Anda di halaman 1dari 21

Kelas : X

KD

: 3.1 : memahami hakikat fisika dan prinsip prinsip pengukuran (ketepatan, ketelitian
dan aturan angka penting)

KD

: 4.1 : menyajikan hasil pengukuran besaran fisis dengan menggunakan peralatan dan
teknik yang tepat untuk suatu penyelidikan ilmiah.

BESARAN, SATUAN, DAN PENGUKURAN

PENGUKURAN

ALAT
UKUR

BESARAN DAN
SATUAN
BERDASARKAN
SATUAN
POKOK

-PANJANG
-MASSA
-WAKTU
-SUHU
-KUAT ARUS
-JUMLAH ZAT
-INTENSITAS
CAHAYA

PANJANG
BERDASARKAN
ARAH

TURUNAN
LUAS
VOLUME
KECEPATAN
DLL

VEKTOR

PERPINDAHAN
KECEPATAN

SKALAR

MASSA
WAKTU

MISTAR
Dll.

MASSA

WAKTU

NERACA
DLL

STOP
WATCH
DLL

BESARAN
Besaran adalah suatu peryataan yang mempunyai ukuran dan satuan. Dalam fisika,
besaran diagi menjadi dua bagian, yaitu:
1. Besaran pokok
Adalah adalah besaran yang satuannya telah ditentukan terlebih dahulu. Satuan
besaran-besaran itu telah ditentukan sebagai acuan dari satuan besaranbesaran lain.
Dalam ilmu fisika dikenal ada tujuh besaran pokok yaitu : panjang, massa, waktu,
kuat arus listrik, intensitas cahaya, suhu, dan jumlah zat. Ketujuh besaran pokok,
lambang dan satuannya dalam sistem Internasional (SI) dapat kalian lihat pada tabel 1.
Sistem Internasional adalah metode pemberian satuan yang berlaku secara internasional.
Di Indonesia, sistem SI ini sesuai dengan sistem MKS (meter, kilogram, sekon), selain
system MKS juga dikenal system cgs ( centimeter, gram, sekon). Dalam sistem SI,
satuan-satuan besaran pokok telah dibuat suatu definisi standartnya sehingga secara
universal memiliki besar yang sama. Satuan standart dipilih yang dapat memenuhi
persamaan umum dari sifat alam, misalnya satuan suhu K ( kelvin), ternyata satuan ini
dapat memenuhi perumusan sifat umum gas. Sedangkan satuan suhu lain seperti derajat
celcius, reamur dan fahrenheit harus diubah ke kelvin terlebih dahulu.
Setiap besaran pokok memiliki nilai standart yang telah di tentukan berlaku secara
internasional. Satuan-satuan standart itu telah mengalami perkembangan. Contohnya:
1.

1 meter standart adalah panjang jalur yang di lalui oleh cahaya pada ruang hampa udara selama

selang waktu

1
299.792 .458

sekon

2.

1 kg standart adalah massa yang sama dengan massa kilogram standart yang terbuat dari bahan

3.

platina- iridium yang sekarang disimpan di Sevres, dekat Paris Prancis.


1 sekon standart adalah sebagai waktu yang di perlukan untuk 9.192.631.770 periode radiasi yang

4.

dihasilkan oleh atom Cesius 133.


Satu ampere ditetapkan sama dengan kuat arus listrik pada dua kawat terpisah

5.

dan berjarak satu meter satu dengan yang lain sehingga mengalami gaya interaksi 210-7 N.
Satu mol didefinisikan sebagai jumlah zat suatu unsur elementer sebanyak jumlah atom yang ada

6.

pada 0,012 kg karbon yang nilainya kira-kira 6,0221413 .1023


Satu kandela didifinisikan sebagai intensitas cahaya dalam arah tegak lurus dari suatu benda hitam
yang luasnya sama dengan 1/600.000 m2 yang memijar pada suhu yangsama dengan suhu platina
yang memijar.

Table 1. 1. Pangkat pada suatu satuan yang disingkat dengan symbol


Pangka
t
1012
109
106
103
10-1
10-2

Awalan

Symbol

Pangkat

Awalan

Symbol

Tera
Giga
Mega
Kilo
Desi
Centi

T
G
M
k
d
c

10-3
10-6
10-9
10-10
10-12
10-15

mili
mikro
nano
angstrom
piko
femtom

p
f

Table 1.2. satuan bessaran pokok


Besaran
Panjang
Massa
Waktu
Kuat arus listrik
Suhu
Intensitas cahaya
Jumlah zat

Symbol
l
m
t
I
T
J
n

Satuan MKS
meter (m)
kilogram (kg)
sekon (s)
ampere (A)
kelvin (K)
kandela (Cd)
mol

Satuan cgs
cm
g
sekon
-

2. Besaran turunan
Adalah suatu besaran yang satuanya dapat diturunkan dari besaran pokok.
Contoh besaran turunan adalah luas, volume, massa jenis, berat jenis, kecepatan,
percepatan, daya, usaha, momentum, dan sebagainya.

Table 2.1. satuan besaran turunan


ble
Besaran Turunan

Jenis Besaran
Turunan

Nama Satuan
Besaran

Satuan Besaran
Turunan

Satuan Besaran
Turunan

Dimensi Besaran
Turunan

(Khusus)
luas
volume
frekuensi
kerapatan
kecepatan
Kecepatan sudut
percepatan
apercepatan
sudut
Debet volume
gaya
tegangan
permukaan
tekanan
vikositas
dinamis
vikositas
kinematis
usaha, energi,
panas
power, heat flux
Heat flux density
Volume ric heat
release rate
Koefisien rambat
panas
Kapasitas panas
Kapasitas panas
Konduktivitas
panas
Muatan listrik
Tegangan listrik
kuat
medan listrik
Hambatn listrik
Konduktansi
listrik

meter kuadrat
meter kubik
hertz
kilogram per meter
kubik
meter per second
radian per second
meter per second
squared
radian per second
squared
meter kubik
persekon
newton
newton
per meter, joule per
meter kuadrat
newton per meter
kuadrat, pascal
newton-second per
meter kuadrat,
pascal-second
meter kuadrat per
sekon
joule,newton-meter,
watt-sekon
watt, joule per sekon
watt per meter
kuadrat
watt per cubic meter

Hz

m2
m3
s1
kg/m3

[L]2
[L]3
[T]-1
[M][L]-3

m/s
rad/s
m/s2

[M][T]-1
[rad][T]-1
[M][T]-2

rad/s2
m3/s

[L]2[T]-1

N
N/m J/m2

kg m/s2
kg/s2

[M] [L] [T]-2


[M] [T]-2

N/m2,Pa

kg/(m s)

[M] [L]-1 [T]-2

N s/m2, Pa s

kg/(m s)

[M] [L]-1[T]-2

m2/s

[L]2 [T]-1

J,N m,W s

kg m2/s2

[M] [L]2[T]-2

W, J/s
W/m2

kgm2/s2
kg/s3

[M] [L]2 [T]-2


[M] [T]-3

W/m3

kg/(m. s3)

[M] [L]-1 [T]-3

watt per meter


kuadrat kelvin
joule per kilogram
kelvin
watt per kelvin
watt per meter
kelvin
coulomb
volt
volt per meter

W/(m2K)

kg m/(s3 K)

[M] [L] [q] [T]-3

J/(kgK)

m2/(s2 K)

[L]2[T]-2[q]-1

W/K

kg m2/(s3 K)
kg m2/(s3 K)

[M] [L]2[T]-3[q]-1
[M] [L]2[T]-3[q]-1

C
V, W/A
V/m

A s
kg m2/(A s3)
kg m/(A s3)

