedes : Gambar (10.1)
Siapa tak kenal Archimedes? Matematikawan, fisikawan, filsuf, astronom, dan penemu yang melegenda. Beliau terkenal sebagai perumus gaya Archimedes dan menemukan sekrup Archimedes. Beliau juga terkenal dengan ucapannya: Eureka! Archimedes dilahirkan pada tahun 287 sebelum masehi di Syracuse, sebuah kota pelabuhan di Sisilia, sekarang termasuk dalam wilayah negara Italia. Dahulu, Syracuse adalah termasuk koloni dari Magna Graecea (Yunani).

Karena

, maka : (10.1)

21

11. Hukum Pascal


Arah tekanan yang ditimbulkan oleh zat cair senantiasa tegak lurus bidang yang ditinjau. Tekanan hidrostatis pada satu titik sama besar ke segala arah. Maka, dari hukum dasar hidrostatis muncul Hukum Pascal yang berbunyi : Tekanan yang diadakan dari luar kepada zat cair yang ada dalam ruangan tertutup akan diteruskan oleh zat cair itu kesegala arah dengan sama rata. Penurunan pesamaan Pascal dapat dilihat sebagai berikut : Gambar (11.1)
Blaise Pascal (1623 1662 M) terlahir di Clermont Ferrand pada 19 June 1623. Blise Pascal adalah penemu Hukum Pascal, Bapak teori probalilitas modern, penemu alat suntik, kempa hidrolik dan kalkulator digital yang pertama. Pada usia 16 tahun ia menulis buku kecil tentang kerucut yang menyebabkan Descartes merasa kagum dan iri.

Tekanan di tabung (1) : (11.1) Akan diteruskan oleh zat cair ke tabung (2) dengan besar yang sama : (11.2)

Karena

, maka :

(11.3)

Karena

, maka

22

12.

Hukum Bernoulli, menyatakan :


Bahwa jumlah tekanan (P), energi kinetik per satuan , dan energi potensial per satuan volume

volume

memiliki nilai yang sama pada setiap titik sepanjang suatu garis arus. Penurunan pesamaan Bernoulli dapat dilihat sebagai berikut : Gambar (12.1) Johann Bernoulli (Basel, 27 Juli 1667 - 1 Januari 1748) ialah matematikawan Swiss Daniel Bernoulli membuat penemuan yang penting dibidang Hidrodinamika. Dalam kerjanya yang paling terkenal, Bernoulli menunjukkan bahwa ketika kecepatan aliran fluida meningkat, maka tekanannya menurun. Dalam publikasi yang sama, beliau jugaberusaha memberikan penjelasan awal tentang teori kinematika gas.

Usaha yang dilakukan oleh P1 pada pipa A1 adalah :

(12.1) Sedangkan usaha yang dilakukan P2 pada A2 adalah :

(12.2) bertanda (-) karena melawan arah gerak fluida, sehingga usaha total yang dilakukan fluida dari penampang A1 ke A2 adalah :

(12.3) Dari penampang A1 ke A2 terjadi perubahan energi mekanik sebesar :

(12.4)

Menurut hukum kekekalan energi, usaha yang diberikan akan menjadi energi mekanik fluida tersebut,

23

sehingga :

(12.5)

13. Hukum Poiseuille, menyatakan :


Cairan yang mengalir melalui suatu pipa kecepatannya berbanding lurus dengan penurunan tekanan dan pangkat empat jari-jari. (13.1)

Lahir : 22 April 1797 Paris Meninggal : 26 Desember 1869 (umur 72) Paris Kebangsaan : Prancis Fields : dokter dan fisiolog Alma mater : cole Polytechnique Dikenal : Poiseuille adalah hukum

Jean Louis Marie Poiseuille 22 April 1797 - 26 Desember 1869) adalah seorang dokter dan fisiologi Prancis. Poiseuille lahir di Paris, Perancis. Dari 1815-1816 ia belajar di cole Polytechnique di Paris. Dia terlatih dalam fisika dan matematika . Pada 1828 ia memperoleh gelar D. Sc derajat dengan disertasi berjudul Recherches sur la du coeur kekuatan aortique. Ia tertarik pada aliran manusia darah dalam tabung sempit. Pada 1838 ia berasal eksperimen, dan pada 1840 dan 1846 dirumuskan dan diterbitkan, hukum Poiseuille (sekarang umumnya dikenal sebagai persamaan Hagen-Poiseuille , mengkredit Gotthilf Hagen juga).

24

14. Hukum Stokes Gaya gesekan antara permukaan benda padat dengan fluida di mana benda itu bergerak akan sebanding dengan kecepatan relatif gerak benda ini terhadap fluida. Pada dasarnya hambatan gerakan benda di dalam fluida itu disebabkan oleh gaya gesekan antara bagian fluida yang melekat ke permukaan benda dengan bagian fluida di sebelahnya di mana gaya gesekan itu
Meninggal Lahir 13 Agustus 1819 Skreen , County Sligo , Irlandia 1 Februari 1903 (umur 83) Cambridge , Inggris Inggris Raya dan Irlandia Matematika dan fisika Universitas Cambridge Pembroke College, Cambridge William Hopkins Stokes 'hukum Stokes 'teorema Stokes baris Stokes nomor Stokes hubungan Stokes pergeseran Persamaan NavierStokes Rumford Medal (1852) Copley Medal (1893) Tanda tangan

sebanding dengan koefisien viskositas (h)


Kebangsaan

fluida. Menurut Stokes, gaya gesekan itu diberikan oleh apa yang disebut rumus Stokes: Telah diketahui bahawa gaya gesekan fluida adalah : (14.1) Jika benda berbentuk bola dengan jari-jari r, maka , sehingga : (14.2) Kecepatan terminal atau kecepatan jatuh kelereng dalam oli pada bejana :
Penghargaan Terkemuka Fields Lembaga Alma mater Penasehat Akademik Dikenal

(14.3) Jika masssa jenis kelereng denga volume oli dan massa jenis oli kelereng
,

volume kelereng sama

, massa

dan jari-jari kelereng r, maka :

25

Karena

maka :

(14.4)

15. Hukum Torricelli Gambar (15.1)

Model

Torricelli

untuk

pengeringan

ember didasarkan pada dua konsep fisik : a. Hubungan antara tekanan (P), kerapatan () dan kecepatan (v) untuk fluida

sepanjang merampingkan :

b. Hubungan hidrostatik antara perubahan tekanan atas ketinggian kolom cairan dan gravitasi (g), kerapatan () dan tingginya dari kolom (h) :

Evangelista Torricelli (1608-1647), fisikawan Italia kelahiran Faenza dan belajar di Sapienza College Roma. Ia menjadi sekretaris Galileo selama 3 bulan sampai Galileo wafat pada tahun 1641. Tahun 1642 ia menjadi profesor matematika di Florence. Pada tahun 1643 ia menetapkan tentang tekanan atmosfer dan menemukan alat untuk mengukurnya, yaitu barometer. Pada tahun 1643, Torricelli membuat eksperimen sederhana, yang dinamakan Torricelli Experiment, yaitu ia menggunakan sebuah tabung kaca kuat dengan panjang kira-kira 1 m dan salah satu ujungnya tertutup. Dengan menggunakan sarung menghadap ke atas. Dengan menggunakan corong ia menuangkan raksa dari botol ke dalam tabung sampai penuh. Kemudian ia menutup ujung terbuka tabung dengan jempolnya, dan segera membaliknya. Dengan cepat ia melepaskan jempolnya dari ujung tabung dan menaruh tabung vertikal dalam sebuah bejana berisi raksa. Ia mengamati permukaan raksa dalam tabung turun dan berhenti ketika tinggi kolom raksa dalam tabung 76 cm di atas permukaan raksa dalam bejana. Ruang vakum terperangkap di atas kolam raksa.

Dari kedua persamaan diatas diperoleh

26

persamaan kelajuan fluida yang disebut dengan teorema torricelli sebagai berikut :

(15,1)

Karena volume kehilangan cairan dalam ember harus sama dengan fluks cairan melalui lubang ember itu, sehingga : Joseph Black lahir di Bordeaux pada 1728 dari ayah dan ibu Irlandia Skotlandia, Joseph Black menghabiskan hidupnya bekerja di Skotlandia. Ia dianggap salah satu ahli kimia di dunia yang paling terkemuka dan salah satu pendiri ilmu kimia. Hitam adalah seorang pria sederhana dan guru yang sangat baik. Teknik teliti penelitian adalah sebuah inspirasi bagi orang lain di zamannya dan tetap jadi hari ini.

