Anda di halaman 1dari 14

Besaran Skalar

Pada saat anda menghitung luas sebuah bidang bujur sangkar, maka anda hanya menyebut angka
(nilai) nya saja, misalkan 25 cm² Demikian pula, saat anda membeli dan menimbang satu
keranjang buah mangga, maka pada timbangan tertera angka yang menunjukkan massa mangga
tersebut, misalkan 4 kg.

Pada contoh tersebut diatas, besaran Luas bujur sangkar dan Massa mangga merupakan
besaran skalar, yaitu besaran yang hanya memilik besar (nilai) saja dan tidak memiliki
arah.

Contoh besaran Skalar yaitu, panjang, massa, waktu, suhu, massa jenis, volume, enegi
potensial, usaha, potensial listrik, energi listrik dan lainsebagainya.

Besaran Vektor
Jika sebuah mangga yang anda beli tadi, berada dalam genggaman tangan anda, yang semula
diam, kemudian terjatuh. Apa yang anda amati? Buah mangga tersebut jatuh kearah lantai,
yang disebabkan oleh Gravitasi Bumi (Gaya). Pada gerak mangga, dari keadaan diam bergerak
dengan kecepatan yang terus bertambah dengan arah kebawah hingga menyentuh lantai. Dari
kejadian tersebut, kita dapat menyebutkan bahwa, besaran Gaya dan besaran Kecepatan
merupakan besaran Vektor, yaitu besaran yang memilik nilai dan arah.

Vektor dapat dituliskan dalam huruf kecil dan besar, atau dengan dua huruf seperti berikut :

Operasi Vektor :
Dalam penggunaan Vektor, dua buah vektor atau lebih dapat dijumlah, dikurang, dikalikan atau
dibagi. Kegiatan ini disebut Operasi vektor.

Penjumlahan dan pengurangan Vektor.


Menjumlahkan dan mengurangkan Vektor dapat ditempuh dengan cara (metode) Jajaran
Genjang, Segitiga dan Segi banyak (Polygon)

BAB I
PERHITUNGAN SKALAR DAN VEKTOR
1.1. Pendahuluan

Fisika berasal dari bahasa Yunani yang berarti Alam. Karena itu Fisika merupakan suatu
ilmu pengetahuan dasar yang mempelajari gejala-gejala alam dan interaksinya yang terjadi di
alam semesta ini. Hal-hal yang dibicarakan di dalam fisika, selalu didasarkan pada
pengamatan eksperimental dan pengukuran yang bersifat kuantitatif. Ilmu Fisika
mendukung perkembangan teknologi, enginering, kimia, biologi, kedokteran dan lain-lain.
Dalam Fisika selalu dilakukan pengukuran. Mengukur berarti membandingkan sesuatu besaran
yang diukur dengan besaran standar yang telah didefinisikan sebelumnya. Misalnya panjang
suatu batang besi adalah 5 meter, artinya bahwa panjang batang besi tersebut 5 kali besar standar
panjang yang telah didefinisikan.

1.2. Standar Untuk Besaran Panjang, Massa, dan Waktu


Hukum-hukum fisika dapat dinyatakan dalam besaran-besaran dasar. Besaran-besaran
dasar mempunyai definisi yang jelas. Besaran-besaran dasar disebut juga besaran Pokok. Di
dalam mekanika, ada tiga besaran pokok, yaitu Panjang (L), Massa (M), dan Waktu (T). Oleh
karena itu semua besaran-besaran di dalam mekanika dapat dinyatakan dengan besaran- besaran
pokok tersebut. Besaran-besaran di dalam fisika pada umumnya merupakan kombinasi dari
beberapa besaran yang lebih mendasar. Misalnya, besaran kecepatan merupakan kombinasi dari
besaran panjang dan besaran waktu.
Yang dimaksud dengan besaran dasar atau besaran pokok adalah besaran yang didefinisikan dan
kemudian dijadikan sebagai acuan pengukuran.

1.2.1. Standar satuan panjang


Sebelum tahun 1960, standar satuan panjang didefinisikan sebagai panjang antara dua
goresan pada suatu batang terbuat dari Platina-Iridium yang disimpan pada suatu ruangan yang
terkontrol kondisinya standar ini sudah ditinggalkan karena beberapa alasan, antara lain karena
ketelitian dari standar ini sudah tidak lagi memenuhi tuntutan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
yang menuntut ketelitian makin tinggi.
Setelah standar panjang di atas ditinggalkan pada tahun 1960, didefinisikan kembali
standar panjang baru yaitu : Satu meter didefinisikan sebagai 1 650 763,73 kali panjang
gelombang cahaya oranye merah yang dipancarkan oleh lampu Krypton-86. Pada tahun
1983, standar panjang ini didefinisikan kembali, yaitu : Satu meter didefinisikan sebagai jarak
yang ditempuh cahaya di dalam vakum selama waktu 1/299.791.458 detik. Standar ini yang
berlaku hingga kini. Dari definisi yang terakhir ini, maka dapat kita tetapkan bahwa kecepatan
cahaya di dalam vakum adalah 299 792 458 meter per sekon.

1.2.2. Standar satuan massa


Standar untuk satuan massa sistem Internasional adalah kilogram (kg). Massa sebesar 1
kilogram didefinisikan sebagai masa sebuah benda berbentuk silinder yang terbuat dari platina-
iridium. Masa standar ini berbentuk silinder dengan diameter 3,9 cm dan tinggi 3,9 cm. Kilogram
standar ini disimpan di Lembaga Berat dan Ukuran Internasional, di Sevres, Prancis dan
ditetapkan pada tahun 1887. Duplikasi dari kilogram standar ini disimpan di “National Institute
of Standars and Technology (NIST) di Gaithersburg, Md”. Bila kita mempunyai benda bermassa
5 kg, berarti benda tersebut mempunyai massa 5 kali massa standar di atas.

1.2.3. Standar satuan waktu


Sebelum tahun 1960, waktu standar dinyatakan dalam hari matahari rata-rata pada
tahun1900. Sehingga satu detik didefinisikan sebagai (1/60)x(1/60)x(1/24) hari matahari.
Pada tahun 1960 satu detik didefinisikan kembali, hal ini dilakukan untuk dapat
memperoleh ketelitian yang tinggi, yaitu dengan menggunakan Jam atom. Standar ini didasarkan
pada prinsip transisi atom (proses berpindahnya atom dari suatu tingkat energi ke tingkat energi
yang lebih rendah). Dalam alat ini, frekuensi transisi atom dapat diukur dengan ketelitian sangat
tinggi yaitu 10-12. Frekuensi ini tidak bergantung pada lingkungan dimana jam atom ini berada.
Oleh karena itu satu detik didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan oleh atom Cesium untuk
bergetar sebanyak 9 192631 770 kali. Dengan menggunakan jam atom ini, waktu hanya berubah
1 detik setiap 300 000 tahun.

1.3. Besaran dan Dimensi


Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka. Dalam fisika
besaran terbagi atas besaran pokok, besaran turunan dan besaran pelengkap.
1.3.1 Besaran Pokok dan Besaraan Turunan
Besaran pokok adalah besaran yang tidak tergantung pada besaran lain dan besaran
turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran- besaran pokok.
Pada tahun 1960, suatu komite internasional telah menetapkan 7 besaran yang merupakan
besaran pokok berdimensi dan 2 besaran pokok tidak berdimensi (besaran pelengkap). Sistem
tersebut dikenal sebagai “System International (SI)”. Adapun besaran-besaran pokok yang
ditetapkandi dalam Sistem International (SI) tersebut adalah :
Tabel 1: Besaran pokok, satuan, dan dimensinya menurut Sistem
Internasional (SI)

No Besaran Pokok Satuan Singkatan Dimensi

1 Panjang meter m L
2 massa kilogram kg M
3 waktu sekon s T
4 kuat arus listrik ampere A I
5 suhu kelvin K θ
6 intensitas cahaya mol Mol N
7 jumlah zat kandela Cd J
(lilin)

Tabel 2 : Besaran pokok yang tidak berdimensi (besaran Pelengkap)

No Besaran Pokok Satuan Singkatan Dimensi


8 Sudut datar Radian Rad -
9 Sudut ruang Steradian Sr -

Contoh dari besaran turunan adalah: kecepatan, percepatan, gaya, usaha, daya, volume, massa
jenis dan lain-lain.

1.3.2 Dimensi
Dimensi suatu besaran menunjukkan cara besaran itu tersusun dari besaran pokok.
Dimensi suatu besaran dinyatakan dengan lambang huruf dan diberi tanda kurung persegi (lihat
tabel 1). Dengan mengetahui dimensi dan satuan dari besaran-besaran pokok, maka dengan
menggunakan analisis dimensional dapat ditentukan dimensi dan satuan dari besaran turunan.

No Besaran Turunan Rumus Dimensi


1 Luas Panjang x lebar [L]2
2 Volume Panjang x lebar x [L]3
tinggi
3 Massa jenis [M][L]-3

4 Kecepatan [L][T]-1

5 Percepatan [L][T]-2

6 Gaya massa x percepatan [M][L][T]-2

7 Usaha dan energi [M][L]2[T]-2


gaya x perpindahan

Tekanan
8 [M][L]-1[T]-2

Daya
9 [M][L]2[T]-1

Impuls dan gaya x waktu


10 [M][L][T]-1
Momentum

1.4 Besaran Skalar dan Besaran vektor:


Besaran skalar adalah besaran yang hanya mempunyai besar saja (tanpa mempunyai
arah). Contoh: massa, panjang, waktu dan lain-lain. Sedangkan besaran vektor adalah besaran
yang mempunyai besar dan arah. Contoh: kecepatan, percepatan, gaya dan lain-lain. Menyatakan
besaran vektor harus dengan angka yang menunjukkan besarnya dan menentukan kemana
arahnya. Jika digambarkan dengan vektor, panjang vektor menyatakan besar dan arah tanda
panah menyatakan arah besaran vektor. Operasi matematika untuk kedua besaran ini mempunyai
cara yang berbeda.

1.4.1. Penjumlahan Vektor:


Dalam menentukan nilai dan arah vektor resultan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan
metode grafis dan metode analitis.
Metode Grafis:
Dengan menggunakan metode segitiga dan poligon, kita dapat melukis vektor resultan dari
dua buah vektor atau lebih. Dari gambar vektor resultan tersebut, kita dapat menentukan besar
dan arah vektor resultan dengan melakukan pengukuran (bukan menghitung). Cara menentukan
vektor resultan seperti ini disebut metode grafis. Langkah-langkah menentukan besar dan arah
vektor resultan dengan metode grafis, adalah sebagai berikut :
1. Tetapkan sumbu X positif sebagai acuan menentukan arah. Ingat, sudut positif diukur
dengan arah berlawanan arah jarum jam, sedangkan sudut negatif diukur dengan arah
searah jarum jam.
2. Gambar setiap vektor yang akan dijumlahkan. Arah vektor digambar terhadap sumbu x
positif dengan menggunakan busur derajat
3. Gambar vektor Resultan dengan metode segitiga (untuk 2 vektor) dan metode poligon
(lebih dari 2 vektor)
4. Ukur panjang vektor Resultan dengan mistar, sedangkan arah vektor Resultan diukur
terhadap sumbu x positif dengan busur derajat

Contoh soal :
1. Tentukan besar dan arah vektor resultan dari vektor perpindahan A sepanjang 20 m dengan
arah -30o terhadap sumbu x positif dan vektor perpindahan B sepanjang 30 m dengan arah +45 o
terhadap sumbu x positif.
Petunjuk :
Kita harus menetapkan skala panjang terlebih dahulu. Setelah itu, gambar vektor A dan B secara
terpisah. Terakhir, gambar vektor resultan R=A+B dengan metode segitiga atau poligon, lalu kita
menentukan besar dan arahnya
Panduan solusi :
Langkah 1, misalnya kita menetapkan skala panjang vektor perpindahan 5 m = 1 cm (catatan :
anda dapat menetapkan skala sesuai dengan kemauan anda, penetapan skala di atas hanya
sebagai contoh). Dengan demikian, besar perpindahan 20 m digambar dengan panjang vektor 4
cm (ingat, 20 : 5 = 4), dengan arah -30o terhadap sumbu x positif (gambar a).
Langkah 2, gambar vektor perpindahan B (besarnya 30 m) dengan panjang tanda panahnya 6 cm
(ingat, skala yang kita tetapkan 5 m = 1 cm, jadi 30 m = 6 cm) dan arahnya sebesar 45o terhadap
sumbu x positif. (gambar b). Lihat gambar di bawah.

Langkah 3, gambar vektor resultan R = A + B (gambar c)

Langkah 4, ukur panjang vektor R dengan mistar dan arah vektor R dengan bujur sangkar. Besar
vektor R diperoleh dengan mengalikan panjang vektor R dengan skala panjang vektor
(Catatan : menentukan besar dan arah vektor Resultan dengan metode grafis merupakan salah
satu pendekatan. Ketelitian hasil yang diperoleh juga sangat bergantung pada skala gambar,
ketelitian mistar, busur derajat serta ketepatan anda dalam menggambar dan membaca skala.
Jika anda ingin menentukan besar dan arah vektor Resultan secara lebih tepat, dapat digunakan
perhitungan matematis (bukan dengan pengukuran), yakni menggunakan metode analitis)
Metode Analitis:
Dalam menentukan besar dan arah vektor Resultan dengan metode analitis, kita dapat
menggunakan 2 cara yaitu menggunakan Rumus Cosinus dan menggunakan Vektor Komponen.
Kita meninjau vektor perpindahan yang segaris kerja. Misalnya kamu berpindah sejauh 200 m ke
arah timur (vektor A), lalu berjalan kembali arah barat sejauh 300 m (vektor B).berapakah
perpindahan total yang kamu lakukan dihitung dari kedudukan awalmu ?
Panduan Jawaban :
Untuk vektor2 yang segaris kerja, arahnya dapat dibedakan dengan memberi tanda + dan -. Jika
kita tetapkan arah timur bertanda +, maka arah barat bertanda -. Berdasarkan ketetapan kita tadi,
maka besar vektor A = +200 m dan besar vektor B = -300 m. dengan demikian besar vektor
Resultannya adalah : R = A + B = (+200 m) + (-300 m) = 200 m – 300 m = -100 m ( tanda –
hanya menunjukan bahwa arah vektor Resultan ke barat atau sesuai dengan arah vektor B)
Menentukan vektor Resultan Pada Segitiga Siku-siku
Dari kedudukan awalmu, kamu berjalan ke timur sejauh 300 m (vektor A), lalu berbelok ke
selatan sejauh 400 meter (vektor B). Tentukan perpindahan total!
Panduan jawaban :
Terlebih dahulu kita tetapkan skala perpindahan, misalnya 100 m = 1 cm. dengan demikian,
perpindahan ke timur sejauh 300 m digambar dengan panjang vektor 3 cm, sedangkan
perpindahan ke selatan sejauh 400 m digambarkan 4 cm, lihat gambar berikut:

Vektor resultan dapat kita tentukan besarnya dengan rumus Phytagoras dalam segitiga siku-siku.
Jadi, besar vektor Resultan = 500 m
Menentukan arah vektor Resultan
Kita sudah mengetahui besar vektor Resultan. Bagaimana dengan arah vektor Resultan tersebut?
untuk menentukan arah vektor Resultan terhadap salah satu vektor komponennya, kita
menggunakan rumus Sinus, Cosinus dan Tangen pada segitiga.
Menentukan Vektor Resultan dengan Rumus Cosinus
Untuk menghitung resultan dua vektor yang tidak segaris kerja dan tidak saling tegak lurus bisa

menggunakan rumus cosinus.


Rumus Cosinus yang digunakan untuk menghitung resultan besar dua vektor yang arahnya
sembarang adalah:

Dua vektor F1 dan F2 seperti gambar:

Untuk menentukan arah vektor resultan dapat dihitung dengan menggunakan aturan sinus:

Contoh soal :
Dua vektor F1 dan F2 memiliki pangkal berhimpit, di mana besar F1 = 4 N dan besar F2 = 3 N.
jika sudut yang dibentuk kedua vektor adalah 60o, berapakah besar dan arah vektor resultan ?
Arah vektor:

Menentukan Vektor resultan dengan vektor Komponen


Dalam menggambarkan sesuatu, kita selalu menggunakan koordinat x dan y (untuk dua
dimensi) atau koordinat xyz (untuk tiga dimensi). Nah, apabila sebuah vektor membentuk sudut
terhadap sumbu x positif, pada bidang koordinat xy, maka kita bisa menguraikan vektor tersebut
ke dalam komponen sumbu x atau komponen sumbu y. kedua vektor komponen tersebut
biasanya saling tegak lurus. Untuk memudahkan pemahaman anda, kita gambarkan sebuah
vektor pada bidang koordinat xy, sebagaimana tampak pada gambar di bawah:
Besar vektor komponen Fx : Fx = F cos θ
Besar vektor komponen Fy : Fy = F sin θ
Besar vektor Resultan F:

Arah vektor (θ):


contoh besaran vektor :
kecepatan (m/s atau km/jam) ,
percepatan (m/s*2) ~~ maksudnya meter per sekon kuadrat
gaya (N)
momentum
medan magnet
medan listrik
perpindahan (m)
Tekanan (Pa)

contoh besaran skalar:


panjang (m)
massa (kg)
waktu(s)
kelajuan (m/s)
suhu (*c) ~~ derajat celcius atau (*K) kelvin
luas (m*2)
volume (m*3)
jarak (m)
kerapatan muatan
besar arus listrik (ampere)
potensial listrik

Sistem Satuan
Sistem satuan yang standar dianjurkan oleh National Bereau of Standard pada tahun 1964, yaitu
Sistem Satuan Internasional (International System of Units) disingkat "SI", yang diputuskan oleh
konvensi umum mengenai berat dan ukuran pada tahun 1960. SI terdiri dari enam satuan dasar,
yaitu : meter, kilogram, detik, ampere, derajat kelvin dan kandela.

Tabel Satuan Dasar


Besaran Dasar(Satuan Dasar) Lambang / Simbol Satuan Singkatan Satuan
Panjang l meter m
Massa m Kilogram Kg
Waktu t detik s
Temperatur/Suhu T Kelvin K
Arus i ampere A
Intensitas Cahaya(Penerangan) I Kandela(Candella) cd
Massa atom M mol n

Sistem Satuan Internasional (International System of Units) menggunakan sistem desimal untuk
menghubungkan satuan besar dan satuan kecil dengan satuan-satuan dasar dan menggunakan
awalan standar untuk menunjukan pangkat daripada bilangan 10. Sistem awalan standar ini
adalah :

Tabel Sistem Awalan Standar


Satuan Lambang/Simbol Pangkat
atto- a- 10-18
femto- f- 10-15
piko- p- 10-12
nano- n- 10-9
mikro-
m-10-6 mili-m-10-3 senti-c-10-2 desi-d10-1 deka-da101 hekto-h102 Kilo-K-103 Mega-M-106 Giga-
G-109 Tera-T-1012

Satuan Yang Dihasilkan Dari Satuan Lain

Hubungan perpangkatan dari bilangan 10 tidak terdapat dalam Sistem Satuan Inggris (British
System of Unit). Satuan-satuan Inggris yang dasar didefinisikan dalam Sistem Satuan
Internasional (International System of Units) sebagai berikut : 1 Inchi = 0,0254 meter, 1 Pound
massa (lbm) = 0,45359237 kg dan detik dipakai dalam kedua sistem.
 Basaran Dasar(Satuan Dasar) ==> Gaya, Lambang/Simbol ==> F, Satuan ==> Newton
(N), Satuan Pengganti ==> kg-m/s2.
 Basaran Dasar(Satuan Dasar) ==> Energi/Kerja, Lambang/Simbol ==> W, Satuan ==>
Joule (J), Satuan Pengganti ==> N-m.
 Basaran Dasar(Satuan Dasar) ==> Daya, Lambang/Simbol ==> P, Satuan ==> Watt
(W), Satuan Pengganti ==> J/s.

Dimensi Satuan Turunan


Satuan turunan seperti gaya, daya, joule dapat diturunkan dari satuan internasional skala besar
MKS (meter, kg dan detik) atau skala kecil CGS (centimeter, gram dan detik) dengan simbol
pada sistem internasional dalam bentuk massa (M) panjang (L) dan detik (S)

Contoh: Joule = N.m = kg.m/det2.m

Maka dimensi satuan joule adalah: (ML/S2).L =ML2S-2


Newton dimensinya = MLS-2
Joule dimensinya = ML2S-2

Anda mungkin juga menyukai