Anda di halaman 1dari 8

ESSAY

Sub judul : Mekanika (Besaran dan Satuan)

Dosen pengampu :
Drs. Juniar Hutahean. M.Si
Irham Rahmadani. S.Pd.

DISUSUN OLEH :
NAMA : RIKHA MALIKA MANIK
NIM : 4223111038
KELAS : PSPM 22C

PRODI S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
MEKANIKA SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN YANG
MEMPELAJARI GERAKAN SUATU BENDA SERTA EFEK GAYA
DALAM GERAKAN ITU

Besaran fisika adalah sifat benda atau gejala alam yang dapat diukur. Panjang, massa,
lama waktu pertandingan bola, suhu udara,kekerasan benda, kecepatan mobil, terang cahaya,
energi yang tersimpan dalam bensin, arus listrik yang mengalir dalam kabel, tegangan listrik
PLN, daya listrik lampu ruangan, dan massa jenis air adalah contoh sifat-sifat benda yang
dapat dikur.Maka semuanya merupakan besaran fisika.
Cabang fisika yang paling awal berkembang adalah mekanika. Di dalam mekanika,
besaran fisika yang digunakan hanayalah panjang, massa, dan waktu. Satuan SI untuk ketiga
besaran terebut adalah meter, kilogram, dan sekon. Kelompok tiga satuan ini diberi nama
khusus yaiu satuan MKS (M =meter, K = kilogram, dan S = second).Satuan lain yang
digunanakan untuk tiga besaran dalam mekanika adalah centimeter untuk panjang, gram
untuk massa, dan second untuk waktu. Ketiga satuan tersebut juga diberi naka khusus yaitu
satuan CGS (C =centimeter, G = gram, dan S = second). Kaitan antara satuan MKS dan CGS
sangat mudah, yaitu 1 meter = 100 centimeter dan 1 kilogram = 1 000 gram.
Mula-mula satu meter didefinisikan berdasarkan keliling bumi. Ditetapkan bahwa
keliling garis bujur bumi yang melalui kota Paris, Prancis ditetapkan memiliki panjang
40.000.000 m (Gambar 1.4 kiri atas pada buku fisika 1). Jadi panjang satu meter sama
dengan 1/40.000.000 keliling garis bujur bumi yang melalui kota Paris. Definisi ini menjadi
tidak memadai ketika perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut pengukuran
yang makin akurat. Tidak mungkin pengukuran yang akurat diperoleh dari satuan standar
yang tidak akurat. Pada akhir abad ke-19, panjang satu meter didefinisikan ulang. Panjang
satu meter ditetapkan sama dengan jarak dua goresan pada batang campuran logam platina
dan iridium yang tersimpan di International Bureau of Weight and Measures di kota Sevres,
Prancis (Gambar 1.4 kanan atas Buku fisika 1). Logam tersebut disimpan pada kondisi
yang dikontrol secara ketat utuk menghindari perubahan dimensi akibat perubahan kondisi
lingkungan seperti suhu, kelembaban udara, tekanan udara, intensitas cahaya, reaksi kimia,
dan sebagainya.
Massa standar satu kilogram adalah massa silinder logam yang terbuat dari campuran
logam platina dan iridium. Massa standar ini disimpan dalam kondisi yang dikontrol secara
ketat di International Bureau of Weights and Measures di kota Sevres, Prancis. Sejak awal
penetapan hingga saat ini, definisi massa standar tidak pernah berubah. Beberapa negara
membuat duplikat massa standar tersebut dan menyimpannya di lembaga pengukuran
masing-masing. (Gambar 1.5 pada buku fisika 1) adalah duplikat massa 1 kg standar yang
disimpan di National Institute of Standard and Technology (NIST), Amerika Serikat.

1
Pada Konferensi Umum tentang Berat dan Pengukuran ke-13 tahun 1967 telah
ditetapkan bahwa standar waktu satu detik didasarkan pada frekuensi gelombang yang
dipancarkan atom. Atom Cesium dengan nomor atom 133 (Cesium-133) dipilih sebagai atom
standar karena frekuensi gelombang yang dipancarkan dapat dihasilkan dengan mudah dan
dapat diukur dengan ketelitian sangat tinggi. Cahaya yang dipancarkan atom Cesium-133
berosilasi sebanyak 9.192.631.770 kali dalam satu sekon (Gambar 1.6 pada buku fisika
dasar 1). Dengan demikian, satu sekon didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan oleh
gelombang yang dipancarkan atom Cesium-133 untuk berosilasi sebanyak 9.192.631.770
kali.
Saat ini perangkat GPS menjadi sangat penting dalam kehidupan manusia.
Transportasi pesawat udara, kapal laut semuanya mengandalkan GPS untuk mengetahui
secara pasti di mana posisi pesawat atau kapal saat itu. Bahkan sistem autopilot pesawat
mengandalkan data GPS untuk menentukan jalur yang akan ditempuh pesawat. Ketika
memulai proses takeoff maka jalur yang akan ditempuh pesawat disimpan dalam komputer
di dalam pesawat. Komputer yang nanti akan mengarahkan pesawat mengikuti jalur tersebut.
Komputer mengetahui bahwa pesawat telah berada di jalur yang sudah diprogram
berdasarkan data GPS yang diterima dari satelit. Sistem autopilot dijalankan ketika pesawat
sudah berada pada posisi cruising (posisi lintasan tertinggi). Ketika saat take off atau
mendarat maka pilot yang harus mengambil alih kendali pesawat.
Pengukuran posisi, jarak, atau laju harus dibuat dengan mengacu pada suatu kerangka
acuan. Penentuan kerangka acuan penting dalam menyatakan laju. Pada kehidupan sehari-
hari, maksud kita biasanya adalah terhadap permukaan bumi, tanpa menyadarinya sama
sekali, tetapi kerangka acuan harus ditentukan jika akan timbul kerancuan. Untuk gerak satu
dimensi, kita sering memilih sumbu x sebagai garis dimana gerakan tersebut terjadi. Dengan
demikian posisi benda pada setiap saat dinyatakan dengan koordinat x-nya. Kita perlu
membedakan antara jarak yang telah ditempuh sebuah benda, dan perpindahannya, yang
didefenisikan sebagai perubahan posisi benda tersebut. Dengan demikian, perpindahan
adalah seberapa jauh jarak benda tersebut dari titik awalnya. Perpindahan adalah besaran
yang memiliki besar dan arah. Besaran seperti itu disebut vector , dan dinyatakan pada
gambar dengan tanda panah. Dirumuskan dengan :
∆x = x2 –x1 ( pada buku Fisika Universitas Edisi 10 Jilid 1).
Istilah laju menyatakan seberap jauh sebuah benda berjalan dalam suatu selang waktu
tertentu. Secara umum, laju rata-rata sebuah benda didefenisikan sebagai jarak yang
ditempuh sepanjang lintasannya dibagi waktu yang diperlukan untuk mnempuh jarak
tersebut:
2
jarak tempu h
Laju rata-rata =
waktu tempu h yang dperlukan
Kecepatan rata-rata didefenisikan dalam hubungannya dengan perpindahan, dan bukan
dalam jarak total yang ditempuh atau perpindahan dibagi waktu tempuh yang diperlukan.
Sehingga dapat dituliskan:
perpinda h an
Kecepatan rata-rata =
waktu tempu h yang dperlukan
( pada buku Fisika Universitas Edisi 10 Jilid 1).
Besaran yang mempunyai besar dan arah, seperti perpindahan, kecepatan, dan
percepatan adalah besaran vektor. Sedangkan jika hanya mempunyai besar adalah besaran
skalar.

Vektor dapat dijumlahkan secara grafik dengan menempatkan ekor salah satu vektor
pada kepala vektor yang lain dan dengan menggambar vektor resultan dari ekor vektor
pertama ke kepala vektor kedua. Mengurangkan sebuah vektor dengan vektor B sama
dengan menjumlahkan vektor dengan –B , di mana –B adalah vektor dengan besar yang
sama dengan B tetapi dengan arah yang berlawanan. ( Prosiding Seminar Nasional Fisika
(E-Journal).

Untuk mendapatkan pengukuran tegangan listrik yang stabil dan valid, Voltmeter
harus menjalani kalibrasi berkala dengan Multi Product Calibrator yang tertelusur ke
Standar Nasional ataupun Standar Internasional. Pengukuran kalibrasi dilakukan di
parameter DC dan AC pada setiap tes poin mulai dari yang terkecil hingga terbesar
sesuai kemampuan Voltmeter. Untuk pengkalibrasian di tegangan AC digunakan
pengaturan frekuensi 50Hz dan 10kHz. Analisa pengukuran kalibrasi yang dicari adalah
nilai koreksi Voltmeter dengan Multi Product Calibrator dan ketidakpastian (uncertainty)
pada setiap tes poin. Hasil kalibrasi yang didapatkan Multimeter Digital seri
29990020. (Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-Journal) ).

Merancang alat ukur kuat arus listrik berbasis metode induksi elektromagnetik.
Bahan yang digunakan untuk merancang alat terbagi menjadi dua bagian yakni
perangkat keras berupa toroid terbuat dari inti ferit yang berbentuk cincin yang dililiti
kawat tembaga dan perangkat lunak berupa Arduino Uno R3 dan display. Alat
digunakan untuk mengukur arus pada rangkaian dengan beban lampu (2 lampu 12 V 6
watt dirangkai seri dan 3 lampu 12 v 6 watt dirangkai seri) dan resistor
(resistor 5 watt 79 Ω dan resistor 5 watt 100 Ω). Pengambilan data dilakukan sebanyak 3
3
kali pengulangan untuk masing-masing beban, kemudian hasil pengukuran tersebut
dibandingkan dengan hasil pengukuran dari multimeter Sanwa tipe CD800a. Pada
pengambilan data yang telah dilakukan memperoleh rata-rata nilai koefisien linieritas
sebesar R2 ≈ 0,99. Alat ini kurang baik jika digunakan untuk mengukur arus di bawah
10mA dan cukup baik jika digunakan untuk mengukur arus di atas 10 mA.( Prosiding
Seminar Nasional Fisika (E-Journal) ).

Pengukuran dan besaran merupakan hal yang bersifat dasar dan penting, sebab
suatu pengamatan terhadap besaran fisis harus melalui pengukuran. . Pengukuran
dilakukan dengan suatu alat ukur, dan setiap alat ukur memiliki nilai skala terkecil (nst).
Salah satu pengukuran yang dilakukan adalah pengukuran sistem listrik, dimana tegangan
merupakan salah satu besaran listrik yang diukur. Pengukuran besaran tegangan listrik
diukur dengan alat ukur yang disebut Voltmeter.

Berdasarkan perhitungan, nilai koreksi alat baik di set poin DC dan AC masih
berkisar dalam ≤ 10-3 volt. Hal ini menunjukkan Voltmeter masih dalam keadaan baik
atau laik pakai, walaupun tetap dengan catatan hasil pengukuran yang diperoleh
Voltmeter harus terlebih dahulu dijumlahkan dengan nilai koreksinya pada tiaptiap set
poin. Hasil perhitungan pengukuran kalibrasi tersebut juga dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya koreksi temperatur dan jala listrik, sehingga sesuai dengan penelitian
yang diharapkan. (Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-Journal).

Dengan semakin berkembangnya teknologi, maka muncul banyak ide baru untuk
mengukur kuat arus pada rangkaian yang bersifat non-destructive (tidak merusak). Dalam
penelitian yang dilakukan oleh Dwitama dan Pamungkas (2010) diperoleh hasil
pengukuran yang akurat jika arus yang diukur lebih besar dari 0,5 A, namun apabila arus
yang diukur lebih kecil dari 0,5 A hasil pengukuran kurang akurat. Hal ini disebabkan
oleh karakteristik sensor efek Hall yang menghasilkan keluaran tidak linier terhadap
perubahan arus.

Untuk voltmeter DC, pada tes poin terkecil 100mv nilai koreksi dan
ketidakpastiannya adalah (-2,98x10-3 )mv dan ±0,011mv, sedangkan pada tes poin
terbesar 250V nilai koreksi dan ketidakpastiannya adalah (-0,0229)V dan ±0,0667V. Dan
4
untuk voltmeter AC di tes poin terkecil 10mv dengan frekuensi 50Hz nilai koreksi dan
ketidakpastiannya adalah (1,3x10-3 )mv dan ±0,037mv, sedangkan di frekuensi 10kHz
nilai koreksi dan ketidakpastiannya adalah (-9,9929)mv dan ±0,0685V. Untuk voltmeter
AC di tes poin terbesar 220V dengan frekuensi 50Hz nilai koreksi dan ketidakpastiannya
adalah (-0,41) V dan ±0,245V, sedangkkan di frekuensi 10kHz nilai koreksi dan
ketidakpastiannya adalah (-0,235) V dan ±1,088V. Berdasarkan perhitungan ini,
disimpulkan bahwa Voltmeter masih layak pakai dan valid karena nilai koreksinya yang
teramat kecil dibawah 1V.

5
DAFTAR PUSTAKA

Adhiem, A., Endan, R., dan Kholiq, A., (2018). RANCANG BANGUN AMPEREMETER
DIGITAL BERBASIS METODE INDUKSI ELEKTROMAGNETIK. Jurnal Inovasi
Bangsa, 7(2), 36-41. Uli, R., Delina,M., dan Hertanto, B., 2016 (Oktober).
PENGUKURAN DAN ANALISA DATA KALIBRASI VOLTMETER DENGAN MULTI
PRODUCT CALIBRATOR. Prosading Seminar Nasional Fisika, 5(1).

Tipler. 1998. FISIKA UNTUK SAINS DAN TEKNIK. Jakarta: Erlangga.

6
7

Anda mungkin juga menyukai