Dengan

, maka :

Jika disubstitusikan dalam persamaan

berikut :

dari atas memberikan persamaan

diferensial untuk ketinggian cairan sebagai

(15.2)

16. Azaz Black, menyatakan :


Besarnya kalor yang dilepaskan oleh benda yang bersuhu lebih tinggi sama dengan besarnya kalor yang diterima oleh benda yang bersuhu lebih rendah. (16.1)

17. Hukum Gay-Lussac, menyatakan :


Apabila tekanan gas yang berada dalam bejana tertutup dipertahankan konstan, maka tekanan gas sebanding dengan suhu mutlaknya

(17.1)

27

18. Hukum Boyle, menyatakan :


Apabila suhu gas yang berada dalam bejana tertutup dipertahankan konstan, maka tekanan gas berbanding terbalik dengan volumenya Volume suatu gas dengan massa tertentu akan terapung pada tekanan suhu absolutnya, sehingga untuk mengadakan pengukuran volume sejumlah gas tertentu harus terlebih dahulu mengetahui tekanan maupun suhunya. Secara matematis Hukum Boyle dapat dinyatakan sebagai berikut :

(18.1)

19. Hukum Charles, menyatakan :


Apabila tekanan gas yang berada dalam bejana tertutup dipertahankan konstan, maka volume gas sebanding dengan suhu mutlaknya

(19.1)

Biografi Penemu Hukum-Hukum Gas

Robert Boyle (25 Januari 1627 30 Desember 1691) adalah filsuf, kimiawan, fisikawan, penemu, dan ilmuwan Irlandia yang terkemuka karena karya-karyanya di bidang fisika dan kimia. Walaupun riset dan filsafat pribadinya jelas berakar dari tradisi alkimia, ia sering dianggap sebagai kimiawan modern pertama. Di antara karya-karyanya, The Sceptical Chymist dipandang sebagai batu loncatan kimia modern.

28

Jacques Alexandre Csar Charles (November 12, 1746 - April 7, 1823) adalah seorang penemu Prancis, ilmuwan, matematikawan, dan balon udara. Charles dan saudara-saudara Robert meluncurkan pertama di dunia (tak berawak) hidrogen diisi balon pada bulan Agustus 1783, kemudian pada bulan Desember 1783, Charles dan co-pilot nya Nicolas-Louis Robert naik ke ketinggian sekitar 1.800 kaki (550 m) dalam berawak balon. Pionir penggunaan hidrogen untuk mengangkat menyebabkan jenis balon yang bernama Charlire (sebagai lawan Montgolfire yang digunakan udara panas).

Joseph-Louis Gay-Lussac (6 Desember 1778 10 Mei 1850) ialah kimiawan dan fisikawan Perancis. Ia terkenal untuk 2 hukum yang berkenaan pada gas. Gay-Lussac dilahirkan di St Leonard dari Noblac, di bagian Haute-Vienne. Ia menerima pendidikan awalnya di rumah dan pada 1794 dikirim ke Paris bersiap menghadapi cole Polytechnique setelah ayahnya ditahan, dan ia diterima pada 1797. Pada 1802, Gay-Lussac pertama kali merumuskan hukum bahwa gas berkembang secara linear dengan tekanan tetap dan suhu yang bertambah (biasanya banyak dikenal sebagai Hukum Charles). Di Paris sebuah jalan dan hotel dekat Sorbonne dinamai menurut namanya seperti lapangan di tempat kelahirannya, St Leonard dari Noblac. Juga nisannya ialah di pemakaman terkenal Pre Lachaise di Paris.

29

20. Hukum Van Der Walls, menyatakan:


Tekanan dinyatakan sebagai fungsi sederhana dari tekana kritis, volume sebagai salh satu dari volume kritis dan suhu sebagai salah satu dari suhu kritis. Persamaan rumus ini mendasarkan pada

, tetapi dia memperhitungkan


Johannes Diderik van der Waals (23 November 1837 8 Maret 1923) ialah ilmuwan Belanda yang terkenal "atas karyanya pada persamaan gas cairan", sehingga ia memenangkan Penghargaan Nobel dalam Fisika pada 1910. van der Waals adalah yang pertama menyadari perlunya mengingat akan volume molekul dan gaya antarmolekul (kini disebut "gaya van der Waals") dalam mendirikan hubungan antara tekanan, volume, dan suhu gas dan cairan.

volume yang ditempati oleh molekul-molekul gas dan gaya tarik antar molekul gas, jika v volume, n mol gas dan volume efektif dari satu mol gas untuk volume yang bebas dari gas tersebut adalah (v-nb) dan ini adalah v ideal. Jika p besarnya pengurangan tekanan p1, tekanan gas idel p terlihat, maka :

Rumus

, berlaku untuk gas

nyata tetapi dengan perubahan suhu :

(20.1) Faktor koreksi tekanan p untuk n mol gas pada volume T dapat dinyatakan :

Sehingga persamaan menjadi :

(20.2)

30

21.

Hukum I Termodinamika, menyatakan:


Untuk setiap proses, apabila kalor Q diberikan kepada sistem dan sistem melakukan usaha W, maka akan terjadi perubahan energi dalam. Pernyataan ini dapat ditulis secara matematis sebagai berikut : atau (21.1)
Rudolf Julius Emanuel Clausius (1822-1888) adalah ahli fisika matematik Jerman, penemu Hukum Termodinamika II, penemu entropi, penemu teori elektorolisis, doktor, guru besar, dan pengarang. Ia lahir di Koslin, Prusia, sekarang di Koszalin, Polandia, pada tanggal 2 Januari 1922 dan meninggal di Bonn tanggal 24 Agustus 1888, sekarang di Jerman pada umur 66 tahun. Ia kuliah di Unervisitas Berlin dan mendapat doktor dari Halle pada tahun 1848 ketika berumur 26 tahun. Dua tahun kemudian (1850) ia diangkat menjadi guru besar fisika di sekolah mesin dan artileri di Berlin, pada tahun 1867 ia jadi guru bedar fisika di Unirvesitas Wurzburg sampai tahun 1869. Kemudian ia mengajar di Universitas Bonn.

22.

Hukum

II

Termodinamika

dalam

Pernyataan Aliran Kalor, berbunyi :


Kalor mengalir secara spontan dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah dan tidak mengalir secara spontan dalam arah kebalikannya

23.

Hukum

II

Termodinamika tentang Mesin

dalam Kalor,

Peryataan berbunyi :

Tidak mungkin membuat suatu mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus yang semata-mata usaha luar menyerap kalor dari sebuah

reservoir dan mengubah seluruhnya menjdi

24.

Hukum

II

Termodinamika

dalam

Pernyataan Entropi, berbunyi :


Total entropi semesta tidak berubah

ketika reversibel terjadi dan bertambah ketika proses irreversibel.

31

BAB III APLIKASI GERAK HARMONIK


1. Gerak Harmonik Pada Bandul

Ketika beban digantungkan pada ayunan dan tidak diberikan gaya, maka benda akan diam di titik keseimbangan B. Jika beban ditarik ke titik A dan dilepaskan, maka beban akan bergerak ke B, C, lalu kembali lagi ke A. Gerakan beban akan terjadi berulang secara periodik, dengan kata lain beban pada ayunan di atas melakukan gerak harmonik sederhana.

a. Bandul Sederhana

32

Massa m yang akan berisolasi pada lingkaran yang radiusnya 1. Gaya pemulih yang bekerja pada m adalah :

Untuk sudut kecil :

Sehingga gaya pemulih menjadi :

(
Konstanta menyatakan k dalam

)
, sehingga persamaan untuk

gerak tangensial menjadi :

( )
Atau

( )

Periode bandul sederhana menjadi :

b. Jam Mekanik
Roda keseimbangan dari suatu jam mekanik memiliki komponen pegas. Pegas akan memberikan suatu torsi pemulih yang sebanding dengan

perpindahan sudut dan posisi kesetimbangan. Gerak ini dinamakan Gerak Harmonik Sederhana sudut (angular).

c. Pendulum Clock atau Grandfather Clock


Jam bandul merupakan salah satu aplikasi dari ayunan mekanik gerak harmonik sederhana pada bandul. Jam kakek ini ukurannya cukup besar.

33

Biasanya lebih tinggi dari manusia, tetapi ada juga yang berukuran kecil, biasanya berbentuk jam dinding. Salah satu kelebihan jam kakek ini adalah tidak menggunakan baterai, hemat energi.

Jam kakek memiliki bandul (pendulum) yang terus berderak ke kiri dan ke kanan. Jam ini mempunyai rantai-rantai dengan beban yang harus ditarik tiap beberapa hari. Saat jarum panjang menunjuk angka 12, maka bila-bila besi pada jam ini akan menghasilkan denting suara yang merdu.

Pada jam kakek, bandul terletak dibagian bawah yang terikat oleh seutas tali sepanjang L. Anggap saja bandul jam bermassa M ini diberi gaya (ditarik sejauh a), maka jam bandul tersebut akan berayun sejauh A dari titik

setimbangnya.

Jika sebuah benda diberi gaya, maka akan ada sebuah gaya pemulih atau timbal balik yang menyebabkan bandul kembali ke titik setimbang ayunan bandul. Gaya tersebut sebagai konsekuensi gravitasi terhadap benda pada bandul bermassa M dalam bentuk gaya gravitasi Fg yang saling meniadakan dengan gaya yang diberikan. Jika sebuah bandul diayunkan sebesar a terhadap garis vertikalnya, maka gaya pemulihnya :

34

2. Gerak Harmonik Pada Pegas


Semua pegas memiliki panjang alami sebagaimana tampak pada gambar. Ketika sebuah benda dihubungkan ke ujung sebuah pegas, maka pegas akan meregang (bertambah panjang) sejauh y. Pegas akan mencapai titik kesetimbangan jika tidak diberikan gaya luar (ditarik atau digoyang).

a. Shockabsorber pada mobil


Peredam kejut (shockabsorber) pada mobil memiliki komponen pada bagian atasnya terhubung dengan piston dan dipasangkan dengan rangka kendaraan. Bagian bawahnya, terpasang dengan silinder bagian bawah yang dipasangkan dengan as roda. Fluida kental menyebabkan gaya redaman yang bergantung pada kecepatan relatif dari kedua ujung unit tersebut. Hal ini membantu untuk mengendalikan guncangan pada roda.

