Anda di halaman 1dari 7

BAB I

FISIKA DAN PENGUKURAN


Pendahuluan
Tujuan fisika sebagai suatu ilmu pengetahuan adalah mempelajari fenomena-fenomena yang
terjadi dalam alam semesta kita, yang didasarkan pada observasi eksperimental dan analisis
matematik. Tujuan utama di samping eksperimen dan analisis adalah untuk mengembangkan
teori yang menjelaskan fenomena yang sedang dipelajari dan berhubungan dengan teori-teori
tersebut untuk membangun teori-teori. Prosedur analitis matematik membutuhkan ekspresi
hukum-hukum dalam bahasa matematik, yang merupakan alat untuk menjembatani antara
teori dan eksperimen.
Dalam Bab ini kita akan membahas beberapa konsep matematika dan teknik pengukuran
dasar untuk menunjang keseluruhan permasalahan dalam fisika. Bab-Bab berikut kita akan
berhadapan dengan berbagai hukum-hukum fisika, untuk itu diperlukan pegertian-pengertian
yang jelas tentang berbagai besaran-besaran yang terlibat dalam hukum-hukum tersebut. Di
samping itu, dalam Bab ini, beberapa teknik pengukuran dasar perlu dibahas, dan diakhiri
dengan permasalahan yang berhubungan dengan besaran-besaran skalar dan vektor, yang
hampir digunakan pada semua cabang ilmu fisika.
1.1.

Besaran Standar Panjang, Massa dan Waktu


Semua besaran dalam fisika dinyatakan dalam besaran: panjang (L, Length), massa (M,
Mass), dan waktu (T, Time). dll. Ketiga besaran ini disebut besaran standar atau besaran
pokok atau besaran baku, karena hampir semua besaran-besaran dalam fisika diturunkan
dari besaran pokok di atas. Misalnya: Gaya, F = M.L.T-2; Usaha, W = M.L2.T-2.
Pada tahun 1960, suatu komite menetapkan besaran-besaran pokok (fundamental
quantities), berdasarkan sistem metrik, dan disebut International System (SI), yang
diambil dari bahasa Perancis, yakni: Systeme International. Dalam sistem ini, besaran
pokok: panjang, massa, dan waktu, berturut-turut adalah: meter (m), kilogram (kg), dan
detik (atau second, s). (Sistem SI ini sangat erat hubungannya dengan sistem mks).
Komite juga menetapkan satuan standar SI, yakni: temperatur (Kelvin), kuat arus listrik
(Ampere), kuat penerangan (candela), dan jumlah zat (mole). Ketujuh satuan ini
merupakan satuan SI standar dalam Fisika, dan juga hampir digunakan untuk semua
bidang science dan non-science.
Meter (m), sebagai satuan besaran pokok panjang, ditetapkan sebagai 1 650 763,73
panjang gelombang cahaya merah-jingga yang dipancarkan oleh lampu krypton-86.
Tetapi, pada Oktober 1983, meter didefinisikan ulang sebagai jarak yang ditempuh oleh
cahaya yang merambat dalam vakum selama 1/299 792 458 detik. Ingat, laju rambat
cahaya dalam vakum adalah 299 792 458 meter/detik.
Kilogram (kg), sebagai satuan besaran pokok massa, ditetapkan sebagai massa campuran
khusus logam platinum-iridium yang berbentuk silinder yang disimpan oleh International
Bureau of Weight and Measurement di Sevres, Perancis. Massa baku ini ditetapkan pada
tahun 1887, dan logam campuran platinum-iridium merupakan campuran yang luar biasa
satabil, dan duplikatnya disimpan di National Institute of Standards and Technology
(NIST) di Gaithersburg, Md.
Detik (second, s), sebagai satuan besaran pokok waktu, banyak mengalami perubahan,
tetapi yang pasti sampai kini, yakni sejak 1967, ditetapkan sebagai 9 192 631 700
periode radiasi dari atom cesium-133.

