Anda di halaman 1dari 8

Metode dan Hakikat Ilmiah

Oleh Kelompok 4
10 Mipa 6
Nama Kelompok :
 Ni Ketut Yusti Prismayanti (23)
 Ni Luh Putu Diah Savitri (26)
 Ni Made Winda Krisdarini (28)
 Pande Komang Ayu Darmayanti (34)

SMA NEGERI 1 NEGARA


TAHUN PELAJARAN 2017/2018
 Metode Ilmiah
Pengertian Metode Ilmiah
Metode ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara
sistematis berdasarkan bukti fisis. Metode ilmiah dapat dijadikan tubuh teknik untuk
menyelidiki fenomena, memperoleh penemuan baru, atau mengoreksi dan mengintregasikan
pengetahuan sebelumnya. Metode Ilmiah juga merupakan langkah atau tahap yang teratur
dan sistematis yang digunakan dalam memecahkan suatu masalah ilmiah. Metode tersebut
berawal dari adanya permasalahan yang diperoleh dari pengamatan terhadap gejala-gejala
(fenomena) yang terjadi pada suatu objek pengamatan, misalnya terjadi perkaratan besi.

Dalam bentuk yang paling sederhana, metode ilmiah terdiri atas tahap-tahap operasional
berikut.
1.      Pengamatan atau Observasi.
Pengamatan dapat dilakukan secara kualitatif (misalnya logam raksa berwujud cair pada suhu
kamar) ataupun kuantitatif (misalnya tekanan gas pada keadaan standar yaitu sebesar 1 atm).
Pengamatan kuantitatif disebut juga pengukuran.
2.      Mencari Pola Hasil Pengamatan.
Proses ini sering melahirkan rumusan berupa hukum alam. Hukum alam yang digali oleh
manusia merupakan suatu pernyataan yang mengungkapkan perilaku umum suatu objek atau
gejala yang diamati.
3.      Perumusan Teori.
Suatu teori (disebut juga model) terdiri atas sejumlah asumsi sebagai pijakan untuk
menerangkan perilaku materi yang diamati. Jika hipotesis sementara sejalan dengan kajian-
kajian sejumlah percobaan maka hipotesis tersebut disebut teori atau model.
4.      Pengujian Teori.
Secara ideal, teori dalam ilmu pengetahuan alam harus selalu dikoreksi dan dikaji terus-
menerus sebab teori merupakan gagasan manusia untuk menerangkan perilaku alam yang
diamati berdasarkan pengalamannya. Teori harus terus disempurnakan melalui percobaan
dengan cara menyempurnakan baik metode maupun peralatan yang digunakan. Di samping
itu, dapat juga dilakukan melalui simulasi komputer, agar pendekatan yang diterapkan lebih
mendekati gejala alam yang sebenarnya.
5.      Eksperimen dan Pengukuran.
Kimia merupakan ilmu pengetahuan yang dilandasi berbagai eksperimen/ percobaan. Salah
satu syarat suatu eksperimen dinyatakan valid adalah bersifat reproducible (menghasilkan
hasil yang sama ketika eksperimen dilakukan kembali). Oleh karena itu, sangatlah penting
untuk mendeskripsikan objek percobaan secara menyeluruh, seperti jumlah, volume, suhu,
tekanan, dan kondisi lainnya. Dengan kata lain, salah satu hal terpenting dalam ilmu Kimia
adalah mengetahui cara mengukur sesuatu dengan tepat. Untuk keperluan tersebut, pada
1960, ilmuwan dari seluruh penjuru dunia berkumpul dan menyepakati penggunaan Sistem
Satuan Internasional (dilambangkan SI, dari bahasa Prancis Syteme Internationale d’Unites).
Sistem satuan internasional memiliki tujuh besaran pokok (Tabel A) dan besaran-besaran
lainnya yang diturunkan dari ketujuh besaran pokok tersebut (Tabel B). Berikut ini tabel
besaran pokok dan besaran turunan menurut SI.