Shock atau suspensi pada kendaraan disusun secara paralel. Karena kedua pegas mengalami beban yang sama maka berlaku :

35

sementara

sebab kedua pegas tersebut membagi

dua beban yang diterimanya, sehingga :

Karena

, maka :

b. Garpu Tala
Garpu tala dengan ukuran yang berbeda menghasilkan bunyi dengan pola titinada yang berbeda. Makin kecil massa m pada gigi garpu tala, makin tinggi frekuensi osilasi dan makin tinggi pola titinada dari bunyi yang dihasilkan garpu tala.

c. Timbangan atau Neraca


Timbangan adala alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran massa suatu benda. Timbangan atau neraca dikategorikan ke dalam sistem mekanik dan juga elektronik. Salah satu contoh timbangan adalah neraca pegas atau dinamometer. Neraca pegs adalah timbangan sederhana yang menggunakan pegas sebagai alat untuk menentukan massa benda yang diukurnya. Neraca pegas (seperti timbangan badan) mengukur berat, defleksi pegasnya ditampilkan dalam skala massa (label angkanya sudah dibagi gravitasi).

36

Persamaan matematis suatu neraca dinyatakan dalam :

Dengan X adalah defleksi. Neraca timbangan dengan bandul pemberat (sepeti yang terdapat di pasar ikan atau sayur) menimbang massa biasanya menggunakan massa pembanding yang lebih kecil dengan lever (tuas) yang panjang. Mengikuti hukum tuas, maka persamaan momen :

Dengan L adalah panjang tuas. Neraca pegas menunjukkan angka yang berbeda di bumi dan di bulan, atau di daerah yang gravitasinya berbeda. Timbangan bandul

menunjukkan angka yang sama di mana pun asalkan masih ada gravitasi untuk menggerakkan timbangan.

d. Spring Bed
Kenyamanan pda spring bed diperoleh dari getaran atau gerakn periodik yang berasal dari pegas yang terdapat dala spring bed yang dicmpur dengan spons. Getaran ini hanya bergerak vertikal (naik-turun). Getaran ini adalah getaran teredam, dimana spons lah yang menjadi peredamnya. Hal ini lah yang membuat pegas pada spring bed dalam waktu tertentu akan berhenti. Pada spring bed ini juga berlaku hukum II Newton( gaya yang bekerja pada sistem) dan gaya pegas itu sendiri, yaitu:

Dimana M adalah massa beban,

adalah perubahan momentum, k

adalah konstanta pegas dan x adalah simpangan yang diberikan pada pegas.

e. Gitar

37

Gitar adalah sebuah alat musik yang dimainkan dengan cara dipetik, umumnya menggunakan jari atau plektrum. Senar gitar bervariasi kerrpatan linear, panjang dan tegangan. Semakin besar linear density ,

semakin pelan getaran senar. Semakin panjang senar, semakin pelan getarannya. Frekuensi resonansi dari senar dapat dihitung dengan :

Panjang senar L dalam persamaan, berubah saat pemain menekan senar pada fret tertentu. Ini akan memperpendek senar sehingga meningkatkan frekuensi suara yang dihasilkan. Saat sebuah senar dipetik, terbentuk sebuah gangguan yang merambat ke dua arah. Gelombang ini merambat pada kecepatan yang ditemtukan oleh :

38

BAB IV RUMUS PENTING


A. KINEMATIKA PARTIKEL 1. Kecepatan
a. Kecepatan Rata-Rata, didefinisikan sebagai perbandingan antara perpindahan dan selang waktu

.
(1.1)

b. Kecepatan Sesaat, didefinisikan sebagai limit rasio mendekati nol.

jika

(1.2) Persamaan kecepatan pada bidang (xy) dapat dituliskan sebagai berikut:

(1.3) Untuk menentukan besarnya kecepatan atau kelajuan titik materi tersebut dapat diperoleh dengan persamaan :

| |
persamaan :

(1.4)

Sedangkan arahnya terhadap sumbu x-positif dapat ditentukan dengan

(1.5)

39

2. Percepatan
a. Percepatan Rata-Rata untuk selang waktu tertentu didefinisikan sebagai rasio

, dengan

adalah

perubahan kecepatan sesaat untuk selang waktu tertentu. (2.1) b. Perceptaan Tetap adalah dalam selang waktu yang sama, sebuah benda mengalami perubahan kecepatan yang sama pula. (2.2) c. Percepatan Sesaat didefinisikan sebagai limit rasio mendekati nol. (2.3) percepatan adalah turunan dari kecepatan terhadap waktu. Notasi kalkulus untuk turunan ini adalah . Karena kecepatan adalah

dengan

turunan posisi (x) terhadap (t), percepatan adalah turunan kedua (x) terhadap (t), sehingga : maka :

( )
atau,

(2.4)

(2.5)

Percepatan pada bidang (xy) diperoleh dengan persamaan :

(2.6)

40

Besarnya percepatan sesaat dapat ditentukan dengan persamaan :

| |
persamaan :

(2.7)

Sedangkan arahnya terhadap sumbu x-positif dapat ditentukan dengan

(2.8)

3. Gerak Lurus
1) Gerak Lurus Beraturan(GLB)
Benda dikatakan bergerak lurus beraturan jika lintasannya merupakan garis lurus dan kecepatannya tetap setiap saat. Benda juga dikatakan gerak lurus beraturan jika dalam selang waktu yang sama dapat menempuh jarak yang sama. Kecepatan dalam gerak lurus beraturan adalah konstan, sehingga percepatannya tidak ada atau nol, secara matematis dituliskan sebagai berikut :

sehingga, (3.1)

2) Gerak Lurus Berubah Beraturan(GLBB)


Gerak Lurus Berubah Beraturan adalah suatu gerak lurus yangmemiliki kecepatan selalu berubah disetiap saat dan perubahan kecepatan tersebut di setiap saat selalu sama, tetap atau konstan. Hubungan antara posisi, kecepatan dan percepatan dapat dinyatakan sebagai berikut : Karena maka,

41

Jika pada keadaan awal (t=0) kecepatannya adalah (v0) dan pada saat

(t) kecepatannya (v), maka :

sehingga, (3.2a) Karena

, maka

Jika posisi ada di (xo) dan pada saat (t) benda ada di (x), maka :

sehingga, (3.2b) Jika x0 = 0, maka : (3.2c) Selanjutnya hubungan antara kecepatan (v) dan posisi (x) dengan menggunakan persamaan kedua ruas dikalikan dengan dapat dituliskan , jika

, maka :

42

Sehingga, (3.2d)

a. Gerak Lurus Dipercepat Beraturan


Gerak lurus dipercepat beraturan adalah gerak lurus yang kecepatannya makin lama makin bertambah besar, dengan

pertambahan kecepatan tiap selang watu yang sama besarnya tetap. Pertambahan kecepatan tiap selang waktu disebut dengan percepatan. Secara matematis persamaan dapat ditulis sebagai berikut :

Jika

, maka :

Persamaan bisanya ditulis : (3.3)

Jika dibuat grafik hubungan antara kecepatan (v) terhadap waktu (t) dari gerak lurus dipercepat beraturan didapat :

43

Jika dibuat grafik hubungan antara jarak (x) terhadap waktu (t) dari gerak lurus dipercepat beraturan didapat :

Dengan

b. Gerak Lurus Diperlambat Beraturan


Gerak lurus diperlambat beraturan adalah gerak lurus yang kecepatannya berkurang secara beraturan. Pengurangan kecepatan tiap selang waktu yang sama berharga tetap disebut perlambatan. Secara matematis dapat ditulis :

Jika

dan

, maka :

Persamaan bisanya ditulis : (3.4) Jika dibuat grafik hubungan antara kecepatan (v) terhadap waktu (t) dari gerak lurus diperlambat beraturan didapat :

44

Jika dibuat grafik hubungan antara jarak (x) terhadap waktu (t) dari gerak lurus diperlambat beraturan didapat :

Dengan

c. Gerak Vertikal ke Atas


Benda dilemparkan ke atas dengan kecepatan awal (v0), kecepaatan benda semakin ke atas semakin berkurang, akhirnya berhenti sesaat di titik tertinggi, kemudian jatuh ke bawah lagi. Perlambatan yang dialami sebesar (g).

Persamaannya :

45


Pada saat menempuh titik tertinggi :

(3.5a)

Tinggi maksimum dapat ditentukan dengan persamaan :

Sehingga didapat tinggi maksimum yaitu : (3.5b)

d. Gerak Vertikal ke Bawah


Gerak vertikal ke bawah tanpa kecepatan awal, disebut gerak jatuh bebas, termasuk gerak lurus dipercepat beraturan. Benda yang dilepaskan dari ketinggian tertentu terhadap tanah tanpa kecepatan awal, benda mendapat percepatan gravitasi bumi yang arahnya ke pusat bumi. Persamaannya :

46

Kecepatan setelah 1 detik :

(3.6a)

Jarak yang ditempuh dilambangkan dengan h,

maka, (3.6b)

4. Gerak Parabola
Gerak parabola terdiri atas dua jenis gerak, yaiu gerak lurus beraturan (GLB) dalam arah horizontal (sumbu-x) dan gerak lurus berubah beraturan (GLBB) dalam arah vertikal (sumbu-y). Percepatan gerak .

parabola berasal dari percepatan gravitasi bumi

Besar kecepatan dalam arah sumbu-x adalah : (4.1) Besar perpindahan dalam arah sumbu-x : (4.2) Besar kecepatan dalam sumbu-y : (4.3) Besar perpindahan dalam arah sumbu-y : (4.4)

47

Dengan menggunakan vektor, persamaan gerak parabola pada bidang (xy) dapat dituliskan sebagai berikut : (4.5) Vektor kecepatan gerak parabola :

(4.6) Besar kecepatan pada t sekon,

Arah kecepatan terhadap sumbu-x :

(4.7)

(4.8)

a. Waktu untuk Mencapai Titik Tertinggi


Waktu yang diperlukan untuk mencapai titik tertinggi dapat dihitung karena di titik tertinggi arah kecepatan benda pasti mendatar, sehingga , maka persamaannya dapat ditulis :

, maka : (4.8a)

b. Waktu untuk Mencapai Titik Terjauh


Pergerakan benda dari keadaan awal sampai di titik puncak dan dari titik puncak sampai memotong sumbu-x kembali, benda

menempuh panjang lintasan yang sama sehingga untuk mencapai titik terjauh diperlukan waktu dua kali dari waktu untuk mencapai titik puncak, yaitu ketika kurva memotong sumbu-x pada titik (x,0), maka :

48

(4.8b)

c. Titik Tertinggi pada Sumbu-y


Untuk mencapai titik tertinggi pada sumbu-y, substitusikan persamaan waktu untuk mencapai titik tertinggi ke dalam persamaan posisi pada arah sumbu-y sehingga akan diperoleh titik tertinggi maksimum (ym) yang dapat dicapai oleh benda sebagai berikut : , dengan

( ( )

) (4.8c)

d. Titik Terjauh pada Sumbu-x


Untuk mencapai titik terjauh pada sumbu-x, substitusikan persamaan waktu untuk mencapai titik terjauh ke dalam persamaan posisi pada arah sumbu-x sehingga akan diperoleh titik terjauh (xm) yang dicapai oleh benda sebagai berikut : , dengan

(4.8d) Dari persamaan yang dicapai Titik tertinggi: ( )

(4.8c) dan (4.8d) dapat ditentukan sudut elevasi


dan .

49

Agar

maksimum,

harus maksimum yaitu :

Titik terjauh :

Agar

maksimum,

harus maksimum yaitu :

e. Hubungan x dan y pada Gerak Parabola


Lintasan dalam arah sumbu-x memenuhi persamaan berikut :

Substitusikan persamaan waktu (t) kedalam persamaan lintasan dalam arah vertikal atau arah sumbu-y, maka akan diperoleh :

(4.8e)

5. Gerak Melingkar
Kecepatan linear didefinisikan sebagai hasil bagi antara panjang lintasan dan waktu yang diperlukan.

(5.1)
dengan (R) adalah jari-jari lingkaran dan (T) adalah waktu yang diperlukan setiap satu kali putar. Kecepatan sudut didefinisikan sebagai hasil bagi antara besar sudut pusat lingkaran dengan waktu yang diperlukan.

(5.2)

50

Antara persamaan (5.1) dan (5.2) diperoleh bahwa : (5.3) Jika sebuah partikel bergerak dengan kelajuan konstan (v) dalam lingkaran yang berjari-jari (r), partikel tersebut mempunyai percepatan yang besarnya lingkaran tersebut.

dan berarah ke pusat

(5.4) Jadi percepatan sentripetal (percepatan radial) adalah :

(5.5)
Menurut Hukum II Newton, yaitu : , maka besarnya gaya

sentripetal yang bekerja pada benda yang bergerak melingkar adalah : (5.6)

B. DINAMIKA PARTIKEL 1. Berat Benda (w)


Berat benda adalah besarnya gaya gravitasi yang bekerja pada sebuah benda yang berada dalam medan gravitasi. Dalam hal ini (a=g), sehingga berdasarkan Hukum II Newton berlaku : (1.1)

51

2. Gaya Normal (N)


Jika sebuah benda benda berada di atas bidang maka selain gaya berat pada benda tersebut bekerja gaya oleh bidang yang arahnya tegak lurus bidang, gaya tersebut dinamakan gaya normal (N). a. Jika sistem dalam keadaan diam, maka berlaku Hukum I Newton :

(2.1a)

b. Jika sistem bergerak ke atas atau ke bawah dengan kecepatan tetap (v=konstan), juga berlaku Hukum I Newton sehingga : (2.2b)

c. Jika sistem bergerak dengan percepatan (a=konstan), maka berlaku Hukum II Newton. Untuk a ke atas, maka :

(2.2c) Untuk a ke bawah, maka :

(2.2c)

52

d. Jika benda bergerak pada bidang miring, maka :

(2.2d)

3. Tegangan pada Tali


a. Jika benda diam atau bergerak dengan kecepatan tetap (ke atas/ke bawah), maka berlaku Hukum I Newton, sehingga :

(3.1a) b. Jika benda bergerak ke atas dengan percepatan tetap, maka :

(3.1b)

c. Jika benda bergerak ke bawah dengan percepatan tetap, maka :

(3.1c)

53

4. Katrol
Dua buah katrol benda (m1) dan (m2) dihubugkan ke katrol. Apabila massa tali diabaikan, dan tali dengan katrol tidak ada gaya gesekan, maka akan berlaku persamaan-persamaan : Jika m1<m2, maka sistem akan bergerak ke (m2) dengan percepatan (a). Ditinjau dari m1, maka :

(4.1) Ditinjau dari m2, maka :

(4.2) Substitusikan T pada m1, maka diperoleh besar percepatan pada katrol sebagai berikut :

(4.3)

54

5. Gaya Gesekan
Gaya gesekan merupakan gaya yang melawan gerak relatif antara dua arah benda. Arah gesekan selalu sejajar dengan bidang tempat benda berada dan berlawanan arah dengan arah gerakan benda, serta bersifat memperlambat gerakan benda tersebut. Gaya gesekan dapat terjadi pada dua permukaan yang kasar dan keduanya bersinggungan. Bila (m) ditarik oleh gaya (F, ) maka (m) tidak segera bergerak karena harus mengatasi gaya gesekan (f).

a. Gaya Gesekan Statis (fs), yaitu gaya gesekan yang terjadi pada saat benda masih diam.

(5.1a) Pada saat benda tepat akan bergerak, daya gesekan statis mencapai nilai maksimum, sehingga : (5.1b) Dimana adalah koefisien gesekan statis.

b. Gaya Gesekan Kinetik, yaitu gaya gesekan yang terjadi setelah benda bergerak yang besarnya tetap. (5.2a) Dimana adalah koefisien gesekan kinetik.

Jika benda bergerak maka berlaku Hukum II Newton, dimana :

(5.2b)

55

c. Gaya Gesekan Pada Bidang Miring


Gaya yang bekerja pada bidang miring yaitu gaya tarik bumi (w), gaya normal (N), dan gaya gesekan (f).

Jika

, maka :

(5.3a)

Jika

, maka :

(5.3b)

Jika

, maka :

(5.3c)

Besarnya percepatan yang dialami adalah :

56

(5.4)

6. Gaya Gravitasi
Gaya gravitasi adalah interaksi terlemah di antara empat interaksi dasar yang terjadi antara partikel-partikel elementer. a. Medan Gravitasi, adalah gaya gravitasi pada sebuah massa dibagi dengan massa tersebut. Medan gravitasi pada bumi pada suatu jarak (r) (dengan r lebih besar daripada jari-jari bumi) menuju ke bumi memiliki magnitudo g(r) yang diberikan oleh persamaan : (6.1) dimana adalah massa bumi.

b. Percepatan Gravitasi
Besarnya gaya antara dua benda yang saling tarik-menarik adalah : (6.2) dengan adalah tetapan gravitasi =

untuk benda-benda yang terletak dipermukaan bumi persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut : (6.3) dimana adalah massa bumi, (m) adalah massa benda dan

adalah jari-jari bumi. Berdasarkan Hukum II Newton percepatan gravitasi bumi adalah :

, maka

(6.4)

57

C. KERJA DAN ENERGI 1. Kerja (Usaha)


Kerja atau usaha yang dilakukan oleh gaya konstan (F) didefinisikan sebagai hasil kali komponen gaya (F) yang searah perpindahan dengan nilai perpindahan (s) yang dihasilkan. Oleh karena itu : (1.1) dengan adalah sudut antara (F) dan lintasan (s).

Besar usaha yang dilakukan pada bidang permukaan yang besar akan menimbulkan gaya gesek, sehingga :

(1.2)

a. Usaha dengan Energi Kinetik


Benda bermassa (m), mula-mula kecepatannya (vA) kemudian dikenai gaya (F) sehingga berpindah sejauh B dan kecepatannya berubah menjadi (vB) , maka besar usaha yang dilakukan oleh gaya (F) adalah :

Atau, Jadi diperoleh persamaan : (1.3)

58

b. Usaha dengan Energi Potensial


Sebuah benda dilepaskan dari ketinggian (hA) dari tanah sampai ketinggian (hB). Gaya berat benda melakukan usaha sebesar :

Atau, Jadi diperoleh persamaan : (1.4)

c. Usaha dengan Energi Potensial Pegas


Sebuah benda mula-mula dalam keadaan bebas kemudian diregangkan dengan gaya (F) sehingga pegas bertambah panjang (X), maka besarnya gaya (F) sebanding dengan pertambahan panjang (X) dan ditulis dalam persamaan : (1.5)

Dimana k = konstanta pegas (N/m) Sebelum diregangkan energi potensial pegas nol sedangkan setelah diregangkan energi pegas menjadi :
(1.6)

Jadi usaha yang diperlukan untuk meregangkan pegas adalah :

(1.7)

59

2. Energi
Besarnya usaha yang dapat dilakukan pada suatu benda tergantung dari besarnya energi yang diberikan pada benda tersebut. Energi dapat digolongkan menjadi beberapa macam dan energienergi tersebut dapat dirubah dari suatu bentuk energi ke bentuk energi lain.

a. Energi Potensial
Energi potensial adalah energi yang dimiliki oleh suatu benda karena pengaruh tempat benda tersebut (kedudukanya). Sebuah benda dengan massa (m), dan percepatan gravitasi (g) serta tinggi diukur dari tanah,maka persamaannya :
(2.1)

b. Energi Kinetik
Energi kinetik adalah energi yang dimiliki oleh suatu benda karena pengaruh gerakannya. Jadi, setiap benda yang bergerak mempunyai energi kinetik. Besarnya energi suatu benda memenuhi persamaan : (2.2)

c. Energi Mekanik
Energi mekanik adalah energi potensial dan energi kinetik yang dimiliki oleh suatu benda, dan disebut juga dengan energi total. Besarnya energi mekanik suatu benda selalu tetap, sedangkan energi kinetik dan energi potensialnya dapat berubah-rubah.

(2.3)

60

3. Daya
Daya didefinisikan sebagai usaha yang dilakukan per satuan waktu. Jika sejumlah usaha rata-rata dapat ditulis : (3.1) Daya sesaat secara matematis : (3.2) Selanutnya, dari hubungan

dilakukan dalam selang waktu

, maka daya

, akan diperoleh :


atau dapat juga ditulis dengan :

(3.3)

(3.4)

D. MOMENTUM LINEAR
Setiap benda yang bergerak selalu memiliki momentum, yang besarnya sebanding dengan massa dan kecepatan benda tersebut. Momentum merupakan besaran vektor. Momentum sebuah partikel dapat dipandang sebagai ukuran kesulitan untuk mendiamkan atau menggerakan sebuah partikel.

1. Momentum dan Impuls


Sebuah benda dengan massa (m), bergerak dengan kecepatan (v), maka persamaan momentum benda tersebut dapat dituliskan :

(1.1)

Hubungan antara momentum partikel dengan gaya pada Hukum II Newton dapat dituliskan dengan mendiferensialkan persamaan (1.1) sebagai berikut : (1.2) Dengan mensubstitusikan gaya (F) untuk (ma), didapatkan :

61

(1.3) Karena impuls merupakan perubahan momentum, sehingga maka dengan mengintegralkan persamaan (1.3) untuk selang waktu diperoleh : ,

Sehingga diperoleh persamaan impuls sebagai berikut : (1.4)

2. Peristiwa Tumbukan
Apabila terdapat dua buah benda, salah satu atau kedua benda tersebut saling bergerak, suatu saat kedua benda saling bersinggungan hingga terjadi gaya tolak menolak sebagai reaksi yang tekanannya pada titik singgung kedua benda, maka kedua benda dikatakan melakukan tumbukan.

a. Tumbukan Lenting Sempurna


Pada tumbukan lenting sempurna, berlaku Hukum Kekekalan Momentum dan Hukum Kekekalan Energi Kinetik, yaitu jumlah energi kinetik kedua benda sesudah tumbukan sama dengan jumlah energi kinetik kedua benda sebelum tumbukan. dan

62

(2.1a)

Dari persamaan Hukum Kekekalan Momentum, didapatkan :

(2.1b)

Jika persamaan (2.1a) disubstitusikan ke dalam persamaan (2.1a) maka akan diperoleh:

atau

Untuk tumbuan lenting sempurna e=1, dengan demikian persamaan untuk tumbukan lenting sempurna dapat dituliskan dengan : (2.1c)

63

b. Tumbukan Lenting Sebagian


Pada tumbukan lenting sebagian hanya berlaku Hukum Kekekalan Momentum. Energi kinetik benda setelah tumbukan lebih kecil daripada sebelum tumbukan.

(2.2a)

Besarnya energi kinetik yang berubah menjadi kalor adalah , sehingga besar koefisien restitusi pada tumbukan lenting sebagian adalah 0<e<1, maka berlaku Hukum Kekekalan Momentum sebagai berikut :

Untuk tumbukan lenting sebagian v2 dan v2 bernilai nol, sehingga :

(2.2b)

c. Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali


Jika terjadi tumbukan antara dua benda tidak lenting sama sekali, setelah bertumbukan kedua benda akan bersatu sehingga kerapatan kedua benda setelah tumbukan menjadi sama, yaitu

v1=v2=v karena koefisien restitusinya bernilai nol (e=0). Pada


keadaan ini berlaku Hukum Kekekalan Momentum, sehingga persamaan dapat ditulis sebagai berikut :

Sehingga kecepatan setelah tumbukan menjadi : (2.3)

64

3. Prinsip Kerja Roket


Jika massa roket dan bahan bakar mua-mula adalah (m) dan bergerak dengan kecepatan (v) relatif terhadap bumi, maka pada saat gas sebanyak keluar

dari roket, maka massa roket berkurang sebesar kecepatan dan mendapat sebesar . tambahan adalah

pengurangan massa sehingga mempunyai nilai negatif, sedangkan kecepatan gas buang relatif terhadap bumi menjadi Momentum awal : (3.1) .

Monentum akhir :

Karena

dan

relatif kecil, maka hasil perkaliannya yaitu

dapat

diabaikan sehingga :

(3.2)
Hukum kekekalan momentum :

(3.3)

E. DINAMIKA ROTASI
Jika sebuah roda berjari-jari (r), telah berputar melalui sudut , sehingga sebuah titik pada tepi roda telah bergeser melalui jarak (s), maka nilai ari dapat dinyatakan dalam radial adalah :

65

atau

(1.1)

Kecepatan linear (v) sebuah titik pada tepi roda dapat dihitung dengan cara :

(1.2)

Hubungan antara percepatan sudut ditentukan dengan :

dan percepatan tangensial

, dapat

(1.3)

Sedangkan percepatan sentripetal atau percepatan radial adalah : (1.4)

1. Momen Gaya
Jika penyebab gerak translasi adalah gaya, maka penyebab gerak rotasi adalak momen gaya. Momen gaya didefinisikan sebagai hasil perkalian silang antara lengan gaya (r) dan gaya (F).

(1.5)

2. Momen Inersia
Momen Inersia adalah hasil kali massa partikel (m) dengan kwadrat jarak partikel tersebut dari titik poros atau : (1.6)

66

3. Momentum Sudut
Jika pada gerak lurus terdapat momentum linear (p), maka pada gerak rotasi terdapat momentum sudut (L), yang persamaannya dapat ditulis :

(1.7)

Hubungan antara momen gaya sudut adalah :

, momen Inersia (I) dan percepatan

(1.8)

4. Energi Kinetik Rotasi

(1.9) Roda yang bergelinding mempunyai energi kinetik translasi dan energi kinetik rotasi, sehingga energi kinetik totalnya adalah :

(1.10)

5. Hukum Kekekalan Momentum Sudut Kerena Impuls sama dengan perubahan momentum, maka :

67

(1.11)

Momentum linear akan konstan jika akan konstan jika ,

, maka momentum sudut

(1.12)

6. Usaha dalam Gerak Rotasi


Sebuah momen gaya yang bekerja untuk merotasikan sebuah benda tegar sejauh . Usaha yang ditimbulkan dapat diturunkan dari rumus gerak linear sebagai berikut : Karena dan , maka diperoleh :

(1.13) Usaha yang dilakukan oleh momen gaya ini mengubah energi kinetik rotasi benda menurut hubungan :

(1.14)

F. GERAK HARMONIK
1.

Getaran Pada Pegas


Gerak bolak-balik yang periodik pada pegas disebut dengan gerak harmonik. Besarnya

perioda getaran harmonik pada pegas dappat

68

diturunkan dari persamaan gaya terhadap simpangannya : (1.1)

Dengan
(1.2) Karena, Dari persamaan-persamaan diatas diperoleh :

(1.3) Karena

, maka :
(1.4)

Substitusikan persamaan (1.4) ke dalam (1.3), sehingga akan


didapatkan perrsamaan dari periode getaran pada pegas sebagai berikut : karena , maka :

(1.5)

2. Hukum Kekekalan Energi Mekanik pada Getaran


Besarnya energi mekanik dari suatu benda yang bergetar secara periodik adalah tetap. Pada setiap getaran, energi potensial dan energi kinetik dari benda yang bergetar selalu berubah-ubah, tatapi jumlahnya tetap. (2.1) Besarnya energi potensial dan energi kinetik dari benda yang bergetar secara periodik adalah : (2.2)

69

(2.3)

Bila kedua persamaan tersebut disubstitusikan ke dalam persamaan (2.1), maka akan didapatkan :
(2.4) Saat getaran melewati titik seimbangnya maka x=0, sehingga

. Pada titik balik yaitu pada x=maksimum, benda berhenti sesaat (v=0)
berarti

. Jadi saat mencapai titik balik (v=0) dan x=maksimum

disebut amplitudo (A) maka persamaan dapat menjadi :

, dan
(2.5) Dengan menggunakan persamaan (2.4) akan dapat ditentukan

hubungan antara simpangan terhadap kecepatan getaran dari suatu getaran harmonik sebagai beerikut :

(2.6)

3. Frekuensi
Frekuensi suatu getaran selaras adalah banyaknya getaran tiap detik. Satuannya adalah siklus per detik atau Hetrz. Frekuensi dari getaran selaras pegas adalah :

Frekuensi dari getaran selaras ayunan sederhana dinyatakan :

(3.1)

(3.2)

70

Dengan

dan

Hubungan antara frekuensi dan periode adalah : atau (3.4)

4. Simpangan, Kecepatan dan Percepatan

a. Simpangan Gerak Harmonik Sederhana


Simpangan gerak harmonik sederhana dapat dianggap sebagai proyeksi gerak melingkar beraturan pada diameter lingkaran. Sebuah partikel yang bergerak melingkar beraturan dengan kecepatan sudut dan jari-jari (A). Secara matematis persamaan gerak harmonik

sederhana adalah : (4.1a) Jika posisi sudut awal adalah , maka persamaan menjadi : (4.1b)

b. Kecepatan Gerak Harmonik Sederhana Kecepatan benda yang bergerak harmonik sederhana dapat diperoleh dari turunan pertama persamaan simpangan, sebagai berikut:

(4.2a) Kecepatan maksimum diperoleh jika nilai , sehingga : . (4.2b) dan

Kecepatan untuk berbagai simpangan dapat diperoleh dengan mengkuadratkan persamaan simpangan sebagai berikut :

(4.2c) Dari persamaan (4.2a), dimana :

71

(4.2d) Persamaan (4.2c) dikalikan dengan persamaan (4.2d) sehingga diperoleh : (4.2e)

c. Percepatan Gerak Harmonik Sederhana Percepatan benda yang bergerak harmonik sederhana dapat diperoleh dari turunan pertama persamaan kecepatan atau turunan kedua persamaan simpangan. Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :

(4.3a) Percepatan maksimum jika atau , maka :

(4.3b)

5. Hubungan Gerak Harmonik Sederhana dan Gerak Melingkar Beraturan Gerak melingkar beraturan dapat dipandang sebagai gabungan dua gerak harmonik sederhana yang saling tegak lurus, memiliki amplitido dan frekuensi yang sama namun beda fase relatif .

Gerak harmonik sederhana juga dapat dipandang sebagai suatu komponen gerak melingkar beraturan. Jadi dapat disimpulkan bahwa suatu garis lurus, proyeksi sebuah benda yang melakukan gerak melingkar beraturan merupakan suatu gerak harmonik sederhana. Hubungan antara kecepatan linear dengan kecepatan sudut dalam Gerak Melingkar Beraturan dinyatakan dengan persamaan : (5.1)

72

Karena jari-jari (r) pada Gerak Melingkar Beraturan di atas adalah (A), maka persamaan ini diubah menjadi : (5.2) Simpangan sudut adalah perbandingan antara jarak linear (x)

dengan jari-jari lingkaran (r), dan dinyatakan dengan persamaan : (5.3) Jika (x) adalah jarak linear, (v) adalah kecepatan linear dan (t) adalah waktu tempuh (x = vt) adalah persamaan Gerak Lurus (Gerak Linear). Kemudian (v) pada persamaan (5.3) digantikan dengan (v) pada persamaan (5.2) dan jari-jari (r) digantikan dengan (A) :

(5.4) Dengan demikian, simpangan sudut benda relatif terhadap sumbu (x) dinyatakan dengan persamaan : (5.5) adalah simpangan waktu pada t = 0 Pada gambar di atas, posisi benda pada sumbu (x) dinyatakan dengan persamaan :

(5.6) Persamaan posisi benda pada sumbu y : (5.7)

6. Superposisi Gerak Harmonik


Dua buah gerak harmonik sederhana yang memiliki amplitudo sama, sudut fase awal sama dengan nol, arah gerak segaris tetapi frekuensinya berbeda. (6.1) (6.2)

73

Superposisi kedua gerak harmonik tersebut adalah : (6.3) Berdasarkan hubungan trigonometri berikut :

Maka diperoleh : (6.4)

G. MEKANIKA FLUIDA
Zat yang tersebar di alam dibedakan menjadi tiga keadaan (fase), yaitu fase padat, fase cair dan fase gas. Fase cair dan gas memiliki karakter tidak mempertahankan suatu bentuk yang tetap, maka keduanya mempunyai kemampuan untuk mengalir, dengan demikian keduanya disebut fluida. Fluida adalah zat alir, yaitu zat yang dalam keadaan biasa dapat mengalir.

1. Kerapatan atau Berat Jenis


Kerapatan (densitas) suatu benda didefinisikan sebagai massa persatuan volume.
(1.1) Dengan (m) adalah massa benda dan (V) adalah volume benda.

2. Tekanan Fluida
Gaya merupakan unsur utama dalam kajian mekanika benda titik. Dalam mekanika fluida, unsur yang paling utama tersebut adalah tekanan. Tekanan adalah gaya yang dialami oleh suatu titik pada suatu permukaan fluida persatuan luas dalam arah tegak lurus permukaan tersebut. Tekanan (P) didefinisikan melalui hubungan : (2.1) Dimana (dF) adalah gaya yang dialami oleh elemen luas (dA) dari permukaan fluida.

74

Hubungan tekanan dengan kedalaman : Dengan menggunakan Hukum Newton, kita dapat menurunkan persamaan yang menghubungkan tekanan dengan kedalaman fluida : (2.2) Dengan adalah tekanan di permukaan.

3. Tekanan Hidrostatis
Pada fluida diam, tekanan pada suatu titik disebabkan oleh gaya berat fluida yang berada di atas titik tersebut. Artinya, besarnya tekanan pada titik tersebut sebanding dengan kedalaman titik tersebut dan massa jenis fluida. Tekanan yang disebabkan oleh fluida tak bergerak disebut

tekanan hidrostatis. Besarnya tekanan hidrostatis fuida adalah :

(3.1)

4. Terapung, Tenggelam, dan Melayang


Keadaan benda saat tercelup dalam fluida adalah terapung, tenggelam dan melayang. Berdasarkan Hukum I Newton dan Hukum Archimedes dapat diketahui syarat benda terapung, tenggelam dan melayang.

a. Terapung
Saat terapung, besarnya gaya apung (Fa) sama dengan berat benda . Pada peristiwa ini hanya sebagian volume benda yang

tercelup di dalam fluida sehingga volume fluida yang dipindahkan lebih kecil dari volume total benda yang terapung.

75

(4.1a)
Karena (volume benda yang tercelup) lebih kecil daripada

(volume benda total), maka syarat benda mengapung adalah : (4.1b)

b. Melayang
Saat melayang, besarnya gaya apung (Fa) sama dengan berat benda . Pada peristiwa ini volume yang dipindahkan benda

sama dengan volume total benda yang melayang.

Karena

, maka : (4.2)

c. Tenggelam
Saat tenggelam, besarnya gaya apung (Fa) lebih kecil dari berat benda . Pada peristiwa ini volume benda yang tercelup di

dalam fluida sama dengan volume total benda yang mengapung, namun benda bertumpu pada dasar bejana sehingga ada gaya normal dasar bejana pada benda sebesar (N).

Karena

, maka : (4.3)

76

5. Tegangan Permukaan
Tegangan permukaan didefinisikan sebagai perbandingan antara gaya tegangan permukaan (F) dan panjang permukaan (d) dimana gaya itu bekerja. Secara matematis dapat ditulis : (5.1) Dalam hal ini , sehingga : (5.2)

6. Persamaan Kontinuitas
Aliran fluida pada sebuah pipa yang mempunyai diameter berbeda, seperti tampak pada gambar di bawah.

Selama selang waktu tertentu, sejumlah fluida mengalir melalui bagian pipa yang diameternya besar (A1) sejauh L1 (L1 = v1t). Volume fluida yang mengalir adalah V1 = A1L1 = A1v1t. Selama selang waktu yang sama, sejumlah fluida yang lain mengalir melalui bagian pipa yang diameternya kecil (A2) sejauh L2 (L2 = v2t). Volume fluida yang mengalir adalah V2 = A2L2 = A2v2t. a. Persamaan Kontinuitas untuk Fluida Tak-termampatkan Pada fluida tak-termampatkan (incompressible), kerapatan atau massa jenis fluida tersebut selalu sama di setiap titik yang dilaluinya. Massa fluida yang mengalir dalam pipa yang memiliki luas penampang (A1) selama selang waktu tertentu adalah :

(6.1a) Massa fluida yang mengalir dalam pipa yang memiliki luas penampang (A2) selama selang waktu tertentu adalah :

77

(6.1b) Karena dalam aliran tunak, massa fluida yang masuk sama dengan massa fluida yang keluar, maka :

Jadi, pada fluida tak-termampatkan berlaku persamaan kontinuitas : (6.1c)

b. Persamaan Kontinuitas untuk Fluida Termampatkan


Fluida yang termampatkan (compressible), massa jenis fluida tidak selalu sama. Dengan kata lain, massa jenis fluida berubah ketika dimampatkan. Karena dalam aliran tunak, massa fluida yang masuk sama dengan massa fluida yang keluar, maka :

Karena selang waktu (t) aliran fluida sama, maka : (6.2)

7. Debit
a. Pengertian Debit
Debit adalah besaran yang menyatakan volume suatu fluida yang mengalir melalui penampang tertentu dalam selang waktu tertentu. Secara matematis, bisa dinyatakan sebagai berikut : (7.1a) Misalnya fluida mengalir melalui sebuah pipa. Pipa biasanya berbentuk silinder dan memiliki luas penampang tertentu. Pipa tersebut juga mempunyai panjang (Lihat gambar di bawah).

