Anda di halaman 1dari 2

RESENSI

Kisah Cinta Orang Pribumi


Ryan/14/XII.A.5/2019

Judul buku :Bumi Manusia


Pengarang :Pramoedya Ananta Toer
Penerbit :Hasta Mitra
Cetakan :Pertama
Tahun terbit :1980
Ukuran buku :PxL 13x20cm/535 Halaman
Jenis buku :Fiksi
Harga buku :Rp.132.000,00

Ini adalah kisah dua anak manusia yang meramu cinta di atas pentas pergelutan tanah
kolonial awal abad 20. Inilah kisah Minke dan Annelies. Cinta yang hadir di hati Minke untuk
Annelies, membuatnya mengalami pergulatan batin tak berkesudahan. Dia, pemuda pribumi, Jawa
totok. Sementara Annelies, gadis Indo Belanda anak seorang Nyai. Bapak Minke yang baru saja
diangkat jadi Bupati, tak pernah setuju Minke dekat dengankeluarga Nyai, sebab posisi Nyai di masa
itu dianggap sama rendah dengan binatang peliharaan.
Bercerita tentang seorang keturunan Jawa, Minke, yang sering diperolok-olok oleh kaum
totok belanda karena kulitnya, karena pribumi! Pram memberikan karakter minke sebagai manusia
pribumi yang terpelajar, melawan penindasan terhadap dirinya, terhadap orang lain dan terhadap
bangsanya. Minke bersekolah di H.B.S(HogereBurgerSchool)yaitu sekolah yang setara SMA yang
tidak semua pribumi bisa bersekolah sampai sejauh itu, hanya keturunan minimal ningrat yang boleh
bersekolah. Minke merupakan anak dari bupati kota B (disebutkan dalam novelnya seperti itu,
mungkin maksud Pram adalah Blora karena menceritakan tentang RM. TAS) karena itulah dia dapat
bersekolah di H.B.S. Tetapi hidup ditengah-tengah pergaulan eropa menjadikan pandangan minke
menjadi pengagungeropa, dia melupakan tradisi dan adat jawanya, tradisi yang ada dari nenek
moyangnya hilang begitu saja karena pengetahuan eropanya bahkan ia tidak mau memakai baju adat
jawa karena sudah terbiasa dengan pakaian-pakaian eropanya. Hal tersebut sempat membuat geram
ayahnya yang merupakan Bupati B akan tetapi sang ibunda lah yang terus mendukung anaknya minke
agar melaksanakan apa yang ia cita-citakan, disiniminke mengalami pencarian jati dirinya, seorang
pribumi tapi pengagungeropa.
Adalah Robert Surhof teman sekaligus akan menjadi lawan, teman yang memiliki niat picik,
serakah dan ingin mendapatkan apapun yang dia inginkan meskipun melakukan dengan cara-cara
kotor. Suatu hari Robert Surhof mengajak minke berkunjung ke Wonokromo, sebuah perkebunan tebu
dan perusahaan perdagangan, peternakan milik Nyai Ontosoroh (Nyai adalah sebutan bagi gundik-
gundik kompeni). Perkebunan yang begitu luas dengan rumah yang bagai istana, selain perkebunan
Nyai memelihara ternak karena pelataran nyasangatlah luas.
Kisah Cinta pada pandangan pertama,Annelies dideskripsikan sebagai Gadis indo-Belanda
yang memiliki paras sangat cantik, bertubuh langsing, beramput pirang dan lurus, dikatakan bahwa
kecantikannya melebihi Ratu Wilhemnia (Ratu belanda),Walaupun taraf pendidikan Annelies tidak
sampai H.B.S akan tetapi dia memiliki pesona luar biasa lainnya, yaitu di usianya yang masih
dikatakan belia dia mampu mengurusi perkebunan dan peternakan dan membantu ibunya menjalankan
perusahaan, karena ayahnya,Mellema, kelakuannya berubah 180 derajat yang dikatakan akibat
pengaruh hobinya pelesiran dan mabuk-mabukan pada saat itu. Semenjak pertemuan pertama minke
dan annelies sekiranya telah menimbulkan benih cinta dikeduanya, Minke yang terpandang terpelajar
dan pintar dalam berbahasa belanda serta prancis membuat Nyai Ontosoroh kagum dan tak ragu
menyetujui jika mereka berhubungan. Namun masalah lain timbul, Robert Surhof yang ternyata
temannya memang mengincar annelies sejak lama, Robert berteman lama dengan kakak kandung
annelies, Robert Mellema, tentunya surhof memandang annelies secara nafsu. Berbagai siasat
ditempuh surhof untuk menjauhkan minke dari annelies. Suatu hari Annelies jatuh sakit karena
memikirkan sang pangerannya, Minke, karena minke pernah berjanji kepada annelies pada kunjungan
yang pertamanya bahwa dia akan menemuinya lagi beberap hari kedepan, namun sudah berminggu-
minggu minke tidak berkunjung ke kediaman Nyai Ontosoroh. Akhirnya karena melihat anaknya
sakit, Nyai menyuruh salah seorang pekerjanya untuk mengirimkan surat kepada minke serta
menjemput minke untuk bersedia tinggal di kediamannya.
Begitu besar kisah cinta yang digambarkan antar Minke dan Annelies sehingga akhirnya
mereka menikah walaupun banyak pertentangan dari orang tua Minke yang tidak menyetujui ia
menikah dengan seorang keturunan Belanda.Kisah cinta antara Minke dan Annelies mengalami
sesuatu yang sangat memilukan, yaitu karena Annelies anak dari seorang Gundik yang bernama Nyai
Ontosoroh, akibatnya perkawinan antara Nyai Ontosoroh dengan Robert Mellema tidak diakui
pengadilan tinggi belanda. Begitupun dengan pernikahan Minke dan Annelies tidak di akui
pengadilan belanda karena tidak ada ijin orangtua sah dari annelies, hak asuh annelies diberikan
kepada ibu tirinya di Belanda. Dan Akhirnya secara terpaksa Annelies harus angkat kaki dari dan
pergi ke Belanda. Sementara Minke dan Nyai Ontosoroh tidak tinggal diam melawan ketidakadilan
pengadilan putih belanda, minke dengan kepiawannya menulis pengaduan diberbagai media cetak
telah menyalakan api para pembacanya, pendukung Minke tidak hanya sekedar kerabat-kerabatnya,
kini seluruh masyarakat di wonokromo dan Madura ikut protes terhadap ketidakadlilan belanda.
Namun apalah yang bisa dilakukan oleh seorang Pribumi terhadap pengadilan tinggi, semuanya tidak
ada hasil. Annelies harus pergi ke Belanda dan terpisah dari pangerannya Minke. Hal tersebut
merubah semua pemikiran minke yang semula pengagum belanda kini dia merasakan ketidakadilan,
penjajahan, diskriminasi belanda terhadap pribumi
Dalam buku ini,Pram banyak memberi penggambaran yang sangat jelas tentang masalah-
masalah yang timbul dalam kehidupan manusia di jaman kolonialisme.Alur cerita yang begitu
menarik untuk di ikuti,keadaan masyarakat pada masa pemerintahan Hindia Belanda ia gambarkan
dengan begitu jelas.
Buku ini menggunakan bahasa yang cukup sulit untuk dimengerti.Bahasa yang dipakai
terkadang terlalu puitis sehingga mungkin kurang banyak digemari oleh kalangan remaja

Anda mungkin juga menyukai