[A] [T]
[M] [L]2 [T]-3[A]-1
[M] [L] [T]-3[A]-1

ohm
siemens

, V/A
S, A/V

kg m2/(A2 s3)
A2 s3/(kg m2)

[M] [L]2 [T]-3[A]-2


[A]2 [T]3 [M] [L]-2

konduktivitas
listrik
kapasitas
listrik
fluks
magnetik
induksi
magnetic
permeability
magnetic
flux density
magnetic
field strength
Luminous flux
luminance
illumination
Activity (of
radionuclides)
Absorbed dose
Dose equivalent

ampere per volt


meter
farad

A/(V m)

A2 s3/(kg m3)

[A]2[T]3 [M] [L]-3

F, A sN

A2 s4/(kg m2)

[A]2 [T]4 [M] [L]-2

weber

Wb,V s

kg m2/(A s2)

[M] [L]2 [T]-2[A]-2

henry
henry per meter

H,V s/A
H/m

kg m2/(A2 s2)
kg m/(A2 s2)

tesla, weber per


meter kuadrat
ampereper meter

T,Wb/m2

kg/(A. s2)

lumen
candela per meter
kuadrat
lux,lumen per meter
kuadrat
becquerel

lm

cd sr
cd/m2

lx,
lm/m2
Bq

cd sr/m2

gray
sievert

GY, J/kg
Sv, J/kg

m2/s2
m2/s2

A/m

s1

Dimensi dari tujuh besaran


pokok telah disusun dan digunakan

DIMENSI
1. Definisi
Dimensi
merupakan
penggambaran suatu
besaran turunan

sebagai

Besaran

Dimensi

Panjang

[L]

Massa

[M]

dimensi

besaran

turunan. Dimensi itu dapat kalian


lihat pada tabel 1. Menentukan
dimensi suatu besaran turunan dapat
ditentukan dari satuannya, tentunya
dapat dilakukan dengan mengetahui

tentang besaran-

Waktu

[T ]

besaran pokok

Suhu

[ ]

Kuat arus

[I]

Intensitas

[J]

Jumlah zat

[ N]

penyusunnya .

dasar

Dimensi besaran pokok

persamaan yang ada.

Contoh soal :
1. Tentukan dimensi dari besaran besaran berikut !
a. Percepatan
b. Gaya
c. Usaha
Penyelesaian :
Menentukan dimensi dari suatu besaran dapat ditentukan dari satuanya.
a. Percepatan a
Satuan a => m/s2
[ a] = [L]/[T]2 = [L][T]-2
b.

Gaya F
Persamaan F = ma
Satuan
F => kg m /s2
[ F ]= [M][L]/[T]2 = [M][L][T]-2
c. Usaha W
Persamaan W = F . S
Satuan W => [kg m/s2 ] m
[ W] = [M][L]/[T]2 [L] = [M][L]2 [T]-2
kebenarannya? Salah satu caranya adalah
2.

Manfaat dimensi

dengan analisa dimensional. Cermati contoh

Jika kita memahami dimensi dengan

soal berikut.

seksama maka kita akan menemukan suatu

CONTOH 1.13

manfaat dari dimensi.

Sebuah benda yang bergerak diperlambat

Manfaat

itu

diantaranya

adalah

dengan perlambatan a yang tetap dari

seperti berikut.

kecepatan v0 dan menempuh jarak S maka

(1) Dimensi dapat digunakan untuk

akan berlaku hubungan v02 = 2 aS. Buktikan

membuktikan

kebenaran persamaan itu dengan analisa

kebenaran

suatu

persamaan.

dimensional!

Dalam ilmu fisika banyak dibantu dengan

Penyelesaian

bentukbentuk penjelasan sederhana berupa

Kalian pasti masih ingat satuan besaran-

persamaan fisika. Bagaimanakah cara kalian

besaran tersebut.

membuktikan

kecepatan awal v0 = m/s [v0] = [L] [T]-1

percepatan a => m/s2 [a] = [L] [T]-2

dari besaran-besaran yang

jarak tempuh S => m [S] = [L]

mempengaruhinya.

Persamaan:

Untuk membuktikan suatu hukum-hukum

v02 = 2 a S

fisika dapat dilakukan prediksi-prediksi dari

Dimensinya:

besaran yang mempengaruhi. Dari besaran-

[v02] = [a] [S]= [L] [T-2] [L]

besaran

[L]2 [T]-2 = [L]2 [T]-2

ditentukan persamaannya dengan analisa

Dimensi

kedua

ruas

sama

berarti

persamaannya benar.

yang

dimensional.

berpengaruh
Bahkan

ini

hubungan

dapat
antar

besaran dari sebuah eksperimen dapat


ditindak

Penting

lanjuti

dengan

analisa

ini.

Perhatikan contoh soal berikut

Konstanta-konstanta

tertentu

dalam

persamaan fisika akan memiliki suatu

CONTOH 1.14

dimensi tertentu untuk memenuhi kesamaan

Setiap benda yang dimasukkan dalam fluida

dimensi pada kedua ruas persamaan. Tetapi

(zat cair)akan merasakan gaya tekan ke atas

untuk

(gaya Archimides).

konstanta

yang

berupa

angka

pembanding tidak memiliki dimensi.

Gaya tekan ke atas ini dipengaruhi oleh

Misalnya:

massa jenis fluida , percepatan gravitasi g

- angka 2 pada v02 = 2 aS

dan volume benda yang tercelup V.

- angka 1/2 pada Ek = 1/2 mv2

Tentukan persamaan gaya tekan ke atas

- angka 2 pada t = 2

tersebut!

Untuk lebih memahami contoh ini dapat

Penyelesaian

kalian coba soal berikut.

Dimensi besaran-besaran yang ada adalah:

Buktikan kebenaran persamaan-persamaan

[FA]= [M] [L] [T]-2

fisika berikut.

[] = [M] [L]-3

a. Gaya kali selang waktu sama dengan

[g ]= [L] [T]-2

perubahan momentum. F . t = m v
b. Waktu jatuh suatu benda memenuhi:
t=

2 gh

(2) Dimensi dapat digunakan untuk


menurunkan persamaan suatu besaran

[ V ]= [L]3
Dari soal, persamaan besar gaya tekan ke
atas itu dapat dituliskan: FA = x gy Vz

Nilai x, y dan z dapat ditentukan dengan

FA = g V

analisa kesamaan dimensi bagian kiri dan


kanan seperti berikut.

Untuk lebih memahami contoh ini dapat

[FA] =[ x gy Vz ]

kalian coba soal berikut.

[M] [L] [T]-2 = {[M] [L]-3}x {[L] [T]-2}y


{[L]3}z

Setiap benda yang bergerak melingkar akan

= [M]x . [L]-3x + y + 3z . [T]-2y

dipengaruhioleh gaya ke pusat yang

Karena kedua ruas dimensinya harus sama

dinamakan gaya sentripetal. Gaya ini

maka dapat diperoleh:

dipengaruhi oleh massa benda m, jari-jari

Pangkat [M] : x = 1

lintasan R dan kecepatannya v. Tentukan

Pangkat [T] : -2y = -2 berarti y = 1

persamaan gaya sentripetal tersebut

Pangkat [L] : -3x + y + 3z = 1

secara dimensional!

-3.1 + 1 + 3z = 1 berarti z = 1
Dari nilai x, y dan z dapat diperoleh
persamaan :

PENGUKURAN
1. Pengambilan Data dan Angka Penting
Pernahkah kalian melakukan kegiatan pengambilan data? Proses pengukuran hingga
memperoleh data hasil pengukuran itulah yang dinamakan pengambilan data. Apakah hasil
pengukuran dapat memperoleh nilai yang tepat? Proses pengukuran banyak terjadi kesalahan.
Kesalahan bisa terjadi dari orang yang mengukur, alat ukur atau lingkungannya. Untuk
memuat semua keadaan itu maka pada hasil pengukuran dikenal ada angka pasti dan angka
taksiran. Gabungan kedua angka itu disebut angka penting.
Angka penting adalah angka yang didapat dari hasil pengukuran yang terdiri dari angka
pasti dan angka taksiran. Nilai setiap hasil pengukuran merupakan angka penting. Seperti
keterangan di atas angka penting terdiri dari dua bagian. Pertama angka pasti yaitu angka
yang ditunjukkan pada skala alat ukur dengan nilai yang ada. Kedua angka taksiran yaitu
angka hasil pengukuran yang diperoleh dengan memperkirakan nilainya. Nilai ini muncul
karena yang terukur terletak diantara skala terkecil alat ukur. Dalam setiap pengukuran hanya
diperbolehkan memberikan satu angka taksiran.
Aturan penulisan angka penting:
1. Semua angka bukan nol merupakan angka penting. Contohnya suatu penukuran
tebal benda memperoleh nilai d=35,28 cm berarti nilai tersebut memiliki 4 angka
penting.
2. Untuk angka nol memiliki kriteria tersendiri yaitu:
a) Angka nol diantara bukan nol termasuk angka penting
b) Angka nol disebelah kanan angka bukan nol termasuk bukan angka penting
kecuali ada keterangan tertentu
c) Angka nol disebelah kiri angka bukan nol tidak termasuk angka penting.
Contohnya
3,023 g = 4 angka penting
4,500 s= 3 angka penting
0,025 cm = 2 angka penting
Mengapa perlu mengetahui jumlah angka penting? Jumlah angka penting ini
berkaitan erat dengan operasi angka penting. Dalam setiap operasi ini perlu
mengetahui beberapa aturan berikut.
1) Operasi dua angka pasti hasilnya angka pasti

2) Operasi yang melibatkan angka taksiran hasilnya merupakan angka taksiran


3) Hasil operasi angka penting hanya diperbolehkan mengandung satu angka
taksiran. Jika diperoleh lebih dari dua angka taksiran maka harus dilakukan
pembulatan. Angka 4 kebawah dihilangkan dan angka 5 keatas dibulatkan
keatas.

2. Berhitung dengan bilangan penting: (penjumlahan dan pengurangan), (perkalian,pembagian,akar


dan pangkat)
1. Penjumlahan dan pengurangan
Operasi penjumlahan dan pengurangan angka penting memiliki cara yang sama
dengan operasi aljabar biasa. Hasilnya saja yang harus memenuhi aturan angka penting
diantaranya hanya memiliki satu angka taksiran. Perhatikan contoh berikut.
a.
b.

X = 25,102 + 1,5
Y = 6,278 1,21
Tentukan nilai

X dan Y !

Penyelesaian
a. Penjumlahan :
25,102
1,5
+
26,602
Dengan pembulatan diperoleh X=26,6 (hanya 1 angka taksiran)
b. Pengurangan :
6,278
1,21

5,068
Dengan pembulatan diperoleh Y=5,07 (hanya 1 angka taksiran)
2. Perkalian dan pembagian
Bagaimana dengan opersi perkalian dan pembagian angka penting? Ternyata
aturannya juga sesuai dengan operasi penjumlahan dan pengurangan. Namun ada sifat
yang menarik peda opersi ini. Sebagai contoh:

21,06
70,2
+x
91,26
35,1
2,6

Pembulatan :91 (2 angka penting)


Ternyata hasil akhir operasi perkalian itu memiliki jumlah angka penting yang
sama dengan jumlah angka paling sedikit. Sifat perkalian ini akan berlaku pada
operasi pembagian.
Contoh:
Sebuah hambatan terukur 120,5 . Jika ujung-ujung hambatan itu diberi beda potensial
1,5 volt maka berapakah kuat arus yang lewat?
Penyelesaian:
R=120,5 (4 angka penting)
V=1,5 volt (2 angka penting)
Sesuai dengan hukum Ohm dapat diperoleh
V
1,5
I= =
=0,01245 A=12,45 mA
R 120,5

Pembulatan

I =12 mA

(2 angka penting)

Pengukuran adalah sebuah kegiatan menggunakan alat dengan tujuan untuk mengetahui nilai
suatu besaran.
Pengukuran dibedakan menjadi 2, yaitu pengukuran secara langsung dan pengukuran secara
tidak langsung.