78

Ketika fluida mengalir dalam pipa tersebut sejauh (L),

maka

volume fluida yang ada dalam pipa adalah V = AL (V = volume fluida, A = luas penampang dan L = panjang pipa). Karena selama mengalir dalam pipa sepanjang (L) fluida menempuh selang waktu tertentu, maka dapat dikatakan bahwa besarnya debit fluida : (7.1b)

Karena

, maka :

(7.1c)

b. Daya oleh Debit Fluida


Sejumlah massa air (m) yang berada pada ketinggian (h) memiliki energi potensial. (7.2a)

Daya (P) yang dibangkitkan oleh energi potensial ini adalah :

( )

(7.2b)

Jika air dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik dan efisiensi sistem generator adalah ( ), maka : (7.2c)

79

8. Penerapan Hukum Bernoulli


a. Venturimeter
Venturimeter adalah alat yang dipasang di dalam suatu pipa aliran untuk mengukur kelajuan cairan.

Cairan yang diukur kelajuannya mengalir pada titik-titik yang tidak memiliki perbedaan persamaan : (8.1a) ketinggian (h1=h2), sehingga berlaku

Berdasarkan persamaan kontinuitas

, maka : (8.1b)

Dengan mensubstitusikan kedua persamaan diperoleh :

(8.1c)

Selisih tekanan cairan setinggi (h), yaitu :

sama dengan tekanan hidrostatis

(8.1d)

Dengan memasukan nilai maka diperoleh kecepatan aliran fluida :

ke dalam persamaan (8.1c),

80

(8.1e)

b. Tabung Pitot
Pitot atau sering disebut pipa Pitot ini merupakan suatu peralatan yang dapat dikembangkan sebagai pengukur kecepatan gerak pesawat terbang.

Misalkan gas mengalir dengan kecepatan (v) dan massa jenis (), sehingga penggunaan persamaan bernoulli dapat dituliskan sebagai berikut : (8.2a) Karena , maka : (8.2b) (8.2c)

Perbedaan tekanan ini sama dengan tekana hidrostatika ffluida pada manometer : (8.2d)

Oleh karena itu kecepatan aliran gas dapat diperoleh dengan mensubstitusikan persamaan (8.2c) dengan persamaan (8.2d) sebagai berikut :

81

(8.2e)

H.

TERMOMETRI DAN KALORIMETRI 1. Konsep Temperatur


Derajat panas atau dingin suatu benda disebut dengan suhu atau temperatur dan dapat diukur dengan alat yang disebut termometer. Pembuatan termometer didasarkan pada beberapa sifat termometrik zat seperti pemuaian zat padat, pemuaian zat cair dan pemuaian gas. Kalibarasi termometer adalah penetapan tanda-tanda untuk pembagian skala pada suatu termometer. Langkah-langkah kalibrasi termometer adalah sebagai berikut : a. Menentukan titik tetap bawah (Tb), b. Menentukan itik tetap atas (Ta), c. Menentukan jumlah skala di antara titik-titik tetap, d. Memperluas skala di luar titik tetap. Konversi skala dari satu termometer ke termometer lain. Misalnya suatu benda menunjukkan skala X ketika diukur dengan termometer X yang memiliki Tb=Xb dan Ta=Xa. Maka, ketika suhu benda diukur dengan menggunakan termometer Y yang memiliki Tb=Yb dan Ta=Ya skala Y akan menunjukkan angka yang dapat dihitung dengan rumus : (1.1)

2. Pemuaian Benda Padat


a. Pemuaian Panjang
Kenaikan temperatur sebesar , akan menyebabkan pertambahan panjang sebesar semula dan . (2.1a) yang sebanding dengan panjang

82

Besarnya

adalah konstanta muai panjang yang tergantung

pada jenis benda dan satuannya yaitu .

(2.1b)

b. Pemuaian Volume
Perubahan volume semula bervolume dinyatakan oleh : pada benda padat atau cair, yang akibat perubahan temperatur sebesar

dengan

(2.2)

c. Pemuaian Luas
Pada suhu mempunyai ukuran : (2.3a) Setelah dipanaskan samapai , ukuran keping itu menjadi : keping yang berbentuk empat persegi panjang

Dari pemuaian panjang diperoleh :

Jika :

adalah luas keping pada suhu

maka luas pada suhu

(2.3b)

83

Karena

merupakan bilangan kecil bentuk

boleh

diabaikan. Sehingga luas keping empat persegi panjang pada suhu dapat ditulis dengan bentuk : (2.3c) Atau Jika pada suhu maka : (2.3d) karena luas keping dan pada suhu luas keping ,

3. Pemuaian Zat Cair


Zat cair hanya mengalami perubahan volume, bila dipanaskan. Seperti pemuaian volume pada zat padat, pemuaian volume pad zat cair dapat dirumuskan :

(3.1)

4. Kalorimeter
Panas merupakan suatu bentuk energi yang bila ditambahkan ke sebuah benda akan menyebabkan kandungan energi dalamnya

bertambah dan oleh karena itu temperaturnya akan naik. Banyaknya kalor yang diperlukan untu menaikkan suhu panas. Secara matematis dapat ditulis : atau (4.1) pada benda disebut kapasitas

Setiap benda akan memberikan respon yang berbeda terhadap pengambilan atau penambahan panas, dinamakan kapasitas panas jenis atau kalor jenis. Secara matematis dapat ditulis : atau (4.2)

5. Perambatan Kalor
Kalor adalah energi yang merambat atau berpindah karena ada perbedaan suhu. Ada tiga cara perambatan kalor :

84

a. Konduksi
Kondusi adalah perpindahan kalor dalam suatu medium tanpa disertai perpindahan partikel dalam medium itu. Laju perpindahan kalor secara konduksi bergantung pada panjang (L), luas penampang (A), konduktivitas termak (k) atau jenis bahan, dan beda suhu . Oleh

karena itu, banyak kalor Q yang dapat berpindah selama selang waktu (t) tertentu ditulis dengan persaman :

Atau
(5.1)

b. Konveksi
Konveksi adalah perpindahan kalor yang disertai dengan perpindahan partikel-partikel zat penyusunnya. Terdapat dua jenis konveksi, yaitu konveksi alami (pergerakan atau aliran energi kaor yang terjadi akibat perbedan massa jenis) dan konveksi paksa (aliran panas yang dipaksa dialirkan ke tempat yang dituju dengan bantuan alat tertentu). Laju perpindahan panas secara konveksi bergantung pada luas penampang (A), koefisien konveksi (h), waktu (t) dan beda suhu . Banyak kalor yang dihantarkan secara konveksi dapat dihitung dengan persamaan :

Atau (5.2)

c. Radiasi
Radiasi adalah perpindahan energi kalor dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Laju pemancaran kalor oleh permukan hitam, menurut Stefan dinyatakan : Energi total yang dipancarkan oleh suatu permukaan hitam sempurna dalam bentuk radiasi kalor tiap satuan waktu, tiap satuan luas
85

permukaan sebanding dengan pangkat empat suhu mutlak permukaan itu. Secara matematis, laju kalor radiasi dapat ditulis dengan persamaan : (5.3a) Dengan adalah konstanta Stefan-Boltzman dengan nilai . Persamaan ini berlaku untuk benda dengan permukaan

hitam sempurna. Untuk setiap permukaan dengan emisivitas , Persamaan di atas menjadi : (5.3b)

I. TEORI KINETIK GAS 1. Persamaan Keadaan Gas Ideal


Dari persamaan gas pada proses-proses tersebut, dapat diturunkan persamaan keadaan gas ideal jika gas tersebut mengalami perubahan suhu, tekanan, dan volume, yaitu jika semua variabel keadaan berubah. Secara umum, persamaan keadaan gas ideal dirumuskan sebagai : (1.1) Proses pada gas selalu dilakukan dalam ruang tertutup sehingga persamaan keadaan gas ideal dapat dituliskan menjadi : (1.2) Hubungan antara jumlah mol gas (n), massa gas (m) dan massa relatif molekul gas dapat dituliskan sebagai berikut :

(1.3) dengan mensubstitusikan persamaan (1.2) ke dalam (1.3), maka akan didapatkan : (1.4)

86

Dari persamaan (1.4) dapat ditentukan massa jenis () suatu gas, yaitu : (1.5) Persamaan umum gas ideal juga dapat dinyatakan dengan banyaknya partikel (N). Banyaknya partikel gas yang terkandung dalam (n) mol gas adalah : (1.6) Dengan adalah bilangan Avogadro yang nilainya adalah 6,02 x 1023 partikel mol-1 sehingga nilai (n) dapat dituliskan menjadi : (1.7) Jika nilai (n) ini disubstitusikan ke dalam persamaan (1.2) akan diperoleh : (1.8) Perlu diketahui bahwa nilai , dengan (k) disebut sebagai tetapan

Bolzmann yang nilainya k=1,38 x 10-23 JK-1. Dengan memasukkan nilai (k), persamaan keadaan gas ideal dapat dituliskan menjadi : (1.9)