Tabel A Besaran Pokok, Sistem Internasional (SI), dan Lambang


Besaran Pokok Sistem Internasional (SI)
Lambang Lambang
Nama Satuan Konversi Satuan
Besaran Satuan
1.      Panjang L meter m 1 m = 100 cm
2.      Massa M kilogram kg 1 kg = 1.000 g
3.      Waktu T sekon s 1 menit = 60 s
4.      Temperatur T kelvin K t °C + 273 = (t + 273)K
5.      Arus listrik I ampere A –
6.      Intensitas cahaya IV candela cd –
7.      Jumlah substansi n mol mol –

Tabel B Besaran Turunan, Sistem Internasional (SI), dan Lambang


Besaran Turunan Sistem Internasional (SI)
Lambang Lambang
Nama Satuan Turunan Konversi
Besaran Satuan
1 m3 = 1.000 liter = 1.000 mL
Luas m×m
A m 2
1 kg/L = 1 gram/mL
Volume m×m×m
V m 3
1 km/jam = 1.000 m/3.600
Kerapatan kilogram/volume
p kg/L sekon
(densitas) panjang/sekon
v m/s –
Kecepatan panjang/sekon2
a atau g m/s 2
1 Newton = 1 kg m/s2
Percepatan massa × percepatan
F N (Newton) 1 Newton = 1 kg m/s2
Gaya massa × gravitasi
W N (Newton) 1 Joule = 1 N m
Berat gaya × panjang
E J (Joule) –
Energi gaya per satuan luas
P N/m 2
1 atm = 76 cmHg = 760
Tekanan atmosfer
C Atm mmHg dan
Konsentrasi mol/volume
M M (Molar) 1 mmHg = 1 torr
Molaritas mol/1 L larutannya
––

Dalam penulisan satuan suatu pengukuran, dilakukan penyingkatan (lihat Tabel A).
Tanda eksponensial dicantumkan untuk menunjukkan pangkat dari satuan tersebut. Sebagai
contoh, kecepatan adalah panjang dibagi waktu yang dalam SI dinyatakan dalam meter per
detik, atau m/s. Beberapa satuan turunan yang sering digunakan memiliki nama khusus.
Misalnya, energi adalah hasil perkalian antara massa dan kuadrat kecepatan. Untuk itu, energi
diukur dalam satuan kilogram meter kuadrat per detik kuadrat (kg m 2/s2), dan 1 kg m2/s2
disebut satu joule. Contoh lainnya, konsentrasi larutan (molaritas) adalah hasil perbandingan
jumlah molekul dengan volume larutan. Untuk itu, konsentrasi diukur dalam satuan mol per
liter (mol/L), dan 1 mol/L disebut satu molar. Meskipun terdapat notasinotasi pendek untuk
satuan-satuan tersebut, ada baiknya jika Anda juga dapat mengingat faktor konversinya.
 Hakikat Ilmiah
Pengertian Hakikat Ilmiah
Hakikatnya, penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang bertujuan untuk
memperoleh pengetahuan yang benar tentang sutu masalah. Pengetahuan yang benar yang
dimaksud adalah berupa fakta-fakta, konsep, generalisasi, dan teori, yang harapannya dapat
membantu manusia memahami dan dapat mempermudah pemecahan masalah berkaitan
dengan fenomena yang diteliti.
Tokoh Penemu Metode Ilmiah Kimia
1.

Joseph Louis Proust (26 September 1754 – 5 Juli 1826) adalah seorang aktor dan kimiawan
Perancis. Ia paling dikenal karena menemukan hukum komposisi konstan pada 1799.

2.

Michael Faraday (lahir di Newington Butts, Inggris, 22 September 1791 – meninggal di


Pengadilan Hampton, Middlesex, Inggris, 25 Agustus 1867 pada umur 75 tahun) ialah
ilmuwan Inggris yang mendapat julukan "Bapak Listrik", karena berkat usahanya listrik
menjadi teknologi yang banyak gunanya. Ia mempelajari berbagai bidang ilmu pengetahuan,
termasuk elektromagnetisme dan elektrokimia. Dia juga menemukan alat yang nantinya
menjadi pembakar Bunsen, yang digunakan hampir di seluruh laboratorium sains sebagai
sumber panas yang praktis. Efek magnetisme menuntunnya menemukan ide-ide yang
menjadi dasar teori medan magnet. Ia banyak memberi ceramah untuk memopulerkan ilmu
pengetahuan pada masyarakat umum. Pendekatan rasionalnya dalam mengembangkan teori
dan menganalisis hasilnya amat mengagumkan.
3.

Antoine-Laurent de Lavoisier (lahir di Paris, 26 Agustus 1743 – meninggal di Paris, 8 Mei


1794 pada umur 50 tahun) adalah orang yang bertanggungjawab memberikan nama kepada
oksigen pada tahun 1774. Perkataan oksigen terdiri dari dua kata Yunani, oxus (asam) dan
gennan (menghasilkan).