1. Pengukuran langsung adalah membandingkan nilai besaran yang diukur dengan besaran
standar yang diterimasebagai satuan.
2. Pengukuran tidak langsung adalah mengukur suatu besaran dengan cara mengukur
besaran lain.
ALAT UKUR
1.

Alat Ukur Panjang

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur panjang benda haruslah sesuai dengan ukuran
benda. Sebagai contoh, untuk mengukur lebar buku kita gunakan pengaris, sedangkan untuk
mengukur lebar jalan raya lebih mudah menggunakan meteran kelos.
a. Pengukuran Panjang dengan Mistar
Penggaris atau mistar berbagai macam jenisnya, seperti penggaris yang berbentuk lurus,
berbentuk segitiga yang terbuat dari plastik atau logam, mistar tukang kayu, dan
penggaris berbentuk pita (meteran pita). Mistar mempunyai batas ukur sampai 1 meter,
sedangkan meteran pita dapat mengukur panjang sampai 3 meter. Mistar memiliki
ketelitian 1 mm atau 0,1 cm atau tergantung pada jenis mistarnya, terkadang produk yang
berbeda memberikan mistar dengan ketelitian berbeda. Posisi mata harus melihat tegak
lurus terhadap skala ketika membaca skala mistar. Hal ini untuk menghindari kesalahan
pembacaan hasil pengukuran akibat beda sudut kemiringan dalam melihat atau disebut
dengan kesalahan paralaks.

b. Pengukuran Panjang dengan Jangka Sorong


Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang mempunyai batas ukur sampai 10 cm
dengan ketelitiannya 0,1 mm atau 0,01 cm. Jangka sorong juga dapat digunakan untuk
mengukur diameter cincin dan diameter bagian dalam sebuah pipa. Bagian-bagian
penting jangka sorong yaitu:

1. rahang tetap dengan skala tetap terkecil 0,1 cm


2. rahang geser yang dilengkapi skala nonius.Skala tetap dan nonius mempunyai selisih 1
mm.
Menggunakan jangka sorong

1. Langkah pertama. Tentukan terlebih dahulu skala utama. Pada gambar terlihat skala nol
nonius terletak di antara skala 2,4 cm dan 2,5 cm pada skala tetap. Jadi, skala tetap
bernilai 2,4 cm.
2. Langkah kedua. Menentukan skala nonius. Skala nonius yang berimpit dengan skala tetap
adalah angka 7. Jadi, skala nonius bernilai 7 x 0,01 cm = 0,07 cm.
3. Langkah ketiga. Menjumlahkan skala tetap dan skala nonius. Hasil pengukuran = 2,4 cm
+ 0,07 cm = 2,47 cm. Jadi, hasil pengukuran diameter baut sebesar 2,47 cm.

c. Pengukuran Panjang dengan Mikrometer Sekrup


Mikrometer sekrup memiliki ketelitian 0,01 mm atau 0,001 cm. Mikrometer sekrup dapat
digunakan untuk mengukur benda yang mempunyai ukuran kecil dan tipis, seperti
mengukur ketebalan plat, diameter kawat, dan onderdil kendaraan yang berukuran kecil.
Bagian-bagian dari mikrometer adalah rahang putar, skala utama, skala putar, dan silinder
bergerigi. Skala terkecil dari skala utama bernilai 0,1 mm, sedangkan skala terkecil untuk
skala putar sebesar 0,01 mm.
Menggunakan micrometer sekrup

1. Langkah pertama. Menentukan skala utama, terlihat pada gambar skala utamanya adalah
1,5 mm.
2. Langkah kedua. Perhatikan pada skala putar, garis yang sejajar dengan skala utamanya
adalah angka 29. Jadi, skala nonius sebesar 29 x 0,01 mm = 0,29 mm.
3. Langkah ketiga. Menjumlahkan skala utama dan skala putar. Hasil pengukuran = 1,5 mm
+ 0,29 mm = 1,79 mm. Jadi hasil pengukuran diameter kawat adalah 1,79 mm.
2. Alat Ukur Masa
Massa adalah kuantitas (jumlah) zat dalam benda. Massa benda tidak berubah. Kilogram
adalah satuan internasional massa. Alat ukur massa disebut neraca.

a. Neraca

Neraca ini berguna untuk mengukur massa benda, misalnya

Analitis Dua

emas, batu, kristal benda, dan lain-lain. Batas ketelitian neraca

Lengan

analitis dua lengan yaitu 0,1 gram.

Neraca ini berguna untuk mengukur massa benda atau logam


b. Neraca

dalam praktek laboratorium. Kapasitas beban yang ditimbang

Tiga Lengan

dengan menggunakan neraca ini adalah 311 gram. Batas


ketelitian neraca Ohauss yaitu 0,1 gram.

c. Neraca

Neraca ini berguna untuk menentukan massa benda, yang cara

Lengan

kerjanya dengan menggeser beban pemberat di sepanjang

Gantung

batang.
Neraca diigital (neraca elektronik) di dalam penggunaanya

d. Neraca

sangat praktis, karena besar massa benda yang diukur langsung

Digital

ditunjuk dan terbaca pada layarnya.Ketelitian neraca


sampai dengan 0,001 gram.

3. Alat Ukur Waktu


Waktu merupakan besaran yang menunjukkan lamanya peristiwa berlangsung.Standar
satuan waktu adalah sekon atau detik.Berikut ini alat yang digunakan untuk mengukur
besaran waktu:
a. Stopwatch,dengan ketelitian 0,1 detik karena setiap skala pada stopwatch dibagi
menjadi 10 bagian.Alat ini biasanya digunakan untuk pengukuran waktu dalam
kegiatan olahraga atau dalam praktik penelitian.

b. Arloji,biasanya dalam ketelitian 1 detik.

digital ini

c. Penunjuk waktu elektronik,mencapai ketelitian 1/1000 detik.

d. Jam atom cesium,dibuat dengan ketelitian 1 detik tiap 3000 tahun, artinya
kesalahan pengukuran jam ini kira-kira 1 detik dalam kurun waktu 3000 tahun.

4. Alat Ukur Kuat arus

Alat untuk mengukur kuat arus listrik disebut amperemeter.


Amperemeter mempunyai hambatan dalam yang sangat kecil,
pemakaiannya harus dihubungkan secara seri pada rangkaian yang
diukur, sehingga jarum menunjuk angka yang merupakan besarnya
arus listrik yang mengalir.

5. Alat ukur Suhu

Untuk mengukur suhu suatu sistem umumnya menggunakan


termometer. Termometer dibuat berdasarkan prinsip pemuaian.
Termometer biasanya terbuat dari sebuah tabung pipa kapiler tertutup
yang berisi air raksa yang diberi skala. Ketika suhu bertambah, air
raksa dan tabung memuai. Pemuaian yang terjadi pada air raksa lebih
besar diband ingkan pemuaian pada tabung kapiler. Naiknya
ketinggian permukaan raksa dalam tabung kapiler dibaca sebagai
kenaikan suhu.
Berdasarkan skala temperaturnya, termometer dibagim dalam empat
macam, yaitu termometer skala Fahrenheit, skala Celsius, skala
Kelvin, dan skala Reamur.
Termometer skala Fahrenheit memiliki titik beku pada suhu 32 F dan
titik didih pada 212 F.
Termometer skala Celsius memiliki titik beku pada suhu 0 C, dan titik
didih pada 100 C.
Termometer skala Kelvin memiliki titik beku pada suhu 273 K dan
titik didih pada 373 K. Suhu 0 K disebut suhu nol mutlak, yaitu suhu
semua molekul berhenti bergerak.
Termometer skala Reamur memiliki titik beku pada suhu 0 R dan titik
didih pada 80 R.

KESALAHAN RELATIF
Pengukuran pertama
A 1 Ar

r1
Ar
Selanjutnya dapat ditentukan kesalahan relative kedua, ketiga dan keempat sehingga kesalahan
relative rata-rata dapat dihitung.
r 1+r 2+r 3+r 4

r rata-rata
4
kita dapat juga memperoleh kesalahan mutlak S dengan

S= r x Ar
KESALAHAN MUTLAK
Kesalahan jenis ini merupakan jumlah harga mutlak dariperbedaan harga dari setiap pengukuran
terhadap harga rata ratanya dibagi dengan cacah pengukuran (i).
Ai Ar
Si =
i
Kita juga dapat menyatakan kesalahan dalam bentuk presentase terhadap harga reratanya.
S
x 100
r = Ar
kesalahan ini disebut kesalahan relative.Oleh karena itu hasil dapat dituliskan
A = A S atau A = A r.
r

KESALAHAN PARALAKS
Kesalahan paralaks terjadi bila ada jarak antara jarum penunjuk dengan garis-garis skala dan
posisi mata pengamat tidak tegak lurus dengan jarum.Kesalahan ini bersifat perorangan karena
pengamat kurang memahami cara membaca atau mengamai alat ukur.
Contoh soal
1. Gambar di bawah ini menunjukan pengukuran lebar balok menggunakan jangka sorong.
Lebar balok adalah.

Jawab:
Hasil pengukuran menggunakan jangka sorong = skala utama + skala nonius
= 1,9 cm + (8 x 0,01 cm)
= 1,98 cm

Jadi lebar balok tersebut 1,98 cm


2. Sebuah benda ketebalannya diukur menggunakan mikrometer skrup seperti gambar di bawah.
Hasil pengukuran ketebalan benda adalah .

Jawab:
Hasil pengukuran menggunakan micrometer sekrup= skala utama + skala nonius
= 2 mm + (37 x 0,01 mm)
= 2,37 mm
Jadi ketebalannya 2,37 mm
3.Hasil pengukuran di bawah ini

Jawab:
Posisi anting depan 5,4 gram
Posisi anting tengah 70,0 gram
Posisi anting belakang 300,0 gram +
Massa benda adalah 375,4 gram
4.Suatu pengukuran berulang massa sebuah benda menghasilkan data sebagai berikut: 12,5 g;
12,3 g ;12,8 g; 12,4 g ;12,9 g ; dan 12,6 g. Laporkan hasil pengukuran tersebutbeserta nilai
ketidakpastiannya!
Penyelesaian: Sebaiknya Anda membuat tabel hasil pengukuran sebagai berikut:

Percobaan ke1
2
3
4
5
6
N =6

Xi2 (gram)
151,29
153,76
156,25
158,76
163,84
166,41
2
xi =950,31

Xi (gram)
12,3
12,4
12,5
12,6
12,8
12,9
X i=75,50

Selanjutnya dapat Anda tentukan nilai mendekati benda, ketidakpastian dan ketidakpastian
relatifnya!

xi = 75,50 =12,5833 gram

X0=

1
x=
N

xi2 ( xi )
N1

1 6 ( 960,31 )( 75,50 )
6
61

1 5701,865700,25
6
5

1 1,61
6
5

= 0,167 x 0,32= 0,09 gram

Ketidakpastian relatifnya=

x
x 100
x

0,09
x 100 =0,7
= 12,83

Anda mungkin juga menyukai