2. Pengaruh Kecepatan Terhadap Tekanan


Jika dalam suatu ruangan tertutup terdapat gas, dinding ruang akan mengalami tekanan oleh tumbukan partikel-partikel gas. Tumbukan yang terjadi antara partikel gas dan dinding merupakan tumbukan lenting sempurna. Artinya, kelajuan partikel tidak berubah, hanya arah gerak yang mengalami perubahan. Jika kecepatan awal partikel adalah setelah

bertumbukan dengan dinding kanan, kecepatan partikel menjadi - . Partikel mengalami perubahan momentum sebesar : (2.1)) Dengan menggunakan persamaan gerak lurus beraturan, diperoleh selang waktu dari partikel yang dipantulkan oleh dinding sampai tumbukan

87

berikutnya pada dinding yang sama, yaitu sebesar

, dengan

adalah jarak yang di tempuh untuk gerak bolak-balik sehinnga dalam waktu 1 sekon, partikel akan menumbuk suatu dinding sebanyak : (2.2) Menurut hukum II newton, partikel memberi gaya pada dinding sebesar , sehingga : (2.3) Untuk selang waktu satu sekon, perubahan momentum yang terjadi sebesar :

(2.4) Dari persamaan (2.3) dan (2.4) diperoleh bahwa gaya yang dialami partikel dari dinding adalah :

(2.5) Tekanan (p) yang dialami oleh dinding kanan oleh (N) partikel adalah :

(2.6) Kecepatan kuadrat rata-rata partikel dalam arah sebagai : dapat dituliskan

(2.7) Dengan mensubstitusikan kecepatan rata-rata partikel persamaan (2.6) dapat dituliskan : (2.8)

88

Karena partikel bergerak dalam sebuah ruang maka dapat diasumsikan bahwa menjadi : sehingga kecepatan kuadrat rata-ratanya akan

(2.9) Sehingga persamaan (2.8) dapat dituliskan kembali menjadi : (2.10) Jadi, tekanan gas di dalam sebuah ruang tertutup bergantung pada kuadrat kecepatan rata-rata gas tersebut.

3. Energi Kinetik Partikel


Setiap partikel memiliki energi kinetik. Pengaruh suhu gas terhadap energi kinetik dapat dilihat dari persamaan berikut :

Dengan ( )

, maka :

(3.1) Karena , sehingga persamaan menjadi :

(3.2)

4. Kecepatan Efektif Gas Ideal


Jika dalam ruang tertutup terdapat N1 moolekul yang bergerak dengan kecepatan v1 dan N2 molekul bergerak dengan kecepatan v2 dan seterusnya, maka rata-rata kuadrat kecepatan molekul gas v2 dapat dinyatakan dalam :

(4.1)

89

Kecepatan efektif

(rms=root mean square) didefinisikan sebagai

akar dari rata-rata kuadrat kecepatan :

atau
Dengan dengan :

(4.2)

maka persamaan (3.2) dapat ditulis

Karena

(4.3)

dan

, maka diperoleh :
(4.4)

Jika massa jenis

dan massa total

, maka persamaan

(2.10) dpat ditulis menjadi :

(4.5)

J. TERMODINAMIKA 1. Usaha dalam Termodinamika


Tinjau suatu sistem berupa gas dalam suatu silinder yang dilengkapi tutup sebuah piston, jika luas penampang piston adalah (A) dan tekanan gas adalah (P), maka gas akan mendorong piston dengan gaya . Dengan demikian usaha yang dilakukan oleh gas adalah :

90

(1.1a) Untuk proses dari V1 ke V2, maka usaha yang dilakukan oleh gas pada lingkungan adalah :

(1.1b)

2. Proses-Proses yang Terjadi pada Gas


a. Proses Isotermal
Proses perubahan keadaan suatu gas dalam ruang tertutup dapat dilakukan pada suhu tetap (T=tetap). Proses semacam ini disebut proses isotermal. Dari persamaan gas ideal diperoleh :

(2.1a) Karena T, n, dan R tetap, maka :

(2.1b) Berdasarkan rumus umum usaha yang dilakukan oleh sistem diperoleh:

(2.1c)

b. Proses Isokhorik
Gas yang berada dalam ruang tertutup dapat pula mengalami suatu proses pada volume tetap (V=tetap). Proses semacam ini disebut proses isokhorik. Dari persamaan gas ideal diperoleh :

Karena V, n an R tetap maka :

(2.2a)

91

Usaha yang dilakukan sistem sama dengan nol, sehingga :

(2.2b)

c. Proses Isobarik
Proses isobarik merupakan proses pengubahan keadaan gas yang dilakukan pada tekanan tetap (p=tetap). Dari persamaan gas ideal diperoleh :

Karena p, n an R tetap maka :

(2.3a) Usaha yang dilakukan sistem adalah :

(2.3b)

d. Proses Adiabatik
Gas yang berada dalam ruang tertutup juga dapat mengalami proses adiabatik. Untuk gas ideal, proses adiabatik akan memenuhi persamaan : (2.4a) Dari persamaan gas ideal diperoleh dengan

memasukkan persamaan (2.3a) dapat diperoleh persamaan :

(2.4b) Dengan konstanta Laplace yang nilainya adalah , .

92

Karena sistem tidak menerima atau melepas kalor, maka usaha yang dilakukan oleh sistem hanya digunakan untuk mengubah energi dalam (mengurangi energi dalam).

(
Karena diperoleh :

)
, maka

(2.4c) dan sehingga

(2.4d)

3. Aplikasi Hukum I Termodinamika


a. Proses Isotermal
Pada proses isotermal, perubahan suhu perubahan energi dalam sistem sesuai dengan menghasilkan : , sehingga . Usaha yang dilakukan oleh . Penerapan hukum I terodinamika

(3.1)

b. Proses Isobarik
Pada proses isobarik, tidak terjadi perubahan tekanan sehingga perubahan energi dalam menjadi dilakukan memenuhi persamaan , , usaha yang

sehingga menghasilkan :

(3.2)

93

c. Proses Isokhorik
Proses ini tidak terjadi perubahan volume usaha luar menghasilkan : , sehingga . Penerapan dalam hukum I termodinamika

(3.3)

d. Proses Adiabatik
Pada proses ini tidak terjadi aliran kalor antara sistem dan lingkungan . Penerapan hukum I termodinamika menghasilkan :

(3.4)

4. Kapasitas Kalor
Apasitas kalor (C) suatu zat menyatakan banyaknya kalor (Q) yang diperlukan untuk menaikkan suhu sebesar 1 Kelvin. Pernyataan ini dapat dituliskan secara matematiss sebagai berikut : atau Kapasitas untuk volume tetap (Cv) dapat diperoleh :

(4.1) Kapasitas kalor untuk teknan tetap (Cp) dapat diperoleh :

(4.2)

94

Dari kedua persamaan diatas diperoleh bahwa :

(4.3)

5. Siklus Carnot
Siklus carnot terdiri dari empat proses, yaitu dua proses isotermal dan dua proses adiabatik.

Usaha total yang dilakukan oleh sistem untuk satu siklus sama dengan luas daerah di dalam siklus. Selama proses siklus Carnot sistem menerima kalor Q1 dari reservoir bersuhu tinggi T1 dan melepas kalor Q2 ke reservior bersuhu rendah T2, maka usaha yang dilakukan oleh sistem menurut hukum I termodinamika adalah :

(5.1) Untuk mesin kalor, efisiensi mesin ( ) ditentukan dari perbandingan usaha yang dilakukan dengan kalor masukan yang diberikan, yang secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut : (5.2) Untuk siklus carnot berlaku hubungan carnot dapat dinyatakan sebagai : (5.3) sehingga efisiensi mesin

95

6. Mesin Pendingin
Mesin pendingin merupakan peralatan yang bekerja berdasarkan aliran kalor dari benda dingin kebenda panas dengan melakukan usaha pada sistem. Ukuran penampilan sebuah

mesin pendingin dinyatakan dengan koefisien daya guna (koefisien

performasi) yang diberi simbol Kp. (6.1) Karena >W sehingga Kp>1 dengan memasukan , maka akan diperoleh : (6.2) Koefisien performasi paling besar yang mungkin adalah mesin pendingin Carnot, yang prosesnya adalah kebalikan dari mesin Carnot. Untuk mesin Carnot telah diperoleh , sehingga jika ini kita ke

dalam persamaan

masukkan ke dalam persamaan di atas sehingga diperoleh :

(6.2)

96

DAFTAR PUSTAKA
Alonso, Marcelo. 1980. Dasar-Dasar Fisika Universitas. Jakarta : Erlangga. Daryanto. 2000. Fisika Teknik. Jakarta : PT. Bina Adiaksara dan PT. Rineka Cipta. Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid I (Terjemahan). Jakarta : Penerbit Erlangga. Haliday, David dan Robert Resnick. 1991. Fisika Jilid I (Terjemahan). Jakarta : Erlangga. Jati, Bambang Murdaka Eka dan Tri Kuntoro Priyambodo. 2008. Fisika Dasar. Yogyakarta : CV. ANDI OFFSET. Moran, Michel J dan Howard N Shapiro. 2003. Termodinamika Teknik-Jilid I. Jakarta: Erlangga. Tipler, Paul A. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik-Jilid I (Terjemahan). Jakarta : Erlangga. Young, Hugh D. dan Freedman, Roger A. 2002. Fisika Universitas (Terjemahan). Jakarta : Erlangga. www.wikipedia.com www.google.com

97

Anda mungkin juga menyukai