Orde

Tabel 1.1. Awalan-Awalan Dalam Satuan SI


Awalan Singkatan
Orde
Awalan

Singkatan

10-24
yocto
y
101
deka
Da
-21
3
10
zepto
z
10
kilo
K
10-18
Atto
a
106
mega
M
10-15
femto
f
109
giga
G
-12
10
piko
p
1012
tera
T
-9
15
10
Nano
n
10
peta
P
10-6
micro

1018
exa
E
10-3
milli
m
1021
zetta
Z
-2
24
10
centi
c
10
yotta
Y
10-1
deci
d
Di samping sistem SI, juga dikenal sistem cgs (centimeter sebagai satuan panjang, gram
sebagai satuan massa, second sebagai satuan waktu) dan British engineering system (foot
sebagai satuan panjang, slug sabagai satuan massa, second sebagai satuan waktu).
Banyak satuan dalam fisika dinyatakan dalam awalan orde (10 pangkat), misalnya 1 mm
(millimeter) = 10-3 m, 1 A (microampere) = 10-6 Ampere, 1 GHz (gigahertz) = 109 Hz.
Contoh awalan lainnya pada Tabel 1.1.
1.2. Kerapatan dan Massa Atom
Alam semesta dibentuk oleh atom (yang dalam Greek, atomos = not sliceable). Kini kata
tersebut sekedar nama, dan merupakan bagian terkecil suatu materi yang disebut partikel,
yang sesungguhnya masih dapat dibagi-bagi lagi menjadi elektron (bermuatan negatip)
dan inti, dan inti pun masih terdiri dari proton (yang bermuatan positip) dan neutron
(massanya mendekati massa proton tetapi tanpa muatan).
Massa proton = 1,0073 u, dan massa neutron = 1,0087 u. (1 u = amu = sma = 1,66 x 10 -27
kg. Dan massa elektron = 9,1 x 10-31 kg.
Massa setiap atom dari materi yang berbeda, dibedakan oleh baik jumlah proton dan
jumlah neutron di dalam inti atom. Konsekuensinya, untuk setiap atom memiliki
kerapatan (massa jenis = density) yang berbeda, karena berdasarkan definisi, bahwa
kerapatan ( = rho), adalah massa per satuan volume, yakni:
= m/V
(1.1)
3
3
Sebagai contoh: kerapatan aluminium, 2,70 g/cm , dan lead, 11,3 g/ cm . (kerapatan
materi yang lain lihat buku teks). Perbedaan kerapatan di atas tentu saja karena
perbedaan massa atom, yakni massa atom: aluminium, 27 u dan lead, 207 u.
Satu mole (mol) zat adalah jumlah zat yang terdiri dari NA (bilangan Avogadro) molekul.
Bilangan Avogadro didefinisikan sebagai satu mol atom carbon-12 yang mempunyai
massa tepat 12 gram. Nilai NA = 6,02 x 1023 molekul/mol. Massa setiap atom untuk
setiap elemen dinyatakan sebagai:
matom =

massa atom elemen


NA

(1.2)

Sebagai contoh massa aluminium:


mAl =

27 g/mol
= 4,5 x 10-23 g/atom.
6,02 x 10 23 atom/mol

Contoh 1.1. Sebuah kubus aluminium ( = 2,70 g/cm3) mempunyai volume 0,20 cm3.
Berapa banyak atom aluminium dalam kubus tersebut.
Solusi: massa kubus, m = V = 0,54 gram. Dari Persamaan (1.2), diperoleh banyaknya
atom aluminium:
N = 0,54 gram (6,02 x 1023 atom)/27 gram = 1,2 x 1022 buah atom.
1.3. Analisis Dimensi

3
Kata dimensi mempunyai arti khusus dalam fisika, yakni menunjukan sifat fisis suatu
besaran. Walaupun jarak diukur dalam satuan feet, meter atau jengkal, depa dll, tetapi
mereka semua mempunyai dimensi yang sama, yakni: panjang (L). Simbol dimensi
untuk panjang, massa, dan waktu, berturut-turut adalah: L, M, dan T. Sehingga untuk
dimensi besaran-besaran fisis turunan, dinyatakan dalam simbol dimensi besaran baku di
atas. Sebagai contoh, dimensi kecepatan adalah [v] = L/T = L.T-1, massa jenis, [r] =
M.L3, dll.
Dalam banyak persoalan yang berhubungan dengan fisika, terkadang kita harus
berhadapan dengan pengecekan penurunan suatu rumus, dan inilah yang disebut analisis
dimensi, dengan menggunakan kenyataan bahwa dimensi dapat diberlakukan sebagai
besaran-besaran aljabar; yakni: besaran-besaran yang dapat dijumlahkan atau
dikurangkan apabila hanya memiliki dimensi yang sama. Lebih lanjut, suku-suku pada
bagian kira dan kanan dalam suatu persamaan juga harus memiliki dimensi yang sama.
Suatu ilustrasi contoh, misalnya anda hendak menurunkan persamaan jarak yang
ditempuh (x) oleh suatu mobil yang bergerak dari keadaan diam selama t, dengan
percepatan konstan (a). Kelak pada Bab II, kita peroleh pernyataan yang benar adalah: x
= at2. Marilah kita cek validitas persamaan jarak tersebut dari aspek analisis dimensi:
Besaran x pada ruas kiri mempunyai dimensi panjang (L). Dari aspek dimensi, maka
ruas kanan juga harus memiliki dimensi panjang, yakni: [L.T -2].[ T2] = L. Dengan
demikian persamaan x = at2 adalah benar.
Contoh 1.2. Tunjukan bahwa pernyataan: v = vo + at, secara dimensional benar. v dan vo
adalah kecepatan, a adalah percepatan, dan t adalah selang waktu.
Solusi: Karena [v] = [vo] = L/T, dan [at] = L/T 2.T = L/T. Kesimpulan persamaan di atas
adalah benar dari aspek dimensi. Silahkan coba, apakah v = vo + at2, secara dimensional
benar?
1.4. Konversi Satuan
Karena kita memiliki beberapa sistem satuan, maka sangatlah perlu untuk mempelajari
konversi satuan dari suatu sistem ke sistem lainnya. Misalnya, untuk satuan panjang
sebagai berikut:
1 mile = 1609 m = 1,609 km
1 ft = 0,3048 m = 30,48 cm
1 m = 39,37 in. = 3,281 ft
1 in. = 0,0254 m = 2,54 cm
Satuan-satuan dapat pula diberlakukan sebagai besaran-besaran aljabar yang dapat saling
menghapuskan satu sama lain. Sebagai contoh, ubalah 15,0 in. ke cm.

15,0 in. = (15,0 in.) 2,54

cm
= 38,1 cm
in.

Contoh 1.3. Massa suatu benda berbentuk kubus 856 gram, panjang sisi kubus 5,35 cm.
Berapakah kerapatan benda tersebut dalam satuan SI.
Solusi: Oleh karena 1 gram = 10 -3 kg, dan 1 cm = 10-2 m, maka m = 856 gram x 10 -3
kg/gram = 0,856 kg, dan V = L3 = (5,35 cm x 10-2 m/cm)3 = 1,53 x 10-4 m3
Dari Persamaan (1.1), diperoleh kerapatan benda adalah:
= m/V = 0,856 kg/1,53 x 10-4 m3 = 5,59 x 103 kg/m3
1.5. Skalar dan Vektor
Besaran-besaran fisis yang telah kita pelajar dapat dikelompokkan dalam dua kategori,
yakni skalar dan vektor. Besaran skalar adalah besaran yang mempunyai nilai baik
positip maupun negatip dan tidak punya arah, sedangkan besaran vektor adalah besaranbesarn fisis yang mempunyai besar dan arah. Sejumlah jeruk Soe dalam suatu kantong
plastik, merupakan contoh besaran skalar. Contoh lain, temperatur, volume, massa, laju,
dan interval waktu. Semua aturan aritmatik berlaku untuk memanipulasi besaran skalar.
Gaya (force), merupakan besaran vektor. Untuk menentukan gaya yang bekerja pada
suatu benda, kita harus menentukan arahnya, besarnya, dan juga posisi gaya tersebut. Hal

4
yang sama, misalnya, ketika kita menjelaskan tentang gerakan (kecepatan = velocity)
suatu benda, maka harus pula kita mengetahui laju (besarnya kecepatan) dan ke mana
arah geraknya.
Jika partikel bergerak sepanjang sumbu x dari posisi awal x i (indeks i menyatakan initial,
awal) ke posisi akhir xf (indeks f menyatakan final, akhir), seperti pada Gambar 1.1,
maka perubahan posisi (perpindahan) partikel tersebut, dinyatakan sebagai:
x = xf - xi
(1.3)
y
x
Simbol Greek (Yunani), (baca:
x
delta) menyatakan perubahan suatu
0
xf
xi
besaran.
Misalnya, suatu partikel mengalami
Gambar 1.1. Partikel bergerak
perubahan posisi dari -2 satuan ke 8
sepanjang sumbu x dari xi ke xf,
satuan, maka: x = 10 satuan.
mengalami perpindahan, x.
Umumnya simbol penulisan vektor, dinyatakan dengan huruf tebal (bold letter),
misalnya: vektor a, atau A, ditulis: a, atau A. Sedangkan besarnya vektor, selalu positif,
dan simbolnya: |A|, dan selalu mempunyai satuan-satuan, seperti: perpindahan satuannya
meter, gaya satuannya Newton, dan lain sebagainya.
Beberapa Ciri vektor:
1. Dua buah vektor dikatakan sama, jika keduanya mempunyai besar sama dan arahnya
pun sama.
2. Dua atau lebih vektor dapat dijumlahkan, jika keduanya mempunyai satuan yang
sama, demikian pun berlaku untuk skalar.
Aturan penjumlahan vektor dapat pula dipahami dengan menggunakan metode
geometri, khusus untuk dua vektor digunakan metode penjumlahan segitiga (triangle
method of addition), dan untuk lebih dari dua vektor dapat digunakan metode jajaran
genjang (parallelogram rule of addition) dan metode poligon. Hasil penjumlahan
vektor biasanya disebut resultan (R). Untuk memperoleh R, baik, menggunakan
metode segitiga maupun metode poligon prinsipnya sama yakni, head to tail, tail to
head (kepala-ekor, ekor kepala) seperti Gambar 1.2 a, b. Sedangkan cara jajaran
genjang tampak pada Gambar 1.2c.
(a)

(b)

A +
R =

(c)
F

B
C

B
A

E
A

Gambar 1.2. (a) Cara segitiga: R = A + B, (b) Cara poligon:


R = A + B + C + D + F, dan (C) Cara jajaran genjang: R = A + B.
3. Sifat komutator penjumlahan vektor: A + B = B + A.
4. Sifat assosiatif penjumlahan vektor: A + (B + C) = (A + B) + C. (Gambar 1.3a)
5. Vektor negatip: vektor negatip A didefisinikan sebagai vektor yang dijumlahkan
dengan vektor A akan menghasilkan resultan nol, yakni: A + (-A) = 0.
Konsekuensinya: A dan -A mempunyai besar yang sama tetapi berlawanan arah.
6. Pengurangan vektor: sesungguhnya merupakan aplikasi dari selisih vektor, yakni
salah satu vektor dijumlahkan dengan vektor negatip: A B = A + (-B) (Gambar
1.3b).
(a)