4.

Alfred Werner (1866-1918) adalah seorang kimiawan Swiss. Menerima Penghargaan Nobel
Kimia 1913 untuk penemuan struktur molekul organik olehnya. Werner merupakan orang
pertama yang mengajukan struktur sesunggunya dari senyawa koordinasi yang mengandung
ion kompleks, di mana sebuah atom logam transisi pusat dikelilingi oleh ligan netral atau
anion. Ia juga mempersiapkan kompleks itu dengan isomer optik, dan pada tahun 1914 ia
melaporkan senyawa chiral sintetis pertama yang kekurangan karbon, dikenal sebagai heksol
dengan rumus kimia [Co(Co(NH3)4(OH)2)3]Br6. Dia adalah ahli kimia anorganik pertama
yang memenangkan hadiah Nobel, dan satu-satunya sebelum 1973.
 Hakikat Ilmiah
Nama ilmu kimia berasal dari bahasa Arab, yaitu al-kimia yang artinya perubahan
materi, oleh ilmuwan Arab Jabir ibn Hayyan (tahun 700-778). Ini berarti, ilmu kimia secara
singkat dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari rekayasa materi, yaitu mengubah
materi menjadi materi lain. Secara lengkapnya, ilmu kimia adalah ilmu mempelajari tentang
susunan, struktur, sifat, perubahan serta energi yang menyertai perubahan suatu zat atau
materi. Zat atau materi itu sendiri adalah segala sesuatu yang menempati ruang dan
mempunyai massa.

Susunan materi mencakup komponen-komponen pembentuk materi dan perbandingan


tiap komponen tersebut. Struktur materi mencakup struktur partikel-partikel penyusun suatu
materi atau menggambarkan bagaimana atom-atom penyusun materi tersebut saling
berikatan. Sifat materi mencakup sifat fisis (wujud dan penampilan) dan sifat kimia. Sifat
suatu materi dipengaruhi oleh : susunan dan struktur dari materi tersebut.  Perubahan materi
meliputi perubahan fisis/fisika (wujud) dan perubahan kimia (menghasilkan zat baru). Energi
yang menyertai perubahan materi  menyangkut banyaknya energi yang menyertai sejumlah
materi dan asal-usul energi itu.

Berfikir radikal merupakan awal lahirnya kimia. Dahulu, ilmuwan menganggap


secara radikal atau bebas tentang definisi atom dan model atom. Pikiran radikal diperoleh dari
dari kemauan dan kemampuan suatu otak untuk memikirkan sesuatu yang abstrak ataupun
empriris. Cara berpikir radikal ini, mempunyai manfaat yang besar dalam perkembangan
dunia kimia. Salah satu mendorong ilmuwan untuk melakukan perenungan berpikir untuk
menemukan kelanjutan dari pikiran radikalnya. Banyak sekali muncul teori-teori tentang
atom yang yang diawali oleh berfikir yang pokok atau fundamental dari fenomena dasar
mengenai penyusun suatu materi.

Hakikat ilmu kimia adalah bahwa benda itu bisa mengalami perubahan bentuk,
maupun susunan partikelnya menjadi bentuk yang lain sehingga terjadi deformasi, perubahan
letak susunan, ini mempengaruhi sifat-sifat yang berbeda dengan wujud yang semula.

Fakta yang terdapat di alam mempunyai banyak hubungan dengan ilmu kimia. Dari
ciri pemikiran filsafat yang telah dipelajari mempunyai arti besar dalam menumbuhkan sikap
kritis terhadap suatu fakta. Sikap kritis ini merangsang otak untuk mengajukan berbagi
pertanyaan terhadap fenomena yang ada. Sebagai contoh : fakta kimia yaitu larutan elektrolit
dan non-elektrolit. Dari sikap kritis muncul pertanyaan : apa yang menyebabkan larutan
elektrolit dapat menghantarkan arus listrik dan apa yang menyebabkan larutan non-elektrolit
tidak dapat menghantarkan arus listrik, bagaimana ciri-ciri larutan elektrolit dan non-
elektrolit, dan lain-lain.

Ilmu kimia diperlukan dan terlibat dalam kegiatan industri dan perdagangan,
kesehatan, dan berbagai bidang lain. Kedepan, Ilmu Kimia sangat berperan dalam penemuan
dan pengembangan material dan sumber energi baru yang lebih bermanfaat, bernilai
ekonomis tinggi, dan lebih ramah lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai