KD
: 3.1 : memahami hakikat fisika dan prinsip prinsip pengukuran (ketepatan, ketelitian
dan aturan angka penting)
KD
: 4.1 : menyajikan hasil pengukuran besaran fisis dengan menggunakan peralatan dan
teknik yang tepat untuk suatu penyelidikan ilmiah.
PENGUKURAN
ALAT
UKUR
BESARAN DAN
SATUAN
BERDASARKAN
SATUAN
POKOK
-PANJANG
-MASSA
-WAKTU
-SUHU
-KUAT ARUS
-JUMLAH ZAT
-INTENSITAS
CAHAYA
PANJANG
BERDASARKAN
ARAH
TURUNAN
LUAS
VOLUME
KECEPATAN
DLL
VEKTOR
PERPINDAHAN
KECEPATAN
SKALAR
MASSA
WAKTU
MISTAR
Dll.
MASSA
WAKTU
NERACA
DLL
STOP
WATCH
DLL
BESARAN
Besaran adalah suatu peryataan yang mempunyai ukuran dan satuan. Dalam fisika,
besaran diagi menjadi dua bagian, yaitu:
1. Besaran pokok
Adalah adalah besaran yang satuannya telah ditentukan terlebih dahulu. Satuan
besaran-besaran itu telah ditentukan sebagai acuan dari satuan besaranbesaran lain.
Dalam ilmu fisika dikenal ada tujuh besaran pokok yaitu : panjang, massa, waktu,
kuat arus listrik, intensitas cahaya, suhu, dan jumlah zat. Ketujuh besaran pokok,
lambang dan satuannya dalam sistem Internasional (SI) dapat kalian lihat pada tabel 1.
Sistem Internasional adalah metode pemberian satuan yang berlaku secara internasional.
Di Indonesia, sistem SI ini sesuai dengan sistem MKS (meter, kilogram, sekon), selain
system MKS juga dikenal system cgs ( centimeter, gram, sekon). Dalam sistem SI,
satuan-satuan besaran pokok telah dibuat suatu definisi standartnya sehingga secara
universal memiliki besar yang sama. Satuan standart dipilih yang dapat memenuhi
persamaan umum dari sifat alam, misalnya satuan suhu K ( kelvin), ternyata satuan ini
dapat memenuhi perumusan sifat umum gas. Sedangkan satuan suhu lain seperti derajat
celcius, reamur dan fahrenheit harus diubah ke kelvin terlebih dahulu.
Setiap besaran pokok memiliki nilai standart yang telah di tentukan berlaku secara
internasional. Satuan-satuan standart itu telah mengalami perkembangan. Contohnya:
1.
1 meter standart adalah panjang jalur yang di lalui oleh cahaya pada ruang hampa udara selama
selang waktu
1
299.792 .458
sekon
2.
1 kg standart adalah massa yang sama dengan massa kilogram standart yang terbuat dari bahan
3.
4.
5.
dan berjarak satu meter satu dengan yang lain sehingga mengalami gaya interaksi 210-7 N.
Satu mol didefinisikan sebagai jumlah zat suatu unsur elementer sebanyak jumlah atom yang ada
6.
Awalan
Symbol
Pangkat
Awalan
Symbol
Tera
Giga
Mega
Kilo
Desi
Centi
T
G
M
k
d
c
10-3
10-6
10-9
10-10
10-12
10-15
mili
mikro
nano
angstrom
piko
femtom
p
f
Symbol
l
m
t
I
T
J
n
Satuan MKS
meter (m)
kilogram (kg)
sekon (s)
ampere (A)
kelvin (K)
kandela (Cd)
mol
Satuan cgs
cm
g
sekon
-
2. Besaran turunan
Adalah suatu besaran yang satuanya dapat diturunkan dari besaran pokok.
Contoh besaran turunan adalah luas, volume, massa jenis, berat jenis, kecepatan,
percepatan, daya, usaha, momentum, dan sebagainya.
Jenis Besaran
Turunan
Nama Satuan
Besaran
Satuan Besaran
Turunan
Satuan Besaran
Turunan
Dimensi Besaran
Turunan
(Khusus)
luas
volume
frekuensi
kerapatan
kecepatan
Kecepatan sudut
percepatan
apercepatan
sudut
Debet volume
gaya
tegangan
permukaan
tekanan
vikositas
dinamis
vikositas
kinematis
usaha, energi,
panas
power, heat flux
Heat flux density
Volume ric heat
release rate
Koefisien rambat
panas
Kapasitas panas
Kapasitas panas
Konduktivitas
panas
Muatan listrik
Tegangan listrik
kuat
medan listrik
Hambatn listrik
Konduktansi
listrik
meter kuadrat
meter kubik
hertz
kilogram per meter
kubik
meter per second
radian per second
meter per second
squared
radian per second
squared
meter kubik
persekon
newton
newton
per meter, joule per
meter kuadrat
newton per meter
kuadrat, pascal
newton-second per
meter kuadrat,
pascal-second
meter kuadrat per
sekon
joule,newton-meter,
watt-sekon
watt, joule per sekon
watt per meter
kuadrat
watt per cubic meter
Hz
m2
m3
s1
kg/m3
[L]2
[L]3
[T]-1
[M][L]-3
m/s
rad/s
m/s2
[M][T]-1
[rad][T]-1
[M][T]-2
rad/s2
m3/s
[L]2[T]-1
N
N/m J/m2
kg m/s2
kg/s2
N/m2,Pa
kg/(m s)
N s/m2, Pa s
kg/(m s)
[M] [L]-1[T]-2
m2/s
[L]2 [T]-1
J,N m,W s
kg m2/s2
[M] [L]2[T]-2
W, J/s
W/m2
kgm2/s2
kg/s3
W/m3
kg/(m. s3)
W/(m2K)
kg m/(s3 K)
J/(kgK)
m2/(s2 K)
[L]2[T]-2[q]-1
W/K
kg m2/(s3 K)
kg m2/(s3 K)
[M] [L]2[T]-3[q]-1
[M] [L]2[T]-3[q]-1
C
V, W/A
V/m
A s
kg m2/(A s3)
kg m/(A s3)
[A] [T]
[M] [L]2 [T]-3[A]-1
[M] [L] [T]-3[A]-1
ohm
siemens
, V/A
S, A/V
kg m2/(A2 s3)
A2 s3/(kg m2)
konduktivitas
listrik
kapasitas
listrik
fluks
magnetik
induksi
magnetic
permeability
magnetic
flux density
magnetic
field strength
Luminous flux
luminance
illumination
Activity (of
radionuclides)
Absorbed dose
Dose equivalent
A/(V m)
A2 s3/(kg m3)
F, A sN
A2 s4/(kg m2)
weber
Wb,V s
kg m2/(A s2)
henry
henry per meter
H,V s/A
H/m
kg m2/(A2 s2)
kg m/(A2 s2)
T,Wb/m2
kg/(A. s2)
lumen
candela per meter
kuadrat
lux,lumen per meter
kuadrat
becquerel
lm
cd sr
cd/m2
lx,
lm/m2
Bq
cd sr/m2
gray
sievert
GY, J/kg
Sv, J/kg
m2/s2
m2/s2
A/m
s1
DIMENSI
1. Definisi
Dimensi
merupakan
penggambaran suatu
besaran turunan
sebagai
Besaran
Dimensi
Panjang
[L]
Massa
[M]
dimensi
besaran
tentang besaran-
Waktu
[T ]
besaran pokok
Suhu
[ ]
Kuat arus
[I]
Intensitas
[J]
Jumlah zat
[ N]
penyusunnya .
dasar
Contoh soal :
1. Tentukan dimensi dari besaran besaran berikut !
a. Percepatan
b. Gaya
c. Usaha
Penyelesaian :
Menentukan dimensi dari suatu besaran dapat ditentukan dari satuanya.
a. Percepatan a
Satuan a => m/s2
[ a] = [L]/[T]2 = [L][T]-2
b.
Gaya F
Persamaan F = ma
Satuan
F => kg m /s2
[ F ]= [M][L]/[T]2 = [M][L][T]-2
c. Usaha W
Persamaan W = F . S
Satuan W => [kg m/s2 ] m
[ W] = [M][L]/[T]2 [L] = [M][L]2 [T]-2
kebenarannya? Salah satu caranya adalah
2.
Manfaat dimensi
soal berikut.
CONTOH 1.13
Manfaat
itu
diantaranya
adalah
seperti berikut.
membuktikan
kebenaran
suatu
persamaan.
dimensional!
Penyelesaian
besaran tersebut.
membuktikan
mempengaruhinya.
Persamaan:
v02 = 2 a S
Dimensinya:
besaran
Dimensi
kedua
ruas
sama
berarti
persamaannya benar.
yang
dimensional.
berpengaruh
Bahkan
ini
hubungan
dapat
antar
Penting
lanjuti
dengan
analisa
ini.
Konstanta-konstanta
tertentu
dalam
CONTOH 1.14
untuk
(gaya Archimides).
konstanta
yang
berupa
angka
Misalnya:
- angka 2 pada t = 2
tersebut!
Penyelesaian
fisika berikut.
[] = [M] [L]-3
[g ]= [L] [T]-2
perubahan momentum. F . t = m v
b. Waktu jatuh suatu benda memenuhi:
t=
2 gh
[ V ]= [L]3
Dari soal, persamaan besar gaya tekan ke
atas itu dapat dituliskan: FA = x gy Vz
FA = g V
[FA] =[ x gy Vz ]
Pangkat [M] : x = 1
secara dimensional!
-3.1 + 1 + 3z = 1 berarti z = 1
Dari nilai x, y dan z dapat diperoleh
persamaan :
PENGUKURAN
1. Pengambilan Data dan Angka Penting
Pernahkah kalian melakukan kegiatan pengambilan data? Proses pengukuran hingga
memperoleh data hasil pengukuran itulah yang dinamakan pengambilan data. Apakah hasil
pengukuran dapat memperoleh nilai yang tepat? Proses pengukuran banyak terjadi kesalahan.
Kesalahan bisa terjadi dari orang yang mengukur, alat ukur atau lingkungannya. Untuk
memuat semua keadaan itu maka pada hasil pengukuran dikenal ada angka pasti dan angka
taksiran. Gabungan kedua angka itu disebut angka penting.
Angka penting adalah angka yang didapat dari hasil pengukuran yang terdiri dari angka
pasti dan angka taksiran. Nilai setiap hasil pengukuran merupakan angka penting. Seperti
keterangan di atas angka penting terdiri dari dua bagian. Pertama angka pasti yaitu angka
yang ditunjukkan pada skala alat ukur dengan nilai yang ada. Kedua angka taksiran yaitu
angka hasil pengukuran yang diperoleh dengan memperkirakan nilainya. Nilai ini muncul
karena yang terukur terletak diantara skala terkecil alat ukur. Dalam setiap pengukuran hanya
diperbolehkan memberikan satu angka taksiran.
Aturan penulisan angka penting:
1. Semua angka bukan nol merupakan angka penting. Contohnya suatu penukuran
tebal benda memperoleh nilai d=35,28 cm berarti nilai tersebut memiliki 4 angka
penting.
2. Untuk angka nol memiliki kriteria tersendiri yaitu:
a) Angka nol diantara bukan nol termasuk angka penting
b) Angka nol disebelah kanan angka bukan nol termasuk bukan angka penting
kecuali ada keterangan tertentu
c) Angka nol disebelah kiri angka bukan nol tidak termasuk angka penting.
Contohnya
3,023 g = 4 angka penting
4,500 s= 3 angka penting
0,025 cm = 2 angka penting
Mengapa perlu mengetahui jumlah angka penting? Jumlah angka penting ini
berkaitan erat dengan operasi angka penting. Dalam setiap operasi ini perlu
mengetahui beberapa aturan berikut.
1) Operasi dua angka pasti hasilnya angka pasti
X = 25,102 + 1,5
Y = 6,278 1,21
Tentukan nilai
X dan Y !
Penyelesaian
a. Penjumlahan :
25,102
1,5
+
26,602
Dengan pembulatan diperoleh X=26,6 (hanya 1 angka taksiran)
b. Pengurangan :
6,278
1,21
5,068
Dengan pembulatan diperoleh Y=5,07 (hanya 1 angka taksiran)
2. Perkalian dan pembagian
Bagaimana dengan opersi perkalian dan pembagian angka penting? Ternyata
aturannya juga sesuai dengan operasi penjumlahan dan pengurangan. Namun ada sifat
yang menarik peda opersi ini. Sebagai contoh:
21,06
70,2
+x
91,26
35,1
2,6
Pembulatan
I =12 mA
(2 angka penting)
Pengukuran adalah sebuah kegiatan menggunakan alat dengan tujuan untuk mengetahui nilai
suatu besaran.
Pengukuran dibedakan menjadi 2, yaitu pengukuran secara langsung dan pengukuran secara
tidak langsung.
1. Pengukuran langsung adalah membandingkan nilai besaran yang diukur dengan besaran
standar yang diterimasebagai satuan.
2. Pengukuran tidak langsung adalah mengukur suatu besaran dengan cara mengukur
besaran lain.
ALAT UKUR
1.
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur panjang benda haruslah sesuai dengan ukuran
benda. Sebagai contoh, untuk mengukur lebar buku kita gunakan pengaris, sedangkan untuk
mengukur lebar jalan raya lebih mudah menggunakan meteran kelos.
a. Pengukuran Panjang dengan Mistar
Penggaris atau mistar berbagai macam jenisnya, seperti penggaris yang berbentuk lurus,
berbentuk segitiga yang terbuat dari plastik atau logam, mistar tukang kayu, dan
penggaris berbentuk pita (meteran pita). Mistar mempunyai batas ukur sampai 1 meter,
sedangkan meteran pita dapat mengukur panjang sampai 3 meter. Mistar memiliki
ketelitian 1 mm atau 0,1 cm atau tergantung pada jenis mistarnya, terkadang produk yang
berbeda memberikan mistar dengan ketelitian berbeda. Posisi mata harus melihat tegak
lurus terhadap skala ketika membaca skala mistar. Hal ini untuk menghindari kesalahan
pembacaan hasil pengukuran akibat beda sudut kemiringan dalam melihat atau disebut
dengan kesalahan paralaks.
1. Langkah pertama. Tentukan terlebih dahulu skala utama. Pada gambar terlihat skala nol
nonius terletak di antara skala 2,4 cm dan 2,5 cm pada skala tetap. Jadi, skala tetap
bernilai 2,4 cm.
2. Langkah kedua. Menentukan skala nonius. Skala nonius yang berimpit dengan skala tetap
adalah angka 7. Jadi, skala nonius bernilai 7 x 0,01 cm = 0,07 cm.
3. Langkah ketiga. Menjumlahkan skala tetap dan skala nonius. Hasil pengukuran = 2,4 cm
+ 0,07 cm = 2,47 cm. Jadi, hasil pengukuran diameter baut sebesar 2,47 cm.
1. Langkah pertama. Menentukan skala utama, terlihat pada gambar skala utamanya adalah
1,5 mm.
2. Langkah kedua. Perhatikan pada skala putar, garis yang sejajar dengan skala utamanya
adalah angka 29. Jadi, skala nonius sebesar 29 x 0,01 mm = 0,29 mm.
3. Langkah ketiga. Menjumlahkan skala utama dan skala putar. Hasil pengukuran = 1,5 mm
+ 0,29 mm = 1,79 mm. Jadi hasil pengukuran diameter kawat adalah 1,79 mm.
2. Alat Ukur Masa
Massa adalah kuantitas (jumlah) zat dalam benda. Massa benda tidak berubah. Kilogram
adalah satuan internasional massa. Alat ukur massa disebut neraca.
a. Neraca
Analitis Dua
Lengan
Tiga Lengan
c. Neraca
Lengan
Gantung
batang.
Neraca diigital (neraca elektronik) di dalam penggunaanya
d. Neraca
Digital
digital ini
d. Jam atom cesium,dibuat dengan ketelitian 1 detik tiap 3000 tahun, artinya
kesalahan pengukuran jam ini kira-kira 1 detik dalam kurun waktu 3000 tahun.
KESALAHAN RELATIF
Pengukuran pertama
A 1 Ar
r1
Ar
Selanjutnya dapat ditentukan kesalahan relative kedua, ketiga dan keempat sehingga kesalahan
relative rata-rata dapat dihitung.
r 1+r 2+r 3+r 4
r rata-rata
4
kita dapat juga memperoleh kesalahan mutlak S dengan
S= r x Ar
KESALAHAN MUTLAK
Kesalahan jenis ini merupakan jumlah harga mutlak dariperbedaan harga dari setiap pengukuran
terhadap harga rata ratanya dibagi dengan cacah pengukuran (i).
Ai Ar
Si =
i
Kita juga dapat menyatakan kesalahan dalam bentuk presentase terhadap harga reratanya.
S
x 100
r = Ar
kesalahan ini disebut kesalahan relative.Oleh karena itu hasil dapat dituliskan
A = A S atau A = A r.
r
KESALAHAN PARALAKS
Kesalahan paralaks terjadi bila ada jarak antara jarum penunjuk dengan garis-garis skala dan
posisi mata pengamat tidak tegak lurus dengan jarum.Kesalahan ini bersifat perorangan karena
pengamat kurang memahami cara membaca atau mengamai alat ukur.
Contoh soal
1. Gambar di bawah ini menunjukan pengukuran lebar balok menggunakan jangka sorong.
Lebar balok adalah.
Jawab:
Hasil pengukuran menggunakan jangka sorong = skala utama + skala nonius
= 1,9 cm + (8 x 0,01 cm)
= 1,98 cm
Jawab:
Hasil pengukuran menggunakan micrometer sekrup= skala utama + skala nonius
= 2 mm + (37 x 0,01 mm)
= 2,37 mm
Jadi ketebalannya 2,37 mm
3.Hasil pengukuran di bawah ini
Jawab:
Posisi anting depan 5,4 gram
Posisi anting tengah 70,0 gram
Posisi anting belakang 300,0 gram +
Massa benda adalah 375,4 gram
4.Suatu pengukuran berulang massa sebuah benda menghasilkan data sebagai berikut: 12,5 g;
12,3 g ;12,8 g; 12,4 g ;12,9 g ; dan 12,6 g. Laporkan hasil pengukuran tersebutbeserta nilai
ketidakpastiannya!
Penyelesaian: Sebaiknya Anda membuat tabel hasil pengukuran sebagai berikut:
Percobaan ke1
2
3
4
5
6
N =6
Xi2 (gram)
151,29
153,76
156,25
158,76
163,84
166,41
2
xi =950,31
Xi (gram)
12,3
12,4
12,5
12,6
12,8
12,9
X i=75,50
Selanjutnya dapat Anda tentukan nilai mendekati benda, ketidakpastian dan ketidakpastian
relatifnya!
X0=
1
x=
N
xi2 ( xi )
N1
1 6 ( 960,31 )( 75,50 )
6
61
1 5701,865700,25
6
5
1 1,61
6
5
Ketidakpastian relatifnya=
x
x 100
x
0,09
x 100 =0,7
= 12,83