A+

C
A+

B+C
A

(b)

A +

B
A

B
A-B

-B

5
Gambar 1.3. (a) Pembuktian hukum assosiatif, (b) Pengurangan vektor.
Besarnya penjumlahan dua buah vektor yang saling membentuk sudut , dapat
dibuktikan sebagai:
|R| = |A + B| = A 2 B 2 2ABcos
(1.4)
Arah vektor, bisa dinyatakan dengan ke kanan (+), ke kiri (-), ke atas (+) atau ke
bawah (-), atau juga arah mata angin (Utara, Timur Laut, Timur, Tenggara, Selatan,
Barat Daya, Barat, Barat Laut). Atau juga dinyatakan dalam sudut dan diperhitungkan
terhadap referensi tertentu, misalnya terhadap sumbu x positip, atau terhadap arah
Utara, dsb.
Contoh 1.4. Suatu mobil bergerak ke arah Utara sejauh 20 km, lalu ke Barat Laut
membentuk sudut 60 terhadap Utara sejauh 35 km. Tentukanlah besar dan arah
perpindahan mobil tersebut.
Solusi: Ilustrasi soal sebaiknya digambar agar jelas.
Ambil sumbu y sebagai arah Utara (suatu
kebiasaan). Dari Persamaan 1.10, besarnya
perpindahan: |R| = 20 2 35 2 2(20)(35)cos 60 o
= 48, km.
Dengan menggunakan dalil sinus, diperoleh arah
perpindahan terhadap Utara, = 38,9.

60o
R

C 20 km
A
x

Aturan sinus :
BC/sin = BX/sin C
35/sin = 48.2 / sin 120
48,2 sin = 35 sin 120
48.2 sin = 35 (0,86)
= 38,90
Bandingkan bahwa jarak total adalah: 20 km + 35 km = 55 km.
7. Komponen Vektor dan Vektor Satuan
Umumnya setiap vektor yang berada dalam sistem dua dimensi (bidang datar x,y)
memiliki dua komponen vektor, masing-masing terhadap sumbu x dan sumbu y; dan
bila vektor tersebut berada dalam sistem tiga dimensi (ruang x,y,z) mempunyai tiga
komponen vektor. Oleh karena sistem salib sumbu Cartesius yang dilambangkan oleh
x dan y yang saling tegak lurus (berlaku juga untuk ruang), maka setiap komponen
vektor pun selalu saling tegak lurus satu sama lain.
Cara memperoleh komponen vektor, misalnya:
vektor A berada dalam bidang datar x,y, maka
proyeksikan A terhadap sumbu x, dan hasilnya
disebut komponen vektor Ax, dan terhadap
sumbu y disebut komponen vektor Ay, seperti
pada Gambar 1.4. (Ingat Ax dan Ay bukan huruf
tebal).

Ay

Ax

Komponen-komponen vektor dapat berharga Gambar 1.4. Vektor apa saja (A)
positip dan negatip, tergantung pada letak
berada pada bidang datar xy,
vektornya. Misalnya, A terletak pada kuadran
mempunyai komponen:
II sistem salib sumbu xy, maka Ax negatip dan
Ax dan Ay; A = Ax + Ay.
Ay positip (MENGAPA?)
Pada Gambar 1.4, dan secara umum besarnya komponen vektor, ditentukan
berdasarkan definisi sinus dan cosinus, maka:
Ax = A cos

dan

Ay = A sin

(1.5)

Sesungguhnya A merupakan sisi miring pada Gambar 1.10, maka berdasarkan


Pythagoras, besarnya A dan arahnya (terhadap sumbu x positip) berhubungan dengan
komponen-komponennya, yakni beruturut-turut adalah:
Ay

A = Ax2 Ay2 ,
dan
= inv tan
(1.6)
Ax
Vektor satuan ialah vektor tanpa dimensi dan besarnya satu satuan, dan hanya
digunakan untuk menunjukan arah suatu vektor baik pada sumbu x, sumbu y dan
sumbu z. Seperti pada Gambar 1.5, simbol vektor satuan, yakni: i, j dan k masingmasing berturut-turut menunjukan arah vektor pada sumbu x, y dan z.
Besarnya vektor satuan: |i| = |j| = |k| = 1.
z
Representasi vektor A, seperti pada Gambar 1.5
dalam vektor satuan, maka komponen vektor A
k
pada sumbu x adalah Axi, pada sumbu y adalah Ayj
dan pada sumbu z adalah Azk. Hanya untuk bidang
j
y
datar x,y, maka komponen-komponen vektor A
i
adalah: Axi dan Ayj.
x

Dalam unit vektor, penulisan suatu vektor adalah:


A = Axi + Ayj + Axk, atau A = (Ax,Ay,Ax),
sedangkan besarnya adalah:
A = Ax2 Ay2 Az2
(1.7)

Ayj

Penjumlahan vektor A + B, adalah:


0
Axi
R = (Ax + Bx)i + (Ay + By)j + (Az + Bz)k, dan
besarnya gunakan formula pada Persamaan 1.8, Gambar 1.5. Vektor satuan i,
j, dan k masing-masing
yakni:
pada
arah sumbu x, y, dan z.
R = R x 2 R y2 R z2
(1.8)
Vektor A pada bidang datar
Contoh 1.5. Tentukan jumlah dua vektor yang x, y mempunyai komponen
terletak dalam suatu ruang, masing-masing:
vektor: Axi dan Ayj.
A = i - 2j + 2k, dan B = 2i + 3j + 2k.
Solusi: R = A + B = 3i + j + 4k, dan
R (3,1,4) z
dapat pula dihitung besarnya dengan
menggunakan Pers. (1.8):
A (1,-2,2)
R = 32 12 4 2
= 26 = 5,10 satuan

Dapat pula ditentukan sudut antara


A dan B. Hitung besarnya: A dan B,
0
lalu gunakan Pers. , dan diperoleh:
= 90o.
x

B (2,3,2)
y

SOAL-SOAL
1.
Hitunglah massa suatu atom: (a) helium, (b) besi, (c) emas, dan (d) timah. Nyatakan
dalam sma dan gram (Cek massa atom untuk-untuk masing-masing atom dalam buku teks
Fisika, atau Kimia).
2.
Standar kilogram adalah silinder platinum-iridum yang tingginya 39,0 mm dan
diameternya 39,0 mm. Tentukanlah kerapatannya.
3.
Satu meter kubik aluminium massanya 2,70 x 103 kg, dan satu meter kubik besi
massanya 7,86 x 103 kg. Tentukanlah jejari bola pejal aluminium yang setimbang dengan
bola pejal besi yang jejarinya 2,00 cm.
4.
Massa planet Saturnus 5,64 x 1026 kg, dan jejarinya 6,00 x 106 m. (a) Hitunglah massa
jenisnya, (b) Jika planet ini ditempatkan dalam suatu lautan yang sangat luas, apakah
planet tersebut mengapung? Jelaskan.

7
5.

Jejari suatu lingkaran yang berada dalam suatu segitiga yang sisi-sisinya a, b, dan c
dinyatakan dengan r = [(s - a)(s - b)(s - c)/s] , s = (a + b + c)/2. Cek rumus ini untuk
melihat konsistensi dimensi.
6.
Penggunaan gas alam oleh suatu perusahaan memenuhi persamaan empiris: V = 1,50t
+ 0,00800t2, V adalah volume dalam juta feet kubik dan t dalam bulan. Nyatakan
persamaan tersebut dalam satuan feet kubik dan detik. Tulislah satuan yang tepat untuk
koefisien. Anggap satu bulan 30 hari.
7.
Hukum Newton tentang gravitasi alam semesta, dinyatakan secara matematik:
m.M
F=G
; F adalah gaya gravitasi, m dan M adalah massa, R adalah jarak. Satuan
R2
gaya adalah kg.m/s2. Tentukanlah satuan konstanta kesebandingan G dalam SI.
8.
Suatu ruangan auditorium berukuran: 40 m x 20 m x 12 m. Kerapatan udara 1,20
kg/m3. Tentukanlah: (a) volume ruangan dalam feet kubik, dan (b) massa udara dalam
ruangan tersebut dalam kg dan slug.
9.
Anggap untuk mengisi bak air berukuran 30 gal dibutuhkan waktu 7 menit. Hitunglah
(a) laju pengisian bak tersebut dalam gal/detik, dan dalam meter kubik per detik, (b)
waktu yang dibutuhkan (jam) untuk mengisi volume satu meter kubik, untuk laju yang
sama. (1 U.S gal = 231 in.3).
10.
Satu gallon cat (Volume = 3,78 x 10 -3 m3) digunakan untuk mengecet suatu dinding
seluas 25,0 m2. Berapakah ketebalan cet pada dinding tersebut.
11.
Massa Matahari 1,99 x 1030 kg, yang umumnya terdiri dari massa atom hidrogen,
yakni 1,67 x10-27 kg. Berapa banyak atom di Matahari.
12.
Si Ama berjalan dalam suatu lintasan berbentuk lingkaran dengan jejari 5,00 m,
menempuh setengah lingkaran. (a) Hitunglah besarnya vektor perpindahan si Ama. (b)
Berapa jauh si Ama tempuh. (c) Berapakah besarnya perpindahan si Ama bila ia
menempuh satu lingkaran penuh.
13.
Seorang altlit pelari menempuh jarak 100 m ke arah Barat, kemudian mengubah arah
untuk putaran kedua. Pada akhirnya, dia berada pada posisi 175 m dari titik start pada
arah Barat Laut membentuk sudut 15 dari arah Barat. Tentukanlah arah dan besarnya
perpindahan pada putaran kedua tersebut. (Gunakan grafik).
14.
Setiap vektor pergeseran A dan B pada Gambar ini,
y
besarnya 3 m. Tentukanlah secara grafik: (a) A + B,
B
(b) A B, (c) B A, dan (d) A 2B.
A
15. Idem Soal 14, Hitunglah besarnya: (a) A B,
(c) B A, dan (d) A 2B. Gunakan Pers. (1.10) dan
0
30o
x
Komponen vektor.
16.
Sebuah vektor mempunyai komponen masing-masing: terhadap sumbu x adalah -25
satuan dan terhadap sumbu y adalah 40 satuan. Tentukanlah besar dan arah vektor
tersebut.
17.
Dua buah vektor, masing-masing: A = 2i + 6j dan B = 3i - 2j. (a) Sketsakan vektor C
= A + B dan D = A B. (b) Tentukanlah penyelesaian analitik untuk C dan D dalam
vektor satuan, (c) besarnya C dan D, (d) sudut antara A dan B.
18.
Diketahui vektor F = 2i + j + 3k. (a) Gambarkan vektor ini dengan titik pangkal pada
(0,0,0). (b) Tentukan besarnya R, dan (c) sudut antara R dan masing-masing sumbu: x, y,
dan z.
19.
Sebuah partikel mengalami dua kali pergeseran. Pertama besarnya 150 cm dan
membentuk sudut 120 terhadap sumbu x positip. Resultan pergeseran adalah 140 cm dan
membentuk sudut 35o terhadap sumbu x positip. Tentukan besar dan arah pergeseran
kedua dari partikel tersebut.
(Hai pemalas pergilah kepada Semut, pelajarilah lakunya dan jadilah BIJAK, Ams 6.6)

Anda mungkin juga menyukai